• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada Bab 3 ini dibahas mengenai kerangka pemikiran, penentuan lokasi, data dan sumber data, metode penarikan sampel, metode pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data.

3.1 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini mempunyai tujuan melakukan analisa faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan perusahaan (menganalisa hambatan-hambatan / kendala utama (kelemahan) yang dihadapi Industri Kecil (IK) Elsari, kekuatan yang dimiliki, peluang dan ancaman yang ada). Berdasarkan data-data yang terkumpul tersebut disusun suatu strategi pengembangan bisnis yang sebaiknya dilakukan oleh Industri Kecil Elsari dalam menyiasati kondisi-kondisi tersebut.

Analisa kelayakan bisnis merupakan salah satu hal yang dilakukan pada penelitian ini sebagai input dalam pembentukan matriks IFE. Pada analisa kelayakan bisnis dinilai berdasarkan kriteria investasi NPV, IRR, B/C ratio dan Payback Period. Selanjutnya analisa sensitivitas dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor : (1) kemungkinan terjadinya kenaikan harga bahan baku, (2) adanya penurunan penjualan yang berakibat terjadinya kenaikan wasted product akibat dari retur produk oleh counter yang tidak dapat termanfaatkan dikarenakan telah basi, berjamur atau berbau apek. Kondisi IK Elsari pada rentang pengamatan dari tahun 2003 s.d tahun 2008 mempunyai tingkat wasted product antara 6%-8% dari retur penjualan.

Adanya kondisi wasted product ini merupakan salah satu kelemahan dari IK Elsari maka pada analisa sensitivitas ini acuan awal adalah kondisi Elsari sekarang dengan tingkat wasted product dari retur 6-8%. Selain itu dilakukan analisa sensitivitas terhadap penurunan penjualan dari kondisi

(2)

penjualan yang berjalan lancar tanpa ada retur dan persentase wasted product-nya nol. Kondisi ini diberi nama ‘kondisi lancar’.

Pada analisis sensitivitas ini besarnya persentase kenaikan bahan baku yang dianalisis yaitu terjadinya kenaikan sebesar 2%, 4%, 6%, 8%, 10% dan 15% dari kondisi sekarang dengan pertimbangan prosentase kenaikan tersebut sangat mungkin terjadi di pasar. Demikian pula dengan penurunan penjualan, analisa sensitivitas dilakukan dengan kemungkinan terjadinya penurunan penjualan sebesar 2%, 4%, dan 6% dari kondisi sekarang. Selain penurunan penjualan dilakukan pula sensitivitas terhadap kenaikan penjualan sebesar 2%, 4%, 6% untuk melihat trend keuntungan yang terjadi apabila terjadi kenaikan penjualan dan untuk kepentingan perbandingan dengan tinjauan penurunan penjualan sebesar 5%, 10% dan 15% dari kondisi lancar.

Analisa sensitivitas terhadap penambahan wasted product tidak dilakukan secara khusus tetapi dikaitkan dengan analisa penurunan penjualan karena penurunan penjualan akan meningkatkan jumlah retur, dimana retur ini menjadi produk yang terbuang dikarenakan sifat dari produk (makanan) yang tidak tahan lama dan adanya regulasi yang melarang produk retur dijual lagi sebagai bahan makanan bagi manusia.

Analisa sensitivitas ini lebih ditekankan kepada tujuan/kepentingan untuk melihat/menganalisa ketahanan IK Elsari terhadap faktor-faktor perubahan di atas dengan belajar dari pengalaman yang lalu karena analisa sensitivitas ini tidak dilakukan terhadap waktu yang akan datang, tetapi terhadap rentang waktu yang sedang dipelajari/diamati (tahun 2003 s.d. 2008).

Matriks IFE selain disusun berdasarkan analisa kelayakan bisnis, juga didapatkan berdasarkan hasil survei dengan para pelanggan Elsari, wawancara dengan pihak pemilik Elsari dan wawancara dengan Kepala Seksi Industri Agro dan Hasil Hutan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bogor.

