• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI

LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR

RACHMADY

Tenaga Pengajar Pada STIKes U’Budiyah Banda Aceh

Latar belakang : Kinerja kader adalah peranan yang sangat penting untuk bertanggung jawab dalam pelaksanaan posyandu, bila kader tidak aktif maka pelaksanaan menjadi tidak lancar. Berdasarkan hasil penelitian awal terdapat 20 posyandu dengan jumlah kader ada 60, dan kader yang aktif 50 orang, bayi sebanyak 382 bayi,yang telah mendapat imunisasi DPD-I dan HB-I sekitar 268 bayi dengan 130.46%, menujukkan imunisasi bayi dan pemantauan tumbuh kembang balita belum maksimal.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kader di wilayah kerja Puskesmas Pantee Bidari Lhok Nibong Kabupaten Aceh Timur 2013.

Metode Penelitian : Bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Tehnik pengambilan sampel dengan teknik total sampling dengan jumlah populasi 60 responden, Penelitian dimulai tanggal 14 s/d 21 Agustus 2013. Pengumpulan data yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner, selanjutnya di uji statistik dengan menggunakan regresi linear dengan memakai program SPSS for windows dengan batas kemaknaan (α=0,05) dengan signifikansi = 0,025 Ho ditolak artinya bahwa ada pengaruh secara signifikan antara pengatahuan dengan kinerja.

Hasil Penelitian : dari 40 responden menujukkan ada pengaruh pendidikan terhadap Kinerja Kader dengan signifikansi = 0,025, ada pengaruh pengetahuan terhadap Kinerja Kader Di Kecamatan Pante Bidari Lhok dengan signifikansi = 0,025 ada pengaruh pekerjaan terhadap Kinerja Kader Di Kecamatan Pante Bidari Lhok Nibong

Kesimpulan : ada pengaruh pendidikan terhadap Kinerja Kader, ada pengaruh pengetahuan terhadap Kinerja Kader, ada pengaruh pekerjaan terhadap Kinerja Kader di puskesmas dan diharapkan kepada kader agar dapat terus meningkatkan pelayanan kinerja kader posyandu supaya bayi atau bilita mendapat imuniasi untuk lebih tumbuh dan kembangnya di kecamatan pantee Bidari Kabupaten Aceh Timur

PEDAHULUAN

Peran serta masyarakat di bidang kesehatan sangat besar. Wujud nyata bentuk peran masyarakat antara lain muncul dan perkembangan upaya kesehatan

bersumberdaya masyarakat (UKMB). Misalnya posyandu. Sebagai indikator

peran aktif masyarakat melalui pengembangan UKMB digunakan persentase desa yang memiliki

pasyandu.posyandu merupakan wahana kesehatan bersumberdaya masyarakat yang memberikan layanan 5 kegiatan utama

(2)

(KIA,KB,Gizi, Imunisasi dan p2 Deare) dilakukan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat

.

Peran kader sangat penting karena kader bertanggung jawab dalam

pelaksanaan program posyandu.Bila Kader tidak aktif maka pelaksaan posyandu juga akan menjadi tidak lancer dan akibatnya status gizi bayi dan balita (bawah lima tahun) tidak dapat dideteksi secara dini dengan jelas. Hal ini secara langsung akan mempengaruhi tingkat keberhasilan program posyandu khususnya dalam pemantauan tumbuh kembang balita.pada tahun 2007,lebih kurang 250.000 posyandu di Indonesia hanya 40% yang masih aktif dan diperkirakan hanya 43% anak balita yang terpantau status kesehatan

(Riskesdes,2008)

Berdasarkan jumlah posyandu di provinsi Aceh mencapai 5,561 dan jumlah kades sebanyak 51,066. Dengan jumlah balita 616,347 orang,jumlah balita yang di timbang sebanyak 507,297 (82,31%) yang berat badan balita naik yaitu 369,099 (59,88%) dengan status gizi buruk yaitu 24,592 orang (3,99%). Provinsi Aceh mempunyai 9735 posyandu,tingkat partipasi untuk dating ke posyandu (D/S) belum mencapai target yaitu hanya 64%,sedangkan target 75%. Tingkat penimbangan (N/D) tahun 2010 hanya mencapai 60% dari target sebesar 70% (Dinkes Aceh, 2010).

