• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR - Unit input dan unit pembangkit nada pada permainan angklung elektronik berbasis mikrokontroler PIC 16F877 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TUGAS AKHIR - Unit input dan unit pembangkit nada pada permainan angklung elektronik berbasis mikrokontroler PIC 16F877 - USD Repository"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

UNIT INPUT DAN UNIT PEMBANGKIT NADA PADA

PERMAINAN ANGKLUNG ELEKTRONIK

BERBASIS MIKROKONTROLER PIC16F877

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Elektro

Oleh :

ANTONIUS HENDRO NOVIYANTO

NIM : 085114021

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

INPUT UNIT AND TONE GENERATOR UNIT ON

ELECTRONIC ANGKLUNG PERFORMANCE

BASED OF MICROCONTROLLER PIC16F877

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain the Sarjana Teknik Degree

In Electrical Engineering Study Program

ANTONIUS HENDRO NOVIYANTO

NIM : 085114021

ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO :

[|wâÑ gt~ fxÅâwt{ ltÇz W|utçtÇz~tÇ

(7)
(8)

Alat musik angklung merupakan salah satu contoh alat musik tradisional bangsa Indonesia yang kini telah semakin surut. Permainan angklung elektronik merupakan salah satu inovasi yang diharapkan mampu meningkatkan rasa kecintaan masytarakat terhadap alat musik angklung. Pada permainan angklung elektronik ini, sistem akan mengeluarkan suara angklung sesuai dengan tombol pemilih nada yang ditekan.

Permainan angklung elektronik terdiri atas dua bagian, yaitu : unit input, unit pembangkit nada angklung, dan unit output. Unit input terdiri atas : tombol navigasi dan tombol pemilih nada. Tombol navigasi berfungsi untuk memberikan input kepada sistem untuk memasukan password, memilih tim, dan memilih lagu. Tombol pemilih nada berfungsi untuk memilih nada yang akan dibangkitkan oleh mikrokontroler. Tombol pemilih nada dimulai dari nada sol rendah sampai nada re tinggi. Suara angklung terdiri atas pitch dan timbre, dimana pitch merupakan nada dari angklung, sedangkan timbre

merupakan warna suara angklung. Timbre dihasilkan dari dua frekuensi yang memiliki beda satu oktaf, yaitu : frekuensi primer dan frekuensi sekunder. Unit output berfungsi untuk memberikan tampilan dan mengeluarkan nada yang telah dibangkitkan.

Permainan angklung elektronik sudah berhasil dibuat. Alat dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan, dimana nada yang dibangkitkan oleh mikrokontroler sesuai dengan tombol yang dipilih.

(9)

An angklung musical instrument is one example of a traditional musical instrument of Indonesia which has now ebbed. Electronic angklung performance is one innovation that is expected to increase the sense of devotion from social live to the instrument angklung. Angklung In this electronic game, the system will be issued in accordance with angklung voice tone selector button is pressed.

Electronic angklung performance consisting of two parts: input units and output units. Input unit consists of: the navigation buttons and the selector tone buttons. Navigation button serves to provide input to the system to enter a password, select the team, and select the songs. Function selector tone button to select ringing tones that will be generated by the microcontroller. Selector dial tone starts from a low tone of sol to a high tone of re. Angklung sound consists of pitch and timbre, where the pitch is a tone of angklung, whereas timbre is color of the voice angklung. Timbre is produced from two different frequencies which have an octave deviation, that is: the primary frequency and the secondary frequencies. Output unit serves to provide the look and tone that issue has been raised.

Electronic angklung performance has been created. Equipment can be working as expected, where the tones are generated by the microcontroller in accordance with the selected button.

(10)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas akhir dengan judul “Unit Input dan Unit Pembangkit Nada pada Permainan Angklung Elektronik Berbasis Mikrokontroler PIC16F877” ini dapat diselesaikan dengan baik. Selama menulis tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa ada banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan pada penulis. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Alm. Bapak Antonius Saryanto yang telah memberikan restunya.

2. Ibu Christina Sri Rahayu, Mbak Widi, Mbak Veni, dan saudara-saudara penulis yang telah memberikan doa, semangat ,serta dukungan kepada penulis.

3. Ibu Ir. Prima Ari S. M.T. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran membimbing, memberi saran, dan kritik kepada penulis.

4. Seluruh dosen teknik elektro dan seluruh laboran teknik elektro yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama kuliah.

5. Sdri. Anna Dyan R.D. yang telah memberi semangat dan dukungan pada penulis.

6. Teman satu tim penulis Yohanes Joko Pamuntas yang telah bahu-membahu dan bekerja-sama selama pengerjakan tugas akhir

7. Teman-teman elektro semua angkatan yang telah memberi semangat pada penulis.

Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar dalam proses penulisan di kemudian hari dapat semakin baik. Semoga tugas akhir ini bermanfaat semua pihak, baik bagi penulis maupun bagi pembaca. Terima kasih.

Yogyakarta, 30 Agustus 2010

(11)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL (Bahasa Inggris) ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

HALAMAN PERSEMBAHAAN DAN MOTTO HIDUP ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii

INTISARI ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Metodologi Penelitian ... 2

BAB II DASAR TEORI ... 4

2.1 Angklung... 4

2.2 Suara dan Nada ... 4

2.3 Serial EEPROM... 5

2.4 Mikrokontroler PIC16F877... 7

2.2.1 Gambaran Umum ... 7

2.2.2 Fitur-fitur pada PIC 16F877 ... 8

2.2.3 Deskripsi Pin-pin Mikrokontroler PIC 16F877 ... 9

2.2.4 Memori Program ... 10

2.5 Komunikasi ... 10

(12)

2.9 Sampling Rate ... 14

BAB III RANCANGAN PENELITIAN ... 15

3.1 Layout Rancangan... 16

3.2 Prosedur Penggunaan dan Cara Bermain Angklung Elektronik ... 18

3.3 Perancangan Perangkat Keras ... 19

3.3.1 Tombol Pemilih Lagu dan Tombol Pemilih Nada... 19

3.3.2 Rangkaian RS232 ... 23

3.3.3 Rangkaian Minimum Sistem Mikrokontroler PIC16F877 ... 23

3.3.4 Rangkaian Serial EEPROM... 24

3.3.5 Rangkaian Mikrokontroler PIC16F877 ke DAC... 24

3.4 Perancangan Perangkat Lunak ... 25

3.4.1 Diagram Alir... 25

3.4.2 Penentuan Delay ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 29

4.1 Hasil Implementasi Alat... 29

4.2 Hasil Perancangan Perangkat Keras ... 34

4.3 Hasil Pengujian ... 37

4.3.1 Pengujian Tombol Navigasi dan Tombol Pemilih Nada ... 37

4.3.2 Pengujian Nada-nada yang Dibangkitkan ... 38

4.3.3 Pengujian Low Pass Filter... 40

4.3.4 Hasil FFT dari Nada Angklung ... 42

4.3.5 Implementasi Program Tombol Masukan dan Nada Keluaran ... 45

4.3.6 Pengujian Data yang Dikirim maupun yang Diterima oleh Mikrokontroler 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

5.1 Kesimpulan ... 48

5.2 Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA... 49

(13)

Gambar 2.1 Transfer Data I2C ... 6

Gambar 2.2 Proses Pembacaan Serial EEPROM ... 6

Gambar 2.3 Konfigurasi Pin IC 24LC512... 6

Gambar 2.4 Pengkodean Slave Address... 7

Gambar 2.5 Konfigurasi Pin Mikrokontroler PIC 16F877... 9

Gambar 2.6. Konfigurasi Serial port DB 9... 10

Gambar 2.7 Konfigurasi Kaki IC MAX 232 ... 12

Gambar 2.8 Rancangan Tombol Aktif Low... 13

Gambar 2.9 Konfigurasi Kaki-kaki Limit Switch... 14

Gambar 3.1Diagram Blok Sistem Secara Keseluruhan Angklung Elektronik... 15

Gambar 3.2. Bentuk Fisik Angklung Elektronik... 17

Gambar 3.3 Dimensi Angklung Elektronik... 17

Gambar 3.4 Rangkaian Tombol Navigasi ... 20

Gambar 3.5 Rangkaian Tombol Pemilih Nada... 21

Gambar 3.6 Rancangan Pijakan... 22

Gambar 3.7 Penempatan Limit Switch... 22

Gambar 3.8 Rangkaian RS232 ... 23

Gambar 3.9 Rangkaian Minimum Mikrokontroler PIC16F877 ... 23

Gambar 3.10 Rangkaian Serial EEPROM... 24

Gambar 3.11 Rangkaian Mikrokontroler ke DAC ... 24

Gambar 3.12 Rancangan Diagram Alir Program Utama Unit Input dan Unit Pembangkit25 Gambar 3.13 Diagram Alir Baca Data Tombol Navigasi ... 26

Gambar 3.14 Diagram Alir Baca Data Tombol Pemilih Nada... 26

Gambar 3.15 Diagram Alir Sub-Routine Ambil Data... 27

Gambar 4.1 Data Keluaran R2R... 29

Gambar 4.2 Bentuk Gelombang Nada Angklung... 29

Gambar 4.3 Rangkaian LPF tipe RC ... 30

Gambar 4.4Diagram Blok Sistem Secara Keseluruhan Angklung Elektronik... 31

Gambar 4.5 Rancangan Diagram Alir Program Utama Unit Input dan Unit Pembangkit 32 Gambar 4.6 Diagram Alir Baca Data Tombol Pemilih Nada... 33

(14)

Gambar 4.10 (a) Bentuk Gelombang Primer... 41

Gambar 4.10 (b) Bentuk Gelombang Sekunder ... 41

Gambar 4.11 (a) Hasil FFT dari Nada Sol Rendah yang Dibangkitkan oleh Mikrokontroler... 43

