TROUBLESHOOTING TRANSMISSION PADA
BACKHOE LOADER 428 CATERPILLAR
MENGALAMI KERUSAKAN (GEAR CAN’T SHIFTING)
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya)
Oleh
:
Nama : Frenki Arisandi Nomor Bp. : 1401102002 Jurusan : Teknik Mesin Program Studi : Teknik Alat Berat
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir
Dengan Judul :
“TROUBLESHOOTING TRANSMISSION PADA BACKHOE LOADER 428
CATERPILLAR MENGALAMI KERUSAKAN (GEAR CAN’T SHIFTING)”Oleh :
FRENKI ARISANDI BP : 1401102002
Program Studi :
TEKNIK ALAT BERAT
Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Hanif, ST., MT Dr.Ir.Drs.Rusmardi, MBA, MPD NIP. 19710902 199802 1 001 NIP. 19981227 198603 1 003
Disahkan
Ketua Jurusan Ketua Program Studi
Teknik Mesin D III Teknik Alat Berat
DR. JUNAIDI, ST., MP RINO SUKMA, ST., MT NIP. 19660621 199203 1 005 NIP. 19770117 200501 1 002
TROUBLESHOOTING TRANSMISSION PADA BACKHOE LOADER 428 CATERPILLAR MENGALAMI KERUSAKAN (GEAR CAN’T SHIFTING)
TUGAS AKHIR INI TELAH DIUJI DAN DIPERTAHANKAN DI DEPAN TIM PENGUJI TUGAS AKHIR DIPLOMA III
POLITEKNIK NEGERI PADANG TANGGAL 06 OKTOBER 2017
DEWAN PENGUJI
Ketua/Penguji I Sekretaris/Penguji II
Dr.Ir.Drs.Rusmardi, MBA, MPD Andriyanto, ST., MT NIP.19981227 198603 1 003 NIP. 19790124 200501 1 009
Anggota I/Penguji III Anggota II/Penguji IV
Ir. Darman Dapersal Dinar, MPd Hendra, ST., MT
NIP. 19600611 198803 1 001 NIP. 19621028 198803 1 016
“….Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(Q.S.Al-Mujaadilah (58): 11)”
“...Sesungguhnya, Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum (seseorang), sehingga kaum (seseorang) itu sendiri yang mengubah keadaan pada dirinya sendiri…”
Terimakasih TUHANku tuk setiap hembusan nafas yang terurai di atas rizky yang tiada tara…
melalui perantara kedua orangtuaku engkau berikan aku kepercayaan untuk hidup….
Aku memanglah tidak kaya namun aku sangat menikmati kehidupan yang telah kau percayakan…
Aku hanyalah segelintir debu kecil yang mencoba menikmati dan mensyukuri kenikmatanmu…
Akan sangat merugi jika aku tak mampu mensyukuri semua kenikmatan yang telah kau beri….
Namun….
Bukan sampai disini pejalanan ku Masih ada detik-detik esok Yang harus kuperjuangkan
Kupersembahkan semua ini untuk ayah, ibu Adek dan semua keluargaku
Teristimewa jelian fristika putri
Yang telah setia menemaniku dan Memperhatikanku…
Serta teman-temanku dan sahabat seperjuangan seangkatan semoga allah membalas semuanya
Amin….
Kedua orangtua dan keluarga...
Terima kasih buat orangtuaku yang telah mensupport dan memberi ku dukungan hingga aku bisa meraih ilmu sejauh ini…. Maaf jika selama ini anak mu banyak salah dan dosa yang sering membuat mu sedih…
Ayah dan amak adalah orang tua terhebat yang pernah aku miliki dan aku sayang selalu seumur hidupku, aku akan berusaha membuat kalian bangga dan bahagia karena telah mendidikku sampai saat sekarang ini.
Dan ...
Kepada adik-adikku yang selalu memotifasiku dalam kehidupanku…
Serta keluargaku yg selalu memberi semangat hingga aku bisa mencapai semuanya seperti saat sekarang ini.
Bapak Hanif dan bapak Rusmardi
Terimakasih buat bapak hanif dan bapak rusmardi yang telah membimbing Dan Memotivasi saya selama proses pembuatan tugas akhir dari pertama hingga selesai....
Juga Buat dosen-dosen Teknik Alat Berat yang telah memberikan banyak sekali ilmu kepada saya. Mudah-mudahan ilmu ini bermanfaat untuk kehidupan saya serta orang disekitar saya.
Jelian Fristika Putri
Terimakasih selama ini telah mensupport dan memotivasi dalam pembuatan tugas akhir ini, tanpa itu semua mungkin semangat dalam mengerjekan tugas akhir ini akan terasa kurang. Terima kasih juga karena sudah mau direpotkan pada saat persiapan sidang tugas akhir dalam membeli makanan, buah dan lainnya, mungkin itu hal yang kecil tetapi sangat berkesan. Semoga apapun yang kita inginkan dapat kita capai dalam hidup ini.
Heavy equipment engineering
Terima kasih atas dukungannya kawan – kawan Teknik Alat berat 14 sehingga saya bisa menyelesaikan tugas akhir ini dan juga terimakasih telah memberikan warna dalam masa kuliah saya. Kepada dedi 01 semoga dengan berakhirnya masa kuliah ini berakhir pulalah masa lajangmu semoga samawa dan cepat dapat momongan, kepada ridik kalau kalah main pes jangan banyak alasan,kepada picak,gilang,dio,ogi,fajar,apin tetaplah bersamasama karena apabila kalian bersatu akan teguh dan bercerai runtuh, kepada harley (ario pratama) terimakasih karena telah mengajarkan materi praktek yang sangat berharga bagi masa depan anak cucu bangsa dan juga semoga bisa mengajari saya bermain mobile legend karnea bosan no reward terus, kepada oga (Arif budiman) terimakasih karena telah membantu saya dalam hal apapun itu sehingga saya bisa seperti saat sekarag ini dan juga terimakasih karena sudah meninggalkan tower demi farming ingaaat demi farming!!,kepada Xbox(amek),birosableng (mandot) terimakasih karena telah menjadi beban bagi saya ketika bermain mobile legend, kepada Revin doank terimakasih telah membayarkan pes saya karena kalah main SKB dan semoga asap rokok bukan menjadi alasan klasik lagi, kepada Ai terimakasih karena telah menjadi pembeda bagi kami dan terimakasih telah menjadi warna kuning seperti matahari bagi alat berat 14 yang isinya laki-laki semua. Kepada Fikron dan Shandy terimakasih karena telah satu almamater dari SMP,SMA dan kuliah, kepada Fachri terimakasih karena telah menjadi ketua kelas dan bertanggung jawab terhadap kami,kepada Filho dan Adam terimakasih karena kalian bersatu sehingga bisa mengalahkan duet duo srigala, kepada Ucup terimakasih karena sudah mau menerima candaan dan gurauan dari saya selama 3 tahun, Kepada Zandy terimakasih karena sudah mau bermain pes lagi bersama saya dan semoga
ucapan gantung stick tida akan terulang lagi, kepada Rejak, Andre dan Rizki terimakasih karena sudah membantu saya dalam hal apapun selama proses perkuliahan..
Tetap semangat sahabat, perjuangan kita masih panjang, mudah-mudahan persahabatan ini bertahan sampai akhir hayat…. amin
Maafkan apabila ada salah kata yang tarucap, maaf atas semua tingkah yang tak mengenakan hati….
Raja Dangdut
Terimakasih omi,eci,erwin,khalid,fauzan yang sudah mensupport saya untuk menyelesaikan tugas akhir ini, semoga apa yang kita cita-citakan dapat terwujud dan kelak kita akan berkumpul lagi dalam kesuksesan masing-masing.. amiin
FRENKI ARISANDI 1401102002
No. Alumni Politeknik 17011002 Biodata
(a) Tempat / Tanggal Lahir : Lubuk Malako/ 15 Juli 1995 (b) Nama Orang Tua : Dasril dan Andriani (c) Jurusan : Teknik Mesin (d) Program Studi : DIII Teknik Alat Berat (e) No. BP: 1401102002 (f) Tanggal Lulus : 06 Oktober 2017 (g) Predikat Lulus : Sangat Memuaskan (h) IPK: 3.74 (i) Lama Studi : 3 tahun 1 bulan (j) Alamat Orang Tua : Taratak Baru kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan.
