.
IFAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS MATARAM
Oktobcr 2007
DIBIA YAI OLEI-1 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL SESUAI DENGAN SURAT PERJANJlAN PELAKSANAAN HIBAH PENELITIAN
NO: 010/SP2H/PP/DP2M/IIl/2007 TANGGAL 29 Maret 2007 Olch :
IDJ\ J\YU SRI ADNYANI, s·L,M.Erg
OPTIMASI WAKTU DAN .JARAK ELEKTRODE TI~RHADAP KETEBALAN DAN KEKERASAN LAPISAN KROM PADA
STONEWARE DAN EARTH~NWAl{E
DOSEN MUDA LAPOl{AN PENELITIAN
FAKUL T AS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSIT AS MAT ARAM
Oktober 2007
DIBIA YAI OLEH DIREKTORA T JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL SESUAI DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN HIBAH PENELITIAN
NO: 010/SP2H/PPffiP2M/lll/2007 TANGGAL 29 Maret 2007 Oleh:
IDA AYU SRI ADNYANI, ST.,M.Erg
OPTIMASI W AKTU DAN JARAK ELEKTRODE TERHADAP
KETEBALAN DAN KEKERASAN LAPISAN KROM PADA
STONEWARE DAN EARTHENWAR
E
DOSENMUDA
..
--·
···
·"?.-e
···
---
·-···
-
-
:
SC D-
-··
···- .. ·
·
~
1-e
-
·:··
~
··
·:
·oN ":>:>V01 -
I<£
c/PS\f
~
· dd\19
132205503 ani ST. M.Er .Peneliti Matararn, Oktober 2007 : 9 bulan : Rp. 10.000.000
4. Jumlah Tim Peneliti : 1 orang
5. Lokasi Penelitian : Fakultas Teknik Universitas Mataram
6. Bila Penelitian merupakan kerjasama kelembagaan a. Nama lnstansi
b. Alamat
7. Waktu Penelitian 8. Biaya
: Ida Ayu Sri Adnyani, ST.,M.Erg : Perempuan
: 132205503
: Penata Muda Tk.l/Illb : Asisten Ahli
: Teknik/Teknik Elektro
: Optimasi Waktu dan Jarak Elektrode terhadap Ketebalan dan Kekerasan Lapisan Krom pada Stoneware dan Earthenware
: Rekayasa 2. Bidang llmu Penelitian
3. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin c NIP d. Pangkat/Golongan e. Jabatan f. Fakultas/Jurusan 1. Judul Penelitian
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN HASIL
11
*
Dibiayai DIPA Nomor: 0 IO/SP2HiPPiDP2Mi[[l/2007 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional* *
Fakultas Teknik Universitas MataramDiketahui bersama bahwa produk kerarnik-gerabah adalah termasuk bahan non
konduktor seperti halnya dengan kayu. Ini berarti bahwa keramik-gerabah tentunya dapat dilapisi dengan logam (krom, emas, perak dan lain-lain) dengan metode pembentukan lapis tipis karbon (thin layer carbon). Tujuan pelapisan ini agar nilai seni (artistik) suatu barang kerajinan terutama keramik semakin tinggi dengan harga jual yang semakin tinggi pula dengan biaya produksi yang relatif ekonornis. Berangkat dari kenyataan tersebut diatas dan atas dasar pemikiran untuk meningkatkan kualitas industri keramik, khususnya dari segi produksi yaitu untuk menciptakan produk-produk yang tidak monoton dan bermutu, maka perlu dilakukan penelitian pelapisan logam (krom) untuk bahan non konduktor (kerarnik).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekerasan dan ketebalan lapisan krom pada permukaan material keramik-gerabah (non konduktor). Dengan terlebih dahulu diberikan lapisan karbon tipis pada permukaan material non konduktor yang akan dikenakan proses elektroplating. Adapun manfaat dari penelitian ini diperoleh metode dan material altematif untuk proses pelapisan kerarnik atau gerabah (bahan non konduktor) selain material yang sudah ada seperti glasir. Metode dan material ini akan sangat bermanfaat bagi proses pengerjaan pelapisan permukaan gerabah/keramik untuk industri kecil yaitu adanya variasi lapisan permukaan produk keramik/gerabah pada bagian-bagian tertentu yang dapat meningkatkan nilai estetika dari suatu produk. Kontribusi penelitian ini pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah untuk memperkaya metode dan jenis bahan untuk pengerjaan pelapisan permukaan produk yang berbahan dasar non konduktor.
RINGKASAN Ida Ayu Sri Adnyani, **
OPTIMASI WAKTU DAN JARAK ELEKTRODE TERHADAP
KETEBALAN DAN KEKERASAN LAPISAN KROM P ADA
lll
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel tergantung adalah ketebalan dan kekerasan dari masing-masing hasil electroplating. Waktu pelapisan dan jarak elektrode pada setiap perlakuan dipilih sebagai variabel bebas. Rincian dari variable-variabelnya
adalah sebagai berikut: Waktu (S) adalah: Sl = 5 menit, S2 = 10 menit, S3 = 15 menit;
jarak elektrode (D): Dl = 10 cm, D2 = 15 cm, D3 = 20 cm. Setelah itu dilakukan pengambilan data dan diolah serta dianalisa mengenai besamya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung yang telah ditetapkan sebelumnya.
Ketebalan lapisan akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya waktu pelapisan dan berlaku sebaliknya dengan jarak electrode. Bertambahnya jarak elektrode, ketebalan lapisan semakin berkurang. Nilai ketebalan paling kecil didapatkan pada pelapisan dengan waktu 5 menit dan jarak 20 cm, sedangkan ketebalan maksimum didapatkan pada waktu 15 menit dengan jarak elektrode 10 cm.
Kekerasan permukaan berdasarkan hasil uji kekerasan Vickers akan semakin meningkat dengan naiknya waktu pelapisan dan berkurangnya jarak elektrode. Nilai kekerasan paling kecil didapatkan pada pelapisan dengan waktu 5 menit dan jarak elektrode 10 cm yaitu 105 HVN, sedangkan kekerasan maksimum didapatkan pada waktu pelapisan 15 menit denganjarak 10 cm sebesar 115 HVN.
