• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja. Kairo 1994 mendefinisikan kesehatan reproduksi sebagai keadaan sehat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja. Kairo 1994 mendefinisikan kesehatan reproduksi sebagai keadaan sehat"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

7 A. Kesehatan Reproduksi Remaja

1. Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja

IPCD (Internasional Conference On Population and Developmen) Kairo 1994 mendefinisikan kesehatan reproduksi sebagai keadaan sehat yang menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental dan sosial, bukan sekedar tidak hanya penyakit atau gangguan di segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsinya, proses reproduksi itu sendiri. Kesehatan reproduksi menyiratkan bahwa setiap orang dapat menikmati kehidupan seks yang aman dan menyenangkan dan mereka memiliki kemampuan untuk berproduksi, serta memiliki kebebasan untuk menetapkan kapan dan seberapa sering mereka ingin bereproduksi (Hidayana, 2004).

WHO mengidentifikasikan kesehatan reproduksi adalah keadaan yang memungkinkan proses reproduksi dapat tercapai secara sehat baik fisik, mental, maupun sosial bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelainan (Anonim, 2005).

2. Organ Reproduksi a. Wanita

Organ reproduksi wanita bagian luar (Genatalia Eksternal) meliputi mons pubis/mons veneris, bibir besar (lubia Mayor), bibir kecil (Lubia Minor), Klitoris, Vulva, uretra (Saluran kencing), hymen

(2)

(selaput dara), sedangkan organ reproduksi wanita bagian dalam (Genetalia Internal) meliputi vagina, tuba fallopi, uterus (rahim), cervik (leher rahim) (Wahyudi, 2000).

b. Pria

Pada pria organ reproksi meliputi penis, uretra (saluran kencing), kelenjar prostate, viskula seminalis, vas deferens (saluran sperma), epidemis, testis (pelir) (Wahyu, 2000).

3. Perkembangan Seksual Remaja

Remaja dikenal sebagai periode yang berada pada tahap pekembangan fisik dimana alat-alat kelamin manusia mencapai kematangan. Perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Sedangkan perubahan psikologis muncul antara lain akibat dan perubahan–perubahan fisik itu. Diantara perubahan fisik itu yang besar pemgaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh, mulai berfungsinya alat – alat reproduksi yang ditandai menarche (menstruasi pertama kali) pada wanita dan mimpi basah pada pria (Rochmah, 2005).

Mentruasi adalah peristiwa luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah cendomentrium. Menstruasi umumnya mulai pada usia 8-13 tahun. Siklus haid pada setiap wanita tidak sama biasanya berlangsung kurang lebih 28 hari. Siklus menstrusai dapat dipengaruhi oleh kondisi tertentu, seperti stres, pengobatan dan latihan olah raga. Pada remaja pria salah satu tanda yang menunjukkan bahwa

(3)

organ reproduksi sudah mulai berfungsi adalah mimpi basah. Mimpi basah adalah pengeluaran cairan sperma yang tidak diperlukan secara alamiah. Mimpi basah pertama kali terjadi pada remaja sekitar usia 9-17 tahun (Wahyudi, 2000).

B. Remaja

1. Definisi Remaja

Remaja/adolense adalah periode perkembangan selama dimana individu mengalami perubahan diri masa kanak-kanak menuju masa dewasa biasanya, antara usia 13-21 tahun. Istilah adolense biasanya menunjukkan maturasi psikologi Individu, ketika pubertas mengakibatkan perubahan penampilan pada orang muda dan perkembangan mental (mengakibatkan kemampuan untuk di hipotesis & berkehidupan dengan abstraksi, penyesuaian dan adaptasi dibutuhkan untuk mikoping perubahan stimulasi ini dan usaha untuk membentuk peranan Identintitas yang matur (Potter, 2005).

