• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Bencana Kegunungapian Kelud pada Periode Krisis Erupsi 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengelolaan Bencana Kegunungapian Kelud pada Periode Krisis Erupsi 2014"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Pengelolaan Bencana

Kegunungapian Kelud pada

(2)
(3)

BUNGA RAMPAI PENELITIAN

Pengelolaan Bencana

Kegunungapian Kelud pada

Periode Krisis Erupsi 2014

(4)

Bunga Rampai Penelitian:

Pengelolaan Bencana pada Kegunungapian Kelud pada Periode Krisis Erupsi 2014

Editor: Junun Sartohadi dan Elok Surya Pratiwi All Rights reserved.

Edisi Indonesia diterbitkan Pustaka Pelajar © 2014 Edisi Indonesia

Cetakan I, Juli 2014

Desain Cover ● Amaryllis Graphic House Pemeriksa Aksara ● Priyati

Penata Aksara ● Amaryllis

Penerbit:

PUSTAKA PELAJAR

Celeban Timur UH III/548 Yogyakarta 55167 Telp. (0274) 381542, Fax. (0274) 383083 E-mail: pustakapelajar@yahoo.com ISBN: 978-602-229-329-3

(5)

Pemetaan Daerah Rawan

Jatuhan Material Piroklastik:

Kasus Erupsi Gunungapi Kelud

2014

Mapping of the Susceptible Areas

for Pyroclastic Fall:

A Case of Kelud Volcano Eruption in 2014

(Garri Martha Kusuma Wardhana, Febrian Maritimo, Edwin

Maulana, Ali Ammarullah)

Intisari

Penelitian ini bertujuan untuk membuat peta daerah rawan jatuhan material piroklastik Gunungapi Kelud. Pemetaan daerah rawan jatuhan material piroklastik dibuat berdasarkan pada kejadian erup si Bulan Februari tahun 2014. Material piroklastik hasil erupsi Gunungapi Kelud yang dipetakan dalam penelitian ini adalah abu, pasir dan batu apung (pumice). Fokus analisis daerah rawan ja-tuhan material piroklastik dilakukan di 3 kabupaten dan 2 kota di Provinsi Jawa Timur, yaitu Kabupaten Malang, Kabupaten Blitar, Ko ta Blitar, Kabupaten Kediri dan Kota Kediri.

(6)

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah ke-tebalan endapan material piroklastik dan diameter pumice hasil erupsi Gunungapi Kelud tahun 2014. Data dikumpulkan melalui teknik purposive sampling di sekeliling kawah dan mayoritas daerah di sisi Barat dan Barat Daya gunungapi sesuai arah hembusan angin ketika erupsi terjadi. Peta daerah rawan jatuhan material piroklastik dibuat menggunakan metode interpolasi dan scoring terhadap para-meter tebal endapan material piroklastik dan diapara-meter pumice.

Desa-desa dengan tingkat kerawanan tinggi tersebar di 2 ke-camatan di Kabupaten Malang, 3 keke-camatan di Kabupaten Blitar dan 4 kecamatan di Kabupaten Kediri. Desa-desa dengan tingkat kerawanan sedang tersebar di 2 Kecamatan di Kabupaten Malang, 4 kecamatan di Kabupaten Blitar dan 7 kecamatan di Kabupaten Kediri. Desa-desa dengan tingkat kerawanan rendah tersebar di 2 kecamatan di Kabupaten Malang, 11 kecamatan di Kabupaten Blitar, 3 kecamatan di Kota Blitar, 11 Kecamatan di Kabupaten Ke-diri dan 2 kecamatan di Kota KeKe-diri.

Kata Kunci: pemetaan, rawan, piroklastik, erupsi, Gunungapi Kelud Abstract

The aim of this research is to create a map of the susceptible area for Kelud Volcano’s pyroclastic fall. The Susceptibility map for pyroclastic fall was built based on the post-eruption in February 2014. The type of Pyroclastic material used in this susceptibility map are ashfall, sand and pumice. The focus analysis for susceptible area was performed on 3 regencies and 2 cities in the East Java Province, i.e. Malang Regency, Blitar Regency, Blitar City, Kediri Regency and Kediri City.

The types of collected data in this research are the thickness of pyro-clastic material deposit and the diameter of pumice. The data was collected using purposive sampling around the volcanic’s crater and on the west and southwest areas of Kelud Volcano. Majority of sampling area was pointed based on the wind direction when the eruption happened. The susceptibility

(7)

map of pyroclastic fall was created by interpolating and scoring method toward the thickness of pyroclastic material deposit and the diameter of pumice.

The villages included in the high susceptible area spread over 2 disticts in Malang Regency, 3 districs in Blitar Regency and 4 sub-districs in Kediri Regency. The villages included in the moderate susceptible area spread over 2 sub-disticts in Malang Regency, 4 sub-districs in Blitar Regency and 7 sub-districs in Kediri Regency. The villages included in the low susceptible area spread over 2 disticts in Malang Regency, 11 sub-districs in Blitar Regency, 3 sub-sub-districs in Blitar City, 11 sub-sub-districs in Kediri Regency and 2 sub-districs in Kediri City.

Keywords: mapping, susceptible, pyroclastic, eruption, Kelud Volcano

Latar Belakang

P

emetaan daerah rawan sangat penting dilakukan. Pemetaan

kerawanan dapat membantu mengurangi risiko bencana. Peta kerawanan menentukan daerah yang secara fisik berpotensi atau telah terkena dampak dari bahaya. Beberapa bahaya yang ada di Indonesia diantaranya bahaya Gunungapi, bahaya tsunami, ba-ha ya gempa bumi, baba-haya longsor, baba-haya kekeringan, baba-haya ke bakaran hutan dan lahan dan bahaya banjir. Salah satu bahaya yang menarik untuk dipetakan kerawanannya adalah bahaya erup si Gunungapi. Banyaknya penduduk yang menggantungkan kehidupan dan penghidupan pada daerah sekitar gunungapi teru-tama di Gunungapi Kelud menjadi perhatian tersendiri dalam pen-tingnya pembuatan peta kerawanan erupsi Gunungapi Kelud.

