KULIAH UMUM
LAPORAN AKUTANBILITAS KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
( LAKIP )
TAHUN ANGGARAN 2012
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
SELAMAT DATANG
PESERTA
BIMBINGAN TEKNIS BAGI
PIMPINAN PERANGKAT DAERAH DAN
JAJARANNYA DALAM MEMAHAMI
LAPORAN AKUNTABILITAS INSTANSI
PEMERINTAH
Selamat…
Pagi!
Semangat…
Pagi!
PESERTA
BIMTEK
Luar…..Biasa
Biodata Narasumber
• Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si
• Lahir : Jambi, 4 Maret 1977
• NIP : 19770304 1995 11 1 001
• Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala)
• Pangkat : Pembina TK. I (IV/b)
• Instansi : Kampus IPDN Jatinangor
• Alamat : Komp. Singgasana Pradana
Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-BANDUNG
• Email : kisankiel@yahoo.co.id
fernandes_simangunsong@ipdn.ac.id
• HP: 08122445916
• WA : 082119982722
Dasar Hukum :
1. Tap MPR RI No XI/MPR/1998 tentang penyelenggara negara yang bersih, dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme
2. UU No. 28 Tahun 1999 penyelenggaraan negaraa yang bersih danbebasdari korupsi, kolusi dan nepotisme
3. Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
4. UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem perencanaan pembangunan nasional
5. UU No. 32 Tahun 2004 ttg. Pemerintahan Daerah
7. PP N0.8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
8. Permendagri No. 13 Tahun 2006 ttg. Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
9. Permenpan No. 20/M.PAN/11/2008 ttg. Petunjuk Penyusunan Indikator Kinerja Utama.
10.SE Menpan No. SE/31/M.PAN/12/2004 ttg. Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja.
11.Kepmenpan No. Kep/135/M.PAN/9/2004 ttg. Pedoman Umum Evaluasi LAKIP.
12.Keputusan Kepala LAN No. 239/IX/6/8/2003 ttg. Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan AKIP
13.Permenpan dan RB No. 29 Tahun 2010 ttg. Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
LAKIP RPJM Rencana Strategis Rencana Kinerja Tahunan Penetapan Kinerja (Performance Contract/ Agreement) Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)RPJMD KAB. KEP. ANAMBAS
1. Peraturan Bupati Kep. Anambas No. 18 Tahun 2010 ttg Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
2. Peraturan Daerah Kab. Kep. Anambas No. 8 Tahun 2011 ttg Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Kepulauan Anambas 2011-2015
VISI :
“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten
Misi
RPJMD
Kab.
Kep.
Anambas
1. Mendorong terciptanya pusat-pusatpertumbuhan ekonomi kerakyatan yang merata diseluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas yang akan menumbuhkan kegiatan pembangunan pulau-pulau kecil dan pengelolaan sumber daya alam secara optimal dan terpadu.
2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Kepulauan Anambas.
3. Meningkatkan mutu sumber daya manusia Kabupaten Kepulauan Anambas agar memiliki kemampuan yang diakui, trampil dan berakhlak mulia.
4. Menciptakan aparatur pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Anambas yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal serta mengedepankan partisipasi masyarakat demi terwujudnya pemerintahan yang bersih.
