• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DAMPAK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL OLEH REMAJA DI SMAN KOTA PASURUAN Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DAMPAK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL OLEH REMAJA DI SMAN KOTA PASURUAN Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
199
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DAMPAK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL OLEH REMAJA DI SMAN KOTA

PASURUAN

PENELITIAN RESEARCH

Oleh :

INTAN CAHYANTI SUGIANTO NIM. 131611123058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

(2)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DAMPAK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL OLEH REMAJA DI SMAN KOTA

PASURUAN

PENELITIAN RESEARCH

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan UNAIR

Oleh:

INTAN CAHYANTI SUGIANTO NIM. 131611123058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

Jangan takut, sesungguhnya Allah bersamamu, Allah

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

bimbinganNya kami dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ―ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DAMPAK PENGGUNAAN

MEDIA SOSIAL OLEH REMAJA DI SMAN KOTA PASURUAN”. Skripsi

ini merupakan salah stu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Airlangga.

Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:

1. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs., (Hons) selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan Program Studi Pendidikan Ners.

2. Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes. selaku dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya dan dosen pembimbing akademik yang telah memberikan kesempatan dan motivasi kepada kami untuk menyelesaikan skripsi untuk memenuhi tugas akhir Program Studi Pendidikan Ners.

3. Dr. Ah. Yusuf, S.Kp., M.Kes selaku pembimbing I yang telah sabar membimbing saya, selalu memberikan saran dan motivasi serta telah meluangkan waktu untuk saya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

4. Candra Panji .A, S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembimbing II atas bimbingan, ilmu dan waktu yang telah diluangkan untuk saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

5. Siswa kelas XI SMAN Kota Pasuruan, selaku responden dalam penelitian yang telah bersedia meluangkan waktu dan energinya untuk mengikuti proses pengambilan data penelitian.

6. Kepala sekolah, guru dan staff SMAN Kota Pasuruan yang telah memberikan fasilitas kepada saya sehingga dalam penelitian dapat berjalan lancar.

7. Tim Etik Fakultas Keperawatan yang telah memberikan saran sesuai syarat etik yang benar dan melancarkan protokol etik saya.

8. Staf perpustakaan kampus A, kampus B dan kampus C, serta ruang baca Fakultas Keperawatan UNAIR yang telah memberikan bantuan dalam pencarian literatur.

9. Ibu, bapak, adik, mbah dan keluarga besar saya yang telah memberikan doa, motivasi, dukungan, perhatian dan semua fasilitas yang diberikan demi kelancaran skripsi saya.

(9)

11.Siti Fatimah, tante saya yang telah meluangkan waktu dan energinya untuk menjadi fasilitator dalam proses pengambilan data sehingga melancarkan dalam penyusunan skripsi.

12.Teman terbaik saya, Anindita, Riska, Rifa, Mbem, Dessy, Nurul, Dita, Wiwin, Maya, Amal, Arum, Teteh, Galuh, dan Mas Juan, yang selalu mendengarkan keluh kesah dan memberikan saya semangat serta motivasi sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu.

13.Seluruh pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang ikut andil dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan budi baik kepada semua pihak yang telah memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Saya sadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, tetapi saya berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi keperawatan.

(10)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DAMPAK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL OLEH REMAJA DI SMAN KOTA

PASURUAN

RESEARCH

Oleh : Intan Cahyanti Sugianto

Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga intancahyantisugianto@gmail.com

Pendahuluan: Pada era teknologi ini remaja tidak bias dilepaskan dari

penggunaan media sosial. Media sosial memiliki manfaat yang besar untuk kehidupan namun dapat menyebabkan ketergantungan dan menimbulkan dampak bagi remaja baik positif maupun negatif. Tujuan dari penelitian untuk menjelaskan faktor yang berhubungan dengan dampak penggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan berdasarkan teori TAM, Motif Penggunaan dan TPB. Metode: Desain penelitian adalah cross sectional. Populasi adalah siswa SMAN Kota Pasuruan. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Simple Random Sampling. Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 295 siswa kelas XI. Variabel eksogen pada penelitian ini adalah factor penggunaan media sosial dan variabel endogen adalah kecanduan dan dampak media sosial. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner faktor penggunaan media sosial, kecanduan media sosial, dan dampak media sosial. Analisis menggunakan uji Partial Leeast Square dengan melihat t-statistic >1,96. Hasil: Hasil uji dengan Partial Least Square menujukkan bahwa Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, Use Behavior berpengaruh terhadap kecanduan media sosial. Attitude Toward Behavior, Subjective Norm, Perceived Behavior Control berpengaruh pada Behavior Intention. Perceived Use Behavior dan Behavior Intention berpengaruh pada Use Behavior. Kecanduan media sosial berpengaruh pada dampak media sosial dengan nilai t-statistic > 1,96. Diskusi: Motif faktor penggunaan media social paling tinggi adalah integrasi dan interaksi sedangkan dampak paling besar berpengaruh pada kecanduan media sosial adalah dampak negatif.

(11)

ABSTRACT

ANALYSIS FACTORS CORRELATE WITH THE IMPACT OF SOCIAL MEDIA USED BY ADOLESCENTS IN SMAN PASURUAN CITY

RESEARCH

By : Intan Cahyanti Sugianto

Nursing Faculty of Airlangga University intancahyantisugianto@gmail.com

Introduction: Nowdays in the modern technology era teenagers can not be released from the use of social media. Social media has great benefits for life but can cause addiction and an impact on both positive and negative teenagers. The purpose of the research is to explain factors related to the impact of social media usage by adolescents in SMAN Kota Pasuruan based on TAM theory, Motif of Use and TPB. Method: This study used research design. Population were students of SMAN Kota Pasuruan who meet inclusion and exclusion criteria. Samples in the study were 295 students of class XI taken by using simple random sampling. Exogenous variables in this study are social media usage factors and endogenous variables are addictions and social media impacts. The research instrument used a questionnaire of social media use factors, social media addiction, and social media impacts. Analysis using Partial Leeast Square test by looking at t-statistic> 1.96.

Result: The test result with Partial Least Square shows that Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, Use Behavior has an effect on social media addiction. Attitude Toward Behavior, Subjective Norm, Perceived Behavior Control effect on Behavior Intention. Perceived Use Behavior and Behavior Intention have an effect on Use Behavior. Social media addiction affects the impact of social media used with the value of t-statistic> 1.96.Discuss: The most important factor in social media use is integration and interaction whereas the greatest impact on social media addiction is a negative impact.

(12)

DAFTAR ISI

SKRIPSI ... 1

SURAT PERNYATAAN... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iv

LEMBAR PENETAPAN PENGUJI ... v

MOTTO ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR SINGKATAN ... xix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Umum ... 7

1.3.2 Tujuan Khusus ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.4.1 Manfaat teoritis ... 8

1.4.2 Manfaat Praktis ... 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Konsep Media Sosial ... 10

2.1.1 Definisi Media Sosial ... 10

2.1.2 Ciri-Ciri dan Karakteristik Media Sosial ... 11

2.1.3 Jenis-Jenis Media Sosial ... 13

2.1.4 Kelebihan Media Sosial ... 17

2.1.5 Dampak Media Sosial ... 18

2.1.6 Jenis Aplikasi Media Sosial ... 23

(13)

2.1.8 Faktor – Faktor yang Menyebabkan Penggunaan Media Sosial

24

2.2 Kecanduan Media Sosial ... 26

2.2.1 Definisi Kecanduan Media Sosial ... 26

2.2.2 Indikator Kecanduan Media Sosial ... 28

2.3 Remaja ... 29

2.3.1 Definisi Remaja ... 29

2.3.2 Ciri – Ciri Remaja ... 31

2.3.3 Perubahan – Perubahan Pada Remaja ... 33

2.3.4 Tugas Perkembangan Remaja ... 36

2.3.5 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja ... 36

2.3.6 Remaja dengan Media Sosial ... 37

2.4 Model Teori Penerimaan Informasi ... 39

2.4.1 Technology Acceptance Model ... 39

2.4.2 Teory Of Plan Beharior ... 41

2.5 Keaslian Penelitian ... 42

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ... 47

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 47

3.2 Hipotesis ... 48

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 50

4.1 Desain Penelitian ... 50

4.2 Populasi dan Sampel ... 50

4.2.1 Populasi ... 50

4.2.2 Sampel ... 50

4.2.3 Penentuan Besar Sample ... 51

4.2.4 Teknik Pengambilan Sampel (Sampling) ... 51

4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 51

4.3.1 Variabel Independen ... 51

4.3.2 Variabel Dependen ... 52

4.3.3 Definisi Operasional ... 53

4.4 Alat dan Penelitian ... 57

4.5 Instrumen Penelitian ... 57

(14)

