47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Bagian ini akan diuraikan menjadi tiga sub bagian yaitu kondisi awal awal , deskripsi siklus I dan deskripsi siklus II . Deskripsi konsisi awal membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalam hasil mata pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sebelum dilaksanakannnya tindakan penelitian . Kemudian pada deskripsi siklus 1 menjelaskan tentang pelaksanannya tindakan penelitian siklus 1 meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan obserfasi dan kegiatan reflessi dari pelaksanan tindakan siklu 1. Sama` halnya dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi siklus 1, pada bagian deskripsi siklus II menguraikan tentang perencanaan , pelaksanaan, kegiatan observasi guru , kegiatan observasi siswa dan kegiatan reflessi dari pelasanan tindakan siklus II
4.2. Pelaksanaan Penelitian
Sebelum melaksanakan tindakan kelas, peneliti terlebih dahulu melakukan studi pada awal dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas 4 di SDN Payang 01, diperkuat dengan studi dokumentasi dari daftar nilai siswa kelas 4, mengetahui kondisi kegiatan hasil belajar kelas 4.
Penelitian ini dilakukan di SDN Payang 01 pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2016 / 2017 . Subjek penelitian pada PTK adalah siswa kelas 4 SDN Payang 01 dengan jumlah siswa 31. Karakteristik pada daya serap pembelajaran siswa kelas 4 sangat heterogen . Daya serap yang heterogin ini memerlukan metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa agar hasil belajar dapat tercapai.
48
dilakukan ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di dalam pelaksanan pembelajaran.
4.2.1.1. Tahap Perencanaan Siklus I
Pada tahap perencanaan akan dijelaskan tentang perencanaan yang dilakukan peneliti bersama dengan teman sejawat sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan strategi True or False yang meliputi kegiatan penyusunan
RPP, perlengkapan berupa media pembelajaran, perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam Tiga kali pertemuan , dengan materi mengidentifikasi wujud benda padat, cair, gas, yang memiliki sifat tertentu. 4.2.1.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1
Pembelajaran pada siklus I dilakukan pada hari selasa tanggal 07 November 2016. Pembelajaran dilaksanakan selama dua jam pelajaran pada masing-masing pertemuan. Pembelajaran di kelas eksperimen menerapkan strategi
True or False. Guru menyiapkan siswa, seperti memastikan bahwa semua siswa
telah masuk kelas. Kemudian guru dan siswa melaksanakan apersepsi. Setelah kegiatan apersepsi dapat membangkitkan semangat siswa dan mengantarkan pada materi pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan metode ceramah. Selama penjelasan materi, siswa mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Setelah menjelaskan materi, guru mencatat materi di papan tulis. Siswa disuruh mencatatnya di buku catatan masing-masing. Sesekali guru melakukan tanya jawab seputar materi yang telah dijelaskan.
49
mengapa pernyataan tersebut “benar” atau “salah”. Guru mengamati dan membimbing berlangsungnya diskusi.
Kegiatan selanjutnya yaitu guru menyuruh setiap kelompok menanggapi setiap pernyataan yang didapat di depan teman-temannya. Setiap kelompok dengan antusias maju untuk membacakan dan memberikan alasan atas pernyataan yang didapat. Secara bergantian, siswa memberikan alasan atas pernyataan yang didapat dan kelompok lain menyimak. Setiap siswa yang dapat menentukan pernyataan yang didapat “benar” atau “salah” dan memberikan alasannya dengan tepat akan mendapat penghargaan.
Melalui kegiatan diskusi yang dikemas dengan permainan True Or False,
siswa diharapkan mampu mengingat kembali materi yang telah mereka dapatkan dengan suasana yang menyenangkan.
4.2.1.3. Observasi Siklus I
Kegiatan observasi dilakukan oleh Observer untuk mengamati aktifitas selama
proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktifitas guru maupun aktifitas siswa .Dalam pengamatan tersebut , ada beberapa catatan dari guru observer .
.Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi seperti tabel berikut :
Tabel 4.1
Hasil Observasi Guru Pada Siklus I
No
Aspek Yang Di Amati Ya Tidak Keterangan
1
AWAL
a. Guru memberi salam pembuka b. Guru memimpin doa
c. Guru mengabsen dan menanyakan kehadiran siswa
d. Guru melakukan apresiasi dan
memberitahukan tujuan
pembelajaran
√
√
√
50 e. Guru memberikan penjelasan
mengenai sifat benda dan contohnya f. Guru memastikan bahwa semua
siswa telah memahami tentang materi sifat dan contoh benda
√
√
2. INTI
a. Guru membagi kelompok secara heterogen sesuai dengan tingkat kecerdasan dan jenis kelamin siswa. b. Guru memberikan penjelasan tujuan
pembentukkan kelompok.
c. Guru membentuk kelompok dengan membacakan nama anggota dan nama kelompok.
d. Pembentukkan kelompok secara cepat tidak lebih dari 10 menit.
