ANALISIS PENERIMAAN PENGGUNA TERHADAP APLIKASI
PENGOLAHAN ADMINISTRASI DESA SECARA ELEKTRONIK (PADE)
DI KABUPATEN LAMONGAN MENGGUNAKAN
MODEL TASK TECHNOLOGY FIT (TTF)
SKRIPSI
MELINDA WERIDIANTI YUSUF
PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
ANALISIS PENERIMAAN PENGGUNA TERHADAP APLIKASI
PENGOLAHAN ADMINISTRASI DESA SECARA ELEKTRONIK (PADE)
DI KABUPATEN LAMONGAN MENGGUNAKAN
MODEL TASK TECHNOLOGY FIT (TTF)
SKRIPSI
MELINDA WERIDIANTI YUSUF NIM. 081016052
PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI
Skripsi ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam
Universitas Airlangga, diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi
kepustakaan, tetapi pengutipan harus seizin penyusun dan harus menyebutkan
sumbernya sesuai kebiasaan ilmiah.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan ridho-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan proposal
skripsi yang berjudul “Analisis Penerimaan Pengguna terhadap Aplikasi
Pengolahan Administrasi Desa Secara Elektronik (PADE) menggunakan model
Task Technology Fit (TTF)”.
Dalam menyusun proposal skripsi ini terdapat beberapa hambatan. Namun
atas kerja sama dengan berbagai pihak, semua itu dapat teratasi. Untuk itu, atas
terselesaikannya proposal skripsi ini, saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Eva Hariyanti, S.Si, MT,selaku Pembimbing I yang telah memberi
bimbingan penulisan proposal skripsi ini.
2. Drs. Eto Wuryanto, DEA, selaku Pembimbing II yang telah memberi
bimbingan penulisan proposal skripsi ini.
Saya menyadari sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan proposal akhir ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun, guna penulisan proposal akhir yang lebih baik lagi di masa yang
akan datang.
Surabaya, 19 Juli 2016
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
anugerah-Nya, sehingga skripsi dengan judul “Analisis penerimaan pengguna terhadap
aplikasi Pengolahan Administrasi Desa Secara Elektronik (PADE) di kabupaten
lamongan menggunakan Model Task Technology Fit (TTF)” ini dapat
terselesaikan.
Dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini, penulis banyak
menemui kendala. Namun, dengan adanya bantuan dari berbagai pihak,
akhirnya laporan penelitian ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis
tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang senantiasa memberikan segala berkat, kasih, dan karuniaNya
dalam kehidupan penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan secara penuh dalam
bentuk doa, semangat, kasih sayang, materi, dan motivasi hingga penulisan
skripsi ini terselesaikan.
3. Eva Hariyanti, S.Si, MT selaku dosen pembimbing I atas pengarahan,
kegigihan serta kesabaran dalam membimbing, memberikan ilmu,
pengalaman, pelajaran berharga, dan koreksi selama penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Eto Wuryanto, DEA selaku dosen pembimbing II atas pengarahan,
kegigihan serta kesabaran dalam membimbing, memberikan ilmu,
5. Drs. Kartono, M.Kom selaku dosen wali yang dengan sabar memahami
dan membimbing sejak awal masa perkuliahan hingga skripsi ini
terselesaikan.
6. Staf TU program studi Sistem Informasi yang telah membantu dalam keperluan
administrasi dan penjadwalan sidang.
7. Bapak Erfan, S.Sos, M.Si. Selaku Kepala Kantor Pengolahan Data Elektonik
(PDE) yang telah bersedia menjadi narasumber dan berbagi ilmu, serta
meluangkan waktu bagi penelitian penulis sehingga skripsi ini bisa
terselesaikan dengan baik.
8. Mas Tony dan Mas Isdianto yang bersedia membantu penulis memperoleh
data sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
9. Dedek Putri Lestari, S.Kom dan Aina Nur Af’ida, S.Kom yang bersedia
membantu penulis dengan membagikan referensi sehingga penulisan skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
10. Seluruh dosen program studi Sistem Informasi yang telah banyak
memberikan ilmu dan pengalaman sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
11. Segenap staff laboratorium komputer dan Tata Usaha yang telah
memberikan bantuan dan pelayanan yang baik selama proses penelitian
hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
12. Seluruh Keluarga besar S1 Sistem Informasi Universitas Airlangga 2010
pendapat dalam proses penulisan skripsi serta doa, dukungan, dan
motivasi yang telah diberikan kepada penulis
13. Ibu Soelastri, Ibu Afifah Mariana yang senantiasa memberi memotivasi dan
doa selama penulisan skripsi ini.
14. Candra Pramana Putra, Reda Novri Sandi, Deny Stevanus, dan Bayu S. yang
memberikan motivasi dan hiburan selama penulisan skripsi ini.
15. Agil Fitrah Febrianto, Aliv Nur Rachma Susanti, Rifda Nurella, Moch Ibnu
Hajar Rianto dan semua sanak saudara yang senantiasa memberi motivasi
Melinda Weridianti Yusuf. 2016. Analisis penerimaan pengguna terhadap aplikasi Pengolahan Administrasi Desa Secara Elektronik (PADE) di kabupaten lamongan menggunakan Model Task Technology Fit (TTF). Skripsi ini dibawah bimbingan Eva Hariyanti, S.Si, MT dan Drs. Eto Wuryanto, DEA. Program Studi S1 Sistem Informasi. Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.
ABSTRAK
Analisis penerimaan pengguna terhadap aplikasi Pengolahan Administrasi Desa Secara Elektronik (PADE) bertujuan untuk mengukur kepuasaan pengguna dan kemudahan penggunaan sistem informasi (user friendly) terhadap aplikasi. Aspek kepuasaan pengguna dapat diukur melalui evaluasi penerimaan aplikasi dengan penggunaan model Task Technology Fit (TTF). PADE merupakan aplikasi untuk mengolah data administrasi kependudukan, keuangan, pertanahan, dan potensi desa serta pengolahan administrassi surat menyurat secara cepat, efektif, efisien, dan akurat serta dapat dipertanggung jawabkan dengan menggunakan teknologi berbasis elektronik.
Penelitian ini adalah penelitian survey dan diadaptasi dari model TTF dengan menyebarkan kuesioner secara langsung kepada 86 Sekretaris Desa atau perangkat desa di Kelurahan Kabupaten Lamongan. Data kuesioner dianalisis menggunakan metode Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) dengan tools SmartPLS. Proses analisis PLS-SEM diawali dengan evaluasi model pengukuran. Selanjutnya dilakukan evaluasi model struktural. Hasil analisa PLS-SEM kemudian diinterpretasikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa evaluasi model pengukuran telah valid, reliabel, dan dapat diterima secara substansial berdasarkan hasil pengujian data. Selanjutnya hasil evaluasi model struktural yang diperoleh menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap minat pemanfaatan Aplikasi PADE antara lain Karakteristik Teknologi, dan Dampak Kinerja. Rekomendasi agar perilaku penggunaan aplikasi PADE meningkat dan dapat dicapai dengan beberapa tindakan. Pihak Pengolahan Data Elektronik (PDE) harus menggali lebih dalam faktor-faktor pembentuk minat pemanfaatan aplikasi PADE untuk mengupayakan penggunaan aplikasi PADE yang lebih intensif. Selain itu peningkatan infrastruktur teknis yang tersedia (misalnya Individu yang terampil dalam IT, dan pelatihan aplikasi PADE yang baik) juga berperan dalam meningkatkan perilaku penggunaan aplikasi PADE. Hasil dari evaluasi Aplikasi PADE yang diperoleh bisa memberikan rekomendasi kebutuhan yang harus diperhatikan dan menjadi hal yang bisa dikembangkan untuk penelitian lebih lanjut.
Melinda Weridianti Yusuf. 2016. Analysis of user acceptance of the application Village Administrative Processing Electronic (Pade) in Lamongan district using Model Task Technology Fit (TTF). This Undergraduate Thesis was under guidance by Eva Hariyanti, S.Si, MT and Drs. Eto Wuryanto, DEA. Bachelor Degree of Information System System. Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.
