• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

29 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas III SD Negeri Ledok 02 Salatiga pembekalan mata pelajaran matematika masih kurang baik. Kenyataan ini tampak pada hasil tes yang dilakukan oleh guru. Dari keseluruhan siswa, 52,4 % siswa mendapat nilai dibawah KKM (65). Penyebab timbulnya permasalahan adalah siswa merasa takut, bosan, dan bahkan tidak mau memperhatikan apa yang diajarkan oleh gurunya sehingga mata pelajaran matematika dianggap sebagai pelajaran yang tidak menyenangkan.

Guru masih menggunakan metode caramah dalam pembelajaran. Untuk mata pelajaran matematika tentu saja metode ini tidak tepat. Selain metode ceramah, guru juga masih menggunakan metode Drill. Pembelajaran matematika hanya sekadar menjelaskan soal dan menyelesaikan dengan rumus. Penggunaan metode ini membuat siswa bosan dan timbulah masalah dalam pembelajaran. Masalah-masalah tersebut berdampak pada hasil belajar siswa tersebut.

4.2 Pelaksanaan Tindakan 4.2.1 Siklus I

4.2.1.1. Tahap Perencanaan

Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick. Tahap penyusunan rencana yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis kompetensi dasar yang akan disampaikan pada siswa. analisi ini dilakukan bersama dengan guru kelas.

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

3. Mempersiapkan peralatan pembelajaran berupa tongkat.

4. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi siswa dan observasi guru. 5. Menyiapkan soal evaluasi untuk materi siklua I.

(2)

4.2.1.2. Tahap pelaksanaan Tindakan

Tahap tindakan pada penelitian ini adalah pelaksanaan skenario pembelajaran dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berikut merupakan jadwal pelaksanaan tindakan siklus I yang terdiri dari 3 pertemuan. 1. Pertemuan I

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke 4 bulan Maret. Pada awal pembelajaran, guru membuka dengan doa. Salah satu siswa diminta untuk meimpin doa. Setelah berdoa, guru mengajak siswa berkeliling lapangan untuk menjelaskan arti keliling.

Pada tahap penjelasan materi, guru bertanya jawab mengenai pengertian keliling. Guru menjelaskan cara mencari keliling dengan perumpamaan pelari yang sedang mengelilingi lapangan. Pada tahap ini, siswa dijelaksan cara mencari keliling tidak baku dengan menggunakan kertas mika berkotak. Guru juga menjelaskan cara mencari keliling persegi panjang baku dengan menggunakan penggaris.

Pada tahap pendalaman materi, siswa dimita mengerjakan beberapa soal yang berkaitan dengan materi. Siswa juga diminta untuk membaca materi di buku paket agar lebih jelas dalam memahami materi. Pada saat siswa membaca, guru sembari mempersiapkan tongkat untuk permainan Talking Stick.

Tahap permainan tongkat adalah tahap yang paling disukai siswa. guru menyiapkan tongkat dan mengajarkan terlebih dahulu lagu pendukung. Lagu tersebut merupakan lagu “cicak-cicak di dinding” yang telah diubah liriknya menjadi “tongkat-tongkat berjalan”. Setelah itu, guru memberi penjelasan mengenai tata cara permainan. Guru memulai permainan dengan memberikan tongkat pada siswa. siswa menyanyi dengan antusias. Siswa yang mendapatkan tongkat pada saat lagu selesai, mendapat pertanyaan dari guru. Bagi siswa yang mampu menjawab diberikan reward.

Tahap menarik kesimpulan dilakukan bersama-sama. Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran tersebut. Guru juga bertanya mengenai

(3)

hal-hal yang belum diketahui siswa.setelah itu, guru menutup pembelajaran dengan salam.

2. Pertemuan II

Pada awal pembelajaran. Guru membuka pembelajaran dengan doa. Setelah melakukan apersepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Melalui gambar roti tart yang dikelilingi cherry, guru menjelaskan keliling persegi. Siswa menghitung cherry yang mengelilingi kue tersebut.

