• Tidak ada hasil yang ditemukan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA KELOMPOK REMAJA DESA DUMOGA I KECAMATAN DUMOGA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Berlandy C. Mamangkey*, Ardiansa A.T. Tucunan*, Febi K. Kolibu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif Berbahaya lainnya adalah bahan atau zat atau obat yang bila masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap Narkoba.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan tindakan pencegahan penyalahgunaan narkoba pada kelompok remaja Desa Dumoga I Kecamatan Dumoga Kabupaten Bolaang Mongondow. Jenis penelitian ini yaitu penelitian survey analitik menggunakan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitan ini yaitu seluruh remaja berusia 15-22 tahun di Desa Dumoga I Kecamatan Dumoga Kabupaten Bolaang Mongondow. Sampel penelitian sebanyak 91 responden. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini dilakukan pada bulan juni-juli 2016 di Desa Dumoga I Kecamatan Dumoga Kabupaten Bolaang Mongondow. Kesimpulan berdasarkan analisis univariat, remaja yang memiliki kategori pengetahuan baik sebanyak 77 orang (84,6%) dan yang kurang baik sebanyak 14 orang (15,4%) dan remaja yang memiliki sikap baik sebanyak 88 orang (96,7%) dan yang memiliki sikap kurang baik sebanyak 3 orang (3,3%) dan remaja yang memiliki tindakan pencegahan baik sebanyak 72 orang (79,1%) dan yang memiliki tindakan pencegahan kurang baik sebanyak 19 orang (20,9%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara pengetahuan dan tindakan pencegahan penyalahgunaan Narkoba diperoleh p= 0,028 dan nilai OR= 3,692. Hasil penelitian antara sikap dan tindakan pencegahan penyalahgunaan Narkoba diperoleh p=0,047 dan nilai OR=8,353. Kesimpulannya, terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan penyalahgunaan Narkoba. Dan terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan pencegahan penyalahgunaan Narkoba.

Kata Kunci: Narkotika, Psikotropika, Bahan Adiktif Berbahaya, Pengetahuan, Sikap, Tindakan

ABSTRACT

Narcotics, psychotropic, and addictive substance that enter the body when it affects especially the central nervous system or brain so if abused will cause physical, psychological, mental and social functioning due to a habit, addiction, and dependence on drugs. The objective of this research was to find out the correlation between knowledge and attitude to drugs prevention in Dumoga I adolescents Village Bolaang Mongondow District. This study was an analytical survey with cross sectional design. Population in this researce is all of adolescents who aged at 15-22 yers old in Dumoga I Village Bolaang Mongondow District. Sample for this research as many as 91 respondent. Instrument of this research is using a questionnaires. The study was conducted on Juni-July 2016 at Dumoga I Village Bolaang Mongondow District. Based on the univariate analysis, respondent who have a good knowledge category is 77 respondent (84,6%), 14 respondent has a not good category (15,4%) and 88 respondent has a good category (96,7%), 3 respondent have a not good category (3,3%) and 72 respondent has a good prevention action and 19 respondent has a not good prevention action. The result of study showed the that correlation between knowledge and action to drugs prevention P= 0,028 and OR= 3,692. The correlation between attitude with prevention of drugs abuse P= 0,047 and OR= 8,353. In conclusion, there is a correlations between knowledge with prevention of drugs abuse at Dumoga I adolescents. There is a correlation between attitude with prevention of drugs abuse at Dumoga I adolescents.