Troubleshooting Transmission Pada Backhoe Loader 428 Caterpillar “Gear Can’t Shifting”
Tugas Akhir D-III oleh: Frenki Arisandi
Pembimbing: Hanif, ST.,MT dan Dr.Ir.Drs. Rusmardi, MBA.MPD
ABSTRAK
Terjadinya masalah gear can’t shifting pada backhoe loader 428 caterpillar bermula saat unit dihidupkan setelah melakukan recondisi pada transmissinya, tiba-tiba unit berjalan sendiri saat shift forward diaktifkan walaupun posisi giginya dalam keadaan netral dan pada saat pergantian gigi dari netral ke 1,2,dan 3 unit mendadak mati.
Untuk mengetahui penyebab masalah maka dilakukan langkah troubleshoting. Metoda troubleshooting dilakukan dengan mengidentifikasikan masalah, menemukan akar masalah dan melakukan perbaikan serta analisa. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan ditemukan bahwa penyebab terjadinya gear can’t shifting adalah rusaknya Sleeve bearing gear gigi no 4 yang ada di synchronizer, dimana Sleeve bearing gear gigi no 4 melekat dengan shaftnya dan ini menyebabkan gigi no 4 selalu aktif. Hal ini disebabkan oleh vendor yang kurang teliti saat melakukan tambah daging ( repair) pada shaft gigi no 4 dan kesalahan pada mekanik yang tidak melakukan pengetesan secara manual dan visual terlebih dahulu saat melakukan recondisi transmissi.
Untuk menanggulangi masalah tersebut maka dilakukanlah pengamplasan pada shaft dan sleeve bearing gear gigi no 4 agar terdapatnya celah (clearence) anatar shaft dengan sleeve bearing gigi no 4. Key words :Troubleshooting, Transmission, sleeve bearing gear gigi no 4.
Tugas akhir ini telah dipertahankan di depan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal: 06 Oktober 2017.
Abstrak telah disetujui oleh penguji: Tanda Tangan 1. 2. 3. 4. Nama Terang Dr.Ir.Drs. Rusmardi, MBA. MPD
Andriyanto,ST.,MT Ir. Darman Dapersal
Dinar, M.Pd Hendra, ST.,MT Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknik Mesin DR. Junaidi, ST., MP
Nama Tanda Tangan Alumnus telah mendaftar ke Politeknik Negeri Padang dan mendapat nomor alumnus:
Petugas Politeknik
Nomor Alumni Jurusan Nama Tanda Tangan Nomor Alumni Politeknik Nama Tanda Tangan
i KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Troubleshooting Transmission Pada Backhoe Loader 428 Caterpillar Mengalami kerusakan (Gear Can’t Shifting)”. Kemudian salawat
beserta salam selalu tidak pernah terlupakan untuk junjungan kita yakni Nabi Besar Muhammad SAW, sebagai suri teladan bagi kita semua.
Tugas Akhir ini disusun berdasarkan observasi yang dilakukan di PT. Trakindo Utama Cabang Padang serta dengan referensi-referensi yang ada, studi kepustakaan, Service Manual dan Part Book Caterpillar, Service Information System (SIS) Caterpillar, dan sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan Transmission.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak sekali mendapatkan bantuan dan motivasi dari banyak pihak, Dalam kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua penulis dan saudara penulis yang selalu memberikan support, motivasi baik materil maupun spirituil, do’a, nasehat serta kasih sayangnya kepada Penulis.
ii 3. Bapak DR. Junaidi, ST.,MP selaku ketua jurusan Teknik Mesin.
4. Bapak Rino Sukma, ST.,MT, selaku ketua program studi Teknik Alat Berat. 5. Bapak Hanif, ST.,MT, selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan
dan nasehat kepada penulis selama menyusun Tugas Akhir.
6. Bapak Dr.Ir.Drs. Rusmardi, MBA,MPD selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan kepada penulis.
7. Bapak dan Ibu staf pengajar lainnya yang telah membantu penulis baik dari segi moril, sprituil dan administrasi, sehingga penulisan tugas akhir ini dapat berjalan dengan lancar.
8. Bapak Eflison selaku Supervisor PT.Trakindo Cabang Padang. 9. Abang Zazit selaku Teknisi PT. Trakindo Cabang Padang.
10. Teman-teman seperjuangan yang talah banyak membantu penulis memberikan kritik dan saran.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih belum sempurna baik dalam penulisan maupun dari isinya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya untuk menyempurnakan atau membangun guna kesempurnaan dimasa yang akan datang. Penulis juga berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis sendiri (amin).
Padang, 11 Oktober 2017
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBARAN URAIAN TUGAS AKHIR LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
LEMBARAN ASISTENSI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan Penulisan ... 2
1.3 Metode Pengumpulan Data ... 3
1.4 Batasan Masalah ... 3
1.5 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Power Train ... 6
2.2 Transmission ... 7
iv
2.3 Komponen Transmission Backhoe Loader 428... 11
2.4 Komponen Transmission Syncromesh ... 12
2.4.1 Synchronizer ... 12
2.4.2 Synchronizer Cone Teeth ... 13
2.4.3 Hub Sleeve ... 14
2.5 Cara Kerja Transmissi Synchromesh ... 14
2.6 Troubleshooting ... 16
2.6.1 Kemampuan Troubleshooter ... 17
2.6.2 Prosedur Troubleshooting... 18
BAB III METODOLOGI 3.1 Spesifikasi Unit... 20
3.2 Penyebab Permasalahan ... 20
3.3 Diagram Alir ... 21
3.4 Langkah – langkah Troubleshooting ... 23
3.2.1 Yakinlah Problem Benar-benar Terjadi ... 23
3.2.2 Tentukan Problem Dengan Mencatat ... 24
3.2.3 Periksa Komponen Transmission Secara Visual ... 24
3.2.4 Tuliskan Semua Kemungkinan Penyebab Kerusakan ... 25
3.2.5 Lakukan Test dan Catat Hasilnya ... 25
3.2.6 Temukan Akar Masalah ... 26
3.2.7 Perbaiki Kerusakan ... 26
v BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Mendefenisikan Masalah ... 28
4.1.1 Yakinlah Masalah Benar-benar Terjadi ... 28
4.1.1 Menentukan Masalah Dengan Mencatat... 29
4.1.2 Pengecekan Secara Visual... 30
4.2 Menemukan Akar Masalah ... 31
4.2.1 Kemungkinan Penyebab Terjadinya Kerusakan... 31
4.2.2 Pengetesan Terhadap Kemungkinan Penyebab Kerusakan... 32
4.2.3 Memastikan Akar Masalah Penyebab Terjadinya Kerusakan. 34 4.3 Melakukan Perbaikan dan Analisa ... 38
4.3.1 Analisa Kerusakan... 39
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 41
5.2 Saran ... 42
vi DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Transmisi Sliding Mesh ... 9
Gambar 2.2 Transmisi Contant Mesh ... 10
Gambar 2.3 Transmisi Synchromesh... 10
Gambar 2.4 Transmisi Backhoe Loader 428... 11
Gambar 2.5 Synchronizer ... 13
Gambar 2.6 Synchronizer Cone Teeth ... 13
Gambar 2.7 Hub Sleeve ... 14
Gambar 2.8 Prosedur Troubleshooting ... 18
Gambar 3.1 Diagram Alir Troubleshooting ... 21
Gambar 4.1 Tetra Gauge ... 32
Gambar 4.2 Digital Multimeter ... 33
Gambar 4.3 Transmisi Backhoe Loader 428... 35
Gambar 4.4 Synchronizer……….. ... 36
Gambar 4.5 Shaft Gear gigi no 4 ……… ... 38
vii DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Nama dan Fungsi Komponen Transmissi 428 ... 11
Tabel 2.2 Keadaan Gear Pada Gigi Saat Perpindahan Gigi ... 16
Tabel 2.3 Urainan dan Tahapan-tahapan Troubleshooting ... 19
Tabel 4.1 Sesi Tanya Jawab dengan Mekanik ... 28
Tabel 4.2 Hasil Pengetesan Pressure Forward dan Reverse ... 32
Tabel 4.3 Nama Komponen Transmissi 428 ... 35
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transmissi merupakan suatu komponen yang berfungsi untuk mengubah
arah, kecepatan dan daya/tenaga. Tanpa adanya komponen ini tentunya unit tidak akan bisa beroperasi. Caterpillar mempunyai 3 jenis transmissi yaitu : Direct drive transmission, Powershift Transmission dan Hydrostatic
Transmission. Direct Drive transmission menggunakan flywheel clutch
sebagai media penghubung dan pemutus antara engine dengan transmission. Clutch ini dioperasikan secara manual dan flywheel clutch berguna pada saat
awal machine akan bergerak dan pada saat perpindahan gigi (gear shifting). Power shift transmission menggunakan clutch fluida dimana perpindahan
giginya langsung tanpa harus memutuskan hubungan antara engine dengan transmission ( on the go shifting ).
