• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETENTUAN PENGENDALIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KETENTUAN PENGENDALIAN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

7.4 PERANGKAT PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KOT

Salah-satu fungsi utama Rencana Tata Ruang Wilayah Kota adalah sebagai pedoman untuk pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kota. Selain itu, RTRW Kota menjadi dasar untuk penerbitan perizinan lokasi pembangunan dan administrasi pertanahan (Pasal 26 UU No. 26/2007).

Berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi (Pasal 35).

Perizinan adalah perizinan yang terkait dengan izin pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang. Izin dimaksud adalah izin lokasi/fungsi ruang, amplop ruang, dan kualitas ruang.

Insentif merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang, berupa :

a) keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun saham;

b) pembangunan serta pengadaan infrastruktur; c) kemudahan prosedur perizinan; dan/atau

d) pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah.

Disinsentif merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang, berupa :

a) pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang; dan/atau

b) pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti.

Penerapan insentif atau disinsentif secara terpisah dilakukan untuk perizinan skala kecil/individual sesuai dengan peraturan zonasi, sedangkan penerapan insentif dan disinsentif secara bersamaan diberikan untuk perizinan skala besar/kawasan karena dalam skala

KETENTUAN PENGENDALIAN

PEMANFAATAN RUANG KOTA

(2)

224

Bappeda Kota Bengkulu

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu 2012-2032

besar/kawasan dimungkinkan adanya pemanfaatan ruang yang dikendalikan dan didorong pengembangannya secara bersamaan.

Disinsentif berupa pengenaan pajak yang tinggi dapat dikenakan untuk pemanfaatan ruang yang tidak sesuai rencana tata ruang melalui penetapan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dan Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) sehingga pemanfaat ruang membayar pajak lebih tinggi.

Insentif dapat diberikan antar-pemerintah daerah yang saling berhubungan berupa subsidi silang dari daerah yang penyelenggaraan penataan ruangnya memberikan dampak kepada daerah yang dirugikan, atau antara pemerintah dan swasta dalam hal pemerintah memberikan preferensi kepada swasta sebagai imbalan dalam mendukung perwujudan rencana tata ruang. Arahan Sanksi merupakan tindakan penertiban yang dilakukan terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasi.

7.1. KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

Peraturan Zonasi (Zoning Regulation) merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan ruang dan unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap zona pemanfaatan sesuai dengan rencana rinci tata ruang. Peraturan zonasi berisi kegiatan yang diperbolehkan, diperbolehkan dengan syarat, dan kegiatan yang dilarang pada zona pemanfaatan ruang, yang terdiri atas ketentuan tentang amplop ruang (koefisien dasar ruang hijau, koefisien dasar bangunan, koefisien lantai bangunan, dan garis sempadan bangunan), penyediaan sarana dan prasarana, serta ketentuan lain yang dibutuhkan untuk mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.

Ketentuan umum peraturan zonasi merupakan acuan umum untuk menyusun peraturan zonasi pada Rencana yang lebih rinci (Rencana Detail Tata Ruang Kota dan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Strategis Kota)

Ketentuan umum peraturan zonasi ini meliputi:

 Ketentuan Umum kegiatan yang diperbolehkan, diperbolehkan dengan syarat, dan kegiatan yang dilarang;

 Ketentuan Umum Tentang Intensitas Pemanfaatan Ruang;

 Ketentuan Umum Prasarana dan Sarana Minimum yang Disediakan;

(3)

7.1.1

KETENTUAN UMUM PENJABARAN FUNGSI KAWASAN KE DALAM ZONA PEMANFAATAN RUANG

Zona-zona yang akan dikembangkan di Kota Bengkulu meliputi: A. Zona Untuk Kawasan Lindung:

1. Kawasan Lindung;

2. Kawasan Rawan Bencana. B. Zona untuk Kawasan Budidaya:

1. Perumahan (meliputi rumah deret, rumah tunggal, dan rumah susun) 2. Zona pemerintahan (meliputi perkantoran pemerintah)

3. Zona perdagangan dan jasa (meliputi zona perdagangan dan jasa tunggal serta deret)

4. Zona sarana umum (meliputi fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas olahraga dan rekreasi, fasilitas sosial budaya, fasilitas transportasi)

5. Zona industri dan pergudangan (meliputi industri kecil, industri sedang dan industri besar, pergudangan terbuka dan pergudangan tertutup)

6. Zona ruang terbuka hijau (meliputi zona ruang terbuka hijau fasilitas kota TPU, ruang terbuka hijau fasilitas kota taman lingkungan, ruang terbuka hijau non fasilitas berupa pertanian dan konservasi)

7. Zona khusus (meliputi zona militer, zona instalasi utilitas kota).

Arahan pengembangan zona di dalam setiap fungsi kawasan yang ditetapkan di dalam RTRW Kota Bengkulu mengindikasikan zona-zona yang akan dikembangkan di dalam setiap kawasan dengan tujuan tertentu yang dapat menunjang fungsi kawasan sesuai dengan arahan rencana tata ruang kota. Arahan pengembangan zona dalam setiap kawasan merupakan zona-zona utama yang mendominasi setiap kawasan. Zona-zona lain dapat dikembangkan namun dominasinya tidak melebihi 30% dari zona utama yang diarahkan di dalam RTRW ini, sehingga fungsi kawasan dapat dicapai.

Agar dapat dicapai tujuan pengembangan zona dalam setiap kawasan, maka diperlukan arahan pemanfataan ruang dalam zona yang mengindikasikan jenis dan intensitas kegiatan pengisi ruang yang diizinkan dan tidak diizinkan serta diizinkan dengan pembatasan dan persyaratan tertentu. Jenis dan intensitas kegiatan in secara rinci akan diatur dalam peraturan zonasi.

(4)

226

Bappeda Kota Bengkulu

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu 2012-2032

Arahan pengembangan zona di dalam setiap kawasan dituangkan dalam Matriks Arahan Pemanfaatan Zona.

(5)

Tabel : 7.1.

MATRIKS ARAHAN PEMANFAATAN ZONA KOTA BENGKULU KAWASAN ARAHAN ZONASI ARAHAN PEMANFAATAN TUJUAN

1.

KAWASAN BUDIDAYA PERMUKIMAN

Perumahan tipe rumah taman, rumah tunggal, deret, susun

 Menyediakan ruang untuk pengembangan rumah tinggal dengan kepadatan bangunan dan kepadatan penduduk yang bervariasi di seluruh kota;

 Mengakomodasi bermacam tipe rumah tinggal dalam rangka mendorong penyediaan hunian bagi semua lapisan masyarakat;

 Merefleksikan pola-pola pengembangan yang diinginkan masyarakat pada lingkungan-lingkungan hunian yang ada dan untuk masa yang akan datang. Fasilitas Sosial dan

Fasilitas Umum

Menyediakan fasilitas peribadatan, pendidikan dan sosial budaya yang melayani masyarakat sesuai dengan hirarki dan skala pelayanannya

Ruang Terbuka Hijau Menyediakan ruang terbuka publik yang dapat menampung aktivitas ruang luar sesuai dengan hirarki dan skala pelayanannya

2.

KAWASAN BUDIDAYA PERDAGANGAN DAN JASA

Perdagangan dan jasa baik berbentuk tunggal maupun deret.

