• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT I 50,40% TINGKAT IV 49,60% PEREMPUAN 68,00% LAKI-LAKI 32,00%

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Sebanyak 125 mahasiswa STIS yang menjadi responden penelitian, 40 (32.00%) di antaranya laki-laki dan 85 (68.00%) lainnya perempuan. Rasio mahasiswa laki-laki dengan mahasiswa perempuan sekitar 1:2.

Gambar 1 Sebaran responden menurut jenis kelamin

Mahasiswa yang terpilih menjadi sampel pada penelitian ini terdiri dari mahasiswa tingkat I dan tingkat IV yang jumlahnya relatif seimbang pada tiap tingkat. Mahasiswa tingkat I sebanyak 63 orang (50.40%) dan mahasiswa tingkat IV sebanyak 62 orang (49.60%).

Gambar 2 Sebaran responden menurut tingkat

Mahasiswa tingkat I dan IV dipilih secara purposif yang meliputi 3 (tiga) kelas pada masing-masing tingkat. Perincian mahasiswa yang terpilih yaitu dari kelas IG (17.60%), IF (21.60%), ID (11.2%), IVSE1 (20.00%), IVSK1 (17.60%), IVKS2 (12.00%).

(2)

13,60%

61,60%

24,80%

IPK<3.0 3.0<=IPK<=3.5 IPK>=3.5

Gambar 3 Sebaran responden menurut kelas

Berdasarkan data respoonden dapat diketahui bahwa IPK mahasiswa yang menjadi sampel penelitian ini rata-ratanya 3.3022 dengan standar deviasi 0.2577. IPK berkisar pada angka 2.60 sampai 3.79. Prestasi mahasiswa terukur dari IPK yang terdistribusi menjadi kategori rendah (IPK<3.0) sebesar 13.60% (17 mahasiswa), kategori sedang (3.0<=IPK<=3.5) sebesar 61.60% (77 mahasiswa), kategori tinggi (IPK>3.5) sebesar 24.80% (31 mahasiswa).

Gambar 4 Sebaran responden menurut IPK

Jika ditinjau dari asal SMA-nya, maka responden dapat dikategorikan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama mahasiswa yang berasal dari Jabodetabek (13.60%) dan dari luar Jabodetabek sebanyak 86.40%.

Other 49,60% 1G 17,60% 4SK1 17,60% 4KS2 12,00% 4SE1 20,00% 1F 21,60% 1D 11,20%

(3)

NON JABODETABEK 86,40% Pasif 55,20% Aktif 44,80%

Gambar 5 Sebaran responden menurut asal SMA

Proporsi responden yang aktif dalam organisasi dan yang pasif relatif seimbang. Mahasiswa yang aktif dalam organisasi sebanyak 44.80% dan sisanya (55.20%) hanya pasif dalam berorganisasi.

Gambar 6 Sebaran responden menurut keaktifan dalam organisasi Pendidikan ayah responden sebagian besar DIV/S1 yaitu 38% kemudian 30% berpendidikan SMA/sederajat. Tetapi sebaliknya, pendidikan ibu responden sebagian besar SMA/sederajat yaitu 41% kemudian 30% berpendidikan DIV/S1.

(4)

3% 3% 9% 30% 2% 4% 38% 10% 5% 4% 6% 41% 3% 6% 30% 6% Tidak /bel um tam at S D SD /se de rajat SM P/s eder ajat SM A/s eder ajat Dipl om a I /II Dipl om a I II/A kade mi Dipl om a IV /S1 S2 /S3 Ayah Ibu 1% 3% 4% 19% 13% 42% 3% 10% 0% 5% 0% 2% 8% 7% 2% 35% 0% 1% 40% 6% Bu ruh Pet ani Pedag ang Wir asw ast a Pegaw ai s wa sta PNS TN I/P olr i Pens iunan Ibu rum ah t ang ga La inny a Ayah Ibu

Gambar 7 Sebaran responden menurut pendidikan orang tua

Pekerjaan ayah paling banyak adalah PNS (42%) hampir seimbang dengan ibu reponden yaitu 35% bekerja sebagai PNS. Namun ibu responden paling banyak berstatus ibu rumah tangga (40%).