Gambar 4.11 (b) Hasil FFT dari Perekaman Nada Sol Rendah ... 43

Gambar 4.12 (a) Bentuk Gelombang Nada Sol Rendah yang Dibangkitkan oleh Mikrokontroler... 43

Gambar 4.12 (b) Bentuk Gelombang Nada Sol Rendah yang Direkam... 44

Gambar 4.13 Hasil Pengiriman Data dari Mikrokontroler ke PC ... 46

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Frekuensi Nada... 5

Tabel 2.2 Konfigurasi Pin IC 24LC512 ... 7

Tabel 2.3 Konfigurasi kaki dan nama sinyal konektor serial DB 9... 10

Tabel 2.4 Konfigurasi Kaki IC MAX 232... 12

Tabel 2.5 Konfigurasi Kaki-kaki Limit Switch... 14

Tabel 3.1 Alamat Penyimpanan Nada pada Serial EEPROM... 16

Tabel 3.2 Tombol Navigasi ... 21

Tabel 3.3 Tombol Pemilih Nada... 22

Tabel 3.4 Data yang Dikirim dari Mikrokontroler ke Komputer ... 28

Tabel 4.1 Frekuensi-frekuensi Dasar Nada Angklung ... 30

Tabel 4.2 Data yang Dikirim oleh Komputer ke Mikrokontroler... 34

Tabel 4.3 Bagian dari Blok Kontrol dan Fungsi dari Rangkaian ... 35

Tabel 4.4 Port Pengganti pada Tombol Pemilih Nada... 35

Tabel 4.5 Bagian dan Fungsi dari Alat Permainan Angklung Elektronik ... 36

Tabel 4.6 Data Hasil Pengujian Tombol Navigasi ... 37

Tabel 4.7 Data Hasil Pengujian Tombol Pemilih Nada ... 37

Tabel 4.8 Data Pembulatan Frekuensi... 39

Tabel 4.9 Data Hasil Pengujian Pembangkitan Frekuensi ... 40

Tabel 4.10 Hasil Pembangkitan Frekuensi setelah Melalui Filter... 42

Tabel 4.11 Perbandingan Magnitude antara Frekuensi Primer dengan Frekuensi Sekunder ... 44

Tabel 4.12 Data Hasil Pengiriman Data dari Mikrokontroler ke PC... 47

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1 LISTING PROGRAM UTAMA... L1.1 2 LISTING PROGRAM PENGUJIAN PENGIRIMAN DATA ... L1.2 3 LISTING PROGRAM PENGUJIAN PENERIMAAN DATA ... L1.3 4. LAMPIRAN FREKUENSI NADA YANG DIBANGKITKAN... L2 5. LAMPIRAN HASIL FFT DARI NADA YANG DIBANGKITKAN OLEH

(17)
(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Persengketaan antara bangsa Indonesia dengan negara Malaysia dewasa ini semakin marak terjadi. Banyak kebudayaan asli bangsa Indonesia yang diklaim sebagai kebudayaan negara Malaysia. Alat musik angklung merupakan salah satu contoh alat musik tradisional bangsa Indonesia yang telah diklaim sebagai alat musik tradisional negara Malaysia [1]. Semakin diabaikannya alat musik ini, maka keberadaan alat musik angklung di masa kini semakin surut.

Angklung memiliki karakter suara yang homogen dan cenderung perkusif, bahkan masih lebih sederhana dibandingkan suara manusia yang kaya akan warna [1]. Peranan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat diperlukan dalam menciptakan inovasi-inovasi yang baru terhadap perkembangan alat musik angklung. Pengembangan alat musik angklung diharapkan dapat meningkatkan rasa kecintaan masyarakat terhadap budaya bangsa.

Berdasarkan hal diatas, diharapkan ada suatu inovasi dalam mengembangkan alat musik angklung. Pengembangan alat musik angklung dapat dilakukan dengan berbagai cara dan berbagai metode. Permainan angklung elektronik merupakan salah satu metode yang dipilih dalam mengembangkan alat musik angklung. Permainan angklung elektronik diharapkan mampu memberikan inovasi baru terhadap perkembangan alat musik angklung. Dibandingkan dengan pengembangan yang lain, misalnya permainan angklung otomatis yang dikendalikan oleh motor [2], angklung elektronik merupakan alat yang mampu meningkatkan kerja sama antar pemain karena dimainkan secara berkelompok. Pada sistem angklung otomatis pemain hanya memilih lagu yang ingin dimainkan, setelah itu angklung akan bergerak sendiri sesuai dengan program sampai lagu selesai dimainkan. Sedangkan pada angklung elektronik yang kami kembangkan, sistem akan mengeluarkan suara angklung sesuai dengan tombol nada yang ditekan oleh pemain.

(19)

menghasilkan suara angklung yang mirip dengan suara angklung aslinya. Pembangkitan nada ini dilakukan pada mikrokontroler, kemudian nada yang telah diolah dikirim ke DAC. Nada yang dibangkitkan sesuai dengan tombol pemilih nada yang ditekan.

1.2

Tujuan dan Manfaat

Tujuan yang akan dicapai adalah :

a. Membuat suatu inovasi dari alat musik angklung, yaitu permainan angklung elektronis agar menjadi alat musik yang lebih menarik.

b. Membangkitkan suara angklung yang telah tersimpan pada serial EEPROM sehingga menghasilkan nada dasar yang lengkap.

Manfaat yang akan dicapai adalah :

a. Permainan angklung elektronik ini dapat dimainkan oleh semua kalangan. b. Pengembangan alat musik angklung sebagai alat musik modern dititik-beratkan

untuk menumbuhkan rasa kepedulian dan meningkatkan rasa kecintaan masyarakat terhadap kebudayaan bangsa Indonesia.

1.3

Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah :

a. Pengerjaan alat sebatas unit input dan unit pembangkit nada dari permainan angklung elektronik

b. Berbasis Mikrokontroler PIC 16F877 sebagai pengolah input dan pengolah nada dari angklung.

c. Nada yang dibangkitkan oleh mikrokontroler mulai dari nada sol rendah sampai dengan nada re tinggi.

d. Penyimpanan nada dasar angklung pada serial EEPROM.

1.4

Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Mengumpulkan referensi-referensi mengenai alat musik angklung.

b. Mengumpulkan referensi-referensi mengenai mikrokontroler PIC 16F877 dan

(20)

c. Mengumpulkan referensi mengenai program mikrokontroler PIC 16F877.

d. Membuat rangkaian minimum system mikrokontroler. e. Melakukan trouble-shooting dari program mikrokontroler.

(21)
(22)

BAB II

DASAR TEORI

Bab ini menjelaskan tentang dasar teori yang akan dipakai dalam melakukan perancangan sistem angklung elektronik. Dasar teori yang akan diterapkan dalam bab ini meliputi : Angklung, Suara dan Nada, Pengolahan Nada Angklung, Serial EEPROM, Mikrokontroler PIC 16F877, DB 9, MAX232, Tombol Input, Limit Switch dan, Sampling rate.

2.1.

Angklung

Angklung adalah alat musik yang berasal dari Jawa Barat yang terdiri dari dua tabung bambu dan rangka bambu[1]. Angklung dibunyikan dengan cara digetarkan atau dipukul. Suara angklung terjadi karena tabrakan antara bagian bawah tabung angklung dengan bambu di sebelahnya dan kemudian suara tersebut diperkuat oleh resonator yang ada pada tiap tabung. Angklung adalah instrument dengan satu nada. Instrument ini terdiri dari dua tabung yang memiliki beda nada satu oktaf[1].

Angklung dimainkan dengan tiga cara yaitu dengan cara digetarkan/kurulung, dipukul/tengkep, dan digetarkan hanya tabung besarnya/tengkep[1]. Angklung yang dibunyikan dengan cara digetar akan mempunyai efek suara seperti desiran angin. Angklung yang dibunyikan dengan cara dipukul akan mempunyai efek stakato. Angklung yang dibunyikan dengan cara ditengkep akan terdengar lebih lembut.

Pada awalnya angklung memiliki nada pentatonis (nada da, mi, na, ti, la, da)[3], oleh bapak Daeng Soetigna angklung diubah nadanya menjadi nada diatonis yang lengkap[1].  Angklung mempunyai karakter suara yang riang dan memiliki warna suara yang seragam untuk semua ukuran, sehingga jika akan mengaransemen angklung secara langsung maka aransemen itu lebih cocok dianggap sebagai aransemen paduan suara sejenis daripada campuran.

2.2.

Suara dan Nada

(23)

maupun zat gas. Gelombang suara pada musik biasanya tidak dalam bentuk panjang gelombangnya maupun periodenya, melainkan dalam bentuk frekuensinya.

Nada merupakan suatu bunyi yang beraturan, yaitu memiliki frekuensi tertentu. Setiap nada memiliki tinggi nada tertentu menurut frekuensinya. Nada dasar suatu musik menentukan frekuensi tiap nada dalam musik tersebut [4]. Tabel nada beserta frekuensinya dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Frekuensi Nada [5]

Note Oktaf

1 2 3 4 5 6 7 8 9 C 32.703 65.406 130.81 261.63 523.25 1046.5 2093.0 4186.0 8372.0 C# 34.648 69.296 138.59 277.18 554.37 1108.7 2217.5 4434.9 8869.8

D 36.708 73.416 146.83 293.66 587.33 1174.7 2349.3 4698.6 9397.3 D# 38.891 77.782 155.56 311.13 622.25 1244.5 2489.0 4978.0 9956.1

E 41.203 82.407 164.81 329.63 659.26 1318.5 2637.0 5274.0 10548 F 43.654 87.307 174.61 349.23 698.46 1396.9 2793.8 5587.7 11175 F# 46.249 92.499 185.00 369.99 739.99 1480.0 2960.0 5919.9 11840

G 48.999 97.999 196.00 392.00 783.99 1568.0 3136.0 6271.9 12544 G# 51.913 103.83 207.65 415.30 830.61 1661.2 3322.4 6644.9 13290

A 55.000 110.00 220.00 440.00 880.00 1760.0 3520.0 7040.0 14080 A# 58.270 116.54 233.08 466.16 932.33 1864.7 3729.3 7458.6 14917

B 61.735 123.47 246.94 493.88 987.77 1975.5 3951.1 7902.1 15804

2.3.

