• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa pertahun. Kematian maternal dan bayi tersebut terjadi terutama dinegara berkembang sebesar 99%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa angka kelahiran didunia tinggi tiap tahunnya. WHO memperkirakan jika ibu hanya melahirkan rata-rata 3 bayi, maka kematian ibu dapat diturunkan menjadi 300.000 jiwa dan kematian bayi sebesar 5.600.000 jiwa pertahun (Manuaba, 2002).

Masalah kependudukan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara baik negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah penduduk dunia yang semakin pesat dengan laju pertumbuhan yang tinggi. Untuk menekan jumlah pertumbuhan penduduk, pemerintah Indonesia menerapkan program Keluarga Berencana (KB). Program KB ini merupakan bagian integral dari perubahan Nasional yang bertujuan melembagakan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Program KB saat ini sudah merupakan suatu keharusan dalam upaya menaggulangi pertumbuhan penduduk dunia umumnya dan Indonesia pada khususnya. Berhasil tidaknya kita melaksanakan program KB ini akan menentukan berhasil tidaknya dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia (Everett, 2008).

Pemerintah sudah berupaya untuk mengantisipasi laju pertumbuhan penduduk yang cepat ini dengan berbagai cara, salah satunya adalah mencanangkan program KB yang dimulai sejak 1970. KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, mendapatkan kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran, serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. Pengembangan manusia seutuhnya sebagai hakikat pembangunan nasional dicapai dengan berhasilnya salah satu sektor yakni pembangunan kesehatan dan juga dipengaruhi oleh terkendalinya pertumbuhan penduduk. Sebagai generasi penerus

yang akan melanjutkan pembangunan bangsa menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur, proses pertumbuhan penduduk harus dipantau dan dikendalikan salah satunya

(2)

dengan pengadaan program Keluarga Berencana (KB). Program KB nasional bertujuan ganda yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk. Dalam upaya menjunjung keberhasilan Program KB Nasional yaitu tercapainya kondisi pertumbuhan penduduk seimbang. Gerakan KB tahap kedua sekarang ini sedang berusaha meningkatkan mutu para pelaksana, pengelola dan peserta KB disemua lini lapangan di pedesaan baik di kota maupun di desa. Begitu juga dengan para akseptor KB diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup tentang alat kontrasepsi yang digunakannya (Hartanto, 2002).

Program pelayanan KB merupakan salah satu pilihan yang biasa dilakukan menyaringkan kehamilan. Dengan demikian, anak bisa mendapat perhatian penuh dari orang tuanya dimasa. Saat ini banyak alternatif kontrasepsi yang bisa dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Ada beberapa kontrasepsi yang biasa digunakan masyarakat, diantaranya kondom, pil, suntik, hingga bentuk vasektomi dan tubektomi (Hidayati, 2009). Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit. Tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia, tetapi juga karena metode metode tersebut mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual, dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi. Dalam memilih suatu metode, wanita harus menimbang berbagai faktor, termasuk status kesehatan mereka, faktor ekonomi, efek samping potensial suatu metode, konsekuensi terhadap kehamilan yang tidak diinginkan, kerjasama pasangan, dan norma budaya mengenai kemampuan mempunyai anak (Pardede, 2002).

Menurut data yang ada di Desa Pujotirto, Dusun Kalipuru menyatakan bahwa Desa Pujotirto memiliki jumlah pasangan usia subur sebesar 520 jiwa dan peserta KB aktif pada 2011 mencapai 361 jiwa dengan rincian yang dipakai responden terbanyak adalah jenis suntik (59,02%), dan terbanyak berikutnya adalah Pil (19,03%), implan/susuk (15,25%), kondom (3,10%), IUD (2,60%), dan lainnya sebesar (1,00%). Dalam memilih alat kontrasepsi, sebaiknya mengetahui keuntungan dan kerugian yang mungkin terjadi. Ciri-ciri suatu kontrasepsi yang ideal meliputi daya guna, aman, murah dan efek sampingnya minimal (Prawiroharjo, 2005).

(3)

Akan tetapi karena keadaan masyarakat berbeda-beda baik di tinjau dari kedudukan sosial maupun status ekonominya, maka didalam hal ini keuletan dan kepandaian para petugas Keluarga Berencana dalam memotivasi kepada masyarakat adalah sangatlah diperlukan. Untuk menunjang keberhasilan program Keluarga Berencana itu sangatlah ditentukan oleh kegiatan-kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh para petugas-petugas BKKBN dan PLKB serta instansi pemerintahan serta swasta lainnya dan ibu-ibu atau pasangan usia subur yang melaksanakan program ini. Keluarga merupakan sasaran yang utama dalam usahanya untuk mengendalikan tingkat kelahiran, dan apabila sampai keluarga-keluarga ini gagal digalam mengendalikan serta mengatasi kelahirannya maka sudah tentu akan terjadi suatu peledakan penduduk yang tidak terkendalikan, sedangkan Negara Indonesia sendiri pada masa sekarang ini masih menghadapi pertambahan penduduk yang cukup tinggi (Soewardjono, 2003).

Berbagai jenis jenis KB yang sudah diterapkan dalam program untuk mengatasi kepadatan jumlah penduduk, dan berbagai macam tingkat ekonomi yang berbeda-beda dalam masyarakat, tentu masyarakat harus bisa mengatur kebutuhan keluarganya dalam memenuhi kebutuhan yang semakin tinggi dan meningkat. Keberhasilan dari gerakan KB sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang ada, baik dari dalam keluarga maupun dari luar keluarga. Pendidikan dan tingkat kemampuan ekonomi keluarga adalah antara sekian banyak faktor yang muncul dari dalam. Sedangkan komunikasi dan budaya, merupakan faktor yang datang dari luar peserta KB, yang mempunyai kemungkinan dalam mempengaruhi mereka untuk ikut berpartisipasi dalam program tersebut. Hal ini pula yang akan mempengaruhi para peserta dalam menentukan alat konstrasepsi yang menurut mereka dianggap paling baik dan aman. Satu-satunya jalan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara adalah melakukan pembangunan dan persamaan dengan pelaksanaan gerakan keluarga berencana, karena pembangunan dan program keluarga berencana merupakan satu sisi mata uang. Upaya paling penting adalah dapat menekankan penerimaan zero populations growth (pertumbuhan penduduk nol) dengan orientasi dua anak saja (Manuaba, 2002).

Tingkat ekonomi merupakan salah satu faktor yang berperan dalam kesehatan dimana dengan alasan tidak mempunyai biaya (penghasilan rendah) masyarakat yang lebih memilih pengobatan tradisional dengan biaya relatif murah. Bagi masyarakat yang

(4)

mempunyai penghasilan tinggi biaya kesehatan berapapun besarnya sering kali tidak menjadi persoalan, tetapi tidak demikian halnya bagi masyarakat yang tidak mampu. Status ekonomi masyarakat dipengaruhi oleh beberapa hal diantara pekerjaan penghasilan dan pendidikan (Ahmadi, 1997).