Matriks EFE selain didapat dari hasil wawancara dengan dua responden yaitu pemilik Elsari dan Kepala Seksi Industri Agro dan Hasil

(3)

Hutan Disperindagkop Kota Bogor juga didapat dari beberapa literatur, koran Kompas cetak kurun waktu Februari 2008 s.d. Mei 2009, dan internet untuk mendapatkan kondisi eksternal yang sedang berkembang saat ini.

Dari matriks IFE dan matriks EFE maka diperoleh matriks IE sehingga diperoleh posisi IK Elsari di dalam matriks IE. Matriks IE terdiri dari 9 segmen/cell dimana masing-masing segmen merekomendasikan jenis strategi yang harus ditempuh. Dengan diketahuinya posisi/letak IK Elsari pada segmen matriks IE maka dapat ditentukan jenis strategi apa yang cocok/sesuai untuk dikembangkan oleh perusahaan.

Selanjutnya dibuat matriks SWOT yang merumuskan strategi-strategi apa yang cocok pada masing-masing kuadran sesuai dengan jenis strategi yang direkomendasikan oleh matriks IE sehingga dipilih tiga strategi yang cocok untuk masing-masing strategi S-O (Strengths-Opportunities), strategi S-T (Strengths-Threats), strategi W-O (Weaknesses-Opportunities) dan strategi W-T (Weaknesses-Threats).

Dari sembilan strategi yang terkumpul kemudian didiskusikan lagi dengan kedua responden di atas dengan menyusun matriks QSPM. Dari hasil wawancara dengan dua responden tersebut diperoleh nilai Attractive Score. Nilai Attractive Score ini apabila dikalikan dengan nilai Bobot (yang diperoleh pada saat penyusunan matriks IFE dan matriks EFE dengan cara matriks berpasangan) akan diperoleh nilai Total Attractive Score (TAS). Pada Matriks QSPM strategi dikelompokkan berdasarkan jenisnya dan semua strategi diberi nilai Attractive Score sehingga diperoleh nilai Total Attractive Score (TAS). Strategi pada kelompok yang sama kemudian dibandingkan dan diberi peringkat

Strategi yang dipilih merupakan satu atau dua strategi peringkat tertinggi untuk masing-masing kelompok strategi. Strategi-strategi inilah yang kemudian akan disarankan kepada pihak manajemen Industri Kecil Elsari sebagai strategi pengembangan usaha.

Kerangka pemikiran tersebut dapat terlihat pada Gambar 2 mengenai Alur Penelitian.

(4)

Wawancara dgn pemilik Elsari (langsung maupun dgn kuesioner) Wawancara dengan narasumber Disperindagkop Analisa Kelayakan Bisnis dgn Kriteria Investasi : IRR, NPV, PP, B/C ratio

Literatur (buku, koran, internet, penelitian, dll) Peraturan & Kebijakan Pemerintah, Laporan instansi pemerintah (BI, BPS, Pemerintah Pusat, Pemda)

Matriks IFE Matriks EFE MATRIKS IE MATRIKS SWOT Tanggapan Pelanggan terhadap produk & kepuasan Matriks QSPM Strategi Pengembangan Industri Kecil Elsari

Kuesioner pada pelanggan Elsari

(5)

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian tugas akhir dilakukan di Industri Kecil Elsari Jl Pondok Rumput 18 RT 03/RW 11, Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor. Waktu penelitian dimulai pada bulan Desember 2008 s.d pertengahan bulan Januari 2009 dilanjutkan kembali dari bulan Maret 2009 hingga bulan Mei 2009 dengan waktu selama 4.5 bulan.

Lokasi penyebaran kuesioner yaitu : counter Venus Jl. Bangbarung, counter Venus Jl. Pajajaran (dekat Toko B-Bos) dan RM Gepuk Karuhun Jl Sukasari 1 Kota Bogor.

