• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM cd098146fe BAB IBab 1 Pendahuluan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM cd098146fe BAB IBab 1 Pendahuluan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

Pendahuluan

1.1

Latar Belakang

Pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah Indonesia, bersama seluruh tingkat pemerintahan dari pusat sampai dengan pemerintah daerah dengan cara yang lebih terpadu, efisien, efektif serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat. Salah satu perwujudan pembangunan nasional tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang disiapkan secara lebih cerdas, terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan. Pendayagunaan sumber daya yang lebih optimal diharapkan ada diharapkan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan pemerataan pembangunan di berbagai daerah, penciptaan lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan dengan tetap menjaga daya dukung lingkungan.

Untuk mewujudkan hal tersebut perlu disiapkan perencanaan program infrastruktur yang dapat mendukung kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan secara terpadu. Departemen Pekerjaan Umum khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya mengambil inisiatif untuk mendukung Propinsi, Kabupaten/Kota untuk dapat mulai menyiapkan perencanaan program yang dimaksud khususnya Bidang PU/Cipta Karya sebagai embrio terwujudnya perencanaan program infrastruktur yang lebih luas. Dengan adanya Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya diharapkan Kabupaten/Kota dapat menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhannya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan serta mewujudkan lingkungan yang layak huni (livable).

Penyelenggaraan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, merupakan tanggung jawab bersama, antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, serta Pemerintah Kabupaten/Kota, yang diselenggarakan bersama dengan masyarakat dan dunia usaha. Pemerintah Pusat berperan dalam pengaturan, pembinaan, dan pengawasan, sedangkan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota memiliki peran yang lebih besar dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Dengan dengan kerjasama berbagai stakeholders pembangunan Bidang Cipta Karya, diharapkan 3 (tiga) strategic goals Kementerian Pekerjaan Umum dapat tercapai, yaitu (i) meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota dan desa, (ii) meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta (iii) meningkatkan kualitas lingkungan.

(2)

Dalam rangka peningkatan Standar Pelayanan Minimum bidang PU khususnya Cipta Karya, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara telah melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan.

Untuk 5 tahun kedepan maka perlu ditingkatkan investasi di bidang ini, dan perlu merinci pendanaan yang dibutuhkan pada setiap kegiatannya yang dituangkan dalam rencana program investasi jangka menengah (RPIJM) yang mempunyai jangka waktu pelaksanaan selama 5 tahun. Hal-hal yang perlu dikemukakan mengenai latar belakang penyusunan RPIJM antara lain mengenai:

1. pertumbuhan dan pembangunan Kabupaten Kutai Kartanegara yang dinamis membutuhkan penyediaan fasilitas yang layak, memadai, terjangkau, adil, pelayanan kepada publik yang semakin baik dan handal

2. permasalahan yang dihadapi Kabupaten Kutai Kartanegara baik keadaan ekonomi, sosial, budaya, kualitas dan kuantitas pelayanan publik, kondisi kapasitas aparatur pelaksana dan tata pemerintahan.

3. kurang meratanya pembangunan infrastruktur atau tidak tercapainya sasaran pembangunan yang tepat di seluruh daerah Kabupaten Kutai Kartanegara membutuhkan suatu acuan perencanaan yang menyeluruh.

4. potensi yang dimiliki sebagai masukan penting dari kebijakan payung yaitu RUTRW/K, RPJMN, RPJMD, dan Renstra Cipta Karya dan Renstra Dinas-Dinas belum bersifat operasional

5. kebutuhan program pembangunan dan strategi untuk mencapai sasaran program baik pada lingkup kabupaten/kota.

kebutuhan alat untuk mengoperasionalkan program atau kegiatan yang sudah dirinci menurut sektor dan bidang yang sudah memiliki besaran/kuantitas, lokasi, indikasi kebutuhan kriteria perkiraan biaya dan penanggung jawab kegiatan.

1.2

Maksud dan Tujuan RPIJM Bidang PU / Cipta Karya

Maksud penyiapan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur adalah untuk mendorong terwujudnya kemandirian daerah dalam penyelenggaraan pembangunan kawasan perkotaan dan perdesaan yang berkelanjutan serta terintegrasi dalam pengembangan wilayah dalam rangka mengembangkan kehidupan sosial yang adil dan demokratis, aman damai serta kehidupan ekonomi nasional yang lebih sejahtera.

(3)

pada Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya No.Pr.02.03.Dc/496 tentang Penyusunan RPIJM Bid. CK/PU kab/kota, dan dengan pendampingan dari Satgas RPIJM Bid. PU/Cipta Karya Provinsi Kaltim.

1.3

Acuan Peraturan dan Perundangan

Dasar acuan penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Kutai Kartanegara ini adalah sebagai berikut:

Undang-Undang (UU)

 UU No. 02 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum;

 UU No. 01 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;  UU No. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun;

 UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;  UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah;

 UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional;  UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal;

 UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;  UU No. 07 Tahun 2004 Tentang Sumberdaya Air;

 Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Daerah.

 UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;  UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;

 UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

 UU No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan;

 UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.

Peraturan Pemerintah (PP)

 PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

 PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah;

 PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;

 PP No. 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan;  PP No. 07 Tahun 2008 Tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;  PP No. 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;

 PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

 PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

 PP No. 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah;

 PP No. 2 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri;

 PP No. 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah;  PP No. 5 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan;

 Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2005-2009;

 PP No. 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan SPAM;

(4)

 PP No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

 PP No. 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Penerapan Sistem Penyediaan Air Minum.

Peraturan Presiden (Perpres)

 Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;

 Perpres No. 05 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014;

 Perpres No. 13 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 67  Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan

Infrastruktur;

 Perpres No. 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;

 Perpres No. 56 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;

 Perpres No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia;

 Perpres No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

 Permen PU No. 14/PRT/M/2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian PU yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri;

 Permen PU No. 02/PRT/M/2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014;

 Permen PU No. 12/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengembangan SPAM;

 Permen PU No. 14/PRT/M/2010 Tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

 Permen PU No. 15/PRT/M/2010 Tentang Penggunaan DAK Bidang Infrastruktur;

 Permen PU No. 16/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung;

 Permen PU No. 01/PRT/M/2009 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan;

 Permen PU No. 10/PRT/M/2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Bidang PU yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL dan UPL;

 Permen PU No. 16/PRT/M/2008 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP);

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.:03/PRT/M/2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.51/PRT/2005 tentang Rencana Strategis Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2005-2009;

 Permen PU No. 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

 Permen PU No. 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum;  Permen PU No. 20/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM);

(5)

 Permen PU No. 494/PRT/M/2005 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Perkotaan (KSNP Kota).

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH)

 Permen LH No. 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib AMDAL;

 Permen LH No. 09 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum KLHS;  Permen LH No. 13 Tahun 2010 Tentang UKL – UPL dan SPPLH;

 Permen LH No. 14 Tahun 2010 Tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.

Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)

 Permendagri No. 57 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Perkotaan;

 Permendagri No. 33 Tahun 2008 Tentang Pedoman Hubungan Kerja Organisasi Perangkat Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

 Permendagri No. 57 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

 Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang direvisi menjadi Permendagri Nomor 59 Tahun 2007.

Peraturan Kementerian Lainnya

 Peraturan Menteri Bappenas No 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan KPS dalam Pembangunan Infrastruktur;

 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum;

 Keputusan Menteri PAN Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004 Tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil.

Peraturan Lainnya

 Edaran dari Departemen Pekerjaan Umum kepada Kepala Dinas PU/Cipta Karya/Permukiman Propinsi dan Bupati/Walikota seluruh Indonesia melalui Surat Edaran Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No: Pr.02.03.Dc/496; 9 Desember 2005;  Edaran dari Departemen Pekerjaan Umum kepada Gubernur Propinsi diseluruh Indonesia

melalui Surat Edaran Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No: Pr.02.03.Dc/459; 25 September 2007;

 Edaran dari Departemen Pekerjaan Umum kepada Kepala Dinas PU/Cipta Karya/Permukiman Propinsi melalui Surat Edaran Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No: Pr.02.03.Dc/583; 31 Oktomber 2007;

 RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2005-2010 yang ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara No 180.188/HK.210.a/2005; 10 November 2005.

1.4

Mekanisme dan Framework Penyusunan RPI2JM

(6)

Development Plan) di masing-masing daerah baik pada skala Propinsi maupun Kabupaten/Kota. RPIJM pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dari RPJMN dan RPJMD. Kebijakan spasial dalam RPIJM mengacu pada RTRW Nasional, Propinsi, Kabupaten/Kota sedangkan kebijakan sektoral/program dalam RPIJM mengacu pada RPJMN dan RPJMD 2004-2009 atau kelanjutannya serta Masterplan sektor yang ada. Bilamana suatu daerah belum mempunyai Rencana Tata Ruang maupun Masterplan Sektor (RIS) masih dapat dilakukan assement

berdasarkan kebijakan tata ruang maupun kebijakan sektoral yang ada.

Berikut skema-skema mekanisme dan framework penyusunan RPIJM:

Gambar 1-1

Kedudukan RPIJM Dalam Rencana Pembangunan Nasional

(7)

Gambar 1-2

Diagram Alir Penyusunan RPIJM

(Sumber: Buku Pedoman Penyusunan RPI2JM Bidang Ciptakarya)

RTRW Kab/Kot RPJP Daerah RPJP Daerah

Tingkat

Prasarana dan Sarana Masterplan Sektor

Tingkat Perumusan

(8)

1.5

Prinsip Penyusunan RPI2JM

Prinsip dasar RPI2JM secara sederhana adalah:

1) Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana investasi yang disusun.

2) Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan kawasan permukiman, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan bangunan gedung.

3) Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR). Masyarakat pun dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, misalnya dalam bentuk barang dan jasa.

4) Multi Stakeholder, yaitu melibatkan Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPIJM maupun pada saat pelaksanaan program. 5) Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabupaten/kota dan

(9)

1.6 Muatan Dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya

Sistematika pembahasan Laporan Pendahuluan dalam penyusunan Review RDTR Kecamatan Loa Janan diuraikan dalam beberapa pembahasan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini berisikan arahan konsep perencanaan Bidang Cipta Karya, antara lain amanat pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, MP3EI, MP3KI, KEK, dan Direktif Presiden), amanat peraturan perundangan terkait Pembangunan Bidang Cipta Karya, serta amanat internasional.

BAB II KONSEP PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

Pada bagian ini berisikan arahan konsep perencanaan Bidang Cipta Karya, antara lain amanat pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, MP3EI, MP3KI, KEK, dan Direktif Presiden), amanat peraturan perundangan terkait Pembangunan Bidang Cipta Karya, serta amanat internasional.

BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN KOTA

Bagian ini berisikan arahan RTRW Nasional (PP No. 26 Tahun 2008), RTRW Pulau, RTRW Provinsi, serta RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN). Indikasi program Bidang Cipta Karya pada RTRW Nasional, RTRW Pulau, RTRW Provinsi, maupun RTRW KSN yang terkait dengan kabupaten/kota setempat dipaparkan pada bagian ini. Tidak hanya memaparkan arahan kebijakan spasial, bagian ini juga memaparkan kedudukan kota pada rencana pengembangan kawasan khusus, antara lain dalam rangka pengembangan MP3EI dan KEK (jika kabupaten/kota tersebut termasuk dalam KPI MP3EI dan/atau kawasan pengembangan KEK)..

BAB IV PROIL KABUPATEN / KOTA

Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten/Kota seperti batas administrasi wilayah, demografi, geografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi wilayah.

BAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN / KOTA

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK), serta penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada skala Kabupaten/Kota maupun kawasan.

BAB VI ASPEK TEKNIS PER-SEKTOR

(10)

minum, dan rencana penyehatan lingkungan permukiman (PLP). Pada setiap sektor dijelaskan isu strategis, kondisi eksisting, permasalahan, dan tantangan daerah, analisis kebutuhan, serta usulan program dan pembiayaan masing-masing sektor.

BAB VII KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS

Bagian ini merupakan pengelompokan dari usulan aspek teknis per sektor pada Bab 6 menjadi usulan berdasarkan entitas regional, kabupaten/kota, kawasan, dan lingkungan. Khusus untuk entitas kawasan, pemilihan kawasan harus. pada Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) sesuai dengan amanat RTRW Kabupaten/Kota

BAB VIII ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL – UPL, dan SPPLH, serta perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya.

BAB IX ASPEK PEMBIAYAAN

Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kabupaten/Kota, profil investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta strategi peningkatan investasi bidang Cipta Karya.

BAB X ASPEK KELEMBAGAAN

Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di daerah yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis permasalahan dan rencana pengembangannya.

BAB XI MATRIKS RENCANA TERPADU DAN PROGRAM RPIJM BIDANG CIPTA KARYA

Gambar

Gambar 1-1 Kedudukan RPIJM Dalam Rencana Pembangunan Nasional
Gambar 1-2 Diagram Alir Penyusunan RPIJM

Referensi

Dokumen terkait

Harga merupakan salah satu item pertimbangan yang masuk dalam kategori lapis kedua. Ini terungkap dalam wawancara dengan Ibu Maya yang menjelaskan pada darsarnya kwalitas

makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya. Dan demi jiwaku yang ada di tangan- Nya, sungguh jika ada seseorang yang

Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Psikologi UNIKA Widya Mandala Surabaya yang telah memberikan banyak informasi dan membantu penulis untuk menyelesaikan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis apakah Return On Asset, Return On Equity, Earnings Per Shares, dan Net Profit Margin berpengaruh secara

Oleh karena itu perlu dikaji mengenai partisipasi petani dalam program seribu hektar sistem tanam padi jajar legowo di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar,

menulis laporan akhir yang judul “Analisis Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan pada Dinas Pendapatan Kota Palembang ”. 1.2

Kadar air yang ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan yang sama, maka berat dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume juga akan meningkat

Maafkan jika aku telah mengusikmu,” ujar sang Prabu sambil berusaha melangkah.. “Sang Prabu,