• Tidak ada hasil yang ditemukan

S FIS 0900814 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S FIS 0900814 Chapter3"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan mengenai metode penelitian dan desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, alur penelitian, teknik pengolahan data, analisis data dan hasil uji coba.

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

(Arikunto, 2006, hlm. 160) “metode penelitian adalah cara yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Lebih lanjut dalam Juanda (2012) Sudjana mengemukakan bahwa “metode dalam

suatu penelitian menyangkut prosedur dan cara melakukan verifikasi data

yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian

termasuk untuk menguji hipotesis”. Dari kedua kutipan di atas, dapat

disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian untuk menjawab masalah penelitian dengan

menggunakan cara dan alat tertentu.

Berdasarkan tujuan penelitian dan rumusan masalah yang telah

dipaparkan pada BAB I dan sesuai dengan kutipan di atas, maka metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif,

yaitu pre-experiment atau metode eksperimen awal. Peneliti menggunakan

metode ini karena peneliti hanya ingin melihat peningkatan penguasaan

konsep Fluida sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran POE

(predict-observe-explain) bukan untuk membandingkannya dengan metode

(2)

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain

kelompok tunggal pretest-posttest (one group pretest-posttest). Instrumen

yang digunakan pada pretest dan posttest adalah sama. Tetapi diberikan

dalam waktu yang berbeda dan hasil yang diperiksa adalah hasil pretest

dan posttest. Desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Desain penelitian

(Sugiyono, 2013, hal. 110)

Keterangan :

Q1 = Tes awal (pretest)

X = Perlakuan (treatment), yaitu penerapan model pembelajaran POE

Q2 = Tes akhir (posttest)

B. Partisipan dan Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah SMP kabupaten Bandung

Barat dengan subjek penelitian kelas VIII J. Pemilihan sampel dipilih secara

sampling purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu (Sugiyono, 2013, hlm. 124). Pertimbangan tersebut di antaranya adalah

jadwal kelas yang akan menerima materi dari konsep yang akan diteliti. Dalam

penelitian ini jumlah siswa kelas yang dijadikan sampel tadalah 38 orang.

C. Definisi Operasional

Supaya tidak terjadi perbedaan persepsi mengenai definisi operasional

variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, definisi operasional

variabel penelitian yang di maksud dijelaskan sebagai berikut :

(3)

1. Model Pembelajaran POE (predict-observe-explain)

Model pembelajaran POE (predict-observe-explain) merupakan

suatu model yang efisien untuk menciptakan diskusi para siswa mengenai

konsep ilmu pengetahuan. Model pembelajaran ini melibatkan siswa

dalam meramalkan suatu fenomena, melakukan observasi melalui

demonstrasi, dan akhirnya menjelaskan hasil demonstrasi dan ramalan

mereka sebelumnya. Tahapan pembelajaran POE terdiri atas tiga bagian,

pertama predict, observe, dan explain.

Instrumen observasi ini berisi daftar aktivitas guru yang dibuat

berbentuk rating scale yang memuat kolom ya dan tidak. Instrumen ini

diisi oleh observer dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom sesuai

dengan aktivias guru yang diobservasi mengenai penerapan model

pembelajaran POE. Instrumen observasi ini juga memuat kolom

keterangan yang digunakan untuk mencatat kekurangan-kekurangan

dalam setiap fase pembelajaran. Secara operasional keterlaksanaannya di

ukur menggunakan lembar observasi oleh observer.

2. Penguasaan Konsep Fluida

Penguasaan konsep fluida adalah penguasaan konsep berdasarkan

aspek kognitif taksonomi Anderson yaitu mencakup mengingat (C1),

memahami (C2), menerapkan (C3), mengaplikasikan (C4). Penguasaan

konsep di ukur melalui pretest dan posttest berupa tes pilihan ganda

sebanyak 20 soal dengan tujuan untuk mengetahui peningkatannya.

Peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase gain ternormalisasi

yang diinterpretasikan berdasarkan kategori Hake (1998). Kategori

peningkatan penguasaan konsep siswa ditentukan oleh rata-rata skor gain

(4)

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan ada dua, yaitu instrumen untuk

mengukur keterlaksanaan pembelajaran berupa lembar observasi dan instrumen

pengambilan data berupa soal tes Fisika. Untuk lembar observasi dilakukan

setiap dilakukannya perlakuan. Untuk soal tes Fisika sendiri, terdapat soal tes

untuk mengukur penguasaan konsep tentang fluida.

