• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENGOLAHAN KASUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PENGOLAHAN KASUS"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PENGOLAHAN KASUS

2.1 Konsep Dasar Kebutuhan Nutrisi 2.1.1 Defenisi

Nutrisi adalah zat-zat dan zat lain yang berhubungan denagn kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Wartonah, 2006).

Sedangkan menurut Muttaqim (2011), nutrisi adalah jumlah total proses makhluk hidup menerima dan menggunakan zat (nutrient) yang penting bagi kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan perbaikan jaringannya yang rusak.

Sistem tubuh yang berperan dalam pemenuhan nutrisi adalah sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ aksesoris. Saluran pencernaan dimulai dari mulut, faring dan esophagus, lambung, usus besar, sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ aksesoris terdiri atas hati, kantong empedu, dan pancreas. Ketiga organ ini membantu terlaksananya sistem pencernaan makanan secara kimiawi (Hidayat, 2009).

2.1.2 Status Nutrisi

Pemecahan makanan, pencernaan, absorpsi, dan asupan makanan merupakan faktor penting dalam menentukan status nutrisi menurut Tarwoto dan Wartonah (2006), yaitu:

1. Keseimbangan energi

Energi adalah kekuatan untuk bekerja. Manusia membutuhkan energi untuk terus-menerus berhubungan dengan lingkungannya. Keseimbangan energi dapat dihitung berdasarkan pemasukan energi di kurangai dengan pengeluaran energi.

(2)

a. Pemasukan Energi

Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi makanan, makanan merupakan sumber utama energi manusia.

b. Pengeluaran Energi

Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men-support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh Basal Metabolism Rate (BMR) dan aktivitas. c. Basal Metabolism Rate (BMR)

Basal metabolism rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, pernafasan, peristaltik usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh. Kebutuhan kalori basal dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, tinggi dan berat badan, kelainan endokrin, suhu lingkungan, keadaan sakit, keadaan hamil, keadaan stres dan ketegangan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi

Menurut Hidayat (2009), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan nutrisi yaitu:

a. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan yang bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.

b. Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya disaerah, tempe yang merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan makan yang layak untuk dimakan karena masyarakat mengaggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka. c. Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dpaat mempengaruhi status gizi. Misalnya, beberapa di daerah, terdapat larangan makan pisang dan papaya bagi para gadis

(3)

remaja. Padahal, makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat baik, serta larangan makan ikan bagi anak-anak karena di anggap mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.

d. Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurang variasi makanan, sehingga tubuh tidak memproleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Saat ini banyak orang-orang yang mengonsumsi makanan cepat saji dan lain-lain yang di konsumsi secara berlebihan. Makanan tersebut dapat berdampak buruk bagi kesehatan karena tidak memiliki asupan gizi yang baik.

e. Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan satis gizi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan perdanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mempu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

3. Komponen nutrisi a. Karbohidrat

Menururut Tarwoto dan Wartonah (2006), Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi dihasilkan dari karbohidrat. Sedangkan menurut Hidayat (2005), karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah disetiap makanan, karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan karbohidrat sekitar 15% dari kalori yang ada maka dapat menyebabkan terjadi kelaparan dan berat badan menurun demikian sebaliknya apabila jumlah kalori yang tersedia atau berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadi peningkatan berat badan (obesitas). Dalam mendapatkan jumlah karbohidrat yang cukup maka

(4)

dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan, sirup, sukrosa, tepung, dan sayu-sayuran. Menurut Tarwoto dan Warnotah (2006),

Karbohidrat mempunyai fungsi antara lain adalah sebagai berikut: 1) Sumber energi yang murah

2) Sumber energi utama bagi otak dan saraf. 3) Membuat cadangan tenaga bagi tubuh 4) Pengeturan metabolism lemak

5) Untuk efisiensi penggunaan protein 6) Memberikan rasa kenyang

b. Protein

Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti jaringan tubuh. Adapun fungsi protein sebagai berikut:

1) Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan osmotik koloid, keseimbangan asam.

2) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan.

3) Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon. 4) Sumber energi disamping karbohidrat dan lemak.

5) Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat penyimpanan dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk genes.

c. Lemak

Lemak merupakan sumber energi paling besar. Dimana fungsi lemak yaitu:

1) Memberikan kalori, dimana setiap 1 gram lemak dalam peristiwa oksidasi akan memberikan kalori sebanyak 9 kkal.

2) Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus. 3) Memberikan asam-asam lemak esensisal.

d. Mineral

Mineral adalah elemen anorganik esensial untuk tubuh karena perannya sebagai katalis dalam rekasi biokimia. Secara umum fungsi dari mineral adalah :

(5)

2) Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh

3) Memberikan elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf 4) Membuat berbagai enzim

e. Vitamin

Vitamin adalah substansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada makan dan tidak di dapat di dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme kerena fungsinya sebagai katalisator. Fungsi utama vitamin adalah untuk pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan kesehatan.

4. Standar kecukupan gizi

Menurut Dudek (1987), ada tiga cara untuk menghitung kebutuhan nutrisi seseorang:

a. Untuk individu dewasa, penghitungan didasarkan pada kebutuhan kalori dasar atau basal dan tingkat aktivitas. Kebutuhan kalori basal (KKB) adalah hasil perkalian antara berat badan ideal (BBI) dan angka 10. Jadi rumus KKB adalah (BBI x 10). Sedangkan anak-anak dibawah usia 12 tahun umumnya memerlukan 1000 kalori ditambah 100 kalori dikali usia anak. Bila anak berusia 5 tahun, kebutuhan kalorinya sebesar 1000 + (100 x 5) = 1500 kalori.

b. Berdasarkan tingkat aktivitas dan jumlah kalori untuk setiap berat badan ideal (BBI).

c. Pedoman yang digunakan oleh United state dietarian association (USDA) untuk menghitung jumlah kalori per berat badan menurut jenis kelamin.

Tabel 2.1. Kebutuhan Energi per hari

Umur Berat Badan Tinggi Badan Energi (kkal)

0-6 bulan 5,5 60 560

7-12 bulan 8,5 71 800

1-3 tahun 12 89 1220

4-6 tahun 18 108 1720

(6)

Pria − 10-10tahun − 13-15 tahun − 16-19 tahun − 20-59 tahun − 60 tahun 30 40 53 56 56 135 152 160 162 162 1950 2200 2360 2400 1960 Wanita − 10-12 tahun − 13-15 tahun − 16-19 tahun − 20-59 tahun − 60 tahun 32 40 53 50 50 139 153 154 154 154 1750 1900 1850 1900 1700

(Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1988, dikutip dari Solihin Pudjiadi, 2001)

5. Nilai Gizi Nutrisi

Tabel 2.2. Tabel Nilai Gizi Nutrisi

Energi 1942 kkal Protein 75 g Lemak 79 g Karbohidra 241 g Kalsium 817 mg Besi 28,5 mg Vitamin A 15369 RE Tiamin 0,8 mg Vitamin C 205 mg (Almatsier, 2006)

(7)

6. Menu Sehari

Tabel 2.3. Menu Sehari

Waktu dan Pukul Bahan Makanan Jumlah

Pagi

Beras 1 ¼ gelas bubur

Telur ayam 1 butir

Sayuran ½ gelas Gula pasir 1 sdm Margarin ½ sdm 10.00 WIB Maizena 4 sdm Gula pasir 2 ½ sdm Susu ½ Siang Beras 1 ½ gls bubur Daging 1 ptg sdg Tempe 2 ptg sdg Sayuran 1 gls Papaya 1 ptg sdg Gula pasir 1 sdm Margarin 1 sdm 16.00 WIB Roti 2 iris Margarin 1 sdm Telur 1 btr Gula pasir 1 sdm Malam Beras 1 ¼ gls bubur Daging 1 ptg sdg Tempe 2 ptg sdg Sayuran 1 gls Papaya 1 ptg sdg Margarin 1 sdm 20.00 WIB Susu 1 gls Gula pasir 1 sdm (Almatsier, 2006)

(8)

2.2 Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi 2.2.1 Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien. Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, tujuan, nilai, dan gaya hidup yang dilakukan klien. (Potter & Perry, 2005).