Gambar 8 Sebaran responden menurut pekerjaan orang tua

Pendapatan orang tua responden cukup bervariasi, namun paling banyak berkisar di kelompok 2 juta - 5 juta rupiah (48.00%). Sedangkan urutan berikutnya ada pada kelompok pendapatan 1.5 juta – 1.99 juta rupiah (16.00%).

(5)

1,60% 12,80% 48,00% 16,00% 10,40% 11,20% <1.00 1.00-1.49 1.50-1.99 2.00-4.99 5.00-9.99 >10.00 (juta rupiah)

Gambar 9Sebaran responden menurut pendapatan orang tua

Sebagian besar responden (38.40%) memiliki 2 (dua) saudara dalam keluarganya. Responden yang memiliki 1 (satu) saudara dalam keluarganya juga cukup banyak yaitu 31.20%.

Gambar 10 Sebaran responden menurut jumlah saudara

Adapun tabel yang memuat data mengenai karakteristik reponden dapat dilihat pada lampiran 21. 0,80% 0,80% 4,00% 6,40% 15,20% 38,40% 31,20% 3,20% 0 1 2 3 4 5 7 11

(6)

Perbandingan Metode

Perbandingan metode dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu aspek pengumpulan data dan aspek hasil prosedur analisis. Perbandingan dari aspek pengumpulan data meliputi 3 (tiga) hal yaitu durasi (waktu), tingkat kemudahan dan tingkat keyakinan responden.

Deskripsi perbandingan metode berdasarkan aspek pengumpulan data disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3 Deskripsi Ukuran Pembanding Tiap Metode

A B C

Durasi (rata-rata waktu[menit]) 11,07 5,65 2,84 Tingkat kemudahan (rata-rata ranking) 2,71 2,04 1,25 Tingkat kemudahan (rata-rata ranking) 2,64 2,02 1,34

Ukuran Pembanding Metode

Berdasarkan tabel 3 dapat diperoleh gambaran durasi responden dalam mengevaluasi kartu stimuli. Pada metode A, rata-rata waktu yang diperlukan responden untuk mengevaluasi kartu adalah 11.072 menit. Pada metode B lamanya secara rata-rata 5.654 menit untuk mengevaluasi kartu stimuli. Sedangkan pada metode C hanya diperlukan rata-rata 2.839 menit saja untuk mengevaluasi kartu stimuli. Tabel 4 juga menunjukkan bahwa metode C memperoleh ranking terendah (1.25) dibandingkan metode lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode C dianggap metode yang paling mudah dikerjakan. Sedangkan metode A memperoleh ranking tertinggi yang artinya metode A dianggap paling sulit oleh responden. Sejalan dengan tingkat kemudahannya, tingkat keyakinan responden akan kebenaran jawaban yang diberikannya terdapat pada metode C dengan mean rank yang paling kecil 1,34. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pada saat mengerjakan metode C, responden merasa yakin telah memberikan jawaban atau mengevaluasi kartu dengan benar. Sedangkan pada metode A, responden tidak yakin terhadap jawaban yang diberikannya dalam mengevaluasi kartu stimuli.