WHO (World Health Organization) 1974 mengidentifikasikan tentang remaja yang lebih konseptual dengan adanya tiga kriteria yaitu : a. Biologis dengan ciri individu berkembang mulai saat pertama kali ia

menunjukkan tanda–tanda seksual sekunder sampai saat ini mencapai kematangan seksual.

b. Remaja sebagai individu yang mengalami perkembangan psikologik pada identifikasi dari kanak – kanak menjadi dewasa.

(4)

sosial ekonomi yang penuh keadaan yang relatif mandiri.

WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan remaja. PBB pada tahun 1985 menetapkan tahun pemuda internaional dengan kriteria pamuda adalah 15-24 tahun. Sensus penduduk 1980 di Indonesia membatasi kriteria remaja yang mendekati batasan PBB yaitu 14-24 tahun (Wijdanarko, 1999). Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa meliputi semua perkembangannya yang dialami sebagai persiapan menstruasim memasuki masa dewasa (Rochmah, 2005).

Kebanyakan ahli memandang masa remaja dalam 2 periode karena terdapat ciri-ciri perilaku yang cukup banyak berbeda dalam kedua tersebut, pembagian ini biasanya menjadi periode remaja awal, yaitu berkisar antara 13 sampai 17 tahun, periode masa akhir yaitu 17 sampai 18 (Usia matang secara hukum). Masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dalam masyarakat dewasa, dimasa anak tidak lagi merasakan dibawah tingkah orang lebih tua melainkan berada pada tingkatkan yang lama, sekurang–kurangnya dalam masalah hak (Hurlock, 1995).

2. Perkembangan Fisik Remaja.

Hormon kelamin laki–laki (Testosteron) bersama anak ginjal ( androgen) pada anak laki–laki menimbulkan ciri skunder, yaitu tumbuh rambut dibagian tertentu (kemaluan, wajah, kaki, tangan, dada, ketiak), suara bertambah berat dan tinggi badan, penis menjadi lebih besar, lebih cepat mengalami bau badan, dan mimpi basah (Wahyudi, 2000).

(5)

anak perempuan menyebabkan munculnya ciri–ciri seks skunder, seperti menjadi halus dan tinggi, payudara mulai membesar, pinggul makin membesar, paha membulat, dan mengalami mentruasi (Wahyudi, 2005). 3. Ciri- Ciri Masa Remaja

a. Masa Remaja Sebagai Periode Yang Penting

Pada masa remaja sebagai akibat fisik dan psikologis mempunyai presesi yang sama penting. Perkembangan fisik yang cepat disertai dengan cepatnya perkembangan mental terutama pada awal masa remaja, dimana perkembangan itu dapat menimbulkan sikap, nilai, dan minat baru (Hurlock, 1995).

b. Masa Remaja Sebagai Periode Peralihan

Peralihan tidak berarti terputus atau berubah dari apa yang terjadi sebelumnya, tetapi peralihan yang dimaksud adalah dari satu tahap pekembangan ketahap berikutnya. Artinya, apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang dan akan datang. Bila anak beralih dari masa kanak–kanak ke dewasa, anak harus meninggalkan segala sesuatu yang bersifat kanak– kanak dan harus mempelajari pada perilaku dan sikap baru untuk menggantikan perilaku yang sudah ditinggalkan (Hurlock, 1995) c. Masa Remaja Sebagai Usia Bermasalah

Masalah pada masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik, oleh anak laki–laki maupun anak perempuan. Terdapat dua alasan bagi kesulitan itu, yaitu :

(6)

1) Sepanjang masa kanak–kanak, masalah anak–anak sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru–guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah

2) Para remaja merasa mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru – guru.

Ketidakmampuan remaja mengatasi sendiri masalahnya, maka memakai menurut cara mereka yakni. Banyak remaja akhirnya menentukan cara yang mereka yakini. Banyak remaja akhirnya menentukan bahwa penyesaiannya tidak selalu sesuai dengan harapan mereka. Banyak kegagalan yang sering kali tragis, bukan karena tidak mampuan individu tetapi kenyataan bahwa tuntutan yang diajukan kepadanya, justru pada saat semua tenaganya telah dihabiskan untuk mencoba mengatasi masalah pokoknya, yang disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan seksual yang normal (Hurlock, 1995) d. Masa Remaja Sebagai Masa Mencari Identitas

Sepanjang usia kelompok pada akhir masa kanak – kanak, penyesuaian diri dengan standar kelompok adalah jauh lebih penting bagi anak yang lebih besar dari pada individualitas. Seperti telah bagi anak yang lebih besar ingin cepat seperti teman–teman kelompoknya. Tiap penyimpangan dari standar kelompok (Hurlock, 1995).

C. Karakteristik Remaja

Faktor yang mempengaruhi karakteristik remaja antara lain : 1. Jenis Kelamin

Pria dan wanita mempunyai perbedaan menghadapi permasalahan. Wanita bisanya lebih ditekankan mencari dukungan sosial dan lebih

(7)

menekankan pada religius, sedangkan pria lebih menekankan pada tindakan langsung unruk menyelesaikan pokok permasalahan. Hal ini sesuai denga yang disampaikan oleh cameron (Abraham, 1997) telah dilakukan studi tentang perbedaan jenis kelamin dalam pendidikan ditemukan bahwa pria lebih terampil menghitung, menyesuaikan dengan lingkungan dan lebih agresif. Sementara wanita kemampuan bahasa verbal yang lebih baik atau wanita lebih sering menggunakan emosinya dalam menghadapi situsasi yang penuh tekanan.(Notoatmojo,2003)

2. Status Sosial Ekonomi

Individu yang mempunyai status sosial ekonomi rendah, lebih sering mendapat akibat yang negatif, lebih akrab dengan kriminalitas, sakit mental dan minuman yang mengandung alkohol (craven & Hirnle, 2000). Hal ini terjadi karena kontrol atas hidupnya tidak begitu kuat, kurang pendidikan sehingga mereka kurang pengetahuan.(Notoatmojo,2003). 3. Teman Sebaya

Teman sebaya merupakan dunia nyata kawula muda yang mengharapkan panggung dimana, dia dapat menguji diri sendiri dan orang lain. Pada usia remaja lebih banyak berada di luar bersama dengan teman-teman sebaya sebagai kelompok, maka dapatlah di mengerti bahwa pengaruh teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku lebih besar pengaruhnya dibandingkan keluarga (Hurlock, 2001).

D. Karakteristik Orang Tua

Karakteristik orang tua merupakan faktor pendukung yang meliputi antara lain umur, jenis kelamin, etnik, budaya, pendidikan, pekerjaan, status

(8)

sosial ekonomi, dll. (Notoatmodjo, 2003). Adapun faktor yang mempengaruhi karakteristik orang tua antara lain :

1. Umur

Umur adalah bilangan tahun sejak lahir sampai dengan tahun terakhir seseorang melakukan aktivitas. Umur sekarang demikian besar dalam mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku.

2. Pendidikan

Pendidikan adalah Pendidikan format tertinggi yang dicapai seseorang, dibuktikan dengan adanya ijasah atau kartu keluarga. Pendidikan akan membentuk dan menambah pengetahuan untuk mengerjakan sesuatu yang lebih cepat dan tepat. Semakin tinggi pendidikan akan semakin baik pula pengetahuannya.

3. Pekerjaan

Pekerjaan adalah Semua aktivitas yang dilakukan seseorang ditempat bekerja. Semakin lama seseorang kerja, akan semakin banyak pengalaman yang didapatkan, dengan demikian maka hal berbagai hal dalam pekerjaan akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4. Jenis Kelamin

Pria dan wanita mempunyai perbedaan menghadapi permasalahan. Wanita bisanya lebih ditekankan mencari dukungan sosial dan lebih menekankan pada religius, sedangkan pria lebih menekankan pada tindakan langsung unruk menyelesaikan pokok permasalahan. Hal ini sesuai denga yang disampaikan oleh cameron (Abraham, 1997) telah

(9)

dilakukan studi tentang perbedaan jenis kelamin dalam pendidikan ditemukan bahwa pria lebih terampil menghitung, menyesuaikan dengan lingkungan dan lebih agresif. Sementara wanita kemampuan bahasa verbal yang lebih baik atau wanita lebih sering menggunakan emosinya dalam menghadapi situsasi yang penuh tekanan.

