• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF BERBASIS REPRESENTASI KIMIA MENGACU PADA KURIKULUM 2013 (USUL PENELITAN) Oleh: Lisa Tania, S.Pd., M.Sc.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF BERBASIS REPRESENTASI KIMIA MENGACU PADA KURIKULUM 2013 (USUL PENELITAN) Oleh: Lisa Tania, S.Pd., M.Sc."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF BERBASIS REPRESENTASI KIMIA MENGACU PADA KURIKULUM 2013

(USUL PENELITAN)

Oleh:

Lisa Tania, S.Pd., M.Sc. NIDN 0028078601

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

2015

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Pengembangan E-Book Interaktif Berbasis Representasi Kimia Mengacu Pada Kurikulum 2013 2. Bidang Penelitian : Pendidikan Kimia

3. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : Lisa Tania, S.Pd., M.Sc. b. Jenis Kelamin : P

c. NIP : 198607282008122001

d. Disiplin ilmu : Kimia

e. Pangkat/Golongan : Penata Muda/ IIIa f. Jabatan : Tenaga Pengajar g. Fakultas/Jurusan : KIP/Pendidikan MIPA

h. Alamat : Jl.Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung i. Telpon/Faks/E-mail : 0721704624

j. Alamat Rumah : Jl.P.Senopati Gg.Duwet Jatimulyo Lampung Selatan

k. Telpon/Faks/E-mail : 085669637398

4. Lokasi Penelitian : Metro

5. Jumlah biaya yang diusulkan : Rp 10.000.000

Bandar Lampung, 19 Maret 2015

Mengetahui, Ketua Peneliti,

Wakil Dekan Bidang Akademik

Dr. Abdurrahman, M.Si Lisa Tania, S.Pd. M.Sc. NIP 196812101993031002 NIP 198607282008122001

Menyetujui,

Ketua Lembaga Penelitian Universitas Lampung

Dr.Eng. Admi Syarif NIP 196701031992031003

(3)

Bab 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Kurikulum 2013 mengamanatkan proses pembelajaran yang melibatkan interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Tim penyusun, 2013). Dengan adanya sumber belajar, diharapkan pembelajaran menjadi efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu sumber belajar yang biasa digunakan guru dalam

pembelajaran adalah buku. Buku masih menjadi sumber belajar utama yang dianggap paling efektif sebagai pendukung pembelajaran dan sumber informasi selain guru.

Perkembangan teknologi dan informasi saat ini telah mengubah format buku yang semula tercetak menjadi electronic book (e-book). Manley dan Holley (2012) dalam artikelnya yang berjudul “History of the e-book: The changing face of books”, e-book didefinisikan sebagai buku yang tersedia ke dalam bentuk

elektronik melalui empat metode yang berbeda: book yang dapat didownload, e-book yang khusus; sebuah pembaca e-e-book yang khusus; dan e-e-book yang dapat diakses melalui web. Definisi perubahan ebook seluruh tahun dapat dikaitkan dengan tren pasar.

E-book memiliki berbagai kelebihan dibandingkan buku cetak diantaranya ukuran fisik kecil, sehingga dapat disimpan dalam harddisk, CD atau flashdisk; mudah dibawa; tidak lapuk; gampang diproses; mudah digandakan; mudah dalam pendistribusian; serta mendukung penghijauan (Haris, 2011). Jamali menyatakan keuntungan e-book antara lain dapat diakses online, kemudahan dalam pencarian, rendah biaya, dan mudah untuk dibawa (Doering dkk, 2012). Pemerintah pun melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah memfasilitasi guru dan siswa dengan menerbitkan beberapa buku pelajaran elektronik yang bisa diunduh secara gratis di laman resmi Kemdikbud.

E-book yang banyak beredar untuk mata pelajaran kimia biasanya hanya merupakan versi digital dari dari kumpulan kertas yang berisi teks atau gambar

(4)

baik dalam format teks polos, *pdf, *jpeg, *lit dan *html dan hanya menghadirkan level simbolik saja. Kimia merupakan bidang studi dengan beberapa materinya bersifat abstrak dan tergolong mata pelajaran yang dianggap sulit karena menekankan penguasaan konsep hingga ke tingkat mikroskopik (molekuler) dan simbolik, sehingga kimia harus disajikan dalam tiga level representasi yaitu level makroskopik, level submikroskopik dan level simbolik (Chittleborough dan Treagust, 2007).

Di sekolah, ilmu kimia diharapkan dapat menjadi sarana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, siswa dibekali dengan berbagai ke- mampuan tentang cara mengetahui (how to know) dan cara mengerjakan sesuatu hal (how to do) yang dapat membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara mendalam dan mendukung kemampuan pemecahan masalah (keterampilan ber- pikir tingkat tinggi). Guru perlu memfasilitasi siswa agar dapat mengembangkan sejumlah keterampilan proses sehingga siswa mampu memahami alam sekitar melalui pembelajaran kimia. Pengintegrasian teknologi informasi dan komunikasi atau biasa dikenal dengan ICT (Information and Communication Technology) dalam pembelajaran kimia dengan menggunakan strategi yang tepat akan membantu peserta didik dalam membangun struktur kognitif siswa dan penguasaan materi secara mendalam (Tim Penyusun, 2010).

Berdasarkan hal tersebut di atas, diperlukan inovasi sumber belajar yang dapat melatih keterampilan berfikir tingkat tinggi dan melibatkan siswa, sehingga pembelajaran tidak monoton dan dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam memahami konsep kimia, khususnya materi termokimia. Pada materi termokimia, banyak konsep yang memerlukan representasi tidak hanya level simbolik, tetapi juga submikroskopik. E-book merupakan salah satu inovasi dari sumber belajar yang dapat dijadikan solusi dalam pembelajaran kimia di sekolah. E-book memungkinkan siswa untuk mengeksplor lebih jauh, memperluas pemahaman mereka terhadap topik dan cara berpikir yang berbeda (Doering dkk, 2012). E-book yang diharapkan adalah yang dapat melibatkan siswa dalam

(5)

interaktif dapat membuat siswa lebih memahami topik dikarenakan mereka dapat membuat dan berbagi konten, serta keterlibatan dan interaksi sebagai dua alasan utamanya (Beemt dkk, 2010; Lim dan Hew, 2014). E-book yang interaktif juga dapat mendukung pembelajaran jarak jauh karena memungkinkan terdapat interaksi antara guru-siswa, siswa-siswa dan siswa-konten. E-book interaktif membuat pembelajaran tetap berpusat pada siswa, sehingga siswa dapat memahami konten dengan baik (Zhang, 2005). E-book interaktif juga memungkinkan penyajian materi kimia melalui ketiga level representasi.