(2)

2

PENDAHULUAN

Narkoba (Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif Berbahaya lainnya) adalah bahan/ zat/ obat yang bila masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/ susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap Narkoba. (Azmiyati, 2014) UNODC dalam World Drug Report (2012) menyatakan bahwa pada tahun 2010 terdapat sekitar 230 juta orang atau sekitar 5% penduduk dunia usia 15-64 yang menyalahgunakan obat setidaknya satu kali dalam 12 bulan. Dari semua jenis penyalahgunaan obat, ganja merupakan zat yang paling banyak digunakan yaitu antara 119 juta sampai 224 juta. Selain itu 13% dari pengguna narkotika suntikan telah terjangkit HIV (14,6 persen). Hal ini terus menambah beban global penyakit dan setidaknya sekitar 1 dari setiap 100 kematian di antara para remaja disebabkan oleh penyalahgunaan obat. (Muchtar, 2013) Berdasarkan data dari Kepolisian Negara Republik Indonesia tahun 2013 tersangka penyalahgunaan narkoba di Indonesia khusus tingkat pendidikan SLTA berjumlah 22.952. Hasil ini juga diperkuat berdasarkan data dari BNN tahun 2013 melalui deputi bidang

rehabilitasi BNN, berdasarkan tingkat pendidikan terdapat 2.937 siswa SLTA yang mengakses layanan rehabilitasi di lembaga rehabilitasi penyalahgunaan narkoba. (BNN, 2014)

Kasus penyalahgunaan Narkoba di Indonesia dari tahun ke tahun juga terus mengalami kenaikan. Tidak terkecuali juga dengan kasus penyalahgunaan narkoba di provinsi Sulawesi utara dimana pada tahun 2015 tercatat penyalahgunaan narkoba naik hal ini dibuktikan dengan data pasien rehabilitasi penyalahgunaan narkoba yang berjumlah 737 pasien dan 487 pasien nya adalah remaja yang masih berstatus pelajar. Data kasus narkoba tersebut menunjukkan tren kasus narkoba selalu meningkat dari tahun ke tahun dan di antaranya yang menyalahgunakan narkoba adalah kalangan pelajar dan mahasiswa. (BNNP Sulut, 2016)

Sejalan dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Utara Data kasus tindak pidana Narkoba Kepolisian Daerah Sulawesi Utara melalui Direktorat Reserse Narkoba Polda Sulut pada tahun 2015 tercatat ada 887 kasus tindak pidana narkoba yang pelakunya adalah remaja yang masih berstatus pelajar, yang terbagi 251 pelajar tingkat SLTP dan 636 pelajar tingkat SLTA. Semantara untuk Kabupaten Bolaang Mongondow tercatat selama tahun 2015

(3)

3

memiliki 135 kasus tindak pidana penyalahgunaan narkoba dan berada di posisi ke-3 di provinsi Sulawesi Utara setelah Kabupaten Minahasa Selatan dan Kabupaten Minahasa. (Ditresnarkoba Polda Sulut, 2016)

Lokasi penelitian berada di Desa Dumoga I Kecamatan Dumoga Kabupaten Bolaang Mongondow. Alasan pemilihan lokasi penelitian tersebut karena hasil observasi awal yang dilakukan, menurut informasi yang ditemukan belum pernah diadakan penelitian serupa. Hal ini juga yang mendorong dilakukannya penelitian ini, dan juga berdasarkan survey awal dimana didapati bahwa ternyata banyak remaja-remaja yang tahu dan bahkan ada yang pernah menyalahgunakan Obat Batuk (dextrometrophan), minum-miuman beralkohol, rokok dan menyalahgunakan zat adiktif (lem ehabon).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Dumoga I Kecamatan Dumoga Timur Kabupaten Bolaang Mongondow pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan menggunakan desai cross sectional study.

Populas dan Sampel :

1. Populasi: Populasi dalam penelitian ini seluruh remaja yang berada di desa Dumoga I yang berjumlah 114.

2. Sampel: Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari seluruh total populasi remaja yang ada.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden

Pada penelitian ini jumlah responden adalah 91 orang yang terdiri dari 46 responden (50,5%) laki-laki dan 45 responden (49,5%) perempuan. Penelitian ini dilakukan pada kelompok remaja desa Dumoga I Kecamatan Dumoga Kabupaten Bolaang Mongondow sesuai dengan sampel yang telah ditentukan yang diambil dari seluruh populasi remaja yang berusia dari 15 tahun – 22 tahun.