ABSTRACT
Analysis of user acceptance of the application of Electronic Village’s Administration Management (PADE) aims to measure user satisfaction and ease of use of information systems (user friendly) against the application. Aspects of user satisfaction can be measured through an acceptance evaluation of applications with the use of the model Task Technology Fit (TTF). PADE is an application used to process data on population administration, finance, agrarian, and the potential of the village as well as the processing of correspondence administration fast, effective, efficient, and accurate and can be accounted for by using an electronic-based technologies
This research is a survey research and adapted from the model TTF which was done by distributing directly to 86 village secretary or village officials in Lamongan City. The answered questionnaire were analyzed using Partial Least Square-Structural Equation Modeling (SEM) with tools SmartPLS. PLS-SEM analysis process begins with an evaluation of the measurement model. Furthermore, the evaluation of the structural model was done. In the end, results of analysis of PLS-SEM is then interpreted.
The results showed that the evaluation of the measurement model was valid, reliable, and can be received substantially based on the results of testing data. The results of the evaluation of the structural model showed that the factors that significantly influence the utilization of applications PADE interest include Technological Characteristics and Performance Impact. Recommendation to increase behavior of PADE’s can be done with some action. Electronic Data Processing (PDE) will have to dig deeper into the factors forming the utilization interest to pursue the use of applications PADE more intensive applications. In addition, increase the available technical infrastructure (eg Individuals skilled in IT, and a good PADE applications training) also play a role in improving the behavior of PADE application usage. The evaluation results obtained PADE applications can provide recommendations need to be aware and be things that can be developed for further research.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... ii
LEMBAR PERNYATAAN ... iii
LEMBAR PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI ... iv
LEMBAR PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ... v
SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
UCAPAN TERIMA KASIH ... viii
ABSTRAK ... xi
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Batasan Masalah... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 6
2.2 Task Technology Fit (TTF) ... 7
2.3 Pengolahan Administrasi Desa Secara Elektronik (PADE) ... 11
2. 6 Jenis Variabel ... 22
2.7 Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) ... 26
2.8 Tools SmartPLS 3.0 ... 34
BAB III METODE PENELITIAN... 37
3.1 Tahap Persiapan Penelitian ... 38
3.2 Penentuan Populasi dan Sampel... 41
3.3 Metode Pengumpulan Data ... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 49
4.1 Deskripsi Profil Responden... 49
4.2 Penyajian Data Penelitian ... 50
4.3 Pengolahan Data Penelitian... 54
4.4 Analisis Model TTF dengan Menggunakan PLS-SEM ... 55
4.5 Uji Hipotesis dan Pembahasan ... 62
4.6 Rekomendasi ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65
5.1 Kesimpulan ... 65
5.2 Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman Halaman
2.1 Variabel TTF ... 8
2.2 Ilustrasi Aplikasi PADE ... 12
2.3 Pencarian Data Nama Penduduk ... 12
2.4 Tampilan Surat Pengantar SKCK ... 13
2.5 Surat Kesaksian Kelahiran ... 13
2.6 Formulir Surat Pindah ... 14
2.7 Surat Keterangan Pindah Tempat... 14
2.8 Pencarian nama penduduk... 15
2.9 Form Kematian... 16
2.10 Daftar Penduduk... 16
2.11 Form Keperluan Keterangan Tidak Mampu ... 17
2.12 Pencarian nama Warga ... 17
2.13 Form Keperluan Surat Keterangan Domisili... 18
2.14 Pencarian data penduduk... 18
2.15 Form Detail Kehilangan dan Hasil Surat Keterangan Kehilangan ... 19
2.16 Pencarian data penduduk... 19
2.17 Form Data Keterangan Usaha dan Hasil Surat Keterangan Usaha ... 20
2.18 Form SuratKeterangan Kepemilikan Tanah... 20
2.19 Contoh Model Reflektif ... 28
2.21 Tahapan Analisis PLS-SEM ... 33
3.1 Diagram Jalur Model Penelitian... 46
4.1 Output Diagram Jalur ... 56
4.2 Setelah Re-estimasi ... 57
4.3 Digram Average Variance Extraced (AVE) ... 57
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman
2.1 Susunan Skala Likert... 22
2.2 Instrumen Kuisioner ... 24
2.3 Contoh Pernyataan Dalam Skala Likert ... 27
2.4 Kriteria Penilaian PLS ... 30
3.1 Indikator yang Digunakan ... 40
3.2 Responden Pengguna PADE ... 42
3.3 Hipotesis ... 46
4.1 Profil Responden ... 50
4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Task Characteristics ... 51
4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Technology Characteristics ... 52
4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Task Technology Fit... 53
4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Performance Impact ... 54
4.6 Uji Composite Reliability ... 58
4.7 Nilai AVE ... 58
4.8 Cross Loadings ... 60
4.9 Fornell-Larcker Criterion ... 61
4.10 Path Coefficients ... 62
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Lampiran
1 Surat Keterangan Penelitian
2 Surat Keterangan Riset Perusahaan
3 Wawancara
4 Data Kecamatan dan Desa
5 Kuisioner Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya zaman pemanfaatan teknologi informasi
(TI) dapat meningkatkan kinerja organisasi jika didukung dengan keahlian
pemakai komputer. Penggunaan teknologi komputer dalam penyelesaian tugas
operasional perusahaan dapat dijelaskan dari elemen kemanusiaan yang berada di
belakang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini dikarenakan
operasionalisasi teknologi komputer sebagian besar menggunakan tenaga manusia
dan dengan demikian penting untuk memperhatikan keberadaan faktor manusia
dalam penerimaan teknologi.
Perilaku dalam penerapan TI merupakan aspek utama dalam kegiatan
manajemen informasi yang merupakan salah satu aspek penting untuk
diperhatikan, karena berhubungan langsung dengan pengguna. Hal ini
dikarenakan interaksi antara pengguna dengan perangkat variabel yang digunakan
sangat dipengaruhi oleh persepsi, sikap, dan afeksi sebagai aspek keperilakuan
yang melekat pada diri manusia sebagai user, sehingga sistem yang
dikembangkan harus berorientasi kepada penggunanya.
Pengolahan Administrasi Desa Secara Elektronik (PADE) merupakan
suatu progam aplikasi yang dibuat sesederhana mungkin, ditujukan untuk
memudahkan proses administrasi pelayanan surat menyurat di lingkup Desa atau
mengolah data administrasi kependudukan, keuangan, pertanahan dan potensi
desa serta pengolahan administrasi surat menyurat secara cepat, efektif, efisien,
dan akurat serta dapat dipertanggung jawabkan. Aplikasi PADE dimulai pada
tahun 2013 dengan penunjuk 42 desa percontohan dan pada tahun 2014 ditambah
44 desa percontohan, jadi jumlah keseluruhan desa yang menggunakan aplikasi
PADE sebanyak 86 desa. Dalam penggunaan aplikasi PADE, masing – masing
desa menunjuk Sekretaris Desa atau perangkat desa sebagai operator program.
PADE merupakan suatu aplikasi yang bertujuan untuk membantu proses
kinerja Sekretaris Desa dalam menangani Administrasi Desa. Dalam penggunaan
aplikasi PADE tersebut harus mempunyai keterampilan dasar dalam
mengoperasikan komputer dengan baik dan juga dapat memahami aplikasi PADE.
Sekretaris Desa dan perangkat desa yang akan berperan penting dalam
penggunaan aplikasi PADE, Sekretaris Desa dan perangkat desa harus memahami
fitur-fitur apa saja yang ada pada aplikasi PADE. Pengguna aplikasi PADE
sangatlah dibutuhkan seorang yang cermat, tanggap dan teliti, karena dalam
penggunaan aplikasi PADE harus benar-benar diperhatikan bagaimana cara
mengoperasikannya. Dalam permasalahan ini, pengguna aplikasi PADE yang ada
di beberapa Desa memiliki kemampuan minim dalam mengoperasikan komputer.