Melalui e-book interaktif siswa dapat belajar secara aktif dan ketiga level

representasi kimia dapat disajikan secara bersamaan sehingga dapat berperan aktif dalam memahami materi termokimia. Oleh karena itu, peneliti perlu melakukan pengembangan e-book interaktif berbasis representasi kimia mengacu pada Kurikulum 2013.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana karakteristik e-book interaktif berbasis representasi kimia yang dikembangkan?

2. Bagaimana pandangan guru mengenai aspek kesesuaian isi dan aspek grafika pada e-book interaktif berbasis representasi kimia?

3. Bagaimana respon siswa mengenai aspek keterbacaan pada e-book interaktif berbasis representasi kimia?

Bab 2. Tinjauan pustaka

A. E-book sebagai Sumber Belajar

Dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran, guru seharusnya mendesain atau memodifikasi suatu pembelajaran yang

memaksimalkan siswa untuk lebih berinteraksi dengan sumber belajar, sehingga siswa dapat lebih mandiri dalam memahami konsep kimia. Tanpa sumber belajar yang memadai, sulit diwujudkan proses pembelajaran yang mengarah kepada tercapai nya hasil belajar yang optimal. Menurut Sudjana dan Rivai (2009),

(6)

sumber belajar adalah suatu daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau keseluruhan.

Dilihat dari segi perancangannya, secara garis besar sumber belajar dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

a. Sumber belajar yang dirancang (learning resource by design) yakni sumber-sumber yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai “komponen sistem instruksional” untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.

b. Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resource by utilization) yakni belajar yang tidak di desain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Sumber belajar memiliki fungsi yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran diantaranya:

a. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik. Selain itu dapat mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, se-hingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah belajar siswa.

b. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual de-ngan jalan mengurangi control guru yang kaku dan tradisional serta memberi-kan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya. c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan jalan

pe-rancangan program pembelajaran yang lebih sistematis dan pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.

d. Lebih memantapkan pembelajaran dengan jalan meningkatkan kemampuan sumber belajar dan penyajian informasi dan bahan secara lebih konkrit. e. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu mengurangi kesenjangan antara

pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realita yang sifatnya kongkrit.

(7)

f. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, yaitu penyajian informasi yang mampu menembus batas geografis (Tim Penyusun, 2007).

Dapat disimpulkan bahwa sumber belajar merupakan aspek penting dalam proses pembelajaran yang menunjang siswa dalam memahami suatu ilmu yang akan dipelajari. Saat ini banyak sumber belajar berupa buku yang awalnya berbentuk text book berkembang menjadi e-book. Manfaatnya dalam dunia pendidikan, penggunaan e-book dapat meningkatkan interaksi antara pendidik dengan siswa dalam pembelajaran jarak jauh.

E-book atau electronic book, dalam Bahasa Indonesia menjadi buku-e (singkatan dari buku elektronik) atau buku digital adalah versi elektronik dari buku. Jika buku pada umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang dapat berisikan teks atau gambar, maka buku-e berisikan informasi digital yang juga dapat berwujud teks atau gambar. Ribuan buku telah diubahsuaikan menjadi format digital, buku langka dan klasik telah berubah format dari kumpulan kertas dan cetakan menjadi format digital yang dapat diakses di mana saja dan kapan saja dengan

menggunakan perangkat elektronik (Haris, 2011).

Dalam proses pembuatannya, e-book tetap harus memenuhi syarat pembuatan modul/buku ajar yaitu sesuai ketentuan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Syarat tersebut meliputi tiga kriteria, yaitu kriteria kelayakan isi, kebahasaan dan penyajian. Adapun keuntungan dan manfaat jika menulis, membuat dan mempublikasikan e-book menurut Haris (2011), diantaranya ukuran fisik kecil, sehingga dapat disimpan dalam harddisk, CD atau flashdisk, mudah dibawa, tidak lapuk, gampang diproses, dapat dibaca oleh orang yang tidak mampu membaca mudah digandakan, mudah dalam pendistribusian, interaktif, kecepatan publikasi dan mendukung penghijauan.

Dalam menyajikan bahan pelajaran, guru adalah pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran yang menunjang

(8)

proses pembelajaran. Perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan membuat penemuan-penemuan baru antara lain penggunaan sumber belajar yang berbasis ICT atau multimedia. Dengan berkembangnya teknologi tersebut dapat menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti. Informasi yang akan mudah dimengerti karena melibatkan semua indera, terutama telinga dan mata untuk menyerap informasi.

B. Representasi Kimia

Para ahli kimia dan pendidik kimia membagi kimia ke dalam tiga (3) level

representasi seperti yang dikemukan oleh Johnstone (Chittleborough, 2004) yakni level makroskopis, level submikroskopis, dan level simbolik. Karena materi kimia meliputi tentang partikel dasar, materi yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh siswa (level submikroskopis) maka banyak siswa yang menganggap bahwa kimia itu abstrak dan sulit dipahami. Penelitian yang

dilakukan oleh Gabel et.al (Wu, 2003) menunjukkan bahwa level submikroskopis dan simbolik sulit untuk dipahami siswa karena kedua representasi tersebut tidak dapat dilihat dan abstrak, sedangkan pemahaman siswa terhadap kimia biasanya bergantung pada perolehan informasi yang dapat dilihat.

Umumnya pembelajaran kimia hanya membatasi pada dua level representasi, yaitu makroskopik dan simbolik. Level berpikir mikroskopik dipelajari terpisah dari dua tingkat berpikir lainnya, siswa diharapkan dapat mengintegrasikan sendiri dengan melihat gambar-gambar, animasi/video yang ada dalam buku tanpa

pengarahan dari guru. Selain itu, siswa juga lebih banyak belajar memecahkan soal matematis tanpa mengerti dan memahami materi yang dikerjakan dalam soal. Keberhasilan siswa dalam memecahkan soal matematis dianggap bahwa siswa telah memahami konsep kimia. Padahal, banyak siswa yang berhasil

memecahkan soal matematis tetapi tidak memahami konsep kimianya karena hanya menghafal algoritmanya. Siswa cenderung hanya menghafalkan

representasi submikroskopik dan simbolik yang bersifat abstrak (dalam bentuk deskripsi kata-kata) akibatnya tidak mampu untuk membayangkan bagaimana proses dan struktur dari suatu zat yang mengalami reaksi.

(9)

Pemahaman seseorang terhadap kimia ditunjukkan oleh kemampuannya menyampaikan kembali dan menghubungkan antara fenomena makroskopik, dunia submiskroskopik dan representasi simbolik. Kemampuan pemecahan masalah kimia sebagai salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi meng- gunakan kemampuan representasi secara ganda (multiple) atau kemampuan pembelajar ‘bergerak’ antara berbagai mode representasi kimia. Representasi submikroskopik merupakan faktor kunci pada kemampuan tersebut. Ketidak- mampuan merepresentasikan aspek submikroskopik dapat menghambat kemam- puan memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena makroskopik dan representasi simbolik (Chittleborough & Treagust, 2007).

