• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGONTROL SUHU UDARA INKUBATOR BAYI KUCING BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 DENGAN METODA FUZZY LOGIC Tugas Akhir - Pengontrol suhu udara inkubator bayi kucing berbasis Mikrokontroler AT89S52 dengan metoda Fuzzy Logic - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGONTROL SUHU UDARA INKUBATOR BAYI KUCING BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 DENGAN METODA FUZZY LOGIC Tugas Akhir - Pengontrol suhu udara inkubator bayi kucing berbasis Mikrokontroler AT89S52 dengan metoda Fuzzy Logic - USD Repository"

Copied!
199
0
0

Teks penuh

(1)

PENGONTROL SUHU UDARA INKUBATOR BAYI KUCING

BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

DENGAN METODA FUZZY LOGIC

Tugas Akhir

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Elektro

Oleh:

Nama : IGN. Heru Wahyudi M.D.A.

NIM : 035114050

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

TEMPERATURE CONTROL FOR INCUBATOR KITTEN

BASED ON AT89S52 MICROCONTROLLER

WITH METHODE FUZZY LOGIC

Final Project

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements

To Obtain the Sarjana Teknik Degree

In Electrical Engineering Study Program

By:

Name : IGN. Heru Wahyudi M.D.A.

Student Number: 035114050

ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(3)

III

600Zi5qmTd5S"[ ru88us J

60-0[reqru-5ldd$or'1n88uel

: qslo mlnpslp qulel

O9O'IIE'O:I^trIN 'V'C'I I ryn ftlu/v\ ruoH'NOI

:qCIlo

JI$OT AZZNT Y(IOItrI^I I{YONf,O

ZSS6SIV

Uf, ]OUINIOXOTDTITAI

SISYtrUtrfl

3\trSrDr r^vfl uorv{flxNll Yuvofl oHns rourNrocNfd

UIIDTY SYf)OI

NYNfNIUSUf,d NIYINYTYH

( 'I'W 'J SltruH lrr1.\\ B

#

I

ll Eurqurrqur:;

(4)
(5)

v'ct'I tr tpn

6002 requeldes,'eu")Ie{EoI

.e1epnd,"-;;.;#ffi

;:ffffi::: ffi* { rlencel

'ure1 8ue;o e,{ra1 uel8eq nele e.fte1 lenrueru {epl1

rur srln1 e,(es Eue,( lqle se8nl e^\q€q e,{uqn8Eunses ue8uep uelelefueur uie5.. {,{e16 nreg 'u81

.H

(6)

vii

PENGONTROL SUHU UDARA INKUBATOR BAYI KUCING

BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

DENGAN METODA FUZZY LOGIC

Heru wahyudi

035114050

Intisari

Memelihara kucing mempunyai kepuasan tersendiri dan kebanyakan orang menjadikannya sebagai hewan kesayangan. Sering kali pada saat melahirkan induk kucing mengalami kematian, sehingga bayi kucing tersebut membutuhkan suhu ruangan yang nyaman. Inkubator dapat dijadikan sebagai media untuk merawat bayi kucing, karena suhu udaranya dapat dikontrol, sehingga suhu udaranya sesuai dengan yang diharapkan.

Mikrokontroler AT89S52 berperan sebagai pengendali suhu udara inkubator. Sistem ini didukung dengan lampu sebagai pemanas dan kipas sebagai pendingin. Sensor suhu yang digunakan adalah LM335. Data yang diperoleh kemudian diolah oleh mikrokontroler. Suhu yang

diinginkan mempunyai 3 pilihan yaitu 32oC untuk bayi yang berumur 0-7 hari, 28oC untuk bayi

yang berumur 8-14 hari, 26 o

Piranti pengontrol suhu udara inkubator bayi kucing ini dapat diimplementasikan untuk

mengontrol suhu dengan media mikrokontroler AT89S52. Terbukti pada hasil pengujian setiap

set point tercapai dan stabil, gangguan yang diberikan tidak mempengaruhi kestabilan suhu udara inkubator.

C untuk bayi yang berumur 15-28 hari . Suhu yang terukur

ditampilkan pada 3 digit seven segment. Metode pengendalian yang digunakan berbasis kendali

logika samar.

(7)

viii

TEMPERATURE CONTROL FOR INCUBATOR KITTEN BASED ON AT89S51 MICROCONTROLLER

WITH METHODE FUZZY LOGIC

Heru wahyudi

035114050

Abstract

Taking care a cat might give self satisfaction for most people. Mostly, when bearing, the mother cat die which makes the kitten needs the comfortable room temperature. Incubator could be used as the media to take care kitten, since the temperature can be controlled as what we expect.

AT89S52 microcontroller had the role as the incubator temperature controller. This system was supported by the lamp as the heater and the fan as the cooler. The temperature sensor used was 1m335 then processed by the microcontroller. The

expected temperature has three options, 32oC for a 0-7 days old, 28oC for a 8-14 days

old, 26o

Device of Temperature controller incubator kitten could be implemented to control the temperature by AT89S52 microcontroller as the media. It was proved on the test result, each set point was reached and stabil, the given interference did not influence the incubator temperature stability.

C for a 15-28 days old kitten. The measured temperature was showed by 3 digit seven segment. Controlling method use fuzzy logic controller (FLC).

Key words : incubator, kitten, fuzzy logic controller, microcontroller.

(8)
(9)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kasih

karunia-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik

dan lancar. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana pada program studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Dalam proses penulisan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa ada

begitu banyak pihak yang telah memberikan perhatian dan bantuan sehingga tugas

akhir ini dapat terselesaikan. Maka dari itu, penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Yosef Agung Cahyanta S.T.,M.T, selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. B. Wuri Harini, S.T., M.T., selaku Kaprodi Teknik Elektro Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta dan banyak membantu dalam menyelesaikan

tulisan ini.

3. Ir. Th. Prima Ari Setyiani, M.T., selaku pembimbing I

4. A. Bayu Primawan, S.T., M.Eng. dan Djoko Untoro Suwarno, S.Si, M.T

sebagai penguji dan kepada seluruh dosen Teknik Elektro Universitas

Sanata.

5. Bapak M maryono(Alm) dan Ibu Maria Supimurtini sebagai orang tua

yang baik. I. Singgih H dan A Tri Dewi sebagai saudaraku

6. Rb. Supardiyono sekeluarga, yang telah banyak banyak membantu dalam

(10)

v

7. Laboran Teknik Elektro : mas Broto, mas Mardi, mas Sur, mas Hardi.

8. Dan seluruh pihak yang telah ambil bagian dalam proses penulisan tugas

akhir ini yang terlalu banyak jika disebutkan satu-persatu.

Dengan rendah hati penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh

dari sempurna, oleh karena itu berbagai kritik dan saran untuk perbaikan tugas

akhir ini sangat diharapkan. Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak. Terima kasih.

Yogyakarta, juni 2009

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

...

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

.. ...

iii

HALAMAN PENGESAHAN ... ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

.. ...

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

.. ...

vi

INTISARI

...

vii

ABSTRACT

...

viii

KATA PENGANTAR

...

ix

DAFTAR ISI

...

xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN

...

1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Metodologi Penelitian ... 2

BAB II. DASAR TEORI

...

4

2.1 Sensor suhu ... 4

2.2 Pengondisi Sinyal (Span & Zero) ... 5

a. Penguat Beda (differential Amplifier) ... 7

b. Pembagi Tegangan dengan Penyangga (rangkaian pengurang). ... 8

2.3 Pengubah Data (tegangan) Analog ke Data Digital ... 9

2.4 Mikrokontroler AT89S52 ... 11

(12)

2.4.2 RAM Internal ... 12

2.4.2.1 Flash PEROM ... 14

2.4.2.2 PSW (Program Status Word ... 14

2.4.3 Rangkaian Osilator Mikrokontroler ... 15

2.4.4 Rangkaian Reset Mikrokotroler ... 15

2.5 Himpunan Kabur (Fuzzy Logic) ... 16

2.5.1 Fungsi Pengaburan ... 17

2.5.2 Basis Pengetahuan ... 19

2.5.3 Unit Penalaran Kabur ... 20

2.5.4 Unit Penegasan ... 20

2.6 Seven segment ... 22

2.7 Definisi spesifikasi respon transien ... 22

a. Waktu runda (delay time) ... 23

b. Waktu naik (rise time) ... 23

c. Waktu puncak ... 23

d. Lewatan maksimum (Mp e. Waktu penetapan ... 24

) ... 23

BAB III. PERANCANGAN ... 25

3.1 Perancangan Perangkat Keras ... 26

3.1.1 Perancangan Inkubator (Plant ... 26

3.1.2 Sensor suhu elektronis LM335 dan penyangga ... 27

3.1.3 Hubungan sinyal terkondisi dengan ADC0804 ... 28

3.1.4 Antarmuka ADC 0804 dengan Mikrokontroler AT89S52 ... 29

3.1.5 Rangkaian Pengkondisi Isyarat Untuk Masukan ADC ... 29

3.1.6 Rangkaian reset mikrokontroler ... 32

3.1.7 Key Pad ... 33

3.1.8 Tampilan Suhu ... 34

3.2 Pembuatan Rules ... 35

(13)

