• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di Lingkungan VII Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di Lingkungan VII Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan

Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi

di Lingkungan VII Kelurahan Harjosari II

Kecamatan Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Tesalonika Br Sitepu

122500068

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)
(3)
(4)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Keperawatan pada Ny S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di Lingkungan VII Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas.

Dalam menyelesaikan Asuhan Keperawatan ini penulis telah berusaha untuk mencapai hasil yang maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa laporan Asuhan Keperawatan ini masih jauh dari yang sempurna.

Terselesaikannya Asuhan Keperawatan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata M. Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Erniyati S.Kp, MNS selaku Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara serta selaku penguji saya dalam KTI ini

3. Ibu Evi Karota Bukit S.Kp, MNS selaku Wakil Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Ikhsanuddin A. Harahap S.Kp, MNS selaku Wakil Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku Prodi DIII Keperawatan

6. Ibu Nurbaiti S.Kep, Ns, M.Biomed selaku dosen yang telah membimbing saya dalam penyelesaian KTI ini

7. Orangtua saya yang saya cintai, yang selaku mendoakan saya dan sabar dalam menanggapi tingkah saya selama proses penyelesaian KTI ini 8. Abang Jefry Andreas dan Alfiandy, Kak Putri Yani, Pinta Ulina, Dika

Ariska, Riyanti, dan semua keluarga yang selalu mendukung dan mendoakan saya dalam proses penyelesaian KTI ini

(5)

iii

10. Dan kepada teman-teman DIII Keperawatan stambuk 2012 yang telah memberi dukungan dalam penyelesaian KTI ini

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Asuhan Keperawatan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan sempurnanya laporan Asuhan Keperawatan ini sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca

Medan,10 Juli 2015

(6)

iv DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

BAB 1 Pendahuluan A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penulisan ... 3

C. Manfaat Penulisan ... 3

BAB II Pengelolaan Kasus A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi ... 1. Pengkajian ... 5

2. Analisa Data ... 13

3. Rumusan Masalah ... 13

4. Perencanaan Keperawatan ... 14

B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian ... 17

2. Analisa Data ... 26

3. Rumusan Masalah ... 28

4. Perencanaan Keperawatan dan Rasional ... 28

5. Implementasi dan Evaluasi ... 31

BAB III Kesimpulan Dan Saran A. Kesimpulan ... 34

B. Saran ... 35

(7)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan (Hidayat, 2009).

Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkatan prioritas. Tingkatan yang paling dasar atau yang paling pertama meliputi kebutuhan fisiologis seperti udara,air, dan makanan (Potter & Perry, 2005).

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang primer yang menjadi syarat dasar bagi kelangsungan hidup manusia guna memelihara homeostatis tubuh. Salah satu yang termasuk kebutuhan fisiologis adalah nutrisi (Asmadi, 2008).

Nurtisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam kategori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Kebutuhan energi dipenuhi dengan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Air adalah komponen tubuh vital dan bertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan energi, tetapi penting untuk proses metabolisme dan keseimbangan asam basa (Potter & Perry, 2005).

(8)

2

Kelebihan nutrisi merupakan salah satu masalah kesehatan yang disebabkan karena asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik. Obesitas merupakan kegemukan atau kelebihan berat badan yang melampaui berat badan normal. Menurut WHO, seseorang disebut obesitas bila BMI(Body Max Index) lebih dari normal atau disebut obesitas bila BMI>25.0. Menurut salah satu penelitian, tiap kenaikan berat badan satu unit BMI, dapat meningkatkan 4-5% mortalitas penyakit jantung (Misnadiarly, 2007).

Kelebihan berat badan disebabkan oleh banyaknya unsur lemak yang berada di dalam tubuh. Penimbunan lemak yang terjadi pada manusia cenderung tidak sama dengan yang lain baik laki-laki maupun perempuan. Kadar lemak perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Kecendrungan terjadinya obesitas berkaitan erat dengan pola makan, stasus sosial, ketidakseimbangan aktivitas tubuh dan konsumsi makan (Wahid, 2009).

Di negara- negara maju, karena merupakan masalah kesehatan masyarakat, penelitian yang berkaitan dengan obesitas cukup banyak dilakukan. Dari survei yang dilakukan sekitar satu setengah dasawarsa yang lalu terhadap populasi dewasa umur 20-74 tahun dan Amerika Serikat, dilaporkan bahwa obesitas lebih banyak dijumpai pada kaum wanita dibanding pria. Angka kejadian obesitas pada pria kulit putih lebih tinggi dibandingkan pria nego (Misnadiarly, 2007).

(9)

3

Hasil penelitian mengenai obesitas yang dilakukan Nature Medicine

menunjukkan bahwa protein didalam tubuh akan mempercepat metabolisme dan mencegah pertambahan bobot. Menurut laporan The Centre for Disease Control and Prevention, dari 73.000 orang obesitas hanya 2% yang berolahraga selama 30 menit 5 kali seminggu. Dalam menurunkan berat badan harus terbakar 1000 kalori per minggu (Misnadiarly, 2007).

Beberapa resiko akibat yang disebabkan oleh obesitas antara lain radang tulang (Arthritis Gout), diabetes melitus, hipertensi, stroke, jantung koroner, penyakit kanker seperti kanker usus besar, osteoporosis, kencing batu, dan beberapa macam penyakit lainnya. Banyaknya unsur lemak di sekitar sekat antara rongga dada dan rongga perut dapat menyebabkan kesulitan dalam pernapasan. Seseorang yang menderita obesitas akan selalu merasa kelelahan dan mengalami keringat yang berlebihan yang keluar dari tubuh (Wahid, 2009).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin melakukan Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di Lingkungan VII Kelurahan Harjosari II Medan Amplas.

B. Tujuan Penulisan Tujuan Umum:

Menjelaskan dan menerapkan konsep asuhan keperawatan lansia dengan masalah nutrisi.

Tujuan Khusus:

1. Menentukan pengkajian dengan masalah nutrisi 2. Menentukan analisa data dengan masalah nutrisi

(10)

4

4. Menentukan intervensi keperawatan dengan masalah nutrisi 5. Menentukan implementasi keperawatan dengan masalah nutrisi

C.Manfaat Penulisan

Adapun hasil penelitian ini diharapkan:

1. Untuk Kegiatan Belajar Mengajar

Sebagai sumber informasi dalam menangani masalah kesehatan pada lansia khususnya nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh.

