• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURYA TPK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SURYA TPK"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERCOBAAN 2

TEKNIK FILRTASI DALAM PENGENDAPAN PADA PENENTUAN RENDEMEN BEBERAPA KOMPONEN DALAM SAMPEL

I. TUJUAN

- Untuk memisahkan beberapa komponen dalam campuran dengan teknik filtrasi, evaporasi, dan pengendapan

- Untuk menghitung rendemen komponen yang terpisah II. PRINSIP

Senyawa campuran silika oksida, asam oksalat dan natrium klorida dipisahkan berdasarkan teknik filtrasi, pengendapan dan rekristalisasi. Senyawa campuran tersebut dilarutkan dengan aquadest, kemudian silika oksida yang tidak larut dipisahkan dengan filtrasi sehingga diperoleh endapan silika oksida. Filtrat hasil saringan tersebut ditambahkan CaCl2, sehingga diperoleh endapan kalsium oksalat. Kalsium oksalat yang mengendap di saring, filtrat hasil saringan pada pinggan penguap, di uapkan di atas bunsen agar terjadi rekristalisasi kemudian diperoleh kristal murni NaCl. Kemudian Rendemen hasil pemisahan dilakukan dengan teknik gravimetri, yaitu dengan menghitung selisih bobot akhir (bobot pinggan penguap + kertas saring + analit) dengan bobot awal (bobot pinggan penguap+kertas saring).

III. DASAR TEORI

Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau tercampur. Campuran merupakan suatu materi yang dibuat dari penggabungan dua zat berlainan atau lebih menjadi satu zat fisik. Tiap zat dalam campuran ini tetap mempertahakan sif at-sifat aslinya. Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia. Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan, sedangkan secara kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan.

(2)

Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia. Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan, sedangkan secara kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan. Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung didalamnya. Dasar pemisahan pengendapan adalah perbedaan kelarutan analit (komponen atau konstituen yang dicari) dengan zat-zat atau komponen lain yang tidak diinginkan. Metode pengendapan membutuhkan pemahaman yang memadai tentang reaksi pengendapan yang meliputi kelarutan endapan dan hasil kali kelarutan.

 Penyaringan (filtrasi)

Penyaringan adalah proses dimana partikel-partikel dipisahkan dari cairan dengan melewatkan cairan melalui bahan yang permeable. Medium saringan yang berpori adalah bahan permeable yang memisahkan partikel-pertikel dari cairan yang melaluinya, dan dikenal sebagai penyaring.

Penyaringan (filtrasi) adalah salah satu cara pemisahan zat baik berupa cairan maupun gas. Pemisahan zat padat dari campuran padat-cair dilakukan dengan bantuan medium berpori yang disebut medium penyaring. Suspensi padat-cair dipaksa melewati medium penyaring. Zat padat akan tertahan medium penyaring sedangkan cairan dapat melewatinya yang biasa disebut filtrat.

Proses filtrasi yang sederhana adalah proses penyaringan dengan dengan media filter kertas saring. Kertas saring kita potong melingkar jika masih bentuk lembaran empat persegi panjang atau kubus, jika telah berbentuk lingkaran lipat dua, sebanyak tiga atau empat kali. Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong pisah sehingga tepat melekat dengan corong pisah. Tuangkan campuran heterogen yang akan dipisahkan, sedikit demi sedikit, kira-kira banyaknya campuran tersebut adalah sepertiga dari tinggi kertas. Lakukan berulang-ulang, sehingga kita dapat memisahkan partikel padat dengan cairannya. Hasil filtrasi adalah zat padat yang disebut residen dan zat cairnya disebut dengan filtrat.

