• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NIDAUL HIKMAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NIDAUL HIKMAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 - Test Repository"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA DAN

MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI SISWA

DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT)

NIDAUL HIKMAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN

2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

NAZDIROH NUR CHAYATI

NIM. 11508019

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA DAN

MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI SISWA

DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT)

NIDAUL HIKMAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN

2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

NAZDIROH NUR CHAYATI

NIM. 11508019

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

IBTIDAIYAH

(4)
(5)

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

(6)

SKRIPSI

PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM

TERPADU (SDIT) NIDAUL HIKMAH SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

DISUSUN OLEH NAZDIROH NUR CHAYATI

11508019

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Kependidikan Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada

tanggal April 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd.

Sekretaris : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

Penguji I : Dra. Nur Hasanah, M.Pd.

Penguji II : Fatchurrohman, M.Pd.

Penguji III : Drs. Ahmad Sulthoni, M.Pd.

Salatiga, April 2014 Ketua STAIN Salatiga

(7)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nazdiroh Nur Chayati

NIM : 11508019

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan dari orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 08 Maret 2014

Yang menyatakan,

(8)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

َدَج ْنَم

دَجَو

Siapa yg bersunggug-sungguh maka akan berhasil”

اًرْسُي ِرْسُعلْا َعَم نإ

“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan penuh cinta,

Skripsi ini ku persembahkan untuk :

Orang tuaku, Bapak M.Slamet Chayatun dan Ibu Wahyuni

yang tak pernah jemu mendukung serta mendoakanku

dengan penuh kasih sayang

 Adikku v3 dan smua keluarga, terimakasih do’a dan suport nya

 Ms Mu’alim yang setia menunggu dan tak bosan memberi

semangat, nasehat serta do’anya

Teman-teman PGMI 2008 serta teman-teman PPTI Al-falah

(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan taufiq-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis sanjungkan

kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membebaskan

umatnya dari belenggu kejahiliyahan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam. Adapun judul

skripsi ini adalah “PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA DAN

MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NIDAUL HIKMAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014”. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah berjasa dan senantiasa membantu kelancaran

proses pembuatan skripsi, baik berupa material maupun spiritual. Dengan penuh

kerendahan hati, penulis haturkan terima kasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag., selaku ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. selaku ketua Progdi PGMI STAIN

Salatiga.

3. Bapak Drs. H. Ahmad Sulthoni, M.Pd., dan Bapak Drs. Djoko Sutopo yang

telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan penuh keikhlasan serta

(10)

4. Seluruh tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk menilai

dan membantu menyempurnakan skripsi ini.

5. Segenap Bapak/Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah

memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selesai.

6. Kepala Sekolah dan Bapak/Ibu guru Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nidaul

Hikmah Salatiga yang telah memberikan kesempatan dan telah membantu

dalam pengumpulan data yang penulis butuhkan untuk melaksanakan

penelitian di SDIT.

7. Pengasuh PPTI Al-Falah Romo KH. Zoemri Rohib Wahab Sulaiman beserta

Ibu Hj. Latifah dan seluruh asatidz/asatidzah yang telah membina, mendidik,

dan mencurahkan ilmunya kepada penulis selama di pesantren.

8. Bapakku M. Slamet Chayatun dan Ibuku Wahyuni tersayang yang telah

mencurahkan pengorbanan dan do’a restunya sehingga putrimu berhasil

menyelesaikan studi S1 PGMI.

9. Adikku Fitri, Dek Likah, Mbk Ayuk serta seluruh keluarga yang telah

mendoakan untuk kelancaran penulisan skripsi ini.

10. Mas Mu’alim yang setia menunggu dan memberikan semangat serta do’anya.

11. Sahabatku tercinta Unul, Nia, Ragil, Rumi dan seluruh teman-teman PPTI

Al-Falah, khususnya mbak kantor dan kamar D26.

12. Rekan-rekan seangkatan PGMI 2008 yang telah saling mendukung dan

memberi semangat.

13. Semua pihak yang ikut serta memberikan dukungan dan do’anya dalam

(11)

Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini jauh dari

kesempurnaan,semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan serta pengetahuan

penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis

harapkan dalam kesempuranaan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi penulis sendiri

maupun pembaca pada umumnya serta bermanfaat bagi dunia pendidikan, bagi

agama, nusa, dan bangsa. Amin.

(12)

ABSTRAK

Chayati, Nazdiroh Nur. 2014. (11508019) Pengaruh Pola Asuh Orang tua Dan

Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Siswa Di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. H.A. Sulthoni, M.Pd.

Kata Kunci: Pola Asuh Orangtua, Motivasi Belajar, dan Prestasi Siswa.

Pola asuh orangtua dan motivasi belajar dapat memengaruhi prestasi belajar siswa. Hal ini perlu diperhatikan pengaruhnya terhadap siswa. Penelitian ini untuk mengetahui: (1) Bagaimanakah pola asuh orangtua di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014? (2) Bagaimanakah motivasi belajar di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014? (3) Bagaimanakah prestasi siswa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014? (4) Adakah pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi siswa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014? (5) Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi siswa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014? (6) Adakah pengaruh pola asuh orangtua dan motivasi belajar terhadap prestasi siswa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014?

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian korelasi, subjek penelitian sebanyak 100 responden, menggunakan

teknik sampel purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan instrument

kuesioner untuk menjaring data pola asuh orangtua, motivasi belajar, dan data nilai rata-rata rapor semester akhir untuk prestasi siswa.

Data penelitian yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik analisis varians tiga jalur. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Pola asuh orangtua untuk

kategori authoritarian 56 siswa (56%), authoritative 37 siswa (37%), permisif 7

siswa (7%), sehingga dapat dikatakan pola asuh orangtua tergolong authoritarian.

