• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih bengkel resmi sepeda motor Honda : studi kasus pada bengkel resmi sepeda motor Honda AHASS Akur Motor Jl. Raya Ahmad Yani No. 124 Pringsewu, Tanggamus-Lampung - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih bengkel resmi sepeda motor Honda : studi kasus pada bengkel resmi sepeda motor Honda AHASS Akur Motor Jl. Raya Ahmad Yani No. 124 Pringsewu, Tanggamus-Lampung - USD Repository"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMILIH

BENGKEL RESMI SEPEDA MOTOR HONDA

Studi Kasus Pada Bengkel Resmi Sepeda Motor Honda

AHASS Akur Motor JL. Raya Ahmad Yani NO.124

Pringsewu, Tanggamus-Lampung

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

BEKNEDIKTUS ALEX APRIANDI NIM : 012214015

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

(2)
(3)
(4)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

“Yesus Kristus, Allah sembahanku”

“ Papa, Mama, Kokoh Anton, dan Dedek Linda yang tercinta”

“Keluarga besar Partowidjojo dan Lauw Simin”

“Semua pihak yang telah berjasa dalam penulisan karya tulis ini”

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun dan saya

tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah karya

ilmiah.

Yogyakarta, 29 Desember 2006

Penulis

BEKNEDIKTUS ALEX APRIANDI

(6)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN

DALAM MEMILIH BENGKEL RESMI SEPEDA MOTOR

HONDA

Studi Kasus Pada Bengkel AHASS Akur Motor

BEKNEDIKTUS ALEX APRIANDI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih bengkel resmi sepeda motor Honda. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 100 orang responden.

Penulis menggunakan beberapa teknik dalam mengumpulkan data, yaitu kuisioner, wawancara, dan observasi, sedangkan untuk analisis data, penulis menggunakan tehnik analisis regresi Linier Sederhana (uji t) dan analisis Regresi Linier Berganda (uji F).

Berdasarkan analisi data menunjukan bahwa : (1) Ada pengaruh yang signifikan variabel kualitas pelayanan terhadap keputusan konsumen dalam memilih bengkel resmi sepeda motor Honda; (2) Ada pengaruh yang signifikan variabel kenyamanan terhadap keputusan konsumen dalam memilih bengkel resmi sepeda motor Honda ; (3) Ada pengaruh yang signifikan variabel lokasi terhadap keputusan konsumen dalam memilih bengkel resmi sepeda motor Honda ; (4) Ada pengaruh yang signifikan variabel kesigapan karyawan dalam menanggapi keluhan konsumen terhadap keputusan konsumen dalam memilih bengkel resmi sepeda motor Honda; (5) Ada pengaruh yang signifikan variabel biaya terhadap keputusan konsumen dalam memilih bengkel resmi sepeda motor Honda ; (6) Ada pengaruh yang signifikan apabila diuji bersama-sama variabel kualitas pelayanan, lokasi, kesigapan karyawan dalam menanggapi keluhan konsumen, dan biaya servis terhadap keputusan konsumen dalam memilih bengkel resmi sepeda motor Honda.

(7)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE FACTORS

INFLUENCING THE CONSUMER CHOICE OF ASTRA HONDA AUTHORIZED SERVICE STATION

Case Study at AHASS AKUR MOTOR service center BEKNEDIKTUS ALEX APRIANDI

SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA

2007

The aim of the research was to determine the factors influence the consumers in choosing astra Honda authorized service station. The data were gathered by using questionnaire, interview and observation. For data analysis, a Simple Linear Regression (t-test) and Multiple Linear Regression analysis (F-test) were used.

Based on the data analysis, it can be concluded that: (1) There was a significant influence of the costumer service quality variable toward consumer’s decision in choosing Astra Honda Authorized Service Station; (2) There was a significant influence of the convenience variable toward consumer’s decision in choosing Astra Honda Authorized Service Station; (3) There was significant influence of the location variable toward consumer’s decision in choosing Astra Honda Authorized Service Station; (4) There was a significant influence of employees responsiveness complain from consumer’s variable toward consumer’s decision in choosing Astra Honda Authorized Service Station; (5) There was a significant influence of service charge variable toward consumer’s decision in choosing Astra Honda Authorized Service Station; (6) There were a significant effects of all variable mentioned above, including service quality, convenience, location, employees responsiveness complain from consumer’s and service charge toward consumer’s decision in choosing Astra Honda Authorized Service Station.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku atas segala

anugerah, berkat dan kasih karuniaNya yang melimpah dalam penulisan skripsi

yang berjudul “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam

Memilih Bengkel Resmi Sepeda Motor Honda”, juga ucapan terima kasih kepada

semua pihak atas nasihat, dukungan dan doanya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dengan segala keterbatasan dalam pengetahuan dan pengalaman, penulis

menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Dalam

kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

dimana penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak. Ucapan terima kasih yang tulus penulis

kepada :

1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Yudi Yuniarto. SE.MBA, selaku Dosen Pembimbing I yang selalu

dengan senang hati dan penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan dan

pengarahan, koreksi dan saran selama penulisan sampai skripsi ini

terselesaikan.

(9)

3. Bapak Drs. L. Bambang H.M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang dengan

senang hati selalu memberikan bimbingan, pengarahan, koreksi, ketelitian

dan saran selama penulisan sampai skripsi ini terselesaikan.

4. Bapak drs. P. Rubiyatno.M.M selaku dosen penguji dan dosen pembimbing

selama KKP, terimakasih atas saran dan kritikan atas sekripsi ini, serta

bimbingannya selama KKP.

5. Papa dan Mama tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa,

dorongan, nasihat, perhatian dan setiap pengorbanan materi selama masa

kuliah hingga penulisan skripsi ini akhirnya selesai.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi khususnya Jurusan Manajemen yang telah

memberikan dan mengajarkan ilmu manajemen selama masa perkuliahan.

7. Bapak Andreas Suyatno, selaku pemilik dan pimpinan Bengkel AHASS

Akur Motor yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan

penelitian di sana.

8. Seluruh staf dan karyawan AHASS Akur Motor yang telah membantu

penulis selama melakukan penelitian di sana.

9. Semua responden yaitu pelanggan bengkel AHASS Akur Motor yang telah

banyak membantu penulis dengan mengisi kuesioner untuk melengkapi data

yang diperlukan penulis.

10. Kokoh Anton dan Dede Linda tercinta yang telah memberikan nasehat,

semangat, doa dan pengorbanan materi selama kuliah hingga penulisan

skripsi ini selesai. Alex sayang kalian semua.

(10)

11. Lamdoes Imoet yang telah memberikan cinta, doa, semangat dan dukungan

dalam penyusunan skripsi ini. Aku sangat berterima kasih atas semua

perhatian dan kesabaranmu, terimakasih atas pinjaman komputernya dari

awal sampai skripsi ini selesai. Terimakasih banyak Ito.

12. Om Petrus yang telah membantu dalam mendapatkan ijin penelitian.

13. Mas Panji dan Santoe yang sering meminjamkan motor untuk kuliah, yup

sampai ketemu lagi dirumah, cepat diselesaikan kuliahnya.

14. Mbah Jatno sekeluarga yang telah membimbing dan memperhatikan Alex

selama kuliah di Jogja. Mbah putri makasih ya masakannya enak banget.

15. Pak Pur sekeluarga, yang telah memberikan tempat untuk KKP, terimakasih

atas pengalaman dan perhatian yang diberikan kepada kami semua.

16. Teman-teman KKPku, Indra, Titik, Empi, Luluk yang lucu-lucu terimakasih

atas semuannya.

17. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dan tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu penulis bersedia menerima segala bentuk saran dan kritik demi kesempurnaan

skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi dapat memberikan manfaat dan

referensi bagi pembacanya.