Erupsi Gunungapi Kelud pernah menelan korban jiwa paling besar (10.000 jiwa) yaitu tahun 1586 (Zaennudin, 2009). Gunungapi Kelud memiliki periode erupsi yang cukup panjang, yaitu kurang lebih 20 tahunan (Zaennudin, 2009, Kirbani & Wahyudi, 2007). Erupsi Gunungapi Kelud selalu bersifat eksplosif. Erupsi Gunungapi

(8)

Kelud diawali erupsi freatik lalu di ikuti erupsi freatomagmatik dan magmatik yang mengendapkan aliran dan jatuhan material piroklastik. Erupsi Gunungapi Kelud menghasilkan VEI bervariasi mulai dari skala 1 hingga 4 (Gambar 1) (Anonim, 2014).

Perubahan tipe erupsi Gunungapi Kelud menjadi efusif terjadi pada tahun 2007. Erupsi tahun 2007 membuat volume air danau kawah Gunungapi Kelud menjadi jauh berkurang karena terbentuk kubah lava. Tipe erupsi Gunungapi Kelud berubah kembali menjadi eksplosif pada tahun 2014. Erupsi tahun 2014 melontarkan material piroklastik dan memecahkan kubah lava yang terbentuk tahun 2007. Erupsi tahun 2014 melontarkan material piroklastik hingga ketinggian 17 km dan sampai ke daerah Garut, Bandung serta Tasikmalaya di Jawa Barat (Widhi, 2014).

Jatuhan material piroklastik tidak hanya dapat merusak rumah atau lahan pertanian namun juga dapat menimbulkan korban jiwa jika terkena langsung oleh material erupsi yang berukuran cukup besar. Pemetaan daerah rawan jatuhan material piroklastik erupsi Gunungapi Kelud tahun 2014 menjadi penting untuk dilakukan agar kedepannya dapat meminimalisasi dampak kerugian akibat erupsi Gunungapi Kelud yang akan datang.

(9)

Tujuan dari pemetaan daerah rawan jatuhan material piroklastik erupsi Gunungapi Kelud 2014 adalah untuk memetakan dan mem berikan informasi kepada pemerintah maupun masyarakat sekitar Gunungapi Kelud terkait daerah mana saja yang memiliki kerawanan tinggi, sedang dan rendah. Masyarakat yang tinggal di daerah kerawanan tinggi diharapkan sadar bahwa mereka memiliki risiko bencana besar yang dapat mengganggu kehidupan dan penghidupan mereka apabila Gunungapi Kelud erupsi. Kesadaran masyarakat terhadap bahaya erupsi Gunungapi Kelud yang akan mereka hadapi sewaktu – waktu dapat mengurangi risiko bencana. Risiko bencana dapat berupa korban jiwa maupun kerugian materi terutama rumah rusak akibat jatuhan material erupsi Gunungapi Kelud. Peta ini juga dapat dijadikan pedoman untuk analisis risiko bencana dan Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunungapi Kelud.

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di area radius 30 km dari titik tengah kawah Gunungapi Kelud yang memiliki ketinggian mencapai 1731 mdpal. Wilayah administrasi penelitian meliputi Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Blitar, Kota Blitar dan Kabupaten Malang. Relief lokasi penelitian cukup beragam mulai dari datar hingga terjal. Lereng Gunungapi Kelud di dominasi oleh lembah sungai yang dalam dengan igir meruncing. Material utama penyusun tubuh Gunungapi Kelud adalah endapan aliran dan jatuhan pi-ro klastik (Zaennudin, 2009). Lokasi penelitian sekitar kawah Gu-nungapi Kelud di lihat dari citra SRTM tidak berbentuk bulat dan tidak teratur. Relief kawah Gunungapi Kelud yang tidak teratur dan tidak berbentuk bulat merupakan ciri dari kawah gunungapi ber tipe eksplosif. Arah material jatuhan hasil erupsi Gunungapi Kelud tidak bisa diprediksi secara tepat karena dapat menyebar ke segala arah.

(10)

GAMBAR 2. Peta Administrasi Sekitar Gunung Kelud

Metode

Data yang dibutuhkan dalam penelitian terdiri dari data primer yaitu sampel material piroklastik hasil erupsi Gunungapi Kelud ta-hun 2014. Sampel material piroklastik berupa ukuran pumice dan tebal endapan material piroklastik. Sampel di ambil secara bertujuan (Purposive Sampling). Sampel bertujuan berdasarkan pada arah dan ukuran material piroklastik erupsi Gunungapi Kelud 2014. Letusan yang mengarah ke barat dan barat daya menjadikan pengambilan sampel lebih banyak dilakukan di daerah barat dan barat daya Gu-nungapi Kelud. Pengambilan sampel dilakukan dengan melihat do minasi material piroklastik dalam suatu area yang ditentukan. Material piroklastik yang dominan dapat berupa abu, pasir atau

pumice. Tebal endapan material piroklastik di hitung jika material

dominan berupa abu dan pasir. Diameter material piroklastik di hi tung jika material piroklastik yang jatuh di area pengambilan sampel di dominasi oleh pumice.

Sampel material piroklastik di analisis menggunakan metode in terpolasi untuk membuat peta sebaran tebal endapan material

(11)

piroklastik dan peta sebaran ukuran pumice. Metode interpolasi yang digunakan adalah Radial Basis Function (RBF) yang terdapat pa da software Surfer 9. RBF digunakan karena menurut Golden

Soft-ware (2014), pengembang softSoft-ware surfer 9, metode interpolasi RBF

mempertimbangkan titik pusat atau titik awal sebagai titik ikat atau pedoman interpolasi. Titik pusat dalam pemetaan daerah rawan jatuhan material piroklastik erupsi Gunungapi Kelud 2014 adalah titik tengah kawah Gunungapi Kelud. Metode interpolasi RBF juga dapat menghaluskan hasil dari interpolasi dengan persebaran data tidak merata dalam berbagai nilai (Baxter, 1992, Wright, 2003).