IV
*
Dibiayai DIPA Nomor: 0 lli1SP'2H1PPiDPZM1rrTiW07 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional* *
Fakultas Teknik Universitas MataramStoneware and earthenware product were include non conductor material like that wood. That means, stoneware and earthenware product can do the plating on surface by metal (gold, silver, chrom, etc) with thin layer carbon forming method. The objective of plating that are artistic value and sales price of craft product increases with economic production cost. To started of the reality and remaining basic to improve ceramic industrial quality, especially production aspect such as to make diversification product and good, therefore must do the metal plating research of non conductor material.
The objective of the research are to know the hardness and chrom thin layer on the non conductor material surface. Before electroplating processes, the surface of material (non conductor) must be plating by thin carbon layer. The benefit of this research are get method and alternative material for plating process on non conductor material beside glasuur layer. The new material and method will be very important to give the variation on the surface of ceramic product that is the layer variation on especially part on the surface and can to improve aesthetical value product. The contribution this research on science and technological development are to riches the method and material to surface finish product on non conductor basic.
SUMMARY Ida Ayn Sri Adnyani, **
THE OPTIMATION OF PLATING TIME AND ELECTRODE DISTANCE FOR
THIN AND HARDNESS CROM LA YER ON STONEWARE AND
v
The strike variable on this research that are the hardness and thin layer metal
(chrom) on every specimen. Dependence variable that are strength and distribution
current . Details of variables that are ; plating time (minute) : 5, 10, and 15 , electrode
distance (cm) ; 10, 15 and 20 . Next, recording data and analyze of data to make the
interpretation data.
The increase of chrom thin layer the same as the increase of plating time and
·- ...
decrease of electrode distance. The little of thin layer gotten with 5 minute plating time
and 20 cm electrode distance, however the maximum thin layer get on 15 minute and 10
cm electrode distance. The increase of plating time and decrease of electrode distance
Vl
Mataram, Oktober 2007
Sri Adnyani
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas terselesaikannya penelitian dosen muda beserta laporannya. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penelitian ini.
Perkembangan teknologi bahan dan berbagai macam perlakuan yang diberikan
terhadap bahan/material baik yang terbuat dari logam maupun non logam sangat pesat.
Hal ini dikarenakan kebutuhan manusia akan produk sangat bervariasi. Salah satu metode yang umum digunakan untuk memberikan nilai tambah dari suatu produk adalah dengan
pelapisan permukaan. Elektroplating merupakan salah satu metode pelapisan permukaan
untuk bahan dasar logam, tapi bahan dasar non logam pun bisa dikenakan proses
elektroplating.
Pada penelitian skala laboratorium penulis mencoba menerapkan proses electroplating pada produk berbahan dasar non logam yaitu earthenware. Sebelum proses
pelapisan logam dilakukan, terlebih dahulu permukaan produk dari earthenware dan
stoneware diberikan lapisan tipis karbon (thin layer carbon). Fungsi pelapisan awal ini
dimaksudkan agar permukaan bahan tersebut bersifat sebagai konduktor, sehingga proses
pelapisan krom pada bahan tersebut dapat dilakukan.
Pada penelitian ini difokuskan untuk mengetahui nilai kekerasan permukaan dan tebal lapisan krom pada bahan non logam. Nilai kekerasan sudah mewakili uji mekanik
dari suatu bahan. Mengingat kekerasan permukaan baja identik dengan ketahanan aus
dari permukaan material .
Bagaimana pun tulisan laporan penelitian ini masih jauh dari sempuma. Oleh karena itu, saran yang membangun sangat penulis harapkan. Terima kasih.
Vll
LAMPIRAN 18
DAFTARPUSTAKA 17
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16 6.2. Saran ·. .. . .. . . . . . . . .. . . . . . .. . . . . . . 16 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5 .1. Ketebalan lapisan . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11 5 .1.1. Pengaruh waktu pelapisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12 5 .1.2. Pengaruh jarak elektrode . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
5.2. Kekerasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . .. . . . . . . . .. 13
5.2.1. Pengaruh waktu pelapisan .. . . .. . .. . . . . . . . . . . . . 13
5.2.2. Pengaruhjarak elektrode . .. . . . . . . .. . . . . . . .. . .. . . . . . . . ... 14 BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Alat dan Bahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
4.2. Rancangan penelitian . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
4.3. Pelaksanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 BAB III TU JUAN DAN MANF AA T PENELITIAN
3.1. Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 7 3.2. Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
4
4
4
3 2.1. Jenis-jenis pelapisan logam
2.2. Dasar Kimia Pelapisan 2.3. Proses Lapis Listrik 2.4. Gerabah Keramik
l
BAB I PENDAHULUAN .
BAB II TINJAUAN PUST AKA
hal HALAMAN PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
Rl~GKASAN DAN SUMMARY . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
PRAKATA vi
DAFT AR ISI vii
DAFTAR TABEL Vlll
DAFTAR GAMBAR ix
Vlll
hal 11
13
Tabel 5.1. Ketebalan lapisan Tflp~l ?.2. Rata-rata nilai kekerasan
IX
Gambar 4.1. Jarak elek:torde arus pada proses elektroplating 1 O Gambar 5.1. Grafik hubungan antara waktu dengan tebal lapisan permukaan 12 Garnbar 5.2. Grafik hubungan antarajarak elektrode dengan tebal lapisan 13 Gambar 5.3. Grafik hubungan antara wak:tu dengan nilai kekerasan 14 Gambar 5.4. Grafik hubungan jarak elektrode dengan nilai kekerasan 15
hal DAFTARGAMBAR
Saat ini yang umum terjadi pada proses pelapisan logam dilakukan untuk material
berbahan dasar dari logam juga. Salah satu metode pelapisan logam yang sangat berkembang adalah elektroplating. Bahan dasar yang umum proses elektroplating adalah baja karbon. Baja karbon termasuk material yang bersifat sebagai konduktor. Sedangkan bahan pelapis yang digunakan adalah krom, tembaga maupun nikel. Elektroplating
bertujuan agar logam yang dilapisi memiliki tampilan yang mengkilap, tahan korosi, tahan gores dan memiliki kekerasan permukaan yang lebih tinggi.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat akhir- akhir ini, berpengaruh pula terhadap perkembangan metode pelapisan logam
(elektroplating). Bahan dasar pada proses elektroplating biasanya dari logam (konduktor),
maka saat ini bahan non logam (non konduktor) dapat dilapisi logam (emas, tembaga,
perak) dengan proses elektroplating. Yakob (2002), telah melakukan peneltian pelapisan kayu (bahan non konduktor) dengan metode plating autoklatik terkombinasi. Hasil yang diperoleh adalah bahwa logam tembaga dapat menempel pada kayu dengan kekuatan dan visualisasi wama yang relatif baik namun metodenya memerlukan biaya yang relatif mahal (bahan-bahan kimia yang digunakan rata-rata pekat dan mumi) dengan proses kerja cukup rumit dan sulit dikembangkan pada plating partisi. Simpen dkk (2004), juga melakukan penelitian pelapisan logam (tembaga dan perak) pada kayu ukiran kualitas ekspor baik pelapisan keseluruhan maupun partisi dengan metode pembentukan lapis
tipis karbon (thin layer carbon). Hasil yang diperoleh adalah bahwa logam dapat
menempel dengan baik, visualisasi wama cerah, dan proses kerja yang tidak terlalu rumit serta biaya operasional relatif ekonomis ( dengan bahan baku karbon) sehingga mudah dikembangkan pada pengrajin kayu ukir.
