• Tidak ada hasil yang ditemukan

ἓ Devi Retno Sari ἓ Dini Widoretno ἓ Ika Rizky Apriyanti ἓ Mifta Rizka Ifani ἓ Nasril ἓ Nine Sofaria ἓ Sarah Maravega ἓ Wahyu Purwati Kelompok 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ἓ Devi Retno Sari ἓ Dini Widoretno ἓ Ika Rizky Apriyanti ἓ Mifta Rizka Ifani ἓ Nasril ἓ Nine Sofaria ἓ Sarah Maravega ἓ Wahyu Purwati Kelompok 3"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Kelompok 3

ἓ Devi Retno Sari ἓ Dini Widoretno

ἓ Ika Rizky Apriyanti ἓ Mifta Rizka Ifani ἓ Nasril

ἓ Nine Sofaria ἓ Sarah Maravega ἓ Wahyu Purwati

(2)

Pendahulan

Oksigen (O2) merupakan komponen gas yang sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh secara normal. Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi sistem respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematology / hemoglobin (transport oksigen). Bila terjadi gangguan pada salah satu sistem transports oksigen, bisa mengakibatkan gangguan oksigen jaringan. Adanya kekurangan O2 ditandai dengan keadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut dapat menyebabkan kematian jaringan bahkan

(3)

Terapi oksigen

Terapi oksigen adalah memasukkan

oksigen tambahan dari luar ke paru

melalui saluran pernafasan dengan

menggunakan alat sesuai kebutuhan

pemberian oksigen dengan konsentrasi

yang lebih tinggi sehingga konsentrasi

oksigen dalam darah meningkat.

(4)

Tujuan

Syarat – syarat

1. Untuk mengatasi

keadaan Hipoksemia

sesuai dengan hasil

Analisa Gas Darah.

2. Untuk menurunkan

kerja nafas dan

menurunkan kerja

miokard.

a. Bebaskan jalan nafas

sebelumnya

b. Konsentrasi O2 udara

inspirasi dapat dikontrol

c. Tidak terjadi penumpukan

CO2

d. Mempunyai tekanan jalan

nafas yang rendah

e. Ekonomis, efisien

(5)

Indikasi pemberian oksigen

1.

Indikasi utama pemberian O2 ini adalah sebagai

berikut :

a. Klien dengan kadar O2 arteri rendah dari hasil

analisa gas darah,

b. Klien dengan peningkatan kerja nafas, dimana

tubuh berespon terhadap keadaan hipoksemia

melalui

peningkatan laju dan dalamnya

pernafasan serta adanya kerja otot-otot

tambahan pernafasan,

c. Klien dengan peningkatan kerja miokard,

dimana jantung berusaha untuk mengatasi

gangguan O2 melalui peningkatan laju pompa

jantung yang adekuat.

(6)

Terapi pemberian O2 diberikan kepada klien

dengan keadaan / penyakit :

a.

Hypoxemia / hypoxia

b.

Henti nafas dan henti jantung.

c.

Gagal nafas

d.

Keracunan CO

e.

Asidosis

(7)

2. Kontra indikasi

Tidak ada kontra indikasi absolut :

a. Kanul nasal / Kateter binasal / nasal prong : jika ada obstruksi nasal.

b. Kateter nasofaringeal / kateter nasal : jika ada fraktur dasar tengkorak kepala, trauma maksilofasial, dan obstruksi nasal c. Sungkup muka dengan kantong rebreathing : pada pasien dengan PaCO2 tinggi, akan lebih meningkatkan kadar

(8)

a. Kateter nasal.

b. Kanul nasal/binasal/nasal prong c. Masker wajahsederhana

d. Masker wajah rebreathing dengan kantong oksigen.

e. Masker wajah non rebreathing dengan kantong oksigen. f. Masker wajah Venturi

g. Jelly. h. Plester. i. Gunting. j. Sumber oksigen. k. Humidifier. l. Flow meter m. Aqua steril n. Selang oksigen

(9)

Metode pemberian oksigen

Oksigen dapat diberikan kepada klien dengan

menggunakan nasal kanula, kateter nasal, dan masker

wajah.

a.

