• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Gambaran Umum Wilayah

I

I

-1

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH

Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Rokan Hilir menjelaskan kondisi umum Kabupaten Rokan Hilir yang mencakup: kondisi geografis dan administratif, demografi, keuangan dan perekonomian daerah, kebijakan penataan ruang, struktur organisasi serta tugas dan tanggungjawab perangkat daerah, sebagaimana tersaji dalam sub bab-sub bab berikut :

2.1. Geofrafis dan Administratif

Kabupaten Rokan Hilir merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis, sesuai dengan Undang-undang nomor 53 tahun 1999. Wilayah Kabupaten Rokan Hilir terletak pada bagian pesisir timur Pulau Sumatera antara 101o4’ - 2030’ LU dan 100016’ –

101021’ BT.Luas wilayah Kabupaten Rokan Hilir adalah 8.881,59 Km2, dengan jumlah

Kecamatan pada tahun 2015 adalah 18 Kecamatan, dimana Kecamatan Tanah Putih merupakan kecamatan terluas yaitu 1.915,23 Km2 dan kecamatan yang terkecil adalah Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan dengan luas wilayah 198,39 Km2.

Kabupaten Rokan Hilir memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah utara : Propinsi Sumatera Utara dan Selat Malaka - Sebelah selatan : Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Rokan Hulu - Sebelah Timur : Kota Dumai

- Sebelah Barat : Propinsi Sumatera Utara.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Rokan Hilir terdiri dari dataran rendah dan rawa-rawa terutama di sepanjang sungai rokan hingga ke muaranya. Wilayah ini memiliki tanah yang sangat subur dan menjadi lahan persawahan padi terkemuka di Provinsi Riau. Wilayah kabupaten Rokan Hilir juga terdiri dari daratan yang menyatu dengan pulau Sumatera dan beberapa pulau-pulau disekitarnya, adapun pulau-pulau tersebut sebagaimana ditampilkan pada Tabel 2.1 Berikut dibawah ini:

(2)

Gambaran Umum Wilayah

II-2

Tabel 2.1. Nama-nama Pulau dalam kabupaten Rokan Hilir menurut Kecamatan

No Kecamatan Nama Pulau

1 Kubu Pulau Halang 2 Pasir Limau Kapas Pulau Jemur 3 Baangko Pulau Berkey 4 Pekaitan Pulau Pendamaran 5 Sinaboi Pulau Sinaboi

Sumber : Profil Kabupaten Rokan Hilir

Kabupaten Rokan Hilir dipengaruhi oleh keberadaan 16 (enam belas) aliran sungai. Sungai Rokan merupakan sungai utama dengan panjang 350 km dan kedalaman 6 – 18 m yang melintasi kecamatan Bangko, Rimba Melintang, dan Tanah Putih. Sungai Rokan berasal dari dua cabang anak sungai yaitu sungai Rokan kanan dan sungai rokan kiri yang hulu anak sungainya di pengunungan bukit barisan pada bagian timur Kabupaten Tapanuli Selatan dan pada bagian barat kabupaten rokan hulu. Untuk lebih jelasnya sebaran sungai yang terdapat di Kabupaten Rokan Hilir dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.2. Nama-nama Sungai dalam Kabupaten Rokan Hilir Menurut Kecamatan

No KECAMATAN NAMA SUNGAI

1 Tanah Putih Sungai Rokan

2 Kubu Sungai Rokan

Sungai Ular Sungai Tengah Sungai Siandun Sungai Agas Sungai Subang Sungai Lilin

3 Pasir Limau Kapas Sungai Daun

4 Bangko Sungai Serusa

Sungai Rokan

5 Sinaboi Sungai Raja Bejamu

Sungai Sinaboi

Sungai Bakau

6 Rimba Melintang Sungai Rokan

(3)

Gambaran Umum Wilayah

II-3

Gambar 2.1. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Rokan Hilir

(4)

Gambaran Umum Wilayah

II-4

Berdasarkan luas dan panjang sungai di Kabupaten Rokan Hilir, Sungai Rokan Merupakan sungai terpanjang dan mempunyai peranan yang penting bagi masyarakat. Yaitu Sebagai Prasarana transportasi sungai, pengairan lahan, sumber air bersih dan memiliki sumber daya perikanan. Adapun secara rinci pemanfaatan Sungai Rokan sebagai berikut :

1. Dalam kaitannya dengan sumber air bersih, pemanfaatan Sungai Rokan selain untuk keperluan air bersih di Kabupaten Rokan Hilir, juga dimanfaatkan oleh kota Dumai untuk memenuhi kebutuhan airnya. Oleh karenanya di indikasikan bahwa keberadaan sungai ini dapat menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah melalui perjanjian melalui perjanjian pemanfaatan dengan kota Dumai maupun wilayah lainnya yang memerlukan pasokan air.

2. Sungai Rokan keadaannya dipengaruhi oleh pasang surut air laut, maka daerah-daerah rawa tepi sungai ini sangat baik untuk dikembangkan sebagai daerah persawahan pasang surut

3. Sungai Rokan memiliki potensi sumberdaya ikan, baik berupa penangkapan maupun budidaya perikanan darat. Seperti : aliran sungai Rokan yang terdapat di kecamatan Tanah Putih, merupakan sumber daya Ikan bagi masyarakat setempat. Hasil tangkapan utama yang diperoleh yaitu udang gantung, udang galah, ikan balido dan ikan toman.

Secara Administratif Kabupaten Rokan Hilir telah mengalami beberapa kali pemekaran wilayah sejak terbentuknya pada tahun 1999 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten induknya Bengkalis sesuai dengan Undang-undang No 53 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan,Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam. Pada awal berdirinya Kabupaten Rokan Hilir terdiri dari 6 (enam) Kecamatan yaitu kecamatan Bangko, Kecamatan Tanah Putih, Kecamatan Bagan Sinembah, Kecamatan Simpang Kanan, Kecamatan Rimba Melintang dan Kecamatan Kubu. Seiring dengan bertambahnya waktu dan pertumbuhan penduduk maka dilakukan beberapa kali pemekaran.

(5)

Gambaran Umum Wilayah

II-5

Pemekaran pertama di mulai pada Tahun 2002 sesuai perda No 23 Tahun 2002 dilakukan pemekaran kecamatan Bangko menjadi 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Sinaboi dan Pasir Limau Kapas. Kemudian Kecamatan Pujud merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Tanah Putih, Kecamatan simpang kanan hasil pemekaran Kecamatan Bagan Sinembah. Masih pada tahun yang sama berdasarkan perda 24 Tahun 2002 kecamatan di Rokan Hilir bertambah 2 (dua) kecamatan yaitu kecamatan Tanah Putih tanjung Melawan pemekaran dari kecamatan Tanah Putih dan Kecamatan Bangko Pusako pemekaran Kecamatan Simpang Kanan.

Selanjutnya pada Tahun 2004 sesuai perda No 03 Tahun 2004, terjadi pemekaran Kecamatan Batu Hampar dari Kecamatan Rimba Melintang. Pada Tahun 2005 berdasarkan perda No 01 Tahun 2005, pemerintah kabupaten Rokan Hilir berhasil melakukan pemekaran kecamatan baru yaitu Kecamatan Rantau Kopar yang merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Pasir Limau Kapas. Tahun 2010 perda No 02 Tahun 2010 dibentuk Kecamatan Pekaitan yang meupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Bangko. Pada Tahun 2011 berdasarkan perda No 27 Tahun 2011 pemerintah Kabupaten Rokan Hilir melakukan pemekaran Kecamatan Kubu yaitu Kecamatan Kubu Babussalam.

