• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya masyarakat beserta peradaban dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya masyarakat beserta peradaban dan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

29 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Sejalan dengan berkembangnya masyarakat beserta peradaban dan kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang dipergunakannya. Semua digunakan untuk memuaskan penggunanya yang heterogen dengan jangkauannya yang sangat luas.

Televisi sebagai salah satu bukti nyata dari perkembangan teknologi komunikasi yang juga sudah menunjukkan perannya dalam kehidupan. Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa. Semua media massa umumnya mempunyai fungsi yang sama. Sebagai alat memberikan informasi (fungsi informatif), artinya melalui isinya seseorang dapat mengetahui, memahami sesuatu. Sebagai alat yang mendidik (fungsi edukatif), artinya isinya dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan moral seseorang. Sebagai alat menghibur (fungsi entertaintment), yakni melalui isinya seseorang dapat terhibur, menyenangkan hatinya, memenuhi hobinya, dan mengisi waktu luangnya

(Munthe, 1996:11).

Sebagai salah satu media elektronik, televisi mempunyai sifat-sifat khas yang dapat dijadikan sebagai kekuatan yang dimilikinya dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada masyarakat. Banyaknya televisi dengan berbagai macam harga serta tampilan yang semakin menarik disertai dengan beraneka ragam jenis tayangan membuat masyarakat pada umumnya memiliki perangkat elektronik yang satu ini.

(2)

30

Kehadiran teknologi seperti Handphone saat ini juga banyak yang dilengkapi dengan fasilitas televisi, penyiaran televisi dapat dijadikan sebagai media penghibur atau media yang dapat memberikan informasi bagi penonton. Tidak bisa dipungkiri bahwa peranan media televisi masih penting sehingga tetap berada dipemikiran dan mata masyarakat. Keuntungan televisi adalah sifatnya yang santai. Orang bisa menikmati acara siaran televisi sambil makan, tidur-tiduran, sambil bekerja bahkan sambil mengemudikan mobil.

Saat ini acara musik di televisi merupakan perangkat yang mendominasi dunia hiburan televisi. Hampir tidak dapat ditemui sebuah stasiun televisi tidak memiliki sebuah acara musik. Tayangan musik adalah sifatnya santai, dan cukup menghibur. Karena di acara tersebut disuguhkan berbagai macam hal yang berkenaan dengan musik mulai dari penyanyi, video klip hingga para pembawa acara yang mampu memandu acara sehingga acara musik tersebut cukup menyedot animo penonton baik penonton di televisi ataupun yang di studio.

Saat ini musik merupakan perangkat yang mendominasi dunia hiburan. Hampir tidak dapat ditemui sebuah hiburan tanpa mengabaikan peran musik, sebaliknya musik menjadi sebuah bangunan hiburan yang besar dan paling lengkap (Burhan, 2006:102).

Musik merupakan salah satu jenis seni yang universal. Setiap orang dari berbagai kalangan menyukai musik. Bahkan bisa dikatakan jenis musik yang disukai dapat menunjukkan kelas atau karakter orangnya. Ada banyak alasan seseorang mendengarkan musik. Musik diyakini dapat dijadikan sarana

(3)

31

perbedaan dalam mengekspresikan diri yang tertuang dalam pesan, lirik, dan gayanya (Analisa, 17 Juli 2008).

Melihat perkembangannya, musik selalu berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini terlihat dari munculnya penyanyi atau band-band baru dengan kreatifitas musik yang menarik. Di tanah air, sekarang ini selera masyarakat lebih ke group-group musik di bandingkan dengan penyanyi yang bersolo karir. Beberapa penyanyi solo yang sempat berjaya perlahan redup di masa ini. Nama-nama yang masih bertahan hanya beberapa gelintir, misalnya Krisdayanti, Titi Dj, dan Glenn Fredly. Selebihnya musik di dominasi oleh group band yang makin ramai oleh para pendatang baru. Nama-nama seperti D’Cinnamons, Maliq d’esential, Ungu, Samson, Nidji, J’Rocks, Yovie n Nuno, Andra and The Back Bone, dan

sebagainya seakan mendominasi ruang musik Indonesia. Beberpa solois memang ada yang baru dan berhasil seperti Afgan, Vidi Aldiano, Tompi, Bunga Citra Lestari dan RAN tapi gaungnya tetap masih kalah.

