• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Sidorejo Lor 07 Semeter 1 Tahun Ajaran 2016-2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Media Gambar pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Sidorejo Lor 07 Semeter 1 Tahun Ajaran 2016-2017"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

38 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil Penelitian

Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) didapat dengan melalui beberapa tahapan yang harus dilaksanakan yaitu awalnya mulai dari perencanaan dengan meminta izin dari kepala sekolah untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setelah mendapatkan izin kepala sekolah kemudian meminta izin kepada wali kelas yang sekaligus guru kelas 4 untuk membicarakan hal yang akan dilakukan oleh peneliti pada kelas 4 sebagai subjek penelitian. Setelah mendapat izin dari pihak sekolah peneliti memilih mata pelajaran yang akan diteliti yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan dilakukan. Setelah mendapatkan materi yang akan digunakan oleh peneliti, langkah selanjutnya peneliti melakukan pelaksanaan dan observasi. Setelah peneliti melakukan observasi, dilakukanlah refleksi untuk mengetahui keberhasilan hasil belajar siswa

4.2 Pelaksanaan Penelitian

4.2.1 Kondisi Awal

Penelitian yang dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 07 pada siswa kelas 4 semester 1 dengan jumlah siswa sebanyak 44 siswa, yang terdiri dari 23 siswa laki-laki dan 21 siswi perempuan. Rendahnya hasil belajar siswa materi kenampakan alam dan sumber daya alam pada kondisi awal yaitu: 20 siswa yang mendapat nilai di atas KKM (45%) sedangkan 24 siswa masih mendapat nilai di bawah KKM (55%). Adapun rata-rata nilai 61,61 dan KKM 67.

Menurut Sugiono (2011: 36-37), data yang disederhanakan dalam tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(2)

= 1 + 5,423

= 6,423 (dibulatkan menjadi 6 kelas)

Interval = 𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒

𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠

= 40 6

= 6,67 (dibulatkan menjadi 6)

Hasil evaluasi kondisi awal dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1

Nilai Kondisi Awal IPS

No Interval Frekuensi Persentase (%)

1 75 – 81 11 25,00

2 68 – 74 6 13,63

3 61 – 67 5 11,37

4 54 – 60 10 22,73

5 47 – 53 5 11,37

6 40 – 46 7 15,90

Jumlah 44 100

Nilai Maks 80

Nilai Min 40

Nilai Rata-rata 61,61

Sesuai pada tabel 4.1, dapat diketahui bahwa masih banyak siswa yang belum tuntas. Pada interval 75-81 (25,00%), 68-74 (13,63%), 61-67 (11,37%), 54-60 (22,73%), 74-53 (11,37%), dan pada interval 40-46 (15,90%). Dari tabel 4.1 dapat dibuat ketuntasan nilai IPS pada kondisi awal, yaitu sebagai berikut: tabel 4.2.

Tabel 4.2

Kondisi Awal Ketuntasan Hasil Belajar IPS

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%)

Tuntas ≥ 67 20 45%

Tidak Tuntas < 67 24 55%

Jumlah 44 100 %

(3)

Diagram 4.1

Diagram Kondisi Awal Ketuntasan Hasil Belajar IPS

4.2.2 Siklus I

4.2.2.1 Perencanaan Siklus I

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk meningatkan hasil belajar IPS tentang kenampakan alam dan sumber daya alam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan media gambar. Peneliti juga menyusun strategi yang tepat dan menarik supaya siswa dapat aktif dalam pembelajaran. Siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan.

Pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu, 22 November 2016 dan Pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis, 23 November 2016. Dengan Standar Kompetensinya: memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Kompetensi Dasar yang akan dicapai adalah: Mendeskripsikan kenampakan alam di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi serta hubungannya dengan keragaman sosial dan budaya.

1) Pertemuan I

Pelaksanaan pembelajaran siklus II merupakan tindak lanjut dari hasil refleksi pembelajaran pada siklus I. Langkah-langkah pada pertemuan I adalah: mempersiapkan rencana pembelajaran, media gambar dan lembar kerja. Rencana pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan dibagi ke dalam 3 kegiatan yaitu:

45%

55%

Nilai Kondisi Awal

(4)

Kegiatan Awal: guru mengucapkan salam dan mengajak berdo’a sebelum

memulai pembelajaran, guru melakukan presensi, guru memotivasi siswa agar aktif dalam pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, guru memberikan pretest, guru melakukan apersepsi.