Serial EEPROM

Serial EEPROM merupakan IC yang digunakan untuk menambah memori (external memory) pada mikrokontroler. Teknik transfer data yang sering digunakan untuk komunikasi secara seri antar IC adalah teknik I2C (Inter Integrated Circuit)[6]. Data yang masuk ke serial EEPROM atau yang keluar dari serial EEPROM sinkron terhadap perubahan clock. Komunikasi data secara I2C melalui dua saluran untuk melakukan transfer data secara seri. Saluran-saluran tersebut adalah :

a. Saluran data secara seri (SDA) = Serial Data. b. Saluran clock (SCL) = Serial Clock.

(24)

bit data [6]. Data pada jalur SDA valid dan boleh dibaca ketika jalur clock SCL high, karena pada saat SCL low data bisa berubah sesuai dengan nilainya. Data byte ini digunakan untuk men-transfer semua jenis informasi data. Bentuk transfer data I2C dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Transfer Data I2C [6]

Proses pembacaan data pada serial EEPROM dapat dilakukan seperti pada gambar 2.2. Mula-mula master mengirimkan sinyal START, kemudian mengirimkan alamat

EEPROM yang akan dibaca isinya, setelah itu master mengirim sinyal START sekali lagi, kemudian diikuti dengan perintah untuk membaca isi EEPROM dan selanjutnya diikuti dengan pembacaan isi EEPROM [6]. Selesai membaca isi serialEEPROM master menutup komunikasi dengan mengirimkan sinyal STOP.

Gambar 2.2 Proses Pembacaan Serial EEPROM [6]

Konfigurasi pin IC 24LC512 dapat dilihat pada gambar 2.3 dan tabel 2.2.

(25)

Tabel 2.2 Konfigurasi Pin IC 24LC512 [6] Nama Pin Pin Keterangan

A0 1 Konfigurasi untuk pemilihan chip

A1 2 Konfigurasi untuk pemilihan chip

A2 3 Konfigurasi untuk pemilihan chip

GND 4 Ground

SDA 5 Serial data SCK 6 Serial clock

WP 7 Write-Protect Input

VCC 8 +2.5V sampai 5.5V

Komunikasi I2C bukan hanya digunakan untuk serial EEPROM saja, melainkan digunakan juga untuk komponen-komponen lainnya yang dapat melakukan komunikasi secara I2C. Serial EEPROM memiliki kode tersendiri (slave address) untuk membedakan dengan komponen-komponen lainnya [6]. Pengkodean slave address dapat dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Pengkodean Slave Address [6]

2.4.

Mikrokontroler

PIC 16F877 [7]

2.4.1.

Gambaran Umum

(26)

ringkas karena memiliki kemasan 40 pin dengan 33 jalur I/O. Pada mikrokontroler PIC16F877 terdapat instruksi delay, dimana instruksi tersebut difungsikan untuk menunda pembacaan program berikutnya.

2.4.2.

Fitur-fitur pada PIC 16F877

a. RISC CPU yang mempunyai performance tinggi

b. Kecepatan instruksi: DC - 20 MHz clock input DC - 200 ns instruction cycle

c. 8K x 14 words of FLASH Program Memory

d. 368 x 8 bytes of Data Memory (RAM) e. 256 x 8 bytes of EEPROM Data Memory

f. Power-on Reset (POR)

g. Power-up Timer (PWRT) dan Oscillator Start-up Timer (OST)

h. Watchdog Timer (WDT) dengan on-chip RC oscillator i. Programmable code protection

j. Power saving SLEEP mode

k. Selectable oscillator options

l. Low power, high speed CMOS FLASH/EEPROM technology

m. In-Circuit Serial Programming (ICSP) hanya dengan dua pin n. Single 5V In-Circuit Serial Programming capability

o. Processor read/write access to program memory

p. Wide operating voltage range: 2.0V to 5.5V

q. High Sink/Source Current: 25 mA

r. 40 pin dengan 33 jalur I/O

s. Timer0: 8-bit timer/counter dengan 8-bit prescaler

t. Timer1: 16-bit timer/counter dengan prescaler, dapat di-increment selama proses SLEEP dengan external crystal/clock

u. Timer2: 8-bit timer/counter dengan 8-bit period register, prescaler dan

postscaler

v. PWM modules (PWM max. resolution is 10-bit)

w. 10-bit multi-channel Analog-to-Digital converter (ADC)

x. Universal Synchronous Asynchronous Receiver Transmitter (USART/SCI)

(27)

y. Parallel Slave Port (PSP) 8-bits wide, dengan external RD, WR and CS controls (40/44-pin only)

2.4.3.

Deskripsi Pin-pin Mikrokontroler PIC 16F877

Mikrokontroler PIC16F877 di produksi dalam kemasan 40 pin PDIP (Plastik Dual In Line) maupun 40 pin SO (Small Outline). Namun yang banyak terdapat dipasaran adalah kemasan PDIP. Pin-pin untuk I/O sebanyak 33 pin, yang terdiri atas 6 pada Port A, 8 pada

Port B, 8 pada Port C, 8 pada Port D, 3 pada Port E. Ada pula beberapa pin pada mikrokontroler yang memiliki fungsi ganda. Gambar konfigurasi pin mikrokontroler PIC 16F877 dapat dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Konfigurasi Kaki Mikrokontroler PIC 16F877 [7]

Komunikasi I2C pada PIC menggunakan saluran SDA (serial Data) dan SCL (serial Clock). Data dikirim melalui jalur SDA, sedangkan SCL tetap menghasilkan clock

(28)

2.4.4.

Memori Program

Memori program direalisasikan dalam teknologi FLASH memori, yang memungkinkan program dapat dihapus atau disimpan kembali. Pemrograman PIC16F877 dilakukan sebelum dipasang pada rangkaian aplikasi, atau ketika sistem sudah terpasang namun dikehendaki adanya updating pada program didalamnya. Pemrograman berulang biasanya dilakukan pada saat pengembangan dan penyempurnaan sistem.

 

2.5.

KOMUNIKASI

DB 9 merupakan suatu port yang digunakan untuk komunikasi antara mikrokontroler dengan komputer secara serial. Serial port bersifat asinkron dimana dapat mengirimkan data sebanyak 1 bit dalam tiap satu clock [8]. Port yang digunakan biasanya menggunakan konektor DB 9. Konfigurasi port DB 9 dapat dilihat pada gambar 2.6 dan table 2.3.

Gambar 2.6. Konfigurasi Serial port DB 9 [8]

Tabel 2.3 Konfigurasi kaki dan nama sinyal konektor serial DB 9 [8] Nomor

Kaki

Nama

Sinyal Fungsi Keterangan

1 DCD Masukan Data Carrier Detect (DCD) 2 RxD Masukan Received Data (RxD)

3 TxD Keluaran Transmitted Data (TxD) 4 DTR Keluaran Data Terminal Ready (DTR)

5 GND - Signal Ground (common)

(29)

Keterangan mengenai fungsi saluran RS232 pada konektor DB 9 adalah sebagai berikut: 1) Receive Line signal detect, dengan saluran ini DCE memberitahukan ke DTE

bahwa pada terminal masukan ada data masuk.

2) Receive Data, digunakan DTE menerima data dari DCE. 3) Transmit Data, digunakan DTE mengirimkan data ke DCE.

4) Data Terminal Ready, pada saluran ini DTE memberitahukan kesiapan terminalnya.

5) Signal Ground, saluran ground.

6) Ring Indicator, pada saluran ini DCE memberitahukan ke DTE bahwa sebuah stasiun menghendaki berhubungan dengannya.

7) Clear To Send, dengan saluran ini DCE memberitahukan bahwa DTE boleh mulai mengirim data.

8) Request To Send, dengan saluran ini DCE diminta mengirim data oleh DTE. 9) DCE Ready, sinyal aktif pada saluran ini menunjukkan bahwa DCE sudah siap.

Standar sinyal komunikasi serial yang banyak digunakan ialah standar RS232. Standar ini hanya menyangkut komunikasi data antara komputer (Data Terminal Equipment-DTE) dengan alat-alat pelengkap komputer (Data Circuit-Terminating Equipment-DCE) [8]. Standar sinyal serial RS232 memiliki ketentuan level tegangan sebagai berikut:

a. Logika ‘1’ disebut ‘mark’ terletak antara -3 volt hingga -25 volt. b. Logika ‘0’ disebut ‘space’ terletak antara +3 volt hingga +25 volt.

c. Daerah tegangan antara -3 volt hingga +3 volt adalah invalid level, yaitu daerah tegangan yang tidak memiliki level logika pasti sehingga harus dihindari. Demikian juga level tegangan lebih negatif dari -25 volt atau lebih positif dari +25 volt juga harus dihindari karena dapat merusak line driver pada saluran RS232.

(30)

Kecepatan transmisi (baudrate) dapat dipilih bebas dalam rentang tertentu. Baudrate yang umum dipakai adalah 600, 1200, 2400, dan 9600 bps (bit per sekon) [8].

2.6.