2. Untuk Kebutuhan Klien

Membantu meningkatkan kesehatan lansia dalam upaya pencegahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh.

3. Untuk Penulis

(11)

5 BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi

1. Pengkajian

Pengkajian nutrisi penting khususnya bagi pasien yang beresiko masalah nutrisi berhubungan dengan stress, penyakit, hospitalisasi, kebiasaan gaya hidup, dan faktor-faktor lain. Pengkajian nutrisi terdiri dari empat area pokok yaitu pengukuran fisik, (tinggi dan berat badan), tes laboratorium, riwayat diet, kesehatan dan observasi klinik (Potter & Perry, 2005).

1) Riwayat Kesehatan dan Diet

Selain riwayat keperawatan yang umum, perawat memperoleh riwayat khusus diet pasien yang lebih untuk mengkaji kebutuhan nutrisi aktual atau potensial. Riwayat diet berfokus pada kebiasaan asupan makanan dan cairan klien, sebaik informasi tentang pilihan, alergi, masalah, dan area yang berhubungan lainnya (Potter & Perry, 2005).

Tambahan bagi perawat untuk mengkaji adalah pengumpulan faktor-faktor yang mempengaruhi pola diet klien dan status nutrisi. Faktor yang mempengaruhi pola diet tersebut adalah

a. Status kesehatan

1) Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat

(12)

6

3) Dukungan nutrisi adalah bagian esensial penyembuhan dari setiap penanganan medis (Potter & Perry, 2005).

b. Kultur dan agama

1) Pola kultural, etnik, agama dan batasan mengenai makanan harus diperhitungkan jumlah

2) Makanan dan diet tertentu harus diberikan apabila sesuai

3) Klien lansia lebih cocok dengan kebiasaan makanan etnik. Kecendrungan ini dapat meningkat selama sakit (Potter & Perry, 2005).

c. Status Sosioekonomi

1) Biaya makanan tidak tetap, dan berbelanja bervariasi tergantung dari uang yang tersedia

2) Apakah ada seseorang yang mempersiapkan makanan menentukan penggunaan jumlah kenyamanan makanan (Potter & Perry, 2005). d. Pilihan Pribadi

1) Kesukaan dan ketidaksukaan pribadi mungkin berpengaruh kuat terhadap diet

2) Makanan yang berhubungan dengan kenangan yang menyenangkan cenderung menjadi makanan favorit. Makanan yang berhubungan dengan kenangan yang tidak menyenangkan cenderung dihindari. 3) Makanan yang mewah dapat digunakan sebagai simbol status

(13)

7

e. Faktor Psikologis

1) Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu tentang diet merupakan kuat

2) Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (misalnya susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbolkan kekuatan (Potter & Perry, 2005).

f. Alkohol dan Obat-obatan

1) Penggunanan alkohol dan obat-obatan yang berlebihan memberikan konstribusi pada defisiensi nutrisi karena mungkin dibelanjakan alkohol daripada makanan dan alkohol menggantikan makanan dan menekan nafsu makan.

2) Alkohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal 3) Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan

gizi esensial

4) Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam intestin (Potter & Perry, 2005). 2) Observasi klinis

(14)

8

Tabel 2.1 Tanda-Tanda Klinis Dari Status Gizi Pasien

Bagian Tubuh Tanda-Tanda Untuk Nutrisi yang Baik

Tanda-Tanda Untuk Nutrisi yang Buruk Penampilan

umum Berat badan

Postur

Otot

Kontrol sistem saraf

Fungsi gastro intestinal

Fungsi

kardovaskular

Sadar, responsif

Berat badan normal untuk tinggi badan, usia, bentuk tubuh Postur tegak, lengan dan tungkai lurus

Otot berkembang baik, kuat, tonus bagus, beberapa lemak dibawah kulit

Rentan perhatian baik, kurang iritabilitas atau kelelahan, refleks normal, kstabilan fsikologis

Nafsu makan dan pencernaan baik, eliminasi teratur normal, tidak ada organ atau massa yang teraba

Laju denyut dan irama jantung yang normal, tidak ada murmur, tekanan darah normal untuk usianya

Lesu, apatis, kakeksia, penampilan kakeksia Penampilan obesitas atau kurus

Bahu kendur, dada cekung, punggung bungkuk

Penampilan lemah, tonus tidak berkembang, nyeri, edema, penampilan terbuang, tidak mampu berjalan dengan baik Kurang perhatian, iritabilitas, bingung, tangan dan kaki terasa terbakar dan kesemutan,kelemahan dan nyeri otot, penurunan atau kehilangan refleks lutut dan tumit

Anoreksia, tidak dapat mencerna, konstipasi atau diare, pembesaran hati atau limpa

(15)

9

Ketahanan, bertenaga, kebiasaan tidur baik, penampilan kuat

Bersinar, penampilan berkilat, kuat, helai rambut tidak mudah dicabut, kulit kepala sehat

Kulit halus dan sedikit lembab dengan warna baik

Warna merata, halus, merah muda, penampilan sehat, tidak ada bengkak

Halus, warna baik, penampilan lembab (tidak pecah dan bengkak)

Membran mukosa di dalam rongga mulut berwarna merah muda sampai kemerahan

Warna merah muda baik, penampilan sehat dan merah, tidak bengkak atau berdarah

meningkat

Mudah lelah, kurang energi, mudah tertidur, penampilan capek dan apatis

Rambut berserabut, kusam , kusut, kering, tipis dan kasar, helai rambut mudah tercabut Kasar, kering, bersisik, pucat, berpigmen, penampilan iritasi, lebam, petechie, kehilangan lemak pada subkutan

Berpenampilan

berminyak, bersisik, bengkak, kulit gelap di pipi dan dibawah mata, tidak halus atau kasar sekitar hidung dan mulut Penampilan kering, bersisik, bengkak, kemerahan atau bengkak, lesi angular pada sudut mulut

Membran mukosa yang lembut, bengkak

(16)

