• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEUANGAN. SKPD KECAMATAN GEDEBAGE KOTA BANDUNG UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PER 31 Desember 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KEUANGAN. SKPD KECAMATAN GEDEBAGE KOTA BANDUNG UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PER 31 Desember 2014"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEUANGAN

SKPD KECAMATAN GEDEBAGE

KOTA BANDUNG

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PER 31 Desember 2014

Jl. Gedebage Selatan Nomor 292 Telp. 022- 7534653 B A N D U N G

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, Laporan Keuangan SKPD Kecamatan Gedebage Kota Bandung pada akhir Tahun Anggaran 2014 (per 31 Desember 2014) telah selesai disusun, Laporan Keuangan ini disusun dalam rangka memenuhi peraturan perundangan bidang pengelolaan keuangan negara/daerah khususnya Undang Undang Nonor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akutansi Pemerintahan, Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang pengelolaan Keuangan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya.

Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pada akhir tahun anggaran, SKPD Kecamatan Gedebage Kota Bandung menyusun Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi APBD, Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan dengan dilampiri oleh laporan Ikhtisar Realisasi Kinerja.

Dalam hal pelaksanaan dan pelaporan APBD tahun 2010 tata cara penyusunan Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah serta Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD mengacu kepada Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13,59 dan 55.

Adapun uraian ringkas dari Laporan Keuangan per 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut, berdasarkan Laporan Realisasi APBD sampai dengan 31 Desember 2014, diketahui realisasi Belanja sebesar Rp. 12.618.019.550,00 atau mencapai 97,16 % dari Anggaran Tahun 2014 sebesar Rp. 12.986.400.000,00 Realisasi sehingga terdapat defisit/surplus sebesar Rp. 368.380.450,00

Selanjutnya berdasarkan Neraca,SKPD Kecamatan Gedebage Kota Bandung menyajikan informasi mengenai posisi Aset, kewajiban dan Ekuitas dana per 31 Desember 2014, neraca SKPD Kecamatan Gedebage Kota Bandung per 31 Desember 2014 ditutup dengan jumlah akhir

(3)

sebesar Rp. 17.232.712.007,00 atau naik sebesar 1,2 % dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2013 sebesar Rp.13.886.650.960,00. Nilai tersebut yang antara lain adalah Aset

Tetap Sejumlah Rp. 13.838.607.804 Aset Lainnya sebesar Rp. 42.768.406,00 ditambah dengan Persediaan sebesar Rp.

5.274.750.00 dan posisi keuangan per 31 Desember 2014 ditutup

dengan neraca sebesar Rp. 17.232.712.007,00 neraca tersebut, terdiri dari aset lancar sebesar Rp 0,00 dan Aset tetap Rp 17.189.943.601,00 dan Aset Lainnya sebesar Rp. 42.768.406,00. Adapun uraian lengkap dan terinci disajikan lebih lanjut dalam laporan ini.

Demikian kami sampaikan, semoga dengan tersusunnya Laporan Keuangan ini dapat memberikan penjelasan dan informasi yang berguna sebagai media pertanggungjawaban serta sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kinerja keuangan SKPD Kecamatan Gedebage Kota Bandung.

Bandung, 31 Desember 2014 Kepala SKPD

Kecamatan Gedebage Kota Bandung

Drs. M. ZAMZAM NURZAMAN H, M.Si Pembina

(4)

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

Laporan Keuangan SKPD Kecamatan Gedebage Kota Bandung yang tediri dari: (a) Laporan Realisasi Anggaran; (b) Neraca; (c) Catatan Atas Laporan Keuangan Tahun 2014, sebagaimana terlampir adalah tanggung Jawab kami.

Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendaalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran, posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan secara layak dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (PP 24/2005).

Bandung, 31 Desember 2014 Pengguna Anggaran

Drs. M. ZAMZAM NURZAMAN H, M.Si Pembina

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

Pernyataan Tanggung Jawab DAFTAR ISI

1. Laporan Realisasi Anggaran

2. Neraca Komparatif per 31 Desember 2012 dan per 31 Desember 2014

3. Catatan atas Laporan Keuangan LAMPIRAN

Laporan Kinerja Tahun 2014 LRA per kegiatan

Berita Acara Opname kas dan Register Penutupan Kas Daftar Aset Tetap per 31 Desember 2014

(6)

CATATAN ATAS

(7)

BAGIAN I

PENDAHULUAN

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Dalam aspek pengelolaan Keuangan Daerah sesuai dengan Permendagri nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai Implementasi dari UU No. 17 tahun 2003, UU No. 1 Tahun 2004, PP No. 58 Tahun 2005, Kepala SKPD selaku Penguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi:

1. Laporan Realisasi Anggaran 2. Neraca

3. Catatan Atas Laporan Keuangan

Laporan dimaksud disusun sesuai dengan sistem Akuntansi Pemerintahan.

Adapun maksud dari penyusunan laporan keuangan ini adalah: a. Menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi Keuangan

dan seluruh transaksi yang dilakukan SKPD Kecamatan Gedebage Kota Bandung selama satu periode pelaporan.

b. Menyajikan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran antar periode, maupun antar entitas.

c. Menyajikan informasi mengenai posisi keuangan,Realisasi Anggaran, dan kinerja keuangan sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya.

Sedangkan tujuan penyusunan laporan adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya dengan:

a. Menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan mengenai sumber, alokasi dan pengunaan sumber daya ekonomi;

b. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya;

c. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya;

(8)

1.2 LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan hukum penyusunan laporan keuangan SKPD Kecamatan Gedebage Kota Bandung atas pelaksanaan APBD Tahun 2010 adalah: 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara

2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

3. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah

4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan MeNomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

6. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 01 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2014.

7. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 719 Tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2014.

8. Peraturan Walikota Bandung Nomor 094 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2014.

9. Peraturan Walikota Bandung Nomor 719 Tahun 2014 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2014.

10. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor: 07 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah

(9)

1.3 SISTEMATIKA PENULISAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Bab I PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan

1.2 Landasan hukum penyusunan laporan keuangan

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan

Bab II KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD

2.1 Kebijakan Keuangan

2.2 Indikator pencapaian target kinerja APBD

Bab III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

3.1 Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan

3.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan

Bab IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1 Entitas akuntansi/entitas pelaporan keuangan daerah

4.2 Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan

4.3 Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan

4.4 Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam standar akuntansi pemerintahan

Bab V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

5.1 Pendapatan 5.2 Belanja 5.3 Pembiayaan 5.4 Aset 5.5 Kewajiban 5.6 Ekuitas Dana

Bab VI PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN

(10)

BAGIAN II

KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD SKPD KECAMATAN GEDEBAGE KOTA BANDUNG

Susunan Organisasi Pemerintah Kota Bandung dibentuk berdasarkan peraturan Pemerintah Nomor : 84 Tahun 2001 Tentang Pedoman Organisasi Peranghkat Daerah, sebagai berikut :

 Perda Nomor : 03 Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah Kota Bandung.

 Perda Nomor : 04 Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Susunan Oraganisasi Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah Kota Bandung.  Perda Nomor : 05 Tahun 2001 tentang Dinas daerah Kota

Bandung.

 Perda Nomor : 06 Tahun 2001 tentang Lembaga Teknis daerah Kota Bandung.

 Perda Nomor : 06 Tahun 2006 tentang Kecamatan dan Kelurahan Kota Bandung.

Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Kota Bandung ditetapkan dengan Perda Nomor : 03 Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah Kota Bandung yaitu sebagai berikut :

 Asisten Tata Praja yang meliputi

- Bagian Bina Pemerintahan dan Otonomi Daerah, terdiri dari 4 Sub Bagian

- Bagian Hukum, terdiri dari 4 Sub Bagian - Bagian Organisasi, terdiri dari 4 Sub Bagian

 Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, yang meliputi

- Bagian ekonomi, terdiri dari 3 Sub Bagian

- Bagian Pembangunan, terdiri dari 3 Sub Bagian

- Bagian Kesejahteraan Rakyat, terdiri dari 3 Sub Bagian - Bagian Pemberdayaan Perempuan

 Asisten Administrasi, yang meliputi :

- Bagian Keuangan, terdiri dari 5 Sub Bagian - Bagian Kepegawaian, terdiri dari 3 Sub Bagian - Bagian Umum, terdiri dari 4 Sub Bagian

(11)

Penataan Oganisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung ditetapkan dengan Perda Nomor : 06 Tahun 2001 tentang Dinas Daerah Kota Bandung. Sedangkan Penataan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Ditetapkan dengan Perda Nomor : 06 Tahun 2001 tentang Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung

Jumlah organisasi dinas dan lembaga teknis ( badan dan Kantor ) pada Pemerintah Kota Bandung berdasarkan Perda tersebut diatas adalah 19 Dinas, 4 Badan, 6 Kantor, 2 Unit Pelaksana Daerah, dan Satuan Polisi Pamong Praja, serta 30 Kecamatan.

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor : 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Pemerintah Kota Bandung menyusun Laporan Keuangan tahun 2014 sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun 2014, yang meliputi :

 Laporan Realisasi APBD Tahun 2014

 Neraca per 31 Desember 2014

 Laporan Arus kas Periode 1 Januari 2014 s.d 31 Desember 2014

 Catatan atas Laporan Keuangan.

Berikut ini diuraikan pula Catatan atas Laporan Keuangan sebagai bagaian yang tidak terpisahkan dari laporan tersebut diatas yaitu :

2.1 KEBIJAKAN KEUANGAN, INDIKATOR EKONOMI MAKRO, DAN PERUBAHAN APBD

Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dinilai dengan uang, termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah dalam kerangka Anggaran, Belanja dan Pembiayaan. Hal tersebut menjadikan Keuangan Daerah merupakan salah satu faktor penentu dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.

Kebijakan Keuangan daerah diarahkan untuk meningkatkan struktur keuangan yang lebih baik melalui peningkatan kemampuan keuangan daerah, pengelolaan keuangan daerah dan pengawasan keuangan daerah.

Kebijakan tersebut diharapkan meningkatakan kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap APBD. Hal tersebut ditempuh

(12)

melalui peningkatan target penerimaan daerah. Untuk belanja melakukan efisiensi terhadaap Belanja Administrasi Umum dan Operasional/Pemeliharaan serta selektif dalam belanja modal serta memacu investasi pada daerah yang diprioritaskan. Untuk pembiayaan mengoptimalkan pemanfaatan sumber penerimaan daerah dalam menutupi defisit tahun anggaran berjalan dan pengeluaran lainnya.

Kebijakan keuangan meliputi komponen-komponen dan kinerja pelayanan yang diharapkan pada setiap kewenangan Pemerintah Daerah yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran.

Untuk dapat memahami kondisi dan posisi keuangan, berikut ini diuaraikan hal-hal mengenai kebijakan fiskal/keuangan, kondisi ekonomi makro, dan perubahan APBD dalam tahun berjalan sebagai berikut :

1. Kebijakan fiskal/keuangan dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah tahun 2007 adalah dengan menetapkan beberapa Peraturan Daerah ( Perda ) dan Peraturan Walikota ( Perwal ) yang ada terkait dengan pendapatan asli daerah yaitu :

a. Perda No. 01 Tahun 2007 tentang APBD Tahun 2007

b. Perda No. 07 Tahun 2007 tentang Perubahan APBD Tahun 2007 c. Perda No. 07 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok Pengelolaan

Keuangan Daerah.

d. Perda No. 08 Tahun 2006 tentang Dana Cadangan Daerah. e. Perwal No. 063 Tahun 2007 tanggal 2 Januari 2007 tentang

Penjabaran APBD Tahun 2007.

f. Perwal No. 675 Tahun 2007 tanggal 31 Oktober 2007 tentang Penjabaran Perubahan APBD Tahun 2007.

g. Perwal No. 997 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dalam rangka Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung. 2. Penyusunan laporan keuangan dengan Perda Nomor : 24 Tahun

2006 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

3. Perubahan APBD Tahun berjalan

APBD Kota Bandung Tahun 2014 ditetapkan dengan Perda Nomor 01 Tahun 2014, tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun 2014, Kemudian dirubah dengan Perda Nomor 07 Tahun 2014, tentang Perubahan Anggaran

(13)

Pendapatan dan Belanja Tahun Anggaran 2014, Rincian APBD Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

Perubahan Anggaran ini dilakukan karena :

1. Adanya permasalahan dalam administrasi keungan daerah yang mengakibatkan terhambatnya berbagai kegiatan yang mendukung program strategis.

2. Adanya kebijakan Kepala Daerah mengenai reformasi birokrasi dalam berbagai bidang untuk meningkatkan pelayanan kepad masyarakat diantaranya adalah : Pemekaran Wilayah Kecamatan, penataan Kelembagaan, Pelayanan Satu Pintu (One Stop Service), Implementasi E-government.

3. Percepatan pembangunan kawasan gedebage, penyediaan dana-dana pendamping program-program yang dibiayai baik dari Pemerintah pusat maupun propinsi ataupun investor seperti untuk Pembebasan Lahan dan Sosialisasi Program.

NO. REK. URAIAN SEBELUM PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN TAMBAH / ( KURANG ) 5 Belanja 12.568.388.100 12.986.400.000 418.011.900 5.1 Belanja Tidak Langsung 4.001.988.100 4.100.000.000 98.011.900 5.1.1 Belanja Pegawai 4.001.988.100 4.100.000.000 98.011.900 5.2 Belanja Langsung 8.566.400.000 8.886.400.000 320.000.000 5.2.1 Belanja Pegawai 1.221.625.000 963.475.000 (258.150.000) 5.2.2 Belanja Barang & Jasa 5.721.975.000 5.091.044.000 (630.931.000) 5.2.3 Belanja Modal 1.622.800.000 2.831.881.000 1.209.081.000 Surplus/(Defisit) 12.568.388.100 12.986.400.000 (418.011.900)

(14)

2.1.1 Realisasi Belanja

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan peningkatan pelayanan publik, peraturan alokasi belanja diupayakan untuk efisien, efektif ndan proporsional. Sesuai amanat Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan bahwa Belanja Daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah.

Belanja pada dasarnya untuk membiayai kegiatan pada SKPD

Kecamatan Gedebage Kota Bandung tahun Anggaran 2014 sebesar Rp. 12.986.400.000 direlisasikan sebesar Rp. 12.618.019.550

dengan kondisi Belanja tersebut diatas diserap sebesar 97,2 %

2.2 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD

Sesuai dengan Permendagri No. 13 Tahun 2006, urusan wajib yang dilaksanakan oleh SKPD Kecamatan Gedebage Kota Bandung Tahun 2014, berbentuk Program dan kegiatan sebagai berikut:

a. Program dan kegiatan

NO URAIAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA

I. PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

02 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

Terfasilitasinya biaya pemakaian telekomunikasi, air dan listrik Di Kecamatan Gedebage 06 Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan

perijinan Kendaraan Dinas Terfasilitasinya biaya pemeliharaan perijinan kendaraan dinas

Di Kecamatan Gedebage

08 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Terfasilitasinya biaya petugas

kebersihan kantor Di Kecamatan Gedebage 09 Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan

Kantor

Tersedianya tenaga teknis perbaikan peralatan kerja Di Kecamatan Gedebage

10 Penyediaan Alat Tulis Kantor Tersedianya alat tulis kantor

Di Kecamatan Gedebage 11 Penyediaan Barang Cetakan dan

Penggandaan

Tersedianya biaya untuk barang cetakan dan penggandaan Di Kecamatan Gedebage 12 Penyediaan Komponen instalasi listrik/

penerangan bangunan kantor

Terpenuhinya penyediaan komponen dan alat listrik Di Kecamatan Gedebage 13 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan

Kantor

Tersedianya peralatan dan perlengkapan kantor Di Kecamatan Gedebage

14 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga Tersedianya peralatan rumah

tangga Di Kecamatan Gedebage 15 Penyediaan Bahan Bacaan dan

Peraturan Perundang-undangan Tersedianya bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan Di Kecamatan Gedebage

(15)

17 Penyediaan Makanan dan Minuman Tersedianya makanan dan minuman

Di Kecamatan Gedebage 18 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi

ke Luar Daerah

Terfasilitasinya biaya untuk rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah

II. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA

5 Pengadaan Kendaraan Dinas

/Operasional

Tercapainya sarana dan

prasarana aparatur kecamatan Dikecamatan Gedebage

6 Pengadaan perlengkapan rumah

jabatan/dinas

Tercapainya sarana dan

prasarana aparatur kecamatan Dikecamatan Gedebage

10 Pengadaan Mebeulair Tercapainya sarana dan

prasarana aparatur kecamatan Dikecamatan Gedebage

21 Pemeliharaan Rutin / berkala Rumah

Dinas Tercapainya sarana dan prasarana aparatur kecamatan

Dikecamatan Gedebage 22 Pemeliharaan Rutin / berkala Gedung

Kantor Tercapainya sarana dan prasarana aparatur kecamatan

Dikecamatan Gedebage 24 Pemeliharaan Rutin / berkala

Kendaraan Dinas /operasional Tercapainya sarana dan prasarana aparatur kecamatan Dikecamatan Gedebage

26 Pemeliharaan Rutin / berkala

perlengkapan gedung kantor Tercapainya sarana dan prasarana aparatur kecamatan Dikecamatan Gedebage

29 Pemeliharaan Rutin / berkala Mebeulair Tercapainya sarana dan

prasarana aparatur kecamatan Dikecamatan Gedebage

42 Rehabilitasi sedang / Berat Gedung Kantor

Terpenuhinya Rehab Gedung Kantor

Di Kecamatan Gedebage

III. PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR

02 Pengadaan Pakaian Dinas beserta Perlengkapannya

Tersedianya pakaian dinas beserta perlengkapannya Di Kecamatan Gedebage 05 Pengadaan Pakaian Khusus Hari-hari

Tertentu Tersedianya pakaian khusus hari-hari tertentu

Di Kecamatan Gedebage

V PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR

04 Pembinaan Kinerja Aparatur Meningkatnya Kinerja Aparatur Kecamatan dan Kelurahan di Kecamatan Gedebage

VI PROGRAM PENINGKATAN

PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN

01 Fasilitasi Peningkatan Perekonomian Masyarakat Kecamatan dan Kelurahan

Terfasilitasinya peningkatan perekonomian masyarakat Kecamatan dan Kelurahan Di Kecamatan Gedebage 02 Fasilitasi Peningkatan Kualitas

Kehidupan Kemasyarakatan Kecamatan dan Kelurahan

Terfasilitasinya peningkatan kualitas kehidupan

kemasyarakatan Kecamatan dan Kelurahan

(16)

03 Peningkatan Infrastruktur dan

Lingkungan Hidup Tingkat Kecamatan dan Kelurahan

Terehabilitasinya infrastruktur dan lingkungan hidup tingkat Kecamatan dan Kelurahan Di Kecamatan Gedebage 04 Peningkatan Kualitas Penanganan

Ketentraman dan Ketertiban Tingkat Kecamatan dan Kelurahan

Meningkatnya kualitas

penanganan ketentraman dan ketertiban tingkat Kecamatan dan Kelurahan

Di Kecamatan Gedebage 05 Fasilitasi Peningkatan Pemerintahan

Umum Kecamatan dan Kelurahan

Meningkatnya kualitas

pemerintahan umum Kecamatan dan Kelurahan

Di Kecamatan Gedebage 06 Fasilitasi Peningkatan Peran Pemerintah

Kota dalam Pembangunan Kelurahan Tersedianya biaya fasilitasi peningkatan peran Pemerintah Kota dalam pembangunan Kelurahan

Di Kecamatan Gedebage 07 Fasilitasi Peningkatan Pelayanan

Kepada Masyarakat

Tersedianya biaya fasilitasi peningkatan pelayanan kepada masyarakat

(17)

BAGIAN III

IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN SKPD 3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan

SKPD

Sebagaimana dikemukakan pada bab terdahulu, bahwa struktur APBD telah mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa dalam Catatan Atas Laporan Keuangan harus menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja APBD yang berisi gambaran realisasi pencapaian efektifitas dan efisiensi program dan kegiatan selama pelaksanaan APBD Tahun 2014.

Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan dapat diuraikan melalui program dan kegiatan dari masing-masing urusan tersebut disajikan sebagai berikut:

NO KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %

I. PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI

PERKANTORAN

8.886.400.000,00 8.633.285.117,00 97,15

02 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

154.209.400,00 127.318.697,00 82,6 06 Penyediaan Jasa Pemeliharaan

dan Perijinan Kendaraan Dinas

16.826.400,00 12.772.500,00 76 07 Penyediaan Jasa Administrasi

Keuangan

0,00 0,00 0 08 Penyediaan Jasa Kebersihan

Kantor 148.400.000,00 147.200.000,00 99,2 09 Penyediaan Jasa Perbaikan

Peralatan Kerja 7.700.000,00 7.700.000,00 100 10 Penyediaan Alat Tulis Kantor 73.650.000,00 73.584.500,00 99,9 11 Penyediaan Barang Cetakan

dan Penggandaan 70.830.000,00 70.790.000,00 99.9 12 Penyediaan Komponen Instalasi

Listrik/penerangan bangunan Kantor

32.294.600,00 32.294.600,00 100

13 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

932.050.000,00 910.341.080,00 97,67 14 Penyediaan Peralatan Rumah

Tangga

88.423.000,00 87.071.550,00 98,47 15 Penyediaan Bahan Bacaan dan 13.000.000,00 9.619.500,00 74

(18)

Peraturan Perundang-undangan

17 Penyediaan Makanan dan

Minuman 179.288.000,00 179.247.850,00 99,9 18 Rapat-rapat Koordinasi dan

Konsultasi ke Luar Daerah 52.000.000,00 52.000.000,00 100

II. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APRATUR

3.850.782.500,00 3.675.455.160,00 95,45

3 Pembangunan Gedung Kantor 0,00 0,00 0

5 Pengadaan Kendaraan dinas / operasional

22.100.000,00 18.025.000,00 81,56 6 Pengadaan perlengkapan

Gedung Kantor 1.100.280.000,00 1.088.778.220,00 98.95 10 Pengadaan Mebeulair 207.950.000,00 197.510.000,00 94,98 21 Pemeliharaan rutin / berkala

rumah dinas 39.390.000,00 39.008.540,00 99,3 22 Pemeliharaan rutin/berkala

gedung kantor 0,00 0,00 0

24 Pemeliharaan rutin /berkala

kendaraan dinas/operasional 419.712.500,00 414.221.400,00 98,69 26 Pemeliharaan rutin /berkala

Peralatan Gedung Kantor 10.000.000,00 10.000.000,00 100 29 Pemeliharaan rutin /berkala

Perlengkapan Mebeulair 0,00 0,00 0 42 Rehabilitasi sedang /berat

gedung kantor 2.051.350.000,00 1.907.912.000,00 93,01

III. PROGRAM PENINGKATAN

DISIPLIN APARATUR 0,00 0,00 0

02 Pengadaan Pakaian Dinas beserta Perlengkapannya 56.750.000,00 56.200.000,00 99 05 Pengadaan Pakaian Khusus hari hari tertentu 28.950.000,00 26.400.000,00 91

V. PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR

79.000.000,00 79.880.000,00 99,97

04 Pembinaan Kinerja Aparatur 79.900.000,00 79.880.000,00 99,97

VI. PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN

12.500.000,00 12.500.000,00 100

01 Penyusunan laporan capaian kinerja dan iklhtisar realisasi kinerja SKPD

(19)