Tingginya angka kemiskinan dapat mengurangi prestasi pemerintah dalam kegiatan pembangunan, karena sasaran dari pembangunan adalah memperbaiki kondisi ekonomi suatu kelompok menjadi lebih baik. Kegiatan pembangunan yang tidak mengubah kemiskinan akan menyisakan sosial dan politik. Stabilitas negara terganggu dan biasanya stimulan akan berbalik mengganggu kinerja perekonomian yang sedang dibangun. Karena itu, masalah kemiskinan telah menjadi agenda bersama setiap negara yang tergabung dalam membangun komitmen yang bertujuan untuk pembangunan.

Jumlah penduduk di Desa Pujotirto, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen tahun 2012 sebesar 4873 jiwa, laki-laki 2497 jiwa dan perempuan 2371 jiwa. Dengan mata pencaharian/pekerjaan: pertanian (petani sendiri 31 jiwa, buruh tani 102 jiwa), buruh 202 jiwa, jasa 113 jiwa, dagang 159 jiwa, Pegawai Negri Sipil/PNS 16 jiwa, ABRI/POLRI 2 jiwa, swasta 229 jiwa, wiraswata 72 jiwa, dan lainnya 127 jiwa. Dengan rata-rata penduduk Desa pujotirto mempunyai pekerjaan sebagai buruh, atau pekerjaan yang tidak menetap. Dari hasil pendapatan yang diperoleh buruh tersebut rata-rata sekitar Rp.15.000,00 – Rp. 25.000,00 perhari, karena mempunyai pendapatan yang tidak menetap dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari baik kebutuhan primer ataupun kebutuhan sekunder, termasuk kebutuhan dalam memenuhi program Keluarga Berencana (KB).

Alat kontrasepsi sangat berguna dalam program KB namun perlu diketahui bahwa tidak semua alat kontrasepsi cocok dengan kondisi setiap orang. Untuk itu, setiap pribadi harus bisa memilih alat kontrasepsi yang cocok untuk dirinya. Pelayanan kontrasepsi (PK) adalah salah satu jenis pelayanan KB yang tersedia. Sebagian besar akseptor KB memilih dan membayar sendiri berbagai macam metode kontrasepsi yang tersedia, sesuai dengan kemampuan ekonomi para akseptor KB.

Dengan melihat permasalahan tersebut, maka di dalam penyusunan skripsi ini, penulis memilih judul yakni tentang: Hubungan Status Ekonomi Dengan Pemilihan jenis Program Keluarga Berencana ( KB ). Mengingat bahwa program KB merupakan satu

(5)

sistem yang terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa. Kenyataan semacam ini pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai modal utama pembangunan. Dikaitkan dengan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Khususnya masyarakat desa, pelaksanaan dapat dipercepat melalui pengendalian pertumbuhan penduduk secara bijaksana, salah satu alternatifnya adalah program KB.

B. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Adakah pengaruh hubungan status ekonomi dengan pemilihan jenis program Keluarga Berencana”.

C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum

Untuk mengetahui bagaimana hubungan status ekonomi dengan pemilihan jenis KB di Desa Pujotirto, Kelurahan Kalipuru, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui jenis penggunaan alat kontrasepsi di Desa

Pujotirto, Kelurahan kalipuru, kecamatan karangsambung, kabupaten Kebumen

b. Untuk mengetahui status ekonomi di Desa pujotirto, Kelurahan Kalipuru, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen.

c. Mengidentifikasi pengaruh status ekonomi dengan pemilihan jenis kontrasepsi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi pengembangan ilmu

a. Mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dibangku kuliah, dalam masyarakat melalui pembuatan karya ilmiah

(6)

b. Sebagai bahan masukan bagi usaha penelitian ilmiah yang berkaitan dengan masalah KB

c. Turut serta menguji teori-teori yang telah ada, terutama yang berkaitan dengan jenis program KB dalam Pasangan Usia Subur (PUS) ditinjau dari tingkat ekonomi rumah tangga/pendapatan.

2. Manfaat bagi praktisi

a. Memberi masukan dan pertimbangan kepada pihak-pihak yang terkait antara lain BKKBN, pemerintah, desa, instansi kesehatan dalam melaksanakan programnya. b. Memberi informasi dan menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya. 3. Manfaat bagi Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya dalam memperbanyak referensi tentang alat kontrasepsi dan sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengalaman dan wawasan dalam penelitian serta sebagai bahan untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah.

E. Keaslian Penelitian

Beberapa laporan penelitian telah dilakukan, yang berhubungan dengan tingkat ekonomi rumah tangga terhadap pemilihan jenis program keluarga berencana(KB). Seperti oleh Laksani Indira (2009) yang berjudul “faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan pada keluarga miskin”. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel yang digunakan sebesar 78 responden. Didapat hasil Keluarga miskin cenderung menggunakan kontrasepsi yang menggunakan MKJP ( Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) sebanyak 60 responden(76,9%),dan yang memilih jenis MKJP sebanyak 18 responden(23,1%). Faktor-faktor yang signifikan dengan pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan adalah keikutsertaan dalam jamkesmas(p=0,022), dukungan pasangan(p=0,032), faktor umur istri(p=0,109), jumlah anak(p=0,251), tingkat

(7)

pendidikan akseptor KB(p=0,427), tingkat pengetahuan(p=0,234), dan pengaruh agama(p=0,411) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan pemilihan jenis kontrasepsi.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Anissa Rahma Adhiyani (2011), yang berjudul“ faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor KB memilih alat kontrasepsi non IUD pada akseptor KB wanita usia 20-39 tahun di Puskesmas Wonosalam, kabupaten Demak”. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, sampel yang digunakan 60 responden. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara pada responden. Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan analisa Chi Square dan uji Spearman. Dengan hasil penelitiannya adalah bahwa penerimaan informasi tentang KB(p=0,011), fakor pendidikan (p=0,722), umur, paritas, tingkat ekonomi (p=0,039) dan dukungan suami (p=0,812), tidak mempengaruhi hubugan yang signifikan antara akseptor KB dalam pemilihan alat kontrasepsi non IUD. Penelitian ini tentang “Hubungan Status Ekonomi Dengan Pemilihan Program KB di Desa Pujotirto, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen Tahun 2012”. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah lokasi, waktu penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, jumlah responden dan keadaan responden.