Yogyakarta, 15 Desember 2006

Penulis

B. Alex Apriandi

(11)

DAFTAR ISI

HAL

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Sistematika Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI... 9

A. Pengertian Pemasaran ... 9

(12)

B. Konsep Pemasaran ... 10

C. Pengertian Bauran Pemasaran (Marketing Mix)... 14

D. Pengertian Jasa... 16

E. Perilaku Konsumen ... 20

F. Mengelola Kualitas Jasa ... 28

G. Mutu Jasa... 32

H. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian... 32

I. Hipotesis... 34

BAB III METODE PENELITIAN... 35

A. Jenis Penelitian... 35

B. Lokasi Penelitian ... 35

C. Waktu Penelitian ... 35

D. Subyek dan Obyek Penelitian ... 36

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya... 36

F. Jenis Data... 37

G. Metode Pengumpulan Data ... 37

H. Populasi dan Sampel ... 38

I. Teknik Pengambilan Sampel ... 38

J. Uji Validitas Dan Reabilitas... 40

K. Tehnik Analisis Data... 43

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 47

A. Sejarah Perusahaan ... 47

B. Perkembangan Perusahaan... 48

(13)

C. Lokasi Perusahaan ... 50

D. Tenaga Kerja ... 50

E. Organisasi ... 51

F. Jenis Pekerjaan... 54

G. Pemasaran... 55

H. Keunggulan Servis di Bengkel Resmi Honda... 56

I. Keunggulan Memakai Suku Cadang Asli Honda ... 57

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Analisis Data ... 58

B. Pembahasan ... 80

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN... 85

A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 87

C. Keterbatasan... 88

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(14)

DAFTAR TABEL

HAL

Tabel 5.1 Pernyataan Pelayanan ... 59

Tabel 5.2 Pernyataan Kenyamanan... 59

Tabel 5.3 Pernyataan Lokasi ... 60

Tabel 5.4 Pernyataan Kesigapan Karyawan ... 60

Tabel 5.5 Pernyataan Biaya ... 61

Tabel 5.6 Uji Reliabilitas ... 62

Tabel 5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63

Tabel 5.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 63

Tabel 5.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir... 64

Tabel 5.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan... 65

Tabel 5.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Berkunjung Dalam Waktu Satu Tahun ... ... 65

(15)

DAFTAR GAMBAR

HAL

Gambar II.1 Model Kualitas Jasa... 31

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

1. Surat Pemberitahuan

2. Kuesioner

3. Surat Pernyataan

4. Daftar Riwayat Hidup Pemimpin Perusahaan

Lampiran 2

1. Hasil Analisis Validitas dan Reliabilitas

2. Hasil Penilaian Kuesioner

3. Hasil Pengujian Hipotesis

Lampiran 3

1. Tabel r

2. tabel t 3. tabel F

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Perkembangan yang semakin pesat dibidang otomotif selama

beberapa tahun belakangan ini, membuat persaingan antara produk-produk

kendaraan bermotor, baik dalam hal bentuk, jenis dan merek yang beraneka ragam

dengan spesifikasi masing-masing dari produk tersebut. Inovasi produk pun

semakin berkembang dengan tujuan untuk memberikan kepuasan kepada para

konsumen serta menjaga agar konsumen tetap setia pada produk-produk yang

ditawarkan, berbagai kemudahan pun terus dikembangkan guna memudahkan

para konsumen untuk memperoleh atau mendapatkan produk yang ditawarkan,

seperti pembelian secara kredit, garansi, serta menjamin ketersediaan suku

cadang, perusahaan juga bekerjasama dengan pihak lain untuk menyediakan

bengkel-bengkel servis kendaraan bermotor bagi para konsumennya.

Perkembangan industri otomotif tersebut tidak lepas, dari perkembangan

di bidang teknologi, serta meningkatnya kebutuhan masyarakat akan

produk-produk otomotif untuk memudahkan mobilitas, pergerakan atau perpindahan

mereka dari satu tempat ke tempat yang lain. Fasilitas seperti itu akhir-akhir ini

menjadi kebutuhan yang sangat penting untuk dipenuhi, sebab akan memberikan

banyak kemudahan bagi yang menggunakanya. Kemudahan yang dapat diperoleh

antara lain, mengurangi waktu perjalanan atau mempercepat si pengguna

kendaraan untuk sampai ke tempat yang akan dituju, sehingga dapat mendukung

(18)

kegiatan-kegiatan yang penting atau mendesak yang harus dilakukan pada

tempat-tempat yang relatif jauh dari tempat-tempat tinggal si pengguna. Seiring dengan

perkembangan industri otomotif, semakin terbuka peluang bagi banyak orang

untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru, salah satunya adalah

bengkel-bengkel reparasi kendaraan bermotor yang kehadirannya diharapkan dapat

memenuhi segala kebutuhan konsumen akan jasa perawatan maupun perbaikan

kendaraan bermotor. Kondisi ini sangat berbeda bila dibanding beberapa puluh

tahun yang silam, sebab para pemilik kendaraan bermotor pada saat itu

mengalami kesulitan untuk mendapatkan jasa dari bengkel, apalagi di kota-kota

kecil dan daerah pelosok karena terbatasnya perusahaan-perusahaan jasa yang

berupa bengkel reparasi kendaraan bermotor yang ada.

Semakin berkembangnya industri ini dapat kita lihat dari banyaknya

usaha-usaha jasa perawatan maupun perbaikan (bengkel) kendaraan bermotor

yang bernaung di bawah merek-merek sepeda motor, salah satunya adalah

AHASS Akur Motor. Untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada

konsumen motor AHASS Akur Motor maka banyak didirikan bengkel-bengkel

resmi di bawah rekomendasi dari perusahaan AHASS Akur Motor dengan nama

AHASS Akur Motor. Bagi konsumen pengguna motor AHASS Akur Motor tidak

diharuskan untuk menservis kendaraanya hanya di satu bengkel AHASS Akur

Motor saja, tetapi konsumen bebas memilih bengkel mana yang disukai sesuai

dengan seleranya. Apalagi bengkel AHASS Akur Motor tersebar hampir di setiap

sudut kota, bahkan sampai ke desa-desa. Hal ini tentu saja menyebabkan

(19)

Motor dalam mendapatkan konsumen. Dengan demikian maka para penyedia jasa

reparasi dituntut untuk dapat memberikan yang terbaik bagi para konsumennya

(pengguna jasa) merasa nyaman, serta dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi

para konsumennya. Persaingan yang kompetitif mendorong para penyedia jasa

untuk memikirkan bagaimana cara yang tepat untuk dapat memasarkan jasanya.

Untuk dapat memenangkan persaingan tersebut konsep pemasaran yang

berorientasi kepada konsumen (consumer oriented) yaitu konsep pemasaran yang

bertujuan untuk memberikan kepuasaan terhadap keingginan dan kebutuhan

konsumen harus dimiliki. Kepuasan dan ketidakpuasan merupakan perbedaan

antara harapan dan kinerja yang dirasakan, jadi pada dasarnya kepuasaan

pelanggan berarti bahwa kinerja suatu barang atau jasa sekurang-kurangnya harus

sama dengan apa yang diharapkan. Disamping itu perusahaan jasa tersebut harus

memiliki tiga bagian penting yang harus diperhatikan, (Philip Kotler,1996

:104-108) yaitu : (1) Meningkatkan diferensiasi (perbedaan) kompetitif yaitu dengan

mengembangkan produk jasa dan citra yang berbeda. Perusahaan jasa dapat

menambahkan ciri inovatif untuk memungkinkan produk mereka berbeda. (2)

Meningkatkan mutu jasa, merupakan salah satu cara utama untuk menempatkan

sebuah perusahaan jasa lebih unggul dari pesaingnya yaitu dengan memberikan

pelayanan yang lebih bermutu dibandingkan dengan para pesaingnya. Kuncinya

adalah dengan memenuhi kebutuhan atau melebihi pengharapan konsumen

sasaran mengenai mutu jasa tadi.