Di Puskesmas pante bidari lhok nibong terdapat 20 Posyandu dengan Jumlah kader yang ada 60, dan kader yang aktif 50 orang. Bayi di desa pante bidari sebanyak 282 bayi, yang telah mendapatkan imunisasi DPT-1 dan HB-1 sekitar 368 bayi dengan 130,46 %. Data ini menunjukkan imunisasi bayi dan pemantauan tumbuh kembang balita di kecamatan pante bidari kabupaten aceh timur belum maksimal. (Dinas Kesehatan aceh timur, 2011).

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. “Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Kader di Wilayah Kerja Puskesmas Pante Bidari Lhok Nibong Kecamatan Aceh Timur tahun 2013 ”

Tujuan Penelitian a. Tujuan umum

Untuk Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kader di wilayah kerja puskesmas Pante Bidari Lhok Nibong Kabupaten Aceh Timur tahun 2013.

b.Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kader di wilayah kerja puskesmas ditinjau dari pengetahuan.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kader di wilayah kerja puskesmas ditinjau dari perkerjaan.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kader di wilayah kerja puskesmas ditinjau dari pendidikan.

Manfaat Penelitian

1. BagiDinas Kesehatan/ Puskesmas

Puskesmas dapat meningkatkan pembinaan dan pelatihan kader posyandu dalam pelaksanaan posyandu di wilayah kerjanya.

2. Bagi masyarakat/ kader

Ketua kader dapat me-review kedisiplinan kader dalam melaksanakan tugas sebagai kader posyandu.

(3)

3. Bagi institusi pendidikan

Dapat memberikan gambaran dan informasi sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan sehingga menghasilkan calon tenaga kesehatan propesional.

4. Bagi penelitian

Dapat dijadikan acuan untuk dilakukan penelitian selanjutnya

.

METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran

Berdasarkan teori yang ditemukan Notoatmodjo (2003), maka kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan.

Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang diteliti, yaitu sebagai berikut:

1. Kinerja kader. Hasil yang dicapai oleh seorang kader dalam melaksanakan tugasnya. Variabel ini akan diukur denga cara membagikan kuesioner. Cara ukur dikategorikan 2 kategori yaitu: (1) baik bila melakukan tugasnya (2) buruk bila tidak melakukan tugasnya. Hasil ukur tersebut berskala ordinal.

2. Pendidikan. Jenjang pendidikan formal yang pernah diselesaikan oleh kader. Variabel ini akan diukur dengan pembagian kuesioner. Cara ukur

dikategorikan dalam 3 kategori yaitu: (1) Tinggi = bila DIII/S1 (2) Menegah bila SMA/Sederajat (3) Dasar = Bila SD/SLTP/Sederajat . Hasil ukur tersebut berskala ordinal. 3. Pengetahuan. Pemahaman kader

tenteng pelayanan posyandu. Variabel ini akan diukur dengan pembagian kuesioner. Cara ukur dikategorikan dalam 3 kategori yaitu: (1) Benar jika > 75-100% (2) sedang jika 56-75% (3) rendah <56%. Hasil ukur tersebut berskala ordinal

4. Pekerjaan. Kegiatan rutin yang dilakukan dalam upaya mendapatkan penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga. Variabel ini akan diukur dengan pembagian kuesioner. Cara ukur dikategorikan dalam 3 kategori yaitu: (1) Tidak berkerja= bila kegiatan sehari-hari dilakukan dirumah (2) berkerja tidak tetap = bila

perkerjaan dilakukan dibeberapa tempat diluar rumah (3) berkerja tetap = Bila dilakukan di luar rumah. Hasil ukur ini berskala nominal.