√
√
√
√ Belum
tersampaikan
3. Guru membagikan kartu pernyataan kepada setiap siswa.
a. Guru membagikan kartu pernyataan dengan efisien, tidak lebih dari 5 menit.
b. Guru membagikan kartu pernyataan sesuai dengan aturan, yaitu membagi kartu pernyataan sejumlah anggota setiap kelompok.
c. Guru menjelaskan peraturan ToF secara runtut.
√
√
√
√ Lebih 10
51 d. Guru menjelaskan peraturan ToF
dengan bahasa yang mudah dipahami.
4 Guru membimbing kegiatan diskusi kelompok.
a. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok untuk berdiskusi tentang kartu pernyataan yang didapat.
b. Guru menjelaskan bahwa kekompakkan tim yang positif diperlukan dalam kegiatan diskusi ini.
c. Guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok.
d. Guru memperhatikan berlangsungnya diskusi.
√
√
√
√
5. Guru menyuruh setiap kelompok maju menyampaikan jawaban “true” atau “false” pernyataan yang didapat anggotanya.
a. Guru menyuruh setiap kelompok maju, yang menjawab pernyataan yang didapat “true” “false”
b. Guru mengondisikan siswa berdiri dengan rapi.
c. Guru menyuruh siswa menyampaikan alasannya dengan suara yang jelas.
√
√
√
√
52 Tabel 4.2
Hasil Observasi Siswa Pada Siklus I
N
O ASPEK YANG DI AMATI YA TIDAK KET
1
1. Siswa secara bersama membalas salam dari guru
2. Siswa bersama guru doa
3. Siswa Merespon dan mengabsen kehadiran siswa
4. Siswa mendengarkan apresiasi dan tujuan pembelajaran dari guru 5. Siswa mendengarkan penjelasan
√
√
√
√
√ Ramai
sendiri d. Guru menyuruh kelompok lain
menyimak jawaban dan meluruskan apabila ada kesalahan.
AKHIR.
a. Guru memberikan umpan balik tentang masing-masing kartu pernyataan yang didapat siswa.
b. Guru meluruskan apabila ada kesalahanpemahaman yang dialami siswa.
c. Guru mencatat cara-cara siswa dalam menyelesaikan tugas.
d. Guru menyuruh siswa sportif dengan cara memberikan tepuk tangan kepada kelompok yang sudah menyampaikan pendapatnya.
√
√
√
53 mengenai sifat benda dan contohnya dari guru
6. siswa telah memahami tentang materi sifat dan contoh benda
√ Masih
binggung
2. 7. Siswa membentuk kelompok sesuai instruksi guru
8. Siswa mendengarkan penjelasan tujuan pembentukkan kelompok. 9. Siswa membentuk kelompok
dengan mendengarkan nama anggota dan nama kelompok. 10.Pembentukkan kelompok secara
cepat tidak lebih dari 10 menit.
√ pernyataan sesuai dengan aturan, 13.Siswa Mendengarkanmenjelaskan
peraturan ToF secara runtut. 14.Siswa mencatat keterangan -
keterangan yang diberikan guru
√
16.Siswa mendengar penjelasan guru tentang ,kekompakkan tim yang positif diperlukan dalam kegiatan diskusi ini.
√ √
√
54 yang menjawab pernyataan yang didapat “true” berdiri di sebelah kanan guru dan yang menjawab “false” berdiri di sebelah kiri guru. 18.siswa berdiri dengan rapi.
19.siswa menyampaikan alasannya dengan suara yang jelas.
20.kelompok lain menyimak jawaban dan meluruskan apabila ada kesalahan.
√
√
√
21.Siswa memperhatikan umpan balik tentang masing-masing kartu pernyataan yang didapat siswa. 22.Siswa dengan sportif dengan
memberikan tepuk tangan kepada
kelompok yang sudah
menyampaikan pendapatnya.
√
√
Observasi dilakukan oleh peneliti .Pada saat proses mengajar berlangsung siswa terlihat cukup aktif dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran mengenai sifat – sifat benda padat, cair dan gas, karena siswa menemukan sendiri dan sangat mengasikkan dengan permainan. Kemudian siswa mendiskusikan bersama kelompoknya dan menjelaskan masing – masing pernyataan yang di dapat di depan kelas dengan rapi.
Berdasarkan hasil pengamatan, beberapa siswa dapat mengerjakan kartu pernyataan dengan benar, tetapi masih ada juga yang melakukan kesalahan.
Kesalahan yang dilakukan antara lain :
55
2. Pada kegiatan diskusi tidak semua anggota kelompok bekerja dengan baik. Ada siswa yang hanya diam dan melihat teman mereka bekerja.