Pengharapan konsumen dibentuk berdasarkan pengalaman mereka dan

(20)

pengharapan ini, dan setelah menikmati jasa tadi, mereka akan membandingkan

dengan apa yang mereka harapkan. Bila jasa yang mereka nikmati memenuhi

atau melebihi harapan mereka., mereka akan cenderung memakai lagi pemberi

jasa itu, dan sebaliknya jika yang mereka rasakan kurang dari yang mereka

harapkan, konsumen cenderung meninggalkan atau tidak memakai lagi pembeli

jasa tersebut. Oleh karena itu mutu jasa sangat perlu diperhatikan. (3)

Meningkatkan produktifitas, dengan produktifitas yang tinggi diharapkan akan

dapat melayani konsumen yang lebih banyak dan pada gilirannya juga akan

meningkatkan laba perusahaan.

Dengan demikian, persoalan keputusan konsumen terhadap pemilihan jasa

pelayanan yang diberikan atau disediakan merupakan persoalan yang menarik

untuk diteliti. Hal ini sangat bemanfaat bagi perusahaan agar dapat meningkatkan

kinerjanya (performance) dalam usaha untuk mewujudkan atau memberikan

kepuasan bagi para konsumennya, agar konsumen yang sudah didapat, tidak

beralih ke tempat lain karena mereka sudah puas dengan pelayanan yang telah

diberikan ditempat yang dipilihnya.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk menyusun

penelitian tentang “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen

(21)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik konsumen yang menggunakan jasa bengkel resmi

sepeda motor AHASS Akur Motor.

2. Apakah kualitas pelayanan mempengaruhi konsumen dalam memilih

bengkel resmi sepeda motor AHASS Akur Motor.

3. Apakah kenyamanan bengkel mempengaruhi kosumen dalam memilih

bengkel resmi sepeda motor AHASS Akur Motor.

4. Apakah lokasi bengkel mempengaruhi konsumen dalam memilih bengkel

resmi sepeda motor AHASS Akur Motor.

5. Apakah kesigapan karyawan dalam menanggapi keluhan mempengaruhi

konsumen dalam memilih bengkel resmi sepeda motor AHASS Akur

Motor.

6. Apakah biaya servis mempengaruhi konsumen dalam memilih bengkel

resmi sepeda motor AHASS Akur Motor .

7. Apakah kualitas pelayanan, kenyaman bengkel, lokasi bengkel, kesigapan

karyawan dalam menanggapi keluhan, dan biaya servis mempengaruhi

konsumen dalam memilih bengkel resmi sepeda motor AHASS Akur

Motor.

C. Batasan Masalah

Agar masalah yang diteliti jelas dan tidak meluas maka penulis membuat

(22)

1. Karakteristik konsumen meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan

jenis pekerjaan.

2. Faktor-faktor yang dianggap dapat mewakili faktor yang lain, yaitu:

a. Kualitas pelayanan

b. Kenyamanan bengkel

c. Lokasi bengkel

d. Kesigapan karyawan dalam menanggapi keluhan konsumen

e. Biaya servis

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui karakteristik konsumen yang menggunakan jasa

bengkel resmi sepada motor AHASS Akur Motor.

2. Untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan, kenyamanan bengkel, lokasi

bengkel, kesigapan karyawan dalam menanggapi keluhan, dan biaya servis

mempengaruhi konsumen dalam memilih bengkel resmi sepeda motor

AHASS Akur Motor.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kegunaan atau manfaat

sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan dalam

(23)

2.Universitas Sanata Dharma.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi yang bermanfaat

bagi kepustakaan Universitas Sanata Dharma dan dapat menjadi bahan

pembanding bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian.

3. Penulis.

Melalui penelitian yang dilakukan dapat menerapkan teori-teori yang telah

diperoleh selama perkuliahan untuk menambah pengalaman, wawasan dan

mengatasi masalah di bidang pemasaran..

F. Sistematika Penelitian

BAB I Pendahuluan.

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan

penelitian.

BAB II Landasan Teori.

Bab ini berisi tentang landasan teori penulisan skripsi yang

meliputi uraian secara teoritik tentang masalah penelitian.

Beberapa pokok bahasan diantaranya adalah tentang manajemen,

manajemen pemasaran, konsep pemasaran, bauran pemasaran

(Marketing Mix), pengertian jasa, perilaku konsumen, mengelola

(24)

BAB III Metode Penelitian.

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi penelitian, waktu

penelitian, subjek dan objek penelitian, variabel penelitian, definisi

operasional, data yang dibutuhkan, populasi dan sampel, metode

pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas dan metode analisis

data.

BAB IV Gambaran Umum Perusahaan.

Bab ini berisi tentang sejarah singkat dan perkembangan

perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi, jenis pekerjaan,

pemasaran, keunggulan servis di bengkel resmi Honda dan

keunggulan memakai suku cadang asli Honda.

BAB V Analisis Data dan Pembahasan.

Bab ini berisi tentang pengujian instrumen, pengolahan data dan

analisis data yang meliputi pengujian terhadap hipotesis penelitian.

BAB VI Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari bab-bab sebelumnya atas

hasil penelitian yang telah dilakukan, saran dan keterbatasan

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu unsur yang utama dalam

mengembangkan perusahaan, pemasaran merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan

hidup perusahaan, sebab dengan melakukan aktifitas pemasaran perusahaan akan

memperoleh pendapatan atau laba, yang nantinya dapat digunakan untuk

mengembangan perusahaan.

Sampai saat ini masih banyak masyarakat yang mendefinisikan bahwa

pemasaran itu sama dengan penjualan, padahal pemasaran memiliki arti yang

lebih luas dibandingkan dengan penjualan, yaitu bagaimana kita menampilkan

produk yang baik , harga yang kompetitif, pendistribusian yang efektif sampai

pada usaha promosi yang gencar sehingga diharapkan dapat meningkatkan

penjualan dan tentunya untuk meningkatkan laba yang diperoleh perusahaan

sebagai tujuan utama dari perusahaan.

Beberapa ahli mendefinisikan pemasaran tidaklah hanya sekedar sebagai

penjualan, antara lain:

Menurut Philip Kotler (1993:4):

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana seseorang atau kelompok

memperoleh apa yang mereka butuhkan dan ingginkan melalui penciptaan dan

pertukaran produk dan nilai.

(26)

Menurut William J Stanton (dikutip dalam Swasta, 2006:6):

Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang

dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun

kepada pembeli potensial.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa ada dua

pihak yang terlibat dalam proses pemasaran yaitu produsen dan konsumen.

Produsen melakukan kegiatan pemasaran dengan tujuan untuk mencapai laba

yang maksimal, sedangkan konsumen menginginkan kepuasan yang maksimal

dari barang dan jasa yang mereka konsumsi atau mereka peroleh. Jadi pada

intinya pemasaran merupakan kegiatan interaksi yang berusaha menciptakan

hubungan pertukaran sesuatu yang bernilai bagi pihak-pihak yang melakukanya

dan tentunya dengan harapan agar terpenuhinya kebutuhan sehingga akan

menghasilkan kepuasan.

B. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran adalah sebuah filosofi bisnis yang menentang tiga

orientasi bisnis yaitu konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, dimana

konsep pemasaran menegaskan bahwa untuk mencapai tujuan organisasional yang

ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan

para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai

(27)

konsep pemasaran yang dijadikan dasar untuk mencapai tujuan perusahaan

adalah konsep pemasaran. Konsep pemasaran berorientasi pada kebutuhan dan

keinginan konsumen.