10 bengkak, halus, tidak ada lesi

Gigi tidak berlubang atau nyeri, penampilan terang dan lurus, penampilan bersih dengan tidak ada diskolorasi

Mata terang, jernih, penampilan bersinar, tidak ada luka disudut membran, bulu mata lembab dan berwarna kemerahan pembuluh darah terlihat atau tidak ada benjolan pada jaringan atau sklera

Tidak ada pembesaran kelenjar

Penampilan keras dan merah muda

Tidak nyeri, lemah, atau bengkak, warna baik

Tidak ada malformasi

inflamasi, gusi tertarik ke belakang

Penampilan bengkak, kasar, warna magenta seperti daging, papilla hiperemia dan hipertropi Karies tidak terisi, gigi tidak ada, permukaan terpakai, penampilan salah posisi

(17)

11

3) Pengukuran antropometri:

a. Berat Badan Ideal (TB- 100) ± 10% b. Indeks Massa Tubuh

Korelasi berat badan dengan jumlah total lemak tubuh cukup erat (Hartono, 2000).

IMT= Berat Badan(kg) : tinggi badan( meter kuadrat) Menurut Misnadiarly (2007), nilai standar yaitu:

Tabel 2.2 Indeks Massa Tubuh(IMT)

IMT Kategori Berat Badan

<18,5 18,5 – 24,9 25,0 – 29,9 30,0 – 34,9 35,0 – 39,9

> 39,9

Kurang Normal Lebih Obesitas 1 Obesitas 2 Sangat Obesitas

c. Berat Badan Relatif(BBR)

Berat badan relatif merupakan alternatif untuk menentukan status gizi sesorang.

BBR = Berat Badan(kg)

(18)

12

Menurut Hartono (2000), nilai standar BBR yaitu:

Tabel 2.3 Berat Badan Relatif(BBR)

d. Lingkar pergelangan tangan e. Lingkar lengan atas (MAC)

Nilai normal Wanita : 28,5 cm Pria : 28.3 cm

f. Lipatan kulit pada otot trisep Nilai normal

Wanita : 16,5- 18 cm Pria : 12,5- 16,5 cm 4) Laboratorium

a. Albumin (N: 4- 5,5 mg/100 ml) b. Transferin (N : 170- 25 mg/100 ml) c. Hb (N : 12 mg%)

d. BUN (N : 10-20 mg/ 100 ml)

e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N : laki-laki: 0,6- 1,3 mg/100 ml, wanita: 0,5- 1,0 mg/100 ml)

BBR Kategori Berat Badan

< 90% 90 - 110%

>110% >120%

(19)

13 2. Analisa Data

Analisa data mencakup mengenali pola atau kecendrungan, membandingkan pola ini dengan pola kesehatan yang normal, menarik konklusi tentang respons klien. Perawat memperhatikan pola atau kecendrungan sambil memeriksa kelompok data. Kelompok data terdiri dari batasan karakteristik. Batasan karakteristik adalah kriteria klinis yang mendukung adanya kategori diagnostik. Kriteria klinis adalah tanda dan gejala objektif atau subjektif atau faktor resiko. Kategori diagnostik dan batasan karakteristiknya memberikan struktur untuk proses kognitif dalam pengidentifikasian kebutuhan klien dan perumusan aktual dari diagnosa keperawatan (Potter & Perry, 2005).

Menurut Wilkinson dan Ahern (2011), batasan karakterisitik dalam data objektif pada kebutuhan dasar nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh seperti konsentrasi asupan makanan dimalam hari, pola makan disfungsional misalnya makan sambil melakukan aktivitas lainnya, makan sebagai respon terhadap pengaruh eksternal, seperti waktu siang atau situasi sosial, makan sebagai respon terhadap pengaruh internal selain rasa lapar misalnya ansietas, dan tingkat aktivitas kurang gerak.

3. Rumusan Masalah

Menurut Potter dan Perry (2005), berdasarkan pengkajian dan analisa data yang didapat, ditemukan alternatif diagnosa yang disarankan antara lain:

(20)

14

2) Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan penurunan laju metabolik, asupan nutrisi dan kilokalori yang berlebihan dalam diet, latihan atau aktivitas yang tidak adekuat.

3) Perubahan nutrisi: resiko untuk lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan pola asupan makanan yang disfungsional, gangguan hubungan dengan orang yang penting atau bermakna, gangguan menelan akibat jalan nafsu makan.

4. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan untuk memelihara status nutrisi yang tepat menyediakan perawatan kualitas lebih tinggi kelebihan yang terjadi. Identifikasi pasien dengan rencana asuhan keperawatan akan mencegah atau meminimalkan masalah nutrisi. Pendidikan konseling nutrisi penting bagi pasien yang yang diet teratur untuk mencegah penyakit dan memingkatkan kesehatan. Pasien dengan diet terupetik yang memahami rasional untuk diet adalah seperti lebih rela. Untuk kelompok pasien rencana asuhan keperawatan berdasarkan ada satu untuk lebih dari tujuan berikut ini:

a.Klien akan kembali dalam 10% rentang berat badan baik.

b.Klien akan memperhatikan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam batasan normal.

c.Klien akan ingesti atau telah diberikan diet atau terapi nutrisi yang secara minimal memenuhi RDA.

d.Tidak ada komplikasi yang dihasilkan dari terapi nutrisi.

(21)

15

memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit dan zat gizi. Jika merencanakan kebutuhan nutrisi yang kompleks maka konsultasi dengan ahli gizi untuk membantu meningkatkan sumber makanan yang cukup (Potter & Perry, 2005).

Menurut Wilkinson dan Ahern (2011), dari hasil data rumusan yang didapat, maka ditemukan perencanaan keperawatan yang meliputi tujuan, kriteria hasil dan intervensi, yaitu:

1.Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan peningkatan laju metabolik, asupan nutrisi yang tidak adekuat dalam diet, peningkatan kehilangan nutrisi melalui cairan gastrointestinal, kebutuhan energi tinggi akibat latihan yang berlebihan.

a. Tujuan: Klien akan kembali dalam 10% rentang berat badan dan tinggi badan yang baik.

b. Kriteria hasil: berat badan klien bertambah, menjelaskan komponen diet bergizi adekuat, mengungkapkan tekad untuk mematuhi diet, klien mampu mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal, dan klien melaporkan tingkat energi yang adekuat.