(2) Motivasi belajar untuk kategori tinggi 27 siswa (27%), sedang 54 siswa (54%), rendah 19 siswa (19%), sehingga dapat dikatakan motivasi siswa tergolong sedang. (3) Prestasi siswa terendah 76, tertinggi 90, rata-rata prestasi siswa 85,6, sehingga dapat dikatakan prestasi siswa tergolong tinggi. (4) Tidak ada pengaruh

pola asuh orangtua terhadap prestasi siswa setelah dilakukan analisis harga r

hitung lebih kecildari harga r tabel taraf signifikan 5% (0,18<3,10). 1%

(0,18<4,85) (5) Tidak ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi siswa setelah dilakukan analisis harga r hitung lebih kecil dari harga r tabel taraf signifikan 5% (0,94<3,10) 1% (0,94<4,85).(6) Tidak ada pengaruh antara pola asuh orangtua dan motivasi belajar terhadap prestasi siswa setelah dilakukan

analisis harga r hitung lebih kecil dari harga r tabel taraf signifikan 5%

(13)

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vii A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. RumusanMasalah ... 9

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ... 15

2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

1. Pengertian PolaAsuh Orangtua ... 28

(14)

3. Macam-macam Pola Asuh Orangtua ... 29

B. MotivasiBelajar ... 36

1. Pengertian Motivasi Belajar ... 36

2. Fungsi Motivasi Belajar ... 39

3. Macam-macam Motivasi Belajar ... 40

4. Hubungan Motivasi Dengan Belajar ... 42

C. Prestasi Siswa ... 43

1. Pengertian Prestasi Siswa ... 43

2. Fungsi UtamaPrestasi Siswa ... 44

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi PrestasiBelajar... 45

D. Hubungan Pola Asuh Orangtua, Motivasi Belajar, dan Prestasi Siswa ... 50

E. Pandangan Filosofis Tentang Pengaruh Belajar ... 52

BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 56

1. Profil Sekolah ... 56

C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis... 101

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 108

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 109

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Populasi Dan Sampel ... 17

Tabel1.2 Rancangan Data Anava Dua Jalan ... 22

Tabel1.3 Data Hasil Penelitian ... 23

Tabel1.4 Tabel Statistik ... 23

Tabel1.5 Rumus Unsur Tabel ... 24

Tabel 3.1 Kondisi Kelas ... 57

Tabel 3.2 Data Guru ... 58

Tabel 3.3 Data Rombel ... 61

Tabel3.4 Daftar Jumlah Siswa ... 63

Tabel3.5 Daftar Nama Responden ... 65

Tabel3.6 Jawaban Angket Pola Asuh Orangtua ... 67

Tabel3.7 Jawaban Angket Motivasi Belajar ... 72

Tabel3.8 Daftar Nilai Rapor ... 77

Tabel 4.1 SkorJawaban Angket Pola Asuh Orangtua ... 86

Tabel 4.2 SkorJawaban Angket Motivasi Belajar ... 89

Tabel 4.3 Prestasi Siswa Menurut Rapor ... 92

Tabel 4.4 Data Hasil Penelitian ... 95

Tabel 4.5 Tabel Statistik ... 97

Tabel 4.6 Tabel Statistik Induk ... 98

Tabel 4.7 Tabel Statistik Induk ... 98

Tabel 4.8 Tabel Statistik ... 99

(16)

DAFTAR GAMBAR

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Nota Pembimbing... 110

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 111

Lampiran 3 Surat Rekomendasi Penelitian ... 112

Lampiran 4 Surat Keterangan Keaktifan... 113

Lampiran 5 Lembar Konsultasi Skripsi ... 115

Lampiran 6 Angket ... 116

Lampiran 7 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 117

Lampiran 8 Tabel Nilai Kritis Distribusi Fpada Tingkat 5 Persendengan α = 0,05dan α = 0,01 ... 118

Lampiran 9 Dokumentasi Kegiatan Siswa SDIT ... 123

(18)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Prestasi belajar merupakan pencapaian hasil belajar siswa setelah

menempuh mata pelajaran tertentu, dalam hal ini dapat dilihat dari nilai rapor

yang diperoleh. Akan tetapi, pencapaian hasil belajar kadangkala tidak sesuai

dengan yang diharapkan sehingga berakibat pada hasil belajar siswa yang

menurun. Selain prestasi akademik juga dapat di lihat dari prestasi non

akademik seperti juara lomba. Masalah hasil belajar dan tingkat prestasi siswa

yang berbeda-beda diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pola

asuh orangtua dan motivasi belajarnya.

Faktor –faktor yang mempengaruhi prestasi banyak jenisnya, akan tetapi

dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor

ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang

belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu

(Slameto, 1991:56).

Pola asuh orangtua merupakan faktor ekstern yang memengaruhi prestasi

siswa karena orangtua berperan penting dalam kebiasaan belajar anak, anak

mengikuti cara belajar yang diajarkan orangtua dan orangtua akan

memberikan dampak terhadap hasil belajar anak. Cara orangtua mendidik

anaknya berbeda-beda, ada yang menggunakan pola asuh bersifat penyabar,

ada yang sangat menuntut, dan ada juga yang tidak pernah sama sekali

(19)

Sesuai dengan pendapat Baumrind dalam Muallifah (2009:45), pola asuh

dibagi dalam tiga macam, yaitu pola asuh authoritarian (otoriter), pola asuh

authoritative, dan pola asuh permisif. Dengan adanya perbedaan pola asuh

yang digunakan orangtua dalam memberikan perhatian kepada anak-anaknya,

maka berbeda pula cara orangtua dalam memberikan motivasi belajar kepada

anaknya.

Pernyataan tersebut telah di terangkan dalam hadits Rasulullah Saw.:

َلوُي لَِّإ ٍدْوُلْوَم ْنِم اَم

ِوِناَسِّجَُيُ ْوَأ ِوِناَرِّصَنُ ي ْوَأ ِوِناَدِّوَهُ ي ُهاَوَ بَأَف ِةَرْطِفْلا ىَلَع ُد

“Tidak ada anak yang dilahirkan, kecuali dilahirkan atas kesucian. Dua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”.(HR.

Bukhori)

Hadits tersebut mengandung makna bahwa sesungguhnya kesuksesan

dan masa depan anak tergantung dari bagaimana orangtua mendidik dan

membimbingnya.

Disamping hal tersebut, diterangkan bahwa setiap anak yang terlahir

sesungguhnya sudah memiliki potensi, namun potensi itulah yang kemudian

bisa menghasilkan sesuatu yang maksimal, jika diasah oleh lingkungan

keluarga dan sekitar dengan baik (Muallifah, 2009:57).

Pada buku karya M.Musrofi (2010:169-171), beliau melihat dari berbagai

cerita sejarah bahwa orang-orang besar (baca: orang hebat dan berguna bagi

sesama) ternyata hasil didikan ibu mereka, seperti Imam Syafi,i. Beliau

menjadi hebat karena ibunya. Sejak usia dua tahun, ibunda memboyong

beliau ke Mekah kemudian belajar bahasa di Suku Hudzail yang dikenal

paling fasih, sehingga beliau tidak hanya terkenal sebagai ahli fikih saja, akan

(20)

dan sejak umur tujuh tahun telah hafal Al-Qur’an. George Washington,

presiden Amerika Serikat, menuliskan bahwa beliau dididik oleh

ibunya,”Ibuku adalah wanita paling cantik yang pernah kulihat. Semua

keberhasilan saya, dalam hal pendidikan, moral, intelektual, dan fisik, saya

terima dari ibu saya. Albert Einstein juga mendapatkan motivasi dan

pendidikannya diambil alih oleh ibunya ketika beliau dikatakan bodoh

gurunya.

