154
IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC PADA SISTEM MONITORING SUHU
POMPA AIR
Yoga Alif Kurnia Utama1), Dwi Taufik Hidayat2), Nicolas Juniarto3) 123Universitas Widya Kartika
Jl. Sutorejo Prima Utara II/1, Kota Surabaya
E-mail: yoga.alif@widyakartika.ac.id1, taufikdwi17@gmail.com2, nicolasjuniarto62@gmail.com3
ABSTRACT
Water pump that used for production activities are usually used continuously. It always makes the water pump overheat which will make water pump damage and can cause considerable electrical power losses. This study tries to overcome this problem by creating a temperature monitoring system which will regulate the performance of the water pump. If overheat is detected (>40oC). Water pump performance regulation is carried out by limiting the water input to the pump using a tap where the tap opening follows Fuzzy Logic rules. This monitoring system will send pump temperature data to a web that can be monitored directly using an Android phone. The test results show that this system can work well in limiting the water entering the pump according to the Fuzzy Logic rules. From this test, it can be concluded that this monitoring system can be used to prevent overheating that will occur in the water pump.
Keywords: Fuzzy Logic, Overheat, Water Pump, Temperature Monitoring System
ABSTRAK
Pompa air yang dipakai untuk kegiatan produksi pada umumnya digunakan secara terus menerus. Hal ini akan mengakibatkan pompa air akan mengalami overheat (panas berlebih) yang akan mengakibarkan kerusakan pompa dan dapat menimbulkan kerugian daya listrik yang cukup besar. Penelitian ini mencoba mengatasi permasalahan tersebut dengan membuat sebuah sistem monitoring suhu dimana akan mengatur kinerja pompa air. Jika terdeteksi terjadi
overheat (>40oC). Pengaturan kinerja pompa air dilakukan dengan cara membatasi air yang masuk ke dalam pompa menggunakan keran dimana bukaan keran mengikuti aturan Fuzzy
Logic. Sistem monitoring ini akan mengirim data suhu pompa ke dalam sebuah web yang dapat
dipantau secara langsung dengan menggunakan HP Android. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem ini dapat bekerja dengan baik dalam membatasi air yang masuk ke dalam pompa sesuai dengan aturan Fuzzy Logic yang digunakan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa alat ini dapat digunakan untuk mencegah overheat yang akan terjadi pada pompa air.
Kata Kunci: Fuzzy Logic, Overheat, Pompa Air, Sistem Monitoring Suhu 1. PENDAHULUAN
Pompa air merupakan salah satu produk
teknologi yang digunakan sebagai
pendukung ketersediaan air. Kemampuan dari pompa air yaitu untuk memindahkan air dari satu tempat ke tempat lainnya,
sehingga membuat produk tersebut sering digunakan di berbagai tempat, seperti di lingkungan rumah tangga, atau di lingkungan industri [1] yang mana paling banyak dipakai adalah pompa air berjenis sentrifugal [2].
155
Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini semua industri pasti membutuhkan air. Dalam hal ini air merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting untuk digunakan dalam proses produksi, maupun dalam keperluan yang lainnya sebagai sarana dalam pendistribusian air, dan lain lain.
Pompa air sering kali digunakan atau dioperasikan secara terus menerus, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan yang disebabkan karena overheat [3]. Terjadinya overheat secara berlebihan dapat mengakibatkan pompa tersebut tidak
dapat mencapai umur pakai yang
seharusnya. Selain itu, juga dapat menimbulkan kerugian daya listrik yang cukup besar.
Kerugian daya listrik ini akan menjadi sangat terasa ketika pompa air ini menggunakan tenaga surya menjadi daya listriknya [4][5][6][7][8]. Hal ini dikarenakan tenaga surya sangat terbatas dan hanya didapat ketika siang hari saja, itu pun jika tidak terjadi hujan atau cuaca buruk yang akan menutupi sinar matahari [9].
