• Tidak ada hasil yang ditemukan

KULIAH UMUM LAPORAN AKUTANBILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP ) TAHUN ANGGARAN 2012 - Repository IPDN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KULIAH UMUM LAPORAN AKUTANBILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP ) TAHUN ANGGARAN 2012 - Repository IPDN"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

KULIAH UMUM

LAPORAN AKUTANBILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH

( LAKIP )

TAHUN ANGGARAN 2012

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

(2)

SELAMAT DATANG

PESERTA

BIMBINGAN TEKNIS BAGI

PIMPINAN PERANGKAT DAERAH DAN

JAJARANNYA DALAM MEMAHAMI

LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI

PEMERINTAH

(3)
(4)
(5)

Selamat…

Pagi!

Semangat…

Pagi!

PESERTA

BIMTEK

Luar…..Biasa

(6)

Biodata Narasumber

• Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si

• Lahir : Jambi, 4 Maret 1977

• NIP : 19770304 1995 11 1 001

• Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala)

• Pangkat : Pembina TK. I (IV/b)

• Instansi : Kampus IPDN Jatinangor

Alamat : Komp. Singgasana Pradana

Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-BANDUNG

• Email : kisankiel@yahoo.co.id

fernandes_simangunsong@ipdn.ac.id

• HP: 08122445916

• WA : 082119982722

(7)

Dasar Hukum :

1. Tap MPR RI No XI/MPR/1998 tentang penyelenggara negara yang bersih, dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme

2. UU No. 28 Tahun 1999 penyelenggaraan negaraa yang bersih danbebasdari korupsi, kolusi dan nepotisme

3. Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

4. UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem perencanaan pembangunan nasional

5. UU No. 32 Tahun 2004 ttg. Pemerintahan Daerah

(8)

7. PP N0.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

8. Permendagri No. 13 Tahun 2006 ttg. Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

9. Permenpan No. 20/M.PAN/11/2008 ttg. Petunjuk Penyusunan Indikator Kinerja Utama.

10.SE Menpan No. SE/31/M.PAN/12/2004 ttg. Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja.

11.Kepmenpan No. Kep/135/M.PAN/9/2004 ttg. Pedoman Umum Evaluasi LAKIP.

12.Keputusan Kepala LAN No. 239/IX/6/8/2003 ttg. Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan AKIP

13.Permenpan dan RB No. 29 Tahun 2010 ttg. Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

(9)

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

LAKIP RPJM Rencana Strategis Rencana Kinerja Tahunan Penetapan Kinerja (Performance Contract/ Agreement) Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
(10)
(11)

RPJMD KAB. KEP. ANAMBAS

1. Peraturan Bupati Kep. Anambas No. 18 Tahun 2010 ttg Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015

2. Peraturan Daerah Kab. Kep. Anambas No. 8 Tahun 2011 ttg Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015

VISI :

“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten

(12)

Misi

RPJMD

Kab.

Kep.

Anambas

1. Mendorong terciptanya pusat-pusat

pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang merata diseluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas yang akan menumbuhkan kegiatan pembangunan pulau-pulau kecil dan pengelolaan sumber daya alam secara optimal dan terpadu.

2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas.

3. Meningkatkan mutu sumber daya manusia Kabupaten Kepulauan Anambas agar memiliki kemampuan yang diakui, trampil dan berakhlak mulia.

4. Menciptakan aparatur pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Anambas yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal serta mengedepankan partisipasi masyarakat demi terwujudnya pemerintahan yang bersih.

(13)

Tujuan (Misi 1)

1. Meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas pulau-pulau;

2. Menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi

kerakyatan yang merata dan sesuai dengan zonasi dan potensi wilayah;

3. Meningkatkan pasokan energi untuk mendukung aktivitas Perekonomian;

4. Meningkatkan pembangunan kawasan perbatasan;

5. Meningkatkan investasi pada usaha-usaha yang berbasis sumber daya alam dan pengolahannya;

6. Menjaga fungsi-fungsi lingkungan hidup;

7. Meningkatkan tingkat pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan;

8. Mengoptimalkan potensi wisata yang berbasis sumber daya alam dan budaya setempat;

9. Meningkatkan produksi dan produktivitas usaha mikro, kecil, dan menengah khususnya pada sektor perikanan dan perkebunan;

(14)

Tujuan (Misi 2)

11.Meningkatkan aksesibilitas penduduk terhadap layanan kesehatan;

12.Menyediakan sarana dan prasarana olahraga yang memadai dan sesuai kebutuhan, minat, dan bakat;

