• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERIMAAN PENGGUNA TERHADAP APLIKASI PENGOLAHAN ADMINISTRASI DESA SECARA ELEKTRONIK (PADE) DI KABUPATEN LAMONGAN MENGGUNAKAN MODEL TASK TECHNOLOGY FIT (TTF) Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENERIMAAN PENGGUNA TERHADAP APLIKASI PENGOLAHAN ADMINISTRASI DESA SECARA ELEKTRONIK (PADE) DI KABUPATEN LAMONGAN MENGGUNAKAN MODEL TASK TECHNOLOGY FIT (TTF) Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERIMAAN PENGGUNA TERHADAP APLIKASI

PENGOLAHAN ADMINISTRASI DESA SECARA ELEKTRONIK (PADE)

DI KABUPATEN LAMONGAN MENGGUNAKAN

MODEL TASK TECHNOLOGY FIT (TTF)

SKRIPSI

MELINDA WERIDIANTI YUSUF

PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

(2)

ANALISIS PENERIMAAN PENGGUNA TERHADAP APLIKASI

PENGOLAHAN ADMINISTRASI DESA SECARA ELEKTRONIK (PADE)

DI KABUPATEN LAMONGAN MENGGUNAKAN

MODEL TASK TECHNOLOGY FIT (TTF)

SKRIPSI

MELINDA WERIDIANTI YUSUF NIM. 081016052

PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

(3)
(4)
(5)

PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI

Skripsi ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam

Universitas Airlangga, diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi

kepustakaan, tetapi pengutipan harus seizin penyusun dan harus menyebutkan

sumbernya sesuai kebiasaan ilmiah.

(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan

rahmat dan ridho-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan proposal

skripsi yang berjudul “Analisis Penerimaan Pengguna terhadap Aplikasi

Pengolahan Administrasi Desa Secara Elektronik (PADE) menggunakan model

Task Technology Fit (TTF)”.

Dalam menyusun proposal skripsi ini terdapat beberapa hambatan. Namun

atas kerja sama dengan berbagai pihak, semua itu dapat teratasi. Untuk itu, atas

terselesaikannya proposal skripsi ini, saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Eva Hariyanti, S.Si, MT,selaku Pembimbing I yang telah memberi

bimbingan penulisan proposal skripsi ini.

2. Drs. Eto Wuryanto, DEA, selaku Pembimbing II yang telah memberi

bimbingan penulisan proposal skripsi ini.

Saya menyadari sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses

pembelajaran, penulisan proposal akhir ini masih banyak kekurangannya. Oleh

karena itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat

membangun, guna penulisan proposal akhir yang lebih baik lagi di masa yang

akan datang.

Surabaya, 19 Juli 2016

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

anugerah-Nya, sehingga skripsi dengan judul “Analisis penerimaan pengguna terhadap

aplikasi Pengolahan Administrasi Desa Secara Elektronik (PADE) di kabupaten

lamongan menggunakan Model Task Technology Fit (TTF)” ini dapat

terselesaikan.

Dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini, penulis banyak

menemui kendala. Namun, dengan adanya bantuan dari berbagai pihak,

akhirnya laporan penelitian ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis

tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan segala berkat, kasih, dan karuniaNya

dalam kehidupan penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik.

2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan secara penuh dalam

bentuk doa, semangat, kasih sayang, materi, dan motivasi hingga penulisan

skripsi ini terselesaikan.

3. Eva Hariyanti, S.Si, MT selaku dosen pembimbing I atas pengarahan,

kegigihan serta kesabaran dalam membimbing, memberikan ilmu,

pengalaman, pelajaran berharga, dan koreksi selama penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Eto Wuryanto, DEA selaku dosen pembimbing II atas pengarahan,

kegigihan serta kesabaran dalam membimbing, memberikan ilmu,

(9)

5. Drs. Kartono, M.Kom selaku dosen wali yang dengan sabar memahami

dan membimbing sejak awal masa perkuliahan hingga skripsi ini

terselesaikan.

6. Staf TU program studi Sistem Informasi yang telah membantu dalam keperluan

administrasi dan penjadwalan sidang.

7. Bapak Erfan, S.Sos, M.Si. Selaku Kepala Kantor Pengolahan Data Elektonik

(PDE) yang telah bersedia menjadi narasumber dan berbagi ilmu, serta

meluangkan waktu bagi penelitian penulis sehingga skripsi ini bisa

terselesaikan dengan baik.

8. Mas Tony dan Mas Isdianto yang bersedia membantu penulis memperoleh

data sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

9. Dedek Putri Lestari, S.Kom dan Aina Nur Af’ida, S.Kom yang bersedia

membantu penulis dengan membagikan referensi sehingga penulisan skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

10. Seluruh dosen program studi Sistem Informasi yang telah banyak

memberikan ilmu dan pengalaman sehingga penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

11. Segenap staff laboratorium komputer dan Tata Usaha yang telah

memberikan bantuan dan pelayanan yang baik selama proses penelitian

hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

12. Seluruh Keluarga besar S1 Sistem Informasi Universitas Airlangga 2010

(10)

pendapat dalam proses penulisan skripsi serta doa, dukungan, dan

motivasi yang telah diberikan kepada penulis

13. Ibu Soelastri, Ibu Afifah Mariana yang senantiasa memberi memotivasi dan

doa selama penulisan skripsi ini.

14. Candra Pramana Putra, Reda Novri Sandi, Deny Stevanus, dan Bayu S. yang

memberikan motivasi dan hiburan selama penulisan skripsi ini.

15. Agil Fitrah Febrianto, Aliv Nur Rachma Susanti, Rifda Nurella, Moch Ibnu

Hajar Rianto dan semua sanak saudara yang senantiasa memberi motivasi

(11)

Melinda Weridianti Yusuf. 2016. Analisis penerimaan pengguna terhadap aplikasi Pengolahan Administrasi Desa Secara Elektronik (PADE) di kabupaten lamongan menggunakan Model Task Technology Fit (TTF). Skripsi ini dibawah bimbingan Eva Hariyanti, S.Si, MT dan Drs. Eto Wuryanto, DEA. Program Studi S1 Sistem Informasi. Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.

ABSTRAK

Analisis penerimaan pengguna terhadap aplikasi Pengolahan Administrasi Desa Secara Elektronik (PADE) bertujuan untuk mengukur kepuasaan pengguna dan kemudahan penggunaan sistem informasi (user friendly) terhadap aplikasi. Aspek kepuasaan pengguna dapat diukur melalui evaluasi penerimaan aplikasi dengan penggunaan model Task Technology Fit (TTF). PADE merupakan aplikasi untuk mengolah data administrasi kependudukan, keuangan, pertanahan, dan potensi desa serta pengolahan administrassi surat menyurat secara cepat, efektif, efisien, dan akurat serta dapat dipertanggung jawabkan dengan menggunakan teknologi berbasis elektronik.

Penelitian ini adalah penelitian survey dan diadaptasi dari model TTF dengan menyebarkan kuesioner secara langsung kepada 86 Sekretaris Desa atau perangkat desa di Kelurahan Kabupaten Lamongan. Data kuesioner dianalisis menggunakan metode Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) dengan tools SmartPLS. Proses analisis PLS-SEM diawali dengan evaluasi model pengukuran. Selanjutnya dilakukan evaluasi model struktural. Hasil analisa PLS-SEM kemudian diinterpretasikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa evaluasi model pengukuran telah valid, reliabel, dan dapat diterima secara substansial berdasarkan hasil pengujian data. Selanjutnya hasil evaluasi model struktural yang diperoleh menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap minat pemanfaatan Aplikasi PADE antara lain Karakteristik Teknologi, dan Dampak Kinerja. Rekomendasi agar perilaku penggunaan aplikasi PADE meningkat dan dapat dicapai dengan beberapa tindakan. Pihak Pengolahan Data Elektronik (PDE) harus menggali lebih dalam faktor-faktor pembentuk minat pemanfaatan aplikasi PADE untuk mengupayakan penggunaan aplikasi PADE yang lebih intensif. Selain itu peningkatan infrastruktur teknis yang tersedia (misalnya Individu yang terampil dalam IT, dan pelatihan aplikasi PADE yang baik) juga berperan dalam meningkatkan perilaku penggunaan aplikasi PADE. Hasil dari evaluasi Aplikasi PADE yang diperoleh bisa memberikan rekomendasi kebutuhan yang harus diperhatikan dan menjadi hal yang bisa dikembangkan untuk penelitian lebih lanjut.