(8)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Status Ekonomi

a. Pengertian Status

Status adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial Setiap individu dalam masyarakat memiliki status sosial masing-masing. Status merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan kewajiban individu dalam tingkah lakunya. Status sosial sering pula disebut sebagai kedudukan atau posisi, peringkat seseorang dalam kelompok masyarakat (Aswinto, 2010).

b. Pengertian Ekonomi

Istilah ekonomi itu berasal dari bahasa Yunani, oikonomia. Kata tersebut merupakan turunan daridua kata, yakni oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga, sedangkan nomos berarti mengatur. Jadi arti asli oikonomia adalah mengatur rumah tangga. Kemudian arti asli tersebut berkembang menjadi arti baru, sejalan dengan perkembangan ekonomi menjadi suatu ilmu. Kini sebagai ilmu, ekonomi berarti pengetahuan yang tersusun menurut cara yang runtut dalam rangka mengatur rumah tangga. Rumah tangga di sini bukanlah dalam arti sempit, melainkan menunjuk pada kelompok sosial yang dapat dianggap sebagai suatu rumah tangga. Kelompok sosial ini dapat berwujud perusahaan, kota, bahkan Negara. Berarti dalam pengertiannya yang luas, rumah tangga menunjuk pada kesatuan kelompok manusia yang hidup menurut norma dan tata aturan tertentu (Ritonga, 2000).

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang (AcePartadiredja, 2002).

(9)

Status ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat, bahwa status sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang di tinjau dari segi sosial, gambaran ini seperti tingkat pendidikan, pendapatan dan sebagainya. Status ekonomi kemungkinan besar merupakan pembentuk gaya hidup keluarga. Pendapatan keluarga memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun sekunder. Faktor – faktor yang mempengaruhi status ekonomi antara lain: pendidikan, pekerjaan, motivasi, minat, kebudayaan, lingkungan (Aswinto, 2010).

Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga di masyarakat berdasarkan pendapatan per bulan. Status ekonomi dapat dilihat dari pendapatan yang disesuaikan dengan harga barang pokok (Kartono, 2006).

d. Stratifikasi Status Ekonomi

Di dalam kehidupan masyarakat Indonesia secara sederhana terdapat empat macam status sosial yang terdiri dari :

1) Petani : mereka yang hidup dari pengusahaan sawah di desa yang suasana kehidupan dalam masyarakat ditandai oleh sifat kekeluargaan

2) Pegawai : mereka yang menerima gaji dari pemerintah tiap bulan secara menentu dan kerjanya juga mnenentu

3) Angkatan bersenjata : anggota salah satu ke 4 angkatan, angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara dan angkatan kepolisian. Mereka menerima gaji dari pemerintah secara menentu

4) Pedagang : mereka yang hidup dari keuntungan yangdiperoleh dari pekerjaan jual beli. Hasilnya tidak menentu kerjanyapun juga kurang menentu.

Adanya lapisan-lapisan sosial atau kedudukan-kedudukan yang berbeda-beda tingkatannya dalam masyarakat, maka diakui pula adanya anggapan umum bahwa ukuran kemakmuran bagi tiap-tiap golongan atau lapisan dalam masyarakat adalah berbeda

(Ahmadi, 1997). e. Tingkat Ekonomi

(10)

Adekuat menyatakan uang yang dibelanjakan atas dasar suatu permohonan bahwa pembiayaan adalah tanggung jawab kedua orang tua. Keluarga menganggarkan dan mengatur biaya secara ralisitis.

2) Marginal

Pada tingkat marginal sering terjadi ketidaksepakatan dan perselisihan siapa yang seharusnya mengontrol pendapatan dan pengeluaran

3) Miskin

Keluarga tidak bisa hidup dengan caranya sendiri, pengaturan keuangan yang buruk akan menyebabkan didahulukannya kemewahan. Diatas kebutuhan pokok, manajemen keuangan yang sangat buruk dapat atau tidak membahayakan kesejahteraan anak, tetapi pengeluaran dan kebutuhan keuangan melebihi penghasilan.

4) Sangat Miskin

Menejemen keuangan yang sangat jelek, termasuk pengeluaran saja dan berhutang terlalu banyak, serta kurang tersedianya kebutuhan dasar (Friedman, 2004).

Friedman (2004) status ekonomi seseorang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu: a) Penghasilan tipe kelas atas> Rp 1.000.000,

b) Penghasilan tipe kelas menengah = Rp 500.000 – Rp 1.000.000 c) Penghasilan tipe kelas bawah< Rp 500.000

Status ekonomi menurut Saraswati (2009) a) Tipe Kelas Atas (> Rp 2.000.000).

b) Tipe Kelas Menengah (Rp 1.000.000 -2.000.000). c) Tipe Kelas Bawah (< Rp 1.000.000).

Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi 3 kelas atau golongan terdiri atas:

a) Golongan sangat kaya: Merupakan kelompok kecil dalam masyarakat, terdiri dari pengusaha, tuan tanah, dan bangsawan

b) Golongan kaya : Merupakan golongan yang cukup banyak terdapat dalam masyarakat, terdiri dari para pedagang dsb.

(11)

c) Golongan miskin : Merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat, kebanyakan dari rakyat biasa.

f. Faktor yang Mempengaruhi Status Ekonomi

Menurut friedman (2004) faktor yang mempengaruhi status ekonomi seseorang yaitu:

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah dalam memperoleh pekerjaan, sehingga semakin banyak pula penghasilan yang diperoleh. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenal.

2) Pekerjaan

pekerjaan akan mempengaruhi status ekonomi karena dengan bekerja kebutuhan akan terpenuhi. dengan bekerja orang akan mendapatkan pendapatan sehingga dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan terpenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan adalah simbol status seseorang dimasyarakat. Pekerjaan jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang diinginkan.

standar pekerjaan dibagi menjadi : a). Profesional ahli teknik dan ahli jenis b). kepemimpinan dan ketatalaksanaan c). administrasi tata usaha dan sejenisnya d).jasa

e). petani

f). Produksi dan operator alat angkut 3) Keadaan Ekonomi

Kondisi ekonomi keluarga yang rendah mendorong ibu hamil untuk tidak teratur dalam melakukan antenatal care.

(12)

Cultur universal adalah unsur kebudayaan yang bersifat universal, ada di dalam semua kebudayaan di dunia, seperti pengetahuan bahasa dan khasanah dasar, cara pergaulan sosial, adat-istiadat, penilaian umum. Tanpa disadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya. Hanya kepercayaan individu yang telah mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual.

