• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah terlepas dari berbagi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah terlepas dari berbagi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah terlepas dari berbagi masalah. Masalah yang menimpa seseorang terkadang membuat orang menjadi tak berdaya, frustrasi, dan putus asa. Bahkan tak jarang orang yang mengalami banyak masalah dalam hidup lebih memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri karena tak kuasa menghadapi masalah tersebut. Hal ini diakibatkan kurang adanya pengetahuan, ilmu, serta pengalaman dalam menghadapi masalah. Oleh sebab itu manusia harus mendapat bimbingan agar mampu membantu keluar dari masalah yang sedang dihadapinya.

Menurut Kurikulum 1994 (dalam Nursalim dan Suradi, 2002) bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta menerima secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta didik mengenal secara obyektif lingkungan, baik lingkungan sosial dan ekonomi, lingkungan budaya yang sarat dengan nilai dan norma-norma, maupun lingkungan fisik dan menerima sebagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis. Sedangkan bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan agar peserta

(2)

2 didik mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depan dirinya sendiri, baik menyangkut bidang pendidikan, bidang karier, maupun bidang budaya/ keluarga/ masyarakat.

Nochman Natawidjaja (dalam Juntika & Syamsu, 2008) mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan untuk mencapai perkembangan optimal yang dilakukan secara bersinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga masyarakat, dan kehidupan pada umumnya. Pelayanan bidang bimbingan di sekolah mencakup 4 bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan kelompok, bimbingan belajar dan bimbingan karier.

Menurut Nursalim & Suradi (2002) bimbingan pribadi bertujuan membantu siswa mengenal, menemukan, dan mengembangkan pribadi yang beriman, bertaqwa terhadap tuhan yang Maha Esa, mandiri, serta sehat jasmani. Juntika (2006) juga menjelaskan bahwa bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu para individu dalam menyelesaikan masalah-masalah pribadi. Masalah-masalah yang tergolong dalam pribadi seperti masalah hubungan dengan teman, dosen, serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat tinggal mereka, serta penyelesaian konflik.

Bimbingan pribadi umumnya dilakukan di lingkungan sekolah, akan tetapi juga dapat dilakukan di luar lingkungan sekolah. Bimbingan pribadi di sekolah diarahkan untuk mencapai kepribadian dan mengembangkan kemampuan dalam

(3)

3 diri siswa untuk menangani masalah-masalah yang ada pada dirinya. Manfaat bimbingan pribadi itu sendiri adalah untuk mengembangkan pribadi siswa secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki dengan baik dan benar. Mengembangkan pribadi secara optimal bukanlah semata-mata pencapaian intelektual yang tinggi melainkan suatu kondisi dimana individu harus dapat mengenal dan memahami dirinya, berani menerima kenyataan yang terjadi, dapat memilih dan mengambil keputusan sendiri tanpa bergantung dengan orang lain. Kemampuan yang disebutkan diatas akan terus berkembang karena individu berada dalam lingkungan yang selalu berubah dan berkembang. Seiring dengan perubahan yang terjadi pada diri individu akan membuat konsep diri yang ada pada diri individu mengalami perubahan.

Semua perubahan yang terjadi pada diri individu menuntut individu untuk melakukan penyesuaian dalam dirinya dan menerima perubahan-perubahan yang terjadi sebagai bagian dari dirinya. Seringkali siswa cenderung memahami atau membuat gambaran tentang dirinya tidak sesuai dengan kenyataan pada dirinya. Apa yang siswa tersebut lakukan tidak sesuai dengan apa yang ada pada dirinya, melainkan melakukan sesuatu dengan harapan-harapan yang diinginkan oleh orang-orang yang berada disekitarnya. Sebagai contohnya adalah siswa yang kurang menghargai bentuk fisiknya, merasa bahwa dirinya kurang dan orang lain lebih baik dari dirinya. Sehingga siswa tersebut sering meniru gaya orang lain supaya terlihat seperti orang yang menurutnya menarik. Setiap orang dapat saja menyadari keadaannya atau identitas yang dimilikinya akan tetapi yang lebih

(4)

4 penting adalah menyadari seberapa baik atau buruk keadaan yang dimiliki serta bagaimana harus bersikap terhadap keadaan tersebut.

Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman yang terus menerus. Dasar dari konsep diri individu ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak dan menjadi dasar yang mempengaruhi tingkahlakunya di kemudian hari (dalam Agustiani, 2006).

SMA Negeri 1 Grobogan merupakan salah satu SMA favorit di kabupaten grobogan, bukan karena SMA tersebut termasuk sekolah Negeri, tetapi juga karena prestasi siswa yang cukup membanggakan. Meskipun siswa SMA Negeri 1 Grobogan termasuk siswa yang berprestasi, namun siswa SMA Negeri 1 Grobogan ini mempunyai banyak permasalahan. Berdasarkan hasil wawancara dari salah satu guru BK di SMA Negeri 1 Grobogan, layanan bimbingan pribadi diadakan pada tahun 2005. Layanan bimbingan pribadi banyak memberikan manfaat bagi siswa, khususnya bagi perkembangan konsep diri siswa. Layanan bimbingan pribadi diadakan mulai dari kelas X sampai kelas XII, tidak semua siswa mendapatkan layanan bimbingan pribadi karena layanan bimbingan pribadi diadakan secara individu bukan klasikal. Kebanyakan siswa yang mendapat layanan bimbingan pribadi adalah siswa kelas X dan permasalahan yang sering muncul adalah Konsep diri negatif siswa khususnya dalam aspek fisiknya. Konsep diri negatif siswa muncul karena siswa kelas X dengan kisaran 15-18 tahun berada pada masa pubertas dimana pada saat itu berfungsinya organ reproduksi dan

(5)

5 perkembangan fisik yang sangat pesat. Dampak psikologis yang terjadi pada masa pubertas yaitu munculnya konsep diri positif dan konsep diri negatif. Dari hasil wawancara dengan Guru BK tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian di SMA tersebut dan ingin mengetahui apakah ada hubungan antara kemanfaatan layanan dalam bidang bimbingan pribadi yang dirasakan siswa dengan konsep diri.