Kanula nasal

Merupakan suatu alat sederhana yang dapat

memberikan oksigen kontinyu dengan aliran 1 – 6

liter/mnt dengan konsentrasi oksigen sama dengan

kateter nasal yaitu 24 % - 44 %. Persentase O2 pasti

tergantung ventilasi per menit pasien. Pada pemberian

oksigen dengan nasal kanula jalan nafas harus paten,

dapat digunakan pada pasien dengan pernafasan

(10)

Keuntungan

Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, pemasangannya mudah dibandingkan kateter nasal,

murah, disposibel, klien bebas makan, minum, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir klien dan terasa nyaman. Dapat digunakan pada pasien dengan pernafasan mulut, bila pasien bernapas melalui mulut, menyebabkan udara masuk pada waktu inhalasi dan akan mempunyai efek venturi pada bagian belakang faring sehingga menyebabkan oksigen yang diberikan melalui kanula hidung terhirup melalui hidung.

Kerugian

Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%, suplai oksigen berkurang bila klien bernafas melalui mulut, mudah lepas karena kedalaman kanul hanya 1/1.5 cm, tidak dapat diberikan pada pasien dengan obstruksi nasal. Kecepatan aliran lebih dari 4 liter/menit jarang digunakan, sebab pemberian flow rate yang lebih dari 4 liter tidak akan menambah FiO2, bahkan hanya pemborosan oksigen dan menyebabkan mukosa kering dan mengiritasi selaput lendir. Dapat menyebabkan kerusakan kulit diatas telinga dan di hidung akibat pemasangan yang terlalu ketat.

(11)

Memasang kanula nasal

Hipoksia

Langkah Rasional

1. Inspeksi tanda dan gejala pada klien yang berhubungan dengan hipoksia dan adanya sekresi pada jalan napas.

Hipoksia yang tidak diobati menyebabkan disritmia jantung dan kematian. Keberadaan sekresi jalan napas menurunkan efektifitas pengghantaran oksigen.

2. Jelaskan kepada klien dan keluarga hal-hal yang diperlukan dalam prosedur dan tujuan terapi oksigen.

Menurunkan kecemasan klien, yang dapat menurunkan konsumsi oksigen dan meningkatkan kerja sama klien.

3. Siapkan peralatan yang dibutuhkan:

• kanula nasal

Selang oksigen

• Alat pelembap (humidifier)

• Air steril hasil penyaringan

Sumber oksigen dengan alat

pengukur aliran (flowmeter)

Tanda “dilarang merokok”

Menjamin dalam melaksanakan prosedur yang diselesaikan dengan cepat dan efisien.

(12)

4. Cuci tangan Mengurangi terjadinya infeksi 5. Pasang nasal kanula ke selang

oksigen dan hubungkan ke sumber oksigen yang dilembebkan dan diatur sesuai dengan kecepatan aliran yang diprogramkan

Mencegah kekeringan pada membran mukosa nasal dan membran mukosa oral serta sekresi jalan napas

6. Letakkan ujung kanula ke dalam lubang hidung danatur lubang kanula yang elastis sampai kanula benar-benar pas menempati hidung dan nyaman bagi klien.

Membuat aliran oksigen langsung masuk ke dalam saluran napas bagian atas. Klien akan tetap menjaga kanula pada tempatnya apabila kanula tersebut pas kenyamanannya.

7. Pertahankan selang oksigen cukup kendur dan sambungkan ke pakaian klien.

Memunginkan klien untuk menengokkan kepala tanpa kanula tercabut dan mengurangi tekanan pada ujung kanula di hidung.

8. Periksa kanula setiap 8 jam dan pertahankan tabung pelembab terisi setiap waktu.

Memastikan kepatenan kanula dan aliran oksigen. Mencegah inhalasi oksigen yang tidak dilembabkan.

(13)

9. Observasi hidung danpermukaan superior kedua telinga klien untuk melihat adanya kerusakan kulit

Terapi oksigen menyebabkan mukosa nasal mengering. Tekanan dalam telinga akibat selang kanula atau selang elastis menyebabkan iritasi. 10. Periksa kecepatan aliran oksigen

dan program dokter setiap 8 jam. Memastikan kecepatan aliran oksigen yang diberikan dan kepatenan kanula.

11. Cuci tangan Mengurangi penyebaran mikroorganisme.

12. Inspeksi klien untuk melihat apakah gejala yang berhubungan dengan hipoksia telah hilang.

Mengindikasi telah ditangani atau berkurangnya hipoksia.

13. Mencatat metode pemberian oksigen, kecepatan aliran, kepatenan nasal kanula, respon klien, dan pengkajian pernapasan di catatan perawat.

Mendokumentasikan penggunaan terapi oksigen yang benar dan respon klien.