(3)

Gambar pemisahan dengan kertas saring tanpa tekanan (adanya gravitasi) Dalam beberapa penyaringan, padatan-saring yang terbentuk merupakan medium penyaring yang baik. Untuk memaksa cairan melewati medium diperlukan gaya pendorong dalam bentuk :

- gaya berat (gravity filtration) - vakum (vacuum filtration) - tekanan ( pressure filtration)

- gaya sentrifugal (centrifugal filtration) Pemilihan filter ditentukan oleh :

1. Sifat campuran

2. Tingkat produksi besar atau kecil 3. Kondisi proses

4. Hasil yang diinginkan

5. Bahan konstruksi yang diperlukan

A. Penyaring Gravitasi

Penyaring gravitasi umum digunakan dalam pengolahan air, dimana suatu penyaring pasir digunakan untuk menjernihkan air sebelum deionisasi dan destilasi. Medium penyaring dapat terdiri atas lapisan pasir atau cake bed, atau untuk tujuan-tujuan khusus, suatu komposisi yang mengandung asbes, serat-serat selulosa, arang aktif, tanah diatome, atau pembantu penyaring lain.

Gravitasi nutzch adalah suatu tangki berdasarkan palsu atau bejana media penyaring. Porselen nutzch dapat digunakan untuk mengumpulkan kristal-kristal steril atau pengerjaan-pengerjaan dimana bubur tidak dapat

(4)

bercampur dengan logam-logam. Gravitasi nutzch bukanlah penyaring gravitasi sebenarnya, karena sering kali dioperasikan (dijalankan) di bawah tekanan atau vakum.

Gambar 1. Penyaring Gravitasi B. Penyaring Vakum

Filtrasi vakum adalah teknik untuk memisahkan produk yang solid dari campuran reaksi pelarut atau cair. Campuran padat dan cair dituangkan melalui kertas filter dalam corong Buchner. Padat yang terperangkap oleh filter dan cairan tersebut ditarik melalui corong ke dalam labu (di bawah ini), dengan ruang hampa.

Proses pemisahan dengan teknik ini sangat tepat dilakukan, jika jumlah partikel padatnya lebih besar dibandingkan dengan cairannya. Penyaring vakum dipakai untuk suatu ukuran besar, jarang digunakan untuk pengumpulan endapan-endapan kristal atau penyaring steril. Penyaring vakum kontinu dapat menangani beban kotoran yang tinggi dan pada suatu basis volume, dalam hal biaya cairan yang disaring per galon murah. Dalam mengerjakan sistem penyaring drum kontinu, vakum dipakai untuk drum (tong) tersebut, dan cairan mengalir melalui lajur kontinu. Zat padat dikumpulkan pada akhir lajur tersebut.

C. Penyaring Tekanan

Tekanan penyaring kerangka dan penyaring lempeng merupakan yang paling sederhana dari semua penyaring tekanan, dan paling banyak digunakan. Filter ini terdiri dari seperangkat lempengan yang dirancang

(5)

untuk member sederetan kompartemen untuk pengumpulan zat padat. Lempengan tersebut ditutup dengan medium filter seperti kanvas. Slurry umpan masuk ke dalam masing-masing lempengan dan medium filternya dengan tekanan, cairannya lewat melalui kanvas dan keluar melalui pipa keluaran dan meninggalkan zat padat basah di antara lempengan tersebut. Lempengan press yang digunakan ada yang berbentuk bujur sangkar atau lingkaran, ada yang terletak vertikal dan horizontal. Tetapi umumnya lempengan untuk zat padat itu dirancang dengan membuat tekukan pada permukaan lempeng, atau dalam bentuk plate and frame.

Pada desain plate and frame ini, lempengan berbentuk bujur sangkar dengan panjang sisi 6-28 inci dan disusun silih berganti dengan bingkai terbuka. Lempengan tersebut tebalnya berkisar 0,25 sampai 2 inci, sedangkan bingkainya setebal 0,25 sampai 8 inci. Lempengan dan bingkai itu didudukkan secara vertikal pada rak logam dengan medium filter dipasang menutupi setiap bingkai dan dirapatkan dengan bantuan sekrup dan rem hidrolik. Bubur umpan masuk pada satu ujung rakitan lempeng dan bingkai tersebut. Slurry mengalir melalui saluran yang terpasang memanjang pada salah satu sudut rakitan dari sudut tersebut melalui saluran tambahan mengalir ke dalam masing-masing bingkai. Di sini zat padat itu diendapkan di atas permukaan pelat. Cairan mengalir menembus kain filter, melalui alur atau gelombang pada permukaan lempeng, sampai keluar press filter tersebut.