Peta sebaran tebal endapan material piroklastik dan peta ukuran

pumice yang telah di interpolasi kemudian di analisis menggunakan

metode intersect dengan menggunakan software ArcGIS 9.3. Hasil intersect antara peta sebaran tebal endapan material piroklastik dan peta ukuran pumice berupa peta daerah rawan jatuhan material piroklastik. Metode intersect dilakukan dengan membuat skor pada dua parameter, yaitu tebal endapan material piroklastik dan ukuran

pumice (Tabel 1). Hasil Skoring dari parameter tebal endapan material

piroklastik dan ukuran pumice di klasifikasi untuk di jadikan peta daerah rawan jatuhan material piroklastik (Tabel 2). Peta daerah rawan jatuhan material piroklastik hasil skoring di lakukan validasi dengan data kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan akibat dari jatuhan material piroklastik di lapangan serta melalui interpretasi citra sebelum dan sesudah erupsi 2014.

TABEL 1. Skoring tebal abu dan besar diameter pumice

Tebal Endapan Material

Piroklastik (cm) Skor Diameter Ukuran Pumice (cm) Skor

0 - 2 1 0 – 2 1

2.1 - 6 2 2.1 – 4 2

> 6 3 > 4 3

(12)

TABEL 2. Skor klasifikasi peta daerah rawan jatuhan material piroklastik

Kerawanan Skor (Skor tebal endapan + Skor besar diameter)

Kerawanan Rendah 2

Kerawanan Sedang 2.1 – 4

Kerawanan Tinggi 4.1 – 6

Sumber: Pengolahan Data, 2014

Hasil dan Pembahasan

Sebaran Material Piroklastik

Erupsi Gunungapi Kelud 2014 bersifat eksplosif. Menurut PVMBG, erupsi Gunungapi Kelud mencapai ketinggian lebih dari 15 km dari pusat erupsi (Fikri, 2014). Erupsi yang bersifat eksplosif dari Gunungapi Kelud mengeluarkan material piroklastik yang dominan berupa abu, pasir dan pumice. Material yang dilontarkan ke udara kemudian jatuh dan diendapkan di permukaan bumi. Material berat dan berdiameter besar akan diendapkan terlebih dahulu di daerah yang relatif dekat dengan pusat erupsi. Material dengan diameter kecil hingga halus serta ringan akan diendapkan kemudian di daerah yang relatif lebih jauh dari pusat erupsi. Material jatuh di hampir seluruh wilayah Kabupaten Kediri sebagian Kabupaten Blitar dan Kota Blitar serta sebagian Kabupaten Malang dalam ra-dius 30 km dari pusat erupsi.

Erupsi tahun 2014 juga menghancurkan kubah lava dasit yang terbentuk tahun 2007 (Gambar 3). Hasil pecahan kubah lava dasit tahun 2007 tersebar pada radius kurang dari 5 km dari pusat erupsi. Material kubah lava dasit yang cukup berat menjadikan jatuhan pecahan kubah lava dasit tidak sampai terlempar lebih dari radius 5 km. Material kubah lava dasit berbeda dengan material pumice yang memiliki berat lebih ringan dibandingkan dengan material kubah lava dasit. Material pumice terlontar lebih dari radius 30 km dari pusat erupsi. Ukuran material pumice semakin jauh dari pusat

(13)

erupsi akan semakin kecil. Tebal endapan material piroklastik yang dominan abu dan pasir juga semakin tipis jika jarak dari pusat erupsi semakin jauh.

GAMBAR 3. Pecahan Kubah Lava Dasit 2007 pada Jarak 1 km dari Pusat Erupsi

Jatuhan material piroklastik berupa pumice pada jarak 1 km dari puncak berukuran paling besar yaitu diameter lebih dari 50 cm (Gambar 4). Jatuhan material pumice terlihat pada Gambar 11 memiliki pola yaitu mengarah ke arah barat, terutama dengan diameter 2-4 cm. Pola yang mengarah ke barat karena beberapa faktor, diantaranya di sebelah Barat Gunungapi Kelud memiliki morfologi yang datar dan angin mengarah ke barat. Material pumice yang sudah tidak lagi besar dan angin yang cukup kencang mampu menerbangkan sebagian pumice berukuran kecil ke arah barat. Sebelah timur Gunungapi Kelud berbatasan langsung dengan Gu-nung Kawi—Butak dengan ketinggian yang lebih tinggi daripada

(14)

Gunungapi Kelud sehingga menjadi penghalang dalam persebaran material pumice yang lebih jauh ke arah timur. Faktor morfologi dan angin berlaku juga untuk material piroklastik dengan ukuran lebih kecil seperti abu dan pasir yang lebih banyak tersebar ke arah barat.

Material piroklastik yang tersebar di tiga Kabupaten memiliki ukuran yang berbeda-beda. Material piroklastik di Kabupaten Malang lebih dominan berupa abu (Gambar 5) dan pasir halus serta sedikit pumice. Pumice yang jarang di jumpai di Kabupaten Malang memiliki ukuran yang cukup besar yakni lebih dari 10 cm (Gambar 6). Pumice dengan ukuran besar di jumpai di daerah Waduk Selorejo. Waduk Selorejo berjarak 6 km dari pusat erupsi dan merupakan daerah yang datar berupa lembah sehingga pumice berukuran besar mampu sampai ke Waduk Selorejo.

GAMBAR 5. Material dominan abu dan pasir sangat halus di Kecamatan Ngantang, Malang (x: 651811, y: 9129632)

GAMBAR 6. Pumice dengan ukuran lebih dari 10 cm di Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Malang (x: 648380, y: 9127896)

(15)

Material piroklastik di Kabupaten Blitar di dominasi oleh pasir, kerikil dan pumice berukuran lebih dari 2 cm (Gambar 7). Material halus berupa abu hampir tidak di jumpai di Kabupaten Blitar. Tidak dijumpainya material halus di Kabupaten Blitar karena angin yang membawa material abu tidak mengarah ke selatan (Blitar) melainkan ke arah barat (Kediri). Material jatuhan piroklastik dominan di Kabupaten Kediri berupa pasir hingga sedikit abu (Gambar 8).