5) Pendapatan

Pendapatan adalah hasil yang diperoleh dari kerja atau usaha yang telah dilakukan. Pendapatan akan mempengaruhi gaya hidup seseorang. Orang atau keluarga yang mempunyai status ekonomi atau pendapatan tinggi akan mempraktikkan gaya hidup yang mewah misalnya lebih komsumtif karena mereka mampu untuk membeli semua yang dibutuhkan bila dibandingkan dengan keluarga yang kelas ekonominya kebawah. Pendapatan dikategorikan sebagai berikut :

a) Pendapatan berupa uang yaitu segala penghasilan yang sifatnya regular dan diterima. Sumber berasal dari :

1) Gaji atau upah yang diterima dari gaji pokok, kerja sampingan,dll 2) Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi

penjualan dari kerajinan rumah

3) hasil investasi yaitu pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah. b) Pendapatan berupa barang, adalah pendapatan upah dan gaji yang

ditentukan dalam barang (Soekanto, 2004). 6) Faktor-faktor Demografi

a) Penduduk

Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh, walaupun rata-rata per orang atau keluarga relatif rendah. Misalnya, walaupun tingkat konsumsi rata-rata penduduk Indonesia lebih rendah daripada penduduk Singapura, tetapi secara absoult

(13)

tingkat pengeluaran konsumsi Indonesia lebih besar daripada penduduk Singapura. Sebab jumlah penduduk Indonesia lima puluh kali lipat penduduk Singapura.

b) komposis

Komposisi penduduk satu negara dapat dilihat dari beberapa klasifikasi diantaranya: usia (produktif dan tidak produktif), pendidikan (rendah, menengah, tinggi) dan wilayah tinggal ( pekotaan atau pedesaan). 7) Faktor-faktor non ekonomi

faktor-faktor ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalah faktor sosial-budaya masyarakat. Misalnya, berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih hebat

(http://anindyaditakhoirina.wordpress.com ). g. Tindakan Ekonomi

Tindakan ekonomi adalah suatu tindakan setiap usaha yang dilandasi oleh pilihan yang paling baik dan menguntungkan. Tindakan ekonomi terdiri dari 2 aspek, yaitu:

1). Tindakan ekonomi rasional,adalah setiap usaha yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan dan kenyataan demikian.

2). Tindakan ekonomi irrasional, adalah setiap usaha yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan namun kenyataan tidak demikian ( Kartono, 2009).

h. Motif Ekonomi

Motif ekonomi adalah alasan atau tujuan seseorang sehingga seseorang itu melakukan tindakan ekonomi. Motif ekonomi terdiri dari 2 aspek:

1). Motif instrinsik adalah suatu keinginan untuk melakukan tindakan ekonomi atas kemauan sendiri.

2). Motif ekstrinsik adalah suatu keinginan untuk melakukan tindakan ekonomi atas dorongan orang lain.

Beberapa macam motif ekonomi: a). Motif memenuhi kebutuhan

(14)

b). Motif keuntungan c). Motif penghargaan d). Motif kekuasaan

e). Motif sosial/menolong sesama. i. Pelaku Ekonomi

Pelaku ekonomi diantaranya adalah: 1) Rumah Tangga

Menyediakan faktor produksi (tanah, modal, tenaga) untuk ditawarkan kepada sektor perusahaan dan memperoleh upah, bunga sewa atas penggunaan faktor produksi. Pendapatan akan digunakan untuk konsumsi barang dan jasa serta kepentingan penduduk dan perusahaan.

2) Perusahaan

Berfungsi sebagai suatu unit yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan cara mengakoordinasi faktor produksi dari rumah tangga. Tujuan memproduksi bukan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan tetapi adalah mencari keuntungan.

3) Pemerintah

Berfungsi untuk memperlancar dan mengawasi kegiatan rumah tangga dan perusahaan supaya melakukan kegiatan ekonomi dengan cara yang wajar dan

saling merugikan. 4) Luar Negeri

Masyarakat luar negeri sangat mempengaruhi kegiatan ekspor dan impor. Kegiatan ekspor dan impor baik dengan atau dari negara luar negeri dapat menghasilkan devisa sebagai alat pembayaran luar negeri ( Kartono, 2009).

(15)

Kontrasepsi berasal dari kata ‘kontra’ yang berarti mencegah/menghalangi dan ‘konsepsi’ yang berarti pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan sperma. Jadi kontrasepsi dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur dengan sperma. Kontrasepsi dapat menggunakan berbagai macam cara, baik dengan menggunakan hormon, alat ataupun melalui prosedur operasi. Tingkat efektivitas dari kontrasepsi tergantung dari usia, frekuensi melakukan hubungan seksual dan yang terutama apakah menggunakan kontrasepsi tersebut secara benar. Banyak metode kontrasepsi yang memberikan tingkat efektivitas hingga 99 % jika digunakan secara tepat. Jenis kontrasepsi yang ada saat ini adalah : kondom (pria atau wanita), pil (baik yang kombinasi atau hanya progestogen saja), implan/susuk, suntik, patch/koyo kontrasepsi, diafragma dan cap, IUD dan IUS, serta vasektomi, tubektomi (Saifudin, 2003).

a. Pengertian kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata “Kontra” yang berarti mencegah atau melawan dan “Konsepsi” yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi, kontrasepsi adalah upaya mencegah pertemuan sel telur matang dan sperma untuk mencegah kehamilan. usaha dapat berupa bersifat permanen, dapat juga bersifat sementara. yang bersifat permanen dinamakan pada wanita tubektomi dan pada pria dinamakan vasektomi. Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada, kontrasepsi yang ideal harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1). dapat dipercaya

2). tidak menimbulkan efek samping yang mengganggu kesehatan 3). daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan

4). tidak menimbulkan gangguan sewaktu coitus 5). Tidak memerlukan motivasi secara terus menerus 6). mudah pelaksanaannya

7). murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

8). Dapat diterima oleh pengguna pasangan yang bersangkutan (Hartanto, 2003).

(16)

b. Tujuan kontrasepsi

Pelayanan kontrasepsi mempunyai dua tujuan yaitu: 1) Tujuan umum:

Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu dihayatinya NKKBS. untuk memenuhi pemerintah masyarakatakan pelayanan KB dan pelayanan program KB yang berkualitas, menurunkan tingkat kematian ibu bayi dan anak serta menanggulangi masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas

2) Tujuan khusus:

Penurunan angka kelahiran yang bermakna (Sujiyatini, 2009). c. Jenis jenis kontrasepsi

Kontrasepsi yang baik harus memiliki syarat-syarat antara lain aman, dapat diandalkan, sederhana (sebisa mungkin tidak perlu dikerjakan oleh dokter), murah, dapat diterima oleh orang banyak, dan dapat dipakai dalam jangka panjang. Sampai saat ini belum ada metode atau alat kontrasepsi yang benar-benar

100% ideal (Handayani, 2010).

Jenis jenis kontrasepsi yang tersedia antara lain: 1. Metode sederhana

a. Tanpa alat

1). Pantang berkala 2). Metode kalender

3). Metode suhu badan basal 4). Metode lendir serviks 5). Metode simpto-termal 6). Coitus interruptus b. Dengan alat

1). Mekanis (barrier) a). Kondom pria

b). Barier intra vaginal antara lain : diafragma, kap serviks, spons, dan kondom wanita.

(17)

Spermisid antara lain: vaginal cresm, vaginal foam, vaginal jelly, vaginal suppositoria, vaginal tablet, dan vaginal soluble film.