Hal tersebut sesuai juga dengan pendapat Vygostky dalam Muallifah

(2009:6), keberhasilan seorang anak sangat didukung oleh lingkungan yang

ada di sekitarnya. Jika lingkungan atau orangtua mampu memahami potensi

anak kemudian mendukung mengembangkan dalam hal apapun yang bersifat

positif, maka anak akan berkembang dengan maksimal. Akan tetapi bila

orangtua tidak mendukung atau malah menghambat dan selalu memaksakan

kehendaknya tanpa mempedulikan keinginan anak, maka potensi anak pun

tidak akan berkembang bahkan akan mengalami kegagalan. Sesuai pula

dengan teori Baumrind dalam Muallifah (2009:42), pola asuh pada prinsipnya

merupakan parental control, yakni bagaimana orangtua mengontrol,

membimbing, dan mendampingi anak-anaknya untuk melaksanakan

tugas-tugas perkembangannya menuju pada proses pendewasaan.

Banyak orangtua masa kini yang lebih mementingkan bekerja untuk

mendapatkan uang banyak tanpa memberikan perhatian kepada anak-anaknya

sehingga anak kurang terkontrol dalam masalah pergaulan maupun

(21)

bahwa itu adalah suatu cara yang sudah cukup untuk memberikan perhatikan

kepada anaknya. Padahal seorang anak tidak hanya membutuhkan perhatian

materi saja akan tetapi kasih sayang dan pengontrolan.

Hubungan dekat antara orangtua dan anak sangat diperlukan sekali.

Dilihat dari fenomena yang terjadi, banyak anak yang mengalami kenakalan

remaja dan prestasi sekolahnya menurun bahkan berantakan, ini diakibatkan

karena broken home atau orangtua yang sibuk bekerja tanpa meluangkan

waktu untuk anaknya.

Dalam syari’at islam telah diajarkan bahwa mendidik dan membimbing

anak bagi orangtua merupakan suatu kewajiban karena anak merupakan

amanat yang harus dipertanggung jawabkan. Rasulullah saw. memerintahkan

umatnya agar orangtua senantiasa memberikan perhatian dan mendidik

anaknya dengan budi pekerti yang baik.

Sabda Rasulullah dari Ibn Majjah :

ْنَع ُثِّدَُيُ ِكِلَام َنْب َسَنَا ُتْعَِسَ

: َلاَق َم لَسَو ِوْيَلَع الله ى لَص الله ِلْوُسَر

)وجام نبا هاور( ْمُهَ بَدأ وُنِسْحأَو ْمُكَدَلَّْوَأْوُمِرْكأ

“Aku mendengar Anas ibn Malik menceritakan tentang RasullulahSAW yang bersabda:Muliakanlah anak-anak kalian dan didiklahmereka dengan budi pekerti yang baik.(H.R. Ibnu Majah).”

Al-qur’an Surat at-Tahrim ayat 6, menerangkan juga tentang hal tersebut.

Bahwa, perintah memelihara keluarga, termasuk anak, bagaimana orangtua

bisa mengarahkan, mendidik, dan mengajarkan anak agar dapat terhindar dari

(22)

ِْلاَو ُسا نلا اَىُدوُقَو اًراَن ْمُكيِلْىَأَو ْمُكَسُفنَأ اوُق اوُنَمآ َنيِذ لا اَهُّ يَأ اَي

ٌظ َلَِغ ٌةَكِئ َلََم اَهْ يَلَع ُةَراَج

َنوُرَمْؤُ ياَم َنوُلَعْفَ يَو ْمُىَرَمَأ اَم َ للَّا َنوُصْعَ ي َلَّ ٌداَدِش

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS. at-Tahrim, 66:6).

Hasil survei yang telah peneliti lakukan di Sekolah Dasar Islam (SDIT)

Nidaul Hikmah Salatiga yaitu, terdapat anak yang mengaku sering membuat

gaduh di kelas bahkan anak tersebut bangga apabila melakukan sikap

tersebutsikap ini menunjukkan bahwa semangat motivasi siswa dalam

bersekolah atau belajar kurang. Akan tetapi sebagian anak yang sangat

memperhatikan gurunya ketika memberikan pelajaran, anak tersebut memilih

diam dan memperhatikan guru daripada membuat gaduh, bahkan ia sering

bertanya apabila ada pelajaran yang belum paham, demikian menandakan

semangat motivasi belajar siswa tinggi.

Peneliti mengamati bahwa sebagian orang tua memang memberikan

perhatian khusus untuk siswa atau anaknya dalam hal memberikan semangat

motivasi agar anaknya dapat meraih prestasi yang tinggi. Suatu contoh pola

asuh orangtua yang mendukung prestasi anaknya adalah memberikan

tambahan pelajaran seperti privat dll, ada juga orangtua yang memberikan

perhatian dengan cara mengantar jemput anaknya agar anak tersebut

bersemangat dalam belajar dan terkontrol kehadirannya di sekolah.

Akan tetapi ada pula orangtua yang terlalu sibuk bekerja sehingga kurang

memberikan waktu dan perhatian untuk anaknya, maka tak jarang ada anak

(23)

kurangnya perhatian dari orangtuanya. Banyak orangtua yang beranggapan

bahwa anak mereka setelah diserahkan kepada guru di sekolah maka lepaslah

hak dan kewajibannya untuk memberikan pendidikan kepada mereka. Semua

tanggung jawabnya telah beralih kepada guru di sekolah, apakah menjadi

pandai atau bodoh anak tersebut, akan menjadi nakal atau berbudi pekerti

yang baik dan luhur, maka itu adalah urusan guru di sekolah.

Orangtua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya,

misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak

memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan

anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan/

melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau

tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan

yang dialami dalam belajarnya dll, dapat menyebabkan anak tidak/kurang

berhasil dalam belajarnya. Mungkin anak atau siswa sendiri sebenarnya

pandai, tetapi karena cara belajarnya tidak teratur, maka anak mengalami

kesulitan dalam belajar sehingga nilai atau prestasi yang ia dapatkan

mengalami penurunan. Hal ini dapat terjadi pada siswa yang kedua

orangtuanya terlalu sibuk dengan pekerjaannya atau mungkin memang ada

sebagian orangtua yang tidak mencintai anaknya.

Sedangkan mendidik anak dengan memanjakannya adalah cara mendidik

yang kurang baik. Orangtua yang tidak tega memaksa anaknya belajar,

bahkan membiarkan saja anaknya tidak belajar dengan alasan segan adalah

(24)

nakal, berbuat seenaknya. Mendidik anak terlalu keras juga cara yang kurang

benar, karena anak akan diliputi rasa takut dan benci terhadap belajar, bahkan

bila terus menerus maka menjadikan anak mengalami gangguan kejiwaan

akibat tertekan.