(22)

16

2. Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan penurunan laju metabolik, asupan nutrisi dan kilokalori yang berlebihan dalam diet, latihan atau aktivitas yang tidak adekuat.

a. Tujuan: mengembalikan berat badan dalam batas normal sesuai dengan tinggi badan

b. Kriteria hasil: berat badan kembali dalam batas normal dan perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh teratasi

c. Intervensi: berikan informasi yang sesuai tentang kebutuhan nutrisi dan cara mematuhinya, anjurkan untuk rutin menimbang berat badan, hindari pembatasan diet yang sangat ketat dan aktivitas berlebihan, anjurkan klien untuk menghindari makanan tinggi lemak dan minuman beralkohol, motivasi klien untuk menurunkan berat badan, anjurkan keluarga memfasilitas penurunan berat badan

3. Perubahan nutrisi: resiko untuk lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan pola asupan makanan yang disfungsional, gangguan hubungan dengan orang yang penting atau bermakna, gangguan menelan akibat jalan nafsu makan.

a. Tujuan: mempertahankan berat badan tetap ideal atau normal

b. Kriteria hasil: klien dapat mempertahankan berat badan ideal, klien mengetahui adanya faktor resiko, klien mengikuti program latihan fisik yang teratur, klien mengonsumsi diet yang seimbang

(23)

17

memfasilitasi pemeliharaan berat badan yang optimal dan lemak tubuh yang ada.

B. Asuhan Keperawatan Kasus dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi 1. Pengkajian

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 61 tahun Agama : Islam Status perkawinan : janda Suku : jawa

Pendidikan : SD tidak tamat (kelas 1 SD) Pekerjaan : ibu rumah tangga

Alamat : Jl. Bajak IV Lingkungan VII Harjo Sari II Medan Amplas

II. KELUHAN UTAMA

Ny S mengeluh badannya terlalu gemuk sehingga mudah lelah dalam melakukan aktivitas, kaki terasa sakit dan kesulitan dalam bernapas.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

(24)

18

hari serta asupan nutrisi tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Saat ini Ny S sedang meminum obat tradisional sejenis teh yang berguna untuk mengecilkan perut. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan diketahui Ny S mengalami peningkatan kadar asam urat dengan hasil 7,7. Saat bangun tidur, Ny. S juga mengatakan kaki terasa berat dan sakit.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami

Ny S pernah menderita penyakit hernia dan sudah dioperasi 3 tahun yang lalu. Ny S juga pernah menderita sakit jantung 1 tahun yang lalu dan sudah berobat ke dokter.

B. Pengobatan/ tindakan yang dilakukan

Ny S sudah banyak mendapat obat tapi lupa nama-nama obat tersebut.

C. Pernah dirawat/ dioperasi

Pernah dirawat di rumah sakit ketika operasi hernia dan berobat jantung.

D. Lama dirawat

Kurang lebih 1 minggu.

E. Alergi

Ny S tidak ada alergi.

F. Imunisai

Imunisasi Ny S tidak lengkap.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua

(25)

19 B. Saudara kandung

Saudara kandung Ny S 4 orang dan tidak ada riwayat mempunyai penyakit.

C. Penyakit keturunan yang ada

Tidak ada

D. Anggota keluarga yang meninggal

Suami Ny. S

E. Penyebab meninggal

Tn S meninggal karena penyakit gagal ginjal.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Ny S mengatakan bahwa kelebihan berat badannya sangat mengganggu dalam melakukan aktivitas.

B. Konsep diri:

a. Gambaran diri : Ny S mengatakan bahwa bahwa dirinya sudah kegemukan.

b. Ideal diri : Ny S ingin menurunkan berat badannya. c. Harga diri : Ny S menganggap dirinya sangat berharga. d. Peran diri : Ny S berperan sebagai ibu rumah tangga. e. Identitas : Ny S seorang janda.

C. Keadaan emosi

(26)

20 D. Hubungan sosial

a. Orang yang berarti

Ny S menganggap anak-anaknya, cucunya, dan keluarga lainnya sangat berarti.

b. Hubungan dengan keluarga

Hubungan Ny S dengan keluarga harmonis dan komunikasi dengan baik.

c. Hubungan dengan orang lain

Hubungan Ny S dengan orang lain baik dan ramah. d. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Karena menjaga cucu-cucunya Ny S jadi berhambatan berhubungan dengan orang lain.

e. Ny S tinggal bersama dengan anaknya dan ketiga cucunya. Suami anak Ny S sedang bekerja di Malaysia. Ny S dalam memenuhi kebutuhannya bergantung kepada anaknya.

E. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan: Walaupun Ny S kurang sehat dia tetap melaksanakan sholat dengan tepat waktu.

b. Kegiatan ibadah : Ny S selalu ikut dalam kegiatan perwiritan setiap hari kamis.

VII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan umum

(27)

21 B. Tanda-tanda vital

Berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada hari Senin, 18 Mei 2015 maka didapatkan data sebagai berikut :

a. TD : 170/100mmHG b. Suhu tubuh : 36, 9 C

a) RR : 28X/i b) Skala nyeri : tidak dikaji c) TB : 155 cm d) BB : 87 Kg

e) IMT = berat badan (kg) : tinggi badan (meter kuadrat) IMT = 87 : (1,55)2

= 87 :2.40

= 36,25, Ny S termasuk obesitas.

f) ���= 87

155−100 × 100% = 87/55 × 100%

= 1.581 × 100%

= 158,1% termasuk obesitas dimana normalnya 90-110% g) Lingkar Lengan Atas

= 40 cm, wanita normalnya 28, 5 cm

C. Pemeriksaan Head To Toe

Kepala dan rambut

a. Bentuk : normal, tidak ada benjolan b. Ubun-ubun : normal dan keras

(28)

22 Rambut

a. Penyebaran dan keadaan rambut : normal dan rambut bersih b. Bau : ada bau

c. Warna kulit : hitam dan ada uban

Wajah

a. Warna kulit : normal, tidak sianosis b. Struktur wajah : simetris

Mata

a. Kelengkapan dan kesimetrisan: mata lengkap dan simetris b. Konjungtiva dan sklera: tidak pucat, sklera putih

c. Pupil : mengecil jika diberi cahaya

Hidung

a. Tulang hidung dan septum nasal : lengkap dan tidak ada kelainan b. Lubang hidung: tidak terdapat lendir/secret

Telinga

a. Bentuk telinga : simetris dan kembali setelah dilipat b. Ukuran telinga : normal dan simetris

c. Lubang telinga: baik

d. Ketajaman pendengaran : baik

Mulut dan faring

a. Keadaan bibir : bibir berwarna agak hitam, simetris, dan lembab b. Keadaan lidah : posisi lidah ditengah, warna merah muda, dan

(29)

23

c. Gigi : Ny menggunakan gigi palsu dan dirawat supaya selalu bersih.

Leher

a. Vena jugularis : teraba b. Suara : nyaring c. Tidak ada pembesaran tyroid

Pemeriksaan integument

a. Kebersihan : baik

b. Warna : tidak sianosis c. Turgor : baik

d. Kelembapan : baik

e. Kelainan pada kulit : tidak ada

Pemeriksaan abdomen

a. Inspeksi : tidak ada benjolan atau massa disekitar abdomen, dan tidak sianosis

b. Auskultasi : terdengar bunyi peristaltik c. Perkusi : timpani

D. Sistem pernapasan

Ny S mengeluh kesulitan bernapas (napas pendek) apabila sudah kecapekan dalam melakukan aktivitas.

E. Sistem kardiovaskuler

(30)

24 F. Sistem genitourinary

Ny S telah menopause.

G. Sistem muskuloskletal

Gerakan ROM tangan dan kaki baik, kekuatan otot 5 dimana kekuatan Ny S normal dan mampu melawan gravitasi dan tekanan penuh.

H. Sistem neurologi

Ny S dapat membedakan bau, penglihatan Ny S masih bagus, pupil dapat bereaksi terhadap cahaya, pergerakan bola mata baik. Ny S dapat merasakan rasa nyeri, rabaan, panas dingin dan getaran. Ny S dapat menggerakan mulut dengan baik, otot wajah dapat menunjukkan ekspresi, indra pengecapan baik, pendengaran baik, dan dapat berbicara dengan baik dan jelas.

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI a. Pola makan dan minum

(31)

25

sering makan jajanan cucu-cucunya. Ny S sebenarnya tidak suka banyak minum, namun setiap hari dia usahakan untuk banyak minum.

b. Perawatan diri/ personal hygiene

a. Kebersihan tubuh : Ny S mandi 2 kali dalam sehari, waktu pagi dan sore hari.

b. Kebersihan gigi dan mulut : Ny S menggosok gigi 2 kali dalam sehari.

c. Kebersihan kuku kaki dan tangan : bersih dan pendek.

C. Pola kegiatan/Ativitas

Ny S mandiri dalam makan, mandi, eliminasi, ganti pakaian, dan melakukan pekerjaan rumah. Ny S juga dapat bermain dengan cucu-cucunya. Namun Ny S sering berhenti dalam melakukan aktivitas karena cepat kelelahan. Ny S juga apabila kecapekan maka mengalami kesulitan dalam bernapas (napas pendek) serta terengah-engah.

D. Kebiasaan olahraga

Ny S tidak pernah berolahraga. Ny S hanya berjalan-jalan sekitar rumahnya dan mengatakan berolahraga hanya dengan beraktivitas.

IX. Pola eliminasi a. BAB

a) Pola BAB : baik, teratur setiap pagi b) Karakter feses : kekuningan

(32)

26

f) Penggunaan laksatif : tidak ada

b. BAK

a) Pola BAK : sering tapi sedikit, b) Frekuensi : 8 -9x/hari

c) Karakter urine : kekuning-kuningan d) Nyeri/ kesulitan BAK : tidak ada nyeri

e) Riwayat penyakit ginjal/ kandung kemih : tidak ada f) Penggunaan diuretik : tidak ada

2. Analisa Data

No Data Penyebab Masalah

1. DO :

- BB= 87 Kg - TB= 155 Cm - IMT = 36,25 - BBR= 158,1% - LILA= 40 Cm DS:

- Klien mengatakan sering makan tapi porsi kecil - Nafsu makan tinggi

- Suka mengkonsumsi yang manis-manis

Pola makan disfungsional

BB 87 Kg, IMT 36,25%, LILA 40

CM

Asupan Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh

Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh

(33)

27

2. DO:

- Sering berhenti dalam melakukan aktivitas

- Terengah-engah dalam melakukan aktivitas (napas pendek)

- Tampak cepat

kelelahan dalam melakukan aktivitas

DS:

- Ny S mengatakan kesulitan bernapas apabila kecapekan melakukan aktivitas

- Ny S mengatakan cepat kelelahan

Faktor usia

Kemampuan jantung mensuplai O2 ke jaringan menurun

Intoleransi aktivitas

Intoleransi aktivitas

3. DO:

- Keluarga Ny S tampak sadar dengan kelebihan berat badan Ny S namun tidak dapat memenuhi kebutuhannya

DS:

- Ny S mengatakan tidak ada batasan dalam memakan apapun

- Keluarga dan Ny S mengatakan kesulitan ekonomi sehingga kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi kebutuhan nutrisi kl

(34)

28 3. Rumusan Masalah

1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan selera makan, kurang latihan fisik, dan kurang pengetahuan mengenai nutrisi dasar ditandai dengan berat badan tidak sesuai dengan tinggi badan BB: 87 kg, TB: 155 cm.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan masalah pernafasan, status fisik kurang bugar ditandai dengan Ny S mengatakan cepat kelelahan dan kesulitan dalam bernapas apabila kecapekan.

3. Ketidakefektifan manajemen regimen teraupetik keluarga berhubungan dengan konflik pengambilan keputusan dan kesulitan ekonomi ditandai dengan kesadaran Ny S dan keluarga akan kelebihan berat badan Ny S namun tidak dapat memenuhi kebutuhannya.

4.Perencanaan Keperawatan dan Rasional Hari/tan

I Tujuan dan Kriteria Hasil:

1. Klien akan mempertahankan berat badan dalam batas normal

2. Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan pada klien

3. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh teratasi

Rencana Tindakan Rasional

1. Lakukan pengkajian pola makan pasien

2. Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang berlemak (makanan yang digoreng) dan

1.Pengumpulan data untuk perencanaan

(35)

29

minuman yang bersoda 3. Diskusikan dengan klien

akibat yang mungkin timbul pada kelebihan berat badan

4. Anjurkan klien untuk rutin menimbang berat badan

5. Motivasi klien untuk menurunkan berat badan

6. Anjurkan klien untuk rajin berolahraga 7. Anjurkan klien untuk

mengkonsumsi sayu-sayuran dan buah-buahan

3.Memberikan informasi dan mencegah komplikasi

4.Untuk menghindari penurunan berat badan yang berlebihan

5.Membantu menghindari penyakit komplikasi dan mencegah masalah

6.Untuk meningkatkan daya tahan dan kebugaran tubuh. 7. Sayur-sayuran dapat

menahan rasa lapar lebih lama

Kamis/ 21Mei

2015

II Tujuan dan kriteria hasil:

1. Aktivitas yang dilakukan dapat ditoleransi 2. Tanda-tanda aktivitas dalam batas normal

3. Faktor-faktor yang menurunkan toleransi dapat dihindari

Rencana tindakan Rasional

1. Ukur tanda-tanda vital saat istirahat dan setelah aktivitas

2. Anjurkan klien untuk gunakan energi untuk mengatasi atau mencegah kelelahan 3. Anjurkan klien untuk

tingkatkan aktivitas secara bertahap sesuai

1. Untuk mengetahui peningkatan TTV setelah beraktivitas

2. Untuk menghindari kelelahan atau kesulitan bernapas

(36)

30

toleransi tubuh 4. Anjurkan klien untuk

hentikan aktivitas jika kesulitan dalam bernapas atau frekuensi bernapas menurun

5. Ajarkan klien tarik nafas dalam

6. Anjurkan klien untuk rajin berolahraga secara bertahap

4. Untuk mencegah terjadinya kejatuhan dan cedera

5. Mengurangi rasa nyeri dada

6. Meningkatkan kebugaran dan ketahanan tubuh

Jumat / 21 Mei 2015

II Tujuan dan kriteria hasil:

1. Keluarga dan klien dapat melakukan managemen teraupetik yang ditetapkan

2. Keluarga dapat menjaga dan mempertahankan keseimbangan nutrisi klien.

Rencana tindakan Rasional

1. Kaji penyebab kegagalan keluarga dalam melakukan tindakan untuk mengurangi faktor resiko 2. Anjurkan keluarga untuk

selalu memberikan motivasi kepada klien 3. Anjurkan keluarga untuk

menyediakan makanan sesuai kebutuhan nutrisi klien yaitu makanan rendah lemak .

4. Anjurkan keluarga untuk rutin menimbang berat badan klien

1. Mengetahui penyebab kegagalan dalam melakukan tindakn penyebab

2. Untuk menjaga perasaan klien

3. Menjaga nutrisi klien tetap seimbang

(37)

31

5. Anjurkan keluarga untuk tingkatkan kebiasaan berolahraga bersama keluarga (misalnya berjalan kaki dan lain)

5. Untuk meningkatkan pengeluaran energi

6. Implementasi dan Evaluasi

Hari/tanggal No DX

Implementasi Evaluasi

Rabu / 20Mei 2015

I 1. Melakukan pengkajian pola makan pasien ( apakah teratur atau tidak pola makannya) 2. Menganjurkan klien

untuk menghindari makanan berlemak seperti daging kambing, lembu, dan lain-lain.

3. Mendiskusikan dengan klien akibat yang mungkin timbul pada kelebihan berat badan seperti penyakit jantung, Diabetes melitus, hipertensi dan lain-lain

4. Menganjurkan klien untuk menimbang berat badan secara

S: klien mengatakan akan

makan dengan waktu yang teratur dan akan mengurangi makanan yang mengandung lemak

O: klien tampak segar dan

bersemangat

TD: 160/100 mmhg Makan 3 kali sehari

A: klien akan mulai rajin

berolahraga dan makan dengan teratur

P: Intervensi dilanjutkan

(38)

32

rutin, untuk mencegah penurunan berat badan yang berlebihan

5. Memotivasi klien untuk menurunkan berat dengan mengurangi konsumsi makanan berlemak. 6. Menganjurkan klien

untuk rajin berolahraga misalnya jalan disekitar rumah setiap pagi dan sore

Kamis / 21Mei 2015

II 1. Mengukur TTV klien sebelum dan seseudah beraktivitas

2. Menganjurkan klien untuk gunakan energi untuk mengatasi atau mencegah kelelahan 3. Menganjurkan klien

untuk meningkatkan aktivitas secara bertahap sesuai toleransi tubuh

4. Menganjurkan klien untuk hentikan aktivitas jika kesulitan dalam bernapas atau frekuensi pernapasan menurun

5. Mengajarkan klien

S: klien mengatakan masih

kesulitan bernapas apabila kelelahan dalam melakukan aktivitas

O: tampak kelelahan dan

napas pendek

A: klien akan gunakan

energi dan melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya

P: Intervensi dilanjutkan

(39)

33

tarik nafas dalam 6. Menganjurkan klien

untuk rajin berolahraga secara bertahap

Jumat / 22Mei 2015

III 1. Mengkaji penyebab kegagalan keluarga dalam melakukan tindakan untuk mengurangi faktor resiko

2. Menganjurkan

keluarga untuk selalu memberikan motivasi kepada klien

3. Menganjurkan

keluarga untuk menyediakan makanan sesuai kebutuhan nutrisi klien

4. Menganjurkan klien untuk rutin menimbang berat badan klien

5. Menganjurkan

keluarga untuk tingkatkan aktivitas olahraga bersama keluarga

S: klien mengatakan tidak

dapat memenuhi kebutuhan nutrisi karena faktor ekonomi

O: keluarga dan klien

menyadari bahwa Ny S kelebihan berat badan

A: klien dan keluarga akan

berusaha mencukupi kebutuhan nutrisi Ny. S

P: mengajarkan keluarga

(40)

34 BAB III

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya untuk menghilangkan rasa lapar, namun mempunyai banyak fungsi. Fungsi umum dari nutrisi diantaranya adalah sebagai sumber energi, memelihara jaringan tubuh mengganti sel tubuh yang rusak, mempertahankan vitalitas tubuh, dan lain-lain.