MAX

232

MAX232 merupakan IC yang difungsikan untuk merubah format TTL ke RS232 atau sebaliknya [9]. Mikrokontroler PIC 16F877 telah memiliki fasilitas UART, sehingga dapat melakukan komunikasi secara serial dengan level RS 232 antar peralatan atau dengan komputer. Konfigurasi kaki IC MAX 232 dapat dilihat pada gambar 2.7 dan tabel 2.4.

Gambar 2.7 Konfigurasi Kaki IC MAX 232 [9]

Tabel 2.4 Konfigurasi Kaki IC MAX 232 [9]

Nomor Kaki Keterangan Fungsi

1, 3 C1+, C1- Terminal positif untuk kapasitor

2 V+ + VCC

4, 5 C2+, C2- Terminal negative untuk kapasitor

6 V- - VCC

7, 14 T_OUT RS232 pengendali keluaran 8, 13 R_IN RS232 penerima keluaran 9, 12 R_OUT RS232 penerima keluaran 10, 11 T_IN RS232 pengendali masukan

15 GND Ground

(31)

2.7.

Tombol

Input

[10]

Perancang suatu rangkaian yang menggunakan IC digital, perlu memperhatikan mengenai resistor pull up atau resistor pull down pada masukan. Tujuan dari resitor ini adalah untuk menghindari kondisi mengambang dari masukan IC. Pada IC jenis TTL, jika kaki tidak terhubung maka akan dianggap selalu mendapat logic 1 (high) atau menggunakan pull up resistor[10].

Pull up resitor berarti menghubungkan masukan IC supaya secara default mendapat logic satu, ketika mendapat trigger maka akan berubah menjadi logic nol atau sering disebut dengan aktif low. Gambar rangkaian tombol aktif low dapat dilihat pada gambar 2.8.

Gambar 2.8 Rancangan Tombol Aktif Low

Besar nilai resistor adalah hal yang perlu diperhatikan. Nilai resistor pada gambar 2.6 akan menentukan besarnya arus yang akan mengalir ke mikrokontroler. Sesuai dengan hukum Ohm, nilai resistor dapat dihitung dengan persamaan :

R=V ÷I ... (2.1) dengan : V= tegangan catu daya

I = arus yang diijinkan masuk ke mikrokontroler

Kapasitor pada gambar 2.6 digunakan untuk meredam noise dan mengantisipasi terjadinya bounching. Kapasitor ini merupakan komponen tambahan yang boleh saja dihilangkan karena pada mikrokontroler sudah ada filter low-pass internal yang berfungsi meredam noise. Tetapi untuk lebih amannya perlu adanya penambahan kapasitor agar tidak terjadi bounching.

2.8.

Limit Switch

Limit switch adalah sensor yang bersifat mekanis dan mendeteksi sesuatu setelah terjadi kontak fisik [11]. Limit switch memiliki dua kontak, yaitu : normally open dan

normally close. Saat sistem menggunakan kontak normally open dari limit switch, maka dalam keadaan normal limit switch tidak mengalirkan arus dari satu penghantar ke

(32)

penghantar yang lain. Limit switch akan mengalirkan arus ketika kepala limit switch

tertekan. Begitu pula sebaliknya, jika sistem menggunakan kontak normally close dari limit switch, maka dalam keadaan normal limit switch akan mengalirkan arus dari satu penghantar ke penghantar yang lain. Limit switch akan memutuskan kontak ketika kepala

limit switch tertekan. Konfigurasi kaki-kaki limit switch dapat dilihat pada gambar 2.9 dan tabel 2.5.

Gambar 2.9 Konfigurasi Kaki-kaki Limit Switch [12] Tabel 2.5 Konfigurasi Kaki-kaki Limit Switch

No. Kaki Keterangan 1 Common

2 Normally Open

3 Kepala Limit Switch

4 Normally Close

2.9.

Sampling Rate

Sampling rate (sample rate) mendefinisikan frekuensi sampling yaitu jumlah sampel per detik yang diambil dari sinyal kontinyu untuk membuat sinyal diskret [13]. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan frekuensi sampling adalah :

s

f

T =1÷ ... (2.2) dengan : T = perioda

fs= frekuensi sampling

(33)
(34)

BAB III

RANCANGAN PENELITIAN

Angklung elektronik tersusun atas tiga bagian, yaitu : unit input, unit pembangkit, dan unit output. Unit input tersusun atas tombol navigasi dan tombol pemilih nada. Unit pembangkit tersusun atas serial EEPROM dan PIC 16F877. Unit output tersusun atas komputer, DAC, penguat audio, dan speaker. Perancangan pada bagian ini akan membahas tentang layout rancangan, cara bermain angklung elektronik, unit input dan unit pembangkit nada pada sistem angklung elektronik. Unit input terdiri dari beberapa bagian, yaitu : tombol untuk memilih lagu dan tombol untuk memilih nada. Unit pembangkit nada terdiri dari beberapa bagian, yaitu : mikrokontroler sebagai pembangkit nada, dan serial EEPROM sebagai penyimpan frekuensi nada dasar alat musik angklung. Diagram blok sistem dapat dilihat pada gambar 3.1.

         

Gambar 3.1Diagram Blok Sistem Secara Keseluruhan Angklung Elektronik

Tombol input terdiri atas 5 tombol pemilih (tombol navigasi) dan 12 tombol pemilih nada. Tombol pemilih lagu dihubungkan dengan porte.0 sampai portb.2 dan porta.0 sampai porta.1, sedangkan tombol pemilih nada dihubungkan dengan porta.2 sampai

porta.5 dan portd.0 sampai portd.7 pada mikrokontroler PIC.

Suara nada-nada dari angklung dihasilkan dengan menyimpan terlebih dahulu nada dasar dari angklung ke dalam alamat serial EEPROM. Alamat tersebut menunjukan

(35)

penamaan dimana nada-nada tersebut disimpan. Tabel alamat penyimpanan nada pada

serial EEPROM dapat dilihat pada tabel 3.1. Hasil pembangkitan nada-nada tersebut akan dikeluarkan ke rangkaian DAC sesuai dengan pemilihan nada. Pemilihan nada dilakukan dengan menekan tombol pemilihan nada. Selain membangkitkan nada-nada, mikrokontroler juga mengirimkan sinyal ke Visual Basic untuk dijadikan sebagai pembanding antara input dengan output, sehingga penilaian untuk permainan angklung elektronik dapat diketahui.

Tabel 3.1 Alamat Penyimpanan Nada pada Serial EEPROM

Nada Alamat Serial EEPROM

Sol 0 La 1 Si 2 Do 3 Re 4 Mi 5 Fa 6 Sol 7

La 8 Si 9 Do 10 Re 11

3.1

Layout Rancangan

Pada dasarnya bentuk fisik angklung elektronik menyerupai dengan bentuk fisik permainan pump it up. Alat ini tersusun atas :

1. Monitor sebagai penampil angklung elektronik.

2. Empat buah speaker yang digunakan untuk menghasilkan suara dari angklung elektronik.

3. Lima buah tombol untuk memilih huruf dan memilih lagu.

(36)

Bentuk fisik dari angklung elektronik dapat dilihat pada gambar 3.2. Sedangkan dimensi dari angklung elektronik dapat dilihat pada gambar 3.3. Skala yang digunakan pada perancangan ini menggunakan skala satuan cm.

Gambar 3.2. Bentuk Fisik Angklung Elektronik

Gambar 3.3 Dimensi Angklung Elektronik

Speaker 

Tombol 

Navigasi 

Speaker  Tombol Pilih 

(37)

Gambar 3.3 (lanjutan) Dimensi Angklung Elektronik

3.2

Prosedur Penggunaan dan Cara Bermain Angklung Elektronik

(38)

navigasi untuk memilih angka. Jumlah karakter angka yang harus dimaksukan sebanyak empat karakter. Kemudian pemain harus memilih nama tim. Pemilihan nama tim dilakukan dengan menekan tombol navigasi. Pemilihan nama tim ditujukan agar saat penilaian dapat diketahui siapa yang menduduki peringkat pertama, kedua dan seterusnya. Setelah pemilihan nama tim, tahap berikutnya adalah pemilihan lagu. Pemilihan lagu dilakukan dengan menekan tombol navigasi untuk memilih lagu yang diinginkan.

Setelah password, nama tim, dan lagu yang ingin dimainkan terpilih, maka sistem akan siap untuk memulai memainkan lagu. Pada monitor akan tertampil notasi-notasi angka dari lagu yang dipilih. Pemain harus menekan tombol pemilih nada sesuai dengan notasi angka yang tertampil pada monitor. Alat ini memiliki sistem penilaian, jika penekanan tombol pemilih nada sesuai dengan notasi angka yang tertampil pada monitor, maka pemain akan mendapatkan penambahan 1 point. Apabila penekanan tombol pemilih nada tidak sesuai dengan notasi angka yang tertampil pada monitor, maka pemain tidak mendapatkan point.

Setelah lagu selesai dimainkan dan akan ada pemain baru, maka pemain tersebut tidak perlu memasukkan password lagi, selama alat belum dimatikan. Pemain hanya perlu memilih nama tim dan lagu yang ingin dimainkan. Jika alat sudah dimatikan, maka pemain tersebut harus memulai prosedur dari awal lagi, yaitu memulai dari memasukan password.

3.3

Perancangan Perangkat Keras

3.3.1

Tombol Navigasi dan Tombol Pemilih Nada

Perancangan tombol menggunakan rangkaian tombol aktif low. Tombol akan mengirimkan sinyal ke mikrokontroler ketika tombol tersebut ditekan. Saat ditekan tombol tersebut akan memberikan logika low ke dalam mikrokontroler. Rangkaian tombol dapat dilihat pada gambar 2.6.