GAMBAR 7. Material pasir dominan dan besar diameter pumice 2 cm di daerah Perkebunan Gambaran, Blitar (x: 634885, y: 9118169)

GAMBAR 8. Material dominan pasir dan pumice dengan diameter kurang dari 1 cm di Kecamatan Plosoklaten, Kediri (x: 619310, y: 9130516)

Daerah Rawan Jatuhan Material Piroklastik Erupsi Gunung Kelud 2014

Pemetaan daerah rawan jatuhan material erupsi Gunungapi Kelud 2014 menggunakan analisis skoring dengan parameter tebal endapan material piroklastik (Gambar 9) dan ukuran pumice

(16)

(Gambar 11). Hasil pemetaan daerah rawan jatuhan material Pi-roklastik erupsi Gunungapi Kelud 2014 menunjukkan bahwa daerah dengan radius kurang dari 10 km dari pusat erupsi me-rupakan daerah dengan kerawanan tinggi jatuhan material pi ro-klastik (Gambar 12). Jarak yang lebih dekat dengan pusat erup si menjadikan daerah dengan radius kurang dari 10 km dari pun-cak Gunungapi Kelud memiliki ancaman paling tinggi untuk ke-hi dupan dan pengke-hidupan masyarakat yang tinggal di daerah radius kurang dari 10 km dari puncak Gunungapi Kelud. Daerah kerawanan tinggi jatuhan material piroklastik erupsi Gunungapi Kelud 2014 dilihat dari tebal endapan material piroklastik lebih dari 6 cm dan ukuran pumice lebih dari 4 cm. Daerah dengan kerawanan sedang jatuhan material piroklastik erupsi Gunungapi Kelud 2014 berada pada radius 15 km dari pusat erupsi. Daerah kerawanan sedang jatuhan material piroklastik erupsi Gunungapi Kelud 2014 dilihat dari tebal endapan material piroklastik 2.1 cm sampai 6 cm dan ukuran pumice 2.1 cm sampai 4 cm. Daerah kerawanan sedang jatuhan material piroklastik erupsi Gunungapi Kelud 2014 dapat menjadi tinggi apabila erupsi Gunungapi Kelud lebih be sar dibandingkan dengan erupsi tahun 2014. Semakin banyak masya-rakat yang tinggal di daerah rawan maka risiko bencana akan se-ma kin besar. Daerah dengan kerawanan rendah jatuhan se-material piroklastik erupsi Gunungapi Kelud 2014 berada di radius lebih dari 15 km dari pusat erupsi. Jatuhan material piroklastik yang ja-tuh pada radius lebih dari 15 km berupa pumice berukuran 0 – 2 cm dan tebal endapan material piroklastik 0 – 2 cm.

Daerah kerawanan tinggi jatuhan material piroklastik erupsi Gunungapi Kelud 2014 di Kabupaten Malang meliputi Kecamatan Ngantang dan Kecamatan Kasembon. Salah satu Desa yang terkena dampak jatuhan material piroklastik paling parah di Kecamatan Ngantang adalah Desa Pandansari yang terletak di lembah Waduk Selorejo. Banyaknya rumah rusak dan tebal endapan material piroklastik mencapai 17 cm serta ukuran pumice lebih dari 10 cm.

(17)

Banyaknya material piroklastik yang jatuh di Desa Pandansari membuat Desa Pandansari merupakan Desa dengan dampak terparah di Kabupaten Malang akibat dari erupsi Gunungapi Kelud 2014. Desa lain yang termasuk kerawanan tinggi jatuhan material piroklastik erupsi Gunungapi Kelud 2014 di Kecamatan Ngantang adalah Desa Banturejo. Beberapa rumah di Desa Banturejo juga mengalami kerusakan. Bagian rumah yang rusak yaitu bagian atap karena tertimpa langsung oleh material piroklastik. Jenis atap rumah yang rusak berupa asbes ataupun seng dengan kemiringan atap yang relatif datar (Gambar 10). Total desa pada daerah kerawanan tinggi di Kabupaten Malang berjumlah 8 desa. Desa-desa yang terdapat di daerah kerawanan tinggi merupakan Desa-desa yang cukup banyak penduduknya, terutama di Desa Pandansari. Adanya Waduk Selorejo sebagai objek wisata membuat sebagian GAMBAR 9. Peta Sebaran Tebal Endapan Material Piroklastik Hasil Erupsi Gunungapi Kelud

(18)

penduduk Desa Pandansari banyak yang memiliki usaha di sekitar waduk dengan mata pencaharian utama penduduk tetap sebagai petani.

Daerah kerawanan sedang jatuhan material piroklastik erupsi Gunungapi Kelud 2014 di Kabupaten Malang meliputi beberapa desa di Kecamatan Pujon dan Kecamatan Kasembon. Desa-desa yang berada pada daerah kerawanan sedang berjumlah 8 desa. Desa-desa pada daerah kerawanan sedang juga merupakan desa yang memiliki penduduk yang cukup banyak. Daerah kerawanan rendah jatuhan material piroklastik erupsi Gunungapi Kelud 2014 di Kabupaten Malang juga terdapat di beberapa desa di Kecamatan Kasembon dan Kecamatan Pujon. Total desa-desa yang berada pada daerah kerawanan rendah di Kabupaten Malang berjumlah 9 desa. Daftar desa yang masuk ke daerah kerawanan jatuhan material pi roklastik erupsi Gunungapi Kelud 2014 di Kabupaten Malang dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

TABEL 3. Desa yang termasuk ke dalam daerah kerawanan tinggi dan kerawanan sedang jatuhan material piroklastik radius 30 km di Kabupaten Malang