Kegiatan Inti: guru menyajikan informasi kenampakan alam kepada siswa dengan mendemonstrasikan melalui gambar, guru menjelaskan kepada siswa bagaimana membentuk kelompok, guru menjelaskan gambaran tugas yang akan dikerjakan pada setiap kelompok, guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya tentang hal yang belum dipahami.

Kegiatan Penutup: guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran, guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.

2) Pertemuan II

Pertemuan II yang dilaksanakan pada hari Kamis, 23 November 2016, pembelajaran lebih difokuskan kepada kerja kelompok siswa dan menguji pemahaman siswa melalui evaluasi diakhirnya, pertemuan II ini akan langsung tertuju pada kerja kelompok. Dimulai dengan guru membahas sekilas materi pembelajaran yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, guru meminta siswa untuk kembali ke kelompoknya, guru membagikan lembar kerja, guru membimbing kelompok untuk memanfaatkan media gambar dalam menyelesaikan tugas kelompok, guru memantau kegiatan diskusi, guru mendampingi siswa dan menjadi tempat bertanya apabila mengalami kesulitan, guru meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan ke depan, guru memberikan penghargaan berupa stiker hebat. Guru melakukan penilaian melalui post test atau evaluasi, guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

4.2.2.2 Pelaksanaan dan Observasi

(5)

menyampaikan tujuan karena terburu-buru dan gerogi pada pertemuan pertama, guru memberikan pretest, dan guru melakukan apersepsi. Selanjutnya pada langkah kedua (menyajikan atau menyampaikan informasi), guru menyampaikan

materi tentang kenampakan alam dengan media gambar, pada saat itu siswa mulai antusias karena guru menyampaikan materi dengan menggunakan media gambar akan tetapi juga tetap masih ada sebagian siswa yang ramai tidak memperhatikan. Suasana kelas mulai stabil kembali saat guru dapat memberi pengarahan dan nasehat. Langkah ketiga (mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar), guru memberikan pengarahan dalam pembagian kelompok agar terbagi dengan heterogen. Guru menjelaskan sedikit gambaran tentang tugas yang akan dikerjakan setiap kelompok.

Siklus I pertemuan II, Pelaksanaan tindakan pertemuan II merupakan tindak lanjut pada pertemuan lalu yaitu pertemuan I, maka pembelajaran dimulai dengan guru memberikan salam dan mengajak siswa berdo’a, guru melakukan presensi, selanjutnya guru melakukan apersepsi yaitu dengan menanyakan pembelajaran yang dan memastikan siswa tidak lupa dengan pembelajaran yang sudah berlalu.

Langkah pembelajaran selanjutnya dalam kegiatan inti yaitu, guru meminta siswa kembali ke kelompoknya masing-masing, guru membagikan lembar kerja berupa macam-macam gambar kenampakan alam dan siswa diminta untuk mengisi manfaat terhadap kehidupan masyarakat sesuai gambar kenampakan alamnya. Langkah keempat (membimbing kelompok bekerja dan belajar), disini guru membimbing kelompok untuk memanfaatkan media gambar dalam mengerjakan lembar kerja kelompok, guru memantau kegiatan diskusi. Langkah kelima (Evaluasi), guru mengevaluasi hasil belajar dengan meminta siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas, serta meminta kelompok lainnya untuk menyimak dan boleh melakukan tanya jawab. Langkah keenam (memberikan penghargaan), guru memberikan penghargaan berupa stiker

(6)

masih ada beberapa yang masih kesulitan untuk konsentrasi dan ikut aktif dikarenkan siswa terlalu banyak.