Tahap penyampaian materi guru bertanya jawab dengan siswa mengenai ciri-ciri persegi. Setelah siswa memahami konsep menghitung keliling, guru menjelaskan mengenai cara menghitung keliling menggunakan kertas transparan berkotak. Ini penjelasaqn untuk menghitung bangun tidak baku. Guru juga menjelaskan cara mencari keliling bangun persegi dengan menggunakan alat bantu penggaris.Tahap permainan tongkat adalah tahap yang paling disukai siswa. guru menyiapkan tongkat dan mengajarkan terlebih dahulu lagu pendukung. Lagu tersebut merupakan lagu “cicak-cicak di dinding” yang telah diubah liriknya menjadi “tongkat-tongkat berjalan”. Setelah itu, guru memberi penjelasan mengenai tata cara permainan. Guru memulai permainan dengan memberikan tongkat pada siswa. siswa menyanyi dengan antusias. Siswa yang mendapatkan tongkat pada saat lagu selesai, mendapat pertanyaan dari guru. Bagi siswa yang mampu menjawab diberikan reward.

Tahap menarik kesimpulan dilakukan bersama-sama. Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran tersebut. Guru juga bertanya mengenai hal-hal yang belum diketahui siswa.setelah itu, guru menutup pembelajaran dengan salam.

3. Pertemuan III

Pertemuan ketiga merupakan pertemuan terakhir dalam siklus I. Pada awa pembelajaran guru mengucapkan salam, meminta siswa memimpin doa dan melakukan absensi. Pertemuan ketiga fokus pada evaluasi pembelajaran. Setelah guru menjelaskan tata cara mengerjakan soal, guru membagikan soal kepada

(4)

siswa. siswa diberi tenggang waktu kurang lebih 45 menit untuk mengerjakan 20 soal pilihan ganda. Siswa mengerjakan secara mandiri. Setelah siswa selesai, guru mengumpulkan lembar jawab siswa dan menutup pembelajaran.

4.2.1.3. Observasi

Pada siklus ini, penulis berkolaborasi dengan teman sejawat dari guru melakukan pengamatan terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan indikator pengamatan, observer melakukan pengamatan yang meliputi kinerja guru, aktivitas siswa dan hasil belajar matematika siswa dan memberi penilaian terhadap proses pembelajaran. Observasi untuk kinerja guru berupa 12 aspek penilaian sedangkan untuk observasi aktivitas siswa berupa 11 aspek penilaian. Masing-masing aspek dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4, skor 1 berarti sangat kurang , skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik dan skor 4 berarti baik sekali. Setelah itu dianalisis sesuai dengan teknik analisis data.

4.2.1.4. Refleksi

Dalam tahap refleksi ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis data. Hasil refleksi ini akan dijadikan bahan sebagai perencanaan siklus II. Refleksi pada siklus ini lebih berfokus terhadap masalah-masalah yang terjadi saat tindakan berlangsung. Berdasarkan deskripsi dan hasil observasi pada siklus 1, maka dalam pembelajaran ini ditemukan permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

1. Masih ada beberapa siswa yang kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran

2. Pada saat permainan masih ada siswa yang bermain sendiri atau tidak mengikuti langkah demi langkah pembelajaran talking stick

3. Pada saat permainan masih ada siswa yang tidak sportif, seperti ketika musik berhenti dan saat siswa mendapat tongkat dilemparkan kepada temannya. 4. Ada beberapa siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru.

(5)

4.2.2 Siklus II

4.2.2.1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, hasil dari tahap refleksi pada siklus I menjadi dasar atau acuan untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan yang tepat pada siklus II agar peningkatan hasil belajar siswa sesuai dengan harapan. Sama seperti siklus I, pada siklus II ini pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Talking Stick. Perangkat pembelajaran yang telah dipersiapkan seperti RPP, media dan sumber belajar, LKS, lembar observasi guru dan siswa serta soal evaluasi dikoordinasikan dengan guru kelas III. Guru menyiapkan tongkat permainan.

4.2.2.2. Tahap pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan siklus II terdiri dari 3 kali pertemuan. Berikut merupakan deskripsi jalannya pembelajaran pada siklus II.

1. Pertemuan I

Guru mengawali pembelajaran dengan doa. Setelah doa, guru melakukan apersepsi. Apersepsi yangdilakukan guru adalah bertanya berapa yang dibutuhkan untuk menyampuli buku yang dibawa guru. Setelah siswa menjawab, guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada tahap penjelasan materi, siswa diminta untuk menghitung ubin yang ada di dalam kelas. Ini merupakan awal penjelasan konsep dari menghitung luas persegi. Setelah penyampaian konsep, guru menjelaskan cara menghitung luas bangun datar tak baku dengan menggunakan mika transparan. Siswa mendengarkan penjelasan untuk mencari luas persegi panjang dengan menggunakan bantuan rumus dan penggaris. Guru juga memberi contoh permasalahan yang berkaitan dengan persegi panjang.