Di Pulau Lombok banyak terdapat sentra industri kecil Keramik-Gerabah
(Stoneware dan Earthenware) seperti Desa Penujak, Masbagik dan Banyumulek. Dari beberapa macam produk yang dihasilkan perajin gerabah seperti; alat-alat rumah tangga,
interior, dan benda-benda seni lainnya, temyata gerabah sangat diminati oleh konsumen. Gerabah ini sudah mempunyai trade mark yang sudah terkenal yaitu" Gerabah Sasak
BABI
Lombok " dengan karakter desainnya yang khas. Nilai ekspor gerabah dari daerah ini
selama kurun waktu tiga tahun antara 1998 s/d 2000 tercatat sebesar US $5146,6 ribu
pada tahun 1998, US $ l, 17 juta pada tahun 1999 dan meningkat rnenjadi sebesar US $
1,47 juta pada tahun 2000. Tujuan ekspor gerabah Nusa Tengggara Barat ini sudah
menjangkau sebanyak 30 negara diseluruh dunia (Usamah, 2000).
Diketahui bersama bahwa produk keramik-gerabah adalah termasuk bahan non konduktor seperti halnya dengan kayu. lni berarti bahwa keramik-gerabah tentunya dapat
dilapisi dengan logam (krom, ernas, perak dan lain-lain) dengan metode pembentukan
lapis tipis karbon (thin layer carbon). Tujuan pelapisan ini agar nilai seni (artistik) suatu
barang kerajinan terutama keramik-gerabah semakin tinggi dengan harga jual yang semakin tinggi pula dengan biaya produksi yang relatif ekonomis. Berangkat dari kenyataan tersebut diatas dan atas dasar pemikiran untuk meningkatkan kualitas industri
keramik, khususnya dari segi produksi yaitu untuk menciptakan produk-produk yang
tidak monoton dan bermutu, maka perlu dilakukan penelitian pelapisan logam (krom)
untuk bahan non konduktor (keramik-gerabah).
Pada metode pelapisan elektroplating ada beberapa parameter yang berpengaruh
dan perlu diperhatikan agar diperoleh hasil pelapisan yang baik diantaranya : kuat arus,
jarak elektrode, distribusi arus, waktu pelapisan, agitasi, tingkat kepekatan larutan elektrolit dan lain-lain. Untuk mencapai suatu kondisi optimum dari berbagai parameter
yang berpengaruh dalam pelapisan logam dengan metode elektroplating, maka perlu
3
4 Fe+ 3 02
2.2. Dasar Kimia Pelapisan
Reaksi kimia secara umum mengikuti hukum Lavoiser atau hukum ketetapan
massa, menyatakan bahwa jumlah bobot zat-zat adalah tetap sama, Contohnya seperti
dibawah ini :
2. Pelapisan logam dengan logam lain tanpa listrik
Jenis ini mirip dengan diatas, tapi proses pelapisan tidak menggunakan listrik. Cara pelapisan dilakukan dengan proses pencelupan. Untuk ini dikenal dua cara
lagi yaitu pencelupan dalam larutan kimia (immersion plating) dan pencelupan
dalam logam cair panas (hot dipgalvanizing).
3. Pelapisan logam dengan bahan oksida secara listrik.
Berlainan dengan kedua jenis diatas. Disini bahan pelapisannya adalah oksida.
Oksida didapat dari proses anodisasi sehingga prosesnya lebih dengan sengan
proses anodizing. Contoh pelapisan jenis ini adalah anodizing almunium dan
anodizing magnesium.
4. Pelapisan logam dengan bahan oksida tanpa listrik.
Ini hampir sama dengan item 3, hanya pelapisan oksidanya tidak diperoleh secara
listrik tetapi secara pencelupan dan pemanasan.
Contohnya adalah : pelapisan phosphat (phosphating), penghitaman (blacking),
pembiruan (blueing) dan sebagainya.
2.1. Jenis-jenis Pelapisan Logam
Adapun macam-macam cara pelapisan logam dapat dibagi beberapa kelompok :
1. Pelapisan logam dengan logam lain secara listrik
Maksudnya adalah bahan yang dilapis maupun yang digunakan untuk melapis
dari jenis logam. Misalnya pelapisan besi dengan menggunakan nikel, seng dan sebagainya.
BAB II
4 2.4. Gerabah-Keramik
Gerabah (earthenware) dibuat dari semua jenis tanah liat yang plastis (mudah dibentuk) dan dibakar pada suhu maksimum 1
oeo'c.
Keramik jenis ini struktur dan Pada proses lapis listrik yang terpenting bukanlah mencari berat total logam yang terdeposisi, melainkan distribusi endapan yang merata pada katoda.Reaksi anoda
- anoda larut M
>
~+ e- anoda tak larut 2H20 ) 4lt +02 +4e
Reaksi katoda
- evolusi gas 2lt + 2e
>
H2- pengendapan ·M+ + e ?ii' M
2.3. Proses lapis Listrik
Proses lapis listrik (electroplating) merupakan terapan dari sel elektrolisis. Proses
nu pada dasamya adalah proses pengendapan logam diatas permukaan bahan yang konduktif dengan proses elektrolisis.