Dari hasil beberapa penelitian kerterkaitan kemanfaatan bimbingan pribadi terhadap konsep diri siswa terdapat hubungan yang signifikasi antara bimbingan dan konsep diri siswa kelas X SMA Negeri 24 Bandung tahun ajaran 2011-2012 oleh penelitian Yulianto (2012), dengan menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara layanan bimbingan pribadi dan konsep diri. Sedangkan hasil penelitian dari Cherli (2007) tentang Hubungan Antara Kemanfaaatan Layanan Bimbingan Pribadi dengan Konsep Diri Siswa Kelas X SMA Theresiana Salatiga, menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan antara kemanfaatan layanan bimbingan pribadi dengan konsep diri.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Yulianto (2012) dan Cherli (2007) yang bertolak belakang, penulis ingin mengetahui dengan pasti signifikansi hubungan antara kemanfaatan bimbingan pribadi dengan konsep diri. Sehingga penulis melakukan penelitian yang sama yaitu meneliti “Hubungan Antara Kemanfaatan Layanan dalam Bidang Bimbingan Pribadi dengan Konsep Diri Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Grobogan Tahun Pelajaran 2012/2013”.

(6)

6 1.2. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan yang signifikasi antara kemanfaatan layanan dalam Bidang bimbingan pribadi dengan konsep diri pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Grobogan Tahun Pelajaran 2012/2013?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji signifikansi hubungan antara kemanfaatan layanan dalam bidang bimbingan pribadi dengan konsep diri pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Grobogan Tahun Pelajaran 2012/2013.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang penting atau tidaknya layanan bimbingan pribadi di sekolah yang akan membentuk konsep diri individu, serta memperkaya kajian tentang hubungan antara kemanfaatan layanan dalam bidang bimbingan pribadi dengan konsep diri siswa kelas X SMA Negeri 1 Grobogan Tahun Pelajaran 2012/2013, yang nantinya dapat dijadikan sebagai bahan pedoman atapun referensi dalam penelitian selanjutnya ataupun penelitian yang akan datang.

1.4.2. Manfaat Praktis a. Manfaat Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapan dapat memberikan informasi yang berguna bagi siswa kelas X masing-masing untuk memanfaatkan layanan bimbingan pribadi terhadap konsep diri siswa.

(7)

7 b. Manfaat Bagi Guru

Memberikan informasi kepada guru mengenai pentingnya layanan dalam bidang bimbingan pribadi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Grobogan tahun Pelajaran 2012/2013 sehingga dapat memberikan perlakuan yang mendukung untuk membentuk konsep diri siswa.

c. Manfaat Bagi Sekolah

Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan inspirasi bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.

1.5. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan. Berisi : Latar Belakang, Rumuan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesa, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan.

Bab II Landasan Teori. Berisi : Konsep Diri, Kemanfaatan Layanan dalam Bidang Bimbingan Pribadi, Temuan yang Relevan dan Hipotesis.

Bab III Metode Penelitian. Berisi : Jenis Penelitian, Populasi dan Sampel, Variabel Penelitian, Definisi Operasional, Teknik Pengumpulan Data, Uji Coba Instrumen dan Teknik Analisa Data.

Bab IV Pelaksanaan dan Hasil Penelitian. Berisi : Gambaran Subyek Penelitian, Pelaksanaan Penelitian, Hasil Analisis Deskriptif, Analisis dan Hasil Penelitian, Pembahasan.

Referensi

Dokumen terkait

a. Menggunakan kekuatan untuk mengatasi tantangan. 1) Sistem pembelajaran dengan PBL (Problem Based Learning) harus dipersiapkan dengan matang dan dikembangkan agar

Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar total metil ester yang diperoleh dari reaksi transesterifikasi dengan metode kromatografi gas (KG).. Kolom KG diatur

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, banyak faktor yang mempengaruhi nilai informasi pelaporan keuangan antara lain : kompetensi sumber daya manusia, sistem

Berdasarkan kondisi tersebut dan beberapa penelitian sebelumnya, maka pada penelitian ini akan dilakukan analisa performa lube oil cooler existing serta melakukan

Information Strategy System bertujuan untuk mengkonstruksi arsitektur informasi dan strategi yang mendukung tujuan dan kebutuhan organisasi secara menyeluruh, menyangkut

Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa telah terjadi proses transformasi montmorilonit ke illit pada zona B Formasi Sauda (sekitar kedalaman 2300 m)

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan metode Tube Dilution Test untuk membuktikan pengaruh ekstrak infusa tanaman sangket (Basilicum

Adapun manfaat pembuatan video profil dalam penelitian ini adalah sebagai media promosi, informasi dan dokumentasi Sekolah Menengah Kejuruan Tunas Muda Karanganyar yang