• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Nilai relevansi informasi akuntansi (value relevance) mempunyai arti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Nilai relevansi informasi akuntansi (value relevance) mempunyai arti"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Nilai relevansi informasi akuntansi (value relevance) mempunyai arti kemampuan informasi akuntansi untuk menjelaskan nilai perusahaan (Beaver, 1968 dalam Margani Pinasti, 2004). Penelitian mengenai value relevance menjadi penting karena terdapat klaim yang menyatakan bahwa laporan keuangan berbasis kos historis (historical cost) telah kehilangan sebagian besar relevansinya bagi investor yang diakibatkan oleh perubahan besar-besaran dalam perekonomian, yaitu dari perekonomian industrial ke prekonomian berteknologi tinggi dan berorientasi jasa (Francis dan Schipper, 1999). Kegunaan informasi akuntansi, khususnya laba, arus kas dan nilai buku semakin memburuk karena dampak perubahan operasi perusahaan dan perubahan kondisi perekonomian tidak terefleksi secara cukup dalam sistem pelaporan sekarang (Lev dan Zarowin, 1999).

Lev (1999) menjelaskan bahwa relevansi nilai akuntansi dicirikan oleh kualitas informasi akuntansi. Francis dan Schipper (1999) memberikan pemahaman yang lebih komprehensif dengan menyebutkan empat kemungkinan interpretasi konstruk relevansi nilai. Pertama, informasi laporan keuangan mempengaruhi harga saham karena mengandung nilai intrinsik saham sehingga berpengaruh pada harga saham. Kedua, informasi laporan keuangan merupakan nilai yang relevan bila mengandung variabel yang dapat digunakan dalam model penilaian atau memprediksi variabel-variabel tersebut. Ketiga, hubungan statistik

(2)

2 digunakan untuk mengukur apakah investor benar-benar menggunakan informasi tersebut dalam penetapan harga, sehingga nilai relevan diukur dengan kemampuan informasi laporan keuangan untuk mengubah harga saham karena menyebabkan investor memperbaiki ekspektasinya. Keempat, relevansi nilai diukur dengan kemampuan informasi laporan keuangan untuk menangkap berbagai macam informasi yang mempengaruhi nilai saham.

Nilai relevansi didefiniskan sebagai kemampuan menjelaskan (explanatory power) dari informasi akuntansi dalam kaitannya dengan nilai perusahaan (Beaver (1968) dalam Margani Pinasti (2004)). Gu (2002) memberikan defenisi yang tidak jauh berbeda, yaitu relevansi nilai adalah kemampuan menjelaskan (explanatory power) informasi akuntansi terhadap harga saham atau return saham. Dalam perkembangannya, penelitian-penelitian mengenai nilai relevansi memang diarahkan untuk menginvestigasi hubungan empiris antara nilai pasar modal (stock market value) dengan berbagai angka akuntansi, yang dimaksudkan untuk menilai kegunaan angka-angka akuntansi itu dalam penilaian ekuitas.

International Accounting Standard Board (IASB) yang berkedudukan di Eropa telah menyusun standar akuntansi keuangan yang dapat digunakan secara internasional yang dinamakan International Financial Reporting Standard (IFRS). Sampai dengan akhir tahun 2013 banyak negara yang telah melakukan adopsi secara penuh atas IFRS. Proses adopsi IFRS diberbagai negara dilakukan secara berbeda, beberapa negara melakukan adopsi secara langsung. Sementara negara lainnya melakukan adopsi secara bertahap, termasuk di negara Indonesia proses adopsi IFRS dilakukan secara bertahap dimulai pada tahun 2009 dan pada awal tahun 2012 Indonesia telah melakukan adopsi IFRS tahun 2009. Perubahan

(3)