Kabupaten Kerawanan Tinggi Kerawanan Sedang

Kecamatan Desa Kecamatan Desa

Malang

Ngantang - sebagian Desa Pagersari, sebagian Desa Sidodadi, Desa Ngantru, Desa Banturejo dan Desa Pandansari

Ngantang - sebagian Desa Waturejo, Desa Kaumrejo, sebagian Desa Sidodadi, sebagian Desa Pagersari Kasembon - Desa Pondokagung,

sebagian Desa Bayem, dan sebagian Desa Sukosari

Kasembon - Desa Kasembon, sebagian Desa Sukosari, Desa Wonoagung, sebagian Desa Bayem,

(19)

TABEL 4. Desa yang termasuk ke dalam kerawanan rendah jatuhan material piroklastik radius 30 km di Kabupaten Malang

Kabupaten Kerawanan Rendah

Kecamatan Desa

Malang

Ngantang - sebagian Desa Sidodadi, Desa Banjarejo, Desa Purworejo, Desa Mulyorejo, Desa Sumberagung, Desa Tulungrejo dan sebagian Desa Jombok

Kasembon - Desa Wonoagung dan Desa Pait

Sumber: Pengolahan Data, 2014

GAMBAR 10. Atap rumah di Desa Banturejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang terbuat dari seng atau asbes tidak kuat menahan beban jatuhan material piroklastik berupa abu dan pasir (x: 649949, y: 9127625)

Daerah kerawanan sedang jatuhan material piroklastik erup-si Gunungapi Kelud 2014 di Kabupaten Blitar meliputi bagian selatan dari Kecamatan Gandusari, Kecamatan Garum dan Keca-matan Nglegok. Desa-desa dengan daerah kerawanan sedang di Kabupaten Blitar berjumlah 15 Desa. Daerah kerawanan rendah ja-tuhan material piroklastik erupsi Gunungapi Kelud 2014 di Kabu-paten Blitar dengan batas radius 30 km dari pusat erupsi meliputi 93 desa yang tersebar di Kecamatan Kesamben, Kecamatan Do ko, Kecamatan Wlingi, Kecamatan Talun, Kecamatan Garum, Keca-matan Nglegok, KecaKeca-matan Ponggok, KecaKeca-matan Udanawu, dan Ke camatan Sanan Kulon (Tabel 6).

(20)

TABEL 5. Desa yang termasuk ke dalam kerawanan tinggi dan kerawanan sedang jatuhan material piroklastik radius 30 km di Kabupaten Blitar

Kabupaten Kerawanan Tinggi Kerawanan Sedang

Kecamatan Desa Kecamatan Desa

Blitar

Gandusari - sebagian Desa Gadungan, sebagian Desa Ngaringan, sebagian Desa Soso, Desa Tunggulrejo dan Desa Krisik

Gandusari - sebagian Desa Gadungan, sebagian Desa Ngaringan, sebagian Desa Soso, Desa Semen, sebagian Desa Sumbung, sebagian Desa Sumberagung dan sebagian Desa Sukosewu Garum - Desa Karangrejo Garum - Desa Slorok dan Desa

Sidodadi Nglegok - sebagian Desa

Penataran

Nglegok - sebagian Desa Penataran, Desa Modangan, Desa Kedawung dan Desa Sumberasri

Ponggok - sebagian Desa Candirejo dan sebagian Desa Sidorejo

Sumber: Pengolahan Data, 2014

Material piroklastik yang dominan di daerah kerawanan sedang dan kerawanan rendah jatuhan material piroklastik erupsi Gunungapi Kelud 2014 di Kabupaten Blitar yaitu pasir dan kerikil. Endapan material piroklastik yang tidak tebal di daerah kerawanan sedang dan rendah di Kabupaten Blitar, sehingga bekas timbunan material piroklastik sudah jarang terlihat mulai satu hari setelah erupsi. Endapan material piroklastik yang tidak tebal juga terjadi di Kota Blitar. Material piroklastik yang jatuh di Kota Blitar dengan jarak kurang lebih 20 km dari pusat erupsi sangat sedikit. Kota Blitar termasuk ke dalam daerah kerawanan rendah (Tabel 7).

(21)

TABEL 6. Desa yang termasuk ke dalam kerawanan rendah jatuhan material piroklastik radius 30 km di Kabupaten Blitar

Kabupaten Kerawanan Rendah

Kecamatan Desa

Blitar

Gandusari - sebagian Desa Sumberagung, sebagian Desa Sumbung, Desa Kotes, Desa Gondang, Desa Jajar, Desa Tambakan, Desa Gandusari dan Desa Butuh

Garum - Desa Tawangsari, Desa Pojok, Desa Bence, Desa Sumberdiren, Desa Garum dan Desa Tingal

Nglegok - Desa Ngoran, Desa Kemloko, Desa Nglegok, Desa Dayu, Desa Bangsri, Desa Krenceng dan Desa Jiwut

Wlingi - Desa Balerejo, Desa Tegalasri, Desa Ngadirenggo, Desa Babadan, Desa Wlingi, Desa Tambalang dan Desa Beru Doko - Desa Plumbangan, Desa Suru, Desa Sidorejo, Desa Doko, Desa

Jambepawon dan Desa Kemirigede

Talun - Desa Bajang, Desa Kaweron, Desa Talun, Desa Kamulan dan Desa Pasirharjo

Sanan Kulon - Desa Sumberringin, Desa Gledug, Desa Jeding, Desa Sumber, Desa Sumberejo, Desa Kali Pucung, Desa Sanan Kulon, Desa Bendosari, Desa Purworejo, Desa Bendowulung, Desa Tulis Kriyo, dan Desa Plosoarang

Ponggok - sebagian Desa Candirejo dan sebagian Desa Sidorejo, Desa Gembongan, Desa Bacem, Desa Ringinanyar, Desa Karangbendo, Desa Kebonduren Desa Ponggok, Desa Maliran, Desa Dadap Langu, Desa Pojok, Desa Langon, Desa Kawedusan, Desa Jatilengger dan Desa Bendo