Electroplating dilakukan dengan maksud memberikan perlindungan benda (logam) terhadap bahaya korosi, membentuk sifat keras permukaan dan sifat teknis atau mekanis tertentu, serta, memberi nilai dekoratif terhadaf logam dasar. Pada proses electroplating benda yang dilapisi berfungsi sebagai katoda ( elektroda negatif), sedang pelapis berfungsi sebagai anoda ( elektroda positif).
Melalui larutan konduktor/elektrolit, berbagai proses kimia dapat terjadi dengan bantuan listrik. Mengalirnya arus searah melalui suatu larutan berkaitan dengan gerak partikel bermuatan (ion). Ujung-ujung keluar masuknya arus dari/ke larutan disebut electrode. Pada anoda terjaid oksidasi, pada katoda terjadi reduksi. Reaksi-reaksi tersebut adalah:
Disini dapat dilihat sebelum rekasi jumlah Fe (besi) sama denga 4 (angka koefisien) dan setelah reaksi juga sama denga 4 (koefisien x index/2) dan sesudah reaksi jua 6 (koefisien x indek/2 x 3).
5
teksturnya sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya kedap air, gerabah kasar harus dilapisi glasir, semen atau bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk keramik
berkualitas rendah apabila dibandingkan dengan keramik batu (stoneware) atau porselin.
Bata, genteng, paso, pot, anglo, kendi, gentong, dan sebagainya termasuk keramik jenis gerabah. Saat ini genteng telah banyak dibuat berglasir dengan warna yang menarik sehingga menambah kekuatannya (Harjanto, 1987).
Menurut Hartomo dan Kaneko (1992), pada tahun 60-an telah dilakukan pelapisan suatu logam pada benda-benda non kunduktor yaitu benda yang tidak dapat menghantarkan arus listrik seperti : keramik, kaca, plastik, kayu dan lain-lain. Cara yang digunakan waktu itu adalah dengan menaburkan serbuk besi yang dicampur perekat, setelah itu ditempelkan pada permukaan benda non konduktor, kemudian dilanjutkan dengan cara elektroplating biasa menggunakan elektrode. Ditinjau dari hasilnya, metode ini menghasilkan visualisasi permukaan yang kurang baik dan lapisan permukaan yang tidak rata. Sehingga dibutuhkan orang dengan keahlian khusus untuk melakukannya.
Selama ini banyak berkembang teknologi plating untuk bahan-bahan nonkonduktor adalah palting autokatalitik terkombinasi dimana harus disertai perlakuan khusus sebelumnya, agar bahan yang bersifat nonkonduktor tersebut dapat menjadi bersifat konduktor. Dengan kata lain bahan-bahan non konduktor tersebut diaktifkan <lulu permukaannya menggunakan zat-zat kimia yang tidak sedikit seperti larutan perak nitrat, formaldehid, timah klorida, larutan logam pelapis, larutan garam, larutan asam,dan lain- lain, agar adsorbat logam dapat menempel selanjutnya baru dilakukan elektroplating (Pinner , 1964; Yakob, 2002). Dengan perlakuan ini, plating autokatalitik terkombinasi menjadi mahal karena sumber elektronnya bahan kimia (mahal) daripada elektroplating biasa (tanpa plating autokatalitik) (Hartomo dan Kaneko, 1992). Untuk itu perlu dicarikan metode altematif untuk dapat menekan biaya operasionalnya sehingga harga jual produk yang terlapisi logam menjadi lebih murah sehingga dapat terjangkau konsumen kalangan menengah kebawah. Tentunya dengan kualitas produk (keramik terlapisi logam) tetap baik dan tahan lama Metode plating yang diawali dengan pembentukan lapisan tipis karbon
6
Pada anode terjadi reaksi oksidasi, M ~ Mn++ ne sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi, M"+
+ ne ~ M. Reaksi oksidasi reduksi pad.a kedua elektrode berlangsung
bersamaan yang menyebabkan terjadinya pelarutan logam pada anode menghasilkan ion M+ dan penempelan logam M pada katode (Graw-hill, 1991; Simpen, 1996).Metode ini menggunakan koloid karbon aktif dan dilanjutkan dengan elektroplating biasa (Simpen dkk, 2004).
Dalam proses elektroplating, biasanya logam pelapis digunakan suatu logam mulia sedangkan logam yang dilapisi berupa logam mulia lain atau berupa logam yang tidak mulia. Logam yang akan dilapisi dihubungkan dengan kutub negatif (sebagai katoda) dan logam pelapis dihubungkan dengan kutub positif (sebagai anode) selanjutnya kedua elektrode tersebut dicelupkan ke dalam suatu larutan elektrolit dan dihubungkan dengan sumber arus listrik searah (DC). Mengalirnya arus listrik searah melalui suatu larutan berkaitan dengan gerak partikel bermuatan (ion) (Kirck dan Otmer, 1983; Hartomo dan Kaneko, 1992).
7
Dari penelitian ini diperoleh metode dan material altematif untuk proses pelapisan keramik atau gerabah (bahan non konduktor) selain material yang sudah ada seperti glasir. Metode dan material ini akan sangat bermanfaat bagi proses pengerjaan pelapisan permukaan gerabah/keramik untuk industri kecil yaitu adanya variasi lapisan permukaan produk keramik/gerabah pada bagian-bagian tertentu yang dapat meningkatkan nilai estetika dari suatu produk. Kontribusi penelitian ini pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah untuk memperkaya metode' dan jenis bahan untuk pengerjaan pelapisan permukaan produk yang berbahan dasar non konduktor.
Manfaat lain adalah nantinya bisa diaplikasikan pada produk-produk kerajinan orientasi ekspor yang bersifat non konduktor seperti kerajinan anyaman ketak, tulang, tempurung kelapa. Diharapkan nantinya produk-produk kerajinan mampu berkompetisi di pasar global.
3.2. Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekerasan dan ketebalan lapisan krom pada permukaan material keramik-gerabah (non konduktor). Dengan terlebih dahulu diberikan lapisan karbon tipis pada permukaan material non konduktor yang akan dikenakan proses elektroplating.
