BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan mengenai metode penelitian dan desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, alur penelitian, teknik pengolahan data, analisis data dan hasil uji coba.
A. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
(Arikunto, 2006, hlm. 160) “metode penelitian adalah cara yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Lebih lanjut dalam Juanda (2012) Sudjana mengemukakan bahwa “metode dalam
suatu penelitian menyangkut prosedur dan cara melakukan verifikasi data
yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian
termasuk untuk menguji hipotesis”. Dari kedua kutipan di atas, dapat
disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian untuk menjawab masalah penelitian dengan
menggunakan cara dan alat tertentu.
Berdasarkan tujuan penelitian dan rumusan masalah yang telah
dipaparkan pada BAB I dan sesuai dengan kutipan di atas, maka metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif,
yaitu pre-experiment atau metode eksperimen awal. Peneliti menggunakan
metode ini karena peneliti hanya ingin melihat peningkatan penguasaan
konsep Fluida sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran POE
(predict-observe-explain) bukan untuk membandingkannya dengan metode
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain
kelompok tunggal pretest-posttest (one group pretest-posttest). Instrumen
yang digunakan pada pretest dan posttest adalah sama. Tetapi diberikan
dalam waktu yang berbeda dan hasil yang diperiksa adalah hasil pretest
dan posttest. Desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Desain penelitian
(Sugiyono, 2013, hal. 110)
Keterangan :
Q1 = Tes awal (pretest)
X = Perlakuan (treatment), yaitu penerapan model pembelajaran POE
Q2 = Tes akhir (posttest)
B. Partisipan dan Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah SMP kabupaten Bandung
Barat dengan subjek penelitian kelas VIII J. Pemilihan sampel dipilih secara
sampling purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 2013, hlm. 124). Pertimbangan tersebut di antaranya adalah
jadwal kelas yang akan menerima materi dari konsep yang akan diteliti. Dalam
penelitian ini jumlah siswa kelas yang dijadikan sampel tadalah 38 orang.
C. Definisi Operasional
Supaya tidak terjadi perbedaan persepsi mengenai definisi operasional
variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, definisi operasional
variabel penelitian yang di maksud dijelaskan sebagai berikut :
1. Model Pembelajaran POE (predict-observe-explain)
Model pembelajaran POE (predict-observe-explain) merupakan
suatu model yang efisien untuk menciptakan diskusi para siswa mengenai
konsep ilmu pengetahuan. Model pembelajaran ini melibatkan siswa
dalam meramalkan suatu fenomena, melakukan observasi melalui
demonstrasi, dan akhirnya menjelaskan hasil demonstrasi dan ramalan
mereka sebelumnya. Tahapan pembelajaran POE terdiri atas tiga bagian,
pertama predict, observe, dan explain.
Instrumen observasi ini berisi daftar aktivitas guru yang dibuat
berbentuk rating scale yang memuat kolom ya dan tidak. Instrumen ini
diisi oleh observer dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom sesuai
dengan aktivias guru yang diobservasi mengenai penerapan model
pembelajaran POE. Instrumen observasi ini juga memuat kolom
keterangan yang digunakan untuk mencatat kekurangan-kekurangan
dalam setiap fase pembelajaran. Secara operasional keterlaksanaannya di
ukur menggunakan lembar observasi oleh observer.
2. Penguasaan Konsep Fluida
Penguasaan konsep fluida adalah penguasaan konsep berdasarkan
aspek kognitif taksonomi Anderson yaitu mencakup mengingat (C1),
memahami (C2), menerapkan (C3), mengaplikasikan (C4). Penguasaan
konsep di ukur melalui pretest dan posttest berupa tes pilihan ganda
sebanyak 20 soal dengan tujuan untuk mengetahui peningkatannya.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase gain ternormalisasi
yang diinterpretasikan berdasarkan kategori Hake (1998). Kategori
peningkatan penguasaan konsep siswa ditentukan oleh rata-rata skor gain
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan ada dua, yaitu instrumen untuk
mengukur keterlaksanaan pembelajaran berupa lembar observasi dan instrumen
pengambilan data berupa soal tes Fisika. Untuk lembar observasi dilakukan
setiap dilakukannya perlakuan. Untuk soal tes Fisika sendiri, terdapat soal tes
untuk mengukur penguasaan konsep tentang fluida.
1. Lembar Observasi
Untuk menilai apakah pembelajaran terlaksana sesuai dengan RPP
yang telah disusun sebelumnya, maka dibuatlah lembar observasi untuk
mengukur berapa persen keterlaksanan pembelajaran tersebut. Dalam
pengukurannya, lembar observasi ini akan diisi oleh beberapa observer
saat pembelajaran berlangsung.
2. Tes Penguasaan Konsep
Tes ini bertujuan untuk mengukur penguasaan konsep siswa dalam
bentuk tes tertulis jenis pilihan berganda. Tes ini mencakup
indikator-indikator penguasaan konsep kognitif sebagaimana yang telah
dikemukakan oleh Anderson. Tes Penguasaan Konsep diberikan sebelum
diberi perlakuan (pretest) dan sesudah diberi perlakuan (posttest).
E. Alur Penelitian
Penelitian dilaksanakan ke dalam tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Berikut penjelasan dari setiap tahapan.
1. Tahap Persiapan Penelitian
Awal persiapan penelitian dimulai dengan melakukan studi pendahuluan di salah satu SMP. Berikut beberapa tahap persiapan akan dijabarkan seperti di bawah ini yaitu
Studi literatur mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan keperluan penelitian.
Melakukan studi kurikulum mengenai pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian.
Menentukan populasi dan sampel penelitian secara bertujuan.
Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan saat penelitian meliputi Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada penerapan model pembelajaran POE.
Membuat dan menyusun instrumen penelitian sebagai alat untuk memperoleh data dalam penelitian, dengan langkah-langkah seperti di bawah ini.
1) Membuat daftar kisi-kisi instrumen penelitian.
2) Men-judgment instrumen peneliti oleh dua orang dosen fisika dan 1 guru yang sebelumnya telah diperiksa oleh dosen pembimbing. 3) Memperbaiki instrumen berdasarkan hasil judgment.
4) Melakukan uji coba intrumen pada salah satu SMP yang ada di kabupaten Bandung Barat.
5) Menganalisis hasil uji coba instrumen meliputi reliabilitas tes, validitas item tes, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
6) Memperbaiki soal-soal yang kurang sesuai dengan analisis instrumen dan membuat soal baru untuk indikator pembelajaran yang soal-soalnya tidak lolos berdasarkan hasil coba instrumen. 7) Memilih soal-soal yang baik berdasarkan hasil uji intrumen.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
April 2016 selama 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu 80 menit untuk setiap pertemuannya. Disetiap pertemuan tersebut, diterapkan perlakuan yang berbeda sebagaimana disajikan pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Waktu Kegiatan
Sesuai jadwal diatas, pada pertemuan pertama dilaksanakan pretest
berupa soal tes penguasaan konsep sebanyak 20 butir soal pilihan ganda
dengan pilihan jawaban a sampai d. Setelah itu dilanjutkan pembelajaran
materi tekanan hidrostatis dan hukum Archimedes. Guru membagi siswa
menjadi 6 kelompok untuk melakukan diskusi dan beberapa eksperimen
sederhana tentang tekanan hidrostatis. Pada pertemuan kedua dilanjut
dengan materi tentang bejana berhubungan dan hukum Pascal.
Selanjutnya pada pertemuan terakhir yaitu pertemuan ketiga,
dilaksanakan posttest berupa tes yang sama dengan pretest di kelas VIII J.
Sebelum posstest dilakukan guru mengevaluasi sedikit tentang materi
fluida yang sudah di jelaskan sebelumnya.
Beberapa kegiatan dalam tahap pelaksanaan ini dijelaskan seperti di bawah ini.
a. Memberikan pretest kepada siswa. Pretest dihadiri oleh seluruh siswa yang berjumlah 38 orang.
siswa diobservasi selama proses pembelajaran dalam tiga pertemuan tersebut.
c. Memberikan posttest pada siswa. Posttest dihadiri oleh seluruh siswa yang berjumlah 38 orang.
3. Tahap Akhir Penelitian
Pada tahap akhir ini dimulai setelah semua tahap pelaksanaan selesai dilaksanakan. Beberapa kegiatan dalam tahap pelaksanaan ini akan dijelaskan seperti di bawah ini.
a. Mengolah data lembar observasi keterlaksanaan. b. Menganalisis hasil penelitian.
Alur penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini digambarkan seperti terlihat pada Gambar 3.2
Gambar 3.2 Alur Penelitian
F. Teknik pengolahan Data
Dalam penelitian ini data diperoleh melalui lembar keterlaksanaan model pembelajaran POE (predict-observe-explain) dan tes hasil belajar ranah kognitif. Teknik pengolahan data tersebut akan dijabarkan seperti di bawah ini.
Pemberian Skor
Pemberian skor hasil tes penguasaan konsep kognitif siswa
menggunakan aturan penskoran tes pilihan ganda, yaitu 1 atau 0. Skor 1
Menyusun dan mengembangkan instrumen penelitian hasil belajar penguasaan konsep dan ranah kognitif
siswa tiap aspek
Studi Pendahuluan
Merumuskan Masalah
Studi Literatur
Menentukan Sampel Penelitian
Penyusunan perangkat pembelajaran RPP, Alat Paraktikum sederhana, dan
LKS
Pretest Perlakuan (treatment) Posttest
Observasi Hasil Belajar Siswa dan Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Pengolahan dan Analisis Data
jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah. Skor maksimum ideal
sama dengan jumlah soal yang diberikan.
Keterlaksanaan Model Pembelajaran POE
Observasi keterlaksanaan metode pembelajaran POE bertujuan untuk melihat apakah tahapan-tahapan dari metode yang digunakan itu terlaksana dengan baik. Langkah pembelajaran model pembelajaran POE dikatakan telah terlaksana apabila peneliti telah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah pembelajaran yang tercantum dalam lembar observasi. Besar persentase keterlaksanaan model pembelajaran dapat dinyatakan dengan rumusan:
% Keterlaksanaan model pembelajaran = ∑
∑ x 100%
Keterlaksanaan model pembelajaran dikatakan baik apabila langkah pembelajaran pada model itu telah terlaksana sedikitnya 60% dari seluruh langkah pembelajaran yang seharusnya dilakukan. Untuk lebih jelasnya mengenai nilai interpretasi keterlaksanaan model pembelajaran bisa dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Interpretasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Kategori Keterlaksanaan Interpretasi
80% atau lebih Sangat baik
60% - 79% Baik
40% - 59% Sedang
21% - 39% Kurang
0% - 20% Kurang Sekali
(Sugiyono, 2001, hlm. 81)
Menghitung Skor N-Gain
dari treatment. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain adalah:
G = Sf– Si ... pers (3.1)
Keterangan : G = Gain
Sf = Skor tes akhir
Si = Skor tes awal
Rata-rata gain yang ternormalisasi (< g >) dinyatakan oleh persamaan sebagai berikut (Hake, 1998) yaitu :
< g > =
=
... pers (3.2)
dengan:
< g > = Rata-rata gain yang ternormalisasi < Sf > = Rata-rata nilai posttest
< Si > = Rata-rata nilai pretest
Nilai ini kemudian diinterpretasikan ke dalam klasifikasi Tabel 3.3. Tabel 3.3 Interpretasi Rata-rata Gain yang Ternormalisasi
Nilai < g > Interpretasi
(< g >) > 0,7 Tinggi 0,7 > (< g >) > 0,3 Sedang
(< g >) < 0,3 Rendah
Nilai rata-rata gain dinormalisasi yang dicari adalah rata-rata gain ternormalisasi pada masing-masing tingkatan hasil belajar ranah kognitif (C1, C2, C3 dan C4) dan rata-rata gain ternormalisasi untuk keseluruhan
tes.
G. Analisis Data dan Hasil Ujicoba
Untuk mendapatkan data akurat yang dapat menggambarkan kemampuan
benar. Instrumen tes yang baik dan benar dapat diperoleh dengan cara menguji
coba dan menganalisis instrumen tes tersebut sebelum digunakan dalam
pengambilan data penelitian.
Sebelum instrumen tes digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu
diujicobakan di kelas IX A di tempat penelitian dilaksanakan. Data hasil uji
coba tes dianalisis untuk mendapatkan keterangan apakah instrumen tersebut
layak atau tidak digunakan dalam penelitian. Berikut dipaparkan
analisis-analisis yang digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen tes
penelitian.
a. Validitas Butir soal
Anderson (Arikunto, 2009, hlm. 65) mengemukakan bahwa “A test
is valid if it measures what it purpose to measure”. Pernyataan Anderson
tersebut jika diartikan yaitu sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut
mengukur apa yang hendak diukur. Sehingga, dapat dikatakan bahwa
analisis validitas tes merupakan analisis tes yang di lakukan untuk
menunjukkan tingkat ketepatan suatu instrumen tes dalam mengukur
sasaran yang hendak diukur. Uji validitas butir soal ini dilakukan dengan
menggunakan teknik kolerasi product momen yang dikemukakan oleh
Pearson (Pearson Product Moment), yaitu sebagai berikut :
Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi yang diperoleh
dari perhitungan diatas, digunakan kriteria validitas butir soal seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 3.4 dibawah ini.
Tabel 3.4 Interpretasi Validitas Butir Soal
Koefisien Korelasi Kriteria validitas
0,80 < r 1,00 Sangat tinggi
0,60 < r 0,80 Tinggi
0,40 < r 0,60 Cukup
0,20 < r 0,40 Rendah
0,00 < r 0,20 Sangat rendah
(Arikunto, 2009, hlm. 75)
b. ReliabilitasTes
“Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes,
yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor
yang ajeg/konsisten (tidak berubah-ubah)” Munaf (2001, hlm. 59). Lebih
lanjut Arikunto (2006, hlm. 178) mengemukakan bahwa “Reliabilitas
menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data yang
menghasilkan data yang dapat dipercaya dalam arti selalu menghasilkan
data yang sama walaupun data diambil berapa kali pun”. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa reliabilitas tes adalah tingkat konsistensi suatu tes,
yaitu sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor
yang konsisten. Untuk menghitung reliabilitas soal bentuk uraian
digunakan rumus Alpha sebagai berikut:
r11= ∑ ... pers (3.4) Keterangan:
r11= reliabilitas
∑ = jumlah varians skor tiap-tiap item
Untuk menghitung jumlah varians skor tiap-tiap item, perlu
dihitung terlebih dahulu varians skor untuk masing-masing item soal
menggunakan rumus berikut ini:
= ∑ ∑
... pers (3.5)
Keterangan :
= varians skor item soal
∑ = jumlah kuadrat skor item soal tertentu
∑ jumlah skor item soal tertentu N = jumlah siswa
Seluruh persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai
reliabilitas ini di ambil dari Arikunto (2006, hlm. 109-112). Nilai
reliabilitas yang diperoleh diinterpertasi dengan mengacu kepada Tabel
3.5.
Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas Tes
Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas
0,81 < r 1,00 Sangat tinggi
0,61 < r 0,80 Tinggi
0,41 < r 0,60 Cukup
0,21 < r 0,40 Rendah
0,00 < r 0,20 Sangat rendah
(Arikunto, 2009, hlm. 75)
c. Tingkat Kesukaran Butir Soal
“Tingkat kesukaran atau indeks kesukaran (difficulty indeks) adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya sesuatu soal” Arikunto
kemudahan (facility level), seperti yang di kemukakan oleh Munaf (2001,
hlm. 62) “Taraf kemudahan suatu butir soal ialah proporsi dari
keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut”.
Tingkat kesukaran dinyatakan dalam bentuk indeks, semakin besar indeks
tingkat kesukaran suatu butir soal semakin mudah butir soal tersebut.
Tingkat kesukaran butir soal atau disebut juga tingkat kemudahan butir
soal dapat ditentukan dengan rumus:
P =
... pers (3.6)
Dengan:
P = Taraf kesukaran
B = Jumlah jawaban benar
JS = Jumlah peserta tes
Untuk menginterpretasikan indeks tingkat kesukaran yang diperoleh
dari perhitungan diatas, digunakan kriteria tingkat kesukaran seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 3.6 dibawah ini :
Tabel 3.6 Interpretasi Indeks Tingkat Kesukaran Butir Soal Indeks Tingkat Kesukaran
0,00 – 0,29 Sukar
0,30 – 0,69 Sedang
0,70 – 1,00 Mudah
(Arikunto, 2009, hlm. 210)
d. Daya Pembeda Butir Soal
“Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang tidak pandai (berkemampuan rendah)” Arikunto (2009, hlm.
211). Sejalan dengan itu, Munaf (2001, hlm. 63) mengemukakan bahwa
kemampuan butir soal itu untuk membedakan siswa yang termasuk
kelompok tinggi (upper group) dengan siswa yang termasuk kelompok
rendah (lower group)”. Dengan demikian, butir soal yang memiliki daya
pembeda yang baik ialah butir soal yang dapat dijawab dengan benar
oleh siswa yang pandai dan tidak dapat dijawab dengan benar oleh siswa
yang kurang pandai. Untuk menentukan daya pembeda tiap butir soal
B = Jumlah kelompok atas yang menjawab benar
A
J = Jumlah peserta tes kelompok atas
B
B = Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar
B
J = Jumlah peserta tes kelompok bawah
Untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda yang diperoleh
dari perhitungan diatas, digunakan tabel kriteria daya pembeda seperti
yang ditunjukkan pada Tabel 3.7 dibawah ini.
Uji coba instrumen tes penguasaan konsep dilakukan agar tes yang
digunakan benar-benar dapat mengukur variabel penelitian. Sebelum
digunakan, bentuk tes tersebut diujicobakan terhadap siswa kelas IX A di salah
satu sekolah SMP N di kabupaten Bandung Barat.
e. Hasil Ujicoba
Dari hasil uji coba instrumen tes penguasaan konsep, 22 soal pilihan
ganda yang diujicobakan diputuskan hanya 20 soal pilihan ganda yang
layak digunakan untuk penelitian. Berikut hasil analisis validitas, tingkat
kesukaran, daya pembeda butir soal, reliabilitas tes dan analisis para
ahli/judgment penguasaan konsep pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes Penguasaan Konsep
No Validitas TK DP Analisis
Para ahli Keputusan Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
1 0.45 Cukup 0.73 Mudah 0.30 Cukup Dipakai Dipakai
2 0.33 Rendah 0.56 Sedang 0.29 Cukup Dipakai Dipakai
3 0.25 Rendah 0.89 Mudah 0.23 Cukup Dipakai Dipakai
4 0.39 Rendah 0.58 Sedang 0.23 Cukup Dipakai Dipakai
5 0.38 Rendah 0.56 Sedang 0.29 Cukup Dipakai Dipakai
6 0.06 Sangat
rendah 0.62 Sedang
0.29 Cukup Dipakai Dibuang
7 0.38 Rendah 0.70 Mudah 0.23 Cukup Dipakai Dipakai
8 0.42 Cukup 0.70 Mudah 0.23 Cukup Dipakai Dipakai
9 0.25 Rendah 0.50 Sedang 0.29 Cukup Dipakai Dipakai
10 0.36 Cukup 0.59 Sedang 0.29 Cukup Dipakai Dipakai
11 0.52 Cukup 0.53 Sedang 0.47 Baik Dipakai Dipakai
12 0.47 Cukup 0.62 Sedang 0.41 Baik Dipakai Dipakai
14 0.39 Rendah 0.6 Sedang 0.41 Baik Dipakai Dipakai
15 0.38 Rendah 0.56 Sedang 0.41 Baik Dipakai Dipakai
16 0.55 Cukup 0.73 Mudah 0.18 Jelek Dipakai Dipakai
17 0.42 Cukup 0.56 Sedang 0.53 Baik Dipakai Dipakai
18 0.32 Rendah 0.56 Sedang 0.18 Jelek Dipakai Dipakai
19 0.36 Rendah
0.59 Sedang
0 Sangat
jelek
Dipakai Dibuang
20 0.53 Cukup 0.68 Sedang 0.41 Baik Dipakai Dipakai
21 0.30 Rendah 0.59 Sedang 0.35 Baik Dipakai Dipakai
22 0.38 Rendah 0.62 Sedang 0.18 Jelek Dipakai Dipakai
Reliabilitas 0,72
Kriteria Tinggi
Berdasarkan tabel di atas, dari 22 butir soal, terdapat 5 butir soal
kategori mudah, terdapat 17 butir soal kategori sedang, terdapat 2 butir
soal kategori sukar. Yang termasuk kategori mudah, yaitu butir soal
nomor 1, 3, 16, dan 17. Hal ini dilihat dari banyaknya siswa yang dapat
menjawab soal kategori mudah dengan benar, yaitu 24 sampai dengan 30
siswa. Yang termasuk kategori sedang, yaitu butir soal nomor 2, 4, 5, 6,
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 21, dan 22. Hal ini dilihat dari
jumlah siswa yang dapat menjawab soal kategori sedang dengan benar,
yaitu 17 sampai dengan 23 siswa. Jika dilihat secara keseluruhan, butir
soal nomor 3 dianggap paling mudah karena dapat dijawab dengan benar
oleh 30 siswa dari 34 siswa. Sedangkan butir soal nomor 9 dianggap
sedang karena hanya dijawab oleh 17 orang siswa yang dapat menjawab
dengan benar.
Dari tabel di atas juga diketahui bahwa terdapat 1 soal dengan
validitas sangat rendah, 12 soal dengan validitas rendah, 9 soal dengan
soal no 6 dan soal no 19. Keputusan butir soal no 6 dibuang atau tidak
dipakai dalam penelitian, ditinjau dari kriteria validitas butir soal tersebut
tidak signifikan atau tidak valid, sangat rendah. Keputusan butir soal no
19 dibuang atau tidak dipakai dalam penelitian, ditinjau dari kriteria daya
pembedanya sangat jelek.
Instrumen yang digunakan dalam uji coba ini, sebelumnya telah divalidasi/jugtment oleh ahli yaitu 2 orang dosen fisika dan 1 orang guru.
Sebelumya soal yang peneliti judgment sebanyak 24 butir soal. Tetapi
diputuskan untuk diujicobakan 22 butir soal, 2 butir soal dibuang atau
tidak dipakai karena soal tersebut sama. Adapun hasil jugdment adalah sebagai berikut:
a. Saran perbaikan untuk pengantar soal no 1.
b. Perbaikan kesesuaian soal dengan ranah kognitif (soal no 4, soal no 9 dan soal no 19).
c. Perbaikan kesesuaian soal dengan ranah kognitif (soal no 4 dan soal no 6).
d. Perbaikan kesesuaian soal dengan indikator soal (soal no 14 dan soal no 16).
e. Perbaikan no 10 dengan memberikan contoh kasus dalam kehidupan sehari-hari.
f. Perbaikan soal no 14 jawaban di ubah ke bentuk gambar.