Selain itu, kenaikan suhu pompa air juga dapat dialami ketika pompa air tersebut mengalirkan air dengan suhu yang tinggi [10][11]. Hal ini juga mengakibatkan kenaikan suhu pompa itu sendiri. Apabila pompa air mengalami kenaikan suhu yang melebihi batas normal secara terus menerus, maka juga akan berakibat memperpendek usia pemakaian pompa air tersebut.
Tidak hanya itu saja, namun juga terdapat penyebab lainnya yang dapat menyebabkan rusaknya pompa air, yaitu adanya kotoran yang masuk ke pompa [3]. Selain itu, vibrasi atau getaran juga dapat mengakibatkan kerusakan pompa air [12].
Vibrasi ini diakibatkan oleh hal tertentu, misalnya adanya cacat atau kerusakan dari pola rotasi pompa yang dapat menimbulkan vibrasi yang tidak wajar. Penyebab lain
munculnya vibrasi ini bisa juga
dikarenakan pompa air digunakan secara
terus – menerus tanpa adanya jeda waktu untuk berhenti atau beristirahat. Dari sini dapat dikatakan bahwa semakin besar vibrasi yang terjadi pada pompa air, maka dapat menyebabkan kerusakan yang lebih parah.
Dalam menanggulangi
kerusakan-kerusakan pompa air, banyak penelitian-penelitian yang bermunculan. Dari penelitian-penelitian tersebut, ada yang
membuat kontrol untuk membatasi
pemakaian pompa air [13], ada yang mengontrol kecepatan dari pompa air [14] [15], ada juga yang menerapkan kontrol PID untuk pompa air yang digunakan untuk mengisi galon air [16].
Dari permasalahan yang terdapat diatas, penelitian ini mencoba untuk menemukan metode alternatif lain yaitu dengan cara membuat sebuah sistem yang dapat memonitor suhu pompa air dan dapat membatasi kinerja pompa air tersebut. Pembatasan kinerja pompa air tersebut dilakukan dengan cara membatasi input air yang masuk ke pompa dimana batas normal suhu pompa air ditetapkan sebesar 30ºC sedangkan batas panas suhu pompa air yaitu 40ºC.
Selain itu, alat ini juga akan mengirimkan data suhu pompa aiar ke sebuah web dan dapat dilihat dari HP
Android dimana dapat memberikan
notifikasi langsung kepada pengguna jika terjadi pembatasan input air yang masuk ke dalam pompa. Keputusan pembatasan input air ini akan dikerjakan oleh Fuzzy Logic yang tertanam di alat tersebut. Alat ini diharapkan dapat digunakan sebagai metode alternatif dalam memperpanjang umur pompa sehingga membantu pengguna pompa air terutama di lingkungan industri maupun rumah tangga.
2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Sistem Perangkat Keras
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa alat yang dibuat pada penelitian ini berfungsi untuk mencegah overheat yang terjadi pada pompa air dengan cara
156
memonitor suhu pompa air secara langsung melalui sebuah web dan membatasi input air yang masuk ke dalam pompa menggunakan aturan Fuzzy Logic. Alat ini akan diaplikasikan pada sistem yang terdiri dari 3 pompa air sekaligus secara real time seperti yang terlihat pada Gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Sistem 3 Pompa Air Pada Gambar 1 diatas, sistem terdiri atas tandon air A, B, dan C yang ada di sebelah kiri, pompa air dengan merek yang berbeda berada di tengah dan tandon air 1, 2, dan 3 berada di sebelah kanan. Tandon air A, B, dan C nantinya akan diisi air. Kemudian pompa air yang pertama yaitu pompa Shimizu PS 135E, pompa air yang kedua yaitu pompa Shimizu PS 135E, dan pompa air yang ketiga yaitu pompa Efos DB 125. Tandon air 1, 2, dan 3 nantinya akan menampung air dari tandon A, B, dan C.
