• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGENAL PEMUDA INDONESIA DAN POTENSINYA MELALUI PERSPEKTIF PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENGENAL PEMUDA INDONESIA DAN POTENSINYA MELALUI PERSPEKTIF PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MENGENAL PEMUDA INDONESIA DAN POTENSINYA

MELALUI PERSPEKTIF PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

1

Oleh: Ferdy Yudha Pratama2

Pendahuluan

Dalam kehidupan saat ini, masyarakat (khususnya pemuda) dihadapkan dengan beberapa keuntungan sekaligus juga tantangan. Kemajuan teknologi, modernisasi dan globalisasi menjadi tantangan serius yang harus dihadapi oleh pemuda.

Banyak orang yang mengatakan bahwa pemuda adalah pewaris tongkat estafet pembangunan dan perjuangan bangsa. Banyak juga yang mengatakan bahwa masa depan bangsa ada di tangan para pemudanya. Ungkapan-ungkapan tersebut menjadi bukti bahwa sesungguhnya pemuda memiliki potensi yang luar biasa.

Namun tak heran jika beberapa diantara pemuda tidak berhasil menghadapi tantangan zaman yang sebenarnya bisa dihadapi dengan memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Hal tersebut dikarenakan banyak yang kurang mengetahui dan menyadari tentang apa dan siapa pemuda itu serta potensi-potensi apa saja yang dimiliki oleh pemuda. Sehingga mereka mengalami

kebingungan tentang siapa sebenarnya saya dan ke mana saya harus melangkah.

Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji beberapa hal tentang pemuda. Diantaranya tentang siapa yang dimaksud dengan pemuda, bagaimana kedudukannya dalam masyarakat, dan apa saja potensi yang dimiliki oleh pemuda melalui pendekatan Psikologi Perkembangan.

1 Artikel ini diajukan untuk memenuhi realisasi program kerja “Lentera Muda” tahun

2015 oleh Bidang Bela Negara – Purna Paskibraka Indonesia Kabupaten Garut.

2 Ferdy Yudha Pratama adalah mahasiswa S1 Pendidikan Sejarah – Universitas

Pendidikan Indonesia angkatan 2012. Pernah menjabat sebagai Ketua Biro Penelitian dan Pengembangan, Bidang Pendidikan di Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah – Universitas Pendidikan Indonesia periode 2014/2015. Kini menjabat sebagai staf Bidang Bela Negara – Purna Paskibraka Indonesia Kabupaten Garut periode 2013-2017.

(2)

Pemuda, Siapa Mereka?

Pengertian Pemuda

Pemuda adalah sebutan yang ditujukan sebagai kategorisasi bagi seseorang yang berada di usia muda. Menurut United Nation Educational, Scientific and

Cultural Organization (UNESCO), “youth is best understood as a period of

transition from the dependence of childhood to adulthood’s independence and awareness of our independence as member of a community” (www.unesco.org).

Namun pengertian pemuda berdasarkan batasan rentang usianya terdapat beberapa pendapat:

a. Taufik Abdullah (1994: 1), di tahun 1974 mengemukakan bahwa “dari sudut

kependudukan, yang terpantul pula dalam statistik dan ekonomi, lebih ditekankan pada pembagian umur – 15 dan 25 tahun sering dihitung sebagai pemuda”;

b. United Nation (PBB), menyatakan batasan usia remaja adalah 15-24 tahun;

c. UU No. 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan Pasal 1.1, menetapkan bahwa

“pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun” (kemenpora.go.id).

Terdapatnya perbedaan dalam hal penetapan batas usia muda tersebut tidak terlalu menjadi permasalahan besar. Hal tersebut dikarenakan pertimbangan dalam aspek kondisi sosial-budaya di masing-masing daerah dan pada masa waktu tertentu. Seperti menurut Elizabeth B. Hurlock (2003), belum lama ini, dalam kebudayaan Amerika seorang anak belum resmi dianggap dewasa kalau ia belum mencapai umur 21 tahun. Sekarang, umur 18 tahun merupakan umur di mana seseorang dianggap dewasa secara syah.

Perbedaan Remaja dan Pemuda

Banyak orang yang sering menganggap bahwa “remaja” sama dengan “pemuda”, atau sebaliknya. Namun apakah remaja dan pemuda adalah dua subjek yang memiliki artian yang sama atau berbeda?

Masa muda (youth) adalah istilah ahli sosiologi Kenneth Kenniston untuk

periode transisi antara masa remaja dan masa dewasa yang merupakan masa perpanjangan kondisi ekonomi dan pribadi yang sementara (Santrock, 2002: 73).