Kini, stasiun televisi nasional yang telah mengudara semakin banyak. Berbagai macam cara dilakukan oleh masing-masing stasiun televisi dalam rangka meraih jumlah penonton sebanyak-banyaknya. Salah satunya adalah pertumbuhan tayangan yang sisinya mengenai musik. Seperti kita tahu bahwa awalnya tayangan musik di televisi hanya didominasi oleh stasiun MTV, karena memang

mainstreem mereka adalah dunia musik. Namun, secara perlahan, stasiun televisi lain mulai melirik pangsa pasar dan ikutan terjun membuat format acara musik. Pioneer yang pertama kali menyuguhkan acara musik di televisi nasional Indonesia adalah SCTV dengan hadirnya tayangan INBOX. Namun, seiring berjalannya waktu, stasiun televisi lain pun tidak mau ketinggalan dengan

(4)

32

mengikuti pangsa pasar yang ada. Maka muncullah tayangan sejenis seperti Dahsyat di RCTI, Derings di Trans TV, Kissvaganza di Indosiar, Klik di ANTV, dan 60 Minutes di Trans 7. Jam tayangnya pun tidak berbeda jauh, malah ada beberapa tayangan yang dimulai dan berakhir pada jam yang sama. Disinilah iklim persaingan mulai tercium.

Tayangan Dahsyat di RCTI merupakan salah satu tayangan musik yang memiliki rating tertinggi pertama diikuti dengan acara INBOX di SCTV acaranya yang dianggap lebih menarik terlebih host dari acara tersebut merupakan para bintang maupun artis papan atas seperti Luna Maya, Raffi Ahmad dan Olga Syahputra. Oleh sebab itu, tayangan yang akan diteliti adalah tayangan Dahsyat di RCTI.

Sebenarnya, format acara yang ditampilkan hampir sama, yakni pemutaran video klip, performance dari penyanyi atau band, wawancara antara host dan artis, informasi mengenai musik diselingi pemutaran video klip new release, kuis, hingga adanya pembukaan line telepon dari pemirsa dirumah kepada artis di acara tersebut. Suasana acara pun semakin akrab. Tayangan musik ini berlokasi tidak hanya ada di studio televisi yang bersangkutan, dengan mengundang para penonton secara gratis, namun juga lokasinya sering berpindan-pindah dan berkonsep outdoor. Sehingga banyak penonton yang cukup senang dengan hadirnya tayangan tersebut di wilayah mereka. Begitulah cara setiap tayangn musik tersebut berusaha untuk memiliki fans nya masing-masing. Karena, ketika kita melihat tayangan musik tersebut, kita akan menyaksikan bahwa di setiap

(5)

33

tayangan musik tersebut selalu ramai dengan penontonnya masing-masing

padahal acara tersebut berlangsung secara live dan di saat yang hampir bersamaan. Musik dan tayangan musik di televisi identik dengan kaum remaja dan kawula muda yang dinamis dan selalu mengikuti perkembangan teknologi dan memerlukan akses informasi khususnya dibidang musik. Dengan leluasanya menonton musik di televisi membuat beberapa penontonnya mengetahui

perkembangan musik baik dari dalam maupun luar negeri. Disini peneliti tertarik menjadikan mahasiswa FISIP USU sebagai responden oleh karena usia responden yang masih dikategorikan remaja dan kawula muda. Secara pribadi, peneliti sangat senang mendengarkan musik.

Dari uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti sejauhmana hubungan antara motivasi konsumsi terhadap tayangan musik Dahsyat di RCTI dengan pemenuhan kebutuhan informasi mahasiswa FISIP USU Medan.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

”Sejauhmana hubungan antara motivasi konsumsi terhadap tayangan musik Dahsyat di RCTI dengan pemenuhan kebutuhan informasi di kalangan mahasiswa FISIP USU?”

I.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat

mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah :

a. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu bersifat mencari atau menjelaskan hubungan dan menguji hipotesis.