Konsumsi makanan berpengaruh terhadap gizi sesorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik baik, perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah yang berlebihan. Gizi lebih menyebabkan kegemukan atau obesitas.

Kelebihan nutrisi merupakan salah satu masalah kesehatan yang disebabkan karena asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik. Obesitas merupakan kegemukan atau kelebihan berat badan yang melampaui berat badan normal.

(41)

35

obesitas berkaitan erat dengan pola makan, stasus sosial, ketidakseimbangan aktivitas tubuh dan konsumsi makan.

Beberapa resiko akibat yang disebabkan oleh obesitas antara lain tradang tulang (Arthritis Gout), diabetes melitus, hipertensi, stroke, jantung koroner, penyakit kanker seperti kanker usus besar, osteoporosis, kencing batu, dan beberapa macam penyakit lainnya. Banyaknya unsur lemak di sekitar sekat antara rongga dada dan rongga perut dapat menyebabkan kesulitan dalam pernapasan. Seseorang yang menderita obesitas akan selalu merasa kelelahan dan mengalami keringat yang berlebihan yang keluar dari tubuh.

Pengkajian yang dilakukan terhadap Ny S pada tanggal 18 Mei 2015 dan ditemukan prioritas masalah dengan kebutuhan dasar nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan selera makan, kurang latihan fisik, dan kurang pengetahuan mengenai nutrisi dasar ditandai dengan berat badan tidak sesuai dengan tinggi badan BB: 87 kg, TB: 155 cm, klien mengatakan sering makan tapi dalam porsi kecil.

B. Saran

(42)

36

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan; Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika

Hartono A., dkk. (2000). Asuhan Nutrisi Rumah Sakit. Jakarta: EGC

Misnadiarly. (2007). Obesitas Sebagai Faktor Beberapa Penyakit. Jakarta: Pustaka Obor Populer

Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC

Wahid A. (2009). Tuntunan Lengkap Metode Diet Cespleng. Yogjakarta: Gara Ilmu

(43)

Lampiran

CATATAN PERKEMBANGAN

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No

DX Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi

1 Rabu/ 20 Mei 2015

10.30 1. Melakukan

pengkajian pola makan pasien ( apakah teratur atau tidak pola makannya) 2. Menganjurkan klien untuk menghindari makanan berlemak seperti daging kambing, lembu, dan lain-lain.

3. Mendiskusikan

dengan klien akibat yang mungkin timbul pada kelebihan berat badan seperti penyakit jantung, Diabetes melitus, hipertensi dan lain-lain

4. Menganjurkan klien untuk menimbang berat badan secara rutin, untuk mencegah penurunan

S: klien mengatakan

waktu makannya sudah mulai teratur

TD: 160/100 mmhg Makan 3 kali sehari

A: klien akan mulai

rajin berolahraga dan makan dengan teratur

(44)

berat badan yang berlebihan

5. Memotivasi klien untuk menurunkan berat dengan mengurangi

konsumsi makanan berlemak.

6. Menganjurkan klien untuk rajin berolahraga misalnya jalan disekitar rumah setiap pagi dan sore II Kamis/21

Mei 2015

11.00 1. Mengobservasi TTV klien sebelum dan seseudah beraktivitas 2. Menganjurkan klien untuk gunakan energi untuk mengatasi atau mencegah kelelahan 3. Menganjurkan klien

untuk meningkatkan aktivitas secara bertahap sesuai toleransi tubuh 4. Memotivasi klien

untuk meningkatkan aktivitas

5. Menganjurkan klien untuk rajin berolahraga secara bertahap

S: klien mengatakan

kesulitan bernapas apabila kelelahan dalam melakukan aktivitas

O: tampak kelelahan

dan napas pendek

A: klien akan gunakan energi dan melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya

(45)

III Jumat/22 Mei 2015

10.30 1. Mengkaji penyebab kegagalan keluarga dalam melakukan tindakan untuk mengurangi faktor resiko

2. Menganjurkan

keluarga untuk selalu memberikan motivasi kepada klien

3. Menganjurkan

keluarga untuk menyediakan

makanan sesuai kebutuhan nutrisi klien

4. Anjurkan klien untuk rutin menimbang berat badan klien 5. Menganjurkan

keluarga untuk tingkatkan aktivitas olahraga bersama keluarga

S: klien mengatakan

tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi karena faktor ekonomi

O: keluarga dan klien

menyadari bahwa Ny S kelebihan berat badan

A: klien dan keluarga

akan berusaha mencukupi kebutuhan nutrisi Ny. S

(46)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) OBESITAS

Pokok bahasan : Pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi dan obesitas.

Sub Pokok bahasan : Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh pada klien obesitas atau kegemukan.

Hari dan Tanggal : Kamis, 21 Mei 2015

Waktu : Jam 11.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. S.

Jalan Bajak IV Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas.

Sasaran : Ny. S dan keluarga.