 Menyediakan ruang untuk menampung tenaga kerja, dalam wadah berupa kantor pemerintahan,

perkantoran, pertokoan, jasa, hotel, rekreasi dan pelayanan masyarakat; dengan skala pelayanan regional maupun skala kota

 Menyediakan ruang yang cukup bagi penempatan kelengkapan dasar fisik berupa sarana-sarana penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya dapat berfungsi sebagaimana mestinya; Perumahan deret

maupun susun dengan kepadatan sedang sampai tinggi

Menyediakan ruang untuk pengembangan perumahan yang bercampur dengan kegiatan perdagangan dan jasa dalam bentuk rumah toko

Ruang terbuka hijau  Menyediakan ruang terbuka hijau untuk membentuk pengikliman mikro ruang kota khususnya di kawasan perdagangan dan jasa serta pada ruang pejalan kaki

 Menciptakan estetika ruang dalam bentuk taman taman pasif

 Menyediakan ruang untuk kegiatan ruang luar yang berkaitan dengan perdagangan dan jasa

3.

KAWASAN BUDIDAYA PARIWISATA

Perumahan tipe tunggal dan deret

Menyediakan perumahan untuk nelayan dan penduduk di sekitar kawasan pariwisata beserta fasilitas

pendukungnya. (sarana peribadatan, sarana kesehatan, sarana pendidikan dasar dan menengah)

Perdagangan dan jasa tipe tunggal dan deret

Menyediakan ruang untuk pengembangan perdagangan dan jasa yang berkaitan langsung dengan

pengembangan sektor pariwisata

Industri Industri kecil dan home industri yang memproduksi cidera mata dalam rangka pendukung kegiatan pariwisata Ruang Terbuka Hijau  Melestarikan/melindungi lahan-lahan sarana

kota/lingkungan yang digunakan rekreasi di luar bangunan, sebagai sarana pendidikan, dan untuk dinikmati nilai-nilai keindahan visualnya;

(6)

228

Bappeda Kota Bengkulu

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu 2012-2032

KAWASAN

ARAHAN ZONASI

ARAHAN

PEMANFAATAN TUJUAN

wisata yang juga berfungsi sebagai ruang sempadan pantai, sempadan danau

4.

KAWASAN BUDIDAYA PENDIDIKAN TINGGI Perumahan (tipe tunggal, deret atau susun)

 Menyediakan ruang untuk pengembang-an rumah tinggal dengan kepadatan bangunan dan kepadatan penduduk yang bervariasi di kawasan perguruan tinggi khususnya untuk perumahan dosen dan pemondokan/ asrama mahasiswa;

 Mengakomodasi bermacam tipe rumah tinggal dalam rangka mendorong penyediaan hunian bagi semua lapisan masyarakat khususnya yang terkait dengan pengembangan pendidikan tinggi;

Perdagangan dan Jasa Menyediakan ruang untuk menampung tenaga kerja, dalam wadah berupa pertokoan, jasa, yang merupakan fasilitas penunjang dari pada pendidikan tinggi.

Ruang TerbukaHijau Melestarikan/melindungi lahan-lahan sarana kota/lingkungan yang digunakan rekreasi di luar bangunan, sebagai sarana pendidikan, dan untuk dinikmati nilai-nilai keindahan visualnya;

5.

KAWASAN BUDIDAYA PERKANTORAN PEMERINTAH Perkantoran Pemerintah

Menyediakan ruang untuk pengembangan kegiatan perkantoran pemerintah

Perumahan (tipe tunggal dan deret)

Menyediakan ruang untuk pengembangan perumahan pegawai, serta masyarakat luas dengan tingkat

kepadatan bangunan dan tipologi rumah yang bervariasi dalam upaya mewujudkan pengembangan kawasan permukiman yang serasi dan berimbang

Perdagangan dan Jasa Menyediakan ruang untuk pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa yang mendukung kegiatan perkantoran pemerintahan

Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Melestarikan/melindungi lahan-lahan sarana kota/lingkungan yang digunakan rekreasi di luar bangunan, sebagai sarana pendidikan, dan untuk dinikmati nilai-nilai keindahan visualnya;

6.

KAWASAN BUDIDAYA RUANG TERBUKA NON-HIJAU (RUANG HIJAU BINAAN)

Fasilitas Olahraga Menyediakan ruang untuk pengembangan kegiatan olahraga baik olahraga yang bersifat rekreasi maupun oleh raga prestasi

TPU Penyediaan Tempat Pemakaman Umum bertujuan menyediakan sarana pelayanan pemakaman umum,

sebagai ruang semi publik;

Ruang Terbuka Hijau Rekreasi

Ruang Terbuka Hijau Olahraga/Rekreasi, bertujuan menyediakan sarana ruang terbuka untuk kegiatan olahraga/rekreasi di luar standar kebutuhan Sarana Lingkungan, sebagai ruang publik dan semi publik;

Ruang Terbuka Hijau Fasilitas Kota

 Menyediakan ruang yang difungsikan untuk ruang terbuka hijau binaan yang merupakan fasilitas kota

 Melestarikan/melindungi lahan-lahan sarana kota/ lingkungan yang digunakan rekreasi di luar bangunan, untuk dinikmati nilai-nilai keindahan visualnya

Ruang Terbuka Hijau Pertanian Kota

(7)

KAWASAN

ARAHAN ZONASI

ARAHAN

PEMANFAATAN TUJUAN

 Menyediakan ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan masyarakat luas untuk meningkatkan perekonomian melalui usaha agribisnis, budidaya pertanian, terdiri dari tanaman hias, ikan hias, kebun bibit, kebun bunga, dan kegiatan sejenis, sebagai ruang semi publik dan ruang privat

7.

KAWASAN BUDIDAYA INDUSTRI DAN PERGUDANGAN

Industri  Menyediakan ruangan bagi kegiatan-kegiatan produksi suatu barang yang mempunyai nilai lebih untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan yang berkaitan dengan lapangan kerja perekonomian lainnya;

 Memberikan kemudahan pertum-buhan industri baru dengan mengendalikan pemanfaatan ruang lainnya, untuk menjaga keserasian lingkungan sehingga mobilitas antar ruang tetap terjamin serta terkendalinya kualitas lingkungan

 Menyediakan ruang untuk pengembangan kegiatan yang berhubungan dengan proses produksi

Pergudangan Menyediakan ruang untuk pengembangan kegiatan yang berhubungan tempat penyimpanan bahan mentah dan barang hasil produksi

Perumahan Pekerjaan Industri

Menyediakan ruang untuk pengembangan kegiatan hunian bagi pekerja industri maupun pekerja pendukung kegiatan industri

Fasilitas Sosial Fasilitas-fasilitas sosial yang menjadi fasilitas pendukung kegiatan perumahan dan kegiatan industri

RTH Menyediakan ruang sebagai buffer kegiatan industri dan kegiatan non industri

8.

KAWASAN LINDUNG

Kawasan Lindung Menyediakan ruang pada lahan yang memiliki

karakteristik alamiah yang perlu dilestarikan untuk tujuan perlindungan habitat setempat maupun untuk tujuan perlindungan kawasan yang lebih luas

Rawan Bencana Upaya mitigasi bencana untuk mengurangi dampak yang merugikan (korban materi dan jiwa) atas bencana yang mingkin terjadi (terutama gempa dan tsunami)

Sumber : Hasil Rencana, 2011.