Setelah lebih kurang 14 (empat belas) tahun Kabupaten Rokan Hilir berdiri, pemerintah Kabupaten Rokan Hilir telah menjadi 15 (lima belas) kecamatan, Seperti yang terlihat pada Gambar 2.2 dan Tabel 2.3.

(6)

Gambaran Umum Wilayah

I

I

-6

Gambar 2.2. Peta Administrasi Kabupaten Rokan Hilir

(7)

Gambaran Umum Wilayah

II-7

Tabel 2.3. Nama, Luas Wilayah Perkecamatan dan Jumlah Kelurahan Kabupaten Rokan Hilir

NO KECAMATAN

JUMLAH KEPENGHULUAN

/ KELURAHAN

LUAS WILAYAH LUAS

TERBANGUN

KEP. KEL. Hektar

( HA) %

Hektar ( HA) %

1 TANAH PUTIH 16 2 1,915.23 21.56

2 P U J U D 22 1 984.90 11.09

3 TANAH PUTIH TJ. MELAWAN 5 198.39 2.23

4 RANTAU KOPAR 4 231.13 2.60

5 BAGAN SINEMBAH 28 5 847.35 9.54

6 SIMPANG KANAN 6 445.55 5.02

7 KUBU 9 385.36 4.34

8 PASIR LIMAU KAPAS 6 669.63 7.54

9 KUBU BABUSALAM 9 675.70 7.61 10 BANGKO 10 5 475.26 5.35 11 SINABOI 5 335.48 3.78 12 BATU HAMPAR 5 284.31 3.20 13 PEKAITAN 10 465.30 5.24 14 RIMBA MELINTANG 11 1 235.48 2.65 15 BANGKO PUSAKO 16 732.52 8.25

KABUPATEN ROKAN HILIR 164 14 8,881.59 100.00

Sumber: Rokan Hilir Dalam Angka, 2014

2.2. Demografi

Penduduk Kabupaten Rokan Hilir pada tahun 2013 adalah 618.355 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000 – 2010 sebesar 4,58 persen per tahun. Sedangkan rasio jenis kelaminnya adalah 106,41 yang artinya dari setiap 100 penduduk perempuan rata-rata terdapat 107 penduduk laki-laki.

Rasio Jenis Kelamin Kecamatan Sinaboi 109,36 berarti dari 100 penduduk perempuan akan terdapat 110 penduduk laki-laki di Kecamatan Sinaboi. Kecamatan Pekaitan memiliki rasio jenis kelamin terendah, yaitu 100,59. Kepadatan penduduk per kilometer menunjukkan bahwa Kecamatan Bagan Sinembah menempati urutan tertinggi yaitu 170 jiwa per kilometer persegi, sedangkan Kecamatan Rantau Kopar dan Batu Hampar menempati urutan terendah yaitu 25 dan 29 jiwa per kilometer persegi. Jumlah penduduk Kecamatan Bagan Sinembah menempati urutan tertinggi, yaitu 143.770 jiwa, kemudian Kecamatan Pujud 74.826 jiwa, Kecamatan Bangko 73.360 jiwa, Kecamatan Tanah Putih

(8)

Gambaran Umum Wilayah

II-8

64.952 jiwa, dan Kecamatan Rantau Kopar memiliki jumlah penduduk terendah, yaitu 5.785 jiwa.

Bila diamati perbandingan luas wilayah dengan jumlah penduduk maka terjadi ketimpangan dalam penyebaran

Penduduk Kecamatan Bagan Sinembah yang luasnya hanya 9,54 persen dari luas Kabupaten Rokan Hilir menampung 23,25 persen penduduk, sedangkan Kecamatan Tanah Putih yang luasnya 21,56 persen menampung 10,50 persen penduduk. Penyebaran penduduk yang tidak merata ini akan menimbulkan masalah kependudukan, kondisi yang kurang sehat bagi kegiatan ekonomi, pertahanan keamanan dan keadilan sosial lainnya Perhitungan proyeksi jumlah penduduk dari tahun 2012 hingga 2016 (lima tahun kedepan) digunakan Metoda Berganda (Geometri)

Pt = P0 (1+r) t Dimana :

Pt = Jumlah penduduk pada tahun periode. Po = Jumlah penduduk pada awal proyeksi. r = Rata-rata pertambahan penduduk t = Kurun waktu proyeksi

Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2.4JumlahdanKepadatanPenduduk Kabupaten Rokan Hilir dalam 5 tahun terakhir dan Tabel 2.5 adalah proyeksi Jumlah dan Kepadatan Penduduk untuk 5 (lima)tahunkedepan di Kabupaten Rokan Hilir.

(9)

Gambaran Umum Wilayah

II-9

Tabel 2.4. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Rokan Hilir dalam 5 tahun terakhir

Sumber: Rokan Hilir Dalam Angka, 2014

2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014

1 TANAH PUTIH 57434 60499 62872 64.952 63.684 13.504 14.235 14793 15218 15718 5,33656 4,62708 4,18563 3 30 32 33 34 33 2 P U J U D 63839 70681 73453 74.826 33.499 15.352 16.991 17657 17988 18363,3 10,7176 7,26591 5,43597 -15 65 72 75 76 34 3 TANAH PUTIH TJ. MELAWAN 12066 13155 13671 14.877 13.345 2.814 3.066 3186 3407 3417,75 9,02536 6,44334 7,23026 3 60 66 69 75 67 4 RANTAU KOPAR 5636 5295 5503 5.785 6.216 1.273 1.195 1242 1307 1375,75 -6,05039 -1,18696 0,87359 2 24 23 24 25 27 5 BAGAN SINEMBAH 131186 130315 135427 143.770 145.448 30.769 30.590 31790 33548 33856,8 -0,66394 1,60355 3,10038 3 155 154 160 17 172 6 SIMPANG KANAN 25865 26393 27428 28.320 28.551 6.200 6.329 6577 6789 6857 2,04137 2,97714 3,06873 3 58 59 62 6 64 7 KUBU 38114 37741 20027 20.975 20.576 8.380 8.295 4458 4716 5006,75 -0,97864 -27,5121 -18,0519 -14 99 98 52 54 19 8 PASIR LIMAU KAPAS 33405 34058 35394 36.454 36.873 7.210 7.356 7645 7869 8848,5 1,9548 2,93406 2,95432 3 50 51 53 54 55

9 KUBU BABUSALAM 19194 20.181 21.699 4162 4283 4798,5 5,14223 4 28 30 32 10 BANGKO 68091 65920 68506 73.360 75.446 14.713 14.238 14797 15997 17126,5 -3,18838 0,30428 2,51558 3 143 14 144 15 159 11 SINABOI 11081 11668 12126 12.413 12.243 2.409 2.537 2637 2699 3031,5 5,29736 4,60906 3,85624 3 33 35 36 37 36 12 BATU HAMPAR 7213 7747 8051 8.271 7.934 1.612 1.733 1801 1849 2012,75 7,4033 5,64938 4,66803 2 25 27 28 29 28 13 PEKAITAN 13535 16183 16818 14.962 15.009 3.303 3.947 4102 3412 4204,5 19,5641 11,47 3,3976 3 29 35 36 32 32 14 RIMBA MELINTANG 32128 32389 33659 35.067 35.489 7.494 7.446 7738 8062 8414,75 0,81238 2,35493 2,96074 3 136 138 143 149 151 15 BANGKO PUSAKO 52115 61167 63566 64.142 57.763 12.304 14.426 14992 15144 15891,5 17,3693 10,4412 7,16672 3 71 83 87 88 79