Pada siklus I pertemuan I dan pertemuan II hasil observasi guru dan siswa dengan menggunakan lembar observasi terlaksananya sintak yang terdiri dari kegitan guru dan siswa, observer mengamati sintak pembelajaran dapat terlaksana baik atau tidak berdasarkan hasil observasi yang dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Pada siklus I hasil observasi guru yang diperoleh dari observer yaitu tujuan pembelajaran seharusnya disampaikan secara tertulis dipapan tulis, gunakan LCD sebagai media pembelajaran, gunakan waktu seefektif mungkin, pengelolaan kelas pada awal pembelajaran sudah cukup bagus, dalam melakukan kerja kelompok supaya siswa lebih aktif dalam pengerjaan tugas kelompok, pembahasan atau presentasi hasil kerja kelompok supaya diberi kesempatan bertanggung jawab. Selanjutnya, hasil observasi siswa yang diperoleh dari observer yaitu siswa belum fokus pada materi yang diberikan oleh guru, karena gambar kurang jelas untuk siswa yang duduk dibangku belakang.

4.2.2.3 Hasil Belajar Siswa

Mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD digunakan lembar observasi praktik pembelajaran yang disesuaikan dengan

(7)

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan (terlampir), maka dapat diketahui hasil penerapan pendekatan kooperatif tipe STAD dalam siklus I adalah cukup baik. Adapun keaktifan siswa dalam proses pembelajaran terdapat beberapa kekurangan. Kekurangan-kekurangan ini akan dibahas oleh observer dan peneliti untuk mencari solusi terhadap kekurangan-kekurangan yang ada.

Hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD Negeri Sidorejo Lor 07 diperoleh dari tes formatif di akhir siklus I yaitu pada pertemuan II. Dari hasil tes tersebut diketahui terjadi peningkatan namun masih terdapat siswa yang tidak tuntas atau mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD Negeri Sidorejo Lor 07 pada siklus I Dari tabel 4.3 dapat dibuat ketuntasan nilai IPS pada siklus I, yaitu sebagai berikut : tabel 4.4.

Tabel 4.4

Ketuntasan Nilai IPS Siklus I

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%)

Tuntas ≥ 67 26 59%

Tidak Tuntas < 67 18 41%

(8)

Dari tabel 4.4, diketahui jumlah siswa yang tuntas sebanyak 26 siswa atau sebesar 59% dari jumlah siswa, sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 18 atau sebesar 41% dari jumlah siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang mengalami ketuntasan lebih banyak dari siswa yang tidak tuntas, akan tetapi indikator kinerja hasil belajar IPS yang peneliti tentukan belum tercapai sehingga perlu diadakan perbaikaan pembelajaran pada siklus selanjutnya yaitu diadakannya siklus II dengan lebih memperhatikan hasil refleksi dari siklus I. Selanjutnya tabel 4.4 dapat dinyatakan dalam bentk diagram sebagai berikut:

Diagram 4.2

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus I

4.2.2.4 Refleksi

Setelah melaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan I dan pertemuan II, selanjutnya diadakan refleksi untuk semua kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi ini diambil dari hasil observasi dan tes formatif yang dilaksanakan selama siklus I berlangsung. Hasil refleksi digunakan sebagai bekal perbaikan dengan cara membandingkan hasil tindakan dalam proses belajar mengajar, hasil tindakan dalam proses mengajar sudah sesuai dengan indikator yang ditetapkan oleh peneliti atau belum. Berdasarkan analisis data yang diperoleh selama siklus I berlangsung dapat dijelaskan sebagai berikut:

59% 41%

Nilai Siklus I

(9)

a) Penilaian Praktik Pembelajaran

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari hasil observasi selama siklus I berlangsung, dapat diketahui masih terdapat beberapa kekurangan. Kekurangan-kekurangan ini disebabkan karena belum terbiasa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Masih terdapat siswa yang tidak fokus pada pembelajaran. Secara keseluruhan dilihat dari komentar observer model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diterapkan peneliti pada kelas 4 sudah cukup baik.

b) Hasil Belajar IPS

Pada tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar IPS siklus I mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pra siklus 61,61 pada siklus I nilai rata-rata menjadi 72,15. Sedangkan persentase ketuntasan juga meningkat, yang semula pada pra siklus 45% pada siklus I menjadi 59%.

Secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I mengalami beberapa hambatan, yaitu sebagai berikut: pada siklus I hasil observasi guru yang diperoleh dari observer yaitu tujuan pembelajaran seharusnya disampaikan secara tertulis dipapan tulis, gunakan LCD sebagai media pembelajaran, gunakan waktu seefektif mungkin, pengelolaan kelas pada awal pembelajaran sudah cukup bagus, dalam melakukan kerja kelompok supaya peserta didik lebih aktif dalam pengerjaan tugas kelompok, pembahasan atau presentasi hasil kerja kelompok supaya diberi kesempatan bertanggung jawab. Selanjutnya, hasil observasi siswa yang diperoleh dari observer yaitu siswa belum fokus pada materi yang diberikan oleh guru, karena gambar kurang jelas untuk siswa yang duduk dibangku belakang.

(10)

4.2.3 Siklus II

4.2.3.1 Perencanaan Siklus II

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk meningatkan hasil belajar IPS tentang kenampakan alam dan sumber daya alam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan media gambar. Peneliti juga menyusun strategi yang tepat dan menarik supaya siswa dapat aktif dalam pembelajaran. Siklus II dilaksanakan dalam 2 pertemuan.

Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 28 November 2016. Dengan Standar Kompetensinya: memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Kompetensi Dasar yang akan dicapai adalah: Menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat.

1) Pertemuan I

Langkah-langkah pada pertemuan 1 adalah: mempersiapkan rencana pembelajaran, media gambar dan lembar kerja. Rencana pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan dibagi ke dalam 3 kegiatan yaitu:

Kegiatan Awal: guru mengucapkan salam dan mengajak berdo’a sebelum

memulai pembelajaran, guru melakukan presensi, guru memotivasi siswa agar aktif dalam pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, guru memberikan pretest, guru melakukan apersepsi.

Kegiatan Inti: guru menyajikan informasi kenampakan alam kepada siswa dengan mendemonstrasikan melalui gambar dan ditampilkan pada layar LCD, guru menjelaskan kepada siswa bagaimana membentuk kelompok, guru menjelaskan gambaran tugas yang akan dikerjakan pada setiap kelompok, guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya tentang hal yang belum dipahami.

(11)

2) Pertemuan II

Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan II yang dilaksanakan pada hari Selasa, 29 November 2016. Pembelajaran lebih difokuskan kepada kerja kelompok siswa dan menguji pemahaman siswa melalui evaluasi diakhirnya, pertemuan II ini akan langsung tertuju pada kerja kelompok. Dimulai dengan guru membahas sekilas materi pembelajaran yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, guru meminta siswa untuk kembali ke kelompoknya, guru membagikan lembar kerja, guru membimbing kelompok untuk memanfaatkan media gambar dalam menyelesaikan tugas kelompok, guru memantau kegiatan diskusi, guru mendampingi siswa dan menjadi tempat bertanya apabila mengalami kesulitan, guru meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan ke depan, guru memberikan penghargaan berupa stiker hebat. Guru melakukan penilaian melalui posttest atau evaluasi, guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

4.2.3.2Pelaksanaan dan Observasi

(12)

Siklus II pertemuan II, pelaksanaan tindakan pertemuan II merupakan tindak lanjut pada pertemuan lalu yaitu pertemuan I, maka pembelajaran dimulai dengan guru pelajaran memberikan salam dan mengajak siswa berdo’a, guru melakukan presensi, guru melakukan apersepsi yaitu dengan menanyakan pembelajaran yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Langkah pembelajaran selanjutnya dalam kegiatan inti yaitu, guru meminta siswa kembali ke kelompoknya masing-masing, guru membagikan lembar kerja berupa peta yang sudah ada keterangan nama daerah, siswa diminta untuk memasangkan gambar sumber daya alam sesuai dengan daerah asalnya masing-masing. Langkah keempat (membimbing kelompok bekerja dan belajar), guru membimbing

kelompok untuk memanfaatkan media gambar dalam mengerjakan lembar kerja kelompok, guru memantau kegiatan diskusi. Langkah kelima (evaluasi), guru mengevaluasi hasi belajar dengan meminta siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas. Langkah keenam (memberikan penghargaan), guru memberikan penghargaan berupa stiker hebat. Dalam pembelajaran STAD ini memang diharapkan semua siswa terlibat aktif dan fokus.