7.1.2

Ketentuan Umum Penggunaan Lahan Pada Setiap Zona Pemanfaatan Ruang Setiap zona pemanfaatan sebagaimana yang direncanakan harus diarahkan penggunaan lahannya. Arahan penggunaan lahan tersebut diatur dalam bentuk penentuan kegiatan yang diperbolehkan, diperbolehkan dengan syarat dan kegiatan yang dilarang.

(8)

230

Bappeda Kota Bengkulu

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu 2012-2032

(9)

7.1.3

Ketentuan Umum Intensitas Pemanfaatan Ruang

Intensitas Ruang adalah besaran ruang untuk fungsi tertentu yang ditetapkan berdasarkan rencana tata ruang kota, ditentukan berdasarkan pengaturan Koefisien Lantai Bangunan, Koefisien Dasar Bangunan dan Ketinggian Bangunan tiap kawasan/bagian kota sesuai dengan kedudukan dan fungsinya dalam pembangunan kota.

Intensitas ruang ditetapkan berdasarkan arahan pola sifat kepadatan lingkungan yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ekologi dan ekonomi, daya dukung dan daya tampung ruang serta kerawanan terhadap bencana. Pola sifat lingkungan diarahkan sebagai berikut:

 Lingkungan dengan tingkat kepadatan tinggi (lingkungan padat)

 Lingkungan dengan tingkat kepadatan sedang (lingkungan kurang padat)

 Lingkungan dengan tingkat kepadatan rendah (lingkungan tidak padat)

Lingkungan kepadatan tinggi direncanakan pada Pusat Kota dan perkembangan sepanjang Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan Kota Bengkulu dengan wilayah sekitarnya

Lingkungan kepadatan sedang direncanakan pada wilayah sebagian seluruh Subpusat Kota.

Lingkungan kepadatan rendah direncanakan pada sebagian wilayah Subpusat Kota Betungan sebagai daerah resapan air, kawasan cagar budaya yang dijaga kelestariannya. Selain itu juga dikembangkan pada kawasan yang diindikasikan sebagai kawasan rawan bencana tsunami. Selanjutnya pola sifat lingkungan ini ditetapkan dalam peta rencana pola sifat lingkungan yang menjadi dasar bagi penetapan intensitas ruang pada setiap pola ruang yang dikembangkan.

Secara umum pengaturan intensitas ruang pada dasarnya ditujukan untuk mengatur suatu lingkungan kota menjadi teratur, aman, sehat, dan memperhatikan kelestarian lingkungan. Secara lebih khusus, beberapa hal pokok yang ingin dicapai dari rencana pengaturan intensitas penggunaan ruang ini adalah :

(10)

232

Bappeda Kota Bengkulu

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu 2012-2032

1. Untuk menjaga kriteria tata letak bangunan (keserasian dan kekompakan bangunan) agar dapat tercipta lingkungan yang nyaman serta memenuhi faktor estetika lingkungan.

2. Menjaga kelestarian lingkungan hidup, terutama mempertahankan bidang resapan air pada tingkat yang serasi bagi kepentingan pem-bangunan, sehingga tercipta lingkungan sehat serta terhindar dari genangan air.

3. Mempertahankan dan mengadakan bidang atau ruang terbuka untuk menjaga sirkulasi udara serta kesejukan lingkungan pada tingkat yang optimal.

4. Untuk memenuhi faktor keamanan dan kemudahan, baik berupa keamanan penjalaran bahaya kebakaran, kemudahan penanganan bahaya kebakaran, keamanan jarak pandang untuk transportasi serta kemudahan pergerakan dalam lingkungan.

5. Penjabaran intensitas ruang pada setiap pola sifat lingkungan ditetapkan berdasarkan angka Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Koefisien Dasar bangunan (KDB), Koefisien Dasar Hijau (KDH), Koefisien Tapak Besmen (KTB), Ketinggian Bangunan (KB), dan Jarak Bebas.

6. Arahan umum intensitas ruang selaian ditetapkan berdasarkan pola sifat lingkungan juga dipengaruhi oleh fungsi jalan yang diatur sebagai berikut:

Tabel : 7.2.

Pengaturan KDB Dan KLB sesuai dengan Tingkat Kepadatan Lingkungan dan Jalan Akses

TINGKAT KEPADATAN Jalan Kolektor (12 – 26 m) atau Jalan Arteri

( > 26 m) PADA LINGKUNGAN DENGAN

KEPADATAN TINGGI (PADAT)

KDB (maksimum) 60% 50%

Permukiman 45 – 50% 40 – 45%

non permukiman (selain RTH) 50 – 60% 45 – 50%

KLB 4,0 4,5

Permukiman 1 – 1,5 1 - 1,5

non permukiman (selain RTH) 3- 3,5 4,0

Ketinggian Bangunan 6 Lt 6 Lt

PADA LINGKUNGAN DENGAN

KEPADATAN SEDANG (KURANG PADAT)

KDB (maksimum) 50% 40%

Permukiman 40 – 45% 35%

non permukiman (selain RTH) 45 – 50% 40%

KLB 3,0 3,5

(11)

TINGKAT KEPADATAN Jalan Kolektor (12 – 26 m) atau Jalan Arteri ( > 26 m)

non permukiman 2- 3 2 - 3,5

Ketinggian Bangunan 4 Lt 6Lt

PADA LINGKUNGAN DENGAN

KEPADATAN RENDAH (TIDAK PADAT)

KDB (maksimum) 40% 20%

Permukiman 20 – 40%

non permukiman (selain RTH) 20 – 40%

KLB 2,5 2,5

Permukiman 1 1,5

non permukiman (selain RTH) 1,5 – 2,5 2 -2,5

Ketinggian Bangunan 3 Lt 4 Lt

Pengaturan dan pola penghitungan angka koefisien tersebut terhadap lahan dan luas lantai bangunan diatur lebih-lanjut di dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota dan peraturan zonasi.

7.1.4. Ketentuan Khusus Sesuai dengan Karakter Masing-masing Kawasan

Arahan zonasi pada masing-masing kawasan di Kota Bengkulu dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Dasar pertimbangan pengembangan zona di Kawasan Pusat Kota antara lain: a) Kecamatan Teluk Segara

 merupakan kawasan kota lama yang banyak terdapat peninggalan sejarah kota Bengkulu.

 penanganannya (pengembangan infrastruktur maupun pengembangan tata guna lahan serta pemanfaatan ruang) harus memperhatikan ketentuan ketentuan tentang bangunan dan kawasan cagar budaya.

 Upaya untuk meningkatkan ekonomi ruang di kawasan ini perlu penanganan dengan konsep revitalisasi ruang dengan melakukan perbaikan dan pelestarian bangunan bangunan cagar budaya sebagai setting pengembangan kegiatannya serta mengembangkan kegiatan kegiatan ekonomi yang yang memiliki karakter khusus sehingga dapat mendukung pengembangan sektor pariwisata sejarah.

(12)

234

Bappeda Kota Bengkulu

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu 2012-2032

b) Kecamatan Ratu Samban

 merupakan kawasan pesisir yang memiliki kerawanan terhadap bencana gempa dan stunami.

 pengembangan wilayah pantai harus dilakukan dengan hati hati dengan tetap memperhatikan aspek mitigasi bencana, termasuk pengembangan pariwisata pantai dan permukiman nelayan di tepi pantai yang di wujudkan dengan penempatan ruang terbuka hijau sebagai pelindung (penghalang gelombang tsunami) dan pengembangan dengan intensitas rendah pada kawasan pantai.

 Pengembangan wilayah pantai di Kecamatan Ratu Samban merupakan satu kesatuan pengembangan pariwisata pantai panjang.

c) Kecamatan Ratu Agung

 merupakan kawasan perdagangan skala lokal dan skala regional yang sudah berkembang dengan intensitas tinggi.

 didalamnya juga berkembang kegiatan pendidikan tinggi yang akan mendorong terjadinya pemadatan ruang akibat terjadinya pertumbuhan kegiatan kegiatan penunjang kegiatan pendidikan tinggi.

 banyak terjadi alih fungsi lahan dari perumahan menjadi kegiatan non perumahan (jasa komersial) khususnya pada ruang yang terletak di tepi jalan kolektor dan jalan arteri.

 Pengembangan ruang lebih ditekankan pada optimasi pemanfaatan ruang melalui pengembangan secara vertikal terbatas (dengan tetap memperhatikan kerawanan terhadap gempa) dan perbaikan lingkungan, khususnya pada lingkungan yang sudah berkembang. Permajaan kawasan dapat dilakukan pada kawasan perdagangan tradisional yang sudah sangat padat dan tidak teratur. Peremajaan dilakukan dengan memasukkan konsep perdagangan modern yang terintegrasi dengan perdagangan tradisional.

Dari dasar pertimbangan tersebut di atas, maka arahan zonasi di pusat kota antara lain :  Pengembangan ruang dengan intensitas tinggi dilakukan dengan pengembangan

secara vertikal maupun dengan pola deret, baik untuk zona perdagangan dan jasa maupun perumahan

 Untuk kepentingan pembentukan karakter ruang kota maka pada Pada jalan arteri dan kolektor diarahkan untuk pengembangan bangunan tunggal

(13)

 Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa di arahkan pada pelayanan skala regional dan kota yang diwujudkan dengan keaneka-ragaman komoditas serta luas lantai yang akan dikembangkan. Khusus pada kawasan pemugaran pengembangan perdagangan dan jasa diarahkan pada komoditas khusus yang dapat menumbuhkan

image kawasan.

 Pengembangan industri rumahan non polutan diperkenankan di pusat kota untuk mendukung kegiatan pariwisata di pantai panjang

 Pengembangan ruang terbuka hijau di tepi pantai di lakukan untuk keperluan mitigrasi bencana. Sedangkan ruang terbuka hijau fasilitas kota dikembangkan sesuai dengan tingkat pelayanannya.

 Pada ruang ruang yang teletak di ketinggian aman terhadap bahaya tsunami dikembangkan sebagai ruang evakuasi, dengan demikian maka perlu dikembangkan fasilitas yang dapat mendukung evaluasi korban bencana alam.

 WP dikembangkan dengan intensitas tinggi kecuali pada lingkungan di tepi pantai.

2. Kawasan Sub Pusat Kota Bentiring dan Beringin Raya

Dasar pertimbangan pengembangan zona di Sub Pusat Kota Bentiring dan Bentiring Permai antara lain:

 Kecamatan Muara Bangkahulu merupakan arah pengembangan kota ke utara dan sudah berkembang kegiatan pendidikan tinggi dan pusat pemerintahan kota.

 Kondisi topografi lahan relatif aman terhadap bencana tsunami namun tetap rawan terhadap bencana gempa bumi.

 Di Kecamatan Muara Bangkahulu masih banyak lahan kosong yang harus didorong pertumbuhannya.

 Di sub pusat kota ini mengalir Sungai Air Bengkulu yang menjadi muara dari saluran drainase di sub pusat kota. Untuk mengurangi jumlah air yang masuk ke Sungai Air Bengkulu maka dilakuan pengembangan intensutas rendah sampai sedang. Dengan demikian maka tutupan lahan dapat kurangi sehingga masih terdapat ruang-ruang untuk resapan air.

Dari dasar pertimbangan tersebut, maka arahan zonasi di sub pusat kota ini adalah:  Pengembangan Zona pendidikan tinggi dengan intensitas rendah sampai sedang

sebagai generator pengembangan.

 Zona pekantoran pemerintah dengan intensitas rendah sampai sedang dikembangkan untuk memindahkan pusat pemerintahan kota.

(14)

236

Bappeda Kota Bengkulu

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu 2012-2032

 Zona perumahan dengan intensitas rendah sampai sedang, deret dan tunggal untuk karyawan perguruan tinggi, karyawan pemerintah dan pemondokan mahasiswa,

 Zona perdagangan dan jasa pendukung kegiatan pendidikan tinggi dan pusat pemerintahan serta sebagai pusat pelayanan lingkungan.

 Ruang terbuka hijau di sub pusat kota ini dikembagkan sebagai ruang resapan air hujan. Dengan demikian maka perlu dikembangkan ruang tebruka hijau dengan luas yang cukup besar sebagai bagian dari zona pendidikan tinggi dan zona pemerintahan. Selain itu perlu dikembangkan ruang untuk parkir air berupa polder polder yang terintegrasi dengan jaringan drainase terutama pada pengembangan skala besar.

 Pengamanan daerah sempadan Sungai Air Bengkulu dari pengembangan kegiatan perumahan atau budidaya lainnya untuk memperkecil kerugian akibat bencana banjir, mengingat daerah wilayah ini sering terjadi banjir

 Pengembangan vertikal maksimal 4 lantai pada bangunan perdagangan dan jasa, pendidikan tinggi dan perkantoran pemerintah dengan tetap mem-perhatikan ketentuan ketentuan bangunan tahan gempa.

3. Kawasan Sub Pusat Kota Pasar Panorama

Hal hal yang menjadi dasar pertimbangan pengembangan zona di SPK Panorama antara lain :

a) Kecamatan Sungai Serut

 Kecamatan Sungai Serut merupakan daerah banjir terutama di sepanjang Sungai Air Bengkulu;

 Terdapat lahan pertanian berupa sawah yang mendapat pengairan dari Danau Dendam Tak Sudah;

 Ketinggian lahan di beberapa tempat di Kecamatan Sungai Serut sama dengan ketinggian tanah di pantai dengan demikian rawan terjadi genangan baik yang disebabkan oleh air hujan maupun limpasan air hujan pada wilayah yang lebih tinggi.

b) Kecamatan Singaran Pati

Di Kecamatan Singaran Pati terdapat Danau Dendam Tak Sudah dan Cagar Alam Dusun Besar yang harus dilindungi dan dilestarikan dengan pertimbangan pertimbangan ekologis;

(15)

Terdapat sub-sub pusat pengembangan kota yang berupa pusat-pusat dengan skala pelayanan kota dan Kecamatan.

c) Kecamatan Gading Cempaka

Wilayah selatan Kecamatan Gading Cempaka merupakan kawasan perkotaan yang sudah berkembang sebagai perluasan pusat kota.

Dari dasar pertimbangan tersebut, maka arahan zonasi di sub pusat kota Panorama adalah :

 Zona perumahan dengan intensitas rendah sampai sedang, deret dan tunggal di Kecamatan Sungai Serut dan Kecamatan Singaran Pati bagian selatan. Di Kecamatan Gading Cempaka bagian selatan dikembangkan perumahan kepadatan sedang sampai tinggi. Pada ruang ruang yang berdekatan dengan pantai maka pengembangan perumahan diarahkan dengan intensitas rendah sampai sedang.

 Zona perdagangan dan jasa kepadatan sedang sampai tinggi dikembangkan di sepanjang jalan kolektor dan jalan arteri di Kecamatan Singaran Pati. Ketinggian bangunan di arahkan antara 2 – 4 lantai dengan tetap memperhatikan ketentua-ketentuan bangunan tahan gempa. Perdagangan dan jasa pendukung pengembangan sektor pariwisata dikembangkan di sekitar pantai panjang di Kecamatan Gading Cempaka bagian selatan.

 Ruang terbuka hijau fasilitas kota berupa fasilitas olahraga dan rekreasi dengan skala pelayanan regional dan kota dikembangkan di Kecamatan Singaran Pati dan terintegrasi dengan pengembangan fasilitas pariwisata Pantai Panjang  Ruang terbuka hijau konservasi berupa cagar alam danau dusun besar dan

Danau Dendam Tak Sudah dikembangkan utuk pelestarian lingkungan dan pelestarian keanekaragaman hayati. Pengembangan di wilayah ini terbatas untuk penelitian dan pendidikan. Pengembangan infrastruktur terbatas pada perlengkapan pendukung utilitas ruang. Apabila dikembangkan sarana jalan yang melintasi ruang ini maka:

 Hanya berupa jalan yang mendukung pelestarian lingkungan

 Apabila merupakan jalan lintasan yang untuk kepentingan pengem-bangan ruang kota yang lebih luas harus dengan konstruksi yang tidak mengganggu keseimbangan ekologis kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar, baik tata air, maupun ekosistem lingkungan.

(16)

238

Bappeda Kota Bengkulu

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu 2012-2032

 Untuk mengendalikan banjir di Kecamatan Sungai Serut maka dikembangkan polder yang akan menjadi tempat parkir air sementara sebelum dialirkan ke Sungai Air Bengkulu. Pengembangan polder ini terintegrasi dengan pengembangan zona pertanian dan perikanan serta kegiatan kegiatan pariwisata lainnya.

 Pengembangan zona ruang terbuka hijau pertanian dipertahankan dan terintegrasi dengan pengembangan Kawasan Cagar Alam Dusun Besar serta ruang pengendali banjir berupa polder yang dikembangkan di Kecamatan Sungai Serut.

 Pengamanan daerah sempadan Sungai Air Bengkulu dari pengembangan kegiatan perumahan atau budidaya lainnya untuk memperkecil kerugian akibat bencana banjir, mengingat daerah wilayah ini sering terjadi banjir

 Pada ruang ruang yang terletak di dataran lebih tinggi dan dekat dengan pantai di Kecamatan Gading Cempaka di arahkan untuk pengembangan jalur dan ruang evakuasi apabila terjadi bencana tsunami.

4. Kawasan Sub Pusat Kota Pagar Dewa

Dasar pertimbangan pengembangan zona di SPK Pagar Dewa antara lain:

 Di Kecamatan Selebar terdapat Bandara Fatmawati Soekarno, sehingga perlu dialokasikan ruang sebagai kawasan Keamanan dan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) agar tidak mengurangi fungsi bandara.

 Masih banyak lahan kosong yang belum terbangun dengan kondisi tanah relatif datar dan sedikit bergelombang pada sisi utara dengan kelerengan antara 0 – 20% dan ketinggian lahan 30 m di atas permukaan laut dengan jarak antara 4,5 – 5 km dari pantai. Dengan demikian relatif aman dari ancaman bahaya tsunami namun tetap rawan terhadap bencana gempa bumi. Kondisi fisik alamiahnya sesuai untuk pengembangan wilayah kota.

 Fasilitas-fasilitas kota yang sudah mulai dikembangkan di subpusat kota ini untuk menarik perkembangan ke arah Kecamatan Selebar antara lain perguruan tinggi dan terminal antar kota antar provinsi.

 Ruang terbuka hijau berupa kebun secara ekologis masih merupakan daerah resapan air yang dapat mengurangi aliran air ke wilayah yang lebih bawah. Dari dasar pertimbangan tersebut, maka arahan zonasi di SPK Pagar Dewa adalah:  Pengembangan baru di Kecamatan Selebar sisi utara sesuai dengan arahan

(17)

 Pengedalian perkembangan ruang di sekitar bandara dalam rangka pengamanan kawasan KKOP. Pengembangan ruang didasari oleh ketentuan ketentuan kawasan KKOP.

 Zona perumahan dengan intensitas rendah sampai sedang dikembangkan di sisi utara Kecamatan Selebar, Perumahan dengan intensitas sedang sampai tinggi dikembangkan di sisi selatan Kecamatan Selebar dengan tetap memperhatikan kawasan KKOP.

 Zona perdagangan dan jasa kepadatan sedang sampai tinggi dikembangkan di sepanjang jalan kolektor dan jalan arteri di Kecamatan Selebar. Ketinggian bangunan diarahkan antara 2–4 lantai dengan tetap memperhatikan ketentuan ketentuan bangunan tanah gempa serta kawasan KKOP.

 Ruang terbuka hijau berupa kebun dikembangkan untuk keseimbangan ekosistem. Pengembangan kebun ini diarahkan ke sisi timur dan utara Kecamatan Selebar yang berbatasan dengan Cagar Alam Dusun Besar.

5. Kawasan Sub Pusat Kota Pulau Baai

Dasar pertimbangan pengembangan zona di Pulau Baai antara lain:

 Kecamatan Kampung Melayu memiliki lahan yang relatif datar dengan kemiringan antara 0 – 5% dengan ketinggian antara 2 – 7 m dpl. Lahan yang dekat dengan laut merupakan rawa.

 Terdapat pelabuhan laut Pulau Baai dan di dalamnya terdapat instalasi vital, antara lain pendaratan minyak (depo pertamina), pelabuhan batu bara dan juga pelabuhan angkutan penumpang ke Pulau Enggano.

 Diarahkan untuk pengembangan kawasan industri dan pegudangan.

Dari dasar pertimbangan tersebut di atas maka arahan zonasi di SPK Pulau Baai antara lain:

 Pengembangan baru di Kecamatan Kampung Melayu sisi utara sesuai dengan arahan RTRW untuk permukiman (perumahan dan fasilitas pendukungnya).

 Pengembangan zona industri dan pergudangan dengan intensitas rendah sampai sedang yang di lengkapi dengan sarana transportasi yang memadai dari lokasi bahan baku dan transportasi ke daerah pemasaran (khususnya di pelabuhan Pulau Baai) serta dilengkapi dengan sarana pengolahan limbah industri sehingga tidak mencemari lingkungan.

(18)

240

Bappeda Kota Bengkulu

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu 2012-2032

 Pengembangan zona perumahan intensitas sedang sampai tinggi untuk pekerja industri dan masyarakat pendukung pekerja industri serta perumahan untuk nelayan.

 Zona perdagangan dan jasa kepadatan sedang sampai tinggi dikembangkan di sepanjang jalan kolektor dan jalan arteri di Kecamatan Kampung Melayu. Ketinggian bangunan di arahkan antara 2-4 lantai dengan tetap memperhatikan ketentuan ketentuan bangunan tanah gempa.

 Zona transportasi berupa pelabuhan laut yang terintegrasi dengan pengembangan kawasan industri dan pergudangan.

 Pengembangan ruang terbuka hijau di tepi pantai dilakukan untuk keperluan mitigrasi bencana. Sedangkan ruang terbuka hijau fasilitas kota dikembangkan sesuai dengan tingkat pelayanannya.

7.4 PERIZINAN

Perizinan merupakan upaya untuk mengatur kegiatan kegiatan yang memiliki peluang menimbulkan gangguan bagi kepentingan umum. Perizinan juga merupakan mekanisme terdepan dalam pengendalian pemanfaatan ruang menurut Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan juga sering digunakan sebagai perangkat menarik dan penghambat investasi. Jadi ketentuan perizinan merupakan acuan bagi pejabat yang berwenang dalam pemberian izin pemanfaatan ruang berdasarkan rencana struktur dan pola ruang.

Pada dasarnya prinsip penerapan perizinan dalam pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut:

 Kegiatan berpeluang menimbulkan gangguan pada dasarnya dilarang kecuali dengan izin;

 Setiap kegiatan dan pembangunan harus memohon izin dari pemerintah setempat yang akan memeriksa kesesuainnya dengan rencana, serta standart administrasi legal;

 Terdapat tiga kelompok perangkat/mekanisme insentif dan disinsentif, yaitu;

1. Pengaturan/regulasi/kebijakan sebagai salah-satu upaya menerapkan police

(19)

a. Perangkat yang berkaitan langsung dengan elemen guna lahan, yaitu:

 Pengaturan hukum pemilikan lahan oleh swasta.

 Pengaturan sertifikat tanah.

 Analisis mengenai dampak lingkungan.

Transfer of Development Right (TDR).

 Pengaturan perizinan, meliputi izin prinsip, izin usaha/tetap, izin lokasi,

planning permit, izin gangguan dan IMB, serta izin penghunian bangunan

(IPB).

b. Perangkat yang berkaitan dengan elemen pelayanan umum, yaitu:

 Kekuatan hukum untuk mengembalikan kondisi semula dari gangguan/pencemaran.

 Pengendalian hukum terhadap kendaraan dan transportasi.

 Pengaturan penyediaan pelayanan umum oleh swasta.

c. Perangkat yang berkaitan dengan penyediaan prasarana seperti Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

2. Ekonomi/keuangan sebagai penerapan dari pengenaan pajak dan retribusi.

a. Perangkat yang berkaitan dengan langsung dengan elemen guna lahan yaitu :

 Pajak lahan/PBB;

 Pajak pengembangan lahan;

 Pajak balik nama/jual beli lahan;

 Retribusi perubahan lahan;

Development Impact Fees.

b. Perangkat yang berkaitan dengan elemen pelayanan umum, yaitu:

 Pajak kemacetan;

 Pajak pencemaran;

 Retribusi perizinan;

 Izin prinsip; izin usaha/tetap  Izin lokasi.

Planning permit.

 Izin gangguan.  IMB

 Izin penghunian bangunan (IPB)

User charge atas pelayanan umum.

(20)

242

Bappeda Kota Bengkulu

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu 2012-2032

c. Perangkat yang berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana.

User charge/tool for plan;

Linkage;

Development exaction;

Initial cost for land consolidation.

3. Pemilikan/pengadaan langsung oleh pemerintah yang menerapkan sebagian dari

eminent domain.

a. Perangkat yang berkaitan langsung dengan elemen guna lahan (penguasaan lahan oleh pemerintah).

b. Perangkat yang berkaitan dengan elemen pelayanan umum:

 Pengadaan pelayanan umum oleh pemerintah (air bersih, pengumpulan/pengolahan sampah. air kotor. listrik, telepon, angkutan umum)

c. Perangkat yang berkaitan dengan penyediaan prasarana:

 Pengadaan infrastruktur oleh pemerintah.

 Pembangunan perumahan oleh pemerintah.

 Pembangunan fasilitas umum oleh pemerintah.

Pelaksanaan perizinan tersebut di atas didasarkan atas pertimbangan dan tujuan sebagai berikut:

1. Melindungi kepentingan umum (public interest). 2. Menghindari ekstemalitas negatif, dan;

3. Menjamin pembangunan sesuai dengan rencana serta standar dan kualitas minimum yang ditetapkan.

Perizinan dapat diklasifikasi dalam dua jenis, yaitu:

1. Lisensi (licence): Lisensi merupakan izin bagi kegiatan tertentu yang tidak harus berkaitan dengan ruang (SIUP, Izin Prinsip, IUT, Izin Trayek, SIM, dan lain-lain) 2. Izin (permit): Izin yang berkaitan dengan lokasi, serta pemanfaatan dan kualitas

ruang (izin lokasi, IMB. dan lain-lain).

Berdasarkan sifatnya, izin pembangunan kawasan dapat dikelompokkan atas 4 bagian:

(21)

1. Izin Prinsip

Izin ini merupakan persetujuan pendahuluan yang dipakai sebagai kelengkapan persyaratan teknis permohonan izin lokasi. Bagi perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PDMN) dan Penanaman Modal Asing (PMA), surat persetujuan penanaman modal (SPPM) untuk PMDN dari Meninves/Ketua BKPM atau surat pemberitahuan persetujuan Presiden untuk PMA, digunakan sebagai izin prinsip. Lebih lanjut izin ini merupakan persetujuan pengembangan aktivitas/sarana/ prasarana yang menyatakan bahwa aktivitas budidaya yang akan mendominasi kawasan memang sesuai atau masih dibutuhkan atau merupakan bidang yang terbuka di wilayah tempat kawasan itu terietak. Izin ini diterbitkan instansi pembina/pengelola sektor terkait dengan kegiatan dominan tadi.

2. Izin Lokasi

Izin ini merupakan persetujuan lokasi bagi pengembangan aktivitas/sarana/prasarana yang menyatakan kawasan yang dimohon pihak pelaksana pembangunan atau pemohon sesuai untuk dimanfaat-kan bagi aktivitas dominan yang telah memperoleh izin prinsip. Izin lokasi akan dipakai sebagai dasar dalam melaksanakan perolehan tanah melalui pengadaan tertentu dan dasar bagi pengurusan hak atas tanah.

Acuan yang sering digunakan dalam penerbitan izin lokasi adalah:

 Kesesuaian lokasi bagi pembukaan/pengembangan aktivitas dilihat dari Rencana tata ruang wilayah (terutama ekstemal), keadaan pemanfaatan ruang eksisting (yang teriihat saat ini); dikenal sebagai pertimbangan aspek tata guna tanah, Status tanah dari lokasi tersebut,

 Bagi lokasi di kawasan tertentu. suatu kajian khusus mengenai dampak lingkungan pengembangan aktivitas budidaya dominan terhadap kualitas ruang yang ada hendaknya menjadi pertimbangan dini. Dalam prosedur standar yang umum berLaku Kajian khusus seperti ini (Misalnya AMDAL) baru dibutuhkan saat pengurusan Izin tetap atau untuk kawasan perumahan karena tidak berizin tetap baru dibutuhkan saat pengurusan 1MB. Persyaratan tambahan yang dibutuhkan adalah:

 Surat persetujuan prinsip tersedia.

 Surat pemyataan kesanggupan akan memberi ganti rugi atau penyediaan tempat penampungan bagi pemilik yang berhak atas tanah yang dimohon.

(22)

244

Bappeda Kota Bengkulu

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu 2012-2032

Surat Izin Lokasi diterbitkan oleh kepala kantor/badan/dinas pertanahan kota (sejak adanya Pakto 1993 dan UU Otonomi Daerah), setelah mengadakan rapat koordinasi dengan instansi terkait seperti Asisten Tata Praja Setwilda Kota. Bappeda. Dinas PU/Tata Kota, Instansi sektoral pengelola di kota serta camat setempat.

Setelah izin lokasi diperoleh izin tetap yang merupakan persetujuan akhir. Izin lokasi menjadi persyaratan mengingat sebelum memberikan persetujuan final tentang pengembangan kegiatan budidaya. Lokasi kawasan yang dimohon bagi pengembangan aktivitas tersebut juga telah sesuai dan tingkat perolehan tanahnya telah memperoleh kemajuan berarti. Selain itu kelayakan pengembangan kegiatan dari segi lingkungan hidup harus telah diketahui melalui hasil studi AMDAL. Dengan diperoleh izin tetap bagi kawasan budidaya selanjutnya tiap jenis usaha rinci yang akan mengisi kawasan secara individual perlu memperoleh izin usaha sesuai karakteristik tiap kegiatan usaha rinci. SIPD (Surat Izin Penambangan Daerah) dan SIPA (Surat Izin Pengambilan Air) dapat dikelompokkan dalam kategori Izin Usaha selain yang sudah dikenal (SIUP, SIUPP, dll).

3. Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah

Izin ini merupakan izin pemanfaatan ruang yang sebenarnya karena izin lokasi menyatakan kesesuaian lokasi bagi pengembangan aktivitas budidaya dominan. Izin perencanaan menyatakan persetujuan terhadap aktivitas budidaya rinci yang akan dikembangkan dalam kawasan. Pengenalan aktivitas budidaya rinci dilakukan melalui penelaahan Rencana Detail Tata Ruang. Kelengkapan sarana dan prasarana yang akan mendukung aktivitas budidaya rind dan ketepatan pola alokasi pemanfaatan ruangnya dalam internal kawasan atau sub kawasan menjadi perhatian utama. Izin Penggunaan Lahan diduga merupakan istilah lain yang digunakan beberapa pemerintah daerah. Izin perencanaan diterbitkan Dinas Tata Kota atau Dinas Pekerjaan Umum.

(23)

4. Izin Mendirikan Bangunan

Setiap aktivitas budidaya rinci yang bersifat binaan (bangunan) kemudian perlu memperoleh IMB jika akan dibangun. Perhatian utama diarahkan pada kelayakan struktur bangunan melalui penelaahan Rancangan Rekayasa Bangunan; Rencana Tapak di tiap Blok Peruntukan (terutama bangunan berskala besar. megastruktur); atau rancangan arsitektur di tiap persil). Selain persyaratan teknis bangunan sebagaimana diatur Pedoman Teknis Menteri PU. Surat Izin Mendirikan Bangunan juga akan memuat ketentuan persyaratan teknis persil dan lingkungan sekitar, misalnya garis sempadan (jalan dan bangunan). KDB. KLB, KDH. IMB diterbitkan oleh Dinas Pengawas Pembangunan Kota atau Dinas PU Kota.

(24)

246

Bappeda Kota Bengkulu

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu 2012-2032

Masyarakat /

Badan Usaha Instansi Sektoral

Badan Usaha atau Masyarakat Informasi wajib AMDAL Izin Prinsip Izin Usaha Sementara Izin Usaha Tetap Penyusunan AMDAL RKL/ RPL Ijin Lokasi Site plan Desain Bangunan Rekomandasi peencanaan IMB Operasi Kegiatan Skala Besar (Luas tanah > 5.000m2) Skala Kecil (Rumah Tinggal) Skala Besar Skala Kecil

Izin Usaha Sementara Izin Usaha Tetap Disan bangunan dan infra struktur Rekomendasi perencanaan Keterangan :

IMB : Ijin Mendirikan Bangunan

Amdal : Analisis mengenai dampak Lingkungan RKL : Rencana Pengelolaan Lingkungan RPL : Rencana Pemanfaatan Lingkungan

Dinas teknis terkait:

Dinas Tata Ruang ,Dinas Pekerjaan Umum, Bapeda, BKTRD,KLH Dinas Perhubungan dsb

Prosedur Perizinan

Prosedur perizinan di Kota Bengkulu dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar : 7.1. M

(25)

Rencana Tata Ruang Kota dan peraturan zonasi (zoning regulation)

Ketentuan diberlakukan secara langsung Sudah Terbangun? Akan direhabilitasi/ pembangunan kembali oleh pemilik? Ketentuan diberlakukan

Pemberian tenggang waktu untuk menyesuaikan dengan ketentuan yang

ditetapkan (mis. 5 tahun) Do Nothing Sudah mengikuti ketentuan? Berhenti Penertiban Pengenaan denda progresif/ disinsentif Pembongkaran T Y Y Y T T Pencabutan ijin Sesuai Ketentuan RTRW? Berhenti Y T MEKANISME PERIZINAN Gambar : 7.2.

Mekanisme Pelaksanaan Rencana Tata Ruang Kota

7.3. KETENTUAN INSENTIF DAN DISISENTIF

Pengertian dari perangkat insentif dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah “perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap

pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang”. Sementara itu, disinsentif

didefinisikan sebagai “perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau

mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang”. Dari definisi yang

khusus didasarkan pada aspek peraturan perundangan di Indonesia tersebut, terlihat bahwa garis batas antara ‘insentif’ dengan ‘disinsentif’ adalah ‘kecocokan/kesesuaian’ suatu pemanfaatan ruang dengan ‘rencana tata ruang’ yang diinginkan.

Dengan demikian dalam hal ini yang disebut dengan perangkat insentif dan disinsentif adalah perangkat-perangkat atau instrumen-instrumen ekonomi dan keuangan, fisik, politik, regulasi/kebijakan, yang dapat mendorong atau menghambat pemanfaatan ruang agar tetap sesuai dengan rencana tata ruang.

(26)

248

Bappeda Kota Bengkulu

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu 2012-2032

Perangkat insentif dan disinsentif diperlukan untuk hal-hal berikut ini :

 Mendorong/merangsang pembangunan yang sejalan dengan rencana tata ruang.

 Menghambat/membatasi pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

 Memberi peluang kepada masyarakat dan pengembang untuk ber-partisipasi dalam pembangunan.

Di dalam mekanisme insentif dan disinsentif ini terkandung suatu pengaturan dan pengendalian pembangunan kota yang bersifat:

 Akomodatif terhadap setiap perubahan yang menunjang pembangunan dan perkembangan kota;

 Akomodatif terhadap usaha pembangunan oleh masyarakat kota dilakukan dengan tetap berdasarkan kepada pertimbangan bahwa pergeseran tatanan ruang yang terjadi tidak menyebabkan dampak yang merugikan bagi pembangunan kota.

Pengaturan dan pengendalian pembangunan tersebut dengan tetap berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

 Pergeseran tatanan ruang yang terjadi tidak menyebabkan dampak yang merugikan bagi pembangunan kota.

 Pada hakikatnya tidak boleh mengurangi hak masyarakat sebagai warga negara, dimana masyarakat mempunyai hak dan dan martabat yang sama untuk memperoleh dan mempertahankan hidupnya.

 Tetap memperhatikan partisipasi masyarakat di dalam proses pemanfaatan ruang untuk pembangunan oleh masyarakat.

