PELAKSANAAN
EVALUASI SISTEM AKIP
(PERMENPAN-RB No. 12/2015)
Disampaikan oleh :
Inspektorat Provinsi Jawa Tengah
Menjadi Aparat Pengawasan Internal Pemerintah Yang Mampu Mendorong
Terwujudnya Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Yang Baik Di Jawa Tengah
2
Ngapusi!”
“mBoten Korupsi, mBoten
Ngapusi!”
GARIS KEBIJAKAN GUBERNUR JAWA TENGAH
MEN
UJU
JA
W
A
T
ENGAH
SEJAHTERA
DAN
BER
DIKARI
7 MIS
I :
1. Membangun Jateng berbasis Trisakti Bung Karno –berdaulat di bidang Politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang kebudayaan; 2. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan, menanggulangi kemiskinan dan pengangguran;3. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan Provinsi Jawa Tengah yang bersih, jujur dan transparan, “mboten korupsi, mboten ngapusi”;
4. Memperkuat kelembagaan sosial masyarakat untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan;
5. Memperkuat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan proses pembangunan yang menyangkut hajat hidup orang banyak;
6. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat;
7. Meningkatkan infrastruktur untuk mempercepat pembangunan Jawa Tengah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. SASARAN: 1. Meningkatnya kinerja tata kelola pemerintahan; 2. Meningkatnya profesionalisme dan kompetensi aparatur serta sistem pola karier yg jelas; 3. Meningkatnya cakupan layanan pengukuran IKM; 4. Terwujudnya kelembagaan PTSP; 5. Terwujudnya tertib administrasi kependudukan; 6. Terwujudnya peny. pemerintahan bebas dari KKN; 7. Tercapainya LKD opini WTP; 8. Terwujudnya SPIP; 9. Terwujudnya penegakan
dan harmonisasi produk hukum yg mendorong pencapaian akuntabilitas dan kondusivitas.
RPJMD PROV. JATENG 2013-2018
(PERDA JATENG No.5/2014)
Budaya Kerja
Aparatur (
culture set
dan
mind set
)
Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi
Organisasi
Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran
(
right sizing)
Tatalaksana
Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif,
Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif,
efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip
good governance
undangan
Peraturan
Perundang-undangan
Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih
dan kondusif
Sumber daya
manusia aparatur
SDM apatur yang berintegritas, netral , kompeten,
capable
,
profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera
Ar
ea
P
eru
bah
an
Pengawasan
Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih
dan bebas KKN
Pelayanan publik
Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat
Akuntabilitas
Meningkatnya kapasitas dan
Meningkatnya kapasitas dan
akuntabilitas kinerja birokrasi
Ha
sil
Yang
In
gin
Dic
apa
i
SAKIP DALAM SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH
5
RPJP
DAERAH
RPJP
DAERAH
RKPD
RKPD
DokumenPerencanaan Induk
KERANGKA
EKO. MAKRO
DAERAH
RKA
MONEV KEG
LAPORAN
LAKS. KEG
LAPORAN
LAKS. KEG
WAS
INTERNAL
WAS
INTERNAL
LPPD
LPPD
EKPPD
EKPPD
RKT
PK/TAPKIN
KINERJA
PENGUKURAN
KINERJA
LAKIP
EVALUASI
AKIP
EVALUASI
AKIP
DPA
RFK
LRA SKPD
REVIU LKPD
KUA/PPAS
KUA/PPAS
APBD
APBD
LKPD
LKPD
AUDIT LKPD
OLEH BPK
AUDIT LKPD
OLEH BPK
PERDA LKPJ KEPALA DAERAH
RENSTRA
SKPD
RENSTRA
SKPD
RENJA
RKO
RPJMD
S-AKIP
SPPN
SPKN
2
3
4
Menunjukkan tingkat pencapaian sasaran & tujuan yg
telah ditetapkan.
Berorientasi pada pencapaian visi dan misi,
serta hasil dan manfaat.
Komitmen Pimpinan dan seluruh
staf Instansi.
5
Berdasarkan suatu sistem yg menjamin penggunaan sumber daya
secara konsisten dengan peraturan per-UU-an yang berlaku.
1
Jujur, objektif,
transparan, dan akurat.