1. Lembar Observasi

Untuk menilai apakah pembelajaran terlaksana sesuai dengan RPP

yang telah disusun sebelumnya, maka dibuatlah lembar observasi untuk

mengukur berapa persen keterlaksanan pembelajaran tersebut. Dalam

pengukurannya, lembar observasi ini akan diisi oleh beberapa observer

saat pembelajaran berlangsung.

2. Tes Penguasaan Konsep

Tes ini bertujuan untuk mengukur penguasaan konsep siswa dalam

bentuk tes tertulis jenis pilihan berganda. Tes ini mencakup

indikator-indikator penguasaan konsep kognitif sebagaimana yang telah

dikemukakan oleh Anderson. Tes Penguasaan Konsep diberikan sebelum

diberi perlakuan (pretest) dan sesudah diberi perlakuan (posttest).

E. Alur Penelitian

Penelitian dilaksanakan ke dalam tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Berikut penjelasan dari setiap tahapan.

1. Tahap Persiapan Penelitian

Awal persiapan penelitian dimulai dengan melakukan studi pendahuluan di salah satu SMP. Berikut beberapa tahap persiapan akan dijabarkan seperti di bawah ini yaitu

(5)

 Studi literatur mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan keperluan penelitian.

 Melakukan studi kurikulum mengenai pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian.

Menentukan populasi dan sampel penelitian secara bertujuan.

 Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan saat penelitian meliputi Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada penerapan model pembelajaran POE.

 Membuat dan menyusun instrumen penelitian sebagai alat untuk memperoleh data dalam penelitian, dengan langkah-langkah seperti di bawah ini.

1) Membuat daftar kisi-kisi instrumen penelitian.

2) Men-judgment instrumen peneliti oleh dua orang dosen fisika dan 1 guru yang sebelumnya telah diperiksa oleh dosen pembimbing. 3) Memperbaiki instrumen berdasarkan hasil judgment.

4) Melakukan uji coba intrumen pada salah satu SMP yang ada di kabupaten Bandung Barat.

5) Menganalisis hasil uji coba instrumen meliputi reliabilitas tes, validitas item tes, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

6) Memperbaiki soal-soal yang kurang sesuai dengan analisis instrumen dan membuat soal baru untuk indikator pembelajaran yang soal-soalnya tidak lolos berdasarkan hasil coba instrumen. 7) Memilih soal-soal yang baik berdasarkan hasil uji intrumen.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

(6)

April 2016 selama 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu 80 menit untuk setiap pertemuannya. Disetiap pertemuan tersebut, diterapkan perlakuan yang berbeda sebagaimana disajikan pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Waktu Kegiatan

Sesuai jadwal diatas, pada pertemuan pertama dilaksanakan pretest

berupa soal tes penguasaan konsep sebanyak 20 butir soal pilihan ganda

dengan pilihan jawaban a sampai d. Setelah itu dilanjutkan pembelajaran

materi tekanan hidrostatis dan hukum Archimedes. Guru membagi siswa

menjadi 6 kelompok untuk melakukan diskusi dan beberapa eksperimen

sederhana tentang tekanan hidrostatis. Pada pertemuan kedua dilanjut

dengan materi tentang bejana berhubungan dan hukum Pascal.

Selanjutnya pada pertemuan terakhir yaitu pertemuan ketiga,

dilaksanakan posttest berupa tes yang sama dengan pretest di kelas VIII J.

Sebelum posstest dilakukan guru mengevaluasi sedikit tentang materi

fluida yang sudah di jelaskan sebelumnya.

Beberapa kegiatan dalam tahap pelaksanaan ini dijelaskan seperti di bawah ini.

a. Memberikan pretest kepada siswa. Pretest dihadiri oleh seluruh siswa yang berjumlah 38 orang.

(7)

siswa diobservasi selama proses pembelajaran dalam tiga pertemuan tersebut.

c. Memberikan posttest pada siswa. Posttest dihadiri oleh seluruh siswa yang berjumlah 38 orang.