3.3.1 Program Penghitungan error dan d_error ... 39

3.3.2 Program Fuzzy Logic Controll (FLC) ... 41

3.3.2.1 Program Fuzzifikasi ... 41

3.3.2.2 Program Inferensi ... 42

3.3.2.3 Program Defuzzification (penegasan) ... 45

3.3.3 Program penampilan suhu ... 47

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1 Cara kerja inkubator bayi kucing ... 51

4.2 Pengamatan dan analisa suhu inkubator ... 52

4.2.1 Hasil pengamatan pada set point 26 o 4.2.2 Hasil pengamatan pada set point 28 C ... 52

o 4.2.3 Hasil pengamatan pada set point 32 C ... 55

o 4.3 Hasil pengamatan menghadapi gangguan ... 58

C ... 56

4.3.1 Pengujian pada set point 26o 4.3.2 Pengujian pada set point 28 C ... 59

o 4.3.3 Pengujian pada set point 32 C ... 59

o 4.4 Program utama ... 63

C ... 61

4.4.1 Penghitungan error dan d_error ... 65

4.4.2 Program fuzzy logic ... 65

4.4.2.1 Fuzzification ... 66

4.4.2.2 Basis data ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN DATA HASIL PENGUKURAN

(14)

LAMPIRAN LIST PROGRAM

(15)

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1. Simbol dan bentuk IC LM335 ... 5

Gambar 2.2. Sensor suhu sederhana tanpa kalibarasi ... 6

Gambar 2.3. Two-port system ... 7

Gambar 2.4. Penguat Beda (differential amplifier) ... 8

Gambar 2.5. Pembagi tegangan dengan penyangga ... 9

Gambar 2.6. Diagram blok pengubah analog ke digital ... 10

Gambar 2.7. Pin ADC0804 ... 12

Gambar 2.8. Konfigurasi pin Mikrokontroler AT89S52 ... 13

Gambar 2.9. Lokasi RAM Internal ... 15

Gambar 2.10. Rangkaian osilator mikrokontroler ... 16

Gambar 2.11. Rangkaian reset mikrokontroler ... 17

Gambar 2.12. Struktur dasar suatu sustem kendali kabur ... 18

Gambar 2.13. Nilai fungsi pengaburan segitiga... 20

Gambar 2.14. Rangakaian led common catoda ... 23

Gambar 2.15. Susunan led seven segment tampak atas ... 23

Gambar 3.1. Diagram kotak pengontrol suhu udara pada inkubator ... 25

Gambar 3.2. Rancangan konstruksi inkubator ... 26

Gambar 3.3. Rangkain sensor LM335 ... 27

Gambar 3.4. Hubungan sinyal terkondisi dengan ADC080438 ... 28

Gambar 3.5. Antarmuka AT89s52 dengan ADC0804 ... 38

(16)

Gambar 3.7. Rangkaian penguat beda ... 31

Gambar 3.8. Rangkaian reset ... 32

Gambar 3.9. Antarmuka antara key pad dengan Mikrokontroler AT89s52 ... 33

Gambar 3.10. Rangakaian seven segment. ... 34

Gambar 3.11. Respon sistem tipikal dan pembagian daerahnya ... 35

Gambar 3.12. (a) Fungsi keanggotaan error dan d_error ... 36

(b) Fungsi keanggotan output ... 36

Gambar 3.13. Diagram alir program utama ……… ... 38

Gambar 3.14. Diagram alir program Penghitungan error dan d_error ... 40

Gambar 3.15. Diagram alir program penyulutan fungsi keanggotaan masukan ... 42

Gambar 3.16. Diagram alir program basis data. ... ………44

Gambar 3.17. Diagram alir program basis kaidah ……… ... 45

Gambar 3.18. Diagram alir program defuzzifikasi ... ………46

Gambar 3.19. Diagram alir program panampilan suhu ... 47

Gambar 4.1. Inkubator kucing... 48

Gambar 4.2. Panel kontrol... 49

Gambar 4.3. Pendingin inkubator sederhana ... 50

Gambar 4.4. Pemanas suhu udara ... 50

Gambar 4.5. Grafik respon transien set point 26o Gambar 4.6. Grafik respon transien set point 28 C... 53

o Gambar 4.7. Grafik respon transien set point 32 C... 55

o Gambar 4.8. Grafik pengujian ganguan set point 26 C... 57

o Gambar 4.9 Grafik pengujian ganguan set point 28 C... 59

o Gambar 4.10 Grafik pengujian ganguan set point 32 C... 61

(17)

Gambar 4.11 Program utama pengontrol suhu udara inkubator berbasis

mikrokontroler. ... 63

Gambar 4.12 Program pengitungan error ... 64

Gambar 4.13 Program fuzzification ... 65

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Perancangan Tampilan Mode F1 ………. LI

Lampiran II Gambar Rangkaian ……….. LII

Lampiran III Daftar ASCII ………... LIII

Lampiran IV Listing Program .………... LIV

Lampiran V Datasheet ………. LV

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kebutuhan bayi kucing yang harus di penuhi oleh induknya diantaranya

adalah kehangatan, perlindungan, pendidikan, nutrisi dan perawatan. Kebutuhan

akan suhu yang nyaman bisa terpenuhi secara alami, diantanya adalah berasal dari

suhu tubuh induknya atau suhu tubuh anakan kucing yang lainnya.

Bayi kucing yang lahir prematur, induk kucing yang mengalami gangguan

kesehatan saat melahirkan dan jumlah bayi kucing yang banyak, menyebabkan

kurang terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan bagi bayi kucing. Pemberian

perlindungan, nutrisi, perawatan dan pendidikan dapat dilakukan secara langsung

oleh manusia secara rutin, sedangkan kebutuhan kehangatan memerlukan

tindakan khusus untuk mendapatkan suhu yang nyaman dan stabil.

Bayi kucing yang baru dilahirkan sangat sensitive terhadap suhu ruangan.

Salah satu masalah yang akan timbul jika suhu ruangan tidak sesuai dengan

kebutuhan bayi kucing adalah mengalami hipotermi. Banyak cara yang diciptakan

untuk membuat suhu yang cocok dan nyaman untuk bayi kucing tersebut. Salah

satu cara yang dilakukan oleh pakar kesehatan adalah menempatkan bayi kucing

pada sebuah inkubator. Untuk menjaga temperatur udara yang diinginkan pada

sebuah inkubator bayi hewan khususnya kucing, sekarang ini masih dilakukan

secara manual yaitu dengan menyalakan atau mematikan lampu berdasarkan suhu

yang terukur oleh termometer ruangan atau secara prediksi.

Dari masalah yang sedang terjadi diatas, maka dalam tugas akhir ini akan

(20)

2 otomatis dan pengontrol suhu menggunakan mikrokontroler AT89S51 dengan

metoda logika kabur (fuzzy logic control).

1.2Pembatasan Masalah

Spesifikasi alat yang akan dibuat seperti yang telah diuraikan di atas dibatasi

pada:

1. Penggunaan inkubator dikhususkan pada bayi kucing yang berumur 0

sampai 28 hari dengan suhu yang diinginkan pada umur 0-7 hari adalah

32oC, pada umur 8-14 hari adalah 28oC sedangkan pada umur 15-28 hari

membutuhkan suhu udara 26 o

2. Sistem pengendali menggunakan mikrokontroler Atmel seri AT89S52 dan

program fuzzy logic controller yang tersimpan didalamnya.

C.

3. Sebagai pemanas digunakan empat buah lampu 100 watt dan

pendinginnya menggunakan kipas.

4. Tampilan suhu aktual menggunakan seven segment 3 angka.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah menghasilkan pengontrol suhu inkubator bayi kucing

dengan metoda fuzzy logic conroller (FLC).

1.4Metodologi Penelitian

Merodologi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini pada

pembuatan alat ini adalah sebagai berikut:

1. Perancangan dan pembuatan plant inkubator .

(21)

3

3. Perancangan dan pengujian rangkaian pengendali lampu AC 100W dan

kipas angin 12V.

4. Perancangan dan pengujian AT89S51 untuk pengolah data yang diterima

dari tranduser suhu dan mengendalikan sistem pengendali.

5. Perancangan dan pengujian fuzzy logic controller untuk diaplikasikan

(22)

4

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Sensor Suhu

Untuk tranduser suhu secara khusus sudah tersedia dalam bentuk bahan

semikonduktor dengan bentuk fisik seperti transistor dengan tiga buah kaki.

Kemampuan bahan semikonduktor ini mempunyai jangkauan pengukuran yang

lebar, dan mempunyai sifat yang benar-benar linier antara perubahan suhu yang

diterima dan tegangan keluaran yang dihasilkannya. Contohnya adalah

semikonduktor terintegrasi berupa IC LM35 dan LM335.

Inkubator yang dibuat menggunakan semikonduktor terintegrasi berupa IC

LM335. Perubahan nilai tegangan keluaran adalah sebesar 10 mV setiap satu

derajad. Simbol dan bentuk dari LM335 dapat dilihat pada gambar 2.1.

simbol tampak bawah

Gambar 2.1. Simbol dan Bentuk IC LM335.