Hipotesa

1. Ada Pengaruh Antara Pendidikan Dengan Kinerja Kader Di Wilayah Kerja puskesmas pande bidari lhok nibong Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013

2. Ada Pengaruh Antara Pengetahuan Dengan Kinerja Kader Di Wilayah Kerja puskesmas pande bidari lhok nibong Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013

3. Ada Pengaruh Antara Pekerjaan Dengan Kinerja Kader Di Wilayah Kerja puskesmas pande bidari lhok nibong Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013

Wilayah Generalisasi

Hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan untuk seluruh Kader

Pengetahuan Kinerja kader

Perkerjaan Pendidikan

(4)

Yang Ada Diwilayah Kerja Puskesmas Pande Bidari Lhok Nibong Kabupaten Aceh Timur.

Populasi dan Sampel

1. Populasi

Adapun Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader di wilayah Puskesmas Pante Bidari Lhok Nibong Aceh Timur pada tahun 2013 yang berjumlah 60 orang

.

2. Sampel

Teknik pegambilan sampel dalam penelitian ini di lakukan dengan metode total sampling yang berjumlah 60 orang.

Desain Penelitian

Adapun penelitian ini bersifat Analitik dengan pendekatan crosssectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kader kesehatan tentang pelayanan posyandu di wilayah kerja kader di Puskesmas Lhok Nibong Aceh Timur .

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan di wilayah kerja puskesmas pante bidari lhok nibong dilakukan pada taggal 14 s/d 21 agustus 2013.

Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengobservasi responden dan menjelaskan tujuan dilakukannya observasi agar tidak ada kesalah pahaman dalam melakukan penelitian untuk data primer dan sekunder diperoleh dari buku-buku perpustakaan yang berhubungan dengan penelitian ini.

Analisa Data

a. Analisa univariat

Dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi pada tiap variabel dalam penelitian

b. Analisa Bivariat

Untuk mengindetifikasi ada tidaknya hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen, dan variabel independen dengan variabel dependen dibuat dalam bentuk tabel silang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pengumpulan data yang peneliti lakukan melalui penyebaran kuesioner pada responden yang berjumlah 60 orang diperoleh hasil sebagai sebagi berikut:

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi

Pengetahuan Kader Posyandu di Kecamatan Pante Bidari Lhok Nibong

Kecamatan aceh Timur Tahun 2013

No. Pengetahuan Frekuensi (%)

1 Rendah 35 58,3

2 Sedang 6 10,0

3 Tinggi 19 31,7

Total 60 100

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 60 responden sebagian besar pengetahuannya berada pada kategori rendah yaitu sebanyak 35 orang (58,3%).

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Perkerjaan Kader Posyandu

(5)

Lhok Nibong Kecamatan Aceh Timur Tahun 2013

No. Pekerjaan Frekuensi (%) 1 Tidakberkerja 32 53,3 2 Berkerja tidak tetap 16 26,7 3 Berkerja tetap 12 20,0 Total 60 100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dari 60 responden mayoritas sebagian besar berada pada kategori tidak bekerja yaitu sebanyak 32 orang (53,3%).

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Pendidikan Kader Kader Posyandu Di Kecamatan Pante Bidari Lhok Nibong Kecamatan Aceh

Timur Tahun 2013

No. Pendidikan Frekuensi (%)

1 Dasar 28 43,3

2 Menengah 16 26,7

3 Tinggi 18 30,0

Total 60 100

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 60 responden sebagian besar pendidikannya berada pada kategori dasar yaitu sebanyak 26 orang (43,3%).

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Kinjerja Kader Kader Posyandu Di Kecamatan Pante Bidari Lhok Nibong Kecamatan Aceh

Timur Tahun 2013

No. Pekerjaan Frekuensi (%)

1 Buruk 32 53,3

2 Baik 28 46,7

Total 60 100

Berdasarkan tabel 5.4 dari 60 responden sebagian besar kinerjanya berada pada kategori buruk yaitu sebanyak 32 orang (53,3%).