Keberhasilan pembelajaran sains meliputi konstruksi asosiasi mental diantara tingkat makroskopik, submikroskopik, dan simbolik dari representasi

fenemomena sains dengan menggunakan modus representasi yang berbeda (Chang & Gilbert, 2009). Berdasarkan karakteristik konsep-konsep sains, modemode representasi sains di-klasifikasikan dalam level representasi

makroskopik, submikroskopik, dan simbolik. Representasi makroskopik yaitu representasi yang diperoleh melalui peng-amatan nyata terhadap suatu fenomena yang dapat dilihat dan dipersepsi oleh panca indera atau dapat berupa pengalaman sehari-hari pembelajar. Contohnya: terjadinya perubahan warna, suhu, pH larutan, pembentukan gas dan endapan yang dapat diobservasi ketika suatu reaksi kimia berlangsung. Pada kenyataannya level submikroskopis sangat sulit diamati karena ukurannya yang sangat kecil sehingga sulit diterima bahwa level ini merupakan suatu yang nyata. Representasi kimia yang menjelaskan mengenai struktur dan proses pada level partikel (atom/molekular) terhadap fenomena makroskopik yang diamati. Representasi submikroskopik sangat terkait erat dengan model teoritis yang melandasi eksplanasi dinamika level partikel. Mode representasi pada level ini ditunjukkan secara simbolik mulai dari yang sederhana hingga menggunakan teknologi komputer, yaitu menggunakan kata-kata, gambar dua dimensi, gambar tiga dimensi baik diam maupun bergerak (animasi) atau simulasi. Representasi simbolik yaitu representasi kimia secara kualitatif dan kuantitatif, yaitu rumus kimia, diagram, gambar, persamaan reaksi, stoikiometri dan perhitungan

(10)

matematik. Fenomena kimia dapat dijelaskan dengan tiga level representasi yang berbeda, yaitu makroskopis, submikroskopis dan simbolik (Johnstone, 1982). 2.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :

1. Mengembangkan e-book interaktif berbasis representasi kimia.

2. Mendeskripsikan karakteristik dari e-book interaktif berbasis representasi kimia yang dikembangkan.

3. Mendeskripsikan tanggapan guru mengenai aspek kesesuaian isi dan grafika dari e-book interaktif berbasis representasi kimia yang dikembangkan.

4. Mendeskripsikan respon siswa terhadap aspek keterbacaan/bahasa dari e-book interaktif berbasis representasi kimia yang dikem-bangkan.

Bab 3. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu yang didasarkan dari analisis kebutuhan dan pengujian keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat (Sugiyono, 2008). Sukmadinata (2011) dalam bukunya juga mengatakan bahwa Research and Development (R&D) adalah suatu proses untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut Borg dan Gall, 1989 (dalam Sukmadinata, 2011) ada sepuluh langkah dalam pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan, yaitu 1) penelitian dan pengumpulan data (research and information) yang meliputi pengukuran kebutuh-an, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan dari segi nilai; 2) perencanaan (planning) dengan menyusun rencana penelitian yang meliputi ke-mampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang

(11)

hendak dicapai, desain penelitian, dan kemungkinan pengujian dalam lingkup yang terbatas; 3) pengembangan draf produk (develop preliminary form of product) meliputi pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen evaluasi; 4) uji coba lapangan awal (preliminary field testing), melaku-kan uji coba di lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subjek uji coba (guru) dan selama uji coba diadakan wawancara dan pengedaran angket; 5) merevisi hasil uji coba (main product revision) dengan memperbaiki atau nyempurnakan hasil uji coba; 6) uji coba lapangan (main field testing) dengan me-lakukan uji coba secara lebih luas pada 5 sampai 15 sekolah dengan 30 sampai 100 orang subjek uji coba; 7) penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operational product revision) dengan menyempurnakan produk hasil uji lapangan; 8) uji pelaksanaan lapangan (operational field testing), pengujian di-lakukan melalui pengisian angket, wawancara, dan observasi terhadap 10 sampai 30 sekolah melibatkan 40 sampai 200 subjek; 9) penyempurnaan produk akhir (final product revision), penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan; 10) diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation) dengan melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal. Di-gambarkan oleh Borg dan Gall dalam Sugiyono (2008) seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Langkah-langkah Metode Research and Development (R&D) Dalam penelitian ini, langkah-langkah penelitian yang dilakukan hanya sampai tahap uji coba lapangan awal (preliminary field testing) dan revisi hasil uji coba produk (main product revision) secara terbatas.

Validasi desain

Revisi desain Uji coba produk

Revisi produk Uji coba

pemakaian

Revisi produk Produksi Massal Batas penelitian yang telah dilaksanakan Potensi dan

(12)

A . Subjek Penelitian

Subyek pada penelitian ini adalah e-book interaktif termokimia berbasis

representasi kimia. Lokasi pada penelitian ini adalah kota Metro. Pada tahap studi lapangan, dilakukan di empat Sekolah Menengah Atas kemudian di salah satu dari empat Sekolah Menengah Atas di kota Metro pada tahap pengembangan.

B. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian yaitu instrumen analisis kebutuhan guru, instrumen analisis kebutuhan siswa, e-book yang digunakan guru atau yang beredar, guru mata pelajaran kimia, dan siswa. Pada tahap studi pendahuluan, yang menjadi sumber data adalah 4 guru kimia dan 40 siswa-siswi yang tersebar di empat SMA di Kota Metro baik negeri maupun swasta dan data hasil analisis kebutuhan yang diberikan kepada guru mata pelajaran kimia kelas XI dan siswa kelas XII yang telah menerima materi termokimia. Sedangkan, pada tahap uji coba terbatas, peneliti menggunakan kuisioner atau angket dalam pengumpulan datanya. Sumber data pada tahap uji coba terbatas ini terdiri dari satu orang guru mata pelajaran kimia dan 10 siswa di salah satu SMA Negeri di Kota Metro.