Faktor lain yang memengaruhi prestasi siswa adalah faktor intern, salah

satunya yaitu motivasi belajar. Motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi

siswa karena motivasi merupakan pendorong siswa untuk lebih giat dan tekun

dalam belajar. Makin tepat motivasi yang diberikan, maka semakin baik hasil

yang diperolehnya.

Sardiman (2009:84) menegaskan, belajar sangat diperlukan adanya

motivasi. Motivation is an essential condition of learning. Hasil belajar akan

menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan,

akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa

menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Dalam buku teori belajar

dan pembelajaran karya Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2007:11)

menyatakan bahwa dalam proses belajar, motivasi intrinsik memiliki

pengaruh yang lebih efektif, karena motivasi intrinsik relatif lebih lama dan

tidak tergantung pada motivasi dari luar (ekstrinsik). Faktor-faktor internal

dan ekternal saling berintegrasi secara langsung atau tidak langsung dalam

mendukung dan mencapai prestasi belajar. Sehingga kedua faktor tersebut

menentukan kualitas hasil belajarsetiap siswa.

Faktor-faktor tersebut tidak selalu muncul bersamaan seperti fenomena

(25)

prestasi belajarnya baik, hal ini disebabkan adanya dorongan motivasi dalam

diri siswa sendiritinggi. Ada juga siswa yang orangtuanya memberikan pola

asuh yang sesuai tetapi dalam diri siswa sendiri tidak ada motivasi sama

sekali sehingga prestasi siswa menjadi menurun. Disamping itu ada siswa

yang kurang adanya motivasi diri tetapi orangtua selalu menanamkan pola

asuh dengan cara menekannya maka siswa tersebut juga dapat mencapai

prestasi tinggi walaupun psikologi siswa tersebut juga berpengaruh.

Dari berbagai fenomena tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan

sementara bahwa pola asuh dan motivasi belajar berpengaruh terhadap

prestasi siswa, untuk mengetahui lebih jelasnya maka penulis bermaksud

mengadakan penelitian ilmiah di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT)

Nidaul Hikmah Salatiga, Secara sederhana peneliti memberi judul

“PENGARUH POLA ASUH ORANGTUA DAN MOTIVASI BELAJAR

(26)

B. Rumusan masalah

1. Bagaimanakah pola asuh orangtua siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu

(SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga tahun pelajaran 2013/2014?

2. Bagaimanakah motivasi belajar siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu

(SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga tahun pelajaran 2013/2014?

3. Bagaimanakah prestasi siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT)

Nidaul Hikmah Salatiga tahun pelajaran 2013/2014?

4. Adakah pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi siswa di Sekolah

Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga tahun pelajaran

2013/2014?

5. Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi siswa di Sekolah

Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga tahun pelajaran

2013/2014?

6. Adakah pengaruh antara pola asuh orangtua dan motivasi belajar

terhadap prestasi siswadi Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nidaul

Hikmah Salatiga tahun pelajaran 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pola asuh orangtua siswa di Sekolah Dasar Islam

Terpadu (SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga tahun pelajaran 2013/2014.

2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa di Sekolah Dasar Islam

Terpadu (SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga tahun pelajaran 2013/2014.

3. Untuk mengetahui prestasi siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT)

(27)

4. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pola asuh orangtua

terhadap prestasi siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nidaul

Hikmah Salatiga tahun pelajaran 2013/2014.

5. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh motivasi belajar terhadap

prestasi siswa di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nidaul Hikmah

Salatiga tahun pelajaran 2013/2014.

6. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara pola asuh orangtua

dan motivasi belajar terhadap prestasi siswa di Sekolah Dasar Islam

Terpadu (SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga tahun pelajaran 2013/2014.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2011:96).Bentuk-bentuk hipotesis

penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Bila dilihat dari

tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga

yaitu: rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif

(perbandingan) dan asosiatif (hubungan). Oleh karena itu, maka bentuk

hipotesis penelitian juga ada tiga yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan

asosiatif/hubungan (Sugiyono, (2011:100).

Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah

deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri(Sugiyono,

2011:100).Adapun hipotesis deskriptif dari penelitian ini meliputi: pola asuh

(28)

sangat baik atau sedang atau rendah, motivasi belajar siswa di SDIT Nidaul

Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014 sangat tinggi atau sedang atau

rendah, prestasi belajar siswa di SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun

Pelajaran 2013/2014 sangat tinggi atau sedang atau rendah.

Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Ada pengaruh positif dan signifikan antara pola asuh orangtua terhadap

prestasi siswaSDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi belajar terhadap

prestasi siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014.

3. Ada pengaruh positif dan signifikan antara pola asuh orangtua dan motivasi

belajar terhadap prestasi siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun

Pelajaran 2013/2014.

E. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk pengembangan kajian

terhadap teori-teori belajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah dan guru

1) Diharapkan dapat menjadi hal pertimbangan untuk meningkatkan

pengembangan sekolah dalam pengawasan siswa mengenai

(29)

2) Sebagai bahan untuk meningkatkan kerjasama dengan orangtua

dalam pengawasan belajar siswa.

b. Bagi orangtua,

Untuk orangtua, sebagai bahan masukan agar lebih memperhatikan

dalam meningkatkan pola asuh dan motivasi belajar anaknya.

F. Definisi Operasional:

Untuk menghindari kesalahfahaman definisi pada penelitian ini maka

peneliti akan menjelaskan beberapa istilah sebagai batasan penelitian.

1. Pola asuh orangtua

Menurut Baumrind (Muallifah, 2009:42-43) pola asuh pada

prinsipnya merupakan parental control, yakni bagaimana orangtua

mengontrol, membimbing, dan mendampingi anak-anaknya untuk

melaksanakan tugas-tugas perkembangannya menuju pada proses

pendewasaan. Sedangkan Kohn mengatakan bahwa pola asuh merupakan

cara orangtua berinteraksi dengan anak yang meliputi pemberian aturan,

hadiah, hukuman, pemberian perhatian, serta tanggapan orang tua

terhadap setiap perilaku anak. Thresia Indira Shanti, Psi. M.Si.juga

berpendapat bahwa pola asuh merupakan pola interaksi antara orangtua

dan anak. Bagaimana sikap atas perilaku orangtua saat berinteraksi

dengan anak. Termasuk caranya menerapkan aturan, mengajarkan

nilai/norma, memberikan perhatian dan kasih sayang, serta menunjukkan

sikap dan perilaku yang baik, sehingga dijadikan contoh/panutan bagi

(30)

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa pola asuh

adalah suatu cara orangtua berinteraksi dengan anak dalam hal

mengontrol, membimbing, dan mendampinginya yang meliputi

pemberian aturan, hadiah, hukuman, pemberian perhatian, serta

tanggapan orangtua terhadap setiap perilaku anak sehingga dapat

dijadikan contoh/panutan bagi anaknya untuk berkembang menuju pada

proses pendewasaan.