3.1. Tujuan Penelitian
BAB III
8 7. Amplas
2. Peralatan yang digunakan 1. Mistar
2. Pemoles
3. Mikrometer (mikroskop skala) 4. Alat Ukur Kekerasan
5. Kamera ·
6. Multimeter 7. Power suplai DC 8. Bak perendaman 4.1. Alat dan Bahan 1. Bahan
1. Tanah Keramik (pembakaran biskuit) 2. Gerabah
3. Larutan Krom klor (CrCl) 4. Aquades
5. Koloid karbon 6. Sabun cuci
Metode yang digunak:an dalam penelitian ini adalah metode eksperimental (true experimental research). Dalam penelitian ini digunak:an dua variabel terikat yaitu ketebalan lapisan krom dan kekerasan.
Proses elektroplating dilakukan dengan waktu dan jarak elektrode berbeda-beda. Sampel atau benda uji dibuat dengan ukuran 4 x 6 x 0.5 cm. Selanjutnya agar bahan uji (bahan non konduktor) tersebut mampu sebagai konduktor dalam proses elektroplating maka sebelumnya dilapisi dengan lapisan karbon tipis.
BAB IV
9 4.3. Pelaksanaan
4.3.1. Tahap Persiapan
Tahap pertama yaitu mengumpulkan alat dan bahan yang diperlukan yaitu keramik, larutan krom, karbon aktif dan aquades. Rangkaian peralatan elektroplating diinstal dan dikondisikan siap untuk pelaksanaan proses penelitian. Spesimen (gerabah- keramik) terlebih dahulu dicuci dengan sabun, dibilas dengan aquades dan dicelupkan kedalam etanol, lalu dikeringkan dengan hair dryer sampai mendapatkan berat yang konstan.
Tahap kedua, mengukur daya hantar listrik spes1men dengan menggunakan multimeter yang diset-up dalam posisi ohm. Selanjutnya spesimen tersebut dicelupkan ke dalam larutan senzitizing selama 1 menit kemudian dikeringkan. Keramik yang telah kering dioles pennukaannya (sesuai keinginan) dengan koloid karbon aktif sampai benar- 4.3. Rancangan Penelitian
Rincian dari variable-variabelnya adalah sebagai berikut: a. Faktor Waktu (S) adalah :
Sl = 5 menit S2 = 10 menit S3 = 15 menit
b. Faktor Jarak Elektrode (D) Dl = lOcm
D2=15cm D3 =20cm
Setelah itu dilakukan pengambilan data dan diolah serta dianalisa mengenai besamya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung yang telah ditetapkan sebelumnya.
4.2. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi variable tergantung adalah, ketebalan dan
kekerasan dari masing-masing hasil electroplating. Waktu danjarak elektrode pada setiap
10
Langkah-Iangkah pengetesan uji ketebalan lapisan adalah sebagai berikut : 1. Membersihkan spesimen dari berbagai macam kotoran
2. Memotong sebagian kecil spesimen dan dibuatkan pegangan dengan mounting press 3. Polis bagian yang dipotong sampai halus
4. Letakan spesimen diatas mikroskop dengan skala perbesaran tertentu 5. Pengambilan gambar dengan kamera
6. Mencatat hasil pengukuran 4.3.2. Tahap Pengetesan
Langkah-langkah pengetesan UJl kekerasan dengan metode vickers adalah sebagai berikut :
1. Permukaan spesimen di polis sehingga menjadi halus dan dibersihkan 2. Letakan spesimen pada alat uji kekerasan
3. Behan yang digunakan adalah 10 kg dengan waktu indentasi 10 detik 4. Pengenaan indentor ke permukaan spesimen
5. Mengukur diagonal indentasi dengan mikroskop dan menghitung nilai kekerasannya sesuai rumus.
Gambar 4.1. Jarak Elektrode (E) dengan Benda Kerja (BK) pada proses elektroplating c. Jarak elektrode 20 cm b. Jarak elektrode 15 cm a. Jarak elektrode 10 cm Elektrolit Elektrolit Elektrolit BK E BK E BK E
benar rata (2-3 kali) untuk membentuk lapisan tipis karbon (thin layer carbon), dimana
setiap lapis karbon dikeringkan, Keramik yang telah tertutup lapisan karbon, diikat dengan kawat dan dimasukan ke dalam larutan krom, selanjutnya dihubungkan dengan sumber arus searah (adaftor). Keramik yang akan dilapisi krom dihubungkan dengan sumber arus negatif sedangkan yang positif dihubungkan dengan elektrode krom. Jarak elektrode diperlihatkan pada gambar 4.1.
11
Dari tabel 5.1. dapat dibuat grafik hubungan antara waktu pelapisan dengan tebal lapisan dan grafik hubungan antara jarak elektrode dengan tebal lapisan.
Waktu pelapisan (menit) Jarak E1ektrode (cm)
01 (10) D2 (15) 03 (20)
S1 (5) 0.0010 0.0011 0.00133
S2 (10) 0.0011 Q.0016 0.0018
S3 (15) 0.0017 0.0020 0.00233
5.1. Ketebalan lapisan
Pengukuran ketebalan lapisan dilakukan dengan memotong sebagian spesimen kemudian memoles bagian samping spesimen sampai halus. Ketebalan lapisan dilihat dengan menggunakan mikroskop dengan skala perbesaran 1 OOx. Selengkapnya hasil pengukuran ketebalan lapisan rata-rata dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1. Ketebalan Lapisan
Proses lapis listrik (electroplating) pada dasamya adalah transfer ion-ion logam
dari anoda dan atau larutan elektrolit menuju katoda, sehingga terbentuk deposit/endapan pada permukaan katoda. Jumlah endapan yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh kuat arus dan distribusi arus yang digunakan pada proses pelapisan.
Akibat arus yang mengalir maka dari permukaan anoda akan dilepaskan ion-ion positif ke dalam larutan elektrolit. Ion-ion positif (anion) dalam larutan elektrolit akan
bereaksi dengan elektron bebas pada permukaan katoda/benda kerja, sehingga terbentuk deposit/endapan pada permukaan katoda. Semakin tinggi kuat arus yang digunakan maka semakin banyak muatan positif yang diterima oleh larutan, sehingga endapan terbentuk semakin banyak. Jumlah endapan yang terbentukjuga dipengaruhi oleh tingkat kecepatan pengendapan suatu logam yang digunakan sebagai bahan pelapis.