(6)

34

b. Penelitian ini menganalisis motivasi konsumsi dan pemenuhan kebutuhan informasi mahasiswa FISIP USU terhadap tayangan musik Dahsyat yang disiarkan stasiun televisi RCTI yang ada di Indonesia.

c. Objek penelitian adalah mahasiswa FISIP USU stambuk 2007-2008. d. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2009.

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui apa motivasi konsumsi dikalangan mahasiswa FISIP USU terhadap tayangan musik Dahsyat di RCTI.

b. Untuk mengetahui apakah kebutuhan informasinya terpenuhi.

c. Untuk mengetahui intensitas menonton acara musik dikalangan mahasiswa FISIP USU.

d. Untuk mengetahui apakah pengetahuan mahasiswa meningkat khususnya tentang musik melalui tayangan musik di televisi.

e. Untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara motivasi konsumsi terhadap tayangan musik di televisi dengan pemenuhan kebutuhan informasi di kalangan mahasiswa FISIP USU.

I.4.2 Manfaat Penelitian

a. Secara akademik, penelitian ini disumbangkan kepada FISIP USU, khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan.

(7)

35

b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap penelitian.

c. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberi masukan kepada siapa saja yang memiliki perhatian terhadap media literasi dan kapitalisasi media.

I.5 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan ttitik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun

kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 2001:39).

Kerlinger menyebutkan teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6).

Dalam penelitian ini, teori – teori yang dianggap relevan diantaranya adalah Komunikasi dan Komunikasi massa, Pendekatan Uses and Gratification, Motif Penggunaan Media, serta Televisi.

I.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa

Dari berbagai macam cara komunikasi yang dilakukan di dalam

masyarakat manusia, salah satu bentuknya adalah komunikasi massa. Komunikasi massa dapat diartiakan dalam dua cara yakni pertama, komunikasi oleh media dan kedua komunikasi untuk massa. Namun ini tidak berarti komunikasi massa adalah

(8)

36

komunikasi untuk setiap orang. Media tetap cenderung memilih khalayak, dan demikian pula sebaliknya khalayak pun memilih – milih media (Rivers, 2003:18).

Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright dalam Liliweri (2001), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu.

Karakteristik ataupun ciri-ciri dari komunikasi massa adalah : a. Komunikator terlembagakan

b. Pesan bersifat umum

c. Komunikannya anonim dan terlembagakan d. Media massa menimbulkan keserempakan

e. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan f. Komunikasi massa bersifat satu arah

g. Stimulasi alat indra terbatas h. Umpan balik tertunda

I.5.2 Teori Uses and Gratifications

Model ini digambarkan sebagai a dramatib break with effects tradition of the past, yaitu suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media terhadap khalayaknya tetapi lebih tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media. Katz mengatakan bahwa penelitiannya diarahkan kepada jawaban terhadap pertanyaan : “Apa yang

(9)

37

dilakukan media untuk khalayak? (What do the media do to people?)”. (Rakhmat, 2004:65).

Model Uses and Gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Khalayak dianggap secara aktif dengan sengaja menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya dan mempunyai tujuan. Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan kepuasan (gratifications) atas pemenuhan kebutuhan seseorang. Dari sinilah timbul istilah uses and gratifications (penggunaan dan pemenuhan kebutuhan). Sebagian besar perilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan individu (Ardianto dan Erdinaya, 2004:71). Dengan demikian, kebutuhan individu merupakan titik awal kemunculan teori ini.

Dari gambaran Katz tersebut dijelaskan bahwa pada dasarnya terdapat motivasi tertentu ketika seseorang memilih media A atau media B untuk

memenuhi kebutuhannya. Terdapat harapan-harapan dari media yang dipilihnya yang ingin dipuaskannya setelah mengkonsumsi media yang dipilihnya tersebut. Ketika pemenuhan kebutuhan tersebut sesuai dengan apa yang diharapkannya, maka individu tersebut kemudian akan mencari lagi media tersebut untuk memuaskan kembali kebutuhan yang terpenuhi dari media tersebut.

Teori uses and gratifications dimulai di lingkungan sosial, dimana yang dilihat adalah kebutuhan khalayak. Lingkungan sosial meliputi ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual dikategorisasikan sebagai berikut (Effendy, 2003:294) :

(10)

38 1. Cognitive needs (Kebutuhan Kognitif)

yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan.