Tujuan (Misi 1)
1. Meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas pulau-pulau;
2. Menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
kerakyatan yang merata dan sesuai dengan zonasi dan potensi wilayah;
3. Meningkatkan pasokan energi untuk mendukung aktivitas Perekonomian;
4. Meningkatkan pembangunan kawasan perbatasan;
5. Meningkatkan investasi pada usaha-usaha yang berbasis sumber daya alam dan pengolahannya;
6. Menjaga fungsi-fungsi lingkungan hidup;
7. Meningkatkan tingkat pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan;
8. Mengoptimalkan potensi wisata yang berbasis sumber daya alam dan budaya setempat;
9. Meningkatkan produksi dan produktivitas usaha mikro, kecil, dan menengah khususnya pada sektor perikanan dan perkebunan;
Tujuan (Misi 2)
11.Meningkatkan aksesibilitas penduduk terhadap layanan kesehatan;
12.Menyediakan sarana dan prasarana olahraga yang memadai dan sesuai kebutuhan, minat, dan bakat;
13.Meningkatkan tingkat pendidikan formal masyarakat;
14.Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan;
15.Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan dasar dan menengah;
16.Meningkatkan aksesibilitas penduduk terhadap informasi;
17.Meningkatkan aksesibilitas penduduk terhadap air bersih;
Tujuan (Misi 3)
19.Meningkatkan keterampilan dan produktivitas pelaku usaha mikro, kecil,dan menengah;
20.Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan produktivitas petani dan nelayan;
21.Menyelenggarakan pendidikan nonformal yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat;
Tujuan (Misi 4)
23.Mengoptimalkan tingkat pelayanan masyarakat oleh aparatur pemerintah daerah;
24.Mewujudkan sumber daya aparatur daerah yang berkualitas;
25.Mewujudkan pemerintah yang bersih;
26.Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan daerah;
27.Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan Daerah;
28.Memperkuat kelembagaan-kelembagaan masyarakat;
Tujuan (Misi 5)
30.Meningkatkan aktivitas keagamaan;
31.Meningkatkan aktivitas budaya Melayu;
32.Meningkatkan kualitas moral generasi
Sasaran (Tujuan 1)
1. Meningkatnya jumlah orang dan barang yang melalui pelabuhan sebesar 50% pada 2015
2. Terbangun dan beroperasinya paling kurang satu (1) bandara perintis pada 2013
3. Terbangun dan beroperasinya jembatan antar pulau Coverage area telekomunikasi seluler mencapai 100% pada 2013
Sasaran (Tujuan 2)
5. Laju pertumbuhan ekonomi sebesar 7,0-7,7% pada 2015 dengan industri mikro, kecil, dan menengah sebagai salah satu faktor pendorong.
6. Optimalnya Tarempa sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dengan infrastruktur yang memadai untuk mendukung fungsi utamanyanya sebagai pusat kegiatan
perdagangan, sentra produksi perikanan dan
perkebunan, pengolahan perikanan, kawasan pariwisata, dan simpul transportasi laut skala nasional.
7. Optimalnya Letung sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan
8. infrastruktur yang memadai untuk mendukung fungsinya sebagai pusat produksi perikanan dan perkebunan, koleksi, distribusi, dan pengolahan hasil perikanan, pusat pengembangan pertanian, kawasan pariwisata, dan simpul pelayanan transportasi laut dan udara skala regional.
Sasaran (Tujuan 3)
10.Terpenuhinya seluruh kebutuhan daya listrik industri dan rumah tangga tahun 2015.
11.Adanya SPDN untuk aktivitas usaha nelayan.
Sasaran (Tujuan 4)
12.Terbangunnya infrastruktur simbol-simbol negara dan kabupaten di lima pulau terluar.
Sasaran (Tujuan 5)
14.Meningkatnya nilai investasi berskala nasional, baik dari Penanaman
15.Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) paling kurang 5% setiap tahun.
16.Meningkatnya rasio daya serap tenaga kerja PMA/PMDN.
17.Meningkatnya jumlah dan jenis industri-industri pengolahan sumber daya alam.
Sasaran (Tujuan 6)
19.Terkuranginya
praktek-praktek
penangkapan ikan yang tidak ramah
lingkungan.
20.Ditetapkannya kawasan-kawasan hutan
lindung, suaka alam, suaka alam laut,
cagar
alam,
dan
DPL
(Daerah
Perlindungan Laut) di tahun 2012.
21.Tersedianya sarana dan prasarana yang
memadai guna mendukung rehabilitasi
dan konservasi hutan lindung, suaka
alam, suaka alam laut, cagar alam, dan
cagar alam laut
Sasaran (Tujuan 7 )
23.Meningkatnya kemampuan sumber daya manusia dan kapasitas sarana/prasarana perikanan tangkap.
24.Meningkatnya kemampuan sumber daya manusia dan kapasitas sarana/prasarana marikultur.
25.Meningkatnya peran pemerintah daerah dengan instansi vertikallainnya dalam Bakorla
Sasaran (Tujuan 8 )
26.Adanya budaya setempat yang menjadi obyek wisata dan identitas daerah.