KABUPATEN ROKAN HILIR 551.708 573.211 595.695 618.355 573.775 127.337 132.384 137.577 142.288 148.924 68,64 31,98 38,50 5,06

KEPADATAN PENDUDUK

(10)

Gambaran Umum Wilayah

II-10

Tabel 2.5. Proyeksi Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Untuk 5 (Lima) Tahun Kedepan Di Kabupaten Rokan Hilir

Sumber: Rokan Hilir Dalam Angka, 2014

2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 1 TANAH PUTIH 63684 65350,009 67060 68.814 70.614 15.718 16.130 16542 16953 17365 2,61606 2,61606 2,61606 2,61606 3 33,251 34,121 35,014 35,93 36,87

2 P U J U D 33.499 28.511 24.266 20.653 17.578 18.363 15.629 12.895 10.161 7.427 -14,89 -14,89 -14,89 -14,89 -14,89 34 29 25 21 18

3 TANAH PUTIH TJ. MELAWAN 13.345 13.685 14.034 14.392 14.760 3.418 3.505 3.592 3.679 3.766 2,55 2,55 2,55 2,55 2,55 67 69 71 73 74

4 RANTAU KOPAR 6.216 6.370 6.528 6.690 6.856 1.376 1.410 1.444 1.478 1.410 2,48 2,48 2,48 2,48 2,48 27 28 28 29 30

5 TANJUNG MEDAN 37.168

6 BAGAN SINEMBAH 145.448 149.249 153.150 157.153 161.261 33.857 34.740 35.624 36.508 37.391 2,61 2,61 2,61 2,61 2,61 172 176 181 185 190

7 SIMPANG KANAN 28.551 29.265 29.997 30.747 31.516 6.857 7.028 7.200 7.371 7.543 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 64 66 67 69 71

8 KUBU 20.576 17.637 15.118 12.959 11.108 5.007 4.292 3.577 2.862 2.147 -14,28 -14,28 -14,28 -14,28 -14,28 19 17 14 12 10

9 PASIR LIMAU KAPAS 36.873 37.795 38.740 39.708 40.701 8.849 9.070 9.291 9.512 9.733 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 55 56 58 59 61

10 KUBU BABUSALAM 21.699 22.500 23.724 25.015 26.376 4.799 4.976 5.153 5.330 5.507 3,69 5,44 5,44 5,44 5,44 32 33 35 37 39 11 BANGKO 75.446 77.406 79.416 81.479 83.595 17.127 17.572 18.107 18.462 18.908 2,60 2,60 2,60 2,60 2,60 159 163 167 171 176 12 SINABOI 12.243 12.552 12.869 13.194 13.527 3.032 3.108 3.184 3.261 3.337 2,52 2,52 2,52 2,52 2,52 36 37 38 39 40 13 BATU HAMPAR 7.934 8.125 8.321 8.522 8.727 2.013 2.061 2.110 2.158 2.207 2,41 2,41 2,41 2,41 2,41 28 29 29 30 31 14 PEKAITAN 15.009 15.402 15.805 16.219 16.644 4.205 4.315 4.425 4.535 4.645 2,62 2,62 2,62 2,62 2,62 32 33 34 35 36 15 RIMBA MELINTANG 35.489 36.383 37.299 38.239 39.202 8.415 8.627 8.839 9.051 9.263 2,52 2,52 2,52 2,52 2,52 151 155 158 162 166 16 BANGKO PUSAKO 57.763 59.268 60.813 62.397 64.023 15.892 16.306 16.721 17.136 17.551 2,61 2,61 2,61 2,61 2,61 79 81 83 85 87

KABUPATEN ROKAN HILIR 610.943 579.500 587.140 596.181 606.488 148.928 148.769 148.704 142.351 148.200 5,06 6,80 6,80 6,80 6,80 NO KECAMATAN

(11)

Gambaran Umum Wilayah

II-11

2.3. Keuangan dan Perekonomian Daerah

Perencanaan Daerah tidak terlepas dari pendapatan dan kebutuhan belanja daerah atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana pengelolaan keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh DPRD dalam Peraturan Daerah.

Anggaran pendapatan Kabupaten Rokan Hilir pada tahun 2010 Rp 1.380 Trilyun dan tahun 2014mengalami peningkatan menjadi Rp 2.528 trilyun dengan rata-rata pertumbuhan 16,32%, dimana bagian dana perimbangan memberikan kontribusi terbesar dalam peningkatan anggaran pendapatan Kabupaten Rokan Hilir.

Anggaran Belanja Kabupaten Rokan Hilir pada tahun 2013 berjumlah Rp. 2,36 Triliun. Dan pada tahun Anggaran 2014 penerimaan Kabupaten Rokan Hilir berjumlah Rp. 2.528 Triliun yang sumber terbesarnya tetap dari sector dana perimbangan yaitu sebesar Rp.2.234 Triliun. Dan pendapatan asli Daerah sebesar 151 Milyar. Dari pendapatan tersebut Pemerintah Kabupaten Hilir mempunyai anggaran belanja sebesar Rp. 2.703 Triliun. Dilihat dari trend pendapatan APBD Kabupaten Rokan Hilir terjadi kenaikan rata-rata sebesar Rp.275.390.349.M pertahun sedang pembelanjan secara umum naik, namun pada tahun Anggaran 2014 terjadi penurunan dari dari tahun 2013 sebesar Rp. 20.772.065 M. Tabel 2.6 memaparkan tentang ringkasan APBD Kabupaten Rokan Hilirselama5tahunterakhir.

(12)

Gambaran Umum Wilayah

II-12

Tabel 2.6. Ringkasan APBD Kabupaten Rokan Hilir 5 (Lima) Tahun terakhir

No. Realisasi Anggaran Tahun Pertumbuhan Rata-rata

2010 2011 2012 2013 2014

A PENDAPATAN 1.380.799,7 1.619.474,29 1.997.992,69 2.358.049 2.528.259,44 16,32

a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 110.891,34 112.197,62 118.000,82 145.047,39 151.956

a.1.1 Pajak daerah 6.085,39 8.751,67 13.440,87 30.447,00 26.197,00

a.1.2 Retribusi daerah 5.572,00 3.662,00 2.776,00 9.619,00 7.951,73

a.1.3 Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan 8.050,00 10.050,00 7.232,85 7.232,84

a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 91.733,96 91.733,96 91.733,96 97.775,54 110.574,26

a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 1.241.584 1.419.853,93 1.793.134,32 2.142.743 2.234.267,36

a.2.1 Dana bagi hasil 1.219.941 1.214.646,33 1.480.169,93 1.701.365,40 1.780.692

a.2.2 Dana alokasi umum 186.049,00 282.513,16 388.866,20 413.983

a.2.3 Dana alokasi khusus 21.642,70 19.158,60 30.451,23 52.511,39 39.592

a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 28.324,74 87.422,74 86.857,55 70.259,04 142.036,24

a.3.1 Hibah

a.3.2 Dana darurat

a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya 28.324,74 28.324,74 79.389,75 64.254,54 95.429,20

a.3.4 Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus 43.683,83

a.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah lainnya 59.098,00 7.467,80 5.963,50 2.923,20