5. Status Sosial Ekonomi

Individu yang mempunyai status sosial ekonomi rendah, lebih sering mendapat akibat yang negatif, mereka lebih akrab dengan kriminalitas, sakit mental dan minuman yang mengandung alkohol (craven & Hirnle, 2000). Hal ini terjadi karena kontrol atas hidupnya tidak begitu kuat, mereka kurang pendidikan sehingga mereka kurang pengetahuan.

E. Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil “tahu”, dan terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domein yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (orver Behaviour).Berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003)

Proses perilaku baru dalam diri seseorang meliputi awareness (kesadaran), interest (merasa tertarik), evalution (menimbang–nimbang), trial, dan adaptation. Awareness (kesadaran) adalah orang menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap timulasi obyek. Interest

(10)

(merasa tertarik) adalah orang merasa tertarik terhadap stimululus atau obyek tersebut. Disini sikap obyek sudah mulai timbul. Evaluation (menimbang–nimbang) berarti subyek menimbang–nimbang baik tidaknya stimulasi tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap subyek sudah mulaiu baik lagi. Trial (mencoba) melakukan sesuatu seuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. Adoption berarti telah berperilaku baru sesuai dengan pengetajuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2003)

Pengetahuan yang tercakup didalam domain kognitif, mempunyai enam tingkat yaitu tahu (know), memahami (Comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (syntesis), evaluasi (evaluation). a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “Tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestai materi secara benar.

c. Aplikasi (Application)

(11)

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah sesuatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen–komponem, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah kemampuan untuk melakukan atau menghubungkan bagian–bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan menyusun formulasi baru dan formulasi – formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. (Notoatmodjo, 2003).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003), yaitu :

a. Tingkat Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka dia akan lebih mudah dalam menerima hal-hal baru, sehingga akan lebih mudah pula untuk menyelesaikan hal-hal baru tersebut.

(12)

b. Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan memberikan pengetahusan yang jelas terutama tentang kesehatan reproduksi remaja.

c. Budaya

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang, karena informasi-informasi baru akan di saring sesuai atau tidaknya dengan kebudayaan yang ada serta agama yang dianut. d. Pengalaman

Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, maksudnya pendidikan yang tinggi pengalaman akan luas sedang umur semakin banyak (bertambah tua).

e. Sosial Ekonomi

Tingkatan seseorang ntuk memenuhi kebutuhan hidup disesuaikan dengan penghasilan yang ada, sehingga menuntut pengetahuan yang dimiliki harus dipergunakan semaksimal mungkin, begitupun dalam mencari bantuan ke sarana kesehatan yang ada, mereka sesuaikan dengan pendaapatan keluarga.

3. Cara mencari Pengetahuan

Ada berbagai macam cara untuk mencari atau memperoleh kebenaran pengetahuaan sepanjang sejarah, yaitu :

(13)

a. Cara Tradisional

Untuk memperoleh pengetahuan, cara kuno atau tradisional dipakai orang memperoleh kebenaran pengetahuan sebelum ditemukannnya metode ilmiah dan metode penemuan secara sistematik dan logis (Notoatmodjo, 2003).

b. Cara coba-salah (trial and error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradapan. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi persolan untuk masalah, upaya pemecahannya dilakuakan dengan cara coba-coba saja, dimana metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sekarang ini metode coba-coba masih sering dipergunakan terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui cara memecahkan masalah (Notoatmodjo, 2003).

c. Kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan manusia zaherí-hari, bnayak sekali kebidanan dan tradisi-tradisi yang di lakukan oleh orang tanpa melakukan penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi berikutnya, dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemimpin agama, otoritas ilmu pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

(14)

d. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, dimana pengalamaan itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengetahuan itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar, maka perlu berfikir kritis dan logis (Notoatmodjo, 2003)

e. Melalui jalan pikir

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya baik melalui induksi dan deduksi (Notoatmodjo, 2003).

f. Cara Modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau metodologi penelitian. Cara ini mula-mula mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau kemasyaratan kemudian hasil penga matannya tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan dan akhirnya diambil kesimpulan umum (Notoatmodjo, 2003).