3 standar akuntansi yang diterapkan suatu negara menjadi standar akuntansi berbasis internasional (IFRS) menghadapi berbagai permasalahan diantaranya adalah penggunaan konsep nilai wajar. Sebagian kalangan menilai bahwa standar akuntansi dengan menggunakan konsep historical cost telah banyak kehilangan relevansinya karena kegagalannya mengukur realitas ekonomi. Akan tetapi penerapan konsep nilai wajar dinilai tidak mudah karena membutuhkan banyak esimasi, asumsi dan judgement dalam penggunaannya. Berbagai perdebatan mengenai nilai relevansi dari informasi pada laporan keuangan berdasarkan standar IFRS semakin meningkat, terlihat dari beberapa penelitian diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Hung (2001); Ida,Eko&Margani (2014); Ayu&Siregar (2014);Venter et al (2014);Tri&Takada (2014); Amelia&Ratna (2014)

Penelitian yang dilakukan oleh Hung (2001) menemukan bukti bahwa penggunaan accrual accounting berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai relevansi di negara yang mempunyai proteksi rendah kepada pemegang saham. Penelitian yang dilakukan Ida,Eko&Margani (2014) menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan return saham antara bank yang menggunakan IFRS dan tidak menggunakan IFRS. Ayu&Siregar (2014) menemukan hasil penelitian pada perusahaan publik di Indonesia, Malaysia dan Singapura bahwa informasi akuntansi memiliki nilai relevansi selama periode kovergensi IFRS secara penuh, akan tetapi tidak terjadi peningkatan selama periode tersebut.

Beberapa penelitian lainnya menemukan hal yang berbeda, seperti penelitian Venter et al (2014) menemukan bahwa Laba Non-GAAP lebih tinggi nilai relevansinya dibandingkan dengan LabaGAAP (under mandatory regime).

(4)

4 Tri &Takada (2014) menjelaskan bahwa nilai relevansi dari informasi keuangan menjadi meningkat setelah perubahaan standar menjadi berbasis IFRS. Amelia & Ratna (2014) menemukan bahwa pengimplementasian IFRS khususnya standar akuntansi sewa meningkatkan value relevance.

Perbedaan utama dalam pelaporan standar berbasis IFRS dengan standar non IFRS salah satunya adalah penyusunan laporan laba rugi komprehensif (Comprehensif income), yaitu nilai tersebut diperoleh dari penjumlahaan laba bersih (net income) dengan pendapatan komprehensif lainnya (other comprehensive income). Nilai relevansi dari OCI berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukan perbedaan hasil. Penelitian yang dilakukan Dhaliwal et al (1998) menemukan fakta bahwa OCI memiliki hubungan yang sangat kecil dengan return saham dan O’Hanlon & Pope (1999) menemukan bukti bahwa investor tidak menggunakan nilai OCI serta pada umumnya komponen OCI dinilai konsisten artinya tidak mengalami perubahan secara signifikan. Fakta lain dari hasil penelitian yang diungkapkan oleh Fargher & Zhang (2014) penggunaan asumsi dalam pengukuran OCI dengan menggunakan nilai wajar dapat meningkatkan praktek manajemen laba dan dapat mengurangi nilai informasi dari laba perusahaan.

Biddle & Choi (2006) menjelaskan bahwa comprehensive income yang dihasilkan dari tradisional net income dan fully comprehensive income memiliki pengaruh terhadap return saham. Penelitian Chambers et.al (2007) menjelaskan bahwa komponen OCI seperti unrealized gains and losses on marketable securities and foreign currency translation adjustment berpengaruh positif terhadap harga saham. Unrealized gains and losses on marketable securities yang

(5)

5 merupakan komponen dari OCI dianggap memiliki subyektifitas yang lebih rendah dibandingkan komponen OCI lainnya. Hal tersebut terjadi karena komponen ini menurut Lee & Park (2013) memiliki nilai pasar aktif yang dapat diobservasi secara langsung. Walaupun tidak semua marketable securities memiliki pasar aktif yang dapat diobservasi secara langsung akan tetapi secara umum marketable securities lebih mudah diobservasi nilainya. Sementara 4 (empat) komponen lainnyadari OCI memiliki subjektifitas yang lebih tinggi akibat tidak terdapat nilai pasar aktif dan sulit untuk diobservasi. Lee&Park (2013) menjelaskan bahwa nilai relevansi dari marketable securities tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan komponen OCI lainnya.