(13)

4.2.3.3 Hasil Belajar Siswa

a) Penilaian Praktik Pembelajaran

Mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam kegiatan pembelajaran siklus II digunakan lembar observasi praktik

pembelajaran yang disesuaikan dengan sintak atau langkah-langkah pembelajaran STAD. Adapun hal-hal yang diobservasi adalah praktik pembelajaran yang

dilakukan guru serta aktivitas siswa secara klasikal selama pembelajaran berlangsung. Untuk observasi peneliti meminta bantuan Ibu Restu Ari Nur Pratiwi S.Pd. menjadi observer. Hal-hal yang diamati dalam observasi praktik pembelajaran yang dilakukan adalah seluruh kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup yang berupa langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sedangkan untuk penilaian pada lembar observasi penelitian yang diamati yaitu terdapat kolom YA dan TIDAK. Beri centang (√) pada kolom YA bila aspek yang diamati dilakukan atau TIDAK bila aspek yang diamati tidak dilakukan sesuai dengan kondisi pada saat pengamatan. Begitu juga halnya dengan observasi aktifitas siswa.

Berdasarkan hasil observasi praktek pembelajaran siklus II, maka didapatkan hasil mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan oleh peneliti semakin membaik dan mengalami kemajuan. Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa secaraumum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus II adalah baik.

b) Hasil Belajar IPS

Hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD Negeri Sidorejo Lor 07 diperoleh dari tes formatif di akhir siklus II yaitu pada pertemuan II. Dari hasil tes tersebut diketahui terjadi peningkatan namun masih terdapat siswa yang tidak tuntas atau mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

(14)

Tabel 4.5 Nilai IPS Siklus II

No Interval Frekuensi Persentase (%)

1 95 – 107 14 31,82

2 88 – 94 8 18,18

3 81 – 87 6 13,64

4 74 – 80 7 15,90

5 67 – 73 1 2,28

6 60 – 66 8 18.18

Jumlah 44 100

Nilai Min 60

Nilai Maks 100

Nilai Rata-rata 84,43

Sesuai pada tabel 4.5, dapat diketahui bahwa masih terdapat beberapa siswa yang belum tuntas. Pada siklus II terdapat niai terendah yaitu 60 dan nilai tertingginya adalah 100. Pada interval 95-107 (31,82%), 88-94 (18,18%), 81-87 (13,64%), 74-80 (15,90%), 67-73 (2,28%), dan pada interval 60-66 (18,18%). Dari tabel 4.5 dapat dibuat ketuntasan nilai IPS pada siklus II, yaitu sebagai berikut : tabel 4.6.

Tabel 4.6

Ketuntasan Nilai IPS Siklus II

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%)

Tuntas ≥ 67 36 82%

Tidak Tuntas < 67 8 18%

Jumlah 44 100%

Berdasarkan tabel 4.6, diketahui siswa yang tuntas sebanyak 36 siswa atau 82% dan siswa yang tidak tuntas 8 siswa atau 18%. Selanjutnya tabel 4.6 dapat dinyatakan dalam diagram sebagai berikut:

Diagram 4.3

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II 82%

18%

Nilai Siklus II

(15)

4.2.3.4 Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan I dan pertemuan II, maka diadakan refleksi dari semua kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi dan tes formatif yang dilaksanakan pada siklus II. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudahkah sesuai dengan indikator yang akan dicapai. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi pada siklus II, maka penjelasannya sebagai berikut:

a) Penilaian Praktik Pembelajaran

Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar observasi yang mencakup keseluruhan kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa guru atau peneliti mengalami kemajuan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini terlihat pada hasil nilai rata-rata yang meningkat. Seluruh item

yang diamati telah terlaksana pada penerapan model kooperatif tipe STAD pada pembelajaran IPS, sehingga dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan pada siswa kelas 4 sudah baik.

b) Hasil Belajar IPS

Berdasarkan tabel 4.5 dan 4.6, maka dapat diketahui bahwa hasil belajar IPS siswa kelas 4 mengalami peningatan dari hasil belajar siklus I. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yang meningkat menjadi 84,43 atau dalam persentase ketuntasan juga meningkat menjadi 82,00% yang didapat oleh 36 siswa. Sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM atau disebut juga tidak tuntas mengalami penurunan menjadi 18,00% yang didapat oleh 8 orang siswa, utuk nilai terendah menjadi 60 dan untuk nilai tertinggi mencapai nilai 100.