3. Siswa masih belum berani bertanya, mempresentasikan jawaban di depan kelas, maupun berkomentar terhadap pekerjaan teman atau kelompok lain. 4. Ada beberapa siswa yang kurang memahami materi yang sedang
disampaikan oleh guru, Karena guru kurang menguasai materi yang disampaikan.
5. Beberapa siswa ada yang bermain sendiri bahkan mengganggu temannya 4.2.1.4. Hasil Evaluasi
Pada siklus I ini keterlibatan siswa dalam pembelajaran pun masih kurang .Masih banyak anak yang tidak memperhatikan penjelasan guru . Selain itu masih banyak anak yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Pada saat proses mengajar berlangsung siswa terlihat kurang aktif dan mengikuti pembelakjaran, dapat dilihat pada langkah – langkah yang pertama , yaitu guru seharusnya melakukan apresiasi nya menjelaskan tujuan pembelajarannya kurang lengkap sehingga apa yang ingin di capai dalam pembelajaran kurang di pahami oleh siswa. Dalam pelaksanaan pembetukan kelompok secara heterogen berdasarkan tingkat kecerdasan siswa pada pertemuan pertama sudah di lakukan tetapi kurang sempurna , karena guru mengalami kesulitan dalam mengondisikan siswa yang terlalu antusias dalam mengikuti pembelajaran , sehingga dalam pembetukan kelompok terlalu lama.Pada pertemuan kedua guru sudah mengalami peningkatan dalam mengondisikan siswanya , hasilnya semua aspek sudah terpenuhi secara baik.Pada pertemuan kedua dalam kegiatan guru membagikan kartu pernyataan kepada siswa sudah baik dan memuaskan , karena sudah mampu mengondisikan keadaan siswa dengan baik serta semua indikator sudah terpenuhi.
56
yaitu guru menyuruh setiap kelompok maju menyampaikan jawaban “ true” atau “ false “ dari kartu pernyatan yang di dapat oleh masing masing siswa. Pada pertemuan pertama kegiatan ini kurang maksimal karena dalam memberikan arahan kurang bisa dipahami oleh siswa , sehingga siswa masih mengalami kesulitan dalam memposisikan dirinya.hal yang kurang terpenuhi pada pertemuan pertama sudah dilakukan perbaikan oleg guru, sehingga pada pertemuan ke dua, guru sudah bisa melakukan semua kegiatan pembelajaran dengan bagus tanpa ada yang tertinggal.
Sehingga dapat dilihat hasil penilaian rata – rata yang dicapai nilai dari kegiatan kondisi awal 64,77 dan pada silkus pertama nilai rata – rata yang dicapai 65,45 .Hal tersebut berrarti guru telah merancang pembelajaran dikelas exsperimen dengan baik dan dapat sidimpulkan bahwa pembelajaran di kelas experimen sudah melakukan strategi pembelajaran True or False dengan baik.
4.2.1.5. Refleksi Siklus 1
Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I , siswa kelas IV SD Negeri Payang 01 Pati dinyatakan semua indikator kurang sempurna . Dimana dalam pembelajaran di kelas experimen tidak terjadi pembentukan kelompok dan pemberian kartu pernyataan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran di kelas experimen benar-benar tidak menggunakan strategi pembelajaran True or False yang dibuktikan dengan rendahnya tingkat penggunaan
strategi True Or False dalam penelitian ini yaitu strategi True or False. Dalam
pelaksanaannya, peneliti berperan sebagai guru. Guru harus mengetahui langkah-langkah strategi pembelajaran aktif True or False, agar pembelajaran berjalan
lancar dan sesuai dengan langkah-langkah dalam RPP. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru dibantu oleh Observer, yaitu guru kelas. Pengamat bertugas untuk mengamati sesuai atau tidaknya pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti dengan langkah-langkah strategi True or False dengan
57
Berdasarkan observasi ada beberapa yang ditemukan oleh observer untuk menjadi perhatian peneliti antara lain:
a. Guru
1. Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, peneliti sebaiknya melakukan pengarahan dan diskusi bersama teman sejawat mengenai langlah – langkah pembelajran True Or False sehingga antara rencana dan pelaksanaan dapat berjalan selaras tidak ada yang tertinggal atau terlewati. 2. Peneliti marus memberikan Instruksi dan peraturan yang jelas dalam
kegiatan pembelajaran agar pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berlangsung sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.
3. Guru belum secara penuh mengawasi aktifitas siswa danbelum memberikan bantuan kepada siswa di dalam kegiatan pembelajaran
Guru harus selalu memberikan motifasi kepada siswa agar siswa berani dalam menyampaikan pendapatnya.
b. Siswa
1. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru
2. Siswa tidak ada yang mengajukan pertanyaan sehubungan dengan materi pelajaran
3. Siswa belum menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
4. Siswa banyak yang tidak mendiskusikan kartu pernyataan uang di berikan oleh guru.
Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan pada siklus I untuk pelaksanaan strategi True or False diperoleh hasil yang cukup bagus. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran di kelas eksperimen sudah melaksanakan strategi pembelajaran True or False dengan runtut dan sesuai dengan
langkah-langkah strategi True or False. Berdasarkan hasil pengamatan pada
pertemuan pertama dan kedua di kelas eksperimen diperoleh tanggapan yang bagus Pada perbaikan tahap berikutnya yang menjadi fokus perbaikan adalah: a. Guru
58
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya , apa saja yang kurang jelas.