(14)

b. Kateter Nasal

Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen secara kontinyu dengan aliran 1 – 6 liter/mnt dengan konsentrasi 24% - 44%. Lebih jarang digunakan dari pada kanul nasal. Prosedur pemasangan kateter ini meliputi insersi kateter oksigen ke dalam hidung sampai naso faring.

Keuntungan

Pemberian oksigen stabil, klien bebas bergerak, makan dan berbicara, dan membersihkan mulut, murah dapat dipakai sebagai kateter

(15)

Kerugian

Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen yang lebih dari 44%, tehnik memasukan kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal, nyeri saat kateter melewati nasofaring, dan mukosa nasal akan mengalami trauma, fiksasi kateter akan memberi tekanan pada

nostril, maka kateter harus diganti tiap 8 jam dan diinsersi kedalam nostril lain, dapat terjadi distensi lambung, terjadi iritasi selaput lendir nasofaring, aliran dengan lebih dari 6 liter/mnt dapat

menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, serta kateter mudah tersumbat dan tertekuk.

(16)

Prosedur Kateter Nasal

Langkah Rasional

1. Atur posisi pasien senyaman

mungkin memudahkan dalam melakukan tindakan 2. Jaga privacy pasien menjaga kesopanan perawat dan

kepercayaan pasien 3. Dekatkan alat pada tempat

yang mudah dijangkau memudahkan dan melancarkan pelaksanaan tindakan 4. Membebaskan jalan napas

dengan mengisap sekresi syarat utama pemasangan nasal kateter adalah jalan nafas harus bebas untuk memudahkan memasukkan kateter.

5. Atur posisi pasien dengan

kepala ekstensi jalan nafas lebih terbuka , pasien lebih nyaman, kateter lebih mudah dimasukkan

6. Untuk memperkirakan dalam kateter, ukur antara lubang hidung sampai keujung telinga

untuk memastikan ketepatan kedalaman kateter

(17)

7. Bila ujung kateter terlihat di belakang ovula, tarik kateter sehingga ujung kateter tidak terlihat lagi

untuk memastikan ketepatan kedalaman kateter

8. Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai kebutuhan

Mencegah kekeringan pada membran mukosa nasal dan membran mukosa oral serta sekresi jalan nafas

9. Mengatur volume oksigen sesuai kebutuhan

menjamin ketepatan dosis dan mencegah terjadinya efek samping 10. Beri pelicin atau jelly pada ujung

nasal kateter

memudahkan dan mencegah iritasi dalam pemasangan kateter

11. Gunakan plester untuk fiksasi kateter antara bibir atas dan lubang hidung

mencegah kateter terlepas dan menjamin ketepatan posisi kateter 12. Observasi tanda iritasi lubang,

pengeringan mukosa hidung, epistaksis, dan kemungkinan distensi lambung.

terapi oksigen menyebabkan mukosa nasal mengering, epistaksis dan

distensi lambung. Deteksi dini mengurangi risiko efek samping

(18)

13. Kateter diganti tiap 8 jam dan dimasukkan ke lubang hidung yang lain jika mungkin

mengurangi iritasi mukosa hidung,menjamin kepatenan kateter

(19)

c. Masker oksigen

Merupakan

peralatan

yang

digunakan

untuk

memberikan

oksigen,

dan

kelembaban

yang

dipanaskan. Ada dua jenis utama masker oksigen,

yaitu: konsentrasi tinggi dan konsentrasi rendah.

(20)

Memberikan aliran dengan frekuensi cukup tinggi untuk memberikan 2 atau 3 kali volume inspirasi pasien. Alat ini cocok untuk pasien dengan pola nafas pendek dan pasien yang mengalami hipoksia karena ventilator. Contoh masker oksigen yang berkonsentrasi tinggi, yaitu maker venturi. Masker ini paling akurat dan dapat diandalkan sehingga memungkinkan aliran udara ruangan bercampur dengan aliran oksigen yang telah ditetapkan.

(21)

Keuntungan

‽ Konsentrasi oksigen yang diberikan konstan / tepat sesuai dengan

petunjuk pada alat

‽ FiO2 tidak dipengaruhi oleh pola ventilasi, serta dapat diukur

dengan O2 analiser

‽ Temperatur dan kelembaban gas dapat dikontrol

‽ Tidak terjadi penumpukan CO2.

