• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan alat peraga untuk menemukan konsep luas permukaan prisma ditinjau dari motivasi dan hasil belajar siswa di SMP Kanisius Gayam - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan alat peraga untuk menemukan konsep luas permukaan prisma ditinjau dari motivasi dan hasil belajar siswa di SMP Kanisius Gayam - USD Repository"

Copied!
218
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA UNTUK MENEMUKAN KONSEP LUAS PERMUKAAN PRISMA DITINJAU DARI MOTIVASI DAN HASIL

BELAJAR SISWA DI SMP KANISIUS GAYAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

ter

Disusun Oleh: Yusefin Lestari Pudyastuti

NIM: 141414103

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA UNTUK MENEMUKAN KONSEP LUAS PERMUKAAN PRISMA DITINJAU DARI MOTIVASI DAN HASIL

BELAJAR SISWA DI SMP KANISIUS GAYAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

ter

Disusun Oleh: Yusefin Lestari Pudyastuti

NIM: 141414103

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh syukur kupersembahkan skripsi ini untuk 1. Tuhan Yesus Kristus.

2. Kedua orang tuaku, Yohanes Supomo dan Yustina Parinten.

3. Kakak-kakakku tercinta, Yosepha Utari Mahargiani, Guido Decky Steven Kalangi, Yosep Agung Gunawan, Yusup Agung Sugiri, dan Yulius Bambang Irawan.

4. Keponakankua tercinta Gisela Anabell Clarisa. 5. Sahabat-sahabatku dan teman-temanku.

(6)

v MOTTO

“Ya Bapa yang maha kasih,

Pakailah pikiranku untuk memikirkan hal-hal yang seturut dengan kehendak-Mu Pakailah mataku untuk melihat hal-hal yang seturut dengan kehendak-Mu

Pakailah hidungku untuk menghirup yang seturut dengan kehendak-Mu Pakailah mulutku untuk menyampaikan hal-hal yang seturut dengan kehendak-Mu

Pakailah telingaku untuk mendengarkan hal-hal yang seturut dengan kehendak-Mu

Pakailah tanganku untuk melakukan hal-hal yang seturut dengan kehendak-Mu Pakailah kakiku untuk melangkah seturut dengan kehendak-Mu

Pakailah hatiku untuk mencintai yang seturut dengan kehendak-Mu Pakailah perasaanku untuk merasakan hal-hal yang seturut dengan kehendak-Mu

Pakailah diriku seturut dengan kehendak-Mu” (Penulis)

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat

ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” (Matius 11:28-30)

“Kebahagiaan itu ada dalam diri kita semua. Kadang kau hanya butuh bantuan seseorang untuk menemukannya”

(7)
(8)
(9)

viii ABSTRAK

Yusefin Lestari Pudyastuti. 2018. Pengembangan Alat Peraga untuk Menemukan Konsep Luas Permukaan Prisma Ditinjau dari Motivasi dan Hasil Belajar Siswa di SMP Kanisius Gayam. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Hasil observasi yang telah dilakukan di SMP Kanisius Gayam yaitu sekolah memiliki alat peraga bangun ruang prisma yang pada umumnya. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan alat peraga. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menjelaskan pengembangan alat peraga pada materi bangun ruang prisma segitiga untuk menemukan konsep dalam menentukan luas permukaan prisma ditinjau dari alat peraga yang dibuat dan (2) mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga prisma segitiga untuk menemukan konsep dalam menentukan luas permukaan prisma ditinjau dari motivasi dan hasil belajar siswa.

Metode penelitian yang diguanakan yaitu penelitian pengembangan (R&D) dengan menggunakan prosedur pengembangan menurut Sugiyono yaitu 1) Penelitian terhadap produk yang telah ada, 2) Studi literatur, 3) Perencanaan pengembangan produk, 4) Pengujian internal desain, 5) Revisi Desain, 6) Pembuatan Produk, dan 7) Uji coba terbatas. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam yang terdiri dari 37 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, tes, dan penyebaran angket.

Hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa: 1) berdasarkan hasil validasi oleh para ahli, pengembangan alat peraga prisma layak digunakan. Hasil belajar siswa secara kuantitatif termasuk kategori rendah dengan persentase 70,27% (ST+T+C+R=5,4%+10,81%+24,32%+29,73%). Sedangkan secara kualitatif hasil belajar siswa secara keseluruhan termasuk dalam kategori sangat rendah yaitu dan persentase 54,05%. Sehingga pembelajaran menggunakan alat peraga prisma belum efektif ditinjau dari hasil belajar siswa. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu hanya tersedia tiga alat peraga, siswa belum memperoleh materi unsur-unsur prisma, siswa lupa rumus luas bangun datar dan rumus Pythagoras, dan banyaknya siswa dengan ruangan yang sempit. Namun hasil motivasi belajar siswa termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase 94,59% (ST+T=32,43%+62,16%). Sehingga pembelajaran menggunakan alat peraga efektif ditinjau dari motivasi belajar siswa.

(10)

ix ABSTRACT

Yusefin Lestari Pudyastuti. 2018. Development of Props to Find the Surface Area Concept of Prism Observed from the Motivation and Learning Outcomes in Kanisius Gayam Junior High School. Thesis. Yogyakarta: Mathematic Education Study Program. Department of Mathematics and Science Education. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma University. The results of observations that had been conducted at Kanisius Gayam Junior High School gave information that the school had geometry prism props in general. This research was a research on the props development. This research aimed to: (1) explain the props development in triangular prism geometry subject to find out the concepts in determining the prism surface area observed from the props made and (2) knowing implement the learning activity by using triangular prism props to find out the concepts in determining prism surface area seen in students motivation and learning outcomes.

The research method used was research development (R&D) using development procedure by Sugiyono, which were 1) Research on existing products, 2) Study of literature, 3) Product development planning, 4) Internal design testing, 5) Design revisions, 6) Product manufacture, and 7) Qualified trials. The subjects of this study are the students of VIII A class Kanisius Gayam Junior High School which consisted of 37 students. The data collection techniques used were interviews, observations, tests, and questionnaires.

The results of data analysis that has been done show that: 1) based on the validation results by experts, the development of prism props is proper to use. Quantitatively, the outcomes of students’ learning are in the low category with percentage of 70.27% (ST + T + C + R = 5.4% + 10.81% + 24.32% + 29.73%). Meanwhile, qualitatively, the overall students’ learning outcomes are in the very low category which are whith percentage of 54.05%. Therefore, the learning activity using prism props has not been effective in terms of students’ learning outcomes. It is caused by several factor, which are there are only three props available, the students have not learnt about prism elements subject, the students forget the two-dimensional figure formula and Pythagoras formula, and the number of the students exceed the room capacity. Howewer, the results of students’ motivation are in the high category with percentage of 94.59% (ST + T = 32.43% + 62.16%). Therefore, the learning activity using props is effective in terms of student learning motivation.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan kasihnya yang telah diberikan. Sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi dengan judul “Pengembangan Alat Peraga untuk Menemukan Konsep Luas Permukaan Prisma Ditinjau dari Motivasi dan Hasil Belajar Siswa di SMP Kanisius Gayam.” Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Peneliti selama proses penelitian dan proses penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari hambatan dan kesulitan. Namun, hal tersebut dapat teratasi dengan bantuan, dukungan, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Bapak Beni Utomo, M.Sc selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.

3. Ibu Maria Suci Apriani, S.Pd, M.Sc selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.

4. Bapak Drs. A. Sardjana, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan selama proses penyelesaian skripsi ini.

(12)

xi

6. Segenap dosen Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan ilmu dan pengalaman kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.