Penyuluh : Tesalonika Br Sitepu

A.TUJUAN 1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan mengenai nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh diharapkan Ny.S dan keluarga memahami mengenai obesitas.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit Ny. S dan keluarga dapat : a. Menyebutkan pengertian kelebihan nutrisi dan obesitas

b. Menyebutkan faktor yang mempengaruhi nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh c. Menyebutkan resiko akibat yang disebabkan oleh obesitas

(47)

B. ALOKASI WAKTU : ( 20 menit )

No Komunikator Komunikan Waktu

1

Pre Interaksi

Memberi salam dan memperkenalkan diri Menjawab salam 2 Menjelaskan tujuan penyuluhan dan tema

penyuluhan

Mendengarkan 5 mnt

3 Isi

Menjelaskan materi penyuluhan mengenai obesitas, faktor-faktor penyebab obesitas, resiko akibat obesitas, dan cara mengatasi obesitas

Mendengarkan 10 mnt

4 Memberikan kesempatan kepada

komunikan untuk bertanya tentang materi yang disampaikan

Mengajukan pertanyaan

5 Penutup

Memberikan pertanyaan akhir sebagai evaluasi

Menjawab

5 mnt

6 Menyimpulkan bersama-sama hasil kegiatan penyuluhan

Mendengarkan

7 Menutup penyuluhan dan mengucapkan salam

Menjawab salam

C. STRATEGI PENGAJARAN

1. Demontrasi 2. Diskusi 3. Tanya jawab

D. MEDIA PENGAJARAN

(48)

E. EVALUASI

1. Evaluasi proses pengamatan selama penyuluhan 2. Hasil Evaluasi formatif cara lisan/sharing

Materi Penyuluhan

Nutrisi Lebih dari Kebutuhan Tubuh dan Obesitas

A. Pengertian Kelebihan Nutrisi dan Obesitas

Kelebihan nutrisi merupakan salah satu masalah kesehatan yang disebabkan karena asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik. Obesitas merupakan kegemukan atau kelebihan berat badan yang melampaui berat badan normal (Misnadiarly, 2007).

Kelebihan berat badan disebabkan oleh banyaknya unsur lemak yang berada di dalam tubuh. Penimbunan lemak yang terjadi pada manusia cenderung tidak sama dengan yang lain baik laki-laki maupun perempuan. Kadar lemak perempuan daripada laki-laki. Kecendrungan terjadinya obesitas berkaitan erat dengan pola makan, stasus sosial, ketidakseimbangan aktivitas tubuh dan konsumsi makan (Wahid, 2009).

B. Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi Lebih Dari Kebutuhan tubuh

Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yaitu

1. Ketergantungan pada bahan kimia

2. Penurunan kebutuhan metabolik (misalnya, sekunder akibat tirah baring) 3. Norma adat dan bahaya

(49)

5. Penggunaan makanan sebagai penghargaan diri atau tindakan kenyamanan 6. Obesitas pada salah satu atau kedua orangtua

7. Pemilihan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan sehari- hari 8. Penggantian pemanis untuk adiksi

C. Resiko yang Disebabkan oleh obesitas

Beberapa resiko akibat yang disebabkan oleh obesitas antara lain tradang tulang (Arthritis Gout), diabetes melitus, hipertensi, stroke, jantung koroner, penyakit kanker seperti kanker usus besar, osteoporosis, kencing batu, dan beberapa macam penyakit lainnya. Banyaknya unsur lemak di sekitar sekat antara rongga dada dan rongga perut dapat menyebabkan kesulitan dalam pernapasan. Seseorang yang menderita obesitas akan selalu merasa kelelahan dan mengalami keringat yang berlebihan yang keluar dari tubuh (Wahid, 2009).

D. Hal-hal yang dapat dilakukan atau Cara Mengatasi Obesitas.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi obesitas atau nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yaitu:

1. Aktivitas diet dengan mengatur pola makan

2. Mengkonsumsi makanan dan minuman yang rendah kalori

3. Berolahraga yang teratur untuk menghilangkan unsur lemak dalam tubuh 4. Kurangi mengkonsumsi makanan berlemak

5. Rutin menimbang berat badan

(50)

Disusun oleh:

Tesalonika Br S

(122500068)

PROGRAM STUDI DIII

Obesitas merupakan kegemukan atau kelebihan berat badan yang melampaui berat badan normal.

Kelebihan berat badan disebabkan oleh banyaknya unsur lemak yang berada di dalam tubuh. Penimbunan lemak yang terjadi pada manusia cenderung tidak sama dengan yang lain baik laki-laki maupun perempuan. Kadar lemak perempuan daripada laki laki.

Faktor yang

mempengaruhi

kelebihan

nutrisi

1. Ketergantungan pada bahan kimia 2. Penurunan

kebutuhan metabolik (misalnya,

sekunder akibat tirah baring) penghargaan diri atau tindakan kenyamanan tidak memenuhi kebutuhan sehari- hari 8. Penggantian

pemanis untuk adiksi

1. Dibetes melitus

2. Stroke

(51)

3. Jantung Koroner

4. Hipertensi

5. Asam urat

6. Kesulitan Bernapas

7. Osteoporosis

1. Aktivitas diet dengan pola makan yang teratur

2. Konsumsi makanan yang rendah kalori

3. Berolahraga teratur

4. Rutin menimbag berat badan

5. Selalu berpikir positif

6. Konsumsi obat penurun nafsu makan bila diperlukan

TERIMAKASIH

C

ARA MENGATASI

(52)

Gambar

Tabel 2.1 Tanda-Tanda Klinis Dari Status Gizi Pasien
Tabel 2.2 Indeks Massa Tubuh(IMT)
Tabel 2.3 Berat Badan Relatif(BBR)

Referensi

Dokumen terkait

consisting of three adjoining traditional cages 90 = 45 = 90 cm. All cages were supplied with nest boxes. At 5 months of age, the siblings were removed leaving the females

Beliau juga memegang berbagai posisi senior di Grup Jaya Konstruksi dan Grup Jaya, menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur Jaya Konstruksi, tahun 2007 hingga tahun 2011, menjabat

) Corresponding author.. cant differences at any time point between the standard dose and the placebo groups in the sign vocalization. The low-dose clomipramine group produced

Luhmann (2009) carried out an investigation on the theoretical precision of the measurement of position and orientation of an object in 3D space with respect to a reference

Kebutuhan protein hewani setiap tahun me- ningkat sebanding dengan jumlah warga negara Indonesia yang selalu meningkat setiap tahun. Oleh sebab itu, saat ini banyak

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-1/W4, 2015 International Conference on Unmanned Aerial Vehicles

Seluruh jumlah yang diakui sebelumnya dalam penghasilan komprehensif lain yang terkait dengan entitas anak yang dicatat seolah-olah Grup telah melepaskan secara langsung

KEY WORDS: Unmanned Aerial Vehicle (UAV), geomatics, corridor mapping, Terrestrial Mobile Mapping (TMM), integrated sensor orientation (ISO), Galileo E5 AltBOC,