3). Metode modern

a). Kontrasepsi hormonal 1). Pil KB

2). AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) / IUD (Intra Uterine Devices)

3). Suntikan KB 4). Susuk KB

5). Kontrasepsi mantap

6). Medis Operatif Pria (MOP) 7). Medis Operatif Wanita (MOW).

Berdasarkan lama efektivitasnya, kontrasepsi dapat dibagi menjadi

1) MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang), yang termasuk dalam kategori ini adalah jenis susuk/implant, IUD, MOP, dan MOW.

2) Non MKJP (Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang), yang termasuk dalam kategori ini adalah kondom, pil, suntik, dan metode-metode lain selain metode yang termasuk dalam MKJP.

Berikut pembahasan singkat mengenai jenis jenis kontrasepsi tersebut ( Saifuddin, 2003).

a. Kondom pria

Kondom adalah selubung tipis dari karet, vinil, atau produk alamiah dapat berwarna maupun tidak berwarna, biasanya ditambahkan spermisida untuk perlindungan tambahan, serta digunakan untuk menutupi penis sesaat sebelum berhubungan. Mekanisme kerja kondom adalah dengan cara menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus genitalia interna wanita. Efektivitas kondom sendiri tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 3-4 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama. Pemakaian kondom memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungan kondom

(18)

2). Memberi perlindungan terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS) 3). Dapat diandalkan

4). Sederhana, ringan, disposable, dan mudah digunakan

5). Tidak memerlukan pemeriksaan medis, supervisi, atau follow-up 6). Reversibel

7). Pria ikut aktif dalam kegiatan KB 8). Efektif segera setelah dipasang 9). Tidak mempengaruhi kegiatan laktasi

10). Dapat digunakan sebagai pendukung metode kontrasepsi lain 11). Tidak mengganggu kesehatan

12). Tidak ada efek samping sistemik

13). Mudah didapatkan dan tidak perlu resep dokter 14). Murah karena digunakan dalam jangka pendek Kerugian kondom :

1). Efektivitas dipengaruhi kesediaan akseptor mematuhi instruksi yang diberikan dan motivasi akseptor

2). Efektivitas tidak terlalu tinggi

3). Perlu menghentikan aktivitas dan spontanitas hubungan seks guna memasang kondom.

4). Dapat mengurangi sensitifitas penis sehingga ereksi sukar dipertahankan. b. Pil KB

Pil KB biasanya megandung Estrogen dan Progesteron . Cara kerja pil KB adalah dengan cara menggantikan produksi normal Estrogen dan Progesteron dan menekan hormon yang dihasilkan ovarium dan relesing factor yang dihasilkan otak sehingga ovulasi dapat dicegah. Efektivitas metode ini secara teoritis mencapai 99% atau 0,1 – 5 kehamilan per 100 wanita pada pemakaian di tahun pertama bila digunakan dengan tepat. Tetapi dalam praktek ternyata angka kegagalan pil masih cukup tinggi yaitu mencapai 0,7 - 7%. Keuntungan dan kerugian pemakaian pil KB antara lain:

Keuntungan pil KB :

(19)

2) Nyaman, mudah digunakan, dan tidak mengganggu senggama 3) Reversibilitas tinggi

4) Efek samping sedikit

5) Mudah didapatkan, tidak selalu perlu resep dokter karena pil KB dapat diberikan oleh petugas non medis yang terlatih

6) Dapat menurunkan resiko penyakit-penyalit lain seperti kanker ovarium, kehamilan ektokpik, dan lain-lain

7) Relatif murah Kerugian pil KB :

1). Efektivitas tergantung motivasi akseptor untuk meminum secara rutin tiap hari

2). Rasa mual, pusing, kencang pada payudara dapat terjadi 3). Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu 4). Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa

5). Tidak dapat melindungi dari resiko tertularnya Penyakit Menular Seksual.

c. Kontrasepsi suntik

Kontrasepsi suntik yang biasa tersedia adalah Depo -provera yang hanya mengandung Progestin dan diberikan tiap 3 bulan. Cara kerja kontrasepsi suntik yaitu dengan mencegah ovulasi, mengentalkan lerndir serviks, dan menghambat perkembangan siklis endometrium. Efektivitas dari kontrasepsi suntik sangat tinggi mencapai 0,3 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama penggunaan. Angka kegagalan metode ini <1 kehamilan per 100 wanita per tahun. Keuntungan dan kerugian metode ini adalah :

Keuntungan kontrasepsi suntik : 1) Sangat efektif

2) Memberikan perlindungan jangka panjang selama 3 bulan

3) Bila digunakan bersama pil KB dapat mengurangi resiko yang ditimbulkan karena lupa meminum pil KB

4) Tidak mengganggu senggama

(20)

6) Mengurangi efek samping yang ditimbulkan oleh Estrogen karena metode ini tidak mengandung Estrogen

7) Relatif murah

Kerugian kontrasepsi suntik : 1) Berat badan naik

2) Siklus menstruasi kadang terganggu

3) Pemulihan kesuburan kadang-kadang terlambat.

d. Susuk/ implant

Kontrasepsi susuk yang sering digunakan adalah Norplant. Susuk adalah kontrasepsi sub dermal yang mengandung Levonorgestrel (LNG) sebagai bahan aktifnya. Mekanisme kerja Norplant yang pasti belum dapat dipastikan tetapi mungkin sama seperti metode lain yang hanya mengandung Progestin . Norplant memiliki efek mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks, dan menghambat perkembangan siklis endometrium. Efektivitas Norplant sangat tinggi mencapai 0,05 – 1 kehamilan per 100 wanita dalam tahun pertama pemakaian. Angka kegagalan Norplant <1 kehamilan per 100 wanita per tahun dalam 5 tahun pertama pemakaian. Angka kegagalan ini lebih rendah bila dibandingkan dengan metode barier, pil KB, dan IUD. Keuntungan dan kerugian Norplant antara lain:

Keuntungan susuk :

1) Norplant merupakan metode kontrasepsi yang sangat efektif 2) Tidak merepotkan dan tidak mengganggu senggama

3) Resiko untuk lupa lebih kecil dibandingkan pil KB dan suntikan karena Norplant dipasang tiap 5 tahun

4) Mudah diangkat dan segera setelah diangkat kesuburan akseptor akan kembali

5) Pemasangan dapat dilakukan oleh petugas non medis yang terlatih

6) Dapat mengurangi efek samping yang ditimbulkan oleh Estrogen karena Norplant tidak mengandung Estrogen

(21)

7) Lebih efektif secara biaya karena walaupun harganya mahal tetapi masa pemakaiannya mencapai 5 tahun.

