PROTOZOA
TATAP MUKA KE 3 “Protozoa” berarti “first animal”, suatu
bentuk sederhana kehidupan hewan
Dapat hidup bebas di : laut, air tawar, tanah
dapat bersimbiosis atau hidup di dalam organisme lain
Hidup protozoa bergantung pd nutrisi, suhu,
pH dan beberapa protozoa bergantung pula kepada cahaya
Karakteristik (1)
Eukariota, ukuran : 1 – 150 μm
Bersel satu (unisel), tetapi sudah memiliki
fungsi lengkap makhluk hidup dg memiliki alat reproduksi, pencernaan, respirasi, ekskresi dll
Hidup sendiri atau berkoloni
Habitat : hidup bebas di alam, parasit pd
manusia atau hewan
Tidak memiliki dinding sel (sifat mirip hewan) Chemo-heterotrophs
Kebanyakan motil (memiliki flagela /cilia /
Karakteristik (2)
Aktivitas makan dilakukan dg cara fagositosis
(memakan partikel) dan pinositosis (meminum cairan atau nutrisi terlarut)
Alat pergerakan berupa :
a) Pseudopodium (kaki palsu) b) Flagela (bulu cambuk)
c) Cilium (bulu getar)
d) Membran bergelombang
Alat pergerakan digunakan utk memperoleh
makanan dan bereaksi thd rangsangan fisik & kimia
Struktur Sel
Struktur sel terdiri dari sitoplasma dan inti Inti adalah bagian yg penting utk pertahanan
diri dan reproduksi struktur inti penting utk membedakan spesies
Sitoplasma terdiri dari : a. Ektoplasma berupa hialin yg berfungsi protektif, lokomotif (pergerakan), sensoris (pengenalan lingkungan) mengambil makanan,
ekskresi & respirasi b. Endoplasma bersifat
granuler & mempunyai fungsi dalam pencerna-an & reproduksi
Bentuk protozoa
Sebagian besar protozoa bersifat parasit dan
memiliki dua bentuk/stadium dalam siklus hidupnya :
Dalam keadaan yang sesuai bentuknya
adalah Tropozoit (bentuk aktif) : dibungkus oleh selaput tipis
Jika dalam keadaan ekstrim berbentuk
Kista (bentuk pasif) : terbungkus oleh dinding
tebal yg berfungsi utk :
1. Pertahanan pd kondisi panas, kering,
kelem-baban yg tinggi, bahan kimia (co zat pencernaan pd saluran cerna)
2. Transmisi hospes ke hospes & stadium
infektif pd amuba, ciliata & flagelata
Reproduksi
Reproduksi terdiri dr seksual & aseksual
A. Pembiakan aseksual :
1. Belah pasang : 1 parasit membelah mjd 2
parasit yg sama bentuknya
2.Skizogoni : inti membelah mjd byk bagian.
Masing2 inti dikelilingi oleh protoplasma &
membentuk merozoit
3.Pd stadium kista inti membelah shg
wak-tu eks-kistasi tiap kista akan mengeluarkan beberapa trofozoit
B. Pembiakan Seksual : bersatunya 2 parasit (syngami), makrogamet & mikrogamet
bersatu membentuk zygot. Inti zygot akan membelah & mjd banyak sporozoit
C. Pembiakan seksual & aseksual bergantian co pd sporozoa
Penularan
Parasit berpindah dr satu hospes ke hospes
lain dapat secara langsung, melalui makanan & air setelah berada di luar tubuh hospes
Pada parasit darah & jaringan, penularan dpt
melalui vektor contoh nyamuk
Penularan dapat dalam bentuk kista (amuba,
flagelata & ciliata) atau dalam bentuk tropozoid (co Entamoeba, Trichomonas)
Suhu dan kelembaban merupakan faktor
penting dalam penularan penyakit parasit oleh vektor
Patologi & Gejala klinis
Protozoa dpt merugikan hospes dg cara
berkembang biak, menyerang, merusak sel dg pengaruh enzim & toksin yg dihasilkannya
Gejala umum : demam, splenomegali,
Klasifikasi Protozoa
Protozoa dibagi menjadi 4 klas berdasarkan
alat gerak yaitu :
1. Rhizopoda (bergerak dg kaki semu
=pseudopodia)
2. Mastigophora = Flagellata (bergerak dg
flagela)
3. Ciliophora = Ciliata (bergerak dg cilia); 4. Sporozoa (tdk memiliki alat gerak)
