• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di kebun percobaan Institut Pertanian Bogor, Sawah Baru Babakan Darmaga, selama 4 bulan, dari bulan Mei-September 2010.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bibit padi yang terdiri dari 8 genotipe : IR64 dan Ciherang (padi sawah varietas unggul), IPB-97-F-15 (padi sawah tipe baru), Way Apo Buru (padi type amphibi), Jatiluhur, Silugonggo (padi gogo), Menthik Wangi (padi sawah varietas lokal) dan Rokan (padi hibrida). Alat-alat yang digunakan tensiometer, meteran, termohigrometer, timbangan analitik, oven, trai semai dan kamera.

Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan split plot dengan dua faktor perlakuan yaitu faktor periode kekeringan (petak utama) yang terdiri dari periode pengeringan mulai 3 minggu setelah tranplanting, pengeringan mulai 6 MST, pengeringan mulai 9 MST dan kontrol (tanpa pengeringan). Faktor genotipe (anak petak) yang terdiri dari 8 genotipe yaitu : IR64 dan Ciherang (padi sawah varietas unggul), IPB-97-F-15 (padi sawah tipe baru), Way Apo Buru (padi type amphibi), Jatiluhur, Silugonggo (padi gogo), Menthik Wangi (padi sawah varietas lokal) dan Rokan (padi hibrida). Kombinasi faktor perlakuan periode kekeringan dan genotipe menghasilkan 32 kombinasi perlakuan yang diulang 4 kali sehingga terdapat 128 satuan percobaan.

Model linier rancangan split plot:

Yijk = µ + Kk + αi + δik + βj + γik+ (αβ)ij + εijk

Yijk : Nilai pengamatan faktor perlakuan kekeringan ke-i, dan perlakuan

faktor genotipe ke-j dan blok ke-k

(2)

Kk : Pengaruh pengelompokan ke-k; k= 1, 2, 3, 4

αi : Pengaruh faktor kekeringan (petak utama) ke-i =; i=1,…4

βj : Pengaruh faktor varietas (anak petak) ke-j. j=1,2,…8 δik : Komponen galat dari faktor kekeringan (petak utama)

γik : Komponen galat dari faktor varietas (anak petak)

(αβ)ij : Pengaruh interaksi antara faktor kekeringan dan faktor varietas

εijk : Pengaruh galat dari interaksi antara faktor kekeringan dan faktor varietas

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan rumah plastik dan petak tanam

Rumah plastik dibangun dengan ukuran 20 m x 15 m, tinggi rangka bangunan kurang lebih 2.2-4.5 m. Dalam rumah plastik dibuat bak tanam dengan ukuran 400 x 300 cm sebanyak 16 bak dengan sekat dinding tembok sedalam 0.8 m. Jarak petak antar perlakuan 35 cm dan jarak petak antar ulangan 35 cm. Pada tiap bak tanam dilengkapi jaringan pipa inlet berdiameter 1 inchi dan outlet berdiameter 2 inchi. Sebelum dilakukan penanaman, terlebih dahulu dilakukan penggenangan selama 5 hari dan 2 kali pengolahan tanah.

Persiapan benih dan penanaman

Untuk menyeragamkan daya kecambah, benih dioven selama 48 jam pada suhu 450 C. Setelah benih dioven, selanjutnya benih dari masing-masing genotipe ditimbang sebanyak 35 g dan direndam dalam air selama 5 jam. Setelah dilakukan perendaman, benih untuk tiap genotipe disemai pada bak semai hingga tanaman berumur 12 hari.

Pada tiap petak percobaan ditanami 8 genotipe, tiap genotipe terdiri dari 30 tanaman dalam 2 barisan tanaman dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm, dan jarak tanam antar genotipe 25 cm. Pada kedua sisi petak ditanam tanaman pinggir. Jumlah populasi per petak adalah 270 populasi, dan jumlah total populasi tanaman untuk seluruh percobaan adalah 4320 tanaman.