Tahap berikutnya adalah tahap pendalaman materi. Siswa memahami beberapa contoh soal dari buku paket mereka. Setelah membaca, siswa diminta menutup buku untuk segera memulai permainan Talking Stick.

Guru memberikan tongkat kepada siswa dengan bersama-sama menyanyikan lagu “tongkat-tongkat berjalan”. Seperti biasa, siswa yang mendapatkan tongkat

(6)

pada saat lagu selesai, siswa tersebut diminta untuk menjawab pertanyaandari guru.

Setelah permainan selesai, guru mengajak siswa menarik kesimpulan. Siswa mencatat ringkasan yang dibuat. Setelah itu diadakan refleksi dari pembelajaran tersebut. Pada akhir pembelajaran, kegiatan diakhiri dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

2. Pertemuan II

Pada awal pembelajaran guru mengucapkan salam. Salah satu siswa diminta untuk memimpin doa. Setelah berdoa,guru melakukan absensi. Pada apersepsi, guru memperlihatkan taplak meja guru yang berbentuk persegi. Kemudian guru bertanya “apakah besar taplak meja dengan meja ini sama? Bagaimana caranya agar taplak ini bisa menutupi meja?. Siswa menjawab dengan berbagai jawaban. Pada saai inilah, guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.

Pada tahap penjelasan materi, siswa bersama guru bertanya jawab mengenai cara mencari luas persegi. Siswa diminta mencari bangun persegi yang berada disekitar mereka. Bersama teman sebangku, mereka diminta untuk mencari luas bangun persegi tersebut. Setelah itu, Siswa mendengarkan penjelaskan dari guru tentang menghitung luas persegi dengan satuan tidak baku menggunakan alat peraga berupa kertas transparan berkotak. Siswa juga mendengarkan penjelasan dari guru tentang menghitung luas persegi dengan satuan baku menggunakan alat peraga berupa penggaris dan dengan rumus luas persegi. Guru memaparkan permasalahan yang berkaitan dengan persegi, sisw memperhatikan cara penyelesaian masalah yang dilakukan oleh guru.

Tahap pendalaman materi, siswa diminta mengerjakan beberapa soal yang ada di buku paket. Setelah selesai, permainan Talking Stick dimulai. Guru menyiapkan sebuah tongkat dan menyanyikan lagu cicak-cicak di dinding yang sudah diganti liriknya menjadi tongkat-tongkat berjalan. Guru memberikan instruksi kepada siswa mengenai tata cara permainan.Guru memberikan tongkat kepada siswa kemudian siswa secara estafet memindahkan tongkat sambil menyanyikan lagu cicak-cicak di dinding yang sudah diganti liriknya menjadi

(7)

tongkat-tongkat berjalan. Siswa yang mendapat tongkat ketika lagu berhenti diberi pertanyaan oleh guru seputar materi persegi. Siswa yang menjawab benar mendapat penghargaan bintang dan sebuah permen.

Pada tahap menarik kesimpulan. Siswa bersama guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Dengan bimbingan guru siswa diajak menarik kesimpulan dari pelajaran yang telah disampaikan. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

3. Pertemuan III

Pembelajaran pada pertemuanketiga sebagai tindak lanjut dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua yaitumelakukan tes evaluasi. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga diawalidengan berdoa, presensi dan dilanjutkan dengan tanya jawab guru dan siswa untukmengulang materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuankedua secara singkat. Kemudian guru memberi kesempatan siswa untuk bertanyatentang materi yang belum diketahui.Setelah itu guru mengadakan tes evaluasiselama 2x35 menit.Bagi siswa yang sudah selesai dapat mengumpulkan lembarjawab dan kembali ke tempat duduk. Kemudian kegiatan diakhiri dengan salam.

4.2.2.3. Observasi

Peneliti melakukan observasi dengan bantuan teman sejawat dari guru. Observer tersebut melakukan observasi0 terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan indikator pengamatan, observer melakukan pengamatan yang meliputi kinerja guru, aktivitas siswa dan hasil belajar matematika siswa dan memberi penilaian terhadap proses pembelajaran.