(7)

Uji inferensi perbedaan lamanya waktu, kemudahan dan keyakinan responden dalam mengevaluasi kartu stimuli dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini:

Tabel 4 Uji Perbedaan Durasi Responden dalam Mengevaluasi Kartu Stimuli

Pembanding Statistik Hitung Derajat Bebas Tingkat Signifikansi Pasangan Metode A & B 14,556* 124 0,000 A & C 24,893* 124 0,000 B & C 19,346* 124 0,000 2. Tingkat Kemudahan 134,256** 2 0,000 3. Tingkat Keyakinan 105,024** 2 0,000 1. Durasi (Waktu) Keterangan : * t hitung ** Chi-Square hitung

Uji perbedaan rata-rata durasi responden dalam mengevaluasi kartu stimuli dilakukan pada tiga pasangan metode yaitu pada metode A dengan metode B, metode A dengan metode C, kemudian metode B dengan metode C. Berdasarkan pengujian tersebut disimpulkan secara signifikan terdapat perbedaan rata-rata durasi responden dalam mengevaluasi kartu stimuli pada metode A dan B, A dan C, serta B dan C dengan tingkat signifikansi 0,000 (kurang dari alpha=5%) dan t hitung berturut-turut 14.556, 24.893, dan 19.346. Perbandingan metode berdasarkan tingkat kemudahan dan tingkat keyakinan diukur dengan menggunakan uji W Kendall secara bersama-sama pada ketiga metode. Berdasarkan tabel 4, dapat juga disimpulkan terdapat perbedaan tingkat kemudahan pada ketiga metode yang dikerjakan oleh responden. Hal ini didasarkan pada nilai signifikansinya 0,000 yang kurang dari alpha 5% dengan nilai Chi-Square 134.256. Tabel 5 menunjukkan pula bahwa tingkat signifikansi dari uji perbedaan tingkat keyakinan jawaban responden adalah 0,000 (kurang dari alpha 5%) dan nilai Chi-Square 105.024. Hal ini diartikan bahwa terdapat perbedaan tingkat keyakinan responden dalam mengevaluasi kartu stimuli dengan

(8)

benar pada ketiga metode. Selain diminta untuk menjawab urutan metode yang paling diyakini kebenaran jawabannya, responden juga diminta untuk memberi nilai dengan skala likert 1 (satu) sampai 4 (empat). Hasil dari pemberian nilai tersebut ditampilkan pada grafik di bawah ini:

Gambar 11 Perbandingan tingkat keyakinan responden pada tiap metode Grafik tersebut menunjukkan bahwa persentase responden yang sangat yakin benar dalam mengevaluasi kartu stimuli relatif rendah (6%) dan meningkat persentasenya sampai 54% pada opsi kurang yakin. Sehingga bisa disimpulkan bahwa tingkat keyakinan responden dalam mengevaluasi kartu pada metode A sangat rendah. Sebaliknya pada metode C, responden sangat yakin respon yang diberikannya benar. Hal ini ditunjukkan dari persentase responden yang sangat yakin adalah 50% dan menurun pada opsi kurang yakin yaitu hanya 7%.

Setelah menelaah perbandingan metode dari aspek pengumpulan data, maka perbandingan selanjutnya adalah perbandingan dari aspek hasil prosedur analisis. Prosedur analisis pada metode A dapat dilihat hasilnya pada lampiran 5. Berdasarkan hasil tersebut, atribut yang paling mempengaruhi preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen adalah penguasaan materi kuliah dengan Nilai Relatif Penting (NRP) sebesar 31.05%. Atribut berikutnya adalah kemampuan memotivasi mahasiswa, pembawaan diri, penyampaian materi, dan metode

4% 54% 36% 6% 2% 30% 55% 13% 0% 7% 43% 50%

Tidak yakin Kurang yakin Yakin Sangat Yakin

A B C

(9)

pembelajaran dengan NRP berturut-turut 21.01%, 20.29%, 17.44% dan 10.21%. Dosen yang paling disukai oleh mahasiswa adalah dosen yang menguasai materi kuliah karena Nilai Kegunaan Taraf (NKT) paling tinggi di antara taraf lainnya yaitu 9.20. Dosen berikutnya yang disukai secara berturut-turut adalah dosen yang mampu memberi motivasi kepada mahasiswanya (NKT=6.23), humoris (NKT=6.01), menyampaikan materi dengan komunikasi dua arah (NKT=5.17), dan metode pembelajarannya kreatif (NKT=3.03). Berikut ini tabel yang berkaitan dengan NKT dan NRP yang dihasilkan oleh metode A.

Tabel 5 Hasil Prosedur Analisis pada Metode A

Atribut Taraf Nilai Kegunaan Taraf Jarak Nilai Relatif Penting Urutan a. Komunikasi dua arah 5,17

b. Komunikasi satu arah -5,17

a. Kreatif 3,03 b. Monoton -3,03 a. Menguasai materi 9,20 b. Tidak menguasai materi -9,20 a. Humoris 6,01 b. Serius -6,01 a. Memotivasi mahasiswa 6,23 b. Tidak memotivasi mahasiswa -6,23 Total 59,28 100% 4 5 1 3 2 Penyampaian materi Metode pembelajaran Penguasaan materi kuliah Pembawaan diri 18,40 12,03 Kemampuan memotivasi mahasiswa 12,45 17,44% 10,21% 31,05% 20,29% 21,01% 10,34 6,05

Keterangan: Urutan terkecil=paling disukai

Kemudian selanjutnya adalah hasil pengolahan data dengan menggunakan prosedur analisis pada metode B yang dapat ditelusuri pada lampiran 6. Tabel 6 menunjukkan bahwa atribut penguasaan materi menjadi atribut yang paling penting dalam mempengaruhi preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen dengan NRP tertinggi yaitu 32.79%. Kemudian atribut pembawaan diri (NRP=17.82%) menjadi atribut kedua yang mempengaruhi kesukaan mahasiswa terhadap kualitas dosen. NRP 17.20% dimiliki oleh atribut penyampaian materi.

(10)

Sehingga bisa dikatakan NRP tertinggi ketiga ini menyebabkan atribut penyampaian materi adalah atribut terpenting ketiga penentu preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen. Sedangkan kemampuan memotivasi (NRP=16.75%) dan metode pembelajaran (15.44%) merupakan dua atribut terakhir yang menentukan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen. Ditinjau dari NKT pada tabel di bawah ini, profil dosen yang paling disukai mahasiswa berturut-turut adalah dosen yang menguasai materi (2.15), humoris (1.17), berkomunikasi secara dua arah (1.13), mampu memotivasi mahasiswa (1.10), dan metode pembelajarannya kreatif (1.01).

Tabel 6 Hasil Prosedur Analisis pada Metode B

Atribut Taraf Nilai Kegunaan Taraf Jarak Nilai Relatif Penting Urutan

a. Komunikasi dua arah 1,13 b. Komunikasi satu arah -1,13

a. Kreatif 1,01 b. Monoton -1,01 a. Menguasai materi 2,15 b. Tidak menguasai materi -2,15 a. Humoris 1,17 b. Serius -1,17 a. Memotivasi mahasiswa 1,10 b. Tidak memotivasi mahasiswa -1,10 Total 13,12 100% 4 3 5 1 2 17,20% Kemampuan memotivasi mahasiswa 2,20 16,75% Pembawaan diri 2,34 17,82% 2,03 15,44% Penguasaan materi kuliah 4,30 32,79% Metode pembelajaran Penyampaian materi 2,26

Keterangan: Urutan terkecil=paling disukai

SAS dan Microsoft Excel adalah software yang dipakai untuk melakukan prosedur analisis pada metode C. Prosedur tersebut meliputi langkah-langkah yang terdapat pada lampiran 7. Berdasarkan langkah 4 (hasil akhir), dapat dirangku m dalam tabel berikut:

(11)

Tabel 7 Hasil Prosedur Analisis pada Metode C

No. Atribut Nilai

Skala Urutan

1. Penyampaian materi 0,72 4

2. Metode pembelajaran 0,86 5

3. Penguasaan materi kuliah 0,00 1

4. Pembawaan diri 0,60 3

5. Kemampuan memotivasi mahasiswa 0,32 2 Keterangan: Urutan terkecil=paling disukai

Tabel 7 menerangkan bahwa nilai skala terkecil hingga terbesar yaitu pada atribut penguasaan materi kuliah (0.00), kemampuan memotivasi mahasiswa (0.32), pembawaan diri (0.60), penyampaian materi (0.72) dan metode pembelajaran (0.86). Untuk memperjelas perbandingan metode dari aspek hasil prosedur analisis pada ketiga metode, berikut disajikan grafiknya:

Gambar 12 Perbandingan hasil prosedur analisis metode A, B dan C

Berdasarkan uraian ketiga metode di atas, maka dapat ditarik kesimpulan tentang perbandingan metode dari aspek pengumpulan data maupun aspek hasil prosedur analisis seperti yang tertera pada tabel di bawah ini:

0 1 2 3 4 5 6 A B C U rut an K epent ingan Penyampaian materi Metode pembelajaran Penguasaan materi kuliah Pembawaan diri

Kemampuan memotivasi mahasiswa

(12)

Tabel 8 Perbandingan Pengumpulan Data dan Hasil Prosedur Analisis

A B C

1. Pengumpulan data

a. Durasi (waktu) Lama Sedang Singkat

b. Tingkat kemudahan Susah Sedang Mudah

c. Tingkat keyakinan Tidak Yakin Sedang Sangat Yakin

2. Hasil (urutan) 1. Penguasaan materi kuliah 1. Penguasaan materi kuliah 1. Penguasaan materi kuliah 2. Kemampuan memotivasi 2. Pembawaan diri 2. Kemampuan memotivasi 3. Pembawaan diri 3. Penyampaian materi 3. Pembawaan diri 4. Penyampaian materi 4. Kemampuan memotivasi 4. Penyampaian materi 5. Metode pembelajaran 5. Metode pembelajaran 5. Metode pembelajaran

Metode Aspek

Keterangan: Urutan terkecil=paling disukai

Metode A dianggap susah oleh responden pada saat evaluasi kartu-kartu stimulinya. Sehingga responden merasa tidak yakin dengan jawaban yang diberikannya pada metode ini. Waktu yang diperlukan dalam evaluasi juga lama. Sebaliknya, metode C dianggap mudah oleh responden dan responden yakin dengan jawabannya. Waktu yang dibutuhkan relatif singkat. Adapun metode B berada di antara metode A dan C dari sisi waktu, tingkat kemudahan dan tingkat keyakinan responden dalam mengevaluasi kartu stimuli. Pada ketiga metode, terdapat kesimpulan yang sama yaitu atribut yang paling disukai adalah penguasaan materi kuliah dan atribut yang paling tidak disukai adalah metode pembelajaran. Metode A dan metode C menghasilkan urutan yang sama pada atribut yang paling disukai sampai dengan atribut yang paling tidak disukai. Karena dua metode (A dan C) memberikan hasil yang sama dan metode C merupakan metode yang paling efektif dan efisien dari aspek pengumpulan datanya (waktu, tingkat kemudahan dan tingkat keyakinan responden terhadap kebenaran respon yang diberikannya pada saat evaluasi kartu stimuli), maka dapat disimpulkan bahwa metode C merupakan metode terbaik dalam kajian analisis konjoin ini.

Segmentasi Preferensi Mahasiswa terhadap Kualitas Dosen

Segmentasi preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen ditinjau menurut IPK, tingkat/kelas, asal SMA, jenis kelamin, dan kemampuan ekonomi (pendapatan) orang tuanya. Karena metode A dan C memberikan hasil yang sama,

(13)

0 1 2 3 4 5 6

IPK RENDAH IPK TINGGI

U rut a n K e pe nt inga n Penyampaian materi Metode pembelajaran

Penguasaan materi kuliah

Pembawaan diri

Kemampuan memotivasi mahasiswa

maka kedua metode dipilih untuk dasar segmentasi. Dalam penelitian ini, metode A yang terpilih sebagai dasar segmentasi prefernsi mahasiswa terhadap kualitas dosen. Data tentang NRP dan NKT pada tiap segmen disajikan pada lampiran 11 sampai lampiran 20. Berikut ini grafik preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen pada tiap segmen.

Gambar 13 Perbandingan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen berdasarkan segmen IPK

Gambar 13 menunjukkan bahwa adanya kecenderungan mahasiswa yang mempunyai IPK tinggi paling menyukai dosen yang menguasai materi. Sedangkan mahasiswa yang mempunyai IPK rendah paling menyukai dosen yang pembawaan dirinya humoris. Bagi mahasiswa yang memiliki IPK tinggi, setelah penguasaan materi, dosen yang mampu memotivasi mahasiswa dan pembawaan diri yang humoris lebih disukai. Sedangkan mahasiswa yang memiliki IPK rendah, penguasaan materi dan kemampuan memotivasi mahasiswa adalah atribut terpenting kedua dan ketiga yang disukainya dari profil seorang dosen. Kemudian pada tingkat keempat dan kelima atribut yag disukai, baik mahasiswa yang IPK-nya tinggi maupun rendah, sama-sama menyukai dosen yang peIPK-nyampaian materinya dengan komunikasi dua arah dan metode pembelajarannya kreatif.

(14)

Gambar 14 Perbandingan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen berdasarkan segmen tingkat

Preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen ternyata berbeda pada mahasiswa tingkat I dan tingkat IV terutama pada atribut kedua dan ketiga. Mahasiswa tingkat I lebih menyukai dosen yang memotivasi mahasiswanya daripada dosen yang humoris. Sebaliknya, mahasiswa tingkat IV lebih menyukai dosen yang humoris daripada dosen yang memotivasi mahasiswanya. Hal ini diduga dikarenakan mahasiswa tingkat I memang membutuhkan motivasi pada masa-masa awal proses belajarnya di perguruan tinggi sedangkan mahasiswa tingkat IV lebih memerlukan suasana belajar yang santai dengan pembawaan diri dosen yang humoris pada masa-masa akhir proses belajarnya di perguruan tinggi.

0 1 2 3 4 5 6 TINGKAT I TINGKAT IV U rut a n K e p e nt ing a n Penyampaian materi Metode pembelajaran

Penguasaan materi kuliah

Pembawaan diri

Kemampuan memotivasi mahasiswa

(15)

Gambar 15 Perbandingan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen berdasarkan segmen asal SMA

Pada grafik 14, dapat dideskripsikan bahwa mahasiswa yang asal SMA-nya di wilayah Jabodetabek lebih menyukai dosen yang humoris, peSMA-nyampaian materi komunikatif, serta memotivasi mahasiswanya. Sedangkan mahasiswa yang asal SMA-nya di luar wilayah Jabodetabek lebih menyukai dosen yang mampu memotivasi mahasiswanya, humoris dan penyampaian materinya komunikatif. Hal ini diperkirakan karena mahasiswa yang asalnya dari luar Jabodetabek lebih membutuhkan motivasi terutama akibat jauhnya mereka dari lingkungan keluarga. Demikian pula dengan mahasiswa yang asalnya dari Jabodetabek, karena sudah terbiasa dengan lingkungan perkotaan bertekanan jiwa serta sosial yang tinggi, maka dosen yang humoris lebih membawa suasana kelas yang dapat mengurangi tekanan tersebut terutama dalam proses belajar.

0 1 2 3 4 5 6

LUAR JABODETABEK JABODETABEK

U ru ta n K e p e n ti n g a n Penyampaian materi Metode pembelajaran

Penguasaan materi kuliah

Pembawaan diri

(16)

Gambar 16 Perbandingan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen berdasarkan segmen jenis kelamin

Hal menarik dari preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen ditinjau dari segmen jenis kelamin adalah mahasiswa laki-laki lebih menyukai dosen yang komunikatif (menyampaikan materi secara dua arah) daripada dosen yang suka memotivasi mahasiswanya. Sedangkan mahasiswa perempuan sebaliknya, lebih menyukai dosen yang suka memotivasi mahasiswanya daripada dosen yang komunikatif. Hal ini mungkin disebabkan karena mahasiswa perempuan lebih didominasi oleh perasaannya yang lebih membutuhkan motivasi daripada mahasiswa laki-laki yang didominasi oleh akal pikirannya.

0 1 2 3 4 5 6 LAKI-LAKI PEREMPUAN U rut a n K e pe nt inga n Penyampaian materi Metode pembelajaran

Penguasaan materi kuliah

Pembawaan diri

Kemampuan memotivasi mahasiswa

(17)

Gambar 17 Perbandingan preferensi mahasiswa terhadap kualitas dosen berdasarkan segmen pendapatan orang tua

Seperti halnya pada segmentasi sebelumnya, perbedaan preferensi juga tampak pada segmen pendapatan orang tua. Mahasiswa yang orang tuanya berpendapatan rendah lebih menyukai dosen yang memotivasi mahasiswanya, humoris dan komunikatif. Sedangkan mahasiswa yang orang tuanya berpendapatan tinggi tampaknya lebih menyukai dosen yang humoris, komunikatif, dan kemudian mampu memotivasi mahasiswanya. Hal ini diduga terjadi karena pada kondisi ekonomi yang sulit, mahasiswa lebih membutuhkan motivasi dari dosennya daripada pada kondisi ekonomi yang berkecukupan. Sedangkan pada kondisi ekonomi yang memadai, kecenderungan manusia ingin memenuhi kebutuhan tersiernya seperti hiburan, kenyamanan, dll.

0 1 2 3 4 5 6

PENDAPATAN ORANG TUA RENDAH

PENDAPATAN ORANG TUA TINGGI U ru ta n K e p e n ti n g a n Penyampaian materi Metode pembelajaran

Penguasaan materi kuliah

Pembawaan diri

Gambar

Gambar 1 Sebaran responden menurut jenis kelamin
Gambar 3 Sebaran responden menurut kelas
Gambar 6 Sebaran responden menurut keaktifan dalam organisasi  Pendidikan ayah responden sebagian besar DIV/S1 yaitu  38%  kemudian  30% berpendidikan SMA/sederajat
Gambar 7 Sebaran responden menurut pendidikan orang tua
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini ingin memetakan bagaimana UMi menerapkan internet di dalam kegiatan komunikasi pemasarannya mulai dari mengetahui apakah UMi menggunakan internet atau

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian formula ekstrak 4 tanaman obat (Temulawak, Temu Ireng, Meniran, dan Sambiloto) terhadap gambaran histopatologi

I-2 : Citra CP Prima yang sedang menurun memang membutuhkan proses atau waktu yang tidak singkat untuk mengembalikannya seperti sebelumnya tetapi saya sangat yakin bahwa

Angkutan Umum Massal : Biaya operasional kendaraan Bus Patas AC, load factor, kecepatan, frekuensi dan tarif BOK bus patas AC dengan pengelolaan manajemen terpadu dan

Adapun jumlah total anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan sanitasi di Kabupaten Bengkayang dalam jangka waktu 5 (lima) tahun 2015 – 2019, baik berdasarkan sumber

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul, Keterampilan Berkomunikasi Sains Siswa Melalui Metode Eksperimen pada Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus

TVS merupakan jenis TE vena yang paling sering dalam kehamilan dan masa nifas terutama pada varises vena daerah betis sedangkan TVD (yang dapat merupakan akibat

merupakan nilai akhir yang dicapai oleh hasil kali ion ketika kesetimbangan tercapai antara fase padat dari garam yang hanya sedikit larut dan larutan lain... • Jika hasil kali