3. Tahap Akhir Penelitian

Pada tahap akhir ini dimulai setelah semua tahap pelaksanaan selesai dilaksanakan. Beberapa kegiatan dalam tahap pelaksanaan ini akan dijelaskan seperti di bawah ini.

a. Mengolah data lembar observasi keterlaksanaan. b. Menganalisis hasil penelitian.

(8)

Alur penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini digambarkan seperti terlihat pada Gambar 3.2

Gambar 3.2 Alur Penelitian

F. Teknik pengolahan Data

Dalam penelitian ini data diperoleh melalui lembar keterlaksanaan model pembelajaran POE (predict-observe-explain) dan tes hasil belajar ranah kognitif. Teknik pengolahan data tersebut akan dijabarkan seperti di bawah ini.

Pemberian Skor

Pemberian skor hasil tes penguasaan konsep kognitif siswa

menggunakan aturan penskoran tes pilihan ganda, yaitu 1 atau 0. Skor 1

Menyusun dan mengembangkan instrumen penelitian hasil belajar penguasaan konsep dan ranah kognitif

siswa tiap aspek

Studi Pendahuluan

Merumuskan Masalah

Studi Literatur

Menentukan Sampel Penelitian

Penyusunan perangkat pembelajaran RPP, Alat Paraktikum sederhana, dan

LKS

Pretest Perlakuan (treatment) Posttest

Observasi Hasil Belajar Siswa dan Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Pengolahan dan Analisis Data

(9)

jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah. Skor maksimum ideal

sama dengan jumlah soal yang diberikan.

Keterlaksanaan Model Pembelajaran POE

Observasi keterlaksanaan metode pembelajaran POE bertujuan untuk melihat apakah tahapan-tahapan dari metode yang digunakan itu terlaksana dengan baik. Langkah pembelajaran model pembelajaran POE dikatakan telah terlaksana apabila peneliti telah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah pembelajaran yang tercantum dalam lembar observasi. Besar persentase keterlaksanaan model pembelajaran dapat dinyatakan dengan rumusan:

% Keterlaksanaan model pembelajaran =

x 100%

Keterlaksanaan model pembelajaran dikatakan baik apabila langkah pembelajaran pada model itu telah terlaksana sedikitnya 60% dari seluruh langkah pembelajaran yang seharusnya dilakukan. Untuk lebih jelasnya mengenai nilai interpretasi keterlaksanaan model pembelajaran bisa dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Interpretasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Kategori Keterlaksanaan Interpretasi

80% atau lebih Sangat baik

60% - 79% Baik

40% - 59% Sedang

21% - 39% Kurang

0% - 20% Kurang Sekali

(Sugiyono, 2001, hlm. 81)

Menghitung Skor N-Gain

(10)

dari treatment. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain adalah:

G = Sf Si ... pers (3.1)

Keterangan : G = Gain

Sf = Skor tes akhir

Si = Skor tes awal

Rata-rata gain yang ternormalisasi (< g >) dinyatakan oleh persamaan sebagai berikut (Hake, 1998) yaitu :

< g > =

=

... pers (3.2)

dengan:

< g > = Rata-rata gain yang ternormalisasi < Sf > = Rata-rata nilai posttest

< Si > = Rata-rata nilai pretest

Nilai ini kemudian diinterpretasikan ke dalam klasifikasi Tabel 3.3. Tabel 3.3 Interpretasi Rata-rata Gain yang Ternormalisasi

Nilai < g > Interpretasi

(< g >) > 0,7 Tinggi 0,7 > (< g >) > 0,3 Sedang

(< g >) < 0,3 Rendah

Nilai rata-rata gain dinormalisasi yang dicari adalah rata-rata gain ternormalisasi pada masing-masing tingkatan hasil belajar ranah kognitif (C1, C2, C3 dan C4) dan rata-rata gain ternormalisasi untuk keseluruhan

tes.

G. Analisis Data dan Hasil Ujicoba

Untuk mendapatkan data akurat yang dapat menggambarkan kemampuan

(11)

benar. Instrumen tes yang baik dan benar dapat diperoleh dengan cara menguji

coba dan menganalisis instrumen tes tersebut sebelum digunakan dalam

pengambilan data penelitian.