Protozoa yang patogen untuk manusia
Kelas Spesies Habitat Gejala Kilinis
Rhizopoda Entamoeba
histolytica Usus besar Disentri, hepatitis, abses hati Mastigophora Giardia lambia Usus halus diare
Trichomonas
vaginalis vagina vaginitis
Trypanosoma
cruzi Jantung, saraf Chagas disease T. gambiense Darah, Saraf pusat,
kel limfe Penyakit tidur T. rhosiense Darah, kel limfe,
SRE (sist retikulo-endotel)
Kelas Spesies Habitat Gejala Kilinis
Mastigo
phora Leismania donovani Darah, kel limfe, SRE Kala azar, dermal leismanoid
L. tropica Kulit Oriental sore
L. barziliensis Oral nasal Espundia
Sporozoa Plasmodium vivax Eritrosit Malaria tertiana P. falciparum Eritrosit Malaria tertiana P. malariae Eritrosit Malaria kuartana
P. ovale Eritrosit Malaria ovale
Isospora hominis Usus Diare
Eimeria gubleri Hati Koksidiosis hati Toxoplasma gondii SRE Toxoplasmosis Sarcocystis
lindemanni Otot Tidak jelas
Pnemocystis carinii Paru Pneumonia Ciliata Balantidium coli Usus besar Disentri
Tatap muka ke 3
Karakteristik Rhizopoda
Rhiz = akar, podium = kaki memiliki kaki
semu (pseudopodi) sebagai alat geraknya
Spesies yang penting adalah genus Entamoeba
(E. histolytica, E. coli, E. gingivalis), Endolimax nana, Iodamoeba butschii & Dientamoeba
fragilis
Manusia merupakan hospes bagi 8 sp ameba Semua ameba tdk patogen & hidup komensal
Kelas Rhizopoda yg penting bagi kesehatan manusia adalah
ordo Amoebida
Bedasarkan habitat hidupnya, Amoeba diklasifikasikan menjadi:
Fre e -Li v in g A m oe ba >> Amoeba yang hidup bebas di lingkungan >> Freshwater, moist-soil, or marine environmen ts In te s tin a l A m oe ba Amoeba yang hidup di dalam intestinal manusia V irul e nc e Dapat menginfeksi manusia A v irul e nc e Tidak dapat menginfeksi manusia
Rhizopoda Apatogen
Entamoeba coli
Entamoeba hartmani
Entamoeba gingivalis
hidup di ronggamulut disekitar gigi
Iodamoeba butschlii
hidup di usus besar Endolimax nana
hidup di usus besar Amoeba yg hidup bebas
Acanthamoeba culberstoni Dientamoeba fragilis
Morfologi Inti Pada Amuba
Kelas Rhizopoda yg penting bagi kesehatan
manusia adalah ordo Amoebida
Struktur inti terutama susunan kromatin
dan koriosom (anak inti) penting untuk membedakan spesies
Ada 4 macam inti pada Amoebida : inti entamoeba inti endolimax inti iodamoeba inti dientamoeba
Macam inti :
Entamoeba : selaput inti dibatasi oleh butir
kromatin, dg koriosom yg padat terletak di tengah atau tepi inti
Endolimax : koriosomnya besar, bentuk
irregular (tidak teratur) terdapat di tepi inti
Iodamoeba : bentuk koriosom nya khas
karena ukurannnya besar & dikelilingi dikelilingi oleh butiran2 bulat (globules refraktil)
Dientamoeba : memiliki 2 inti dg koriosom
Entamoeba histolytica
Penyebab diare & pertama kali ditemukan
oleh Losch (1875) dr tinja penderita disentri di Leningrad Rusia
Manusia satu2nya hospes pd parasit ini Nama penyakit : Amubiasis yg dapat
menyerang usus (intestinal amoebiasis) & organ selain usus (extra-intestinal
Entamoeba hystolitica
Habitat
Pada usus besar manusia
Trofozoit : bentuk yg aktif
bergerak dan bersifat invasif, dapat tumbuh dan berkembang biak, aktif mencari makanan, dan mampu memasuki organ dan jaringan.
Pre-kista : bentuk peralihan
antara stadium kista dan stadium trofozoit
Kista : stadium/bentuk yang non
aktif (pasif) dan dapat dilindungi oleh membran nyata atau dinding kista .ini merupakan stadium infektif.