Apabila ditinjau dari umur, maka penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki umur 16 tahun merupakan responden dengan presentase paling besar (19,8%). Usia memiliki pengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang, remaja yang berumur lebih tua pada umumnya memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan remaja yang lebih muda.

Ditinjau dari tempat tinggal responden, 88 orang (87,9%) tinggal

(4)

4

dengan orang tua, dan 11 orang responden tinggal dengan keluarga (12,1%), dan tidak ada yang tinggal sendiri/kost hal ini bisa terjadi karena kondisi tempat penelitian yang berada di desa yang sebagian besar penduduknya memiliki rumah sendiri.

Hasil dalam penelitian, tentang sumber informasi awal responden sebagian besar mendapatkan informasi tentang narkoba, paling banyak dari internet yaitu sebanyak 43 orang (47,3%) dan yang paling sedikit dari buku yaitu sebanyak 3 orang (3,3%) hal ini bisa terjadi karena sebagian besar informasi pada saat ini lebih banyak dan lebih mudah di dapatkan tidak melalui buku, sehingga membuat kebanyakan responden lebih banyak mendapatkan informasi tentang narkoba dari internet. Responden yang mendapat informasi dari siaran tv sebanyak 30 orang (30,0%), dan yang mendapat informasi dari orang tua/teman sebanyak 15 orang (16,5%).

Pengetahuan

Berdasarkan hasil skoring yang telah ditetapkan dengan menggunakan 11 item pertanyaan untuk mengukur variable pengetahuan responden, diketahui bahwa secara umum pengetahuan responden tentang narkoba sudah dapat dikategorikan baik.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakuan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2012)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja yang berkategori baik sebanyak (84,6%), dan terdapat (15,4%) yang berkategori pengetahuan kurang baik. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan tidak semua responden berpengetahuan baik karena ada faktor lain yang bisa mempengaruhi tingkat pengetahuan responden selain sumber informasi seperti status social, ekonomi, budaya, agama dan lingkungan.

Hasil penelitian dari Mashita Mardiah (2013) tentang hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap pencegahan penyalahgunaan narkotika dan psikotropika di FKM Unsrat. Mengatakan status social ekonomi, budaya, agama, dan lingkungan dari responden itu sendiri turut memberikan dampak pada tingginya pengetahuan responden. Lingkungan social akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang sedangkan status ekonomi mempengaruhi tingkat pendidikan seseorang, jika ekonomi baik maka

(5)

5

tingkat pendidikan pun akan baik. Budaya dan agama juga memberikan pengaruh terhadap tingkat pengetahuan, karena budaya masing-masing daerah berbeda-beda sehingga bisa menimbulkan pemahaman yang berbeda juga karena, jika ada informasi yang baru maka informasi tersebut akan disaring kira-kira sesuai atau tidak dengan budaya dan agama yang dianut. Apabila dilihat dari hasil presentase jawaban responden tentang pengetahuan narkoba, maka didapati sebagian besar memiliki pengetahuan baik karena mereka tahu dan bisa menjawab dengan benar pertanyaan yang diberikan.

Sikap

Berdasarkan hasil skoring yang telah ditetapkan dengan menggunakan 10 item pertanyaan untuk mengukur variabel sikap responden, diketahui bahwa secara umum pengetahuan responden tentang narkoba dapat dikategorikan baik.

Sikap juga merupakan reaksi atau respon dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu

objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. (Notoatmodjo, 2012)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap yang baik, dalam hal ini responden tidak menyetujui dan membenarkan penyalahgunaan narkoba, ini berarti terdapat kecenderungan responden untuk menjauhi, menghindari, membenci, dan tidak menyukai penyalahgunaan narkoba hasil yang didapatkan yaitu sebanyak (96,7%) memiliki sikap yang baik. Hal ini bisa terjadi karena respoden telah memiliki dasar pengetahuan yang baik sehingga memberikan dampak dalam pembentukan pola sikap dari resonden, untuk menghindari dan menjauhi kecenderungan menyalahgunakan narkoba. Dan yang memiliki sikap kurang baik sebanyak (3,3%) hal ini bisa terjadi dikarenakan responden tidak memiliki dasar pengetahuan yang baik sehingga tidak memberikan dampak pada pembentukan pola ikap dari responden itu sendiri.