3. Guru harus menguasai prosedur dan tata cara pembelajaran True or False b. Siswa.
1. Siswa hendaknya memperhatikan penjelasan dari guru. 2. Siswa hendaknya aktif mengajukan pertanyaan kepada guru. 3. Siswa hendaknya mengikuti eaktu yang telah ditentukan.
Karena hasil siklus I belum memenuhi kriteria keberhasilan kerja yaitu penerapan pembelajaran True or False belum mencapai 80% dan banyaknya siswa
yang belum bisa mencapai KKM ≥ 75 , dengan rincian 15 siswa yang mencapai nilai KKM dengan presentase 48,38% .Ini berarti hasil belajar siswa belum mencapai indikator kerja yang di tetapkan peneliti ,maka peneliti melakukan siklus berikutnya yaitu siklus II
4.2.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Siklus II merupakan tindak lanjud dari siklus I . Seperti halnya siklus I , Siklus II dilaksanakan berdasarkan prosedur penelitian yaitu tahap perencanaan , pelaksanaan , observasi dan refleksi .Secara rinci , tahap – tahap Siklus II di Uraian sebagai berikut :
4.2.2.1. Tahap Perencanaan
Sebelum melaksanakan siklus II terlebih dahulu peneliti berkonsultasi kepada guru kelas IV . Dalam pelaksanaan siklus I peneliti masih mempunyai kekurangan yaitu dalam menjelaskan materi yang masih terlalu berbelit – belit sehingga anak sulit untuk mengerti dan mengondisikan keadaan siswa untuk lebih tenang dan mengikuti arahan guru masih kurang bagus. Peneliti juga menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP).
4.2.2.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
59
keberhasilan metode atau model pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran siswa secara aktif terlibat secara langsung dalam mempraktekan materi yang sedang mereka pelajari melalui kegiatan pengamatan. Siswa melakukan pengamatan tentang berbagai macam bunga dan cara membedakan antara bunga sempurna dan tidak sempurna. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati hasil pengamatan masing-masing kelompok pada lembar kerja siswa yang sudah disediakan. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut siswa membuat kesimpulan dengan mengisi pertanyaan-pertanyaan yang ada pada lembar kerja siswa. Setelah itu siswa mengerjakan soal evaluasi yang dilanjutkan dengan pembahasan soal.Dalam pelaksanaan siklus II siswa belajar mengalami secara langsung materi yang mereka pelajari sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi.
4.2.2.3. Observasi Siklus II
Seperti pada Kegiatan observasi di siklus I dilakukan oleh Observer untuk
mengamati aktifitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktifitas guru maupun aktifitas siswa . Dalam pengamatan tersebut , ada beberapa catatan dari guru observer di antaranya yaitu :
Tabel 4.3
Hasil Observasi Guru Pada Siklus II
No
Aspek Yang Di Amati Ya Tidak Keterangan
1
AWAL
a. Guru memberi salam pembuka b. Guru memimpin doa
60 e. Guru memberikan penjelasan
mengenai sifat benda dan contohnya f. Guru memastikan bahwa semua
siswa telah memahami tentang materi sifat dan contoh benda
√
√
2. INTI
a. Guru membagi kelompok secara heterogen sesuai dengan tingkat kecerdasan dan jenis kelamin siswa. b. Guru memberikan penjelasan tujuan pembentukkan kelompok.
c. Guru membentuk kelompok dengan membacakan nama anggota dan nama kelompok.
d. Pembentukkan kelompok secara cepat tidak lebih dari 10 menit.
√
3. Guru membagikan kartu pernyataan kepada setiap siswa.
a. Guru membagikan kartu pernyataan dengan efisien, tidak lebih dari 5 menit. b. Guru membagikan kartu pernyataan sesuai dengan aturan, yaitu membagi kartu pernyataan sejumlah anggota setiap kelompok.
c. Guru menjelaskan peraturan ToF secara runtut.
d. Guru menjelaskan peraturan ToF dengan bahasa yang mudah dipahami.
√
√
√
61 4 Guru membimbing kegiatan diskusi
kelompok.
a. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok untuk berdiskusi tentang kartu pernyataan yang didapat.
b. Guru menjelaskan bahwa kekompakkan tim yang positif diperlukan dalam kegiatan diskusi ini. c. Guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok.
d. Guru memperhatikan berlangsungnya diskusi. maju menyampaikan jawaban “true” atau “false” pernyataan yang didapat anggotanya.
a. Guru menyuruh setiap kelompok maju, yang menjawab pernyataan yang didapat “true “false”
b. Guru mengondisikan siswa berdiri dengan rapi.
62 Tabel 4.4
Hasil Observasi Siswa Pada Siklus II
N
O ASPEK YANG DI AMATI YA TIDAK KET
1
1. Siswa secara bersama membalas salam dari guru
2. Siswa bersama guru doa
3. Siswa Merespon dan mengabsen kehadiran siswa
4. Siswa mendengarkan apresiasi dan tujuan pembelajaran dari guru 5. Siswa mendengarkan penjelasan
mengenai sifat benda dan contohnya dari guru
6. siswa telah memahami tentang materi sifat dan contoh benda
√ tentang masing-masing kartu pernyataan yang didapat siswa.
b. Guru meluruskan apabila ada kesalahanpemahaman yang dialami siswa.
c. Guru mencatat cara-cara siswa dalam menyelesaikan tugas.
63 2. 7. Siswa membentuk kelompok sesuai
instruksi guru
8. Siswa mendengarkan penjelasan tujuan pembentukkan kelompok. 9. Siswa membentuk kelompok
dengan mendengarkan nama anggota dan nama kelompok. 10.Pembentukkan kelompok secara
cepat tidak lebih dari 10 menit.
√ pernyataan sesuai dengan aturan, 13.Siswa Mendengarkanmenjelaskan
peraturan ToF secara runtut. 14.Siswa mencatat keterangan -
keterangan yang diberikan guru
√
√
√
4 15.Siswa berdiskusi tentang kartu pernyataan yang didapat.
16.Siswa mendengar penjelasan guru tentang ,kekompakkan tim yang positif diperlukan dalam kegiatan diskusi ini.
√
5. 17.Perwakilan setiap kelompok maju, yang menjawab pernyataan yang
64 didapat “true” berdiri di sebelah kanan guru dan yang menjawab “false” berdiri di sebelah kiri guru. 18.siswa berdiri dengan rapi.
19.siswa menyampaikan alasannya dengan suara yang jelas.
20.kelompok lain menyimak jawaban dan meluruskan apabila ada kesalahan.
21.Siswa memperhatikan umpan balik tentang masing-masing kartu pernyataan yang didapat siswa. 22.Siswa dengan sportif dengan
memberikan tepuk tangan kepada
kelompok yang sudah
menyampaikan pendapatnya.
√
√
Pada kegiatan Observasi pada siklus ke II ini guru Observer mengamati dengan
seksama proses pembelajaran yang berlangsung, baik aktifitas guru maupuan aktifitas murid .Hasil pengamatan pembelajaran yang diperoleh sebagai berikut:
1. Dalam mengerjakan tugas melalui diskusi kelompok, seluruh anggota kelompok tersebut terlihat sangat antusias.
2. Seluruh siswa terlihat memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang sedang dipelajari.
3. .Saat proses pembelajaran masih terlihat 1-2 siswa yang masih mengganggu teman-temannya.
65 4.2.2.4. Hasil Evaluasi Siklus II
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan pertama, kedua, dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada pelaksanaan tindakan siklus II peneliti melakukan berbagai upaya perbaikan tindakan yang telah direncanakan disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I. Setelah dilakukan perbaikan tindakan pada siklus II, kendala-kendala yang dihadapi pada siklus I tidak muncul kembali di siklus II. Dengan demikian penerapan strategi pembelajaran True or False dalam pembelajaran IPA berjalan dengan baik . Oleh karena itu proses dan hasil belajar IPA siswa juga meningkat. Hal ini menandakan penelitian berhasil , sehingga peneliti tidak perlu melanjudkan penelitian ke siklus selanjudnya.
Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus II secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Guru berhasil melakukan perbaikan pada pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II sesuai dengan rencana perbaikan yang telah disusun pada kegiatan refleksi siklus I. 2. Siswa lebih antusias mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan Strategi Pembelajaran True or False, terlihat dari respon
positif siswa selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran, siswa mulai berani menyampaikan pendapat dan menanggapi jawaban.
3. Siswa dapat bekerjasama dengan baik dan berdiskusi secara kondusif di dalam proses pembelajaran.
4. Hasil belajar Siswa mata pelajaran IPA meningkat 4.2.2.5. Refleksi Siklus II
Dapat disimpulkan bahwa permasalahan-permasalahan yang muncul pada pelaksanaan tindakan siklus I sudah dapat diatasi dengan baik yang direncanakan pada kegiatan refleksi siklus I yang kemudian diterapkan pada pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II, diantaranya:
66
strategi pembelajaran True Or False sehingga proses pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih sistematis dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
2. Guru sudah mempersiapkan dan memperlajari materi yang akan disampaikan kepada siswa sehingga penyampaian materi sudah terstruktur dengan baik, guru juga dapat mengaitkan materi yang sedang dipelajari oleh siswa dengan realitas kehidupan yang dialami oleh siswa.