Hasil uji regresi linear menunjukkan bahwa nilai t hitung 5,250, sementara dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,003 (Lihat pada lampiran). Oleh karena nilai t hitung > t tabel (5,250 > 2,003) maka Ho ditolak, artinya bahwa ada pengaruh secara signifikan antara pengetahuan dengan kinerja Kader Di Kecamatan Pante Bidari Lhok Nibong Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013.

PEMBAHASAN

Pengaruh Pengetahuan Terhadap Kinerja Kader

Berdasarkan hasil penelitian yang kemudian diuji secara statistik dengan menggunakan ”Pearson Correlation” untuk melihat pengaruh pengetahuan terhadap kinerja didapatkan p value = 0,000 yang berarti lebih kecil dari nilai α = 0,05. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara pengetahuan terhadap kinerja. Hasil uji statistik juga diperoleh nilai koefisien korelasinya atau r = 0,568, yang berarti pengaruh pengetahuan terhadap kinerja berada pada hubungan yang kuat.

(6)

Menurut teori Notoadmodjo, (2003), Pengetahuan merupakan kemampuan seseorang yang mempengaruhi terhadap tindakan yang dilakukan. pengetahuan seseorang tidak secara mutlak dipengaruhi oleh pendidikan karena pengetahuan dapat juga diperoleh dari pengalaman masa lalu, namun tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami informasi yang diterima yang kemudian menjadi dipahami. Pengetahuan merupakan hasil tau, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. pengetahuaninkan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Depkes (2011) bahwa ibu yang mengetahui atau memiliki pengetahuan baik tentang kinerja kader, akan cenderung untuk memanfaatkan tersebut. Oleh karena itu pengetahuan ibu tentang kinerja kader penting untuk diketahui agar pemanfaatannya lebih maksimal

Pengaruh Pekerjaan Terhadap Kinerja Kader

Berdasarkan hasil penelitian yang kemudian diuji secara statistik dengan menggunakan ”Pearson Correlation” untuk melihat pengaruh pekerjaan terhadap kinerja didapatkan p value = 0,000 yang berarti lebih kecil dari nilai α = 0,05. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara pekerjaan terhadap kinerja. Hasil uji statistik juga diperoleh nilai koefisien korelasinya atau r = 1,000, yang berarti pengaruh pekerjaan terhadap kinerja berada pada hubungan yang sangat kuat (sempurna).

Menurut Teori Notoadmodjo (1997) Kehidupan seseorang sangat ditunjang oleh kemampuan ekonomi keluarga. sebuah keluarga yang berada dibawah garis kemiskinan akan sangat mustahil untuk memenuhi kebutuhan dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan pada keluarganya. orientasi keluarga miskin adalah kebutuhan fisiologi yang dibutuhkan sehari-hari, sedangkan kesehatan baru mendapatkan penelitian apabila telah mengganggu aktifitas mereka sehari-hari.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Mubarak (2011), bahwa kemudahan untuk memperoleh suatu bekerja dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru. Informasi yang didapat oleh seseorang akan merangsang pikiran dan kemampuan seseorang serta menambah pengetahuan.

Menurut peneliti, ibu-ibu yang bekerja akan bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang dari segala bidang sehingga memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik dari pada ibu yang tidak bekerja. Selain itu, seseorang yang bekerja cenderung lebih mudah menerima informasi guna menambah pengetahuannya termasuk dalam hal kesehatan yang salah satunya adalah tentang kinerja kader posyandu. Dengan kondisi demikian, ibu yang bekerja akan lebih memilih kader posyandu yang memiliki tingkat efektifitas tinggi dan sehingga ibu dapat lebih nyaman dalam bekerja dan keluarga sejahtera.