3.3 Data dan Sumber Data

Data untuk penelitian pada tesis ini didapat dari data primer dan data sekunder termasuk studi pustaka.

a. Data Primer dari Hasil Kuesioner (Questionnaire), Wawancara (interview) dan Observasi lapangan.

Kuesioner diberikan kepada Industri Kecil Elsari dan pelanggan Elsari. Data-data primer yang diperoleh dari Industri Kecil Elsari sebagian besar (mayoritas) merupakan hasil wawancara dengan pemilik Elsari baik berupa wawancara secara terarah menggunakan alat bantu kuesioner maupun wawancara secara lisan. Beberapa informasi lainnya diperoleh dari Bpk. Gupuh (Disperindagkop Kota Bogor), Bpk Ade Lutfi dan Bpk Faisal dari marketing Elsari.

Data pendukung yang diperlukan dalam penyusunan analisis SWOT di dapat dari hasil wawancara dengan pemilik Elsari dan Bpk. Gupuh (Disperindagkop Kota Bogor), yaitu pada saat penentuan angka bobot dan rating.

Pada saat penelitian dilakukan didapati beberapa keterbatasan data terutama data-data pada awal berdirinya Elsari diantaranya data penjualan pada tahun 2003 sehingga lebih mengandalkan data yang diperoleh dari hasil wawancara. Beberapa asumsi-asumsi yang diambil oleh penulis akibat dari keterbatasan data.

(6)

Beberapa data yang dianggap sensitif seperti data atau keterangan mengenai kondisi keuangan perusahaan terutama diperoleh dari hasil wawancara dengan pemilik Elsari. Hambatan yang dihadapi selain masih sederhananya penulisan pencatatan keuangan, juga tidak adanya rekapitulasi keuangan, dan catatan keuangan tidak berupa per rincian obyek.

b. Data sekunder dari Disperindagkop Kota Bogor.

Data dari Disperindagkop Kota Bogor untuk melihat ruang lingkup secara keseluruhan pada tingkat kota dan investasi IKM di Kota Bogor. Data dari Disperindagkop tersebut meliputi a.l. klasifikasi jenis usaha, pertumbuhan / penambahan jumlah IKM/UMKM yang ada pada tahun 2006 dan 2007, jumlah IKM Pangan Komoditi Roti-Kue, nilai investasi IKM Pangan Komoditi Roti-Kue, data industri kecil sejenis yang dapat menjadi pesaing Industri Kecil Elsari serta pembinaan IKM yang telah dilakukan oleh Disperindagkop Kota Bogor termasuk di dalamnya mengikutsertakan IKM pada pelatihan-pelatihan pada instansi terkait.

c. Kepustakaan / Studi Pustaka

Studi pustaka dari beberapa buku, koran, website (internet), dan hasil penelitian digunakan sebagai landasan teori dan bacaan penunjang. Sumber informasi dari surat kabar maupun internet digunakan untuk melihat permasalahan umum IKM dan situasi yang sedang berkembang sekarang.

3.4 Metode Penarikan Sampel

Metode penarikan sampel dilakukan menggunakan metode convenient sampling. Definisi convenient sampling menurut Umar Sekaran yaitu : ”convenient sampling involves collecting information from members of populations who are conveniently available to provide the information”

(7)

dimana para responden akan memberikan data dan informasi secara sukarela (Umar Sekaran 1992, diacu dalam Agung 2005).

Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 65 buah kuesioner dimana yang mengembalikan kuesioner sebanyak 55 responden dan diambil sampel sebanyak 50 responden dari 55 responden yang menjawab tersebut. Kuesioner dibuat dalam skala linkert untuk isian tanggapan responden terhadap produk brownies Elsari.