Sesudah filter tersebut dirakit, slurry dimasukkan dari pompa atau tangki pendorong pada tekanan 3 sampai 10 atm. Filtrasi lalu diteruskan sampai tidak ada lagi zat cair yang keluar dan tekanan filtrasi naik secara signifikan. Hal ini terjadi bila bingkai sudah penuh dengan zat padat sehinggga slury tidak dapat masuk lagi. Filter itu disebut jammed. Setelah itu, cairan pencuci dapat dialirkan untuk membersihkan zat padat dari bahan-bahan pengotor yang dapat larut. Cake tersebut kemudian ditutup dengan uap atau udara untuk membuang sisa zat cair tersebut sebanyak-banyaknya. Filter itu lalu dibongkar, cake padatnya dikeluarkan dari medium filter sehingga jatuh ke konveyor menuju tempat penyimpanan.

(6)

Pada kebanyakan press filter, operasi tersebut berlangsung secara otomatis. Sampai cake bersih, proses pencucian memakan waktu beberapa jam karena cairan pencuci cenderung mengikuti jalur termudah dan melangkahi bagian-bagian cake yang terjejal rapat. Jika cake tidak terlalu rapat, sebagian besar cairan pencuci tidak efektif membersihkan cake. Jika diinginkan pencucian sampai benar-benar bersih, biasanya dibuat slurry lagi dengan cake yang belum tercuci sempurna. Pencucian lebih lanjut dapat menggunakan zat cair pencuci dalam kuantitas besar dan menyaringnya kembali dengan shell and leaf filter sehingga memungkinkan pencucian yang lebih efektif dari pada plate and frame filter.

D. Penyaring Sentrifugal

Sentrifugasi adalah pemisahan dengan menggunakan gaya putaran atau gaya sentrifugal. Partikel dipisahkan dari liquid dengan adanya gaya sentrifugal pada berbagai variasi ukuran dan densitas campuran larutan. Peralatan sentrifugasi terdiri dari :

a. Pengendapan sentrifugal/centrifugal settling - Tubular : pemisahan liquid-liquid emulsion - Disk bowl : pemisahan liquid-liquid

b. Filtrasi sentrifugal

Gaya sentrifugal digunakan untuk mendapatkan perbedaan tekanan sehingga slurry dalam filter akan mengalir ke penyaring. Pada operasi sentrifugasi dengan cara pengendapan, kecepatan pengendapan dipengaruhi oleh : kecepatan sudut (ω) disamping faktor-faktor lain seperti pada perhitungan kecepatan sedimentasi. Laju alir volumetrik umpan dipengaruhi oleh kecepatan sudut (ω), diameter partikel (Dp), densiti partikel dan cairan, viskositas dan diameter tabung centrifuge.

Pemisahan padatan dari air dengan menggunakan pengendapan sentrifuge prinsipnya sama dengan proses pengendapan secara gravitasi, bedanya pengendapan ini menghasilkan gaya dorong yang lebih besar yang disebabkan oleh putaran air. Dengan memutar air, kecepatan pengendapan dapat meningkat jika dibandingkan dengan pengendapan secara gravitasi pada umumnya. Pengendapan sentrifuge sudah banyak digunakan untuk pemisahan partikel dan cairan atau air dalam proses pengolahan mineral seperti pada proses pengeringan materi dengan ukuran

(7)

partikel yang berbeda, penyisihan partikel yang sangat kecil dalam pencucian, atau dalam menyisihkan kontaminan yang terlarut dalam larutan.

Namun, penggunaan pengendapan sentrifuge untuk penyisihan partikel atau senyawa lain di dalam proses pengolahan air masih jarang dilakukan dikarenakan tingginya biaya operasional yang dibutuhkan. Maka dari itu, pengembangan pengendapan dengan memanfaatkan gaya senrifuge diarahkan pada pengendapan dengan memanfaatkan aliran air melalui dinding pengendap seperti prinsip kerja hydrocyclone.