B BELANJA 1.628.165,99 2.053.395,73 2.600.118,10 2.911.059,99 2.703.339,34 13,51

b.1 Belanja Tidak Langsung 472.938,30 638.493,94 678.046,34 710.847,25 713.408,76

b.1.1 Belanja pegawai 324.485,82 445.588,84 534.425,57 563.501,39 581.818,41

b.1.2 Bunga b.1.3 Subsidi

b.1.4 Hibah 10.000,00 56.834,99 104.768,52 96.401,01 83.100,85

b.1.5 Bantuan sosial 104.938,3 101.242,4 8.024,6 7.924,6 7.850,0

(13)

Gambaran Umum Wilayah

II-13

No. Realisasi Anggaran Tahun Pertumbuhan Rata-rata

2010 2011 2012 2013 2014

b.1.7 Bantuan keuangan 31.014,18 29.827,70 28.827,70 41.020,30 38.639,50

b.1.8 Belanja tidak terduga 2.500,00 5.000,00 2.000,00 2.000,00 2.000,00

b.2 Belanja Langsung 1.155.228 1.414.901,80 1.922.071,76 2.200.213 1.989.931

b.2.1 Belanja pegawai 140.054,69 139.169,85 153.212,20 169.793,84 170.425,85

b.2.2 Belanja barang dan jasa 242.964,21 358.218,25 447.682,61 535.507,06 594.640,80

b.2.3 Belanja modal 772.208,79 917.513,69 1.321.176,96 1.494.911,84 1.224.863,91

C PEMBIAYAAN

Surplus / Defisit Anggaran (247.316) -433.960,94 -554.881,12 501.973,68 175.079,89

Dari tabel diatas terlihat bahwa selama kurun waktu 2010-2014 Pendapatan Daerah Kabupaten Rokan Hilir selalu meningkat setiap tahunnya, hal ini dapat dilihat dari rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah Kabupaten Rokan Hilir kurun waktu tersebut adalah sebesar 16,32%. Seiring dengan bertambahnya pendapatan daerah Kabupaten Rokan Hilir, hal ini berkorelasi positif terhadap total Belanja dan Pembiayaan Kabupaten Rokan Hilir selama kurun waktu tersebut.

Tabel 2.7. Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kota Dumai Tahun 2010-2014

No. SKPD Tahun Rata-rata

Pertumbuhan

2011 2012 2013 2014

1 Dinas Bina Marga dan Pengairan

1.a Investasi - 150.000.000 - - 0,00

1.b Operasional/Pemeliharaan (OM) - - - - 0,00

2 Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang

2.a Investasi - 11.073.500.000 - 17.137.637.800 66,67

(14)

Gambaran Umum Wilayah

II-14

No. SKPD Tahun Rata-rata

Pertumbuhan

2011 2012 2013 2014

3 Dinas Kesehatan

3.a Investasi 104.661.300 123.538.900 123.538.900 133.782.475 8,78

3.b Operasional/Pemeliharaan (OM) - - - - 0,00

4 Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pasar

4.a Investasi - 283.750.000 2.985.000.000 - 350,66

4.b Operasional/Pemeliharaan (OM) 1.000.000.000 6.965.000.000 - - 198,83

5 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

5.a Investasi 111.215.000 1.567.170.000 478.000.000 458.850.000 411,88

5.b Operasional/Pemeliharaan (OM) - - - - 0,00

6 Badan Perencanaan Pembangunan

6.a Investasi - - 300.200.000 - -

6.b Operasional/Pemeliharaan (OM) - - - - -

6 Badan Pemberdayaan Masyarakat

7.a Investasi - - - - -

7.b Operasional/Pemeliharaan (OM) - - - - -

8 Belanja Sanitasi 1.215.876.300 20.312.958.900 3.886.738.900 17.730.270.275 615,32

9 Pendanaan Investasi Sanitasi Total 215.876.300 13.197.958.900 3.886.738.900 17.730.270.275 2.099,76

10 Pendanaan OM 1.000.000.000 7.115.000.000 - - 203,83

11 Belanja Langsung 1.155.227.690 1.414.901.800 1.922.071.760 2.200.212.740 24,26

12 Proporsi Belanja Sanitasi - Belanja Langsung 1,05 14,36 2,02 8,06 6,37

13 Proporsi Investasi Sanitasi - Total Belanja Sanitasi 0,18 0,65 1,00 1,00 0,71

14 Proporsi OM Sanitasi - Total Belanja Sanitasi 0,82 0,35 0,00 0,00 0,29

(15)

Gambaran Umum Wilayah

II-15

Dengan melihat data tabel diatas dapat diambil beberapa analisa yaitu :

1. Anggaran belanja sanitasi di Kabupaten Rokan Hilir, dalam lima tahun terakhir tersebar pada (enam) SKPD.Program dan kegiatan tentang sanitasi telah dilaksanakan oleh beberapa SKPD terkait perencanaan, pelaksanaan fisik maupun non fisik sanitasi. Untuk pelaksanaan program dan kegiatan tentang sanitasi secara rutin dilaksanakan oleh beberapa SKPD, diantaranya Dinas Bina Marga dan Pengaira, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (Dinas CK & TR), Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pasar (DKPP), Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal), Dinas Kesehatan, dan Badan Pemberdayaan Masyarakat. Namun, terdapat beberapa kegiatan masalah sanitasi yang tidak secara rutin dilaksanakan oleh SKPD lainnya.

2. Proporsi belanja sanitasi terhadap belanja langsung rata-rata mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 6% selama 5 tahun terakhir.Peningkatan proporsi belanja terjadi pada tahun 2012 (14,36%) dan kemudian turun pada tahun 2013 (1,87%) yang kemudian meningkat lagi pada tahun 2014 sebesar 8%.

3. Investasi sanitasi di Kabuapten Rokan Hilir mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2011 dan 2014.Belanja sanitasi perkapita Kabupaten Rokan Hilir terjadi kenaikan dari tahun 2011 sebesar Rp1.215.876.300menjadi sebesar Rp20.312.958.900pada tahun 2012, menurun ditahun 2013 sebesar Rp 3.586.538.900perkapita dan mulai naik kembali tahun 2014 sebesar Rp.17.730.270.275.

Tabel 2.8. Belanja Sanitasi Per Kapita Kabupaten Rokan Hilir

No Deskripsi Tahun Rata-Rata

2010 2011 2012 2013 2014

1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten 1.215.876.300 20.312.958.900 3.586.538.900 17.730.270.275

2 Jumlah Penduduk 551.708 573.211 595.695 618.355 573.775

Belanja sanitasi perkapita (1/2) 26.255,93 31.715.03 20.231,45 24.255,79 23.403,99 24.921,16

(16)

Gambaran Umum Wilayah

II-16

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Rokan Hilir merupakan gambaran potensi wilayah Kabupaten Kabupaten Rokan Hilir sekaligus kemampuan pemerintah Kabupaten Rokan Hilir dalam mengelola sumber daya yang dimiliki dalam suatu proses produksi. Salah satu manfaat data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah untuk mengetahui tingkat aktivitas ekonomi yang dihasilkan oleh seluruh faktor produksi, besarnya laju pertumbuhan ekonomi dan struktur perekonomian pada satu periode di daerah tertentu.

Besarnya PDRB atas dasar harga berlaku Rp 41.215,57 milyar pada tahun 2011, Rp 44.942,17 milyar pada tahun 2012 dan kemudian meningkat menjadi Rp 49.903,12 milyar pada tahun 2013. Demikian juga halnya dengan keadaan PDRB atas dasar harga konstan 2000 cenderung meningkat dengan cukup baik dari tahun 2011 – 2013. Pada tahun 2011 PDRB atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp 11.521,88 milyar, meningkat menjadi Rp 11.597,31 milyar pada tahun 2012 dan Rp 11.760,56 milyar pada tahun 2013. Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kinerja perekonomian Kabupaten Rokan Hilir dapat dilihatdan dianalisis berdasarkan perkembangan indikator ekonomi antara lain: laju pertumbuhan ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita serta pendapatan perkapita penduduk daerah ini, dapat kiya lihat pada Tabel 2.8 berikut ini.