Sebelum instrumen tes digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu

diujicobakan di kelas IX A di tempat penelitian dilaksanakan. Data hasil uji

coba tes dianalisis untuk mendapatkan keterangan apakah instrumen tersebut

layak atau tidak digunakan dalam penelitian. Berikut dipaparkan

analisis-analisis yang digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen tes

penelitian.

a. Validitas Butir soal

Anderson (Arikunto, 2009, hlm. 65) mengemukakan bahwa “A test

is valid if it measures what it purpose to measure”. Pernyataan Anderson

tersebut jika diartikan yaitu sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut

mengukur apa yang hendak diukur. Sehingga, dapat dikatakan bahwa

analisis validitas tes merupakan analisis tes yang di lakukan untuk

menunjukkan tingkat ketepatan suatu instrumen tes dalam mengukur

sasaran yang hendak diukur. Uji validitas butir soal ini dilakukan dengan

menggunakan teknik kolerasi product momen yang dikemukakan oleh

Pearson (Pearson Product Moment), yaitu sebagai berikut :

(12)

Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi yang diperoleh

dari perhitungan diatas, digunakan kriteria validitas butir soal seperti yang

ditunjukkan pada Tabel 3.4 dibawah ini.

Tabel 3.4 Interpretasi Validitas Butir Soal

Koefisien Korelasi Kriteria validitas

0,80 < r  1,00 Sangat tinggi

0,60 < r  0,80 Tinggi

0,40 < r  0,60 Cukup

0,20 < r  0,40 Rendah

0,00 < r  0,20 Sangat rendah

(Arikunto, 2009, hlm. 75)

b. ReliabilitasTes

“Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes,

yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor

yang ajeg/konsisten (tidak berubah-ubah)” Munaf (2001, hlm. 59). Lebih

lanjut Arikunto (2006, hlm. 178) mengemukakan bahwa “Reliabilitas

menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data yang

menghasilkan data yang dapat dipercaya dalam arti selalu menghasilkan

data yang sama walaupun data diambil berapa kali pun”. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa reliabilitas tes adalah tingkat konsistensi suatu tes,

yaitu sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor

yang konsisten. Untuk menghitung reliabilitas soal bentuk uraian

digunakan rumus Alpha sebagai berikut:

r11= ... pers (3.4) Keterangan:

r11= reliabilitas

(13)

∑ = jumlah varians skor tiap-tiap item

Untuk menghitung jumlah varians skor tiap-tiap item, perlu

dihitung terlebih dahulu varians skor untuk masing-masing item soal

menggunakan rumus berikut ini:

= ∑ ∑

... pers (3.5)

Keterangan :

= varians skor item soal

∑ = jumlah kuadrat skor item soal tertentu

∑ jumlah skor item soal tertentu N = jumlah siswa

Seluruh persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai

reliabilitas ini di ambil dari Arikunto (2006, hlm. 109-112). Nilai

reliabilitas yang diperoleh diinterpertasi dengan mengacu kepada Tabel

3.5.

Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas Tes

Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas

0,81 < r  1,00 Sangat tinggi

0,61 < r  0,80 Tinggi

0,41 < r  0,60 Cukup

0,21 < r  0,40 Rendah

0,00 < r  0,20 Sangat rendah

(Arikunto, 2009, hlm. 75)

c. Tingkat Kesukaran Butir Soal

“Tingkat kesukaran atau indeks kesukaran (difficulty indeks) adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya sesuatu soal” Arikunto

(14)

kemudahan (facility level), seperti yang di kemukakan oleh Munaf (2001,

hlm. 62) “Taraf kemudahan suatu butir soal ialah proporsi dari

keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut”.

Tingkat kesukaran dinyatakan dalam bentuk indeks, semakin besar indeks

tingkat kesukaran suatu butir soal semakin mudah butir soal tersebut.