(39)

) 10 25 (

5÷ × −3 =

÷ =

R

I V R

               = 200 Ω

Nilai resistor yang didapatkan merupakan nilai resistor yang mengijinkan arus yang masuk ke mikrokontroler adalah arus yang maksimal yaitu sebesar 25 mA. Pada ragkaian ini menggunakan resistor sebesar 10 kΩ, sehingga arus yang masuk ke port mikrokontroler tidak terlalu besar.

       

     

Gambar 3.4 Rangkaian Tombol Navigasi

(40)

+5V 

Tabel 3.2 Tombol Navigasi

Nomor Tombol Fungsi Tombol Pengalamatan Tombol 1 Sebagai tombol navigasi atas Porte.0

2 Sebagai tombol navigasi bawah Porte.1 3 Sebagai tombol navigasi kiri Porte.2 4 Sebagai tombol navigasi kanan Porta.0 5 Sebagai tombol pilih (enter) Porta.1

(41)

Tabel 3.3 Tombol Pemilih Nada

Nomor Tombol Fungsi Tombol Pengalamatan Tombol 1 Tombol pilih nada sol Porta.2

2 Tombol pilih nada la Porta.3 3 Tombol pilih nada si Porta.4 4 Tombol pilih nada do Porta.5 5 Tombol pilih nada re Portd.0 6 Tombol pilih nada mi Portd.1 7 Tombol pilih nada fa Portd.2 8 Tombol pilih nada sol Portd.3 9 Tombol pilih nada la Portd.4 10 Tombol pilih nada si Portd.5 11 Tombol pilih nada do Portd.6 12 Tombol pilih nada re Portd.7

Perancangan secara mekanis untuk tombol pemilih nada dapat dilihat pada gambar 3.6 dan 3.7.

Gambar 3.6 Rancangan Pijakan

  

(42)

3.3.2

Rangkaian RS232

Rangkaian RS232 digunakan sebagai interface komunikasi serial antara mikrokontroler dengan komputer. Rangkaian RS232 dapat dilihat pada gambar 3.8. Nilai kapasitor yang digunakan sebesar 100 nF sesuai dengan datasheet. Kapasitor yang digunakan pada rangkaian RS232 berfungsi sebagai filter ripple yang mungkin masih terjadi terutama dalam frekuensi tinggi. Pin T1IN pada MAX 232 dihubungkan pada portc.6 dari mikrokontroler, sedangkan pin R1OUT pada MAX 232 dihubungkan pada portc.7 dari mikrokontroler. Baudrate yang dipakai pada sistem komunikasi rancangan ini adalah 9600 bps.

Gambar 3.8 Rangkaian RS232

3.3.3

Rangkaian Minimum Sistem Mikrokontroler PIC16F877

Rangkaian minimum sistem mikrokontroler merupakan suatu rangkaian dasar agar mikrokontroler dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Gambar rangkaian minimum sistem mikrokontroler PIC16F877 dapat dilihat pada gambar 3.9. Nilai crystal yang digunakan adalah 20 MHz. Nilai kapasitor yang digunakan sebesar 22 pF sesuai dengan

datasheet. Kapasitor pada rangkaian minimum ini berfungsi untuk menstabilkan frekuensi.

(43)

3.3.4

Rangkaian

Serial EEPROM

Serial EEPROM digunakan untuk menyimpan nada dasar yang akan diolah menjadi nada-nada yang diinginkan. Rangkaian serial EEPROM dapat dilihat pada gambar 3.10. Nilai resistor yang digunakan sebesar 10 kΩ sesuai dengan datasheet. Resistor pada rangkaian ini berfungsi sebagai resistor pull up. Pin SCL pada serial EEPROM dihubungkan dengan porta.1 dari mikrokontroler, sedangkan pin SDA dihubungkan dengan porta.0 dari mikrokontroler

Gambar 3.10 Rangkaian Serial EEPROM

3.3.5

Rangkaian Mikrokontroler PIC16F877 ke DAC

Rangkaian ini menjelaskan mengenai sambuangan port-port mikrokontroler ke DAC. Port yang digunakan adalah portB dari mikrokontroler. Gambar rangkaian dapat dilihat pada gambar 3.11.

(44)

3.4

Perancangan Perangkat Lunak

3.4.1

Diagram Alir

Perancangan perangkat lunak pada sistem ini dititik-beratkan pada pengolahan input dan pembangkitan nada untuk menghasilkan nada yang diinginkan. Tahap inisialisasi meliputi inisialisasi port I/O dan serial EEPROM.

Input dibedakan menjadi dua bagian, yaitu input navigasi dan input pemilih nada. Pada input navigasi, input akan memberi instruksi pada mikrokontroler agar mengirimkan data ke komputer, sehingga lagu yang diinginkan dapat dimainkan. Diagram alir untuk navigasi dapat dilihat pada gambar 3.13. Pada input pemilih nada, input akan memberi instruksi pada mikrokontroler agar mengambil data yang diinginkan pada serial EEPROM.

Diagram alir pemilih nada dapat dilihat pada gambar 3.14 dan diagram alir pembacaan data pada serial EEPROM dapat dilihat pada gambar 3.15. Data yang dikirim dari mikrokontroler ke komputer dapat dilihat pada tabel 3.4. Pada perancangan diagram alir

input pemilih nada terletak pada bagian mainkan lagu. Perancangan diagram alir program dapat dilihat pada gambar 3.12.

Gambar 3.12 Rancangan Diagram Alir Program Utama Unit Input dan Unit Pembangkit

(45)

Gambar 3.13 Diagram Alir Baca Data Tombol Navigasi

Gambar 3.14 Diagram Alir Baca Data Tombol Pemilih Nada

Mulai Tombol navigasi 1 Tombol navigasi 4 Tombol navigasi 3 Tombol navigasi 2

kirim data A ke VB (naik)

kirim data B ke VB (turun)

kirim data C ke VB (geser kiri)

kirim data D ke VB (geser kanan)

Tidak Ya

Tidak Tidak Tidak

Ya Ya Ya

Tombol navigasi 5

kirim data E ke VB (pilih )

Tidak

Ya

Selesai

Tombol pemilih nada 5

B Tombol

pemilih nada 8 Tombol

pemilih nada 7 Tombol

pemilih nada 6

Tidak Tidak Tidak Tidak

Ya Ya Ya Ya

D

C

Ambil Data Ambil Data Ambil Data Ambil Data Kirim Data J

ke VB

Kirim Sinyal ke DAC

Kirim Data M ke VB Kirim Data L

ke VB Kirim Data K

ke VB Kirim Sinyal ke DAC Kirim Sinyal ke DAC Kirim Sinyal ke DAC Mulai Tombol pemilih nada 1

Tombol pemilih nada 4 Tombol

pemilih nada 3 Tombol

pemilih nada 2

Tidak Ya

Tidak Tidak Tidak

Ya Ya Ya

D

B A

Ambil Data Ambil Data Ambil Data Ambil Data Kirim Data

F ke VB

Kirim Data I ke VB Kirim Data

H ke VB Kirim Data

G ke VB

(46)

Gambar 3.14 (lanjutan) Diagram Alir Baca Data Tombol Pemilih Nada                      

Gambar 3.15 Diagram Alir Sub-Routine Ambil Data Tombol

pemilih nada 9

Tombol pemilih nada 12 Tombol

pemilih nada 11 Tombol

pemilih nada 10

Tidak Tidak Tidak Tidak

Ya Ya Ya Ya

Lagu sudah selesai Selesai Ya Tidak C A A D Ambil Data di Alamat 8

Ambil Data di Alamat 9

Ambil Data di Alamat 10

Ambil Data di Alamat 11 Kirim Data N

ke VB

Kirim Data Q ke VB KirimData P

ke VB Kirim Data O

(47)

Tabel 3.4 Data yang Dikirim dari Mikrokontroler ke Komputer Keterangan Tombol Data yang Dikirim

Tombol navigasi 1 A

Tombol navigasi 2 B

Tombol navigasi 3 C

Tombol navigasi 4 D

Tombol navigasi 5 E

Tombol pemilih nada 1 F Tombol pemilih nada 2 G Tombol pemilih nada 3  H Tombol pemilih nada 4  I Tombol pemilih nada 5  J Tombol pemilih nada 6  K Tombol pemilih nada 7  L Tombol pemilih nada 8  M Tombol pemilih nada 9  N Tombol pemilih nada 10 O Tombol pemilih nada 11 P Tombol pemilih nada 12 Q

3.4.2

Penentuan

Delay

Delay digunakan agar saat melakukan pengambilan data pada serial EEPROM,

suara angklung yang dihasilkan sesuai dengan suara aslinya. Sample Rate yang dipilih adalah 44100Hz, sehingga besar delay yang dibutuhkan dapat dihitung sesuai dengan persamaan 2.2 :

s

f T =1÷

44100 1÷

=

T

(48)
(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Implementasi Alat

Implementasi alat permainan angklung elektronik sesuai perancangan mengalami kegagalan. Keluaran yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan, sehingga pada implementasi pertama pembangkitan frekuensi tidak berhasil dilakukan. Data keluaran R2R dapat dilihat pada gambar 4.1, waktu pembangkitan nada untuk setiap sample-nya adalah 1,1 ms. Bentuk gelombang suara angklung yang sebenarnya dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.1 Data Keluaran R2R

Gambar 4.2 Bentuk Gelombang Nada Angklung

Berdasarkan data gambar diatas, keluaran R2R tidak sesuai yang diharapkan, karena bentuk gelombang keluaran R2R tidak sama dengan bentuk gelombang nada angklung yang sebenarnya.