Kerugian

‽ Mengikat

‽ Harus diikat dengan kencang untuk mencegah oksigen mengalir

kedalam mata

‽ Tidak memungkinkan makan atau batuk, masker harus dilepaskan

bila pasien makan, minum, atau minum obat

‽ Bila humidifikasi ditambahkan gunakan udara tekan sehingga

(22)

1. Membebaskan jalan nafas dengan menghisap sekresi 2. Atur posisi pasien

3. Membuka aliran regulator untuk menentukan tekanan oksigen

sesuai dengan kebutuhan

4. Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan, terapi O2

dengan masker venturi mempunyai efektifitas aliran 2-15 liter/menit dengan konsentrasi O2 24- 60 % (Metode ini

memungkinkan konsentrasi oksigen yang konstan untuk dihirup yang tidak tergantung pada kedalaman dan kecepatan

pernafasan)

5. Memasang venturi mask pada daerah lubang hidung dan mulut 6. Mengikat tali venturi mask dibelakang kepala melewati bagian

atas telinga

7. Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup

(23)

Contohnya masker wajah sederhana

Masker wajah re-breathing

(24)

a. Masker wajah sederhana

Digunakan untuk konsentrasi oksigen rendah sampai sedang.

Merupakan alat pemberian oksigen jangka pendek, kontinyu atau selang seling. Aliran 5 – 8 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen 40 – 60%.

Keuntungan

Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlubang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol.

Kerugian

Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari 40%, dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah. Menyekap, tidak memungkinkan untuk makan dan batuk.Bisa terjadi aspirasi bila

pasien mntah. Perlu pengikat wajah, dan apabila terlalu ketat

menekan kulit dapat menyebabkan rasa pobia ruang tertutup, pita elastik yang dapat disesuaikan tersedia untuk menjamin keamanan dan kenyamanan.

(25)

Langkah Rasional

Membebaskan jalan nafas dengan

menghisap sekresi bila perlu syarat terapi oksigen adalah jalan nafas harus bebas, jalan nafas yang bebas menjamin aliran oksigen lancar

Atur posisi pasien meningkatkan kenyamanan dan memudahkan pemasangan

Membuka regulator untuk

menentukan tekanan oksigen sesuai dengan kebutuhan 5-8 liter/menit

Mencegah kekeringan pada membran mukosa nasal dan

membran mukosa oral serta sekresi jalan nafas, menjamin ketepatan dosis, dan mencegah penumpukan CO2

Atur tali pengikat sungkup

menutup rapat dan nyaman jika perlu dengan kain kasa pada daerah yang tertekan

mencegah kebocoran sungkup,

(26)

b. Masker wajah rebreathing

Suatu teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu 35 – 60% dengan aliran 6 – 15 liter/mnt , serta dapat meningkatkan nilai PaCO2.

Keuntungan

Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir.

Kerugian

Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, kantong oksigen bisa terlipat atau terputar atau mengempes, apabila ini terjadi dan aliran yang rendah dapat menyebabkan pasien akan menghirup sejumlah besar karbondioksida. Pasien tidak

memungkinkan makan minum atau batuk dan menyekap, bisa terjadi aspirasi bila pasien muntah, serta perlu segel pengikat.

(27)

Langkah Rasional

Membebaskan jalan nafas dengan menghisap sekresi.

Atur posisi pasien

Menghubungkan selang oksigen pada humidifier

Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai dengan kebutuhan

Mengatur aliran oksigen sesuai kebutuhan

(28)

Isi O2 kedalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantong dengan sungkup minimal 2/3 bagian kantong reservoir. Sesuai dengan aliran O2

kantong akan terisi waktu ekspirasi dan hampir kuncup waktu inspirasi

mencegah kantong terlipat, menjaga kepatenan sungkup, mencegah penumpukan CO2 yang terlalu banyak

. Mengikat tali masker O2 dibelakang kepala melewati bagian atas telinga

menjaga kepatenan sungkup, mencegah iritasi mata

Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup dan tali pengikat

untuk mencegah iritasi kulit Muka pasien dibersihkan tiap 2 jam observasi terhadap

iritasi,muntah,aspirasi akibat terapi, dan menjaga

kenyamanan pasien

Sungkup dibersihkan/diganti tiap 8 jam menjaga kepatenan alat, mencegah infeksi,

(29)

c. Masker wajah non re-breathing

Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen yang tinggi mencapai 90 % dengan aliran 6 – 15 liter/mnt. Pada prinsipnya

udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi, udara ekspirasi dikeluarkan langsung ke atmosfer melalui satu atau lebih katup, sehingga dalam kantong konsentrasi oksigen menjadi tinggi.

Keuntungan :

Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapi 90%, tidak mengeringkan selaput lendir.

Kerugian :

Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah. Kantong

oksigen bisa terlipat atau terputar, menyekap, perlu segel pengikat, dan tidak memungkinkan makan, minum atau batuk, bisa terjadi aspirasi bila pasien muntah terutama pada pasien tidak sadar dan anak-anak.

(30)

Prosedur Masker Wajah

Non Re-breathing

Langkah Rasional

Membebaskan jalan nafas dengan menghisap sekresi

Atur posisi pasien

Membuka regulator untuk menentukan

tekanan oksigen sesuai dengan kebutuhan menjaga kelembaban udara, mencegah iritasi mukosa jalan nafas dan mulut

Mengatur aliran oksigen sesuai kebutuhan , terapi oksigen dengan sungkup non

rebreathing mempunyai efektifitas aliran 6-7 liter/menit dengan konsentrasi O2 (FiO2) 55-90 %

menjaga kepatenan sungkup, menjamin ketepatan dosis

Isi O2 kedalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantong dengan sungkup minimal 2/3 bagian kantong reservoir.

mencegah kantong terlipat, terputar

(31)

Mengikat tali non rebreathing mask dibelakang kepala melewati bagian atas telinga.

mencegah kebocoran sungkup

Memasang kapas kering pada

daerah yang tertekan sungkup dan tali pengikat

untuk mencegah iritasi kulit

Muka pasien dibersihkan tiap 2

jam. observasi terhadap iritasi,muntah,aspirasi akibat

terapi, dan menjaga kenyamanan pasien

Sungkup dibersihkan/diganti tiap

8 jam menjaga kepatenan alat, mencegah infeksi, meningkatkan

(32)

a. Keracunan Oksigen

Keadaan ini dapat merusak struktur jaringan paru seperti

atelektasis dan kerusakan surfaktan. Akibatnya proses difusi di paru akan terganggu. Keracunan oksigen ini dapat terjadi bila oksigen diberikan dengan fraksi lebih dari 50% terus-menerus selama 1-2 hari. Apabila O2 80-100% diberikan kepada manusia selama 8 jam atau lebih, saluran pernafasan akan teriritasi,

menimbulkan distres substernal, kongesti hidung, nyeri tenggorokan dan batuk.

b. CO2 Narkosis

pemberian konsentrasi oksigen yang tinggi akan menyingkirkan dorongan bernafas yang sudah dibentuk sebagian besar oleh

tekanan oksigen rendah yang kronis pasien. Akibat penurunan ventilasi alveolar tersebut dapat menyebabkan peningkatan

progresif tekanan karbondioksida (PaCO2), akhirnya mengarah pada kematian akibat narkosis CO2 dan asidosis.

(33)

c.

Microatelektasis

Disebabkan oleh penurunan gas nitrogen dan surfaktan

di alveoli.

d.

Depresi nafas

pemberian oksigen konsentrasi tinggi bukannya

membantu, tapi kemungkinan dapat menekan ventilasi

akibat loss of “ Hypoxic drive “

e. Meledak dan Kebakaran

Karena oksigen mempunyai sifat kombusi (mudah

terbakar), selalu ada bahaya api ketika menggunakan

oksigen. Letakkan O2 tube jauh dari sumber api dan sinar

matahari langsung.

Referensi

Dokumen terkait

Sunarti, Arsyad, M., dan Sulistiawaty, 2015, Studi Tentang Pergerakan Tanah Berdasarkan Pola Kecepatan Tanah Maksimum (Peak Ground Velocity) Akibat Gempa Bumi

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Memaksimalkan keuntungan perusahaan jika menggunakan G-CESS ,meningkatkan produktivitas dengan mencegah kondisi abnormal peralatan dan fasilitas listrik serta mencegah penurunan

Berdasarkan pada hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan berupa : 1) Green advertising secara signifikan berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian produk hijau. Ini

Masalah yang sering terjadi pada sistem perawatan kendaraan dan peralatan operasional di unit PKP-PK adalah sering terjadi salah penulisan dalam proses pengajuan permintaan

Analisis komponen utama (AKU) terhadap rataan spektrum inframerah yang dihasilkan dari kombinasi segitiga kisi 6 ekstrak SDSBL menghasilkan jumlah proporsi kumulatif KU 1 dan KU

Pada alat tenun ini benang lusi dalam posisi vertikal dan selalu tegang karena ada pemberat atau beban, sedangkan benang pakan disisipkan dengan suatu alat yang disebut

Apabila pengendalian intern penjualan kredit sudah baik dan jelas maka dalam pengelolaan piutangnya perusahaan akan dimudahkan karena tidak menghasilkan dampak buruk