4.6.2 Kuesioner Dampak Media Sosial ... 62

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 65

4.8 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data ... 65

4.9 Cara Analisa Data ... 66

4.10 Uji Validitas dan Reabilitas ... 67

4.10.1 Uji Validitas ... 67

4.10.2 Uji Reabilitas ... 70

4.11 Kerangka Operasional/Kerja ... 71

4.12 Masalah Etik (Etichal Clearance) ... 71

4.13 Keterbatasan Penelitian ... 73

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 75

5.1 Hasil Penelitian ... 75

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 75

5.1.2 Karakteristik Demografi Responden ... 77

5.1.3 Data Variabel yang Diukur ... 86

5.2 Analisis Partial Least Square ... 90

5.2.1 Model Pengukuran (Outer Model) ... 90

5.2.2 Uji Validitas ... 91

5.2.3 Uji Reliabilitas ... 100

5.3 Model Struktural (Inner Model) ... 101

5.3.1 Nilai R2 ... 101

4. Nilai R2 ... 101

5.3.2 Uji Hipotesis ... 103

5.4 Pembahasan ... 107

5.4.1 Pengaruh Perceived Usefulness terhadap Kecanduan Media Sosial oleh Remaja di SMAN Kota Pasuruan ... 107

5.4.2 Pengaruh Perceived Ease of Use terhadap Kecanduan Media Sosial oleh Remaja di SMAN Kota Pasuruan ... 108

5.4.3 Pengaruh Attitude Toward Behavior terhadap intention penggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan ... 108

5.4.4 Pengaruh Subjective Norm terhadap behavior intention penggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan ... 109

(15)

5.4.6 Pengaruh Behavior Intention terhadap Use Behavior penggunaan

media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan ... 110

5.4.7 Pengaruh Use Behavior terhadap kecanduan penggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan ... 111

5.4.8 Pengaruh Perceived Behavior Control terhadap Use Behavior oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan ... 111

5.4.9 Pengaruh Motif Penggunaa Media Sosial terhadap kecanduan Media Sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan ... 112

5.4.10 Pengaruh Kecanduan Media Sosial terhadap Dampak Penggunaan Media Sosial oleh Remaja di SMAN Kota Pasuruan ... 113

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 114

6.1 Kesimpulan ... 114

6.2 Saran ... 115

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keyword Development ... 42

Tabel 2.2 Keaslian Penelitian ... 43

Tabel 4.1 Definisi Operasional Analisis Faktor yang berhubungan dengan Dampak Penggunaan Media Sosial oleh Remaja di SMAN Kota Pasuruan ... 53

Tabel 4.2 Indikator Variabel TAM ... 59

Tabel 4.3 Indikator Variabel Theory of Planned Behavior ... 59

Tabel 4.4 Indikator Behavior Intention ... 60

Tabel 4.5 Indikator Use Behavior ... 60

Tabel 4.6 Indikator Faktor Analisis Motif yang berhubungan Penggunaan Media Sosial ... 60

Tabel 4.7 Indikator Dampak Positif Media Sosial ... 62

Tabel 4.8 Indikator Dampak Negatif Media Sosial ... 62

Tabel 4.9 Hasil Uji Faktor Penggunaan Media Sosial ... 68

Tabel 5.1 Distribusi Responden menurut jenis kelamin, usia, dan tempat tinggal. ... 77

Tabel 5.2 Distribusi Responden yang Menggunakan Media Sosial Setiap Hari .. 78

Tabel 5.3 Distribusi Media Sosial yang sering digunakan ... 78

Tabel 5.4 Distribusi Banyak Media Sosial yang Dimiliki ... 79

Tabel 5.5 Distribusi Alat yang Digunakan untuk Mengakses Media Sosial... 79

Tabel 5.6 Distribusi Banyak Waktu yang Digunakan di Media Sosial dalam Sehari ... 80

Tabel 5.7 Distribusi Responden yang telah Merasa Kecanduan Media Sosial. .... 80

Tabel 5.8 Distribusi Umur Responden Mulai Menggunakan Media Sosial ... 80

Tabel 5.9 Distribusi Responden yang Percaya Bahwa Media Sosial Berpengaruh pada Kehidupan Responden ... 81

Tabel 5.10 Distribusi Hal-Hal yang Biasa Dilakukan Responden Sehari-hari ... 81

Tabel 5.11 Distribusi Orang Tua yang Mengawasi Penggunaan Media Sosial Responden ... 82

Tabel 5.12 Distribusi Alasan Penggunaan Media Sosial ... 82

Tabel 5.13 Distribusi Respon Ketika Mengetahui ada Seseorang yang Dibully .. 83

Tabel 5.14 Distribusi Responden yang Melaporkan Ketika Mendapat Cyberbullying ... 83

Tabel 5.15 Distribusi yang akan Diceritakan responden saat Mendapatkan Cyberbulllying ... 84

Tabel 5.16 Distribusi Perasaan Responden Ketika Melihat Konten Pornografi ... 84

Tabel 5.17 Distribusi yang Dilakukan Responden Ketika Menemui Konten Berbau Pornografi ... 85

Tabel 5.18 Distribusi Responden yang Mengetahui Cybercrime ... 85

Tabel 5.19 Distribusi Pengetahuan Social Media Anxiety Disorder ... 85

Tabel 5.20 Distribusi Frekuensi Kategori ... 88

Tabel 5.21 Nilai Outer Loading Variabel Penggunaan Media Sosial ... 91

(17)

Tabel 5.23 Nilai Outer Loading Dimensi Variabel Motif Penggunaan Media

Sosial ... 92

Tabel 5.24 Nilai Outer Loading Variabel Kecanduan Media Sosial ... 93

Tabel 5.25 Nilai Outer Loading Variabel Dampak Media Sosial ... 94

Tabel 5.26 Nilai Outer Loading Dimensi Variabel Dampak Media Sosial ... 95

Tabel 5.27Nilai Cross Loading ... 96

Tabel 5.28 Nilai Akar AVE dan Korelasi ... 99

Tabel 5.29 Nilai Composite Reliability ... 100

Tabel 5.30 Nilai R2 ... 101

Tabel 5.31 Koefisien dan T-Statistic ... 103

(18)

DAFTAR GAMBAR

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Penjelasan Penelitian Bagi Responden ... 121

LAMPIRAN 2 Permohonan Menjadi Responden... 124

LAMPIRAN 3 Informed Consent ... 125

LAMPIRAN 4 Kuesioner Faktor Penggunaan Media Sosial ... 126

LAMPIRAN 5 Kuesioner Kecanduan Media Sosial ... 129

LAMPIRAN 6 Kuesioner Dampak Penggunaan Media Sosial ... 131

LAMPIRAN 7 Uji Etik ... 138

LAMPIRAN 8 Surat Ijin ... 139

LAMPIRAN 9 Uji Validitas dan Reabilitas... 148

LAMPIRAN 10 Desriptif Variabel Penelitian PLS ... 151

(20)

DAFTAR SINGKATAN

APJII : Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia ATB : Attitude Toward Behavior

DSM-5 : Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fifth Edition

FOMO : Fear of Missing Out Syndrome IAD : Internet Addictive Disorder PBC : Perceived Behavioral Control PEOU : Perceived Ease of Use

PU : Perceived Usefulness

RSPH / YHM : Royal Society fo Public Health/ Young Health Movement

SN : Subjective Norm

(21)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi dan teknologi ini, media sosial yang semakin beragam mengakibatkan beberapa dampak bagi para penggunanya. Seperti salah satu aplikasi media sosial yaitu facebook, twitter, my space, youtube, path, snapchat, instagram, line dan lain sebagainya. Media sosial semakin memudahkan pengguna dengan fitur –fitur menarik sehingga tidak mudah lepas dari media sosial. Media sosial memiliki manfaat yang besar namun terdapat resiko – resiko dari penggunaan media sosial yang dapat mengancam perkembangan dan kesehatan remaja. Kalangan remaja yang mempunyai media sosial biasanya memposting tentang kegiatan pribadinya seperti insta live, curhatan, serta foto-foto bersama teman-temannya atau keluarga. Semakin aktif seorang remaja di media sosial semakin dianggap keren dan gaul. Kalangan remaja yang tidak mempunyai media sosial biasanya dianggap kuno, ketinggalan jaman, tidak mampu dan kurang bergaul. Pengguna media sosial saat ini terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari remaja, dewasa, orangtua bahkan anak-anak sudah tidak asing dengan media sosial (R.sudiyatmoko 2015). Peg (2013) menjelaskan bahwa alasan utama remaja sangat lekat dengan media

sosial adalah untuk mencari perhatian, meminta pendapat, menumbuhkan

(22)