Kerugian Norplant :

1) Efektivitas dapat berkurang bila digunakan bersama obat- obatan tertentu

2) Merubah siklus haid dan meningkatkan berat badan 3) Tergantung pada petugas

4) Tidak melindungi dari resiko tertularnya PMS.

e. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) atau IUD (Intra Uterine Devices) AKDR adalah kontrasepsi yang terbuat dari plastik halus berbentuk spiral atau berbentuk lain yang dipasang di dalam rahim dengan memakai alat khusus oleh dokter atau paramedis lain yang terlatih. Mekanisme kerja AKDR belum diketahui tetapi kemungkinan AKDR menyebabkan perubahan-perubahan seperti munculnya sel-sel radang yang menghancurkan blastokis atu spermatozoa, meningkatkan produksi prostaglandin sehingga implantasi terhambat, serta bertambah cepatnya pergerakan ovum di tuba falopii. Efektivitas IUD mencapai 0,6 – 0,8 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama penggunaannya. Angka kegagalan IUD 1 – 3 kehamilan per 100 wanita per tahun. Keuntungan dan kerugian pemakaian AKDR antara lain: Keuntungan AKDR:

1) Efektivitas tinggi

2) Dapat memberikan perlindungan jangka panjang sampai dengan 10 tahun 3) Tidak mengganggu hubungan seksual

4) Efek samping akibat Estrogen dapat dikurangi karena AKDR hanya mengandung Progestin

5) Tidak ada kemungkinan gagal karena kesalahan akseptor KB 6) Reversibel

7) Dapat disediakan oleh petugan non medis terlatih 8) Akseptor hanya kembali ke klinik bila muncul keluhan

(22)

9) Murah

Kerugian AKDR :

1) Perlunya pemeriksaan pelvis dan penapisan PMS sebelum pemasangan 2) Butuh pemerikasaan benang setelah periode menstruasi jika terjadi kram,

bercak, atau nyeri.

3) Akseptor tidak dapat berhenti menggunakan kapanpun ia mau. f. Metode Operatif Pria (MOP)

MOP merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor yang aman, sederhana, dam sangat efektif, memakan waktu operasi relatif singkat dan tidak memerlukan anestesi umum. MOP dilakukan dengan cara memotong vas deferens sehingga sperma tidak dapat mencapai air mani dan air mani yang dikeluarkan tidak mengandung sperma. Efektivitas sangat tinggi mencapai 0,1 – 0,15 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama pemakaian. Angka kegagalan <1 kehamilan per 100 wanita. Keuntungan dan kerugian MOP antara lain :

Keuntungan MOP: 1) Sangat efektif

2) Tidak mengganggu senggama 3) Tidak ada perubahan fungsi seksual

4) Baik untuk klien yang bila mengalami kehamilan akan membahayakan jiwanya

Kerugian MOP:

1) Permanen, kesuburan tidak dapat kembali normal 2) Efek tertunda sampai 3 bulan atau 20 kali ejakulasi

3) Nyeri setelah prosedur serta komplikasi lain akibat pembedahan dan anestesi

4) Hanya dapat dilakukan oleh dokter yang terlatih 5) Tidak memberi perlindungan terhadap PMS. g. Metode Operatif Wanita (MOW)

MOW adalah tindakan operasi minor untuk mengikat atau memotong kedua tuba falopii sehingga ovum dari overium tidak akan mencapai uterus dan

(23)

tidak akan bertemu dengan spermatozoa. Efektivitas MOW sekitar 0,5 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama pemakaian, sedikit lebih rendah dibandingkan MOP. Keuntungan dan kerugian MOW antara lain :

Keuntungan MOW: 1) Sangat efektif 2) Segera efektif 3) Permanen

4) Tidak mengganggu senggama

5) Baik untuk klien yang bila mengalami kehamilan akan membahyakan jiwanya 6) Pembedahan sederhana dan hanya perlu anestesi lokal

7) Tidak ada efek samping jangka panjang 8) Tidak ada gangguan seksual

Kerugian MOW: 1) Permanen

2) Nyeri setelah prosedur serta komplikasi lain akibat pembedahan dan anestesi 3) Hanya dapat dilakukan oleh dokter yang terlatih

4) Tidak memberi perlindungan terhadap PMS

5) Meningkatkan resiko kehamilan ektokpik (Saifudin, 2003).

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi

Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk memilih jenis kontrasepsi yang digunakan antara lain:

1) Faktor pasangan a). Umur

b). Gaya Hidup

c). Frekuensi senggama

(24)

e). Pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu f). Sikap kewanitaan dan kepriaan

2) Faktor kesehatan a). Status kesehatan b). Riwayat haid c). Riwayat keluarga d). Pemeriksaan fisik 3) Faktor metode kontrasepsi

a). Efektivitas b). Efek samping 4) Faktor ekonomi

a). Biaya

b). pendapatan dan pekerjaan c). jarak (Wiknjosastro, 2006).

3. Hubungan Status Ekonomi Terhadap Penggunaan Pemilihan Jenis KB

Tingkat ekonomi mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi. Hal ini disebabkan karena untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi yang diperlukan akseptor harus menyediakan dana yang diperlukan. bahwa sebagian besar masyarakat menggunakan pertimbangan ekonomi dalam pemilihan alat KB, sehingga sebagian besar memilih alat kontrasepsi yang murah sebagai metode kontrasepsi yang diapakai meskipun sebelumnya sudah dijelaskan efek samping yang ditimbulkan akibat pemakaiannya, akan tetapi karena murah dan mudah diperoleh sehingga menjadi pilihan utama. Tinggi rendahnya status sosial dan keadaan ekonomi penduduk di Indonesia akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan program KB di Indonesia. Kemajuan program KB tidak bisa lepas dari tingkat ekonomi masyarakat karena berkaitan erat dengan kemampuan untuk membeli alat kontrasepsi yang digunakan.

Tinggi rendahnya status ekonomi penduduk di Indonesia akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan program KB tidak dapat lepas dari tingkat ekonomi masyarakat karena berkaitan dengan kemampuan untuk membeli alat kontrasepsi yang akan digunakan ( Handayani, 2010 ).

(25)

Tabel 2.1 Perbandingan Jenis Kontrasepsi Jenis Kontrasepsi Kegagalan teoritis per 100 wanita Kegagalan dalam praktek per 100 wanita Efektifitas Biaya Kondom 3-4% 10-20% Rp. 3.000/strip Tergantung frekuensi senggama Pil KB 0,1–5% 0,7-7% Rp. 2000/strip tiap 1 bulan Suntik 0,3% 3-5% Rp. 20.000/suntik tiap 3 bulan (tergantung jenisnya)

Implant 0,05–1% Belum ada

(26)

pemilihan jenis KB 1. kondom pria 2. Pil KB 3. Suntik KB 4. Susuk 5. IUD 6. MOP 7. MOW pasang (tergantung jenisnya dan tempat pemasangan) AKDR / IUD 0,6–0,8% 1-3% Rp. 500.000 -900.000, Tergantung tempat pemasangan MOP 0,1–0,15% 0,2 – 0,6% Rp.750.000-1.200.000 (sudah biaya dokter) dan Tergantung RS tempat rujukan MOW 0,5% 0,1 - 0,5% Rp.750.000-1.200.000 (sudah biaya dokter) dan Tergantun RS tempat rujukan Sumber: Data dengan petugas Bidan Desa di Pujotirto.

B. Kerangka Teori pelaku ekonomi 1. Rumah tangga 2. Perusahaan 3 Pemerintah 4. Luar Negri Faktor yang mempengaruhi ekonomi 1. pendapatan 2. pendidikan 3. sosial budaya 4. demografi 5. pekerjaan Status ekonomi 1. Kelas bawah 2. Kelas menengah 3. Kelas atas faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis KB 1. faktor pasangan

(27)

faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis KB 1. faktor pasangan 2. faktor kesehatan 4. efek samping faktor metode kontrasepsi 1. Efektifitas 2. Efek samping Faktor ekonomi 1. Biaya 2. Pendapatan / pekerjaan 3. jarak

Bagan 1 Kerangka teori

sumber : Kartono (2006) ; Saraswati (2009) ; Handayani (2010)

C. Kerangka Konsep penelitian

Variabel bebas Status ekonomi 1. kelas atas 2. kelas menengah 3. kelas bawah Variabel terikat 1. Kontrasepsi dengan MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) a. susuk / Implan b. IUD c. MOP d. MOW

2. Kontrasepsi dengan Non MKJP

a. kondom b. Pil c. Suntik

(28)

3. biaya / ekonomi

Variabel pengganggu

D. Hipotesis

Ha: Ada hubungan antara status ekonomi dengan pemilihan jenis KB di Desa Pujotirto Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan keseluruhan proses pemikiran dari penelitian matang tentang hal-hal yang dilakukan sebagai landasan berpijak serta dapat pula dijadikan dasar penelitian baik oleh peneliti sendiri maupun orang lain terhadap kegiatan penelitian (Arikunto, 2006).

Penelitian ini bersifat deskriptif karena menjelaskan fenomena yang sedang terjadi di area penelitian dan bersifat korelasi untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain, dan apabila ada seberapa erat hubungannya antara variabel-variabel itu. Pendekatan variabel ini adalah cross sectional dengan tujuan untuk mengukur dan mengumpulkan variabel dalam waktu yang sama.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

(29)

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh obyek itu (Sugiyono, 2010). Dengan kata lain, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan ibu yang menjadi akseptor KB di Desa Pujotirto Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen yang berjumlah 361 akseptor KB.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono,2010). Dengan kata lain, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,2006).

Tehnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah dengan cara menganbil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Tehnik ini biasanya dilakukan oleh penulis karena beberapa pertimbangan karena keterbatasan waktu, tenaga dan dana, sehingga tidak mengambil sampel yang besar dan jauh (Arikunto, 2006).

Besar sampel adalah banyaknya anggota yang akan dijadikan sampel (Nursalam, 2001). Besar sampel yang digunakan apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi bila jumlahnya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, dalam penelitian ini besar sampel adalah 20% dari populasi yang berjumlah 361 orang yang ada di Desa Pujotirto Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen yaitu 72,2 kemudian dibulatkan menjadi 72 responden. Pengambilan responden ini tergantung setidak-tidaknya dari kriteria sampel sebagai berikut:

1) Dengan kriteria inklusi dibawah ini:

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target terjangkau yang akan diteliti.

(30)

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: a) Ibu yang menjadi akseptor KB

b) Bersedia menjadi responden c) Bisa baca tulis

d) Bertempat tinggal di Desa Pujotirto Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen.

2) Kriteria eksklusi:

Kriteria eksklusi adalah sebagian subyek yang memenuhi karakteristik umum penelitian dari suatu penelitian target terjangkau yang akan diteliti tetapi harus dikeluarkan dari studi karena berbagai sebab antara lain:

a) Ibu yang tidak berada di tempat saat dilakukan penelitian

b) Ibu yang menggunakan jenis Kb yang drop out karena mengalami efek samping KB.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).

1. Variabel Bebas

Menurut Sugiyono (2010), Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat, atau dengan kata lain merupakan variabel yang mempengaruhi. Dalam hal ini variabel bebas adalah status ekonomi.

2. Variabel Terikat

Menurut Sugiyono (2010), Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah pemilihan jenis kontrasepsi.

3. Variabel Pengganggu

Menurut Ummah (2007), variabel pengganggu adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan variabel yang sedang diteliti tetapi tidak apat dilihat, diukur dan dimanipulasi. Pengaruhnya harus disimpulkan dari pengaruh-pengaruh variabel

(31)

bebas dan variabel moderat terhadap gejala yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini adalah faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis KB.

D. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Tempat yang akan dilakukan penelitian adalah di Desa Pujotirto Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang dilakukan peneliti adalah dimulai dari penyusunan proposal sampai dengan penyusunan laporan hasil penelitian, yaitu dari bulan April 2012 sampai dengan bulan Januari 2013.

E. Definisi Operasional

Definisi Operasional dalam variabel penelitian ini, dapat dikemukakan sebagai berikut: No Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1 Status Ordi

(32)
(33)
(34)
(35)
(36)

2 Pemiliha n jenis KB Seseorang dalam memilih jenis KB yang digunakan dalam upaya pencegahan kehamilan yang di anggap sesuai dengan keadaan dari pemakai. Diperoleh dengan cara mengisi kuesioner II, yang terdiri dari 2 item pertanyaan.

Nomi nal

(37)
(38)
(39)
(40)

F. Teknik Pengumpulan Data Data primer

Data primer diperoleh dari hasil pengisian kuisioner. Kuisioner

Menurut Arikunto (2006), kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ingin diketahui. Kuisioner dalam penelitian ini penulis menggunakan metode angket. Metode angket ini dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir-formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah subyek untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban serta sebagainya yang digunakan untuk membadingkan data yang diperoleh. Dalam kuisioner yang digunakan adalah angket langsung tertutup (multiple choice) yang berupa pertanyaan dimana responden harus memilih jawaban yang tersedia.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnyalebih baik, dalam arti lebih cepat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah di olah ( Arikunto, 2002).

Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan ada 2 jenis yaitu:

(41)

1). Kuesioner 1 untuk mengukur status ekonomi responden, berbentuk pertanyaan multiple choice yang berjumlah 3 item pertanyaan yang dibuat sendiri oleh peneliti. Untuk penghasilan dengan kategori rendah yaitu dengan penghasilan > Rp. 1000.000 diberi kode 1, dengan kategori menengah antara Rp 1.000.000 sampai Rp 2.000.000 diberi kode 2, Dan kategori tinggi > Rp 2.000.000 dengan kode 3.

2). Kuesioner II untuk mengetahui pemilihan jenis KB yang digunakan pesponden, berbentuk multipel choice yang terdiri dari 2 item pertanyaan. Untuk pemakaian jenis KB dengan MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) yang terdiri dari susuk atau implan, IUD, MOP, MOW diberi kode 1, dan untuk pemakaian jenis KB dengan non MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) yang terdiri dari kondom, pil, suntik diberi kode 2.

H. Teknik Analisa Data

Tehnik Analisa Data dalam penelitian ini dari beberapa tahap yaitu: 1. Pengolahan Data

a) Pengumpulan Data

Data yang di kumpulkan dari pengisian kuisioner yang telah di sebarkan kepada responden.

b) Editing Data

Yaitu memeriksa data yang telah terkumpul tentang kelengkapan isian, sehingga bila ternyata ada yang belum lengkap bisa di ulang kesumber yang bersangkutan. c) Coding Data

Yaitu pemberian kode-kode tertentu pada masing-masing jawaban menurut macamnya untuk memudahkan dalam tahap pengolahan data.

d) Tabulasi Data

Yaitu mengelompokkan data kedalam tabel yang dibuat sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.

2. Analisis Data

(42)

X2=^

(fo – fh)

fh

Analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase tiap variabel. Adapun analisis univariat bertujuan untuk melihat kelayakan data atau menjelaskan gambaran atau deskriptif dari variabel penelitian (Arikunto, 2006).

Analisa univariat pada penelitian ini yang disajikan untuk mendiskripsikan semua variabel sebagai bahan informasi dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran umur responden, jumlah anak responden, status ekonomi responden dan gambaran jenis KB terhadap responden di Desa Pujotirto Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen.

b) Analisis Bivariat

Analisa Bivariat ini menggunakan uji Chi Kuadrat atau Chi Square (X2) melalui program SPSS for windows untuk mengetahui dan memperjelas hubungan antara variabel dengan rumus sebagai berikut :

keterangan :

X2 : Harga Chi Kuadrat yang dicari

Fo : Frekuansi yang ada (frekuensi obsevasi ) Fh : Frekuensi yang diharapkan dengan teori Ho: ditrima apabila X2 hitung

>

X2 tabel

Ha: ditolak apabila X

2 hitung < X2

tabel

Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan status ekonomi dengan pemilihan jenis KB.

I. Validasi dan Reliabilitas Instrumen.

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket atau kuisioner yang disusun peneliti sendiri berdasarkan teori yang ada sehingga harus diuji validitas dan uji reliabilitasnya.

(43)

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalitan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Dimana Uji Validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan pengujian validitas isi (content validity) (Arikunto, 2006). Uji Validitas pada penelitian ini adalah di Desa Kaligowong, kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo sebanyak 20 responden. Ada beberapa pengujian validitas instrumen

a. Pengujian Validitas kontruk (Contruct Validity)

Untuk menguji Validitas ini dapat digunakan pendapat dari para ahli, dalam hal ini setelah pendapat dikontruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu.

b. Pengujian validitas eksternal

Instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi dilapangan. untuk instrumen yang berbentuk test., maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang diajarkan. untuk instrumen yang aka mengukur efektivitas pelaksanaan program, maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan.

c. Validitas Isi

Pada penelitian ini menggunakan Validitas isi, secara teknis pengujian validitas kontruksi dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang akan diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pertanyaan yang telak dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis. Pada setiap instrumen baik test maupun nontest terdapat butir (item) pertanyan atau pernyataan. untuk menguji validitas butir-butir pertanyaan lebih lanjut, maka setelah dikonsultasikan dengan ahli, maka selanjutnya diujicobakan ( Sugiyono, 2010).

(44)

Realibilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur yang sama (Hastono, 2007).

Pengujian Reabilitas Instrumen menurut Sugiyono (2010) yaitu: a). Test-Retest

b). Ekuivalen

c). Internal Consistency d). Gabungan

Uji realibilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan gabungan, Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang equivalen itu beberapa kali, ke responden yang sama, jadi cara ini merupakan gabungan pertama dan kedua.

J. Mekanisme Penelitian

Langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Memilih masalah.

Masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah tentang status ekonomi dengan pemilihan jenis KB di Desa Pujotirto Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen. 2. Studi pendahuluan.

Studi pendahuluan dilakukan di Desa Pujotirto, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen.

3. Merumuskan masalah.

Menentukan sejauhmana penelitian akan dilakukan tentang status ekonomi dengan pemilihan jenis KB. Sehingga penelitian akan berjalan dengan sistematis dan tidak terlalu melenceng dari masalah yang sedang diteliti.

4. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara status ekonomi dengan pemilihan jenis KB diwilayah Desa Pujotirto Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen.

(45)

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. 6. Menentukan Variabel dan Sumber Data.

Variabel dalam penelitiaan ini adalah status ekonomi dan pemilihan jenis KB. Sedang sumber datanya di peroleh dari ibu yang menggunakan akseptor KB di Desa Pujotirto Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen.

7. Menentukan dan menyusun instrumen.

Instrumen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden.

8. Mengumpulakan data.

Mengumpulkan data dari responden yangtelah diberikan kuesioner.

9. Analisis data.

Mengedit data, memberi kode agar data tidak tertukar dan mengelompokkan data yang sesuai.

10. Menarik kesimpulan.

Menarik kesimpulan dari kegiatan penelitian yang telah dilakukan. 11. Menulis laporan.

Gambar

Tabel 2.1 Perbandingan Jenis Kontrasepsi Jenis Kontrasepsi Kegagalan teoritis per 100 wanita Kegagalan dalam praktekper 100 wanita EfektifitasBiaya Kondom 3-4% 10-20% Rp

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari dikoordinasikan oleh bidang Tembak Sasaran serta bertanggung jawab kepada Ketua Umum. Tugas Pokok dan Fungsi Komisi Pembinaan

Menurut Gagne, Wager, Goal, &amp; Keller [6] menyatakan bahwa terdapat enam asusmsi dasar dalam desain instruksional. Keenam asumsi dasar tersebut dapat dijelaskan

Sehingga dengan adanya industri kecil genteng pres tersebut dapat diharapkan pendapatan keluarga yang bergerak di bidang ini serta masyarakat sekitar akan semakin meningkat

Model administrasi negara sebagai alat negara dan bukan aparat pemerintah ini dapat dilihat pada administrasi negara Jerman, yang juga dijadikan rujukan oleh Menteri Pemberdayaan

Vica Mitra Sealindo, yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan kegiatan Evaluasi Sistem Informasi Penjualan Tunai pada PT.. Vica

Dengan adanya sistem e-grocery maka konsumen yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu dapat memanfaatkan jaringan internet yang terhubung ke website untuk

Dalam penulusuran sampai saat ini penulis belum menemukan penelitian atau tulisan yang secara spesifik mengkaji tentang ‚Analisis Hukum Islam Terhadap Pemotongan Gaji

Hal ini sesuai dengan hasil analisis deskriptif bahwa kelompok siswa yang mengikuti pelajaran dengan penyajian metode pembelajaran ceramah yang dilengkapi media animasi