Sebaran Geografis & Tempat Hidup
Amubiasis banyak terjadi di daerah tropis &
subtropis
Biasanya terjadi pada daerah dengan sanitasi
buruk
Di Indonesia terjadi di Jawa & luar Jawa Entamoeba histolytica termasuk parasit
zoonosis karena menyerang manusia, kera & primata
Beberapa jenis hewan dpt bertindak sbg
Anatomi dan Morfologi
Bergerak dg menggunakan kaki semu Terdapat 3 bentuk :
trofozoid, kista
Prakista
Trofozoid ditemukan di jaringan mukosa &
submukosa usus besar
Stadium trofozoid
Merupakan bentuk yg aktif bergerak, aktif mencari
makan, tumbuh & berkembang biak
Bersifat invasif (mampu memasuki jaringan lain) Bentuknya berubah2 karena bergerak
menggu-nakan pseudopodia Pseudopodium dibentuk dg mendadak, besar & lebar seperti daun,
pergerakan cepat & linier
Ukuran : 18 – 40
pada pemeriksaan mikroskopis : sering
ditemu-kan eritrosit/leukosit/sisa2 jaringan dalam
pada pemeriksaan mikroskopis : sering
ditemukan eritrosit/leukosit/sisa2 jaringan dalam endoplasma (karena ukuran sel darah lebih kecil)
Stadium trofozoid bersifat patogen &
Sitoplasma t.d :
ektoplasma (jernih) &
endoplasma (granuler/berbutir2)
Inti :
berbentuk bulat dg ukuran 4-6 , terletak
di endoplasma, dg selaput tipis & dibatasi oleh butir kromatin
Koriosom seperti titik kecil ditengah &
Stadium prakista
Bentuk peralihan antara kista dan trofozoid Bentuk lonjong/bulat, ukuran 10 – 20
Pseudopodia tumpul
Dalam endoplasma tdk ditemukan eritrosit/
leukosit
Struktur inti prakista = struktur inti
Stadium kista
stadium non aktif (pasif) dan dapat dilindungi
oleh membran nyata atau dinding kista
Bukan stadium patogen tetapi stadium infektif
penularan melalui sta kista
Dibentuk dr sta. trofozoid yg berada di lumen
colon
Bentuk bulat, memiliki dinding dari hialin, tidak
aktif bergerak
Berdasar ukuran ada 2 jenis kista amuba:
Kista minutaform = 6 - 9 Kista magnaform = 10 – 15
Jika kista yg berukuran < 10 ditemukan pd
tinja kemungkinan kista tsb adalah E. hartmani yg tdk patogen
Pd kista muda terdapat 1-4 kromatoid & massa
glikogen sbg cadangan makanan
Kista yg matang memiliki 4 inti tapi tdk
Daur Hidup
Pd manusia sbg hospes definitif utama, daur
hidup parasit ini dapat terjadi secara lengkap
Infeksi terjadi secara oral melalui makanan/
minuman yg tercemar tinja amubiasis
Bentuk infektif yg dpt ditularkan adalah kista
berinti 4 (tahan thd HCl lambung) pd saat sampai terminal usus halus (sekum/ileum)
dinding kista akan tercerna oleh enzim tripsin & akan terjadi ekskistasi (kista trofozoid) &
keluarlah tropozoid yg akan masuk ke usus besar
1 kista matang akan berubah mjd 8 trofozoid Melalui aliran darah dpt menyebar ke jaringan
hati, paru, otak, kulit & vagina
Multiplikasi (membelah) hanya terjadi pd
stadium trofozoid dg belah diri sederhana
Proses enkistasi (trofozoid kista)
berlangsung di lumen usus
Stadium trofozoid dpt ditemukan pd tinja dg
konsistensi lembek/cair sedangkan sta kista ditemukan pd tinja padat
Siklus Hidup
Patologi & Gejala Klinis
Masa inkubasi + biasanya 1 – 4 minggu, tetapi
bisa juga beberapa bulan-tahun
90% manusia yg terinfeksi E.histolytica tdk
menunjukan gejala klinis & hospes dpt
mengeliminasi parasit tanpa gejala penyakit
10% penderita yg asimtomatik dpt
berkem-bang mjd simtomatik dlm waktu > 1 th Gejala klinis amubiasis : diare
Diare dimulai dg adanya kontak antara stadium
Gejala klinis amubiasis akut : disentri yg
disertai nyeri perut yg hebat sebelum b.a.b
Tinja penderita berbau asam yg menyengat
disertai darah / lendir
Konsistensi tinja dapat cair, semi cair, padat Diagnosa : tinja berwarna merah tua dg bau
menyengat
Tanda patogonomik infeksi E. histoltica
ditemukan eritrosit pd endoplasma (erythro-phagocytosis) pembeda antara E. histolitica & E. dispar
Pemeriksaan
Tinja penderita diencerkan dg garam faali
trofozoid tampak bergerak aktif dg gerakan pseudopodia yg cepat, tampak eritrosit dalam sitoplasma
Kista pada tinja terlihat bulat dg dinding tipis,
badan kromatoid berbentuk batang
Tinja dg pewarnaan lugol parasit tampak
kuning s/d coklat, inti jelas & koriosom di tengah inti
Amubiasis hati & jaringan lain
Terjadi abses hati pd bagian posterosuperior
lobus kanan hati
Gejala klinis : nyeri pd daerah hipokondrium
kanan, demam, ikterus, hepatomegali, kurus, tapi tdk mengalami disentri
Jika tdk diobati maka jaringan hati akan lisis
dan menyebar ke jaringan lain seperti paru, otak, kulit & limpa
Diagnosa : ditemukan trofozoid pd cairan abses
Pengobatan
Pengobatan utk penderita amebiasis invasif
berbeda dg non invasif
Penderita amebiasis non invasif diberikan
paromomisin
Penderita amebiasis invasif diberikan gol
nitroimidazol co : metronidazol, tinidazol, seknidazol, oknidazol
Biasanya setelah diberikan metronidazol
penderita msh mengandung 40 – 60 % parasit shg dpt diberikan paromomisin
Metronidazol sebaiknya tdk diberikan
bersamaan dg paromomisin
Obat yg bekerja pd lumen usus
Paromomisin = antibiotika golongan
amino-glikosida yg tdk diabsorbsi oleh usus, utk membunuh stadium pd lumen usus
Diloksanid furoat (furamid, entamizol) =
pengobatan utk E.histolytica
Iodoquinol = gol hidroksiquinolin, dpt
Obat Yang Bekerja
pada Jaringan Khasiat
Emetin hidroklorida Berkhasiat utk stadium
trofozoid E. histolytica. Efektif diberikan secara
parenteral.
Metronidazol Untuk amebiasis koli atau abses
hati amuba.
Efektif utk stadium trofozoid dalam dinding usus & jaringan, tdk dpt membunuh kista
Pencegahan
Pencegahan amebiasis dg kebersihan
perorangan co : mencuci tangan sebelum
makan & setelah bab
Lingkungan : memasak air minum & makanan
dg benar, mencuci sayur, tdk menggunakan pupuk tanaman dr tinja manusia, b.a.b di
jamban, menghindarkan kontaminasi lalat & lipas dr makanan
Balantidium coli
Balantidium coli adalah parasit zoonosis yg
menyebabkan balantidiosis atau ciliate
dysenteri yg menyebabkan infeksi usus & disentri pd manusia
Parasit ini didalam usus manusia, babi, anjing
& primata
Banyak dijumpai pd penduduk yg memelihara
babi
Morfologi Trofozoit
Panjang 60 – 70 m, lebar 40 – 50 m
Memiliki mulut di daerah peristom (cekungan di
bagian anterior)
Tidak terdapat usus, tetapi memiliki anus yg
terletak dibagian posterior
Memiliki 2 nukleus : makronukleus bentuk ginjal
& mikronukleus bentuk bintik kecil
Memiliki 2 vakuola kontraktil, beberapa vakuola
makanan yg berisi sisa makanan, leukosit & eritrosit
kista
Morfologi Kista
Bentuk bulat, 50 – 60 m
Dinding 2 lapis, sitoplasma granuler, 2 nukleus
(makronukleus & mikronukleus), 1 badan retraktil
Daur Hidup
Stadium kista maupun trofozoid dpt
berlangsung pd 1 hospes
Babi adalah hospes definitif sedangkan manusia
sebenarnya hospes insidental
Memasuki tubuh manusia melalui makanan yg
tercemar tinja babi yg mengandung kista
Dalam colon kista berubah mjd trofozoid &
selanjutnya memperbanyak diri dg cara pembelahan sel atau konjugasi
Konjugasi terjadi dg cara 2 trofozoid
bersama2 membentuk kista bertukar materi inti berpisah membentuk 2 trofozoid baru
Jika kondisi usus tdk sesuai bagi hidup
Patologi & gejala klinis
Terjadi ulserasi pd colon, menimbulkan
perdarahan, pembentukan lendir tinja akan berdarah & berlendir
Infeksi akut : disentri yg berat, berdarah &
berlendir, nyeri perut & kolik
Infeksi kronis : asimtomatis, diare berulang
Diagnosa
Pemeriksaan tinja utk menemukan trofozoid
atau kista
Pengobatan & Pencegahan
Pengobatan : Metronidazol, iodoquinol,
oksietrasiklin
Pencegahan : menjaga kebersihan perorangan,
lingkungan, memasak makanan/minuman dg