Pada tahun 2017 RSPH / YHM Inggris melakukan survei terhadap hampir 1.500 pemuda (berusia 14-24) dari seluruh Inggris. Survei tersebut meminta mereka untuk menilai bagaimana dampak masing-masing platform media sosial yang mereka menggunakan, hasil tentang dampak pada 14 isu kesehatan dan kesejahteraan yang diidentifikasi oleh para ahli sebagai yang paling signifikan. Hasil menunjukkan bahwa media sosial instagram paling berpengaruh negatif dan youtube paling berpengaruh positif (RSPH and the Young Health Movement (YHM) 2017). APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) mengemukakan jumlah pengguna Internet di Indonesia tahun 2016 adalah 132,7 juta user atau sekitar 51,5% dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 256,2 juta. Pengguna internet terbanyak berada di pulau Jawa dengan total pengguna 86.339.350 user atau sekitar 65% dari total penggunan Internet. Jika dibandingkan penggunana Internet Indonesia pada tahun 2014 sebesar 88,1 juta user, maka terjadi kenaikkan sebesar 44,6 juta dalam waktu 2 tahun (2014 – 2016). Dan pengguna internet dengan umur 10-24 tahun berjumlah 24,4 juta jiwa atau sebesar 18,4%, serta 8,3 juta adalah pelajar. Dan konten sosial media yang paling banyak dikujungi adalah Facebook sebesar 71,6 juta pengguna atau 54% dan urutan kedua adalah Instagram sebesar 19,9 juta pengguna atau 15%.

(23)

pengguna media sosial Indonesia meningkat pesat. Populasi yang berjumlah lebih dari 250 juta jiwa, geografis yang berbentuk kepulauan membuat media sosial menjadi sarana sangat efektif dalam menyaluran informasi. Berdasarkan hasil penelitian UNICEF, bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Universitas Harvard, AS yang berjudul "Keamanan Penggunaan Media Digital pada Anak dan Remaja di Indonesia" tahun 2014 menyebutkan pengguna internet 30 juta di antaranya adalah anak-anak dan remaja. Sebagian besar responden (80 %) menggunakan internet untuk mencari data dan informasi, khususnya untuk tugas-tugas sekolah, atau untuk bertemu teman online (70 %) melalui platform media sosial . Kelompok besar lain mengklik melalui musik (65 %) atau video (39 %) situs (unicef. 2014)

Menurut (Sarwono. S.W 2011) masa remaja berada pada tahap krisis identitas, cenderung mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi, selalu ingin mencoba hal-hal baru, mudah terpengaruh dengan teman-teman sebayanya (peer groups). Sehingga menyebabkan remaja dengan segala karakteristik dan tugas perkembangannya tidak dapat lepas dari berbagai bentuk fasilitas yang ada pada internet. Beberapa alasan remaja sangat lekat dengan media sosial adalah untuk mencari perhatian, meminta pendapat, menumbuhkan citra, dan karena media sosial sudah menjadi candu bagi mereka.

(24)

merupakan hal yang sulit untuk dihindari bagi para remaja. Hasil studi menunjukkan bahwa mereka tergantung pada media sosialnya, rata-rata siswa memiliki minimal 3 media sosial atau lebih dari 10 siswa yang ditemui peneliti. Bahkan 3 diantaranya pernah mendapat hukuman penyitaan hp oleh guru akibat bermain dengan handphone. Salah seorang siswa menyatakan bahwa dirinya pernah mencoba untuk menghapus media sosialnya dan bertahan hanya satu minggu. Siswa tersebut menyatakan jika selama ia menghapus media sosial, dirinya merasa hampa dan seperti ada yang kurang. Beberapa siswa lain pun menyatakan bahwa mereka cenderung untuk memeriksa akun media sosialnya, jika tidak mereka akan merasa ada sesuatu yang kurang dan merasa cemas. Para remaja yang ditemui peneliti menyatakan bahwa mereka takut kehilangan informasi. Kenyataanya hanya sebagian kecil informasi yang diadapat benar-benar penting. Hal ini mengindikasikan adanya FOMO (Fear of Missing Out Syndrome), dimana seseorang akan merasa gelisah jika tidak mengakses media sosialnya. Ketergantungan pada media sosial biasa disebut dengan istilah Fear of Missing Out Syndrome (FOMO) (Riordan et al., 2015).

(25)

dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang asalnya kecil bisa menjadi besar dengan media sosial, begitu pula sebaliknya Remaja sebagai pengguna media sosial terbesar rentan untuk terkena dampak dari penggunaan internet. Remaja ada yang sudah mampu dan ada yang belum mampu memilah penggunaan internet yang bermanfaat dan yang kurang bermanfaat bagi perkembangan dirinya.

Penggunaan social media layak untuk mendapatkan perhatian serius mengingat penggunaan social media pada remaja memiliki kecenderungan semakin hari semakin meningkat dan berlebihan, serta dalam jangka panjang dapat mengakibatkan adanya gangguan mental seperti gangguan anti sosial, gangguan kecemasan, dan gangguan stress pada penggunanya (Best, Paul; Manktelow, Roger; Taylor 2014). Cyberbullying, media sosial memberikan kesempatan untuk meberikan dan mendapatkan tekanan emosional dan menerima komunikasi yang mengancam, melecehkan atau memalkan dari atau ke remaja lain. Emosi remaja masih tergolong labil, sehingga kerap mengekspresikan diri dan tidak dapat mengontrol dirinya, sampai bertindak bully melalui media sosial terhadap temannya sendiri (Dredge et al. 2014).

(26)

esteem pada remaja. (Kimberly & Psy 1998) sebenarnya sudah jauh hari menyampaikan bahwa penggunaan internet atau media sosial dapat membawa dampak pada diri remaja untuk menjadi agresi dan egois, dan menyatakan terjadinya kondisi darurat gangguan klinis baru pada pengguna internet. Selain beberapa dampak negatif yang telah disebutkan diatas terdapat pula dampak positif dalam penggunaan media sosial. (Ekasari & Dharmawan 2012) mengemukakan sisi positif penggunaan media sosial pada remaja pedesaan terhadap kondisi sosial ekonomi. (Carroll, J.A. & Kirkpatrick 2011) juga menyebutkan media sosial memberi kesempatan pada remaja untuk mempererat hubungan dan saling belajar satu sama lain, mendukung untuk bereksplorasi persahabatan, status sosial, hobi, serta memungkinkan dukungan online atau peer group support seperti penyandang penyakit tertentu.Apabila dilakukan penulusuran, tidak sedikit remaja menggunakan media sosial untuk lebih produktif secara : ekonomi (online shop, menghasilkan kreasi-kreasi kreatif melalui film, video, foto, quotes dll), akademik ( belajar online seperti ruang guru, line academy, line dictionary, informasi pendidikan di institusi, pencarian bea siswa, dll).

(27)

remaja di SMAN Kota Pasuruan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi orangtua, perawat, sekaligus institusi pendidikan sebagai dasar berpikir untuk mengarahkan pemanfaatan media sosial secara positif oleh remaja dan mengantisipasi dampak yang akan ditimbulkan pada remaja.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah faktor-faktor yang berhubungan dengan dampak penggunaan media social oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan berdasarkan teori TAM, Motif Penggunaan dan TPB ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menjelaskan faktor yang berhubungan dengan dampak penggunaan media social oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan berdasarkan teori TAM, Motif Penggunaan dan TPB.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menganalisis pengaruh Perceived Usefulness terhadap kecanduan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan.

2. Menganalisis pengaruh Perceived Ease of Use terhadap kecanduan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan.

3. Menganalisis pengaruh Attitude Toward Behavior terhadap intention penggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan.