Perusahaan yang sudah menyadari bahwa pemasaran merupakan faktor

yang sangat penting mencapai tujuan perusahaan akan mengetahui ada cara dan

falsafah baru yang terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut konsep

pemasaran (marketing concept). Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran

bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan

konsumen yang berorientasi pada konsumen (consumer oriented). Hal ini

berbeda dengan falsafah bisnis terdahulu yang berorientasi pada konsep produk

(product concept) yang menegaskan bahwa konsumen akan menyukai

produk-produk yang menawarkan ciri paling bermutu, berkinerja dan inovatif, konsep

produksi (production concept) yang menegaskan bahwa konsumen akan

menyukai produk yang tersedia secara luas dan murah, konsep penjualan (sales

concept) yang berkeyakinan bahwa para konsumen dan perusahaan bisnis, jika

dibiarkan, tidak akan secara teratur membeli cukup banyak produk yang

ditawarkan oleh organisasi tertentu. Oleh karena itu, organisasi tersebut harus

melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif (Philip Kotler 2001:19-21).

Apabila orientasi dari konsep-konsep tersebut bertolak dari produk perusahaan

dan memandang sebagai tugas perusahaan adalah penjualan dan promosi untuk

menstimulir volume penjualan yang menguntungkan, maka konsep pemasaran

mengajarkan bahwa kegiatan pemasaran suatu perusahaan harus dimulai dengan

(28)

perusahaan harus merumuskan dan menyusun suatu kombinasi dari kebijakan

produk, harga, promosi dan distribusi sebaik-baiknya agar dapat memuaskan

kebutuhan para konsumennya. Beberapa ahli mendefinisikan konsep pemasaran

sebagai berikut:

Menurut William J Stanton (dikutip dalam Basu Swasta dan T. Hani Handoko,

2000:6)

Konsep pemasaran adalah sebuah filsafat bisnis yang mengatakan bahwa

kepuasan, keinginan dari konsumen adalah dasar kebenaran sosial ekonomi

kehidupan suatu perusahaan.

Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (dikutip dalam Kotler, 1995:15)

Konsep pemasaran adalah usaha pemasaran di mana suatu perusahaan harus

meneliti suatu kebutuhan dan keinginan pasar sasaran yang telah ditetapkan

dengan baik dan memberikan kepuasan kepada pasar sasaran tersebut.

Perusahaan dapat menggunakan beberapa konsep tersebut untuk mencapai

tujuan perusahaan dengan cara memaksimalkan kepuasan konsumen dan atas

semakin membaiknya pelayanan perusahaan tersebut dengan sendirinya

perusahaan akan memperoleh keuntungan. Definisi tersebut menekankan bahwa

konsep pemasaran berorientasi kepada kepuasan konsumen. Konsep pemasaran

juga memiliki tiga unsur pokok (Basu dan T. Hani Handoko, 2000:6-8):

1) Orientasi kepada konsumen

(29)

a. Menentukan kebutuhan pokok (basic need) dari pembeli yang akan

dilayani dan dipenuhi.

b. Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran

penjualan, karena perusahaan tidak mungkin dapat memenuhi

segala kebutuhan pokok konsumen, maka perusahaan harus

memiliki kelompok pembeli tertentu, bahkan kebutuhan tertentu

dari kelompok pembeli tersebut.

c. Menentukan produk dan program pemasaranya. Perusahaan dapat

menghasilkan barang-barang dengan tipe model yang berbeda dan

dipasarkan dengan program pemasaran yang berlainan.

d. Mengadakan penelitian kepada konsumen, untuk mengukur,

menilai dan menafsirkan keinginan, sikap perilaku mereka.

e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah

menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau

model yang menarik.

2. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral (integrateas marketing)

Pengintegrasian kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap orang dan setiap

bagian perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha yang terkoodinir

untuk memberikan kepuasan konsumen, sehinggga tujuan perusahaan

dapat terealisasi. Selain itu harus terdapat juga penyesuaian dan koordinasi

antara produk, harga, saluran distribusi dan promosi untuk menciptakan

hubungan petukaran yang kuat dengan konsumen.

(30)

Faktor yang akan menentukan apakah perusahaan dalam jangka panjang

akan mendapatkan laba ialah banyak sedikitnya kepuasan konsumen yang

dapat dipenuhi., ini tidaklah berarti bahwa perusahaan harus berusaha

memaksimalkan kepuasan konsumen, tetapi perusahaan harus

mendapatkan laba dengan cara memberikan kepuasan kepada konsumen.

C. Pengertian Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Dalam menetapkan strategi pemasaran, terdapat faktor –faktor yang harus

diperhatikan, salah satunya faktor intern tersebut merupakan keputusan tentang

bauran pemasaran (marketing mix), bauran pemasaran merupakan

variabel-variabel yang dapat dikendalikan (controllable) yang dapat dipergunakan

perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dari segmen pasar tertentu

yang dituju perusahaan.

Berikut ini pengertian bauran pemasaran menurut beberapa ahli:

Menurut Philip Kotler (1992:82):

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat yang digunakan perusahaan untuk

mencari tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran.

Menurut Swasta dan T. Hani Handoko, (2000:124):

Bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan inti dari

sistem pemasaran perusahaan, yaitu produk, harga, kegiatan promosi, dan sistem

distribusi.

(31)

Bauran pemasaran adalah sesuatu yang dapat terkontrol, saling berkaitan,

dibaurkan, diorganisir, dan digunakan dengan tepat sehingga perusahaan dapat

mencapai tujuan pemasaran yaitu memuaskan konsumen untuk memperoleh

keuntungan. Bauran tersebut terdiri atas produk (product), harga (price), distribusi

(distribution), promosi (promotion) orang (people), bukti fisik (physical edvince),

dan proses (process).

Berdasarkan definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa bauran pemasaran

(marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang lebih kita kenal dengan

istilah 4P seiring dengan perkembangan jaman, istilah itu kini berubah menjadi

7P1D, yangmeliputi produk (product), harga (price), promosi (promotion), tempat

(palace), orang (people), bukti fisik (physical edvince), dan proses (process). dan

distribusi (distribution), yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan

pemasarannya.

D. Pengertian Jasa

Menurut Philip Kotler (1996:382) definisi jasa adalah:

Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang dapat diberikan oleh suatu pihak ke

pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak pula berakibat pemilikan

(32)

Definisi di atas mengandung suatu pengertian bahwa jasa terdiri dari

tindakan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, serta

jasa memiliki sifat yang tidak bewujud fisik (intangible), artinya jasa tidak dapat

dilihat, dirasa, dicium, didengar atau diraba sebelum dikonusumsi. Jasa juga tidak

menghasilkan kepemilikan, tidak seperti barang, jasa hanya dapat dikonsumsi

tetapi tidak dapat dimiliki. Produk jasa tidak dapat dilihat penggunaaanya, tetapi

dapat dirasakan manfaatnya. Pemasaran jasa berbeda dengan pemasaran produk

yang berbentuk barang. Hal ini dilakukan karena karakteristik yang berbeda

antara barang dan jasa.

Jasa memiliki empat karakteristik utama yang membedakannya dari

barang, yaitu:

1.Intangibility

Jasa adalah sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat diraba atau

sesuatu yang tidak dengan mudah didefinisikan, diformulasikan atau dipahami

secara rohaniah, berbeda dengan barang, jika barang merupakan suatu objek, alat,

atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, kinerja (performance) atau usaha.

Bila barang dapat dimiliki maka jasa hanya dapat dikonsumsi tetapi tidak dimiliki.

2. Inseparability

Umumnya jasa produksi dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan. Jasa

biasanya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara

simultan. Barang biasanya diproduksi dan dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa

dilain pihak, umumnya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi dan

(33)

merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa. Kedua pihak mempengaruhi hasil

dari jasa tesebut, dalam hubungan penyedia jasa dan pelanggan ini. Efektivitas

individu yang menyampaikan jasa merupakan unsur penting. Dengan demikian,

kunci keberhasilan bisnis jasa ada pada proses rekrutmen, kompensasi, pelatihan

dan pengembangan karyawan.