Tingkat kesukaran butir soal atau disebut juga tingkat kemudahan butir

soal dapat ditentukan dengan rumus:

P =

... pers (3.6)

Dengan:

P = Taraf kesukaran

B = Jumlah jawaban benar

JS = Jumlah peserta tes

Untuk menginterpretasikan indeks tingkat kesukaran yang diperoleh

dari perhitungan diatas, digunakan kriteria tingkat kesukaran seperti yang

ditunjukkan pada Tabel 3.6 dibawah ini :

Tabel 3.6 Interpretasi Indeks Tingkat Kesukaran Butir Soal Indeks Tingkat Kesukaran

0,00 – 0,29 Sukar

0,30 – 0,69 Sedang

0,70 – 1,00 Mudah

(Arikunto, 2009, hlm. 210)

d. Daya Pembeda Butir Soal

“Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan

siswa yang tidak pandai (berkemampuan rendah)” Arikunto (2009, hlm.

211). Sejalan dengan itu, Munaf (2001, hlm. 63) mengemukakan bahwa

(15)

kemampuan butir soal itu untuk membedakan siswa yang termasuk

kelompok tinggi (upper group) dengan siswa yang termasuk kelompok

rendah (lower group)”. Dengan demikian, butir soal yang memiliki daya

pembeda yang baik ialah butir soal yang dapat dijawab dengan benar

oleh siswa yang pandai dan tidak dapat dijawab dengan benar oleh siswa

yang kurang pandai. Untuk menentukan daya pembeda tiap butir soal

B = Jumlah kelompok atas yang menjawab benar

A

J = Jumlah peserta tes kelompok atas

B

B = Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar

B

J = Jumlah peserta tes kelompok bawah

Untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda yang diperoleh

dari perhitungan diatas, digunakan tabel kriteria daya pembeda seperti

yang ditunjukkan pada Tabel 3.7 dibawah ini.

(16)

Uji coba instrumen tes penguasaan konsep dilakukan agar tes yang

digunakan benar-benar dapat mengukur variabel penelitian. Sebelum

digunakan, bentuk tes tersebut diujicobakan terhadap siswa kelas IX A di salah

satu sekolah SMP N di kabupaten Bandung Barat.

e. Hasil Ujicoba

Dari hasil uji coba instrumen tes penguasaan konsep, 22 soal pilihan

ganda yang diujicobakan diputuskan hanya 20 soal pilihan ganda yang

layak digunakan untuk penelitian. Berikut hasil analisis validitas, tingkat

kesukaran, daya pembeda butir soal, reliabilitas tes dan analisis para

ahli/judgment penguasaan konsep pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes Penguasaan Konsep

No Validitas TK DP Analisis

Para ahli Keputusan Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

1 0.45 Cukup 0.73 Mudah 0.30 Cukup Dipakai Dipakai

2 0.33 Rendah 0.56 Sedang 0.29 Cukup Dipakai Dipakai

3 0.25 Rendah 0.89 Mudah 0.23 Cukup Dipakai Dipakai

4 0.39 Rendah 0.58 Sedang 0.23 Cukup Dipakai Dipakai

5 0.38 Rendah 0.56 Sedang 0.29 Cukup Dipakai Dipakai

6 0.06 Sangat

rendah 0.62 Sedang

0.29 Cukup Dipakai Dibuang

7 0.38 Rendah 0.70 Mudah 0.23 Cukup Dipakai Dipakai

8 0.42 Cukup 0.70 Mudah 0.23 Cukup Dipakai Dipakai

9 0.25 Rendah 0.50 Sedang 0.29 Cukup Dipakai Dipakai

10 0.36 Cukup 0.59 Sedang 0.29 Cukup Dipakai Dipakai

11 0.52 Cukup 0.53 Sedang 0.47 Baik Dipakai Dipakai

12 0.47 Cukup 0.62 Sedang 0.41 Baik Dipakai Dipakai

(17)