3. Guru selalu memberikan penguatan positif pada siswa, melatih siswa agar berandan tidak malu atau takut berpendapat di depan kelas melalui pemberian penghargaan sebagai motivasi bagi siswa
4.3. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Pada penelitian di temukan data hasil belajar yang mencakup data variabel hasil yang di beroleh pada siklus 1 dan 2 . Daka pelaksanaannys, peneliti berperan sebagai guru. Guru harus mengetahui langkah-langkah strategi pembelajaran aktif
True or False, agar pembelajaran berjalan lancar dan sesuai dengan
langkah-langkah dalam RPP. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru dibantu oleh pengamat, yaitu guru kelas. Pengamat bertugas untuk mengamati sesuai atau tidaknya pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti dengan langkah-langkah strategi ToF dengan menggunakan lembar pengamatan pelaksanaan strategi. Dalam penelitian ini, pengamat juga mengamati apakah guru sudah merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan baik. Berdasarkan hasil pengamatan pada kondisi awal , pertama dan kedua , untuk pelaksanan strategi True or false sebagai berikut :
Kondisi yang seperti ini berdampak pada perokehan hasi; belajar pata pelajaran IPA yang masih kurang dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM ≥ 75 .Dari batas minimum ≥75 merupakan penentuan KKM dari SDN Payang 01 untuk mengukur aspek pengetahuan dari mata pelajaran IPA.
67
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Muatan IPA Kondisi Awal
No. Rentang Nilai Frekuensi Keterangan
1. 45 – 53 12 39 %
2. 54 – 62 6 19 %
3. 63 – 71 - 0 %
4. 72 – 80 9 29 %
5. 81 – 89 1 3 %
6. 90 – 98 3 10 %
Jumlah Siswa 31 100 %
Nilai Rata-rata 64 .77
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 45
Berdasarkan Tabel 4.5 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran IPA dapat dilihat hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah.Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai Kritera Ketuntasan Minimal ( KKM ≥75 ) , sebagian besar siswa masih memperoleh nilai dibawah KKM sebanyak 20 siswa dari total keseluruhan 31 siswa masih belum tuntas dalam mata pelajaran IPA .Hnianya 11 siswa yang berhasil tuntas dengan perolehan nilai melebihi KKM .Dari tabel diatas dapat diketahui perolehan nilai siswa pada rentang nilai 45 – 53 sejumlah 12 dengan presentase 19 % , rentang nilai 54 – 62 sejumlah 6 dengan presentase 19 %, rentang nilai 72 – 80 sebanyak 9 dengan presentase 29 %, rentang nilai 81 – 89 sebanyak 1 siswa dengan presentasi 3 %, rentang nilai 90 – 98 sebanyak 3 siswa dengan present ase 10 %. Dari nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 98 dan nilai terendah 45
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat di gambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut:
0 2 4 6 8 10 12
45 - 5354 - 62
63 - 71 72 - 80 81 - 89 90 - 98
68
Diagram 4.1 Distribusi frekuensi Nilai Mata Pelajaran IPA Kondisi Awal
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ≥75 ) data hasil nilai pada kondisi awal sebelum tindakan di sajikan dalam bentuk tabel 4.6 sebagai berikut :
Tabel 4.6
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal
No. Ketuntasan
Belajar Nilai
Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase (%)
1. Tuntas ≥ 75 11 35,48
2. Belum Tuntas < 75 20 64,52
Jumlah 31 100
Berdasarkan tabel 4.2 Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) sejumlah 11 siswa atau 35 , 48% dari total keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai KKM sebanyak 20 siswa dengan persentase 64,52% dari total keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum berhasil mencapai kentutasan minimal. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4,6 dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut :
Diagram 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
35,48
64,52 Tuntas
69 4.3.1. Data Hasil Penelitian Siklus 1
Berdasarkan hasil belajar mata pelajaran IPA yang masih rendah , dibuktikan dengan nilai evaluasi mata pelajaran IPA Standar Kompetensi ( SK ) pada sebelumnya , pada siswa kelas 4 SDN Payang 01 maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran aktif True Or Flas berbantuan kartu guna meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas pada Standar Kompetensi selanjudnya yaitu memahami berbagai macam sifat dan perubahan wujud benda berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya yang akan di lakukan sebanyak dua kali yaitu siklus 1 dan siklus II.
Adapun rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen dapat pada lampiran .Untuk data hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel.