6
Menyajikan keberhasilan/kegagalan dalam pencapaian sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan
SIKLUS MANAJEMEN KINERJA
PERENCANAAN
STRATEGIS
(Renstra, RKT, PK)
PENGUKURAN
KINERJA
PELAPORAN
KINERJA
(LKJIP)
EVALUASI &
PEMANFAATAN
INFORMASI
KINERJA
Plan
Do
Check
Action
IKU
IKU
IKU
IKU
PENERAPAN MANAJEMEN
9
DASAR HUKUM EVALUASI AKIP
UU 25/2004 TENTANG SPPN;
UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH;
PP 8/ 2006 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH;
PP 39/2006 TENTANG TATA CARA DAL & EVAL. LAKS. REN. BANG.;
INPRES 7/1999 TENTANG AKIP diganti PERPRES 29/2014
TENTANG S-AKIP;
PERMENPAN 12/2015 TENTANG PEDOMAN EVALUASI ATAS IMPLEMENTASI
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PERGUB JATENG 23/2013 TENTANG JUKLAK EVAL. AKIP PROVINSI
JAWA TENGAH.
DASAR PERTIMBANGAN PERLUNYA EVALUASI SISTEM AKIP
LKjIP sebagai alat evaluasi organisasi bersifat
“Self
Assesment”,
sehingga diperlukan umpan balik dari pihak
luar yang obyektif untuk perbaikan di masa mendatang;
Akuntabilitas merupakan salah satu sasaran utama
Reformasi Birokrasi.
Kepala Daerah perlu mengetahui perkembangan efektifitas
pembangunan sistem akuntabilitas kinerja pemerintah di
bawah kepemimpinannya saat ini.
HASIL
EVALUASI
mendorong setiap SKPD untuk secara konsisten meningkatkan
akuntabilitasnya dalam rangka pencapaian kinerja organisasinya
sesuai Renstranya masing-masing.
TUJUAN EVALUASI AKIP
Memperoleh informasi tentang implementasi Sistem
AKIP;
Menilai akuntabilitas kinerja instansi pemerintah;
Memberikan saran perbaikan untuk peningkatan
kinerja dan penguatan akuntabilitas instansi
pemerintah;
Memonitor tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi
METODOLOGI EVALUASI
Menggunakan teknik
“criteria referrenced survey”
yaitu
menilai secara bertahap langkah demi langkah
(step by
step assessment)
setiap komponen dan menilai secara
keseluruhan
(overall assessment)
dengan kriteria
evaluasi dari masing-masing komponen yang telah
ditetapkan sebelumnya (tool : Lembar Kriteria Evaluasi)
Dalam menilai apakah suatu instansi telah memenuhi
suatu kriteria, harus didasarkan pada
fakta obyektif dan
RUANG LINGKUP EVALUASI
Evaluasi atas penerapan
Sistem AKIP
dan
pencapaian
kinerja
Instansi
Evaluasi penerapan SAKIP mempertimbangkan
upaya
atau kemajuan
yang telah dicapai sampai dengan
pembahasan hasil evaluasi;
Penyusunan
rating atau kategori
hasil evaluasi;
Evaluasi dilakukan terhadap seluruh pemerintah
pusat, provinsi dan kabupaten/kota yang telah
TEKNIK EVALUASI AKIP
15
TINJAUAN/STUDI DOKUMENTASI
• Saran Hasil Evaluasi AKIP sebelumnya (Pelaksanaan saran,
kendala/hambatan pelaksanaan saran)
• Dokumen Perencanaan terdiri dari Renstra, RKT, DPA dan PK (ada
atau tidak ada, menilai keterkaitan antar dokumen dan dengan
dokumen RPJMD serta IKU)
WAWANCARA
• Partisipasi dan Co-Evaluation
• Konsultatif
PENGHITUNGAN DAN PENGUKURAN DATA/STATISTIK
• Pengukuran Kinerja/Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS).