7. Segenap staf sekretariat JPMIPA yang telah banyak membantu peneliti selama perkuliahan dan proses penyelesaian skripsi.

8. Ibu Nur Sukapti, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Kanisius Gayam yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitain dan pengembangan alat peraga.

9. Ibu Ir. Margaretha A. D. N selaku guru mata pelajaran matematika SMP Kanisius Gayam yang telah memberikan waktu bagi peneliti untuk melakukan penelitian.

10.Siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam yang telah membantu peneliti selama proses penelitian dan pengembangan alat peraga.

11.Kedua orang tua tercinta Yohanes Supomo dan Yustina Parinten, Kakak-Kakak tercinta Yosepha Utari Mahargiani, Guido Decky Steven Kalangi, Yosep Agus Gunawan, Yusup Agung Sugiri, Yulius Bambang Irawan, dan keponakan tercinta Gisela Anabell Clarisa yang memberikan motivasi, doa, dukungan, semangat, dan kasih sayang yang tidak terbats.

(13)
(14)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS .... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH . vii ABSTRAK ... viii

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Batasan Istilah ... 6

F. Tujuan Penelitian ... 7

G. Manfaat Penelitian ... 8

H. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II ... 10

KAJIAN TEORI ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

B. Paparan Teori Matematika... 22

C. Penelitian yang Relevan ... 31

D. Kerangka Berpikir ... 32

(15)

xiv

METODE PENELITIAN ... 34

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Subjek Penelitian ... 36

C. Waktu Penelitian ... 36

D. Teknik Pengumpulan Data ... 36

E. Instrumen Penelitian ... 37

F. Validasi dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 44

G. Teknik Analisis Data ... 46

H. Prosedur Penelitian ... 51

BAB IV ... 54

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Pengembangan Produk ... 54

B. Data Hasil Penelitian ... 61

C. Hasil Uji Instrumen ... 82

D. Analisis Data ... 83

E. Pembahasan ... 91

F. Keterbatasan Penelitian ... 96

BAB V ... 97

PENUTUP ... 97

A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 100

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Siswa ... 38

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Observasi Siswa ... 39

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Observasi Guru ... 39

Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Penilaian Ulangan Harian ... 40

Tabel 3. 5 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Matematika ... 41

Tabel 3. 6 Kisi-Kisi Validasi Instrumen ... 41

Tabel 3. 7 Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas ... 45

Tabel 3. 8 Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 46

Tabel 3. 9 Kategori Aktivitas Siswa ... 47

Tabel 3. 10 Kriteria Pemberian Poin ... 47

Tabel 3. 11 Klasifikasi Hasil Penilaian ... 48

Tabel 3. 12 Kriterian Penilaian Hasil Belajar Secara Kualitatif ... 48

Tabel 3. 13 Kriteria Efektivitas Hasil Belajar Seluruh Siswa Secara Kualitatif ... 49

Tabel 3. 14 Kriterian Penilaian Hasil Belajar Secara Kuantitatif ... 49

Tabel 3. 15 Kriteria Efektivitas Hasil Belajar Seluruh Siswa Secara Kuantitatif . 49 Tabel 3. 16 Pedoman Penskoran Angket Siswa ... 50

Tabel 3. 17 Hasil Kategori Angket Motivasi Belajar ... 51

Tabel 3. 18 Kriteria Efektivitas Motivasi Belajar Seluruh Siswa ... 51

Tabel 4. 1 Hasil Wawancara Guru Matematika ... 61

Tabel 4. 2 Perbaikan Alat Peraga ... 63

(17)

xvi

Tabel 4. 4 Perbaikan Angket ... 66

Tabel 4. 5 Hasil Observasi Pengajar ... 74

Tabel 4. 6 Hasil Observasi Siswa ... 74

Tabel 4. 7 Hasil Belajar Siswa ... 75

Tabel 4. 8 Hasil Angket Motivasi Belajar ... 77

Tabel 4. 9 Hasil Wawancara Siswa ... 79

Tabel 4. 10 Hasil Uji Validitas Tes Hasil Belajar ... 82

Tabel 4. 11 Hasil Perhitungan Observasi Keterampilan Mengajar ... 83

Tabel 4. 12 Hasil Perhitungan Observasi Siswa ... 84

Tabel 4. 13 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa ... 85

Tabel 4. 14 Kriteria Efektivitas Hasil Belajar Siswa Secara Kuantitatif ... 86

Tabel 4. 15 Kriteria Efektivitas Hasil Belajar Siswa Secara Kuantitatif ... 86

Tabel 4. 16 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa ... 86

Tabel 4. 17 Kriteria Efektivitas Hasil Belajar Siswa Secara Kualitatif ... 88

Tabel 4. 18 Kriteria Efektifitas Hasil Belajar Siswa Secara Kualitatif ... 88

Tabel 4. 19 Data Hasi Motivasi Belajar Siswa ... 89

Tabel 4. 20 Persentase Kriteria Motivasi Belajar Siswa ... 90

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Prisma Tegak Segitiga ABC.DEF ... 23

Gambar 2. 2 Jaring-Jaring Prisma Tegak Segitiga ABC.DEF ... 23

Gambar 2. 3 Prisma Segitiga ABC.DEF ... 24

Gambar 2. 4 Bangun Ruang Kubus ABCD.EFGH ... 27

Gambar 2. 5 Jaring-Jaring Bangun Ruang Kubus ... 27

Gambar 2. 6 Bangun Ruang Balok ... 25

Gambar 2. 7 Jaring-Jaring Bangun Ruang Balok... 26

Gambar 2. 8 Kerangka Bangun Ruang Prisma Tegak Segitiga Sama Sisi ... 29

Gambar 2 .9 Sisi-Sisi Bangun Ruang Prisma Tegak Segitiga Sama Sisi ... 29

Gambar 2. 10 Jaring-Jaring Bangun Ruang Prisma Tegak Segitiga Sama Sisi .... 29

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. 1 Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 103

Lampiran 2. 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 104

Lampiran 2. 2 Lembar Kerja Siswa ... 126

Lampiran 2. 3 Tes Hasil Belajar Siswa ... 128

Lampiran 2. 4 Kunci Jawaban dan Penskoran Tes Hasil Belajar Siswa ... 129

Lampiran 2. 5 Lembar Observasi Keterampilan Mengajar ... 133

Lampiran 2. 6 Lembar Observasi Siswa ... 134

Lampiran 3. 1 Lembar Validasi Alat Peraga ... 135

Lampiran 3. 2 Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 138

Lampiran 3. 3 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar Siswa ... 142

Lampiran 3. 4 Lembar Validasi Angket Motivasi Belajar ... 156

Lampiran 3. 5 Lembar Validasi Pedoman Wawancara Siswa ... 164

Lampiran 4. 1 Hasil Observasi Keterampilan Mengajar ... 172

Lampiran 4. 2 Hasil Observasi Siswa ... 175

Lampiran 4. 3 Hasil Pekerjaan Tes Hasil Belajar Siswa ... 179

Lampiran 4. 4 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa ... 186

Lampiran 5. 1 Hasil Perhitungan Validasi Tes Hasil Belajar Siswa ... 192

Lampiran 5. 2 Hasil Perhitungan Reliabilitas ... 197

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan pengalaman peneliti ketika observasi di kelas, ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan pada materi bangun ruang sisi datar khususnya prisma. Kesulitan yang dialami siswa yaitu dalam menentukan luas permukaan prisma. Hal tersebut dipengaruhi oleh kesulitan dalam kemampuan spasial, siswa kesulitan dalam membayangkan bentuk bangun ruangnya sehingga siswa kesulitan dalam menggambarkannya. Peneliti juga menemukan ada beberapa siswa yang tidak bisa membedakan antara prisma dan juga limas.

(21)

saat menghitung luas bidang alas dan keliling sisi tegak kemudian menggabungkannya dengan tinggi prisma untuk menghitung luas permukaan prisma. Dari hal tersebut siswa kesulitan dalam membedakan konsep tinggi pada bidang datar dengan tinggi prisma dan juga bingung dalam menggabungkan konsep bidang datar dengan konsep bangun ruang.

Biasanya dalam materi bangun ruang prisma, guru menggunakan alat peraga yang sudah jadi yaitu alat peraga yang hanya berbentuk kerangka saja dan juga sudah berbentuk bangun ruang. Selain itu biasanya alat peraga yang bebentuk bangun ruang tidak bisa di bongkar karena ketika alat peraga tersebut di bongkar, alat peraga tersebut akan rusak. Padahal yang dibutuhkan oleh siswa yaitu siswa bisa melihat atau mengetahui permukaan yang menjadi permukaan bangun ruang tersebut. Selain itu misalkan bangun ruang tersebut bisa di bongkar, kerangka yang menjadi bangun ruang tersebut tidak terlihat. Alat peraga yang dimiliki oleh sekolah SMP Kanisius Gayam yaitu berupa alat peraga yang sama halnya dengan alat peraga yang berupa kerangka saja dan berupa bangun ruang yang terbuat dari kertas karton dan plastik. Alat peraga ini tidak bisa di bongkar untuk menunjukkan yang menjadi permukaan dari bangun ruang tersebut.

(22)

Penelitian oleh Siti Cahyaningrum (2015) menyatakan bahwa berdasarkan wawancara dengan guru matematika menyatakan bahwa kesulitan kemampun spasial merupakan kesulitan yang paling banyak dialami terhadap siswa dalam materi geometri yang disebabkan siswa kurang mampu membayangkan bangun ruang ke dalam ilustrasi gambar. Terkadang siswa sering tidak menggambar terlebih dahulu dalam mengerjakan soal. Siswa sering lupa membawa peralatan untuk menggambar sehingga sikap malas dalam menggambar.

(23)

Hal yang bisa dijadikan solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut yaitu dengan menggunakan alat peraga. Alat peraga ini bisa digunakan untuk menunjukkan unsur-unsur bangun ruang prisma, luas permukaan, dan juga volume. Alat peraga ini berupa alat peraga bangun ruang prisma yang terbuat dari besi, magnet, dan karton.

Alat peraga ini berbentuk prisma segitiga, setiap sisi-sisi pada bangun ruang bisa dilepas dan nanti hanya tinggal kerangkanya saja. Ketika sisi-sisinya terpisah atau tidak menjadi satu dengan kerangkanya, siswa bisa melihat permukaan atau sisi-sisi yang menutupi bangun ruang tersebut. Sehingga dari situ siswa bisa mencari luas permukaan bangun ruang prisma segitiga. Selain itu terdapat jaring-jaring prisma segitiga yang menutupi kerangka bangun ruang tersebut.

Siswa bisa mencoba mencari sendiri luas permukaan prisma dengan menggunakan alat peraga tersebut yaitu dengan cara menjumlakan semua luas bangun datar yang menjadi sisi pada bangun ruang prisma. Di sini siswa bisa melihat secara langsung bangun datar sebagai sisi-sisi yang menjadi permukaan bangun ruang prisma, selain itu siswa juga bisa menggunakannya secara langsung.

(24)

dan karakteristik materi yang disampaikan, selanjutnya guru akan menjadi lebih kreatif dalam menggunakan dan memilih alat peraga yang sesuai dengan materi ajar yang akan disampaikan, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan minat belajar, kreativitas, dan hasil belajar siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas dapat diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut:

1. Siswa kesulitan dalam menentukan luas permukaan bangun ruang prisma. 2. Siswa kesulitan membedakan antara prisma dan limas.

3. Kesulitan yang dialami oleh siswa yaitu dalam membangun konsep luas permukaan prisma dikarenakan siswa harus berpindah dari konsep luas bidang datar menjadi konsep luas permukaan bangun ruang.

4. Dalam menentukan luas permukaan prisma, siswa bingung saat menghitung luas alas dan luas sisi tegak, kususnya dalam menentukan luas sisi tegak bingung menghubungkan keliling alas dengan tinggi prisma, terkait dengan alat peraga.

5. Ketidakmampuan siswa untuk mengenali kubus dan balok sebagai kasus khusus prisma.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah yang akan diteliti agar penelitian ini menjadi lebih fokus. Masalah tersebut adalah sebagai berikut:

(25)

2. Penelitian ini membahas mengenai pengembangan alat peraga yang digunakan untuk menemukan konsep dalam menentukan luas permukaan prisma.

3. Motivasi belajar siswa ditinjau dari pembelajaran menggunakan alat peraga.

4. Hasil belajar siswa setelah uji coba alat peraga prisma. D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pengembangan alat peraga pada materi bangun ruang sisi datar terkhusus pada luas permukaan prisma segitiga untuk menemukan konsep dalam menentukan luas permukaan prisma ditinjau dari alat peraga yang dibuat?

2. Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga prisma segitiga untuk menemukan konsep dalam menentukan luas permukaan prisma ditinjau dari motivasi dan hasil belajar siswa?

E. Batasan Istilah 1. Alat Peraga

(26)

2. Konsep

Konsep adalah suatu ide abstrak yang dapat mengklasifikasikan suatu objek dan menerangkan apakah objek tersebut merupakan contoh atau bukan contoh dari ide abstrak tersebut.

3. Motivasi

Motivasi merupakan daya penggerak dan pendorong yang terdapat dalam diri seseorang untuk melakukan perubahan yang lebih baik agar tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa selama mengikuti kegiatan belajar berdasarkan skor yang diperoleh dari hasil tes.

5. Prisma

Prisma adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh dua bidang yang sejajar dan kongruen berbentuk segi-n dan sisi-sisi tegak berbentuk persegi panjang.

6. Luas Permukaan Prisma

Luas permukaan prisma adalah jumlah luasan yang membatasi prisma berupa sisi sejajar yang merupakan alas dan tutup serta sisi-sisi tegak yang berupa persegi panjang.

F. Tujuan Penelitian

(27)

konsep dalam menentukan luas permukaan prisma ditinjau dari alat peraga yang dibuat.

2. Keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga prisma segitiga untuk menemukan konsep dalam menentukan luas permukaan prisma ditinjau dari motivasi dan hasil belajar siswa.

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa diharapkan dapat memahami dan menguasai konsep luas permukaan prisma sehingga harapannya siswa bisa mencari luas permukaan prisma dengan berbagai macam bentuk prisma sesuai dengan alasnya.

2. Bagi guru, diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang berkesan, menarik, dan menyenangkan bagi siswa.

3. Bagi peneliti, diharapkan bisa mengembangkan alat peraga untuk memenuhi kebutuhan siswa.

H. Sistematika Penulisan

Secara keseluruhan, laporan penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu: 1. Bab I Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, batasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

2. Bab II Kajian Teori

(28)

3. Bab III Metode Penelitian

Bab ini terdiri dari jenis penelitian, subjek penelitian, waktu penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan prosedur penelitian.

4. Bab IV Data dan Analisis Data

Bab ini terdiri dari deskripsi pelaksanan kegiatan, uji coba instrumen, analisis data, dan pembahasan.

5. Bab V Penutup

(29)

10 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Pustaka

1. Media Pembelajaran

Kata media sendiri berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata Medium yang secara harafiah berarti “Perantara” atau “Penyalur”. Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik

yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa belajar (Rostina Sundayana, 2015:5). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk pesan pembelajaran. Menurut Robertus Angkowo dan A. Kosasih (2007:25) pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Menurut Rostina Sundayana (2015:10) media pembelajaran memiliki fungsi bagi pengajar dan bagi siswa.

a. Fungsi media pebelajaran bagi pengajar yaitu:

1) Memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan. 2) Menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik. 3) Memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik. 4) Memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran.

(30)

6) Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar. 7) Meningkatkan kualitas pelajaran.

b. Fungsi media pembelajaran bagi siswa adalah untuk: 1) Meningkatkan motivasi belajar pembelajar.

2) Memberikan dan meningkatkan variasi belajar pembelajar.

3) Memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan pembelajar untuk belajar.

4) Memberikan inti informasi, pokok-pokok secara sistematik sehingga memudahkan pembelajar untuk belajar.

5) Merangsang pembelajar untuk berfokus dan beranalisis. 6) Menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan.

7) Pembelajar dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis yang disajikan pengajar lewat media pembelajaran.

Sudjana dan Rivai (dalam Rostina, 2015:12-13) mengemukakan manfaat media pengajaran dan proses belajar siswa yaitu:

a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran.

(31)

bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.

d. Siswa dapat lebih banyak melakuakan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memamerkan, dan lain-lain.

Dari beberapa teori di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sumber belajar yang berfungsi untuk menjelaskan suatu materi kepada siswa secara baik.

2. Pengertian Alat Peraga

Berikut ini beberapa pengertian mengenai alat peraga:

a. Menurut Ali (dalam Rostina, 2015:7), alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyatakan pesan merangsang pikiran, perasaan, dan perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar.

b. Menurut Ruseffendi (dalam Rostina, 2015:7), alat peraga adalah alat yang menerangkan atau mewujudkan konsep matematika..

c. Menurut Pramudjono (dalam Rostina, 2015:7), alat peraga adalah benda konkret yang dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep matematika.

(32)

pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada siswa. Alat peraga adalah alat yang digunakan untuk menerangkan atau menunjukkan konsep matematika dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

3. Fungsi Alat Peraga

Adapun fungsi alat peraga yaitu proses pembelajaran termotivasi. Konsep abstrak matematika lebih mudah dipahami dan dimengerti, hubungan konsep abstrak matematika dengan alam sekitar lebih mudah dipahami. Selain itu alat peraga dapat dihubungkan dan dikaitkan dengan pembentukan konsep, pemahaman konsep, pembelajaran terhadap perbedaan individual, pemecahan masalah, pengundang untuk berfikir dan lain-lain.

Ada enam fungsi pokok media pembelajaran dalam proses belajar mengajar menurut Sudjana dan Rivai (dalam Rostina, 2015 : 8-9), yaitu: a. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang

efektif.

b. Media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh seorang guru.

(33)

d. Media pengajaran bukan sebagai alat hiburan, akan tetapi alat ini dijadikan untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian peserta didik.

e. Diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar serta dapat membantu siswa dalam menangkap pengertian yang disampaikan oleh guru.

f. Penggunaan alat ini diutamakan untuk meningkatkan mutu belajar mengajar.

4. Syarat Agar Alat Peraga Dikatakan Baik

Menurut Rusefendi (dalam Rostina, 2015:18) beberapa persyaratan alat peraga antara lain:

a. Tahan lama (terbuat dari bahan yang cukup kuat) b. Bentuk dan warnanya menarik.

c. Sederhana dan mudah di kelola (tidak rumit).

d. Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak.

e. Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk real, gambar, atau diagram.

f. Dapat memperjelas konsep matematika (tidak mempersulit pemahaman).

g. Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berfikir abstrak bagi siswa.

(34)

dipegang, dipindahkan, dimainkan, dipasangkan, dicopot (diambil dari susunanya), dll.

i. Bila mungkin alat peraga tersebut bisa berfaedah lipat (banyak). 5. Pengertian Konsep

Berikut ini beberapa penjelasan mengenai konsep;

a. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1988: 456), dijelaskan bahwa konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakan dari peristiwa konkret.

b. Ellis, dkk (2009 : 327) Konsep adalah cara mengelompokkan dan mengkategorikan secara mental berbagai objek atau peristiwa yang mirip dalam hal tertentu.

c. Farrel dan Farmer (Musliana, 2007: 7) mendefinisikan konsep sebagai suatu klasifikasi dari objek-objek, sifat-sifat objek atau kejadian-kejadian yang ditentukan dengan cara mengabstrasikannya.

d. Gagne (Arsat, 2007: 8) mengemukakan bahwa konsep dalam matematika adalah ide abstrak yang meyakinkan orang dapat mengklasifikasikan objek-objek atau kejadian-kejadian kedalam contoh atau bukan contoh dari suatu objek tertentu.

(35)

6. Motivasi

Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif (Sadirman, 1986:73). Menurut Uno (2008:3) motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Menurut Sadirman (1986:75) motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi juga dapat diartikan sebagai tenaga pendorong ataupun penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu (Robertus Angkowo dan A. Koasih, 2007:35)

Menurut Sadirman (1986:76) persoalan motivasi ini, dapat juga dikaitkan dengan persoalan minat. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.

(36)

dalam diri seseorang tanpa rangsangan maupun bantuan orang lain, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar diri seseorang, dan biasanya oleh orang lain. Di antara kedua jenis motivasi tersebut, motivasi instrinsik umumnya lebih efektif dalam mendorong seseorang untuk belajar daripada motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik mempunyai sifat yang lebih penting, sehingga perlu ditumbuhkan agar timbul keinginan untuk belajar pada diri siswa.

Dari beberapa teori di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa motivasi merupakan daya penggerak dan pendorong yang terdapat dalam diri seseorang untuk melakukan perubahan yang lebih baik agar tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.

7. Hasil Belajar

(37)

secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Wasliman (dalam Ahmad Susanto, 2013:12) hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun ekstenal. Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan ekstenal, sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. 2. Faktor Eksternal

Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.

(38)

1. Kecerdasan Anak

Kemampuan inteligensi seseorang sangat memengaruhi terhadap cepat dan lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu permasalahan. Kecerdasan siswa sangat membantu pengajar untuk menentukan apakah siswa itu mampu mengikuti pelajaran yang diberikan dan untuk meramalkan keberhasilan siswa setelah mengikuti pelajaran yang diberikan meskipun tidak akan terlepas dari faktor lainnya.

2. Kesiapan atau Kematangan

Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan di mana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana mestinya. 3. Bakat Anak

Menurut Chaplin, yang dimaksud dengan bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

4. Kemauan Belajar

Kemauan belajar yang tinggi disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar terhadap hasil belajar yang diraihnya. Karena kemauan belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai keberhasilan belajar.

5. Minat Anak

(39)

6. Model Penyajian Materi

Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pada model penyajian materi. Model penyajian materi yang menyenangkan, tidak membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh para siswa tentunya berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan belajar. 7. Pribadi dan Sikap Guru

Kepribadian dan sikap guru yang kreatif dan penuh inovatif dalam perilakunya, maka siswa akan meniru gurunya yang aktif dan kreatif ini.

8. Suasana Belajar

Suasana pengajaran yang tenang, terjadinya dialog yang kritis antara siswa dengan guru, dan menumbuhkan suasana yang aktif di antara siswa tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran. Sehingga keberhasilan siswa dalam belajar dapat meningkat secara maksimal.

9. Kompetensi Guru

(40)

10.Kondisi Masyarakat

Dalam maysarakat terdapat berbagai macam tingkah laku manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan oleh karena itu, pantaslah dalam dunia pendidikan lingkunagan masyarakat pun akan ini ikut mempengaruhi kepribadian siswa.

Sudjana dan Ibrahim (dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, 2013:20) setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa, disamping diukur dari segi prosesnya, artinya seberapa jauh tipe hasil belajar dimiliki siswa. Baik buruknya hasil belajar dapat dilihat dari hasil pengukuran yang berupa evaluasi, selain mengukur hasil belajar penilaian dapat juga ditujukan kepada proses pembelajaran, yaitu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterlibatan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Semakin baik proses pembelajaran dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, maka seharusnya hasil belajar yang diperoleh siswa akan semakin tinggi sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.

(41)

B. Paparan Teori Matematika 1. Pengertian Prisma

Prisma adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh dua bidang yang sejajar dan kongruen berbentuk segi-n dan sisi-sisi tegak berupa persegi panjang.

2. Sifat Luas Daerah

Menurut Arita Marini (2013: 67-68) sifat luas daerah terdiri dari:

a. Luas merupakan penjumlahan, artinya luas keseluruhan sama dengan jumlah dari luas bagian-bagiannya.

b. Jika bangun A=B, maka luas daerah yang dibatasi bangun A sama dengan luas daerah yang dibatasi bangun B.

c. Jika suatu daerah dipotong-potong menjadi bagian-bagian dan disusun sedemikian hingga bagian yang satu tidak menutupi bagian yang lain dan membentuk daerah baru, maka kedua daerah tersebut memiliki luas yang sama.

d. Jika p dan l adalah ukuran panjang sisi-sisi suatu persegi panjang, maka luas daerah persegi panjang merupakan hasil kali panjang dan lebar, dan dinyatakan dengan: L = p . l

3. Macam-Macam Prisma a. Prisma Segitiga

(42)

permukaan prisma segitiga yaitu dengan menjumlahkan semua luas bangun datar pada jaring-jaring prisma segitiga.

Gambar 2. 1 Prisma Tegak Segitiga ABC.DEF

Dari gambar 2.1 di atas dapat dibuat jaring-jaring prisma segitiga sebagai berikut:

Gambar 2. 2 Jaring-Jaring Prisma Tegak Segitiga ABC.DEF

Dari gambar 2.2 di atas terlihat bahwa prisma tegak segitiga ABC.DEF memiliki sepasang segitiga yang kongruen yang merupakan alas dan tutup prisma dan tiga buah persegipanjang sebagai sisi tegaknya. Dengan demikian, luas permukaan prisma segitiga tersebut adalah:

(43)

Karena AD = CF maka menjadi

Gambar 2. 3 Prisma Segitiga ABC.DEF

Dari gambar 2.3 di atas biasanya terjadi kesalahan dalam menentukan alas dan tutupnya. Dari gambar tersebut yang menjadi alas prisma yaitu segitiga ABC dan tutupnya segitiga DEF, atau bisa juga yang menjadi alas adalah segitiga DEF dan tutupnya segitiga ABC. Sedangkan yang menjadi sisi tegaknya adalah ABFE, BCDF, dan ACDE. Dengan demikian luas permukaan bangun ruang prisma di atas adalah

Karena BF = AE maka menjadi

(44)

b. Prisma Segiempat

Ada macam-macam prisma segiempat yaitu tergantung dengan alasnya. Alas prisma segiempat bisa berupa segiempat sembarang, trapesium, jajar genjang, layang-layang, persegi panjang, belah ketupat, dan persegi. Prisma segiempat dengan alasnya berbentuk persegi panjang biasa disebut juga berupa balok. Luas permukaan balok dapat dihitung dengan menggunakan jaring-jaring balok. Untuk mengitung luas permukaan balok yaitu dengan menjumlahkan semua luas bangun datar pada jaring-jaring balok.

Gambar 2. 4 Bangun Ruang Balok

(45)

Gambar 2. 5 Jaring-Jaring Bangun Ruang Balok

Dari gambar 2. 7 di atas terlihat bahwa bangun ruang balok memiliki alas dan tutup yang sama, sisi samping kanan dan kiri sama, dan sisi depan sama dengan sisi belakang. Sehingga luas permukaan balok yaitu:

Atau

Keterangan:

: Luas permukaan balok : panjang

(46)

: tinggi

c. Prisma Segiempat Beraturan (Kubus)

Kubus merupakan prisma segiempat beraturan, hal tersebut dikarenakan sisi-sisi tegaknya saling kongruen. Luas permukaan kubus dapat dihitung dengan menggunakan jaring-jaring kubus. Untuk menghitung luas permukaan kubus yaitu dengan menjumlahkan semua luas bangun datar pada jaring-jaring kubus.

Gambar 2. 6 Bangun Ruang Kubus ABCD.EFGH

Dari gambar 2. 4 di atas dapat dibuat jaring-jaring kubus sebagai berikut:

Dari gambar 2.5 di atas terlihat bahwa bangun ruang kubus ABCD.EFGH memiliki alas dan tutup yang kongruen berbentuk persegi. Sisi-sisi tegaknya berbentuk persegi yang saling kongruen dan juga kongruen terhadap alas dan tutupnya. Sehingga jaring-jaring

(47)

kubus terdiri dari enam persegi yang kongruen. Dengan demikian luas permukaan kubus yaitu:

Keterangan:

: Luas permukaan kubus : panjang rusuk kubus 4. Luas Permukaan Prisma

Jumlah luas bidang tegak dapat dicari dengan cara mengalikan keliling alas dengan tinggi prisma, yakni:

Maka secara umum luas permukaan prisma dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Luas Permukaan

Untuk menjelaskan materi di atas, digunakan media pembelajaran berupa alat peraga bangun ruang prisma.

1. Deskripsi Bentuk Alat Peraga

(48)

Gambar 2. 8 Kerangka Bangun Ruang Prisma Tegak Segitiga

Sama Sisi

Gambar 2. 9 Sisi-Sisi Bangun Ruang Prisma Tegak Segitiga Sama Sisi

Gambar 2. 10 Jaring-Jaring Bangun Ruang Prisma Tegak

Segitiga Sama Sisi

Gambar 2. 11 Beberapa Sisi Yang Menempel Pada Kerangka Bangun Ruang Prisma Tegak Segitiga Sama

Sisi.

(49)

3. Petunjuk Pembuatan

a. Buat persegi panjang dengan ukuran sesuai dengan tinggi dan lebar kerangaka prisma sebanyak 3 buah dari kertas karton.

b. Buat segitiga sama kaki sesuai dengan lebar kerangka prisma sebanyak 2 buah dari kertas karton.

c. Buat jaring-jaring prisma segitiga dari karton dengan ukuran sesuai dengan lebar dan tinggi kerangka prisma segitiga.

d. Pasang magnet dengan menggunakan lem tembak pada karton yang sudah terbentuk menjadi persegi panjang, segitiga, dan jaring-jaring prisma segitiga.

e. Pada karton yang sudah dipasang magnet selanjutnya dilapisi dengan kertas marmer.

4. Cara Pengguanaan Alat Peraga

a. Menentukan luas permukaan prisma segitiga dengan sisi-sisi yang menjadi permukaan bangun tersebut. Kondisi awal dengan sisi-sisi yang menjadi permukaan bangun ruang tersebut menempel pada kerangka.

1) Lepaslah dan kelompokkan sisi-sisi yang menjadi alas dan tutup berupa bangun datar segitiga dari bangun ruang prisma segitiga tersebut.

2) Lepaslah dan kelompokkan sisi-sisi berbentuk persegi panjang yang menjadi sisi tegak dari bangun ruang prisma segitiga .

(50)

4) Jumlahkan luas dari ketiga sisi-sisi tegaknya.