2. Affective needs (Kebutuhan Afektif)

Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.

3. Personal Intergrative needs (Kebutuhan pribadi secara integratif) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas,

kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri.

4. Social integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan

keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.

5. Escapist needs (kebutuhan Pelepasan)

Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat ingin melarikan diri dari kenyataan, kelepasan emosi, ketegangan da kebutuhan akan hiburan. Dalam keaktifan khalayak dalam kehidupannya sehari-hari, terlihat mereka membutuhakan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan mereka yakni melalui penggunaan media seperti membaca surat kabar yang mereka sukai, menonton acara televisi, atau mendengarkan musik favoritnya, dll.

(11)

39

Pendekatan uses and gratifications sebenarnya juga tidak baru. Di awal dekade 1940-an dan 1950-an para pakar melakukan penelitian mengapa khalayak terlibat dalam berbagai jenis perilaku komunikasi. Penelitian yang sistematik dalam rangka membina teori uses and gratifications telah dilakukan pada dekade 1960-an dan 1970-an, bukan saja di Amerika, tetapi juga di Inggris, Finanldia, Swedia, Jepang, dan negara-negara lain.

Operasionalisasi. Ketika sampai pada operasionalisasi, model ini telah menimbulkan berbagai macam penjabaran. Di bawah uses and gratifications, grand theory, bermacam-macam teori berlindung dan berdebat satu sama lain. Empat model telah dibuat: model Linne dan Van Feilitzen, model Windahl, model Rosengren, serta model McLeod dan Becker (Rakhmat, 2004:66).

I.5.3 Motif Penggunaan Media

Motif berasal dari bahasa Latin, movere yang artinya bergerak atau to move. Motif berarti kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang mendorong untuk berbuat sesuatu/merupakan driving force (Bianca dalam Walgito,1997)

Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif tertentu. Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu (Ardiyanto, 2004:87).

Pada dasarnya “motif” dan ‘motivasi’ artinya hampir sama hanya berbeda pada penempatan kalimat saja. Menurut Kartini kartono motivasi adalah sebab, alasan dasar, pikiran dasar, dorongan bagi seorang untuk berbuat, atau ide pokok yang selalu berpengaruh besar terhadap tingkah laku manusia (Kartini, 2002:147). Dengan kata lain motivasi adalah dorongan terhadap seseorang agar mau

(12)

40

melaksanakan sesuatu. Dorongan disini adalah desakan alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup. Dari definisi tersebut, motif jika dihubungan dengan konsumsi media berarti segala alasan dan pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang menggunakan media.

Dalam buku Psikologi Komunikasi karangan Jalaluddin Rakhmat

disebutkan bahwa siaran yang menggabungkan unsur hiburan dengan informasi, dan bukan hanya ceramah yang membosankan telah berhasil memberikan efek kepada khalayak seperti menanamkan pengetahuan, pengertian, keterampilan, kepercayaan atau informasi (Rakhmat 2004:219).

Motivasi setiap orang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan individu yang berbeda pula. Dalam penelitan ini kebutuhan yang dimaksudkan adalah kebutuhan kognitif, karena kebutuhan ini berkaitan dengan usaha-usaha untuk menambah informasi dan pengetahuan khususnya dibidang hiburan akan kehidupan. Hal ini berkaitan dengan keadaan mahasiswa masyarakat yang dianggap paling aktif dan tertarik untuk mengikuti acara musik yang isinya mengenai hal-hal yang berkenaan dengan perkembangan musik di tanah air. I.5.4 Televisi

Media massa merupakan alat bantu utama dalam proses komunikasi massa. Media massa yang dalam bahasa Inggris disebut dengan kata “mass media” yang bermakna alat penghubung. Media massa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna sarana atau saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menybarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Sarana komunikasi itu dapat berupa surat kabar, majalah, buku, radio, dan televisi. Jadi media massa

(13)

41

mengarah kepada alat yang di pergunakan untuk menyampaikan informasi (Junus, 1996 : 28)

Bentuk media massa yang lain adalah media massa elektronik seperti televisi. Televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film (moving pictures). Para penonton di rumah – rumah tidak mungkin menangkap siaran TV, kalau tidak ada unsur – unsur radio. Dan tidak mungkin dapat melihat gambar – gambar yang bergerak pada layar pesawat TV, jika tidak ada unsur – unsur film. Televisi terdiri dari istilah “ tele ” yang berarti jauh dan “ visi “ yang berarti pengelihatan. Daya tarik yang terdapat pada televisi disebabkan selai memiliki unsur – unsur kata – kata, musik dan sound effect,TV juga memiliki unsur audiovisual berupa gambar yang bergerak (Effendi 2003 : 174 – 177).

I.6 Kerangka Konsep

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel (Singarimbun, 1995:49).

Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Dengan kerangka konsep akan menuntun penelitian dalam memutuskan hipotesis

(Nawawi, 2001:40).

Adapun variabel tersebut dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Bebas (X)

(14)

42

Adalah sejumlah gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau

mempengaruhi munculnya gejala, faktor, atau unsur yang lain (Nawawi,2001:56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi konsumsi terhadap

tayangan musik Dahsyat di RCTI. 2. Variabel Terikat (Y)

Adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas (Nawawi, 2001:57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemenuhan kebutuhan informasi musik dikalangan mahasiswa FISIP USU.

3. Variabel Antara (Z)

Adalah sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas (Nawawi, 2001:58).

Variabel antara berada diantara variabel bebas dan variabel terikat, yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan diantara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden. I.7 Model Teoritis

Gambar 1. Model Teoritis

Sumber : Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, 2003. Karakteristik Responden Motivasi Konsumsi ayangan musik Televisi Pemenuhan Kebutuhan Informasi musik

(15)

43 I.8 Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yakni sebagai berikut:

Tabel 1 Operasional Variabel

No Variabel Teoritis Variabel Operasional 1 Variabel Bebas (X)

Motivasi konsumsi terhadap tayangan musik Dahsyat di RCTI

1. Motif menonton tayangan musik di televisi • Kebutuhan Kognitif

• Kebutuhan Afektif

• Kebutuhan Pribadi Secara Integratif • Kebutuhan Sosial Secara Integratif • Kebutuhan Pelepasan

2. Intensitas menonton tayangan musik di televisi

3. Frekuensi menonton tayangan musik di televisi

2 Variabel Terikat (Y) Pemenuhan Kebutuhan Informasi Musik

1. Mengetahui perkembangan musik 2. Kejelasan informasi dari pembawa acara 3. Partisipasi dalam acara

3 Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin 2. Departemen 3. Uang saku I.9 Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Defenisi operasional merupakan sutu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama. Defenisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

(16)

44

1. Variabel Bebas (Motivasi konsumsi tayangan musik Dahsyat di RCTI)

a. Motif menonton tayangan musik di televisi, yaitu dorongan atau alasan yang menggerakkan mahasiswa untuk mengkonsumsi tayangan musik di televisi. Dalam hal ini motif terbagi menjadi :

• Kebutuhan Kognitif, yaitu kebutuhan informasi yang dilakukan oleh mahasiswa terhadap hiburan di televisi.

- Peneguhan, yaitu peneguhan yang dilakukan oleh mahasiswa terhadap tayangan musik di televisi.

- Pengetahuan, yaitu pengetahuan yang diperoleh mahasiswa setelah menonton tayangan musik di televisi.

• Kebutuhan Afektif, yaitu kebutuhan mahasiswa yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman yang estetis, menyenangkan terhadap tayangan musik di televisi.

- Senang, yaitu sikap senang yang dimiliki oleh mahasiswa terhadap tayangan musik di televisi.

- Kepuasan, yaitu rasa puas dari dalam diri mahasiswa karena terpenuhi kebutuhan informasi dari tayangan musik di televisi.

• Kebutuhan Pribadi Secara Integratif, yaitu kebutuhan mahasiswa akan harga diri terhadap tayangan musik di televisi.

(17)

45

- Kredibilitas, yaitu kepercayaan mahasiswa terhadap perkembangan tayangan musik di televisi.

- Stabilitas, yaitu sikap stabil mahasiswa dalam menonoton tayangan musik di televisi.

- Kebutuhan Sosial Secara Integratif, yaitu kebutuhan mahasiswa terhadap jiwa sosial terhadap tayangan musik di televisi.