Indikator dari pola asuh orangtua menurut Khon dalamMuallifah,

(2009:43) diantaranya:

a. Adanya pemberian aturan terhadap anak.

b. Suka memberikan hadiah pada anak..

c. Seringnya memberikan hukuman pada anak.

d. Adanya penerapan pemberian perhatian.

e. Tanggapan orangtua terhadap setiap perilaku anak.

2. Motivasi belajar

Menurut Mc. Donald (Sardiman A.M., 2009:73), motivasi adalah

perubahan energi pada seseorang yang ditandai dengan munculnya

feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

JamesO.Wittaker (Baharudin, 2010:163), mendefinisikan belajar sebagai

proses ketika tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

pengalaman.

Motivasi menurut Sultan Surya dan M. Hariwijaya (2008:V) adalah

(31)

umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang

ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan.

Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan

bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkahlaku

mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang

Maka motivasi belajar adalah suatu perubahan kekuatan energi

yang begitu besar untuk mendorong seseorang/siswa dalam melakukan

suatu proses tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah melalui latihan,

pengalaman, maupun praktek yang dapat mencapai melebihi kemampuan

logika serta didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Indikator dari motivasi belajar menurut Sardiman diantaranya:

1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu

yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

3. Lebih senang bekerja mandiri.

4. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalausudahyakinakansesuatu).

5. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

3. Prestasi siswa

Winkel (1996:162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu

bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam

melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.

Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa

(32)

setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. S. Nasution (1996:17) juga

berpendapat, prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai

seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat.

(http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi

-belajar/)

Kesimpulannya adalah prestasi belajar merupakan suatu bukti

kesempurnaan keberhasilan belajar dari usaha yang maksimal atau

kemampuan yang dicapai seseorang siswa dalam melakukan kegiatan

usaha-usaha belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapai.

Prestasi belajar siswa SDIT Nidaul Hikmah Salatiga Tahun

Pelajaran 2013/2014 pada penelitian ini diambil dari kesempurnaan

keberhasilan belajar siswa atau kemampuan yang dicapai siswa pada nilai

hasil ulangan akhir semester kenaikan kelas.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Dalam Sugiyono (2011:14) menyatakan bahwa, metode penelitian

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan

secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji

(33)

Peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap

obyek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (kausal), sehingga

dalam penelitiannya ada variabel independen dan dependen. Dari

variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2011:19)

Pada pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

kuantitatif. Sedangkan rancangan penelitiannya adalah penelitian

korelasi. Peneliti hanya mencari pengaruh antara variabel yaitu pola

asuh orangtua dan variabel yaitu motivasi belajar dengan variabel Y,

yaitu prestasi siswa.

Penelitian ini bermaksud meneliti pengaruh pola asuh orangtua dan

motivasi belajar terhadap prestasi siswa, dengan kata lainapakah pola

asuh orangtua dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi siswa.

Penelitian ini mengarah pada studi korelasi yang sejajar dengan teknik

angket.

Penelitian ini meliputi 3 variabel, yaitu pola asuh orangtua

( motivasi belajar ( ),dan prestasi siswa (Y). Asumsi dasar dari

penelitian ini adalah bahwa yaitu pola asuh orangtua, yaitu motivasi

belajar, dan Y yaitu prestasi siswa.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Islam (SDIT) Nidaul

(34)

3. Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:117). Saifuddin

Azwar (2010:77) juga mendefinisikan penelitian sebagai kelompok

subyek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian.

Subyek penelitian skripsi ini, siswa kelas lima dan enam Sekolah

Dasar Islam (SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga tahun ajaran 2013/2014 yang

diambil adalah 100 siswa. Adapun jumlah total semua keseluruhan siswa

adalah 518 siswa yang terdiri 283 siswa laki-laki dan 235 siswa

perempuan.

Secara terperinci, jumlah total siswa di setiap kelas sebagai berikut:

Tabel 1.1

Data Populasi dan Sampel Sekolah Dasar Islam (SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga

No Kelas Rombel

Jumlah Siswa

Lk+Pr

Lk Pr

1 I 4 57 43 100

2 II 4 52 45 97

3 III 4 61 38 99

4 IV 3 39 34 73

5 V 3 34 41 75

6 VI 3 40 34 74

(35)

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut(Sugiyono,2011:118).

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel

(Sugiyono,2011:118).

Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan

menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability

Sampling, Probability sampling meliputi, simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Non-probability sampling meliputi

,sampling sistematis,sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling(Sugiyono, 2011:119).

Non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2011:122). Purposive

sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2011:124). Oleh karena itu, teknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini menerapkan “purposive sampling”.

4. Metode Pengumpulan Data

a. Metode Interview (Wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono,

(36)

Metode ini digunakan untuk mengetahui informasi mengenai

profil Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga

tahun ajaran 2013/2014 serta data-data yang mendukung penelitian

ini agar tidak terjadi kekeliruan dari dokumen-dokumen yang telah

ada. Metode ini diterapkan pada siswa, guru, karyawan, dan orangtua

siswa untuk mengetahui keadaan Sekolah Dasar Islam Terpadu

(SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga tahun ajaran 2013/2014 dalam hal

kegiatan, prestasi ataupun data lainnya yang mendukung penelitian

ini.

b. Metode Kuesioner (Angket)

Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya

(Sugiyono,2011:199). Metode angket ini digunakan dalam penelitian

untuk mendapatkan data pokok tentang bagaimana pola asuh

orangtua, dan bagaimana motivasi belajar siswa Sekolah Dasar Islam

Terpadu (SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga tahun ajaran 2013/2014.

c. Metode Observasi

Sutrisno Hadi dalam Sugiyono(2011:203) mengemukakan

bahwa, observasi merupakan proses yang kompleks, suatu proses

yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di

antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

(37)

secara umum Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nidaul Hikmah

Salatiga yang bersifat pengamatan langsung, seperti mengamati

langsung proses kegiatan belajar mengajar siswa Sekolah Dasar

Islam (SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga tahun ajaran 2013/2014.

d. Metode Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang, (Sugiyono, 2011:329). Dalam penelitian

ini, metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang

bersifat dokumentasi, seperti biodata siswa, biodata guru dan

karyawan. Setelah data terkumpul, maka perlu dilakukan analisis

data melalui metode tertentu.

5. Instrumen Penelitian

Sugiyono mengungkapkan (2011:148),

Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.

Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel

penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti.