Hydrostatic transmission menggunakan system hydraulic pada transmissinya yang berfungsi untuk mengatur kecepatan dan arahnya. System
ini menggunakan pompa hydraulic dan motor sebagai aktuatornya. Cara kerjanya yaitu tenaga dari engine langsung menggerakkan pompa hydraulic dan selanjutnya melalui rangkaian hydraulic lainnya menggerakkan motor untuk mengkonversi menjadi energi mekanikal. Dewasa ini kita lihat sangat banyak machine yang tidak bisa beroperasi karena transmisinya mengalami kerusakan , baik itu kerusakan karena pemakaian operator, PM yang kurang teratur maupun karena perbaikan yang tidak sempurna saat terjadinya kerusakan.
2 Pada saat mengikuti kegiatan On The Job Training di PT. Trakindo Utama Cabang Padang, penulis menjumpai masalah yang terjadi pada transmission unit Backhoe Loader 428, dimana didapatkan permasalahan pada saat unit dihidupkan dalam kondisi netral dan shift forward di aktifkan unit berjalan dan tidak bisa melakukan pergantian gigi ke gigi 1,2, dan 3 apabila dilakukan unit akan mati.
Dari permasalahan yang terjadi diatas, penulis tertarik untuk membahas pada tugas akhir ini dengan judul Troubleshooting Transmission Backhoe Loader 428 Caterpillar.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang dapat diambil dari permasalahn ini yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan Secara Umum
1) Sebagai salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan pedidikan program Diploma III pada jurusan Teknik Mesin dengan program studi Teknik Alat Berat di Politeknik Negeri Padang.
2) Untuk dapat menerapkan dan memperdalam ilmu-ilmu yang di peroleh penulis selama duduk dibangku perkuliahan maupun praktek khususnya pada Troubleshoting.
3) Memperdalam pemahaman terhadap langkah-langkah atau tindakan dalam melakukan Troubleshooting.
3 2. Tujuan Secara Khusus
1) Mengetahui penyebab terjadinya gear can’t shifting pada Backhoe Loader 428.
2) Menentukan cara penanggulangan permasalahan yang terjadi pada Backhoe Loader 428.
3) Menganalisa penyebab terjadinya masalah untuk dilakukan perbaikan.
1.3 Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperoleh oleh penulis dikumpulkan melalui berbagai cara yaitu :
a) Study literature, yaitu dengan mempelajari buku-buku referensi,
service manual standar Caterpillar.
b) Observasi dan diskusi yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan
melakukan diskusi dan tanya jawab dengan mekanik yang ahli dibidang transmission system serta pengamatan langsung terhadap objeck yang ditulis.
c) Berdiskusi dengan praktisi ahli mengenai penyebab kerusakan yang
terjadi serta melakukan langsung perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi pada unit.
1.4 Batasan Masalah
Dalam penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini, Penulis hanya menyajikan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada transmission pada Backhoe Loader 428 Caterpillar, bagaimana kerusakan tersebut bisa terjadi,
4 kerusakan yang terjadi sesuai dengan Standart Operational Procedure (SOP) dari Caterpillar.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk lebih mempermudah dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, serta dapat lebih mudah untuk dimengerti, maka penulis mencoba menguraikan pembahasan-pembahasan ini dalam beberapa bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang uraian mengenai latar belakang, tujuan penulisan, metode pengumpulan, batasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II TEORI DASAR
Bab ini berisikan hal-hal yang berhubungan dengan teori dasar yang menjelaskan pengertian dari Power train dan Transmission beserta Jenis-jenis transmission direct drive dan komponen dari transmission 428 serta prinsip kerja dari transmission 428.
BAB III METODOLOGI
Bab ini berisikan tentang spesifikasi unit, penyebab permasalahan dan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk meyelesaikan masalah yang terjadi dengan cara 8 langkah troubleshooting.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan kerusakan-kerusakan yang terjadi pada Transmission Backhoe Loader 428 Caterpillar, mengetahui apa
5 saja yang dapat menyebabkan Transmissi tersebut tidak bekerja sebagaimana mestinya, mengetahui dampak dari kerusakan transmission, serta perbaikan terhadap komponen yang rusak
tersebut.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari penyusunan laporan Tugas Akhir ini.
6 BAB II
TEORI DASAR
2.1 Power Train
Power train merupakan suatu sistem yang meneruskan tenaga atau power
dari engine sampai ke penggerak akhir atau final drive. Komponen utama dalam rangkaian power train terdiri dari :
1. Clucth
Ada dua macam komponen penghubung antara engine dan transmissi pada alat berat yaitu flywheel clucth dan torque converter
yang mana flywheel clucth menghubungkan engine dengan transmissi secara mekanik dan hubungannya dapat disambung dan diputus sesuai keinginan operator sedangkan torque converter menghubungkan engine dengan transmissi secara hydraulic.
2. Transmission
Transmission berfungsi untuk mengubah arah, kecepatan, dan
mengubah daya atau torsi. Pada alat berat terdapat beberapa jenis transmisi yaitu : direct drive transmission, Power Shift transmission, Hydrostatic Transmission.
3. Transfer Gear
Transfer gear dipakai sebagai penerus tenaga ke diferential pada
7 4. Differential/ Bevel Gear
Berfungsi untuk menghantarkan tenaga dari transmisi menuju final drive. Differential digunakan pada machine yang menggunakan roda,
sedangkan bevel gear digunakan pada machine yang menggunakan track.
5. Final Drive
Komponen dari power train sebagai penggerak akhir yaitu menuju roda dan track. Fungsinya melipatgandakan torque yang paling akhir.
2.2 Transmission
Transmission berfungsi untuk mengatur kecepatan gerak, torsi, serta arah
sehingga unit atau mesin dapat bergerak maju atau mundur dan juga transmisi ini berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari engine menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda untuk diteruskan ke penggerak akhir.
Pada alat berat terdapat 3 macam transmission yang digunakan yaitu : direct drive (transmisi manual), Power shift transmission, dan hydrostatic transmission. Direct Drive transmission menggunakan flywheel clutch sebagai media penghubung dan pemutus antara engine dengan transmission. Clutch ini dioperasikan secara manual dan flywheel clutch berguna pada saat
awal machine akan bergerak dan pada saat perpindahan gigi (gear shifting).
Power shift transmission menggunakan clutch fluida dimana perpindahan
giginya langsung tanpa harus memutuskan hubungan antara engine dengan transmission (on the go shifting). Hydrostatic transmission menggunakan
8 system hydraulic pada transmisinya yang berfungsi untuk mengatur kecepatan dan arahnya. System ini menggunakan pompa hydraulic dan motor sebagai aktuatornya. Cara kerjanya yaitu tenaga dari engine langsung menggerakkan pompa hydraulic dan selanjutnya melali rangkaian hydraulic lainnya menggerakkan motor untuk mengkonversi menjadi energi mekanikal.
2.2.1 Direct Drive Transmission
Direct drive transmission merupakan transmisi yang menggunakan
flywheel clutch sebagai media penghubung dan pemutus antara engine dengan
transmission. Direct drive transmission memiliki 3 jenis transmisi yaitu :
1. Transmission Sliding Mesh
Sliding mesh merupakan jenis awal transmisi manual dan paling mudah untuk dimengerti. Transmisi jenis ini, karena memang memiliki banyak kekurangan dalam cara kerjanya. Diantaranya adalah karena mengeluarkan suara yang kasar saat perpindahan gigi, perpindahan gigi membutuhkan waktu yang cukup lama, hanya dapat menggunakan salah satu dari roda gigi.
Mekanisme dasar pada transmisi sliding mesh ditunjukkan pada gambar (2.1) Dimana poros input (input shaft) dan poros output (output shaft) dihubungkan melalui sebuah counter shaft. Hanya dengan menggeser (sliding) gear pada poros output , maka akan menghasilkan rasio gear yang berbeda . Arah dari alur daya direpresentasikan sebagai garis putus-putus merah pada gambar (2.1).
9 Gambar 2. 1 Transmisi Sliding Mesh
(Sumber: Google)
Tranmisi sliding mesh cocok untuk mengatur kecepatan putar, namun terdapat sebuah kelemahan pada sistem ini. Transmisi ini cukup rumit untuk menggeser dari satu gear dan mengubungkannya ke gear yang lain. Sebuah teknologi yang disebut double clutching digunakan untuk memperhalus perpindahan roda gigi, tetapi pengemudi butuh kemampuan yang baik untuk menggunakan double clutching secara efektif.
2. Transmission Constant Mesh
Transmisi tipe constant mesh adalah jenis transmisi manual yang cara kerja dalam pemindahan giginya memerlukan bantuan kopling geser agar terjadi perpindahan tenaga dari poros input ke poros out put. Transmisi jenis constant mesh antara roda gigi input dan out put nya selalu berkaitan, tetapi roda gigi output tidak satu poros dengan poros output transmisi. Tenaga akan diteruskan ke poros output melalui mekanisme kopling geser. Transmisi jenis ini memungkinkan untuk menggunakan roda gigi lebih dari satu jenis.
10 Gambar 2. 2 Transmisi Contant Mesh
(Sumber: Google)
3. Transmission Synchromesh
Merupakan transmisi yang sering digunakan pada kendaraan. Sebuah transmisi synchromesh secara permanen dapat menyelesaikan masalah yang ada pada transmisi sliding mesh. Di sini roda gigi selalu dalam rangkaian, namun dengan sebuah perbedaan besar dimana gear output terhubung dengan poros secara longgar. Terdapat celah (clearance) kecil antara gear output dengan poros. Jika kita hanya menghubungkan satu roda gigi dengan poros pada suatu waktu, maka poros akan memiliki kecepatan putar yang terhubung dengan roda gigi.
Gambar 2. 3 Transmisi Synchromesh (Sumber: Google)
11 2.3 Komponen Transmission 428 Backhoe Loader
Dibawah ini merupakan komponen-komponen yang terdapat di dalam transmisi synchromesh.
Gambar 2. 4 Transmisi Backhoe Loader 428 (Sumber: PT Trakindo Cabang Padang)
Dari gambar diatas dapat dilihat komponen-komponen yang ada pada transmisi backhoe loader 428, nama komponen dan fungsinya pun bermacam-macam seperti yang dijelaskan pada tabel dibawah ini.
Tabel 2. 1 Nama dan Fungsi Komponen
No Nama komponen Fungsi
1 Selenoid 4WD Difungsikan untuk mengaktifkan 4WD pada unit 2 Selenoid F & R Difungsikan untuk Mengaktifkan Forward and
Reverse pada unit.
3 F & R Clutch Pack Didalamnya berisi disc and plate, dimana disc and plate apabila engage maka unit akan berjalan forward atau reverse 6 8 5 4 1 7 3 2 9
12 4 F & R idler driven
Gear
Difungsikan Untuk menghubungkan gear forward and reverse dengan input shaft.
5 Counter Shaft Shaft Yang berisikan gear-gear yang menggerakkan gear pada output shaft.
6 Gear Output Shaft Gear yang mengeluarkan tenaga menuju final drive. 7 Handle Pengatur Gigi Untuk melakukan perpidahan gigi dari gigi 1 ke 2 ke
3atau ke 4
8 Gear 4WD Gear yang menggerakkan unit ke posisi 4WD
9 Input Shaft Assembly menggerakkan transmisi yang mendapat tenaga dari torque converter.
2.4 Komponen Transmission Syncrhomesh 2.4.1 Synchronizer
Komponen ini berfungsi sebagai tempat terjadinya perpindahan gigi pada unit. Mekanisme kerja dari synchronizer ini adalah pada saat tuas transmisi di gerakkan untuk memasukkan gigi 1, maka sleeve yang ada pada synchronizer akan menekan synchronizer teeth pada gear gigi 1 maka unit akan bergerak pada posisi gigi 1 dan begitu seterusnya untuk gigi 2,3 dan 4.
13 Gambar 2. 5 Synchronizer
(Sumber: PT Trakindo Cabang Padang)
2.4.2 Synchronizer Cone Teeth
Komponen inilah yang berfungsi untuk menyamakan putaran gigi percepatan dan hub sleeve dengan cara melakukan pengereman terhadap gigi percepatan saat hub sleeve digeserkan (dihubungkan) oleh garpu pemindah .Poros utama memiliki sebuah susunan synchronizer cone-teeth seperti gambar dibawah ini.
Gambar 2. 6 Synchronizer Cone Teeth (Sumber: Google)
14 2.4.3 Hub Sleeve
Hub sleeve merupakan komponen yang berfungsi untuk menghubungkan gigi-gigi percepatan dengan clutch hub melalui synchromesh. Sebuah hub diletakkan permanen pada poros. Sebuah sleeve yang bebas untuk bergeser melebihi hub juga digunakan pada sistem ini. Jika sleeve telah terhubung dengan gigi pada synchronizer cone, maka gear dan poros akan bergerak bersama. Namun selama gearbox beroperasi, poros dan gear akan berputar dengan kecepatan yang berbeda.
Gambar 2. 7 Hub Sleeve
(Sumber: PT Takindo Utama Cabang Padang)
2.5 Cara Kerja Transmission Synchromesh
Transmisi synchromesh merupakan transmisi yang gear input dan
outputnya berada dalam posisi sejajar/berhubungan. Cara kerja dari transmisi synchromesh ini adalah sebagai berikut.
15 1. Pada saat operator memasukkan gigi 1, tuas pemasukkan gigi akan menekan sleeve pada synchronizer menuju gigi 1 dan menekan synchronizer teeth yang ada pada gigi 1 tersebut. Synchronizer teeth secara langsung akan menyesuaikan posisi gearnya agar gear pada sleeve bisa masuk sempurna ke gear synchronizer teeth. Gigi masuk sempurna ditandai dengan gear yang ada pada sleeve masuk sempurna dengan gear yang ada pada synchronizer teeth gigi 1.
2. Pada saat operator memasukkan gigi 2, tuas pemasukkan gigi akan menekan sleeve pada synchronizer menuju gigi 2 dan menekan synchronizer teeth yang ada pada gigi 2 tersebut. Synchronizer teeth secara langsung akan menyesuaikan posisi gearnya agar gear pada sleeve bisa masuk sempurna ke gear synchronizer teeth. Gigi masuk sempurna ditandai dengan gear yang ada pada sleeve masuk sempurna dengan gear yang ada pada synchronizer teeth gigi 2.
3. Pada saat operator memasukkan gigi 3, tuas pemasukkan gigi akan menekan sleeve pada synchronizer menuju gigi 3 dan menekan synchronizer teeth yang ada pada gigi 3 tersebut. Synchronizer teeth secara langsung akan menyesuaikan posisi gearnya agar gear pada sleeve bisa masuk sempurna ke gear synchronizer teeth. Gigi masuk sempurna ditandai dengan gear yang ada pada sleeve masuk sempurna dengan gear yang ada pada synchronizer teeth gigi 3.
4. Pada saat operator memasukkan gigi 4, tuas pemasukkan gigi akan menekan sleeve pada synchronizer menuju gigi 4 dan menekan synchronizer teeth yang ada pada gigi 4 tersebut. Synchronizer teeth secara
16 langsung akan menyesuaikan posisi gearnya agar gear pada sleeve bisa masuk sempurna ke gear synchronizer teeth. Gigi masuk sempurna ditandai dengan gear yang ada pada sleeve masuk sempurna dengan gear yang ada pada synchronizer teeth gigi 4.
5. Pada saat posisi netral, posisi sleeve akan berada di hub yang terletak antara synchronizer teeth pada setiap gigi gear.
Dari percobaan diatas, dapat disimpulkan perpindahan gigi yang terjadi dari gigi netral menuju 1, 2, 3, dan 4 pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. 2 Keadaan gear pada gigi saat dilakukan perpindahan gigi
NO Posisi Gigi Gigi 1 Gigi 2 Gigi 3 Gigi 4
1 Netral Ringan (Release) Ringan (Release) Ringan (Release) Ringan (Release) 2 Gigi 1 Berat (engage) Ringan (Release) Ringan (Release) Ringan (Release) 3 Gigi 2 Ringan (Release) Berat (engage) Ringan (Release) Ringan (Release) 4 Gigi 3 Ringan (Release) Ringan (Release) Berat (engage) Ringan (Release) 5 Gigi 4 Ringan (Release) Ringan (Release) Ringan (Release) Berat (engage)
2.6 Troubleshooting
Troubleshooting adalah mencari masalah atau penyebab dari suatu kerusakan yang terjadi pada mesin dan engine sesuai dengan prosedur troubleshooting yaitu Detection, Diagnostic, dan Repair. Prinsipnya hampir
sama dengan perbaikan berdasarkan dengan permintaan yaitu sama – sama terjadi tanpa terduga dan sama – sama mengupayakan untuk meningkatkan daya guna kecuali dalam hal waktu perbaikan.
17 Kalau perbaikan berdasarkan permintaan adalah perbaikan yang hanya akan dilaksanakan setelah ada permintaan untuk itu, sedangkan troubleshooting adalah perbaikan yang harus segera dilakukan tanpa
menunda – nunda waktu lagi setelah terjadinya kerusakan (break down).
2.6.1 Kemampuan Troubleshooter
Dalam melakukan perbaikan, seorang troubleshooter harus memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Terampil dalam menggunakan dan dengan benar menginterprestasi naskah dari service manual, dan peralatan yang benar khususnya diagnostic tool. 2. Mengumpulkan informasi dasar dan spesifik dari literature yang tepat. 3. Dapat memperkirakan waktu untuk memperbaiki kerusakan dengan
menganalisa permasalahan sebelum mengambnil tindakan.
4. Dapat mengembangkan kemampuan untuk memahami langkah – langkah yang lebih berarti dalam melakukan perbaikan.
5. Mempunyai pengetahuan tentang prosedur dan hubungan sebab akibat terjadinya permasalahan.
6. Mempunyai kekuatan melihat kemampuan diri dalam melakukan prosedur troubleshooting.
7. Memiliki strategi dan rencana kerja yang baik.
8. Mampu melangkah menurut prosedur yang sistematis dan tidak menggunakan dugaan yang tak berdasar.
18 2.6.2 Prosedur Troubleshooting
Secara teknis, prosedur troubleshooting meliputi :
Gambar 2. 8 Prosedur Troubleshooting
1. Detection
Mampu melakukan “Best Guesses (perkiraan terbaik)”, yaitu menentukan seperti apa masalah yang terjadi.
2. Diagnostic
Melakukan pengetesan terhadap “Guess (perkiraan)”, yaitu mencari hingga masalah ditemukan.
3. Repair
Melakukan perbaikan terhadap masalah atau kerusakan yang ditemukan, sehingga masalah tersebut tidak terulang lagi.
Troubleshooting mempunyai uraian dan tahapan – tahapan yang harus
di ikuti, tabel dibawah ini merupakan uraian dan tahapan – tahapan yang telah di rekomendasikan oleh Caterpillar. Dapat kita lihat pada table (2.3)
Detection
Diagnostic
19 Tabel 2. 3 Uraian dan tahapan – tahapan Troubleshooting
STEP I. Uraian II. Tahap
1
2
Yakinkan Problem benar – benar terjadi
Tentukan Problem dengan mancatat
Tahap pendefinisian Problem TR O U BLES H O O TER M A IN JO B 3 4 5 6
Periksa engine visual
Catat kemungkinan penyebab kerusakan
Periksa engine secara operasional (jika memungkinkan),catat data yang ditemukan.
Temukan root cause (penyebab)/ part terkait (tentukan berdasarkan logika dengan fakta yang ada, hindari dugaan yang tak berdasar)
Tahap evaluasi Problem
7 Benahi Problem / perbaiki kerusakan (setelah berkomunikasi dengan pihak terkait)
Penyempitan
masalah *
8 Analisa kerusakan : mengapa Problem bisa terjadi
Analisa kerusakan
( untuk mencegah Problem terulang)
20 BAB III
METODOLOGI
3.1 Spesifikasi Unit
Unit Backhoe Loader 428 Caterpillar ini di miliki oleh perusahaan Ingkasi Raya, unit ini beroperasi pada kondisi geografis yang berdebu dan di operasikan di bidang perkebunan sawit. Unit ini setiap hari digunakan untuk mengangkat buah sawit kedalam truk/ mobil. Unit ini memiliki 4 cylinder dan type transmisinya adalah synchromesh. Unit ini merupakan produk yang sudah lama/ tua, hal ini terbukti saat unit dibawa ke workshop keadaan unit kurang bagus dilihat dari kondisi cat, track, cabin dan bucket tetapi, PM masih tetap dijalankan operator kepada unit ini, ini terbukti karena usia unit yang sudah tua tetapi masih bisa bekerja dengan baik.
3.2 Penyebab Permasalahan
Permasalahan pertama sekali dirasakan pada saat unit dihidupkan setelah unit melakukan recondisi pada transmisi, pada saat itu unit akan di naikkan ke atas truk untuk dibawa kembali ke PT yang bersangkutan. Pada saat unit hidupkan di posisi netral dan shift forward di aktifkan unit berjalan dengan sendirinya dan juga unit tidak bisa melakukan pergantian gigi ke gigi 1,2,dan 3 karena unit akan mati apabila dilakukan pergantian gigi tersebut, unit hanya bisa melakukan pergantian ke gigi 4 saja walaupun pergantian giginya tidak sempurna.
21 3.3 Diagram Alir
Gambar 3. 1 Diagram Alir Troubleshooting
Mulai Mengumpulkan Informasi Dapatkan Problem Menerjemahkan Informasi
Membuat Daftar Kemungkinan Penyebab Problem Interpretasi Informasi Mendapatkan Informasi Dapatkan Evaluasi Apakah Hipotesa Benar Akhir Tidak Ya
22 Dari diagram alir di atas langkah–langkah troubleshooting dapat di uraikan sebagai berikut: di mulai dengan mengumpulkan semua informasi, data–data serta keluhan yang disampaikan oleh konsumen mengenai keadaan unit/engine yang dia miliki. Setelah informasi tersebut terkumpul, terjemahkan informasi yang didapat tadi. Dari hasil terjemahan itu, maka kita akan mendapat masalah yang terjadi. Dari masalah tersebut maka akan dapat dibuat daftar kemungkinan penyebab terjadinya masalah dari unit/engine. Apabila kemunngkinan penyebab terlalu sulit untuk di dapatkan, maka kita harus mengulang mengumpulkan informasi lagi.
Setelah daftar kemungkinan penyebab terjadinya masalah dapat dibuat, maka kita akan mendapatkan informasi yang lebih pasti. Kemudian lakukan interpretasi terhadap informasi tersebut. Interpretasi ini bertujuan untuk lebih menguatkan pengertian dari informasi yang didapat tersebut sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan penafsiran dapat di perkeil. Dari hasil interpretasi ini kemudian lakukan evaluasi hasil dari evaluasi ini akan didapatkan hipotesa dari informasi tersebut. Apabila tidak didapatkan maka kita harus kembali ke tahapan mendapatkan informasi. Hipotesa ini merupakan jawaban sementara dari masalah yang terjadi. Apabila hipotesa tidak di dapatkan maka harus kembali informasi yang didapatkan sebelumnya. Namun, apabila hipotesa tersebut benar maka kita bisa melanjutkan untuk proses perbaikan unit/engine yang mengalami masalah tersebut.
23 3.4 Langkah – langkah Troubleshooting
Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa Troubleshooting mempunyai delapan langkah yang harus di ikuti yaitu :
1. Yakinkan Problem benar – benar terjadi. 2. Tentukan Problem dengan mencatat.
3. Periksa komponen transmission secara visual. 4. Tuliskan semua kemungkinan penyebab Kerusakan. 5. Lakukan test dan mencatat hasilnya.
6. Temukan akar masalah. 7. Perbaiki kerusakan.
8. Analisa mengapa Problem terjadi.
3.4.1 Yakinkan Problem Benar – benar Terjadi
Dengan menghimpun dan mengumpulkan informasi dari operator serta mendengarkan keluhan costumer tentang apa yang terjadi dan apa yang dilakukan operator dan costumer saat timbul Problem. Sebelum Problem terjadi, apakah unit tersebut beropersi dengan baik.
Menghimpun dan mengumpulkan informasi dari operator dan costumer ini bertujuan agar bisa menafsirkan bagaimana unit ini beroperasi saat dilapangan dan mengetahui perawatan apa saja yang dilakukan pada unit tesebut serta saat timbul Problem, langkah apa saja yang dilakukan oleh operator.
24 3.4.2 Tentukan Problem Dengan Mencatat
Menyusun dan mencatat semua informasi yang dikumpulkan dari operator dan costumer dan menafsirkan kemungkinan Problem yang terjadi.
Catat informasi yang didapat dari kondisi operasi seperti :
1. Kondisi geografis (berdebu, berpasir, dan ketinggian operasi). 2. Cuaca ( sangat dingin, sangat panas, dan kelembaban tinggi).
Menyusun dan mencatat semua informasi yang dikumpulkan dari operator dan costumer ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kerja unit
tesebut dan untuk mengetahui kondisi geografis saat unit tersebut beroperasi.
3.4.3 Periksa Komponen Transmission Secara Visual
Sebelum melakukan pengecekan terhadap komponen transmission secara visual, kumpulkan kembali informasi tambahan yang diperlukan. Setelah itu lakukan pemeriksaan sistem dan komponen sistem secara visual.
Melakukan pemeriksaan komponen transmission secara visual bertujuan untuk melihat kondisi sistem dan komponen sistem apakah masih dalam kondisi kelayakan operasi. Hal – hal yang dilihat dan diperhatikan adalah seperti kebocoran, keretakan, kondisi masih bagus atau tidaknya komponen, dan lain sebagainya. Melakukan pengecekan visual bertujuan untuk mempermudah dalam menemukan penyebab permasalahan (kerusakan).
25 3.4.4 Tuliskan Semua Kemungkinan Penyebab Kerusakan
Identifikasi kemungkinan kerusakan dan identifikasi sebanyak mungkin penyebab problem yang diketahui. Bila problem tidak memiliki penyebab yang jelas, persempit problem menjadi subsistem dan coba lagi untuk mengidentifikasi penyebab tersebut. Jika problem masih belum bisa ditemukan, maka kumpulkan kembali informasi sebanyak mungkin.
Menuliskan semua kemungkinan penyebab kerusakan bertujuan untuk mempermudah dalam menemukan penyebab problem yang sedang terjadi.
3.4.5 Lakukan Test dan Mencatat Hasilnya
Lakukan pengetesan pada sistem yang dicurigai mengalami masalah serta kemungkinan – kemungkinan komponen yang rusak. Kumpulkan informasi tambahan untuk kemungkinan – kemungkinan kerusakan, variasikan pengujian suatu komponen dalam waktu yang bersamaan untuk menguji kemungkinan penyebab bila tidak terbiasa dengan sistem atau komponen tersebut.
Bila pengujian memakan waktu lama atau mahal, cobalah untuk melakukan test untuk menyingkirkan beberapa kemungkinan penyebab sekaligus setiap kali melakukan test, jangan pernah berasumsi bahwa semua parts yang baru selalu beroperasi dengan baik. Kurangi jumlah
kemungkinan penyebab dengan pendekatan yang sitematis. Simulasikan problem, dan test komponen atau sistem yang dicurigai untuk memastikan hal itu merupakan penyebabnya dan minta operator untuk mensimulasikan kondisi pada saat problem muncul. Catat semua hasil test, dan penyetelan
26 yang dilakukan serta patuhi peraturan keselamatan kerja saat melakukan pengujian.
Melakukan test serta mencatat hasil pengetesan bertujuan untuk mengetahui kerja sistem, apakah sistem pada engine tersebut bekerja sesuai standar operasinya dan memudahkan untuk menganalisa kerusakan yang terdapat pada sistem.
3.4.6 Temukan Akar Masalah
Persempit penyebab terjadinya masalah dengan melakukan pengetesan sistem dan menganalisa kemungkinan penyebab masalah serta tentukan akar penyebab masalah yang terjadi.
3.4.7 Perbaiki Kerusakan
Lakukan prosedur yang dilakukan untuk memperbaiki / menghilangkan problem pada engine dan catalah hasil pengujian, parts yang diganti dan
penyetelan yang dilakukan serta patuhi aturan – aturan keselamatan kerja selama melakukan proses perbaikan.
Memperbaiki kerusakan merupakan hasil dari langkah – langkah diatas. Memperbaiki kerusakan bertujuan supaya unit dapat beroperasi kembali sesuai dengan standar operasi kerjanya dan memastikan problem atau kerusakan sudah teratasi.
3.4.8 Analisa Mengapa Problem Terjadi
Catat dan periksa setiap problem atau kerusakan yang didapat dengan beberapa pengujian sistem dan komponen sistem. Bila kerusakan masih muncul setelah melakukan perbaikan dan penyetelan (atau muncul problem baru) lakukan prosedur troubleshooting lagi.
27 Menganalisa mengapa problem bisa terjadi merupakan tahap akhir dari langkah troubleshooting, karena bertujuan untuk menemukan penyebab kerusakan sistem dan komponen sistem tersebut serta memberikan solusi cara perawatan, pencegahan agar problem serupa tidak terjadi lagi.
28 BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Mendefenisikan Masalah
Mendefenisikan masalah merupakan suatau tindakan yang dilakukan untuk menemukan masalah yang terjadi pada unit. Untuk mengetahui gejala dari permasalahan tersebut dilakukanlah langkah-langkah sebagai berikut :
4.1.1 Yakinlah Masalah Benar-benar Terjadi
Pada langkah awal ini kita akan memastikan apakah masalah yang terjadi pada unit dengan cara mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dari operator atau dari orang yang terakhir mengoperasikan unit.
Tabel 4. 1 Sesi Tanya Jawab dengan Mekanik
NO Pertanyaan Jawaban
1 Apa yang terjadi ? Pada saat unit dihidupkan dalam keadaan giginya netral dan shift forward dimajukan unit akan berjalan sendiri, tetapi pada saat gigi dimasukkan ke gigi 1, 2, dan 3 unit tiba-tiba mati, tetapi padaa saat
memasukkan gigi 4 unit mau berjalan.
2 Kapan problem terjadi ? Problem terjadi saat unit di hidupkan
setelah melakukan rekondisi pada transmissinya. 3 Apa tindakan pertama saat
problem terjadi ?
Operator yang mengoperasikan unit langsung mematikan unit.
4 Apakah sebelum problem terjadi unit bekerja dengan
Sebelum problem terjadi unit sedang di rekondisi transmissinya, tetapi sebelum melakukan rekondisi
29 baik ? transmissi unit masih bekerja dengan baik.
4.1.1 Menentukan Masalah dengan Mencatat
Setelah mendapatkan informasi dari operator atau orang yang terakhir membawa unit selanjutnya kita harus mencatat semua iformasi penting lainnya seperti :
1) Pada kondisi geografis apa unit beroperasi ? unit beroperasi pada geografis berdebu dan cuaca yang tidak terlalu panas.
2) Unit dioperasikan dalam bidang apa ? unit dioperasikan dalam bidang perkebunan sawit.
3) Masalah seperti ini apakah pernah terjadi ? Ini adalah pertama kalinya unit mengalami malasah seperti ini.
4) Perbaikan terakhir sebelum unit mendapat masalah ? Perbaikan terakhir yang dilakukan pada unit adalah recondisi transmissi.
5) Apa yang dilakukan operator saat unit dihidupkan dalam kondisi netral ? Unit berjalan sendiri pada saat operator mengaktifkan shift forward pada unit walaupun pada saat tersebut giginya masih dalam keadaan netral.
6) Pada saat melakukan perpindahan gigi apa yg dirasakan operator ? pada saat unit melakukan perpindahan gigi 1, 2, dan 3 unit tiba-tiba mati, tetapi pada saat gigi 4 unit hidup dan bisa berjalan walaupun handle pemindah giginya tidak masuk sempurna.
30 4.1.2 Pengecekan Secara Visual
Setelah mencatat semua permasalahan yang terjadi pada unit, akhirnya teknisi memutuskan untuk mengecek unit secara visual.
1. Mengecek Perpindahan gigi
Mengecek apakah handle pemindah gigi masih bagus atau tidak dan pengecekan ini dilakukan dengan cara mencoba memindahkan gigi dari netral ke 1,2,3, dan 4 pada saat unit dimatikan. Hasil yang didapat saat memindahkan ke gigi 1,2,3 bagus tetapi saat memindahkan ke gigi 4 perpindahannya hanya setengah masuk (tidak masuk sempurna).
2. Mengecek tuas forward dan reverse
Mengecek apakah tuas forward dan reverse pada unit masih bagus saat dioperasikan. Disini hasil yang didapatkan menunjukan tuasnya masih bagus saat di gerakkan ke forward maupun reverse.
3. Mengecek Kebocoran Pada Transmissi
Pengecekan ini dilakukan bertujuan untuk melihat apakah transmissi dalam keadaan bocor atau tidak saat di operasikan
sebelumnya, pengecekan ini ditandai dengan ada atau tidaknya oli yang menetes ke lantai dari transmissi setelah unit dihidupkan. Hasil yang didapat transmissi dalam keadaan bagus karena tidak ada oli yang menetes ke lantai.
31
4. Pengecekan Terhadap Oli Transmissi
Pengecekan disini bertujuan untuk melihat apakah oli transmissi dalam kondisi cukup atau kurang. Hasil yang di dapat menunjukan oli transmissi dalam keadaan cukup.
4.2 Menemukan Akar Kerusakan
Setelah mengetahui Kerusakan di dalam unit tersebut langkah selanjutnya kita harus menemukan akar masalah yang menjadi problem utama yang membuat unit mendapatkan masalah. Sebelum menemukan akar masalah kita harus membuat dugaan/ kemungkinan dari masalah tersebut dan melakukan pengetesan yang bertujuan untuk melihat apakah dugaan/ kemungkinan yang kita buat adalah akar masalah.
4.2.1 Kemungkinan Penyebab Terjadinya Kerusakan
Setelah melakukan pengecekan secara visual dan hasil yang di dapatkan semuanya bagus kecuali perpindahan pada gigi 4. Akhirnya Teknisi menduga penyebab kerusakan pada unit ini adalah :
1. Pressure Forward dan Reverse
Diduga low pressure atau high pressure yang akan mengakibatkan unit tidak berjalan.
2. Elektrik Forward dan Reverse
Diduga Elektriknya rusak sehingga tidak adanya arus yang bisa membuat unit bergerak saat diaktifkan forward atau reverse.
3. Gear syncronizer pada transmissi tempat perpindahan gigi
Diduga rusak karena kemungkinan gearnya nya slip atau menyangkut sehingga tidak bisa berputar.
32 4.2.2 Pengetesan Terhadap Kemungkinan Peyebab Kerusakan
Komponen yang dilakukan pengetesan adalah sebagai berikut : 1) Pressure Forward dan Reverse
Mengecek pressure forward dan reverse dari unit tersebut menggunakan tetra gauge. Disini hasil yang di dapatkan menunjukan bahwa pressurenya masih bagus.
Gambar 4. 1 Tetra Gauge (sumber: google)
Tabel 4. 2 Hasil pengetesan pressure forward dan Reverse
No Pressure at low idle Aktual Spesifikasi
1 Forward 210 psi 205 ± 15 psi
2 Reverse 208 psi 205 ± 25 psi
2) Elektrik Forward dan Reverse
Mengecek apakah ada arus yang masuk pada elektrik forward dan reverse pada unit menggunakan DMM ( Digital Multi Meter). Disini hasil yang didapatkan menunjukan elektrinya masih bagus.
33 Gambar 4. 2 Digital Multimeter
(sumber: Google)
3) Gear-gear syncronizer pada transmissi tempat perpindahan gigi
Dilakukan pengetesan dengan cara:
1) Unit dihidupkan dalam keadaan giginya netral dan shift forwad dan reversenya juga netral, lalu dilakukanlah pengetesan dengan cara memasukkan gigi dari gigi 1, 2, 3 dan 4.
2) Pada saat setelah memasukkan gigi 1 unit mati begitu juga dengan gigi 2 dan 3 unit mati saat dilakukan perpindahan giginya.
3) Keganjalan terlihat saat memasukkan gigi 4 dimana unit tidak mati dan unit mau berjalan tetapi pada pemindahan giginya lever untuk memindahkan gigi hanya setengah masuk/ tidak masuk sempurna berbeda dengan lever saat memasukkan gigi 1, 2, 3 semuanya masuk sempurna.
34 4) Berdasrkan pengetesan yang dilakukan akhirnya di simpulkan bahwa akar permasalahn terjadi pada synchronizer tempat perpindahan gigi. Hal tersebut didasari karena pada saat melakukan perpindahan gigi netral ke 1, 2, dan 3 unit mati tetapi lever pemindah gigi masuk sempurna dan pada saat memasukkan gigi 4 unit tidak mati dan bisa berjalan tetapi lever pemindah giginya tidak masuk sempurna.
4.2.3 Memastikan Akar Masalah Penyebab Terjadinya kerusakan Setelah ditemukannya akar masalah pada synchronizer akhirnya dilakukan pembongkaran pada transmissi untuk melihat kerusakan pada synchronizernya apakah itu berupa gear atau shaft yang rusak. Berikut adalah langkah-langkah dalam membongkar transmissi 428 backhoe loader 428 :
1) Buka semua bolt yang membuat transmissi masih tertahan diatas unit, sebelum semuanya terbuka ikatkan belt yang sudah diikat oleh chain crane ke transmissi.
2) Setelah semua bolt terbuka pisahkan transmisi dari unit bachkoe loader 428 menggunakan chain crane.
3) Setelah transmisi terpisah dari unit, letakkan transmisi di atas stand.
35 Gambar 4. 3Transmisi Backhoe Loader 428
Tabel 4. 3 Nama Komponen Transmisi 428
No Nama Komponen
1 Selenoid 4WD
2 Selenoid F & R 3 F & R Clucth Pack 4 F & R idler driven Gear 5 Counter Shaft
6 Gear Output Shaft(Synchronizer) 7 Handle Pengatur gigi
8 Gear 4 WD
9 Input Shaft Assembly
5) Setelah transmisi terbongkar periksalah masing-masing gear yang ada di dalamnya, disini kami lebih memeriksa kepada syncronizernya karena di syncronizer inilah tempat terjadinya perpindahan gigi. 8 5 4 1 7 3 2 9 6
36 Gambar 4. 4 Synchronizer
Dilakukanlah pengetesan secara manual pada syncronizer ini menggunakan tenaga mekanik untuk melakukan perpindahan pada setiap giginya. Gigi dikatakan masuk sempurna apabila sleeve terhubung dengan syncronize teeth pada gear perpindahan gigi dan gear tersebut akan berat untuk diputar sementara gear lainnya akan terasa ringan diputar. Sebagai contoh apabila kita memasukan gigi 1 maka sleeve akan melekat atau masuk ke syncronize teeth pada gear perpindahan gigi 1 dan gear gigi 1 akan terasa berat untuk diputar, sedangkan gear lainnya seperti 2,3,dan 4 akan terasa ringan diputar (release).
Kami melakukan percobaan perpindahan gigi dari yang pertama gigi netral 1. Pada saat keadaan netral seharunya semua gear perpindahan gigi
akan release (bebas) berputar di shaft dan terasa ringan untuk diputar, tetapi disini kami menemukan bahwa gear gigi 4 terasa berat untuk diputar.
2. Pada saat kami memasukkan gigi 1, gigi masuk sempurna dengan ditandai berat dan sulit untuk di putar serta gear gigi 2 dan 3 terasa
37 ringan di putar, akan tetapi disini terjadi keganjalan dimana gear gigi 4 terasa berat untuk di putar.
3. Pada saat kami memasukkan gigi 2, gigi 1 dan 3 terasa ringan sedangkan gigi 4 tetap terasa berat untuk diputar.
4. Pada saat kami memasukkan gigi 3, gigi 1 dan 2 terasa ringan di putar sedangkan gigi 4 tetap terasa berat.
5. Pada saat kami memasukkan gigi 4, sleeve tidak bisa masuk sempurna dengan syncronize teeth pada gear gigi 4 tetapi, gigi 1,2 dan 3 terasa ringan untuk diputar.
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan perpindahan gigi yang terjadi seperti tabel dibawah ini.
Tabel 4.3 Keadaan Gear Pada Gigi Saat diputar
NO Posisi Gigi Gigi 1 Gigi 2 Gigi 3 Gigi 4
1 Netral Ringan (Release) Ringan (Release) Ringan(Release) Berat(engage)
2 Gigi 1 Berat (engage) Ringan (Release) Ringan (Release) Berat (engage) 3 Gigi 2 Ringan (Release) Berat (engage) Ringan (Release) Berat (engage) 4 Gigi 3 Ringan (Release) Ringan (Release) Berat (engage) Berat (engage) 5 Gigi 4 Ringan (Release) Ringan (Release) Ringan (Release) Berat (engage)
Jadi berdasarkan percobaan yang telah di lakukan kami menyimpulkan permasalahan ini terdapat pada gear gigi 4 dan kami memutuskan untuk melihat gear gigi 4 dan shaftnya, setelah gear gigi no 4 di buka dari shaftnya ditemukan bahwa terjadi kerusakan pada sleeve
38 bearing gear gigi no 4 dan shaftnya yang mana sleeve bearing dan shaftnya sudah tergores seperti gambar dibawah ini.
Gambar 4. 5 Shaft gigi gear no 4
Gambar 4. 6 Sleeve Bearing Gear Gigi no 4
4.3 Melakukan Perbaikan dan Analisa
Setelah menemukan akar masalah yang terjadi pada gear gigi no 4, dilakukanlah perbaikan dengam nenggunakan:
1. Amplas ukuran 1000 2. Gerinda botol
39 Tahap perbaikan yang dilakukan adalah :
1. Membersihkan bagian shaft dan bagian dalam gear gigi no 4 (Sleeve Bearing).
2. Mengamplas bagian shaft dan juga Sleeve Bearing gear gigi no 4 menggunakan amplas atau gerinda botol.
3. Setelah bagian shaft sudah halus (tidak gores) begitu juga dengan bagian gear gigi no 4 sudah halus, lalu masukkan gear gigi no 4 kedalam shaft lalu putar gear tersebut apakah bisa diputar atau tidak, kalau bisa diputar itu berarti clearancenya(celah) sudah di dapatkan. Disini spesifikasi dari shaft tersebut tidak ada jadi hanya menggunakan visual saja untuk melihat clearencenya.
4.3.1 Analisa Kerusakan
Terjadinya gear can’t shifting pada bacckoe loader 428 ini disebabkan oleh gear gigi no 4 yang selalu aktif ditandai dengan melekat pada shaft (tidak adanya clearence antara shaft dengan sleeve bearing gear gigi no 4). Setelah dilakukan perbaikan dengan mengamplas gear gigi no 4 dan shaftnya maka dilakukan pengetesan kembali secara manual menggunakan tangan. Hasilnya pada saat posisi netral semua gigi dalam keadaan release dan pada saat memasukkan satu gigi, gigi yang lainnya juga terasa ringan (release) di gerakan. Setelah di analisa kembali penyebab keruskan pada gear gigi no 4 ini adalah :
1. kesalahan dari vendor sendiri, yang mana pada saat perekondisian transmisi, vendor melakukan repair (tambah daging) pada shaft gear gigi no 4, karena penambahan daging yang terlalu pas (sesak) sehingga
40 membuat gear gigi no 4 tidak memiliki clearence (celah) pada saat masuk kedalam shaft, sehingga gear gigi 4 menjadi melekat dengan shaft dan hal ini yang mengakibatkan gear gigi no 4 menjadi aktif. 2. Kesalahan pada mekanik saat memasang gear gigi no 4 tidak
41 BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan troubleshooting pada Backhoe loader 428 yang mengalami gear can’t shifting maka kesimpulan yang dapat diambil adalah :
1) Penyebab terjadinya gear can’t shifting adalah terjadinya kerusakan pada gear gigi no 4 dan shaftnya. Hal ini ditunjukan pada saat dilakukan pengetesan perpindahan gigi secara manual, dimana setiap perpindahan gigi maupun netral gigi 4 selalu aktif dan pada saat melakukan pemeriksaan pada gear gigi no 4 terlihat bagian dalam gear gigi no 4 dan shaftnya tergores.
2) Langkah perbaikan untuk mengatasi penyebab terjadinya gear can’t shifting adalah dengan mengamplas bagian dalam gear gigi no 4 dan
shaftnya sehingga didapatkan clearance (celah) antara gear gigi no 4 dan shaftnya, clearence ini ditandai dengan saat dimasukkannya kembali gear gigi no 4 ke shaftnya gear tersebut bisa berputar.
3) Kerusakan pada gear can’t shifting terletak pada vendor dan mekanik yang kurang teliti saat melakukan repair (tambah daging ) pada shaft gear gigi no 4 sehingga antara gear gigi no 4 dengan shaftnya tidak ada clearence.
42 5.2 Saran
Agar masalah serupa tidak terjadi kembali, maka penulis menyarankan:
1. pada saat melakukan apapun dalam bekerja seharusnya lebih teliti dan ikuti study literatur karena kesalahan yang sedikit saja bisa berakibat fatal bagi unit.
2. apabila telah menyelesaikan suatu pekerjan sebaiknya dilakukan pengetesan/ pengecekan terlebih dahulu apakah yang kita perbaiki itu sudah benar-bener baik atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, (2006),”Dasar-Dasar Engine Diesel”, Caterpillar, Inc. Anonymous,”Intermediate Engine System”,Caterpillar, Inc.
Service Information System (SIS), PT.Trakindo Utama Cabang Padang , Caterpillar, USA.
Anonymous, Dasar-dasar Power Train pada Alat Berat (2017), http://komponenalat-berat.blogspot.co.id/2015/08/dasar-dasar-power-train.html, di akses pada tanggal 23 Mei 2017.
Anonymous, 2006, ”Caterpillar Literature”, Versi 3.2, Asia Pacific Learning, Australia.