LM335 berupa semikonduktor yang secara fisik bentuknya sama dengan

transistor tiga kaki. Dilihat dari bawah dengan bidang yang mendatar berada di

atas maka dapat ditentukan kaki-kakinya. Kaki pertama merupakan kaki adj, kaki

kedua adalah kaki anoda dan kaki ketiga adalah kaki katoda. IC LM335

(23)

5 elektronis sama dengan dioda, secara sederhana untainya dapat digambarkan

seperti pada gambar 2.2[2]

Gambar 2.2 Sensor suhu sederhana Tanpa kalibrasi

Berikut ini adalah beberapa karakteristik dari LM335 yang mendukung

pembuatan inkubator dalam pendeteksian suhu udara: .

1. LM334 mempunyai perubahan pada keluaran sebesar 10mV setiap 1o

2. Mempunyai jangkah pengukuran suhu yang besar dari –40

C

bila pada komponen ini diberi catu daya maka ia akan bekerja sebagai

sensor suhu yang bersifat linier.

o

C sampai

dengan 100 o

Tegangan yang dihasilkan sensor berdasarkan besarnya suhu dalam celcius

adalah

V C.

lm335 = ( 273 + o

R s V c c

=

R s

I

C ) X 10mV ……….2.1

Rentang arus untuk sensor LM335 adalah 400μA hingga 5mA. Resistor Rs adalah

hambatan untuk membatasi arus masukan. Besarnya arus yang mengalir kedalam

sensor adalah,

………...2.2

2.2 Pengondisi Sinyal (Span & Zero)

Pengkondisi sinyal berfungsi untuk menyesuaikan keluaran sensor dengan

(24)

6 input adc dan tegangan maksimal keluaran sensor diubah menjadi tegangan

maksimal tegangan input adc. Diagram blok pengkondisi sinyal[2] ditunjukan

gambar 2.3.

Gambar 2.3. Two-port system

Besarnya penguatan dari pengkondisi sinyal adalah perbandingan antara

tegangan keluaran dengan tegangan input. Besarnya penguatan dapat di tulis

dalam persamaan sebagai berikut yaitu

V i V o

A V= ...

1 2

1 1

2 1

Y Y

Y

V o

X X

X

V i

− − = − −

...

Penyesuaian sinyal ini menggunakan penguat operasional (op-amp).

Penggunaan op-amp diperlukan karena op-amp mempunyai sifat penting salah

satunya yaitu mempunyai impedansi masukan tinggi dan impedansi keluaran

rendah, sehingga tidak perlu arus yang besar untuk mengaktifkan op-amp dan

mempunyai nilai penguatan yang tinggi. Pengkondisi sinyal ini terdiri dari dua

bagian yaitu:

1. Bagian rangkaian penguat beda

2. Bagian rangkaian pengurang

Pada rangkaian penguat beda input positif (non inverting) terhubung

dengan keluaran sensor dan input negatif (inverting) terhubung dengan tegangan

(25)

7

a.

Penguat Beda (differential Amplifier)

Penguat beda merupakan bagian dari penguat instrumentasi dalam

pengukuran. Penguat ini dirancang dengan menggunakan op-amp dan tahanan

presisi yang membuat rangkaian menjadi stabil dan berguna ketika ketelitian

menjadi suatu hal yang penting.

Penguat beda ini mempunyai dua masukan yaitu V1 yang terhubung dengan

masukan membalik dan V2 yang terhubung dengan masukan tidak membalik,

Rangkaian penguat beda ini ditunjukan pada gambar 2.4. Masing-masing

masukan ini terhubung dengan sebuah tahanan, pada masukan membalik diberi

tahanan umpan balik dari keluaran dan pada masukan tidak membalik diberi

sebuah tahanan yang terhubung dengan bumi.

[2]

Gambar 2.4. Penguat Beda (differential amplifier)

Pada masukan membalik terdapat penguatan tegangan masukan sebesar

1

R R

Ai n v=− f ... 2.8

Pada masukan tak membalik terdapat penguatan tegangan masukan sebesar

+





+

=

2 1

1

R

R

R

R

R

R

A

g g f

i n v

n o n ... 2.9

(26)

8

1 1 0

2 .V

R R V

V o u t f 

     − = = ... 2.10

Pada saat V1 = 0 dan V2 0 maka keluaran penguat beda adalah

2 2 1

1 0

1

.

V

R

R

R

R

R

R

V

V

o

u

t

g g f

+





+

=

= ... 2.11

Tegangan keluaran merupakan penjumlahan dari dua keadaan tersebut

2 2 1 1 1 0 1 0 2 . 1 . V R R R R R R V R R V

V o u t V o u t

V

g g f

f o u t

V V

o u t

        +       + +       − = + = = =

Bila Rf = RG dan R2= R1, maka

(

2 1

)

1 V iV

R R g V o u t −

     = ... 2.12 1 R R g V = ∆ ... 2.13

b. Pembagi Tegangan dengan Penyangga (rangkaian pengurang)[2]

Rangkaian ini merupakan sumber tegangan yang digunakan sebagai

tegangan pengurang,

(27)

9 Gambar 2.5. Pembagi tegangan dengan penyangga

Tegangan keluaran pada Vo1 adalah sama dengan Vpot yaitu tegangan yang

dihasilkan dari pembagi tegangan antara R1 dan (Rpot +R2), Karena penguatan

pada op-amp adalah 1.

2.3

Pengubah Data (tegangan) Analog ke Data Digital

Pengubah sinyal analog menjadi sinyal digital disebut pengkode atau

encoder. Gambar 2.6 memperlihatkan diagram blok pengubah sinyal analog ke

digital. Dari gambar 2.6, masukan berupa sinyal analog akan diubah menjadi

bentuk biner pada bagian keluaran dari bit paling rendah (LSB) sampai bit yang

paling tinggi (MSB).

[8]

Gambar 2.6. Diagram blok pengubah analog ke digital.

Pengubah analog ke digital yang digunakan oleh penulis adalah ADC0804

yang dibuat untuk dapat langsung berhubungan dengan mikroprosesor baik Zilog

80, 8080, atau mikroprosesor 8 bit lainnya. Sinyal masukan maupun sinyal

keluaran dari IC ini, sesuai untuk MOS dan TTL. IC ADC0804 mempunyai waktu

(28)

10 bentuk biner. Beroperasi pada daya standar +5volt dan dapat menerima masukan

analog berkisar 0Volt sampai 5Volt. Macam-macam pin (kaki) yang dimiliki oleh

IC ADC0804:

a. CS

Berfungsi sebagai masukan. Pin ini sebagai chip select dari kontrol

mikroprosesor.

b. RD

Berfungsi sebagai masukan. Pin ini sebagai kontrol untuk membaca data

dari mikroprosesor.

c. WR

Berfungsi sebagai masukan. Pin ini sebagai kontrol untuk menulis data ke

mikroprosesor.

d. CLK IN

Berfungsi sebagai masukan. Pin ini sebagai pengatur detak.

e. INTR

Berfungsi sebagai keluaran. Pin ini sebagai sarana untuk memberikan

interupsi pada masukan interupsi mikroprosesor.

f. VIN (+)

Berfungsi sebagai masukan. Pin ini merupakan jalan masuk bagi sinyal

analog masukkan positif.

g. VIN (-)

Berfungsi sebagai masukan. Pin ini merupakan jalan masuk bagi sinyal

analog masukan negatif.

(29)

11 Berfungsi sebagai masukan daya. Pin ini sebagai pembulatan analog.

i. VREF/2

Berfungsi sebagai masukan. Pin ini merupakan jalan masuk bagi tegangan

acuan yang lain (±).

j. D GND

Berfungsi sebagai keluaran. Pin ini sebagai pembulatan digital.

k. DB7-DB0

Berfungsi sebagai keluaran. Pin ini merupakan jalan keluaran bagi data

keluaran bit7 sampai bit0.

l. CLKR

Berfungsi sebagai masukan. Pin ini sebagai pengatur detak dengan

menghubungkannya ke resistor eksternal.

m. VCC(Or ref)

Berfungsi sebagai masukan daya. Pin ini sebagai jalan masuk untuk catu

daya +5volt dan tegangan acuan primer.

Gambar 2.7 menunjukkan konfigurasi kaki pada ADC0804. Resolusi ADC

dengan jumlah bit (n) dapat dihitung dengan

1 2 −

= Vnm a k

r e s o l u s i Volt/step ... (2.12)

(30)

12

2.4

Mikrokontroler AT89S52

Mikrokontroler AT89S52 adalah mikrokontroler buatan ATMEL.

Mikrokontroler 8 bit ini sudah dilengkapi FPEROM (Flash Programmable and

Erasable Read Only Memory). FPEROM adalah ROM (Read Only Memory) yang

dapat dihapus dan ditulis kembali.

Fasilitas-fasilitas standar yang dimiliki Mikrokontroler AT89S52 adalah 8

KB FPEROM, 256 byte RAM (Random Accsess Memory), 32 jalur I/O

(input/output), watchdog timer, dua data pointer, tiga 16-bit timer/counter, jalur

komunikasi serial full duplex dan osilator internal.