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Studi Pendahuluan

Pada penelitian ini, tahap pertama yang dilakukan adalah studi pendahuluan. Studi pendahuluan ini bertujuan untuk mengumpulkan data pendukung yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi di lapangan dan sebagai acuan atau perbandingan dalam mengembangkan produk. Menurut Sukmadinata (2011) tahap studi pendahuluan terdiri atas tiga langkah yaitu studi kepustakaan, studi lapangan, dan penyusunan produk awal atau draf model.

a. Studi kepustakaan

Sukmadinata (2011) mengatakan bahwa studi kepustakaan merupakan kajian untuk mempelajari konsep-konsep atau teori-teori yang berkenaan dengan produk atau model yang akan dikembangkan. Dalam studi kepustakaan ini, dilakukan analisis pada materi kimia SMA tentang termokimia dengan mengkaji silabus kimia SMA tentang materi termokimia yaitu berdasarkan Kompetensi Inti (KI)

(13)

dan Kompetensi Dasar (KD). Selanjutnya, menganalisis literatur atau bahan ajar kimia yang digunakan oleh guru dan siswa untuk materi termokimia, e-book interaktif, representasi kimia, dan hasil penelitian yang terdahulu. Hasil dari kajian tersebut dijadikan sebagai acuan dalam mengembangkan produk.

b. Studi lapangan

Dalam penelitian ini, studi lapangan dilakukan di empat SMA yaitu dua SMA Negeri di Kota Metro dan dua SMA Swasta di Kota Metro. Instrumen yang di-gunakan untuk memperoleh data adalah pedoman wawancara dan angket. Angket disebarkan kepada 40 orang siswa kelas XII dan pedoman wawancara diberikan kepada 4 orang guru bidang studi kimia di empat SMA tersebut. Pengisian angket ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui e-book seperti apa yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Lalu, menganalisis bahan ajar kimia yang digunakan oleh guru dan siswa khususnya pada materi termokimia lalu diperbaiki dan dikembangkan ke dalam media e-book, analisis yang dilakukan meliputi identifikasi kelebihan dan kekurangan sumber belajar kimia tersebut terkait dengan sumber belajar berbasis representasi kimia.

Tujuan dari penyebaran angket ini adalah untuk mengetahui keadaan di lapangan, kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran dan penggunaan serta penyusunan e-book interaktif, serta untuk mengetahui kekurang-an dkekurang-an kelebihkekurang-an dari e-book interaktif ykekurang-ang dikembkekurang-angkkekurang-an.

2. Perancangan dan Pengembangan Produk a. Perancangan dan penyusunan e-book interaktif

Setelah dilakukannya studi pendahuluan dan memperoleh hasil analisis kebutuhan dari angket dan pedoman wawancara yang telah disebarkan, maka tahap selanjut-nya yaitu perencanaan atau perancangan dan pengembangan produk. Hasil dari analisis kebutuhan yang telah dilakukan pada studi pendahuluan diolah terlebih dahulu yang merupakan acuan dalam perencanaan dan pengembangan e-book interaktif pada materi termokimia berbasis representasi kimia. Untuk

(14)

telah ditetapkan, maka pembuatan e-book harus dilakukan secara sistematis lalui prosedur yang benar dan sesuai kaedah-kaedah yang baik. Sebelum me-nyusun perangkat menjadi e-book, terlebih dahulu kita membuat bahan ajar sebagai rancangan awal. Widodo dan Jasmadi (Asyhar, 2011) menyebutkan be-berapa kaedah-kaedah umum atau langkah-langkah kegiatan dalam proses pe-nyusunan bahan ajar sebagai berikut.

1) Analisis kebutuhan e-book interaktif

Seperti halnya media audio dan video pembelajaran, untuk pembuatan e-book dari bahan ajar juga dimulai dari analisis kebutuhan. Dalam analisis kebutuhan, di-lakukan telaah terhadap kompetensi yang diharapkan mampu dicapai peserta didik. Kompetensi didasarkan pada silabus atau rencana pembelajaran. Telaah kompetensi tersebut dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang kebutuh-an bahkebutuh-an ajar ykebutuh-ang akkebutuh-an dibuat khususnya mengenai rukebutuh-ang lingkup cakupkebutuh-an materi.

Dalam analisis kebutuhan, dapat dilakukan langkah-langkah berikut .

a) Menetapkan kompetensi yang telah dirumuskan pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) atau silabus.

b) Mengidentifikasi dan menentukan ruang lingkup unit kompetensi atau bagian dari kompetensi utama.

c) Mengidentifikasi dan menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dipersyaratkan.

d) Menentukan judul e-book yang akan disusun.

2) Penyusunan naskah/draft e-book interaktif

Tahap ini sesungguhnya merupakan kegiatan pemilihan, penyusunan dan peng-organisasian materi pembelajaran, yaitu mencakup judul media, judul bab, sub bab, materi pembelajaran yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang perlu dikuasai oleh pembaca, dan draft pustaka. Draft disusun secara sistematis dalam satu kesatuan sehingga dihasilkan suatu bahan ajar yang di-kembangkan ke dalam e-book interaktif yang siap diujikan.

(15)

Sebelum proses uji coba lapangan dilakukan, sebaiknya terlebih dahulu draft e-book diserahkan kepada tim ahli untuk diminta saran dan komentarnya tentang konten materi, pedagogig dan bahasa dalam e-book untuk dilihat keinteraktifan-nya. Ini dilakukan untuk memastikan kesesuaian antara materi dengan tujuan, tata bahasa dan performance penyajiannya.

3) Validasi produk dan revisi produk

Setelah selesai dilakukan penyusunan bahan ajar termokimia berbasis representasi kimia, kemudian bahan ajar tersebut divalidasi oleh seorang ahli. Validasi ini merupakan proses penilaian kesesuaian bahan ajar terhadap standar isi,

kompetensi dasar dan indikator-indikator untuk mengetahui apakah bahan ajar yang disusun telah memenuhi kategori bahan ajar yang baik, serta untuk menge-tahui apakah bahan ajar yang disusun telah sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah berdasarkan hasil studi pendahuluan. Setelah divalidasi ahli, kemudian rancangan atau desain produk tersebut direvisi sesuai dengan saran yang diberikan oleh ahli, kemudian mengkonsultasikan hasil revisi produk bahan ajar berbasis representasi kimia pada materi termokimia, lalu bahan ajar ditransfer menjadi bentuk e-book interaktif yang dilengkapi dengan aplikasi tertentu untuk menunjang keinteraktifan e-book sebagai produk utama yang dikembangkan. Setelah itu produk hasil revisi yang sudah dikemas dalam bentuk e-book interaktif tersebut dapat diuji cobakan secara terbatas.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan setelah pelaksanaan uji ahli adalah sebagai berikut:

1) Melakukan analisis terhadap hasil uji ahli.

2) Melakukan perbaikan/revisi berdasarkan analisis hasil uji ahli. 3) Mengkonsultasikan hasil perbaikan.