14 0.39 Rendah 0.6 Sedang 0.41 Baik Dipakai Dipakai

15 0.38 Rendah 0.56 Sedang 0.41 Baik Dipakai Dipakai

16 0.55 Cukup 0.73 Mudah 0.18 Jelek Dipakai Dipakai

17 0.42 Cukup 0.56 Sedang 0.53 Baik Dipakai Dipakai

18 0.32 Rendah 0.56 Sedang 0.18 Jelek Dipakai Dipakai

19 0.36 Rendah

0.59 Sedang

0 Sangat

jelek

Dipakai Dibuang

20 0.53 Cukup 0.68 Sedang 0.41 Baik Dipakai Dipakai

21 0.30 Rendah 0.59 Sedang 0.35 Baik Dipakai Dipakai

22 0.38 Rendah 0.62 Sedang 0.18 Jelek Dipakai Dipakai

Reliabilitas 0,72

Kriteria Tinggi

Berdasarkan tabel di atas, dari 22 butir soal, terdapat 5 butir soal

kategori mudah, terdapat 17 butir soal kategori sedang, terdapat 2 butir

soal kategori sukar. Yang termasuk kategori mudah, yaitu butir soal

nomor 1, 3, 16, dan 17. Hal ini dilihat dari banyaknya siswa yang dapat

menjawab soal kategori mudah dengan benar, yaitu 24 sampai dengan 30

siswa. Yang termasuk kategori sedang, yaitu butir soal nomor 2, 4, 5, 6,

7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 21, dan 22. Hal ini dilihat dari

jumlah siswa yang dapat menjawab soal kategori sedang dengan benar,

yaitu 17 sampai dengan 23 siswa. Jika dilihat secara keseluruhan, butir

soal nomor 3 dianggap paling mudah karena dapat dijawab dengan benar

oleh 30 siswa dari 34 siswa. Sedangkan butir soal nomor 9 dianggap

sedang karena hanya dijawab oleh 17 orang siswa yang dapat menjawab

dengan benar.

Dari tabel di atas juga diketahui bahwa terdapat 1 soal dengan

validitas sangat rendah, 12 soal dengan validitas rendah, 9 soal dengan

(18)

soal no 6 dan soal no 19. Keputusan butir soal no 6 dibuang atau tidak

dipakai dalam penelitian, ditinjau dari kriteria validitas butir soal tersebut

tidak signifikan atau tidak valid, sangat rendah. Keputusan butir soal no

19 dibuang atau tidak dipakai dalam penelitian, ditinjau dari kriteria daya

pembedanya sangat jelek.

Instrumen yang digunakan dalam uji coba ini, sebelumnya telah divalidasi/jugtment oleh ahli yaitu 2 orang dosen fisika dan 1 orang guru.

Sebelumya soal yang peneliti judgment sebanyak 24 butir soal. Tetapi

diputuskan untuk diujicobakan 22 butir soal, 2 butir soal dibuang atau

tidak dipakai karena soal tersebut sama. Adapun hasil jugdment adalah sebagai berikut:

a. Saran perbaikan untuk pengantar soal no 1.

b. Perbaikan kesesuaian soal dengan ranah kognitif (soal no 4, soal no 9 dan soal no 19).

c. Perbaikan kesesuaian soal dengan ranah kognitif (soal no 4 dan soal no 6).

d. Perbaikan kesesuaian soal dengan indikator soal (soal no 14 dan soal no 16).

e. Perbaikan no 10 dengan memberikan contoh kasus dalam kehidupan sehari-hari.

f. Perbaikan soal no 14 jawaban di ubah ke bentuk gambar.

Gambar

Gambar 3.2 Alur Penelitian
Tabel 3.4 Interpretasi Validitas Butir Soal
Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas Tes
Tabel 3.7 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
+2

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Tridinanti Palembang ”, yan g diajukan sebagai syarat menyelesaikan studi pada program Diploma III Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik

barang dan jasa pada unit bisnis finance center area-00 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Untuk mengetahui solusi dari hambatan pembayaran atas transaksi.. barang dan

Seperti kita ketahui bahwa individu yang berada pada masa remaja yang berkisar antara 13-20 tahun akan mengalami perubahan hidup yang sangat sulit seperti juga pada dewasa

Mursidi melepas peserta Fun Walk yang diikuti dosen, karyawan, dan keluraga, serta mahasiswa dari berbagai fakultas. Usai Fun Walk peserta dihibur dengan musik indie yang

Ini adalah salah satu cara UMM untuk memacu karya mahasiswa yang berkualitas dalam bidang jurnalistik melalui mata kuliah Praktek Produksi Karya Jurnalistik (PPKJ). Kali ini

SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG TIDAK MELAPORKAN SELURUH PENGHASILANNYA YANG MEMPUNYAI PEKERJAAN BEBAS SEBAGAI PEDAGANG ECERAN..

[r]

and also perceived quality has a significant direct effect on purchase intention of Yamaha Mio in Surabaya partially.The result showed that insignificant influence of brand