(12)

Melinda Weridianti Yusuf. 2016. Analysis of user acceptance of the application Village Administrative Processing Electronic (Pade) in Lamongan district using Model Task Technology Fit (TTF). This Undergraduate Thesis was under guidance by Eva Hariyanti, S.Si, MT and Drs. Eto Wuryanto, DEA. Bachelor Degree of Information System System. Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.

ABSTRACT

Analysis of user acceptance of the application of Electronic Village’s Administration Management (PADE) aims to measure user satisfaction and ease of use of information systems (user friendly) against the application. Aspects of user satisfaction can be measured through an acceptance evaluation of applications with the use of the model Task Technology Fit (TTF). PADE is an application used to process data on population administration, finance, agrarian, and the potential of the village as well as the processing of correspondence administration fast, effective, efficient, and accurate and can be accounted for by using an electronic-based technologies

This research is a survey research and adapted from the model TTF which was done by distributing directly to 86 village secretary or village officials in Lamongan City. The answered questionnaire were analyzed using Partial Least Square-Structural Equation Modeling (SEM) with tools SmartPLS. PLS-SEM analysis process begins with an evaluation of the measurement model. Furthermore, the evaluation of the structural model was done. In the end, results of analysis of PLS-SEM is then interpreted.

The results showed that the evaluation of the measurement model was valid, reliable, and can be received substantially based on the results of testing data. The results of the evaluation of the structural model showed that the factors that significantly influence the utilization of applications PADE interest include Technological Characteristics and Performance Impact. Recommendation to increase behavior of PADE’s can be done with some action. Electronic Data Processing (PDE) will have to dig deeper into the factors forming the utilization interest to pursue the use of applications PADE more intensive applications. In addition, increase the available technical infrastructure (eg Individuals skilled in IT, and a good PADE applications training) also play a role in improving the behavior of PADE application usage. The evaluation results obtained PADE applications can provide recommendations need to be aware and be things that can be developed for further research.

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI ... iv

LEMBAR PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ... v

SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

UCAPAN TERIMA KASIH ... viii

ABSTRAK ... xi

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Batasan Masalah... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 6

2.2 Task Technology Fit (TTF) ... 7

2.3 Pengolahan Administrasi Desa Secara Elektronik (PADE) ... 11

(14)

2. 6 Jenis Variabel ... 22

2.7 Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) ... 26

2.8 Tools SmartPLS 3.0 ... 34

BAB III METODE PENELITIAN... 37

3.1 Tahap Persiapan Penelitian ... 38

3.2 Penentuan Populasi dan Sampel... 41

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1 Deskripsi Profil Responden... 49

4.2 Penyajian Data Penelitian ... 50

4.3 Pengolahan Data Penelitian... 54

4.4 Analisis Model TTF dengan Menggunakan PLS-SEM ... 55

4.5 Uji Hipotesis dan Pembahasan ... 62

4.6 Rekomendasi ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman Halaman

2.1 Variabel TTF ... 8

2.2 Ilustrasi Aplikasi PADE ... 12

2.3 Pencarian Data Nama Penduduk ... 12

2.4 Tampilan Surat Pengantar SKCK ... 13

2.5 Surat Kesaksian Kelahiran ... 13

2.6 Formulir Surat Pindah ... 14

2.7 Surat Keterangan Pindah Tempat... 14

2.8 Pencarian nama penduduk... 15

2.9 Form Kematian... 16

2.10 Daftar Penduduk... 16

2.11 Form Keperluan Keterangan Tidak Mampu ... 17

2.12 Pencarian nama Warga ... 17

2.13 Form Keperluan Surat Keterangan Domisili... 18

2.14 Pencarian data penduduk... 18

2.15 Form Detail Kehilangan dan Hasil Surat Keterangan Kehilangan ... 19

2.16 Pencarian data penduduk... 19

2.17 Form Data Keterangan Usaha dan Hasil Surat Keterangan Usaha ... 20

2.18 Form SuratKeterangan Kepemilikan Tanah... 20

2.19 Contoh Model Reflektif ... 28

(16)

2.21 Tahapan Analisis PLS-SEM ... 33

3.1 Diagram Jalur Model Penelitian... 46

4.1 Output Diagram Jalur ... 56

4.2 Setelah Re-estimasi ... 57

4.3 Digram Average Variance Extraced (AVE) ... 57

(17)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

2.1 Susunan Skala Likert... 22

2.2 Instrumen Kuisioner ... 24

2.3 Contoh Pernyataan Dalam Skala Likert ... 27

2.4 Kriteria Penilaian PLS ... 30

3.1 Indikator yang Digunakan ... 40

3.2 Responden Pengguna PADE ... 42

3.3 Hipotesis ... 46

4.1 Profil Responden ... 50

4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Task Characteristics ... 51

4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Technology Characteristics ... 52

4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Task Technology Fit... 53

4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Performance Impact ... 54

4.6 Uji Composite Reliability ... 58

4.7 Nilai AVE ... 58

4.8 Cross Loadings ... 60

4.9 Fornell-Larcker Criterion ... 61

4.10 Path Coefficients ... 62

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran

1 Surat Keterangan Penelitian

2 Surat Keterangan Riset Perusahaan

3 Wawancara

4 Data Kecamatan dan Desa

5 Kuisioner Penelitian

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya zaman pemanfaatan teknologi informasi

(TI) dapat meningkatkan kinerja organisasi jika didukung dengan keahlian

pemakai komputer. Penggunaan teknologi komputer dalam penyelesaian tugas

operasional perusahaan dapat dijelaskan dari elemen kemanusiaan yang berada di

belakang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini dikarenakan

operasionalisasi teknologi komputer sebagian besar menggunakan tenaga manusia

dan dengan demikian penting untuk memperhatikan keberadaan faktor manusia

dalam penerimaan teknologi.

Perilaku dalam penerapan TI merupakan aspek utama dalam kegiatan

manajemen informasi yang merupakan salah satu aspek penting untuk

diperhatikan, karena berhubungan langsung dengan pengguna. Hal ini

dikarenakan interaksi antara pengguna dengan perangkat variabel yang digunakan

sangat dipengaruhi oleh persepsi, sikap, dan afeksi sebagai aspek keperilakuan

yang melekat pada diri manusia sebagai user, sehingga sistem yang

dikembangkan harus berorientasi kepada penggunanya.

Pengolahan Administrasi Desa Secara Elektronik (PADE) merupakan

suatu progam aplikasi yang dibuat sesederhana mungkin, ditujukan untuk

memudahkan proses administrasi pelayanan surat menyurat di lingkup Desa atau

(20)

mengolah data administrasi kependudukan, keuangan, pertanahan dan potensi

desa serta pengolahan administrasi surat menyurat secara cepat, efektif, efisien,

dan akurat serta dapat dipertanggung jawabkan. Aplikasi PADE dimulai pada

tahun 2013 dengan penunjuk 42 desa percontohan dan pada tahun 2014 ditambah

44 desa percontohan, jadi jumlah keseluruhan desa yang menggunakan aplikasi

PADE sebanyak 86 desa. Dalam penggunaan aplikasi PADE, masing – masing

desa menunjuk Sekretaris Desa atau perangkat desa sebagai operator program.

PADE merupakan suatu aplikasi yang bertujuan untuk membantu proses

kinerja Sekretaris Desa dalam menangani Administrasi Desa. Dalam penggunaan

aplikasi PADE tersebut harus mempunyai keterampilan dasar dalam

mengoperasikan komputer dengan baik dan juga dapat memahami aplikasi PADE.

Sekretaris Desa dan perangkat desa yang akan berperan penting dalam

penggunaan aplikasi PADE, Sekretaris Desa dan perangkat desa harus memahami

fitur-fitur apa saja yang ada pada aplikasi PADE. Pengguna aplikasi PADE

sangatlah dibutuhkan seorang yang cermat, tanggap dan teliti, karena dalam

penggunaan aplikasi PADE harus benar-benar diperhatikan bagaimana cara

mengoperasikannya. Dalam permasalahan ini, pengguna aplikasi PADE yang ada

di beberapa Desa memiliki kemampuan minim dalam mengoperasikan komputer.