Tabel 2.9. Data Perekonomian Umum daerah 5 tahun terakhir

No Deskripsi Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp) 36.810.399,54 41.215.571,13 4.942.172,99 49.903.120,36

2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp) 27,81 31,82 36,55 40,66

3 Upah Minimun Regional Kabupaten (Rp) 1.040.000,00 1.120.000,00 1.287.000,00 1.520.000,00 1.720.000,00

4 Laju Inflasi (%)

5 Pertumbuhan Ekonomi tanpa migas (%) 7,57 7,68 7,77 7,36

6 Pertumbuhan Ekonomi migas (%) (1,30) 1,20 0,65 1,41

(17)

Gambaran Umum Wilayah

II-17

2.4. Tata Ruang Wilayah

Pada bab 1 telah dijelaskan bahwa perencanaan pembangunan tidak terlepas dari perencanan tata ruang suatu wilayah. Ruang sebagai wadah kehidupan mahluk hidup selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan aktivitas manusia. Tuntutan perubahan tersebut berimplikasi terhadap tuntutan penyediaan ruang yang memadai untuk menampung penduduk dan segala aktifitasnya. Kompleksitas kegiatan yang tidak sebanding dengan ruang yang tersedia memicu munculnya konflik dalam pemanfaatan ruang. Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya tentu tidak dapat dilakukan manakala konflik pemanfaatan ruang terjadi. Hal ini akan dapat berdampak pada upaya percepatan proses pembangunan. Dalam konteks demikian, tata ruang memegang peran penting untuk mengeliminir berbagai benturan akibat kompetisi dalam pemanfaatan ruang dan selanjutnya menjadi pedoman pelaksanaan pembangunan.

Rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah kabupaten, yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kabupaten, rencana struktur ruang wilayah kabupaten, rencana pola ruang wilayah kabupaten, penetapan kawasan strategis kabupaten, arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. RTRW Kabupaten Rokan Hilir saat ini sedang dalam proses revisi dan sebagai pedoman dalam penataan ruang pemerintah Kabupaten Rokan Hilir mengacu pada peraturan-peraturan yang berlaku antara lain SK Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup tentang Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPPIB) beserta revisinya.

Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Rokan Hilir adalah “Mewujudkan ruang wilayah yang aman, produktif dan berkelanjutan bagi pembangunan agrobisnis dan agro industri berbasis pertanian, perikanan, dan pariwisata, melalui Optimasi Pemanfaatan Ruang yang Terintegrasi serta Memperhatikan Daya Dukung Lingkungan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang madani”.

Untuk mencapai tujuan penataan ruang Kabupaten Rokan Hilir tersebut, maka kebijakan dan strategi yang akan dilaksanakan dapat dilihat pada Tabel 2.10.

(18)

Gambaran Umum Wilayah

II-18

Tabel 2.10. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Rokan Hilir

No. Kebijakan Strategi

1. pengembangan dan peningkatan produktifitas wilayah – wilayah yang berbasis pertanian, dan perikanan;

a. mengembangkan kawasan yang memiliki potensi unggulan pertanian dan perikanan sebagai daerah produksi;

b. mengembangkan dan mempertahankan kawasan lumbung pangan dan mencegah alih fungsi;

c. meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana penunjang kawasan unggulan.

2. pengembangan kawasan pariwisata yang berbasis potensi alam dan budaya

a. meningkatkan aksesibilitas, sarana prasara, dan daya tarik objek wisata di kawasan pariwasata alam;

b. meningkatkan sarana prasarana dan daya tarik objek wisata budaya tahunan dan musiman;

3. peningkatan pertumbuhan dan pengembangan wilayah dengan konsep agrobisnis, agroindustri dan minapolitan

a. meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana penunjang kawasan agrobisnis dan agroindustri;

b. meningkatkan kelembagaan pengelolaan kawasan agrobisnis dan agroindustri;

c. mengembangkan kawasan produksi perikanan melalui konsep minapolitan;

d. menetapkan wilayah pengembangan kegiatan agrobisnis, agroindustri, dan minapolitan.

4 penataan pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan ekonomi perkotaan dan menunjang sistem pemasaran produksi pertanian, perikanan dan pariwisata

mengembangkan kawasan transit dan pasar serta sarana prasarana.

5 pengembangan sistem jaringan prasarana pendukung konsep agrobisnis, agroindustri, minapolitan dan pelayanan dasar masyarakat

meningkatkan dan mengoptimalkan infrastruktur dasar pendukung kegiatan agrobisnis, agroindustri, minapolitan dan pelayanan dasar masyarakat

6. pemantapan fungsi dan perlindungan kawasan lindung untuk menjaga kelestarian lingkungan, sumber daya alam dan sumber daya buatan pendukung terhadap pariwisata

a. menetapkan batas areal kawasan lindung dan kawasan penyangganya;

b. melakukan konservasi kawasan bakau dan kawasan rawan bencana longsor dan banjir;

c. memelihara fungsi lindung dan keanekaragaman hayati di kawasan lindung;

d. mengendalikan pemanfaatan ruang kawasan lindung dari intervensi kegiatan budidaya yang merusak fungsi lindung; e. memulihkan fungsi lindung yang mengalami kerusakan; f. memanfaatan jasa lingkungan kawasan lindung untuk

kesejahteraan;

g. menata permukiman masyarakat adat hutan. 7. pengembangan kawasan budi daya

dengan tetap menjaga sistem keseimbangan fungsi ruang dan

a. mengembangkan kawasan dan kegiatan budidaya penyu; b. menetapkan peraturan daerah mengenai lahan pertanian

(19)

Gambaran Umum Wilayah

II-19

No. Kebijakan Strategi

berkelanjutan dalam jangka panjang; 8 Pengembangan kawasan strategis

untuk mendukung keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan dalam penataan ruang

meningkatkan aksesibilitas antar kawasan strategis.

9. pengendalian kegiatan pada kawasan rawan bencana; dan

a. normalisasi saluran drainase pada kawasan rawan banjir; b. membangun turab untuk pengendalian daerah rawan bencana

longsor;

c. menyediakan sabuk pengamanan pantai di pesisir sungai.

10 penetapan dan peningkatan fungsi pertahanan dan keamanan.

a. mengoptimalkan fungsi pertahanan dan keamanan wilayah perbatasan antar negara;

b. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan;

c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan; d. mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar

kawasan pertahanan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan; dan

e. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan.