13.Meningkatkan tingkat pendidikan formal masyarakat;

14.Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan;

15.Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan dasar dan menengah;

16.Meningkatkan aksesibilitas penduduk terhadap informasi;

17.Meningkatkan aksesibilitas penduduk terhadap air bersih;

(15)

Tujuan (Misi 3)

19.Meningkatkan keterampilan dan produktivitas pelaku usaha mikro, kecil,dan menengah;

20.Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan produktivitas petani dan nelayan;

21.Menyelenggarakan pendidikan nonformal yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat;

(16)

Tujuan (Misi 4)

23.Mengoptimalkan tingkat pelayanan masyarakat oleh aparatur pemerintah daerah;

24.Mewujudkan sumber daya aparatur daerah yang berkualitas;

25.Mewujudkan pemerintah yang bersih;

26.Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerah;

27.Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan Daerah;

28.Memperkuat kelembagaan-kelembagaan masyarakat;

(17)

Tujuan (Misi 5)

30.Meningkatkan aktivitas keagamaan;

31.Meningkatkan aktivitas budaya Melayu;

32.Meningkatkan kualitas moral generasi

(18)

Sasaran (Tujuan 1)

1. Meningkatnya jumlah orang dan barang yang melalui pelabuhan sebesar 50% pada 2015

2. Terbangun dan beroperasinya paling kurang satu (1) bandara perintis pada 2013

3. Terbangun dan beroperasinya jembatan antar pulau Coverage area telekomunikasi seluler mencapai 100% pada 2013

(19)

Sasaran (Tujuan 2)

5. Laju pertumbuhan ekonomi sebesar 7,0-7,7% pada 2015 dengan industri mikro, kecil, dan menengah sebagai salah satu faktor pendorong.

6. Optimalnya Tarempa sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dengan infrastruktur yang memadai untuk mendukung fungsi utamanyanya sebagai pusat kegiatan

perdagangan, sentra produksi perikanan dan

perkebunan, pengolahan perikanan, kawasan pariwisata, dan simpul transportasi laut skala nasional.

7. Optimalnya Letung sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan

8. infrastruktur yang memadai untuk mendukung fungsinya sebagai pusat produksi perikanan dan perkebunan, koleksi, distribusi, dan pengolahan hasil perikanan, pusat pengembangan pertanian, kawasan pariwisata, dan simpul pelayanan transportasi laut dan udara skala regional.

(20)

Sasaran (Tujuan 3)

10.Terpenuhinya seluruh kebutuhan daya listrik industri dan rumah tangga tahun 2015.

11.Adanya SPDN untuk aktivitas usaha nelayan.

Sasaran (Tujuan 4)

12.Terbangunnya infrastruktur simbol-simbol negara dan kabupaten di lima pulau terluar.

(21)

Sasaran (Tujuan 5)

14.Meningkatnya nilai investasi berskala nasional, baik dari Penanaman

15.Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) paling kurang 5% setiap tahun.

16.Meningkatnya rasio daya serap tenaga kerja PMA/PMDN.

17.Meningkatnya jumlah dan jenis industri-industri pengolahan sumber daya alam.

(22)

Sasaran (Tujuan 6)

19.Terkuranginya

praktek-praktek

penangkapan ikan yang tidak ramah

lingkungan.

20.Ditetapkannya kawasan-kawasan hutan

lindung, suaka alam, suaka alam laut,

cagar

alam,

dan

DPL

(Daerah

Perlindungan Laut) di tahun 2012.

21.Tersedianya sarana dan prasarana yang

memadai guna mendukung rehabilitasi

dan konservasi hutan lindung, suaka

alam, suaka alam laut, cagar alam, dan

cagar alam laut

(23)

Sasaran (Tujuan 7 )

23.Meningkatnya kemampuan sumber daya manusia dan kapasitas sarana/prasarana perikanan tangkap.

24.Meningkatnya kemampuan sumber daya manusia dan kapasitas sarana/prasarana marikultur.

25.Meningkatnya peran pemerintah daerah dengan instansi vertikallainnya dalam Bakorla

Sasaran (Tujuan 8 )

26.Adanya budaya setempat yang menjadi obyek wisata dan identitas daerah.

27.Meningkatnya jumlah grup kesenian yang aktif. 28.Jumlah wisatawan (mancanegara dan

(24)

Sasaran (Tujuan 9)

29.Tersedianya akses permodalan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah .

30.Tersertifikasinya produk yang dihasilkan UMKM untuk meningkatkan nilai jual dan cakupan pasar.

31.Meningkatnya volume ekspor produk UMKM ke negara-negara tetangga.

32.Dimanfaatkannya teknologi informasi untuk menguatkan jaringan produksi dan pemasaran

Sasaran (Tujuan 10)

33.Terbentuknya BUMD Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2012

34.Terselesaikannya persoalan aset BUMD antara pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas dan Pemerintah Kabupaten Natuna

(25)

Sasaran (Tujuan 11)

36.Meningkatnya Angka Harapan Hidup. 37. Terbangunnya satu RSUD Tipe C.

38.Meningkatnya Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan.

39.Meningkatnya Pustu menjadi Puskesmas. 40.Status gizi buruk pada balita <2% di 2015. 41.Status gizi kurang pada balita <1% di 2015

Sasaran (Tujuan 12)

42. Tersedianya sarana dan prasarana olahraga di 26 pulau yang berpenghuni.

Sasaran (Tujuan 13)

43.Meningkatnya rata-rata lama sekolah.

(26)

Sasaran (Tujuan 14)

45.Jumlah tenaga pendidik berkualifikasi S1/D4 paling kurang 50% pada 2015.

46.Meningkatnya kualifikasi tenaga kependidikan sebagai pengawas

Sasaran (Tujuan 15)

47.Meningkatnya jumlah sekolah dengan kondisi bangunan baik.

48.Terjaganya rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah yang memadai

Sasaran (Tujuan 16)

(27)

Sasaran (Tujuan 17)

50.Terbangun dan terjaganya catchment area di 26 pulau berpenghuni.

51.Meningkatnya persentase penduduk berakses air minum.

Sasaran (Tujuan 18)

52. Terbangun dan beroperasinya Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) paling kurang di Pulau Siantan, Palmatak, dan Letung pada tahun 2013

53. Meningkatnya volume sampah terangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

54. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam

pengurangan timbulan sampah rumah tangga

Sasaran (Tujuan 19)

55.Tersertifikasinya produk yang dihasilkan UMKM untuk meningkatkan nilai jual dan cakupan pasar.

56.Dimanfaatkannya teknologi informasi untuk

(28)

Sasaran (Tujuan 20)

57.Meningkatnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (dengan migas) paling kurang sebesar 20% pada 2015.

58.Meningkatnya Indeks Swasembada.

59.Dimanfaatkannya teknologi informasi untuk menunjang usaha petani dan nelayan.

60.Adanya kelembagaan pemerintah daerah yang menangani penyuluhan dan pembinaan petani dan nelayan pada tahun 2012.

Sasaran (Tujuan 21)

(29)

Sasaran (Tujuan 22)

63. Menurunnya tingkat pengangguran menjadi sebesar 5,0-6,0% pada 2015.

Sasaran (Tujuan 23)

64.Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan publik paling kurang berkategori “baik” dengan nilai indeks > 3,00.

65.Terbangun dan tersedianya sarana dan prasarana perkantoran yang memadai pada tahun 2013

Sasaran (Tujuan 24)

66. Paling kurang 90% sasaran lima tahun pembangunan daerah dalam RPJM tercapai pada 2015.

67. Paling kurang 90% sasaran tahunan pembangunan

daerah dalam RPJM tercapai setiap tahun pada periode 2011-2015.

68. Nilai efektivitas dan efisiensi kerja dari hasil analisis beban kerja paling kurang 0,70.

69. Meningkatnya serapan anggaran setiap tahunnya selama periode 2011-2015.

(30)

Sasaran (Tujuan 25)

71.Opini pengelolaan keuangan daerah paling kurang adalah "Wajar Dengan Pengecualian". 72.Tidak adanya (zero incident) kasus-kasus

penyalahgunaan wewenang dan jabatan.

Sasaran (Tujuan 26)

73.Tersedianya basis data dan informasi yang valid dan termutakhirkan setiap tahun.

(31)

Sasaran (Tujuan 27)

75.Partisipasi Rukun Warga (RW) dalam Musrenbang Desa/Kelurahan mencapai 100% setiap tahunnya.

76.Partisipasi desa/kelurahan dalam Musrenbang Kecamatan mencapai 100% setiap tahunnya.

77.Paling kurang sebagian usulan hasil musrenbang desa/kelurahan terakomodir dalam RKPD.

78.Paling kurang sebagian usulan hasil musrenbang kecamatan

79.terakomodir dalam RKPD

Sasaran (Tujuan 28)

80.Meningkatnya jumlah LSM yang aktif.