Kebanyakan Sekretaris desa dan perangkat desa yang ada sudah memasuki usia

yang sudah tidak muda lagi, sehingga dalam penggunaan aplikasi PADE kurang

begitu maksimal. Oleh karena itu, dalam menangani masalah minimnya

kemampuan dalam mengoperasikan aplikasi PADE akan dilakukan pelatihan

(21)

aplikasi PADE lebih didalami terutama kepada Sekretaris Desa sebagai

penanggung jawab utama agar dapat menguasai fitur-fitur yang ada pada PADE

tersebut. Untuk itu dibutuhkan kemauan dan kemampuan yang keras untuk

beradaptasi dengan aplikasi yang baru. PADE tidak akan berjalan tanpa upaya dan

kerja keras para Sekretaris Desa dan perangkat desa.

Keberhasilan pemanfaatan sistem informasi di suatu organisasi dapat

dilihat dari aspek kepuasaan pengguna. Kepuasaan pengguna ini didapatkan

dari aspek kemudahan penggunaan sistem informasi (user friendly) yang

dirasakan oleh pengguna. Aspek kepuasaan pengguna dapat diukur melalui

evaluasi penerimaan sistem dengan penggunaan beberapa model diantaranya

yaitu Task Technology Fit (TTF). Evaluasi sistem informasi dilakukan dengan

penggunaan metode Task Technology Fit(TTF). Salah satu penelitian yang

menggunakan metode TTF yaitu penelitian yang dilakukan oleh Chang

tentang penerimaan user pada lelang online, yang sebagian merujuk kepada

software yang pantas untuk pelelangan online, nilai persepsi pelanggan,

pengaruh persepsi pelanggan terhadap niat untuk menggunakan alat, dan

tingkat penerimaan pelanggan [5]. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

operator pelelangan onlinedan konsumen berpengaruh positif terhadap sikap

penggunaan agen teknologi.

Hal ini yang mendorong untuk melakukan penelitian menggunakan

metode TTF pada penerapan aplikasi PADE. Sebagai model utama dalam

mengukur pemanfaatan teknologi dan kinerja yang dipengaruhi oleh karakteristik

(22)

(1995) ini menjelaskan bahwa pemanfaatan dan sikap pengguna terhadap

teknologi untuk mempengaruhi kinerja individu, sesuai yang diusulkan oleh

DeLone dan McLean (2003) dalam modelnya. Namun, model ini memiliki

kelebihan dari model yang diusulkan oleh DeLone dan McLean (2003). Model ini

menekankan tentang pentingnya kesesuaian antara tugas dan teknologi (TTF)

dalam pengaruhnya terhadap kinerja. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan di

lakukan analisis penerimaan pengguna terhadap aplikasi PADE dengan

menggunakan model TTF.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah :

1. Apa saja yang mempengaruhi penerimaan pengguna untuk menggunakan

aplikasi PADE?

2. Bagaimana saran atau rekomendasi yang di berikan kepada pengelola

aplikasi PADE agar pengguna dapat menerima dengan baik aplikasi

tersebut?

1.3. Tujuan

Tujuan berdasarkan rumusan masalah penilitian yang ada adalah :

1. Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi penerimaan pengguna terhadap

aplikasi PADE

2. Menyusun saran atau rekomendasi agar aplikasi PADE lebih bisa diterima

(23)

1.4. Manfaat

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat :

1. Meningkatkan pengolahan administrasi Desa secara cepat dan akurat.

2. Meningkatkan sumber daya aparatur pemerintah desa dalam penguasaan

Teknologi Informasi (TI).

3. Untuk melakukan perbaikanterhadap aplikasi PADE agar lebih bisa

diterima oleh pengguna

1.5. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah :

Ruang Lingkup yang digunakan dalam penelitian adalah data 28

Kecamatan yang meliputi 86 desa yang telah menggunakan aplikasi PADE

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan komponen yang saling bekerja sama untuk

mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk

mendukukng pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian, analisis masalah

dan visualisasi dalam sebuah organisasi. Sistem informasi juga sebagai

seperangkat elemen atau komponen yang saling terkait yang dikumpulkan (input),

memanipulasi (process), menyimpan, menyebarkan (output) data, informasi dan

memberikan reaksi korektif untuk memenuhi tujuan. Sedangkan dalam Sistem

Informasi dibagi menjadi dua kata yaitu sistem dan informasi.

Sistem menurut pendapat Stair dan Reynolds (2010) O’Brien adalah

sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama untuk

mencapai tujuan bersama dengan cara mengubah input menjadi output dengan

sebuah proses yang teratur untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dan

informasi menurut Laudon (2010) adalah data yang telah dibuat kedalam bentuk

yang memiliki arti dan berguna bagi manusia. Sedangkan menurut O’Brien dan

Marakas (2008). Sedangkan Informasi adalah data yang telah diubah menjadi

konteks yang berarti dan berguna bagi para pemakai akhir tertentu.

2.1.1. Manfaat Sistem Informasi

Manfaat dari sebuah sistem informasi menurut O’Brien dan Marakas

(25)

1. Mendukung fungsi dari area bisnis untuk mencapau tujuan yang mencakup

bagian keuangan, akuntansi, operasional, pemasaran, dan sumber daya

manusia.

2. Untuk meningkatkan efisiensi dari proses produksi, meningkatkan

produktivitas pekerja, memberikan pelayanan dan kepuasan pelanggan.

3. Sebagai sumber utama informasi dan mendukung pengambilan keputusan

efektif yang diambil oleh manajer dan profesional bisnis.

4. Untuk mengembangkan produk dan jasa yang kompetitif dan sebagai sebuah

keuntungan strategis dalam menghadapi persaingan global.

Sebagai komponen utama dalam sumber daya infrastruktur dan kehandalan

jaringan bisnis masa kini.

2.2. Task Technology Fit (TTF)

Task Technology Fit merupakan Kesesuaian Tugas Teknologi secara

umum dapat didefinisikan seberapa besar suatu teknologi membantu seorang

individual dalam melakukan kumpulan tugasnya. Kesesuaian

tugas-teknologi lebih rinci dapat didefinisikan sebagai profil ideal bentuk dari suatu

kumpulan ketergantungan-ketergantungan tugas yang konsisten secara internal

dengan elemen-elemen digunakan yang akan berakibat pada kinerja pelaksana

tugas. Profil ideal dapat dioperasionalkan sebagai keselarasan yang menerus dari

tugas dan teknologi (Jogiyanto, 2008).

Metode TTF melibatkan dua komponen yang berinteraksi, yaitu

tugas-tugas yang harus dilakukan dan teknologi-teknologi yang digunakan untuk

(26)

teknologi informasi hanya akan digunakan jika fungsi dan manfaatnya

tersedia untuk mendukung aktivitas pengguna. Model TTF memiliki empat

konstruk kunci yaitu Task Characteristics, Technology Characteristics, yang

bersamasama mempengaruhi konstruk Task Technology Fit. Ketiga konstruk

ini (baik secara langsung atau tidak langsung) mempengaruhi variabel

outcome yaitu Performance Impacts atau Utilization. Berikut Variabel TTF

dapat dlihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Variable Task Technology Fit (Godhue dan Thompson : 1995)

a. Karakteristik Tugas (Task Characteristics)

Merupakan definisi yang luas dari kegiatan yang dilakukan individu dalam

pengubahan input ke output. Karakteristik tugas yang penting meliputi:

peningkatan penggunaan aspek-aspek tertentu dari teknologi informasi.