Menurut Hidayat (2009), Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sebgai berikut:

1. Riwayat makanan

Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan, tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai, yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang, dan rencana makanan untuk selanjutnya.

2. Kemampuan makan

Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan, antara lain kemampua mengunyah, menelan dan makan sendiri tanpa bantuan rang lain.

3. Pengetahuan tentang nutrisi

Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan tingkat pengetahuan pasien tentang nutrisi.

4. Nafsu makan dan jumlah asupan. 5. Tingkat aktivitas.

6. Pengonsumsi obat. 7. Penampilan fisik.

Penampilan dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik terhadap aspek-aspek berkut: rambut yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak kering, dan tidak mengalami kebotakan bukan karena faktor usia, daerah diatas kedua pipi dan bawah kedua mata tidak berwarna gelap, daerah bibir tidak kering, pecah-pecah, ataupun mengalami pebengkakan, lidah berwarna merah gelap, tidak berwarna mera terang, dan tidak ada luka pada permukaannya, gusi tidak bengkak, tidak mudah berdarah, dan gusi yang mengelilingi gigi harus rapat serta erat tidak tertarik ke bawah sampai di bawah permukaan

(9)

gigi, gigi tidak berlubang dan tidak berwarna, kulit tubuh halus, tidak ada bersisik, tidak ada timbul bercak kemerahan, atau terjadi perdarahan yang berlebihan, kuku jari kuat dan berwarna merah muda.

8. Pengukuran antropometri

- Berat badan ideal : (TB - 100) ± 10% - Lingkar pergelangan tangan

- Lingkar lengan atas (MAC): Nilai normal: Wanita: 28,5 cm

Pria : 28,3 cm - Lipatan kulit pada otot trisep (TSF):

Nilai normal: Wanita: 16,5- 18 cm Pria : 12,5- 16,5 cm 9. Laboratorium - Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml) - Transferin (N: 170-25 mg/100 ml) - Hb (N: 12 mg%) - BUN (N: 10-20 mg/100 ml)

- Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml, wanita: 0,5-1,0 mg/100 ml).

2.2.2 Analisa Data

Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatan lainnya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien (Potter & Perry, 2005)

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan kesehatan pasien. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien. Selanjutnya data dasar

(10)

tersebut digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah pasien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk ke rumah sakit. (Potter & Perry, 2005)

Tujuan Pengumpulan Data :

1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien. 2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien. 3. Untuk menilai keadaan pasien.

4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah berikutnya.

Tipe Data :

1. Data Subjektif

Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide pasien tentang status kesehatannya. Misalnya tentang Nutrisi. (Potter & Perry, 2005)

2. Data Objektif

Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran. (Potter & Perry, 2005)

2.2.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan pengumpulan data yang selama pengkajian dimana perawat menyusun strategi keperawatan untuk mengurangi atau mencegah bahaya berhubungan dengan kurang nutrsi. Diagnosa keperawatan yang mungkin mucul pada kurang nutrisi (NANDA, 2011), yaitu:

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.

(11)

2.2.4 Perencanaan

Pengkajian keperawatan dan perumusan diagnosa keperawatan menggali langkah perencanaan dari proses keperawatan. Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Selama perencanaan, dibuat prioritas. Selain berkolaborasi dengan klien dan keluarganya, perawat berkonsul dengan anggota tim perawat kesehatan lainnya, menelaah literatur yang berkaitan memodifikasi asuhan, dan mencatat informasi yang relevan tentang kebutuhan perawatan kesehatan klien dan penatalaksanaan klinik. (Potter & Perry, 2005)

Diagnosa keperawatan : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Faktor yang berhubungan :

- Penyakit kronis

- Kesulitan mengunyah atau menelan - Kebutuhan metabolik tinggi

- Kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi - Hilang nafsu makan

- Mual dan muntah (NANDA, 2011)

(12)

Tabel 2.4. Perencanaan Keperawatan

No. Dx Perencanaan Keperawatan

1 Tujuan dan kriteria hasil :

− Pemasukan nutrisi yang adekuat

− Mempertahankan berat badan dalam batas normal − Mentoleransi diet yang dianjurkan