27.Meningkatnya jumlah grup kesenian yang aktif. 28.Jumlah wisatawan (mancanegara dan
Sasaran (Tujuan 9)
29.Tersedianya akses permodalan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah .
30.Tersertifikasinya produk yang dihasilkan UMKM untuk meningkatkan nilai jual dan cakupan pasar.
31.Meningkatnya volume ekspor produk UMKM ke negara-negara tetangga.
32.Dimanfaatkannya teknologi informasi untuk menguatkan jaringan produksi dan pemasaran
Sasaran (Tujuan 10)
33.Terbentuknya BUMD Kabupaten Kepulauan Anambas pada tahun 2012
34.Terselesaikannya persoalan aset BUMD antara pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas dan Pemerintah Kabupaten Natuna
Sasaran (Tujuan 11)
36.Meningkatnya Angka Harapan Hidup. 37. Terbangunnya satu RSUD Tipe C.
38.Meningkatnya Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan.
39.Meningkatnya Pustu menjadi Puskesmas. 40.Status gizi buruk pada balita <2% di 2015. 41.Status gizi kurang pada balita <1% di 2015
Sasaran (Tujuan 12)
42. Tersedianya sarana dan prasarana olahraga di 26 pulau yang berpenghuni.
Sasaran (Tujuan 13)
43.Meningkatnya rata-rata lama sekolah.
Sasaran (Tujuan 14)
45.Jumlah tenaga pendidik berkualifikasi S1/D4 paling kurang 50% pada 2015.
46.Meningkatnya kualifikasi tenaga kependidikan sebagai pengawas
Sasaran (Tujuan 15)
47.Meningkatnya jumlah sekolah dengan kondisi bangunan baik.
48.Terjaganya rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah yang memadai
Sasaran (Tujuan 16)
Sasaran (Tujuan 17)
50.Terbangun dan terjaganya catchment area di 26 pulau berpenghuni.
51.Meningkatnya persentase penduduk berakses air minum.
Sasaran (Tujuan 18)
52. Terbangun dan beroperasinya Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) paling kurang di Pulau Siantan, Palmatak, dan Letung pada tahun 2013
53. Meningkatnya volume sampah terangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
54. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam
pengurangan timbulan sampah rumah tangga
Sasaran (Tujuan 19)
55.Tersertifikasinya produk yang dihasilkan UMKM untuk meningkatkan nilai jual dan cakupan pasar.
56.Dimanfaatkannya teknologi informasi untuk
Sasaran (Tujuan 20)
57.Meningkatnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (dengan migas) paling kurang sebesar 20% pada 2015.
58.Meningkatnya Indeks Swasembada.
59.Dimanfaatkannya teknologi informasi untuk menunjang usaha petani dan nelayan.
60.Adanya kelembagaan pemerintah daerah yang menangani penyuluhan dan pembinaan petani dan nelayan pada tahun 2012.
Sasaran (Tujuan 21)
Sasaran (Tujuan 22)
63. Menurunnya tingkat pengangguran menjadi sebesar 5,0-6,0% pada 2015.
Sasaran (Tujuan 23)
64.Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan publik paling kurang berkategori “baik” dengan nilai indeks > 3,00.
65.Terbangun dan tersedianya sarana dan prasarana perkantoran yang memadai pada tahun 2013
Sasaran (Tujuan 24)
66. Paling kurang 90% sasaran lima tahun pembangunan daerah dalam RPJM tercapai pada 2015.
67. Paling kurang 90% sasaran tahunan pembangunan
daerah dalam RPJM tercapai setiap tahun pada periode 2011-2015.
68. Nilai efektivitas dan efisiensi kerja dari hasil analisis beban kerja paling kurang 0,70.
69. Meningkatnya serapan anggaran setiap tahunnya selama periode 2011-2015.
Sasaran (Tujuan 25)
71.Opini pengelolaan keuangan daerah paling kurang adalah "Wajar Dengan Pengecualian". 72.Tidak adanya (zero incident) kasus-kasus
penyalahgunaan wewenang dan jabatan.
Sasaran (Tujuan 26)
73.Tersedianya basis data dan informasi yang valid dan termutakhirkan setiap tahun.