Misalnya: kebutuhan untuk dapat menjawab berbagai variasi dan

pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat diprediksi mengenai operasional

perusahaan atau entitas lain, yang akan meningkatkan ketergantungan

terhadap kapasitas sistem informasi untuk memproses data base informasi

(27)

b. Karakteristik Teknologi (Technology Characteristics)

Merupakan alat yang digunakan individu dalam penyelesaian tugas

mereka (Goodhue dan Thompson 1995). Dalam konteks sistem informasi,

teknologi terkait dengan sistem komputer (perangkat keras, perangkat

lunak dan data) dan penggunaan jasa pendukung (training, misalnya) yang

memberikan panduan pengguna dalam penyelesaian tugas. Model terfokus

pada pengaruh sistem secara spesifik atau pengaruh umum seperangkat

sistem, kebijakan dan jasa yang diberikan oleh departemen sistem

informasi.

c. Kesesuaian Tugas Teknologi (Task Technology Fit)

Merupakan tingkat kemampuan teknologi dalam membantu individu

dalam kinerja portofolio tugas. Lebih spesifik, TTF merupakan hubungan

antara requirement tugas, kemampuan individu dan fungsionalisasi

teknologi. Antecedent TTF merupakan interaksi antar tugas teknologi dan

individual. Jenis tugas tertentu membutuhkan fungsionalitas dari teknologi

(misal: integrasi data). Dikarenakan adanya gap antara persyaratan tugas

dan fungsionalitas teknologi. Dimulai dengan asumsi bahwa tidak ada

sistem yang dapat memberikan data sempurna, yang sesuai dengan

kompleksitas tugas tanpa adanya usaha tertentu. Dengan demikian, tugas

akan menjadi lebih bergantung pada teknologi.

d. Dampak Kinerja (Performance Impact)

Dalam konteks ini terkait dengan portofolio tugas seorang individu.

(28)

efisiensi, peningkatan efektivitas dan kualitas tinggi. Dari model penelitian

di atas, ada dua asumsi penting: pertama, bahwa TTF akan mempunyai

pengaruh kuat terhadap keyakinan pengguna mengenai konsekuensi

utilitas dan kedua, keyakinan pengguna ini akan mempunyai efek utilisasi.

Dalam penelitiannya (Goodhue dan Thompson, 1995) menjelaskan bahwa

ada beberapa faktor yang mendorong individu untuk memanfaatkan

teknologi komputer selain kegunaan yang dirasakan dan tekanan sosial,

yaitu: faktor kecemasan, ketrampilan, dukungan organisasional dan

pemanfaatan organisasional. Selain itu yang perlu diperhatikan adalah

karakteristik individu (training, pengalaman menggunakan komputer dan

motivasi) dapat mempengaruhi bagaimana mudahnya dan seberapa

baiknya individu tersebut meng-utilisasi teknologi. Yang tentu saja akan

berimplikasi pada kinerja yang dihasilkan variabel yang digunakan dalam

TTF dapat dilakukan pada gambar 2.1 .

Penerapan teknologi informasi di dalam organisasi tidak hanya sekedar

menginstalasi teknologi tersebut untuk digunakan melakukan suatu pekerjaan.

Agar penerapan teknologi informasi berhasil, maka teknologi tersebut harus

sesuai dengan tugas yang dibantunya. Kondisi ini disebut dengan kesesuaian tugas

teknologi. TTF melibatkan dua komponen yang berinteraksi, yaitu tugas-tugas

yang harus dilakukan dan teknologi-teknologi yang digunakan untuk membantu

melaksanakan tugasnya.

Menurut Agung dan Gusti (2008) variabel individu meliputi karakteristik

(29)

dan intelektual), proses belajar,kepribadian, persepsi, sikap, dan kepuasan kerja,

bekerja ditempat yang sama. Hurriyati (2005) memberikan pengertian tentang

karakteristik individu sebagai berikut: “Karakteristik individu merupakan suatu

proses psikologi yang mempengaruhi individu dalam memperoleh, mengkonsumsi

serta menerima barang dan jasa serta pengalaman. Karakteristik individu

merupakan faktor internal (interpersonal) yang menggerakan dan mempengaruhi

perilaku individu”.

2.3. Pengolahan Administrasi Desa Secara Elektronik (PADE)

Pemerintahan Desa (pemdes) bekerjasama dengan Kantor Pengelolahan

Data Elektronik (KPDE) memberikan bimbingan teknologi aplikasi PADE

kepada 185 Sekretaris Desa guna pemantapan tugas dan fungsi Sekretaris Desa.

Seorang Sekretaris Desa hukumnya wajib bisa mengoperasionalkan

komputer guna menunjang kegiatan pelaporan adminstrasi penyelenggaraan

adminstrasi pemerintahan desa, guna kelancaran penyelenggaraan aplikasi PADE

diberikan pelatihan oprasional aplikasi untuk menunjang dan meningkatkan

pengetahuan cara kinerja aplikasi PADE pada pemerintahan desa.

PADE dimaksudkan untuk pemerintah desa agar mampu mengolah data

administrasi kependudukan, keuangan, pertanahan, dan potensi desa serta

pengolahan administrassi surat menyurat secara cepat, efektif, efisien, dan akurat

serta dapat dipertanggung jawabkan dengan menggunakan teknologi berbasis

elektronik. Adapun tujuannya agar meningkatkan pelayanan masyarakat,

meningkatkan sumber daya aparatur pemerintah desa dalam penguasaan teknologi

(30)

Gambar 2.2 Ilustrasi Aplikasi PADE

Contoh pelayanan administrasi PADE:

1. Pengantar Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)

Pembuatan surat pengantar SKCK pertama klik Menu PELAYANAN

ADMINISTRASI kemudian pilih formulir SKCK. Pada table hasil pencarian

sorot nama yang dimaksud kemudian klik tombol CETAK kemudian isi

keperluan atau maksud pengurusan SKCK. Dapat dilihat pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Pencarian Data Nama Penduduk

Setelah itu klik tombol CETAK dan tampildari preview halaman yang akan

dicetak. Dapat dilihat pada gambar 2.4

DATA DESA DATA PENDUDUK

PENGOLAHAN DATA PENDUDUK

(31)

Gambar 2.4 Tampilan Surat Pengantar SKCK

2. Surat Kesaksian Kelahiran

Pilih menu PELAYANAN ADMINISTRASI kemudian pilih Surat Kesaksian

Kelahiran. Isi kolom nama anak dengan mengetik nama yang akan dibuatkan

kesaksian kelahirannya. Kemudian akan tampil seperti pada gambar 2.5

(32)

3. Surat Keterangan Pindah

Pilih menu PELAYANAN ADMINISTRASI kemudian pilih FORMULIR

SURAT PINDAH. Kemudian akan tampil seperti gambar 2.6

Gambar 2.6 Formulir Surat Pindah

Cari warga atau penduduk yang pindah dengan cara memasukkan nama atau

NIK. Kemudian isian pindah diisi dengan alamat yang baru,selanjutnya sorot

nama atau data warga yang dimaksud. Klik tombol cetak untuk melihat

preview hasil yang akan dicetak. Dilihat pada gambar 2.7

(33)

4. Surat Kematian

Masukkan nama atau NIK dari penduduk yang akan diinput kemudian klik

tombol cari, jika sudah muncul tabel namanya kemudian klik tombol cari.

Dilihat pada gambar 2.8

Gambar 2.8 Pencarian nama penduduk

Kemudian pilih tanggal kematian, selanjutnya isikan sebab kematian dan

tempat meninggalnya. Lalu klik tombol PROSES. Untuk mencetak surat

(34)

Gambar 2.9 Form Kematian

5. Surat Keterangan Tidak Mampu

Pilih pada menu yang diinginkan, selanjutnya akan muncul tampilan seperti

pada gambar 2.10

Gambar 2.10 Daftar Penduduk

Kemudian isikan keperluan atau alasan penerbitan Surat keterangan tersebut,

(35)

Gambar 2.11 Form Keperluan Keterangan Tidak Mampu

6. Surat Keterangan Domisili

Masukkan nama atau NIK warga yang meminta surat keterangan domisili

kemudian klik tombol CARI, seperti dilihat pada gambar 2.12

Gambar 2.12 Pencarian nama Warga

Kemudian klik atau sorot data yang dipilih,kemudian klik tombil cetak.

Jangan lupa mengisi keperluan pada kolom yang telah disediakan. Klik

tombol melanjutkan untuk mencetak ke layar, sedangkan untuk mencetak ke

(36)

Gambar 2.13 Form Keperluan Surat Keterangan Domisili

7. Surat Keterangan Kehilangan

Masukkan nama atau NIK warga yang meminta surat keterangan kehilangan

kemudian klik tombol cari, maka akan muncul seperti pada gambar 2.14.