• Pelaporan Kinerja/LAKIP
KERANGKA LOGIS
EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
(Internal dan Eksternal)
16
H A S I L ( 2 0 % )
P E N G U N G K I T ( 8 0 % )
P E R B A I K A N D A N P E M B E L A J A R A N
PENCAPAIAN SASARAN/KINERJA ORGANISASI PERENCANAAN KINERJA (30 ) PERENCANAAN KINERJA (30 ) PENGUKURAN KINERJA (25) PENGUKURAN KINERJA (25) PELAPORAN KINERJA (15) PELAPORAN KINERJA (15) EVALUASI KINERJA (10) EVALUASI KINERJA (10)KINERJA YANG DILAPORKAN (OUTPUT) (5)
KINERJA YANG DILAPORKAN (OUTCOME) (5)
BENCHMARK KINERJA (5)
KINERJA DARI PENILAIAN STAKEHOLDER (5)
IIMPLEMENTASI
SISTEM AKIP
Action Plan Check DoPERUBAHAN BOBOT PENILAIAN
NO
ASPEK
SEBELUM SESUDAH
SUB KOMPONEN
1
Perencanaan
Kinerja
35%
30%
a. Renstra 10% (pemenuhan, kualitas, dan
Implementasi)
b. RKT 20% (pemenuhan, kualitas, dan Implementasi)
2
Pengukuran
Kinerja
20%
25%
a. Pemenuhan pengukuran 5%
b. Kualitas pengukuran 12,5%
c. Implementasi 7,5%
3
Pelaporan
Kinerja
15%
15%
a. Pemenuhan pelaporan 3%
b. Penyajian informasi kinerja 8%
c. Pemanfaatan informasi kinerja 4%
4
Evaluasi Kinerja
10%
10%
a. Pemenuhan evaluasi 2%
b. Kualitas evaluasi 5%
c. Pemanfaatan hasil evaluasi 3%
5
Capaian Kinerja
20%
20%
a. Kinerja yang dilaporkan (output) 5%
b. Kinerja yang dilaporkan (outcome) 5%
c. Kinerja yang diperbandingkan (benchmark) 5%
d. Kinerja lainnya (penilaian dari eksternal) 5%
KATEGORI PENILAIAN HASIL EVALUASI (SCORING)
NO KATE
GORI SEMULA MENJADI INTERPRETASI
1 AA >85-100 >90-100 Sangat Memuaskan
2 A >75-85 >80-90 Memuaskan, Memimpin perubahan, berkinerja tinggi, dan sangat akuntabel
3 BB - >70-80 Sangat Baik, Akuntabel, berkinerja baik, memiliki sistem manajemen kinerja yang andal.
4 B >65-75 >60-70 Baik, Akuntabilitas kinerjanya sudah baik, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk manajemen kinerja, dan perlu sedikit perbaikan.
5 CC >50-65 >50-60 Cukup (Memadai), Akuntabilitas kinerjanya cukup baik, taat kebijakan, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk memproduksi informasi kinerja untuk pertanggung jawaban, perlu banyak perbaikan tidak mendasar.
6 C >30-50 >30-50 Kurang, Sistem dan tatanan kurang dapat diandalkan, memiliki sistem untuk manajemen kinerja tapi perlu banyak perbaikan minor dan perbaikan yang mendasar.
7 D 0-30 0-30 Sangat Kurang, Sistem dan tatanan tidak dapat diandalkan untuk penerapan manajemen kinerja; perlu perbaikan yang sangat mendasar
1. ASPEK PERENCANAAN KINERJA (
BOBOT
30%)
A. PERENCANAAN KINERJA (30%) I. PERENCANAAN STRATEGIS (10%) a. PEMENUHAN RENSTRA (2%)
1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) telah disusun 2 Renstra SKPD telah disusun
3 RPJMD/Renstra telah memuat tujuan
4 Tujuan yang ditetapkan telah dilengkapi dengan ukuran keberhasilan (indikator) 5 Tujuan telah disertai target keberhasilannya
6 Dokumen RPJMD/Renstra telah memuat sasaran
7 Dokumen RPJMD/Renstra telah memuat indikator kinerja sasaran 8 Dokumen RPJMD/Renstra telah memuat target tahunan
9 RPJMD/Renstra telah menyajikan IKU 10 RPJMD/Renstra telah dipublikasikan
b. KUALITAS RENSTRA (5%)
11 Tujuan telah berorientasi hasil
12 ukuran keberhasilan (indikator) tujuan (outcome) telah memenuhi kriteria ukuran keberhasilan yang baik 13 Sasaran telahberorientasi hasil
14 Indikator kinerja sasaran (outcome dan output) telah memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik 15 Target kinerja ditetapkan dengan baik
16 Program/kegiatan merupakan cara untuk mencapai tujuan/sasaran/hasil program/hasil kegiatan 17 Dokumen RPJMN/Renstra telah selaras dengan Dokumen RPJMN/RPJMD
18 Dokumen RPJMD/Renstra telah menetapkan hal-hal yang seharusnya ditetapkan
c. IMPLEMENTASI RENSTRA (3%)