[8]

2.4.1 Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S52

Mikrokontroler AT89S52 memiliki 40 pin dan ada beberapa pin yang

memiliki fungsi ganda. Konfigurasi pin Mikrokontroler AT89S52 dapat dilhat

pada gambar 2.8 dan fungsi pin dapat dilihat pada tabel 2.1.

Gambar 2.8. Konfigurasi pin Mikrokontroler AT89S52.

2.4.2 RAM Internal

RAM Internal pada Mikrokontroler AT89S52 terdiri atas :

a. Register Bank. Mikrokontroler memiliki 8 buah register yang terdiri atas

(31)

13

bank 1, bank 2 dan bank 3 dengan cara mengubah nilai RS0 dan RS1 pada

register PSW.

b. Bit addressable RAM. RAM yang dapat diakses secara pengalamatan bit

terletak pada alamat 20H sampai 2FH.

c. RAM serbaguna. RAM ini dapat diakses secara pengalamatan langsung

dan tak langsung terletak pada alamat 30H sampai 7FH. Lokasi RAM

Internal dapat dilihat pada gambar 2.9.

Tabel 2.1 Fungsi pin Mikrokontroler AT89S52.

Pin Fungsi

VCC Catu daya 4V – 5,5V

GND Ground

Port 0 8 bit jalur I/O dua arah

Port 1 8 bit jalur I/O dua arah Fungsi alternatif :

P1.0 = T2 (Masukan untuk timer 2)

P1.1 = T2EX (Triggertimer 2)

P1.5 = MOSI (digunakan untuk ISP) P1.6 = MISO (digunakan untuk ISP) P1.7 = SCK (digunakan untuk ISP)

Port 2 8 bit jalur I/O dua arah

Port 3 8 bit jalur I/O dua arah Fungsi alternatif :

P3.0 = RXD (masukan komunikasi serial) P3.1 = TXD (keluaran komunikasi serial) P3.2 = INT0 (interupsi ekternal 0) P3.3 = INT1 (interupsi eksternal 1)

P3.4 = T0 (masukan timer 0)

P3.5 = T1 (masukan timer 1)

P3.6 = WR

P3.7 = RD

RST Mereset mikrokontroler apabila diberi logika ‘1’

selama 2 siklus mesin

EA/VPP Harus diberi VCC apabila ingin menjalankan

(32)

14

XTAL1 Masukan osilator internal

XTAL2 Keluaran osilator internal, apabila menggunakan

osilator eksternal pin tidak dihubungkan (No

Connect)

2.4.2.1Flash PEROM

Mikrokontroler AT89S52 mempunyai 8 KB Flash PEROM yang dapat

ditulis dan dihapus. Flash PEROM berisikan instruksi-instruksi.

Instruksi-instruksi ini akan dieksekusi jika sistem di-reset. Bila pin EA/VPP berlogika ‘1’

maka mikrokontroler aktif berdasarkan program yang ada di Flash PEROM. Bila

pin EA/VPP berlogika ‘0’ maka mikrokontroler aktif berdasarkan program yang

ada di memori eksternal.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F

00 BANK 0 (default) BANK 1

10 BANK 2 BANK 3

20 Bit Addressable RAM

30

RAM Serbaguna

40 50 60 70 80 90 A0 B0 C0 D0 E0 F0

Gambar 2.9. Lokasi RAM Internal

(33)

15

PSW (Program Status Word) berisikan bit-bit status yang berkaitan

dengan kondisi CPU. PSW bersifat bit-adressable artinya tiap-tipa bit dapat

dialamati satu-persatu tanpa harus merubah satu kesatuan byte. Bit-bit penyusun

PSW dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2. Bit-bit penyusun PSW

Posis i

PSW. 7

PSW. 6

PSW. 5

PSW. 4

PSW. 3

PSW. 2

PSW. 1

PSW. 0

Bit CY AC F0 RS1 RS0 OV - P

Keterangan :

CY = Menerima carry out dari bit 1

operasi aritmatik

AC = Menerima carry out dari bit 1

operasi penjumlahan

F0 = Status multiguna

RS1 = Bit 1 pemilih bank register

RS0 = Bit 0 pemilih bank register

OV = Limpahan opersai aritmatik

PSW.7 = Didefinisikan pengguna

P =Paritas genap akumulator, menjaga agar di

akumulator selalu genap

2.4.3 Rangkaian Osilator Mikrokontroler

Pada datasheet dikatakan bahwa jika menggunakan osilator kristal, maka

kapasitor yang digunakan adalah 30 pF. Rangkaian osilator dapat dilihat pada

(34)

16 Gambar 2.10. Rangkaian osilator mikrokontroler.

2.4.4 Rangkaian Reset Mikrokontroler

Rangkaian reset digunakan untuk mereset program yang terdapat pada

mikrokontroler. Rangkain reset dapat dilihat pada gambar 2.11.

Gambar 2.11. Rangkaian reset mikrokontroler

Pada gambar 2.11 apabila saklar tidak ditekan, pin reset pada

mikrokontroler akan mendapatkan logika rendah ‘0’. Sedangkan saat saklar

ditekan pin akan mendapatkan logiga tinggi ‘1’ dan akan mereset mikrokontroler.

Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mereset adalah dua siklus mesin dan

memenuhi persamaan :

T = R x C ... 2.16

2.5

Himpunan Kabur (Fuzzy Logic)

Pada logika fuzzy proses yang terjadi adalah

[4]

1) Unit pengaburan (Fuzzification unit)

2) Unit penalaran logika kabur (Fuzzy logic reasoning unit)

3) Unit basis pengetahuan (knowledge base unit), yang terdiri dari dua

(35)

17

a. Basis data (data base), yang memuat fungsi-fungsi keanggotaan dari

himpunan-himpunan kabur yang terkait dengan nilai dari

variabel-variabel linguistik yang dipakai.

b. Basis kaidah (rule base), yang memuat kaidah-kaidah berupa implikasi

kabur.

4) Unit penegasan (defuzzification unit).

Satuan sistem kendasi semacam itu mula-mula mengukur nilai-nilai tegas

dari semua variabel masukan yang terkait dalam proses yang akan dikendalikan.

Nilai-nilai itu kemudian dikonversikan oleh unit pengkaburan ke nilai kabur yang

sesuai. Hasil pengukuran yang telah dikaburkan itu kemudian diproses oleh unit

penalaran, dibandingkan dengan unit basis pengetahuan, menghasilkan himpunan

(himpunan-himpunan) kabur sesuai keluarannya. Langkah terakhir dikerjakan

oleh unit penegasan, yaitu menerjemahkan himpunan-himpunan kabur keluaran

itu ke dalam nilai-nilai yang tegas. Nilai tegas inilah yang kemudian direalisasikan

dalam bentuk suatu tindakan yang dilaksanakan dalam proses pengendalian itu.

Langkah-langkah tersebut secara skematis disajikan dalam gambar 2.12dibawah

(36)

18 Gambar 2.12 Struktur dasar suatu sistem kendali kabur

2.5.1 Fungsi Pengaburan

Karena sistem kendali logika kabur bekerja dengan kaidah dan masukan

kabur, maka langkah pertama adalah mengubah masukan yang tegas yang

diterima menjadi masukan kabur. Itulah yang dikerjakan oleh unit pengaburan

dari sistem tersebut.

Untuk masing-masing variabel masukan ditentukan suatu fungsi pengaburan

(fuzzyfication function) yang akan mengubah nilai variabel masukan yang tegas

(yang biasanya dinyatakan dalam bilangan real) menjadi nilai pendekatan yang

kabur. Jadi fungsi pengaburan adalah pemetaan f :ℜ→K, di mana K adalah

suatu klas himpunan kabur dalam semesta ℜ(himpunan kabur dalam semestaℜ

juga disebut bilangan kabur). Fungsi pengaburan itu biasanya ditentukan

berdasarkan beberapa kriteria:

1) Fungsi pengaburan diharapkan mengubah suatu nilai tegas, ke suatu

himpunan kabur A~ dengan ~(a)=1

A

µ atau sekurang-kurangnya a

mempunyai derajad keanggotaan yang tinggi.

2) Bila nilai masukan catat karena derau, diharapkan fungsi pengaburan dapat

menekan sejauh mungkin derau itu.

3) Fungsi pengaburan diharapkan dapat membantu menyederhanakan

komputasi yang harus dilakukan oleh sistem tersebut dalam proses

inferensinya.

Dalam proses pengaburan terdapat beberapa fungsi pengaburan yaitu Fungsi

(37)

19

Tunggal. Dalam alat ini diaplikasikan Fungsi Pengaburan Segitiga pada fungsi

masukan dan Fungsi Pengaburan element tunggal untuk fungsi keluaran.

a) Fungsi Pengaburan Segitiga memetakan a∈ℜ ke himpunan kabur A~

dengan fungsi keanggotaan berbentuk segitiga samakaki (gambar 2.13),

yaitu

) , , ; ( )

(

~ σ σ

µ x =S e xgai ata+i g

A

di mana σ adalah suatu parameter berupa bilangan positif yang menentukan

lebarnya pendukung dari himpunan kabur tersebut.