Penelitian ini memang sudah pernah dilakukan di luar negeri, namun di Indonesia, belum ada dilakukan penelitian yang serupa mengenai nilai relevansi informasi akuntansi berdasarkan OCI ini. Disamping itu, masih terdapat perbedaan hasil penelitian mengenai nilai relevansi informasi akuntansi berdasarkan OCI tersebut. Sehingga, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian replikasi untuk memperkuat dan memperjelas penelitian-penelitian sebelumnya. Sektor yang akan peneliti bahas adalah sektor manufaktur, karena perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia cukup bersaing, baik dari segi harga saham, laba, jumlah asset, utang dan lain-lain yang pastinya berpengaruh pada revaluasi asset berwujud dan tak berwujud, dan valuta mata uang asing.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan permasalahan penelitian ini adalah menganalisis apakah pengungkapan Other Comprehensive

(6)

6 Income memiliki nilai relevansi informasi akuntansi pada perusahaan Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menemukan bukti empiris mengenai pengungkapan Other Comprehensiva Income memiliki nilai relevansi pada perusahaan Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian seperti yang telah dipaparkan, penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk beberapa pihak, di antaranya adalah:

1. Bagi regulator, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang berguna sebagai pertimbangan mengenai regulasi yang telah dibuat dan regulasi yang akan dibuat di masa mendatang, khususnya dalam hal penyajian laba komprehensif di penyusunan laporan keuangan.

2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan sebagai bahan pertimbangan investor dalam melakukan proses pengambilan keputusan.

3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dan literatur tambahan mengenai hubungan Other Comprehensive Income dan Nilai Relevansi Informasi Akuntansi

(7)

7 1.5 Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 : Pendahuluan

Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah yang akan diteliti, rumusan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian dan sistematika penelitian

BAB II : Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi pemaparan tentang landasan teori yang terkait dengan topik penelitian, penelitian terdahulu yang terkait dengan topik yang diteliti, kerangka penikiran penelitian, dan hipotesis penelitian

BAB III :Metodologi Penelitian

Bab ini berisi tentang desain penelitian, variabel dan definisi operasionalnya, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data yang terdiri dari pengujian data dan pengujian hipotesis

BAB IV :Analisis Data Dan Pembahasan

Bab ini menguraikan hasil pengumpulan data, analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil analisis.

(8)

8 Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian dan saran bagi peneliti berikutnya

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Struktur komunitas fitoplankton yang ada di perairan Sungai Jang terdapat 7 kelas dan 20 genus yaitu Kelas Bacillanophyta terdiri

Tujuan dari rancangan output untuk mengubah data menjadi informasi yang berkualitas dan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepatB. Laporan penyingkat data

pekerjaannya sebagai pendidik dengan baik,sehingga organisasi sekolah dapat menjadi lingkungan yang nyaman dalam melaksanakan tugas nya sebagai Pendidik.Dengan Demikian

Berdasarkan dari data Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan dan uraian dari salah seorang staff dinas tersebut (Iswan Hadi, SP) menyatakan bahwa pengetahuan

Hasil dari kegiatan observasi, wawancara dan studi kepustakaan adalah tidak tersedianya sarana untuk memantau mahasiswa, kegiatan biasanya dilaksanakan dalam waktu yang

Major concepts to mention in this respect comprise: (i) the accounting and billing concepts used in telephony networks, (ii) “service level agreements” (SLAs) between service

If you are a .NET developer who wants to create enterprise-ready websites and applications that access Microsoft SharePoint Server 2010 on Windows Phone 7, then this book is for

Ho5: β5≤0, artinya semakin baik green capability restoran maka tidak akan meningkatkan economic performance restoran.. Ha5: β5>0, artinya semakin baik green capability