BABV
12 5.1.2. Pengaruh Jarak Elektrode
Dari gambar 5.2 dapat dilihat bahwa dengan semakin bertambahnya jarak elektrode akan didapatkan ketebalan lapisan yang semakin turun. Penurunan ketebalan lapisan ini disebabkan karena semakin jauh jarak electrode maka laju pengendapan ion- ion logam (Ni2+ dan Cr3) semakin lambat sehingga lapisan yang diperoleh lebih tipis
20 15 5 10 WAKTU (S) 0 . 0
Gambar 5.1. Graflk hubungan antara waktu pelapisan dengan tebal lapisan
Jumlah zat yang dihasilkan pada electrode pada kuat arus tertentu yang digunakan pada proses lapis listrik- dapat ditentukan dengan menggunakan hukum Faraday yang menyatakan bahwa jumlah zat yang terdeposisi pada elektroda berbanding lurus dengan jumlah muatan listrik yang mengalir melalui sel elektrolisis.
Bl
DJJ
GRAFIK HUBUNGAN ANTARA WAKTU DENGAN TEBAL LAPISAN 5.1.1. Pengaruh Waktu Pelapisan
Gambar 5.1. grafik hubungan antara waktu pelapisan dengan tebal lapisan menunjukkan bahwa semakin lama waktu yang digunakan ketebalan lapisan akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena dengan meningkatnya waktu pelapisan maka jumlah ion-ion yang mengalir akan semakin banyak, sehingga ion-ion Ni2+ dan Cr3+ akan semakin banyak terlepas dari larutan dan mengendap pada katoda/benda kerja. Permukaan spesimen yang tidak rata/halus menyebabkan tebal lapisan yang terbentuk tidak seragam, sehingga dengan kenaikan waktu beberapa menit saja akan diperoleh ketebalan lapisan yang sangat berbeda.
13
Jarak Elektrode (cm) Kekerasan (HVN)
S1 (5 menit) S2 ( 1 O menit) $3 ( 15 menit)
01 (10) 107.7 111.8 115
02 (15) 106 109.4 110
03 (20) 105 106 108
Tabel 5.2. Rata-rata nilai kekerasan 5.2. Kekerasan
Pengujian kekerasan dilakukan dengan menggunakan metode pengujian Vickers
dengan gaya penekan sebesar 588 N. Pengujian dilakukan sebanyak tiga titik yang berbeda untuk setiap spesimen. Nilai rata-rata kekerasan spesimen setelah dilapisi dapat dilihat pada tabel 5.2.
Gambar 5.2. Grafik hubungan antarajarak elektrode dengan tebal lapisan
.JARAK t;L,i;KTROPE; (CM)
25
20
1510
0 .-'! ....0. 002:'}----__,...,...-:---,,...,,--,-~~~,...,,...,---=----.,.,
0. 00/t---'-~-+
HUBUNGAN ANTARA JARAK ELEKTRODE DENGAN TEBAL LAPISAN
namun halus clan rata. Nilai ketebalan terbesar diperoleh pada jarak 10 cm dan nilai terendah diperoleh pada jarak 20 cm.
14 5.2.2. Pengaruh Jarak Elektrode
Grafik liubungan antara jarak elektrode dengan kekerasan dapat dilihat pada gambar 5.4, kekerasan semakin menurun sejalan dengan bertambahnya jarak elektrode. Penurunan kekerasan ini disebabkan karena penurunan ketebalan lapisan hasil proses lapis listrik.
Gambar 5.3. Grafik hubungan antara waktu dengan kekerasan
20
15
10
WAKTU (menit)
5
GRAFIK HUBUNGAM ANTARA WAKTU DENGAN KEKERASAN PERMUKAAN
-
116
z>
:I:114
-
z112
<("'
~ 110 w108
~ w ~106
164
0 5.2.1. Pengaruh WaktuDari gambar 5.3, grafik hubungan antara waktu dengan kekerasan terlihat bahwa semakin lama waktu yang digunakan maka semakin tinggi nilai kekerasan permukaan. Hal ini disebabkan karena nilai kekerasan permukaan sangat dipengaruhi oleh ketebalan lapisan permukaan.
15
Gambar 5.4. Grafik hubungan antarajarak elektrode dengan kekerasan Dengan bertambahnya jarak elektrode, akan menyebabkan proses pengendapan ion-ion elektrolit kedalam permukaan benda kerja semakin berkurang. Hal ini berpengaruh terhadap ketebalan lapisan, dimana ketebalan lapisan sangat berpengaruh terhadap nilai kekerasan. Kekerasan akan menurun seiring dengan semakin tipisnya lapisan yang terjadi pada proses pelapisan.
JARAK ELEKTRODE (CM) 25 20 15
10
--+-81----s2
S3Z-116-r---.-.,---~-....,,.-.-
~ 114
...
~
__
,
________.._,
_____,_~
z112*
~
T~.~;"'=,_~~-:-"i;
~
~
<(110
+--+"----:-~...:....~~ U) '~ 108+-
-~~
'
~~
w 106 ·~-~--'~..:0---'~'?'1m
104+---'--.-'-'--"'---~~--~'----...:_---I ~ 0GRAFIK HUBUNGAN ANTARAJARAK ELEKTRODE DENGAN KEKERASAN PERMUKAAN
16
Dalam penelitian ini yang dibahas hanya pengaruh waktu dan jarak elektrode terhadap ketebalan dan kekerasan lapisan pada proses pelapisan krom pada permukaan earthenware dan stoneware. Selanjutnya pada penelitian berikutnya disarankan :
1. Perlu diteliti pengaruh parameter-parameter yang lain seperti agitasi, konsentrasi
larutan, danjenis larutan yang digunakan pada proses pelapisan.
2. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam penelitian tentang proses lapis listrik
adalah permukaan spesimen yang akan dilapisi. Permukaan spesimen harus halus
dan rata.
1. Ketebalan lapisan dan kekerasan permukaan cenderung meningkat dengan
bertambahnya waktu pelapisan.