3.Variability

Jasa besifat sangat variabel karena merupakan non standardized output,

artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung pada siapa, dan di

mana jasa tersebut dihasilkan. Para pembeli jasa sangat peduli dengan variailitas

yang tinggi dan sering kali mereka meminta pendapat orang lain sebelum

memutuskan untuk memilih. Dalam hal ini penyedia jasa dapat melakukan tiga

tahap dalam pengendalian kualitasnya, yaitu:

a) Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personil yang baik

b) Melakukan standarisasi proses pelaksanan jasa (service

performance-process). Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menyiapkan suatu

cetak biru (blue-print) jasa yang menggambarkan peristiwa dan

proses data dalam suatu diagram alur, dengan tujuan untuk

mengetahui faktor-faktor potensial yang dapat menyebabkan

kegagalan dalam jasa tersebut.

c) Memantau kepuasan pelanggan melalui system saran dan keluhan,

survei pelanggan, sehingga pelayanan yang kurang baik dapat

(34)

4. Perishability

Jasa merupakan kombinasi tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan atau

ditimbun, karena setiap peristiwa biasanya hanya sekali terjadi dalam jangka

waktu tetentu. Hal ini tidak menjadi masalah bila permintaanya tetap karena

mudah untuk menyiapakan pelayanan terhadap permintaan tersebut sebelumnya.

Bila permintaan berfluktuasi, berbagai permasalahan muncul berkaitan dengan

kapasitas menganggur (saat pemintaan sepi) dan pelanggan tidak terlayani dengan

resiko mereka kecewa atau beralih ke penyedia jasa lainnya (saat permintaan

puncak). (Fandy Tjiptono,1997:136-137).

Produk jasa secara umum dapat digolongkan menjadi dua golongan besar yaitu :

1. Jasa Industri (Industrial Service)

Jasa industri ini disediakan untuk organisasi dalam bentuk yang luas,

termasuk pengolahan, pertambangan, pertanian, organisasi non laba dan

pemerintah.

2. Jasa Konsumen (Consumer Service)

Jasa ini banyak digunakan secara luas dalam masyarakat, jasa konsumsi

ini dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu:

a. Jasa Konvenien

Jasa konvenien adalah jasa konsumsi pembeliannya sering dan masyarakat

membelinya dengan usaha yang minimal. Lokasi biasanya merupakan

variabel pemasaran yang penting bagi jasa konsumen dalam pembelian

(35)

b. Jasa Shopping

Adalah jasa konsumsi yang dipilih atau dibeli oleh masyarakat sesudah

mengadakan perbandingan kualitas, harga dan reputasi. Konsumen

membutuhkan informasi untuk membandingkan jasa shopping sehingga

komunikasi lebih penting dari pada lokasi variabel pemasaran.

c. Jasa Spesial

Jasa sepesial adalah jasa konsumsi dimana dalam pembeliannya, pembeli

harus melakukan usaha pembelian khusus dengan cara tertentu atau

dengan pembayaran yang lebih besar. Titik berat usaha pemasaran ini

harus diletakan pada pengembangan produk dan pemuasan konsumen.

Pengembangan produk atau jasa-jasa ini dapat berarti memberikan waktu

dan perhatian kepada pelanggan yang memerlukanya, yang penting jasa

tersebut harus dilaksanakan lebih baik dari pesaing.

Beberapa elemen mengenai pemasaran dalam produk jasa meliputi

(Basu Swastha,1987:8):

1. Sikap dan keputusan konsumen yaitu kegunaan nilai dan nilai barang

jasa yang tersedia sesuai dengan kemampuan mereka membayar.

2. Sikap dan keputusan produsen yaitu produk jasa yang dijual atau

ditawarkan dalam situasi bisnis jangka panjang.

3. Cara produsen dalam mengkomunikasikan produkanya dengan

(36)

E. Perilaku Konsumen

1. Pengertian perilaku konsumen

Salah satu yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam memasarkan

produknya adalah tentang perilaku konsumen, perusahaan harus memahami

tentang perilaku pembelian oleh konsumen. Di mana kita ketahui bahwa

konsumen sangat heterogen dilihat dari usia, pekerjaan, tingkat pendidikan,

tingkat pendapatan, dan juga selera. Sehingga para pelaku pasar perlu

membeda-bedakan konsumen menjadi kelompok-kelompok atau melakukan segmentasi

pasar sasaran, dan mengembangkan produk dan jasa sesuai dengan kebutuhan

mereka.

Pengertian perilaku konsumen menurut Swastha dan Handoko (1987:5)

adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam

mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa, termasuk di dalamnya termasuk

proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan

tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas terdapat dua elemen yang penting dari

perilaku konsumen, yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik yang

semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan menggunakan

barang-barang dan jasa. Proses pengambilan keputusan disini tidak hanya

menyangkut kegiatan-kegiatan yang tampak jelas dan mudah diamati, tetapi juga

menganalisis kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diamati dan selalu menyertai

(37)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. (Basu Swastha Dan T.

Hani Handoko 2000:57-94):

a. Faktor-faktor intern (faktor psikologis)

1. Motivasi

Motivasi adalah kaedah dalam pribadi seseorang yang mendorong

keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiaan tertentu guna

mencapai tujuan .Tiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang itu

didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri seseorang tersebut,

kekuatan inilah kita sebut motif.

2. Pengamatan

Pengamatan adalah suatu proses dimana konsumen (manusia)

menyadari dan menginterprestasikan aspek lingkunganya, atau dapat

dikatakan sebagai poses peneimaan dan adanya rangsangan di dalam

lingkungan intern dan ekstern, sehingga pengamatan bersifat aktif.

Jadi, pengamatan adalah reaksi orientatif terhadap

rangsangan-rangsangan, walaupun rangsangan tersebut berupa benda asing, justru

asing karena belum pernah dialaminya.

3. Belajar

Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan-perubahan perilaku

yang terjadi sebagai hasil akibat adanya pengalaman.

Perubahan-perubahan perilaku tersebut bersifat tetap atau permanen dan besifat

lebih fleksibel. Hasil belajar ini akan memberikan tanggapan tertentu,

(38)

tertentu. Perilaku yang dipelajari tidak hanya menyangkut sikap,

emosi, kepribadian, kriteria penilaian, dan banyak faktor lain yang

mungkin tidak dapat ditujukan dengan kegiatan yang tampak.

4. Kepribadian dan konsep diri

Sampai sekarang, definisi mengenai kepribadian (personality)

belum ada yang diakui secara umum, karena konsep kepribadian itu

rupa-rupanya adalah suatu konsep yang sedemikian luasnya, sehingga

merupakan suatu bangun yang tidak mungkin dapat dirumuskan dalam

suatu definisi yang tajam tetapi dapat mencakup keseluruhanya.

Sebenarnya kepribadian adalah organisasi dari faktor-faktor biologis,

psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu.

Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan lain-lain ciri

sifat atau watak yang khas yang menentukan perbedaan perilaku dari

tiap-tiap individu yang berkembang apabila orang tadi berhubungan

dengan orang lain.

5. Sikap

Sikap (attitude) seseorang adalah predisposisi (kecenderungan)

untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan, yang

memulai atau membimbing tingkah laku orang tersebut. Jadi secara

definitivesikap berarti suatu keadaan jiwa (mental) dan keadaaan pikir

(neural) yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan teerhadap

suata objek, yang diorganisir melalui pengalaman serta mempengaruhi

(39)

global bagi kepentingan pemasaran, sehingga William G. Nichels

(1979:178), dalam bukunya Principle of Marketing, a broadned

concept of marketing, telah memberikan definisi dari sikap yang

diterapkan pada pemasaran sebagai berikut : “Sikap adalah suatu

kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran

produk dalam masalah-masalah yang baik ataupun yang kurang baik

secara konsekuen”.

b. Faktor ekstern

1. Kebudayaan dan kebudayaan khusus

Kebudayaan menurut ilmu antropologi adalah keseluruhan sistem

gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam angka kehidupan

masyarkat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

Kebudayaan ini sifatnya sangat luas dan menyangkut segala aspek

kehidupan manusia, mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,

moral, hukum, adat istiadat, dan lain sebagainya yang didapatkan oleh

manusia sebagai anggota masyarakat.

Berikut ini William J. Stanton mendefinisikan kebudayaan sebagai

berikut, “kebudayaan adalah simbol dan fakta yang kompleks, yang

diciptakan oleh manuisa, diturunkan dari generasi kegenerasi sebagai

penentu peilaku manusia dalam masyarakat yang ada”.

Berdasarkan definisi diatas kebudayaan, dimiliki oleh setiap

masyarakat, bedanya hanyalah kebudayaan masyarakat berbeda anatara

(40)

sempurna dibandingkan kebudayaan masyarakat yang lainya, di dalam

perkembangn untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dalam suatu masyarakat yang mempunyai jumlah anggota yang

besar serta memiliki daerah yang luas, biasanya terdapat

perbedaan-perbedaan kebudayaan dalam berbagai bidang, diberbagai daerah

tersebut. Kebudayaan yang khusus ada pada suatu golongan masyarakat

yang berbeda dari kebudayaan golongan masyarakat maupun

kebudayaan seluruh masyarakat, tentu saja mengenai beberapa bagian

yang tidak pokok, hal ini dinamakan kebudayaan khusus (subculture).

2. Kelas sosial

Sistem terjadinya lapisan-lapisan dalam masyarakat dikenal dengan

istilah pelapisan sosial (social startificatiaon). Jadi pelapisan sosial,

menurut ahli sosiaologi Pitrin A. Sorokin, adalah pembedaan penduduk

atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (secara hirarki).

Pengertian kelas sosial dalam hal ini adalah sama dengan pelapisan

sosial, tanpa membedakan apakah dasar pembagian kelas itu uang, tanah

kekuasaan, atau dasar lainya.

Ukuran atau kriteria yang biasanya dipakai untuk

mengolong-golongkan anggota mayarakat ke dalam kelas-kelas tertentu adalah: (1)

kekayaan, (2) kekuasaan, (3) kehormatan, dan (4) ilmu pengetahuan.

Masyarakat kita pada dasarnya dapat dikelompokan ke dalam tiga

(41)

(a) Golongan atas, yang termasuk ke dalam golongan ini antara lain:

pengusaha-pengusaha kaya dan pejabat-pejabat tinggi.

(b) Golongan menengah, yang termasuk ke dalam golongan ini antara

lain: karyawan instasi pemerintah, penguasaha menengah.

(c) Golongan rendah, yang termasuk ke dalam golongan ini antara lain:

buruh-buruh pabrik, pegawai rendah, tukang becak, dan pedagang

kecil.

Pembagian masyarakat di atas bersifat relatif karena sulit untuk

dikuantifikasiakan secara pasti. Dasar yang dipakai dalam

penggolongan ini adalah: tingkat pendapatan, macam perumahan,

dan lokasi tempat tinggal.

Perilaku konsumen antara kelas sosial yang satu akan berbeda

dengan kelas yang lain, karena golongan kelas sosial in menyangkut

aspek-aspek sikap yang berbeda-beda. Oleh sebab itu pembagian

kelas sosial dapat digunakan variabel yang bebas (independent)

untuk mensegmentasi tanggapan konsumen terhadap kegiatan

pemasaran perusahaan.

3. Kelompok Sosial dan Kelompok Referensi

Manusia sejak dilahirkan telah mempunyai dua keinginan yang

menyebabkan mengapa ia hidup berkelompok dalam masyarakat,

yaitu

a) Keinginan untuk menjadi satu dan berinteraksi dengan manusia

(42)

b) Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.

Kedua keinginan ini yang menimbulkan kelompok-kelompok

sosial (social groups) di dalam kehidupan ini, karena manusia tidak

mngkin dapat hidup sendiri. Kelompok-kelompok sosial tersebut

adalah kesatuan sosial yang menjadi tempat individu-individu

berinteraksi satu sama lain, karena adanya hubungan diantara mereka.

Kelompok referensi (reference group) adalah kelompok sosial

yang menjadi ukuran seseorang (bukan anggota kelompok tersebut

untuk membentuk kepribadian dan perilakunya). Dengan perkataan

lain, merupakan kelompok di mana orang lain menjadi anggota, atau

dengan mana orang lain mengidentifikasikan dirinya.

4. Keluarga

Istilah keluarga (family) dipergunakan untuk

menggambarkan berbagai macam bentuk rumah tangga.

Macam-macam bentuk keluarga adalah:

a) Keluarga inti (nuclear family). Menunjukan lingkup keluarga yang

meliputi ayah, ibu dan anak-anak yang hidup bersama.

b) Keluaraga besar (extended family). Yaitu keluarga inti yang

ditambah dengan orang-orang yang mempunyai ikatan saudara

dengan keluarga tersebut sepeti; kakek, nenek, paman, bibi, dan

menantu.

Dalam pasar konsumen keluargalah yang banyak

(43)

menurut macam barang yang dibelinya. Dalam wewenang untuk

memutuskan pembelian antara suami dan isteri yang tergantung

dari tipe keluarga, yang umumnya dapat dibagi menjadi empat tipe

keluarga, yaitu:

a. Otonomi (autonomic), jumlah keputusan yang diamil suami dan

istri masing-masing sama banyaknya.

b. Dominasi suami (husband dominant), sebagian besar keputusan

untuk membeli diputuskan oleh suami, hal ini dapat dibedakan

lagi dimana suami berkuasa penuh dan istri tergantung dari

suami, serta suami seakan-akan berkuasa akan tatapi sebenarnya

tergantung dari istri.

c. Dominasi istri (wife domination), sebagian besar pembelian

untuk keluarga diputuskan oleh istri, hal ini juga dibedakan

dalam dua ha, yaitu suami ditekan oleh istri, dan istri berkuasa

sedangkan suami tergantung pada istri.

d. Setara atau bersama (syncratic), sebagian besar keputusan

untuk membeli dilakukan bersama-sama.

F. Mengelola Kualitas Jasa

Perusahaan–perusahaan yang bergerak di bidang jasa, untuk dapat

menempatkan diri sebagai perusahaan yang lebih baik dari pesaingnya, salah satu

caranya adalah dengan memberikan pelayanan yang lebih bermutu (kualitas jasa

(44)

Kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau

pelayanan yang berpengaruh pada kemampunnya untuk memuasakan kebutuhan

yang dinyatakan atau tersirat (Philip Kotler, 1997:49). Kualitas jasa sendiri

dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu jasa yang dirasakan (perceived service) dan

jasa yang diharapkan (expected service). Bila jasa yang dirasakan lebih kecil

dibandingkan dengan jasa yang diharapkan, maka para pelanggan menjadi tidak

tertarik lagi pada penyedia jasa yang bersangkuta. Sedangkan bila terjadi

sebaliknya, maka ada kemungkinan para pelanggan akan menggunakan penyedia

jasa itu lagi (Fandy Tjiptono, 1997:146)

Ada tiga pakar pemasaran jasa, yaitu Berry, Pasuraman, dan Zeitham

(dikutip dalam Fandy Tjiptono,1997 : 146-147) mereka melakukan penelitian

mengenaiCustomer Perceived Qualitypada empat jenis industri jasa, yaitu, retail

banking,credit card,scurityes brokerage, danproduct repair and maintanenance.

Dalam penelitian tersebut mereka mengidentifikasikan lima gap yang

menyebabkan kegagalan penyampaian jasa (lihat gambar II.1). kelima gap

(kesenjangan) yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Gap antara harapan konsumen dengan persepsi manajemen

Pada kenyataanya pihak manajemen suatu perusahaan tidak selalu

dapat merasakan atau memahami apa yang diinginkan para

pelangganya secara tepat. Akibatnya manajeman tidak dapat

mengetahui bagaimana suatu jasa sebenarnya didesain, dan jasa-jasa

(45)

2. Gap antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan

spesifikasi kualitas jasa.