− Memperlihatkan pola makan yang teratur

Intervensi Rasional

Mandiri

1. Ajarkan pola makan hidup sehat pada pasien.

2. Diskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya nafsu makan.

3. Timbang berat badan setiap hari.

4. Bantu dan berikan motivasi serta dukungan kepada klien dalam upaya memenuhi kebutuhan nutrisinya.

5. Tawarkan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering.

1. Mengurangi terjadinya implasi lambung akibat makan tidak teratur dan mengurangi iritasi lambung.

2. Faktor-faktor seperti nyeri, kelamahan, penggunaan analgesik, dan imobilitas dapat menyebabkan

anoreksia. Dengan mengidentifikasi penyebab dari

anoreksia, kita bisa melakukan intervensi untuk menghilangkan atau meminimalkannya

3. Pengawasan kehilangan / penambahan berat badan dan alat pengkajian kebutuhan nutrisi.

4. Menghindari terjadinya berat badan tidak ideal.

5. Distribusi total asupan kalori yang merata sepanjang hari membantu mencegah distensi lambung

(13)

6. Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat makan dan hindari mengkonsumsi cairan satu jam sebelum dan sesudah makan.

Kolaborasi

1. Berikan obat analgesic sebelum makan atau sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

2. Laporkan kepada dokter jika pasien menolak makan

sehingga selera makan mungkin akan meningkat.

6. Pembatasan asupan cairan saat makan membantu mencegah distensi lambung

1. Mengurangi terjadinya muntah dan nyeri yang dirasakn oleh pasien

2. Mencegah penurunan berat badan pasien.

(14)

2.3 Asuhan Keperawatan Kasus

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU

2.3.1 Pengkajian BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Y

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 53 tahun

Statur Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Jalan Sentosa, Gg. Alia No. 39 Medan Tanggal Masuk RS : 31 Mei 2014

No.Register : 00.92.75.91 Ruangan/Kamar : E. Terpadu / III Golongan darah : -

Tanggal pengkajian : 02 Juni 2014 Tanggal operasi : -

Diagnosa Medis : Gastritis

I. KELUHAN UTAMA :

Ny. Y mengeluh perut kembung selama 2 minggu terakhir, nyeri pada abdomen regio epigastrik dan hipokondria seperti rasa ditusuk-tusuk dan tidak menyebar, mual, muntah sebelum makan dan setelah makan jika terlamabat dengan frekuensi 3 kali dalam satu hari, volume 70 cc, berwarna kuning kehijauan serta terdapat cairan, selera makan menurun, setelah di timbang berat badan 43 kg dan mengalami penurunan berat badan 7 kg dari berat badan semula 50 kg.

(15)

II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya

Ny. Y mengatakan penyebabnya di karenakan sering makan tidak teratur, selera makan menurun dan sering mengkonsusmsi makanan cepat saji.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Ny. Y mengatakan hal yang memperbaiki keadaan adalah disaat minum obat dan disertai dengan istirahat.

B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan

Ny. Y mengatakan nyeri pada daerah abdomen region epigastrik dan hipokondria kiri seperti rasa ditusuk-tusuk oleh sebab itu pasien sulit untuk melakukan aktifitasnya secara mandiri.

2. Bagaimana dilihat

Ny. Y terlihat cemas dengan keadaannya dilihat dari raut wajah yaitu meringis dan konsentrasi menjawab pertanyaan dan terlihat lemah di atas tempat tidur.

C. Region

1. Dimana lokasinya

Pada abdomen regio epigastrik dan hipokondria kiri. 2. Apakah menyebar

Tidak adanya penyebaran nyeri yang dirasakan Ny. Y. D. Severity

Ny. Y mengatakan keadaan yang sekarang sangat mengganggu kebiasaannya sehari-hari, karena sulit untuk melakukan aktifitas.

E. Time

Nyeri tiba saat sebelum makan dan sewaktu makan terlambat. III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang berat, hanya demam, pusing dan flu biasa saja.