4. Cara pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

(15)

subyek penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkata pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

F. Kerangka Teori

Gambar : Kerangka Teori Penelitian ( Modifikasi Notoatmodjo, 2003) Faktor Internal; 1. Karakteristik Remaja 2. Karakteristik Orang tua Faktor Eksternal ; 1. Informasi 2. Budaya 3. Pengalaman Pengetahuan kesehatan reproduksi remaja

(16)

G. Kerangka Konsep

Gambar : Kerangka Konsep Penelitia H. Variabel Penelitian

1 Variabel bebas adalah variabel yang tidak berhubungan pada variabel lain. Variabel bebas penelitian ini adalah karakteristik remaja dan karakteristik orang tua.

2 Variabel terikat adalah variabel yang berhubungan dengan variabel lain. Variabel terikat penelitian ini adalah pengetahuan kesehatan reproduksi remaja.

I. Hipotesis

a. Ada hubungan jenis kelamin dengan pengetahuan kesehatan reproduksi.

b. Ada hubungan status sosial ekonomi dengan pengetahuan kesehatan reproduksi.

c. Ada hubungan umur bapak dengan pengetahuan kesehatan Pengetahuan

kesehatan reproduksi remaja

Karakteristik Orang Tua 1. Umur 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Pendapatn Karakteristik remaja : 1. Jenis kelamin 2. Teman sebaya

(17)

reproduksi.

d. Ada hubungan umur ibu dengan pengetahuan kesehatan reproduksi. e. Ada hubungan pendidikan bapak dengan pengetahuan kesehatan

reproduksi.

f. Ada hubungan pendidikan ibu dengan pengetahuan kesehatan reproduksi.

g. Ada hubungan pekerjaan orang tua dengan pengetahuan kesehatan reproduksi.

h. Ada hubungan pendapatan orang tua dengan pengetahuan kesehatan reproduksi

Gambar

Gambar : Kerangka Teori Penelitian ( Modifikasi Notoatmodjo, 2003)  Faktor Internal;  1
Gambar : Kerangka  Konsep  Penelitia  H.  Variabel  Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti selanjutnya mampu berkontribusi dalam mengatasi perulaku agresif verbal yang dialami oleh siswa SMA Negeri 1 Rembang melalui konseling rational emotive

Penyebab rendahnya tingkat penyerapan anggaran belanja yaitu, rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh satuan kerja sehingga tidak dapat

Persamaan diatas merupakan persamaan untuk saluran yang telah ditransposisikan, yaitu suatu metode pengembalian keseimbangan ketiga fasa dengan mempertukarkan

Mampu menampilkan log aktivitas setiap unit kerja berdasarkan, rencanaaksi (action plan), laporan mingguan dan capaian KPI. Tersedia fasilitas forum diskusi khusus mengenai

Parameter penelitian yang dilakukan terhadap mayones reduced fat terdiri atas pengujian pH dengan pH meter, analisa kadar air metode vacuum drying, pengukuran

perusahaan, yaitu rasio leverage perusahaan.Dengan demikian, hutang adalah unsur dari struktur modal perusahaan.Struktur modal merupakan kunci perbaikan produktivitas

“sekarang banyak masyarakat yang ikut berpartisipasi untuk keluar dalam dakwah ini dan jama‟ah ini terus berkembang dari waktu ke waktu, bagi masyarakat yang

Waralaba format bisnis adalah pemberian sebuah lisensi oleh seseorang kepada pihak lain, lisensi tersebut memberikan hak kepada penerima waralaba untuk berusaha dengan