Cara kerja dari simulasi pompa tersebut yaitu, pertama-tama pompa air Shimizu PS 135E satu, pompa air Shimizu PS 135E dua dan pompa air Efos DB 125 diberi sensor DS18B20. Kemudian satu per satu pompa dinyalakan untuk menyalurkan atau memindahkan air dari tandon A ke tandon 1, tandon B ke tandon 2 dan tandon C ke tandon 3. Pada saat proses pemindahan air tersebut sistem akan memonitor besarnya suhu pompa air selama dijalankan. Apabila dalam waktu tertentu pompa air tersebut telah mencapai suhu kepanasan yang berlebih yaitu 40°, maka secara otomatis buzzer akan berbunyi dan kran air dari
masing – masing tandon 1,2,3 sedikit demi sedikit akan mengecil bahkan akan mati.
Dalam menjalankan sistem 3 pompa air tersebut maka diperlukan sebuah rangkaian yang blok diagramnya dapat dilihat pada Gambar 2 yang ada dibawah ini.
Gambar 2. Blok Diagram Sistem Monitoring
Gambar 2 diatas merupakan gambar dari rangkaian sistem yang akan digunakan. Sensor DS18B20 ditempelkan pada pompa air Shimizu PS 135E satu, pompa air Shimizu PS 135E dua dan pompa air Efos DB 125. Tujuannya yaitu agar sensor dapat membaca suhu dari pompa air ketika dijalankan dan data suhu tersebut akan masuk ke ESP32. Apabila pompa air tersebut mengalami perubahan suhu yang melebihi tingkat kepanasan dari batas yang telah di tentukan, maka secara otomatis buzzer akan berbunyi, lalu kran air yang ada pada tandon 1, 2, dan 3 akan mengecil secara perlahan hingga kran tersebut berhenti atau tidak mengeluarkan air sama sekali.
Besar kecilnya kran air tersebut ditentukan oleh ESP32 yang telah diberikan kode Fuzzy Logic dengan menggunakan metode tsukamoto. Disaat yang bersamaan LCD 16x2 akan menampilkan data suhu yang telah dibaca oleh sensor DS18B20. Kemudian seluruh data suhu dari ketiga pompa air tersebut masuk kedalam database server yang akan ditampilkan ke android. Secara rinci, fungsi dari tiap blok
157
diagram di Gambar 2 dijabarkan sebagai berikut:
1. Pompa
Pompa yaitu suatu alat yang digunakan untuk memindahkan fluida dari tempat satu ke tempat lainnya yang bekerja dengan mengkonversikan energi mekanik menjadi energi kinetik. Pompa ini dapat berjalan apabila diberikan suatu tegangan.
2. Sensor DS18B20
Sensor DS18B20 yaitu komponen sensor suhu elektronika yang dapat menangkap perubahan temperatur suhu apabila di letakkan atau ditempelkan pada pompa. Sensor ini mampu membaca suhu dengan ketelitian 9 hingga 12bit dengan rentang -55ºC hingga 125ºC dengan ketelitian (+/-0,5ºC). Sensor ini dipilih karena merupakan sensor suhu lowcost yang paling akurat [17].
3. ESP32
ESP32 berfungsi untuk membaca sensor suhu DS18B20 dan menampilkan data suhu tersebut di LCD. Selain itu ESP32 juga berfungsi untuk memproses data suhu tersebut ke dalam Fuzzy Logic yang hasilnya akan dikirmkan ke web server dan data ini digunakan untuk menyalakan
buzzer.
4. LCD
LCD yang digunakan dalam penelitian ini berukuran 16 x 2 yang berfungsi untuk menampilkan data suhu pompa air selama dijalankan. Data suhu pompa air yang ditampilkan ini secara bersamaan.
5. Web Server
Web server merupakan software dalam
server yang berfungsi untuk menerima permintaan berupa halaman web melalui HTTP atau HTTPS yang dikenal dengan
web browser dan mengirimkan Kembali
hasilnya dalam bentuk halaman – halaman
web yang umumnya berbentuk dokumen
PHP. Dalam hal ini, web server berfungsi untuk menyimpan data suhu ke dalam
database apabila ESP32 telah mengirim
data tersebut. 6. Android
Android yaitu merupakan sebuah sistem operasi telepon seluler yang sifatnya layar sentuh atau touch screen. Aplikasi ini digunakan untuk menampilkan data histori suhu yang berasal dari web. Dalam hal ini android hanya berfungsi sebagai viewer dan tidak terdapat kendali di dalamnya. 7. Buzzer
Buzzer berfungsi untuk mengubah
energi listrik menjadi suara. Cara kerja
buzzer ini yaitu apabila suhu pompa tinggi,
maka secara otomatis buzzer akan mengeluarkan bunyi.