30 PROGRAM PENINGKATAN PERAN KECAMATAN DAN KELURAHAN

3.049.846.100,00 3.034.389.680,00 99,49

01 Fasilitasi Peningkatan Perekonomian Masyarakat Kecamatan dan Kelurahan

190.010.000,00 189.304.100,00 99,63

02 Fasilitasi Peningkatan Kualitas Kehidupan Kemasyarakatan Kecamatan dan Kelurahan

751.153.000,00 745.410.000,00 99,24

03 Peningkatan Infrastruktur dan Lingkungan Hidup Tingkat Kecamatan dan Kelurahan

1.081.712.500,00 1.077.386.990,00 99,60

04 Peningkatan Kualitas

Penanganan Ketentraman dan Ketertiban Tingkat Kecamatan dan Kelurahan

92.125.000,00 92.125.000,00 100

05 Fasilitasi Peningkatan Pemerintahan Umum Kecamatan dan Kelurahan

820.370.600,00 815.738.590,00 99,44

07 Fasilitasi Peningkatan

Pelayanan Kepada Masyarakat

114.475.000,00 114.425.000,00 99

Ada beberapa realisasi pelaksanaan program dan kegiatan yang capaiannya kurang dari 100% untuk efisiensi anggaran Tahun 2014 yaitu:

1. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan

 Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun

Ada kegiatan yang realisasi capainya kurang dari 100% karena terbatasnya pelaksanaan waktu anggaran Tahun 2014.

(20)

3.2 Hambatan dan Kendala yang Ada Dalam Pencapaian Target yang Telah Ditetapkan

Berdasarkan evaluasi secara umum permasalah yang dihadapi adalah:

1. Jumlah personil di Kecamatan sangat kurang; jumlah personil yang ada sekarang 50 orang

2. Kualitas SDM yang ada masih jauh dari standar ideal aparatur pelayanan publik, sehingga sulit untuk mencari personil yang kompetensi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

3. Sarana dan pra sarana Kantor Kecamatan Gedebage masih jauh dari memadai, baik berupa tata ruang gedung dan peralatan penunjangnya

4. Terbatasnya anggaran yang dikelola oleh Kecamatan, sedangkan kebutuhan operasional, pelayanan kepada masyarakat, dan kegiatan pembangunan memerlukan dana yang sangat besar

5. Implementasi Keputusan Walikota Bandung No. 250 Tahun 2008 Tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Walikota Bandung kepada Camat, realisasinya 10% karena tidak diikuti oleh pelimpahan personil, prasarana, pembiayaan (3-P) secara wajar atau semestinya

6. Jangka waktu proses pencairan dana sangat terlambat sehingga mengganggu kelancaran dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan di Kecamatan

Solusi Pemecahan Masalah

Secara umum dalam upaya pencapaian sasaran ditetapkan strategi sebagai berikut:

1. Mengusulkan kepada Pemerintah Kota Bandung jumlah personil di Kecamatan sangat kurang; jumlah personil yang ada di Kecamatan idealnya 30-35 orang

2. Mengusulkan kepada Pemerintah Kota Bandung untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas SDM yang ada karena masih jauh dari standar ideal aparatur pelayanan publik, sehingga sulit untuk mencari personil yang kompetensi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

3. Mengajukan kegiatan rehabilitasi Sedang/Berat kepada Pemerintah Kota Bandung dalam rangka peningkatan perbaikan sarana dan prasarana Kantor Kecamatan Gedebage karena masih

(21)

jauh dari memadai, baik berupa tata ruang gedung dan peralatan penunjangnya

4. Mengajukan tambahan anggaran kepada Pemerintah Kota Bandung karena terbatasnya anggaran yang dikelola oleh Kecamatan, sedangkan kebutuhan operasional, pelayanan kepada masyarakat, dan kegiatan pembangunan memerlukan dana yang sangat besar

5. Mengusulkan rancangan pelimpahan urusan sebagai implementasi Keputusan Walikota Bandung No. 250 Tahun 2008 Tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Walikota Bandung Kepada Camat, realisasinya 10% karena tidak diikuti oleh pelimpahan personil, prasarana, pembiayaan, (3-P) secara wajar atau semestinya

(22)

BAGIAN IV

KEBIJAKAN AKUNTANSI

5.1 Entitas Akuntansi/Entitas Pelaporan Keuangan Daerah

Berdasarkan PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaa Keuangan Daerah dan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yaitu Kepala SKPD Kecamatan Gedebage sebagai entitas akuntansi menyusun pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun 2014 berupa Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi APBD , Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

5.2 Basis Akuntansi Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

a) Basis Akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan SKPD Kecamatan Gedebage Kota Bandung, adalah basis kaas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis aktual untuk pengakuan aset,kewajiban,dan ekuitas dana dalam Neraca. b) Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran, berarti

bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima oleh kas daerah, serta belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas diterima oleh kas daerah, serta belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas daerah.

c) Basis akrual untuk Neraca, berarti bahwa aset,kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan Pemerintah Kota Bandung, bukan pada saat kas diterima atau dibayar oleh kas daerah. d) Asas Bruto, berarti pengakuan serta pencatatanya tidak

diperkenalkan secara netto, penerimaan setelah dikurangi pengeluaran pada suatu unit organisasi.

(23)

5.3 Basis Pengukuran Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

Beberapa Informasi penting yang perlu disajikan sehubungan dengan basis pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan Neraca SKPD Kecamatan Gedebage Kota Bandung menganut Substansi mengungguli bentuk formalnya (substansi overform)

2. Asas yang digunakan adalah akrual yang dimodifikasi (modified accrual basis)/kas yang dimodifikasi (modified cash

basis)

3. Pode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Neraca SKPD Kecamatan Gedebage Kota Bandung adalah tahun Anggaran (1 Januari sampai dengan 31 Desember 2014) 4. Aset adalah sumber daya ekonomis yang dimiliki dan atau

dikuasai oleh Pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan atau sosial dimasa masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh Pemerintah maupun masyarakat serta dapat diukur dalam satuan uang termasuk sumberdaya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumberdaya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

5. Kas

 Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan.

 Pencatatan kas menggunakan asas dasar kas.

 Kas di bendahara dinyatakan dalam rupiah , jika terdapat kas dalam valuta asing maka harus dikonversikan berdasarkan nilai kurs pada tanggal trasaksi. Pada akhir tahun, kas di bendahara dalam valuta asing dikonversi ke dalam rupiah menggunakan kurs pada tanggal neraca.  Nilai kas pada tanggal neraca adalah hasil kas Opname di

(24)

6. Piutang

 Piutang adalah hak atau klaim kepada fihak ketiga yang diharapkan dapat dijadikan kas dalam satu periode akuntansi.

 Piutang adalah transaksi yang terjadi antara Pemda dengan Fihak ketiga, dapat berupa penjualan barang, kewajiban kepada Pemda yang belum dilunasi, seperti pajak/retribusi atau pinjaman uang yang belum dilunasi pada saat pencatatan.

 Piutang dinilai sebesar nilai nominal.

 Piutang diakui pada saat timbulnya sebagai piutang apabila telah diterbitkan dasar keterapan pajak/retribusi yaitu Surat Keputusan Pajak Daerah/Surat Keputusan Retribusi Daerah (SKPD/SKRD)

7. Persediaan

 Persediaan adalah barang yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual/diserahkan dalam rangka pelayanan masyarakat

 Persediaan dicatat pada akhir periode akuntansi dihitung berdasakan hasil inventarisasi fisik persediaan. Persediaan dinilai dalam neraca dengan cara:

 Harga pembelian terakhir apabila diperoleh dengan pembelian

 Harga standar bila diperoleh dengan memproduksi sendiri

 Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi.  Jenis-jenis Persediaan

Persediaan Habis Pakai, adalah barang-barang yang bekas penggunaanya tidak dapat digunakan kembali, misalnya ATK.

Persediaan Tak Habis Pakai, adalah persediaan yang dapat digunakan berulang kali, misal file box

Persediaan Bekas Pakai adalah persediaan bekas pakai yang masih dapat digunakan

(25)

8. Penyertaan Modal Pemerintah daerah dalam BUMN/D atau lembaga keuangan negara dicatat sebesar jumlah yang dibayar oleh pemerintah daerah untuk penyertaan modal tersebut baik di dalam atau di luar negeri serta pada lembaga-lembaga keuangan di mana pemerintah daerah memiliki kepentingan yang berdasarkan perjanjiannya dinyatakan sebagai penyertaan modal.

9. Aset Tetap

Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi atau 1 (satu) tahun untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan, hibvah atau donasi, pertukaran dengan aset lainnya dan atau dari sitaan atau rampasan.

Kebijakan penilaian aset tetap telah mengacu pada PP No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menyatakan bahwa penyusunan Neraca Awal menggunakan nilai wajar pada saat penyusunan.

Dalam hal penyusutan Aset Tetap, penerapan akuntansi penyusutan belum dilakukan karena kebijakan akuntansi mengenai masa manfaat aset dan metode penyusutan belum diterapkan.

10. Konstruksi dalam Pengerjaan

Konstruksi dalam pengerjaan baru dapat dicatat sebagai aset daerah pada saat biaya telah dikeluarkan. Konstruksi dalam pengerjaan dinyatakan dalam neraca dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Bila biaya perolehan suatu konstruksi dalam pengerjaan dinyatakan dalam valuta asing, maka nilai rupiah aset itu akan ditetapkan berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada saat perolehan.

Konstruksi dalam pengerjaan dinilai berdasarkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2d) yang diterbitkan atas pekerjaan tersebut.

11. Dana Bergulir

Dana bergulir adalah program berupa bantuan penyaluran dana kepada fihak ketiga sesuai dengan program pemda. Pengelolaan dana tersebut diserahkan kepada Tim

(26)

Teknis/Bank Jabar Kota Bandung. Jumlah yang dicatat di neraca adalah sebesar dana yang telah diserahkan dari pemda ke Timnis/Bank Jabar.

12. Kewajiban jangka Pendek

Merupakan utang lancar yang harus dibayar kembali atau akan jatuh tempo dalam satu periode akuntansi atau 12 (dua belas) bulan sejak tanggal neraca.

Dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta asing (valas0 dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi terdiri dari;

 Bagian lancar (BL) utang kepada Pemerintah Pusat

Merupakan bagian Utang jangka Panjang kepada Pemerintah Pusat yang dipindahkan ke Utang jangka Pendek karena akan jatuh tempo dalam satu periode akuntansi atau 12 (dua belas) bulan sejak tanggal neraca.  Utang Perhitungan Fihak Ketiga

Merupakan utang jangka pendek kepada fihak keetiga yang akan jatuh tempo dalam periode akuntansi.

Utang Bunga, Denda dan Commitment fee.

 Utang bunga adalah beban bunga yang harus dibayar oleh Pemda kepada Lender melaui DP3 karena telah menarik pinjaman dengan tarif suku bunga tertentu, di mana pembayarannya telah jatuh tempo.

 Denda adalah kewajiban yang timbul karena Pemda tidak dapat melunasi angsuran pokok utang maupun bunganya dengan prosentase tertentu secara tepat waktu sesuai perjanjian pinjaman yang telah disepakati kedua belah fihak.

Commitment Fee adalah kewajiban yang harus

dibayar oleh Pemda sebesar prosentase tertentu terhadap jumlah pinjaman yang belum/tidak tertarik sampai dengan waktu yang telah disepakati dalam perjanjian pinjaman.

13. Kewajiban jangka Panjang

Kewajiban jangka panjang merupakan utang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi. Kewajiban jangka panjang dapat berasal dari luar negeri maupun dalam negeri.

(27)

Kewajiban jangka panjang diakui pada saat dana tersebut diterima dan dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta asing (valas) dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi.

 Utang Kepada Pemerintah

Utang jangka Panjang kepada pemerintah pusat, untuk tenggang waktu lebih dari satu periode akuntansi.

 Utang Bunga Jangka Panjang

Utanga bunga jangka panjang merupakan utang atas bungan pinjaman jangka panjang yang pembayaran bunganya belum jatuh tempo.

14. Ekuitas Dana

Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih Pemerintah Daerah yang merupakan sekisih antara aset dengan utang pemerintah.

 Ekuitas Dana Lancar

Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara jumlah nulai aset lancar dengan jumlah nilai hutang lancar. Ekuitas Dana Lancar terdiri atas Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA), Cadangan untuk Piutang, Cadangan untuk persediaan dan Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka pendek.

 Ekuitas Dana Investasi

Ekuitas Dana yang diinvestasikan meliputi dana yang; diinvestasikan dalam Investasi Permanen, diinvestasikan dalam Aset Tetap, diinvestasikan dalam Aset lainnya vdan sebagai perkiraan yang mengurangi (contra account) adalah Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka panjang.

 Ekuitas Dana Cadangan

Diinvestasikan dalam dana cadangan merupakan ekuitas dana yang dicadangkan untuk tujuan tertentu. Jadi perkiraan ini merupakan pasangan perkiraan dana cadangan.

(28)

5.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang Adsa dalam Standar Akuntansi Pemerintahan

4.4.1. Kebijakan Akuntansi Anggaran

(1) Kebijakan akuntansi anggaran bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi anggaran mencakup definisi, pengakuan dan pengukuran/penilaian.

(2) Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan Kota Bandung meliputi rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan yang diukur dalam satuan mata uang rupiah dan disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode. (3) Akuntansi anggaran merupakan teknik

pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantuvpengelolaan pendapatan, belanja dan pembiayaan.

(4) Anggaran diakuin pada saat ditetapkan oleh kepala daerah atau pejabat yang berwenang selaku pejabat/pelaksana tugas Kepala Daerah menjadi Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran APBD serta pada saat anggaran dialokasikan.

4.4.2. Kebijakan Akuntansi Anggaran

(1) Kebijakan akuntansi pendapatan bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi pendapatan mencakup definisi, pengakuan pengukuran/penilaiandan pengungkapan pendapatan.

2) Pendapatan adalah semua penerimaan kas daerah yang menambah ekuitas dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak Pemerintah Kota Bandung dan tidak perlu dibayar kembali oleh Pemerintah Kota Bandung.

3) Pendapatan diklasifikasikan menurut sumber dan pusat pertanggungjawaban. Sumber pendapatan dirinci berdasarkan kelompok, jenis dan obyek pendapatan, sedangkan pusat pertanggungjawabannya dirinci berdasarkan bagian atau fungsi dan unit organisasi Pemerintah Kota Bandung.

(29)

4) Pendapatan mencakup pendapatan asli daerah (PAD), Dana Perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah. 5) Akuntansi dan pembukuan pendapatan dilaksanakan

berdasarkan azas bruto yaitu dengan membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah nettonya. 6) Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang

(reccuring) atas penerimaan pendapatan pada periode pendapatan maupun periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan periode berkenaan.

7) Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-reccuring) atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan yang dibukukan sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama. 8) Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang

(non-reccuring) atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas dana lancar pada periode ditemukan koreksi dan pengembalian tersebut.

9) Pendapatan diukur dengan mata uang rupiah pada saat kas diterima. Apabila pendapatan diukur dengan mata uang asing, maka harus dikonversikan ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah BI pada saat terjadi pendapatan.

4.4.3. Kebijakan Akuntansi Belanja

(1) Kebijakan akuntansi belanja bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi belanja mencakup definisi, pengakuan pengukuran/penilaian dan pengungkapan belanja.

2) Belanja adalah semua pengeluaran kas daerah yang mengurangi ekuitas dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi haktidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Pemerintah Kota Bandung atau sbagai penurunan aktiva dan atau kenaikan utang yang digunakan untuk berbagai kegiatan pemerintahan dalam suatu periode akuntansi.

3) Belanja diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan sebagai urusan wajib dan urusan pilihan, serta menurut fungsi dan pusat pertanggungjawaban. Penggunaan

(30)

belanja dirinci berdasarkan kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja, sedangkan pusat pertanggungjawabannya dirinci berdasarkan bidang atau fungsi dan unit organisasi Pemerintah Kota Bandung. (4) Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Kas

daerah, yang menjadi beban daerah dan pada saat SPJ disahkan.

(5) Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja administrasi umum yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan pemerintahan pada SKPD berkenaan.

(6) Kelompok Belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan pemerintahan pada SKPD berkenaan.

(7) Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (duabelas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah.

(8) Belanja Modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (duabelas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahaan daerah.

(9) Belanja barang dan jasa, serta belanja modal diakui pada saat aktiva atau jasa yang dibeli telah diterima dan atau hak kepemilikannya telah berpindah.

(10) Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja_ yang terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja. Apabila diterima pada periode berikutnya dibukukan sebagai penambah ekuitas dana lancar (menambah pendapatan lainnya). (11) Belanja diukur dengan menggunakan mata uang rupiah

pada saat terjadi pengeluaran kas. Belanja yang diukur dengan mata uang asing harus dikonversikan ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah bank Indonesia pada saat terjadinya belanja.

(31)

4.4.4. Kebijakan Akuntansi Aset

(1) Kebijakan akuntansi aset bertujuan mengatur perlakuan akuntansi aset mencakup definisi, pengakuan pengukuran/penilaian dan pengungkapan aset.

(2) aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki oleh Pemerintah Kota Bandung sebagai akibat peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi/sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh baik oleh Pemerintah Kota bandung maupun masyarakat serta dapat diukur dalam satuan uang. Dalam pengertian ini yang dimaksud aset Pemerintah Kota Bandung tidak mencakup hutan alam, kekayaan dalam laut maupun kandungan tambang yang belum diolah oleh pemerintah kota Bandung.

(3) Aset disini mencakup juga aset-aset yang dikuasai Pemerintah Kota Bandung namun belum didukung dengan bukti kepemilikan formal yang sah, termasuk sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Tujuannya untuk menjaga kelengkapan, keamanan, dan kelestarian aset, agar semua aset terdaftar dan terawasi.

(4) Aset bersejarah tidak harus diungkap dalam neraca namun aset tersebut harus diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan, nilai perolehan ataupun nilai wajar tidak harus diungkapkan, namun biaya rekonstruksi, pemeliharaan harus dibebankan sebagai belanja tahun terjadinya pengeluaran.

(5) Suatu aset dapat diakui dan dicatat dalam akuntansi kala aset tesebut mempunyai manfaat ekonomi masa depan dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

(6) Semua aset yang tercatat dalam neraca harus diukur nilainya dengan satuan uang rupiah, jika terdapat aset yang diperoleh dengan mata uang asing harus dikonversikan ke dalam mata mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia.

(7) Untuk pertanggungjawaban, aset dinilai dengan menggunakan biaya perolehan, di mana jika biaya perolehan tidak diketahui digunakan penaksiran atau

(32)

nilai wajar atas biaya perolehan aset yang bersangkutan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

(8) Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara dengan kas yang dibayarkan atau nilai wajar yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau suatu konstruksi mencerminkan seluruh biaya yang dikeluarkan sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat siap untuk dipergunakan.

(9) Aset tidak dicatat dan tidak diakui jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin diperoleh Pemerintah Kota Bandung setelah periode akuntansi berjalan.

(10) Aset diakui pada saat timbunya, diterimakan atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaanya berpindah.

(11) Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Pengakuan aset dalam akuntansi terjadi bersamaan dengan perolehan aset yang bersangkutan. (12) Aset diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat

atau fungsinya dalam aktifitas operasi Pemerintah Kota Bandung.

(33)

BAGIAN V

PENJELASAN POS POS LAPORAN KEUANGAN

Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran sampai dengan

31 Desember 2014, diketahui Realisasi Belanja sebesar Rp 12.618.019.550,00 atau 97,2 % dari anggaran Tahun 2014

sebesar Rp. 12.986.400.000,00 sehingga terdapat surplus/(defisit) sebesar Rp. 368.380.450,00

Neraca SKPD Kecamatan Gedebage Kota Bandung menyajikan

informasi mengenai posisi aktiva, kewajiban dan ekuitas dana per 31 Desember 2014, Neraca SKPD Kecamatan Gedebage Kota Bandung

per 31 Desember 2014 ditutup dengan jumlah akhir sebesar Rp.17.232.712.007,00 atau naik 1,5 % dibandingkan dengan posisi

per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 13.886.650.960,00 Nilai aset tersebut yang antara lain adalah Aset Tetap Sejumlah Rp.

13.838.607.804 ditambah dengan Aset Lainnya sebesar Rp. 42.768.406,00 dan persediaan sebesar Rp. 5.274.750,00 dan untuk

Aset per 31 Desember 2014 sebesar Nilai aset sebesar Rp 17.232.712.007,00 Aset tersebut terdiri dari Aset Tetap Rp

17.189.943.601,00 dan Aset Lainnya sebesar Rp. 42.768.406,00

sedangkan nilai kewajiban dan Ekuitas Dana sebesar Rp. 0,00 .

Rincian dan Penjelasan Masing-masing Pos Laporan Keuangan 5.1. Belanja

Struktur Belanja dalam APBD Kota Bandung Tahun 2014 pada SKPD Kecamatan Gedebage Kota Bandung sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 Tahun 2006, Belanja Daerah terdiri dari dua bagian yaitu Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung.

Belanja periode 01 Januari sampai dengan 31 Desember 2014 adalah sebesar 12.986.400.000,00 dengan yang terrealisasi adalah sebesar Rp. 12.618.019.550,00 atau mencapai 97,2% dari anggaran Tahun 2014 terdiri dari :

a. Belanja Operasi sebesar : Rp.9.943.683.970,00 yaitu:

- Belanja Pegawai : Rp.4.943.683.970,00

- Belanja Barang : Rp.4.496.874.537,00

b. Belanja Modal : Rp.2.674.335.580,00

(34)

- Belanja Bangunan dan Gedung : Rp. 1.578.725.000,00 - Belanja Aset Tetap Lainnya : Rp. 9.619.500,00

TOTAL BELANJA : Rp. 12.618.019.550,00

5.2. Aset

5.2.1 Aset Lancar

a. Kas di Bendahara Pengeluaran

31 Desember 2014 31 Desember 2013 Rp. 0,00 Rp. 0,00 b.Persediaan 31 Desember 2014 31 Desember 2013 Rp. 0 Rp. 5.274.750,00 5.2.2 Aset Tetap

Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2014 sebesar

Rp. 17.189.943.601,00 dan Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 13.838.607.804,00 Adapun Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 17.189.943.601,00 berasal dari:

Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2013: Rp. 13.838.607.804,00 Mutasi penambahan aset Tahun 2014. : Rp. 3.351.335.797,00 Saldo per 31 Desember 2014 : Rp. 17.189.943.601,00

Keterangan:

Peralatan dan Mesin sejumlah Rp. 1.085.991.080,00 dan

ditambah dengan Aset Hasil dari perolehan berupa :

1. (Hibah Propinsi) kendaraan bermotor roda dua (Honda Vario) Rp. 16.875.000,00;

2. Mutasi Dari SKPD Lain (DPKAD Kota Bandung) berupa Kendaraan Bermotor Roda Tiga (Kaisar Triseda) Rp. 30.200.000,00.

3. Mutasi dari SKPD lain (BPLH) Kota bandung Berupa 8 (delapan) unit Motor Roda Tiga Triseda Sejumlah Rp. 302.000.000,-

Jadi Total Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2014 adalah

Rp. 1.435.066.080,00

Gedung dan Bangunan sejumlah Rp. 1.578.725.000,00

dikurangi Rp. 623.472.000,00 direklas ke Konstruksi Dalam Pengerjaan (Kib F) karena bentuk bangunan belum 100%. Dan Rp.

(35)

955.253.000,00 tetap berada di Gedung dan Bangunan dan ditambah Pengadaan Barang dengan Kode Rekening 5.2.2 (Bahan Baku Bangunan) di Kelurahan Cimincrang sejumlah Rp. 280.346.000,00 dikarenakan bentuk fisik bangunan berupa pagar dan pos jaga. Jadi Total Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2014 adalah Rp. 1.235.599.000,00.

Jalan, Jaringan, dan Irigasi diperoleh dari hasil reklas

Peralatan dan Mesin sejumlah Rp. -,00.

Aset Tetap Lainnya sejumlah Rp. 9.619.500,00 ditambah hasil perolehan dari Mutasi SKPD lain (Dispora Kota Bandung) berupa Alat Olah raga sejumlah Rp. 45.579.217,00 jadi total adalah sejumlah Rp. 57.198.717,00

Konstruksi dalam Pengerjaan sejumlah Rp. 623.472.000,00 didapat dari hasil reklas Gedung dan Bangunan.

Penambahan Aset tahun 2014 oleh Belanja modal berupa:

a. Tanah : Rp. -

b. Peralatan dan Mesin : Rp. 1.435.066.080,00 c. Gedung dan Bangunan : Rp. 1.235.599.000,00 d. Jalan, Jaringan, dan Irigasi : Rp. -

e. Aset Tetap Lainnya : Rp. 57.198.717,00 f. Konstruksi dalam pengerjaan : Rp. 623.472.000,00

Jumlah Total : Rp. 3.351.335.797,00

5.3 EKUITAS DANA

Saldo SILPA/SIKPA per 31 Desember 2014 sebesar :

Rp. (0,00)

Merupakan realisasi belanja selama tahun 2014. 5.5.2 Cadangan Piutang Per 31 Desember 2014 Rp. 0,00 Per 31 Desember 2013 Rp. 0,00

Cadangan Piutang per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 0,- dan Cadangan Piutang tahun 2014 sebesar Rp. 0,-

5.5.3 Cadangan Persediaan Per 31 Desember 2014 Rp - Per 31 Desember 2013 Rp. 5.274.750,00

(36)

5.5.4 Ekuitas dana diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang Per 31 Desember 2014 Rp. 0,00 Per 31 Desember 2013 Rp. 0,00

Saldo Ekuitas dana diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 0,00 dan saldo per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 0,00

5.5.4 Ekuitas dana diinvestasikan Dalam Aset Tetap

Per 31 Desember 2014

Rp. 17.189.943.601,00 Per 31 Desember 2013 Rp. 13.838.607.804,00

Saldo Ekuitas dana diinvestasikan dalam Aset Tetap per 31 Desember 2013 sebesar Rp. 13.838.607.804,00 dan saldo

per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 17.189.943.601,00 Adapun Saldo

Aset Tetap per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 17.189.943.601,00 berasal dari:

Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2013 Rp. 13.838.607.804,00 Mutasi Penambahan Aset Tahun 2014. Rp. 3.351.335.797,00 Saldo per 31 Desember 2014 Rp. 17.189.943.601,00

(37)

BAGIAN VI

PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN SKPD

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah membawa dampak terhadap perubahan Struktur Organisasi pada SKPD Kecamatan Gedebage Kota Bandung yaitu dengan lahirnya Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 14 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah.

6.1 Susunan Organisasi SKPD Kecamatan Gedebage Kota Bandung

Camat

SEKRETARIAT KECAMATAN SUB BAGIAN UMUM & KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN PROGRAM & KEUANGAN SEKSI PEMERINTAHAN SEKSI KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN SEKSI PENDIDIKAN DAN KEMASYARAKAT AN SEKSI EKONOMI PEMBANGUNAN DAN LINGKUNGAN HIDUP SEKSI PELAYANAN KELURAHAN KELOMP OK JABATA N FUNGSIO NAL

(38)

Berdasarkan struktur organisasi tersebut diatas Kecamatan dipimpin oleh seorang Camat dengan eselon III-A, dengan membawahi :

1. Sekretariat Kecamatan (eselon III-B), membawahi 2 sub bagian dengan eselon IV-B yaitu Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dan Sub Bagian Program dan Keuangan.

2. 5 (lima) orang kepala seksi dengan eselon IV-A yaitu : Kasi Pemerintahan, Kasi Ketentraman dan Ketertiban, Kasi Ekonomi Pembangunan dan Lingkungan Hidup, Kasi Pendidikan dan Kemasyarakatan dan Kasi Pelayanan.

3. 4 (Empat) orang lurah dengan eselon IV-A, yaitu : Lurah Cimincrang, Cisaranten Kidul, Rancabolang, Rancanumpang,

6.2 Keadaan Pegawai

Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kecamatan Gedebage Kota Bandung, keadaan sampai dengan Bulan Desember 2014 sebanyak 50 Orang, adapun rinciannya sebagai berikut:

NO SATUAN KERJA JUMLAH

PERSONIL

E S E L O N

PELAKSANA JML

IVB IVA IIIB IIIA

1 KECAMATAN 22 2 5 1 1 13 22

2 KEL. CIMINCRANG 6 5 1 - 6

3 KEL. CISARANTEN KIDUL 8 5 1 2 8

4 KEL. RANCABOLANG 6 5 1 - 6

5 KEL. RANCANUMPANG 8 5 1 2 8

J U M L A H 50 22 9 1 1 17 50

N

O SATUAN KERJA

GOLONGAN TINGKAT PENDIDIKAN

I II III IV JML SD SL P SLA DP L S1 S2 JML 1 KECAMATAN 14 7 1 22 12 8 2 22 2 KEL. CIMINCRANG 1 5 6 4 1 1 6 3 KEL. CISARANTEN KIDUL 1 7 8 1 4 2 1 8 4 KEL. RANCABOLANG 6 6 1 5 6 5 KEL. RANCANUMPANG 2 6 8 6 2 8

(39)

J U M L A H 1 17 31 1 50 1 27 18 4 50

Kecamatan mempunyai Tugas Pokok dan Fungsi sesuai dengan Peraturan Walikota Bandung Nomor 250 Tahun 2008 tentang Tupoksi SKPD Kecamatan dan Kelurahan, sebagai berikut :

a. Tugas Pokok :

Melaksanakan kewenangan yang dilimpahkan Kepala Daerah untuk menanguni sebagian urusan otonomi daerah

b. Fungsi :

1. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat

2. Mengkoordinasikan upaya penyelenggraan ketentraman dan ketertiban umum;

3. Mengkordinasikan penerapan dan penegakanan peraturan perundang-undangan;

4. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

5. Mengkoordinasikan penyelenggraan kegiatan pemerintahan di tingkat Kecamatan;

6. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintah desa atau kelurahan.

Adapun rincian tugas-pokok dan fungsi dari masing-masing Pejabat Struktural yang ada di Kecamatan Gedebage, adalah sebagai berikut :

1. Camat

(1) Camat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kewenangan pemerintah yang dilimpahkan Walikota kepada Camat untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud Camat mempunyai fungsi:

(40)

b. mengkoordinasikan ketenteraman dan ketertiban umum;

c. mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan;

d. mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; dan

e. membina pemerintahan kelurahan di wilayah kerjanya.

2. Sekretariat Kecamatan

(1) Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kecamatan di bidang kesekretariatan

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Sekretariat mempunyai fungsi:

a. pelaksanan penyusunan rencana program kegiatan kecamatan;

b. pelaksanaan pelayanan administrasi kesekretariatan kecamatan dan kelurahan;

c. pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan rencana, program, evaluasi dan pelaporan kegiatan Kecamatan dan Kelurahan; d. pengkoordianasian penyelenggaraan tugas Seksi

e. fasilitasi dan pengkoordinasian kegiatan Kecamatan dengan Instansi terkait dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kecamatan;

f. pelaksanaan monitoring, evaluasi, pelaporan dan pengendalian administratif kegiatan kesekretariatan dan kecamatan; dan g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai

dengan tugas pokok dan fungsinya.

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat Kecamatan di bidang umum dan kepegawaian;

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi:

a. penyusunan bahan rencana dan program pengelolaan lingkup administrasi umum dan kepegawaian;

b. pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian yang meliputi pengelolaan naskah dinas, penataan kearsipan Kecamatan, penyelenggaraan kerumah tanggaan Kecamatan, pengelolaan perlengkapan dan administrasi perjalanan dinas, serta pelaksanaan administrasi kepegawaian; dan

(41)

c. pelaporan kegiatan lingkup administrasi umum dan kepegawaian.

4. Sub bagian Keuangan dan Program

(1) Sub Bagian Keuangan dan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat Kecamatan di bidang keuangan dan program.

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Sub Bagian Keuangan dan Program mempunyai fungsi:

a. penyusunan rencana dan program pengelolaan administrasi keuangan dan program kerja Kecamatan;

b. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran, koordinasi penyusunan anggaran, koordinasipengelola danpengendalian keuangan dan menyusun laporan keuangan Kecamatan;

c. pelaksanaan pengendalian program meliputi kegiatan penyiapan bahan penyusunan rencana kegiatan kecamatan, koordinasi penyusunan rencana dan program serta koordinasi pengendalaian program serta penyusunan laporan akuntanbilitas kinerja kecamatan; dan

d. pengkoordinasian pelaporan lingkup kegiatan pengelolaan administrasi keuangan dan program kerja Kecamatan.

5. Seksi Pemerintahan

(1) Seksi pemerintahan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kecamatan di bidang pemerintahan

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi:

a. penyusunan data dan materi bahan lingkup pemerintahan; b. pembinaan Rukun Warga dan Rukun Tetanggga;

c. pelayanan administrasi pertanahan;

d. pembinaan administrasi pemerintahan Kelurahan;

e. fasilitasi dan pengkoordinasian kegiatan pemerintahan dengan Instansi terkait; dan

f. pelaporan pelaksanaan lingkup pemerintahan

6. Seksi Ketentraman dan Ketertiban

11. Seksi Ketentraman dan Ketertiban mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas kecamatan di bidang ketentraman dan ketertiban.

(42)

12. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Ketentraman dan Ketertiban mempunyai fungsi: a. penyusunan data dan bahan materi lingkup ketentraman dan

ketertiban;

b. pembinaan ketentraman dan ketertiban; c. pembinaan potensi perlindungan masyarakat;

d. pemberdayaan masyaakat dalam pencegahan dan penanggulangan bencana;

e. fasilitasi dan pengkoordinasian kegiatan ketentraman dan ketertiban dengan Instansi terkait; dan

f. pelaporan pelaksanaan lingkup ketentraman dan ketertiban.

7. Seksi Pendidikan dan Kemasyarakatan

(1) Seksi Pendidikan dan Kemasyarakatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kecamatan di bidang pendidikan dan kemasyarakatan;

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pendidikan dan Kemasyarakatan mempunyai fungsi:

a. penyusunan data dan bahan materi lingkup pendidikan dan kemasyarakatan;

b. inventarisasi dan fasilitasi masalah sosial kemasyarakatan; c. inventarisasi potensi bidang pendidikan formal dan informal; d. pembinaan terhadap lembaga kemasyarakatan di tingkat

Kecamatan dan Kelurahan;

e. fasilitasi pembinaan bidang keagamaan, ketahanan keluarga, partisipasi dan pemberdayaan perempuan serta generasi muda; f. fasilitasi dan pengkoordinasian kegiatan bidang pendidikan dan

kemasyarakatan dengan Instansi terkait; dan

g. pelaporan pelaksanaan lingkup bidang pendidikan dan kemasyarakatan.

8. Seksi Ekonomi, Pembangunan dan Lingkungan Hidup

(1) Seksi Ekonomi, Pembangunan dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kecamatan di bidang ekonomi, pembangunan dan lingkungan hidup.

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Ekonomi, Pembangunan dan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi:

(43)

a. penyusunan data dan bahan materi lingkup ekonomi, pembangunan dan lingkungan hidup;

b. fasilitasi pembinaan bidang koperasi, usaha kecil dan menengah.

c. inventarisasi potensi ekonomi masyarakat dan pembangunan; d. fasilitasi pembangunan sarana dan prasarana fisik fasilitas

umum dan fasilitas sosial;

e. fasilitasi pemberdayaan masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan hidup

f. fasilitasi dan pengkoordinasian kegiatan ekonomi dan ketahanan pangan, pembangunan, serta lingkungan hidup dengan Instansi terkait; dan

g. pelaporan pelaksanaan lingkup ekonomi, pembangunan dan lingkungan hidup.

9. Seksi Pelayanan

(1) Seksi Pelayanan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Camat dibidang pelayanan.

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pelayanan mempunyai fungsi:

a. penyusunan data dan bahan materi lingkup pelayanan; b. pelayanan data dan informasi Kecamatan;

c. pelayanan administrasi kependudukan; d. pelayanan administrasi umum lainnya;

e. fasilitasi dan pengkoordinasian kegiatan pelayanan dengan Instansi Terkait; dan

(44)

BAGIAN VII PENUTUP

Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) yang merupakan salah satu bagian dari Laporan Keuangan APBD Kota Bandung Tahun 2014 disusun dengan mengacu pada Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).

Namun demikian, Catatan Atas Laporan Keuangan ini tetap disusun dengan mengungkapkan beberapa penjelasan terhadap Laporan Keuangan secara keseluruhan sehingga diharapkan dapat dengan mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun hanya manajemen entitas pelaporan. Semoga dengan tersusunya Catatan Atas Laporan Keuangan ini dapat memberikan penjelasan dan informasi yang berguna sebagai media pertanggungjawaban serta sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kinerja keuangan Lingkup Pemerintah Kota Bandung

Bandung, 31 Desember 2014

KEPALA

SKPD KECAMATAN GEDEBAGE KOTA BANDUNG

Drs. M. ZAMZAM NURZAMAM H, M.Si NIP. 19661129 198803 1 004

(45)

BERITA ACARA

PEMERIKSAAN KAS

Referensi

Dokumen terkait

Astra Otoparts; (2) bagaimanakah bentuk nyata kerjasama tersebut dalam penumbuhan karakter dan budaya industri di lingkungan sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah

Untuk mempermudah menganalisis kebutuhan suatu sistem yang diperlukan di SMP Negeri 2 Ampel, seorang analisis harus membagi kebutuhan sistem kedalam dua jenis yaitu

Perlindungan hak yang diberikan oleh ketentuan Pasal 27 Undang-Undang Jaminan Fidusia tersebut dapat dilakukan jika benda yang menjadi objek jaminan fidusia

(1) Retribusi terutang berdasarkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT, STRD dan Surat Keputusan Keberatan yang menyebabkan jumlah Retribusi yang

NOUPAYA KESEHATAN KEGIATAN TUUAN SASARAN TARGET PENANGGUNG KE!UTUHAN MITRA "AKTU KE!UTUHAN INDIKATOR SUM!ER..

Pada Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Pelaksanaan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi, kegiatan usaha koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam

7XQWXWDQ NRQVXPHQ WHUKDGDS NHDPDQDQ SURGXN SHUWDQLDQ PHQXQWXW SXOD SHUOXQ\D SURVHV SURGXNVL GLODNXNDQ VHFDUD UDPDK OLQJNXQJDQ 6DODK VDWX XSD\D XQWXN PHQJXUDQJL DWDX

• Khotbah tekstual adalah khotbah yang memperoleh bagian-bagian utamanya dari satu teks Alkitab.. teks dan bagian- bagian inilah yang memberikan tema kepada