Teorema tentang variabel tunggal atau univariat menyatakan statistik rata-rata mempunyai distribusi normal untuk ukuran sampel yang mendekati tak berhingga, sedangkan dalam praktek teorema limit sentral telah dapat diterapkan untuk ukuran sampel minimal 30 (Agung, 2005). Roscoe menganjurkan ukuran sampel berdasarkan the rule of thumb berikut : “ukuran sampel lebih besar daripada 30 dan lebih kecil dari 500 cocok dipakai untuk kebanyakan penelitian” (Roscoe 1975, diacu dalam Agung 2005). Untuk eksperimen sederhana dengan kendali yang ketat, keberhasilan penelitian dapat dicapai dengan memakai sampel berukuran 10 sampai dengan 20 (Agung, 2005).

James J. Schlesselman menyatakan walaupun terdapat banyak rumus-rumus yang dapat dipakai untuk memperkirakan ukuran sampel yang diperlukan akan tetapi ukuran sampel yang diperoleh tersebut hanya merupakan suatu pedoman bukanlah merupakan syarat yang absolut (Schlesselman 1982, diacu dalam Agung 2005). Menurut Agung (2005) suatu data sampel tidaklah mungkin akan dapat menjelaskan karakteristik populasi secara menyeluruh kecuali jika sampelnya merupakan seluruh populasi.

Didalam penelitian Strategi Pengembangan Usaha IKM Roti Kue di Kota Bogor ini dengan studi kasus pada Industri Kecil Elsari diambil sampel sebanyak 50 sampel untuk masing-masing variabel dengan jumlah responden sebanyak 50 orang. Hal ini dikarenakan sifat penelitian yang tidak terlalu rumit, jumlah responden tidak diketahui dan hanya untuk mengetahui tanggapan secara umum dari pelanggan Elsari terhadap produk yang dihasilkan yaitu brownies.

(8)

3.5 `Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:

a. Data Primer : Metode Pengumpulan Data Survei dengan Alat Bantu Kuesioner (Questionnaire), Metode Pengumpulan Data Melalui Wawancara (interview) Langsung & Bantuan Alat Bantu Kuesioner dan Pengumpulan Data dengan Observasi Lapangan.

Kuesioner diberikan kepada Industri Kecil Elsari dan pelanggan Elsari untuk mendapatkan data yang lebih terarah. Bentuk Kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1, Lampiran 2 dan Lampiran 3. Selain melalui kuesioner, untuk mengetahui kendala/ hambatan-hambatan yang dialami Industri Kecil Elsari, pandangan pelanggan mengenai produk brownies Elsari dan untuk keperluan pembuatan analisa kelayakan bisnis serta analisa SWOT (mendapatkan matriks IFE, EFE dan Matriks IE) akan dilakukan melalui teknik komunikasi langsung melalui wawancara kepada pemilik Industri Kecil Elsari dan melakukan observasi lapangan di industri kecil tersebut. Selain kepada pemilik Elsari, untuk keperluan analisa SWOT (mendapatkan matriks IFE, EFE dan Matriks IE) maka dilakukan pula wawancara dengan Kepala Seksi Agro dan Hasil Hutan Disperindagkop yang mengetahui kondisi Elsari sebagai narasumber kedua.

b. Penyebaran Questioner

Untuk mendapatkan data tanggapan responden terhadap produk brownies Elsari maka dilakukan penyebaran questioner di tiga counter di Kota Bogor yaitu di counter Venus Bangbarung, counter Venus Pajajaran (lokasi di dekat Toko/factory outlet B-BOS dan seberang BNI Pajajaran), dan counter RM Gepuk Karuhun. Atas kebaikan jasa marketing Elsari diperoleh beberapa tanggapan responden yang berasal dari counter yang berlokasi di Sukabumi. Selain itu atas kebaikan Bpk Gupuh dari Dinas Perindagkop Kota Bogor diperoleh pula beberapa tanggapan responden di lingkungan Pemda Kota Bogor. Sebagian responden diperoleh dari Ibu

(9)

Shanty di Bagian Perekonomian Setda Kota Bogor dimana familinya ada yang ikut membantu pemasaran Elsari.