2. Ketebalan lapisan dan kekerasan permukaan cenderung menurun dengan
bertambahnya jarak electrode. 6.2. Saran
6.1. Kesimpulan
BAB VI
17
Yacob.I, 2002, Penelitian Dasar dan Penentuan KuaJitas Pelapisan Logam Tembaga pada Kayu Jenis Akasia (Acacia leucopholea), Jurusan Kimia, FMIP A Universitas Udayana Denpasar
Widjaya, A.E, Rifai, A.M., Subiyanto,B, 1994, Strategi Penelitian Bambu Indonesia, PUSPITEK Serpong, Jakarta.
Widarto, L, 1995, Membuat Gerabah, Konisus, Yogyakarata
Usamah, G, (2002), Gerabah Sasak Nusa Tenggara Barat, Gema lndustri Kecil, Jakarta
Santoso, A.J, 2004, Pengaruh Pelapisan Krom pada Baja Karbon Terhadap Serangan Korosi Pada Lingkungan Cair, Skripsi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram
Sumarno, C.B, 2003, Optimasi Waktu dan Jarak Elektrode Terhadap Ketebalan Lapisan, Kekerasan dan Daya Rekat Lapisan Elektroplating Nikel pada Baja Karbon Rendah, Skripsi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram
Simpen. IN, Widjaya.INK, dan Nuarsa, IM, 2004, Penelitian Pengembangan Produk Kerajinan Kayu Tradisional Berorientasi Ekspor : Plating Tembaga pada Kayu Ukir, Laporan Penelitian Jurusan Kimia FMIPA Unud-Bappeda Kab. Karangasem Bali
Simpen, IN, 1996, Penentuan Beberapa Sifat Fisiko-Kimia Emas Hasil Elektroplating Dikaitkan dengan Daya Tahannya, Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Udayana
Kirk, R.E and Otmer, DF, 1983, Encyclopedia of Chemical Technology, Vol 8 The Inter Science Encyclopedia Inc, New York
Hartomo,A.J ., dan Kaneko, T, 1992, Mengenal Pelapisan Logam (Elektroplating) Edisi I, Andi Offset Y ogyakarta
Anonim, 1991, Encyclopedia of Science and Technology, Vol. 6 Mc Graw-Hill GAB-
HYS
Gambar 6. Pengujian kekerasan lapisan permukaan
Gambar 4. Pelaksanaan proses
electroplating dibantu dengan alat ukur avometer digital
Gambar 2. Spesimen yang sudah
dilapisi koloid karbon
---
--
-
Gambar 5. Spesimen setelah dilapisi lapisan krom Garn bar 3. Peralatan dan cairan untuk
proses elektroplating
Gambar 1. Spesimen yang belum di
lapisi koloid karbon
Garn bar 7. Pengukuran diagonal indentasi
Pembayaran dana penelitian sebagaimana dimaksud pada pasal 2 oteh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilakukan secara bertahap sebagai berikut :
a. Tahap pertama 70% x Rp. 10.000.000,-
=
Rp. 7.000.000,- setetah Surat Perjanjian iniditanda tangani oleh kedua belah pihai<,;
b. Tahap kedua 30% x Rp. 10.000.000,
=
Rp. 3.000.000,- Setelah PIHAK KEDUAmenyerahkan laporan hasil penelitian kepada PIHAK PERT AMA;
Pasal3
PIHAK PERTAMA menghibahkan dana untuk keqiatan sebagaimana dimaksud pada pasal
1 sebesar Rp, 10.000.000,- (Sepuluh juta rupiah) yang dibebankan kepada DIPA Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, Oepartemen Pendidikan Nasional No. 0145.0/023-04.0/-/2007
tanggal 31 Oesember 2006.
Pasal2
(2) Pelaksanaan penelitian sebagaimana dlrnaksud pada ayat (1), mengacu pada Proposal
Penelitian yang telah disetujui oleh Oikti-Depdiknas sebagaimana tercantum dalam lampiran
dan rnerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat perjanjia= ;.,i.
f<,edua belah pihak bersama-sama telah sepakat mengadakan perjanjian pelaksanaan Penelitian
Dasen Muda, dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut :
Pasal 1
(1) PIHAK PERT AMA memberi tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima
tugas tersebut untuk melaksanakan dan sebagai penanggung jav:rab pe:aksanaan panalitian
yang berjudu: : "Optlm&si '.''Jaktu dan Jarak E~a~vda Tarhadap Ketaba~an dan
K,.,.L-~--- '-.G"'l;i'I Cl..o:JIQI I 1 --•--- '-0.t-'l""'>Cll I '-1Gn.U c1,...~-•-..:-Vt'ICl.UI I~ ,.. . v~-. I 'I GUii --"- t'GUQ c-..._- .. ···-- t-QI U IGll WYQ.I G ..,.. __ ~·--"""···-~'' UClll "-J'""'l IGY't'Cl.1 G •
Dalam hal ini bertindak selaku Ketua
Pelaksana Penelitian, selanjutnya disebut
PIHAK KEDUA.
2. Ida Ayu Sri Adnyani, ST.,M.Eng
Dalam hat ini bertindak setaku Ketua
Lembaga Penelitian Universitas Mataram
selanjutnya disebut PIHAK PERT AMA
1. Ir. H. Yusuf Akhyar Sutaryono, Ph.D.
Pada hari ini Senin tanggal dua bulan April tahun dua ribu tujuh, kami Y(3ng bertanda tangan
di bawah ini:
Nomor : 187b/H 18.12.2/PU2007 .
SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN DOS EN MUDA TAHUN ANGGARAN,2007
JI. Pendidikan No.37 Mataram NTB,Tlp.(0370) 641552, 638265
Fax.(0370) 638265, e-mail: [email protected]
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL R.I.
UNIVERSITAS MATARAM
(1) PIHAK KEDUA wajib membuat loog book kegiatan penelitian dan log book penggunaan dana penelitian
(2) Loog book sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diserahkan kepada PIHAK PERTAMA bersama-sama dengan laporan akhir penelitian dan dokumen-dokumen lain sebagaimana disebutkan pada pasal 7 ayat (2)
(3) Penyerahan loog book penggunaan dana penelitian oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA disertai dengan tanda bukti/kwitansi penggunaan dana penelitian dan pajak- pajak yang harus dibayarkan kepada kas Negara.