4) Tahap respon atau tanggapan guru dan siswa

Setelah dihasilkan e-book interaktif termokimia berbasis representasi kimia yang telah divalidasi oleh ahli dan telah dilakukan revisi, maka dilakukan tahap respon

(16)

atau tanggapan guru dan siswa terhadap produk pengembangan di salah satu SMA Negeri di kota Metro yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan media e-book, mengevaluasi kelengkapan materi, kebenaran materi, sistematika materi, dan berbagai hal yang berkaitan dengan materi seperti contoh-contoh dan fenomena serta pengembangan soal-soal latihan. Selain itu untuk mengevaluasi desain produk, kualitas produk, kemenarikan, keterbacaan dan efektivitas visual siswa atau pembaca. E-book interaktif diberikan atau ditunjukkan kepada siswa kelas XI IPA dan satu orang guru di salah satu SMA Negeri di Kota Metro. Teknik ini menggunakan lembar kuisoner atau angket tanggapan guru, dan angket tanggapan siswa dengan menggunakan prosedur sebagai berikut.

1) Pengujian kesesuaian isi materi e-book dengan kurikulum dan aspek grafika oleh guru (tanggapan guru) :

a) Memperlihatkan e-book interaktif yang telah dikembangkan kepada guru. b) Guru mengisi angket uji coba terbatas aspek kesesuaian isi materi dengan

kurikulum, lalu memberi kritik dan saran mengenai kesesuaian isi e-book dengan kurikulum yang ada untuk mengetahui tanggapan guru mengenai kesesuaian isi e-book tersebut.

c) Guru mengisi angket uji coba terbatas aspek grafika untuk mengetahui tanggapan guru mengenai kecocokan desain modul tersebut.

2) Pengujian keterbacaan e-book termokimia pada siswa (tanggapan siswa) : a) Memperlihatkan e-book yang telah dikembangkan kepada siswa. b) Siswa membaca dan menganalisis kelebihan dan kekurangan e-book. c) Siswa mengisi angket tentang aspek keterbacaan e-book yang

dikembang-kan.

d) Siswa menulis sejumlah kata atau kalimat yang kurang dipahami.

5) Revisi produk setelah tahap tanggapan guru dan siswa

Dari beberapa tahap yang telah dilakukan, maka tahap akhir yang dilakukan pada penelitian ini adalah revisi dan penyempurnaan e-book interaktif termokimia berbasis representasi kimia. Revisi dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil angket tanggapan guru dan siswa, yaitu pernyataan aspek kesesuaian isi dengan kurikulum, dan aspek grafika dengan guru sebagai responden, serta aspek

(17)

keterbacaan dengan siswa sebagai responden terhadap e-book interaktif yang di-kembangkan.

D. Instrumen Penelitian

Selain menyusun bahan ajar sebagai bahan dasar pengembangan e-book, disusun juga instrumen penelitian yang digunakan untuk menilai e-book yang dikembang-kan. Sama halnya dengan bahan ajar, instrumen penelitian yang telah disusun kemudian divalidasi oleh ahli. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang di-teliti secara tepat. Berdasarkan pada tujuan penelitian, dirancang dan disusun instrumen sebagai berikut:

1. Instrumen pada studi pendahuluan

Instrumen yang digunakapan pada studi pendahuluan berupa : a. Instrumen analisis kebutuhan untuk guru.

Instrumen ini berbentuk lembar pertanyaan (kuisioner/angket) sebagai pedoman wawancara terhadap guru yang disusun untuk mengetahui e-book seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan berfungsi untuk memberi masukan dalam pe-ngembangan e-book interaktif termokimia berbasis representasi kimia.

b. Instrumen analisis kebutuhan untuk siswa.

Instrumen ini berbentuk lembar pertanyaan (kuisioner/angket) terhadap siswa yang disusun untuk mengetahui e-book seperti apa yang sesuai dengan kebutuh-an siswa dkebutuh-an berfungsi untuk memberi masukkebutuh-an dalam pengembkebutuh-angkebutuh-an e-book termokimia berbasis representasi kimia.

2. Instrumen untuk validasi ahli a. Instrumen validasi aspek konstruksi.

Instrumen ini berbentuk angket validasi yang disusun untuk mengetahui pe-nyusunan bahan ajar sebagai bahan dasar pengembangan e-book apakah sesuai dengan penyusunan e-book yang baik dan layak digunakan.

(18)

b. Instrumen validasi aspek kesesuaian isi materi dengan kurikulum.

Instrumen ini berbentuk angket validasi aspek kesesuaian isi materi dengan kurikulum yang disusun untuk mengetahui apakah isi e-book telah sesuai dengan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang ditetapkan dalam sebuah kurikulum.

c. Instrumen validasi aspek keterbacaan.

Instrumen ini berbentuk angket validasi aspek keterbacaan yang disusun untuk mengetahui keterbacaan e-book termokimia yang berkaitan dengan kemudahan, kemenarikan dan keterpahaman, serta berfungsi untuk memberi masukan dalam pengembangan e-book termokimia berbasis representasi kimia.

3. Instrumen tanggapan guru dan siswa

a. Instrumen uji aspek kesesuaian isi materi dengan kurikulum untuk guru.

Instrumen ini berbentuk angket yang disusun dan terdiri atas beberapa pernyataan yang ditujukan untuk mengetahui apakah komponen isi e-book telah sesuai dengan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang ditetapkan dalam sebuah kurikulum.

b. Instrumen uji aspek grafika untuk guru.

Instrumen ini berbentuk angket dengan beberapa pernyataan yang disusun untuk mengetahui aspek grafika meliputi aspek desain luar (ukuran huruf pada judul, gambar, warna gambar, dan huruf yang digunakan), dan aspek desain komponen isi e-book (penempatan unsur tata letak, gambar dan keterangan gambar, peng-gunaan variasi huruf “tebal, miring, kapital”, ukuran huruf dan warna yang digunakan).

c. Instrumen uji aspek keterbacaan untuk siswa.

Instrumen ini berbentuk angket dengan beberapa pernyataan yang disusun untuk mengetahui tingkat kepemahaman siswa, daya tarik siswa untuk membacanya, tingkat kemudahan isi paragraf menurut siswa (sangat mudah dipahami, mudah

(19)

dipahami, sulit dipahami, dan sangat sulit dipahami), dan siswa harus menuliskan kosakata atau kalimat yang sulit dipahami.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi, dan menggunakan angket (kuisioner). Observasi dilakukan dengan menganalisis bahan ajar serta e-book yang digunakan guru untuk membelajarkan materi termokimia. Pada studi lapangan, pengisian angket dilakukan terhadap empat guru mata pelajaran kimia dan 40 siswa yang tersebar di empat Sekolah Menengah Atas di Kota Metro. Sedangkan pada uji terbatas, menggunakan angket uji terbatas yang diberikan kepada satu guru kimia dan 10 siswa kelas XI IPA untuk mengetahui pandangan guru dan respon siswa terhadap e-book interaktif termokimia yang telah dikembangkan.

