• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4 Pembahasan

5.4.1 Pengaruh Perceived Usefulness terhadap Kecanduan Media Sosial oleh Remaja di SMAN Kota Pasuruan

Perceived Usefulness berpengaruh positif terhadap kecanduan media sosial, hal ini berarti apabila perceived usefulness semakin baik maka maka akan meningkatkan resiko terjadinya kecanduan media sosial. Sesuai dengan teori yang dikemukakan Davis (1989), Perceived of usefulness merupakan sejauh mana kepercayaan seseorang terhadap

penggunaan suatu teknologi dapat meningkatkan kinerjanya. Dalam teori Uses and Gratifications manusia memiliki otonomi dan wewenang dalam memperlakukan media. Siswa SMAN Kota Pasuruan mungkin merasa penggunaan media sosial mempermudah dan bermanfaat sehingga dapat meningkatkan produktivitas mereka dalam kehidupan sehari-hari sehingga membuat siswa terus menerus menggunaakan media sosial. Dalam teori Uses and Gratifications manusia memiliki otonomi dan wewenang dalam memperlakukan media.

5.4.2 Pengaruh Perceived Ease of Use terhadap Kecanduan Media Sosial oleh Remaja di SMAN Kota Pasuruan

Perceived Ease of Use berpengaruh positif terhadap kecanduan media sosial oleh remaja yang berarti semakin baik perceived ease of use semakin meningkatkan kecanduan media sosial oleh remaja. Persepsi kemudahan penggunaan dalam menggunakan media sosial membuat siswa semakin sering menggunakan media sosial sehingga terjadi kecanduan media sosial. (Hamid et al. 2016) dalam penelitiannya mengatakan bahwa Perceived Ease of Use juga berpengaruh terhadap minat untuk menggunakan media sosial. (Sulistyorini 2016) mengatakan bahwa dalam penelitian Chau (1996) perceived ease of use telah lama diketahui menjadi kebutuhan dasar di dalam desain sistem atau penerimaan teknologi.

5.4.3 Pengaruh Attitude Toward Behavior terhadap intention penggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan

Attitude Toward Behavior berpengaruh positif terhadap intention penggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan yang

berarti semakin baik attitude toward behavior semakin tinggi intention penggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Lee 2009), yang menemukan bahwa attitude memberikan pengaruh positif yang signifiikan terhadap dorongan individu untuk untuk menggunakan online banking. Siswa kemungkinan meyakini bahwa media sosial memiliki pengaruh dalam kehidupan sehari- hari baik itu pengaruh positif atau negatif sehinggan meningkatkan minat untuk menggunakan media sosial.

5.4.4 Pengaruh Subjective Norm terhadap behavior intention penggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan

Subjective Norm berpengaruh positif terhadap behavior intention yang berarti semakin baik subjective norm meningkatkan secara signifikan behavior intention. Lingkungan sosial memiliki pengaruh cukup besar dalam membentuk perilaku atau karakter seseorang. Dukungan orang- orang sekitar dapat mempengaruhi seseorang dalam menggunakan teknologi baru yakni media sosial sehingga meningkatkan kebiasaan pengguanaa media sosial. Pada era teknologi sekarang hampir seluruh masyarakat menggunakan media sosial, selain itu lingkungan siswa SMA yang sering mengakses media sosial dapat meningkatkan atau membuat siswa berminat untuk menggunakan media sosial. Dalam hal ini sifat remaja yang suka mencoba suatu hal juga berperan dalam timbulnya minat untuk menggunakan media sosial.

5.4.5 Pengaruh Perceived Behavior Control terhadap intention penggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan

Perceived Behavior Control berpengaruh signifikan positif yang berarti semakin baik Perceived Behavior Control maka intention penggunaan media sosial semakin tinggi. Keinginan untuk menggunakan media sosial dipengruhi oleh persepsi kontrol perilaku yang berupa kemampuan seseorang untuk menggunakan media sosial. Kemampuan yang dimaksud yakni kemampuan untuk menggunakan, pengetahuan yang cukup untuk menggunakan media sosial, dan kemampuan finansial yang cukup untuk mengakses media sosial. Ketika seseorang merasa memiliki kemampuan yang cukup maka seseorang akan terdorong atau berniat untuk menggunakan media sosial. Hal ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Sulistyorini 2016)yang menemukan bahwa Perceived Behavior Control memberikan pengaruh positif terhadap intensi. 5.4.6 Pengaruh Behavior Intention terhadap Use Behavior penggunaan media

sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan

Behvior Intention berrpengaruh signifikan positif terhadap Use Behavior penggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan yang berarti semakin baik behavior intention maka semakin tinggi Use Behavior. Semakin besat niat siswa untuk menggunakan media sosial maka akan semakin besar pula kemungkinan siswa tersebut untuk menggunakan media sosial. Hal ini didukung oleh penelitian dari (Imam 2016) yang menyatakan semakin besar niat untuk menggunakan Cloud Storage mungkin seseorang akan menggunakan sistem tersebut.

5.4.7 Pengaruh Use Behavior terhadap kecanduan penggunaan media sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan

Use Behavior berpengaruh positif terhadap kecanduan media sosial, hal ini berarti semakin sering siswa menggunakan media sosial kemungkinan untuk terkena kecanduan semakin besar. Fenomena ini sudah dapat dilihat langsung dimana siswa terlihat mebawa HP kemana- mana dan terlihat asik bermain gadget mereka ketika istirahat. Pengunaan media sosial dalam jangka waktu lama dan terus menerus akan menyebabkan seseorang terbiasa sehingga dapat memunculkan fenomena FOMO (Fear of Missing Out) sehingga dapat meningkatkan seseorang untuk mengalami kecaduan media sosial.

5.4.8 Pengaruh Perceived Behavior Control terhadap Use Behavior oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan

Perceived Behavior Control berpengaruh positif terhadap Use Behavior yang berarti semakin baik Perceived Behavior Control semakin tinggi Use Behavior. Siswa yang memiliki kemampuan untuk menggunakan media sosial akan menggunakan media sosial.(Baker & White 2010) dalam penelitiannya juga mendukung adanya hubungan perceived behavior control dengan penggunaan teknologi. Siswa SMA hampir semua memiliki HP dan adanya akses wifi gratis di sekolah memudahkan mereka untuk mengakses media sosial. Selain itu kebutuhan akan akses internet atau sosial media telah menjadi kebutuhan primer bagi remaja SMA. Hal ini dapat dikethui langsung melalui dimana dari hasil

wawancara peneliti siswa akan memilih untuk berhemat dan tidak makan saat istirahat guna membeli paket internet.

5.4.9 Pengaruh Motif Penggunaa Media Sosial terhadap kecanduan Media Sosial oleh remaja di SMAN Kota Pasuruan

Motif penggunaan media sosial berpengaruh signifikan terhadap kecanduan media sosial. Pengaruh motif penggunaan media sosial terhadap kecanduan media sosial positif sehingga motif penggunaan media sosial yang semakin tinggi, akan meningkatkan secara signifikan kecanduan media sosial. Motif yang paling besar kontribusinya dalam penggunaan media sosial adalah integrasi dan interaksi social. Sedangkan motif yang paling kecil kontribusinya adalah pembentukan identitas. Dalam menggunakan media social penggunaan fitur-fitur atau fasilitas suatu media sosial dapat menimbulkan efek kepuasaan yang diperoleh baik itu menambah atau menguranginya. Kurang lebih terdapat tiga sumber yang berbeda yang mempengruhi kepuasaan yakni dari isi media, terpaan terhadap media itu sendiri, dan konteks soial yang merujuk pada terpaan yang berbeda.

(Kadir 2014; Mustafa & Hamzah 2011) dalam penelitiannya membenarkan adanya pengaruh motif penggunaan terhadap penggunaan media sosial. Dalam hal ini terdapat lima motif yang berperan yakni motif pembentukan identitas, pembagian informasi, integrasi dan innterksi sosial, hiburan, dan Kemudahan ( Convience). Siswa SMA pada umunya memiliki keingintahuan yang tinggi guna untuk mengeathui jati diri. Masa SMA merupakan masa peralihan dan pencarian untuk itu motif siswa

dalam penggunaan media sosial paling adalah untuk berinteraksi dengan orang lain.

5.4.10 Pengaruh Kecanduan Media Sosial terhadap Dampak Penggunaan Media Sosial oleh Remaja di SMAN Kota Pasuruan

Kecanduan media sosial berpengaruh signifikan terhadap dampak media social. Pengaruh kecanduan media sosial terhadap dampak media sosial positif sehingga kecanduan media sosial yang semakin tinggi, akan meningkatkan secara signifikan dampak media sosial. Dampak negatif memberikan kontribusi yang lebih besar daripada dampak positif. (Khairuni 2016; Nur Izzati 2016; Aljawiy & Muklason n.d.) dalam penelitiannya juga mendukung adanya dampak positif dan negatif media sosial. Dan dalam penelitian (Nur Izzati 2016; Uhlir 2016) penggunaan media sosial yang berlebihan hingga menyebabkan kecanduan dapar mengakibatkan besarnya dampak negatif yang diterima seperti stress. Banyak pula penelitian lainya yang mendukung adanya hubungan media sosial dengan dampak negatif yang diterima.

Dokumen terkait