Jenis perangkat/mekanisme insentif berupa:

a. Insentif yang diberikan kepada pemerintah kabupaten/kota lain yang saling berhubungan diberikan dalam bentuk:

 pemberian kompensasi;

 subsidi silang;

 penyediaan sarana dan prasarana;

(27)

b. Insentif yang diberikan kepada masyarakat umum (investor, lembaga komersial, perorangan dan lain sebagainya) diberikan dalam bentuk:

 pemberian kompensasi;

 pengurangan retiribusi;

 imbalan;

 penyediaan sarana dan prasarana;

 penghargaan; dan

 kemudahan prosedur perizinan.

Sedangkan untuk perangkat/mekanisme disinsentif berupa:

 pengenaan pajak yang tinggi disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat peman-faatan ruang;

 pembatasan penyediaan infrastruktur;

 pengenaan kompensasi; dan/atau

 penalti.

Apabila dengan pengaturan akan diwujudkan insentif dalam rangka pengembangan pemanfaatan ruang, maka melalui pengaturan itu dapat diberikan kemudahan tertentu seperti:

Di bidang ekonomi melalui tata cara pemberian kompensasi, imbalan dan tata cara penyelenggaraan sewa ruang dan urun saham; atau

Di bidang fisik melalui pembangunan serta pengadaan sarana dan prasarana seperti jalan, listrik, air minum, telepon dan sebagainya untuk melayani pengembangan kawasan sesuai dengan rencana tata ruang

Dalam kondisi tertentu kedua perangkat tersebut di atas sangat dibutuhkan sebagai perangkat pencegahan terjadinya pemanfaatan ruang yang tidak diinginkan. Kedua perangkat ini dapat diterapkan dalam dua kondisi, yaitu:

(28)

250

Bappeda Kota Bengkulu

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu 2012-2032

1. Kondisi Normal

Dalam kondisi ini, perangkat insentif dan disinsentif dimaksudkan untuk perangkat pengelolaan pembangunan dalam kerangka pengendalian pemanfaatan ruang supaya tetap terjamin dan terimplementasikan sesuai dengan arahan perencanaan yang telah direncanakan dan disepakati bersama oleh seluruh stakeholder pembangunan tanpa adanya faktor-faktor perubahan baik yang berasal dari keadaan setempat (internal) maupun faktor-faktor yang berasal dari keadaan luar (ekstemal).

2. Kondisi Khusus

Dalam keadaan khusus yang dapat terjadi pada suatu wilayah/kawasan yang cepat berkembang karena memiliki keuntungan lokasi baik secara internal kota tersebut maupun dalam konteks regional (ekstemal) yang strategis sehingga perubahan-perubahan fisik, dan sosial ekonomi setempat cepat sekali berubah sesuai dengan dinamika yang terjadi. Keadaan khusus juga berarti dimaksudkan untuk pengembangan wilayah/kawasan dari suatu kota yang lambat dalam perkembangannya karena miskin daya tarik yang berupa sumberdaya setempat maupun keuntungan lokasi. Dalam keadaan ini, perangkat insentif dan disinsentif dimaksudkan supaya pengelolaan pembangunan tanggap terhadap perubahan-perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor setempat (internal) maupun faktor-faktor luar (ekstemal).

7.4

ARAHAN SANKSI

Arahan sanksi merupakan acuan bagi pemerintah daerah dalam pengenaan sanksi kepada pelanggar pemanfaatan ruang. Pengenaan sanksi ini dilakukan terhadap: a. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola

ruang;

b. pelanggaran ketentuan umum peraturan zonasi;

c. pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW Kota;

d. pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW Kota;

e. pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW Kota;

(29)

f. pemanfaatan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum; dan/atau

g. pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh dengan prosedur yang tidak benar.

Bentuk-bentuk arahan sanksi yang berkenaan dengan penertiban adalah:

a)

Sanksi administratif, dapat berupa tindakan peringatan tertulis, penghentian

sementara kegiatan, penghentian sementara pelayanan umum, penutupan lokasi, pencabutan izin, pembatalan izin, pembongkaran bangunan, pemulihan fungsi ruang dan denda administratif.

b)

Sanksi pidana, dapat berupa penjara, denda, Pemberhentian secara tidak hormat

dari jabatannya, Pencabutan izin usaha, dan Pencabutan status badan hukum.

c)

Sanksi perdata, dapat berupa tuntutan ganti kerugian secara perdata bagi orang

(30)

252

Bappeda Kota Bengkulu

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu 2012-2032

Tabel : 7.3.

Ketentuan Sanksi dalam Penataan Ruang

Pasal Unsur Tindak Pidana Sanksi Pidana

Pasal 69 ayat (1)

 Tidak mentaati rencana tata ruang;

 Mengakibatkan perubahan fungsi ruang.

Pidana penjara paling lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp. 500 juta

Pasal 69 ayat (2)

 Tidak mentaati rencana tata ruang;

 Mengakibatkan perubahan fungsi ruang;

 Mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau rusaknya barang.

Pidana penjara paling lama 8 tahun dan denda paling banyak Rp. 1, 5 miliar

Pasal 69 ayat (3)

 Tidak mentaati rencana tata ruang;  Mengakibatkan perubahan fungsi ruang;  Mengakibatkan Kematian orang

Pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp. 5 miliar

Pasal 70 ayat (1)

Memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang.

Pidana penjara paling lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp. 500 juta

Pasal 70 ayat (2)

 Memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang;

 Mengakibatkan perubahan fungsi ruang

Pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp. 1 miliar

Pasal 70 ayat (3)

 Memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang;

 Mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau kerusakan barang.

Pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp. 1.5 miliar

Pasal 70 ayat (4)

 Memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang;

 Mengakibatkan kematian orang

Pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp. 5 miliar

Pasal 71 Tidak mematuhi ketentuan yang ditetapkan

dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang.

Pidana penjara paling lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp. 500 juta

Pasal 72 Tidak memberikan akses terhadap

kawasan yang oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum

Pidana penjara paling lama 1 tahun dan denda paling banyak Rp. 100 juta

Pasal 73  Pejabat pemerintah penerbit izin;

 Menerbitkan izin tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

 Pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp. 500 juta

 Dapat dikenai pidana tambahan berupa pemberhentian tidak hormat dari jabatannya.

Referensi

Dokumen terkait

Penulis pertama kali bertemu dengan UPK tanggal 26 April 2014 dirumahnya bertempat di Semarang. Saat pertama kali bertemu untuk observasi, UPK sedang bermain dengan

Buay

Struktur gedung terletak di Kota Pariaman, fungsi gedung sebagai bangunan hotel dengan struktur beton bertulang 5 lantai, tinggi antar lantai 4 m, bentang balok arah melintang 3

Di PT Telkom, program knowledge management disebut Knowledge Management Kampiun sedangkan di PT INTI program ini disebut Knowledge Tree. Pada bagian ini akan dijelaskan 1)

Dalam hubungan ini, kita mengenal ranah kognitif yang dikembangkan oleh Bloom dkk yang kemudian direvisi oleh Krathwoll (2001). Berikut ini akan diuraikan secara

Pada profil kadar gula reduksi memiliki kecenderungan trend sebanding dengan profil kadar gula total, yaitu berupa penurunan yang signifikan di awal proses

Untuk melengkapi informasi tentang antenna Shorty Dipole, Penulis pernah membuat antenna Shorty Dipole untuk Band 80 m dengan dimensi A hanya sekitar 9,25 meter

Penulis juga menerangkan empat hal yang dapat dimanfaatkan sebagai referensi untuk membangun karakter dan kepribadian anak, yaitu pendidikan karakter dan perubahan