Sasaran (Tujuan 27)
75.Partisipasi Rukun Warga (RW) dalam Musrenbang Desa/Kelurahan mencapai 100% setiap tahunnya.
76.Partisipasi desa/kelurahan dalam Musrenbang Kecamatan mencapai 100% setiap tahunnya.
77.Paling kurang sebagian usulan hasil musrenbang desa/kelurahan terakomodir dalam RKPD.
78.Paling kurang sebagian usulan hasil musrenbang kecamatan
79.terakomodir dalam RKPD
Sasaran (Tujuan 28)
80.Meningkatnya jumlah LSM yang aktif.
81.Meningkatnya rata-rata jumlah kelompok
Sasaran (Tujuan 29)
82.Adanya media sosialisasi rencana dan program-program pembangunan daerah.
83.Adanya media yang efektif bagi masyarakat untuk menyampaikan kritik dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan.
Sasaran (Tujuan 30)
84.Meningkatnya aktivitas kelompok-kelompok keagamaan.
Sasaran (Tujuan 31)
86.Meningkatnya jumlah grup kesenian Melayu yang aktif.
87.Adanya event-event budaya Melayu secara rutin setiap tahun.
88.Adanya budaya Melayu yang menjadi obyek wisata dan identitas daerah.
Sasaran (Tujuan 32)
89.Tersedianya media bagi generasi muda untuk menyalurkan bakat dan minat.
90.Meningkatnya jumlah organisasi kepemudaan yang aktif.
ENVISIONING THE FUTURE
ENVISIONING THE FUTURE
Fokus
Penciptaan Nilai Tambah
ENVISIONING THE FUTURE
KONDISI MENUJU VISI 1
MISI (Upaya menuju Visi)
Kebijakan
TUJUAN (VISI)
TERCAPAI?
Meskipun sudah dibungkus dengan
KONDISI MENUJU VISI 2
MISI (Upaya menuju Visi)
TUJUAN (VISI)
TERCAPAI !
KEBIJAKAN
Jabaran visi dan misi, tujuan, skenario makro, langkah
strategis, program, dan kegiatan menjadi acuan
Abstrak
Visi Pemerintah
Daerah
Visi Perangkat
Daerah
Kongkret &
Terukur Hierarkhi Visi Daerah
Ciri Visi yang Baik :
Spesifik (
specific
)
Sederhana (
simple
)
Terikat Waktu (
time-bound
)
Tanggung jawab MPRMPR Pemerintah Pusat Pemerintah
Pusat DPRDPR
Pemerintah Kecamatan Pemerintah Kecamatan
Gambar : Model Orbitasi Pemerintahan
Pemerintah Propinsi Pemerintah Propinsi Pemerintah Kab./Kota Pemerintah Kab./Kota Pemerintah Desa Pemerintah Desa
DPRD Propinsi DPRD Propinsi DPRD Kab./Kota DPRD Kab./Kota Pengawasan BPDBPD Tanggung jawab Tanggung jawab Tanggung jawab Was Was Was Bin Bin Bin Bin
: Peraturan Perundang-undangan: Peraturan Perundang-undanganVisi Misi
Kegiatan Program
Visi Misi Tujuan Strategi Kebijakan Program KINERJA
PRIMA
Keselarasan Kebijakan dan Pelaksanaan Program
(mengacu struktur UU No.25/2004)
Kebingunan
X
Misi Tujuan Strategi Kebijakan ProgramVisi
X
Tujuan Strategi Kebijakan Program FrustrasiTidak Terarah Visi Misi
X
Strategi Kebijakan ProgramVisi Misi Tujuan
X
Kebijakan Program TidakEfektifStrategi
X
Program SalahLangkah Visi Misi TujuanKebijakan Tidak Efisien
X
VISI
MISI
TUJUAN
STRATEGI
KEBIJAKAN
PROGRAM
KEGIATAN
FO
K
U
S
O
P
E
R
A
S
IO
N
A
L
KAITAN ANTARA VISI DAERAH KAB/KOTA, PROPINSI DENGAN VISI NASIONAL
?
?
PROPENAS PROPENAS PROPEDA PROPINSI PROPEDA PROPINSI PROPEDA KAB./KOTA PROPEDA KAB./KOTA Pemda DPRD MasyarakatPOLA POLA
?