Kebanyakan Sekretaris desa dan perangkat desa yang ada sudah memasuki usia
yang sudah tidak muda lagi, sehingga dalam penggunaan aplikasi PADE kurang
begitu maksimal. Oleh karena itu, dalam menangani masalah minimnya
kemampuan dalam mengoperasikan aplikasi PADE akan dilakukan pelatihan
aplikasi PADE lebih didalami terutama kepada Sekretaris Desa sebagai
penanggung jawab utama agar dapat menguasai fitur-fitur yang ada pada PADE
tersebut. Untuk itu dibutuhkan kemauan dan kemampuan yang keras untuk
beradaptasi dengan aplikasi yang baru. PADE tidak akan berjalan tanpa upaya dan
kerja keras para Sekretaris Desa dan perangkat desa.
Keberhasilan pemanfaatan sistem informasi di suatu organisasi dapat
dilihat dari aspek kepuasaan pengguna. Kepuasaan pengguna ini didapatkan
dari aspek kemudahan penggunaan sistem informasi (user friendly) yang
dirasakan oleh pengguna. Aspek kepuasaan pengguna dapat diukur melalui
evaluasi penerimaan sistem dengan penggunaan beberapa model diantaranya
yaitu Task Technology Fit (TTF). Evaluasi sistem informasi dilakukan dengan
penggunaan metode Task Technology Fit(TTF). Salah satu penelitian yang
menggunakan metode TTF yaitu penelitian yang dilakukan oleh Chang
tentang penerimaan user pada lelang online, yang sebagian merujuk kepada
software yang pantas untuk pelelangan online, nilai persepsi pelanggan,
pengaruh persepsi pelanggan terhadap niat untuk menggunakan alat, dan
tingkat penerimaan pelanggan [5]. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
operator pelelangan onlinedan konsumen berpengaruh positif terhadap sikap
penggunaan agen teknologi.
Hal ini yang mendorong untuk melakukan penelitian menggunakan
metode TTF pada penerapan aplikasi PADE. Sebagai model utama dalam
mengukur pemanfaatan teknologi dan kinerja yang dipengaruhi oleh karakteristik
(1995) ini menjelaskan bahwa pemanfaatan dan sikap pengguna terhadap
teknologi untuk mempengaruhi kinerja individu, sesuai yang diusulkan oleh
DeLone dan McLean (2003) dalam modelnya. Namun, model ini memiliki
kelebihan dari model yang diusulkan oleh DeLone dan McLean (2003). Model ini
menekankan tentang pentingnya kesesuaian antara tugas dan teknologi (TTF)
dalam pengaruhnya terhadap kinerja. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan di
lakukan analisis penerimaan pengguna terhadap aplikasi PADE dengan
menggunakan model TTF.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah :
1. Apa saja yang mempengaruhi penerimaan pengguna untuk menggunakan
aplikasi PADE?
2. Bagaimana saran atau rekomendasi yang di berikan kepada pengelola
aplikasi PADE agar pengguna dapat menerima dengan baik aplikasi
tersebut?
1.3. Tujuan
Tujuan berdasarkan rumusan masalah penilitian yang ada adalah :
1. Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi penerimaan pengguna terhadap
aplikasi PADE
2. Menyusun saran atau rekomendasi agar aplikasi PADE lebih bisa diterima
1.4. Manfaat
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat :
1. Meningkatkan pengolahan administrasi Desa secara cepat dan akurat.
2. Meningkatkan sumber daya aparatur pemerintah desa dalam penguasaan
Teknologi Informasi (TI).
3. Untuk melakukan perbaikanterhadap aplikasi PADE agar lebih bisa
diterima oleh pengguna
1.5. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah :
Ruang Lingkup yang digunakan dalam penelitian adalah data 28
Kecamatan yang meliputi 86 desa yang telah menggunakan aplikasi PADE
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan komponen yang saling bekerja sama untuk
mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk
mendukukng pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian, analisis masalah
dan visualisasi dalam sebuah organisasi. Sistem informasi juga sebagai
seperangkat elemen atau komponen yang saling terkait yang dikumpulkan (input),
memanipulasi (process), menyimpan, menyebarkan (output) data, informasi dan
memberikan reaksi korektif untuk memenuhi tujuan. Sedangkan dalam Sistem
Informasi dibagi menjadi dua kata yaitu sistem dan informasi.
Sistem menurut pendapat Stair dan Reynolds (2010) O’Brien adalah
sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama untuk
mencapai tujuan bersama dengan cara mengubah input menjadi output dengan
sebuah proses yang teratur untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dan
informasi menurut Laudon (2010) adalah data yang telah dibuat kedalam bentuk
yang memiliki arti dan berguna bagi manusia. Sedangkan menurut O’Brien dan
Marakas (2008). Sedangkan Informasi adalah data yang telah diubah menjadi
konteks yang berarti dan berguna bagi para pemakai akhir tertentu.
2.1.1. Manfaat Sistem Informasi
Manfaat dari sebuah sistem informasi menurut O’Brien dan Marakas
1. Mendukung fungsi dari area bisnis untuk mencapau tujuan yang mencakup
bagian keuangan, akuntansi, operasional, pemasaran, dan sumber daya
manusia.
2. Untuk meningkatkan efisiensi dari proses produksi, meningkatkan
produktivitas pekerja, memberikan pelayanan dan kepuasan pelanggan.
3. Sebagai sumber utama informasi dan mendukung pengambilan keputusan
efektif yang diambil oleh manajer dan profesional bisnis.
4. Untuk mengembangkan produk dan jasa yang kompetitif dan sebagai sebuah
keuntungan strategis dalam menghadapi persaingan global.
Sebagai komponen utama dalam sumber daya infrastruktur dan kehandalan
jaringan bisnis masa kini.
2.2. Task Technology Fit (TTF)
Task Technology Fit merupakan Kesesuaian Tugas Teknologi secara
umum dapat didefinisikan seberapa besar suatu teknologi membantu seorang
individual dalam melakukan kumpulan tugasnya. Kesesuaian
tugas-teknologi lebih rinci dapat didefinisikan sebagai profil ideal bentuk dari suatu
kumpulan ketergantungan-ketergantungan tugas yang konsisten secara internal
dengan elemen-elemen digunakan yang akan berakibat pada kinerja pelaksana
tugas. Profil ideal dapat dioperasionalkan sebagai keselarasan yang menerus dari
tugas dan teknologi (Jogiyanto, 2008).
Metode TTF melibatkan dua komponen yang berinteraksi, yaitu
tugas-tugas yang harus dilakukan dan teknologi-teknologi yang digunakan untuk
teknologi informasi hanya akan digunakan jika fungsi dan manfaatnya
tersedia untuk mendukung aktivitas pengguna. Model TTF memiliki empat
konstruk kunci yaitu Task Characteristics, Technology Characteristics, yang
bersamasama mempengaruhi konstruk Task Technology Fit. Ketiga konstruk
ini (baik secara langsung atau tidak langsung) mempengaruhi variabel
outcome yaitu Performance Impacts atau Utilization. Berikut Variabel TTF
dapat dlihat pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Variable Task Technology Fit (Godhue dan Thompson : 1995)
a. Karakteristik Tugas (Task Characteristics)
Merupakan definisi yang luas dari kegiatan yang dilakukan individu dalam
pengubahan input ke output. Karakteristik tugas yang penting meliputi:
peningkatan penggunaan aspek-aspek tertentu dari teknologi informasi.