(3)

Kenniston dengan jelas melihat bahwa penyebutan seseorang atau sekelompok orang sebagai remaja atau pemuda adalah dua penyebutan yang berbeda. Jika remaja adalah seseorang yang berada pada usia 13 sampai 18 tahun, maka pemuda merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berada pada masa muda, yaitu masa transisi antara masa remaja dan masa dewasa.

Pemuda jadi Mayoritas Penduduk Indonesia?

Di Indonesia pada dekade 1970-an dalam perbandingan jumlah, penduduk usia muda mulai meningkat menjadi kelompok mayoritas penduduk Indonesia. Berdasarkan hasil sensus 1971, penduduk usia muda (0-24 tahun) berjumlah hampir 72 juta orang dan merupakan 61% dari seluruh penduduk Indonesia (Yasin dalam Abdullah, 1994: 11). Perubahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti menurut M. Yasin, Staf Lembaga Demografi Universitas Indonesia di tahun 1974,

“Cepatnya perkembangan penduduk ini disebabkan masih tingginya tingkat fertilitas dan makin rendahnya tingkat mortalitas akibat bertambah majunya bidang kesehatan dan sanitasi. Keadaan ini pula menghasilkan golongan terbesar dari penduduk berada pada kelompok umum muda" (Abdullah, 1994: 11).

Maka dari sejak itu (1974) hingga sekarang kelompok usia muda berada pada kelompok usia yang menjadi mayoritas. Perhatikan tabel berikut!

Sumber: Data Sensus Penduduk 2010 – BPS RI

Berdasarkan sensus BPS, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak

(4)

Hal tersebut tentu saja menimbulkan berbagai keuntungan sekaligus tantangan yang khas dibandingkan dengan negara-negara lain yang penduduk usia mudanya tidak menjadi mayoritas. Keuntungan dapat terlihat pada pesatnya dinamika pembangunan, ekonomi, pendidikan, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tantangan pun tak luput menjadi bagian, yaitu secara umum generasi tua memiliki tugas berat yaitu memikirkan kebutuhan sehari-hari dan nasib pendidikan untuk masa depan generasi muda. Termasuk juga bimbingan generasi tua kepada generasi muda yang baik dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman.

Karakteristik Pemuda Berdasarkan Perspektif Psikologis

Perkembangan Sosial pada Masa Muda

Dalam kajian psikologi perkembangan, dikenal beberapa tahapan perkembagnan manusia, salah satunya yaitu tahapan dewasa. Meminjam istilah dari John. W. Santrock (2002), tahapan dewasa terbagi lagi ke dalam tiga tahap,

yaitu Dewasa Awal, Dewasa Tengah dan Dewasa Akhir. Kemudian para ahli

seperti John W. Santrock (2002) dan Elizabeth B. Harlock (2003) sepakat menyatakan bahwa masa muda (sekitar 18-30 tahun) disebut juga sebagai atau

berada pada tahap Dewasa Awal.

Dalam setiap tahap perkembangan, manusia dibebani oleh tugas-tugas tertentu yang harus dipenuhi. Menurut Elizabeth B. Hurlock (2003), tugas perkembangan seseorang pada masa dewasa awal diantaranya adalah mulai bekerja dan mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.

“...orang-orang muda mengalami perubahan tanggungjawab dari seorang pelajar yang sepenuhnya tergantung pada orang tua menjadi orang dewasa mandiri, maka mereka menentukan pola hidup baru, memikul tanggungjawab baru, dan membuat komitmen-komitmen baru” (Hurlock, 2003: 250).

Pada masa muda atau dewasa awal, seseorang mulai menghindari ketergantungan pada orang tua. Lalu mulai memikirkan, merencanakan, dan memilih langkah-langkah apa yang akan ia lakukan kedepannya, seperti bekerja dan menikah.

(5)

Sebagai warga negara, pemuda pun mulai memiliki tanggungjawab yang harus dilaksanakan. Seperti dalam Pasal 27 (1) UUD 1945 tentang wajib menaati hukum dan pemerintahan, lalu juga Pasal 27 (3) UUD 1945 tentang wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

Perkembangan Fisik pada Masa Muda

Banyak yang mengungkapkan jika orang-orang muda memiliki tingkat mobilitas (pergerakan) yang sangat tinggi dibanding dengan orang tua. Hal tersebut karena dibandingkan dengan masa perkembangan lainnya, masa dewasa awal merupakan masa ketika fisik seseorang berkembang optimal. Menurut John W. Santrock,

“Bagi sebagian besar kita, puncak dari kemampuan fisik dicapai pada usia di bawah 30 tahun, seringkali antara usia 19 dan 26. Puncak dari kemampuan fisik ini terjadi bukan hanya pada rata-rata orang dewasa muda, tetapi juga pada atlet terkenal” (Santrock, 2002: 75).