(28)

5. Menganalisis pengaruh Perceived Behavior Control terhadap intention penggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan.

6. Menganalisis pengaruh Behavior Intention terhadap Use Behavior penggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan.

7. Menganalisis pengaruh Use Behavior terhadap kecanduan penggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan.

8. Menganalisis pengaruh Perceived Behavior Control terhadap Use Behavior oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan.

9. Menganalisis pengaruh motif penggunaan media sosial terhadap kecanduan pengggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan.

10.Menganalisis pengaruh kecanduan media sosial terhadap dampak penggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian dapat memberikan informasi ilmiah tentang dampak-dampak apa saja yang terjadi pada remaja dalam menggunakan media sosial sehingga dapat memberikan kontribusi dalam ilmu Keperawatan Jiwa dan Remaja dalam perlindungan kesehatan ddan perkembangan remaja

1.4.2 Manfaat Praktis a. Remaja

(29)

agar mampu mawas diri dan mengontrol akivitas penggunaan media sosial demi kesehatan pertumbuhan dan perkembangan remaja sendiri di masa depan.

b. Sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi institusi sebagai dasar pertimbangan kebijakan lokal untuk pengawasan terhadap siswanya dalam penggunaan sosial media agar mengurangi resiko terjadinya dampak negatif penggunaan media sosial.

c. Perawat

Perawat sebagai educator memiliki hak untuk memberi pengetahuan maupun member health education dapat digunakan sebagai sumber informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan dampak penggunaan media social oleh remaja untuk perlindungan terhadap kesehatan remaja

d. Peneliti Selanjutnya

(30)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Media Sosial

2.1.1 Definisi Media Sosial

Media sosial adalah media untuk melakukan interaksi sosial dengan menggunakan teknologi berbasis web untuk mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif yang sangat mudah diakses dan terukur. Media sosial merupakan sebuah media online melalui aplikasi berbasis internet, dapat digunakan untuk berbagi, berpartisipasi dan menciptakan konten berupa blog, wiki, forum, jejaring sosial dan ruang dunia virtual yang didukung oleh teknologi multimedia yang semain canggih dan hebat. Media sosial memiliki kelebihan yaitu cepat dalam penyebaran informasi, sebaliknya, kelemahannya yaitu mengurangi intensitas interaksi interpersonal secara langsung atau tatap muka, kecanduan yang berlebihan serta persoalan hukum karena kontennya yang melanggar moral, privasi serta peraturan. (Pascual Serrano et al. 2016).

(31)

akses informasi dalam detik. Media sosial memungkinkan pengguna untuk menjadi diri sendiri, aktualisasi diri, dan melakukan personal branding (Kotler & Kevin 2012; Dijck & Poell 2013)

2.1.2 Ciri-Ciri dan Karakteristik Media Sosial

Karakteristik media sosial tidak jauh berbeda dengan media siber (cyber) dikarenakan media sosial merupakan salah satu platform dari media siber. Namun demikian, menurut (Ruli 2015) media sosial memiliki karakter khusus, beberapa karakterisik dari media sosial sebagai berikut :

1. Jaringan antar pengguna

Media sosial terbentuk dari struktur sosial yang terbentuk di dalam jaringan internet. Jaringan yang terbentuk antar pengguna (user) dimediasi oleh perangkat teknologi, seperti komputer, telepon genggam, atau tablet.

2. Informasi

Informasi merupakan entitas yang penting dari media sosial, sebab pengguna media sosial dapat mengkreasikan representasi identitasnya, memproduksi konten, dan melakukan interaksi berdasarkan informasi. 3. Arsip

(32)

4. Interaksi

Karakter dasar dari media sosial adalah terbentuknya jaringan antar pengguna. Jaringan ini tidak sekedar memperluas hubungan pertemanan dan pengikut (follower) saja, tetapi juga dibangun dengan interaksi seperti saling mengomentari atau memberikan tanda ‗like’ di postingan seseorang.

5. Simulasi sosial

Interaksi di media sosial memang menggambarkan bahkan mirip dengan realitas, akan tetapi ada juga interaksi yang terjadi adalah simulasi dan terkadang berbeda sekali. Sebagai contoh, di media sosial identitas menjadi cair dan bisa berubah-ubah. Perangkat di media sosial bisa memungkinkan siapa pun untuk menjadi siapa saja, bahkan bisa jadi pengguna yang berbeda sekali dengan realitasnya, seperti pertukaran identitas jenis kelamin, hubungan perkawinan, sampai dengan foto profil (Wood & Smith 2005).

6. Konten oleh pengguna

Term ini menunjukkan bahwa di media sosial konten sepenuhnya milik dan berdasarkan kontribusi pengguna atau pemilik akun. User generated content merupakan hubungan simbiosis dalam budaya media baru yang memberikan kesempatan dan keleluasaan pengguna untuk berpartisipasi (Lister et al 2009).

Beberapa ciri-ciri media sosial yaitu (R.Sudiyatmoko 2014) : 1. Konten yang disampaikan dibagikan kepada banyak orang dan tidak

(33)

2. Isi pesan muncul tanpa melalui suatu gatekeeper dan tidak ada gerbang penghambat.

3. Isi disampaikan secara online dan langsung.

4. Konten dapat diterima secara online dalam waktu lebih cepat dan bisa juga tertunda penerimaannya tergantung pada waktu interaksi yang ditentukan pengguna.

5. Medsos menjadikan penggunanya sebagai creator dan aktor yang memungkinkan dirinya untuk beraktualisasi diri.

6. Dalam konten medsos terdapat sejumlah aspek fungsional seperti identitas, interaksi, sharing, kehadiran (eksis), hubungan (relasi), reputasi (status) dan kelompok (group).

2.1.3 Jenis-Jenis Media Sosial

Menurut (R.Sudiyatmoko 2014) media sosial dapat dibagi menjadi 6 jenis:

1. Proyek kolaborasi website.

Penggunanya dapat mengubah, menambah ataupun membuang konten-konten yang termuat di website tersebut, seperti Wikipedia. 2. Blog dan microblog

Pengguna dapat bebas mengungkapkan suatu hal di blog itu, seperti memeberikan informasi tentang suatu hal, mereview sesuatu, dan lainya.

3. Konten atau isi

(34)

4. Situs jejaring sosial

Pengguna terkoneksi dengan membuat informasi pribadi maupun sosial sehingga dapat diakses oleh orang lain. Beberapa situs jejaring sosial antara lain:

a. Facebook

Facebook merupakan sebuah situs jejaring sosial dimana para user dapat bergabung dalam sebuah komunitas seperti kota, kerja, sekolah dan daerah untuk melakukan komunikasi atau interaksi dengan orang lain. Kita dapat memasukkan daftar teman-teman, mengirim pesan, memperbarui foto profil pribadi, mengirim foto, status, video bahkan grup khusus.

b. Youtube

Youtube merupakan situs berbagi konten video terpopuler di dunia yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan pencarian berbagai macam video dan menontonnya langsung. Setiap pengguna youtube juga dapat berpartisipasi mengunggah video ke server dan membagikannya ke seluruh dunia (Wattenhofer et al. 2012). Youtube saat ini sangat digemari para remaja karena

adanya ‗vlog‘, vlog sebenarnya adalah sebuah video dokumentasi

(35)

c. Twitter

Twitter merupakan layanan media sosial dan mikroblog yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan berbasis teks hingga 140 karakter, dikenal dengan sebutan kicauan (tweet). Dengan batas yang karakter yang disediakan, pengguna Twitter akan memposting atau biasa disebut ‗ngetwit‘ dengan kalimat yang singkat dan padat (Kelsey 2010). Umumnya pengguna twitter melakukan sharing informasi berita yang up to date di akunnya yang secara otomatis dapat dilihat oleh seluruh orang yang berteman dengannya. Namun tak jarang juga orang-orang menggunakan twitter sebagai diary online dan tempat bergumam hal yang tidak informatif kepada orang lain. Batas-batas pada ruang sosial seakan kabur, semua orang bebas menuangkan apa yang ia rasakan hingga menumpahkan kekesalan di media sosial twitter ini.