4.2.2.4. Refleksi

Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi (Kunandar,2011: 75). Segala aktivitas dalam penerapan aktivitas pada pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Talking Stick inilah yang akan menjadi obyek refleksi.

(8)

Pada tahap ini, peneliti merenungkan kekuatan dan kelemahan terhadap pelaksaan pembelajaran. Setiap kekuatan dipertahankan dan setiap kekurangan diperbaiki agar tidak terulang kembali.

4.3 Analisis Data 4.3.1 Pra Siklus

Pada kondisi awal (Pra Siklus) sebelum dikalukan tindakan, terdapat 22 siswa dari 42 siswa di kelas III SD Negeri Ledok 2 Salatiga yang mendapatkan nilai di bawah KKM (65). Siswa yang mendapahkan nilai di atas KKM hanya 20 siswa. berdasarkan observasi dengan guru kelas, dapat dilihat tabel ketuntasan siswa sebagai berikut:

Tabel 4.1

Ketuntasan Hasil Belajar Pra siklus Siswa SD Negeri Ledok 2 Salatiga

Tahun Pelajaran 2013/2014

Kriteria Nilai Frekuensi Persentase (%)

Tuntas ≥ 63 20 47,6 Tidak Tuntas < 63 22 52,4 Jumlah 42 100 Rata-rata 67,02 Minimal 40 Maksimal 95

Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa perolehan nilai pra siklus dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 20 siswa dengan persentase 47,6 %, sedangkan yang belum mencapai ketuntasan minimal sebanyak 22 siswa dengan persentase 52,4 %. Rata-rata nilai siswa kelas V SD Negeri I Ampel sebesar 67,02. Sedangkan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 40.

Ketuntasan hasil belajar siswa dapat disajikan dalam bentuk diagram lingkaran sebagai berikut

(9)

Gambar 4.1

Diagram Persentase Nilai Pra Siklus 4.3.2 Siklus I

4.3.2.1 Hasil observasi Guru

Observasi / pengamatan pada penelitian ini meliputi observasi aktivitas guru dalam mengajar. Observasi menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan aktivitas guru yang telah dibuat peneliti. Guru dalam menjelaskan materi dalam menerapkan model pembelajaran Talking Stick.Observer dalam penelitian ini adalah Setiani Anjawati, S. Pd. Beliau adalah teman dari rekan sejawat guru kelas III. Observer menuangkan hasil pengamatan dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut berisi 12 item untuk mengetahui aktivitas guru selama mengajar. Dalam lembar observasi berisi poin-poin kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan guru. Kisaran penilain berupa skor 1, 2, 3,atau 4. Observer memeberi penilaian sesuai dengan keadaan sebenarnya.

48%

52% Tuntas

(10)

Hasil Observasi guru, dituangkan dalam tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2

Hasil Observasi Guru pada Siklus I

No. Aspek Jumlah Skor

Pertemuan I Pertemuan II 1. Kegiatan Awal 6 6 2. Kegiatan Inti A. Penyajian Materi B. Pendalaman Materi C. Permainan Tongkat D. Pengambilan Kesimpulan 27 29 3. Kegiatan Akhir E. Evaluasi 6 6 Total Skor 39 41 Rata-rata 3,25 3,42 Nilai Rata-rata (%) 81,25 85,42

Kategori Baik Baik

Penilaian Persentasenilai rata-rata (NR) = x 100% Kategori = Baik Sekali = Baik = Cukup Baik = Kurang

Berdasarkan tabel 4.2 Hasil Observasi Guru pada siklus I dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan pertama siklus I guru sudah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick. Kategori yang dicapai adalah baik Rincian hasil observasi adalah sebagai berikut. Pada aspek kegiatan awal guru memperoleh skor 6. Pada aspek kegiatan inti yang terdiri dari penyajian materi, pendalaman materi, permainan tongkat dan menaik kesimpulan, guru memperoleh skor 27. Pada aspek terakhir yaitu kegiatan akhir berupa evaluasi, guru memperoleh skor 6. Total skor pada hasil observasi siklus I pertemuan pertama adalah 39. Rata-rata skor adala 3,25. Persentase nilai rata-rata adalah 81,25 %. Hal ini menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik.