Udanawu - Desa Bendorejo, Desa Slemanan, Desa Bakung, Desa Besuki, Desa Temenggungan, Desa Sukorejo, Desa Tunjung, Desa Sumberasri, Desa Mangunan, Desa Jati, Desa Karanggondang dan Desa Ringinanom

Srengat - Desa Togogan, Desa Kerjen, Desa Pakisrejo, Desa Karanggayam, Desa Wonorejo, Desa Kandangan, Desa Kauman, Desa Dandong, Desa Srengat, Desa Bagelenan, Desa Ngaglik dan Desa Kendalrejo

Wonodadi - Desa Pikatan, Desa Kolomayan dan Desa Kunir

Sumber: Pengolahan Data, 2014

Kabupaten dan Kota Kediri merupakan Kabupaten dan Kota yang terkena dampak langsung paling parah erupsi Gunung-api Kelud 2014. Seluruh wilayah administrasi Kabupaten dan Ko ta Kediri terkena dampak langsung erupsi Gunungapi Kelud 2014. Terdapat 13 Desa berbagai kecamatan di Kabupaten

(22)

Ke-diri yang masuk ke dalam daerah kerawanan tinggi jatuhan material piroklastik erupsi Gunungapi Kelud 2014. Kecamatan di Kabupaten Kediri yang termasuk ke dalam daerah kerawanan ting gi diantaranya Kecamatan Ngancar, Kecamatan Plosoklaten, Kecamatan Puncu dan Kecamatan Kepung.

(23)

TABEL 7. Desa yang termasuk ke dalam daerah rawan jatuhan material piroklastik radius 30 km di Kota Blitar

Kota Kerawanan Tinggi Kerawanan Sedang Kerawanan Rendah

Kecamatan Desa Kecamatan Desa Kecamatan Desa

Blitar

- - -

-Sukorejo - Desa Pakunden dan Desa Kauman Kepanjen Kidul - Desa Ngadirejo,

Desa Sentul, Desa Tanggung, Desa Bendo, Desa Kauman, Desa Kepanjen Lor dan Desa Kepanjen Kidul Sanan Wetan - Desa Bendogerit,

Desa Gedog dan Desa Sanan Wetan

Sumber: Pengolahan Data, 2014

GAMBAR 12. Peta Daerah Rawan Jatuhan Material Piroklastik Erupsi Gunungapi Kelud 2014 Radius 30 km

(24)

Desa dengan kerusakan paling parah akibat erupsi Gunungapi Kelud 2014 di Kabupaten Kediri adalah Desa Puncu di Kecamatan Puncu. Jarak Desa Puncu dari pusat erupsi sekitar 6 km. Banyak bangunan yang rusak dengan tebal endapan material piroklastik mencapai lebih dari 10 cm dan ukuran pumice lebih dari 10 cm. Bangunan – bangunan yang terdapat di Desa Puncu memiliki tipe atap yang berbeda dengan tipe atap bangunan di Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Tipe atap sudah berupa genting namun material piroklastik yang terlontar dominan pumice berukuran besar lebih dari 4 cm sehingga mampu merusak atap bangunan. Material pumice yang besar membuat kerusakan yang ditimbulkan juga sangat besar.

Desa yang masuk ke dalam daerah kerawanan tinggi jatuhan material piroklastik erupsi Gunungapi Kelud 2014 selain Desa Puncu di Kabupaten Kediri yaitu Desa Sugihwaras dengan jarak 5 km dari pusat erupsi. Dampak kerusakan akibat erupsi Gunungapi Kelud 2014 di Desa Sugihwaras tidak terlalu besar seperti di De-sa Puncu. Material bangunan permanen dan jenis atap berupa genting kualitas tinggi dengan kemiringan atap yang relatif miring menjadikan material piroklastik yang jatuh di atap sebagian besar langsung jatuh ke tanah.

TABEL 8. Desa yang termasuk ke dalam kerawanan tinggi jatuhan material piroklastik radius 30 km di Kabupaten Kediri

Kabupaten Kerawanan Tinggi Kecamatan Desa

Kediri

Ngancar - Desa Sempu, Desa Sugihwaras, Desa Sepawon, sebagian Desa Ngancar, dan sebagian Desa Babadan

Plosoklaten - Desa Satak, sebagian Desa Trisulo

Puncu - Desa Kebonrejo, Desa Puncu, dan sebagian Desa Asmorobinangun Kepung - Desa Kampungbaru, Desa Besowo dan Desa Siman

(25)

TABEL 9. Desa yang termasuk ke dalam kerawanan sedang jatuhan material piroklastik radius 30 km di Kabupaten Kediri

Kabupaten Kerawanan Sedang

Kecamatan Desa

Kediri

Ngancar - Desa Manggis, Desa Margourip, sebagian Desa Bedali, Desa Pandantoyo, sebagian Desa Ngancar, sebagian Desa Kunjang, sebagian Desa Babadan dan Desa Jagul Plosoklaten - Desa Jarak, Desa Plosokidul, sebagian Desa Trisulo, Desa

Plosolor, sebagian Desa Brenggolo, Desa Pranggang, Desa Punjul, Desa Klanderan, Desa Sumberagung, sebagian Desa Kawedusan, Desa Sidomulyo, Desa Sidorejo, Desa Tiru Kidul dan Desa Tiru Lor

Puncu - Desa Watugede, Desa Gedangsewu, Desa Gadungan dan Desa Wonorejo,

Kepung - Desa Krenceng, sebagian Desa Klampiasan, Desa Kencong, Desa Keling, Desa Kepung, Desa Brumbung dan Desa Damarwulan

Pare - Desa Sumberbendo, Desa Darungan, sebagian Desa Pelem, Desa Tertek, Desa Pare, Desa Tulungrejo, sebagian Desa Lamong dan sebagian Desa Canggu,

Gurah - sebagian Desa Sambirejo, Sebagian Desa Gayam, dan sebagian Desa Adan-adan

Wates - sebagian Desa Tempurejo

Sumber: Pengolahan Data, 2014

Desa Puncu dan Desa Sugihwaras juga memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak. Perkembangan Desa Puncu dan Desa Sugihwaras cukup pesat terutama di sektor pariwisata sehingga jumlah penduduk di Desa Puncu dan Desa Sugihwaras akan semakin banyak. Jumlah penduduk yang banyak di Desa Puncu dan Desa Sugihwaras menjadikan Desa Puncu dan Desa Sugihwaras memiliki risiko bencana erupsi Gunungapi Kelud yang besar.