8. Fuzzy Logic
Fuzzy Logic berfungsi untuk mengatur
besar kecilnya kran air yang keluar dari tandon 1,2,3. Besar kecilnya kran air mulai dari 0o (bukaan 0%) sampai dengan 180o (bukaan 100%). Apabila air mengalami perubahan suhu yang melebih batas dari suhu yang telah di tentukan (>40°C), maka secara otomatis Fuzzy Logic akan menutup kran air tersebut.
2.2 Sistem Perangkat Lunak
Sistem perangkat lunak yang dibuat memiliki fitur-fitur yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Halaman Login
Login atau yang biasa disebut dengan
sign up merupakan menu yang digunakan untuk masuk dalam suatu aplikasi atau web dan lain sebagainya. Login dimaksudkan untuk mengatur proses identifikasi dengan cara memasukkan username atau akun pengguna dan password yang telah didaftarkan melalui database untuk mendapatkan hak akses. Username dan password saling terkait, sehingga tidak dapat dipisahkan atau dilewatkan. Apabila pengguna tidak mengisi salah satu dari langkah tersebut maka tidak dapat masuk ke halaman berikutnya.
2. Dashboard
Dashboard yaitu sebuah aplikasi yang
digunakan untuk menyajikan data dan bertujuan agar lebih menarik. Halaman dashboard ini merupakan halaman yang digunakan untuk menyajikan informasi
158
agar lebih efisien serta digunakan untuk memantau semua progres suhu dari sistem monitoring suhu pompa air. Di dalam dashboard terdapat informasi tentang data suhu tertinggi, data suhu terendah dan data suhu rata – rata di setiap harinya. Data tersebut ditampilkan pada tujuh hari terakhir dari pompa tersebut digunakan. 3. Status Alat
Pada halaman status alat ini berisi tentang history temperatur suhu pompa air saat ini, besarnya nilai dari output atau bukaan servo, status kran air pada saat itu berada dalam keadaan menyala atau berhenti, nilai fuzzy dingin dan nilai fuzzy panas pada setiap tandon air.
4. History Temperatur
Pada halaman ini berisi tentang informasi mengenai waktu, tanggal, suhu pompa air dan status sensor pada kran air berada dalam kondisi menyala atau berhenti. Tujuan dibuatnya halaman ini, agar user dapat mengetahui bahwa suhu pompa air tersebut mengalami tingkat kepanasan yang normal atau melebihi batas normal.
5. Nilai Fuzzy
Pada halaman ini berisi informasi tentang tanggal, waktu, nilai fuzzy dingin dan nilai fuzzy panas pada setiap suhu pompa air. Informasi yang diberikan pada halaman ini berdasarkan waktu selama 10 menit terakhir.
Sedangkan aturan fuzzy logic yang dipakai memiliki 3 proses yaitu fuzzyfikasi, rule based, dan defuzzyfikasi. Ketiga proses tersebut dijabarkan sebagai berikut: 1. Fuzzyfikasi
Pada proses fuzzyfikasi ini terdapat dua himpunan yaitu himpunan dingin dan himpunan panas seperti yang ada pada gambar dibawah ini.
Gambar 3. Fungsi Keanggotaan Input Keterangan:
μ(T) = Derajat keanggotaan Suhu Pompa Air
T = Suhu Pompa Air
Dalam melakukan proses fuzzyfikasi maka diperlukan perhitungan untuk persamaan garis pada tiap keadaan. Perhitungan persamaan garis pada Gambar 3 dijabarkan sebagai berikut: 1. Jika suhu pompa air kurang dari
30°C, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
• μ(T)Dingin = 1
• μ(T)Panas = 0
2. Jika suhu pompa air lebih dari 40°C, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
• μ(T)Dingin = 0
• μ(T)Panas = 1
3. Jika suhu pompa air berada di antara 30°C sampai 40°C, maka suhu tersebut memiliki dua kemungkinan, yaitu panas dan dingin.
Perhitungannya dapat dilihat dari contoh yang ada dibawah ini :
Dalam menemukan persamaan garis merah yang ada pada Gambar 3 diatas merupakan himpunan panas yang berada dalam 2 titik koordinat yaitu (30,0) dan (40,1). Sesuai dengan rumus persamaan garis merah terhadap panas yang ada pada
Gambar 3 diatas, maka cara
159
perhitungannya dapat diperoleh sebagai berikut: X − X1 X2− X1 = Y − Y1 Y2 − Y1 T − 30 40 − 30 = μ(T)𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠− 0 1 − 0 T − 30 10 = μ(T)𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠
Dalam menemukan persamaan garis biru yang ada pada Gambar 3 diatas merupakan himpunan dingin yang berada dalam 2 titik koordinat yaitu (30,1) dan (40,0). Sesuai dengan rumus persamaan garis biru terhadap dingin yang ada pada Gambar 3 diatas, maka cara perhitungannya dapat diperoleh sebagai berikut:
X − X1 X2− X1 = Y − Y1 Y2 − Y1 T − 30 40 − 30= μ(T)𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛− 1 0 − 1 T − 30 40 − 30= μ(T)𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛− 1 −1 T − 30 10 = 1 − μ(T)𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 μ(T)𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 = 1 − T − 30 10 μ(T)𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 = 40 − T 10 2. Rule Based
Rule Based yang digunakan, antara lain
sebagai berikut:
• Jika suhu pompa air berada dalam suhu panas, maka bukaan kran akan kecil (µ(θ)kecil=µ(T)panas ).
• Jika suhu pompa air berada pada suhu dingin, maka bukaan kran akan besar(µ(θ)besar=µ(T)dingin ).
Dalam menerapkan rule based ini maka
diperlukan lagi sebuh fungsi
keanggotaan output yang dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah ini.
Gambar 4. Fungsi Keanggotaan Output
Persamaan garis biru yang
merupakan besarnya bukaan keran air yang berada dalam 2 titik koordinat yaitu (0,0) dan (100,1). Maka perhitungannya dapat diperoleh sebagai berikut :
X − X1 X2− X1 = Y − Y1 Y2− Y1 θ𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 − 0 100 − 0 = μ(θ)𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 − 0 1 − 0 θ𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 100 = μ(θ)𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 θ𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟= 100 μ(θ)𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
Dalam menemukan persamaan garis merah terhadap kecilnya bukaan keran air yang berada dalam 2 titik koordinat yaitu (100,0) dan (0,1). Maka perhitungannya dapat diperoleh sebagai berikut : X − X1 X2− X1 = Y − Y1 Y2− Y1 θ𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙− 100 0 − 100 = μ(θ)𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙− 0 1 − 0 θ𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙− 100 −100 = μ(θ)𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
160
θ𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = −100 μ(θ)𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙+ 100
3. Defuzzyfikasi
Defuzzyfikasi ini digunakan untuk mengubah nilai fuzzy menjadi nilai prosentase bukaan keran. Perhitungan yang digunakan untuk mengubah nilai fuzzy menjadi nilai prosentase bukaan keran sebagai berikut:
θ =μ(T)𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑥 θ𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙+ μ(T)𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑥 θ𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 μ(T)𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠+ μ(T)𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Implementasi alat yang telah dibuat dapat dilihat pada gambar yang ada dibawah ini. Alat yang dibuat terdiri dari tiga pompa air, yaitu pompa air Shimizu PS 135E satu, pompa air Shimizu PS 135E dua dan pompa air Efos DB 125. Sensor DS18B20 ditempelkan pada ketiga pompa air tersebut dan terhubung dengan ketiga kran air.
Tandon air berwarna biru yaitu A, B, dan C akan diisi air yang nantinya akan di pindahkan ke dalam tandon air berwarna merah yaitu 1,2,3. Proses pemindahan air ini dilakukan satu per satu untuk dapat mengetahui suhu kepanasan dari ketiga pompa air tersebut. Apabila selama pompa air tersebut dijalankan mengalami perubahan suhu yang melebihi tingkat kepanasan yaitu sebesar 40°, maka secara otomatis buzzer akan berbunyi dan bukaan keran air yang ada pada tandon 1,2,3 secara perlahan akan mengecil bahkan akan berhenti atau mati.
Gambar 5. Rangkaian Simulasi Pompa
Berikut merupakan gambar rangkaian sistem ESP32 tersebut terdapat beberapa rangkaian yang menyatu yaitu rangkaian sesor pompa air 1, sensor pompa air 2, sensor pompa air 3, serta juga terdapat rangkaian data servo pada kran air 1, data servo kran air 2, data servo kran air 3 yang telah dipasang pada rangkaian ESP32. Tidak hanya itu saja, terdapat pula rangkaian buzzer dan sambungan jack DC yang telah terpasang. Kegunaan dari jack DC yaitu untuk menyambungkan dan memberikan daya listrik yang telah terpasang pada rangakaian ESP32 tersebut.
Gambar 6. Rangkaian Sistem ESP32
161
Berikut merupakan hasil dari uji coba alat yang telah dilakukan untuk dapat mengetahui suhu dari pompa air ketika sebelum dinyalakan dan saat pompa tersebut dinyalakan. Uji coba ini dilakukan selama 30 menit ketika pompa dialirkan menggunakan air biasa dan air panas sebagai perbandingannya. Apabila pompa air tersebut mencapai suhu 40°C atau bahkan lebih, maka secara otomatis buzzer akan berbunyi. Berikut merupakan data suhu pompa yang dapat dilihat pada tabel yang ada dibawah ini.
Tabel 1. Perbandingan Suhu Pompa Shimizu Pertama
Pompa Shimizu Pertama Waktu (Menit) Air Biasa Bukaan Keran Air Panas Bukaan Keran Sebelum Pompa Dinyalakan 30,1°C 99% 30°C 100% 5 Menit 38,0°C 20% 43,3°C 0% 10 Menit 38,0°C 20% 45,3°C 0% 15 Menit 45,7°C 0% 47,0°C 0% 20 Menit 47,3°C 0% 51,8°C 0% 25 Menit 49,1°C 0% 56,3°C 0% 30 Menit 52,3°C 0% 61,0°C 0%
Dari data tabel 1 diatas, dapat dilihat saat dilakukan percobaan ketika pompa air kerja dalam waktu 5 menit maka suhu dari pompa yaitu 38.0°C untuk air biasa dan 43.30°C untuk air panas. Dari sini maka bukaan keran adalah 20% untuk air biasa dan 0% untuk air panas.
Kemudian pada saat pompa air bekerja pada waktu 30 menit maka suhu pompa sebesar 52.3°C untuk air biasa dan 61.0°C. Karena keduanya melebihi 40°C maka terjadi overheat sehingga buzzer berbunyi dan bukaan keran menjadi cuma 0%.
Dari sini dapat kesimpulan bahwa ketika pompa air mengalirkan air panas, suhu dari
pompa tersebut mengalami tingkat
kepanasan yang lebih besar dari pada pompa yang mengalirkan dengan air biasa.
Tabel 2. Perbandingan Suhu Pompa Shimizu Kedua
Pompa Shimizu Kedua Waktu (Menit) Air Biasa Bukaan Keran Air Panas Bukaan Keran Sebelum Pompa Dinyalakan 30,3°C 97% 30,3°C 97% 5 Menit 38,8°C 12% 44,5°C 0% 10 Menit 43,7°C 0% 46,0°C 0% 15 Menit 46,6°C 0% 47,9°C 0% 20 Menit 47,5°C 0% 50,2°C 0% 25 Menit 48,9°C 0% 55,7°C 0% 30 Menit 51,5°C 0% 59,4°C 0%
Dari data tabel 2 diatas, dapat dilihat saat dilakukan percobaan ketika pompa air baru dinyalakan 5 menit, suhu dari pompa yaitu 30,3°C dan 30,3°C. Di saat itu keduanya memiliki bukaan keran yang sama yaitu 97%. Namun ketika kondisi pompa air dinyalakan dalam kurun waktu 30 Menit suhu dari pompa air terebut melonjak tajam yaitu sebesar 51.5°C untuk air biasa dan 59.4°C untuk air panas. Disini buzzer berbunyi dan bukaan keran langsung menjadi 0% atau menutup sempurna karena melebihi dari batas normal panas pompa yang diijinkan.
Tabel 3. Perbandingan Suhu Pompa Efos
Pompa Efos Wakt u (Meni t) Air Biasa Bukaan Keran Air Panas Buka an Kera n Sebelu m Pomp a Dinyal akan 29,7°C 100% 29,7°C 100%
162 5 Menit 34,0°C 60% 33,5°C 65% 10 Menit 38,5°C 15% 39,8°C 2% 15 Menit 41,6°C 0% 42,8°C 0% 20 Menit 45,2°C 0% 49,2°C 0% 25 Menit 48,0°C 0% 53,6°C 0% 30 Menit 50,1°C 0% 57,5°C 0%
Dari data tabel 3 diatas, dapat dilihat saat dilakukan percobaan ketika pompa air dinyalakan selama 5 menit, suhu dari pompa yaitu 34°C untuk air biasa dan 33.5°C untuk air panas. Bukaan keran untuk suhu ini adalah 60% untuk air biasa dan 65% untuk air panas. Suhu ini akan naik sampai 50.1°C untuk air biasa dan 57.5°C untuk air panas pada saat pompa bekerja selama 30 menit. Pada kondisi ini
buzzer berbunyi dan bukaan keran sama
seperti pompa yang lain yaitu 0% atau
menutup sempurna karena pompa
mengalami overheat.
Sedangkan tampilan android yang telah dibuat beserta tampilan data suhu dan nilai fuzzy yang telah dikirim dapat dilihat pada Gambar 7 di bawah ini.
Gambar 7. Tampilan Sistem Monitoring di Android
4. KESIMPULAN
Penelitian ini membuat sebuah alat yang dapat memonitor suhu pompa air dan ditampilkan di dalam sebuah web dan dapat dilihat di HP Android. Alat ini digunakan untuk mencegah pompa air mengalami
overheat dengan cara membatasi input air
yang masuk ke dalam pompa dengan menggunakan aturan Fuzzy Logic.
Pada pengujian yang dilakukan, sistem tersebut diaplikasikan pada 3 pompa dimana pompa ini akan dialiri air dengan
suhu yang berbeda beda. Hasil
menunjukkan bahwa sistem ini dapat bekerja dengan baik dalam membatasi air (>40oC) yang masuk ke dalam pompa
sesuai dengan aturan Fuzzy Logic yang digunakan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa alat ini dapat digunakan untuk mencegah overheat yang akan terjadi pada pompa air.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama, penulis ucapkan syukur kepada Allah SWT, karena berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “Implementasi
Fuzzy Logic Pada Sistem Monitoring Suhu
Pompa Air”.
Kedua, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Universitas Widya Kartika yang telah membantu dalam sarana dan prasarana guna penyelesaian penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] J. Y. Prihatin, “Analisa Tekanan Hisap Pompa Sanyo Terhadap Dimensi Impeller dan Kandungan PH Air Pada Instalansi Rumah Tangga,” in Seminar
Nasional Teknologi dan Informatika,
2017, vol. 4, no. 1, pp. 863–868. [2] Wahyu Djalmono Putro, “Pengujian
Kinerja Pompa Sentrifugal
Menggunakan Kontrol Inventer,” J.
Ilm. Semesta Tek., vol. 13, no. 1, pp.
21–30, 2010.
[3] S. Hariady, “Analisa Kerusakan Pompa Sentrifugal 53-101C WTU Sungai Gerong PT. Pertamina Ru III Plaju,” J. Desiminasi Teknol., vol. 2, no. 1, pp. 29–42, 2014.
[4] B. Hartono and Purwanto,
“Perancangan Pompa Air Tenaga Surya Guna Memindahkan Air Bersih ke Tangki Penampung,” J. Mesin
163
Teknol., vol. 9, no. 1, pp. 28–33, 2015.
[5] T. Al Hafizh, A. Ganda Permana, and T. Ahmad Riza, “Perancangan dan Implementasi Pompa Air Bertenaga Surya di Perumahan Permata Buah Batu,” e- proceeding Appl. Sci., vol. 4, no. 3, pp. 2633–2642, 2018.
[6] A. Rozaq, M. F. Jauhari, and R. K. Hardinto, “Implementasi Teknologi Pompa Air Tenaga Surya Di Desa
Karyabaru Kecamatan Barambai
Kabupaten Barito Kuala,” J. IMPACT
Implement. Action, vol. 1, no. 2, pp.
92–109, 2019.
[7] Usman, A. Sunding, and A. N. Parawangsa, “Analisis Kinerja dan Ekonomi Sistem Pompa Air Tenaga Surya Skala Laboratorium,” J. Teknol.
Terap., vol. 4, no. 1, pp. 12–18, 2018.
[8] Subandi and S. Hani, “Pembangkit Listrik Energi Matahari Sebagai
Penggerak Pompa Air dengan
Menggunakan Solar Cell,” J. Teknol.
Technoscientia, vol. 7, no. 2, pp. 157–
163, 2015.
[9] A. I. Ramadhan, E. Diniardi, and S. H. Mukti, “Analisis Desain Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Kapasitas 50 WP,” J. Tek., vol. 37, no.
2, pp. 59–63, 2016, doi:
10.14710/teknik.v37n2.9011.
[10] E. Syamsuddin, F. S. Wijono, and R. Lesmana, “Perancangan Alat Pengatur Suhu Air Dan Pengisian Bak Air Secara Otomatis Melalui Short
Message Service Berbasis
Mikrokontroler,” TESLA, vol. 9, no. 1, pp. 11–22, 2007.
[11] Z. Rokhandi, B. Yulianti, B. Pangaribuan, and N. KN, “Simulator Pengatur Otomatis Suhu Air Hangat 37°C - 55 °C Pada Water Heater Berbasis Microcontroller ATMEGA 8535,” J. Teknol. Elektro , Univ. Mercu
Buana, vol. 8, no. 3, pp. 176–180,
2017.
[12] L. A. Putra, “Analisa Kerusakan Pompa Sentriugal P-011C di PT.
Sulfindo Adiusaha dengan
Menggunakan Transducer Getaran Accelerometer,” J. Tek. Mesin, vol. 5, no. 3, pp. 98–104, 2016.
[13] Z. Lubis et al., “Kontrol Mesin Air Otomatis Berbasis Arduino Dengan Smartphone,” Bul. Utama Tek., vol. 14, no. 3, pp. 155–159, 2019.
[14] A. Ainurrohmah, M. Rivai, and Tasripan, “Kontrol Laju Alir Pompa Air Berpenggerak Brushless DC Motor,” J. Tek. ITS, vol. 7, no. 2, pp.
F269–F274, 2018, doi:
10.12962/j23373539.v7i2.31133. [15] A. Andreas, G. Priyandoko, and M.
Mukhsim, “Kendali Kecepatan Motor Pompa Air Dc Menggunakan PID – CSA Berdasarkan Debit Air Berbasis Arduino,” J. Appl. Sci. Electr. Eng., vol. 1, no. 1, pp. 1–14, 2020, doi: 10.31328/jasee.v1i01.3.
[16] Andrizal and D. Yendri, “Pengendali Pompa Pengisi Galon Air Berbasis Sensor Waterflow dan Mini PC,” J.
RESTI (Rekayasa Sist. dan Teknol. Informasi), vol. 1, no. 2, pp. 106–113,
2017.
[17] Utama, Y. A. K. (2016). Perbandingan Kualitas Antar Sensor Suhu dengan Menggunakan Arduino Pro Mini. Jurnal E- NARODROID, 2(2), 145– 150.