(16)

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Ny. Y mengatakan jika sakit Ny. Y pergi ke puskesmas di sekitar rumah. C. Pernah dirawat/dioperasi

Ny. Y mengatakan tidak pernah dirawat/dioperasi. D. Lama dirawat

Ny. Y mengatakan tidak pernah dirawat maupun dioperasi. E. Alergi

Ny. Y mengatakan tidak ada alergi terhadap obat, makanan, binatang maupun lingkungan.

F. Imunisasi

Ny. Y mengatakan dia tidak pernah mendapatkan imunisasi dikarenakan sewaktu Ny. Y masih kecil belum ada program imunisasi.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Orang Tua

Ny. Y mengatakan bapak dari klien menderita gastritis, sedangkan ibu dari klien menderita gastritis.

B. Saudara Kandung

Ny. Y mengatakan saudara kandung memilki penyakit yang sama dengan dirinya.

C. Penyakit keturunan yang ada

Ny. Y mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit keturunan. D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Jika ada, hubungan keluarga : tidak ada Gejala : tidak ada

Riwayat pengobatan/perawatan : tidak ada E. Anggota keluarga yang meninggal

Ny. Y mengatakan anggota keluarganya sudah meninggal 3 orang dikarenakan penyakit gastritis yang dialami mereka.

F. Penyebab meninggal

(17)

V. RIWAYAT KEADAAN PSIKOLOGI A. Persepsi Pasien tentang penyakitnya

Pasien mengatakan keadaan sekarang yang dialami adalah akibat kurang teratur makan serta tidak menjaga makanan dengan baik.

B. Konsep Diri

• Gambaran Diri : Pasien mengatakan sedih dengan keadaannya yang sekarang

• Ideal Diri : Pasien mengatakan dia akan dapat segera sembuh • Harga Diri : Pasien tidak merasa malu dengan kondisinya

sekarang

• Peran Diri : Pasien merupakan seorang ibu dari anak-anaknya • Identitas : Pasien ingin cepat sembuh dan segera pulang C. Keadaan Emosi

Keadaan emosi dapat terkontrol. D. Hubungan Sosial

• Orang yang berarti :

Ny. Y mengatakan orang yang berarti adalah keluarganya. • Hubungan dengan keluarga :

Ny. Y menjalin hubungan baik dengan keluarga. • Hubungan dengan orang lain :

Ny. Y dapat berinteraksi dengan orang yang ada di sekitarnya. • Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :

Tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan keluarga serta tetangga sering menjenguk klien selama di rawat di rumah sakit. E. Spiritual

• Nilai dan keyakinan

Ny. Y memeluk agama Islam dan percaya dengan Tuhannya. • Kegiatan ibadah

Ny. Y beribadah sesuai ketentuan agamanya, dan selama dirumah sakit Ny. Y tidak melakukan shalat dia hanya berdoa untuk kesembuhannya.

(18)

VI. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan umum

Keadaan umum : Compos mentis B. Tanda-tanda vital • Suhu tubuh : 36,5 C • Tekanan darah : 140/80 mmHg • Nadi : 74x/menit • Pernafasan : 18x/menit • Skala nyeri : 5 • TB : 154 cm • BB : 43 kg (sebelum 50 kg) C. Pemeriksaan Head to toe

Kepala dan rambut

• Bentuk : Bulat simetris • Ubun-ubun : Keras dan tertutup • Kulit kepala : Bersih

Rambut

• Penebaran dan keadaan rambut : Rambut bersih dan rapi

• Bau : Tidak ada bau

• Warna kulit : Sawo matang Wajah

• Warna kulit : Sawo matang • Struktur wajah : Lengkap Mata

• Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap dan simetris

• Palpebra : Normal

• Konjungtiva dan sclera : Konjungtiva tampak pucat dan skelra berwarna

• Pupil : Ukuran pupil 3mm, reflek cahaya (+), isokor antara kanan dan kiri

(19)

• Visus : Klien dapat membaca pada jarak 5 meter, klien dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1 meter