(37)

Kemudian klik data yang diinginkan dan masukkan detail barang – barang

yang hilang di kolom yang disediakan,kemudian klik cetak untuk hasil surat

keterangan kehilangan, dapat dilihat pada gambar 2.15

Gambar 2.15 Form Detail Kehilangan dan Hasil Surat Keterangan Kehilangan

8. Surat Keterangan Usaha

Masukkan nama atau NIK warga yang meminta surat keterangan usaha

kemudian klik tombol cari, maka akan muncul seperti pada gambar 2.16

Gambar 2.16 Pencarian data penduduk

Kemudian klik data yang diinginkan dan isikan dikolom yang telah

disediakan data-data yang ada,kemudian klik cetak untuk hasil surat

(38)

Gambar 2.17 Form Data Keterangan Usaha dan Hasil Surat Keterangan

Usaha

9. Surat Keterangan Kepemilikan Tanah

Masukkan nama atau NIK warga yang meminta surat keterangan usaha

kemudian klik tombol cari, Selanjutnya isikan pada kolom yang tersedia

yaitu: Hak milik, luas tanah, tanggalsurat ukur, atas nama dan keperluan.

Maka akan muncul seperti pada gambar 2.18

Gambar 2.18 Form Surat Keterangan Kepemilikan Tanah

2.4 Data

Data adalah deskripsi dasar dari benda, peristiwa, aktivitas dan transaksi

(39)

menyampaikan arti tertentu (Turban, 2010). Data juga bisa didefinisikan

sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan (observasi) suatu

objek. Riset akan menghasilkan data. Ada tiga peringkat data yaitu data mentah,

hasil pengumpulan, data hasil pengolahan berupa jumlah, rata-rata, dan data hasil

analisis berupa kesimpulan. Data hasil analisis ini mempunyai peringkat tertinggi

sebab dapat langsung digunakan untuk menyusun saran atau usul dalam

pengambilan keputusan.

2.4.1 Data Menurut Sifat

Data menurut sifatnya terdiri dari 2 jenis, diantaranya :

a. Data Kualitataif adalah data yang tidak berbentuk angka, misalnya :

kuisioner pertanyaan tentang situasi kerja, kualitas pelayanan sebuah

restoran atau gaya kepemimpinan, dan sebagainya,

b. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, misalnya : harga

saham, besarnya pendapatan, dan sebagainya.

2.4.2 Data Menurut Cara Memperoleh

Data menurut cara memperolehnya terdiri dari 2 jenis, yaitu :

a. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu

organisasi secara langsung dari obyek yang diteliti dan untuk studi yang

bersangkutan dan dapat berupa interview, observasi.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh/dikumpulkan dan disatukan

studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain.

Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip

(40)

2.4.3 Data Menurut Waktu Pengumpulan

Data menurut waktu pengumpulannya terdiri dari 2 jenis, yaitu :

a. Data cross section adalah data yang dikumpulkan pada suatu waktu

tertentu untuk menggambarkan keadaan dan kegiatan pada waktu

tersebut. Misalnya: data penelitian yang menggunakan kuesioner.

b. Data time series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

untuk melihat perkembangan suatu kejadian/kegiatan selama periode

tersebut. Misalnya: perkembangan uang beredar, harga 9 macam bahan

pokok, penduduk.

2.5 Skala Likert

Skala Likert adalah penskalaan yang didesain untuk menelaah seberapa

kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 4 titik, susunan

skala likert dapat dilihat pada tabel 2.1. Respons terhadap sejumlah item yang

berkaitan dengan konsep atau variabel tertentu kemudian disajikan kepada tiap

responden. Ini adalah skala interval dan perbedaan dalam respons antara dua titik

pada skala tetap sama (Sekaran, 2006). Contoh Pernyataan Dalam Skala Likert

dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.1 Susunan Skala Likert

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju

1 2 3 4

2.6 Jenis Variabel

Variabel adalah objek yang dijadikan penelitian dan memiliki nilai

(41)

kesimpulannya, sedangkan sesuatu yang hanya memiliki satu nilai disebut

konstanta. Variabel dibedakan sebagai berikut:

a. Variabel bebas/independen (X) adalah variabel yang mempengaruhi perubahan

dalam variable terikat dan mempunyai hubungan positif dan negatif (Suharso,

2009).

b. Variabel terikat/dependen (Y) adalah variabel yang menjadi perhatian utama

(sebagai faktor yang berlaku dalam pengamatan) dan menjadi sasaran

penelitian (Suharso, 2009).

c. Variabel moderator (moderating variable) adalah variabel yang mempunyai

pengaruh ketergantungan yang kuat dalam hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikat (Suharso, 2009).

d. Variabel antara (intervening) adalah variabel yang bisa muncul saat variabel

bebas mulai mempengaruhi variabel terikat, dan saat pengaruh variabel bebas

terasa pada variabel terikat (Suharso, 2009).

e. Variabel laten (Unobserved/latent variable) biasa disebut sebagai variabel

abstrak atau variabel yang tidak dapat diukur. Variabel laten memiliki dua jenis

yaitu variabel laten eksogen dan variabel laten endogen. Variabel laten eksogen

dapat disebut sebagai variabel bebas dalam suatu persamaan sedangkan

variabel laten endogen merupakan variabel terikat pada suatu persamaan

(Wijanto, 2008).

f. Variabel manifes (Observed/manifest variable) merupakan variabel yang dapat

diamati atau dapat diukur secara empiris. Variabel manifes dapat disebut

(42)

2.6.1 Indikator Variabel Task Technology Fit (TTF)

Instrumen kuesioner yang diadaptasi dari penelitian-penelitian

terdahulu ini dirancang secara sederhana dan langsung mengukur informasi

yang dikehendaki. Instrumen kuesioner yang digunakan dalam penelitian

selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.2

Tabel 2.2 Instrumen Kuesioner

Variabel Indikator Sumber

TASK CHARACTERISTICS (2007). Adoption of mobile technology in business: a fit-viability model. Industrial Management &

Data Systems, 107(8), 1154-1169. TAC 2 Information delay

significantly affects the performance of my tasks on smartphones.

Liang, T. P., Huang, C. W., Yeh, Y. H., & Lin, B. (2007). Adoption of mobile technology in business: a fit-viability model. Industrial Management &

Data Systems, 107(8), 1154-1169 TAC 3 The performance of the

task will be substantially poorer if it is performed in a different place or at a different time on a smartphone

Liang, T. P., Huang, C. W., Yeh, Y. H., & Lin, B. (2007). Adoption of mobile technology in business: a fit-viability model. Industrial Management &

Data Systems, 107(8), 1154-1169. TECHNOLOGY CHARACTERISTICS

(43)

Variabel Indikator Sumber Journal of the Association for Information Systems, Journal of the Association for Information Systems, Journal of the Association for Information Systems, 7(9), 618-644

TASK-TECHNOLOGY FIT

TTF 1 Using smartphones fits well with the way I like to work

Moore, G. C., & Benbasat, I. (1991). Development of an instrument to measure the perceptions of adopting an information technology I. (1991). Development of an instrument to measure the perceptions of adopting an information technology innovation. Information

(44)

Variabel Indikator Sumber I. (1991). Development of an instrument to measure the perceptions of adopting an information technology The role of prior experience. MIS Quarterly 19(2), 561-570. Thompson, 1995 ; Abugabah

and al., 2009 ; Livari ,2005; Stone and al., 2006 ; Kositanurit and al., 2011 ; Hossain and al., 2012 PI 2 Your IS improves your

efficiency in your work. McGill and al.,2003; Goodhue and Thompson, 1995 ; Abugabah and al., 2009 ; Livari ,2005; Stone and al., 2006 ; Kositanurit and al., 2011 ; Hossain and al., 2012 PI 3 Overall, the IS can achieve

your employment goals McGill and al.,2003; Goodhue and Thompson, 1995 ; Abugabah and al., 2009 ; Livari ,2005; Stone and al., 2006 ; Kositanurit and al., 2011 ; Hossain and al., 2012

2.7 Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM)

2.7.1 Pengenalan PLS-SEM

PLS adalah model persamaan Structural Equation Modeling (SEM) yang

berbasis komponen varian. PLS hampir menyerupai regresi namun lebih dari itu,

secara simultan menggabungkan model structural path (misalkan hubungan

teoritis variabel laten) sekaligus mengukur path tersebut (misalkan hubungan

antara variabel laten dengan indikatornya). Bukannya mengasumsikan semua

(45)

PLS indikator-indikator memiliki bobot yang beragam. Sehingga, indicator

dengan bobot yang lebih rendah akan berkontribusi rendah pula terhadap variabel

laten (Chin dkk, 1996).