19 Dokumen RPJMD/Renstra digunakan sebagai acuan penyusunan Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran 20 Target jangka menengah dalam RPJMD/Renstra telah dimonitor pencapaiannya sampai dengan tahun
berjalan
1. ASPEK PERENCANAAN KINERJA (
BOBOT
30%)
II. PERENCANAAN KINERJA TAHUNAN (20%)
a. PEMENUHAN PERENCANAAN KINERJA TAHUNAN (4%)
1 Dokumen perencanaan kinerja tahunan telah disusun 2 Perjanjian Kinerja (PK) telah disusun
3 PK telah menyajikan IKU 4 PK telah dipublikasikan
b. KUALITAS PERENCANAAN KINERJA TAHUNAN (10%)
5 Sasaran telah berorientasi hasil
6 Indikator kinerja sasaran dan hasil program (outcome) telah memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik 7 Target kinerja ditetapkan dengan baik
8 Kegiatan merupakan cara untuk mencapai sasaran
9 Kegiatan dalam rangka mencapai sasaran telah didukung oleh anggaran yang memadai 10 Dokumen PK telah selaras dengan RPJMD/Renstra
11 Dokumen PK telah menetapkan hal-hal yang seharusnya ditetapkan (dalam kontrak kinerja/tugas fungsi) 12 Rencana Aksi atas Kinerja sudah ada
13 Rencana Aksi atas Kinerja telah mencantumkan target secara periodik atas kinerja
14 Rencana Aksi atas kinerja telah mencantumkan sub kegiatan/ komponen rinci setiap periode yang akan dilakukan dalam rangka mencapai kinerja
c. IMPLEMENTASI PERENCANAAN KINERJA TAHUNAN (6%)
15 Rencana kinerja tahunan dimanfaatkan dalam penyusunan anggaran
16 Target kinerja yang diperjanjikan telah digunakan untuk mengukur keberhasilan 17 Rencana Aksi atas Kinerja telah dimonitor pencapaiannya secara berkala
18 Rencana Aksi telah dimanfaatkan dalam pengarahan dan pengorganisasian kegiatan
19 Perjanjian Kinerja telah dimanfaatkan untuk penyusunan (identifikasi) kinerja sampai kepada tingkat eselon III dan IV
2. ASPEK PENGUKURAN KINERJA (BOBOT 25%)
B. PENGUKURAN KINERJA (25%)
I. PEMENUHAN PENGUKURAN (5%)
1 Telah terdapat indikator kinerja utama (IKU) sebagai ukuran kinerja secara formal
2 Telah terdapat ukuran kinerja tingkat eselon III dan IV sebagai turunan kinerja atasannya 3 Terdapat mekanisme pengumpulan data kinerja
4 Indikator Kinerja Utama telah dipublikasikan
II. KUALITAS PENGUKURAN (12,5%)
5 IKU telah memenuhi kriteria indikator yang baik 6 IKU telah cukup untuk mengukur kinerja 7 IKU unit kerja telah selaras dengan IKU IP
8 Ukuran (Indikator) kinerja eselon III dan IV telah memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik 9 Indikator kinerja eselon III dan IV telah selaras dengan indikator kinerja atasannya
10 Sudah terdapat ukuran (indikator) kinerja individu yang mengacu pada IKU unit kerja organisasi/atasannya 11 Pengukuran kinerja sudah dilakukan secara berjenjang
12 Pengumpulan data kinerja dapat diandalkan
13 Pengumpulan data kinerja atas Rencana Aksi dilakukan secara berkala (bulanan/triwulanan/semester) 14 Pengukuran kinerja sudah dikembangkan menggunakan teknologi informasi
III. IMPLEMENTASI PENGUKURAN (7,5%)
15 IKU telah dimanfaatkan dalam dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran 16 IKU telah dimanfaatkan untuk penilaian kinerja
17 Target kinerja eselon III dan IV telah dimonitor pencapaiannya
18 Hasil pengukuran (capaian) kinerja mulai dari setingkat eselon IV keatas telah dikaitkan dengan (dimanfaatkan sebagai dasar pemberian) reward & punishment 19 IKU telah direviu secara berkala
3. ASPEK PELAPORAN KINERJA (BOBOT 15%)
C. PELAPORAN KINERJA (15%) I. PEMENUHAN PELAPORAN (3%)
1 Laporan Kinerja telah disusun
2 Laporan Kinerja telah disampaikan tepat waktu 3 Laporan Kinerja telah di upload kedalam website
4 Laporan Kinerja telah disertai pernyataan telah direviu oleh APIP 5 Laporan Kinerja menyajikan informasi mengenai pencapaian IKU
II. PENYAJIAN INFORMASI KINERJA (7,5%)
6 Laporan Kinerja menyajikan informasi pencapaian sasaran yang berorientasi outcome 7 Laporan Kinerja menyajikan informasi mengenai kinerja yang telah diperjanjikan