• Tekanan bola mata : Tidak dilakukan pemeriksaan tekanan bola mata

Hidung

• Tulang hidung dan posisi septum nasi: Simetris dan tidak ada kelainan

• Lubang hidung cuping hidung : Ukuran normal

• Cuping hidung : Tidak ada tanda kelainan Telinga

• Bentuk telinga : Normal, simetris • Ukuran telinga : Normal

• Lubang tlinga : Bersih, tidak ada kotoran • Ketajaman pendengaran : Normal

Mulut dan faring

• Keadaan bibir : Kering • Keadaan gusi dan gigi : Bersih

• Keadaan lidah : Berwarna merah muda Leher

• Posisi trachea / thyroid : Normal, teraba pada kedua sisi

• Suara : Normal

• Kelenjar limfa : Tidak ada pembesaran kelelenjar getah bening

• Vena jugularis : Tidak tampak ketika berbicara • Denyut nadi karotis : Teraba

Pemeriksaan integument

• Kebersihan : Kulit bersih, dan tonus otot baik • Kehangatan : 36,50C

• Warna : Sawo matang

• Turgor : Kembali cepat < 2 detik • Kelembaban : Keadaan kulit lembab

(20)

• Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan Pemeriksaan thoraks/dada

• Inspeksi thoraks (normal, burrel chest, funnel chest, pigeon chest, flail chest, kifos koliasis) : Normal

• Pernafasa (frekwensi,irama) : Frekwensi 18x/menit, irama vesikuler

• Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada tanda kelainan Pemeriksaan paru

• Palpasi getaran suara: Fremitus taktil simetris kiri dan kanan • Perkusi: Pada saat dilakukan pengkajian terdengar resonan

• Auskultasi: Suara nafas vesikuler, suara ucapan jelas dan tidak terdapat suara tambahan

Pemeriksaan Payudara

• Ukuran dan bentuk : Simetris

• Warna payudara dan areola : Areola berwarna hitam

• Kondisi payudara dan putting : Normal, tidak dijumpai kelainan • Produksi asi : Tidak ada

• Aksila dan Clavicula : Tidak ada kelainan Pemeriksaan abdomen

• Inspeksi (bentuk, benjolan) : Abdomen simetris dan tidak terdapat benjolan

• Auskultasi : Peristaltic 7x/ menit

• Palpasi : Sewaktu di palpasi terdapat nyeri tekan pada abdomen region epigastrik dan hipokondria kiri.

• Perkusi (suara abdomen) : Timpani. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

• Genitalia (rambut pubis, lubang uretra) : terdapat rambut pubis dan lubang uretara dan tidak ada kelainan

• Anus dan perineum (lubang anus, kelainan pada anus, perineum): normal, terdapat lubang anus dan tidak ada kelainan.

(21)

VII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I. Pola makan dan minum

• Frekuensi makan/hari : 5 kali / hari

• Selera makan : Pasien mengatakan selera makan menurun

• Nyeri ulu hati : Terdapat nyeri ulu hati • Alergi : Tidak ada alergi makanan • mual dan muntah : Terdapat mual dan muntah

• Waktu pemberian makanan : Tidak tetap, karena pasien tidak bisa manajemen waktu untuk makan

• Jumlah dan jenis makanan : Pasien hanya menghabiskan makanan 1/3 porsi diet.

• Waktu pemberian cairan/minuman: Pasien terpasang cairan infuse RL 20 tetes / menit, minum apabila haus

• Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah) : ada kesulitan untuk makan

II. Perawatan diri/personal hygiene

• Kebersihan tubuh : Pasien selama di rumah sakit Ny. Y mengatakan tidak mandi seperti sebersih biasanya karena di bantu oleh keluarga.

• Kebersihan gigi dan mulut : Bersih • Kebersihan kuku kaki dan tangan : Bersih III. Pola kegiatan/aktivitas

• Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara sebahagian: Saat ini pasien dalam melakukan kegiatan membutuhkan bantuan keluarga atau perawat.

• Uraikan aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit: Untuk saat ini pasien tidak ada melakukan kegiatan ibadah

(22)

IV. Pola eliminasi 1. BAB

• Pola BAB : 1 x / 2 hari • Karakter feses : Lembek

• Riwayat perdarahan : Tidak ada pendarahan • BAB terakhir : 2 hari yang lalu

• Diare : Tidak ada diare

• Penggunaan laksatif : Tidak ada penggunaan laksatif

2. BAK

• Pola BAK : 4-6 kali / hari • Karakter urine : Normal

• nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak ada kesulitan BAK • Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada

• Penggunaan diuretic : Tidak ada penggunaan diuretik • Upaya mengatasi masalah : Tidak ada

2.3.2 ANALISA DATA

No. Data Penyebab Masalah

Keperawatan 1. DS :

Klien mengatakan selera makan menurun, nyeri pada ulu hati, serta mual dan muntah.

DO :

Menolak untuk makan Keadaan umum lemah Frekuensi makan 5x/hari aktivitas dibantu oleh

kelurga dan perawat

Asam Lambung meningkat

Inflamasi mukosa lambung

Mual dan muntah serta nyeri kepala

Nyeri abdomen bagian kiri atas serta ulu hati

Selera makan menurun

Ketidakseimban gan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

(23)

BB : 43 kg (sebelum sakit 50 kg) IMT : 18,1 (normal 18,5- 22,9) TB : 154 cm Konjugtiva pucat

Jumlah makanan yang di konsumsi dalam 1 hari 1/3 porsi diet

Makanan (diet) tidak habis Hasil pemeriksaan fisik:

Inspeksi : konjungtiva pucat Aukultasi : peristaltik 7 x/menit

Perkusi : timpani Palpasi : nyeri pada abdomen regio epigastrik dan hipokondria kiri.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh

2.3.3 RUMUSAN MASALAH MASALAH KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik ditandai dengan klien tidak selera makan, berat badan klien menurun, klien tampak lemah, kulit dan bibir kering dan pucat.

(24)

2.3.4 PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

No. Dx Perencanaan Keperawatan

1 Tujuan dan kriteria hasil:

- Pemasukan nutrisi yang adekuat

- Mempertahankan berat badan dalam batas normal - Mentoleransi diet yang dianjurkan

- Memperlihatkan pola makan yang teratur

Intervensi Rasional

Mandiri

1. Ajarkan pola makan hidup sehat pada pasien.

2. Diskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya nafsu makan.

3. Timbang berat badan setiap hari.

4. Bantu dan berikan motivasi serta dukungan kepada klien dalam upaya memenuhi kebutuhan nutrisinya.

5. Tawarkan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering.

1. Mengurangi terjadinya implasi lambung akibat makan tidak teratur dan mengurangi iritasi lambung.

2. Faktor-faktor seperti nyeri, kelamahan, penggunaan analgesik, dan imobilitas dapat menyebabkan anoreksia. Dengan mengidentifikasi penyebab dari anoreksia, kita bisa melakukan intervensi untuk menghilangkan atau meminimalkannya

3. Pengawasan kehilangan / penambahan berat badan dan alat pengkajian kebutuhan nutrisi.

4. Menghindari terjadinya berat badan tidak ideal.

5. Distribusi total asupan kalori yang merata sepanjang hari

(25)

6. Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat makan dan hindari mengkonsumsi cairan satu jam sebelum dan sesudah makan.

Kolaborasi

1. Berikan obat analgesic sebelum makan atau sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

2. Laporkan kepada dokter jika pasien menolak makan

membantu mencegah distensi lambung sehingga selera makan mungkin akan meningkat.

6. Pembatasan asupan cairan saat makan membantu mencegah distensi lambung

1. Mengurangi terjadinya muntah dan nyeri yang dirasakn oleh pasien

2. Mencegah penurunan berat badan pasien.

(26)

2.3.5 PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari /

tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi Rabu/

04 juni 2014

− Mengajarkan pola makan hidup sehat pada pasien seperti

mengajarkan tepat waktu dalam makan dan mengkonsusi makanan yang diberikan dari rumah sakit. − Mendiskusikan bersama klien

kemungkinan penyebab hilangnya nafsu makan seperti nyeri.

− Menimbang berat badan setiap hari − Membantu dan berikan motivasi

serta dukungan kepada klien dalam upaya memenuhi kebutuhan

nutrisinya.

− Menawarkan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering.

− Mengajarkan pasien pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat makan dan hindari mengkonsumsi cairan satu jam sebelum dan sesudah makan.