 Pengendapan

Pengendapan adalah proses membentuk endapan yaitu padatan yang dinyatakan tidak larut dalam air walaupun endapan tersebut sebenarnya mempunyai kelarutan sekecil apapun. Prosedur analisis menentukan jumlah pereaksi yang digunakan atau ditambahkan kedalam sampel/analat agar terbentuk endapan. Dalam kasus dimana jumlah pengendap tidak disebutkan, biasanya dapat dilakukan estimasi kasar dengan cara perhitungan sederhana yang melibatkan konsentrasi pereaksi dan perkiraan berat zat/konstituen yang ada. Biasanya disarankan pemakaian pengendap berlebih karena kelarutan endapan-endapan berkurang atau menurun, yang disebabkan oleh efek ion yang sama (common – ion effect). Kelebihan pengendap yang banyak tidak diinginkan, bukan saja karena pemborosan pereaksi tetapi juga karena endapan dapat cenderung melarut kembali dalam kelebihan pereaksi yang banyak, membentuk ion rangkai (kompleks). Sebagai contoh, senyawaan perak diendapkan dengan senyawa klorida dan endapan menjadi lebih, tidak dapat larut bila terdapat cukup kelebihan klorida, tetapi kelebihan klorida yang besar melarutkan endapan tadi :

AgCl + 2Cl- → AgCl 3

2-Secara umum, bila tidak ditentukan, dapat digunakan atau ditambahkan 10% kelebihan pengendap. Dalam semua hal, cairan supernatan atau saringan (filtrat) harus diuji untuk mengetahui kesempurnaan endapan dengan menambahkan sedikit penambahan jumlah

(8)

pengendap. Hal yang utama dalam analisis gravimetri ialah pembentukan endapan yang murni dan mudah disaring .

Pengendapan mulai terjadi dengan terbentuknya sejumlah partikel kecil yang disebut inti-inti (nukla) bila ketetapan hasil kali kelarutan (Ksp) suatu senyawaan dilampaui. Partikel-partikel kecil ini ukurannya akan membesar dan akan mengendap kedasar wadah. Partikel-partikel yang relatif besar ini seringkali lebih murni dan lebih mudah disaring. Pada umumnya ukuran partikel meningkat mencapai ukuran maksimum dan kemudian berkurang bila konsentrasi pereaksi dinaikkan. Diketahui bahwa makin kecil kelarutan suatu endapan maka semakin kecil ukuran partikelnya. Tetapi ketentuan ini merupakan aturan kasar atau tidak mutlak sebagai contoh perak klorida (AgCl) dan barium sulfat (BaSO4) mempunyai kelarutan molar yang sama (Ksp sekitar 10¯10 ) tetapi partikel barium sulfat jauh lebih besar daripada perak klorida bila digunakan kondisi pengendapan yang serupa.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kelarutan ialah : - suhu

- pH

- pemakaian zat pengkompleks

Pengendapan sangat umum dilakukan pada suhu tinggi, dengan alasan bahwa garam dari asam lemah seperti kalsium oksalat (CaC2O4) dan seng sulfida (ZnS) lebih baik bila diendapkan dalam suasana asam lemah daripada suasana basa. Setelah endapan terbentuk kadang-kadang perlu dilakukan pencernaan (digestion) atau penuaan (aging) artinya endapan tersebut dibiarkan bersentuhan atau kontak dengan larutan induk (mother liquor), biasanya pada suhu yang ditinggalkan sebelum penyaringan dilakukan.

Untuk memperoleh endapan dengan partikel berukuran besar, pengendapan dilakukan dengan menambahkan perlahan-lahan larutan encer pengendap. Endapan kristalin biasanya dicernakan (digest) pada suhu yang dinaikan sebelum penyaringan yang bertujuan untuk makin meningkatkan ukuran partikel.

Pada waktu proses pengendapan suatu endapan, dapat terjadi suatu zat yang biasanya dapat larut akan terbawa mengendap dan peristiwa ini disebut kopresipitasi. Sebagai contoh suatu larutan barium klorida yang

(9)

mengandung sedikit ion nitrat dan kedalam larutan ini ditambah pengendap asam sulfat maka endapan bariumsulfat akan mengandung barium nitrat. Hal ini diistilahkan nitrat tersebut dikopresipitasi bersama sulfat.