Pada siklus I pertemuan kedua, Pada aspek kegiatan awal guru memperoleh skor 6. Pada aspek kegiatan inti yang terdiri dari penyajian materi, pendalaman materi, permainan tongkat dan menaik kesimpulan, guru memperoleh

(11)

skor 29. Pada aspek terakhir yaitu kegiatan akhir berupa evaluasi, guru memperoleh skor 6. Total skor pada hasil observasi siklus I pertemuan kedua adalah 41. Rata-rata skor adala 3,42. Persentase nilai rata-rata adalah 85,42 %. Hal ini menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik.

4.3.2.2 Hasil Observasi Siswa

Pada siklus I, observer juga melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa ketika mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Talking Stick. Adapun hasil observasi aktivitas siswa ketika pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran Talking Stick pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3. berikut.

Tabel 4.3

Hasil Observasi Siswa pada Sikus I

No. Aspek Jumlah Skor

Pertemuan I Pertemuan II 1. Kegiatan Awal 5 6 2. Kegiatan Inti A. Penyajian Materi B. Pendalaman Materi C. Permainan Tongkat D. Pengambilan Kesimpulan 20 22 3. Kegiatan Akhir E. Evaluasi 5 6 Total Skor 30 34 Rata-rata 2, 72 3,09 Nilai Rata-rata (%) 68,18 77,27

Kategori Kurang Cukup Baik

Penilaian Persentasenilai rata-rata (NR) = x 100% Kategori = Baik Sekali = Baik = Cukup Baik = Kurang

Berdasarkan tabel 4.3 rincian hasil observasi adalah sebagai berikut. Pada aspek kegiatan awal siswa memperoleh skor 5. Pada aspek kegiatan inti yang terdiri dari penyajian materi, pendalaman materi, permainan tongkat dan menarik kesimpulan, siswa memperoleh skor 20. Pada aspek terakhir yaitu kegiatan akhir

(12)

berupa evaluasi, siswa memperoleh skor 5. Total skor pada hasil observasi siklus I pertemuan pertama adalah 30. Rata-rata skor adala 2,72. Persentase nilai rata-rata adalah 68,18 %. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kurang baik dalam menerima pelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Talking Stick . Pada pertemuan ini, siswa masih belum terbiasa dengan penerapan model pembelajaran Talking Stick Siswa belum biasa dalam menarik kesimpulan. Fokus siswa masih pada permainan saja.

Pada aspek kegiatan awal siswa memperoleh skor 6. Pada aspek kegiatan inti yang terdiri dari penyajian materi, pendalaman materi, permainan tongkat dan menarik kesimpulan, siswa memperoleh skor 22. Pada aspek terakhir yaitu kegiatan akhir berupa evaluasi, siswa memperoleh skor 6. Total skor pada hasil observasi siklus I pertemuan pertama adalah 34. Rata-rata skor adala 3,09. Persentase nilai rata-rata adalah 77,27 %. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah cukup baik dalam menerima pelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Talking Stick terlihat peningkatan walaupun hanya sedikit. Siswa mulai mampu mengikuti pelajaran dengan cukup baik.

4.3.2.3 Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa diukur dengan menggunakan tes evaluasi. Guru memberikan evaluasi secara tertulis kepada siswa pada akhir siklus I yaitu pada pertemuan III. Terlihat peningkatan dari hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan dan sesudah dilaksanakan tindakan. Hal ini terlihat dari hasil rekap ulangan harian sebelum dilaksanakan tindakan dan hasil tes evaluasi siswa setelah dilaksanakan tindakan siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

(13)

Tabel 4.4

Ketuntasan Belajar siklus I Siswa Kelas V SD Negeri Ledok 2

Kriteria Nilai Frekuensi Persentase (%)

Tuntas ≥ 63 28 66,7 Tidak Tuntas < 63 14 33,3 Jumlah 42 100 Rata-rata 72,02 Minimal 35 Maksimal 100

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa. pada siklus I dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki nilai yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 28 siswa dengan persentase 66,7 %, sedangkan yang belum mencapai ketuntasan minimal sebanyak 14 siswa dengan persentase 33,3 %. Rata-rata nilai siswa 72,02 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50.

Berdasarkan ketuntasan belajar pada tabel 4.2 dapat digambarkan dalam diagram lingkaran sebagai berikut:

Gambar 4.2

Diagram Persentase Nilai Siklus I

4.3.3 Siklus II

4.3.3.1 Hasil observasi Guru

Hasil observasi siklus II mengenai pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Talking Stick dapat dipaparkan sebagai berikut:

67% 33%

Tuntas Tidak Tintas

(14)

Pengamatan pada penelitian ini dibantu oleh guru kelas dan dimulai bersamaan dengan dimulainya pembelajaran. Ibu Setiani Anjarwati, S. Pd mengamati guru menyajikan materi. Pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru yang telah disiapkan peneliti. Lembar pengamatan mengacu pada tahap-tahap pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Talking Stick.

Hasil observasi guru dituangkan dalam tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5

Hasil Observasi Guru Pada Siklus II

No. Aspek Jumlah Skor

Pertemuan I Pertemuan II 1. Kegiatan Awal 7 8 2. Kegiatan Inti A. Penyajian Materi B. Pendalaman Materi C. Permainan Tongkat D. Pengambilan Kesimpulan 28 29 3. Kegiatan Akhir E. Evaluasi 6 7 Total Skor 41 44 Rata-rata 3,42 3,67 Nilai Rata-rata (%) 85,42 91,67

Kategori Baik Baik Sekali

Penilaian Persentasenilai rata-rata (NR) = x 100% Kategori = Baik Sekali = Baik = Cukup Baik = Kurang

Berdasarkan tabel 4.5 Hasil Observasi Guru pada siklus II dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan pertama siklus II guru sudah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick. Rincian hasil observasi adalah sebagai berikut. Pada aspek kegiatan awal guru memperoleh skor 7. Pada aspek kegiatan inti yang terdiri dari penyajian materi, pendalaman materi, permainan tongkat dan menaik kesimpulan, guru memperoleh skor 28. Pada aspek terakhir yaitu kegiatan akhir berupa evaluasi, guru memperoleh skor 6. Total skor pada hasil observasi siklus I pertemuan pertama

(15)

adalah 41. Rata-rata skor adala 3,42. Persentase nilai rata-rata adalah 85,42 %. Hal ini menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran dengan baik.

Pada siklus II pertemuan kedua, Pada aspek kegiatan awal guru memperoleh skor 8. Pada aspek kegiatan inti yang terdiri dari penyajian materi, pendalaman materi, permainan tongkat dan menaik kesimpulan, guru memperoleh skor 29. Pada aspek terakhir yaitu kegiatan akhir berupa evaluasi, guru memperoleh skor 7. Total skor pada hasil observasi siklus I pertemuan kedua adalah 44. Rata-rata skor adala 3,67. Persentase nilai rata-rata adalah 91,67 %. Hal ini menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran dengan sangat baik.

4.3.3.2 Hasil Observasi Siswa

Observasi siswa pada siklus II sama halnya dengan observasi siswa pada siklus I. Pada siklus II, observer juga melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa ketika mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Talking Stick. Adapun hasil observasi aktivitas siswa ketika pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran Talking Stick pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.6. berikut.

(16)

Tabel 4.6

Hasil Observasi Siswa Pada Siklus II

No. Aspek Jumlah Skor

Pertemuan I Pertemuan II 1. Kegiatan Awal 7 7 2. Kegiatan Inti A. Penyajian Materi B. Pendalaman Materi C. Permainan Tongkat D. Pengambilan Kesimpulan 25 24 3. Kegiatan Akhir E. Evaluasi 6 7 Total Skor 38 38 Rata-rata 3,45 3,45 Nilai Rata-rata (%) 86,36 86,36

Kategori Baik Baik

Penilaian Persentasenilai rata-rata (NR) = x 100% Kategori = Baik Sekali = Baik = Cukup Baik = Kurang

Berdasarkan tabel 4.6 rincian hasil observasi adalah sebagai berikut. Pada aspek kegiatan awal siswa memperoleh skor 7. Pada aspek kegiatan inti yang terdiri dari penyajian materi, pendalaman materi, permainan tongkat dan menarik kesimpulan, siswa memperoleh skor 25. Pada aspek terakhir yaitu kegiatan akhir berupa evaluasi, siswa memperoleh skor 6. Total skor pada hasil observasi siklus I pertemuan pertama adalah 38. Rata-rata skor adala 3,45. Persentase nilai rata-rata adalah 86,36 %. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah baik dalam menerima pelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Talking Stick . Siswa suadah mampu mengikuti pembelajaran dengan baik. Siswa mampu menjelaskan materi sebelumnya pada kegiatan awal. Siswa juga lebih kondusif dan tenang dalam menerima penjelasan dari guru. Siswa sanggup menjawab pertanyaan dengan baik.

Pada aspek kegiatan awal siswa memperoleh skor 7. Pada aspek kegiatan inti yang terdiri dari penyajian materi, pendalaman materi, permainan tongkat dan menarik kesimpulan, siswa memperoleh skor 25. Pada aspek terakhir yaitu

(17)

kegiatan akhir berupa evaluasi, siswa memperoleh skor 6. Total skor pada hasil observasi siklus I pertemuan pertama adalah 38. Rata-rata skor adala 3,45. Persentase nilai rata-rata adalah 86,36 %. Hasil observasi menunjukkan bahwa siswa baik dalam menerima pembelajaran. Siswa konsisten dalam mengikuti pelajaran. Siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru. Siswa juga mampu mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru.

4.3.3.3 Hasil Belajar Siswa

Evaluasi dilakukan pada pertemuan III. Soal evaluasi pada siklus II ini berisi 20 butir soal yang telah lolos dalam uji validitas. Siswa mengerjakan soal-soal secara mandiri. Nilai yang diperoleh siswa tercantum dalam tabel 4.7. Tabel tersebut menunjukkan nilai siswa mengalami peningkatan. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 37 siswa. Untuk lebih jelasnya, ketuntasan belajar siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7

Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri ledok 02 Salatiga

Kriteria Nilai Frekuensi Persentase (%)

Tuntas ≥ 63 37 88,1 Tidak Tuntas < 63 5 11,9 Jumlah 42 100 Rata-rata 78,45 Minimal 45 Maksimal 100

Tabel 4.7 menunjukkan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa 37 dari 42 siswa mendapat nilai diatas nilai 65dengan persentase 88,1 %. Sedangkan hanya 5 siswa dengan persentase 11,9 % yang belum mencapai nilai diatas 65. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa 78,45. Nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 45.

Jika dilihat dalam diagram lingkaran, data ketuntasan hasil belajar akan terlihat sebagai berikut:

(18)

Gambar 4.3

Diagram Persentase Nilai Siklus II

4. 4 Analisis Data Rekapitulasi Nilai Pra siklus, Siklus I dan Siklus II

Analisis data kuantitatif yang berasal dari hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II akan disajikan dalam sebuah tabel dan diagram. Perbandingan ketuntasan siswa kelas III saat siklus I dan siklus II dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.8

Rekap Ketuntasan Nilai SiswaKelas III SD Negeri Ledok 02

Dari tabel 4.8 rekapitulasi pengelompokkan nilai diatas dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas. Setelah siklus I jumlah siswa tuntas ada 28 siswa. Sedangkan setelah siklus II jumlah siswa yang tuntas ada 37 siswa. Pada klasifikasi tidak tuntas, setelah siklus I teradapat 37 siswa yang tidak tuntas dan siklus II hanya 5 siswa yang belum tuntas. Kelima anak tersebut masing-masing mempunyai masalah sendiri, anak yang pertama saat pelajaran dia selalu usil dan tidak mau memperhatikan, anak yang kedua dia mempunyai masalah dirumah dengan kedua orang tua, anak yang ketiga dan keempat mereka memang pada dasarnya dia tidak menyukai pelajaran matematika, dan anak yang kelima dia

Tuntas Tidak Tuntas Nilai Kriteria Siklus I Siklus II Jumlah siswa Presentase (%) Jumlah siswa Presentase (%) ≥ 63 Tuntas 28 66,7 37 88,1 < 63 Tidak tuntas 37 33,3 5 11,9

(19)

tidak pernah belajar dirumah. Namun ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa meningkat setiap siklusnya. Berdasarkan tabel 4.8 diatas tentang siswa tuntas dan tidak tuntas dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.4

Diagram Linear Nilai Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

Pada tabel 4.8 dan diagram linear 4.4 menunjukkan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran PAPA PEPI dapat meningkatkan jumlah siswa yang tuntas dan menurunkan jumlah siswa yang tidak tuntas