Gambar 2.13. Nilai fungsi pengaburan segitiga

b) Fungsi Pengaburan Elemen tunggal memetakan nilai tegas a∈ℜ ke

himpunan tanggal A~ dengan fungsi keanggotaan

μA

  

≠ =

a x j i k a ,

0

a x j i k a ,

1 {X}=

untuk setiap x ∈ℜ. Jadi sebenarnya himpunan kabur A~ ini adalah himpunan

tegas dengan elemen tunggal, yaitu A~= {a}.

2.5.2 Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan dari suatu sistem kendali logika kabur terdiri dari basis

data dan basis kaidah. Basis data adalah himpunan fungsi-fungsi keanggotaan dari

himpunan-himpunan kabur yang terkait dengan nilai-nilai linguistik dari

(38)

20

Basis Kaidah adalah himpunan implikasi-implikasi kabur yang berlaku

sebagai kaidah dalam sistem itu. Bila sistem itu mempunyai m buah kaidah

dengan (n+1) varaibel, maka bentuk kaidah ke-i (i=1,…,m) adalah sebagai

berikut:

Bila x1 adalah Ai1 dan …dan xn adalah Ain, maka y adalah Bi

Di mana xj adalah variabel linguistik dengan semesta numeris Xj

1) Lengkap, yaitu untuk setiap

(j=1,…,n)

Suatu basis kaidah diharapkan memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:

n n X X

x

x, . . . ,) . . .

( 11× terdapat i∈{1, . . . ,m}

sedemikian sehingga ~ ( j)≠0

Ai j x

µ untuk semua j{1, . . . ,n} . Dengan

perkataan lain, untuk setiap kali masukan terdapat sekurang-kurangnya

satu kaidah yang “tersulut”.

2) Konsisten, yaitu tidak terdapat kaidah-kaidah yang mempunyai

antesenden yang sama tetapi konsekuennya berbeda.

3) Kontinu, yaitu tidak terdapat kaida-kaidah dengan himpunan-himpunan

kabur yang terkait dalam antesenden beririsan, tetapi himpunan-himpunan

kabur yang terkait dalam konsekuennya saling asing.

2.5.3 Unit Penalaran Kabur

Masukan kabur hasil pengolahan unit pengaburan diterima oleh unit

penalaran untuk disimpulkan berdasarkan kaida-kaidah yang tersedia dalam basis

pengetahuan. Penarikan kesimpulan itu dilaksanakan berdasarkan aturan modus

ponens rampat multikondisional.

2.5.4 Unit Penegasan

Kesimpulan/keluaran dari sistem kendali kabur adalah suatu himpunan

(39)

21 diperlukan suatu mekanisme untuk mengubah nilai kabur keluaran itu menjadi

nilai yang tegas, maka diperlukan suatu mekanisme untuk mengubah nilai kabur

keluaran itu menjadi nilai yang tegas. Itulah peranan unit penegasan yang memuat

fungsi-fungsi penegasan dalam sistem itu. Fungsi Penegasan adalah suatu

pemetaan f :K →ℜ, dimana K adalah suatu klas himpunan-himpunan kabur,

yang memetakan suatu himpunan kabur ke suatu bilangan real yang tegas.

Bilangan ini menentukan tindakan pengendalian yang harus dilakukan oleh sistem

itu.

Pemilihan fungsi penegasan biasanya ditentukan oleh beberapa kriteria:

1) Masuk akal, artinya secara intuitif bilangan tegas t(A~) dapat diterima

sebagai bilangan yang mewakili himpunan kabur A~,

2) Kemudahan komputasi, yaitu diharapkan fungsi penegasan itu cukup

mudah dan sederhana dalam proses komputasinya dalam menghasilkan

bilangan tegas keluarannya.

3) Kontinu, artinya perubahan kecil pada A~ tidak akan mengakibatkan

perubahan besar pada t(A~).

Dalam literature dikenal beberapa fungsi penegasan, di antaranya adalah

Purata Maksimum ( Mean of Maxsimum). Pada Purata Maksimum himpunan

kabur A~ dalam semesta ℜ dirubah menajadi bilangan tegas t(A~), yang

merupakan purata dari semua nilai yang mencapai nilai maksimum dalam µA~,

yaitu

=

M M

dx xdx

A

(40)

22 dengan M ={x∈ℜµA(x)=T i n(A~)

Apabila M = [a,b], maka

2 ) ~

(A a b

t = + . Apabila himpunan kabur terdefinisi pada

semesta berhingga X={x1,x2,…,xn}, maka bilangan tegas t(A~) didefinisikan

sebagai rerata dari semua nilai dalam himpunan tegas.

) ( )

(

{x X ~ x T i An

M = i∈ µA i = , yaitu

M x

A

t X M

i

i

=

) ~ (

dengan M menyatakan banyaknya banyaknya anggota dari himpunan tegas M.

2.6

Seven segment

Seven segment mempunyai 2 jenis yaitu common catode dan common

anode. Common anode adalah semua kutub anode led yang terdapat pada seven

segment dijadikan satu. Pada common anode input tersambung dengan katoda

(gambar2.15)

[5]

(41)

23

Gambar 2.15. Susunan led seven segment tampak atas.

2.7 Definisi spesifikasi respon transien

Respon transien sistem kontrol praktis sering menunjukan osilasi teredam

sebelum mencapai keadaan tunak. Dalam menentukan karakteristis respon

transien sistem transien kontrol terhadap masukan tangga aturan, biasanya dicari

parameter berikut:

a) Waktu tunda (delay time), t

waktu tunda adalah waktu yang diperlukan responuntuk mencapai

setengah harga akhir pertama kali

d

b) Waktu naik (rise time),t

Waktu naik adalah waktu yang diperlukan respon untuk naik dari 10

sampai 90%, 5 sampai 95%, atau 0 sampai 100% dari harga akhirnya. Untuk

sistem orde kedua redaman kurang, biasanya digunakan wktu naik 0-100%.

Untuk sistem redaman lebih, biasanya digunakan waktu naik 10-90%

r

c) Waktu puncak,t

Waktu puncak adalah waktu yang diperlukan respon untuk mencapai

puncak lewatan yang pertamakali.

p

(42)

24 Lewatan maksimum adalah harga puncak maksimum dari kurva

respon yang diukur dari satu. Jika karga keadaan tunak respon tidak sama

dengan satu, maka bisa digunakan persen lewatan maksimum. Parameter ini

didefinisikan sebagai

Besarnya lewatan maksimum secara langsung menujukan kestabilan relatif

sistem.

Gambar 2.16.

Kurva respon tangga satuan yang menunjukan td,tr,tp,Mp dan t

e) Waktu penetapan,t

s

waktu penetapan adalah waktu yang dibutuhkan respon untuk

mencapai dan menetap dalam daerah disekitar harga akhir yang ukurannya

ditentukan dengan persentase mutlak dari harga akhir (biasanya 5% atau 2%).

Waktu penetapan ini diaktifkan dengan konstanta waktu yang terbesar dari

s mp

td

tr

tp

ts

Toleransi yang diizinkan

0,05 Atau 0,02

0 0,9

1

0,5

(43)

25 sistem kontrol. Kriteria persentase kesalahan yang akan digunakan ditentukan

(44)

25

BAB III

PERANCANGAN PENGENDALIAN SUHU UDARA PADA INKUBATOR

BAYI KUCING BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 DENGAN

METODA FUZZY LOGIC

Keadaan yang diinginkan dari kontrol inkubator adalah mempertahankan

suhu udara pada inkubator, sesuai suhu yang diinginkan. Pengontrolan suhu pada

inkubator dilakukan oleh program Fuzzy Logic Control (FLC), yang dieksekusi

oleh mikrokontroler AT89S52. Untuk menciptakan suhu yang diinginkan FLC

mengatur banyaknya lampu yang menyala dan mati atau hidupnya kipas angin.

Perancangan pengendalian suhu pada inkubator berbasis mikrokontroler

dengan metoda fuzzy logic ini dapat digambarkan seperti gambar 3.1.

Gambar 3.1. Diagram kotak Pengontrol suhu udara pada inkubator.

Program FLC tersimpan pada memori mikrokontroler AT89S52. Input μC

adalah keypad 5 tombol dan sensor LM335. data sensor LM335 adalah data

analog yang harus dirubah ke dalam digital, pengubahan data ini dilakukan oleh

(45)

26

ADC0804. Sedangkan output dari μC adalah driver lampu, driver kipas dan

seven segment.

3.1 Perancangan Perangkat Keras.

Perangkat keras atau hardware adalah bentuk-bentuk fisik termasuk rangkaian

elektronik yang disusun agar bekerja sesuai yang diinginkan. Perancangan

perangkat keras pengendali suhu pada inkubator meliputi : plant atau inkubator,

rangkaian keypad, sensor suhu LM335, rangkaian pengubah data analog kedalam

data digital dengan menggunakan IC ADC0804 8bit, pengkondisi sinyal (span &

zerro), driver lampu dan driver kipas, mikrokontroler AT89S52 sebagai unit

pengontrol suhu udara pada inkubator dan rangkaian seven segment yang

menampilakan suhu yang terukur.