Misalnya: kebutuhan untuk dapat menjawab berbagai variasi dan
pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat diprediksi mengenai operasional
perusahaan atau entitas lain, yang akan meningkatkan ketergantungan
terhadap kapasitas sistem informasi untuk memproses data base informasi
b. Karakteristik Teknologi (Technology Characteristics)
Merupakan alat yang digunakan individu dalam penyelesaian tugas
mereka (Goodhue dan Thompson 1995). Dalam konteks sistem informasi,
teknologi terkait dengan sistem komputer (perangkat keras, perangkat
lunak dan data) dan penggunaan jasa pendukung (training, misalnya) yang
memberikan panduan pengguna dalam penyelesaian tugas. Model terfokus
pada pengaruh sistem secara spesifik atau pengaruh umum seperangkat
sistem, kebijakan dan jasa yang diberikan oleh departemen sistem
informasi.
c. Kesesuaian Tugas Teknologi (Task Technology Fit)
Merupakan tingkat kemampuan teknologi dalam membantu individu
dalam kinerja portofolio tugas. Lebih spesifik, TTF merupakan hubungan
antara requirement tugas, kemampuan individu dan fungsionalisasi
teknologi. Antecedent TTF merupakan interaksi antar tugas teknologi dan
individual. Jenis tugas tertentu membutuhkan fungsionalitas dari teknologi
(misal: integrasi data). Dikarenakan adanya gap antara persyaratan tugas
dan fungsionalitas teknologi. Dimulai dengan asumsi bahwa tidak ada
sistem yang dapat memberikan data sempurna, yang sesuai dengan
kompleksitas tugas tanpa adanya usaha tertentu. Dengan demikian, tugas
akan menjadi lebih bergantung pada teknologi.
d. Dampak Kinerja (Performance Impact)
Dalam konteks ini terkait dengan portofolio tugas seorang individu.
efisiensi, peningkatan efektivitas dan kualitas tinggi. Dari model penelitian
di atas, ada dua asumsi penting: pertama, bahwa TTF akan mempunyai
pengaruh kuat terhadap keyakinan pengguna mengenai konsekuensi
utilitas dan kedua, keyakinan pengguna ini akan mempunyai efek utilisasi.
Dalam penelitiannya (Goodhue dan Thompson, 1995) menjelaskan bahwa
ada beberapa faktor yang mendorong individu untuk memanfaatkan
teknologi komputer selain kegunaan yang dirasakan dan tekanan sosial,
yaitu: faktor kecemasan, ketrampilan, dukungan organisasional dan
pemanfaatan organisasional. Selain itu yang perlu diperhatikan adalah
karakteristik individu (training, pengalaman menggunakan komputer dan
motivasi) dapat mempengaruhi bagaimana mudahnya dan seberapa
baiknya individu tersebut meng-utilisasi teknologi. Yang tentu saja akan
berimplikasi pada kinerja yang dihasilkan variabel yang digunakan dalam
TTF dapat dilakukan pada gambar 2.1 .
Penerapan teknologi informasi di dalam organisasi tidak hanya sekedar
menginstalasi teknologi tersebut untuk digunakan melakukan suatu pekerjaan.
Agar penerapan teknologi informasi berhasil, maka teknologi tersebut harus
sesuai dengan tugas yang dibantunya. Kondisi ini disebut dengan kesesuaian tugas
teknologi. TTF melibatkan dua komponen yang berinteraksi, yaitu tugas-tugas
yang harus dilakukan dan teknologi-teknologi yang digunakan untuk membantu
melaksanakan tugasnya.
Menurut Agung dan Gusti (2008) variabel individu meliputi karakteristik
dan intelektual), proses belajar,kepribadian, persepsi, sikap, dan kepuasan kerja,
bekerja ditempat yang sama. Hurriyati (2005) memberikan pengertian tentang
karakteristik individu sebagai berikut: “Karakteristik individu merupakan suatu
proses psikologi yang mempengaruhi individu dalam memperoleh, mengkonsumsi
serta menerima barang dan jasa serta pengalaman. Karakteristik individu
merupakan faktor internal (interpersonal) yang menggerakan dan mempengaruhi
perilaku individu”.
2.3. Pengolahan Administrasi Desa Secara Elektronik (PADE)
Pemerintahan Desa (pemdes) bekerjasama dengan Kantor Pengelolahan
Data Elektronik (KPDE) memberikan bimbingan teknologi aplikasi PADE
kepada 185 Sekretaris Desa guna pemantapan tugas dan fungsi Sekretaris Desa.
Seorang Sekretaris Desa hukumnya wajib bisa mengoperasionalkan
komputer guna menunjang kegiatan pelaporan adminstrasi penyelenggaraan
adminstrasi pemerintahan desa, guna kelancaran penyelenggaraan aplikasi PADE
diberikan pelatihan oprasional aplikasi untuk menunjang dan meningkatkan
pengetahuan cara kinerja aplikasi PADE pada pemerintahan desa.
PADE dimaksudkan untuk pemerintah desa agar mampu mengolah data
administrasi kependudukan, keuangan, pertanahan, dan potensi desa serta
pengolahan administrassi surat menyurat secara cepat, efektif, efisien, dan akurat
serta dapat dipertanggung jawabkan dengan menggunakan teknologi berbasis
elektronik. Adapun tujuannya agar meningkatkan pelayanan masyarakat,
meningkatkan sumber daya aparatur pemerintah desa dalam penguasaan teknologi
Gambar 2.2 Ilustrasi Aplikasi PADE
Contoh pelayanan administrasi PADE:
1. Pengantar Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)
Pembuatan surat pengantar SKCK pertama klik Menu PELAYANAN
ADMINISTRASI kemudian pilih formulir SKCK. Pada table hasil pencarian
sorot nama yang dimaksud kemudian klik tombol CETAK kemudian isi
keperluan atau maksud pengurusan SKCK. Dapat dilihat pada gambar 2.3
Gambar 2.3 Pencarian Data Nama Penduduk
Setelah itu klik tombol CETAK dan tampildari preview halaman yang akan
dicetak. Dapat dilihat pada gambar 2.4
DATA DESA DATA PENDUDUK
PENGOLAHAN DATA PENDUDUK
Gambar 2.4 Tampilan Surat Pengantar SKCK
2. Surat Kesaksian Kelahiran
Pilih menu PELAYANAN ADMINISTRASI kemudian pilih Surat Kesaksian
Kelahiran. Isi kolom nama anak dengan mengetik nama yang akan dibuatkan
kesaksian kelahirannya. Kemudian akan tampil seperti pada gambar 2.5
3. Surat Keterangan Pindah
Pilih menu PELAYANAN ADMINISTRASI kemudian pilih FORMULIR
SURAT PINDAH. Kemudian akan tampil seperti gambar 2.6
Gambar 2.6 Formulir Surat Pindah
Cari warga atau penduduk yang pindah dengan cara memasukkan nama atau
NIK. Kemudian isian pindah diisi dengan alamat yang baru,selanjutnya sorot
nama atau data warga yang dimaksud. Klik tombol cetak untuk melihat
preview hasil yang akan dicetak. Dilihat pada gambar 2.7
4. Surat Kematian
Masukkan nama atau NIK dari penduduk yang akan diinput kemudian klik
tombol cari, jika sudah muncul tabel namanya kemudian klik tombol cari.
Dilihat pada gambar 2.8
Gambar 2.8 Pencarian nama penduduk
Kemudian pilih tanggal kematian, selanjutnya isikan sebab kematian dan
tempat meninggalnya. Lalu klik tombol PROSES. Untuk mencetak surat
Gambar 2.9 Form Kematian
5. Surat Keterangan Tidak Mampu
Pilih pada menu yang diinginkan, selanjutnya akan muncul tampilan seperti
pada gambar 2.10
Gambar 2.10 Daftar Penduduk
Kemudian isikan keperluan atau alasan penerbitan Surat keterangan tersebut,
Gambar 2.11 Form Keperluan Keterangan Tidak Mampu
6. Surat Keterangan Domisili
Masukkan nama atau NIK warga yang meminta surat keterangan domisili
kemudian klik tombol CARI, seperti dilihat pada gambar 2.12
Gambar 2.12 Pencarian nama Warga
Kemudian klik atau sorot data yang dipilih,kemudian klik tombil cetak.
Jangan lupa mengisi keperluan pada kolom yang telah disediakan. Klik
tombol melanjutkan untuk mencetak ke layar, sedangkan untuk mencetak ke
Gambar 2.13 Form Keperluan Surat Keterangan Domisili
7. Surat Keterangan Kehilangan
Masukkan nama atau NIK warga yang meminta surat keterangan kehilangan
kemudian klik tombol cari, maka akan muncul seperti pada gambar 2.14.
