PERILAKU HUBUNGAN BALOK KOLOM BETON PRACETAK UNTUK BANGUNAN RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA DAN CEPAT BANGUN DENGAN STRUKTUR OPEN FRAME

(1)

PERILAKU HUBUNGAN BALOK KOLOM BETON PRACETAK

UNTUK BANGUNAN RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA DAN CEPAT BANGUN DENGAN STRUKTUR OPEN FRAME

Tampak plat siku penghubung batang

penyambung dengan tulangan Tampak batang penyambung baja saja _{(beton invisible)}

Tampak plat siku & batang penyambung (beton invisible)

(2)

(3)

Distribusi tegangan

Tegangan memiliki kondisi maksimum hanya mencapai 70,17 Mpa dan

kondisi saat ultimate mencapai 280,7 MPa

(4)

(5)

Analisa Perilaku Monolit Hubungan Balok Kolom

Pada analisa ini untuk mengetahui perilaku hubungan balok

kolom yang menggunakan sambungan berperilaku hampir sama

dengan perilaku hubungan balok kolom monolit.

(6)

Penampang monolit Penampang dengan sambungan

(7)

Analisa Perilaku Monolit Hubungan Balok Kolom

Tegangan : 211,8 MPa

Tegangan

: 211,8 MPa

Tegangan

: 221,8 MPa

(8)

Analisa Perilaku Monolit Hubungan Balok Kolom

Tegangan

: 53.01 MPa

Tegangan

: 52.10 MPa

(9)

Analisa Perilaku Monolit Hubungan Balok Kolom

Displacement

: 1.113 mm

Displacement

: 0.7197 mm

(10)

V. METODE

PELAKSANAAN

(11)

Aspek-aspek pertimbangan, antara lain:

Metode Pelaksanaan

•Kesehatan dan keselamatan kerja

•Proses pemindahan pracetak

•Kemudahan pemasangan pracetak

•Keamananan proses assembly

•Pemilihan lokasi bangunan yang baik

•Denah bangunan tahan gempa

•Elemen – elemen pracetak bangunan tahan gempa

•Pembuatan elemen pracetak

•Pengiriman elemen pracetak

•Pemasangan elemen pracetak

(12)

Bekisting

Pembuatan elemen Pracetak

(13)

Pengiriman elemen beton pracetak

Pengangkutan awal pengunaan

fork lip

Mobil pengangkut

Truk

(14)

Pemasangan elemen pracetak

(15)

Pemasangan elemen pracetak

(16)

(17)

V. KESIMPULAN

dan SARAN

(18)

1. Desain rumah sederhana yang dipakai adalah rumah 1 lantai dengan luas

36 m

2

_{, dan rumah 2 lantai dengan luas 72 m}

2

_.

2. Sambungan balok kolom yang dipakai adalah sambungan kering (

dry joint)

yang menggunakan las dan baut.

3. Sambungan balok kolom yang dianalisis pada penelitian ini ada dua

alternatif, yaitu:



_{alternatif 1 menggunakan baja profil kanal 125x125x10 dan baja kotak}

130x90x10 yang dibaut,



alternatif 2 menggunakan batang penyambung diameter 15 dan plat siku

dengan profil 45x45x5

Setelah dianalisis dengan program lusas 13.5 kedua alternatif tersebut dapat

berperilaku daktilitas penuh, dengan R = 8,5.

(19)

4. Berdasarkan proses pemasangannya tipe sambungan 2 ini dipilih sebagai

penyambung antar balok kolom karena beberapa keuntungan berikut:



_{Pemasangannya sangat mudah, karena batang baja hanya perlu}

dimasukkan dalam lubang yang tersedia lalu dikencangkan dengan mur.

Hal ini dapat sangat mempercepat waktu pelaksanaan.



_{Tipe sambungan ini memungkinkan kolom terpasang secara presisi dan}

rapi



_{Karena pengencangan mur sangat mudah dan tidak memerlukan metode}

khusus maka cukup dikerjakan oleh tenaga biasa.

(20)

 Permodelan sambungan bisa dibuat dengan

mempertimbangkan harga yang lebih ekonomis namun masih

mampu memikul beban yang terjadi dan mempunyai perilaku

lendutan dan retak serta daktilitas yang masih memenuhi

persyaratan yang ada.

 Untuk tahap selanjutnya harus diverifikasi dengan pengujian

eksperimental agar mendapatkan modul yang efektif dan

efisien.

(21)