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan jaringan prasarana wilayah kabupaten yang dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten selain untuk melayani kegiatan skala kabupaten yang meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, termasuk seluruh daerah hulu bendungan atau waduk dari daerah aliran sungai, dan sistem jaringan prasarana lainnya. Pada Tabel 2.11. menguraikan secara ringkas mengenai rencana struktur tata ruang Kabupaten Rokan Hilir yang merupakan hasil revisi dari RTRW sebelumnya. Peta Rencana Struktur Ruang ditampilkan pada gambar 2.3

(20)

Gambaran Umum Wilayah

II-20

Tabel 2.11. Rencana Struktur Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rokan Hilir

Permukiman Kota Hirarki Pusat Kota

Fungsi Kawasan Perkotaan

Skala Layanan Jasa Perdagangan

Pengembangan Sarana Sosial dan

Skala Layanan

Transportasi Darat Transportasi Laut Transportasi Udara Perkotaan Bagan Siapiapi PKW (Utama)  Ibukota kabupaten  Perdagangan & jasa

regional

 Pusat kawasan

sentra produksi

perikanan

 Sub pusat kawasan

sentra produksi

kelapa

 Sub pusat kawasan sentra produksi padi

Lokal : layanan kawasan perkotaan Bagan Siapiapi

Regional : layanan

kabupaten dan sekitarnya

 Perguruan

tinggi/akademi : layanan Kab. Rokan Hilir & sekitarnya  Rumah sakit kelas B

: layanan Kab. Rokan Hilir dan sekitarnya

 Masjid kabupaten : layanan Kab. Rokan Hilir & sekitarnya

 SMK layanan

Kabupaten Rohil

Terminal Bagan Siapiapi  Jenis angkutan penumpang

dan barang

 Jl Dumai Medang Via Bagan Siapiapi

 Jaringan layanan domestik stasiun kereta api

 Jenis angkutan penumpang dan barang

 Jaringan layanan Sumatera Utara- Dumai Pelabuhan pengumpan lokal  Jenis angkutan penumpang dan barang/konven sional  Jaringan layanan domestik --- Perkotaan Bagan Batu PKL  Ibukota Kecamatan Bagan Sinembah  Perdagangan & jasa

regional

 Pusat Kawasan

Sentra Produksi

Kelapa Sawit 

Lokal : layanan Kec. Bagan Sinembah

Regional : layanan Kec. Simpang Kanan, Pujud

 Perguruan

tinggi/akademi : layanan Kab. Rokan Hilir & sekitarnya  Rumah sakit kelas

D : layanan Bagan

Siapiapi dan

sekitarnya

 Masjid kecamatan

Terminal Bagan Batu

 Jenis angkutan penumpang dan barang

 Jaringan layanan domestik stasiun kereta api Ujung Tanjung

 Jenis angkutan penumpang dan barang

 Jaringan layanan Sumatera Utara- Dumai

(21)

Gambaran Umum Wilayah

II-21

Permukiman Kota Hirarki Pusat Kota

Fungsi Kawasan Perkotaan

Skala Layanan Jasa Perdagangan

Pengembangan Sarana Sosial dan

Skala Layanan

Transportasi Darat Transportasi Laut Transportasi Udara

Perkotaan Ujung Tanjung

PKL

 Pusat perdagangan & jasa regional  Lingkungan industri

Lokal : layanan Kec. Ujung Tanjung

Regional : layanan Kec. Sinaboi, Kubu

 Perguruan tinggi/akademi :

Ujung Tanjung  Rumah sakit kelas C

: layanan Kec. Tanah Putih dan Rimba Melintang  Masjid kecamatan

Terminal Transit Ujung Tanjung

 Jenis angkutan penumpang dan barang

 Jaringan layanan Sumatera Utara - Pekanbaru ---- --- Perkotaan Sinaboi PKL  Ibukota Kecamatan Sinaboi  Gerbang utama perdagangan lintas batas  Sub pusat kawasan

sentra produksi padi  Sub pusat kawasan

sentra produksi perikanan

Lokal : layanan Kec. Sinaboi Regional : Kabupaten Rokan Hilir, dan bagian utara kawasan Bukit Kapur,

untuk mendukung pengembangan gerbang perdagangan lintas batas.

 SLTA : layanan Kec. Sinaboi  Masjid kecamatan

Terminal Sinaboi  Jenis angkutan penumpang

dan barang

 Jaringan layanan domestik

Pelabuhan utama tersier Sinaboi  Jenis angkutan penumpang dan barang/konven sional  Jaringan layanan domestik dan international --- Perkotaan Teluk Merbau PPK  Ibukota Kecamatan Kubu  Sub pusat kawasan

sentra produksi kelapa  Sub pusat kawasan

sentra produksi padi

Lokal : layanan Kec. Kubu  SLTA : layanan Kec. Kubu  Masjid kecamatan

Terminal Teluk Merbau  Jenis angkutan penumpang

dan barang

 Jaringan layanan domestik

Pelabuhan pengumpan lokal Tanjung Lumba-lumba  Jenis angkutan penumpang dan ---

(22)

Gambaran Umum Wilayah

II-22

Permukiman Kota Hirarki Pusat Kota

Fungsi Kawasan Perkotaan

Skala Layanan Jasa Perdagangan

Pengembangan Sarana Sosial dan

Skala Layanan

Transportasi Darat Transportasi Laut Transportasi Udara  Sub pusat kawasan

sentra produksi perikanan barang/konven sional  Jaringan layanan domestik Perkotaan Panipahan PPK  Ibukota Kecamatan

Pasir Limau Kapas  Gerbang perdagangan lintas batas  Pusat kawasan sentra produksi kelapa  Sub pusat kawasan

sentra produksi perikanan

Lokal : layanan Kec. Pasir Limau Kapas Regional : Kabupaten Rokan Hilir, dan kawasan

Tanjung Balai Asahan, untuk mendukung pengembangan gerbang perdagangan lintas batas

 SLTA : layanan Kec. Pasir Limau Kapas  Masjid kecamatan

Terminal Panipahan  Jenis angkutan penumpang

dan barang

 Jaringan layanan domestik

Pelabuhan pengumpan regional Panipahan  Jenis angkutan penumpang dan barang/konven sional  Jaringan layanan domestik dan lintas batas --- Perkotaan Rimba Melintang PPL  Ibukota Kecamatan Rimba Melintang  Pusat kawasan sentra produksi padi

 Pusat kawasan sentra produksi

buah-buahan

Lokal : layanan Kec. Rimba Melintang

 SLTA : layanan Kec. Rimba Melintang  Masjid kecamatan

(23)

Gambaran Umum Wilayah

II-23

Permukiman Kota Hirarki Pusat Kota

Fungsi Kawasan Perkotaan

Skala Layanan Jasa Perdagangan

Pengembangan Sarana Sosial dan

Skala Layanan

Transportasi Darat Transportasi Laut Transportasi Udara Perkotaan Bangko

Kanan

PPL  Ibukota Kecamatan

Bangko Pusako  Sub pusat kawasan

sentra produksi buah-buahan  Sub pusat kawasan

sentra produksi padi  Layanan transportasi udara (Teluk Bano I)

Lokal : layanan Kec. Bangko Pusako

SLTA : layanan Kec Bangko Pusako  Masjid kecamatan

Terminal Bangko Pusako  Jenis angkutan penumpang

dan barang

 Jaringan layanan domestik

--- Pelabuhan udara pusat penyebaran tersier  Jenis Angkutan penumpang dan barang  Jenis layanan Domestik dan Lintas Batas Perkotaan Sedinginan PPK  Ibukota Kecamatan Tanah Putih  Sub pusat kawasan

sentra produksi kelapa sawit  Sub pusat kawasan

sentra produksi karet  Sub pusat kawasan

sentra produksi buah-buahan

Lokal : layanan Kec. Tanah Putih

 SLTA : layanan Kec. Tanah Putih  Masjid kecamatan

Terminal Sedinginan  Jenis angkutan penumpang

dan barang

 Jaringan layanan domestik

(24)

Gambaran Umum Wilayah

II-24

Permukiman Kota Hirarki Pusat

Kota Fungsi Kawasan Perkotaan

Skala Layanan Jasa Perdagangan

Pengembangan Sarana Sosial

dan Skala Layanan Transportasi Darat

Transportasi Laut Transportasi Udara Perkotaan kampung Melayu

PPL  Ibukota Kecamatan Tanah Putih

Tanjung Melawan  Perikanan darat  Sub pusat kawasan sentra

produksi buah-buahan

Lokal : layanan Kec. Tanah Putih Tj.

Melawan

 SLTA : layanan Kec. Tanah Putih Tj. Melawan  Masjid kecamatan

--- --- ---

Perkotaan Pujud PPK  Ibukota Kecamatan Pujud

 Pusat kawasan sentra produksi karet

Lokal : layanan Kec. Pujud

 SLTA : layanan Kec. Pujud  Masjid kecamatan Terminal Pujud  Jenis angkutan penumpang dan barang  Jaringan layanan domestik --- --- Perdesaan Simpang Kanan, Pedamaran, Rantau Kopar dan

Rantau Panjang.

PPL  Ibukota Kecamatan Simpang

kanan

 Ibu kota Kecamatan Pekaitan  Ibu kota kecamatan Rantau

Kopar

 Ibu kota Kecamatan Kubu  Sub pusat kawasan sentra produksi buah-buahan

Lokal : layanan Kec. Simpang Kanan

 SLTA : layanan Kec. Simpang Kanan, Kecamatan Pekaitan, kecamatan Rantau Kopar,

Kecamatan Kubu.  Masjid kecamatan Terminal Simpang Kanan  Jenis angkutan penumpang dan barang  Jaringan layanan domestik --- ---

(25)

Gambaran Umum Wilayah

I

I

-2

5

Gambar 2.3. Peta Struktur Ruang

(26)

Gambaran Umum Wilayah

II-26

Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Rokan Hilir adalah rencana distribusi peruntukkan ruang yang meliputi peruntukkan ruang untuk fungsi lindung dan budidaya. Dalam merencanakan pola ruang wilayah Kabupaten Rokan Hilir mengacu kepada arahan dari Rencana Pola Ruang Wilayah yang telah ditetapkan dalam RTRW Provinsi Riau, dan mengembangkannya secara lebih rinci sesuai kondisi dan permasalahan di Kabupaten Rokan Hilir, dengan mempertimbangkan berbagai sektor pengembangan wilayah dan integrasi wilayah kawasannya. Rencana Kawasan Lindung adalah pengaturan distribusi peruntukkan lahan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup untuk menjaga keberadaan kawasan lindung di wilayah Kabupaten Rokan Hilir dalam kerangka menjaga keberlanjutan pembangunan dalam jangka panjang.

Kawasan Hutan Lindung

Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegahan erosi serta memelihara kesuburan tanah.

Dari uraian di atas, arahan pengelolaan kawasan hutan lindung di wilayah Kabupaten Rokan Hilir adalah sebagai berikut :

 Rehabilitasi dan reboisasi kawasan yang telah mengalami kerusakan;

 Pembatasan secara ketat kegiatan penduduk yang berada dalam kawasan hutan lindung;

 Apabila akan dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi, hanya diperbolehkan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak mengakibatkan penurunan fungsinya;

 Tidak diperbolehkan adanya pemrosesan bahan tambang;  Penata batasan kawasan hutan lindung.

 Memanfaatkan kawasan lindung untuk kegiatan pariwisata yang tidak mengganggu fungsi lindungnya.

Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Daerah Bawahannya

Di Kabupaten Rokan Hilir kawasan yang memberikan perlindungan terhadap daerah bawahannya yaitu kawasan bergambut dan kawasan resapan air, kawasan bergambut tersebar di beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Bangko Pusako, Kecamatan Bagan

(27)

Gambaran Umum Wilayah

II-27

Sinembah, Kecamatan Pasir Limau Kapas dan Kecamatan Kubu seluas kurang lebih 3.675 Ha atau 0,41% dari luas kecamatan. Kawasan bergambut di Kabupaten Rokan Hilir juga termasuk sebagai kawasan resapan air.

Kriteria penetapan kawasan bergambut ini didasarkan pada Kepres No. 32/1990 yaitu : tanah gambut dengan ketebalan di atas 3 meter yang berada di bagian hulu sungai dan rawa. Kriteria ini juga didasarkan pada kebijaksanaan khusus pemerintah daerah Kabupaten Rokan Hilir yaitu tanah gambut dengan ketebalan lebih besar dari 2 meter, luasnya masih relatif kecil dibandingkan dengan luas keseluruhan tanah gambut yang terdapat di wilayah ini. Dikarenakan belum tersedianya data mengenai ketebalan yang rinci sehingga deliniasi lindung gambut sulit dilakukan.

Kebijakan mengenai hutan lindung gambut ini adalah :

- Menjaga dan mengendalikan fungsi hidrologi wilayah sebagai penyimpan air, pencegah banjir dan untuk melindungi ekosistem khas yang ada di dalamnya;

- Mempertahankan dan meningkatkan kelestarian kemampuan lahan dan lingkungan agar kegiatan budidaya dapat berfungsi secara baik.

Kawasan Perlindungan Setempat

Yang termasuk dalam kawasan perlindungan setempat berdasarkan Kepres No. 32/1990, serta penetapan dalam RTRW ini adalah daratan sepanjang tepian pantai yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, minimal 100 meter dari titik pasang surut tertinggi kearah darat

A. Sempadan pantai B. Sempadan sungai C. Kawasan sekitar danau D. Ruang Terbuka Hijau

(28)

Gambaran Umum Wilayah

II-28

 Kawasan Suaka Alam

 Kawasan Pelestarian Alam

 Kawasan Pantai Berhutan Bakau

 Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan Alam

Kawasan Rawan Bencana Alam

Kabupaten Rokan Hilir juga memiliki kawasan lainnya berupa kawasan rawan bencana yang meliputi kawasan rawan bencana kebakaran hutan dan lahan, kawasan rawan bencana banjir, dan kawasan rawan bencana abrasi.

Kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan terletak di Kecamatan Kubu, Tanah Putih, Pasir Limau Kapas, Rimba Melintang, Tanah Putih Tanjung Melawan, Pujud, dan Bangko Pusako. Kawasan rawan banjir terletak di Kecamatan Tanah Putih kepenghuluan Rantau Bais, Desa Siarang-arang dan Air Hitam Kecamatan Pujud. Kawasan rawan banjir di Kabupaten Rokan Hilir berada di kawasan sekitar sungai dan dataran rendahh yang terletak di Kepenghuluan Rantau Bais Kecamatan Tanah Putih, dan Desa Siarang-arang dan Desa Air Hitam Kecamatan. Gambar 2.5 menampilkan peta rawan banjir di Kabupaten Rokan Hilir.

(29)

Gambaran Umum Wilayah

II-29

Gambar 2.4. Peta Pola Ruang

(30)

Gambaran Umum Wilayah

(31)

Gambaran Umum Wilayah

II-31

2.5. Sosial dan Budaya

Berhasil atau tidaknya pembangunan suatu daerah sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang dimilikinya. Semakin maju pendidikan akan meningkatkan sumber daya manusia yang dimiliki oleh daerah tersebut. Demikian pentingnya peranan pendidikan, maka sudah sewajarnyalah pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat memberikan perhatian yang besar pada bidang ini.

Pada tahun ajaran 2011/2012 di Kabupaten Rokan Hilir terdapat 901 sekolah, terdiri dari 217 Taman Kanak-Kanak, 402 Sekolah Dasar, 177 SLTP dan 105 SMU.