5) Jumlahkan seluruh luas dari langakh 3 dan langkah 4.

b. Menentukan luas permukaan prisma segitiga dengan jaring-jaring. Kondisi awal dengan jaring-jaring yang menjadi permukaan bangun ruang tersebut menempel pada kerangka.

1) Lepaslah jaring-jaring dari bangun ruang prisma segitiga tersebut. 2) Dari jaring-jaring prisma segitika diperoleh dua segitiga yang

kongruen dan tiga persegi panjang yang kongruen. 3) Jumlahkan luas dari dua segitiga yang kongruen

4) Jumlahkan luas dari tiga persegi panjang yang kongruen.

5) Jumlahkan seluruh luas dari dua segitiga yang kongruen dan tiga persegi panjang yang kongruen.

C. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Tri Murdiyanto dan Yudi Mahatma (2014) yaitu alat peraga model bangun ruang lebih cocok untuk digunakan dalam menjelaskan mengenai bentuk-bentuk bangun ruang geometris sederhana. Mengenai sifat-sifat yang berhubungan dengan rusuk, titik sudut, sisi, dan lain-lain sebaiknya menggunakan bangun ruang transparan atau kerangka. Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan untuk pengguanaan dalam hal pembelajaran jumlah titik sudut, jumlah sudut, jumlah rusuk, jumlah sisi, luas permukaan, maupun volume bangun ruang.

(51)

guru kelas V dalam mengajarkan bangun ruang belum menggunakan alat peraga secara maksimal. Akibatnya pemahaman siswa terhadap konsep bangun ruang menjadi kurang sehingga mengakibatkan prestasi belajar matematika mereka menjadi rendah.

D. Kerangka Berpikir

Media pembelajaran adalah sumber belajar yang berfungsi untuk menjelaskan suatu materi kepada siswa secara baik. Penelitian yang dilakukan yaitu meneliti dan menguji untuk mengembangkan produk yang telah ada. Alat peraga yang dikembangkan oleh peneliti yaitu alat peraga bangun ruang prisma. Pengembangan alat peraga ini bertujuan untuk membantu siswa dalam mengkonstruksi pemahaman konsep tentang luas permukaan prisma. Dengan menggunakan alat peraga siswa dapat melakukan praktik secara langsung sehingga siswa mengalami langsung bagaimana menemukan sebuah konsep dari suatu materi. Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan alat peraga membuat suasana belajar mengajar menjadi berbeda karena disini guru aktif dan siswa juga aktif.

(52)
(53)

34 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis peneliatian yang akan diguanakan dalam penelitian ini adalah Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Research and Development digunakan untuk mengembangkan media pembelajaran yaitu berupa alat peraga. Menurut Sugiyono (2017:477) Metode penelitian dan pengembangan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk meneliti, merancang, memproduksi, dan menguji validitas produk yang telah dihasilkan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian level 3 yaitu meneliti dan menguji untuk mengembangkan produk yang telah ada.

Menurut Sugiyono (2017:498) langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian pengembangan level 3 yaitu;

(54)

Pada penelitian ini, peneliti hanya melakukan tujuh langkah sampai uji coba terbatas. Berikut ini diberikan penjelasan mengenai langkah-langkah penelitian dan pengembangan:

1. Penelitian Terhadap Produk Yang Telah Ada

Pada tahap pertama adalah mengkaji produk yang telah ada, untuk diketahui spesifikasinya, kelebihan, dan kekurangan/kelemahan produk tersebut.

2. Studi Literatur

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari produk tersebut, selanjutnya peneliti melakukan studi literatur (kajian teori dan hasil penelitian/pengalaman yang relevan).

3. Perencanaan Pengembangan Produk

Berdasarkan studi literatur tersebut selanjutnya peneliti membuat rancangan produk yang bersifat menyempurnakan/mengembangkan produk yang telah ada.

4. Pengujian Internal Desain

Uji internal berarti menguji rancangan berdasarkan pendapat para ahli dan praktisi. Yang dipandang ahli adalah mereka yang bergelar doktor yang sesuai dengan desain/rancangan yang akan dikaji. Yang termasuk praktisi adalah orang-orang yang telah biasa menggunakan produk yang sejenis.

5. Revisi Desain

(55)

6. Pembuatan Produk

Setelah desain direvisi, selanjutnya desain tersebut dibuat menjadi produk awal.

7. Uji Coba Terbatas

Setelah produk awal jadi, maka produk tersebut diuji lapangan secara terbatas (preliminary field testing).

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Subjek penelitian terdiri dari 37 siswa.

C. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018 yaitu pada bulan Febuari – Mei 2018.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti yaitu wawancara, observasi, tes, dan penyebaran angket.

1. Wawancara

(56)

bertujuan untuk mengetahui respon siswa ditinjau dari uji coba alat peraga yang diberikan.

2. Observasi

Observasi dilakukan sebelum uji coba alat peraga dan saat uji coba alat peraga. Observasi sebelum uji coba alat peraga yaitu dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai ketersediaan alat peraga di sekolah SMP Kanisius Gayam. Observasi saat uji coba alat peraga yaitu dilakukan untuk mengumpulkan data terkait keterlaksanaan uji coba alat peraga.

3. Tes

Tes diberikan kepada siswa setelah uji coba alat peraga diberikan. Tujuan diberikannya tes yaitu untuk mengukur sejauh mana siswa telah menguasai pelajaran dengan menggunakan alat peraga. Tes yang diberikan kepada siswa berupa uraian sebanyak lima soal terkait dengan materi luas permukaan prisma.

4. Angket

Angket yang diberikan kepada siswa yaitu berupa angket motivasi belajar. Tujuan dari pemeberian angket ini yaitu untuk mengetahui motivasi belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga. Angket ini diberikan kepada siswa setelah uji coba produk dan tes diberikan.

E. Instrumen Penelitian

(57)

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran ini dibuat bertujuan agar proses pembelajaran bisa berjalan secara runtut sehingga meteri pembelajaran bisa disampaikan dengan baik dan dapat diterima oleh siswa dengan baik .

b. Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang dibuat berupa pengembangan dari alat peraga yang telah ada. Media pembelajarannya yaitu berupa alat peraga bangun ruang prisma. Tujuan dari pengembangan alat peraga ini yaitu agar siswa mudah memahami materi yang diberikan dan mampu menemukan konsep luas permukaan prisma.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan oleh peneliti sebagai panduan dalam melakukan wawancara. Berikut ini kisi-kisi wawancara kepada siswa;

Tabel 3. 1 Kisi-kisi pedoman wawancara siswa

No Indikator

1. Proses kegiatan belajar mengajar di kelas 2. Kesulitan yang dialami siswa saat pembelajaran

3. Penggunaan alat peraga pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas

(58)

b. Lembar Observasi

Lembar observasi ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan uji coba alat peraga. Lembar observasi ini akan di isi oleh observer yang terdiri dari 2 orang. Lembar observasi untuk mengobservasi siswa dan pengajar selama proses kegiatan belajar menggunakan alat peraga berlangsung. Berikut ini kisi-kisi observasi untuk uji coba produk:

Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Observasi Siswa

No Indikator

1 Kesiapan siswa menerima materi pembelajaran

2 Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan alat peraga

3 Sikap kritis siswa dalam pembelajaran

4 Sikap percaya diri siswa dalam mengemukakan

Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Observasi Guru

NO ASPEK YANG DIAMATI

I. MEMBUKA PEMBELAJARAN

1. Melakukan kegiatan apersepsi

2. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatan.

II. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A. Penguasaan materi pelajaran

1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran. 2. Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar. B. Pendekatan/strategi pembelajaran

1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.

2. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 3. Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinir 4. Melaksanakan pembelajaran yang kontekstual C. Pemanfaatan alat peraga/media belajar

(59)

3. Menggunakan alat peraga secara efektif dan efisien 4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan alat peraga

D. Pembelajaran yang memicu dan memlihara keterlibatan siswa

1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 2. Merespon positif partisipasi siswa

3. Menumbuhkan antusiasme siswa dalam pembelajaran

4. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa III. PENUTUP

1. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 2. Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas

c. Lembar Tes

Lembar tes ini berupa soal-soal dengan materi luas permukaan prisma yang terdiri dari 5 soal uraian. Berikut ini kisi-kisi tes;

Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Penilaian Ulangan Harian

INDIKATORI NOMER

BUTIR SOAL Menentukan panjang rusuk pada kubus, balok,

dan prisma.

2, 3 Menenetukan tinggi pada kubus, balok, dan

prisma.

5 Menghitung luas permukaan prisma. 1, 4

d. Angket

(60)

Tabel 3. 5 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Matematika

memahami materi yang diajarkan.

Lembar validasi digunakan untuk validasi instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Lembar validasi terdiri dari validasi RPP, alat peraga, pedoman wawancara siswa, dan angket. Berikut kisi-kisi validasi instrumen yang digunakan pada penelitian ini

Tabel 3. 6 Kisi-Kisi Validasi Instrumen Komponen Penilaian RPP

No Aspek yang dinilai

(61)

2. RPP telah memuat

f. Model dan Metode Pembelajaran g. Langkah-Langkah Pembelajaran h. Sumber Pembelajaran

i. Penilaian Hasil Belajar

3. Kegiatan pembelajaran dalam RPP memenuhi tahap a. Kegiatan Pendahuluan

b. Kegiatan Inti c. Kegiatan Penutup 4. Rumusan

Kesesuaian perumusan indikator dan tujuan pembelajaran 5. Penilaian Materi

Kesesuaian materi dengan indikator dan tujuan pembelajaran 6. Metode Pembelajaran

Kesesuaian metode pembelajaran dengan indikator dan tujuan pemebelajaran.

7. Langakah-Langkah Pembelajaran

Kesesuain langkah-langkah pembelajaran dengan metode pembelajaran.

8. Sumber Pembelajaran

Kesesuain sumber belajar dengan materi pemebelajaran. 9. Penilaian

Kesesuaian teknik penilaian dengan indikator yang akan dicapai.

10. Kebahasaan

Ketepatan bahasa yang digunakan dalam kaidah bahasa Indonesia.

Komponen Penilaian Alat Peraga

No Aspek yang dinilai

A. Bentuk Alat Peraga

1. Bentuk alat peraga yang disajikan menarik 2. Warna pada alat peraga menarik

3. Ukuran pada alat peraga proporsional 4. Alat peraga sederhana

B. Kualitas Alat Peraga

(62)

7. Alat peraga sesuai dengan materi

8. Alat peraga dapat menyajikan konsep luas permukaan prisma. 9. Alat peraga yang disajikan menumbuhkan konsep berfikir

abstrak bagi siswa. C. Fungsi Alat Peraga

10. Alat peraga yang disajikan membuat siswa belajar aktif 11. Alat peraga yang disajikan membuat siswan belajar mandiri

Komponen Penilaian Wawancara Siswa

No Aspek yang dinilai

A. Komponen Pedoman Wawancara

1. Ketercukupan komponen-komponen pedoman wawancara sebagai penunjang penelitian.

B. Identitas Pedoman wawancara

2. Kelengkapan identitas pedoman wawancara C. Kisi-kisi

3. Kesesuain kisi-kisi pedoman wawancara dengan tujuan penelitian.

D. Kebahasaan

4. Ketepatan bahasa yang digunakan dalam kaidah Bahasa Indonesia.

5. Bahasa yang digunakan mudah dipahami

6. Kejelasan bahasa yang digunakan sehingga tidak membingungkan penafsiran ganda.

Komponen Penilaian Angket

No Aspek yang dinilai

A. Komponen Angket

1. Ketercukupan komponen-komponen angket sebagai penunjang penelitian.

B. Identitas Angket

2. Kelengkapan identitas angket C. Kisi-kisi

3. Kesesuain kisi-kisi angket dengan tujuan penelitian. D. Kebahasaan

4. Ketepatan bahasa yang digunakan dalam kaidah Bahasa Indonesia.

5. Bahasa yang digunakan mudah dipahami

(63)

membingungkan penafsiran ganda.

F. Validasi dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas

a. Validitas Isi

Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap kelayakan atau relevansi isi tes melalui analisis rasional oleh panel yang berkompeten atau melalui expert judgment (Azwar Saifuddin, 2013:42).

b. Validitas Butir Soal

Validitas butir soal menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar. Menentukan validitas butir soal dengan mengkorelasikan masing-masing skor soal dengan skor total.

Rumus korelasi product moment dengan angka kasar:

Keterangan:

= Banyaknya subjek

= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

= Skor butir soal = Skor total

(64)

(N) yang sama sehingga dapat diketahui signifikan tidak korealsi tersebut. Apabila berarti butir soal dikatakan valid. Begitu sebaliknya berarti butir soal dikatakan tidak valid.

Interpretasi terhadap nilai koefisien korelasi digunakan kriteria Nurgana (Asep dan Haris, 2013:180) berikut ini:

Tabel 3. 7 Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas

Koevisien Korelasi Kategori

Sangat tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat rendah

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama. Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat kesejajaran hasil (Suharsimi Arikunto, 2013:104). Rumus yang digunakan untuk pengujian reliabilitas tes bentuk uraian yaitu rumus Alpha:

Keterangan:

= relibialitas yang dicari

(65)

= jumlah varians skor tiap-tiap item

= varians total = skor total

Berikut ini tabel interpretasi koefisien korelasi reliabilitas menurut Suharsimi (2012:89) yaitu:

Tabel 3. 8 Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas

Koevisien Korelasi Kategori

Sangat tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat rendah

G. Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan berbagai teknik. Berikut ini teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Analisis Hasil Observasi Selama Uji Coba Produk a. Analisis Hasil Obsevasi Siswa

Analisis data hasil observasi siswa dilakuakan dengan cara mengkonversi pilihan pada akttivitas siswa dalam bentuk skor. Apabila diberi tanda centang pada kolom “Ya” maka skornya 1 dan apabila diberi tanda centang pada kolom “Tidak” maka skornya 0. Rumus

untuk mendapatkan persentase aktivitas siswa dapat ditulis sebagai berikut:

(66)

Persentase aktivitas siswa yang diperoleh akan digolongkan dengan kategori sebagai berikut:

Tabel 3. 9 Kategori Aktivitas Siswa

Skor Akhir (%) Kategori

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

Gagal

b. Analisis Hasil Observasi Pengajar

Observasi pengajar dilakukan oleh dua observer yaitu guru matematika SMP Kanisius Gayam dan mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.

Perhitungan skor hasil observasi pengajar menggunakan skala penilaian 1-4 (Widoyoko, 2014:190) dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3. 10 Kriteria Pemberian Poin

Kriteria Poin

Sangat Baik 4

Baik 3

Cukup 2

Kurang 1

Skor akhir diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(67)

Tabel 3. 11 Klasifikasi Hasil Penilaian

2. Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Analisis data hasil belajar siswa akan dianalisis dengan memberikan skor pada setiap item jawaban siswa berdasarkan ketepatan dan kelengkapan sesuai dengan pedoman penskoran yang telah ditetapkan peneliti. Setelah dilakukan penskoran, skor-skor dari setiap item soal dijumlahkan. Jumlah skor secara keseluruhan disebut skor total perolehan siswa. Skor total yang diperoleh dikonversikan ke bentuk persen dengan menggunakan rumus:

Setelah dikonversikan ke dalam bentuk persen, presentase skor yang diperoh dipadankan dengan kriteria penilaian berikut:

Tabel 3. 12 Kriterian Penilaian Hasil Belajar Secara Kualitatif (dimodifikasi dari Kartika Budi, 2001:54)

Interval Skor (%) Nilai (y)

4

5

6

7

8

9

10

Skor Akhir Klasifikasi

Sangat Baik (SB) Baik (B)

(68)

Tabel 3. 13 Kriteria Efektivitas Hasil Belajar Seluruh Siswa Secara Kualitatif

(dimodifikasi dari Kartika Budi, 2001:54) Jumlah yang Memperoleh Nilai

Tabel 3. 14 Kriterian Penilaian Hasil Belajar Secara Kuantitatif (dimodifikasi dari Kartika Budi, 2001:54)

Interval Skor (%) Nilai (y)

Tabel 3. 15 Kriteria Efektivitas Hasil Belajar Seluruh Siswa Secara Kuantitatif

(69)

siswa secara keseluruhan masuk dalam kriteria tinggi yaitu lebih besar atau sama dengan .

3. Analisis Data Motivasi Belajar Siswa

a. Analisis Data Motivasi Belajar Secara Individu

Hasil angket siswa digunakan untuk menganalisis motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga. Berikut ini pedoman penskoran angket siswa

Tabel 3. 16 Pedoman Penskoran Angket Siswa

Pilihan Jawaban Pernyataan

Positif Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

Setelah pemberian skor pada setiap jawaban siswa pada angket, selanjutnya dihitung skor total dari masing-masing siswa. Kemudian menghitung presentase motivasi belajar siswa dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

H : persentase motivasi belajar siswa

(70)

Setelah dikonversi kedalam bentuk persen, kemudian menentukan kriteria motivasi belajar siswa berdasarkan kriteria penilaian berikut:

Tabel 3. 17 Hasil Kategori Angket Motivasi Belajar

b. Analisis Data Motivasi Belajar Secara Keseluruhan

Setelah diperoleh klasifikasi motivasi belajar dari setiap individu, selanjutnya dapat dilihat motivasi belajar siswa secara keseluruhan dengan menggunakan tabel kriteria di bawah ini (Kartika Budi, 2001:55).

Tabel 3. 18 Kriteria Efektivitas Motivasi Belajar Seluruh Siswa Jumlah yang Memperoleh Nilai penelitian dan pengembangan. Terdapat tiga belas langkah namun penelitian dan pengembangan ini hanya dilakukan tujuh langkah yaitu sampai pada tahap uji coba terbatas. Berikut ini skema penelitian dan pengembangan:

Interval Skor (%) Kriteria

Sangat Rendah

Rendah

Cukup

Tinggi

(71)

1. Penelitian Terhadap Produk yang Telah Ada

Pada tahap pertama ini, peneliti mengkaji alat peraga prisma yang sering digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Studi Literatur

Pada tahap ini peneliti mencari penelitian-penelitian yang relevan terkait penggunaan alat peraga. Studi literatur juga berdasarkan pengalaman yang pernah dialami oleh peneliti saat melakukan praktek mengajar di sekolah dan juga berdasarkan dari pengalaman diri sendiri terkait dengan materi luas permukaan prisma.

3. Perencanaan Pengembangan Alat Peraga

Peneliti setelah melakukan penelitian terhadap produk yang telah ada dan studi literatur yaitu membuat desain alat peraga. Hal-hal yang dilakukan peneliti saat mendesain alat peraga yaitu merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran, membuat perangkat pembelajaran, dan membuat alat peraga.

4. Pengujian Internal Desain

(72)

5. Revisi Desain

Revisi desain dilakukan setelah pengujian internal desain dari para ahli. Kritik dan saran yang diberikan oleh para ahli digunakan untuk merevisi alat peraga agar semakin baik.

6. Pembuatan Produk

Pada tahap ini peneliti membuat produk sesuai dengan desain alat peraga yang telah direvisi.

7. Uji Coba Terbatas

(73)

54 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengembangan Produk

1. Penelitian Terhadap Produk yang Telah Ada

Berdasarkan pengalaman peneliti selama berada di bangku Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi, peneliti melihat bahwa alat peraga bangun ruang prisma hanya berbentuk kerangka saja atau bangun ruang tertutup yang terbuat dari karton atau asturo atau yang lainnya. Selama masa PPL, peneliti juga melihat alat peraga yang ada sama halnya yang telah peneliti sebutkan sebelumnya. Peneliti melakukan observasi di SMP Kanisius Gayam untuk mengetahui alat peraga yang ada di sekolah tersebut. Alat peraga yang ada di sana juga sama halnya seperti alat peraga yang telah peneliti sebutkan sebelumnya.

Alat peraga yang berbentuk kerangka digunakan untuk menjelaskan banyaknya titik sudut, rusuk, dan sisi dari bangun ruang. Sedangakan alat peraga yang terbuat dari karton atau kertas mika atau yang lainnya biasanya digunakan untuk menjelaskan banyaknya sisi, luas permukaan, dan volume dari bangun ruang.

(74)

peraga yang digunakan yaitu dengan melepas atau menggunting alat peraga tersebut agar membentuk jaring-jaring.

Alat peraga yang digunakan memiliki kelebihan yaitu dapat menunjukkan unsur-unsur bangun ruang prisma, luas permukaan, dan volume bangun ruang. Namun alat peraga yang ada menurut peneliti masih memiliki beberapa kelemahan. Alat peraga yang berupa kerangka saja hanya bisa digunakan untuk menjelaskan unsur-unsur bangun ruang. Alat peraga bangun ruang yang terbuat dari karton atau kertas mika atau yang lainnya tidak bisa di bongkar untuk menunjukkan jaring-jaringnya. Meskipun alat peraga tersebut bisa di bongkar, alat peraga tersebut tidak akan tahan lama. Sama halnya dengan alat peraga dari bungkus snack biasanya hanya bisa digunakan sekali saja.

2. Studi Literatur

Gambar

Gambar 2. 1 Prisma Tegak Segitiga ABC.DEF
Gambar 2. 3 Prisma Segitiga ABC.DEF
Gambar 2. 4 Bangun Ruang Balok
Gambar 2. 5 Jaring-Jaring Bangun Ruang Balok
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menentukan volume bangun ruang (volume prisma segitiga dan tabung lingkaran) pada dasarnya adalah menghitung luas alas bangun datar dikalikan tinggi bangun ruang tersebut..

Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah (1) Menjelaskan Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Pemahaman Menentukan Luas Permukaan Bangun Ruang Siswa Kelas V SDN

konsep menentukan luas permukaan bangun ruang yang telah dipelajari pada tahap enaktif1. dan ikonik dengan menyelesaikan permasalahan-permasalahan menentukan

Guru dan siswa harus dapat mendiskusikan prinsip dan konsep yang ada dalam menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar berupa Kubus, agar siswa

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa dengan penerapan model pembelajaran ROPES menggunakan alat peraga pada materi pokok luas permukaan prisma dan

Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga konkret, siswa dapat mencari, menemukan, menentukan dan menarik kesimpulan bahwa rumus luas permukaan bola adalah

Selanjutnya, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep rumus luas layang-layang melalui pendekatan luas bangun datar segitiga dan persegi panjang

Berdasarkan hasil penelitian dalam menyelesaikan soal luas permukaan prisma untuk soal C4 (menganalisis) dapat diketahui bahwa subjek PA mampu menggunakan konsep