(50)

frekuensi nada-nada angklung menggunakan perintah program yang sudah ada pada mikrokontroler PIC 16F877A. Perintah yang digunakan adalah FREQOUT. FREQOUT

merupakan suatu perintah program yang dapat digunakan untuk membangkitkan satu atau dua gelombang sinus.

Suara angklung dihasilkan dari 2 frekuensi nada yang berbeda, yaitu : frekuensi primer dan frekuensi sekunder. Frekuensi primer merupakan frekuensi refrensi dari nada angklung, sedangkan frekuensi sekunder adalah frekuensi yang memiliki nilai 2 kali dari frekuensi primer atau satu oktaf diatas frekuensi primer[14]. Frekuensi-frekuensi dasar dari nada angklung dapat dilihat pada tabel 4.1. Frekuensi nada angklung yang dibangkitkan harus memiliki lama waktu antara 80ms sampai 140ms dalam sekali pembangkitan [14]. Sehingga suara nada yang dihasilkan akan mendekati dengan suara angklung yang sesungguhnya.

Tabel 4.1 Frekuensi-frekuensi Dasar Nada Angklung [14] Nada Dasar Angklung Frekuensi Primer (Hz) Frekuensi Sekunder (Hz)

C5 508,03 1016,06

D5 583,65 1167,3

E5 664,96 1329,92

F5 711,16 1422,32

G5 828,96 1657,92

A5 911,62 1823,24

B5 977,68 1955,36

C6 1076,66 2153,32

Pada perancangan yang kedua ini diperlukan rangkaian filter. Pada dasarnya filter digunakan untuk menghasilkan karakteristik tanggapan frekuensi yang telah ditentukan dengan tujuan melewatkan rentang frekuensi tertentu dan menekan/menolak rentang frekuensi yang lain[15]. Filter yang digunakan pada alat ini adalah Low Pass Filter (LPF). LPF digunakan untuk meneruskan sinyal berfrekuensi rendah dan meredam sinyal berfrekuensi tinggi[16]. Sinyal dapat berupa sinyal listrik maupun data-data digital. Jenis LPF yang digunakan pada alat ini adalah RC-Filter. Rangkaian LPF tipe RC orde 1 dapat dilihat pada gambar 4.3.

(51)

PIC 16F877 Tombol Input Pemilih Nada Speaker aktif Speaker Komputer INPUT OUTPUT Tombol Input Navigasi PEMBANGKIT Filter RC

Batas frekuensi antara sinyal yang dapat diteruskan dan yang diredam disebut dengan frekuensi cut-off. Frekuensi cut-off dapat ditentukan dengan persamaan 4.1 berikut:

RC fc π 2 1

= ... (4.1) Frekuensi cut-off pada rangkaian ini ditentukan 2349.3 Hz (frekuensi tertinggi pada nada yang digunakan). Nilai resistor ditentukan sebesar 20 kΩ, sedangkan nilai kapasitor dapat dihitung dengan persamaan 4.1, yaitu :

RC fc π 2 1 = 2349.3 20000 2 1 × × × = π C

=3,38nF

Sesuai hasil perhitungan tersebut maka, untuk mendapatkan nilai kapasitor yang mendekati dengan peritungan digunakan nilai kapasitor 3,3 nF.

Berdasarkan pada penelitian kedua, maka diagram blok sistem dari angklung elektronik mengalami perubahan, dimana rangkaian DAC dan rangkaian penguat audio dihilangkan dan digantikan dengan rangkaian speaker aktif, sedangkan rangkaian EEPROM pada penelitian pertama yang difungsikan sebagai pembangkit frekuensi nada-nada angklung digantikan dengan pembangkitan frekuensi yang dilakukan oleh mikrokontroler. Diagram blok sistem dapat dilihat pada gambar 4.4.

(52)

Selain itu, diagram alir program utama dan diagram alir baca data tombol pemilih nada juga mengalami sedikit perubahan. Diagram alir program utama dapat dilihat pada gambar 4.5 dan diagram alir baca data tombol pemilih nada dapat dilihat pada gambar 4.6. Pada penelitian kedua ini diperlukan juga pengiriman data dari komputer ke mikrokontroler, sehingga looping program dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Tabel pengiriman data dari komputer ke mikrokontroler dapat dilihat pada tabel 4.2.

Gambar 4.5 Rancangan Diagram Alir Program Utama Unit Input dan Unit Pembangkit B Mulai Inisialisasi Baca Data Tombol Navigasi Masukan Password (terima

data 2) Tidak

Ya

Baca Data Tombol Navigasi

Pilih Nama Tim

(terima data 2) Tidak

Ya

Selesai Lagu Sudah

Selesai Pilih Lagu (terima data 1)

Ada Pemain Baru (terima data 2)

Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya

Baca Data Tombol Pemilih Nada

A

B

A

(53)

Gambar 4.6 Diagram Alir Baca Data Tombol Pemilih Nada

Tombol pemilih nada 5

Tombol pemilih nada 8 Tombol

pemilih nada 7 Tombol

pemilih nada 6

Tidak Tidak Tidak Tidak

Ya Ya Ya Ya

D

C

Kirim Data J ke VB Bangkitkan

nada Re

Kirim Data M ke VB Kirim Data L

ke VB Kirim Data K

ke VB Bangkitkan nada Sol Bangkitkan nada Fa Bangkitkan nada Mi B Tombol pemilih nada 9

Tombol pemilih nada 12 Tombol

pemilih nada 11 Tombol

pemilih nada 10

Tidak Tidak Tidak Tidak

Ya Ya Ya Ya

Lagu sudah selesai Selesai Ya Tidak C A A D

Kirim Data N ke VB

Kirim Data Q ke VB KirimData P

ke VB Kirim Data O

ke VB Bangkitkan nada La Bangkitkan nada Si Bangkitkan Nada Re T Bangkitkan

nada Do T

Mulai

Tombol pemilih nada 1

Tombol pemilih nada 4 Tombol

pemilih nada 3 Tombol

pemilih nada 2

Tidak Ya

Tidak Tidak Tidak

Ya Ya Ya

D

A

Kirim Data F ke VB

Kirim Data I ke VB Kirim Data

H ke VB Kirim Data

G ke VB Bangkitkan

nada Sol R

Bangkitkan nada Do Bangkitkan

nada Si R Bangkitkan

nada La R

(54)

Tabel 4.2 Data yang Dikirim oleh Komputer ke Mikrokontroler Keterangan Data Data yang Dikirim

Selesai memilih lagu 1 Selesai memainkan lagu 2

4.2

Hasil Perancangan Perangkat Keras

Perangkat keras pada alat ini terdiri atas beberapa bagian, yaitu : rangkaian elektronik (blok kontrol) dan konstruksi alat. Blok kontrol terdiri atas beberapa rangkaian elektronik yang berfungsi sebagai pengontrol dan pembangkit frekuensi nada angklung pada permainan angklung elektronik. Blok kontrol dapat dilihat pada gambar 4.7, sedangkan fungsi dari setiap rangkaian dapat dilihat pada tabel 4.3.

Gambar 4.7. Blok Kontrol pada Alat Permainan Angklung Elektronik

1  2  3 

(55)

Tabel 4.3 Bagian dari Blok Kontrol dan Fungsi dari Rangkaian

No. Nama Rangkaian Fungsi

1 Tombol pemilih nada Untuk memilih nada.

2 Tombol navigasi Untuk memasukkan password, memilih pemain, dan memilih lagu.

3 Filter audio Untuk mengurangi noise yang terjadi.

4 Minimum system

PIC16F877A dan RS232

Sebagai pengontrol input, sebagai pembangkit frekuensi nada angklung dan RS232 untuk komunikasi serial.

5 Unit Pelayanan Tegangan Sebagai penyalur tegangan ke tiap-tiap rangkaian.

Pada perancangan perangkat keras terjadi perubahan port mikrokontroler yang digunakan. Port yang diubah adalah porta yang terdapat pada tombol pemilih nada. Perubahan port ini dikarenakan terjadi kerusakan pada porta yang disebabkan grounding

pada alat yang kurang sempurna. Solusi yang dilakukan adalah dengan menambahkan kabel yang difungsikan sebagai grounding pada alat. Port yang digunakan sebagai pengganti porta dapat dilihat pada tabel 4.4 .

Tabel 4.4 Port Pengganti pada Tombol Pemilih Nada Nomor

Tombol

Fungsi Tombol Pengalamatan Tombol Sebelumnya

Pengalamatan Tombol Pengganti 1 Tombol pilih nada sol Porta.2 Portc.2 2 Tombol pilih nada la Porta.3 Portc.3 3 Tombol pilih nada si Porta.4 Portc.4 4 Tombol pilih nada do Porta.5 Portc.5

Konstruksi dari alat mengalami sedikit perubahan dari perancangan awal, yaitu

(56)

dengan bantalan pijakan, sehingga mengakibatkan timbulnya suara yang diakibatkan gesekan tersebut. Hasil konstruksi dapat dilihat pada gambar 4.8 dan fungsi dari setiap bagian dapat dilihat pada tabel 4.5.

Gambar 4.8 Konstruksi Alat

Tabel 4.5 Bagian dan Fungsi dari Alat Permainan Angklung Elektronik

No. Nama Bagian Fungsi

1 Monitor Sebagai penampil pada permainan angklung elektronik.

2 Tombol navigasi Untuk memasukkan password, memilih pemain, dan memilih lagu.

3 Tombol pemilih nada Untuk memilih nada.

4 Speaker Untuk menghasilkan suara pada permainan angklung

elektronik.

2  

3  

(57)

4.3

Hasil Pengujian

4.3.1

Pengujian Tombol Navigasi dan Tombol Pemilih Nada

Pengujian tombol pada tombol navigasi dan tombol pemilih nada pada alat permainan angklung elektronik ini bertujuan untuk mengetahui besar tegangan yang masuk ke port-port mikrokontroler saat tombol tidak ditekan dan pada saat tombol ditekan. Data hasil pengujian dari tombol navigasi dan tombol pemilih nada dapat dilihat pada tabel 4.6 dan tabel 4.7.