Kuisioner (angket) digunakan pada validasi ahli dan pada uji coba terbatas e-book interaktif termokimia berbasis representasi kimia. Validasi e-book interaktif termokimia terdiri dari validasi kesesuaian isi materi, konstruksi, dan keterbacaan oleh pakar pendidikan. Pada uji terbatas, pengumpulan data dilakukan dengan membagikan e-book interaktif kimia yang dikembangkan, kemudian meminta guru dan siswa mengisi angket yang telah disediakan sebagai respon terhadap penilaian e-book interaktif yang dikembangkan.

Pada penelitian ini, angket yang digunakan berupa angket dengan jawaban ter-tutup yaitu jawaban sangat setuju (SS), setuju (ST), kurang setuju (KS), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) serta ditanggapi dengan memberi saran pada kolom yang sudah tersedia.

Adapun prosedur pengumpulan data sebagai berikut : 1. Validasi aspek konstruksi

Pengumpulan data pada aspek konstruksi dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Ahli memeriksa susunan bahan ajar dalam bentuk e-book apakah sudah sesuai

(20)

b. Ahli memeriksa isi e-book yang dikembangkan apakah sudah sesuai dengan tujuan penyusunan pengembangan e-book interaktif.

c. Ahli memeriksa isi e-book interaktif yang dikembangkan apakah sudah dibagi ke dalam unit-unit kecil (beberapa kegiatan belajar).

2. Validasi kesesuaian isi dengan kurikulum

Pengumpulan data pada aspek kesesuaian isi dengan kurikulum dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Guru/ahli memeriksa dan membaca isi e-book apakah terdapat kejelasan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) telah sesuai.

b. Guru/ahli memeriksa dan membaca isi e-book apakah indikator dirumuskan secara jelas dan dapat diukur.

c. Guru/ahli memeriksa dan membaca isi e-book apakah materi yang disampaikan dalam e-book interaktif sudah dirancang untuk mencapai indikator kompetensi. d. Guru/ahli memeriksa dan membaca isi e-book apakah materi yang disampaikan

sudah berbasis representasi kimia.

3. Tanggapan terhadap aspek grafika

Pengumpulan data pada aspek grafika dilakukan dengan cara guru menilai aspek berikut ini:

a. Desain cover e-book

1) Kesesuaian antara ukuran font yang digunakan pada judul, 2) Gambar sampul e-book dalam menggambarkan isi/materi ajar. 3) Kesesuaian dan kemenarikan warna gambar pada judul desain terluar. 4) Kejelasan huruf yang digunakan.

b. Desain isi e-book

1) Penempatan unsur tata letak (judul, subjudul, teks, gambar, keterangan gambar, nomor halaman) apakah sudah proporsional atau belum.

2) Aspek gambar dan keterangan gambar yang terdapat pada semua halaman apakah mampu memperjelas penyajian materi atau tidak.

3) Penggunaan variasi huruf (tebal, miring, kapital) apakah berlebihan atau tidak.

(21)

4) Ukuran huruf yang digunakan apakah proporsional atau tidak. 5) Warna yang digunakan apakah menarik atau tidak.

6) Kombinasi warna yang dipilih apakah serasi atau tidak.

4. Aspek keterbacaan

Pengumpulan data pada aspek keterbacaan dilakukan oleh siswa dengan cara sebagai berikut:

a. Siswa mengisi angket yang berisi beberapa pernyataan mengenai aspek ke-mudahan isi, kemenarikan dan keterpahaman dalam e-book interaktif. b. Siswa menuliskan kosakata dan kalimat yang tidak dipahami serta

meng-ungkapkan alasannya.

F. Teknik Analisis Data Angket

1. Teknik Analisis Data Angket Analisis Kebutuhan

Setelah dilakukannya studi pendahuluan dengan melakukan penyebaran angket analisis kebutuhan di empat SMA di Kota Metro. Hasil jawaban pada angket tersebut akan dikelola untuk memperoleh hasil jawaban keseluruhan dari jawaban siswa dan guru. Adapun kegiatan dalam teknik analisis data angket analisis kebutuhan dilakukan dengan cara :

a) Mengklasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan tiap butir pertanyaan pada angket (kuisoner).

b) Menghitung frekuensi jawaban, berfungsi untuk memberikan informasi tentang kecenderungan jawaban yang banyak dipilih siswa dan guru dalam setiap butir pertanyaan pada angket (kuisoner).

c) Menghitung persentase jawaban siswa, bertujuan untuk melihat besarnya per-sentase setiap jawaban dari pertanyaan sehingga data yang diperoleh dapat di-analisis sebagai temuan. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase jawaban responden setiap item adalah sebagai berikut:

%

100

%

=

×

N

J

J

in i (Sudjana, 2005)

(22)

Keterangan :

%

J

in= Persentase pilihan jawaban tiap butir pertanyaan pada angket e-book interaktif termokimia berbasis representasi kimia

Ji = Jumlah responden yang menjawab jawaban-i

N

= Jumlah seluruh responden

d) Menafsirkan persentase tiap butir pertanyaan paa angket secara keseluruhan dengan menggunakan tafsiran Arikunto (2008).

Tabel 2. Tafsiran skor (persen) Persentase Kriteria 80,1%-100% Sangat tinggi 60,1%-80% Tinggi 40,1%-60% Sedang 20,1%-40% Rendah 0%-20% Sangat rendah

2. Teknik Analisis Data Angket Validasi dan Tanggapan Guru dan Siswa Adapun kegiatan dalam teknik analisis data angket kesesuaian isi dan kemenarik-an e-book interaktif termokimia berbasis representasi kimia dilakukkemenarik-an dengkemenarik-an cara:

a) Mengkode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan pertanyaan angket.

b) Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban ber-dasarkan pertanyaan angket dan banyaknya responden (pengisi angket). c) Memberi skor jawaban responden. Penskoran jawaban responden dalam uji

kesesuaian dan uji kemenarikan berdasarkan skala Likert. Tabel 3. Pedoman Penskoran Pengisian pada Angket

No Pilihan Jawaban Skor

(23)

2 Setuju (ST) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak setuju (TS) 2

5 Sangat tidak setuju (STS) 1

d) Mengolah jumlah skor jawaban responden

Pengolahan jumlah skor (

S ) jawaban tiap butir pertanyaan pada angket adalah sebagai berikut :

1) Skor untuk pernyataan Sangat Setuju (SS), Skor = 5 x jumlah responden

2) Skor untuk pernyataan Setuju (S) Skor = 4 x jumlah responden

3) Skor untuk pernyataan kurang setuju (KS) Skor = 3 x jumlah responden

4) Skor untuk pernyataan Tidak Setuju (TS) Skor = 2 x jumlah responden

5) Skor untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS) Skor = 1 x jumlah responden

e) Menghitung persentase skor jawaban tiap butir pertanyaan pada angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