(3)

Pemeliharaan tanaman

Pemiliharaan tanaman dilakukan pemupukan dalam 3 tahap menggunakan pupuk dasar 37.5 kg N/ha, 36 kg P2O5/ha, dan 60 kg K2O/ha diberikan 1 minggu

setelah tanam (MST) dan untuk pemupukan kedua dan ketiga diberikan 37.5 kg N/ha pada 5 MST dan 9 MST. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara kimia sesuai kondisi dan kebutuhan di lapangan.

Pengaturan pengairan untuk perlakuan pengeringan

Untuk pengaturan perlakuan pengeringan dilakukan penghentian pemberian air pada tiap petak tanam sesuai perlakuan periode pengeringan. Untuk perlakuan periode pengeringan mulai 3 MST (minggu setelah tanam) pemberian air dihentikan saat tanaman berumur 3 MST hingga panen, periode pengeringan 6 MST pemberian air dihentikan ketika tanaman berumur 6 MST hingga panen dan periode pengeringan 9 MST pemberian air dihentikan ketika tanaman berumur 9 MST hingga panen, sedangkan untuk perlakuan kontrol pemberian air terus dilakukan hingga menjelang panen (Gambar 1). Pada penggenangan awal tinggi muka air dipertahankan 2.5 cm dari permukaan tanah.

Gambar 1. Model perlakuan periode kekeringan saat 3 MST, 6 MST, 9 MST dan Kontrol (Warna hitam menunjukkan pemberian air dihentikan).

(4)

Parameter Pengamatan

Pertumbuhan vegetatif

Parameter pertumbuhan vegetatif yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah anakan dihitung tiap minggu sejak tanaman berumur 2 MST hingga 11 MST. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dari permukaan tanah hingga daun tertinggi, namun saat setelah membentuk malai pengukuran tinggi dilakukan hingga malai tertinggi. Jumlah daun dan jumlah anakan dihitung per rumpun dari tiap tanaman sample dengan menggunakan alat bantu hand

counter. Daun yang dihitung adalah daun yang masih hijau. Jumlah anakan

dihitung per rumpun dari tiap tanaman contoh.

Hasil dan komponen hasil

Hasil dan komponen hasil yang diamati adalah jumlah anakan produktif, dihitung sejak pembentukan malai berdasarkan jumlah anakan yang menghasilkan malai. Persen pembungaan, ditentukan berdasarkan jumlah tanaman yang menghasilkan bunga pada tiap genotipe. Umur berbunga (hari), umur berbunga diamati pada saat tiap genotipe mulai menghasilkan bunga. Panjang malai (cm), diukur pada saat sebelum panen dari pangkal hingga ujung malai dari 3 malai pada tiap tanaman contoh. Bobot gabah per rumpun (g) ditentukan dengan menimbang total gabah di setiap rumpun setelah kering angin selama 3 hari. Persen gabah hampa (%), dihitung setelah panen dengan membandingkan bobot gabah hampa terhadap gabah isi. Bobot 1000 butir (g), ditentukan dengan dengan menimbang 1000 gabah bernas dari setiap rumpun setelah dijemur 3 hari. Bobot basah dan bobot kering tajuk tanaman (g), bobot basah tajuk dihitung dengan ditimbang pada saat panen dan bobot kering tajuk dihitung dengan menimbang berat kering tanaman setelah dikeringkan dalam oven pada suhu 800 C selama 48 jam.

Indeks panen ditentukan berdasarkan persamaan : Indeks Panen = Bobot kering gabah Bobot kering tajuk

(5)

Sensitifitas kekeringan (Drougth sensitivity)

Penentuan sensitifitas kekeringan dilakukan berdasarkan indeks ketahanan kekeringan untuk daya hasil, skor penggulungan daun dan kekeringan daun. Indeks ketahanan kekeringan ditentukan dengan membandingkan bobot gabah per rumpun (g) tiap genotipe pada perlakuan kontrol terhadap bobot gabah per rumpun tiap genotipe pada tiap perlakuan kekeringan. Persamaan Indeks ketahanan kekeringan untuk daya hasil = 1 - (Kn - Hnj) / Kn

Kn : Daya hasil genotipe ke-n (1,2,3,…8) pada perlakuan kontrol

Hnj : Daya hasil genotipe ke-n (1,2,3,….8) pada perlakuan kekeringan ke-j

(1,2,3,4).