?
VISI NASIONAL VISI NASIONAL VISI DAERAH PROPINSI VISI DAERAH PROPINSI VISI DAERAH KAB./KOTA VISI DAERAH KAB./KOTATAP MPR RI NO. VII/MPR/2001 Visi Indonesia 2020
adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara
Uu NO. 17 TAHUN 2007 TERWUJUDNYA INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR
TAP MPR RI NO. VII/MPR/2001
Visi Indonesia 2020
adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara
Uu NO. 17 TAHUN 2007 TERWUJUDNYA INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR P R O P E D A
?
Seluruh Dunia dan di wilayah manapun di ujung dunia tujuannya pasti satu yaitu untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat sehingga Visi dan misi
harus disusun sesuai dengan Kondisi Masyarakat dan Kekuaatan Bisnis
Faktor-faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menyusun Visi Daerah
Kontributor PDRB Terbesar 1)
2) 3)
Mata Pencarian
Penduduk Terbanyak 1)
2) 3)
Penetapan Bisnis Inti
(Core Business)
Susun Visi
10 kata
Keunggulan yang di-Rencanakan di masa Mendatang :
Hubungan antara RPJPD dan RPJMD
UU No.32/2004 tentang Pemerintah Daerah:
Rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 5 (lima) tahun merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang penyusunannya berpedoman kapada RPJP daerah.
UU No.25/2004 tentang SPPN
RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan
keuangan daerah, strategi pernbangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja
Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
RPJPD
RPJMD 5 Tahun Ke 1
RPJMD 5 Tahun Ke 2
RPJMD 5 Tahun Ke 3
Hubungan RPJMD dan RKPD
Pasal 150 UU No.32/2004 tentang Pemerintah Daerah.
“RKPD merupakan penjabaran dari RPJM daerah untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas
pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang
dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, dengan mengacu kepada rencana kerja Pemerintah”
Pasal 5 UU No.25/2004 Tentang SPPN
RKPD merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP,
memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh
pernerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
K1
K2
K1
K2
K1
K1
K6
K1
P2
P1
P3
P2
P1
M2
M1
V
K4
s.d s.d,
,
a = VM1P1K1 : indikator-indikator untuk bisa melihat K1 bisa mencapai V dimensi waktu
( Input-Output-Hasil) Pelaksanaan dan pengendalian monev
K1t, K1t+1, K1t+2 = KEGIATAN PEMBANGUNAN
K2t1 s.d K3t+4 = KEGIATAN RUTIN
Matrik Penyusunan Renstra SKPD Kab ……… Tahun …..
SKPD : ………
Tujuan (Dalam 5 Sasaran
Tahun) Kegiatan
Sasaran Tahunan
Transisi Program 1 2 3 4 5
Sesuai tupoksi per SKPD
Target yang ingin dicapai dalam waktu yang paling optimum
Disesuaikan dengan yang tertuang dalam Permendagri
Kegagalan Perencanaan (1)
Kegagalan Perencanaan (1)
1. Penyusunan perencanaan tidak tepat, mungkin karena:
informasinya kurang
lengkap,
metodologinya belum
dikuasai,
perencanaannya tidak
realistis sehingga tidak mungkin pernah bisa terlaksana
pengaruh politis terlalu
besar sehingga
Kegagalan Perencanaan (2)
Kegagalan Perencanaan (2)
2. Perencanaannya mungkin baik, tetapi
pelaksanaannya tidak seperti seharusnya.
kegagalan terjadi karena tidak berkaitnya perencanaan dengan pelaksanaannya.
aparat pelaksana tidak siap atau tidak kompeten,
Kegagalan Perencanaan (3)
Kegagalan Perencanaan (3)
3. Perencanaan mengikuti paradigma yang ternyata tidak sesuai dengan kondisi dan perkembangan serta tidak dapat mengatasi masalah mendasar negara berkembang.
Misalnya, orientasi
semata-mata pada pertumbuhan yang menyebabkan makin melebarnya
kesenjangan.
Dengan demikian,
yang keliru bukan semata-mata
perencanaannya, tetapi falsafah atau konsep di balik
Kegagalan Perencanaan (4)
Kegagalan Perencanaan (4)
4. Karena perencanaan diartikan sebagai
pengaturan total kehidupan manusia sampai yang paling kecil sekalipun.