3.6 Pengolahan Data

Dalam pengolahan dan analisa data dilakukan tahapan berikut : a. Editing data /penyuntingan data

Penyuntingan data adalah penelitian kembali data yang telah dikumpulkan dengan menilai apakah data yang telah dikumpulkan tersebut cukup baik atau relevan untuk diproses atau diolah lebih lanjut. Masalah-masalah yang perlu diteliti kembali dalam melakukan editing data sebagai berikut:

1) Kelengkapan Pengisian Kuesioner

Pada tahap ini perlu dicek apakah kuesioner yang telah disiapkan sudah diisi oleh responden dengan lengkap atau belum. Bila belum lengkap, apabila memungkinkan kuesioner tersebut bisa dilengkapi oleh peneliti dengan mendatangi kembali responden, namun adakalanya responden keberatan menyertakan nama dan alamat.

2) Keterbatasan Bacaan

Kadang-kadang kuesioner yang dikirim kepada responden, setelah diisi, kurang jelas tulisannya atau ada kalimat yang kurang jelas bacaannya.

3) Kesesuaian Jawaban

Kesesuian jawaban antara pertanyaan satu dengan pertanyaan lainnya perlu diteliti kembali. Jawaban responden jangan sampai ada yang saling bertentangan dalam satu kuesioner. Bila terjadi, misalnya pada saat melakukan teknik wawancara dengan bantuan kuesioner (misalnya pada saat wawancara dengan pemilik Elsari) dapat ditanyakan kembali sehingga informasi menjadi jelas.

4) Relevansi Jawaban

Jawaban responden harus relevan dengan pokok persoalan yang diteliti. Jawaban yang tidak relevan dengan maksud pertanyaan tidak dapat diterima sebagai data yang objektif.

(10)

5) Keseragaman dalam Satuan Ukuran

Mengoreksi kembali satuan yang digunakan responden dalam menjawab pertanyaan. Misalnya dalam Kuesioner terdapat isian kebutuhan tabung gas yang diperlukan saat produksi, sebenarnya yang dimaksud oleh peneliti satuan yang diinginkan jumlah tabung gas per bulan yang dipakai, tetapi responden menjawab penggunaan tabung dalam rata-rata per hari. Jawaban seperti ini perlu dikoreksi dan ditanyakan kembali sebelum diolah lebih lanjut.

b. Tabulasi data

Tabulasi adalah proses penyusunan dan analisis data dalam bentuk tabel. Dengan memasukkan data dalam bentuk tabel akan memudahkan dalam melakukan analisis.

c. Menyajikan dalam bentuk tabel dan dalam bentuk grafik. setelah melakukan perhitungan atas besaran setiap peubah.

Data-data yang disajikan dalam bentuk tabel terutama untuk data hasil survei pelanggan, data hasil wawancara dengan pemilik Elsari, data analisa kelayakan usaha,dll. Data yang disajikan dalam bentuk grafik misalnya data penjualan Elsari, data perkembangan jumlah karyawan Elsari, hasil analisa sensitivitas dsb.

3.7 Analisa Data

a. Analisa Deskriptif

Melakukan analisa deskriptif dengan teknik kuesioner, wawancara dan observasi langsung untuk menganalisa tanggapan konsumen Elsari terhadap produk brownies, hambatan-hambatan yang dihadapi IKM Pangan Komiditi Roti-Kue formal, sumber modal kerja utama IKM Pangan Komiditi Roti-Kue formal, kemungkinan-kemungkinan pemasaran dan pengembangan produk IKM Pangan Komiditi Roti-Kue formal (melakukan audit internal-eksternal-terbatas mengenai kekuatan,

(11)

kelemahan, peluang yang ada serta kemungkinan ancaman yang muncul bagi perusahaan yang diuraikan secara deskriptif).

