Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita www.umm.ac.id
Video Jurnalistik Mahasiswa UMM Dilombakan Tanggal: 2011-12-29
Arif Wahyu Efendi membagikan ilmunya sebagai seorang reporter kepada mahasiswa jurnalistik UMM.
Enam belas karya video jurnalistik mahasiswa Ilmu Komunikasi konsentrasi Jurnalistik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) angkatan 2008 dikompetisikan di auditorium I UMM, Kamis (29/12). Ini adalah salah satu cara UMM untuk memacu karya mahasiswa yang berkualitas dalam bidang jurnalistik melalui mata kuliah Praktek Produksi Karya Jurnalistik (PPKJ).
Kali ini kompetisi diberi tajuk “Kita Bangga Punya Karya”. Acara digelar selama dua hari itu turut mengundang alumni yang kini bekerja sebagai koresponden RCTI Arif Wahyu Efendi. “Setiap karya mahasiswa pasti kita apresiasi, dengan cara melombakan dan mendatangkan praktisi untuk memberi masukan dan komentar,” kata dosen pengampu, PPKJ), Nurudin.
Lebih lanjut, Nurudin menerangkan, sebelum menulis tugas akhir, mahasiswa diwajibkan memiliki karya besar sesuai dengan konsentrasinya. Karya-karya tersebut bersifat nyata, factual sebagaimana bekerja di sebuah stasiun televise. Mahasiswa melakukan liputan, editing dan menjadikannya sebuah tayangan video jurnalistik yang lengkap.
Acara dibagi menjadi dua sesi Pada hari pertama, digelar sesi pemutaran seluruh hasil video mahasiswa yang kemudian dikomentari oleh dua juri yaitu Sugeng Winarno dan Nurudin. Dari semua karya, terpilih tiga video terbaik yaitu “Lensa Malang”, “Another Side” dan “Fragmen Malam”. Ketiga video itu dinilai memenuhi kriteria yang ditentukan oleh juri, antara lain aspek nilai berita, grafis, variasi tayangan, penggunaan narasumber.
Ketua jurusan Ilmu Komunikasi Frida Kusumastuti menilai karya-karya mahasiswa angkatan ini lebih baik dari angkatan sebelumnya. “Dari sisi tema dan videografinya ada peningkatan drastis. Ini sangat menyenangkan,” ujar Frida.
Hal senada diungkapkan Nurudin. “Saya sangat bangga dengan karya mahasiswa saat ini. Bukan hasil yang kita nilai, tetapi proses. Bagi yang belum terpilih jadikanlah ini sebagai pemicu untuk membuat karya yang lebih bagus dikemudian hari,” harap Sekretaris Jurusan ini.
Sugeng berpendapat, dewasa ini penonton memegang kendali terhadap kualitas tayangan televisi dengan remote control, sekali tayangan itu tidak berkualitas maka
mereka akan memindahkan saluran. “Seiring perkembangan dunia penyiaran, mahasiswa jurnalistik selain harus menguasai konten berita, ia juga dituntut untuk menguasai videografi,” pesannya.
Pada sesi kedua dimanfaatkan oleh Arif dengan memberikan kritik dan saran terhadap ketiga video pilihan juri. Selain itu ia juga berbagi pengalaman tentang bagaimana menjadi seorang jurnalis televisi.
Menurut Arif, perbedaan antara wartawan televisi dengan wartawan cetak terletak pada
Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita www.umm.ac.id
bahasa gambar. Dari tayangan yang disajikan di layar kaca hendaknya yang lebih ditonjolkan adalah gambar, sedangkan naskah hanya sebagai penegas berita tersebut. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa ketika menjadi seorang wartawan kita akan berurusan dengan berbagai macam bahaya, bahkan nyawa bisa menjadi taruhanya. Seorang wartawan harus memainkan hati nuraniya dengan bijak.
“Jaman saya belum bisa membuat video yang beginian, ini adalah modal teman-teman untuk bergerak lebih maju,” ujar koresponden RCTI wilayah Madiun itu.
Ketua Panitia, Zaid Nasrul Huda, berharap agar acara semacam ini bisa diselenggarakan secara berkesinambungan agar menjadi ciri khas yang bagi mahasiswa jurnalistik UMM.
(ren/nas)