Daerah dengan kerawanan sedang jatuhan material piroklastik erupsi Gunungapi Kelud 2014 di Kabupaten Kediri meliputi bagian barat Kecamatan Ngancar, Kecamatan Plosoklaten dan Kecamatan Puncu, sebelah utara Kecamatan Kepung, sebagian Kecamatan Pare, sebagian Kecamatan Gurah dan sebagian Kecamatan Wates. Total desa di Kabupaten Kediri yang termasuk kedalam daerah

(26)

kerawanan sedang berjumlah 45 desa dan 126 desa berada pada daerah kerawanan rendah. Daerah kerawanan rendah juga meliputi seluruh Kota Kediri dengan radius 30 km dari pusat erupsi (Tabel 11).

Kabupaten Kerawanan Rendah

Kecamatan Desa

Kediri

Ngancar - sebagian Desa Bedali dan sebagian Desa Kunjang

Plosoklaten - sebagian Desa Kawedusan, sebagian Desa Brenggolo, --- Desa Panjer, Desa Kayunan dan Desa Donganti

Kepung - sebagian Desa Klampiasan

Pare - Desa Bendo, sebagian Desa Lamong, sebagian Desa Pelem, sebagian Desa Canggu, Desa Langenharjo, Desa Bringin dan Desa Sekoto

Kandangan - Desa Kandangan, Desa Kemiri, Desa Karangtengah, Desa Bukur, Desa Banaran, Desa Mlancu dan Desa Medowo

Gurah - sebagian Desa Sambirejo, Sebagian Desa Gayam, sebagian Desa Adan-adan, Desa Tambakrejo, Desa Gempolan, Desa Krekep, Desa Sumberrojo, Desa Cangkring, Desa Gurah, Desa Wonojoyo, Desa Gabru, Desa Banyuanyar, Desa Besuk, Desa Turus, Desa Bogem, Desa Bangkok, Desa Ngasem dan Desa Blimbing

Wates - sebagian Desa Tempurejo, Desa Janti, Desa Silir, Desa Sumberagung, Desa Pagu, Desa Karanganyar, Desa Joho, Desa Plaosan, Desa Wonorejo, Desa Tunge, Desa Jajar, Desa Wates, Desa Pojok, Desa Gadungan, Desa Tawang, Desa Segaran dan Desa Duwet

Kandat - Desa Blabak, Desa Ngreco, Desa Ringinsari, Desa Pule, Desa Purworejo, Desa Tegalan, Desa Ngletih, Desa Kandat, Desa Cendono, Desa Selosari, Desa Sumberrejo, Desa Nambaan, Desa Karangrejo, Desa Batuaji, Desa Dawung, Desa Purwodadi, Desa Susuhbango, Desa Deyeng, Desa Sambi dan Desa Ringinrejo Ngadiluwih - Desa Dukuh, Desa Badalpandean, Desa Rembangkepuh dan Desa

Mangunrejo

Pagu - Desa Bangsongan, Desa Baye, Desa Bulupasar, Desa Bendo, Desa Jagung, Desa Jambu, Desa Kambingan, Desa Kayenkidul, Desa Menang, Desa Mukuh, Desa Padangan, Desa Pagu, Desa Sambirombyong, Desa Sekaran, Desa Semanding, Desa Semen, Desa Sitimerto, Desa Sukoharjo, Desa Tanjung, Desa Tengger Kidul, Desa Wates dan Desa Wonosari

Gampengrejo - Desa Doko, Desa Gampeng, Desa Gogorante, Desa Jongbiru, Desa Kalibelo, Desa Karangrejo, Desa Kepuhrejo, Desa Kwadungan, Desa Nambaan, Desa Ngasem, Desa Ngebrak, Desa Paren, Desa Plosorejo, Desa Putih, Desa Sambirejo, Desa Sambiresik, Desa Sukorejo, Desa Toyoresmi, Desa Tugurejo, Desa Turus, Desa Wanengpaten dan Desa Wonocatur

TABEL 10. Desa yang termasuk ke dalam kerawanan rendah jatuhan material piroklastik radius 30 km di Kabupaten Kediri

(27)

Masih banyaknya penduduk yang tinggal di daerah kerawanan tinggi membuat risiko bencana akan semakin besar. Dampak kerugian yang ditimbulkan akibat erupsi juga semakin besar. Daerah kerawanan tinggi sebenarnya disarankan untuk tidak ditempati. Perlu adanya perhatian dari pemerintah untuk menyadarkan masyarakat yang tinggal di daerah kerawanan tinggi erupsi Gunungapi Kelud tentang bahaya erupsi dari Gunungapi Kelud. Kesadaran masyarakat diharapkan mampu untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat jika sewaktu – waktu Gunungapi Kelud erupsi kembali. Peningkatan kesiapsiagaan dapat mengurangi risiko bencana erupsi Gunungapi Kelud.