Pengaruh Pendidikan Terhadap Kinerja Kader

Berdasarkan hasil penelitian yang kemudian diuji secara statistik dengan menggunakan ”Pearson Correlation” untuk melihat pengaruh pendidikan terhadap kinerja didapatkan p value = 0,000 yang

(7)

berarti lebih kecil dari nilai α = 0,05. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara pengetahuan terhadap kinerja. Hasil uji statistik juga diperoleh nilai koefisien korelasinya atau r = 0,582, yang berarti pengaruh pendidikan terhadap kinerja berada pada hubungan yang kuat.

Menurut teori Sisdiknas (2003), pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang terdiri atas pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah atau berbentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah atau berbentuk lain yang sederajat, pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umm dan pendidikan menengah kejuruan, dan pendidikan tinggi yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, megister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi (Sisdiknas, 2003).

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Widianti (2007) bahwa pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan denga seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berasumsi faktor yang mempegaruhi pendidikan kinerja masyarakat sehingga dapat menerima ide-ide baru, sedangkan tingkat pendidikan merupakan factor yang terkait dengan ekonomi dan sosialnya seprti, pendapatan, gaya hidup. Dan pendidikan suatu penerapan ilmu atau konsep dalam bidang kesehatan melalui proses belajar, supaya masyarakat yang tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari yang tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatan sendiri menjadi mampu.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sbagai berikut:

1. Ada Pengaruh Pendidikan Terhadap Kinerja Kinerja Kader Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantee Bidari Lhok Nibong Kabupaten Aceh Timur

2. Ada Pengaruh Pengetahuan Terhadap Kinerja Kinerja Kader Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantee Bidari Lhok Nibong Kabupaten Aceh Timur

3. Ada Pengaruh Pekerjaan Terhadap Kinerja Kinerja Kader Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantee Bidari Lhok Nibong Kabupaten Aceh Timur

Saran

1. Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang penulisan karya tulis ilmiah sehingga dapat menambah ilmu peneliti yang dapat digunakan dalam penelitian.

2. Diharapkan bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan U’Budiyah, agar hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk dapat dijadikan bahan bacaan guna meningkatkan pengetahuan mahasiswi kebidanan tentang kinerja kader-kader di puskesmas serta dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya yang sejenis dengan variabel yang lebih lengkap.

3. Bagi tempat penelitian Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan guna meningkatkan pengetahuan

(8)

kader-kader sehingga dapat berhasil melakukan posyandu.

Daftar Pustaka

Depkes, RI, (2000). Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta.

………, (2003). Pedoman Kerja Kader Posyandu. Jakarta.

………, (2004). Dasar-Dasar

Penyuluhan Kesehatan. Jakarta.

Dinkes NAD, (2009): Profil Kesehatan. Banda Aceh.

Heru, (2002).Kader Kesehatan Masyarakat. Worl Health Organiation.

Notoatmodjo, S. (2003).Pendidikan dan Prilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo,S.(2005).Metodologi

Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi.Rineka Cipta. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Rangkaian kegiatan pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Unit Kerja Sama Sekretariat Jenderal bersama dengan Unit Hukum Sekretariat

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) upaya layanan bimbingan konseling Islam yang dilakukan guru konselor untuk menyadarkan perilaku merokok pada siswa di SMP Negeri 5

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Selain dari beberapa karya di atas, Fazlur Rahman pernah menulis artikel yang berjudul “Iqbal in Modern Muslim Thoght” Rahman mencoba melakukan survei terhadap

Dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan adaptasi yang dikembangkan PDAM dan pemangku kepentingan, IUWASH juga merekomendasikan untuk mempertimbangkan aksi-aksi adaptasi

Tradhisi Ruwat Dhusun ing Candhi Belahan minangka perangan saka kabudayan lokal, mligine kabudayan Jawa. TRD kalebu folklor setengah lesan amarga tradhisi iki

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang