• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL PADA PEMBELAJARAN PAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL PADA PEMBELAJARAN PAI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Batusangkar International Conference I, 15-16 October 2016

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN

BERBASIS MULTIKULTURAL PADA PEMBELAJARAN PAI

Fadriati

Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Batusangkar, Sumatera Barat, Indonesia

fadriatif@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini difokuskan pada pembelajaran PAI pada jenjang SMP, karena sesuai dengan tingkatan usia anak yang sedang membutuhkan pandangan hidup dan nilai agama. Penelitian

ini secara umum bertujuan untuk memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan Pendidikan Agama Islam yang berbasis multikultural. Secara praktis penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam merumuskan kebjakan untuk menerapkan pendidikan yang berbasis multikultural. Jenis penelitian ini adalah Penelitian dan Pengembangan (Research and Development), yaitu penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk dalam bentuk

model pembelajaran berbasis pendekatan multikultural pada pembelajaran PAI. Model penelitian yang digunakan dalam pengembangan ini adalah model pengembangan 4-D. Namun

tahapan disseminate tidak dilakukan karena keterbatasan penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan define (pendefenisian), design (perancangan) dan develop (pengembangan). Penelitian ini menghasilkan produk berupa model pembelajaran PAI berbasis multikultural pada materi Empati di SMP yang sangat valid berdasarkan uji validitas yang dilakukan oleh validator, dengan nilai rata-rata 90,96%. Rata-rata hasil penilaian tiga orang validator untuk

aspek didaktik yaitu sebesar 89,55% dengan kategori sangat valid. Penilaian untuk konstruk sebesar 90,28% dengan kategori sangat valid, dan pada bagian teknik sebesar 93,05% dengan

kategori sangat valid.

Kata Kunci: Model pembelajaran, multikultural, pembelajaran PAI A. Pendahuluan

ndonesia merupakan salah satu negara multikultural yang terbesar di dunia. Perbedaan suku, ras, dan bahasa, merupakan sebuah perbedaan yang lazim ada dalam suatu masyarakat. Indonesia sebagai negara multikultural terdiri atas bermacam-macam suku, bahasa dan ras yang menunjukkan ciri khas bangsa Indonesia, namun tetap saling menghormati satu sama lain. Terkadang perbedaan tersebut juga menyebabkan timbulnya permasalahan di masyarakat sekitar. Permasalahan yang sering terjadi di masyarakat multikultural bisa disebabkan oleh masalah sosial, ekonomi, budaya, ataupun masalah lainnya.

Di Indonesia diharapkan pendidikan dapat membantu dan dapat menanamkan nilai-nilai multikultural seperti rasa saling menghormati antar suku, agama dan budaya

I

(2)

Integration and Interconnection of Sciences “The Reflection of Islam Kaffah”

satu sama lain. Pendidikan juga harus mampu menjadi wadah dalam memberikan penjelasan terhadap keberagaman yang ada di Indonesia serta membentuk sikap saling menhargai satu sama lain. Menurut Clifford Geertz, Indonesia merupakan negeri tempat semua arus kultural yang pernah dilewati oleh Cina, India, Timur Tengah dan Eropa. Geertz juga menunjukkan fakta tentang situasi masyarakat Indonesia yang memiliki rentang struktur sosial yang lebar.

Pendidikan dalam arti yang luas adalah proses penanaman nilai-nilai budaya pada anak untuk dibentuk sesuai dengan potensi belajar yang dimilikinya dengan tujuan agar mampu menjadi anggota masyarakat yang dapat menghayati dan mengamalkan potensinya, baik secara individu maupun bersama-sama dengan anggota lainnya. Dalam arti praktis, pendidikan merupakan proses penyampaian nilai-nilai kebudayaan atau proses pembudayaan yang bertujuan menjadikan anak memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap-sikap, nilai-nilai serta pola-pola perilaku tertentu. Mengacu pada pemahaman arti luas dan arti praktis, pendidikan bertujuan untuk mentransformasikan nilai-nilai budaya, baik pendidikan di rumah tangga (keluarga), di masyarakat, maupun di sekolah, serta mampu menunjukkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan bermasyarakat

Pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam gagasan multikultural dinilai dapat mengakomodir kesetaraan budaya yang mampu meredam konflik vertikal dan horizontal dalam masyarakat yang heterogen, di mana tuntutan akan pengakuan atas eksistensi dan keunikan budaya, kelompok dan etnis sangat lumrah terjadi. Muaranya adalah tercipta suatu sistem budaya (culture system) dan tatanan sosial yang mapan dalam kehidupan masyarakat yang akan menjadi pilar kedamaian bagi sebuah bangsa.

Guru Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu memahami dan mengimplementasikan serta menanamkan nilai-nilai multikultural dalam tugasnya sehingga mampu melahirkan peradaban yang memiliki toleransi, demokrasi, tenggang rasa, keadilan, harmonisasi serta nilai-nilai kemanusiaan lainnya. Dengan demikian, mengatasi segala problematika masyarakat harus dimulai dari penataan secara sistemik dan metodologis dalam pendidikan, sebagai salah satu komponen dalam pembelajaran. Untuk memperbaiki realitas masyarakat, perlu dimulai dari proses pembelajaran yang mendasar dengan menggunakan pembelajaran berbasis multikultural.

(3)

Batusangkar International Conference I, 15-16 October 2016 B. Metodologi Penelitian

Penelitian ini adalah Penelitian dan Pengembangan (Research and Development), yaitu penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk dalam bentuk model pembelajaran berbasis pendekatan multikultural pada pembelajaran PAI pada jenjang SMP. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tentang model pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang sudah dilaksanakan, faktor pendukung dan penghambat serta upaya yang telah dilakukan oleh guru PAI SMP untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Untuk menghimpun data tersebut maka digunakan pendekatan Deskriptif Analitis. Selanjutnya, penelitian ini menghasilkan produk dalam bentuk model pembelajaran berbasis pendekatan multikultural pada pembekajaran PAI pada jenjang SMP.

Model penelitian yang digunakan dalam pengembangan ini adalah model pengembangan 4-D. Pada penelitian ini tahap Disseminate tidak dilakukan karena keterbatasan penelitian, maka tahap yang digunakan hanya sampai tahap Develop. Model pengembangan yang dilakukan, yaitu:

1. Tahap Define (pendefenisian)

Tahap define adalah tahapan dasar yang dilakukan untuk melakukan pengembangan model pembelajaran PAI berbasis multikultural untuk mendapatkan gambaran kondisi dilapangan. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tahap Analisis Muka-Belakang

Tahap Analisis Muka Belakang dilakukan untuk mendapatkan gambaran kondisi di lapangan. Tahapan ini bisa disebut sebagai tahap analisis kebutuhan (need

assessment). Pada tahap ini dilakukan observasi dan wawancara dengan guru mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam dan siswa di SMP Kabupaten Tanah Datar. Hal ini bertujuan untuk mengetahui masalah siswa dan kebutuhan siswa serta hambatan yang dihadapi oleh guru PAI dalam proses pembelajaran PAI. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta buku pegangan mata pelajaran PAI SMP kelas X Semester Dua. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian materi yang diajarkan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran PAI serta memilih Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang

(4)

Integration and Interconnection of Sciences “The Reflection of Islam Kaffah” akan dikembangkan.

Selanjutnya juga dilakukan review terhadap literatur tentang model

pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengetahui komponen penulisan model, agar model yang dikembangkan dapat dirancang dengan baik dan semenarik mungkin. Pada tahapan ini jjuga dilakukan analisis karakteristik siswa yang meliputi usia, motivasi, kemampuan akademik, psikomotor dan keterampilan sosial. Dengan memahami karakteristik siswa, akan dapat dirancang media pembelajaran yang memiliki unsur-unsur tersebut.

2. Tahap Design (perancangan)

Tahap design bertujuan untuk menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini dimulai dengan merancang pembelajaran PAI berbasis multikultural pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dalam model yang dirancang terdapat pendahuluan, dasar pemikiran pentingnya pembelajaran PAI berbasis multikultural, peran guru dalam pembekajaran PAI berbasis multikultural, tujuan pembelajaran PAI berbasis multikultural, silabus, contoh RPP, serta materi PAI berbasis multikultural.

3. Tahap Develop (pengembangan)

Tahapan ini bertujuan untuk menghasilkan model pembelajaran yang valid yang diperoleh melalui revisi berdasarkan masukan dari para pakar. Tahapan ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Tahap Validasi Prototype

Ada dua macam validasi yang digunakan pada modul inkuiri sosial, yaitu: 1) Validasi isi, yaitu bahwa suatu alat ukur dipandang valid apabila sesuai dengan isi

kurikulum yang hendak diukur. Validasi isi ini berfungsi untuk melihat validitas model pembelajaran PAI berbasis multikultural yang telah dirancang untuk mengetahui apakah model itu telah sesuai dengan silabus mata pelajaran Pendidikan Agama Islam atau belum.

2) Validasi konstruk, yaitu suatu alat ukur dikatakan valid apabila telah cocok dengan konstruksi teoritik dimana tes itu dibuat. Dengan kata lain, sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila soal-soalnya mengukur setiap aspek berfikir

(5)

Batusangkar International Conference I, 15-16 October 2016

seperti yang telah diuraikan dalam Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar maupun indikator yang terdapat dalam kurikulum 2013, kesesuaian komponen-komponen model pembelajaran PAI berbasis multikultural dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan

C. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil validasi model pembelajaran PAI berbasis multikultural yang dilakukan oleh validator diperoleh kesimpulan bahwa produk yang dihasilkan termasuk pada kategori sangat valid, yaitu dengan nilai rata-rata 90,96% %. Validasi yang dilakukan pada penelitian ini menekankan pada syarat didaktik, syarat konstruksi dan syarat teknik. Berdasarkan penilaian validator tentang syarat didaktik diketahui bahwa pengembangan model pembelajaran PAI berbasis multikultural sudah sesuai dengan kurikulum 2013, dengan tolok ukur pada KI dan KD yang sesuai dengan kurikulum 2013. Model pembelajaran PAI berbasis multikultural sudah bersifat universal, artinya model pembelajaran PAI berbasis multikultural dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang memiliki tingkatan atau kecepatan belajar yang lambat, sedang, maupun cepat.

Pada syarat konstruksi, model dinyatakan valid oleh validator karena konstruksi model pembelajaran PAI berbasis multikultural yang dikembangkan telah memenuhi syarat-syarat penyusunan pengembangan model, seperti materi dan indikator, penyajian materi yang sistematis, kemudian validasi model pembelajaran PAI berbasis multikultural juga dirancang dengan menggunakan bahasa dan kalimat yang jelas.

Syarat teknis juga dinyatakan valid oleh validator karena penyajian media validasi model pembelajaran PAI berbasis Multikultural sudah menarik, baik dari format model, penggunaan tulisan maupun huruf serta memiliki kesesuaian gambar dengan nuansa kontekstual. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keabsahan validasi model pembelajaran PAI berbasis multikultural dapat dipertanggungjawabkan karena telah dinilai oleh para pakar.

Hasil validasi secara keseluruhan menunjukkan bahwa model pembelajaran PAI berbasis multikultural yang dihasilkan telah teruji kualitasnya dan telah dinyatakan sangat valid oleh validator. Menurut Anastasi dan Urbina, dalam Lufri bahwa validitas

(6)

Integration and Interconnection of Sciences “The Reflection of Islam Kaffah”

adalah “suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu dapat mengukur apa yang hendak diukur”. Berdasarkan penilaian validator, semua persyaratan dalam model pembelajaran yang meliputi syarat didaktik, konstruk dan teknis sudah sudah terpenuhi dan dapat diukur, susuai dengan pengkategorian hasil validitas berdasarkan pendapat Riduwan “dimana persentase antara 0%–20% adalah tidak valid, 21%-40% adalah kurang valid, 41%-60% adalah cukup valid, 61%-80% adalah valid, 81%-100% adalah sangat valid.

D. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan maka penelitian ini telah menghasilkan produk berupa model pembelajaran PAI berbasis multikultural pada materi Empati di SMP yang sangat valid berdasarkan uji validitas yang dilakukan oleh validator. Hasil validasi model pembelajaran PAI berbasis multikultural yang dilakukan oleh para pakar menunjukkan data 90,96% sehingga dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran PAI berbasis multikultural sudah sangat valid. Rata-rata hasil penilaian validator untuk aspek didaktik yaitu sebesar 89,55 % dengan kategori sangat valid. Penilaian untuk konstruk sebesar 90,28% dengan kategori sangat valid, dan yang terakhir pada bagian tekhnik sebesar 93,05% dengan kategori sangat valid.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arifin, Kapita Selekta Pendidikan( Islam dan Umum),Jakarta: Bumi Aksara, 2000 Baidhawy, Zakiyuddin,Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural.

Cresswell, John W,Education Reseach: Planing, Conducting, and Evaluating

Quantitative and Qualitative Research, New Jeysey: Pearson education, Inc, 2008

Daradjat,Zakiah, dkk. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara ,2006

Djamarah, Syaiful Bahri,Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:PT. Rineka Cipta. 2005

Farida, Hanum,Pendidikan Multikultural Sebagai Sarana Pembentuk Karakter Bangsa, Yogyakarta, 2009.

Harto, Kasinyo, Model Pengembangan Pendidikan Agama Islam Berbasis

Multikultural,Jakarta: PT Grafindo Persada, 2012

Haditono. S.R,Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,2002

(7)

Batusangkar International Conference I, 15-16 October 2016

Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004

http://www.mandikdasmen.depdiknas.go.id/web/pages/urgensi.htmlBambangsantoso,Pe

ndidikan Multikultural, 14 Maret 2015

Ismail SM, Strategi Pembelajaran PAI Berbasis PAIKEM, Semarang:Rasail, 2009 Johnson,Donna M,Approaches to Research in Second Language Learning, New York:

Longman Publishing Group, 1992

Liliweri,Alo,Makna Budaya Dalam Komunikasi antar Budaya, Jogjakarta; LKis, 2003 Mahfud, Choirul,Pendidikan Multikultural, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006

Meredith, D. Gall, Joyce P. Gall dan Walter R. Borg, Educational Research: An

Introduction, Boston: Pearson Education, Inc, 2003

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam : Upaya Mengefektifkan Pendidikan Islam Di

Sekolah. Bandung: Rosdakarya , 2002

_____ Rekontruksi Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009

_____Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2003 Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011

Nunan,David Research Methods in Language Learning, USA: Cambridge University Plomp,Tjeerd,An Introduction to Educational Design Reserach, Prosidding of the

seminar Conducted at The East China Normal University Shanghai,Netherland:Netzoduk Enschede, 2010.

Syah,Muhibin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosadakarya 2008

Tilaar, H.A.R, Multikulturalisme Tantangan-tantangan Global-Cultural Understanding

Untuk Demokrasi Dan Keadilan, Jakarta: PT. Grafindo, 2005

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis multikultural di SDN Percobaan Palangka Raya dalam satu minggu 24 jam dengan alokasi waktu 35 menit, dalam pembelajaran Guru PAI

Implementasi manajemen kurikulum yang berbasis pada nilai multikultural di MTs Negeri 15 Boyolali dilaksanakan dengan memperhatikan tiga komponen pokok, yaitu : 1)

Dari karakteristik tersebut, bisa dijelaskan bahwa materi PAI berwawasan multikultural adalah sebuah usaha bagaimana Pendidikan Agama Islam (PAI) mampu mengembangkan

Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan sebagai berikut; (1) Latar belakang pengembangan kurikulum pendidikan Islam berbasis multikultural di Madrasah Aliyah

Pembelajaran PAI berbasis multikultural lebih menekankan pada strategi pembelajaran afektif. Karena berhubungan dengan value yang sulit diukur karena menyangkut

Lebih lanjut, Integrasi pendidikan multikultural dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) juga dapat dilakukan dengan mengintegrasikan nilai- nilai

1) Model pembelajaran berbasis multikultural dapat dikatakan valid dan tidak perlu direvisi melalui uji kelayakan perseorangan yang dilakukan oleh pakar model

Lebih lanjut, Integrasi pendidikan multikultural dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) juga dapat dilakukan dengan mengintegrasikan nilai- nilai