(16)

ada rasa canggung untuk saling bertanya satu sama lain, dan sudah dapat menarik perhatian siswa untuk menyimak saat siswa lain sedang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

4.3Hasil Analisis Data Komparatif

Hasil analisis data ini, peneliti membandingkan data yang diperoleh mulai dari data pra siklus, siklus I, dan siklus II yang didapat melalui tes formatif. Hasil belajar IPS siswa kelas 4 dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.7

Tabel Analisis Data Komparatif Hasil Belajar IPS Kondisi Awal, Posttest Siklus I, Posttest II

No Nilai atas KKM dalam pelajaran IPS. Hal ini terbukti dari sebelum diadakan tindakan, jumlah siswa yang tidak tuntas 24 siswa dan yang tuntas sebanyak 20 siswa, sedangkan hasil tes pada siklus I menunjukkan jumlah siswa yang tidak tuntas mulai mengalami penurunan, yaitu dari 24 siswa menjadi 18 siswa saja yang tidak tuntas dan yang tuntas dari 20 siswa menjadi 26 siswa. Meskipun pada siklus I jumlah siswa yang tidak tuntas mengalami penurunan, akan tetapi penelitian ini dianggap belum berhasil karena belum menjapai indikator pencapaian peneliti. Kemungkinan lain dikarenakan siswa yang belum terbiasa dengan penerapan model dengan sistem kelompok, sehingga masih banyak yang canggung untuk kerja kelompok. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas mengalami peningkatan menjadi 36 siswa sedangkan ada yang tidak tuntas 8 siswa.

(17)

sebesar 45%. Kemudian setelah diberikan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 59% dan meningkat pada siklus II sebesar 82%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata dan persentase ketuntasan dinyatakan telah mencapai indikator kinerja yang telah ditentukan oleh peneliti. Hal ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan dengan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS siswa kelas 4 SD Negeri Sidorejo Lor 07. Peningkatan hasil belajar dapat lebih jelas dilihat pada diagram garis 4.4 di bawah ini:

Diagram 4.4 Ketutasan Hasil Belajar IPS

Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II

4.4Pembahasan Hasil Penelitian

Pada hasil observasi kondisi awal sebelum tindakan pada siswa kelas 4 SD Negeri Sidorejo Lor 07 Salatiga, terdapat permasalahan yaitu proses pembelajaran yang dilakukan guru masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pembelajaran dan siswa hanya diminta membaca dan mencatat materi yang diberikan oleh guru. Media pembelajaran yang digunakan guru sebatas buku paket, LKS, dan lingkungan sekitar. Hal ini berdampak pada cara berfikir siswa dalam kegiatan pembelajaran. Nilai ketuntasan belajar siswa kelas 4 pada pelajaran IPS pada kompetensi dasar “Mendeskripsikan kenampakan alam di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi serta hubungannya dengan keragaman sosial dan budaya”, dari 44 siswa yang mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM

(18)

= 67) baru 20 siswa atau sebesar 45% sedangkan yang belum tuntas 24 siswa atau sebesar 55%.

Adanya permasalahan yang terjadi peneliti akan melakukan tindakan dengan menerapkan model pembelajaan kooperatif tipe STAD berbantuan media gambar mampu meningkatkan hasil belajar IPS kelas 4 SD Negeri Sidorejo Lor 07 Semester 1 Tahun Ajaran 2016-2017. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat jelas, dari lembar observasi siswa maupun hasil belajar siswa, baik pada siklus I maupun pada siklus II setelah model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan media gambar diterapkan pada mata pelajaran IPS.