b. Analisa NPV, IRR, B/C ratio dan Payback Period

Analisa NPV, IRR, B/C ratio dan Payback Period akan dilakukan pada industri kecil brownies Elsari. Analisa Payback period, IRR, NPV, B/C ratio tersebut akan digunakan untuk menganalisa kelayakan bisnis industri kecil brownies Elsari.

c. Analisa SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities and Threats) Untuk keperluan strategi pengembangan usaha maka diperlukan suatu analisa SWOT, yaitu analisa yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Model yang dipakai terdiri dari :

a. Matrix Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) b. Matrix Evaluasi Faktor Internal (IFE) c. Matrix Internal Eksternal (IE)

d. Matriks SWOT

a) Matrix Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (External Factor Evaluation -EFE Matrix) memungkinkan untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Menurut David (2005) Matriks EFE dapat dibuat dengan lima tahapan:

1. Buat daftar lima faktor eksternal yang diidentifikasikan dalam proses audit eksternal. Masukkan dari total sepuluh hingga dua puluh faktor, termasuk peluang dan ancaman, yang mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Tuliskan peluang terlebih dahulu dan kemudian ancaman. Usahakan untuk

(12)

sespesifik mungkin menggunakan persentase, rasio. dan nilai komparatif bila mungkin.

2. Berikan bobot untuk masing-masing faktor dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (paling penting). Bobot mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam suatu industri. Peluang sering kali diberi bobot lebih tinggi dari ancaman, tetapi ancaman juga dapat diberi bobot yang tinggi jika mereka sangat serius atau sangat mengancam. Bobot yang tepat dapat ditentukan dengan membandingkan keberhasilan atau kegagalan pesaing atau dengan mendiskusikan faktor dan mencapai konsensus kelompok. Penjumlahan dari seluruh bobot yang diberikan kepada semua faktor harus sama dengan 1.0.

3. Berikan peringkat 1 hingga 4 untuk masing-masing faktor eksternal kunci tentang seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespons faktor tersebut, di mana 4 = respons perusahaan superior, 3 = respons perusahaan di atas rata-rata, 2 = respons perusahaan rota-rota, dan 1 = respons perusahaan jelek. Peringkat didasari pada efektivitas strategi perusahaan. Dengan demikian, peringkat didasarkan pada perusahaan ( company-based), sedangkan bobot dalam Tahap 2 didasarkan pada industri (industry-based). Penting untuk diperhatikan bahwa ancaman dan peluang dapat diberi peringkat 1, 2, 3, atau 4.

4. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya untuk menentukan nilai tertimbang.

5. Jumlahkan nilai tertimbang dari masing-masing variabel untuk menentukan total nilai tertimbang bagi organisasi.

Penentuan Bobot

Pada penelitian ini penentuan Bobot tidak sepenuhnya mengikuti David (2005) tetapi dengan menggunakan matriks banding

(13)

berpasangan seperti yang dilakukan pada penelitian terdahulu oleh Martianto (2004).

Matriks banding berpasangan yang terdapat pada AHP (Analitycal Hierarchy Process). Input bagi pengisian kuesioner berupa skala keputusan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada.

Penentuan bobot setiap peubah dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada pihak manajemen perusahaan (pemilik Elsari) dan seorang yang dianggap mengetahui Elsari dengan menggunakan metode pembandingan berpasangan. Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot numerik dan membandingkan antara elemen dengan elemen lainnya. Untuk menentukan bobot setiap peubah digunakan skala 1, 2 dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah :

1 = Jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = Jika indikator horisontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal

Indikator horisontal dan indikator vertikal adalah peubah-peubah kekuatan dan kelemahan pada faktor strategis internal, serta peubah peluang dan ancaman pada faktor strategis eksternal. Metode ini membandingkan secara berpasangan antara dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap IK Elsari