3.1.1 Perancangan Inkubator (Plant)

Ukuran inkubator dirancang agar mampu menampung 1 ekor induk kucing

dan 7 ekor bayi kucing. Dimensi inkubator berbentuk balok dengan panjang

50cm, lebar 40 cm dan tinggi 40cm. Bagian samping inkubator terbuat dari

acrylic, bagian bawah terbuat dari jaring kawat agar memudahkan kotoran turun

ke keranjang kotoran, dan bagian atas dapat dibuka dan ditutup. Bentuk dan

ukuran inkubator ini dapat dilihat pada gambar 3.2.

Lampu yang menyala akan memanaskan udara yang berada di dalam kotak

lampu. Udara panas akan dihisap kipas 2, yang bertujuan agar aliran udara yang

terjadi didalam inkubator seminimal mungkin dan penyebaran udara panas pada

(46)

27 Gambar 3.2 Gambar inkubator secara keseluruhan

Untuk mendinginkan suhu udara, digunakan dua buah kipas angin yaitu

kipas 1 dan kipas 2, yang berfungsi mempercepat sirkulasi udara. Kipas 2

berfungsi menarik udara luar ke dalam inkubator dan kipas 3 bertugas menarik

udara dari dalam ke luar inkubator.

3.1.2 Sensor suhu elektronis LM335 dan penyangga

Sensor suhu yang diaplikasikan adalah IC LM335 dengan untai elektronis

dapat dilihat seperti pada gambar 3.3.

[2]

Gambar 3.3 Rangkaian sensor LM335.

Hambatan Rs berfungsi untuk membatasi arus yang mengalir pada IC

LM335 (Is = arus sensor ) sehingga arus maksimal yang mampu mengalir dapat di

(47)

28 ditentukan adalah VCC sebesar 5V dan Is sebesar 2.5mA (yang ditunjukan oleh

data sheet rentang Is antara 400μA hingga 5mA) maka

2.5mA 5V Rs=

Ω =2k Rs

3.1.3 Hubungan sinyal terkondisi dengan ADC0804

Pin start conversion ADC (CS ) dihubungkan ke ground agar ADC0804

selalu melakukan konversi data. Pin RD pada ADC 0804 juga dihubungkan ke

ground sehingga ADC selalu membaca data dari mikrokontroler. Pin WR

dihubungkan dengan P0.0 pada Mikrokontroler AT89s52 yang bertujuan agar

penulisan data dari ADC0804 menuju mikrokontroler dapat dikendalikan oleh

mikrokontroler.

Tegangan masukan ADC0804 adalah tegangan keluaran span & zerro yang

dihubungkan pada pin +IN. Berdasarkan datasheet, untuk mencapai waktu

konversi ADC0804 sebesar 100µs, dibutuhkan resistor 10KΩ dan kapasitor

150pF. Pada rangkaian ini, juga digunakan dioda zener 5,1Volt sebagai pembatas

tegangan agar saat tegangan masukan ADC0804 bernilai sama dengan tegangan

saturasi penguat operasional, tegangan tersebut tidak merusak IC ADC0804.

Tegangan masukan positif dibatasi sebesar 5,1Volt sesuai dengan nilai dioda

zener, sedangkan tegangan masukan negatif dibatasi sekitar –0,7Volt, sesuai

dengan tegangan maju dioda silikon. Hubungan sinyal terkondisi dengan ADC

(48)

29 Gambar 3.4. Hubungan sinyal terkondisi dengan ADC0804.

3.1.4 Antarmuka ADC 0804 dengan Mikrokontroler AT89s52

Antarmuka antara ADC0804 dengan Mikrokontroler AT89s52 ditunjukkan

pada gambar 3.5. Jalur data dari ADC0804 pada pin 18-11 dihubungkan dengan

pin Port 1 (P1) pada Mikrokontroler AT89s52. Pin start conversion ADC (CS)

dihubungkan ke ground agar ADC0804 selalu melakukan konversi data. Pin RD

pada ADC 0804 juga dihubungkan ke ground sehingga ADC selalu membaca data

dari mikrokontroler. Pin WR dihubungkan dengan P3.0 pada Mikrokontroler

AT89s52 yang bertujuan agar penulisan data dari ADC0804 menuju

mikrokontroler dapat dikendalikan oleh mikrokontroler.

Dengan mengacu pada persamaan 2-12, resolusi pada ADC adalah

1 2 5

8 −

= Volt

resolusi = 0,0196Volt/step

3.1.5 Rangkaian Pengkondisi Isyarat Untuk Masukan ADC

Rentang suhu yang terbaca oleh mikrokontroler dibatasi dari suhu 20oC

sampai 35oC.Tegangan yang dihasilkan sensor pada saat 200C akan dijadikan 0

volt dan tegangan yang dihasilkan sensor pada saat 350C akan dikondisikan

(49)

30 Gambar 3.5. Antarmuka AT89s52 dengan ADC0804.

Besar tegangan yang dihasilkan sensor pada saat 0 0C adalah sebesar

(rumus mengacu pada persamaan 2.1)

Vlm335 = ( 273 + 0 ) X 10mV

Vlm335 = 2,73 Volt

Besar tegangan yang dihasilkan sensor pada saat 200C adalah sebesar

Vlm335 = ( 273 + 20 ) X 10mV

Vlm335 = 2.93 Volt

Dan besar tegangan sensor pada saat 350C adalah sebesar

Vlm335 = ( 273 + 35 ) X 10mV

Vlm335

Tegangan sensor sebesar 2,93Volt merupakan tegangan minimum sensor

dan tegangan sensor 3.08 Volt merupakan tegangan maksimal yang dihasilkan

(50)

31 menujukan bahwa tegangan minimal yang mampu diterima oleh ADC sebesar

0Volt dan tegangan maksimalnya adalah 5 Volt.

Table 3.1 perumusan karakterisik pengkondisi sinyal

Suhu ( 0C) Vlm335 Vout ADC (Volt)

(Output pengkondisi sinyal) (Volt)

(input pengkondisi sinyal)

20 2.93 0

35 3.08 5

Dari table 3.1 diasumsikan Vlm335

0 5

0 y 2.93 3.08

2.93 x

− − = − −

adalah X yang merupakan input dari

pengkondisi sinyal dan Vout ADC adalah Y yang merupakan output dari

pengkondisi sinyal. Dapat dinyatakan dalam persamaan (mengacu pada

persamaan 2.6)

Penyelesainnya sebagai berikut:

Y = 33.33 (x – 2.93)

Atau

Vout = 33.33 (Vin – 2.93)

Dari hasil perhitungan ini dapat diuraikan bahwa pengkondisi sinyal

beroperasi untuk menjumlahkan Vin dengan – 2.93 dan dikuatkan sebesar 33.33

kali. Gambar diagram kotak rangkaian pengkondisi sinyal ditunjukan pada

gambar3.6.

(51)

32 Rangkaian penguat beda bertujuan untuk menjumlahkan tegangan sensor

dengan tegangan pengurang dengan penguatan sebesar 33.33 kali. Rangkaian ini

terdiri dari IC LM741 dan resistor yang dirangkai menjadi penguat beda seperti

terlihat pada gambar 3.7.

Pada perancangan rangkaian penguat beda nilai hambatan Rf = Rg = 10KΩ

dan R1 = R2. Untuk mencari nilai hambatan R2 dan R1 menggunakan persamaan

2.10 yaitu:

1 10 33.333

R k

=

R1 = R2 = 300Ω

Gambar 3.7 Rangkaian penguat beda.

3.1.6 Rangkaian reset mikrokontroler

Reset digunakan untuk mengembalikan keseluruhan sistem (program) ke

awal. Reset terjadi dengan adanya logika 1 selama minimal 2 cycle (2μ detik)

pada kaki reset (pin 9) berdasarkan data sheet (gambar 3.10). Pada perancangan,

waktu pengosongan dipilih sebesar 100 ms dengan asumsi waktu reset telah lebih

dari 2µs, sesuai dengan persamaan 2.16. Bila nilai kapasitor dipilih 10 μF, maka

nilai R adalah:

F R

mS 10µ

100 = ×

(52)

33 Gambar 3.8 Rangkaian reset

3.1.7 Key Pad

Key pad dirancang untuk masukan mikrokontroler untuk memilih setting

point (SP)suhu udara inkubator berdasarkan usia kitten dan on/off plant. Key pad

Setting point terdiri dari 3 tombol (gambar 3.11), dengan fungsi setiap tombol

sebagai berikut:

1. SP 32o

2. SP 28

C untuk bayi kucing (kitten) yang berumur 0 sampai 5 hari.

o

3. SP 26

C untuk bayi kucing (kitten) yang berumur 6 sampai 14 hari.

o

Antarmuka antara key pad dengan Mikrokontroler AT89s52 ditunjukkan pada

gambar 3.11. Tombol yang dipergunakan untuk memberikan seting point

terhubung dengan P3.4 sampai dengan p3.6, sedangkan untuk tombol terhubung

dengan p3.3.

F untuk Bayi kucing (kitten) yang berumur 15 sampai 28 hari.

Gambar 3.9

Antarmuka antara key pad dengan Mikrokontroler AT89s52.