% 100 % =

× maks in S S X (Sudjana, 2005)

Keterangan :

%

X

in = Persentase jawaban tiap butir pertanyaan pada angket e-book interaktif termokimia berbasis representasi kimia

S = Jumlah skor jawaban

S

maks = Skor maksimum yang diharapkan

f) Menghitung rata-rata persentase skor tiap butir pertanyaan pada angket untuk mengetahui tingkat kesesuaian isi dan kemenarikan e-book interaktif

termokimia berbasis representasi kimia dengan rumus sebagai berikut:

n X Xi =

% in

(24)

Keterangan : %Xi = Rata-rata persentase tiap butir pertanyaan pada angket e-book interaktif termokimia berbasis representasi kimia

%Xin= Jumlah persentase tiap butir pertanyaan pada angket

e-book interaktif termokimia berbasis representasi kimia n = Jumlah pernyataan

g) Menafsirkan persentase skor tiap butir pertanyaan pada angket secara keseluruhan dengan menggunakan tafsiran (Arikunto,2008) :

Tabel 4. Tafsiran skor (%) angket Skor (%) Kriteria 80,1 – 100 Sangat tinggi 60,1 – 80 Tinggi 40,1 – 60 Sedang 20,1 – 40 Rendah 0 - 20 Sangat rendah

Bab 4. Jadwal Pelaksanaan

No Kegiatan Bulan dalam Setahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Pembuatan instrumen

penelitian

2 Analisis Kebutuhan 3 Penyusunan Draf e-book 4 Validasi Produk oleh Ahli 5 Revisi Produk dari ahli 6 Uji Coba Produk 7 Revisi produk

8 Pengolahan data dan analisis data

9 Penulisan laporan 10 Publikasi

(25)

Bab 5. Personalia Penelitian 1. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : Lisa Tania, S.Pd., M.Sc.

b. Jenis Kelamin : P

c. NIP : 198607282008122001

d. Disiplin ilmu : Kimia

e. Pangkat/Golongan : Penata Muda/ IIIa f. Jabatan fungsional/struktural : Tenaga Pengajar

g. Fakultas/Jurusan : KIP/Pendidika MIPA h. Waktu penelitian : 20 jam/minggu 2. Tenaga Laboran/Teknisi :

a. Nama : Andrian Saputra, S.Pd., M.Sc

Keahlian : Kimia Komputasi

b. Nama : M. Mahfudz, F.S., S.Pd., M.Sc.

Keahlian : Kimia Anorganik

3. Pekerja Lapangan/Pencacah : Tiyas Abror Huda 4. Tenaga Administrasi (1 orang) : Siska Wijayanti

Bab 6. Perkiraan Biaya Penelitian

No Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan

1. ATK

Kertas HVS 80 gram: 4 rim x @ Rp 45.000 Rp. 180.000 Catridge printer: 2 buah x @ Rp250.000 Rp. 500.000 Tinta refil: 4 buah x @Rp 40.000 Rp. 160.000 Flashdisk 16 GB: 2 buah x @Rp 150.000 Rp. 300.000

Pulsa internet: 5 x @Rp 52.000 Rp.260.000

Mouse wireless: 2 x @Rp 255.000 Rp.510.000 Materai 3000: 10 x @Rp 3.000 Rp. 30.000 Materai 6000: 10 x @Rp 6.000 Rp. 60.000 2. Validasi instrumen studi pendahuluan Rp.1.000.000 3. Penggandaan instrumen studi pendahuluan Rp.100.000 4. Biaya Perjalanan analisis kebutuhan/studi

lapangan ke 4 sekolah di metro

Rp.1.000.000

(26)

6. Validasi instrumen tanggapan guru oleh ahli Rp. 1.000.000 7. Validasi instrumen respon siswa oleh ahli Rp.1.000.000

8. Penggandaan produk Rp. 600.000

9. Penggandaan instrumen uji coba Rp.100.000

10. Biaya Perjalanan uji coba produk (Bandar Lampung-Metro)

Rp. 500.000

11. Biaya pengolahan data Rp.500.000

12. Dokumentasi Rp.100.000

13. Penggandaan laporan Rp.100.000

14. Publikasi/Seminar Rp.1.000.000

Jumlah Rp.10.000.000

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedelapan. Bumi Aksara. Jakarta

Beemt, A.,Akkerman, S., Simons, P.R. 2010. Pathways in interactive media practices among youths. Learning, Media and Technology. Vol. 35, No. 4, 419–434

Borg and Gall. 2003. Educational Research. Allyn and Bacon. United States of America.

Chang, M. & Gilbert, J.K. 2009. Towards a better utilization of diagrams in research into the use of representative levels in chemical education.

Chittleborough, G.D. 2004. The Role of Teaching Models and Chemical Representations in Developing Mental Models of Chemical Phenomena. Thesis. Science and Mathematics Education Centre.

Chittleborough, G. D. & Treagust D.F. 2007. The modeling ability of non-major chemistry students and their understanding of the sub-microscopic level. Chemistry Education Research and Practice, 8:274-292.

Doering,T, Pereira,L, Kruechler,L. 2012. The Use of E-Textbooks in Higher Education: A Case Study. E-Leader Berlin 2012

Haris, D. 2011. Panduan Lengkap E-book : Strategi Pembuatan dan Pemasaran E-book. Yogyakarta: Cakrawala

(27)

Johnstone, A. H. 1982. Macro- and Micro-Chemistry, School Science Review., 227, No. 64. p. 377-379.

Lim, E.L, Hew, K.F.2014. Students’ perceptions of the usefulness of an E-book with annotative and sharing capabilities as a tool for learning: a case study. Innovations in Education and Teaching International. Vol. 51. No. 1. 34– 45.

Manley,L.Holley, R.P. 2012. History of the Ebook: The Changing Face of Books. Technical Services Quarterly. Vol. 29:292–311

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung

Sudjana, dan A. Rivai. 1989. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D) Cetakan Ke-6. Alfabeta. Bandung.

Sukmadinata. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Tim Penyusun. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung : PT. Imperial Bhakti Utama.

Tim Penyusun. 2010. Optimalisasi Pembelajaran Kimia SMA/MA Melalui Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis ICT. Malang : Universitas Negeri Malang.

Tim Penyusun. 2013. Salinan lampiran Permendikbud No. 69 tahun 2013 Tentang Kurikulum SMA-MA. Permendikbud. Jakarta.

Wu, H.-K. 2003. “Linking The Microscopic View Of Chemistry To Real Life Experiences: Intertextuality In A High-School Science Classroom”. Science Education. 87, 868-891.

Zhang, 2005. The Interactive Multimedia-Based E-Learning: A Study of

Effectiveness. The American Journal of Distance Education. 19(3), 149– 162

Biodata Ketua Tim Peneliti A. Data identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Lisa Tania, S.Pd., M.Sc. 2 Jabatan Fungsional Tenaga Pengajar

(28)

3 Jabatan Struktural -

4 NIP/NIK/Identitas lainnya 198607282008122001

5 NIDN 0028078601

6 Tempat dan Tanggal Lahir Pulau Panggung, 28 Juli 1986

7 Alamat Rumah Jl.P.Senopati Gg.Duwet Jatimulyo Kec.Jati Agung Lampung Selatan

8 Nomor Telepon/Faks/HP 085669637398

9 Alamat Kantor Jl.Soemantri Brojonegoro No.1 Gedong Meneng Bandar Lampung

10 Nomor Telepon/Faks 0721704624

11 Alamat e-mail lisa.tania@fkip.unila.ac.id

12 Lulusn yang Telah dihasilkan S-1= orang; S-2= orang; S-3= Orang

13

Mata Kuliah yang Diampu

1. Kimia Fisik 1 2. Kimia Fisik 2

3. Telaah Kurikulum Kimia 1 4. Kimia Komputasi

5. Bahasa Inggris Profesi 6. Pembelajaran Berbasis TIK B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi

Universitas Lampung Universitas Gadjah Mada -

Bidang Ilmu Pendidikan Kimia Ilmu Kimia -

Tahun Masuk-Lulus 2003-2007 2010-2013 - Judul Skripsi/ Thesis/ Disertasi Penentuan Trayek pH Indikator Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana)

Menggunakan Metode

Sintesis Cu(II)/Silika dengan Metode Sol-Gel Sebagai Material Antibakteri Terhadap Escherichia coli dan

(29)

Titrasi Potensiometri Staphylococcus aureus Nama Pembimbingan/ Promotor Dra.Chansyanah Diawati, M.Si. Prof.Dr.Karna Wijaya, M.Eng -

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml (juta Rp) 1 2013 Preparing Multiculturally

Responsive Chemistry Teacher (Anggota)

DIPA FKIP

20

2 2013 Meningkatkan Aktivitas dan Keterampilan Berpikir Terperinci Melalui Diskusi Pada Mata Kuliah Kimia Fisik I (Mandiri)

Hibah Lesson Study

5

3 2014 Efektivitas Pendekatan Ilmiah dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif siswa SMA pada Materi Kesetimbangan Kimia (Anggota)

DIPA FKIP

5

4 2014 Profil Mahasiswa Pendidikan MIPA FKIP Unila ditinjau dari Jalur Seleksi Masuk Perguruan Tinggi (Anggota)

DIPA FKIP

5,5

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 2 Tahun Terakhir No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pengabdian

Sumber Jml (Juta Rp) 1 2013 Peningkatan Kemampuan Guru Dalam

Penulisan Rumus Struktur Senyawa Menggunakan Program Chemoffice (Anggota)

DIPA FKIP

(30)

2 2013 Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru-Guru SMA/MA se Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung (Anggota)

Mandiri 5

3 2014 Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran IPA Dengan Pendekatan Saintifik Dan Penerapannya

Dalam Pembelajaran Sebagai Implementasi Kurikulum 2013 (Ketua)

DIPA BLU Unila

4,5

4 2014 Workshop Pembuatan LKS dan Perangkat Pembelajaran IPA Berbasis Praktikum Untuk Guru SMP Merujuk Pada

Implementasi Kurikulum 2013 (Anggota)

DIPA BLU Unila

5

5 2014 Workshop Langkah-Langkah Teknis Penyusunan Proposal dan Pelaporan PTKGuru SD Kecamatan Tanjungkarang Barat (Anggota)

DIPA BLU Unila

4,5

6 2014 Pelatihan penyusunan LKS berbasis scientific method bagi guru kimia se-Provinsi Lampung (Anggota)

DIPA BLU Unila

4,5

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Nasional 2 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahu

n

Nama Jurnal 1 Meningkatkan Aktivitas dan Keterampilan

Berpikir Terperinci Melalui Diskusi Pada Mata Kuliah Kimia Fisik I

Vol,15 No,1, 1 April 2014 (ISSN: 1411-2531)

Jurnal Pendidikan MIPA

F. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Internasional Dalam 2 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun Nama Jurnal 1

(31)

G. Pengalaman Penulisan Buku Dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Buku Tahun Jumlah

Halaman

Penerbit 1

H. Pengalaman Perolehan HKI Dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/IP

1

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir

No .

Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya yang Telah Diterapkan

Tahu n Tempat Penerapan Respon Masyarakat

J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan

Tahun

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian

Bandar Lampung, Maret 2015

Pengusul

(32)

Gambar

Gambar 1. Langkah-langkah Metode Research and Development (R&D)  Dalam penelitian ini, langkah-langkah penelitian yang dilakukan hanya sampai  tahap uji coba lapangan awal (preliminary field testing) dan revisi hasil uji coba  produk (main product revi
Tabel 2. Tafsiran skor (persen)  Persentase  Kriteria  80,1%-100%  Sangat tinggi  60,1%-80%  Tinggi  40,1%-60%  Sedang  20,1%-40%  Rendah  0%-20%  Sangat rendah
Tabel 4. Tafsiran skor (%) angket  Skor (%)  Kriteria  80,1 – 100  Sangat tinggi  60,1 – 80  Tinggi  40,1 – 60  Sedang  20,1 – 40  Rendah  0 - 20  Sangat rendah

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi pengelolaan tanaman terpadu krisan di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki sifat inovasi yang berkategori nilai

Pemegang Saham dengan Kepemilikan < 5% Shares Ownership < 5% Bulan ini This Month Total sampai dengan Bulan ini Total up to this Month Dasar (Jumlah Saham)

Hal ini sangatlah penting bagi siswa untuk memudahkannya dalam perencanaan karirnya.Perencanaan karier merupakan suatu bentuk pengambilan keputusan, suatu proses

f. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pelayanan Kesehatan adalah

Hasil penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa Lorjuk atau kerang pisau yang ditemukan di daerah penangkapan pertama dan kedua yaitu desa Modung, kecamatan

Persentase Faktor Pendukung Pada Indikator Nilai Ketertarikan Masyarakat Terhadap

Persetujuan ini akan tetap berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan akan secara otomatis diperpanjang untuk jangka waktu masing-masing 1 (satu) tahun

Tabel 3.1 Posisi Mirota Kampus Training Center (MKTC) Manager dalam Pengambilan Keputusan Kebijakan di