Perencanaan di sini tidak memberikan kesempatan berkembangnya prakarsa individu dan pengembangan kapasitas serta potensi masyarakat secara penuh.
Sistem ini bertentangan dengan hukum penawaran dan permintaan karena
pemerintah mengatur semuanya.
Perencanaan seperti inilah yang disebut sebagai sistem perencanaan terpusat
Perencanaan yang Ideal
Perencanaan yang Ideal
• Prinsip partisipatif: masyarakat yang akan
memperoleh manfaat dari perencanaan harus turut serta dalam prosesnya.
• Prinsip kesinambungan: perencanaan tidak
hanya berhenti pada satu tahap; tetapi harus berlanjut sehingga menjamin adanya kemajuan terus-menerus dalam kesejahteraan, dan jangan sampai terjadi kemunduran.
• Prinsip holistik: masalah dalam perencanaan
dan pelaksanaannya tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi (atau sektor) tetapi harus dilihat dari berbagai aspek, dan dalam keutuhan
konsep secara keseluruhan.
• Mengandung sistem yang dapat berkembang (a
learning and adaptive system).
• Terbuka dan demokratis (a pluralistic social
Rencana Kinerja 2008
Rencana Kinerja 2007
Dokumen yang Digunakan dalam
Sistem AKIP
Rencana Strategis 2005-2009
2005 2006 2007 2008 2009
Perencanaan Kinerja Tahunan
Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan
proses penyusunan Rencana Kinerja
sebagai penjabaran dari Sasaran dan
Program yang telah ditetapkan dalam
Rencana Strategis,
yang akan dilaksanakan
Kegiatan Utama Penyusunan Rencana Kinerja
•
Menetapkan target indikator sasaran
•
Merumuskan kegiatan
•
Merumuskan indikator kegiatan
•
Merumuskan satuan setiap indikator
kegiatan
•
Menetapkan target setiap indikator
SASARAN
PROG-RAM
KEGIATAN KET
URAIAN INDIKTORKINERJA TARGET URAIAN INDIKTOR KINERJA SAT TARGET
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Form RS
Hakekat Penetapan Kinerja
• Penetapan Kinerja merupakan pernyataan komitmen
yang merepresentasikan tekad dan janji untuk
mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam waktu satu tahun
• Penetapan Kinerja merupakan kesepakatan antara
pengemban tugas (penerima amanah) dengan atasannya (pemberi amanah)
• Penetapan Kinerja merupakan ikhtisar Rencana
Kinerja Tahunan yang telah disesuaikan dengan ketersediaan anggarannya.
• Realisasi Penetapan Kinerja dilaporkan dalam Laporan
Isi Penetapan Kinerja
• Penetapan Kinerja memuat:
a. Pernyataan Penetapan Kinerja Aparatur;
b. Lampiran yang berisi :
• Program-Program Utama;
• Sasaran yang mencerminkan sesuatu yang akan dicapai
secara nyata dari pelaksanaan program dalam rumusan yang spesifik, terukur, dan berorientasi pada hasil (outcome);
• Ukuran-ukuran kinerja yang jelas berupa:
– Indikator Kinerja Output dan atau Outcome;
– Rencana tingkat capaian untuk masing-masing indikator;
Pejabat atasan yang menyetujui tingkat kinerja yang akan diwujudkan Pimpinan unit kerja yang memberikan pernyataan Tempat dan tanggal dibuatnya Penetapan Kinerja Nama instansi pemerintah
Nama unit kerja yang menyampaikan Penetapan Kinerja Pernyataan untuk mewujudkan suatu kinerja tertentu
CONTOH PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA
KEMENTERIAN NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
PENETAPAN KINERJA
DEPUTI BIDANG AKUNTABILITAS APARATUR
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, bersama ini kami sampaikan Penetapan Kinerja Deputi Bidang Akuntabilitas Aparatur, Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, merupakan ikhtisar rencana kinerja yang akan dicapai pada tahun 2007 sebagaimana daftar terlampir.