81.Meningkatnya rata-rata jumlah kelompok

(32)

Sasaran (Tujuan 29)

82.Adanya media sosialisasi rencana dan program-program pembangunan daerah.

83.Adanya media yang efektif bagi masyarakat untuk menyampaikan kritik dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan.

Sasaran (Tujuan 30)

84.Meningkatnya aktivitas kelompok-kelompok keagamaan.

(33)

Sasaran (Tujuan 31)

86.Meningkatnya jumlah grup kesenian Melayu yang aktif.

87.Adanya event-event budaya Melayu secara rutin setiap tahun.

88.Adanya budaya Melayu yang menjadi obyek wisata dan identitas daerah.

Sasaran (Tujuan 32)

89.Tersedianya media bagi generasi muda untuk menyalurkan bakat dan minat.

90.Meningkatnya jumlah organisasi kepemudaan yang aktif.

(34)

ENVISIONING THE FUTURE

ENVISIONING THE FUTURE

Fokus

Penciptaan Nilai Tambah

ENVISIONING THE FUTURE

(35)

KONDISI MENUJU VISI 1

MISI (Upaya menuju Visi)

Kebijakan

TUJUAN (VISI)

TERCAPAI?

Meskipun sudah dibungkus dengan

(36)

KONDISI MENUJU VISI 2

MISI (Upaya menuju Visi)

TUJUAN (VISI)

TERCAPAI !

KEBIJAKAN

Jabaran visi dan misi, tujuan, skenario makro, langkah

strategis, program, dan kegiatan menjadi acuan

(37)

Abstrak

Visi Pemerintah

Daerah

Visi Perangkat

Daerah

Kongkret &

Terukur Hierarkhi Visi Daerah

(38)

Ciri Visi yang Baik :

Spesifik (

specific

)

Sederhana (

simple

)

Terikat Waktu (

time-bound

)

(39)

Tanggung jawab MPRMPR Pemerintah Pusat Pemerintah

Pusat DPRDPR

Pemerintah Kecamatan Pemerintah Kecamatan

Gambar : Model Orbitasi Pemerintahan

      Pemerintah Propinsi Pemerintah Propinsi Pemerintah Kab./Kota Pemerintah Kab./Kota Pemerintah Desa Pemerintah Desa

DPRD Propinsi DPRD Propinsi DPRD Kab./Kota DPRD Kab./Kota Pengawasan BPDBPD Tanggung jawab Tanggung jawab Tanggung jawab Was Was Was Bin Bin Bin Bin

: Peraturan Perundang-undangan: Peraturan Perundang-undangan
(40)

Visi Misi

Kegiatan Program

(41)

Visi Misi Tujuan Strategi Kebijakan Program KINERJA

PRIMA

Keselarasan Kebijakan dan Pelaksanaan Program

(mengacu struktur UU No.25/2004)

Kebingunan

X

Misi Tujuan Strategi Kebijakan Program

Visi

X

Tujuan Strategi Kebijakan Program Frustrasi

Tidak Terarah Visi Misi

X

Strategi Kebijakan Program

Visi Misi Tujuan

X

Kebijakan Program TidakEfektif

Strategi

X

Program SalahLangkah Visi Misi Tujuan

Kebijakan Tidak Efisien

X

(42)

VISI

MISI

TUJUAN

STRATEGI

KEBIJAKAN

PROGRAM

KEGIATAN

FO

K

U

S

O

P

E

R

A

S

IO

N

A

L

(43)

KAITAN ANTARA VISI DAERAH KAB/KOTA, PROPINSI DENGAN VISI NASIONAL

?

?

  PROPENAS   PROPENAS PROPEDA PROPINSI PROPEDA PROPINSI PROPEDA KAB./KOTA PROPEDA KAB./KOTA Pemda DPRD Masyarakat

POLA POLA

(44)

?

?

 VISI NASIONAL  VISI NASIONAL VISI DAERAH PROPINSI VISI DAERAH PROPINSI VISI DAERAH KAB./KOTA VISI DAERAH KAB./KOTA

TAP MPR RI NO. VII/MPR/2001 Visi Indonesia 2020

adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara

Uu NO. 17 TAHUN 2007 TERWUJUDNYA INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR

TAP MPR RI NO. VII/MPR/2001

Visi Indonesia 2020

adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara

Uu NO. 17 TAHUN 2007 TERWUJUDNYA INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR P R O P E D A              

?