Maka tak heran jika orang-orang muda seringkali memiliki aktifitas fisik yang tinggi, seperti mampu berpergian jauh. Ditambah lagi kesibukannya karena memiliki beberapa pekerjaan dan juga sekaligus aktif dalam kegiatan-kegiatan di organisasi sosial.

Selain mengalami puncak dari kemampuan fisik, pada masa muda seseorang sedang dalam kondisi yang paling sehat. Hanya sedikit orang dewasa muda yang memiliki masalah kesehatan kronis, dan mereka mengalami flu dan masalah pernapasan yang lebih sedikit dibandingkan pada saat mereka anak-anak (Santrock, 2002: 75). Hal tersebut dikarenakan kebanyakan pada usia muda seseorang telah memahami bagaimana memulai hidup sehat dan cara mengatasi gangguan kesehatan yang dialaminya. Meskipun tak dapat dipungkiri beberapa mengalami penyakit yang berasal dari orang tua secara turun-temurun (genetika).

Pemuda diuntungkan secara fisik dan motorik. Hal tersebut dikarenakan pada masa perkembangan selanjutnya yaitu dewasa tengah atau pun dewasa akhir, kemampuan fisik dan kesehatan seseorang akan terus mengalami penurunan. Biasanya orang dewasa lanjut sering bertambah gemuk dan munculnya gejala-gejala penyakit organ luar atau pun dalam tubuh.

(6)

Pemuda dan Kreatifitas

“Bentuk kreatifitas yang akan terlihat sesudah ia dewasa akan tergantung pada minat dan kemampuan individual...” (Hurlock, 2003: 252). Minat tersebut selanjutnya akan menjadi hobi atau pun pekerjaan, seperti dalam bidang seni, olahraga, maupun bidang-bidang lainnya.

Pada masa dewasa awal, perubahan yang biasanya terjadi adalah terbangunnya sikap peduli terhadap kondisi lingkungan sekitar. Banyak pemuda yang mengalami kebingungan ketika melihat kenyataan di lingkungannya. Maka diantara mereka terbentuk kreatifitas dengan cara bergabung ke dalam kelompok-kelompok tertentu untuk bersama-sama mengatasi masalah yang ada di lingkungannya, seperti masalah sampah dan limbah, obat-obatan terlarang, juga HIV/AIDS.

Penutup

Pemuda merupakan bagian terpenting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai mayoritas penduduk di Indonesia, pemuda sangat berperan dalam pembangunan nasional. Pembangunan sosial, ekonomi, pendidikan, dan lainnya ditentukan oleh kualitas para pemuda.

Pemuda dalam perspektif psikologis memiliki beberapa kondisi yang

menguntungkan. Secara fisik, Pemuda merupakan masa ketika kondisi fisik dan

kesehatan seseorang berada pada tingkat optimal. Secara sosial, berbeda dengan

remaja, pemuda mulai hidup mandiri dan makin mengurangi ketergantungan terhadap orang tua. Pemuda pun makin menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dalam keseluruhan masyarakat Indonesia yang memiliki hak dan kewajiban sebagai warga negara. Dari kesadaran tersebut, pemuda mulai memikirkan apa yang akan ia lakukan untuk dirinya, keluarganya, juga untuk bangsa dan negaranya. Maka mulailah muncul kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar.

Hal yang terpenting bagi pemuda adalah mereka harus tahu dan menyadari dengan sungguh-sungguh bahwa dirinya dianugerahi potensi yang luar biasa. Sangat merugi jika seseorang yang sedang dalam usia muda tidak memanfaatkan potensi dalam dirinya untuk sesuatu yang positif. Karena kapan lagi saatnya

(7)

berbuat, berbakti, dan ikut serta membangun bangsa, kalau bukan ketika muda. Sangat disayangkan jika menunggu hingga saatnya tua.

(8)

Daftar Pustaka

Sumber Buku:

Abdullah, T. (1974). Pemuda dan Perubahan Sosial. Jakarta:

Hurlock, E.B. (2003). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

M. Yasin. (1974). “Pemuda dalam Demografi di Indonesia”. Dalam Pemuda dan

Perubahan Sosial. Jakarta:

Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup (Jilid

II). Jakarta: Erlangga.

Sumber Online:

NN. Grafik Hasil Sensus Penduduk Badan Pusat Statistik tahun 2010. [Online] Tersedia: http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=336&wid=0. [20 Mei 2015].

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan http://ditjenpas.go.id/sites/default/files/UU%20NO%2040%TAHUN%2009%2 KEPEMUDAAN.pdf.

Referensi

Dokumen terkait