Sering kali manajemen mampu memahami secara tepat apa yang

diinginkan oleh pelanggan, tetapi merek tidak menyusun suatu standar

suatu kinerja tertentu. Yang jelas, hal ini bisa dikarenakan tiga faktor,

yaitu tidak adanya komitimen total manajemen terhadap kualitas jasa,

kekurangan sumber daya, atau karena adanya kelebihan permintaan.

3. Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa

Ada beberapa penyebab terjadinya gap ini, misalnya karyawan

kurang terlatih (belum menguasai tugasnya), beban kerja melampaui

batas, tidak dapat memenuhi standar kerja, bahkan tidak mau

memenuhi setandar kerja yang ditatapkan. Selain itu mengkin

karyawan dihadapkan pada standar-standar yang sering kali

bertentangan satu sama lain.

4. Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal

Seringkali harapan pelanggan dipengaruhi oleh iklan dan

pernyataan atau janji yang dibuat oleh perusahaan. Resiko yang

dihadapi perusahaan adalah apabila janji yang diberiakan ternyata

tidak dapat dipenuhi.

(46)

Gap ini terjadi apabila pelanggan mengukur kinerja atau

prestasi perusahaan dengan cara berlebihan, bisa juga keliru

(47)

Gambar II.1

Model Kualitas Jasa (Gap Model)

KONSUMEN

Sumber : (dikutip dalam Fandy Tjiptono,1997:148)

G. Mutu Jasa

Komunikasi

Dari mulut ke mulut KebutuhanPersonel

Jasa yang Diharapkan

Komunukasi Eksternal Pengalaman

Yang Lalu

Penyampaian Jasa

Penjabaran Spesifikasi Jasa Yang Dirasakan

(48)

Jika ingin bertahan dan sukses, organisasi jasa harus memberikan hasil

yang memuaskan yang cocok dengan yang diinginkan konsumen. Ini

mencakup mendefinisikan keinginan konsumen tentang hasil yang diinginkan,

bukan pekerjaan mudah dalam kondisi jasa yang tidak berwujud dan

keberadaan konsumen dalam proses produksi. Zeithaml, Parasurasman, dan

Berry menggunakan kelompok fokus untuk menemukan 10 kriteria dalam

mengevaluasi mutu jasa. Ini kemudian diringkas menjadi kategori.

1. Berwujud (penampilan karakteristik fisik)

2. Keandalan (kinerja yang terkait)

3. Daya tanggap (kecepatan dan manfaat)

4. Jaminan (kompetensi,kesopanan, dan kepercayaan)

5. Empati (komunikasi yang baik dan pengertian pelanggan)

H. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Ketika konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk atau jasa,

dalam keputusan pembelian tersebut seringkali ada dua pihak yang terlibat

dalam proses pertukaran atau pembeliannya, pada umumnya ada lima macam

peranan yang dapat dilakukan oleh seseorang, tetapi adakalanya kelima

peranan ini dipegang atau dijalankan oleh satu orang. Namun seringkali pula

peranan tersebut dilakukan oleh beberapa orang. Pemahaman mengenai

masing-masing

peranan ini sangat berguna dalam rangka memuaskan kebutuhan dan

(49)

Kelima peranan tersebut meliputi (Philip Kotler et al.,1996);

1. Pemrakarsa (intiator)

Adalah orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau kebutuhan

yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau

jasa tertentu.

2. Pemberi pengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan, nasihat, atau

pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.

3. Pengambil keputusan (decider), adalah orang yang menentukan keputusan

membeli, misalnya apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara

membeli, atau di mana membelinya.

4. Pembeli (buyer), adalah orang yang melakukan pembelian actual.

5. Pemakai (user), adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang

atau jasa yang dibeli.

Sebuah proses pengambilan keputusan pembelian tidak hanya berakhir

dengan terjadinya transaksi pembelian, akan tetapi diikuti pula oleh tahap perilaku

purnabeli. Dalam tahap ini konsumen merasakan tingkat kepuasan atau tidak,

yang akan mempengaruhi perilaku berikutnya. Seorang konsumen yang merasa

puasa cenderung akan menyatakan hal-hal yang baik tentang produk dan

perusahaan yang bersangkutan kepada orang lain, oleh karena itu pembeli yang

puas merupakan iklan yang terbaik (Philip Kotler et al,1996).

I. Hipotesis

Dalam penelitian ini untuk dapat mengetahui hipotesis dari rumusan

(50)

1. Ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap pilihan konsumen untuk

menggunakan jasa bengkel resmi sepeda motor AHASS Akur Motor.

2. Ada pengaruh kenyamanan bengkel terhadap pilihan konsumen untuk

menggunakan jasa bengkel resmi sepeda motor AHASS Akur Motor.

3. Ada pengaruh lokasi bengkel terhadap pilihan konsumen untuk

menggunakan jasa bengkel resmi sepeda motor AHASS Akur Motor.

4. Ada pengaruh kesigapan karyawan dalam menanggapi keluhan

terhadap pilihan konsumen untuk menggunakan jasa bengkel resmi

sepeda motor AHASS Akur Motor.

5. Ada pengaruh biaya servis terhadap pilihan konsumen untuk

menggunakan jasa bengkel resmi sepeda motor AHASS Akur Motor.

6. Ada pengaruh kualitas pelayanan, pelayanan bengkel, lokasi bengkel,

kesigapan karyawan dalam menangapi keluhan, biaya servis terhadap

pilihan konsumen untuk meggunakan jasa bengkel resmi sepeda

(51)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu penelitian

mengenai suatu status subyek penelitian yang berkenan dengan suatu fase

spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subyek penelitian dapat

berupa individu, kelompok, lembaga maupun masyarakat. Tujuan penelitian

ini adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar

belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus atau status

dari individu yang kemudian hasilnya dijadikan suatu hal yang bersifat umum

(Hasan, 2002:15). Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini hanya

berlaku pada bengkel resmi sepeda motor Honda. Dalam penelitian studi

kasus peneliti mencoba menemukan semua variabel penting yang

melatarbelakangi timbulnya serta perkembangan variabel tersebut. (Arikunto,

2000: 314)

B. Lokasi Penelitian

Bengkel AHASS Akur Motor Jl. Raya Ahmad Yani NO.124 Pringsewu

Tanggamus-Lampung

C. Tempat dan Waktu Penelitian Bulan April-juni, Tahun 2006

(52)

D.Subyek dan Obyek Penelitian

1. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah: pengelola

bengkel, mekanik, dan konsumen pengguna jasa bengkel.

2. Obyek penelitian adalah: kualitas pelayanan, kenyamanan bengkel,

lokasi bengkel, kesigapan karyawan dalam menanggapi keluhan, dan

biaya servis.

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya.

Variabel peneliti adalah sesuatu yang menjadi obyek penelitian atau

faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti. Sesuai

dengan rumusan masalah dalam penelitian ini maka variabel penelitian ini

adalah:

1. Variabel bebas: faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam

memilih bengkel resmi sepeda motor AHASS Akur Motor.

Untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan

bengkel sepeda motor AHASS Akur Motor menggunakan sekala lima

tingkat (likert) dan tehnik pengukuranya dinyatakan dengan skor.

Faktor-faktor tersebut antara lain:

a. kualitas pelayanan

b. kenyamanan bengkel

c. lokasi bengkel

d. kesigapan karyawan dalam menanggapi keluhan

(53)

2. Variabel terikat: Keputusan Konsumen

Keputusan konsumen didasarkan pada frekuensi servis sepeda motor

AHASS Akur Motor yang dilakukan opeh para konsumen selama satu

tahun.

F. Jenis Data

1. Data primer: adalah data yang diperoleh secara langsung oleh

peneliti, seperti pendapatan responden yang diambil sebagai sampel

penelitian.