Seluruh Dunia dan di wilayah manapun di ujung dunia tujuannya pasti satu yaitu untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat sehingga Visi dan misi

harus disusun sesuai dengan Kondisi Masyarakat dan Kekuaatan Bisnis

(45)

Faktor-faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menyusun Visi Daerah

Kontributor PDRB Terbesar 1)

2) 3)

Mata Pencarian

Penduduk Terbanyak 1)

2) 3)

Penetapan Bisnis Inti

(Core Business)

Susun Visi

10 kata

Keunggulan yang di-Rencanakan di masa Mendatang :

(46)

Hubungan antara RPJPD dan RPJMD

UU No.32/2004 tentang Pemerintah Daerah:

Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5 (lima) tahun merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang penyusunannya berpedoman kapada RPJP daerah.

UU No.25/2004 tentang SPPN

RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan

keuangan daerah, strategi pernbangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja

Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

RPJPD

RPJMD 5 Tahun Ke 1

RPJMD 5 Tahun Ke 2

RPJMD 5 Tahun Ke 3

(47)

Hubungan RPJMD dan RKPD

Pasal 150 UU No.32/2004 tentang Pemerintah Daerah.

“RKPD merupakan penjabaran dari RPJM daerah untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas

pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang

dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, dengan mengacu kepada rencana kerja Pemerintah”

Pasal 5 UU No.25/2004 Tentang SPPN

RKPD merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP,

memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh

pernerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

(48)

K1

K2

K1

K2

K1

K1

K6

K1

P2

P1

P3

P2

P1

M2

M1

V

K4

s.d s.d

,

,

a = VM1P1K1 : indikator-indikator untuk bisa melihat K1 bisa mencapai V dimensi waktu

( Input-Output-Hasil) Pelaksanaan dan pengendalian monev

 K1t, K1t+1, K1t+2 = KEGIATAN PEMBANGUNAN

 K2t1 s.d K3t+4 = KEGIATAN RUTIN

(49)

Matrik Penyusunan Renstra SKPD Kab ……… Tahun …..

SKPD : ………

Tujuan (Dalam 5 Sasaran

Tahun) Kegiatan

Sasaran Tahunan

Transisi Program 1 2 3 4 5

Sesuai tupoksi per SKPD

Target yang ingin dicapai dalam waktu yang paling optimum

Disesuaikan dengan yang tertuang dalam Permendagri

(50)
(51)

Kegagalan Perencanaan (1)

Kegagalan Perencanaan (1)

1. Penyusunan perencanaan tidak tepat, mungkin karena:

informasinya kurang

lengkap,

metodologinya belum

dikuasai,

perencanaannya tidak

realistis sehingga tidak mungkin pernah bisa terlaksana

pengaruh politis terlalu

besar sehingga

(52)

Kegagalan Perencanaan (2)

Kegagalan Perencanaan (2)

2. Perencanaannya mungkin baik, tetapi

pelaksanaannya tidak seperti seharusnya.

 kegagalan terjadi karena tidak berkaitnya perencanaan dengan pelaksanaannya.

 aparat pelaksana tidak siap atau tidak kompeten,

(53)

Kegagalan Perencanaan (3)

Kegagalan Perencanaan (3)

3. Perencanaan mengikuti paradigma yang ternyata tidak sesuai dengan kondisi dan perkembangan serta tidak dapat mengatasi masalah mendasar negara berkembang.

Misalnya, orientasi

semata-mata pada pertumbuhan yang menyebabkan makin melebarnya

kesenjangan.

Dengan demikian,

yang keliru bukan semata-mata

perencanaannya, tetapi falsafah atau konsep di balik

(54)

Kegagalan Perencanaan (4)

Kegagalan Perencanaan (4)

4. Karena perencanaan diartikan sebagai

pengaturan total kehidupan manusia sampai yang paling kecil sekalipun.

 Perencanaan di sini tidak memberikan kesempatan berkembangnya prakarsa individu dan pengembangan kapasitas serta potensi masyarakat secara penuh.

 Sistem ini bertentangan dengan hukum penawaran dan permintaan karena

pemerintah mengatur semuanya.

 Perencanaan seperti inilah yang disebut sebagai sistem perencanaan terpusat

(55)
(56)

Perencanaan yang Ideal

Perencanaan yang Ideal

Prinsip partisipatif: masyarakat yang akan

memperoleh manfaat dari perencanaan harus turut serta dalam prosesnya.