4.4 Pembahasan

Pada kondisi awal (Prasiklus) pembelajaran matematika pada sebagian siswa kelas III SD Ledok 02 mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Menurut data, dari 42 siswa, hanya 20 siswa (47,6 %) yang mendapat nilai diatas KKM, sedangkan 22 siswa (52,4 %) mendapat nilai dibawah KKM (65). Banyaknya siswa yang mendapat nilai dibawah KKM dikarenakan siswa merasa bosan dan jenuh terhadap pembelajaran yang biasanya dilakukan. Guru masih menggunakan metode ceramah dan drill saja. Mata pelajaran matematika termasuk salah satu mata pelajaran yang dapat membuat

0 5 10 15 20 25 30 35 40 Siklus I Siklus II Tuntas Tidak Tuntas

(20)

jenuh siswa. Siswa sering merasa sulit dengan mata pelajaran ini. Siswa harus dikondisikan untuk tertarik dengan pelajaran ini. Jika siswa tertarik, pembelajaran tentu saja akan lebih menyenangkan. Jika siswa senang, siswa akan lebih mampu menerima materi. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang menarik, yang dapat membuat siswa menjadi lebih semangat sehingga mampu membuat siswa menerima materi lebih cepat.

Berdasarkan data pada kondisi awal (pra siklus), maka dilakukan tindakan pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick pada pembelajaran matematika materi luas persegi dan persegi panjang. Ketuntasan hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan. Sebanyak 28 siswa (66,7%) mencapai ketuntasan, sedangkan sisanya yaitu 14 siswa (33,3%) belum tuntas KKM. Pada pelaksanaan siklus I, indikator kinerja yang diharapkan belum tercapai. Maka dari itu, diadakan tindakan dilanjutkan ke siklus II.

Tindakan siklus II sama dengan tindakan pada siklus I. Siklus II menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick. Akan tetapi materi yang diajarkan berbeda. Pada siklus II, materi yang diajarkan adalah matei menghitung keliling persegi dan persegi panjang. Setelah siklus II selesai dilaksanakan, siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 37 siswa (88,1 %). Hanya ada 5 siswa (11,9%) yang belum tuntas hasil belajarnya.

Hal ini membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Takling Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Ledok 02. Penggunaan model pembelajaran ini mampu membuat siswa siswa lebih siap. Selain itu dapa membiasakan siswa untuk memahami lebih cepat. Siswa juga bersemangat untuk mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dipelajari. Siswa mempersiapkan diri untuk belajar agar dapat mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Selain itu, kelebihan penggunaan model pembelajaran ini adalah dengan permainan Talking Stick dapat meningkatkan sportivitas siswa dalam kelas. Siswa yang mendapat tongkat pada saat lagu berhenti harus siap dalam menerima tantangan berupa soal yang harus dikerjakan. Guru pun semakin kreatif saat pembelajaran berlangsung dan berusaha untuk membuat siswanya lebih aktif.

(21)

Penelitian tindakan kelas ini membuktikan bahwa hipotesis tindakan dalam penelitian ini tepat. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa Kelas II SD Negeri Ledok 02 Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dari tinjauan hukum islam terhadap pelaksanaan program CSR pada PLN Salatiga sudah sesuai dengan ayat Al- Qur’an yang memerintahkan untuk melaksanakan

Pajak yang terutang merupakan pajak hiburan yang harus dibayarkan oleh wajib pajak pada suatu saat, dalam masa pajak, atau dalam tahun pajak menurut ketentuan peraturan daerah tentang

Akan tetapi kenyataanya yang ada di MTs Nurul Islam Gunung Sari Ulubelu Kabupaten Tanggamus Kepala Madrasah sudah menerapkan kemapuan manajerial dalam meningkatkan mutu

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi dari senyawa aktif yang terdapat pada kulit buah kakao untuk dimanfaatkan sebagai senyawa antimikroba

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96.. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang

Tujuan Value Governance (VG) ialah pengoptimalan nilai dari sebuah investasi berbasis teknologi informasi dengan cara menetapkan arahan strategis untuk keputusan

Pihak pro intervensi kemanusiaan mencoba untuk melakukannya kembali di Suriah namun hal tersebut tidak berhasil karena Rusia sebagai negara yang memiliki kedekatan

Kesaksian yang kebanyakan dilakukan oleh perempuan, Jumhur ulama telah bersepakat tentang masalah ini seperti melahirkan, haid, cacat seorang perempuan yang ada