Tabel 4.6 Data Hasil Pengujian Tombol Navigasi

Nomor Tombol

Port Mikrokontroler

Tegangan Masukan (Volt) Tombol

Ditekan

Tombol Tidak Ditekan

1 Porte.0 0 4,82

2 Porte.1 0 4,82

3 Porte.2 0 4,82

4 Porta.0 0 4,82

5 Porta.1 0 4,82

Tabel 4.7 Data Hasil Pengujian Tombol Pemilih Nada

Nomor Tombol

Port Mikrokontroler

Tegangan Masukan (Volt) Tombol

Ditekan

Tombol Tidak Ditekan

1 Portc.2 0 4,82 2 Portc.3 0 4,82 3 Portc.4 0 4,82 4 Portc.5 0 4,82 5 Portd.0 0 4,82 6 Portd.1 0 4,82 7 Portd.2 0 4,82 8 Portd.3 0 4,82 9 Portd.4 0 4,82

10 Portd.5 0 4,82

11 Portd.6 0 4,82

(58)

Pada tabel 4.6 dan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa saat tombol ditekan maka tegangan masukan pada port-port mikrokontroler adalah 0 volt atau logika “0”, dan dan saat tombol tidak ditekan tegangan masukan pada port-port mikrokontroler adalah 4,82 volt atau logika “1”. Sesuai dengan hasil pengujian yang ditabelkan pada tabel 4.6 dan tabel 4.7, dapat disimpulkan bahwa tombol navigasi dan tombol pemilih nada dapat bekerja sesuai dengan perancangan.

4.3.2

Pengujian Nada-nada yang Dibangkitkan

Pengujian nada dilakukan dengan membandingkan nilai frekuensi yang dibangkitkan oleh mikrokontroler dengan nilai frekuensi hasil pembangkitan. Pengambilan data dilakukan dengan membangkitkan tiap frekuensi nada angklung oleh mikrokontroler. Sebagai contoh pembangkitan nada sol rendah dengan mikrokontroler dapat dilakukan dengan cara :

FREQOUT portb.0 ,70, 392 , 784

delayms 40

portb.0 merupakan port yang digunakan untuk mengeluarkan frekuensi yang dibangkitkan, sedangkan nilai 70 merupakan lama pembangkitan frekuensi, nilai 392 dan 784 merupakan nilai frekuensi yang akan dibangkitkan. Berdasarkan program tersebut lama sekali pembangkitan nada sol rendah adalah 70 ms + 40 ms = 110 ms. Berdasarkan trial and error dari program, kombinasi lama pembangkitan nada dengan nilai 70 ms dan 40 ms lebih mendekati dengan suara angklung. Lama pembangkitan nada kurang dari 110 ms menghasilkan suara angklung yang cepat, sedangkan lama pembangkitan nada lebih dari 110 ms menghasilkan suara angklung yang lambat.

Nilai frekuensi yang dibangkitkan oleh mikrokontroler merupakan hasil pembulatan dari frekuensi yang seharusnya (data tabel 2.1). Pembulatan ini dilakukan karena program FREQOUT tidak dapat memproses data yang memiliki nilai pecahan. Data pembulatan frekuensi dapat dilihat pada tabel 4.8.

Pengambilan data dilakukan menggunakan osiloskop, dengan pengaturan periode

(59)

sebanyak 3 kali. Data pada tabel 4.9 merupakan hasil rata-rata dari pengambilan. Ke tiga data yang diambil dapat dilihat pada lampiran.

Gambar 4.9 Bentuk Gelombang yang Dibangkitkan Mikrokontroler

Berdasarkan data gambar diatas pengambilan data dapat dilihat dari kursor yang ada pada osiloskop. Kursor difungsikan sebagai pembatas data yang akan diambil, dari data diatas besar nilai T1 adalah -141,62 ms dan nilai T2 adalah -139,23 ms, sehingga nilai frekuensi dari gelombang tersebut dapat terukur osiloskop.

Tabel 4.8 Data Pembulatan Frekuensi

Nada yang Dibangkitkan

Frekuensi Berdasarkan Teori Frekuensi yang Direkam Frekuensi Primer (Hz) Frekuensi Sekunder (Hz) Frekuensi Primer (Hz) Frekuensi Sekunder (Hz)

392,00 783,99 392 784

440,00 880,00 440 880

493,88 987,77 494 988

523,25 1046,5 523 1047

587,33 1174,7 587 1175

659,26 1318,5 659 1319

698,46 1396,9 689 1397

783,99 1568,0 783 1568

880,00 1760,0 880 1760

987,77 1975,5 988 1976

1046,5 2093,0 1047 2093 1174,7 2349,3 1175 2349

(60)

Perhitungan % galat menggunakan persamaan berikut : % 100 × − = pengukuran data pengukuran data seharusnya data galat

Tabel 4.9 Data Hasil Pengujian Pembangkitan Frekuensi

Nada yang Dibangkitkan

Frekuensi yang Direkam

Frekuensi Hasil

Pembangkitan (Rata-rata) Galat Frekuensi Primer (%) Galat Frekuensi Sekunder (%) Frekuensi Primer (Hz) Frekuensi Sekunder (Hz) Frekuensi Primer (Hz) Frekuensi Sekunder (Hz)

392 784 414.17 826.70 5.35 5.17

440 880 457.40 917.03 3.80 4.04

494 988 524.23 1057.33 5.77 6.56

523 1047 549.80 1106.00 4.87 5.33

587 1175 610.67 1224.00 3.88 4.00

659 1319 698.43 1399.33 5.65 5.74

689 1397 729.37 1498.00 5.53 6.74

783 1568 825.43 1642.33 5.14 4.53

880 1760 911.27 1859.67 3.43 5.36

988 1975 1037.20 2072.00 4.74 4.68

1047 2093 1116.00 2214.33 6.18 5.48

1175 2349 1216.67 2441.33 3.42 3.78

Berdasarkan dari hasil pengujian pembangkitan frekuensi pada tabel 4.9 nilai galat mencapai 6,74 %. Galat pada pengujian pembangkitan frekuensi disebabkan karena adanya derau.

4.3.3

Pengujian

Low Pass Filter

Frekuensi keluaran dari mikrokontroler yang masih tercampur derau kemudian dilewatkan ke filter untuk mengurangi derau. Pengujian LPF dilakukan dengan membandingkan frekuensi keluaran dari filter dengan frekuensi yang direkam pada mikrokontroler. Hasil pengujian filter dapat dilihat pada tabel 4.10. Pengambilan data menggunakan osiloskop dengan pengaturan periode 1 ms dan amplitudo 1 V. Frekuensi masukan filter dari hasil pembangkitan frekuensi dari mikrokontroler. Gambar gelombang

(61)

frekuensi nada sol rendah setelah filter dapat dilihat pada gambar 4.10(a) dan 4.10(b). Gambar gelombang frekuensi nada yang lain dapat dilihat pada lampiran.

         

Gambar 4.10 (a) Bentuk Gelombang Primer

(62)

Tabel 4.10 Hasil Pembangkitan Frekuensi setelah Melalui Filter Nada yang Dibangkitkan Frekuensi yang Direkam Frekuensi Hasil

Pembangkitan (Rata-rata) Galat Frekuensi Primer (%) Galat Frekuensi Sekunder (%) Frekuensi Primer (Hz) Frekuensi Sekunder (Hz) Frekuensi Primer (Hz) Frekuensi Sekunder (Hz)

392 784 395.10 775.37 0.78 1.11

440 880 443.70 879.33 0.83 0.08

494 988 492.03 990.40 0.40 0.24

523 1047 519.63 1049.00 0.65 0.19

587 1175 585.93 1171.00 0.18 0.34

659 1319 658.27 1313.33 0.11 0.43

689 1397 695.43 1376.33 0.93 1.50

783 1568 778.50 1555.67 0.58 0.79

880 1760 878.10 1751.33 0.22 0.49

988 1975 990.23 1965.00 0.23 0.51

1047 2093 1047.67 2036.33 0.06 2.78

1175 2349 1146.33 2315.00 2.50 1.47

Berdasarkan dari hasil pengujian pembangkitan frekuensi pada tabel 4.10 terjadi penurunan nilai galat menjadi kurang dari 3%. Frekuensi nada yang dibangkitkan mendekati dengan frekuensi nada yang direkam.

4.3.4

Hasil FFT dari Nada angklung

Berdasarkan dari penelitian Zainal dan kawan-kawan, ditunjukkan bahwa warna suara angklung juga dipengaruhi nilai magnitude dari frekuensi primer dan frekuensi sekunder, untuk itu akan diamati magnitude dari frekuensi primer dan frekuensi sekunder antara nada yang dibangkitkan oleh mikrokontroler dan hasil perekaman suara angklung asli. Hasil FFT menunjukkan besar nilai magnitude yang dihasilkan dari frekuensi primer dan frekuensi sekunder. Perbandingan antara hasil FFT dari nada yang dibangkitkan oleh mikrokontroler dengan hasil FFT dari suara angklung yang direkam dalam bentuk .wav dapat dilihat pada gambar 4.11, sedangkan bentuk gelombang nada angklung dapat dilihat pada gambar 4.12. Perbandingan magnitude antara frekuensi primer dengan frekuensi sekunder dapat dilihat pada tabel 4.11.