Kemudian klik data yang diinginkan dan masukkan detail barang – barang
yang hilang di kolom yang disediakan,kemudian klik cetak untuk hasil surat
keterangan kehilangan, dapat dilihat pada gambar 2.15
Gambar 2.15 Form Detail Kehilangan dan Hasil Surat Keterangan Kehilangan
8. Surat Keterangan Usaha
Masukkan nama atau NIK warga yang meminta surat keterangan usaha
kemudian klik tombol cari, maka akan muncul seperti pada gambar 2.16
Gambar 2.16 Pencarian data penduduk
Kemudian klik data yang diinginkan dan isikan dikolom yang telah
disediakan data-data yang ada,kemudian klik cetak untuk hasil surat
Gambar 2.17 Form Data Keterangan Usaha dan Hasil Surat Keterangan
Usaha
9. Surat Keterangan Kepemilikan Tanah
Masukkan nama atau NIK warga yang meminta surat keterangan usaha
kemudian klik tombol cari, Selanjutnya isikan pada kolom yang tersedia
yaitu: Hak milik, luas tanah, tanggalsurat ukur, atas nama dan keperluan.
Maka akan muncul seperti pada gambar 2.18
Gambar 2.18 Form Surat Keterangan Kepemilikan Tanah
2.4 Data
Data adalah deskripsi dasar dari benda, peristiwa, aktivitas dan transaksi
menyampaikan arti tertentu (Turban, 2010). Data juga bisa didefinisikan
sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan (observasi) suatu
objek. Riset akan menghasilkan data. Ada tiga peringkat data yaitu data mentah,
hasil pengumpulan, data hasil pengolahan berupa jumlah, rata-rata, dan data hasil
analisis berupa kesimpulan. Data hasil analisis ini mempunyai peringkat tertinggi
sebab dapat langsung digunakan untuk menyusun saran atau usul dalam
pengambilan keputusan.
2.4.1 Data Menurut Sifat
Data menurut sifatnya terdiri dari 2 jenis, diantaranya :
a. Data Kualitataif adalah data yang tidak berbentuk angka, misalnya :
kuisioner pertanyaan tentang situasi kerja, kualitas pelayanan sebuah
restoran atau gaya kepemimpinan, dan sebagainya,
b. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, misalnya : harga
saham, besarnya pendapatan, dan sebagainya.
2.4.2 Data Menurut Cara Memperoleh
Data menurut cara memperolehnya terdiri dari 2 jenis, yaitu :
a. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu
organisasi secara langsung dari obyek yang diteliti dan untuk studi yang
bersangkutan dan dapat berupa interview, observasi.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh/dikumpulkan dan disatukan
studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain.
Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip
2.4.3 Data Menurut Waktu Pengumpulan
Data menurut waktu pengumpulannya terdiri dari 2 jenis, yaitu :
a. Data cross section adalah data yang dikumpulkan pada suatu waktu
tertentu untuk menggambarkan keadaan dan kegiatan pada waktu
tersebut. Misalnya: data penelitian yang menggunakan kuesioner.
b. Data time series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
untuk melihat perkembangan suatu kejadian/kegiatan selama periode
tersebut. Misalnya: perkembangan uang beredar, harga 9 macam bahan
pokok, penduduk.
2.5 Skala Likert
Skala Likert adalah penskalaan yang didesain untuk menelaah seberapa
kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 4 titik, susunan
skala likert dapat dilihat pada tabel 2.1. Respons terhadap sejumlah item yang
berkaitan dengan konsep atau variabel tertentu kemudian disajikan kepada tiap
responden. Ini adalah skala interval dan perbedaan dalam respons antara dua titik
pada skala tetap sama (Sekaran, 2006). Contoh Pernyataan Dalam Skala Likert
dapat dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.1 Susunan Skala Likert
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju
1 2 3 4
2.6 Jenis Variabel
Variabel adalah objek yang dijadikan penelitian dan memiliki nilai
kesimpulannya, sedangkan sesuatu yang hanya memiliki satu nilai disebut
konstanta. Variabel dibedakan sebagai berikut:
a. Variabel bebas/independen (X) adalah variabel yang mempengaruhi perubahan
dalam variable terikat dan mempunyai hubungan positif dan negatif (Suharso,
2009).
b. Variabel terikat/dependen (Y) adalah variabel yang menjadi perhatian utama
(sebagai faktor yang berlaku dalam pengamatan) dan menjadi sasaran
penelitian (Suharso, 2009).
c. Variabel moderator (moderating variable) adalah variabel yang mempunyai
pengaruh ketergantungan yang kuat dalam hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat (Suharso, 2009).
d. Variabel antara (intervening) adalah variabel yang bisa muncul saat variabel
bebas mulai mempengaruhi variabel terikat, dan saat pengaruh variabel bebas
terasa pada variabel terikat (Suharso, 2009).
e. Variabel laten (Unobserved/latent variable) biasa disebut sebagai variabel
abstrak atau variabel yang tidak dapat diukur. Variabel laten memiliki dua jenis
yaitu variabel laten eksogen dan variabel laten endogen. Variabel laten eksogen
dapat disebut sebagai variabel bebas dalam suatu persamaan sedangkan
variabel laten endogen merupakan variabel terikat pada suatu persamaan
(Wijanto, 2008).
f. Variabel manifes (Observed/manifest variable) merupakan variabel yang dapat
diamati atau dapat diukur secara empiris. Variabel manifes dapat disebut
2.6.1 Indikator Variabel Task Technology Fit (TTF)
Instrumen kuesioner yang diadaptasi dari penelitian-penelitian
terdahulu ini dirancang secara sederhana dan langsung mengukur informasi
yang dikehendaki. Instrumen kuesioner yang digunakan dalam penelitian
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.2
Tabel 2.2 Instrumen Kuesioner
Variabel Indikator Sumber
TASK CHARACTERISTICS (2007). Adoption of mobile technology in business: a fit-viability model. Industrial Management &
Data Systems, 107(8), 1154-1169. TAC 2 Information delay
significantly affects the performance of my tasks on smartphones.
Liang, T. P., Huang, C. W., Yeh, Y. H., & Lin, B. (2007). Adoption of mobile technology in business: a fit-viability model. Industrial Management &
Data Systems, 107(8), 1154-1169 TAC 3 The performance of the
task will be substantially poorer if it is performed in a different place or at a different time on a smartphone
Liang, T. P., Huang, C. W., Yeh, Y. H., & Lin, B. (2007). Adoption of mobile technology in business: a fit-viability model. Industrial Management &
Data Systems, 107(8), 1154-1169. TECHNOLOGY CHARACTERISTICS
Variabel Indikator Sumber Journal of the Association for Information Systems, Journal of the Association for Information Systems, Journal of the Association for Information Systems, 7(9), 618-644
TASK-TECHNOLOGY FIT
TTF 1 Using smartphones fits well with the way I like to work
Moore, G. C., & Benbasat, I. (1991). Development of an instrument to measure the perceptions of adopting an information technology I. (1991). Development of an instrument to measure the perceptions of adopting an information technology innovation. Information
Variabel Indikator Sumber I. (1991). Development of an instrument to measure the perceptions of adopting an information technology The role of prior experience. MIS Quarterly 19(2), 561-570. Thompson, 1995 ; Abugabah
and al., 2009 ; Livari ,2005; Stone and al., 2006 ; Kositanurit and al., 2011 ; Hossain and al., 2012 PI 2 Your IS improves your
efficiency in your work. McGill and al.,2003; Goodhue and Thompson, 1995 ; Abugabah and al., 2009 ; Livari ,2005; Stone and al., 2006 ; Kositanurit and al., 2011 ; Hossain and al., 2012 PI 3 Overall, the IS can achieve
your employment goals McGill and al.,2003; Goodhue and Thompson, 1995 ; Abugabah and al., 2009 ; Livari ,2005; Stone and al., 2006 ; Kositanurit and al., 2011 ; Hossain and al., 2012
2.7 Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM)
2.7.1 Pengenalan PLS-SEM
PLS adalah model persamaan Structural Equation Modeling (SEM) yang
berbasis komponen varian. PLS hampir menyerupai regresi namun lebih dari itu,
secara simultan menggabungkan model structural path (misalkan hubungan
teoritis variabel laten) sekaligus mengukur path tersebut (misalkan hubungan
antara variabel laten dengan indikatornya). Bukannya mengasumsikan semua
PLS indikator-indikator memiliki bobot yang beragam. Sehingga, indicator
dengan bobot yang lebih rendah akan berkontribusi rendah pula terhadap variabel
laten (Chin dkk, 1996).