TABEL 11. Desa yang termasuk ke dalam daerah rawan jatuhan material piroklastik radius 30 km di Kota Kediri

Kota Kerawanan Tinggi Kerawanan Sedang Kerawanan Rendah Kecamatan Desa Kecamatan Desa Kecamatan Desa

Kediri

- - -

-Pesantren - Desa Jamsaren, Desa Burengan, Desa Singonegara, Desa Pakunden, Desa Bangsal, Desa Tinalan, Desa Burengan, Desa Pesantren, Desa Tosaren, Desa Banaran, Desa Ketami, Desa Tempurejo, Desa Ngletih, Desa Betet, Desa Blabak dan Desa Bawang Kediri Kota - Desa Semampir,

Desa Balowerti, Desa Dandanga, Desa Pocanan, Desa Ngadirejo, Desa Setono Gedong, Desa Pakelan, Desa Banjara, Desa Kemasan, Desa Ringin Anom, Desa Jagalan, Desa Setono Pande, Desa Kampung Dalem, Desa Kaliombo, Desa Ngronggo, Desa Manisrenggo dan Desa Rejomulyo

(28)

Kesimpulan

• Daerah kerawanan tinggi jatuhan material piroklastik hasil erupsi Gunungapi Kelud 2014 berada di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Kecamatan Gandusari, Ke-ca matan Garum dan KeKe-camatan Nglegok di Kabupaten Blitar dan Kecamatan Ngancar, Kecamatan Plosoklaten, Ke camatan Puncu dan Kecamatan Kepung di Kabupaten Kediri

• Daerah kerawanan tinggi jatuhan material piroklastik hasil erupsi Gunungapi Kelud 2014 di Kabupaten Malang dan Kabupaten Kediri merupakan daerah yang banyak penduduknya dengan sebagian besar bangunan berjenis atap berupa seng atau asbes

• Daerah kerawanan tinggi jatuhan material piroklastik hasil erupsi Gunungapi Kelud 2014 disarankan untuk tidak ditempati

• Pemerintah dan masyarakat berperan untuk meningkatkan kesiapsiagaan terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah kerawanan tinggi

Saran

Pemetaan daerah rawan jatuhan material piroklastik hasil erupsi Gunungapi Kelud 2014 dapat di perluas area kajiannya terutama ke arah barat. Hal ini karena sebagian besar material piroklastik yang berukuran kecil terlontar sejauh lebih dari 300 km ke arah barat. Sampel yang di ambil juga harus merata dengan radius yang telah ditetapkan agar hasil interpolasi menjadi lebih baik. Pemetaan daerah rawan jatuhan material piroklastik dapat di gabungkan dengan pemetaan daerah rawan lahar dan potensi lahar agar menjadi peta kerawanan yang lebih komprehensif

(29)

Daftar Pustaka

Anonim. 2014. Indonesia’s Mount Kelud Erupts. https://xa.yimg.com/

kq/groups/78734590/173339261/name/indonesia%2Bs%

2BMount%2BKelud%2BErupts.pdf (Akses tanggal 21

Maret 2014 pukul 13:06)

Baxter, B. J. C. 1992. The Interpolation Theory of Radial Basis Funct-ions. Dissertation: Cambridge University. Cambridge Fikri, A. 2014. Tinggi Letusan Kelud Capai 17 Kilometer. http://m.tempo.

co/read/news/2014/02/14/173554087/Tinggi-Letusan-Kelud-Capai-17-Kilometer (Akses tanggal 28 maret 2014

pukul 20:21)

Golden Software. 2014. Issue 71: A Basic Understanding of Surfer

Gridding Methods – Part 1. http://www.goldensoftware. com/newsletter/issue71-surfer-gridding-methods-part1

(Akses tanggal 28 Maret 2014 pukul 20:31)

Kirbani, S. B. & Wahyudi. 2007. Erupsi Gunung Kelud dan Nilai-B Gempabumi di Sekitarnya. Berkala MIPA, 17(3),

Septem-ber 2007

Wrigth, G. 2003. Radial Basis Function Interpolation: Numerical and

Analitical Development.

http://works.bepress.com/grady-wright/8 (Akses tanggal 28 Maret 2014 pukul 20:47)

Peraturan Kepala BNPB. 2012. Nomor 02 tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana.

Widhi, N. 2014. Mengapa Abu Gunung Kelud Bisa Sampai ke Jawa

Barat? http://m.detik.com/news/read/2014/02/14/140718

/2497428/10/mengapa-abu-gunung-kelud-bisa-sampai-ke-jawa-barat (Akses tanggal 28 Maret 2014 pukul 21:18)

Zaennudin, A. 2009. Prakiraan Bahaya Erupsi Gunung Kelud.

Bu-letin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 4 Nomor 2, Agustus 2009: 1 – 17.

Gambar

GAMBAR 1. Grafik Volcanic Eruption Index Gunungapi Kelud (Anonim, 2014)
GAMBAR 2. Peta Administrasi Sekitar Gunung Kelud
TABEL 1. Skoring tebal abu dan besar diameter pumice Tebal Endapan Material
TABEL 2. Skor klasifikasi peta daerah rawan jatuhan material piroklastik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pemisahan unggas sakit dan pengalaman beternak ≤ 10 tahun merupakan faktor risiko yang mempunyai hubungan signifikan dengan

Pada penelitian memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui kelayakan Modul Ajar Kompetensi Menata Sanggul Dendeng Modifikasi di SMK Jurusan Tata Kecantikan Rambut yang meliputi

keputusan Badan Pengawas Pemilihan Umum sesuai dengan kebutuhan diberikan ketika terjadi pelanggaran yang tidak disebutkan dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa

Bila harga sudah naik sampai level yang diinginkan, maka yang bersangkutan akan melakukan aksi ambil untung dengan melepas kembali saham/mata uang yang sudah dibeli, sehingga ia

mengenai orang pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;. Meminta keterangan dan bah an bukti

Pembuatan perancangan antar muka ini dibuat untuk merancang halaman aplikasi yang berinteraksi langsung dengan pengguna agar aplikasi tersebut menjadi userfriendly untuk

Oleh karena itu dilakukan analisa usaha tani jeruk siam di Konawe Selatan, yang mewakili lahan kering dan di Batola, yang mewakili lahan pasang surut untuk melihat pendapatan

Beberapa indikator yang menandainya antara lain adalah interaksi para seniman dan pengajar seni dengan dunia internasional (melanjutkan studi atau melalui