Tahap selanjutnya adalah melakukan sintesa terhadap hasil penilaian tadi untuk menentukan elemen mana yang memiliki prioritas tertinggi dan terendah (Saaty 1988, diacu dalam Martianto 2004). Perbandingan berpasangan merupakan kuantifikasi hal-hal yang bersifat kualitatif, sehingga tidak semata-mata dengan pemberian bobot terhadap semua parameter secara simultan, tetapi dengan persepsi pembandingan atau perbandingan yang diskalakan secara berpasangan. Dengan pengalamannya, seseorang dapat dengan mudah, logis dan akurat memberikan persepsi perbandingan dua hal

(14)

(Priatmono, 2000). Bentuk penilaian pembobotan dapat dilihat pada Lampiran 20.

Bobot setiap peubah diperoleh dengan menentukan nilai setiap peubah terhadap jumlah nilai keseluruhan peubah dengan menggunakan rumus (Kinnear, 1991) seperti yang dikutip oleh Martianto (2004):

=

Keterangan : α i = Bobot peubah ke - i Xi = Nilai peubah ke – i i = 1,2,3,...,n n = Jumlah peubah

b) Matrix Evaluasi Faktor Internal (IFE)

Seperti Matriks EFE maka Matriks IFE dapat dikembangkan dengan lima tahap (David, 2005):

1. Tuliskan faktor internal utama seperti diidentifikasi dalam proses audit internal. Gunakan total sepuluh hingga dua puluh faktor internal, mencakup kekuatan dan kelemahan. Tuliskan kekuatan lebih dahulu data kemudian kelemahan. Buatlah sespesifik mungkin, gunakan persentase, ratio, dan angka komparatif.

2. Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-masing faktor mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Tanpa memandang apakah faktor kunci itu adalah kekuatan atau kelemahan internal, faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling besar dalam kinerja organisasi harus diberikan bobot yang paling tinggi. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0.

(15)

3. Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor untuk mengindikasikan apakah faktor tersebut menunjukkan kelemahan utama (peringkat = 1), atau kelemahan minor (peringkat = 2), kekuatan minor (peringkat = 3), atau kekuatan utama (peringkat = 4). Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapatkan peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapatkan peringkat 1 atau 2. Peringkat adalah berdasarkan perusahaan, di mana bobot di Langkah 2 adalah berdasarkan industri. 4. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk

menentukan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel.

5. Jumlahkan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel untuk menentukan total rata-rata tertimbang untuk organisasi.

c) Matriks Internal dan Eksternal (lE)

Matriks IFE dan EFE digunakan untuk mengumpulkan informasi yang akan digunakan pada tahap pemaduan. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi, yaitu total skor IFE pada sumbu total skor IFE dibagi tiga kategori. yaitu 1.0 - 1.99 menunjukkan posisi eksternal lemah, 2,0 - 2,99 menunjukkan kondisi eksternal rataan dan 3.0 - 4.0 menunjukkan kondisi eksternal yang kuat. Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 3.

Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi berbeda (David, 2005).

Pertama, rekomendasi untuk divisi yang masuk dalam sel I, II. atau IV dapat digambarkan sebagai grow and build (tumbuh dan kembangkan). Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal) dapat menjadi paling sesuai untuk divisi-divisi ini.

Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII dapat dikelola dengan cara terbaik dengan strategi hold and maintain (jaga dan pertahankan), penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang umum digunakan untuk divisi tipe ini.

(16)

Ketiga, rekomendasi yang umum diberikan untuk divisi yang. masuk dalam sel VI, VIII, dan IX adalah harvest dan divest (tuai atau divestasi).