Rencana kinerja yang telah ditetapkan ini merupakan tolok ukur keberhasilan organisasi dan menjadi dasar penilaian dalam evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun anggaran 2007.
Jakarta, Januari 2007
Menyetujui, Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
Deputi Bidang
PENETAPAN KINERJA TAHUN 2007 LAMPIRAN PENETAPAN
KINERJA
DEPUTI BIDANG AKUNTABILITAS APARATUR
KEMENTERIAN NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
PROGRAM
UTAMA SASARAN
IK OUTPUT IK OUTCOME
ANGGARAN URAIAN TARGET URAIAN TARGET
1 2 3 4 5 6 7
Pengawasan dan
akuntabilitas
Terwujudnya sistem AKIP yg efektif
Jumlah seminar yg diselenggarakan
2 kali
% IP yg menyerahkan Penetapan Kinerja 60% 1.761 juta Jumlah kebijakan di bidang akuntabilitas kinerja yg diterbitkan
1 set % IP yg menerapkan
SAKIP yg ‘baik’ 40%
Jumlah modul yg disusun
2 modul
% IP yg menyerahkan LAKIP tepat waktu
50%
Frekuensi
Tahapan Penyusunan Penetapan Kinerja
LAKIP
RPJM
Rencana Kerja
dan Anggaran (RKA)
Kinerja Aktual
Penetapan Kinerja
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DIPA/ DASK/DPA)
Rencana
Indikator Kinerja
Untuk Mengukur Keberhasilan
PENGERTIAN KINERJA
Kebiasaan
selama
ini,
kita
menganggap
sudah
berkinerja
apabila telah:
-
menghabiskan dana yang disediakan
PENGERTIAN KINERJA
Perkembangan manajemen sektor publik
saat ini adalah adanya tuntutan kepada
penyelenggara
negara
untuk
mempertanggung-jawabkan pengelolaan
keuangan
untuk
sesuatu
yang
bermanfaat bagi masyarakat.
PENGERTIAN
INDIKATOR KINERJA
Indikator kinerja adalah alat ukur atau
media yang digunakan dalam mengukur
kinerja
Indikator kinerja dimaksudkan sebagai
ukuran yang dapat menggambarkan
tingkat capaian suatu sasaran atau
kegiatan
Berfungsi sebagai alat ukur yang dapat
menunjukkan
apakah
sasaran
atau
Meningkatnya disiplin pegawai
Kinerja
Indikator Kinerja
Jumlah pegawai yang mendapat hukuman disiplin
Rata-rata hari kehadiran pegawai dalam satu
Meningkatnya kualitas pelayanan
Kinerja
Indikator Kinerja
Jumlah keluhan
Persentase keluhan yang dapat
JENIS-JENIS INDIKATOR KINERJA
1. Indikator Masukan (input):
Segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran (dana, SDM, informasi, kebijakan/ peraturan perundang-undangan, dsbnya).
2. Indikator Proses:
Segala besaran yang menunjukkan upaya yang dilakukan dalam rangka mengolah masukan menjadi keluaran.
3. Indikator Keluaran (output):
JENIS-JENIS
INDIKATOR KINERJA
4. Indikator Hasil (outcome):
Segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah.
5. Indikator Manfaat (benefit):
Sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan.
6. Indikator Dampak (impact):
Pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif pada setiap tingkatan indikator
TYPE INDIKATOR KINERJA
•
Kualitatif:
menggunakan skala (misal: baik, cukup,
kurang)
•
Kuantitatif absolut:
menggunakan angka absolut
(misal: 30 orang, 80 unit)
•
Persentase:
menggunakan angka persentase (misal:
50%, 100%)
•
Rasio:
membandingkan angka absolut dengan angka
absolut lain yang terkait (misal: rasio jumlah guru
dibandingkan jumlah murid)
•
Rata-rata:
angka rata-rata dari suatu populasi
atau total kejadian (misal: rata-rata biaya
pelatihan per peserta dalam suatu diklat)
•
Indeks:
angka patokan dari beberapa variabel
PENYEDIAAN OBAT GENERIK UNTUK PUSKESMAS PENYULUHAN LINGKUNGAN SEHAT UNTUK PERKAMPUNGAN
JUMLAH DANA YANG
DIBUTUHKAN JUMLAH DANA YANG DIBUTUHKAN
JUMLAH HARI
PENGIRIMAN OBAT KE PUSKESMAS
JUMLAH TENAGA PENYULUH YANG BERASAL DARI
MASYARAKAT SETEMPAT
JUMLAH OBAT GENERIK YANG DITERIMA OLEH PUSKESMAS
JUMLAH KAMPUNG YANG MENDAPAT PENYULUHAN
JUMLAH PASIEN YANG MENERIMA
PENGOBATAN
TINGKAT KESEHATAN MASYARAKAT
HIERARCHY OF OUTCOMES
REDUCTION IN SMOKER
MORBIDITY AND MORTALITY
SMOKERS CHANGE BEHAVIOR
SMOKERS CHANGE OPINIONS ON SMOKING
SMOKERS SEEK FURTHER INFORMATION
SMOKERS READ PAMPHLET
SMOKERS OBTAIN CAMPAIGN PAMPHLETS
AGENCY DISTRIBUTES PAMPHLETS IN TARGET POPULATION AREAS AGENCY PREPARES ANTI-SMOKING PAMPHLET
ULTIMATE
OUTCOME
SYARAT INDIKATOR KINERJA
S
pecific
Jelas dan fokus, tidak menimbulkan
interpretasi yang berbeda
M
easurable
Dapat diukur/dikuantifikasi secara
obyektif
A
chievable
Tersedia data mengenai target dan
realisasinya
R
elevan
Selaras dengan sasaran/kegiatan
yang akan diukur
T
imebound
Dicapai dalam kurun waktu tertentu
SPECIFIC
Indikator kinerja harus secara spesifik mengacu pada apa yang akan diukur sehingga mempunyai persepsi yang sama pada bermacam-macam pengguna
Jumlah penduduk miskin
Jumlah penduduk yang penghasilannya
kurang dari Rp 10.000/hari Spesifik
MEASURABLE
Indikator kinerja harus dapat diukur secara obyektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Jika dua pihak atau lebih mengukur indikator kinerja yang sama maka keduanya akan mempunyai hasil yang sama pula.
Jumlah perusahaan yang mengikuti program jaminan sosial
Meningkatnya kesadaran masyarakat, aparatur
pemerintah dan pengusaha akan pentingnya program jaminan
sosial
Measurable
ACHIEVABLE
Indikator kinerja yang ditetapkan
harus dapat dikumpulkan datanya
oleh organisasi.
Dalam penetapan indikator kinerja
perlu mempertimbangkan
kemampuan organisasi untuk
INDIKATOR KINERJA UTAMA
Penetapan
Indikator Kinerja Utama
–
Indikator
kinerja
utama
pada
tingkat
Kementerian
Negara/Departemen/LPND/
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota
sekurang-kurangnya
menggunakan
indikator
hasil
(
outcome
)
sesuai dengan kewenangan, tugas, dan
fungsi;
–
Indikator kinerja utama pada unit organisasi
setingkat eselon I menggunakan
indikator hasil
(
outcome
);
–
Indikator kinerja utama pada unit organisasi
setingkat eselon II/SKPD/unit kerja mandiri
sekurang-kurangnya
menggunakan
indikator
Dinas Kop.Perindustri & Perdagangan
IK :
• Jumlah sentra usaha
kecil yang terbentuk
Dinas Pariwisata
IK :
• Jumlah brosur dan
kalender wisata tersedia
• Jumlah kelompok
sadar wisata yang terbentuk
• Jumlah promosi dan
atraksi wisata
Dinas PU
IK :
• Panjang jalan ke
wil. wisata
• Juml. jembatan yg
dibangun
BAPPEDA
IK :
• Juml. Tata ruang
objek wisata yang disusun
• RPJMD yang tersedia
Dinas Perhubungan
IK :
•
Jumlah.rambu-rambu jalan yang dipasang dijalan ke wilayah wisata
• Jumlah trayek
angkutan kewilayah wisata
Renstra Pemda
IK Sasaran:
• Jumlah kunjungan wisatawan • PAD dari sektor wisata
TERIMAKASIH
Atas Perhatiannya
Mohon Maaf Kalau
Kurang