Sebagian besar sekolah berstatus sekolah negeri yaitu sejumlah 353 (39,18 persen), yang terdiri dari 2 TK, 273 SDN, 48 SLTPN, serta 30 SLTA Negeri. Sedangkan sekolah dengan status swasta terdiri dari 215 TK, 129 SD, 129 SLTP dan 75 SMU.

Sedangkan jika dilihat dari penyebaran lokasi sekolah TK hingga SMU baik negeri maupun swasta yang berjumlah 901 sekolah, Kecamatan Bagan Sinembah memiliki sekolah terbanyak yaitu sejumlah 220 sekolah (24,42 persen). Sekolah yang terdapat di Kecamatan Pujud dan Tanah Putih masing-masing sebanyak 114 sekolah (12,65 persen) dan 95 sekolah (10,54). Jumlah sekolah di Tanah Putih Tanjung Melawan dan Rantau Kopar masing-masing 11 sekolah dan 10 sekolah.

Sebanding dengan jumlah sekolah yang banyak, jumlah murid TK hingga SMU terbanyak berada di Kecamatan Bagan Sinembah yaitu sejumlah 41.062 orang. Kecamatan Pujud menduduki tempat kedua dengan jumlah murid sebesar 17.110 orang. Kemudian Kecamatan Bangko sebanyak 16.776 orang. Seiring dengan jumlah sekolah yang paling sedikit, Kecamatan Batu Hampar dan Rantau Kopar hanya memiliki 1.934 dan 1.403 murid sekolah.

Penyebaran murid sekolah baik negeri maupun swasta paling banyak pada SD dengan 89.961 orang. Jumlah murid SLTP sebanyak 33.218 orang. Sedangkan banyaknya murid SLTA berjumlah 21.418 orang.

Sebanyak 10.423 guru tersebar di empat belas kecamatan dan di 901 sekolah, baik negeri maupun swasta di Kabupaten Rokan Hilir. Jumlah guru yang terbesar adalah guru SD sebanyak 5.131 orang atau 49,23 persen dari seluruh guru yang ada di Kabupaten Rokan Hilir. Jumlah guru SLTP dan guru SMU sebanyak 2.651 orang (25,43 persen) dan 1.737

(32)

Gambaran Umum Wilayah

II-32

(16,67 persen). Sedangkan jumlah guru TK yang ada sebanyak 904 orang, ini berarti rata-rata jumlah guru TK yang ada sebanyak 4 orang di tiap sekolah TK yang ada.

Tabel 2.12. Jumlah Fasilitas Pendidikan yang Tersedia Tahun 2014

Seperti kabupaten lainya, Kabupaten Rokan Hilir masih belum dapat lepas dari masalah kemiskinan.

Tabel 2.13. Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan

NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK

MISKIN

1 TANAH PUTIH 2132

2 P U J U D 4193

3 TANAH PUTIH TJ. MELAWAN 2266

4 RANTAU KOPAR 494

5 BAGAN SINEMBAH 5327

6 SIMPANG KANAN 1291

7 KUBU 2478

8 PASIR LIMAU KAPAS 1393

(33)

Gambaran Umum Wilayah

II-33

NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK

MISKIN 10 BANGKO 14947 11 SINABOI 3372 12 BATU HAMPAR 929 13 PEKAITAN 1301 14 RIMBA MELINTANG 1739 15 BANGKO PUSAKO 3947

2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah

Pembentukan Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999.

Kabupaten Rokan Hillir secara administrasi dipimpin oleh Bupati dan Wakil Bupati. Untuk membantu kinerja Bupati dan Wakil Bupati dibantu oleh Staff Ahli dan Sekretaris Daerah, Sekretaris Dewan, Dinas dan Lembaga Teknis sebagaimana tertuang dalam peraturan daerah :

 Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi, Kedudukan, Tugas Pokok Sekretariat Daerah Dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir

 Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi, Kedudukan Dan Tugas Pokok Dinas Daerah Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir

 Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi, Kedudukan Dan Tugas Pokok Lembaga Teknis Daerah Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir pada gambar 2.6.

(34)

Gambaran Umum Wilayah

II-34

(35)

Gambaran Umum Wilayah

II-35

Gambar 2.7. Struktur SKPD Yang Terkait Dalam Pembangunan Sanitasi Kabupaten Rokan Hilir

(36)

Gambaran Umum Wilayah

II-34

2.7. Komunikasi dan Media

Di Kabupaten Rokan Hilir terdapat beberapa media informasi dan komunikasi, antara lain :

1. Surat Kabar, antara lain : Pos Metro Rohil

2. Radio

3. Televisi : Rohil TV

Beberapa media pernah terlibat dalam program kegiatan yang terkait dengan kebersihan lingkungan dan sanitasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir, diantaranya pada saat kegiatan penilaian adiwiyata (kebersihan sekolah) oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan dan Dinas Pendidikan, serta kegiatan penyuluhan kesehatan oleh Dinas Kesehatan.

(37)

DAFTAR TABEL DAN DAFTAR GAMBAR DI BAB 2

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Nama-nama Pulau dalam kabupaten Rokan Hilir menurut Kecamatan ... 2

Tabel 2.2. Nama-nama Sungai dalam Kabupaten Rokan Hilir Menurut Kecamatan ... 2

Tabel 2.3. Nama, Luas Wilayah Perkecamatan dan Jumlah Kelurahan Kabupaten Rokan Hilir ... 7

Tabel 2.4. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Rokan Hilir dalam 5 tahun terakhir ... 9

Tabel 2.5. Proyeksi Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Untuk 5 (Lima) Tahun Kedepan Di Kabupaten Rokan Hilir ... 10

Tabel 2.6. Ringkasan APBD Kabupaten Rokan Hilir 5 (Lima) Tahun terakhir ... 12

Tabel 2.7. Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kota Dumai Tahun 2010-2014 ... 13

Tabel 2.8. Belanja Sanitasi Per Kapita Kabupaten Rokan Hilir ... 15

Tabel 2.9. Data Perekonomian Umum daerah 5 tahun terakhir ... 16

Tabel 2.10. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Rokan Hilir ... 18

Tabel 2.11. Rencana Struktur Tata Ruang Wilayah Kabupaten Rokan Hilir ... 20

Tabel 2.12. Jumlah Fasilitas Pendidikan yang Tersedia Tahun 2014 ... 32

Tabel 2.13. Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan ... 32

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Rokan Hilir ... 3

Gambar 2.2. Peta Administrasi Kabupaten Rokan Hilir ... 6

Gambar 2.3. Peta Struktur Ruang ... 25

Gambar 2.4. Peta Pola Ruang ... 29

Gambar 2.5. Peta Rawan Banjir ... 29

Gambar 2.6. Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir ... 34

Gambar

Tabel 2.2. Nama-nama  Sungai dalam Kabupaten Rokan Hilir Menurut Kecamatan
Gambar 2.1. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Rokan Hilir
Gambar 2.2. Peta Administrasi Kabupaten Rokan Hilir
Tabel 2.3. Nama, Luas Wilayah Perkecamatan dan Jumlah Kelurahan  Kabupaten Rokan Hilir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten adalah Rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Jembrana adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah Kabupaten Jembrana yang berkaitan dengan kawasan perdesaan

Struktur Ruang Wilayah adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah, yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan jaringan

Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten adalah Rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah

Yang dimaksud dengan “struktur ruang wilayah kabupaten” adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah

Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah

Yang dimaksud dengan “Struktur Ruang Wilayah Kabupaten” adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam