• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORI DASAR

3. Transmission Synchromesh

3.2 Penyebab Permasalahan

Permasalahan pertama sekali dirasakan pada saat unit dihidupkan setelah unit melakukan recondisi pada transmisi, pada saat itu unit akan di naikkan ke atas truk untuk dibawa kembali ke PT yang bersangkutan. Pada saat unit hidupkan di posisi netral dan shift forward di aktifkan unit berjalan dengan sendirinya dan juga unit tidak bisa melakukan pergantian gigi ke gigi 1,2,dan 3 karena unit akan mati apabila dilakukan pergantian gigi tersebut, unit hanya bisa melakukan pergantian ke gigi 4 saja walaupun pergantian giginya tidak sempurna.

21 3.3 Diagram Alir

Gambar 3. 1 Diagram Alir Troubleshooting

Mulai Mengumpulkan Informasi Dapatkan Problem Menerjemahkan Informasi

Membuat Daftar Kemungkinan Penyebab Problem Interpretasi Informasi Mendapatkan Informasi Dapatkan Evaluasi Apakah Hipotesa Benar Akhir Tidak Ya

22 Dari diagram alir di atas langkah–langkah troubleshooting dapat di uraikan sebagai berikut: di mulai dengan mengumpulkan semua informasi, data–data serta keluhan yang disampaikan oleh konsumen mengenai keadaan unit/engine yang dia miliki. Setelah informasi tersebut terkumpul, terjemahkan informasi yang didapat tadi. Dari hasil terjemahan itu, maka kita akan mendapat masalah yang terjadi. Dari masalah tersebut maka akan dapat dibuat daftar kemungkinan penyebab terjadinya masalah dari unit/engine. Apabila kemunngkinan penyebab terlalu sulit untuk di dapatkan, maka kita harus mengulang mengumpulkan informasi lagi.

Setelah daftar kemungkinan penyebab terjadinya masalah dapat dibuat, maka kita akan mendapatkan informasi yang lebih pasti. Kemudian lakukan interpretasi terhadap informasi tersebut. Interpretasi ini bertujuan untuk lebih menguatkan pengertian dari informasi yang didapat tersebut sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan penafsiran dapat di perkeil. Dari hasil interpretasi ini kemudian lakukan evaluasi hasil dari evaluasi ini akan didapatkan hipotesa dari informasi tersebut. Apabila tidak didapatkan maka kita harus kembali ke tahapan mendapatkan informasi. Hipotesa ini merupakan jawaban sementara dari masalah yang terjadi. Apabila hipotesa tidak di dapatkan maka harus kembali informasi yang didapatkan sebelumnya. Namun, apabila hipotesa tersebut benar maka kita bisa melanjutkan untuk proses perbaikan unit/engine yang mengalami masalah tersebut.

23 3.4 Langkah – langkah Troubleshooting

Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa Troubleshooting mempunyai delapan langkah yang harus di ikuti yaitu :

1. Yakinkan Problem benar – benar terjadi. 2. Tentukan Problem dengan mencatat.

3. Periksa komponen transmission secara visual. 4. Tuliskan semua kemungkinan penyebab Kerusakan. 5. Lakukan test dan mencatat hasilnya.

6. Temukan akar masalah. 7. Perbaiki kerusakan.

8. Analisa mengapa Problem terjadi.

3.4.1 Yakinkan Problem Benar – benar Terjadi

Dengan menghimpun dan mengumpulkan informasi dari operator serta mendengarkan keluhan costumer tentang apa yang terjadi dan apa yang dilakukan operator dan costumer saat timbul Problem. Sebelum Problem terjadi, apakah unit tersebut beropersi dengan baik.

Menghimpun dan mengumpulkan informasi dari operator dan costumer ini bertujuan agar bisa menafsirkan bagaimana unit ini beroperasi saat dilapangan dan mengetahui perawatan apa saja yang dilakukan pada unit tesebut serta saat timbul Problem, langkah apa saja yang dilakukan oleh operator.

24 3.4.2 Tentukan Problem Dengan Mencatat

Menyusun dan mencatat semua informasi yang dikumpulkan dari operator dan costumer dan menafsirkan kemungkinan Problem yang terjadi.

Catat informasi yang didapat dari kondisi operasi seperti :

1. Kondisi geografis (berdebu, berpasir, dan ketinggian operasi). 2. Cuaca ( sangat dingin, sangat panas, dan kelembaban tinggi).

Menyusun dan mencatat semua informasi yang dikumpulkan dari operator dan costumer ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kerja unit

tesebut dan untuk mengetahui kondisi geografis saat unit tersebut beroperasi.

3.4.3 Periksa Komponen Transmission Secara Visual

Sebelum melakukan pengecekan terhadap komponen transmission secara visual, kumpulkan kembali informasi tambahan yang diperlukan. Setelah itu lakukan pemeriksaan sistem dan komponen sistem secara visual.

Melakukan pemeriksaan komponen transmission secara visual bertujuan untuk melihat kondisi sistem dan komponen sistem apakah masih dalam kondisi kelayakan operasi. Hal – hal yang dilihat dan diperhatikan adalah seperti kebocoran, keretakan, kondisi masih bagus atau tidaknya komponen, dan lain sebagainya. Melakukan pengecekan visual bertujuan untuk mempermudah dalam menemukan penyebab permasalahan (kerusakan).

25 3.4.4 Tuliskan Semua Kemungkinan Penyebab Kerusakan

Identifikasi kemungkinan kerusakan dan identifikasi sebanyak mungkin penyebab problem yang diketahui. Bila problem tidak memiliki penyebab yang jelas, persempit problem menjadi subsistem dan coba lagi untuk mengidentifikasi penyebab tersebut. Jika problem masih belum bisa ditemukan, maka kumpulkan kembali informasi sebanyak mungkin.

Menuliskan semua kemungkinan penyebab kerusakan bertujuan untuk mempermudah dalam menemukan penyebab problem yang sedang terjadi.

3.4.5 Lakukan Test dan Mencatat Hasilnya

Lakukan pengetesan pada sistem yang dicurigai mengalami masalah serta kemungkinan – kemungkinan komponen yang rusak. Kumpulkan informasi tambahan untuk kemungkinan – kemungkinan kerusakan, variasikan pengujian suatu komponen dalam waktu yang bersamaan untuk menguji kemungkinan penyebab bila tidak terbiasa dengan sistem atau komponen tersebut.

Bila pengujian memakan waktu lama atau mahal, cobalah untuk melakukan test untuk menyingkirkan beberapa kemungkinan penyebab sekaligus setiap kali melakukan test, jangan pernah berasumsi bahwa semua parts yang baru selalu beroperasi dengan baik. Kurangi jumlah

kemungkinan penyebab dengan pendekatan yang sitematis. Simulasikan problem, dan test komponen atau sistem yang dicurigai untuk memastikan hal itu merupakan penyebabnya dan minta operator untuk mensimulasikan kondisi pada saat problem muncul. Catat semua hasil test, dan penyetelan

26 yang dilakukan serta patuhi peraturan keselamatan kerja saat melakukan pengujian.

Melakukan test serta mencatat hasil pengetesan bertujuan untuk mengetahui kerja sistem, apakah sistem pada engine tersebut bekerja sesuai standar operasinya dan memudahkan untuk menganalisa kerusakan yang terdapat pada sistem.

3.4.6 Temukan Akar Masalah

Persempit penyebab terjadinya masalah dengan melakukan pengetesan sistem dan menganalisa kemungkinan penyebab masalah serta tentukan akar penyebab masalah yang terjadi.

3.4.7 Perbaiki Kerusakan

Lakukan prosedur yang dilakukan untuk memperbaiki / menghilangkan problem pada engine dan catalah hasil pengujian, parts yang diganti dan

penyetelan yang dilakukan serta patuhi aturan – aturan keselamatan kerja selama melakukan proses perbaikan.

Memperbaiki kerusakan merupakan hasil dari langkah – langkah diatas. Memperbaiki kerusakan bertujuan supaya unit dapat beroperasi kembali sesuai dengan standar operasi kerjanya dan memastikan problem atau kerusakan sudah teratasi.

3.4.8 Analisa Mengapa Problem Terjadi

Catat dan periksa setiap problem atau kerusakan yang didapat dengan beberapa pengujian sistem dan komponen sistem. Bila kerusakan masih muncul setelah melakukan perbaikan dan penyetelan (atau muncul problem baru) lakukan prosedur troubleshooting lagi.

27 Menganalisa mengapa problem bisa terjadi merupakan tahap akhir dari langkah troubleshooting, karena bertujuan untuk menemukan penyebab kerusakan sistem dan komponen sistem tersebut serta memberikan solusi cara perawatan, pencegahan agar problem serupa tidak terjadi lagi.

28 BAB IV

PEMBAHASAN

Dokumen terkait