IFE

Kuat Rataan Lemah

4.0 3.0 2.0 1.0 Tinggi 3.0 I II III Sedang 2.0 IV V VI Rendah 1.0 VII VIII IX EFE Gambar 3 Matriks IE d) Matriks SWOT

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi, yaitu Strategi S-O (Strengths-Opportunities), Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities), Strategi S-T ( Strengths-Threats) dan Strategi W-T (Weaknesses-Threats). Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

(17)

Strategi S-O (Strengths-Opportunities) merupakan strategi

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities) adalah strategi meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang, Strategi S-T (Strengths-Threats) adalah suatu strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman dan

Strategi W-T (Weaknesses-Threats) adalah strategi meminimalkan

kelemahan dan menghindari ancaman.

Tabel 1. Matriks SWOT

Internal Strengths (S) Weaknesses (W)

Eksternal Tentukan 5-10 faktor Kekuatan internal Tentukan 5-10 faktor Kelemahan internal Opportunities (O) Tentukan 5-10 faktor Peluang eksternal Strategi (S-O)

Ciptakan strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi (W-O)

Ciptakan strategi meminimalkan kelemahan untuk

memanfaatkan peluang Threats (T) Tentukan 5-10 faktor Ancaman eksternal Strategi (S-T)

Ciptakan strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi (W-T) Ciptakan strategi meminimalkan kelemahan dan

menghindari ancaman

(18)

3.8 Aspek Kajian

Aspek kajian dalam penelitian ini meliputi : a. Aspek Teknis / Produksi

Pada aspek ini akan dibahas mengenai bahan baku untuk produksi, pemasok bahan baku, sarana dan fasilitas yang diperlukan untuk produksi, proses produksi brownies Elsari, dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk proses produksi.

b. Aspek Pemasaran

Pada aspek ini akan dibahas mengenai strategi pemasaran, pangsa pasar, distribusi pemasaran, harga dan cara pembayaran, serta promosi. Pembahasan aspek teknis / produksi dan aspek pemasaran disesuaikan dengan topik yang dibahas pada masing-masing Bab.

c. Aspek Keuangan

Pada aspek ini dibahas mengenai omset penjualan, kriteria investasi yang digunakan beserta perhitungan NPV, IRR, B/C ratio, dan Payback Period dan analisa sensitivitas terhadap perubahan penurunan penjualan sebesar 2%, 4%,dan 6%; kenaikan penjualan sebesar 2%, 4%,dan 6% serta perubahan kenaikan harga bahan baku sebesar 2%, 4%, 6%, 8%, 10% dan 15% dari kondisi sekarang Elsari. Analisa sensitivitas terhadap penambahan persentase brownies yang terbuang sebagai wasted product

karena tidak laku terjual dianggap sebanding dengan penurunan penjualan dimana hal tersebut akan menambah retur sebanyak produk yang tidak terjual.

Gambar

Gambar 2 Alur Penelitian
Tabel 1. Matriks SWOT

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut dibuktikan pada Gambar 4.16, karena adanya variabel luas total bangunan dan CDD dikalikan luas bangunan ber-AC (kebutuhan energi untuk mendinginkan bangunan untuk

Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif untuk menganalisa daya tahan bisnis Surat Kabar Harian Fajar dan Surat Kabar Harian Tribun Timur ditengah maraknya

menghasilkan nada yang lebih rendah sedangkan alu terpendek menghasilkan nada paling tinggi. Adapun nada yang terdapat pada Alo’ Galing di Desa Sebayan dusun

Low yield was associated with de®cient ground cover in 25% of the crops; part of the remaining variation in yield was accounted for by sets of measured variables particular to

Particle-hole hopping may drive a transition to a 3D in- sulating state with density wave order only if the density in neighboring tubes are equal or very similar: for a par- ticle

Perlu adanya usaha pemberdayaan masyarakat sekitar pantai untuk mendukung usaha penanganan pantai dan rencana pengembangan sebagai kawasan wisata pantai. Perlu dilakukan

Yang menarik, ketiga poster iklan tersebut menggunakan pendekatan dan gayakomunikasi visual yang paralel dan seirama dimana cake(kue) sebagai produk dari Petits

bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dan ketentuan dalamPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun