• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJAR SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BAMBANGLIPURO BANTUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJAR SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BAMBANGLIPURO BANTUL"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJAR’SISTEM’BAHAN’BAKAR

‘BENSIN DI SMK MUHAMMADIYAH 1’BAMBANGLIPURO’BANTUL

¹²³’Program Studi’Pendidikan’Teknik’Mesin,FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta *Corresponding author: tyanstone@gmail.com,’rabiman@ustjogja.ac.id

This research aims to: (1) develop the Carburetor Gasoline Fuel System module; (2) find out the feasibility of the module in Engine Maintenance and Components subject at’’eleventh’’grade students’’of Technical Light Vehicle’’at’’SMK Muhammadiyah’1’Bambanglipuro.

In’conducting this research, the researcher used an educational research and develop (R&D) method. The researcher developed a learning media of the Engine Maintenance Module and Its Components of the Carburetor Gasoline Fuel System using the modified Four-D method by Thiagarajan and Semmel. The stages used in the module development process were the define stage, the design stage, the develop stage and the disseminate stage. The feasibility data collection used questionnaire and observation. To get the assessment and response of module feasability, this research also involved material expert, media expert, the teacher and the students. The descriptive’analysis’is’used’as’the data’analysis’technique.’

The’results ‘howed’that’the’process’of developing the Carburetor Gasoline Fuel System module was based on the define stage, the design stage, the development stage and the disseminate stage. The results of the module feasibility level assessment conducted by material expert obtained 85% eligibility level with a very feasible category. According to media expert, the feasibility level was 81.03%’with’a’very’decent’category.’Meanwhile,’the’influential teacher gained 80.20%’’with’a’very decent’category.’The students’ response was 80.80% with’a’very’decent’category.’In conclusion,’the Carburetor Gasoline Fuel System module is appropriate and able to help the learning process at SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro.

Keywords: Learning module, Light Vehicle Engine Maintenance Carburetor Petrol Fuel System Martiyan Wisnu Pratomo¹, Rabiman², Arif Bintoro Johan ³

(2)

2

‘ABSTRAK’

PENDAHULUAN

Pendidikan dilaksanakan sebagai upaya untuk memajukan pola berpikir manusia supaya menjadi manusia yang lebih baik dan juga bermanfaaf. Pengetahuan tentang betapa pentingnya pendidikan sebagaiman untuk meningkatkan sumber daya manusia untuk meningkatkan kualiats pendidikan. Seperti yang tertulis pada UU No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwasanya pendidikan nasional berperan untuk memajukan kemampuan dan juga menciptakan pola berpikir sebagai upaya untuk mencerdskan kehidupan bangsa dan menjadi manusia yang bermanfaat.

Pendidikan dilaksanakan melalui pemberdayaan seluruh elemen masyarakat lewat peranserta sebagai upaya penyelegarakan serta pengelolaan kuliatas pelayanan Pendidikan. Akan tetapi, keterangan yang di dapat di SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro ditemukan permasalahan pada kegiatan dan mode pembelajaran. Kegiatan

pembelajaran masih memakai methode ceramah serta kegiatan belajar kelompok yang belum teratur dengan baik. Siswa masih berfokus pada guru dan belum adanya bahan bacaan untuk membantu memahami materi yang diajarkan. Hal tersebut mengakibatkan siswa bersikap pasif dan cenderung kurang memahami apa yang disampaikan k etika pembelajaran berlangsung.’’

Berdasrkan observasi yang lakukan di SMK Muhamadiyah 1 Bambanglipuro. ditemukan bahwasanya guru pada saat menyampaikan materi sistem bahan bakar bensin karburator masih menggunakan model serta media pembelajaran yang masih konvensional.’Siswa kelas XI kurang tertarik dengan buku - buku yang ada di perpustakan. Dikarenakan buku yang ada kurang cocok dengan media pembelajaran dan jumlah bukunya pun terbatas sehingga keterrtarikan siswa dalam membaca kurang disebabkan isi buku yang kurang menarik.’’Akibatnya siswa tidak paham terhadap materi yang sedang dipelajari.’’Maka dari itu siswa kurang Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran dalam bentuk media pembelajaran berupa modul sistem bahan bakar bensin karburator, dan mengetahui kelayakan modul tersebut sebagai tambahan media pembelajaran untuk siswa kelas XI Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO) di SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro Bantul.

Penelitian ini mengunakan acuan dari model Four -D yang dikemukakan oleh Thingarajan dan semmel yg telah di modifikasi. Proses langkah pengembangan modul pembelajaran meliputi 4 tahapan yaitu : 1.) pendefinisian, 2.) perancangan, 3.) pengembangan, dan 4.) penyebarluasan. Instrument penelitian yang digunakan yaitu angket ( kuesioner ) yaitu alat yang digunakan dalam pengumpulan data. Pelaksanaan penelitian ini juga melibatkan beberapa ahli dari beberapa subtansi diantara lain ahli materi, media, guru pelajran, dan juga siswa itu sendiri sebagai responden untuk validitas kelayakan modul. Teknik analissis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan ststistik deskriptif.

Hasil validitas kelayakan modul sistem bahan bakar bensin karburator dari ahli materi memperoleh nilai kelayakan sebesar 85% kategori sangat layak. Sedangkan dari ahli media memperoleh kelayakan sebesar 81,03% dengan kategori sangat layak. Validitas dari guru peajaran itu sendiri memperoleh kelayakan sebesar 80,20% kategori sangat layak. Sedangakan respon dari siswa itu sendiri memperoleh kelayakan sebesar 80,80% dengan kategori sangat layak. Maka menurut pemaparan diatas kesimpulan penelitian ini menunjukan bahwa modul sistem bahan bakar bensin karburator layak digunakan dalam proses pembelajaran, dan juga sebagai tambahan media pembelajaran di SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro Bantul.

Kata Kunci : Modul Pembelajaran, Media Pembelajaran, Sistem Bahan Bakar Bensin Karburator.

(3)

3 membangun pengetahuannya dengan membaca

buku.’’Siswa yang tidak membaca buku tidak aktif dalam proses kegiatan pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Hasilnya siswa yang kurang memahami materi sistem bahan bakar bensin karburator akan mengalami penurunan hasil belajar.’’

Berdasarkan peryataan dari E. De Corte yang di kutip oleh Hartanto (2012:8) media pembelajaran ialah alat non personal ( bukan manusia ) yang digunakan oleh guru/pendidik untuk membantu proses pembelajaran dan ,sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Sejalan dengan itu, Rabiman (2015:6) menjelaskan bahwa media pembelajaran ialah segala perangkat pembelajaran yang berbentuk sofwhere maupun hardwhere yang bisa mendukung komunikasi antara guru dan siswa dan menjadi sumber belajar siswa pada saat pembelajaran, hingga bisa merangsang siswa baik pembelajaran didalam kelas maupun di luar kelas.

Lebih lanjut Setuju dan Slamet Priyanto (Setuju dan Priyanto, 2015), mengemukakan bahwa dengan penggunaan media belajar yang efektif, sehingga seluruh materi bisa dicapai dengan baik oleh siswa. media belajar menghasilkan keragaman pengamatan dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan nyata. media akan membantu menumbuhkan minat serta keinginan dan motivasi siswa untuk belajar secara nyata. Menurut Winkel (2009:472) Modul belajar ialah sarana pembelajaran yang di pelajari oleh siswa untuk membatu belajar secara mandiri. (Self-inctructional. Sejalan dengan itu menurut Kemendikbud (2015) Modul adalah sarana pendukung siswa untuk belajar mandiri yang memuat tentang materi pembelajaran, mode, bataasan belajar, serta digunakan untuk mengevaluasi pembelajran sehingga apa yang menjaddi tujuan belajar dapat tercapai sesuai kemampuan masing-masing.

Bahan ajar berupa modul beisi tentang kegiatan belajar yang sudah tersusun sesuai urutan materi belajar dan dibuat untu membantu siswa untuk mencapai tujuan belajar secara efektif. Modul ini berisikan materi-materi serta lembar latihan dan evaluasi untuk mengetahui sajauhmana siswa memahami materi dalam proses pembelajaran secara mandiri pada mata pelajaran sistem bahan bakar bensin karburator.’’

Modul belajar’’Diharap bisa membantu menumbuhkan minat serta motivasi belajar siswa. Karena sebagai media belajar yang dapat membantu proses pemahaman dari siswa. dan menjadi alternative pilihan media pembelajaran dalam rangka menaikan tingkat pemahaman siswa kelas XI pada mata pelajaran sistem bahan bakar bensin karburator.

Dari pemaparan’’permasalahan di atas, tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah menghasilkan media pembelajaran dalam bentuk media pembelajaran berupa modul sistem bahan bakar bensin karburator, dan mengetahui kelayakan modul tersebut sebagai tambahan media pembelajaran untuk siswa kelas XI TKRO di SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro Bantul.’

METODE

Penelitian pengembanan modul sistem bahan bakar bensin karburator, dilakukan dengan model pengembangan Four-D oleh Thinarajan dan Semmel (1974) Adapun langkah pengembangan ini mencakup 4 tahapan yaitu : 1) pendefinisian, 2) perancangan, 3) pengembangan, dan 4) penyebarluasan. Produk yang dihasilkan ialah modul sistem bahan bakar bensin karburator untuk siswa kelas XI TKR di SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro Bantul.’’Instrumen yang digunakan untuk uji kelayakan produk berupa angket.’’Sedangkan subjek penelitian adalah ahli media, ahli materi, guru mata pelajaran dan siswa kelas XI. Teknik analisis data adalah deskriptif kuantitatif.’’

Professional judgement dalam riset ini adalah Langkah dari pengembangan suatu produk adalah melaksanakan tahap penilaian terhadap validator agar memperoleh saran untuk produk yang telah peneliti. Penilaian ini membutuhkan beberapa ahli yaitu Bapak Nurcholish Arifin Handoyono, M.Pd. dari Dosen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa sebagai validitor, Bapak Setuju, M.Pd., dari Dosen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa sebagai validitor ahli media yang

(4)

4 memvalidasi modul dari aspek tampilan dan

desain modul, Bapak Fadli Heru Sampurno, S.Pd. yang merupakan guru dari mata pelajaran di SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro Bantul sebagai validitor dari aspek materi dan manfaat modul’dan’juga respon dari siswa kelas XI untuk menilai tampilan, isi serta manfaat dari modul itu sendiri.

Pada penelitian ini data kuantitatif berupa data deskriptif yang didapat dari hasil bimbingan dan penilaian oleh para ahli, hasil yang didapat juga menjadi acuan untuk revisi produk. Sedangkan data kualitatif yang didapat yaitu dengan mengubah dari data kuantitatif menjadi data kualitatif menggunakan skala linkert dengan ketentuan seperti pada tabel 1.

‘Tabel 1.’Kriteria’Penilaian’Skor’

‘Untuk menghitung rata-rata menggunakan rumus dibawah ini :’

‘X Rata-rata=’∑x/n’ keterangan:’

X Reta-rata’ : Skor Reta-rata’ ∑x’ : Total Skor

n : Jumlah Reviewer

Untuk mngkonveksi nilai rata-rata dengan rumus pada tabel 2.

‘Tabel 2.’Reta rata’Kelayakan’Modul’

Keterangan: X = skor reta-rata. Mi = reta-rata ideal.

Sbi = Simpangan baku ideal.

Data yang diperoleh dari subjek penelitian dianalisis skornya menggunakan rating scale dengan rumus sebagai berikut.

Selanjutnya hasil perhitungan diatas diinterpretasikan dengan skala interpretasi berikut:

Tabel 3. Skala interpretasi rating scale

Keterangan :

Sangat Layak = Tidak perlu revisi. Layak = Revisi Sebagian kecil. Kurang Layak = Revisi sebsgian besar. Tidak Layak = Revisi keseluruhan.

(5)

5 Lebih lanjut, desain penelitian dan modul dapat

lihita pada Gambar 1

Gambar 1. Skema tahap pengembangan model 4-D

HASIL DAN PEMBAHASAN

Riset/penelitian ini ialah berupa modul pembelajaran untuk siswa kelas XI TKR. Selanjutnya mengetahui kelayakan dari modul pembelajaran yang telah di kembangkan. Sehingga dapat digunakan oleh siswa untuk belajar mandiri baik dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran

Prosedur pengembangan ini menggunakan tahapan pengembangan 4-D Thingrajan dan Semmel (1974) dengan tahapan pengembangan yaitu pendefinisian, perancangan,pengembangan dan penyebarluasan. Modul ini dikembangkan berdasarkan observasi di sekolah dan analisis kebutuhan siswa dan urutan materi sesuai dengan KI dan KD yang digunakan disekolah

(6)

6 tersebut. Tahapan yg dilakukan yaitu dimilai

dari menentukan pokok-pokok materi yang akan ditampilkan pada modul, mengeset materi sesuai dengan tujuan pembelajran yang ada pada silabus, kemudian menyiapkan penulisan penyusunan draf pada modul yang meliputi kata pengantar, daftar isi, kegiatan belajar dan daftar pustaka.

Penelitian pengembangan diatas menghasilkan Modul’’Sistem Bahan Bakar Bensin Karburator. Yang telah malalui proses validasi untuk mengetahui kelayakan dari modul itu sendiri. Dan berikut ini adalah tampilan layout dari modul sistem bahan bakar karburator pada gambar 2,3,4,5,6

Gambar 2. Cover Depan Modul

Gambar 3. Layout Daftar Isi Modul

(7)

7 Gambar 5. Cover Belakang Modul

Tingkat kelayakan modul sistem bahan bakar karburator ini dilihat dari rekapitulasi hasil penilaian produk dari para validator kelayakan modul sistem bahan bakar bensin karburator. Hasilnya biasa dilihat pada gambar 7.’

‘Gambar 7.’Hasil Prosentase Validasi Modul SBBK

Gambar 6. Tampilan Layout Isi Modul Dengan rentang perolehan persentase penilaian uji modul yaitu 80%-85% menunjukkan produk layak digunakan untuk pembelajaran siswa. Lebih lanjut data hasil penilaian ahli dapat dilihat pada Tabel 4,5,6 dan 7.

‘’Tabel 4.’ Validasi’’Ahli Materi

Skor Jumlah Skor Persen Total Ideal (%) 68 80 85,00% Hasil penilaian tingkat kelayakan modul dari ahli materi sebesar 3,4 dengan presentase kelayakan 85,00 % kategori sangat layak.

Tabel 5. Validasi’’Ahli Media

Skor Jumlah Skor Persen Total Ideal (%) 94 116 81,03%

Hasil penilaian tingkat kelayakan modul dari ahli media sebesar 3,24 dengan presentasi kelayakan 81,03 kategori sangat layak.

(8)

8 Tabel 6.’ Validasi’’Guru Mapel

Skor Jumlah Skor Persen Total Ideal (%) 77 96 81,20% Hasil penelitian tingkat kelayakan modul dari guru maple sebesar 3,20 dengan presentase kelayakan 81,20% kategori sangat layak.