(63)

Gambar 4.11(a) Hasil FFT dari Nada Sol Rendah yang Dibangkitkan oleh Mikrokontroler

Gambar 4.11(b) Hasil FFT dari Perekaman Nada Sol Rendah

(64)

Gambar 4.12(b) Bentuk Gelombang Nada Sol Rendah yang Direkam

Tabel 4.11 Perbandingan Magnitude antara Frekuensi Primer dengan Frekuensi Sekunder

Nada yang Dibangkitkan

Perbandingan

Magnitude Nada yang Dibangkitkan Mikrokontroler

Perbandingan

(65)

4.3.5

Implementasi Program Masukan Tombol dan Nada Keluaran

Program mikrokontroler yang menunjukan implementasi masukan dan keluaran adalah :

if portc.2=0 then

HSEROUT ["F"]

DELAYMS 100

goto ndsol

endif

ndsol:

FREQOUT portb.0 ,70, 392 , 784

delayms 40

if portc.2=1 then goto pemilih_nada

endif

goto ndsol

dari program diatas, jika portc.2 bernilai 0 atau aktif maka mikrokontroler akan mengirim karakter “F” ke PC dan program akan looping ke sub routine ndsol. Pada sub routine

ndsol, mikrokontroler membangkitkan frekuensi nada sol rendah dan mengeluarkan frekuensi tersebut pada portb.0, jika portc.2 bernilai 1 atau tidak aktif maka program

looping ke sub routine pemilih_nada. Program keseluruhan sistem dapat dilihat pada lampiran.

4.3.6

Pengujian Data yang Dikirim dan yang Diterima oleh

Mikrokontroler

Pengujian data dilakukan dengan mengecek data yang dikirim atau diterima oleh mikrokontroler menggunakan suatu software. Sebagai contoh pengiriman data “A” dari mikrokontroler ke PC. Program yang digunakan pada mikrokontroler adalah :

HSEROUT ["A"]

(66)

Gambar 4.13 Hasil Pengiriman Data dari Mikrokontroler ke PC

Pada gambar 4.13 ditunjukan bahwa PC dapat menerima data sesuai dengan yang dikirimkan oleh mikrokontroler.

Pengujian data yang dikirim oleh PC ke mikrokontroler menggunakan program : main:

HSERIN 1000 , Timeout , [VAR1] HSEROUT [VAR1]

GOTO main

Timeout:

HSEROUT ["2"]

dengan program ini mikrokontroler akan menerima data dari PC dan akan disimpan pada VAR1, kemudian data tersebut akan dikirimkan lagi ke PC untuk membandingkan data yang dikirim PC dengan data yang diterima oleh mikrokontroler. Hasil pengiriman data dapat dilihat pada gambar 4.14.

Gambar 4.14 Hasil Penerimaan Data dari PC ke Mikrokontroler Data dari

Mikrokontroler

Data dari Mikrokontroler

(67)

Pada gambar 4.14 ditunjukan bahwa data yang dikirim oleh PC sesuai dengan data yang diterima oleh mikrokontroler.

Data hasil pengujian pengiriman data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.12, sedangkan data hasil pengujian penerimaan data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.13, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua data yang diterima dan yang dikirim oleh mikrokontroler sesuai dengan yang diharapkan. Listing program pengujian data yang dikirim dan yang diterima oleh mikrokontroler dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.12 Data Hasil Pengiriman Data dari Mikrokontroler ke PC Data yang Dikirim Data ASCII (HEX) Data Hasil Pengiriman (HEX) Data Hasil Pengiriman (BIN)

A 41 41 01000001

B 42 42 01000010

C 43 43 01000011

D 44 44 01000100

E 45 45 01000101

F 46 46 01000110

G 47 47 01000111

H 48 48 01001000

I 49 49 01001001

J 4A 4A 01001010

K 4B 4B 01001011

L 4C 4C 01001100

M 4D 4D 01001101

N 4E 4E 01001110

O 4F 4F 01001111

P 50 50 01010000

Q 51 51 01010001

Tabel 4.13 Data Hasil Penerimaan Data dari PC ke Mikrokontroler Data yang Dikirim Data ASCII (HEX) Data Hasil Pengiriman (HEX) Data Hasil Pengiriman (BIN)

1 31 31 00110001

(68)
(69)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil implimentasi dan pengamatan pada sistem unit input dan unit pembangkit nada pada permainan angklung elektronik berbasis mikrokontroler PIC16F877 dapat disimpulkan :

1. Tombol input pada tombol navigasi dan tombol pemilih nada dapat bekerja sesuai dengan perancangan.

2. Suara angklung berhasil dibangkitkan oleh mikrokontroler dengan cara membangkitkan 2 frekuensi, yaitu frekuensi primer dan frekuensi sekunder. Namun demikian suara yang dihasilkan masih belum sama persis dengan suara angklung.

5.2 Saran

Berdasarkan dari hasil alat yang telah dikerjakan dan untuk pengembangan lebih lanjut ada beberapa saran agar alat ini jauh lebih baik, yaitu :

(70)
(71)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Sejarah Angklung, http://www.sejarah-alat-musik-angklung.htm, diakses 19 Oktober 2009.

[2]  Angklung Elektronik dengan Micro Controller, KOMPAS, 9 Oktober 2009. [3] http://www.angklung-web-institute.com/, diakses 15 Januari 2010.

[4] Teori Musik, http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_musik, diakses 14 September 2009. [5] Spectrum Analyzer, http://www.pas-products.com/analive.html, diakses 9 November

2009.

[6] Huang, Han-Way, 2005, An Introduction to Software and Hardware Interfacing,

Delmar Learning, Clifton Park, New York.

[7] Bates, Martin, 2004, PIC Microcontrollers An Introduction to Microelectronics, 2nd ed, Charon Tec Ltd, Chennai, India

[8] Bates, Martin, 2006, Interfacing PIC Microcontroller, Charon Tec Ltd, Chennai, India [9] Prasetya, Retna, 2004, Interfacing Port Parallel dan Port Serial dengan Visual Basic

6.0”, Andi, Yogyakarta.

[10] Ibrahim, Dogan, 2006, PIC Basic Project, Charon Tec Ltd, Chennai, India [11] www.omron.com.au/product_info/, diakses 20 Desember 2009

[12] www.clarks-garage.com/graphics/sunroof-late-limit-switch.jpg, diakses 20 Desember 2009

[13] www.virtualoscilloscope.aspx.htm, diakses 8 Februari 2010

[14] Mohd Ridzuwary Mohd Zainal, Salina Abdul Samad, Aini Hussain dan Che Husna Azhari, 2009, Pitch and Timbre Determination of the Angklung, American Journal of Applied Sciences.

[15]Widjaja, Damar. Diktat Perancangan Sistem Elektronika Fakultas Sains dan Teknologi Uversitas Sanata Dharma.

[16] Electronic Filter, www.en.wikipedia.org/wiki/Electronic_filter, diakses 30 Juni 2010

 

(72)
(73)

LAMPIRAN

(74)

LAMPIRAN LISTING PROGRAM UTAMA

'===============================================================

'Pemrograman Unit Input dan Pembangkit Frekuensi Nada Angklung Elektronik pada 'Permainan Angklung Elektronik dengan Mikrokontroler PIC 16F877A

'===============================================================

'===============================================================

'Inisialisasi Program

'===============================================================

DEVICE16F877A

XTAL = 20

HSERIAL_BAUD = 9600 ' Set baud rate pada 9600

HSERIAL_RCSTA = %10010000 ' Mengaktifkan serial port dan penerimaan secara kontinyu

HSERIAL_TXSTA = %00100100 ' Mengaktifkan penerimaan dan mode asinkron

HSERIAL_CLEAR = ON ' Membersihkan buffer sebelum

menerima data

ALL_DIGITAL = TRUE ' porta dan porte ditetapkan sebagai

port digital

DIM var1 asBYTE

OUTPUT PORTB.0

INPUT PORTA

INPUT PORTC

INPUT PORTD

(75)

'===============================================================

'Pengecekan Tombol Navigasi

'===============================================================

navigasi:

HSERIN 100 , cektombol1 , [var1] ' menerima dat

Gambar

Gambar 2.3 Konfigurasi Pin IC 24LC512 [6]
Gambar 2.5 Konfigurasi Kaki Mikrokontroler PIC 16F877 [7]
table 2.3.
Gambar 2.7 Konfigurasi Kaki IC MAX 232 [9]
+7

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun sebanyak 3 puskesmas tidak melakukan test HIV dalam pelaksanaan program PMTCT di puskesmas, namun menurut informasi bidan puskesmas, mereka tetap melaksanakan penyuluhan

Berdasarkan kondisi tersebut mendorong keinginan penulis untuk meneliti apakah dengan kondisi tingkat kedisiplinan dan kualifikasi pendidikan seperti dijelaskan diatas,

Kejang demam menurut International League Against Epilepsy (ILAE) adalah kejang yang terjadi setelah usia 1 bulan yang berkaitan dengan demam yang bukan disebabkan oleh

Dari pendapat para pakar di atas dapat disimpulkan bahwa arti desain interior perpustakaan adalah suatu sistem penataan ruang dalam yang berfungsi sebagai tempat

Bobot kering tajuk sebagai peubah penting penelitian pupuk P menunjukkan rata-rata BC 2 F 3 baik pada persilangan Batur x Kasalath, dan Batur x NIL-C443 terjadi peningkatan

Huraikan tentang sistem pendidikan yang disediakan oleh keluarga Brooke untuk orang Melayu?.

Variabel komponen manajemen modal kerja yang digunakan dalam penelitian ini dan berpengaruh paling negatif dan signifikan terhadap profitabilitas ( Gross Profit ) adalah variabel

konsep restorative justice menurut UNODC (2006) diantaranya adalah: 1) respon yang diberikan pada suatu tindak kejahatan haruslah sedapat mungkin memperbaiki