S : Klien mengatakan nafsu makan masih menurun, mual dan muntah sebelum dan sesudah makan.

O : Klien tampak lesu, porsi makanan tidak habis, berat badan 43 kg. RR : 18 x/menit, HR : 74 x/menit. A : Masalah belum teratasi. - Pasien masih mengalami penurunan nafsu makan. P : intervensi dilanjutkan - Kaji kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi - Anjurkan untuk menaikkan berat badan.

(27)

Kamis / 05 juni 2014

− Mengajarkan pola makan hidup sehat pada pasien seperti

mengajarkan tepat waktu dalam makan dan mengkonsusi makanan yang diberikan dari rumah sakit. − Mendiskusikan bersama klien

kemungkinan penyebab hilangnya nafsu makan.

− Menimbang berat badan setiap hari − Membantu dan berikan motivasi

serta dukungan kepada klien dalam upaya memenuhi kebutuhan

nutrisinya.

− Menawarkan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering.

− Mengajarkan pasien pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat makan dan hindari mengkonsumsi cairan satu jam sebelum dan sesudah makan.

S : Klien mengatakan nafsu makan meningkat mual dan muntah sebelum makan dan sesudah makan.

O : Klien tampak lesu, porsi makan suadah habis lebih dari ½ porsi diet, berat badan 43 kg, RR : 22 x/menit, HR : 80 x/menit. A : Masalah sebagian teratasi. - Nafsu makan pasien meningkta. - Klien masih tampak lesu P : Intervensi dilanjutkan - Kaji kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi - Anjurkan untuk menaikkan berat badan.

(28)

Jumat/ 07 juni 2014

− Mengajarkan pola makan hidup sehat pada pasien seperti

mengajarkan tepat waktu dalam makan dan mengkonsusi makanan yang diberikan dari rumah sakit. − Menimbang berat badan setiap hari. − Membantu dan berikan motivasi

serta dukungan kepada klien dalam upaya memenuhi kebutuhan

nutrisinya.

− Mengajarkan makan dalam jumlah sedikit tetapi sering.

S : Klien mengatakan nafsu makan meningkat, mual dan muntah tidak terdapat.

O : Klien tampak rileks, porsi makanan diet habis, berat badan 43 kg. RR : 22 x/menit, HR : 80 x/menit. A : Masalah sebagian teratasi. - Nafsu makan pasien meningkat. - Klien tampak rileks. P : intervensi dihentikan

Gambar

Tabel 2.1. Kebutuhan Energi per hari
Tabel 2.2. Tabel Nilai Gizi Nutrisi
Tabel 2.3. Menu Sehari
Tabel 2.4. Perencanaan Keperawatan

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajar lebih mungkin untuk yakin bahwa mereka dapat berhasil pada suatu tugas ketika mereka telah berhasil pada tugas tersebut atau tugas lain yang mirip di masa lalu

Pada penelitian ini hanya ditentukan kisaran ukuran sel udara saja, hasil pengukuran menunjukkan bahwa diameter partikel udara dari sampel sangat kecil (0,91 –

There is a great tendency for older people to avoid visiting a health center regularly either for checking their health status or getting medication if the availability,

sebuah konsep komunikasi (Deri dan Prabawa, 2014). J-Project belum memiliki tagline yang dapat membantu membangun kesadaran merek perusahaan tersebut. Tagline yang

Teknik nirkabel internet berbasis Wireless bertumpu pada konsep yang ditentukan oleh standart IEEE 802.11.terlepas dari jenis PHY (lapisan fisik) yang dipilih, IEEE 802.11

Oleh karena itu, Berdasarkan uraian diatas perlu adanya penelitian lebih lanjut terhadap persoalan yang sangat urgen ini, oleh karena itu penulis tertarik untuk

Dari wawancara kepada Pilar - PKBI Jateng penulis mendapatkan informasi bahwa dari remaja sendiri sebenarnya mereka tidak banyak yang menganggap tabu, namun perilaku-perilaku

Pada penelitian ini, dirancang dan diimplementasikan sebuah sistem yang dapat memantau getaran dan amplitudo terbesar pada struktur bangunan yang diakibatkan oleh