1 ). Apabila PIHAK KEDUA, karena satu dan lain hal bermaksud merubah pelaksanaan, judul, jangka waktu, lokasi penelitlan, danlatau Ketua Peneliti dari pelaksana penelitian yang telah disepakati dalam Surat Perjanjian lni, PIHAK KEDUA harus mengajukan permohonan perubahan tersebut kepada PIHAK PERTAMA.
2). Perubahan Pelaksanaan Penelitian tersebut pada ayat 1 Pasal 6 dalam Surat Perjanjian ini dapat dibenarkan bila telah mendapat persetujuan lebih dahulu dari PIHAK PERTAMA.
Pasal7
1. PIHAK KEDUA harus menyelesaikan penelitian yang dimaksud dalam pasal 1 selambat- lambatnya, tanggal 1 Desember 2007;
2. PIHAK KEDUA harus menyerahkan Laporan akhir Hasil Pelaksanaan Penelitian kepada PIHAK PERTAMA dalam bentuk hard copy sebanyak 8 (delapan) eksemplar dan dalam bentuk soft copy (CD dalam format MS Word) sebanyak 2 (dua) copy CO disertai dengan Ringkasan/Sumrnary (abstrak) dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa lnggeris sebanyak 2-3 halaman dan artikel ilmiah yang terpisah dari laporan sebanyak 4 (em pat) eksemplar.
Pasal8 Pasal6
a. Bersama-sama dengan PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA berkewajiban mengupayakan dan/atau menindak lanjuti penelitian seperti termasuk dalam pasal 1 untuk memperoleh paten dan/atau publikasi ilmiah dalam jurnal Nasional/internasional dan/atau teknologi tepat guna atau rekayasa sosial dan atau buku ajar.
b. PIHAK KEDUA berkewajiban membuat laporan asnir penelitian untuk disampaikan kepada Lembaga Penelitian Universitas Mataram.
c. PIHAK KEDUA menyampaikan databese penelitian kepada pihak pertama sesuai format buku panduan yang disediakan PIHAK PERTAMA.
d. PIHAK KEDUA harus/memastikan dapat mempresentasikan hasil penelitiannya pada seminar yang akan dilaksanakan oleh PIHAK PERT AMA dan/atau Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.
e. PIHAK KEDUA wajib memberikan data, informasi, dan keterangan secara benar dan jujur kepada Tim Monitoring dan Evaluasi (monev) yang berasal dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas dan/atau Tim M~nev yang dibentuk oleh Lernbaqa Penelitian Universitas Mataram.
Pasal 5
Pasal4
Segala sesuatu yang berkaitan dengan Pajak berupa PPn dan/atau PPh menjadi
tanggungjawab PIHAK KEDUA dan harus disertorkan ke kas Negara sesuai dengan ketentuan
Hasil penelitian berupa peralatan dan/atau alat yang dibeli dari kegiatan penelitian ini adalah
milik Negara yang dapat dihibahkan kepada Perguruan Tinggi pihak kedua atau Lembaga
Pemerintah lain melalui Surat Keterangan Hibah.
Pasal12
Hak K,ek~yaan lntelektual yang dihasilkan dari pelaksanaan penelitian tersebut diatur dan
dikelola sesuai dengan peraturah dsn per undanq-undanqan yang berlaku.
Pasal 11
4. Apabila waktu penelitian seperti tersebut pada pasal 7 (1) tidak dapat dipenuhi, maka
untuk selanjutnya PIHAK PERTAMA akan mempertimbangkan usul-usul penelitian
berikutnya yang berasal dari peneliti yang bersangkutan.
5. Apabila dikemudian hari terbulcti bahwa judul-judul penelitian sebagaimana tersebut pada
pasal 1 terdapat duplikasi, rnaka penelitian tersebut dinyatakan batal dan PIHAK KEDUA
wajib mengembalikan dana penelitian yang telah diterimanya kepada PIHAK PERTAMA
untuk selanjutnya disetor kembali ke Kas Negara.
3. Dalam hat PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi Perjanjian Pelaksanaan Penelitian ini
hingga tanggal 15 Desember 2007, maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikan dana
penelitian yang telah diterimanya kepada PIHAK PERTAMA untuk selanjutnya disetorkan
kembali ke Kas Negara
2. Apabila batas waktu habisnya masa Penelitian ini PIHAK KEDUA belum juga
menyerahkan hasil pekerjaan seluruhnya kepada PIHAK PERTAMA, maka PIHAK
KEDUA dikenakan denda sebesar 1/1000 (satu pennil) setiap hari keterlambatan
terhitung dari tanggal jatuh tempo yang telah ditetapkan sampai setinggi-tingginya 5%
(lima persen) dari nilai surat perjanjian pelaksanaan penelitian;
1. Dalam hal Ketua Pelaksana Penelitian yang tersebut dalam pasal 1 tidak dapat
menyelesaikan pelaksanaan penelitian ini sepenuhnya, maka PIHAK KEDUA harus
menunjuk penggantinya yang berasal dari anggota Tim peneliti atau yang berkompoten
dalam bidang ilmu tersebut atas persetujuan PIHAK PERTAMA.
Pasal9
Laporan hasil penelitian dalam bentuk "hard copy" tersebut pada pasal 7 di atas harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Bentuk/ukuran kertas kuarto;
b. Wama cover (disesuaikan dengan ketentuan yang ditetapkan);
c. Dibagian bawah kulit ditulis :
Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional,
sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian Nomor:
010/SP2H/PP/DP2Mflll/2007 tanggal 29 Maret 2007
Pasal 10
(4) Apabila PIHAK KEDUA tidak melakukan sebagaimana disebutkan pada ayat (3), maka
PIHAK PERTAMA berhak mengambil 15% dari total dana penelitian PIHAK PERTAMA
Ida Ayu S . Ad yani, ST.,M.Eng
NIP. 132205503
PIHAK KEDUA
Ketua Pelaksana Penelitian,
Hal yang belum diatur dalam perjanjian ini, akan ditentukan kemudian oleh kedua belah pihak
secara musyawarah.
Pasal14
Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian dibuat rangkap 3 (tiga), 1 (satu) rangkap dibubuhi meterai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah} yang biaya meterainya dibebankan kepada PIHAK KE DUA.