Dalam penelitian ini ada tiga instrumen yang perlu dibuat

(38)

1. Instrumen untuk mengukur pola asuh orangtua.

2. Instrumen untuk mengukur motivasi belajar.

3. Instrumen untuk mengukur prestasi siswa.

Bentuk angket yang digunakan adalah multiple choice (pilihan

ganda). Peneliti menggunakan skala ordinal (skala), dengan alternatif

jawaban setiap pertanyaan adalah A, B, C Skor adalah A adalah 3,

skor B: 2, dan skor C: 1. Jumlah pertanyaan atau soal angket

sebanyak 40 buah. Sumber datanya adalah siswa Sekolah Dasar

Islam (SDIT) Nidaul Hikmah Salatiga.

6. Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.

Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam

penelitian, yaitu statistik deskriptif, dan statistik infensial.

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisa data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.Untuk

hipotesis deskriptif, dalam menjawab rumusan masalah, peneliti

menggunakan rumus Analisis Varians.

Analisis Varians (Analysis of Variance), merupakan sebuah teknik

(39)

penelitian ini menggunakan rancangan analisis varians tiga jalur atau

rancangan faktorial tiga faktor. Model analisis untuk rancangan ABC

adalah analisis varians tiga jalur (jalur A, B, dan C). Pengaruh utama

(main effect) yang dapat diuji dalam rancangan ini ada tiga, yaitu

pengaruh utama faktor A (FA), pengaruh utama faktor B (FB), dan

pengaruh utama faktor C (FC). Pengaruh interaksi yang dapat diuji adalah

empat, yaitu pengaruh interaksi AB, AC, BC, ABC.

Langkah – langkah dalam anava ini adalah :

(40)

2. Membuat Data Hasil Penelitian

Tabel Statistik untuk Anava Dua Jalan dengan Tabel ( 3 x 3 )

(41)

3. Membuat Tabel Rumus Unsur Persiapan Anava

Tabel 1.5

Rumus Unsur Tabel Persiapan Anava Dua Jalan

(42)

e. JK dal =

 

Jika hasil uji hipotesis terdapat pengaruh interaksi yang signifikan (F

inter AB adalah signifikan), maka dilanjutkan dengan uji simple effect

dengan uji Tukey (jika n tiap kelompok sama) atau uji t- Scheffe (jika n sama atau tidak sama), dengan rumus sebagai berikut.

(43)

Isi dan sistematika skripsi penelitian kuantitatif dibagi menjadi tiga

bagian utama yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.

1. Bagian Awal

Cakupan bagian awal meliputi: sampul, lembar berlogo, judul,

persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian

tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar

tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

2. Bagian Inti

Dalam bagian inti penelitian ini, penulis membagi menjadi lima bab

yang saling berkaitan dan dapat dijelaskan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

Hipotesis Penelitian, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional,

Metode Penelitian (Pendekatan dan Rancangan Penelitian, Lokasi dan

Waktu Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian, Metode

Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian, dan Analisis Data), dan

Sistematika Penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pola Asuh Orangtua, Motivasi Belajar, Prestasi Belajar Siswa dan

Pola Asuh Orangtua dan Motivasi Belajar Pengaruhnya Terhadap

(44)

BAB III HASIL PENELITIAN

Pemaparan hasil penelitian berisi tentang Gambaran Umum Lokasi

dan Subyek Penelitian (Profil Madrasah, Visi, Misi, dan Tujuan

Madrasah), Struktur Organisasi, Kegiatan Madrasah, dan Responden

dan Penyajian Data.

BAB IV ANALISIS DATA

Dalam Bab ini berisi tentang, Analisis Deskriptif, Pengujian Hipotesis

danPembahasan.

BAB V PENUTUP

Berisi Kesimpulan dan Saran.

3. Bagian Akhir

Pada bagian akhir berisi: Daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan data

(45)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pola Asuh Orangtua

1. Pengertian Pola Asuh Orangtua

Pola asuh menurut Baumrind dalam Muallifah (2009:42-43), merupakan parental control, yakni bagaimana orangtua mengontrol, membimbing, dan mendampingi anak-anaknya untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangannya menuju pada proses pendewasaan. Sedangkan Kohn mengatakan bahwa pola asuh merupakan cara orangtua berinteraksi dengan anak yang meliputi pemberian aturan, hadiah, hukuman, pemberian perhatian, serta tanggapan orangtua terhadap setiap perilaku anak. Thresia Indira Shanti, Psi. M.Si. juga berpendapat bahwa pola asuh merupakan pola interaksi antara orangtua dan anak. Bagaimana sikap atas perilaku orangtua saat berinteraksi dengan anak. Termasuk caranya menerapkan aturan, mengajarkan nilai/norma, memberikan perhatian dan kasih sayang, serta menunjukkan sikap dan perilaku yang baik, sehingga dijadikan contoh/panutan bagi anaknya.

Dalam syariat agama Islam, mengajarkan bahwa mendidik dan membimbing anak merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim karena anak merupakan amanat yang harus dipertanggung jawabkan oleh orangtua. Orang tua harus mampu menerapkan pendidikan yang bisa membuat anak mempunyai prinsip untuk menjalankan hidupnya dengan positif, menjalankan ajaran agama Islam yang benar, sehingga mampu membentuk mereka menjadi anak yang mempunyai akhlaqul karimah, dan menunjukkan hal yang

bermanfaat.

Secara umum, pola asuh dalam Islam adalah mempersiapkan generasi muda yang memiliki moral yang mengacu dalam norma-norma Islam dan membentuk generasi yang shalih dan shalihah (Muallifah, 2009: 63).

2. Fungsi dan tujuan Pola Asuh

Fungsi dan tujuan Pola Asuh dalam buku karangan Muallifah

(2009: 43) adalah sebagai berikut:

a. Tujuan pola asuh menurut Hurlock yaitu untuk mendidik anak agar dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosialnya atau supaya dapat diterima oleh masyarakat.

(46)

juga adanya penerimaan dan tuntutan dari orangtua dan melihat bagaimana orangtua menerapakan disiplin.

Dalam konteks kultur Islam Indonesia, maka pengasuhan orangtua berdampak terhadap sosialisasi anak-anak di dalam stuktur keluarga yang bervariasi dan berdasarkan nilai-nilai kultur Islam Indonesia (Casmini, 2007 dalam Muallifah, 2009:4).

3. Macam-macam Pola Asuh Orangtua

Menurut Baumrind (1971:45) dalam Muallifah (2009:45), pola

asuh orangtua dibagi dalam tiga macam:

a. Pola Asuh Authoritarian (Otoriter)

Ciri-ciri pola asuh ini adalah:

1) Memperlakukan anaknya dengan tegas.

2) Suka menghukum anak yang dianggap tidak sesuai dengan keinginan orangtua.