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Belajar IPA
Siklus 1
No. Rentang Nilai Frekuensi Keterangan
1. 45 – 53 7 22,5%
2. 54 – 62 5 16 %
3. 63 – 71 3 9,7 %
4. 72 – 80 12 39 %
5. 81 - 89 2 6,4 %
6. 90 - 98 2 6,4 %
Jumlah Siswa 31 100 %
Nilai Rata-rata 65,45
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 45
Berdasarkan tabel diatas didistribusi frekuensi nilai IPA siswa kelas 4 mengalami peningkatan dar kondisi awal 64 , 77 menjadi 65 ,45 pada siklus I
70 Diagram 4.3
Distribusi frekuensi Nilai Mata Pelajaran IPA Siklus I
Siswa yang sudah berhasil adalah 16 siswa yang belum berhasil adalah 15 siswa .Karena kemampuan siswa atau tiap individu berbeda beda baik dalam menghafal, memahami dan penguasaan materi pelajaran maka diperlukan model pembelajarn yang bermakna dan menyenangkan bagi anak agar tercapai hasil maksimal.
Tabel 4.8
Ketuntasan Belajar Siklus I
No. Ketuntasan
Belajar Nilai
Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase (%)
1. Tuntas ≥ 75 16 51,61
2. Belum Tuntas < 75 15 48,39
Jumlah 31 100
Dari Tabel 4.4 ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) sebanyak 15 siswa dengan fresentase 48 , 39 % dari jumlah keseluruhan siswa , sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ≥75 ) sebanyak 16 siswa dengan presentase 51 ,61 % dari jumlah keseluruhan siswa . hasil tersebut menunjukkan bahwa sudah ada hasil peningkatan hasil belajar IPA ,
71
namun hasil tersebut belum memenuhi indikatorkeberhasilan yang telah ditentukan peneliti sebesar 75 % . Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.8 dapat dilihat pada diagram 4.4 berikut :
Diagram 4.4
Ketuntasan Belajar Siklus I
4.3.2. Data Hasil Penelitian Siklus II
Dari hasil belajar pata pelajaran IPA siswa kelas 4 idi SDN Payang 01 sebe setelah pelaksanaan tindakan siklus 1 di peroleh dari data evaluasi mata pelajaran IPA . Data hasil evaluasi mata pelajaran IPA pada siklus II adalah sebagai.
Pada siklus II diperoleh nilai yang disajikan dalam tabel dibawah ini
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Nilai Belajar IPA Siklus 1I
No. Rentang Nilai Frekuensi Keterangan
z1. 45 - 53 0 0 %
2. 54 - 62 0 0 %
3. 63 – 71 0 0 %
4. 72 – 80 20 64,5 %
5. 81 - 89 5 16 %
6. 90 - 98 6 19,5 %
Tuntas; 51,61%
Belum Tuntas; 48,39%
FREKUENSI
Tuntas
72
Jumlah Siswa 31 100 %
Nilai Rata-rata 81.06
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 75
Berdasarkan tabel 4.5 distribusi frekuensi nilai matematika, dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 4 mengalami peningkatan dari hasil belajar pada siklus I, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa dari 65,45 pada siklus I menjadi 81,06 pada siklus II. Berdasarkan tabel 4.5 dapatdinyatakan dalam diagram 4.5 yaitu sebagai berikut:
Diagram 4.5 Distribusi frekuensi Nilai Mata Pelajaran IPA Siklus I
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 77) data hasil perolehan nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10
Ketuntasan Belajar Siklus II
No. Ketuntasan
Belajar Nilai
Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase (%)
1. Tuntas ≥ 75 31 100
2. Belum Tuntas < 75 0 0
Jumlah 31 100
0 5 10 15 20
45 - 53 54 - 6263 - 71
72 - 80 81 - 89
90 - 98 20
5 6
Fr
e
ku
e
n
si
Rentang Nilai
73
Dari tabel 4.6 ketuntasan belajar siswa pada siklus II meningkat menjadi 100% tuntas. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.6 dapat dilihat pada diagram 4.6 berikut :
Diagram 4.6
Ketuntasan Belajar Siklus II
4.4.Analisis Komparatif Pelaksanaan dan Hasil Tindakan
Pada sub analisis komparatif ini, akan menguraikan tentang perbandingan proses dan hasil belajar matematika siswa kelas 4 SD N Payang 01 pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan proses dan hasil belajar matematika yang diperoleh siswa kondisi awal/sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan yaitu pada siklus I dan siklus II ditunjukkan pada tabel 4.11 berikut: :
Tabel 4.11
Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
No. Ketuntasan
Belajar Nilai
Kondisi awal Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah %
Ju mla
h
%
1. Tuntas ≥ 75 11 35,48 16 51,61 31 100
2. Belum
Tuntas < 75 20 64,52 15 48,39 0 0
Tuntas; 100%
Belum Tuntas; 0%
FREKUENSI
74
Jumlah 31 100 31 100 31 100
Nilai Rata-rata 64,77 65,45 81,00
Berdasarkan tabel 4.11 tentang perbandingan ketuntasan belajar matematika, diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I diketahui bahwa secara klasikal nilai rata-rata siswa belum tercapai dan ketuntasan belajar siswa belum mampu mencapai indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditentukan sehingga masih diperlukan perbaikan pada siklus II. Kemudian tindakan dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II agar ketuntasan belajar matematika siswa bisa mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu sejumlah ≥75% atau keseluruhan siswa mencapai ketuntasan. Perbandingan ketuntasan belajar kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada diagram 4.6 berikut:
Diagram 4.7 Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Untuk memperjelas peningkatan rata-rata hasil belajar IPA dapat dilihat pada diagram 4.8 berikut ini:
Kondisi
Awal Siklus I Siklus II
Tuntas 11 16 31
Belum Tntas 20 15 0
0 5 10 15 20 25 30 35
Ju
m
lah
Si
75
Diagram 4.8 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
4.5. Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian tentang penggunaan strategi True Or False untuk menyelesaikan soal IPA siswa kelas 4 SDN Payang 01 Tahun 2016 / 2017 . Kemampuan menyelesaikan soal dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif True Or False mengalami peninggkatan yang cukup baik yaitu pada siklus I nilai rata – rata siswa mencapai 65,47 dan pada siklus ke 2 mengalami peningkatan menjadi 81,06 . Diperolehnya hasil tersebut diatas dimungkinkan dalam pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran True Or False , siswa
sangat perperan aktif dalam proses pembelajaran dan secara kreatif berusaha menemukan jawaban dari pernyatan – pernyataan yang di kemukakan oleh teman – teman sekelas.Saling berinteraksi dengan guru maupun teman, saling bertukar pendapat sehingga wawasan dan daya pikir mereka berkembang. Hal ini akan banyak membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan untuk berpendapat, sehingga ketika mereka dihadapkan dengan suatu pertanyaan dan mengembangkan tanggapanya tidak hanya dengan cara menghafal tanpa harus memperdalam dam memperluas pemikirannya.
Kondisi ini didorong oleh suasana pada pembelajaran strategi pembelajaran
True Or False yang menuntut siswa untuk selalu aktif selama pembelajaran
berlangsung.Dengan aktif menemukan jawaban atas pertanyaan – pertanyaan yang di dapat secara aktif dan juga kreatif , saling berinteraksi dengan siswa lainya
Kondisi
Awal Siklus I Siklus II
Rata-rata 64,77 65,45 81
76
melalui kegiatan diskusi secara kelompok dan memperhatikan presentasi yang dilakukan oleh teman sejawat dyang ada di depan kelas. Didalam pembelajaran tugas guru hanya sebagai motifator dan juga fasilitator bagi para siswa, sedangkan siswa diharapkan lebih banyak berinteraksi dengan berbagai sumber belajar. Jadi dalam pembelajaran dengan strategi pembelajaran True or False , aktivitas siswa
mendominasi proses pembelajaran, atau dengan kata lain pembelajaran berpusat pada siswa
Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan masing-masing siklus terdiri dari 3 pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu 80 % tuntas dengan nilai KKM 75. Pada siklus I, siswa sudah melaksanakan strategi pembelajaran True or False dengan baik. Hal itu dapat dibuktikan dengan hasil belajar siswa pada siklus I yang mendapatkan nilai rata-rata 65, yang termasuk dalam kategori baik, meskipun belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 75. Berdasarkan data-data tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus I masih belum berhasil. Untuk itu peneliti dan observer melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya dengan melakukan refleksi, kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus I akan diperbaiki pada siklus berikutnya yaitu siklus II.
Pada siklus II, proses dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran strategi pembelajaran True or False berjalan
dengan sangat baik. Hal itu dapat dibuktikan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu mencapai 81,06 dengan presentase 100% tuntas yang termasuk dalam kategori sangat baik karena sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 75.
77
pembelajaran matematika siswa kelas SD N Payang 01,ditandai dengan adanya peningkatan dan perubahan pada setiap siklus
Berdasarkan uraian penelitian yang telah disajikan, maka penerapan strategi pembelajaran True or False dalam menyelesaikan soal IPA pada siswa kelas 4 Semester II SD N Payang 01 Tahun Pelajaran 2016/2017 ini selaras dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Hikmah, dari penelitian Sari (2004) tersebut diketahui rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPS meningkat dari 65,38 % menjadi 76,92% setelah penerapan strategi pembelajaran True or False. Selanjutnya penelitian menunjukkan hasil yang serupa bahwa dengan menerapkan strategi pembelajaran True or False pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar sampai 100%. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh wibowo ( 2013)juga menunjukkan hasil yang sama pada mata pelajaran produktif TKJ dengan persentase ketuntasan siswa mencapai 79,4%. Dari hasil penelitian tersebut terbukti bahwa penerapan pembelajaran True or False dapat meningkatkan hasil belajar.