Kopresipitasi dapat terjadi karena terbentuknya kristal campuran atau oleh adsorpsi ion-ion selama proses pengendapan. Kristal campuran ini memasuki kisi kristal endapan, sedangkan ion-ion yang teradsorpsi ditarik kebawah bersama-sama endapan pada proses koagulasi.

 Kristalisasi

Pemisahan dengan teknik kristalisasi didasari atas pelepasan pelarut dari zat terlarutnya dalam sebuah campuran homogen atau larutan, sehingga terbentuk kristal dari zat terlarutnya. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair yang sangat penting dalam industri, karena dapat menghasilkan kemurnian produk hingga 100%.

Kristal dapat terbentuk karena suatu larutan dalam keadaan atau kondisi lewat jenuh (supersaturated). Kondisi tersebut terjadinya karena pelarut sudah tidak mampu melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat terlarut sudah melebihi kapasitas pelarut. Sehingga pembentukkan kristal dapat dipaksa terbentuk dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya, sehingga kondisi lewat jenuh dapat dicapai. Proses pengurangan pelarut dapat dilakukan dengan empat cara yaitu, penguapan, pendinginan, penambahan senyawa lain dan reaksi kimia.

Pemisahan dengan pembentukan kristal melalui proses penguapan merupakan cara yang sederhana dan mudah kita jumpai, seperti pada proses pembuatan garam, produksi gula. Ketiga teknik yang lain pendinginan, penambahan senyawa lain dan reaksi kimia pada prinsipnya adalah sama yaitu mengurangi kadar pelarut didalam campuran homogen.

IV. REAKSI

1. NaCl (s) + H20 (l) → H2C2O4 (aq) H2C2O4 (s) + H20 (l) → H2C2O4 (aq) SiO2 + H2O (l) →

2. H2C2O4 (aq) + CaCl2 (aq) → CaC2O4 (S) + 2HCl NaCl (aq) + H2C2O4 → Na2C2O4 (aq) + 2HCl 3. NaCl (aq) → NaCl (S)

(10)

V. ALAT DAN BAHAN a) Alat – alat - Gelas piala - Kaca arloji - Batang pengaduk - Oven - Kertas saring - Desikator - Gegep besi - Labu semprot b) Bahan

- Asam oksalat anhidrat - Natrium klorida - Kalsium klorida (4%) - Silika oksida

- Aquades

VI. CARA KERJA

1. Cawan porselen yang kering dan kertas saring dalam oven ditimbang hingga massanya konstan.

2. 1 gram sampel dari campuran tiga zat (H2C2O4, NaCl, dan SiO2) di timbang ke dalam piala gelas 50 ml.

3. 10 ml akuades di tambahkan ke dalam gelas piala yang berisi sampel.

4. Sebelum dilanjutkan, di siapkan: kertas saring dan cawan porselen kering yang sudah di timbang.

5. Sampel dalam piala gelas di saring, dan filtrat di tampung, residu di pisahkan, lalu diletakkan pada cawan porselen yang telah disiapkan sebelumnya.

6. Filtrat ditambahkan dengan larutan kalsium klorida hingga tidak terbentuk endapan lagi (pengendapan sempurna). Sedangkan residu dalam cawan porselen dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC hingga diperoleh massa konstan.

7. Sebelum dilanjutkan, di siapkan kembali: kertas saring dan cawan porselen kering lainnya yang sudah di timbang.

8. Endapan dari hasil penambahan larutan kalsium klorida kemudian di pisahkan, filtrat di uapkan pada pinggan porselen dengan menggunakan penangas air hingga diperoleh kristal, sedangkan endapan pada cawan porselen di keringkan dalam oven pada suhu 105oC hingga dipeoleh massa konstan.

(11)

9. Presentase masing-masing zat di dalam campuran di hitung dengan menggunakan rumus: % 100 ) ( . ) ( . %   g sampel massa g komponen massa Komponen

VII. IDENTIFIKASI BAHAN

 Asam Oksalat Anhidrat

Asam oksalat anhidrat (H2C2O4) berbentuk kristal putih, tidak berbau dan tidak menyerap air. Asam oksalat anhidrat menyublim pada suhu 150 oC tetapi jika dipanaskan lagi akan terdekomposisi menjadi karbondioksida dan asam formiat. Jika asam oksalat dipanaskan dengan penambahan asam sulfat akan menghasilkan karbonmonoksida, karbondioksida dan air.

Sifat fisika asam oksalat anhidrat : - Titik leleh : 187 0C - Densitas : 1,897 g/cm3 - Berat molekul : 90,04 g/mol

 Natrium Klorida

Kristal NaCl tak berwarna atau putih, mudah larut dalam air dingin dan panas, dalam gliserol, dan dalam amonia. Sedikit larut dalam alkohol. NaCl digunakan dalam makanan, sebagai perantara bahan kimia dan reagen analitis.

Sifat fisika natrium klorida :

- Massa molar : 58,44 g/mol - Penampilan : kristal

- Warna : tidak berwarna/putih - Densitas : 2,16 g/cm3

- Titik lebur : 801 oC - Titik didih : 1465 oC

- Kelarutan dalam air : 35,9 g/100 mL (25 oC)

 Kalsium Klorida

Kalsium klorida (CaCl2) merupakan salah satu jenis garam yang mudah larut dalam air dan bersifat higroskopis, sehingga kalsium klorida amat luas penggunaannya dalam industri. Senyawa kalsium klorida (CaCl2) adalah senyawa ionik yang terdiri dari unsur kalsium (logam alkali) dan klorin. Senyawa tidak berbau, dan tidak beracun, sehingga dapat digunakan secara ekstensif di berbagai industri dan aplikasi diseluruh dunia.

(12)

Kalsium klorida umumnya digunakan sebagai zat pengering (dessicant), zat pencair es (de-icing), zat aditif dalam industri makanan, zat aditif dalam pemrosesan plastik dan pipa, sebagai sumber ion kalsium dan dapat digunakan dalam bidang kedokteran.

Sifat fisika kalsium klorida :

- Massa molar : 110,98 g/mol (anhidrat) - Penampilan : padat (pada suhu kamar) - Warna : putih

- Densitas : 2,16 g/cm3 - Titik lebur : 772 oC (anhidrat) - Kelarutan dalam air : 74,5 g/100 mL (20 oC)

59,5 g/100 mL (0 oC)

 Silika Oksida

Bentuk silika oksida (SiO2) dapat ditemukan pada pasir, kuarsa dan serbuk batuan.

Sifat fisika silikon dioksida :

- Massa molar : 60,1 g/mol - Penampilan : serbuk - Warna : putih - Titik leleh : 1650 oC - Titik didih : 2230 oC

- Kelarutan dalam air : 0,012 g/100 g air (20 oC)

 Air

Air (aqua/dihidrogen monoksida/hidrogen hidroksida)adalah senyawa kimia dengan rumus kimia H2O, artinya satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air mempunyai sifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan suhu 273,15 K (0oC). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting karena mampu melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan senyawa organik sehingga disebut pelarut universal.

Sifat fisika air :

- Massa molar : 18,0153 g/mol - Penampilan : cairan

- Warna : tidak berwarna - Titik leleh : 0 oC

- Titik didih : 100 oC

- Titik triple : 273,16 K pada 4,6 torr

(13)

VIII. DATA PENGAMATAN

bobot sampel

(g)

bobot kosong (g) bobot pinggan + isi (g) a (SiO4) b (CaC2O4 ) c

(NaCl) (SiO4)a (CaC2O4)b (NaCl)c 1,0037 57,7618 45,8023 41,8006 57,9373 45,9388 42,7328

IX. PERHITUNGAN

% komponan = massa komponen/massa sampel x100 %SiO4 = (57,9373−57 ,7618)g1,0037 g ×100 =17,48 (bb) %CaC2O4= (45,9388−45, 8023)g1,0037 g ×100 =13,60 (bb) %NaCl= 42, 7328−41,8006 ¿g ¿ 1,0037 g× 100 =92,82 ( b b) X. PEMBAHASAN

Penentuan rendemen beberapa komponen dalam sampel (yaitu : SiO2, H2C2O4, dan NaCl) dapat dilakukan secara filtrasi dan pengendapan. Hal ini didasarkan pada sifat kelarutan dari senyawa tersebut terhadap berbagai pelarut. SiO2 merupakan senyawa yang non polar sehingga tidak larut di dalam air, sedangkan NaCl dan H2C2O4 merupakan senyawa yang larut di dalam air, karena perbedaan kelarutan ini, maka untuk memisahkan campuran tersebut ditambahkan air terlebih dahulu, maka SiO2 tidak larut, sedangkan NaCl serta H2C2O4 dapat dipisahkan. Filtrat

(14)

disaring, sedangkan endapan dikeringkan di dalam oven kemudian ditimbang, sehingga bisa ditentukan rendemennya.