Tabel 2.3 Contoh Pernyataan Dalam Skala Likert Menggunakan skala Likert sebelumnya, nyatakan tingkat kesetujuan Anda dengan tiap pernyataan berikut:
No Pertanyaan Nilai/Skala
1.1 Teknologi pelayanan kesehatan membantu
mempercepat proses pelayanan kepada pasien 1 2 3 4 1.2 Teknologi pelayanan kesehatan dapat meningkatkan
kepuasan pasien atau keluarga pasien 1 2 3 4 1.3 Teknologi pelayanan kesehatan dapat meningkatkan
efisiensi pelayanan kepada pasien yang anda lakukan 1 2 3 4 Menggunakan skala Likert sebelumnya, nyatakan tingkat kesetujuan Anda dengan tiap pernyataan berikut:
1.4 Teknologi pelayanan kesehatan dapat meingkatkan aksesibilitas da komunikasi antara Anda dengan pelanggan (pasien atau keluarga pasien)
1 2 3 4
Partial Least Square (PLS) adalah suatu metode yang berbasis regresi
yang dikenalkan oleh Herman O.A Wold. PLS memiliki asumsi data penelitian
bebas distribusi (Distribution Free), artinya data penelitian tidak mengacuh pada
salah satu distribusi tertentu (misalnya distribusi normal). PLS merupakan metode
alternative dari Structural Equation Modelling (SEM) yang dapat digunakan
untuk mengatasi permasalahan hubungan diantara variable yang kompleks namun
ukuran sampel datanya kecil (30-100), mengingat SEM memiliki ukuran sampel
data minimal 100 (Hair et.al.,2010).
PLS digunakan untuk mengetahui kompleksitas hubungan suatu konstrak
dan konstrak yang lain, serta hubungan suatu konstrak dan indicator-indikatornya.
model menentukan spesifikasi hubungan antara konstrak dan konstrak yang lain,
sedangkan outer model menentukan spesifikasi hubungan antara konstrak dan
indikator-indikatornya.
2.7.2 Model Indikator PLS
PLS memiliki dua model indikator dalam penggambarannya, yaitu:
a. Model Indikator Refleksif
Model ini biasa disebut juga sebagai principal factor dimana kovarian
pengukuran indikator dipengaruhi oleh variabel laten yang mencerminkan
konstruk variabel laten. Penggambarannya ditunjukkan dengan anak panah dari
konstruk laten berbentuk elips kepada beberapa indikator teramati. Variabel
konstruk dapat bernilai rendah, bila memiliki sedikit indikator, akan tetapi nilai
validitas tidak akan pernah berubah meski satu indikator dihilangkan. (Chin dkk,
1996). Pada model reflektif, antara indikator memiliki sifat interchangeability
(dapat dipertukarkan), sedangkan pada model formatif tidak bersifat
interchangeability. Dengan adanya sifat interchangeability dalam model reflektif
ini diharapkan hubungan antar indikator Saling berkorelasi tinggi.
Gambar 2.19 Contoh Model Reflektif b. Model Indikator Formatif
Model formatif mengasumsikan bahwa semua indikator mempengaruhi
sebagai grup untuk menentukan makna empiris dari setiap laten. Setiap variabel
mempengaruhi konstruk laten, maka ada kemungkinan korelasi antar variabel.
Penilaian validitas konstruk tidak dipengaruhi nilai dari variabel lain, melainkan
konstruk lain yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, penghapusan satu
indikator laten dapat menghilangkan dan merubah makna dari variabel laten atau
konstruk laten. (Chin dkk, 1996).
Gambar 2.20 Contoh Model Formatif
2.7.3 Kriteria Penilaian PLS
PLS memiliki dua model evaluasi, yaitu:
a. Model Pengukuran (Measurement/Outer Model)
Model pengukuran adalah model yang menspesifikasikan hubungan antara
variabel laten dengan setiap blok indikatornya. Evaluasi model pengukuran yang
bersifat reflektif adalah menguji convergent validity, discriminant validity, dan
reliabillity (Campbell dkk, 1959). Convergent validity berkaitan dengan korelasi
hubungan antara indikator (manifes) dan variabel latennya, pengukuran ini
seharusnya berkorelasi tinggi (signifikan). Evaluasi model pengukuran untuk
hubungan antara indikator dan variabel laten model reflektif dievaluasi melalui
construct validity (convergent validity, discriminant validity) dan reliability,
Untuk hubungan model pengukuran yang bersifat formatif, konstruk reliabilitas
menjadi kriteria yang tidak relevan dalam pengujian kualitas model pengukuran,
hal yang harus dilakukan ialah menggunakan teori yang ada (rasional) dan
pendapat ahli. Setidaknya ada lima isu kritis untuk menentukan kualitas model
formatif yaitu content specification, specification indicator, reliability indicator,
colinierity indicator, dan external validity (Yamin dkk, 2011).
b. Model Struktural (Structural/Inner Model)
Model struktural adalah model yang menunjukkan hubungan prediksi
(estimasi) antar variabel laten dalam model penelitian. Evaluasi model struktural
bertujuan untuk melihat signifikansi hubungan antar variabel laten dalam model
penelitian dengan melihat koefisien jalur (path coefficient). Untuk menyimpulkan
apakah hipotesis diterima atau ditolak, digunakan komparasi antara |t-statistik| dan
dari t-tabel pada derajat bebas dan tingkat kesalahan (α) yang ditetapkan.
Tabel 2.4 Kriteria Penilaian PLS (Ghozali, 2013) Evaluasi Model Struktural
R2 Nilai R2 untuk menjelaskan pengaruh variabel laten (eksogen) tertentu terhadap variabel laten (endogen)
0.67; 0.33 dan 0.19 menunjukkan model ”kuat”, ”moderat”, dan
Nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam model
struktural harus signifikansi ini dapat diperoleh dengan
prosedur bootstrapping yang juga menghasilkan nilai
f2 untuk
effect size
Nilai f2 dapat diinterpretasikan apakah prediktor
variabel laten mempunyai pengaruh yang lemah,
0.02; 0.15 dan 0.35 menunjukkan pengaruh
“kecil”, “moderat”, dan besar (Cohen, 1998)
Relevansi
prediksi Q2 Prosedur untuk menghitung: blindfolding digunakan Q2 = ∑𝐷𝐸𝐷
∑𝐷𝑂𝐷
D adalah ommission distance, E adalah sum of squares of predictionerrors, dan O adalah sum of squares of observation.
Nilai Q2 > 0 menunjukkan variabel laten
eksogen baik/sesuai sebagai variabel penjelas yang mampu memprediksi variabel endogennya
Evaluasi Model Pengukuran Reflektif
Convergent
Validity Loading factor > 0.7 untuk research Confirmatory
> 0.6 untuk Exploratory research
Average variance extracted (AVE) Nilai AVE > 0.5 (untuk Confirmatory
research dan Exploratory research), memiliki
arti bahwa 50% atau lebih variance indikator
dapat dijelaskan
Discriminant
Validity Cross loading Nilai variabel laten cross loading antara dengan indikatornya (sendiri) harus lebih besar
dibandingkan indikator lain
Akar kuadrat AVE dan korelasi
antar variabel laten Nilai akar kuadrat dari AVE > nilai korelasi antar variabel laten
Reliability Cronbach’s alpha > 0.7 untuk Confirmatory
research
> 0.6 untuk Exploratory research
Composite reliability > 0.7 untuk Confirmatory
research
Evaluasi Model Pengukuran Formatif
Reliability
Indicator Signifikansi nilai weight Nilai estimasi untuk model pengukuran formatif harus signifikan (minimal 0.2).