Tabel 2.3 Contoh Pernyataan Dalam Skala Likert Menggunakan skala Likert sebelumnya, nyatakan tingkat kesetujuan Anda dengan tiap pernyataan berikut:

No Pertanyaan Nilai/Skala

1.1 Teknologi pelayanan kesehatan membantu

mempercepat proses pelayanan kepada pasien 1 2 3 4 1.2 Teknologi pelayanan kesehatan dapat meningkatkan

kepuasan pasien atau keluarga pasien 1 2 3 4 1.3 Teknologi pelayanan kesehatan dapat meningkatkan

efisiensi pelayanan kepada pasien yang anda lakukan 1 2 3 4 Menggunakan skala Likert sebelumnya, nyatakan tingkat kesetujuan Anda dengan tiap pernyataan berikut:

1.4 Teknologi pelayanan kesehatan dapat meingkatkan aksesibilitas da komunikasi antara Anda dengan pelanggan (pasien atau keluarga pasien)

1 2 3 4

Partial Least Square (PLS) adalah suatu metode yang berbasis regresi

yang dikenalkan oleh Herman O.A Wold. PLS memiliki asumsi data penelitian

bebas distribusi (Distribution Free), artinya data penelitian tidak mengacuh pada

salah satu distribusi tertentu (misalnya distribusi normal). PLS merupakan metode

alternative dari Structural Equation Modelling (SEM) yang dapat digunakan

untuk mengatasi permasalahan hubungan diantara variable yang kompleks namun

ukuran sampel datanya kecil (30-100), mengingat SEM memiliki ukuran sampel

data minimal 100 (Hair et.al.,2010).

PLS digunakan untuk mengetahui kompleksitas hubungan suatu konstrak

dan konstrak yang lain, serta hubungan suatu konstrak dan indicator-indikatornya.

(46)

model menentukan spesifikasi hubungan antara konstrak dan konstrak yang lain,

sedangkan outer model menentukan spesifikasi hubungan antara konstrak dan

indikator-indikatornya.

2.7.2 Model Indikator PLS

PLS memiliki dua model indikator dalam penggambarannya, yaitu:

a. Model Indikator Refleksif

Model ini biasa disebut juga sebagai principal factor dimana kovarian

pengukuran indikator dipengaruhi oleh variabel laten yang mencerminkan

konstruk variabel laten. Penggambarannya ditunjukkan dengan anak panah dari

konstruk laten berbentuk elips kepada beberapa indikator teramati. Variabel

konstruk dapat bernilai rendah, bila memiliki sedikit indikator, akan tetapi nilai

validitas tidak akan pernah berubah meski satu indikator dihilangkan. (Chin dkk,

1996). Pada model reflektif, antara indikator memiliki sifat interchangeability

(dapat dipertukarkan), sedangkan pada model formatif tidak bersifat

interchangeability. Dengan adanya sifat interchangeability dalam model reflektif

ini diharapkan hubungan antar indikator Saling berkorelasi tinggi.

Gambar 2.19 Contoh Model Reflektif b. Model Indikator Formatif

Model formatif mengasumsikan bahwa semua indikator mempengaruhi

(47)

sebagai grup untuk menentukan makna empiris dari setiap laten. Setiap variabel

mempengaruhi konstruk laten, maka ada kemungkinan korelasi antar variabel.

Penilaian validitas konstruk tidak dipengaruhi nilai dari variabel lain, melainkan

konstruk lain yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, penghapusan satu

indikator laten dapat menghilangkan dan merubah makna dari variabel laten atau

konstruk laten. (Chin dkk, 1996).

Gambar 2.20 Contoh Model Formatif

2.7.3 Kriteria Penilaian PLS

PLS memiliki dua model evaluasi, yaitu:

a. Model Pengukuran (Measurement/Outer Model)

Model pengukuran adalah model yang menspesifikasikan hubungan antara

variabel laten dengan setiap blok indikatornya. Evaluasi model pengukuran yang

bersifat reflektif adalah menguji convergent validity, discriminant validity, dan

reliabillity (Campbell dkk, 1959). Convergent validity berkaitan dengan korelasi

hubungan antara indikator (manifes) dan variabel latennya, pengukuran ini

seharusnya berkorelasi tinggi (signifikan). Evaluasi model pengukuran untuk

hubungan antara indikator dan variabel laten model reflektif dievaluasi melalui

construct validity (convergent validity, discriminant validity) dan reliability,

(48)

Untuk hubungan model pengukuran yang bersifat formatif, konstruk reliabilitas

menjadi kriteria yang tidak relevan dalam pengujian kualitas model pengukuran,

hal yang harus dilakukan ialah menggunakan teori yang ada (rasional) dan

pendapat ahli. Setidaknya ada lima isu kritis untuk menentukan kualitas model

formatif yaitu content specification, specification indicator, reliability indicator,

colinierity indicator, dan external validity (Yamin dkk, 2011).

b. Model Struktural (Structural/Inner Model)

Model struktural adalah model yang menunjukkan hubungan prediksi

(estimasi) antar variabel laten dalam model penelitian. Evaluasi model struktural

bertujuan untuk melihat signifikansi hubungan antar variabel laten dalam model

penelitian dengan melihat koefisien jalur (path coefficient). Untuk menyimpulkan

apakah hipotesis diterima atau ditolak, digunakan komparasi antara |t-statistik| dan

dari t-tabel pada derajat bebas dan tingkat kesalahan (α) yang ditetapkan.

Tabel 2.4 Kriteria Penilaian PLS (Ghozali, 2013) Evaluasi Model Struktural

R2 Nilai R2 untuk menjelaskan pengaruh variabel laten (eksogen) tertentu terhadap variabel laten (endogen)

0.67; 0.33 dan 0.19 menunjukkan model ”kuat”, ”moderat”, dan

Nilai estimasi untuk hubungan jalur dalam model

struktural harus signifikansi ini dapat diperoleh dengan

prosedur bootstrapping yang juga menghasilkan nilai

(49)

f2 untuk

effect size

Nilai f2 dapat diinterpretasikan apakah prediktor

variabel laten mempunyai pengaruh yang lemah,

0.02; 0.15 dan 0.35 menunjukkan pengaruh

“kecil”, “moderat”, dan besar (Cohen, 1998)

Relevansi

prediksi Q2 Prosedur untuk menghitung: blindfolding digunakan Q2 = ∑𝐷𝐸𝐷

∑𝐷𝑂𝐷

D adalah ommission distance, E adalah sum of squares of predictionerrors, dan O adalah sum of squares of observation.

Nilai Q2 > 0 menunjukkan variabel laten

eksogen baik/sesuai sebagai variabel penjelas yang mampu memprediksi variabel endogennya

Evaluasi Model Pengukuran Reflektif

Convergent

Validity Loading factor > 0.7 untuk research Confirmatory

> 0.6 untuk Exploratory research

Average variance extracted (AVE) Nilai AVE > 0.5 (untuk Confirmatory

research dan Exploratory research), memiliki

arti bahwa 50% atau lebih variance indikator

dapat dijelaskan

Discriminant

Validity Cross loading Nilai variabel laten cross loading antara dengan indikatornya (sendiri) harus lebih besar

dibandingkan indikator lain

Akar kuadrat AVE dan korelasi

antar variabel laten Nilai akar kuadrat dari AVE > nilai korelasi antar variabel laten

Reliability Cronbach’s alpha > 0.7 untuk Confirmatory

research

> 0.6 untuk Exploratory research

Composite reliability > 0.7 untuk Confirmatory

research

(50)

Evaluasi Model Pengukuran Formatif

Reliability

Indicator Signifikansi nilai weight Nilai estimasi untuk model pengukuran formatif harus signifikan (minimal 0.2).