Tabel 7.’ Validasi’’Respon Peserta Didik Skor Jumlah Skor Persen Total Ideal (%) 84,03 106 80,80%

Hasil penelitian tingkat kelayakan modul dari siswa sebesar 3,23 dengan presentase kelayakan 80,80% kategori sangat layak. Dengan data yang di paparkan diatas menunjukan bahwa modul sistem bahan bakar bensin karburator layak digunakan sebagai sumber belajar siswa baik di dalam ataupun diluar kegiatan pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran menggunakan modul dapat membantu siswa mencataan maupun mengulang materi yang telah disampaikan oleh guru. Sehingga siswa akan lebih focus serta efektif mendalami materi yang telah disampaikan. Siswa juga dapat bealjar secara mandiri atau berkelompok dengan temannya karena didalam modul itu sendiri terdapat lembar evaluasi yang dapat mengukur tingkat pemahaman antara siswa satu dan lainnya.

KESIMPULAN’

Dari pemaparan tentang langkah pengembangan dan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwaa modul yang telah dikembangkan layak digunakan untuk media pembelajaran sistem bahan bakar bensin karburator yang efektif dan interaktif bagi siswa kelas XI di SMK Muhamadiyah 1 Bambanglipuro.

DAFTAR RUJUKAN

A Amirudin, S Setuju (2018). Development of multimedia-based learning media interactive on a subject of cooling systems in Vocational School of Industry Yogyakarta.. Taman Vokasi 6 (2), 176-182

Djemari Mardapi. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes.Yogyakarta: Mitra Cendekia.

Hartanto. (2012). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ki Hadjar Dewantara.’’(2013).’Buku I Pendidikan (Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan Dan Sikap Merdeka).

‘Rabiman. (2013). Pemilihan Media Pembelajaran Untuk Meningkatakan Efektifitas Pembelajaran Mata Diklat Kejuruan di SMK Keahlian Teknik Kendaraan Ringan. (versi online). Jurnal Taman Vokasi. UST

Setuju, dan priyanto, S. (2015). Penerapan Media Pembelajaran Multimedia Dalam Upaya Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Mesin 1 Kelas X di SMK Muhammadiyah Prambanan. Taman Vokasi UST. 1,(1),84-94.

Sugiono. (2010). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sujarwo. (2013). Model-Model Pembelajaran Suatu Strategi Mengajar. Yogyakarta: Venus Gold Press.

Sunaryo, Soenarto. (2012). Media Pembelajaran Teknologi dan Kejuruan. Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

Thiagarajan, Sirvasilam, Semmel. (1974). Inructional Development For Training Teacher of Excaptional Children. Bloomington. Indiana: Indiana University.

(9)

9 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kementrian Dalam Negeri. Winkel.’’(2009).’’Psikologi.pengajaran.

Gambar

Tabel 3. Skala interpretasi rating scale
Gambar 1. Skema tahap pengembangan model 4-D
Gambar 4. Tampilan Halaman perkrnalan
Gambar 6.  Tampilan Layout Isi Modul     Dengan  rentang  perolehan  persentase  penilaian  uji  modul  yaitu  80%-85%
+2

Referensi

Dokumen terkait

Era Suswita, (2014) : Penerapan Model Pembelajaran Generatif untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 007 Padang

Subjek penelitian ini adalah perangkat pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry). Sumber data validitas perangkat berasal dari nilai

Penulis juga sangat bersyukur karena telah menyelesaikan Karya Akhir dengan judul “Peran Divisi Audit Internal Dalam Penerapan Good Corporate Governance (Studi Kasus Pada PT. Karya

Menurut Halim (2015:208), tingkat pengembalian adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu, dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang telah

4) Ghalib Andang (Komandan Robot), pimpinan militer dari kelompok Abu Sayyaf faksi Sulu. Dianggap bertanggung jawab terhadap operasi penculikan 21 orang turis di Sipadan pada

Kemudian ke dalam larutan ini ditambahkan 3 tetes ekstrak buah naga merah dan dititrasi dengan larutan NaOH 0,05 N sampai terbentuk perubahan warna titrat dari warna merah

[r]