Keadaan tersebut dapat terjadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi sikap selain pengetahuan menurut Azwar (2013) antara lain untuk menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat pengaruh kebudayaan tanpa disadari juga

(6)

6

mempengaruhi karena budaya masing-masing daerah berbeda-beda.

Media massa sebagai sarana informasi dan komunikasi mempunyai pengaruh besar dalam membentuk kepercayaan individu, informas-informasi yang baru yang didapatkan dan meiliki sugesti yang kuat akan menjadi dasar dalam pembentukan sikap, sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

Lembaga pendidikan dan lembaga agama, didalam kedua lembaga tersebut meletakkan konsep moral dalam diri individu, pemahaman akan baik dan buruk serta apa yang boleh dan tidak boleh diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. Faktor emosional yaitu suatu bentuk sikap berupa pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran emosi atau pertahanan ego.

Tindakan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

Berdasarkan hasil skoring yang telah ditetapkan dengan menggunakan 10 item pertanyaan untuk mengukur variabel tindakan pencegahan responden, diketahui bahwa secara umum pengetahuan responden tentang narkoba dapat dikategorikan baik. Tindakan adalah suatu bentuk sikap atau attitude tetapi belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan, agar

terwujudnya sikap menjadi suatu tindakan nyata diperlukan faktor pendukung berupa fasilitas dan dukungan dari pihak lain. Setelah seseorang mengetahui suatu tindakan atau yang akan dilakukannya, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang telah diketahui untuk dilaksanakan atau dipraktekkan. (Notoatmodjo, 2012)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tindakan pencegahan yang baik dengan hasil sebanyak (78,0%), dan responden yang memiliki tindakan pencegahan kurang baik sebanyak (22,0%). Hal ini bisa terjadi karena responden memiliki dasar pengetahuan yang baik yang mereka dapatkan baik dari sekolah maupun dari luar sekolah serta sikap yang baik, yang berdampak pada tindakan mereka. Hal ini dapat dibuktikan karena ada (98,9%) responden yang tidak pernah menggunakan narkoba, dan sebagian besar responden pernah membaca informasi mengenai narkoba serta pernah berbagi informasi tentang penyalahgunaan narkoba dengan orang lain.

Menurut penelitian dari Dewi Imaniar (2014) tentang hubungan pengetahuan dan sikap terhadap perilaku pencegahan penyalahgunaan narkoika dan zat adiktif pada remaja di SMAN 1

(7)

7

Parung. Menunjukkan sebagian besar responden memiliki tindakan yang baik karena di sekolah telah memberikan pelajaran tentang bahaya penyalahgunaan narkoba.

Sejalan dengan penelitian Hidayati dan Indarwati (2012) tentang gambaran pengetahuan dan upaya pencegahan terhadap penyalahgunaan narkoba di smk negeri 2 sragen kabupaten sragen. Menunjukkan bahwa sebagian responden memiliki upaya pencegahan yang baik terhadap penyalahgunaan narkoba karena memiliki pengetahuan yang baik tentang pencegahan penyalahgunaan narkoba.

Hubungan antara Pengetahuan dengan Tindakan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba pada kelompok Remaja Desa Dumoga I Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, dan dari hasil analisis statistic menggunakan uji Chi-Square didapati bahwa pengetahuan memiliki hubungan dengan tindakan pencegahan penyalahgunaan narkoba, sehingga Ho ditolak atau ada hubungan antara variabel, hal ini bisa terjadi karena responden memiliki dasar pengetahuan yang baik, sehingga berdampak pada tindakan responden dalam melakukan pencegahan terhadap penyalahgunaan narkoba, jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan

dengan tindakan pencegahan penyalahgunaan narkoba pada kelompok remaja desa Dumoga I.