8 Laporan Kinerja menyajikan evaluasi dan analisis mengenai capaian kinerja
9 Laporan Kinerja menyajikan pembandingan data kinerja yang memadai antara realisasi tahun ini dengan realisasi tahun sebelumnya dan pembandingan lain yang diperlukan
10 Laporan Kinerja menyajikan informasi tentang analisis efisiensi penggunaan sumber daya
11 Laporan Kinerja menyajikan informasi keuangan yang terkait dengan pencapaian sasaran kinerja instansi 12 Informasi kinerja dalam Laporan Kinerja dapat diandalkan
III. PEMANFAATAN INFORMASI KINERJA (4,5%)
13 Informasi kinerja telah digunakan dalam pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja 14 Informasi yang disajikan telah digunakan dalam perbaikan perencanaan
15 Informasi yang disajikan telahkegiatan organisasi digunakan untuk menilai dan memperbaiki pelaksanaan program dan 16 Informasi yang disajikan telah digunakan untuk peningkatan kinerja
4. ASPEK EVALUASI INTERNAL (BOBOT 10%)
D. EVALUASI INTERNAL (10%) I. PEMENUHAN EVALUASI (2%)
1 Terdapat pedoman evaluasi akuntabilitas kinerja
2 Terdapat pemantauan mengenai kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya 3 Evaluasi programtelah dilakukan
4 Evaluasi atas pelaksanaan Rencana Aksi telah dilakukan 5 Evaluasi akuntabilitas kinerja atas unit kerja telah dilakukan
6 Hasil evaluasi telah disampaikan dan dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan 7 Evaluasi akuntabilitas kinerja atas kabupaten/kota telah dilaksanakan
(pertanyaan ini hanya berlaku untuk Provinsi) II. KUALITAS EVALUASI (5%)
8 Evaluasi akuntabilitas kinerja dilaksanakan dengan menggunakan pedoman/juklak evaluasi yang selaras dengan pedoman/juklak evaluasi Menpan dan RB
9 Evaluasi akuntabilitas kinerja dilaksanakan oleh SDM yang berkompeten
10 Pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja telah disupervisi dengan baik melalui pembahasan-pembahasan yang reguler dan bertahap
11 Hasil evaluasi akuntabilitas kinerja menggambarkan akuntabilitas kinerja yang dievaluasi
12 Evaluasi akuntabilitas kinerja telah memberikan rekomendasi-rekomendasi perbaikan manajemen kinerja yang dapat dilaksanakan
13 Hasil evaluasi Propvinsi atas akuntabilitas kinerja kabupaten/kota telah disupervisi oleh Kementerian PAN dan RB
(pertanyaan ini hanya berlaku untuk Provinsi)
14 Supervisi hasil evaluasi Provinsi atas akuntabiltas kinerja kabupaten/kota telah ditindak lanjuti
(pertanyaan ini hanya berlaku untuk Provinsi)
15 Evaluasi program dilaksanakan dalam rangka menilai keberhasilan program
16 Evaluasi program telah memberikan rekomendasi-rekomendasi perbaikan perencanaan kinerja yang dapat dilaksanakan
17 Evaluasi program telah memberikan rekomendasi-rekomendasi peningkatan kinerja yang dapat dilaksanakan 18 Pemantauan Rencana Aksi dilaksanakan dalam rangka mengendalikan kinerja
19 Pemantauan Rencana Aksi telah memberikan alternatif perbaikan yang dapat dilaksanakan 20 Hasil evaluasi Rencana Aksi telah menunjukkan perbaikan setiap periode
5. ASPEK PENCAPAIAN SASARAN (BOBOT 20%)
E. PENCAPAIAN SASARAN/KINERJA ORGANISASI (20%) KINERJA YANG DILAPORKAN (OUTPUT) (5%)
1 Target dapat dicapai
2 Capaian kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya 3 Informasi mengenai kinerja dapat diandalkan
KINERJA YANG DILAPORKAN (OUTCOME) (5%)
4 Target dapat dicapai
5 Capaian kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya 6 Informasi mengenai kinerja dapat diandalkan
BENCHMARK KINERJA (5%)
7 Kinerja Bidang Kesehatan 8 Kinerja Bidang Pendidikan
9 Kinerja Bidang Ketenagakerjaan 10 Kinerja Bidang Sosial
11 Kinerja Bidang Ekonomi
KINERJA LAINNYA (5%)
12 Inisiatif dalam pemberantasan korupsi 13 Inovasi dalam manajemen kinerja 14 Penghargaan-penghargaan lainnya