d. Friendster

(36)

bahkan "kakek"-nya semua jejaring sosial. Layanan ini dulunya sangat populer di kawasan Asia Tenggara

e. Instagram

Instagram adalah aplikasi media sosial dengan bentuk komunikasi baru dimana para penggunanya bisa mengunggah dan mengedit foto dimanapun dan kapanpun untuk diperlihatkan kepada orang lain (Hu et al. 2014). Kini instagram juga menambah fitur baru

bernama ‗snapgram’ dimana penggunanya dapat berbagi foto, boomerang dan video. Selain itu tterdapat ―instalive” dimana user dapat live video kegiatan yang sedang dilakukan.

f. Path

Path merupakan aplikasi media sosial yang dianggap sebagai lahan untuk ajang pamer saja daripada untuk bersosialisasi. Mulai dari update foto, update lokasi dimana pengguna sedang berada, update musik yang sedang didengarkan, film yang sedang ditonton, buku yang sedang dibaca, bahkan sampai tidur dan bangun tidur jam berapa dapat di update pada aplikasi path ini (Pinem 2014).

g. Snapchat

(37)

hilang dalam beberapa detik. Fitur snapchat yang paling digemari penggunanya adalah Snapchat Story, dimana fitur ini memungkinkan pengguna untuk menyiarkan live video personal dirinya ke seluruh teman snapchatnya yang dapat dilihat dalam tenpo 24 jam dan kemudian dihapus otomatis oleh aplikasi tersebut (Roesner et al. 2014)

5. Virtual game world

adalah platform yang mereplikasi lingkungan tiga dimensi di mana pengguna muncul dalam bentuk avatar yang dipersonalisasi dan berinteraksi sesuai dengan aturan mainnya. Mereka mendapatkan popularitas dengan dukungan perangkat seperti Microsoft XBox dan Sony's PlayStation. Pengguna dapat berinteraksi dengan orang lain yang mengambil wujud avatar layaknya di dunia nyata melalui aplikasi 3D, contoh online game. Contohnya adalah World of Warcraft.

6. Virtual social world

memungkinkan user untuk berperilaku lebih leluasa dan hidup (dalam bentuk avatar) di dunia maya, mirip dengan kehidupan nyata mereka. Seperti Second Life.

2.1.4 Kelebihan Media Sosial

Berikut adalah kelebihan media social dibandingkan dengan media konvensional (R.Sudiyatmoko 2014) :

(38)

2. Menciptakan hubungan yang lebih intens. Media sosial memberi kesempatan yang lebih luas untuk berinteraksi serta membangun hubungan timbal balik secara langsung.

3. Jangkauan luas dan global. Individu dapat mengkomunikasikan informasi secara cepat tanpa hambatan geografis.

4. Kendali dan terukur. Dengan sistem tracking, pengguna dapat mengendalikan dan mengukur efektivitas informasi yang diberikan.

2.1.5 Dampak Media Sosial

Carrol & Kirkpatrick (2011) menjelaskan, adanya media sosial memberikan dampak bagi penggunanya, baik dalam dampak negatif maupun dampak positif.

1. Dampak Positif Penggunaan Media Sosial pada Remaja

a. Remaja menggunakan media sosial untuk mempererat tali persahabatan, dan kekeluargaan dengan teman-temannya, seperti sekolah, organisasi, komunitas, orang tua, keluarga dan aktivitas lainnya. Media sosial memberikan kemudahan bagi remaja untuk menjalin hubungan atau berinteraksi dan kesempatan untuk belajar dengan satu sama lain (Ito 2008 dalam Carrol & Kirkpatrick 2011)

(39)

c. Situs media sosial dapat memungkinkan remaja menemukan dukungan online untuk penyandang penyakit, cacat atau yang mempunyai kekurangan lainnya (McKenna & Bargh 2000 dalam Carrol & Kirkpatrick 2011)

d. Remaja melihat situs media sosial sebagai sumber informasi ataupun sumber motivasi dari tokoh yang mereka banggakan di media sosial. (Nielsen 2009 dalam Carrol & Kirkpatrick 2011) e. Remaja memanfaatkan media sosial untuk mencari jawaban atas

masalah kesehatan mereka (Lenhart 2010 dalam Carrol & Kirkpatrick 2011).

2. Dampak Negatif Penggunaan Media Sosial pada Remaja a. Cyberbullying

(40)

b. Harga diri rendah

Penggunaan media sosial digunakan remaja sebagai ajang untuk

menjadi yang ―terbaik‖, sebagai contoh remaja berusaha

menunjukkan penampilan mereka yang terbaik, dalam segi gaya hidup maupun kemampuan. Hal ini membuat remaja yang tidak bisa melakukan hal yang sama akan merasa pesimis dan menimbulkan harga diri rendah (Brusilovskiy et al. 2016).

c. Penurunan prestasi akademik

Hal ini terjadi disebabkan tidak efisiennya saat belajar akibat multitasking dengan media sosial dan berkurangnya waktu belajar akibat bermain media sosial. Namun, tidak semua remaja merasakan hal ini. (Spies & Gayla 2014; Ahn 2011)

d. Membuat kecanduan atau ketergantungan

Konten media sosial yang luas, banyaknya fitur menarik, dan memberi kenyamanan bagi remaja membuat remaja tidak bisa lepas darinya, sehingga menyebabkan kecanduan media sosial. e. Pornografi

Media sosial memudahkan user untuk mengunggah apapun di akun pengguna, sehingga ada yang menyalahgunakan pemanfaatan dari situs tersebut untuk kegiatan yang berbau pornografi. Bahkan ada yang memanfaatkan situs semacam ini untuk menjual wanita (Aljawiy & Muklason n.d.).

(41)

Kemudahan yang diberikan media sosial, membuat remaja memilih berinteraksi melalui media sosial dibandingkan dengan tatap muka. Remaja menjadi kurang sosialisasi dan interaksi jika mereka hanya mengandalkan media sosial (Aljawiy & Muklason n.d.)

g. Sarana Kriminal

Banyak orang yang tidak bertanggung jawab yang menggunakan media sosial untuk melakukan tindakan kriminal, misalnya penculikan yang dilakukan setelah berkenalan dari media sosial, dan kasus penipuan (Aljawiy & Muklason n.d.).

h. Gangguan Tidur

Remaja banyak menghabiskan waktu untuk bermain media social berhubungan dengan gangguan tidur. Menurut (Spies & Gayla 2014) remaja yang kecanduan media sosial, dan menggunakan media sosial di malam hari sehingga mengalami kurang waktu tidur, kelelahan, rasa kantuk di siang hari lebih besar, pola tidur tidak teratur, bangun badan terasa tidak segar dan tidak semangat. i. Kaburnya privasi seseorang

(42)

yang berisi curahan hatinya tanpa di disaring atau dipikirkan lebih matang terlebih dahulu (Joy 2016).

j. Komparasi Sosial

Seseorang terus menerus mengamati berbagai hal yang terjadi dalam kehidupan temannya melalui postingan foto dan videonya di media sosial yang membuat seseorang membandingkan dengan kehidupannya sendiri yang jadi tampak membosankan dan kurang baik. Hal ini dapat menimbulkan rasa jealous, cemas, stress, hingga depresi (Uhlir 2016).

k. Kecemasan sosial

Ketergantungan media sosial membuat individu kurang berinteraksi, hal ini membuat seseorang merasa takut jika bertemu dengan orang baru ataupun situasi baru sehingga berdampak memiliki teman yang sedikit serta sering berpikiran negatif terhadap orang lain, remaja dengan seperti ini dikatakan mengalami kecemasan sosial.

l. Body dissatisfaction

(43)

m. Kestabilan emosi

Konten dari media sosial yang sangat luas membuat penggunanya dengan sangat bebas mengakses dan melihat apapun, termasuk yang mengandung unsur yang memicu perubahan suasana perasaan atau emosi. Ketika stimulus yang didapatkan oleh individu dengan intensitas yang tinggi akan mengakibatkan perubahan suasana perasaan sehingga berdampak pada perubahan kestabilan emosi (Locke 2001 dalam Setyawan 2016)

2.1.6 Jenis Aplikasi Media Sosial

Sejumlah aplikasi media sosial yang popular dan berpengaruh terhadap masyarakat diantaranya yaitu (R.sudiyatmoko 2015):

1. Aplikasi berbagai video (video sharing) : Youtube, Vimeo, Dailymotion

2. Aplikasi mikoblog : Twitter, Tumblr

3. Aplikasi berbagi jaringan sosial: Facebook, Google Plus, Path 4. Aplikasi berbagi jaringan professional: LinkedIn, Scribd, Slideshare 5. Aplikasi berbagi foto: Pinterest, Picasa, Flickr, Instagram

2.1.7 Durasi Penggunaan Media Sosial

Durasi penggunaan media sosial dibedakan sebagai berikut (Syamsoedin et al. 2015) :

1. Sangat lama : menggunakan media sosial ≥ 7 jam dalam sehari, kategori ini digolongkan mencapai ketergantungan

(44)

3. Sedang : menggunakan media sosial 3-4 jam 4. Singkat : 1-2 jam

5. Sangat singkat : < 1 jam

2.1.8 Faktor – Faktor yang Menyebabkan Penggunaan Media Sosial

Menurut Severin & Tankard (2007: 205), teori Uses and Gratifications lebih menekankan pada pendekatan manusiawi. Artinya, manusia memiliki otonomi dan wewenang dalam memperlakukan media. Karena khalayak mempunyai banyak alasan untuk menggunakan media. Selain itu, konsumen mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan media dan bagaimana media itu berdampak untuk dirinya. Karena menurut teori ini mungkin saja media dapat mempunyai pengaruh jahat dalam kehidupan mereka (Kadir 2014)

Adapun pemenuhan kebutuhan manusia menurut teori uses and gratifications adalah :

a. Kebutuhan Kognitif

Kebutuhan yang berkaitan dengan pemenuhan informasi, pengetahuan, pemahaman mengenai lingkungan.

b. Kebutuhan Afektif

Kebutuhan yang berkaitan dengan penguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.

c. Kebutuhan Pribadi secara Integrative

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual.

(45)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual.

e. Kebutuhan Pelepasan Ketegangan

Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.

Terdapat 5 asumsi dasar teori adalah:

a. Khalayak atau audiens aktif, dan berorientasi pada tujuan b. Inisiatif dalam pemilihan media

c. Media berkompetisi dengan sumber lainnya dalam upaya memuaskan kebutuhan audiens

d. Audiens mempunyai kesadaran diri akan penggunaan media

e. Kepuasaan yang diperoleh dapat berasal dari isi media, terpaan media dan situasi sosial dimana terpaan media terjadi

Kazt dan Blumler dalam (Baran & Davis 2009) mengemukakan ada beberapa faktor sosial yang menyebabkan timbulnya kebutuhan seseorang yang berhubungan dengan media, yaitu:

1. Situasi sosial menimbulkan ketegangan dan pertentangan. Orang berusaha melepaskan dirinya dari hal itu dengan mengkonsumsi media massa

2. Situasi sosial menciptakan kesadaran akan adanya masalah yang membutuhkan perhatian dan informasi. Informasi itu dapat dicari lewat media.

(46)

Wayne Buente dan Alice Robbin melakukan studi tentang aktivitas-aktivitas informasi internet warga Amerika antara Maret 2000 hingga November 2004 dan telah berhasil mengklasifikasikan aktivitas-aktivitas internet menjadi empat dimensi kepentingan penggunaan internet yakni :

1. Informasi (information utility), yakni memperoleh informasi atau berita online

2. Kesenangan (leisure/fun activities). 3. Komunikasi (communication)

4. Transaksi (transaction) atau membeli produk online (Sopiah 2013). Berdasarkan Papacharissi dan Rubin (2000), McQuail (2001), dan Lin dan Atkin (2007) dalam (Mustafa & Hamzah 2011) mengatakan bahwa ada 5 faktor yang menjadi motif atau sebab dari penggunaan media sosial atau jejaring sosial yakni :

1. Faktor Pembentukan Identitas 2. Pembagian Informasi

3. Integrasi dan Interaksi Sosial 4. Hiburan

5. Kemudahan (Convencience)

2.2 Kecanduan Media Sosial

2.2.1 Definisi Kecanduan Media Sosial

(47)

pengunaan dan merasakan ketidaknyamanan ketika tidak bisa menggunakan media sosial tersebut. (Griffiths et al. 2014).

Kemudahan dan kenyamanan pada situs media sosial membuat individu menggunakannya secara berlebihan sehingga menyebabkan adanya rasa kecanduan. Menurut pandangan behavioris, pengguna media sosial mendapatkan reward secara positif melalui orang lain. Media sosial memberikan arti mengenai pengalaman untuk mencintai, dicintai, diperhatikan, mendapatkan kenyamanan, dan kepuasan, walau tanpa interaksi tatap muka secara langsung dengan orang lain. Reward yang diperoleh ini menjadi penguat perilaku pada diri seseorang untuk terus menerus menggunakan media sosial (Ursa et al. 2013).

(48)

mengabaikan tugas atau kewajibannya, dan memiliki emosi yang tidak stabil sehingga mengakibatkan kurangnya kontrol terhadap perilaku.

2.2.2 Indikator Kecanduan Media Sosial

Menurut Kuss & Griffiths (2011) kecanduan media sosial pada seseorang memiliki enam indikator yang saling berhubungan. Seseorang dapat dikatakan mengalami kecanduan media sosial apabila memenuhi tiga dari enam indikator yang dinyatakan, enam indikator tersebut yaitu :

1. Salience

Hal ini terjadi ketika penggunaan media sosial menjadi aktvitas yang mendominasi pikiran individu meskipun sedang tidak sedang mengakses media sosial. Individu cenderung memikirkan aktivitas media sosial yang dilakukan sebelumnya dan mengantisipasi sesi penggunaan media sosial berikutnya.

2. Mood Modification

Individu segera mendapatkan kepuasaan saat dapat menggunakan media sosial.

3. Tolerance

Penggunaan media sosial mengalami peningkatan secara progresif, kebutuhan untuk menggunakan media sosial dengan alokasi waktu yang terus bertambah untuk mengejar kepuasan sehingga aktivitas online pada media sosial melebihi waktu yang direncanakan.

4. Withdrawal

(49)

5. Conflict

Pertentangan yang muncul dari dirinya sendiri tentang banyaknya waktu yang telah dihabiskan untuk menggunakan media sosial serta konflik yang terjadi antara individu dengan orang lain sebagai akibat perilakunya di media sosial.

6. Relapse

Individu telah mencoba dan gagal untuk mengendalikan, mengurangi atau berhenti menggunakan media sosial.

2.3 Remaja

2.3.1 Definisi Remaja

Remaja adalah masa dimana individu mengalami perubahan secara fisik dan psikologi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa (Hurlock 1980).Perubahan dari sisi psikologis yang terjadi pada remaja meliputi perubahan intelektual, emosional, dan kehidupan sosial. Sedangkan perubahan fisik yang terjadi mencakup organ seksual, yaitu alat-alat reproduksi sudah mencapai kematangan dan sudah berfungsi dengan baik (Sarwono. S.W 2011)

Menurut Santrock (2007) remaja merupakan perubahan perkembangan dari kanak-kanak ke masa dewasa, mencakup beberapa aspek yaitu biologi, kognitif dan perubahan sosial yang berlangsung antara usia 10-19 tahun. Masa remaja merupakan masa penuh gejolak emosi dan

ketidakseimbangan, yang tercakup dalam ―storm and stress‖. A Bandura

(50)

pemberontakan karena terlalu menitikberatkan ungkapan-ungkapan bebas dan ringan dari ketidakpatuhan (Gunarsa & Singgih D 2008).

Santrock membagi remaja menjadi 3 bagian, antara lain: 1. Remaja awal (10-14 tahun / early adolescence)

Masa ini ditandai dengan berbagai perubahan tubuh yang cepat, sering mengakibatkan kesulitan dalam menyesuaikan diri dan remaja mulai mencari identitas diri.

2. Remaja pertengahan (14-17 tahun / middle adolescence)

Masa ini ditandai dengan bentuk tubuh yang sudah menyerupai orang dewasa. Remaja sering kali diharapkan dapat berperilaku seperti orang dewasa, meskipun belum siap secara psikologi. Pada masa ini sering terjadi konflik, karena remaja mulai ingin bebas mengikuti teman sebaya yang erat kaitannya dalam pencarian identitas diri, sedangkan di sisi lain remaja masih bergantung pada orang tua.

3. Remaja akhir (17-19 tahun / late adolescence)

(51)

2.3.2 Ciri – Ciri Remaja

Hurlock (1994) menjelaskan berbagai ciri-ciri remaja sebagai berikut :

1. Masa remaja adalah masa peralihan

Dikatakan masa peralihan karena peralihan dari tahap satu ke tahap perkembangan berikutnya. Pada masa ini remaja bukan seorang anak bukan juga seorang dewasa.

2. Masa remaja adalah masa terjadi perubahan

Terjadi perubahan fisik, perubahan perilaku dan juga perkembangan sikap. Beberapa perubahan besar yang terjadi pada remaja adalah perubahan emosi, peran, minat dan pola perilaku.

3. Masa remaja adalah masa yang penuh masalah

Masa remaja sering mengalami masalah yang sulit karena remaja belum mampu menyelesaikannya sendiri.

4. Masa remaja adalah masa mencari identitas

Remaja mencari tahu kejelasan siapa dirinya dan apa perannya di masyarakat. Remaja ingin memperlihatkan dirinya sebagai individu sementara remaja juga ingin mempertahankan dirinya terhadap kelompok sebaya.

5. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan kekuatan

(52)

karena orang tua yang memiliki pandangan seperti ini akan selalu curiga, sehingga menimbukan pertentangan dan membuat jarak antara orangtua dengan remaja.

6. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis.

Remaja cenderung memandang dengan persepsinya sendiri. Mereka belum melihat apa adanya namun menginginkan sebagaimana yang ia harapkan.

7. Masa remaja adalah ambang masa dewasa.

Remaja semakin matang berkembang dan berusaha memberi kesan sebagai seseorang yang hampir dewasa. Remaja akan memusatkan dirinya pada perilaku yang dihubungkan dengan status orang dewasa, misalnya dalam berpakaian dan bertindak.

Ciri-ciri remaja lainnya menurut Gunarsa & Singgih (2008) antara lain:

1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan, sebagai akibat dari perkembangan fisik, menyebabkan perasaan rendah diri 2. Ketidakseimbangan secara keseluruhan terutama keadaan emosi yang

labil.

3. Perombakan pandangan dan petunjuk hidup yang telah diperoleh pada masa sebelumnya, meninggalkan perasaan kosong di dalam diri remaja

(53)

menunjukkan ketidak tergantungannya kepada orang tua atau orang dewasa

5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal sebab pertentangan-pertentangan dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya

6. Kegelisahan, keadaan tidak tenang menguasai diri remaja

7. Eksperimentasi atau keinginan besar yang mendorong remaja mencoba dan melakukan segala kegiatan dan perbuatan orang dewasa 8. Eksplorasi, keinginan untuk menjelajahi lingkungan alam sekitar 9. Banyaknya fantasi, khayalan dan bualan

10.Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.

2.3.3 Perubahan – Perubahan Pada Remaja

Beberapa perubahan yang terjadi pada masa remaja meliputi: 1. Perubahan Fisik

Perubahan fisik pada remaja merupakan perubahan secara biologis ditandai dengan kematangan organ seks primer maupun organ seks sekunder yang dipengaruhi oleh kematangan hormone seksual yaitu hormon androgen (testosterone) pada remaja laki-laki dan hormon estrogen pada remaja perempuan.

(54)

Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget, kemampuan kognitif remaja berada pada tahap formal operational. Remaja harus mampu mempertimbangkan semua kemungkinan untuk menyelesaikan masalah (Kusmiran 2011). Pada golongan umur yang lebih muda mempunyai kemampuan berfikir lebih sederhana, cenderung lebih konkret, lebih perhatian pada hal-hal yang terjaadi disekitarnya dan tidak mampu berfikir konseptual misalnya apa yang akan terjadi pada masa mendatang akibat perbuatan hari ini.

3. Perubahan Emosi

Tingkat emosi dan mental remaja masih labil atau tidak stabil. Emosi lebih mudah bergejolak dan biasanya di ekspresikan secara meledak-ledak. Jenis emosi pada remaja sudah lebih bervariasi (perbedaan antara emosi satu dengan yang lainnya makin tipis) bahkan ada saatnya emosi bercampur baur sehingga sulit dikenali oleh dirinya sendiri. Remaja juga sering bingung dengan emosinya sendiri karena muncul emosi yang bertentangan dalam suatu waktu, misal benci dan sayang, karena pada masa ini remaja mulai muncul ketertarikan dengan lawan jenis yang melibatkan emosi (sayang, cinta, cemburu, marah dan lainnya). Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya emosi antara lain:

1) Fisik (kelenjar dan nutrisi) 2) Lingkungan dan sosial :

a. Penyesuaian terhadap lingkungan baru.

(55)

c. Aspirasi yang tidak realistis (tidak sesuai dengan kondisi dan situasi yang nyata);

d. Penyesuaian masalah sosial terhadap teman atau lawan jenis; e. Masalah-masalah di sekolah

f. Masalah-masalah dengan tugas atau pekerjaan g. Hambatan terhadap hal-hal yang ingin dilakukan h. Relasi yang kurang mendukung.(Kusmiran 2011) 4. Perubahan Sosial

Remaja harus mampu menyesuaikan diri dengan peran orang dewasa dan melepaskan diri dari peran anak-anak. Terjadinya tumpang tindih pola tingkah laku anak dan pola perilaku dewasa merupakan kondisi tersulit yang dihadapi remaja karena itu remaja dituntut untuk dapat menyesuaikan diri di luar lingkungan keluarga dan sekolah. Pola interaksi sosial yang terjadi pada remaja umumnya masih belum mendalam dan jarang membentuk ikatan emosional yang kuat. Interaksi sosial masih bersifat egosentris (keinginan mendahulukan kepentingan atau kebutuhan pribadi). Pola lebih cenderung meluaskan kelompok sosial, dan umunya konflik interpersonal masih belum terlalu banyak dialami oleh remaja. Jika terjadi bentrokan umumnya mengambil langkah berkelahi, bermusuhan, serta saling menghindar atau menjauh (Kusmiran 2011).

5. Perubahan Minat dan Perilaku Seks

(56)

saat ini dapat memperoleh informasi dengan mudah melalui media sosial.

2.3.4 Tugas Perkembangan Remaja

William Kay mengemukakan tugas tugas perkembangan remaja sebagai berikut :

1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya

2. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas

3. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kelompok.

4. Menemukan manusia model yang dijaddikan identitasnya

5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri

6. Memperkuat self control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup (Weltanschauung).

7. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-kanakan (Dr.Syamsu Yusuf LN. 2000).

2.3.5 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja

Jurnal Ikalor (2013) menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja antara lain:

1. Faktor hereditas

(57)

beberapa remaja yang berkembang tidak jauh berbeda dengan orang tuanya.

2. Faktor lingkungan

Individu hidup di sebuah lingkungan, sehingga individu tidak bisa lepas dari lingkungan tersebut. Segala sesuatu yang terjadi pada lingkungan dimana remaja berada, pasti akan memberi pengaruh pada perkembangannya. Beberapa yang termasuk faktor lingkungan yaitu teman sebaya, media masa (media sosial) dan keluarga.

3. Kematangan fungsi-fungsi organis dan psikis

Sejalan dengan bertambahnya waktu, remaja semakin matang fungsi organ dan psikisnya, semakin berkembang juga perkembangan remaja ke yang lebih luas.

4. Aktifitas individu sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi, dapat menolak atau menyetujui, punya emosi serta usaha membangun diri sendiri.

2.3.6 Remaja dengan Media Sosial

(58)

Pada masa remaja juga teradapat budaya yang dialamai para remaja yang tidak hanya melibatkan nilai-nilai budaya, status sosial-ekonomi, dan etnisitas, tapi juga pengaruh media. Sebuah penelitian nasional mempelajari lebih dalam kebiasaan anak-anak dan remaja terhadap media (Rideout, Roberts, dan Foehr, dalam Santrock, 2012: 453). Dengan mensurvei lebih dari 2.200 anak dan remaja dari usia 8 hingga 18 tahun, penelitian ini menegaskan bahwa remaja zaman sekarang dikelilingi oleh media. Rata-rata remaja menghabiskan 6,5 jam perhari atau 44,5 jam perminggu bersama media, hanya menghabiskan 2,25 jam sehari bersama orang tua, serta hanya 50 menit sehari untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Tren utama dalam penggunaan teknologi adalah peningkatan dramatis pada media multitugas. Perkiraan terbaru mengindikasikan bahwa ketika media multitugas diperhitungkan, anak usia 8 hingga 18 tahun menggunakan media rata-rata 8 jam perhari

(59)

informasi yang mereka bagikan melalui situs tersebut adalah rahasia. Namun, sebenarnya mudah bagi siapa saja untuk mengakses informasi tersebut, termasuk orang tua, pihak sekolah atau pemberi kerja. Oleh karena itu internet adalah sebuah teknologi yang memerlukan pengawasan dan aturan dari orang tua terhadap remaja yang menggunakannya.

2.4 Model Teori Penerimaan Informasi

2.4.1 Technology Acceptance Model

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan sebuah model atau teori yang sering digunakan untuk mempelajari dan memahami perilaku terkait dengan penerimaan dan penggunaan teknologi atau system informasi baru. Model ini dicetukan Davis pada tahun 1986 dan telah terbukti secara teoritis dalam membantu untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku pengguna teknologi informasi (Sulistyorini 2016).

Semula TAM dirancang untuk memprediksi penerimaan teknologi informasi dan penggunaannya dalam konteks organisasi. Namun, dikarenakan TAM berfokus pada penjelasan sikap akan niatan untuk menggunakan teknologi atau jasa tertentu, model ini telah menjadi model yang diterapkan secara luas untuk mengukur penerimaan dan penggunaan akan suatu inovasi. Beberapa jumlah penelitian pada TAM menunjukkan bahwa TAM adalah model yang valid, kokoh, dan kuat untuk memprediksi penerimaan penggunaan sebuah inovasi (Bertrand & Bouchard 2008).

(60)

penggunaan (perceived ease of use), yang dirasa mempengaruhi niat seseorang untuk menggunakan suatu sistem.

Gambar 2.1 Technology Acceptance Model (Davis, 1989)

1. Perceived Usefulness (PU) – persepsi akan manfaat yang dirasakan. Hal ini didefinisikan oleh Davis sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa penggunaan teknologi/sistem akan meningkatkan kinerjanya.

2. Perceived Ease of Use (PEOU) – persepsi akan kemudahan pengunaan.

(61)

Reaksi dan persepsi pengguna teknologi informasi akan mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan terhadap suatu teknologi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhinya adalah persepsi pengguna atas kemanfaatan dan kemudahan penggunaan teknologi informasi sebagai suatu tindakan yang beralasan dalam konteks pengguna teknologi. Sehingga alasan seseorang dalam melihat manfaat dan kemudahan penggunaan teknologi informasi menjadikan tindakan/perilaku manusia tersebut sebagai tolok ukur dalam penerimaan sebuah teknologi.

2.4.2 Teory Of Plan Beharior

Gambar 2.2 Theory of Planned Behavior (Ajzen, 2005)

(62)

untuk melakukan perilaku. Keinginan atau minat untuk terlibat dalam perilaku tertentu dipengaruhi oleh :

1. Attitude Toward Behavior (ATB) - sikap terhadap perilaku, yaitu keyakinan tentang perilaku tertentu beserta konsekuensinya

2. Subjective Norm (SN) - norma subyektif, adalah harapan yang bersifat normatif (menurut norma atau kaidah yang berlaku) dari orang lain yang dianggap penting oleh pelaku perilaku tertentu.

3. Perceived Behavioral Control (PBC) - kontrol perilaku yang dirasakan, adalah kesulitan atau hambatan yang dirasakan atau kemudahan dalam melakukan perilaku tertentu.(Nursalam 2015)

2.5 Keaslian Penelitian

Tabel 2.1 Keyword Development

Factor Social Media

Adolescent

OR OR OR

Impact Social Networking Site

Teenage

(63)

text, dan tanggal publikasi. Limitasi yang digunakan adalah tahun

2007-Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi semua subjek menggunakan semua strategi coping stress, baik itu problem-focused coping ataupun emotional- focused coping.

•Variabel: kecanduan media sosial,tingkat stress

•Instrumen: Kuesioner Kecanduan Media Sosial, Kuesioner DASS ( Depresssion Anxiety Stress Scale)

•Analisis: Uji Korelasi Pearson

Hasil penelitian Responden yang mengalami kecanduan media sosial sebagian besar mengalami stress ringan dan sedang. Hal ini menunjukkan adanya hubungan kuat antara kecanduan media sosial dengan Tingkat stress pada remaja

•Desain: penelitian cross sectional study

Hasil penelitian 35 sampel memiliki peran orang tua pada akses media cukup, 48,6% berperilaku seksual ringan, 42,9% berperilaku seksual sedang, dan 8,6% berperilaku seksual berat. Uji statistik dengan SPSS 16

dengan α=0,05 dihasilkan p value =

0,258. Karena p value > α maka ho

(64)

kuesioner menggunakat gadget dan aktif menggunakan media sosial.

•Variabel: Kebutuhan informasi, modal sosial. • Instrumen: kuesioner

•Analisis: cross table

Didapatkan bahwa media sosial masih berperan di dalam segala tindakan para remaja net generation termasuk dalam perilaku berbagi informasi melalui media sosial. dan kuesioner Smartphone Addiction Scale yang dikembangkan Kwon,dkk (2013)

Analisis: Statistik non-parametik uji korelasi Rho Spearmen

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kecemasan sosial dengan smartphone addiction pada remaja awal dengan besar koefisiensi korelasi kedua variabel 0,255 dengan taraf signifikansi 0,009. Cronbach’s alpha 0,883 pada variabel kecemasan sosial dan 0,953 pada variabel smartphone addiction. Nilai korelasi yang lemah menunjukkan bahwa kecemasan hanya sebagian kecil faktor dari hubungan smartphone addiction pada remaja awal.

•Desain: analisis kuantitatif korelasional

•Sampel: Remaja berusia 15-18 tahun yang bermain game online minimal 6 bulan berturut dan bertempat tinggal di Surabaya dengan teknik non probability sampling. (n=48) •Variabel: Konsep Diri,

Kecanduan Game Online •Instrumen: Kuesioner

Tennesse Self Concept Scale (TSCS) yang dikembangkan oleh William

(65)

kecanduan game online dari •Variabel: Pengguna Media

Cloud Strorage, Model TAM 3.

•Instrumen: Kuesioner

•Analisis: Partial Least Square (PLS) yang meliputi evaluasi model pengukuran, evaluasi model struktural, dan uji goodness of fit (GoF).

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, dan Subjective Norm yang dimoderasi oleh Voluntariness berpengaruh secara signifikan terhadap Behavioral Intention. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Perceived Usefulness adalah Subjective Norm, Perceived Ease of Use, Job Relevance, dan Output Quality sebagai variabel moderasi Job Relevance. Kemudian faktor yang berpengaruh terhadap Perceived Ease of Use adalah Self- Efficacy, Anxiety, Playfulness, dan Perceived Enjoyment. academic databases were adopted,including

ABI/Inform, Business Source Premier, Emerald Manage-ment eJournals, Science Direct, and ISI Web of Knowledge.

•Variabel: previous researchers on socialmedia and to develop a causal-chain framework to illustrate

theinterrelationships of the research constructs adopted •Instrumen : Forty-six

paperswere selected for in-depth analysis.

•Analisis: previous researchers atau analisis mendalam

(66)

sufficient research attention.

across three concept groups and a pre-defined ‗published

within‘ range of 1st January

2003–11th April 2013 •Variabel: The concept

groups used to create the search structure were online social networking, mental-wellbeing and adolescent(s). •Instrumen: 41 papers

•Analisis: A systematic narrative review of research published between January 2003 and April 2013

(67)

BAB 3

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Analisis Faktor yang berhubungan dengan Penggunaan Media Sosial oleh Remaja di SMAN Kota Pasuruan (Ajzen 2005,

Dampak Positif Dampak Negatif

Background Factors

Self-Esteem, Personality Traits, Locus Of Control, Emotions, Health Concern

Demographic

Gambar

Gambar 2.1 Technology Acceptance Model (Davis, 1989)
Tabel 2.2 Keaslian Penelitian
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Analisis Faktor yang berhubungan dengan Penggunaan Media Sosial oleh Remaja di SMAN Kota Pasuruan (Ajzen 2005, Davis 1989)
Tabel 4.1 Definisi Operasional Analisis Faktor yang berhubungan dengan Dampak Penggunaan Media Sosial oleh Remaja di SMAN Kota Pasuruan
+7

Referensi

Dokumen terkait