Penelitian yang dilakukan oleh Nusiriska (2012) tentang hubungan pengetahuan dan lingkungan social terhadap tindakan pencegahan penyalahgunaan napza pada siswa Sma Negeri 1 Jepara. menunjukkan ada hubungan yang positif antara pengetahuan tentang napza terhadap tindakan pencegahan penyalahgunaan napza, hasil ini menujukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan responden maka semakin baik juga tindakan pencegahan terhadap penyalahgunaan narkoba.

Pengetahuan dapat diterima melalui proses pembelajaran, sehingga jika ingin mengetahui atau memahami sesuatu sebaiknya belajar. Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih efektif daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan karena jika kita memiliki pengetahuan yang baik pasti kita akan melakukan tindakan yang baik. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari terlebih dahulu dengan pengetahuan dan sikap yang baik maka perilaku tersebut akan bersifat lama sebaliknya apabila perilaku tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran yang tidak baik maka perilaku

(8)

8

tersebut tidak akan berlangsung lama. (Notoatmodjo, 2012)

Hubungan antara Sikap dengan Tindakan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba pada kelompok Remaja Desa Dumoga I Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, dan dari hasil analisis statistic menggunakan uji Chi-Square didapati bahwa sikap memiliki hubungan dengan tindakan pencegahan penyalahgunaan narkoba, sehingga Ho ditolak atau ada hubungan antara variabel, hal ini bisa terjadi karena responden memiliki dasar pengetahuan yang baik sehingga membentuk pola sikap yang baik juga dari responden yang membuat tindakan responden menjadi baik juga, jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan tindakan pencegahan penyalahgunaan narkoba pada kelompok remaja desa Dumoga I.

Sejalan dengan penelitian dari Dewi Imaniar (2014) tentang hubungan pengetahuan dan sikap terhadap perilaku pencegahan penyalahgunaan narkoika dan zat adiktif pada remaja di SMAN 1 Parung. Menunjukkan sebagian besar responden memiliki sikap yang baik karena di sekolah telah memberikan pelajaran tentang bahaya penyalahgunaan narkoba.

Sikap juga merupakan reaksi atau respon dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. (Notoatmodjo, 2012)

KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan penelitian dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengetahuan tentang Narkotika,

Psikotropika, dan Bahan Adiktif Berbahaya Lainnya pada kelompok remaja Desa Dumoga I memiliki kategori Pengetahuan yang baik (84,6%) dan yang memiliki Pengetahuan kurang baik sebanyak (15,4%).

2. Sikap tentang Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif Berbahaya Lainnya pada kelompok remaja Desa Dumoga I memiliki kategori Sikap yang baik (84,6%) dan yang memiliki Sikap kurang baik sebanyak (15,4%).

3. Tindakan Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif

(9)

9

Berbahaya Lainnya pada kelompok remaja Desa Dumoga I memiliki kategori Tindakan yang baik (84,6%) dan yang memiliki Tindakan kurang baik sebanyak (15,4%).

4. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan penyalahgunaan narkoba (p = 0,028).

5. Terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan pencegahan penyalahgunaan narkoba (p = 0,047).

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 2013. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Azmiyati, Widya H.C, Oktia W.K, 2014. Gambaran penggunaan napza pada anak jalanan di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Diakses pada 18 mei 2016.

http://journal.unne.ac.id/nju/index. php/kemas/article/download/2841 BNN, 2012. Buku Pedoman

Berdasarkan Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika BNN, 2014. Jurnal Data Pencegahan

dan Pemberantasan

Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Tahun 2013 Edisi 2014. Jakarta. Diakses

13 Juni 2016

www.bnn.go.id/portal/konten/deta il/puslitdatin/artikel/12186

BNN, 2014. Jurnal Data Pencegahan

dan Pemberantasan

Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Tahun 2014 Edisi Tahun 2015, Jakarta. Diakses 13 Juni 2016. www.bnn.go.id/portal/konten/deta il/puslitdatin/artikel/1286

BNNP Sulut, 2016. Data Sekunder. Manado.

Dewi, A. 2013. Penyalahgunaan Narkoba, Banten. Diakses 18 mei 2016. www.scribd.com/mobile/doc/2232 10273/Jurnal-Kesehatan- Masyarakat- PENYALAHGUNAAN-NARKOBA

Direktorat Reserse Narkoba Polda Sulut, 2016 Data Sekunder. Manado Imaniar, D. 2014. Hubungan

Pengetahuan dan Sikap Terhadap Perilaku Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika dan Zat Adiktif Pada Remaja di Sma 1 Parung. Jakarta. Diakses 20 Juli 2016.

www.fkkumj.ac.id/jurnal/main/skr ipsi/skripsi/skripsi%202014/dewi %20Imaniar%20(2011730021)/ab strak.pdf

(10)

10

Mashita, M. 2013. Hubungan antara

Pengetahuan dan Sikap Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika pada Mahasiswa Fkm Unsrat. Manado. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi.

Notoatmodjo, S. 2012. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta : Rineka Cipta

Nusiriska, Prisaria, 2012. Hubungan Pengetahuan dan Lingkungan Sosial Terhadap Tindakan Pencegahan Penyalahgunnaan Napza pada Siswa Sma Negeri 1 Jepara. Jepara. Diakses 20 Juli 2016.

www.eprints.undip.ac.id/37648/ Putri H, Indarwati. 2012. Gambaran

Pengetahuan dan Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja di Smk Negeri 2 Sragen. Jurnal Vol 9. No 1 (2012). Diakses 18 mei 2016.

www.jurnal.stikes-aisyiah.ac.id/index.php/gaster/arti cle/view/30

Razak, A. & Sayuti, W. 2006. Remaja dan Bahaya Narkoba.Jakarta : Prenada Media

Sri Rumini & Siti Sundari. 2004.

Perkembangan Anak &

Remaja.Jakarta : Rineka Cipta

UNODC, 2012. World Drug Report 2012. Diakses pada 15 mei 2016 : http://unodc.gov/world-drugs-report-2012

Referensi

Dokumen terkait

Kata yang bergaris di atas menunjukkan bahwa Qaulan Sadida adalah perkataan yang tepat, jujur, benar baik lahir maupun batin, karena menyampaikan pesan yang

Pelaksana riset dapat menggunakan data yang saat ini digunakan dalam perhitungan CMP/EWS, atau data lainnya sesuai dengan variabel yang akan digunakan pada riset ini, selama

a. BRI Syariah menyalurkan pinjaman dana talangan pelaksanaan ibadah haji kepada nasabah sebesar paket dana talangan ibadah haji. Dana talangan ini dipinjamkan dengan pengembalian

pelayanan maksimal, dengan berpedoman pada Tri Brata dan Catur Prasetya dan Komisi Kode Etik Profesi Polri sebagaimana tugas pokok kepolisian yaitu mengayomi

=aluasi yang diharapkan pada pasien dengan post operasi fraktur adalah ' =aluasi yang diharapkan pada pasien dengan post operasi fraktur adalah ' &. yeri dapat berkurang

Lebih lanjut, Jawaher menjelaskan bahwa apabila semua bentuk kerjasama itu dan dilakukan secara intens maka diharapkan anak-anak tunagrahita mampu secara perlahan

Menyajikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan distribusi data, nilai rata-rata, median, modus dan sebaran data untuk mengambil kesimpulan membuat keputusan dan membuat

Pengujian kedua menggunakan turbin aliran silang dengan busur sudu 74 o dan jumlah sudu 24 yang dibuat dari pipa dibelah, runner yang digunakan ini adalah runner yang dibuat