• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 481/A/2016 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 481/A/2016 TENTANG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SALINAN

KEPUTUSAN

KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 481/A/2016

TENTANG

PENGELOLA LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nomor 318/A/2015 telah dibentuk Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik LIPI dan Pengelolanya; b. bahwa sehubungan dengan berakhirnya masa kerja Pengelola

sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Kepala LIPI tentang Pengelola Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;

2. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015;

3. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 145 Tahun 2015;

4. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013;

5. Keputusan Presiden Nomor 162/M Tahun 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Struktural Eselon I di Lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia;

6. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Tahun 2010 tentang Layanan Pengadaan secara Elektronik;

7. Peraturan Kepala LIPI Nomor 1 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia;

8. Keputusan Kepala LIPI Nomor 318/A/2015 tentang Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Pengelolanya;

(2)

M E M U T U S K A N:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA TENTANG PENGELOLA LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA. KESATU : Menunjuk Pengelola Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara

Elektronik (LPSE) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), selanjutnya dalam Keputusan ini disebut Pengelola LPSE LIPI, dengan susunan personil sebagai berikut:

Pengarah : Sekretaris Utama LIPI

Penanggung Jawab : Kepala Bagian Perlengkapan, Biro Umum Kepala : Muhammad Hanif Muslim, S.Kom.

(Biro Umum)

Sekretaris : Imam Muhajirin, S.Kom. (Biro Umum)

Unit Layanan dan Dukungan

: 1. Hari Kurniatmadji, S.Kom. (Biro Umum)

2. Dhany Kartiko, S.Pd. (Honorer di Biro Umum) Unit Administrasi

Sistem Elektronik

: 1. Gelar Gilang Ginanjar, S.Kom. (Biro Umum)

2. Yoga Satria Utama, S. Kom. (Biro Umum)

Unit Registrasi dan Verifikasi

: 1. Narliswati (Biro Umum)

2. Subkhi Abdul Aziz, S.T. (Biro Umum)

KEDUA : Tugas Pengelola LPSE LIPI: A.Pengarah

1. membina dan mengarahkan program kerja;

2. memberikan arah dan kebijakan untuk pelaksanaan kegiatan LPSE LIPI; dan

3. memantau dan mengevaluasi kegiatan LPSE LIPI.

B.Penanggung Jawab bertugas mengawasi dan bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan LPSE LIPI.

C.Kepala

1. mengidentifikasi hukum atau peraturan yang terkait dengan penyelenggaraan layanan;

2. memastikan penyelenggaraan layanan telah mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku;

3. memastikan kebijakan dan standar dalam penyelenggaraan layanan dipatuhi dan diterapkan oleh semua unit dalam penyelenggaraan layanan;

4. memastikan bahwa dilakukan aktivitas untuk mengidentifikasi, mendokumentasikan dan memenuhi persyaratan layanan;

5. membuat kebijakan-kebijakan yang mampu meningkatkan kualitas layanan dan membawa proses penyelenggarakan layanan;

(3)

6. menyusun struktur organisasi yang mampu mendukung penyelenggaraan layanan, agar penyelenggaraan layanan dapat berjalan dengan efektif dan efisien;

7. melakukan evaluasi untuk memastikan struktur organisasi yang ada mampu untuk mendukung penyelenggaraan layanan agar penyelenggaraan layanan dapat berjalan dengan efektif dan efisien;

8. mensosialisasikan kebijakan layanan kepada semua pegawai yang terkait dengan proses penyelenggaraan layanan;

9. memastikan semua pegawai yang terkait dengan proses penyelenggaraan layanan mematuhi dan menerapkan kebijakan layanan;

10.menugaskan penanggung jawab untuk memastikan bahwa proses pengelolaan layanan telah dirancang, diimplementasikan dan ditingkatkan sesuai kebijakan dan tujuan pengelolaan layanan; 11.memastikan bahwa proses-proses pengelolaa layanan telah

diintegrasikan dengan komponen sistem pengelolaan layanan lainnya;

12.memastikan bahwa seluruh aset, termasuk lisensi, yang digunakan untuk penyampaian layanan dikelola sesuai dengan hukum dan peraturan serta kewajiban kontraktual yang ada; dan 13.melaporkan kepada manajemen puncak mengenai kinerja dan

peluang untuk peningkatan (opportunities for improvement) layanan dan pengelolaan terhadap layanan.