Indikator kinerja yang telah ditentukan oleh peneliti telah tercapai pada pembelajaran siklus II, yaitu nilai rata-rata hasil tes mata pelajaran IPS mencapai 84,43 sementara indikator yang ditentukan 70. Selanjutnya untuk persentase ketuntasan juga telah berhasil tercapai, yaitu sebesar 82% dengan jumlah siswa yang tuntas di atas KKM sebanyak 36 siswa, sementara indikator kinerja yang ditentukan oleh peneliti sebesar 80% yang mencapai nilai di atas KKM dari 44 siswa kelas 4 SD Negeri Sidorejo Lor 07 Salatiga.

Hambatan yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah yang pada awalnya siswa belum terbiasa bekerja dan belajar dalam kelompok serta belum terlihat mengalami kenaikan pada hasil belajar saat siklus I. Namun, hal tersebut dapat diselesaikan dengan pengarahan dan bimbingan secara maksimal oleh peneliti dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan saat pembelajaran. Sehingga pada akhirnya siswa dapat terbiasa untuk kerjasama dan sudah tidak saling canggung dalam bertanya satu dengan yang lainnya. Hambatan lainnya siswa kurang fokus, akan tetapi semua dapat diperbaiki pada saat pelaksanaan siklus II.

(19)

guru maupun LKS saja, melainkan sumber belajar dapat dari kerja kelompok maupun dari kehidupan sehari-hari.

Sintak atau langkah pembelajaran STAD berbantuan media gambar yaitu, dimulai dari menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan dan memberikan motivasi dengan mengajak siswa bertanya jawab mengenai hal yang menarik untuk menuju materi yang akan dipelajari. Selanjutnya menyajikan informasi keada siswa dengan jalan mendemonstrasikan melalui gambar disini guru juga menyampaikan informasi berupa materi melalui bahan bacaan buku paket, siswa diminta untuk membaca mandiri.

Penerapan sintak pembentukan kelompok, siswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang di dalamnya terdiri dari 4 siswa secara heterogen agar siswa dapat transisi dalam kelompok secara efisien. Kemudian dibagikan LKS berupa tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok. Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Dilanjutkan dengan kegiatan mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Lalu langkah yang terakhir memberikan penghargaan kepada siswa yang telah berhasil menyelesaikan tugas ataupun yang berani mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya, baik berupa stiker ataupun pujian sebagai motivasi dalam belajar kedepannya.

Temuan keberhasilan model STAD ini sejalan dengan teori tentang kelebihan model STAD juga mendukung berbagai penelitian terdahulu antara lain: Haryanti, Siti. 2013. “Penerapan Metode Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS pada Siswa

KelasIV Semester Ganjil SD N 2 Jono Tahun Pelajaran 2012/2013”. Latar

(20)

Gambar

Tabel 4.1 Nilai Kondisi Awal IPS
Tabel 4.4 Ketuntasan Nilai IPS Siklus I
Tabel 4.5 Nilai IPS Siklus II
Tabel 4.7 Tabel Analisis Data Komparatif Hasil Belajar IPS
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tindakan ke- las yang dilaksanakan dalam tiga siklus, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan metode drill dapat

Menguraikan pengertian Diabetes Melitus (DM), prevalensi DM di dunia dan indonesia, dampak masalah DM dan program penanggulanga n masalah DM kurang tepat. Menguraikan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dari pra tindakan, siklus I, dan siklus II setelah digunakannya model pembe- lajaran Somatic, Auditory, Visualization, and

Tiap pos diberikan waktu 30 detik, jadi atlet melakukan gerakan latihan ditiap pos selama 30 detik, setelah itu ganti ke pos berikutnya sampai pos terakhir.. Istirahat lama

Berdasarkan berbagai data yang telah di- peroleh dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus I, siklus II, dan siklus III, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode

JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DARI KEMENTERIAN/LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTERIAN SIDANG TANGGAL: 30 MARET

Pengerjaan pengecoran yang berlangsung dengan baik adalah jika beton dapat muncul dari kedalaman lobang. Pemasangan tremie mensyaratkan bahwa selama pengecoran dan penarikan

For P(n,2), n=1 (mod 6) or 3(mod 6) for 7 ≤ n ≤ 19, the 1-fault tolerant Hamiltonian makes a specific pattern : if the initial point is in the outer polygon (the removing vertex