Tingkat signifikansi ini dinilai dengan

prosedur bootstrapping

Multikolonieritas Variabel manifes dalam blok

harus diuji

apakah terdapat multikol. Nilai Variance Inflation Factor (VIF) dapat digunakan untuk menguji hal ini. Nilai VIF > 10

digunakan untuk memvalidasi performa gabungan

antara model pengukuran dan model struktural

GoF= √𝑚𝑒𝑎𝑛 𝐶𝑜𝑚𝑚𝑢𝑛𝑎𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 + 𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑅2

0.1; 0.25 dan 0.36 menunjukkan GoF “kecil”,

“moderat”, dan besar

2.7.4 Tahapan Analisis PLS-SEM

Tahapan analisis PLS-SEM setidaknya ada tujuh proses yang harus

dilakukan, Diagram jalur tahapan analisis dapat dilihat pada gambar 2.21.

Tahapan analisis PLS-SEM dijabarkan sebagai berikut:

a. Merancang model struktural (inner model) tujuannya adalah

memformulasikan model hubungan antar variabel laten.

b. Mendefinisikan model pengukuran (outer model), tujuannya untuk adalah

mendefinisikan dan mespesifikan hubungan antara konstruk dengan

(51)

c. Membuat diagram jalur, tujuannya adalah memvisualisasikan hubungan

antara indicator dengan variabel latennya serta antar variabel laten dalam

model penelitian, sehingga mempermudah peneliti untuk melihat model

secara keseluruhan

d. Evaluasi model dimana terdiri dari tahapan evaluasi model pengukuran,

evaluasi model struktural,dan evaluasi model gabungan.

e. Interpretasi model dimana berdasarkan kepada hasil analisis dari model

penelitian (signifikansi hubungan antar variabel)

(52)

2.8 Tools SmartPLS 3.0

Tahun 2005 SmartPLS dikembangkan oleh Profesor Cristian M. Ringle,

Sven Wended dan Alexander Will. Software ini diciptakan sebagai proyek di

Institute of Operation Management and Organization (School od Business)

University of Hamburg, Jerman. SmartPLS menggunakan Java Webstart

Technology.

SmartPLS 3.0 merupakan salah satu program yang digunakan untuk

menganalisis data dalam menyelesaikan permasalahan variance-based SEM

(Ghozali, 2013). SmartPLS 3.0 baik versi student maupun versi trial satu tahun

dapat di download di www.smartpls.com cari platform yang sama dengan

operating system computer yang digunakan (windows, macs). Selain bersifat

freeware, penggunaan SmartPLS mudah dipelajari dan user friendly. Adapun

dukungan problem-solving oleh pembuatnya melalui forum diskusi di

www.smartpls.com/forum

2.8.1 Keunggulan Software SmartPLS 3.0

1. Orientasi analisis smartPLS lebih ke arah prediksi bukan konfirmasi model.

2. Pendekatan smartPLS dianggap powerful karena tidak mendasarkan pada

berbagai asumsi.

3. Jumlah sampel yang dibutuhkan dalam analisis relatif kecil dan data dalam

analisis smartPLS tidak harus memiliki distribusi normal.

4. SmartPLS mampu menguji model formatif dan reflektif dengan skala

(53)

2.8.2 Interpretasi Output SmartPLS 3.0

a. Validity

1. Discriminant validity bertujuan untuk melihat nilai korelasi indikator suatu

konstruk harus lebih besar dibandingkan dengan konstruk lainnya. Cross

loadings berguna untuk menilai apakah konstruk memiliki discriminant

validity yang memadai. Jika korelasi indikator konstruk memiliki nilai lebih

tinggi dibandingkan dengan korelasi indikator tersebut terhadap konstruk

lain, maka dikatakan konstruk memiliki discriminantvaliditas yang tinggi.

2. Convergent validity bertujuan untuk mengukur besarnya korelasi antar

variabel laten dengan indikatornya. Untuk mengukur convergent validity

dapat dilihat pada tabel loading factor dan melihat nilai AVE.

b. Reliability

Uji reliabilitas berfungsi untuk mengukur akurasi, konsistensi, dan

ketepatan instrumen dalam mengukur variabel laten. Uji reliabilitas

dilakukan dengan melihat nilai cronbach’s alpha dan atau composite

reliability.

c. Pengujian Model Konstruk

R-square berfungsi menjelaskan kemampuan variabel independen

menjelaskan variabel dependen. Semakin tinggi nilai R-square maka

semakin besar kemampuan variabel independen tersebut dapat

(54)

d. Uji Hipotesis

t-statistic digunakan untuk menyimpulkan apakah hipotesis diterima atau

ditolak dengan membandingkan t-tabel pada derajat bebas dan

(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang merupakan cara

ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara

ilmiah berarti suatu kegiatan yang dilandasi oleh metode keilmuan. Metode

keilmuan merupakan gabungan antara pendekatan rasional dan empiris.

Pendekatan rasional memberikan kerangka berpikir yang koheren dan logis.

Sedangkan pendekatan empiris memberikan kerangka pengujian dalam

memastikan suatu kebenaran.

Di sini juga akan dibahas mengenai rancangan penelitian yang merupakan

sebuah rencana menyeluruh tentang tahapan (sequence) kerja yang dipakai dalam

mencapai tujuan penelitian. Pada rancangan penelitian ini akan dilakukan suatu

pengelolaan sumber daya dalam mengumpulkan dan menganalisis data yang

bertujuan untuk menggabungkan data-data yang relevan dengan tujuan penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu jenis

penelitian yang digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang

sedang dihadapi sekarang berdasarkan data, menganalisis dan

menginterpretasikannya yang bertujuan untuk memecahkan masalah secara

sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi. Kuantitatif

sendiri digunakan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan

(56)

menganalisis penerimaan pengguna terhadap aplikasi PADE berdasarkan

fakta-fakta yang diukur.

3.1 Tahap Persiapan Penelitian

3.1.1 Identifikasi Topik Permasalahan

Topik permasalahan yang akan diteliti adalah mengenai kesuksesan

penerapan Sistem dalam mendukung kinerja dari para pengguna sistem yang telah

diterapkan. Untuk menganalisis kesuksesan penerapan sistem tersebut, metode

yang digunakan adalah model TTF, karena model ini menunjukkan pengaruh

hubungan antara karakteristik tugas dan karakteristik teknologi yang sesuai,

berdampak langsung kepada kinerja pengguna sistem tersebut.

Berdasarkan pengamatan dan studi lapangan dari penulis, maka didapatkan

sistem yang sesuai untuk dilakukan analisis penerimaan pengguna terhadap

aplikasi PADE di Kabupaten Lamongan. Aplikasi tersebut telah diterapkan sejak

tahun 2013. Aplikasi PADE yang mengelola tentang administrasi desa akan

diteliti bagaimana interaksi pengguna terhadap aplikasi sesuai dengan model TTF.

3.1.2 Studi Pustaka

Kegiatan studi pustaka adalah kegiatan mengumpulkan bahan-bahan teori

yang sesuai dengan topik penelitian, diantaranya mengumpulkan teori mengenai :

a. Tahap Persiapan Penelitian

b. Studi Pustaka

c. Identifikasi variabel dan Indikator

d. Model Penelitian

(57)

f. Pengolahan data Kuesioner

g. Analisa data Kuesioner

Studi pustaka tersebut didapatkan dari buku-buku, jurnal dan internet.

Hasil dari studi pustaka ini adalah landasan teori yang berguna dalam melakukan

penelitian serta panduan untuk mendapatkan hasil penelitian yang maksimal.

Studi pustaka ini dilakukan pada setiap tahapan penelitian, dari mulai persiapan

penelitian hingga dokumentasi akhir penelitian.

3.1.3 Identifikasi Variabel dan Indikator

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan model asli

TTF (lihat Gambar 2.1) yang terdiri dari 2 variabel independen dan 2 variabel

dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik tugas dan

karakteristik teknologi . Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah

kesesuaian tugas dan dampak kinerja. Indikator Indikator untuk setiap

variabelditentukan berdasarkan hasilpenelitian yang dilakukan olehCarole L. H

ollingsworth (2015), Bejjar Mohamed Ali dan Boujelbene Younes (2013).

Indicator dari penelitian tersebut. Diambil dan disesuaikan dengan kebutuhan

pada penelitian ini.

Sedangkan untuk tipe skala pengukurannya menggunakan skala likert.

Dimana skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang gejala atau kejadian sosial. Dengan

menggunakan skala likert, akan menilai indikator yang dijabarkan dalam item

instrumen berupa pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden. Pengukuran

(58)

yang paling tinggi dan 1 untuk skor terendah pada setiap pertanyaan. Yang

kemudian akan dijabarkan menjadi indikator-indikator yang dapat diukur seperti

pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Indikator yang Digunakan

Variabel Indikator

Karakteristik Tugas

TAC 1 Merasa perlu untuk pembagian tugas

dalam mengoperasikan aplikasi

TAC 2 Penundaan informasi pada pendataan

secara signifikan mempengaruhi

TEC 1 Belajar untuk mengoperasikan

aplikasi dengan mudah

TEC 2 merasa mudah mengoperasikan

aplikasi dalam menyelesaikan pekerjaan

TEC 3 Sangat mudah untuk menjadi terampil

dalam menggunakan aplikasi

TEC 4 Merasa bahwa menemukan aplikasi

yang mudah untuk dipelajari

Kesesuaian Tugas Teknologi

TTF 1 Merasa bahwa pengguna dapat bekerja

dengan baik dalam menyelesaikan tugas

TTF 2 Merasa bahwa aplikasi dapat

membantu meringankan pekerjaan

TTF 3 Merasa penggunaan aplikasi yang

Sangat mendukung dengan situasi saat ini

TTF 4 Menggunakan aplikasi dalam gaya

kerja yang sesuai dengan kebutuhan Dampak Kinerja

PI1 Merasa dalam penggunaan aplikasi

(59)

Variabel Indikator

PI 2 Meningkatkan kinerja dan dapat

meningkatkan efisiensi dalam pekerjaan

PI 3 Dapat mencapai tujuan kerja yang

diinginkan

Turunan dari indikator yang telah dibuat diadaptasi menjadi instrumen

kuesioner yang sederhana dan langsung mengukur informasi yang dikehendaki.

Instrumen pertanyaan kuesioner ini juga diadaptasi dari kuesioner yang sesuai

dengan permasalahan

3.1.4 Model Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Uji Pengaruh yang menggunakan data

kuantitatif. Dikatakan demikian karena penelitian ini menggunakan metode

Structural Equation Model – Partial Least Square (SEM-PLS) dengan bantuan

SmartPLS 3.0 yang secara otomatis akan mengeluarkan besar pengaruh tiap

variabel, signifikansi dan pengaruh secara keseluruhan dari variabel. Hasil analisis

data yang dihasilkan akan dapat menunjukkan ada atau tidaknya pengaruh dan

signifikasi antara kesesuaian tugas dan teknologi terhadap kinerja dengan

membandingkan t hitung lebih besar dengan t Tabel. Jika hasil dari t hitung lebih

besar dari t Tabel, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif antara

variabel bebas dengan variabel terikat

3.2 Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini berasal dari populasi dari elemen pengguna aplikasi

PADE yaitu berjumlah 86 responden, yang berasal dari Sekretaris desa dan

(60)

Populasi yang berasal dari pengguna PADE akan diambil 50 responden

dari 86 responden sebagai sampel. Teknik sampling yang digunakan yaitu

sampling jenuh. Dimana seluruh populasi digunakan sebagai sampel karena

jumlah responden 50 orang. Rincian sampel tersebut akan dijelaskan pada Tabel

3.2. Terdiri dari Sekretaris desa dan aparatur desa pengguna aplikasi PADE yang

ada di Kabupaten Lamongan.

Tabel 3.2 Responden Pengguna PADE

No Kecamatan Desa

1. Lamongan 1. Karanglangit 2. Kebet 4. Kembangbahu 1. Dumpiagung

2. Moronyamplung 3. Sukosongo 5. Karanggeneng 1. Mertani

2. Sumberwudi 3. Latukan

6. Sekaran 1. Jugo

2. Sekaran 3. Miru

7. Maduran 1. Jangkungsomo

2. Maduran

9. Kedungpring 1. Blawirejo

(61)

No Kecamatan Desa

12. Ngimbang 1. Slaharwotan 2. Lamongrejo

3. Cerme

13. Bluluk 1. Bluluk

2. Songowareng 3. Cngkring 14. Sambeng 1. Kedungbanjar

2. Gempolmanis 17. Karangbinangun 1. Karangbinangun

2. Ketapangtelu 3. Priyoso 18. Kalitengah 1. Butungan

(62)

Sumber : Bagian Pemerintahan Desa (2014)

3.3 Metode Pengumpulan Data

Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah menghimpun data

dengan menggunakan Kuesioner. Kuesioner yang akan disebarkan berisi tentang

pertanyaan pertanyaan seputar dimensi yang dibahas dalam penelitian serta

tentang variabel terikat yaitu penerimaan pengguna pade. Kuesioner ini akan

disebarkan ke 86 responden, yaitu terdiri dari Sekdes dan aparatur desa yang ada

di Kabupaten Lamongan.

3.3.1 Pengolahan Data Kuesioner

Pada tahap ini dilakukan pengolahan data kuesioner agar data siap

digunakan untuk dianalisa. Pengolahan data kuesioner dilakukan dengan

mentabulasikan jawaban kuesioner setiap responden ke dalam file excel dan

disimpan dengan ekstensi comma delimited (csv). Tools yang digunakan untuk

tabulasi data dalam format excel adalah Microsoft Excel 2010. Setelah seluruh

(63)

data kuesioner ditabulasikan dalam file excel, maka tahap yang dilakukan

selanjutnya adalah import data dengan format .csv kedalam tools SmartPLS 3.0.

Fitur yang digunakan dalam tools SmartPLS 3.0 adalah PLS Algorithm dan

Bootsrappin yang dibagikan kepada Sekdes dan aparatur desa pengguna PADE

yang berhubungan langsung dengan aplikasi.

3.3.2 Analisa Data Kuesioner

Pada tahap ini dilakukan analisa data kuesioner. Analisa data kuesioner

telah diputuskan menggunakan teknik analisis PLS-SEM. Alasan peneliti

menggunakan analisis PLS-SEM karena dalam penelitian ini menggunakan

indikator untuk mengukur setiap variabel latennya, model pengukuran bersifat

struktural, dan juga bertujuan untuk orientasi prediktif hubungan antar variabel.

Tools yang digunakan untuk analisa data adalah SmartPLS 3.0 (tahapan analisis

PLSSEM dapat dilihat sub bab 2.7.2). Berikut adalah penjabaran tahapan analisis

PLS-SEM:

a. Merancang Model Struktural (Iner Model)

Merancang model struktural TTF untuk menentukan spesifikasi hubungan

antara variabel laten satu dengan variabel laten lainnya. Model struktural TTF ini

dievaluasi dengan menggunakan R-square (R²) untuk variabel dependen,

Stone-Geisser Q-square test untuk predictive relevance dan uji t serta signifikan dari

koefisien parameter jalur struktural.

b. Merndefinisikan Model Pengukuran (Outer Model)

Mendefinisikan model pengukuran TTF untuk mengetahui validitas dan

(64)

dalam penelitian ini adalah reflektif karena variabel laten mempengaruhi

indikatornya, untuk itu digunakan 3 cara pengukuran meliputi convergent validity,

discriminant validity, dan reliability.

c. Membuat Diagram Jalur

Membuat diagram jalur bertujuan untuk merepresentasikan secara visual

model penelitian. Diagram jalur menggambarkan seluruh hubungan antara

variabel-variabel yang diteliti guna mempermudah dalam melihat hubungan yang

ada pada model penelitian.

Sumber SmartPLS 3.0

Gambar 3.1 Diagram Jalur Model Penelitian

Diagram jalur diatas merupakan model dari TTF dan dapat disimpulkan

Hipotesis seperti pada tabel 3.3

Tabel 3.3 Hipotesis Hipotesis Keterangan

H1 Karakteristik Tugas berpengaruh signifikan terhadap Kesesuaian Tugs Teknologi

H2 Karakteristik Teknologi berpengaruh signifikan terhadap Kesesuaian Tugas Teknologi

Gambar

Gambar 2.1 Variable Task Technology Fit  (Godhue dan Thompson : 1995)
Gambar 2.2 Ilustrasi Aplikasi PADE
Gambar 2.4 Tampilan Surat Pengantar SKCK
Gambar 2.7 Surat  Keterangan Pindah Tempat
+7

Referensi

Dokumen terkait