3) Kurang memiliki kasih sayang. 4) Kurang simpatik.

5) Mudah menyalahkan segala aktivitas anak terutama ketika anak ingin berlaku kreatif.

(47)

mengatur kehidupan anak, sehingga anak tidak dibiarkan untuk

mengembangkan segala potensi yang dimilikinya termasuk kreavitasnya.

b. Pola Asuh Authoritative

Pola authoritative mempunyai ciri-ciri:

1) Hak dan kewajiban antara anak dan orangtua diberikan secara seimbang.

2) Saling melengkapi satu sama lain, orangtua yang menerima dan melibatkan anak dalam mengambil keputusan yang terkait dengan kepentingan keluarga.

3) Memiliki tingkat pengendalian tinggi dan mengharuskan anak-anaknya bertindak pada tingkat intelektual dan sosial sesuai usia dan kemampuan mereka, tetapi mereka tetap memberi kehangatan, bimbingan, dan komunikasi dua arah.

4) Memberikan penjelasan dan alasan atas hukuman dan larangan yang diberikan oleh orangtua kepada anak.

5) Selalu mendukung apa yang dilakukan oleh anak tanpa membatasi segala potensi yang dimilikinya serta kreativitasnya, namun tetap membimbing dan mengarahkan anak-anaknya.

Pola asuh authoritative ini, dapat dikatakan bahwa orangtua dalam bertindak atau bersikap kepada anak selalu memberikan alasan yang jelas kepada anak, mendorong untuk saling membantu dan bertindak secara obyektif. Orangtua tipe ini juga cenderung bersikap tegas, tetapi kreatif dan percaya diri, mandiri dan bahagia, serta memiliki tanggung jawab sosial.

Orangtua yang berpola asuh authoritative ini memiliki sikap bebas namun masih dalam batas-batas normatif. Anak dari orangtua berpola asuh

authoritative seperti ini akan tumbuh menjadi anak yang mandiri, tegas terhadap diri sendiri, ramah dengan teman sebaya, dan mau bekerja sama dengan

orangtua. Mereka juga kemungkinan berhasil secara intelektual dan sosial, menikmati kehidupan, dan memiliki motivasi yang kuat untuk maju.

c. Pola Asuh Permisif

(48)

1) Orangtua memberikan kebebasan kepada anak seluas mungkin. 2) Anak tidak dituntut untuk belajar bertanggung jawab.

3) Anak diberi hak yang sama dengan orang dewasa, dan diberi kebebasan yang seluas-luasnya untuk mengatur diri sendiri.

4) Orangtua tidak banyak mengatur dan mengontrol, sehingga anak tidak diberi kesempatan untuk mandiri dan mengatur diri sendiri dan diberikan kewenangan untuk mengontrol dirinya sendiri.

Sedangkan pola asuh ini, meliputi dua hal yaitu penerimaan orang tua dan tuntutan orang tua. Penerimaan orangtua adalah seberapa jauh orang

tuamerespons kebutuhan anak dengan cara-cara yang sifatnya menerima dan mendukung segala apapun yang dilakukan oleh anak. Tuntutan orang tua adalah seberapa jauh orang tua menuntut dan mengharapkan tanggung jawab dari tingkah laku anak-anaknya.

Casmini(2007) dalam Muallifah (2008:49) juga menyatakan bahwa pola asuh yang diterapkan orang tua sangat variatif. Ada orangtua yang hangat dan sangat menerima anaknya-anaknya, ada juga orang tua yang tidak pernah merespons dan selalu menolak apapun yang dilakukan oleh anak, ada orangtua yang selalu menuntut anak-anaknya agar sesuai dengan keinginannya, ada juga yang membiarkan anak-anaknya tanpa membimbing sama sekali.

Menurut Baumrind, ada beberapa cap untuk orang tua. pertama, orang tua yang sangat menerima namun tidak pernah ada tuntutan terhadap anaknya. Ini disebut indulgent (sangat sabar). Kedua, tipe orang tua yang sifat

penerimaan dan tuntutannya sama tingginya, maka disebut

orangtua otoritatif (pemberi wewenang). Ketiga, orang tua yang sangat menuntut perilaku anaknya. ini disebut orangtua otoriter. Keempat, orangtua yang tidak pernah menuntut sama sekali dan tidak menerima anaknya ini disebut tipe orangtua yang indifferent (tidak acuh atau penelantar).

Sedangkan menurut Hauser, model pola asuh bersifat interaktif anatara orangtua dan anak. Papalia dan Old, mengungkapkan bahwa, terdapat hubungan yang ambivalen (perasaan bertentangan) antara anak dengan orangtua, dalam arti anak mempunyai perasaan yang campur aduk, seperti halnya orangtua, yaitu kebimbangan antara menginginkan mandiri atau tetap bergantung pada dirinya.

Model pengasuhan menurut Papalia dan Old:

a. Pola asuh yang bersifat mendorong dan menghambat

Pola asuh ini dilakukan orangtua dalam berinteraksi dengan anak yang bersifat mendorong (enabling) dan juga bersifat

(49)

teori Baumrind. Dalam sifat ini mengandung komponen kognitif dan afektif.

b. Pola asuh yang bersifat mendorong (Enabling)

Maknanya yaitu adanya dorongan terhadap anggota keluarga untuk mengekspresikan pikiran-pikiran dan persepsi-persepsi mereka. Pengasuhan yang bersifat mendorong kognisi meliputi: memfokuskan pada pemecahan masalah, mengikutsertakan dalam berekplorasi tentang masalah-masalah keluarga, dan menjelaskan sudut pandang individu pada anggota keluarga yang lain. Pola asuh yang mendorong secara afektif adanya ekspresi empati dan penerimaan dari anggota keluarga lain.

c. Pola asuh yang bersifat menghambat

Pola asuh menghambat yang bersifat kognitif meliputi: mengalihkan anggota keluarga dari masalah-masalah yang mereka hadapi, tidak memberi atau menyambunyikan informasi pada anak, dan

mengabaikan anggota keluarga dari masalah-masalah keluarga. Sedangkan yang bersifat afektif meliputi: penilaian yang berlebihan (bersifat negatif atau positif) terhadap anggota keluarga dan

pandangan-pandangan mereka.

Berdasarkan teori Hauser, kelebihan darimodel pola asuh mendorong adalah anak menjadi lebih matang atau dewasa karena anak dilibatkan secara langsung dalam melakukan problem solvingterhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh keluarga. Rasa memiliki terhadap keluarga menimbulkan sifat empati jika anak melihat anggota keluarga sedang mengalami kesusahan. Sedangkan kelemahannya yaitu apabila keluarga menerapkan norma-norma kesopanan yang konvensional, maka orangtua akan merasa kecewa seolah-olah anak tidak menghargai orangtuanyakarena terbiasa bermusyawarah bersama untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Kelebihan pola asuh menghambat adalah orangtua lebih bersifat

membimbing dan menyembunyikan sesuatu yang bersifat sensitif karena takut anaknya akan merasa kecewa. Sedangkan kelemahannya adalah orangtua tidak mengarahkan anak menjadi lebih matang dan dewasa, menjadikan anak tidak memahami identitasnya karena dia selalu terbiasa tidak mandiri dan selalu dibimbing.