Tingkat signifikansi ini dinilai dengan
prosedur bootstrapping
Multikolonieritas Variabel manifes dalam blok
harus diuji
apakah terdapat multikol. Nilai Variance Inflation Factor (VIF) dapat digunakan untuk menguji hal ini. Nilai VIF > 10
digunakan untuk memvalidasi performa gabungan
antara model pengukuran dan model struktural
GoF= √𝑚𝑒𝑎𝑛 𝐶𝑜𝑚𝑚𝑢𝑛𝑎𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 + 𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑅2
0.1; 0.25 dan 0.36 menunjukkan GoF “kecil”,
“moderat”, dan besar
2.7.4 Tahapan Analisis PLS-SEM
Tahapan analisis PLS-SEM setidaknya ada tujuh proses yang harus
dilakukan, Diagram jalur tahapan analisis dapat dilihat pada gambar 2.21.
Tahapan analisis PLS-SEM dijabarkan sebagai berikut:
a. Merancang model struktural (inner model) tujuannya adalah
memformulasikan model hubungan antar variabel laten.
b. Mendefinisikan model pengukuran (outer model), tujuannya untuk adalah
mendefinisikan dan mespesifikan hubungan antara konstruk dengan
c. Membuat diagram jalur, tujuannya adalah memvisualisasikan hubungan
antara indicator dengan variabel latennya serta antar variabel laten dalam
model penelitian, sehingga mempermudah peneliti untuk melihat model
secara keseluruhan
d. Evaluasi model dimana terdiri dari tahapan evaluasi model pengukuran,
evaluasi model struktural,dan evaluasi model gabungan.
e. Interpretasi model dimana berdasarkan kepada hasil analisis dari model
penelitian (signifikansi hubungan antar variabel)
2.8 Tools SmartPLS 3.0
Tahun 2005 SmartPLS dikembangkan oleh Profesor Cristian M. Ringle,
Sven Wended dan Alexander Will. Software ini diciptakan sebagai proyek di
Institute of Operation Management and Organization (School od Business)
University of Hamburg, Jerman. SmartPLS menggunakan Java Webstart
Technology.
SmartPLS 3.0 merupakan salah satu program yang digunakan untuk
menganalisis data dalam menyelesaikan permasalahan variance-based SEM
(Ghozali, 2013). SmartPLS 3.0 baik versi student maupun versi trial satu tahun
dapat di download di www.smartpls.com cari platform yang sama dengan
operating system computer yang digunakan (windows, macs). Selain bersifat
freeware, penggunaan SmartPLS mudah dipelajari dan user friendly. Adapun
dukungan problem-solving oleh pembuatnya melalui forum diskusi di
www.smartpls.com/forum
2.8.1 Keunggulan Software SmartPLS 3.0
1. Orientasi analisis smartPLS lebih ke arah prediksi bukan konfirmasi model.
2. Pendekatan smartPLS dianggap powerful karena tidak mendasarkan pada
berbagai asumsi.
3. Jumlah sampel yang dibutuhkan dalam analisis relatif kecil dan data dalam
analisis smartPLS tidak harus memiliki distribusi normal.
4. SmartPLS mampu menguji model formatif dan reflektif dengan skala
2.8.2 Interpretasi Output SmartPLS 3.0
a. Validity
1. Discriminant validity bertujuan untuk melihat nilai korelasi indikator suatu
konstruk harus lebih besar dibandingkan dengan konstruk lainnya. Cross
loadings berguna untuk menilai apakah konstruk memiliki discriminant
validity yang memadai. Jika korelasi indikator konstruk memiliki nilai lebih
tinggi dibandingkan dengan korelasi indikator tersebut terhadap konstruk
lain, maka dikatakan konstruk memiliki discriminantvaliditas yang tinggi.
2. Convergent validity bertujuan untuk mengukur besarnya korelasi antar
variabel laten dengan indikatornya. Untuk mengukur convergent validity
dapat dilihat pada tabel loading factor dan melihat nilai AVE.
b. Reliability
Uji reliabilitas berfungsi untuk mengukur akurasi, konsistensi, dan
ketepatan instrumen dalam mengukur variabel laten. Uji reliabilitas
dilakukan dengan melihat nilai cronbach’s alpha dan atau composite
reliability.
c. Pengujian Model Konstruk
R-square berfungsi menjelaskan kemampuan variabel independen
menjelaskan variabel dependen. Semakin tinggi nilai R-square maka
semakin besar kemampuan variabel independen tersebut dapat
d. Uji Hipotesis
t-statistic digunakan untuk menyimpulkan apakah hipotesis diterima atau
ditolak dengan membandingkan t-tabel pada derajat bebas dan
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang merupakan cara
ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara
ilmiah berarti suatu kegiatan yang dilandasi oleh metode keilmuan. Metode
keilmuan merupakan gabungan antara pendekatan rasional dan empiris.
Pendekatan rasional memberikan kerangka berpikir yang koheren dan logis.
Sedangkan pendekatan empiris memberikan kerangka pengujian dalam
memastikan suatu kebenaran.
Di sini juga akan dibahas mengenai rancangan penelitian yang merupakan
sebuah rencana menyeluruh tentang tahapan (sequence) kerja yang dipakai dalam
mencapai tujuan penelitian. Pada rancangan penelitian ini akan dilakukan suatu
pengelolaan sumber daya dalam mengumpulkan dan menganalisis data yang
bertujuan untuk menggabungkan data-data yang relevan dengan tujuan penelitian.
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu jenis
penelitian yang digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang
sedang dihadapi sekarang berdasarkan data, menganalisis dan
menginterpretasikannya yang bertujuan untuk memecahkan masalah secara
sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi. Kuantitatif
sendiri digunakan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan
menganalisis penerimaan pengguna terhadap aplikasi PADE berdasarkan
fakta-fakta yang diukur.
3.1 Tahap Persiapan Penelitian
3.1.1 Identifikasi Topik Permasalahan
Topik permasalahan yang akan diteliti adalah mengenai kesuksesan
penerapan Sistem dalam mendukung kinerja dari para pengguna sistem yang telah
diterapkan. Untuk menganalisis kesuksesan penerapan sistem tersebut, metode
yang digunakan adalah model TTF, karena model ini menunjukkan pengaruh
hubungan antara karakteristik tugas dan karakteristik teknologi yang sesuai,
berdampak langsung kepada kinerja pengguna sistem tersebut.
Berdasarkan pengamatan dan studi lapangan dari penulis, maka didapatkan
sistem yang sesuai untuk dilakukan analisis penerimaan pengguna terhadap
aplikasi PADE di Kabupaten Lamongan. Aplikasi tersebut telah diterapkan sejak
tahun 2013. Aplikasi PADE yang mengelola tentang administrasi desa akan
diteliti bagaimana interaksi pengguna terhadap aplikasi sesuai dengan model TTF.
3.1.2 Studi Pustaka
Kegiatan studi pustaka adalah kegiatan mengumpulkan bahan-bahan teori
yang sesuai dengan topik penelitian, diantaranya mengumpulkan teori mengenai :
a. Tahap Persiapan Penelitian
b. Studi Pustaka
c. Identifikasi variabel dan Indikator
d. Model Penelitian
f. Pengolahan data Kuesioner
g. Analisa data Kuesioner
Studi pustaka tersebut didapatkan dari buku-buku, jurnal dan internet.
Hasil dari studi pustaka ini adalah landasan teori yang berguna dalam melakukan
penelitian serta panduan untuk mendapatkan hasil penelitian yang maksimal.
Studi pustaka ini dilakukan pada setiap tahapan penelitian, dari mulai persiapan
penelitian hingga dokumentasi akhir penelitian.
3.1.3 Identifikasi Variabel dan Indikator
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan model asli
TTF (lihat Gambar 2.1) yang terdiri dari 2 variabel independen dan 2 variabel
dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik tugas dan
karakteristik teknologi . Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah
kesesuaian tugas dan dampak kinerja. Indikator Indikator untuk setiap
variabelditentukan berdasarkan hasilpenelitian yang dilakukan olehCarole L. H
ollingsworth (2015), Bejjar Mohamed Ali dan Boujelbene Younes (2013).
Indicator dari penelitian tersebut. Diambil dan disesuaikan dengan kebutuhan
pada penelitian ini.
Sedangkan untuk tipe skala pengukurannya menggunakan skala likert.
Dimana skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang gejala atau kejadian sosial. Dengan
menggunakan skala likert, akan menilai indikator yang dijabarkan dalam item
instrumen berupa pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden. Pengukuran
yang paling tinggi dan 1 untuk skor terendah pada setiap pertanyaan. Yang
kemudian akan dijabarkan menjadi indikator-indikator yang dapat diukur seperti
pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Indikator yang Digunakan
Variabel Indikator
Karakteristik Tugas
TAC 1 Merasa perlu untuk pembagian tugas
dalam mengoperasikan aplikasi
TAC 2 Penundaan informasi pada pendataan
secara signifikan mempengaruhi
TEC 1 Belajar untuk mengoperasikan
aplikasi dengan mudah
TEC 2 merasa mudah mengoperasikan
aplikasi dalam menyelesaikan pekerjaan
TEC 3 Sangat mudah untuk menjadi terampil
dalam menggunakan aplikasi
TEC 4 Merasa bahwa menemukan aplikasi
yang mudah untuk dipelajari
Kesesuaian Tugas Teknologi
TTF 1 Merasa bahwa pengguna dapat bekerja
dengan baik dalam menyelesaikan tugas
TTF 2 Merasa bahwa aplikasi dapat
membantu meringankan pekerjaan
TTF 3 Merasa penggunaan aplikasi yang
Sangat mendukung dengan situasi saat ini
TTF 4 Menggunakan aplikasi dalam gaya
kerja yang sesuai dengan kebutuhan Dampak Kinerja
PI1 Merasa dalam penggunaan aplikasi
Variabel Indikator
PI 2 Meningkatkan kinerja dan dapat
meningkatkan efisiensi dalam pekerjaan
PI 3 Dapat mencapai tujuan kerja yang
diinginkan
Turunan dari indikator yang telah dibuat diadaptasi menjadi instrumen
kuesioner yang sederhana dan langsung mengukur informasi yang dikehendaki.
Instrumen pertanyaan kuesioner ini juga diadaptasi dari kuesioner yang sesuai
dengan permasalahan
3.1.4 Model Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Uji Pengaruh yang menggunakan data
kuantitatif. Dikatakan demikian karena penelitian ini menggunakan metode
Structural Equation Model – Partial Least Square (SEM-PLS) dengan bantuan
SmartPLS 3.0 yang secara otomatis akan mengeluarkan besar pengaruh tiap
variabel, signifikansi dan pengaruh secara keseluruhan dari variabel. Hasil analisis
data yang dihasilkan akan dapat menunjukkan ada atau tidaknya pengaruh dan
signifikasi antara kesesuaian tugas dan teknologi terhadap kinerja dengan
membandingkan t hitung lebih besar dengan t Tabel. Jika hasil dari t hitung lebih
besar dari t Tabel, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif antara
variabel bebas dengan variabel terikat
3.2 Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini berasal dari populasi dari elemen pengguna aplikasi
PADE yaitu berjumlah 86 responden, yang berasal dari Sekretaris desa dan
Populasi yang berasal dari pengguna PADE akan diambil 50 responden
dari 86 responden sebagai sampel. Teknik sampling yang digunakan yaitu
sampling jenuh. Dimana seluruh populasi digunakan sebagai sampel karena
jumlah responden 50 orang. Rincian sampel tersebut akan dijelaskan pada Tabel
3.2. Terdiri dari Sekretaris desa dan aparatur desa pengguna aplikasi PADE yang
ada di Kabupaten Lamongan.
Tabel 3.2 Responden Pengguna PADE
No Kecamatan Desa
1. Lamongan 1. Karanglangit 2. Kebet 4. Kembangbahu 1. Dumpiagung
2. Moronyamplung 3. Sukosongo 5. Karanggeneng 1. Mertani
2. Sumberwudi 3. Latukan
6. Sekaran 1. Jugo
2. Sekaran 3. Miru
7. Maduran 1. Jangkungsomo
2. Maduran
9. Kedungpring 1. Blawirejo
No Kecamatan Desa
12. Ngimbang 1. Slaharwotan 2. Lamongrejo
3. Cerme
13. Bluluk 1. Bluluk
2. Songowareng 3. Cngkring 14. Sambeng 1. Kedungbanjar
2. Gempolmanis 17. Karangbinangun 1. Karangbinangun
2. Ketapangtelu 3. Priyoso 18. Kalitengah 1. Butungan
Sumber : Bagian Pemerintahan Desa (2014)
3.3 Metode Pengumpulan Data
Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah menghimpun data
dengan menggunakan Kuesioner. Kuesioner yang akan disebarkan berisi tentang
pertanyaan pertanyaan seputar dimensi yang dibahas dalam penelitian serta
tentang variabel terikat yaitu penerimaan pengguna pade. Kuesioner ini akan
disebarkan ke 86 responden, yaitu terdiri dari Sekdes dan aparatur desa yang ada
di Kabupaten Lamongan.
3.3.1 Pengolahan Data Kuesioner
Pada tahap ini dilakukan pengolahan data kuesioner agar data siap
digunakan untuk dianalisa. Pengolahan data kuesioner dilakukan dengan
mentabulasikan jawaban kuesioner setiap responden ke dalam file excel dan
disimpan dengan ekstensi comma delimited (csv). Tools yang digunakan untuk
tabulasi data dalam format excel adalah Microsoft Excel 2010. Setelah seluruh
data kuesioner ditabulasikan dalam file excel, maka tahap yang dilakukan
selanjutnya adalah import data dengan format .csv kedalam tools SmartPLS 3.0.
Fitur yang digunakan dalam tools SmartPLS 3.0 adalah PLS Algorithm dan
Bootsrappin yang dibagikan kepada Sekdes dan aparatur desa pengguna PADE
yang berhubungan langsung dengan aplikasi.
3.3.2 Analisa Data Kuesioner
Pada tahap ini dilakukan analisa data kuesioner. Analisa data kuesioner
telah diputuskan menggunakan teknik analisis PLS-SEM. Alasan peneliti
menggunakan analisis PLS-SEM karena dalam penelitian ini menggunakan
indikator untuk mengukur setiap variabel latennya, model pengukuran bersifat
struktural, dan juga bertujuan untuk orientasi prediktif hubungan antar variabel.
Tools yang digunakan untuk analisa data adalah SmartPLS 3.0 (tahapan analisis
PLSSEM dapat dilihat sub bab 2.7.2). Berikut adalah penjabaran tahapan analisis
PLS-SEM:
a. Merancang Model Struktural (Iner Model)
Merancang model struktural TTF untuk menentukan spesifikasi hubungan
antara variabel laten satu dengan variabel laten lainnya. Model struktural TTF ini
dievaluasi dengan menggunakan R-square (R²) untuk variabel dependen,
Stone-Geisser Q-square test untuk predictive relevance dan uji t serta signifikan dari
koefisien parameter jalur struktural.
b. Merndefinisikan Model Pengukuran (Outer Model)
Mendefinisikan model pengukuran TTF untuk mengetahui validitas dan
dalam penelitian ini adalah reflektif karena variabel laten mempengaruhi
indikatornya, untuk itu digunakan 3 cara pengukuran meliputi convergent validity,
discriminant validity, dan reliability.
c. Membuat Diagram Jalur
Membuat diagram jalur bertujuan untuk merepresentasikan secara visual
model penelitian. Diagram jalur menggambarkan seluruh hubungan antara
variabel-variabel yang diteliti guna mempermudah dalam melihat hubungan yang
ada pada model penelitian.
Sumber SmartPLS 3.0
Gambar 3.1 Diagram Jalur Model Penelitian
Diagram jalur diatas merupakan model dari TTF dan dapat disimpulkan
Hipotesis seperti pada tabel 3.3
Tabel 3.3 Hipotesis Hipotesis Keterangan
H1 Karakteristik Tugas berpengaruh signifikan terhadap Kesesuaian Tugs Teknologi
H2 Karakteristik Teknologi berpengaruh signifikan terhadap Kesesuaian Tugas Teknologi