Tingkat penggulungan daun dan kekeringan daun dilakukan secara visual mengacu pada sistem standar evaluasi untuk tanaman padi (2002) berdasarkan nilai skor 1-9 (Tabel 2).

Tabel 2. Nilai skor penggulungan daun dan tingkat kekeringan.

Skor Penggulungan daun Skor Kekeringan

0 Daun sehat/daun tidak menggulung

0 Tidak ada gejala kekeringan 1 Daun mulai menunjukkan

lipatan

1 kekeringan mulai tampak pada ujung daun

3 Daun melipat- bentuk huruf V 3 Kekeringan pada ujung daun meningkat hingga ¼ dari bagian daun

5 Daun melipat- bentuk huruf U 5 ¼ - ½ jumlah total daun pada tanaman kering

7 Pinggiran daun saling

bersentuhan-bentuk huruf O

7 Lebih dari 2/3 dari jumlah total daun pada tanaman mengalami kekeringan penuh 9 Daun menggulung penuh 9 Seluruh bagian tanaman

kering Sumber : IRRI (2002). .

Lingkungan Tumbuh

Parameter lingkungan tumbuh yang diamati adalah suhu, kelembaban harian, potensial air tanah mulai 1 minggu setelah perlakuan kekeringan menggunakan tensiometer. Penentuan potensial air tanah untuk tiap pengamatan dilakukan pada durasi 15-20 menit. Analisis sifat kimia tanah yaitu pH-H2O dan

(6)

dapat ditukar (K, Na, Ca, Mg-dd) dan kemasaman dapat tukar (Al dan H-dd) dilakukan sebelum penanaman.

Analisis Data

Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabulasi dan analisis statistik menggunakan analisis sidik ragam dengan alat bantu SAS versi 9.1. Jika terdapat perlakuan yang berpengaruh nyata berdasarkan uji F, untuk melihat perbedaan antar perlakuan maka dilakukan uji lanjutan DMRT pada α 5%.

Gambar

Gambar 1. Model perlakuan periode kekeringan saat 3 MST, 6 MST, 9 MST dan  Kontrol (Warna hitam menunjukkan pemberian air dihentikan)

Referensi

Dokumen terkait

Tunjangan Jabatan Fungsional Dokter Pendidik Klinis, yang selanjutnya disebut dengan Tunjangan Dokter Pendidik Klinis adalah tunjangan jabatan fungsional yang diberikan kepada

Dari hasil penelitian mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang mengenai tujuan dan manfaat imunisasi dasar serta jadwal pemberian imunisasi

[r]

Varietas Walet dapat ditanam dalam pola tumpangsari 3 baris dan 7 baris karena menghasilkan jumlah biji yang lebih banyak dibandingkan monokultur, sedangkan varietas

Bank Pembangunan Daerah Bali melakukan pembayaran sejumlah uang dengan memberikan surat cek untuk diunjukkan pada tertarik, namun ketika cek itu dicairkan oleh

Bersalin Atiah ternyata sebagian masih terjadi pada persalinan multipara yang disebabkan karena berat badan bayi baru lahir, kerapuhan perineum, asuhan sayang ibu

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus III ini, peneliti menggunakan metode jigsaw dan pada akhir pembelajaran diadakan evaluasi dengan

Teras reaktor terdiri dari banyak kanal bahan bakar dan dideretkan berbentuk kisi kubus di dalam tangki kalandria, bahan pendingin mengalir masing-masing di dalam pipa tekan,