Dari berbagai macam model pola asuh orangtua, maka penulis akan menyimpulkan dan mengangkat empat model pola asuh yang akan dibahas dalam penulisan ini yaitu mengikuti pendapat Baumrind, pertama, orangtua yang sangat menerima namun tidak pernah ada tuntutan terhadap anaknya atau

(50)

Keempat, orangtua yang tidak pernah menuntut sama sekali dan tidak menerima anaknya.ini disebut tipe orang tua yang indifferent (tidak acuh atau penelantar).

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi menurut istilah berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti bergerak. Motivasi secara bahasa yaitu suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik,1992). Menurut Sardiman (2009:73) kata motif diartikan sebagai upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motif juga diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Motivasi berawal dari kata motif, maka dapat diartikan sebagai penggerak yang telah menjadi aktif. Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman , 2009:73).

Dalam buku teori belajar dan pembelajaran karya Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2007:11-13), menyatakan bahwa, motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi

mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Printich & Schunk,1996). Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang.

Menurut Wexley & Yukl (As’ad, 1987) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. Sedangkan menurut Mitchell (Winardi, 2002) motivasi mewakili proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu.

Motivasi menurut Gray (Winardi, 2002) merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.Morgan (Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut (motivated

(51)

dalam organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003).

Soemanto (1987) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai

suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan

reaksi-reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu bertujuan,

kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi

kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri

seseorang.http://www.duniapsikologi.com/pengertian-motivasi/

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri sesorang yang nampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan.

Beberapa definisi tentang belajar (Sardiman, 2009:20):

a. Cronbach : Learning is shown by a change in behavior as a result of experience.

b. Harold Spears : Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction.

c. Geoch : Learning is a change in performance as a result of practice. Dari ketiga definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik, kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.

Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya (Sardiman, 2009:20).

(52)

Sardiman (2009:85) menyatakan fungsi motivasi menjadi tiga yaitu: a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Disamping fungsi tersebut motivasi juga berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.

Sardiman (2009:84) menegaskan, belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Motivation is an essential condition of learning. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.

3. Macam-macam motivasi

Macam atau jenis motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi. Macam-macam motiasi menurut Sardiman (2009:86):

a. Motif-motif bawaan

Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa perlu dipelajari. Motif ini sering disebut motif yang diisyaratkan secara biologis. Arden N Frandsen memberi istilah jenis motif Physiological drives. b. Motif-motif yang dipelajari

Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Motif ini sering disebut motif yang diisyaratkan secara sosial. Sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia yang lain, sehingga motivasi itu terbentuk. Frandsen mengistilahkan dengan

(53)

c. Jenis atau macam motif lainnya adalah motif kebutuhan organis seperti minum, makan, bernafas, dll., kemudian motivasi jasmani yaitu seperti refleks, insting otomatis, nafsu, sedangkan motivasi rohaniah adalah kemauan yaitu soal terbentuk dari momen timbulnya alasan, memilih, putusan dan timbulnya kemauan.

d. Motivasi juga mempunyai macam lain yaitu motivasi intrinsik dan ektrinsik. Yang dimaksud intrinsik adalah motivasi yang aktif dan berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.

Motivasi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah motivasi dalam belajar untuk meraih prestasi yaitu timbul dari pembentukan dorongan diri sendiri karena dipelajari (Frandsen mengistilahkan dengan affiliative nedds ).

4. Hubungan motivasi dengan belajar

Motivasi merupakan sebuah konstruk psikologi yang memberikan banyak pengaruh terhadap belajar dan performasi melalui empat cara yaitu:

a. Motivasi meningkatkan energi siswa untuk melakukan aktivitas dengan sungguh-sungguh, intensif, dan memunculkan usaha yang keras.

b. Motivasi memberi arah bagi individu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ini berarti motivasi dapat mempengaruhi pilihan-pilihan manusia dalam membuat dan menghasilkan apa yang membuat mereka rasakan sebagai bentuk kepuasan.

(54)

memulai segala sesuatu berdasarkan tanggungjawab terhadap diri sendiri, dan siap menghadapi kesulitan.

d. Motivasi mempengaruhi strategi belajar dan proses kognitif yang digunakan siswa, sehingga akan memberikan perhatian terhadap sesuatu, mempelajari dan mempraktikannya, dan mencoba belajar secara penuh makna, juga meningkatkan kemauan untuk mencari bantuan pada saat siswa menghadapi kesulitan. (Esa Nur Wahyuni ,2009:40).

C. Prestasi Siswa

1. Pengertian Prestasi Siswa

Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah

kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing

(ZainalArifin, 1988:2). Muray dalam Beck (1990 : 290) mendefinisikan prestasi sebagai berikut :“To overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something difficult as well and as quickly as possible”(Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin).

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan

kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan

menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif,

informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam

Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi

(55)

Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat

dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut,

prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam

proses pembelajaran.

2. Fungsi Utama

Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dikaji, karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain:

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum pada manusia (Abraham H. Moslow, 1984), termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program pendidikan. c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Gambar

Tabel 1.1
                                                                      Tabel 1.2  Rancangan data anava dua jalan dengan tabel (Faktorial 3 x 3 )
Tabel 1.3 Data Hasil Penelitian
Tabel 1.5 Rumus Unsur Tabel Persiapan Anava Dua Jalan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum kita melihat lebih jauh tentang Sebelum kita melihat lebih jauh tentang profesi di bidang teknologi informasi, profesi di bidang teknologi informasi,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas dan stabilitas busa SDS ( Sodium Dodecyl Sulphate ) secara kontinu dan dinamik terhadap variabel perubahan

setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah penelitian. Perumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana Manfaat Hasil Belajar “Menyiapkan

[r]

adalah kemampuan surfaktan yang tetap dalam bentuk busa dan kemampuannya untuk. tidak

Berdasarkan hasil penelit ian ini dapat disimpulkan bahwa ikan-ikan uj i yang berasal dari wilayah pesisir Kot a Bandar Lampung mengandung l ogam berat Hg, Cu, Cd, dan Pb dalam

[r]

CA mengakses aplikasi layanan BRILink menggunakan aplikasi web browser atau aplikasi client mobile dari CAA sehingga pengembangan dan pembaharuan fitur layanan