Filtrat yang mengandung NaCl dan H2C2O4 ditambahkan pereaksi CaCl2 (mengandung ion Ca2+) sehingga akan membentuk endapan CaC

2O4. Hal ini dilakukan agar H2C2O4 dapat dipisahkan dari NaCl karena apabila H2C2O4 bereaksi dengan ion Ca2+ maka akan membentuk endapan CaC2O4 yang berwarna kuning. Filtrat disaring, sedangkan endapan dikeringkan di dalam oven kemudian ditimbang sehingga bisa ditentukan rendemennya sebagai CaC2O4. Penentuan rendemen H2C2O4 didapatkan dari faktor gravimetri terhadap persentase CaC2O4.

Filtrat yang hanya mengandung NaCl diuapkan untuk diperoleh dalam bentuk padatan. Hal ini dilakukan karena padatan NaCl akan didapatkan apabila pelarutnya (biasanya air) diuapkan, sehingga larutan menjadi jenuh / terkonsentrasi, sehingga membentuk kristal-kristal NaCl. Residu yang telah didapatkan dikeringkan dalam oven, kemudian ditimbang sehingga rendemen dapat ditentukan.

XI. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang dilakukan diperoleh : • Kadar SiO2 dalam sampel : 17,48%(b/b) • Kadar H2C2O4 dalam sampel : 13,60%(b/b) • Kadar NaCl dalam sampel : 92,88%(b/b) XII. DAFTAR PUSTAKA

- Asri Fauziah, Nurul, Laporan praktikum kimia Anorganik- Pemisahan komponen dari campuran, www.academia.edu

- Luania, Melody, teknik filtrasi dan pengendapan pada penentuan rendemen beberapa komponen dalam sampel, http://melodyluania.blogspot.com

Gambar

Gambar pemisahan dengan kertas saring tanpa tekanan (adanya gravitasi) Dalam   beberapa   penyaringan,   padatan-saring   yang   terbentuk merupakan medium penyaring yang baik
Gambar 1. Penyaring Gravitasi B. Penyaring Vakum

Referensi

Dokumen terkait

kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapatkan tugas dari guru, kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu

4. Tujuan tunggal dari ayat ke-3 Pasal ini, setiap hukum, peraturan, perjanjian bersama atau kebijakan pelaksanaan lainnya wajib dipertimbangkan setara secara substansial,

Bagi perguruan tinggi, efektifitas penggunaan media poster 3 dimensi secara daring pada materi tata surya berbasis google classroom yang merupakan hasil penelitian ini

leh karena itu& pada hari Senin& Selasa& *abu tanggal +,& +- dan ++ September +,-,& Himpunan Mahasiswa (HIMA) PGSD UPP egal menyelenggarakan kegiatan

Ikan Amphiprion ocellaris  Amphiprion ocellaris akan melakukan adaptasi berupa adaptasi terhadap suhu  akan melakukan adaptasi berupa adaptasi terhadap suhu untuk mencapai suhu

Hasil dari penelitian pada 18 jenis tanaman sayuran di Jawa Barat dan Jawa Tengah yang diamati, ditemukan 10 spesies trips.. Dari spesies-spesies tersebut, sembilan diantaranya

Proses pembuatan seng dari bahan mentah hingga bahan jadi dimulai dari proses pemotongan bahan baku kemudian dijadikan dalam bentuk road coil roll (dalam keadaan

Ketiga subjek yaitu FK, AR, FH masih memiliki self regulated learning yang baik seperti memiliki target dan tujuan pada akademiknya, masih memiliki jadwal belajar