Mikrokontroler membaca key pad jika terjadi interupsi external. Semua

tombol terhubung dengan gerbang logika NOR, keluaran gerbang logika NOR

(53)

34

3.1.8 Tampilan Suhu

Untuk mengetahui hasil pengukuran suhu aktual oleh mikrokontroler

ditampilkan pada 3 buah seven segment, nilai yang ditampilkan akan

dibandingkan dengan hasil pengukuran termometer ruangan. Gambar 3.11

menunjukan antarmuka antara mikrokontroler dengan rangkaian seven segment,

P2.0 sampai dengan P2.2 merupakan data yang akan ditampilkan pada setiap

seven segment melalui proses dekoder oleh IC74ls47.

Gambar 3.10 Rangkaian seven segment.

Pengiriman data setiap seven segment dilakukan secara bergantian sehingga

diperlukan selektor. P2.5 sampai dengan P2.7 merupakan port yang digunakan

sebagai data pengontrol selektor. Seven segment yang dipergunakan adalah tipe

common anode, sehingga untuk memilih seven segment yang aktif, keluaran

selektor dikontrol agar bernilai 1.

Pada rangkaian 7’segment, nilai R dapat ditentukan sebagai berikut (Vcc = 5V) :

I = 15mA (LED pada seven segment sudah memenuhi arus

minimal yang diperlukan agar LED menyala)

(54)

35 5V = 15mA.R

R = 333,33Ω dibulatkan menjadi 330Ω

3.2 Pembuatan Rules

Proses pembuatan rules dilakukan dengan menerapkan kemampuan

manusia dalam mengendalikan suatu sistem kendali. Secara umum respon fungsi

step suatu sistem kendali akan memberikan output seperti terdapat pada gambar

3.11

Gambar 3.11 Respon sistem tipikal dan pembagian daerahnya

Pada saat sistem diaktifkan (output=0 dan waktu=0), output akan naik

dengan cepat menuju seting point (SP), bahkan jauh melebihi SP. Output ini oleh

komputer akan diturunkan menuju SP, tetapi proses punurunan ini juga

mengalami kelebihan sehingga outputnya akan berisolasi disekitar SP, hingga

akhirnya outputnya mencapai SP. Apa yang dilakukan oleh kontroler untuk

menaikan dan menurunkan output harus sesuai dengan harga output saat itu dan

sebelumnya (tergantung dari error dan d_error), sehingga kontroler dapat

mengambil tindakan yang tepat untuk menyesuaikan outputnya.

Fungsi keanggotaan yang direncanankan untuk input error dan d_error

(55)

36 Big), NS (Negatif Small), Z (Zero), PS ( Positive Small), PB (Positive Big).

Sedangkan fungsi output yang berupa garis (singleton) mempunyai label yang

sama dengan error dan d_error.

(a)

b)

Gambar 3.12 (a) Fungsi keanggotaan error dan d_error,

(b) Fungsi keanggotan output.

Dari gambar 3.12 terlihat jika error (SP-PV) adalah positif besar, dan

D_error adalah nol, maka output yang harus dikeluarkan adalah positif dan besar

(point a), atau bila dituliskan dalam bentuk rule base yaitu:

IF error e(t) is Positif Big (PB) AND d_error De(t) is Zerro (Z) THEN

Output u(t) is Positif Big (PB), untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 3.2 dan 3.3.

3.3 Perancangan Perangkat Lunak

Perangakat lunak pada mikrokontroler mempunyai tugas mengendalikan

suhu udara inkubator ( pengaturan driver lampu dan driver kipas). Prosesnya

adalah pembacaan data ADC sebagai informasi suhu, perhitugan error dan

d_error serta melakukan prosedur fuzzy.

µ(x)

domain

(56)

37 Tabel 3.2 rules base

Rule – rule Fuzzy Control Dasar

Rule No Error D_error Result Ref. Point

1. PB Z PB A

2. Z NB NB B

3. NB Z NB C

4. Z PB PB D

5. PS Z PS E

6. Z NS NS F

7. NS Z NS G

8. Z PS PS H

9. Z Z Z Set point

Tabel 3.3

Rule-rule Fuzzy Control Tambahan

Rule No Error D_error Result Ref. Point

10. PB NS PS A-B

11. PB NB Z A-B

12. PS NB NS A-B

13. NS NS NS B-C

14. NB PS NS C-D

15. NB PB Z C-D

16. NS PS Z C-D

17. NS PB PS C-D

18. PS PS PS D-E

19. PS NS Z E-F

20. NB NB NB B-C

21. NB NS NB B-C

22. PS PB NB D-E

23. PB PB PB D-E

24. PB PS PB D-E

25. NS NB PB F-G

Alur program utama perangkat lunak terlihat seperti pada gambar 3.13.

program akan menunggu intrupsi dari rangkaian keypad, jika salah satu keypad

ditekan maka program mengiterupsi untuk membaca key pad yang dipilih dan

menterjemahkan menjadi sebuah data. Setelah selesai mikrokontroler akan

menghitung error dan d_error. Proses selanjutnya adalah melakukan prosedur

(57)

38

fuzzification, inferensi dan defuzzifications. Hasil dari program FLC akan

digunakan sebagai pengontrol lampu dan kipas.

Gambar 3.13. Diagram alir program utama.

Untuk mendapatkan respon yang baik maka waktu proses sampling

diberikan waktu delay. Pemanfaatan delay digunakan untuk program penampilan

suhu aktual pada seven segment. Setelah waktu delay tercukupi, mikrokontroler

Inis

B

Hitung

T

D

Y

Y

(58)

39 melakukan proses sampling secara berulang-ulang dimulai dari pembacaan data

ADC hingga tombol reset di tekan.

3.3.1 Program Penghitungan error dan d_error

Program ini akan menghitung perbedaan nilai Set Point (SP) dan nilai yang

terjadi sekarang (PV) yang disebut error dan menghitung besarnya perubahan

error yang disebut d_error. Hasil perhitungan ini merupakan input untuk

program FLC.

Harga Error dan D_error ditentukan dari persamaan:

e (t) = SP – PV

D_error = e(t) – e(t-1)

Keterangan :

SP = Nilai seting point PV = Nilai output pada saat t e (t) = Nilai error pada saat t e (t-1) = Nilai error sebelumnya (t-1)

Nilai error akan bernilai posif pada saat SP lebih besar dari PV dan error

akan bernilai negatif pada saat SP lebih kecil dari PV (suhu udara inkubator lebih

panas dari suhu yang diinginkan). Nilai d_error akan sama halnya dengan nilai

error, bernilai positif jika errornya menurun dan nilai error akan negatif jika

error bertambah.

Dalam program subrutine perhitungan error (gambar 3.14), e(t-1) adalah

nilai error sebelumnya, sedangkan e(t) adalah error sekarang. Diawal program

nilai error (e(t)) sekarang disimpan sebagai nilai error sebelumnya (e(t-1)),

kemudian program akan menghitung besar error. Besarnya error )adalah selisih

(59)

40 lebih dari nol maka tanda e(t) adalah positif jika sebaliknya maka tanda e(t) adalah

negatif (-) dan besarnya e(t) = PV – SP.

Gambar 3.14 Diagram alir program Penghitungan error dan d_error.

Pada perhitungan error tanda (+ atau -) sangat berpengaruh pada nilai

d_error. Pada tabel 3.4 menujukan besarnya d_error berdasarkan tanda yang

dimiliki e(t) dan e(t-1). Jika e(t) bertanda positif (+) dan e(t-1) bertanda negatif (-)

(60)

41

D_error = e(t) – (- e(t-1)) atau

D_error = e(t) + e(t-1)

Tabel 3.4. Persamaan nilai d_error berdasarkan tanda e(t) dan e(t-1)

Tanda e(t) Tanda e(t-1) D_error =

Positif Positif e(t)-e(t-1)

Positif Negatif e(t)+e(t-1)

Negatif Positif -(e(t)+e(t-1)

Negatif Negatif e(t-1)-e(t)

Tanda d_error adalah positif jika hasil perhitungan d_error bernilai positif

(d_error > 0), jika hasil perhitungan d_error bernilai negatif (d_error < 0)

pengurangan akan ditukar. Nilai positif atau negatif berpengaruh pada proses

inferensi (basis kaidah), jika nilai tersebut negatif maka fungsi keanggotaan yang

berlaku adalah NB, NS dan Z. Sedangakan jika hasil tersebut posif maka fungsi

keanggotaan yang berlaku adalah PB, PS dan Z.

3.3.2 Program Fuzzy Logic Controll (FLC)

Masukan dari program FLC berupa error dan d_error, lalu diproses oleh

sistem fuzzy yang meliputi langkah fuzzifikasi, inferensi (basis data dan basis

kaidah ), dan defuzifikasi.

3.3.2.1 Program Fuzzifikasi

Program fuzzifikasi bertujuan untuk merubah nilai yang tegas menjadi nilai

kabur. Masukan untuk program ini adalah nilai error dan d_error, dimana nilai

tersebut akan menyulut fungsi keanggotaan input (crips input error dan crips

input d_error), tanda (+/-) tidak berpengaruh sehingga diabaikan.

Tabel 3.5. Batas minimal dan maksimal fungsi keanggotaan

Fungsi Keanggotaan Min Max

ZERRO 0 42

SMALL 0 170

(61)

42

Proses pengaburan error dilakukan dengan membandingkan nilai error

terhadap rentang nilai fungsi keanggotaan ZERRO, SMALL dan BIG (tabel 3.5).

pengaburan untuk nilai d_error sama dengan proses pengaburan error.

Gambar 3.15 menunjukan diagram alir program fuuzzification, setiap fungsi

keanggotaan yang tersulut akan disimpan sebagai bilangan kabur pada alamat

register, Jika nilai error atau d_error berada diantara 2 fungsi keanggotaan maka

memerlukan 2 register.

3.3.2.2 Program Inferensi

Program inferensi bertujuan untuk mencari nilai derajad keanggotaan dan

kaidah. Nilai derajad keanggotaan diproses pada program basis data, dengan

metode look up table. Sedangkan untuk mecari kaidah diproses pada program

basis kaidah menggunakan metoda if then.

Gambar 3.16 menunjukan diagram alir program basis data untuk error. Nilai

derajat keanggotaan setiap fungsi keanggotaan telah tersimpan pada memori

mikrokontroler berupa tebel-tabel. Pada memori mikrokotroler terdapat 3 tabel

yakni tabel zerro, tabel small dan tabel big. Data yang tersimpan pada setiap tabel

terdapat 255 data, data tersebut menggambarkan bentuk dari fungsi keanggotaan

(gambar 3.12 (a)). Nilai maksimal derajat keanggotaan dari fungsi keanggotan

adalah FFh dan nilai minimalnya adalah 00h.

Proses alur program basis data untuk d_error sama halnya dengan alur

program basis data error (gambar 3.16). Hanya saja, untuk proses d_error

(62)

43 Gambar 3.15. Diagram alir program penyulutan fungsi

keanggotaan masukan (Fuzzification)

Gambar 3.17 menujukan program basis kaidah. Basis kaidah dibagi menjadi

4 bagian yaitu basis kaidah untuk nilai kabur error dan nilai kabur d_error positif

( Z, PS dan PB), basis kaidah untuk nilai kabur error positif dan nilai kabur

d_error negatif (Z, NS dan NB), basis kaidah untuk nilai kabur error negatif dan

nilai kabur d_error positif, dan yang terakhir adalah basis kaidah untuk nilai

(63)

44 Gambar 3.16. Diagram alir program basis data.

Setiap menemukan kaidah akan dicari nilai derajat keanggotaan yang paling

kecil, antara nilai derajad keanggotaan error dan derajat keanggotaan d_error.

Nilai ini dihitung setelah menemukan kaidah dan disimpan pada register derajat

kaidah. Setiap nilai derajat kaidah akan dibandingkan dan diambil nilai derajad

keanggotaan yang terbesar. Kesimpulan dari proses inference kaidah adalah

(64)

45 Gambar 3.17 Diagram alir program basis kaidah.

3.3.2.3 Program Defuzzification (penegasan)

Keluaran program fuzzy merupakan bilangan kabur, untuk mengontrol kipas

dan lampu dibutuhkan nilai yang tegas (riil), peraturan pengubahan bilangan

kabur menjadi bilangan tegas ditunjukan pada tabel 3.6. Jika keluaran program

fuzzy adalah PB maka jumlah lampu yang menyala akan ditambah 2, dan kipas

off dan seterusnya.

Penambahan jumlah lampu yang menyala menggunakan metoda geser kiri

pada 4 bit rendah pada port 0. Jika semua 4 bit rendah telah benilai 1 maka proses

(65)

46 metoda geser kanan pada 4 bit rendah. Proses penggeseran ini dimulai nilai yang

terjadi pada P0.0 sampai P0.3.

Tabel 3.6.Pengontrolan lampu dan kipas berdasarkan bilangan kabur

No Bilangan kabur Kontrol lampu Kontrrol kipas

1. PB Hidupkan 2 buah lampu Off

2. PS Hidupkan 1 buah lampu Off

3. Z Tetap Tetap

4. NS Matikan 1 buah lampu On

5. NB Matikan 2 buah lampu On

(66)

47

3.3.3 Program penampilan suhu

Penampilan pada 7segment bertugas menampilkan nilai suhu yang terukur,

gambar 3.19 merupakan diagram alir program penampilan suhu. Secara

keseluruhan metoda yang dipakai adalah metoda look up table, nilai yang

tersimpan pada tabel merupakan nilai–nilai hasil konversi dari data ADC (hasil

konversi analog ke digital) kedalam satuan suhu.

Penampilan suhu menggunakan 3 digit yang terdiri dari satuan, puluhan dan

sepersepuluh. Rentang suhu yang terukur adalah dari 20oC hingga 35oC dan nilai

heksanya adalah 00h-FFh, sehingga diperoleh nilai heksa untuk batasan antara 2

puluhan dan 3 puluhan.

(67)

48 Nilai satuan dan sepersepuluh diperoleh dari tabel dengan referensi nilai PV.

Proses pengiriman data ke seven segment dilakukan secara bergantian, jika

mengirim data puluhan maka 7’segment digit puluhan diberi logika 1 dan digit

lainya berlogika 0. Begitu juga pada proses penampilan data untuk satuan dan

sepersepuluhan.

Delay pada akhir program berfungsi sebagai penentu waktu sampling (time

sampling) waktu ini dimanfaatkan untuk menampilkan suhu aktual secara terus

(68)

49

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan memberikan informasi dari data yang telah diambil,

beserta pembahasan yang akan memperlihatkan bahwa alat yang dirancang

bekerja dengan baik. Bentuk fisik alat dapat dilihat pada gambar 4.1. Dengan

mengetahui perbandingan antara perancangan dan realisasi alat, maka diharapkan

dapat mengetahui letak kesalahan maupun karakteristik komponen sesungguhnya.

Pada bab ini juga akan diperlihatkan tentang hasil unjuk kerja alat yang telah

dirancang.

(69)

50 Panel kontrol ditunjukan Gambar 4.2, terdapat 5 tombol, 2 buah indikator

lampu dan 7’segment 3 digit. Tombol “C” digunakan untuk mengubah suhu yang

diinginkan, tombol “SP1, SP2, SP3 merupakan tombol yang digunakan untuk

memilih set point (suhu yang diinginkan). Lampu bagian kanan merupakan

indikator power, sedangkan lampu kiri merupakan indikator untuk menujukkan

suhu yang berada di dalam inkubator telah mencapai suhu yang diinginkan.

Gambar 4.2 panel kontrol

Jika suhu dalam inkubator lebih panas dari suhu yang diinginkan maka

suhu inkubator harus diturunkan. Proses pendinginan suhu udara adalah dengan

cara menambahkan udara ruangan. Pendingin udara ditunjukkan pada gambar 4.3.

Udara yang masuk ke dalam inkubator tidak hanya dihembuskan langsung ke

dalam inkubator, akan tetapi melalui proses pendinginan. Proses pendinginan

udara dibuat secara sederhana, yaitu dengan cara membuat lubang kecil-kecil

menyerupai pori.

Sp3 Sp2 Sp1

power stabil

Suhu aktual Penampil

suhu aktual

Tombol set point

(70)

51 Gambar 4.3 Pendingin inkubator sederhana

Pada perancangan bab 3 telah dijelaskan mengenai pemanas suhu udara,

yaitu menggunakan 4 buah lampu. Gambar 4.4 menunjukkan konstruksi

pemanas. Lampu yang dipasang secara vertikal, di letakkan dalam sebuah kotak.

Suhu yang telah dipanaskan ditarik oleh sebuah kipas

Gambar 4.4. Pemanas suhu udara

4.1 Cara Kerja Inkubator Bayi Kucing

Cara kerja dari alat ini dibuat sesuai dengan alur program yang dirancang di

bab 3. Yang perlu diamati pada saat pertama kali alat ini dihidupkan adalah lampu

indikator power suplay menyala, jika

Gambar

Gambar 2.6. Diagram blok pengubah analog ke digital.
Gambar 2.7 menunjukkan konfigurasi kaki pada ADC0804. Resolusi ADC
Gambar 2.8. Konfigurasi pin Mikrokontroler AT89S52.
Tabel 2.1  Fungsi pin Mikrokontroler AT89S52.
+7

Referensi

Dokumen terkait

“Adapun kaum Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas yaitu: Penelitian tentang peralatan dapur tradisional Minangkabau belum ada yang meneliti, dan yang terdapat dalam tinjauan

#2019GantiPresiden ini menjadi gerakan organik yang mengalami eskalasi secara luas terjadi karena beberapa hal, yaitu; adanya dukung politik pada level elite, perkembangan

Hasil penulisan buku daras akan memperkuat keberadaan program studi (prodi) pada setiap fakultas di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Terutama sekali

Hasil yang telah dicapai diantaranya Fasilitasi dan Mediasi pengurusan Legalitas Usaha berupa CV (Commanditaire Vennootschap) sebagai syarat mendapatkan pinjaman

Sedangkan pasca perubahan terhadap UUD NRI Tahun 1945, dalam hal pemilihan Presiden dan Wakil Presiden saat ikhwal kekosongan jabatan menurut konstruksi norma Pasal 8 ayat (2)