BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin
Semen ionomer kaca telah digunakan secara luas dibidang kedokteran gigi. Sejak diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1971. Ionomer kaca adalah nama generik dari sekelompok bahan yang menggunakan bubuk kaca silika dan larutan asam poliakrilat. Bahan ini mendapatkan namanya dari formulanya yaitu suatu bubuk kaca dan asam ionomer yang mengandung gugus karboksil. Semen ionomer kaca disebut juga semen polialkenoat. Perusahaan mencoba memberbaiki sifat-sifat dari semen ionomer kaca konvensional dengan memadukan resin sehingga bahan ini dikenal sebagai semen ionomer kaca modifikasi resin. Semen ionomer kaca modifikasi resin merupakan semen ionomer konvensional dimodifikasi dengan menambahkan gugus fungsional resin polimerisasi yang dikeraskan dengan sinar tampak biru.1
Semen ionomer kaca modifikasi resin digunakan sebagai bahan tambal untuk menahan tekanan yang rendah dan direkomendasikan untuk pasien dengan resiko karies yang tinggi. Restorasi ini lebih estetik daripada semen ionomer kaca karena adanya kandungan resin. Bahan ini dikembangkan untuk memperbaiki sifat dari semen ionomer kaca konvensional yaitu waktu kerja dan setting time yang lama, kekerasan yang rendah. Kelompok bahan ini telah dikenali dengan beberapa nama, termasuk semen ionomer kaca yang dikeraskan dengan sinar dan semen ionomer kaca yang dikeraskan dengan pengerasan ganda ( pengerasannya dengan reaksi asam-basa dan sinar).13
2.2Komposisi Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin
Bahan semen ionomer kaca modifikasi resin terdiri atas bubuk dan cairan, dimana bubuk terdiri atas silika (SiO2), alumina (Al2O3), Calcium fluoride (CaF2),
strontium, barium atau zinc oxide, inisiator pengerasan dan resin polimerisasi.3 Sementara cairannya harus disimpan dalam botol bewarna gelap karena untuk mencegah pengaruh sinar terhadap cairan. Isi cairan mempunyai komposisi yang bervariasi diantara produk yang beredar di pasaran tetapi secara umum terdiri atas asam poliakrilat, air, monomer metakrilat, 2-hydroxyehylmetacrylate (HEMA) dan katalisator peka cahaya.1 Pilihan bahan resin sangat terbatas kerena pada dasarnya semen ionomer kaca adalah material yang berbasis air dan juga bahan resin perlu larut dalam air. HEMA adalah bahan monomer monovinil yang bersifat hidrofilik dan sangat efektif yang akan segera larut dalam air.14
2.3Manipulasi Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin
Pada semen ionomer kaca modifikasi resin rasio bubuk dan cairan yaitu 1,6 g bubuk dan 1,0 g cairan. Bubuk harus diaduk sebelum dikeluarkan dan cairan diteteskan dalam arah vertikal.1 Bubuk dan cairan semen ionomer kaca modifikasi resin dalam proporsi yang tepat diletakkan pada kertas pad atau glass slab. Bubuk dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama dicampur dengan cairan dan diaduk rata menggunakan spatula plastis, lalu sisa bahan tadi ditambahkan. Waktu pencampuran selama 30 detik untuk menghasilkan konsistensi yang untuk penyemenan.3,18,19 Semen ionomer kaca modifikasi resin disinari dengan sinar tampak biru selama 30 detik sehingga mempercepat pengerasan semen. Semen ionomer kaca modifikasi resin dapat diaplikasikan pada gigi yang sudah bersih dan kering. Sebagian produk merokomendasikan penggunaan kondisioner untuk peningkatan ikatan pada dentin. HEMA merupakan allergen yang dapat berkontak sehingga dianjurkan harus
menggunakan sarung tangan.1
2.4Reaksi Pengerasan
Reaksi pengerasan seperti pada semen ionomer kaca adalah reaksi asam-basa pada saat bubuk pertama kali dicampur. Reaksi terjadi berlangsung lebih lambat sehingga memberikan waktu kerja yang lebih lama. Pengerasan bahan dipercepat
akan membantu reaksi silang (cross-linking) diantara gugus metakrilat. Bahan dapat menjadi keras dalam waktu 30 detik penyinaran. Jika tidak cukup sumber sinar yang ada maka bahan akan tetap menjadi keras dalam waktu yang lebih lama yaitu 15-20 menit. Aktivasi sinar akan membentuk jembatan garam alumunium dan akan dilanjutkan dengan reaksi asam basa setelah proses polimerisasi sampai proses pengerasan bahan sempurna. Sistem ini dikenal dengan proses curing disertai reaksi redoks. Kelebihan bahan ini bila sinar dari sumber sinar tidak cukup penetrasinya ke bahan karena ketebalan restorasi maka reaksi redoks dapat mengeraskan bahan bagian dalam restorasi.14
2.5 Sifat Fisik
Dengan tambahan bahan resin secara signifikan dapat meningkatkan berbagai sifat dari bahan semen ionomer.14 Sifat fisik semen ionomer kaca modifikasi resin lebih baik dibandingkan dengan semen ionomer kaca konvensional. Sifat-sifat tersebut antara lain kelarutan yang rendah ketika diuji dengan asam laktat, akan menyerap air selama beberapa waktu karena kandungan monomer yang hidrofilik dan warna tambalan lebih baik dalam menirukan warna alami email bila dibandingkan dengan semen ionomer kaca konvensional.16
2.6Sifat Mekanis
Semen ionomer kaca modifikasi resin memiliki sifat yang berbeda dengan bahan-bahan semen ionomer kaca konvensional. Sifat-sifat tersebut perlu diketahui agar dipahami keterbatasannya dan kemampuan maksimumnya. Sifat mekanis yang akan dibahas yaitu kekuatan tekan, kekuatan tarik dan kekerasan.
2.6.1 Kekuatan Tekan
Kekuatan tekan adalah stress maksimum yang dapat diterima oleh suatu bahan dalam tekanan tanpa terjadi fraktur. Kekuatan tekan semen ionomer kaca modifikasi resin yaitu 85-126 Mpa.16
2.6.2 Kekuatan Tarik
Secara umum semen ionomer kaca modifikasi resin kekuatan tekan dan kekuatan tarik lebih tinggi daripada semen ionomer konvensional. Kekuatan tarik yaitu 13-24 Mpa.16
2.6.3 Kekerasan
Kekerasan juga digunakan sebagai indikasi dari resistensi terhadap abrasi. Secara umum hardness didefinisikan sebagai ketahanan permukaan suatu material terhadap goresan atau lekukan. Kekerasan semen ionomer kaca modifikasi resin yaitu 40 KHN lebih baik daripada semen ionomer konvensional.3
2.7 Uji Kekerasan Vickers
Uji kekerasan vickers menggunakan diamond indenter basis berbentuk squre dengan sudut yang terbentuk antara sisi yang berlawanan sebesar 1360. Metode ini untuk menguji kekerasan permukaan material dan dapat digunakan untuk mengukur kekerasan bahan tambal gigi.
Uji kekerasan material yang dihitung dari pemberian beban oleh diamond indenter berbentuk piramid dengan puncak sudut 1360. Permukaan akan terkena tekanan tertentu untuk jangka waktu tertentu melalui diamond indenter berbentuk piramid tersebut. Diagonal lekuk yang dihasilkan diukur dibawah mikroskop. Beban bervariasi 1-120 kg (10-1200 N). Uji vickers ini sangat berguna dalam mengukur kekerasan material yang kecil dan sangat keras.16
Gambar 1. Pengujian vickers hardness test
Kekerasan permukaan hasil indentasi dengan Vickers Hardness Test dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan rumus: F = Beban
d = Rata-rata panjang diagonal dari d1 dan d2 (mm) HV = Vickers Hardness
2.8Bahan Pemutih Gigi
Material pemutih bertindak sebagai material pengoksidasi (oksidator) atau sebagai pereduksi (reduktor). Hampir semua material pemutih adalah oksidator, dan untuk ini cukup banyak tersedia preparatnya. Material yang banyak dipakai adalah larutan hidrogen peroksida dengan berbagai kekuatan, natrium perborat, dan
d= (d1+d2)/2
karbamid peroksida. Natrium perborat dan karbamid peroksida adalah zat kimia yang secara bertahap terdegradasi sehingga melepaskan hidrogen dengan kadar yang rendah. Hidrogen peroksida dan karbamid peroksida hanya diindikasikan untuk pemutihan eksterna sementara natrium perborat sebagian besar digunakan untuk pemutihan interna. Semuanya terbukti efektif.15
2.9Macam-Macam Bahan Pemutih Eksterna
1. Karbamid Peroksida
Karbamid peroksida yang juga disebut nama urea hidrogen peroksida dengan rumus molekul CH2N2OH2O2 dengan berat molekulnya 94,07 dan merupakan agen
bleaching, antiseptik dan desinfektan. Karbamid peroksida tidak berbau, tidak toksik dan berbentuk kristal putih yang dapat larut dalam alkohol, eter dan air, kombinasi urea dan hidrogen peroksida.6
Karbamid peroksida yang ada di pasaran tidak hanya mengandung karbamid peroksida, akan tetapi juga mengandung bahan tambahan lain misalnya polimer karboksi polimetilen (karbopol), fenasitin, trietanolamin, gliserol dan anhidra. Karbopol berfungsi untuk menambah kekentalan dan daya lekat, memperlambat proses pelepasan oksigen karbamid peroksid, serta bertahan lebih lama.17
Karbamid peroksida digunakan pada pemutihan eksterna dan dikaitkan dengan berbagai kerusakan gigi dan jaringan lunak disekitarnya ( biasanya ringan). Material ini dapat mempengaruhi kekuatan resin komposit serta penutupannya dan meningkatkan proses korosi amalgam. Oleh karena itu, material ini harus dipakai dengan sangat hati-hati, biasanya dibawah pengawasan ketat dokter gigi.15
2. Hidrogen Peroksida
Hidrogen peroksida berbentuk cairan jernih, sangat tidak stabil, tidak berbau dan bersifat asam. Konsentrasi hidrogen peroksid yang melebihi 10% bersifat kaustik dan sangat mengiritasi jaringan sehingga pemakaiannya harus hati-hati. Daerah yang
merupakan oksidator kuat, mudah dicampur dengan air, alkohol atau eter. Hidrogen peroksid cenderung melepaskan onasen atau menangkap elektron sehingga berfungsi sebagai oksidator.17
2.10 Prosedur Pemutihan dengan Karbamid Peroksida
Ada 2 cara pemutihan gigi dengan menggunakan karbamid peroksida dengan
home bleaching dan in office bleaching.7 Home bleaching menggunakan 10-16%
karbamid peroksida dengan meletakkannya pada cetakan atau tray yang terbuat dari plastik dan diaplikasikan pada gigi selama 4-8 jam.8 Proses pemutihan dapat berlangsung 7-14 hari.6 In office bleaching yang pemutihan gigi dilakukan oleh dokter gigi selama 1-2 jam diruang praktek dengan menggunakan konsentrasi
karbamid peroksida 35%.6
2.11 Kerangka Konsep
Semen ionomer kaca modifikasi resin restorative cement
Perubahan kekerasan Aplikasi karbamid peroksida 16%
2.12 Kerangka Teori
Semen ionomer kaca modifikasi resin Komposisi Alumina (Al2O3) Alumunium fluoride • Silika • Alumina • Calcium fluoride • Sodium fluoride • Alumunium phospat • Alumunium fluoride • Lanthanum • Strontium • Barium • Inisiator pengerasan • Resin polimerisasi Sifat Sifat fisik Sifat mekanis Kekuatan tekan Kekuatan tarik Kekerasan Karbamid peroksida 16 % Kelarutan Penyerapan air