D.Sekretaris

1. membuat daftar aset dengan struktur atau format pendaftaran yang baik dan konsisten dengan berkoordinasi dengan unit-unit dalam penyelenggaraan layanan yang memiliki aset sesuai dengan klasifikasi pengelompokkan aset;

2. memantau dan memperbaharui daftar aset setiap kali terjadi perubahan atau penambahan aset;

3. berkoordinasi dengan pemilik aset untuk menentukan klasifikasi keamanan informasi untuk setiap aset yang dikelola;

4. identifikasi kebutuhan masing-masing unit dalam penyelenggaraan layanan;

5. memastikan dukungan pembiayaan atau ketersediaan anggaran untuk pemenuhan kebutuhan atau mencari alternatif lain jika memungkinkan;

6. mendetailkan kebutuhan masing-masing unit dalam bentuk kerangka acuan kerja yang akan digunakan oleh Unit Layanan dan Dukungan sebagai acuan memberikan dukungan dalam penyelenggaraan layanan, termasuk didalamnya rancangan perjanjian tingkat layanan;

7. memastikan perjanjian tingkat layanan dengan Unit Layanan dan Dukungan terpenuhi dan sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan layanan;

8. berkoordinasi dengan Unit Layanan dan Dukungan dan unit-unit lain untuk mengidentifikasi kebutuhan pembiayaan masing-masing unit dalam penyelenggaraan layanan;

9. memberikan laporan kepada Kepala LPSE atas hasil identifikasi kebutuhan pembiayaan dalam penyelenggaraan layanan; dan 10.berkoordinasi dengan Unit Layanan dan Dukungan dan unit-unit

lain dalam penggunaan anggaran untuk penyelenggaraan layanan, sehingga penggunaan anggaran dapat dipantau.

(4)

E.Unit Layanan dan Dukungan

1. menerapkan proses pengelolaan permasalahan, gangguan dan permintaan layanan yang efektif dan efisien;

2. melakukan pemantauan efektifitas dan efisiensi proses pengelolaan permasalahan, gangguan dan permintaan layanan; 3. melakukan pemantauan status dan perkembangan proses

penanganan permasalahan, gangguan dan permintaan layanan, termasuk target layanan yang tertuang dalam Perjanjian Tingkat Layanan (Service Level Agreement);

4. memastikan akar permasalahan telah ditemukan untuk setiap permasalahan layanan yang sedang ditangani;

5. melakukan evaluasi secara berkala terhadap proses penanganan permasalahan, gangguan dan permintaan layanan untuk menemukan peluang peningkatan kualitas layanan;

6. menyusun dan melaporkan kepada Kepala LPSE terkait dengan hasil evaluasi penanganan permasalahan, ganguan dan permintaan layanan;

7. melakukan pencatatan permasalahan, gangguan dan permintaan layanan dari pengguna dengan format pencatatan yang terstruktur dan konsisten dan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi proses penanganan permasalahan, gangguan dan permintaan layanan;

8. menentukan klasifikasi atas permasalahan, gangguan dan permintaan layanan yang diterima;

9. menentukan langkah tindak lanjut pemberian solusi dengan memperhatikan konsistensi pemberian solusi berdasarkan catatan penanganan permasalahan gangguan dan permintaan layanan yang sudah diselesaikan sebelumnya;

10.mengkoordinasikan dengan Unit Administrasi Sistem Elektronik terkait dengan kesulitan yang dihadapi saat penanganan permasalahan, gangguan atau permintaan layanan;

11.melakukan eskalasi penanganan permasalahan, gangguan dan permintaan layanan yang tidak dapat diatasi, jika dibutuhkan; 12.melakukan pemutakhiran catatan sesuai dengan status dan

kondisi terakhir proses penanganan permasalahan, gangguan dan permintaan layanan; dan

13.melakukan komunikasi dengan pengguna terkait dengan status dan kondisi terakhir proses penanganan permasalahan, gangguan atau permintaan layanan.

F. Unit Administrasi Sistem Elektronik

1. melakukan pemantauan, mencatat dan memutakhirkan informasi penggunaan kapasitas komponen pendukung layanan;

2. melakukan evaluasi penggunaan kapasitas komponen pendukung layanan;

3. membuat perencanaan kapasitas komponen pendukung layanan dengan memperhatikan kondisi kapasitas komponen pendukung layanan saat ini dan prediksi kebutuhan kapasitas komponen pendukung layanan yang akan datang berdasarkan analisa beban layanan;

4. memastikan layanan dan komponen pendukung layanan dapat memberikan target kapasitas dan kinerja yang optimal dalam periode waktu yang direncanakan;

5. meyusun dan melaporkan kepada LPSE hasil pengelolaan kapasitas layanan secara berkala;

(5)

6. melakukan analisa kebutuhan perubahan yang memuat sumber, latar belakang, maksud dan tujuan dilakukannya perubahan serta jenis perubahan yang akan diterapkan;

7. melakukan identifikasi jenis perubahan yang akan diterapkan; 8. melakukan analisa dampak perubahan terhadap penyelenggaraan

layanan, termasuk berkoordinasi dengan Kepala LPSE untuk menilai risiko yang mungkin ditimbulkan dari perubahan yang akan diterapkan;

9. berkoordinasi dengan unit lain dalam penyelenggaraan layanan yang terkait langsung dengan perubahan yang akan diterapkan, untuk menguji coba penerapan perubahan;

10.mendokumentasikan proses penerapan perubahan;

11.menyusun rancangan prosedur-prosedur keamanan informasi dan memberikan masukan kepada Kepala LPSE dalam menyusun kebijakan keamanan informasi di lingkungan LPSE;

12.mengkoordinasikan semua personil dalam mengimplementasikan kebijakan dan prosedur-prosedur keamanan informasi;

13.memastikan efektifitas dan konsistensi penerapan kebijakan dan prosedur-prosedur keamanan informasi;

14.memberikan laporan kinerja penerapan kebijkaan dan prosedur-prosedur keamanan informasi kepada Kepala LPSE;

15.menyusun metodologi yang akan digunakan dalam menilai risiko; 16.membuat daftar identifikasi risiko yang mungkin akan timbul

dalam penyelenggaraan layanan;

17.berkoordinasi dengan unit lain dalam penyelenggaraan layanan untuk mencari tahu dan memastikan tindakan pengendalian (control) yang tepat untuk penanganan risiko; dan

18.memantau daftar identifikasi risiko untuk melihat kemungkinan perubahan risiko yang bisa disebabkan dari hasil pengendalian atau risiko yang berubah karena hal lain, misalnya waktu, perubahan struktur organisasi, dan lain-lain.

G.Unit Registrasi dan Verifikasi

1. berkoordinasi dengan Kepala LPSE terkait dengan penentuan lingkup pengelolaan kelangsungan layanan dan komponen-komponen layanan yang diharuskan memiliki tingkat ketersediaan tinggi;

2. memastikan rencana kelangsungan layanan dapat diterapkan dengan cara menguji coba atau simulasi saat terjadinya kondisi yang dapat menghentikan penyelenggaraan layanan;

3. memastikan rencana kelangsungan layanan dapat diterapkan dengan tingkat efektifitas dan efisiensi yang baik, sesuai dengan tingkat risiko ketidaktersediaan layanan;

4. memberikan kepastian/ketetapan kepada Tim Kelangsungan Layanan dan semua unit dalam penyelenggaraan layanan, saat terjadinya kondisi yang dapat menyebabkan terhentinya layanan atau berakhirnya kondisi tersebut;

5. mengkoordinir semua aktifitas pengelolaan kelangsungan layanan pada saat terjadinya kondisi yang dapat menyebabkan terhentinya layanan;

6. menjalankan survey kepuasan pengguna untuk mendapatkan masukan (feedback) dari pengguna terkait dengan layanan yang diberikan; dan

7. melakukan evaluasi hasil survey kepuasan pengguna dan melaporkannya kepada Kepala LPSE.

(6)

KETIGA : Pengelola LPSE LIPI dalam melaksanakan tugasnya berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan peraturan perundang-undangan terkait. KEEMPAT : Pengelola LPSE LIPI dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab

kepada Sekretaris Utama LIPI melalui Kepala Biro Umum LIPI.

KELIMA : Masa kerja Pengelola LPSE LIPI sejak tanggal 4 Januari 2016 sampai dengan 31 Desember 2016.

KEENAM : Biaya untuk melaksanakan Keputusan ini dibebankan pada Anggaran Belanja LIPI yang berkenaan dan dana lain yang sah.

KETUJUH : Keputusan Kepala LIPI Nomor 318/A/2015 tentang Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Pengelolanya dinyatakan tetap berlaku terkait Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. KEDELAPAN : Keputusan ini berlaku surut mulai tanggal 4 Januari 2016.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 28 April 2016

KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA, ttd.

ISKANDAR ZULKARNAIN SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:

1. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; 2. Para Pejabat Eselon I di lingkungan LIPI;

3. Para Kepala Satuan Kerja di lingkungan LIPI;

4. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara di Jakarta; 5. Masing-masing yang bersangkutan.

Salinan sesuai dengan aslinya

Plh. Kepala Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas,

ttd. Yusuar

Referensi

Dokumen terkait

Password cracking adalah istilah umum yang menggambarkan sekelompok teknik yang digunakan untuk memperoleh password pada sebuah sistem data.. Password cracking khusus

Karena itulah perlu pemahaman panggilan guru PAK untuk tugas mulia yang akan di laksanakan, PAK harus benar-benar dapat diterapkan bagi anak didik untuk

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari perancangan sistem informasi persediaan barang dagang pada UKM AAA yaitu, Pertama sistem

Ketua Jurusan/Program Studi dalam menyusun penyelenggaraan pendidikan se ap tahun akademik dibagi dalam dua semester yang masingmasing terdiri atas 16 (enam belas) minggu

Setelah dilakukan perhitungan rata-rata, standar deviasi serta batas kelas atas dan bawah, maka diperoleh rekap uji keseragaman data yang terdiri dari 6 data yang akan

Adapun tahapan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah persiapan bahan, pembuatan katalis, analisa katalis menggunakan analisa XRD, dan terakhir adalah

Pengertian secara terminologi atau berdasarkan tujuan, komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak

Sapi memiliki naluri berkelompok dan secara alami ingin mengikuti satu sama lain dan tetap dalam satu kelompok. Gunakan tingkah laku ini sebanyak mungkin ketika menangani hewan