Prinsip kesinambungan: perencanaan tidak

hanya berhenti pada satu tahap; tetapi harus berlanjut sehingga menjamin adanya kemajuan terus-menerus dalam kesejahteraan, dan jangan sampai terjadi kemunduran.

Prinsip holistik: masalah dalam perencanaan

dan pelaksanaannya tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi (atau sektor) tetapi harus dilihat dari berbagai aspek, dan dalam keutuhan

konsep secara keseluruhan.

Mengandung sistem yang dapat berkembang (a

learning and adaptive system).

Terbuka dan demokratis (a pluralistic social

(57)

Rencana Kinerja 2008

Rencana Kinerja 2007

Dokumen yang Digunakan dalam

Sistem AKIP

Rencana Strategis 2005-2009

2005 2006 2007 2008 2009

(58)

Perencanaan Kinerja Tahunan

Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan

proses penyusunan Rencana Kinerja

sebagai penjabaran dari Sasaran dan

Program yang telah ditetapkan dalam

Rencana Strategis,

yang akan dilaksanakan

(59)

Kegiatan Utama Penyusunan Rencana Kinerja

Menetapkan target indikator sasaran

Merumuskan kegiatan

Merumuskan indikator kegiatan

Merumuskan satuan setiap indikator

kegiatan

Menetapkan target setiap indikator

(60)

SASARAN

PROG-RAM

KEGIATAN KET

URAIAN INDIKTORKINERJA TARGET URAIAN INDIKTOR KINERJA SAT TARGET

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Form RS

(61)

Hakekat Penetapan Kinerja

• Penetapan Kinerja merupakan pernyataan komitmen

yang merepresentasikan tekad dan janji untuk

mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam waktu satu tahun

• Penetapan Kinerja merupakan kesepakatan antara

pengemban tugas (penerima amanah) dengan atasannya (pemberi amanah)

• Penetapan Kinerja merupakan ikhtisar Rencana

Kinerja Tahunan yang telah disesuaikan dengan ketersediaan anggarannya.

• Realisasi Penetapan Kinerja dilaporkan dalam Laporan

(62)

Isi Penetapan Kinerja

• Penetapan Kinerja memuat:

a. Pernyataan Penetapan Kinerja Aparatur;

b. Lampiran yang berisi :

Program-Program Utama;

Sasaran yang mencerminkan sesuatu yang akan dicapai

secara nyata dari pelaksanaan program dalam rumusan yang spesifik, terukur, dan berorientasi pada hasil (outcome);

Ukuran-ukuran kinerja yang jelas berupa:

Indikator Kinerja Output dan atau Outcome;

Rencana tingkat capaian untuk masing-masing indikator;

(63)

Pejabat atasan yang menyetujui tingkat kinerja yang akan diwujudkan Pimpinan unit kerja yang memberikan pernyataan Tempat dan tanggal dibuatnya Penetapan Kinerja Nama instansi pemerintah

Nama unit kerja yang menyampaikan Penetapan Kinerja Pernyataan untuk mewujudkan suatu kinerja tertentu

CONTOH PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA

KEMENTERIAN NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PENETAPAN KINERJA

DEPUTI BIDANG AKUNTABILITAS APARATUR

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, bersama ini kami sampaikan Penetapan Kinerja Deputi Bidang Akuntabilitas Aparatur, Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, merupakan ikhtisar rencana kinerja yang akan dicapai pada tahun 2007 sebagaimana daftar terlampir.

Rencana kinerja yang telah ditetapkan ini merupakan tolok ukur keberhasilan organisasi dan menjadi dasar penilaian dalam evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun anggaran 2007.

Jakarta, Januari 2007

Menyetujui, Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara

Deputi Bidang

(64)

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2007 LAMPIRAN PENETAPAN

KINERJA

DEPUTI BIDANG AKUNTABILITAS APARATUR

KEMENTERIAN NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PROGRAM

UTAMA SASARAN

IK OUTPUT IK OUTCOME

ANGGARAN URAIAN TARGET URAIAN TARGET

1 2 3 4 5 6 7

Pengawasan dan

akuntabilitas

Terwujudnya sistem AKIP yg efektif

Jumlah seminar yg diselenggarakan

2 kali

% IP yg menyerahkan Penetapan Kinerja 60% 1.761 juta Jumlah kebijakan di bidang akuntabilitas kinerja yg diterbitkan

1 set % IP yg menerapkan

SAKIP yg ‘baik’ 40%

Jumlah modul yg disusun

2 modul

% IP yg menyerahkan LAKIP tepat waktu

50%

Frekuensi

(65)

Tahapan Penyusunan Penetapan Kinerja

LAKIP

RPJM

Rencana Kerja

dan Anggaran (RKA)

Kinerja Aktual

Penetapan Kinerja

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DIPA/ DASK/DPA)

Rencana

(66)

Indikator Kinerja

Untuk Mengukur Keberhasilan

(67)

PENGERTIAN KINERJA

Kebiasaan

selama

ini,

kita

menganggap

sudah

berkinerja

apabila telah:

-

menghabiskan dana yang disediakan

(68)

PENGERTIAN KINERJA

Perkembangan manajemen sektor publik

saat ini adalah adanya tuntutan kepada

penyelenggara

negara

untuk

mempertanggung-jawabkan pengelolaan

keuangan

untuk

sesuatu

yang

bermanfaat bagi masyarakat.

(69)

PENGERTIAN

INDIKATOR KINERJA

Indikator kinerja adalah alat ukur atau

media yang digunakan dalam mengukur

kinerja

Indikator kinerja dimaksudkan sebagai

ukuran yang dapat menggambarkan

tingkat capaian suatu sasaran atau

kegiatan

Berfungsi sebagai alat ukur yang dapat

menunjukkan

apakah

sasaran

atau

(70)

Meningkatnya disiplin pegawai

Kinerja

Indikator Kinerja

Jumlah pegawai yang mendapat hukuman disiplin

Rata-rata hari kehadiran pegawai dalam satu

(71)

Meningkatnya kualitas pelayanan

Kinerja

Indikator Kinerja

Jumlah keluhan

Persentase keluhan yang dapat

(72)

JENIS-JENIS INDIKATOR KINERJA

1. Indikator Masukan (input):

Segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran (dana, SDM, informasi, kebijakan/ peraturan perundang-undangan, dsbnya).

2. Indikator Proses:

Segala besaran yang menunjukkan upaya yang dilakukan dalam rangka mengolah masukan menjadi keluaran.

3. Indikator Keluaran (output):

(73)

JENIS-JENIS

INDIKATOR KINERJA

4. Indikator Hasil (outcome):

Segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah.

5. Indikator Manfaat (benefit):

Sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan.

6. Indikator Dampak (impact):

Pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif pada setiap tingkatan indikator

(74)

TYPE INDIKATOR KINERJA

Kualitatif:

menggunakan skala (misal: baik, cukup,

kurang)

Kuantitatif absolut:

menggunakan angka absolut

(misal: 30 orang, 80 unit)

Persentase:

menggunakan angka persentase (misal:

50%, 100%)

Rasio:

membandingkan angka absolut dengan angka

absolut lain yang terkait (misal: rasio jumlah guru

dibandingkan jumlah murid)

Rata-rata:

angka rata-rata dari suatu populasi

atau total kejadian (misal: rata-rata biaya

pelatihan per peserta dalam suatu diklat)

Indeks:

angka patokan dari beberapa variabel

(75)

PENYEDIAAN OBAT GENERIK UNTUK PUSKESMAS PENYULUHAN LINGKUNGAN SEHAT UNTUK PERKAMPUNGAN

JUMLAH DANA YANG

DIBUTUHKAN JUMLAH DANA YANG DIBUTUHKAN

JUMLAH HARI

PENGIRIMAN OBAT KE PUSKESMAS

JUMLAH TENAGA PENYULUH YANG BERASAL DARI

MASYARAKAT SETEMPAT

JUMLAH OBAT GENERIK YANG DITERIMA OLEH PUSKESMAS

JUMLAH KAMPUNG YANG MENDAPAT PENYULUHAN

JUMLAH PASIEN YANG MENERIMA

PENGOBATAN

TINGKAT KESEHATAN MASYARAKAT

(76)

HIERARCHY OF OUTCOMES

REDUCTION IN SMOKER

MORBIDITY AND MORTALITY

SMOKERS CHANGE BEHAVIOR

SMOKERS CHANGE OPINIONS ON SMOKING

SMOKERS SEEK FURTHER INFORMATION

SMOKERS READ PAMPHLET

SMOKERS OBTAIN CAMPAIGN PAMPHLETS

AGENCY DISTRIBUTES PAMPHLETS IN TARGET POPULATION AREAS AGENCY PREPARES ANTI-SMOKING PAMPHLET

ULTIMATE

OUTCOME

(77)

SYARAT INDIKATOR KINERJA

S

pecific

Jelas dan fokus, tidak menimbulkan

interpretasi yang berbeda

M

easurable

Dapat diukur/dikuantifikasi secara

obyektif

A

chievable

Tersedia data mengenai target dan

realisasinya

R

elevan

Selaras dengan sasaran/kegiatan

yang akan diukur

T

imebound

Dicapai dalam kurun waktu tertentu

(78)

SPECIFIC

Indikator kinerja harus secara spesifik mengacu pada apa yang akan diukur sehingga mempunyai persepsi yang sama pada bermacam-macam pengguna

Jumlah penduduk miskin

Jumlah penduduk yang penghasilannya

kurang dari Rp 10.000/hari Spesifik

(79)

MEASURABLE

Indikator kinerja harus dapat diukur secara obyektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Jika dua pihak atau lebih mengukur indikator kinerja yang sama maka keduanya akan mempunyai hasil yang sama pula.

Jumlah perusahaan yang mengikuti program jaminan sosial

Meningkatnya kesadaran masyarakat, aparatur

pemerintah dan pengusaha akan pentingnya program jaminan

sosial

Measurable

(80)

ACHIEVABLE

Indikator kinerja yang ditetapkan

harus dapat dikumpulkan datanya

oleh organisasi.

Dalam penetapan indikator kinerja

perlu mempertimbangkan

kemampuan organisasi untuk

(81)

INDIKATOR KINERJA UTAMA

(82)

Penetapan

Indikator Kinerja Utama

Indikator

kinerja

utama

pada

tingkat

Kementerian

Negara/Departemen/LPND/

Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota

sekurang-kurangnya

menggunakan

indikator

hasil

(

outcome

)

sesuai dengan kewenangan, tugas, dan

fungsi;

Indikator kinerja utama pada unit organisasi

setingkat eselon I menggunakan

indikator hasil

(

outcome

);

Indikator kinerja utama pada unit organisasi

setingkat eselon II/SKPD/unit kerja mandiri

sekurang-kurangnya

menggunakan

indikator

(83)

Dinas Kop.Perindustri & Perdagangan

IK :

Jumlah sentra usaha

kecil yang terbentuk

Dinas Pariwisata

IK :

Jumlah brosur dan

kalender wisata tersedia

Jumlah kelompok

sadar wisata yang terbentuk

Jumlah promosi dan

atraksi wisata

Dinas PU

IK :

Panjang jalan ke

wil. wisata

Juml. jembatan yg

dibangun

BAPPEDA

IK :

Juml. Tata ruang

objek wisata yang disusun

RPJMD yang tersedia

Dinas Perhubungan

IK :

Jumlah.rambu-rambu jalan yang dipasang dijalan ke wilayah wisata

Jumlah trayek

angkutan kewilayah wisata

Renstra Pemda

IK Sasaran:

Jumlah kunjungan wisatawanPAD dari sektor wisata

(84)
(85)

TERIMAKASIH

Atas Perhatiannya

Mohon Maaf Kalau

Kurang

Gambar

Gambar : Model Orbitasi Pemerintahan

Referensi

Dokumen terkait

Melihat begitu pentingnya peranan penerapan akuntansi yang terimplementasi dalam laporan keuangan bagi sebuah UKM, maka penelitian ini berusaha untuk melakukan kajian

Dari keseluruhan model 1, 2, dan 3, terlihat bahwa kebijakan moneter dan keterbukaan perdagangan bersifat ekspansif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di

Upaya mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil kerja dengan berpedoman pada rencana kerja tahun 2020, maka Perjanjian

Objek remote harus telah terdapat pada objek registry karena server akan mengikat objek remote, dengan menggunakan Naming.rebind (objectName, object); dimana object adalah

1) Uraian pendahuluan, berisi penjelasan mengenai gambaran secara garis besar mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan antara lain latar belakang, maksud dan tujuan,

Penguasaan Migas di pegang sepenuhnya oleh oleh Negara dan diselenggarakan oleh Pemerintah sebagai pemegang Kuasa Pertambangan... Kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi terdiri atas

Aruh Ganal adalah prosesi kultural masyarakat adat yang bertujuan untuk mengekspresikan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas pelimpahan rejeki yang didapat

Hal itu terbukti dari Data Monografi Desa dan Kelurahan Sepanjang yang menunjukkan penurunan jumlah petani dari tahun ke tahun misalkan saja ditahun 2010 petani Desa