- Peneguhan kontak keluarga, yaitu peneguhan mahasiswa terhadap lingkungan keluarga setelah menonton tayangan musik di televisi. - Peneguhan kontak rekan, yaitu peneguhan mahasiswa terhadap

lingkungan rekan-rekan setelah menonton tayangan musik di televisi. - Penguhan kontak dunia, yaitu peneguhan mahasiswa terhadap dunia

setelah menonton tayangan musik di televisi.

- Kebutuhan Pelepasan, yaitu kebutuhan pelepasan dalam diri mahasiswa setelah menonton tayangan musik di televisi.

- Tekanan, yaitu pelepasan tekanan dari dalam diri mahasiswa setelah menonton tayangan musik di televisi.

- Ketegangan, yaitu pelepasan ketegangan dari dalam diri mahasiswa setelah menonton tayangan musik di televisi.

b. Intensitas menonton tayangan musik, yaitu rata – rata waktu yang habis digunakan oleh mahasiswa saat menonton tayangan musik di televisi.

(18)

46

c. Frekuensi menonton tayangan musik di televisi, yaitu seberapa sering mahasiswa menonton tayangan musik di televisi.

a. Waktu menonton, yaitu saat responden menonton tayangan musik di televisi apakah pagi, siang, sore atau malam hari.

2. Variabel Terikat (Pemenuhan Kebutuhan Informasi Hiburan)

a. Mendapatkan informasi perkembangan musik, yaitu kepuasan dalam mendapatkan informasi tentang tayangan musik terbaru. Dalam hal ini perkembangan musik meliputi lagu-lagu baru, penyanyi=penyanyi baru,band-band baru, aliran baru dan video klip baru.

b. Kejelasan informasi dari pembawa acara, yaitu informasi yang disampaikan oleh pembawa acara dapat dimengerti dengan jelas. 3. Variabel Antara (Karakteristik Responden)

a. Jenis kelamin, adalah jenis kelamin dari responden laki-laki atau perempuan.

b. Departemen, adalah organisasi pendidikan dimana responden bernaung c. Uang saku, adalah rataan uang yang diberikan oleh orangtua responden.

I.10 Hipotesis

Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena merupakan instrumen kerja dari teori (Singarimbun,

1995:43). Hipotesa adalah kesimpulan yang masih belum final, dalam arti masih harus dibuktikan atau diuji kebenarannya (Nawawi, 2001:44).

(19)

47

Ho : Tidak terdapat hubungan antara motivasi konsumsi terhadap tayangan musik Dahsyat di RCTI dan pemenuhan kebutuhan informasinya di kalangan mahasiswa FISIP USU.

Ha : Terdapat hubungan antara motivasi konsumsi terhadap musik Dahsyat di RCTI dan pemenuhan kebutuhan informasinya di kalangan mahasiswa FISIP USU.

Gambar

Gambar 1.  Model Teoritis
Tabel 1 Operasional Variabel

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkanpadafokuspenelitian, paparan data dantemuanpenelitiansertapembahasan, makahasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut (1) Pengelolaan UKS di SDN Grogol

Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajar, dalam hal investasi tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah dengan

Pengertian harapan di sini adalah memegang peran penting dan sangat besar pengaruhnya dalam menentukan kualitas produk (barang dan jasa) dan kepu- asan pelanggan

Tabel item-total statistik menunjukan hasil perhitungan reabilitas untuk 10 pernyataan.Menentukan besarnya r tabel dengan ketentuan tingkat kepercayaan (degree of

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam publikasi tersebut belum memuaskan karena terdapat beberapa kesalahan, seperti kesalahan penulisan kata

Jika remaja adalah seseorang yang berada pada usia 13 sampai 18 tahun, maka pemuda merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berada pada masa muda, yaitu masa transisi

Dari hasil dari kegiatan observasi yang dilakukan terhadap siswa kelas XI MAN 2 Model Mataram menunjukan bahwa potensi yang ditemukan dalam penelitian ini adalah

anita usia subur - cakupan yang tinggi untuk semua kelompok sasaran sulit dicapai ;aksinasi rnasai bnntuk - cukup potensial menghambat h-ansmisi - rnenyisakan kelompok