2. Data sekunder: adalah data yang diperoleh secara tidak langsung

peneliti, contohnya data yang tersedia di perusahaan seperti data

tentang sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan personalia.

G. Metode Pengumpulan Data a. Wawancara.

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya

jawab langsung secara sepihak dengan responden atas dasar tujuan

penelitian.

b. Kuesioner.

Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara tertulis kepada responden, dengan ketentuan setiap

(54)

c. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan tujuan untuk

mengamati secara langsung objek yang sedang diteliti pada perusahaan.

H. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti, yaitu seluruh

konsumen yang pernah menggunakan jasa bengkel sepeda motor AHASS

Akur Motor . Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti.

I.Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini teknik yang akan digunakan untuk pengambilan

sampel adalah purposive sampling, yaitu sampling dimana pengambilan

elemen-elemen yang dimaksudkan dalam sampel dilakukan secara sengaja,

dengan catatan resprentatif atau dapat mewakili populasi, (dikutip dalam J.

Supranto 2000:97), sampel yang diambil dilihat dari beberapa karakteristik

yaitu:

Konsumen yang menggunakan jasa bengkel AHASS Akur Motor

minimal setahun dua kali.

Rumus yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah sampel menurut

Veme R. Kennedy (1997:366) adalah:

 

2 2

e pq z n

(55)

n = jumlah sampel

p = variabel estimasi dalam populasi

q = 100-p

z = standar error

e = kesalahan yang dapat diterima

Untuk lebih jelasnya akan diuraikan dalam contoh perhitungan sebagai

berikut.

Misal variabel yang diharapkan sebesar 50%, standar kesalahan sebesar 5%,

dengan tingkat kepercayaan 95% = 1,96, dengan menggunakan rumus di atas,

maka jumlah sampel yang diperoleh, yaitu sebagai berikut:

 

 

2 2 10 50 100 . 50 96 , 1   n

 

100 50 . 50 96 , 1  n 100 2500 . 48 , 3  n 100 9600  n 96  n

Hasil perhitungan tersebut, adalah 96 kemudian dibulatkan menjadi 100 agar

memudahkan pembagian, dan untuk membatasi penelitian agar tidak terlalu

luas, maka dalam penelitian ini hanya akan digunakan 100 responden sebagai

(56)

J. Uji Validitas dan Reliabilitas

Dalam setiap penelitian, masalah penggunaan alat ukur perlu mendapat

perhatian agar hasil yang diperoleh benar dan mencerminkan keadaan yang

sesungguhnya dari masalah yang diteliti. Alat pengukuran yang ilmiah

haruslah memenuhi kriteria valid (sahih) dan reliabel (andal). Sebelum

menganalisis mengenai perilaku konsumen, perlu terlebih dahulu diadakan

pengujian validitas dan reliabilitas dari kuesioner sebagai alat mengukur

perilaku konsumen.

a. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa

yang akan diukur. Pengujian validitas merupakan suatu alat ukur yang

menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

dalam melakukan fungsi ukurnya. Sebuah instrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat

mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Umar,

2003:80).

Rumus yang dapat digunakan adalah:

 

 

   

}

}{

{

2 2 2 2
(57)

dimana :

r XY = Koefisien korelasi

X = Nilai dari tiap faktor

Y = Nilai total item

XY =Jumlah hasil kali antara X dan Y

N = Jumlah sampel

Dengan taraf signifikan (α) = 5%, apabila r hitung lebih besar dari r

tabel maka kuesioner sebagai alat ukur dapat dikatakan valid.

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu

alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Reliabilitas

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan

diandalkan. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan

menghasilkan data yang dipercaya juga. Apabila datanya memang

benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap

akan sama. Reliabilitas menunjukkan tingkat keandalan data yang

akan diukur. Reliabel artinya dapat dipercaya atau dapat diandalkan.

Dengan menggunakan alat instrumen yang reliabel, akan dapat

dihasilkan data yang reliabel pula. Dalam penelitian ini peneliti akan

menggunakan tehnik perhitungan reabilitas dengan Alpha karena skor

penilaiannya merupakan rentang antara beberapa nilai, yaitu antara

(58)

             

2

1 2 11 1 1  B K K R dimana : 11

R = Reabilitas instrumen

K = Banyaknya butir pertanyaan

2 1

 =Jumlah varian butir

2 1

 =Varians total

Di mana perhitunganya adalah dengan mencari jumlah varian butir

terlebih dahulu, yaitu dengan cara mencari varians tiap butir tersebut.

Rumus varians butir adalah sebagai berikut (dikutip dalam

Saiffudin,1992:108-111). Rumus:

n n X X 2 2   

 

keterangan :

n = jumlah sampel

X = Niali skor yang dipilih

Kemudian jumlah varian butir sebagai berikut :

Rumus :

 21 2 2

... n

b  

   

(59)

 

n n Y Y 2 2 2 1      Keterangan : 2 Y

 = jumlah kuadrat total skor

Y

 = jumlah total skor

Apabila nilai R11 lebih besar dari r tabel maka kuisioner memenuhi

syarat reabilitas.

K. Teknik Analisis Data 1. Statistik Uji t

Untuk menguji variabel 1-5 satu per satu secara statistik

apakah signifikansi atau tidak dalam mempengaruhi variabel Y, maka

dapat digunakan statistik uji t dengan rumus (J. Supranto 2000:146):

sj bj tj

dengan taraf nyata a = 5% dan derajat kebebasan dk = (n-k-1), maka tabel

adalah (a, n-k-1).

Keterangan :

tj = t hitung koefisien ke j sj = Standard error dari bj.

bj = Koefisien regresi dari variabel ke j

Ho ditolak jika t hitung > t tabel

Ho diterima jika t hitung < t tabel

(60)

Tehnik analisis data ini dapat digunakan untuk menguji rumusan masalah

dapat menggunakan tehnik analisis regresi linier berganda. Dari hasil

analisis data ini akan diketahui variabel mana yang akan berpengaruh

terhadap pemilihan konsumen dalam menggunakan jasa bengkel resmi

sepeda motor AHASS Akur Motor.

Rumus regresi linier berganda (J. Supranto,2000) adalah:

Y = bo+b1xi+b2x2+... +b5x5

Keterangan:

Y = Keputusan konsumen

1

 = Kualitas pelayanan

2

 = Kenyamanan bengkel

3

 = Lokasi bengkel

4

 = Kesigapan karyawan dalam menanggapi keluhan konsumen

5

 = Biaya servis

b = Bilangan koefisien regresi

3. Analisis Koefisien Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh variabel 1 sampai dengan 5 (1-5)

terhadap permintaan konsumen (Y), maka digunakan tehnik analisis

koefisien korelasi linier berganda dengan rumus sebagai berikut:

Rumus: 1 2 2 3 ... 5

y x e x c x b x a

R y y y

(61)

Semakin tinggi nilai koefisien (semakin mendekati satu), maka

tingkat keeratan hubungan antara dua variabel tersebut semakin tinggi, dan

juga sebaliknya (semakin mendekati nol), maka tingkat keeratan hubungan

antara dua variabel tersebut semakin lemah.

Kekuatan hubungan variabel, berdasarkan koefisien korelasi positif

dapat dikelompokan sebagai berikut (Guilford,1997:176):

* <0,2 = tidak ada korelasi

* 0,20 - 0,4 = korelasi rendah

* 0,40 - 0,60 = korelasi sedang

* 0,60 - 0,80 = korelasi tinggi

* 0,80 - 1 = korelasi sangat tinggi

* 1,oo = korelasi sempurna

Koefisien korelasi (r) dapat digunakan untuk mengetahui arah

hubungan antara dua variabel apabila terdapat tanda (-) pada nilai r

menunjukan hubungan yang berlainan arah, ini berarti apabila nilai

variabel yang satu naik, maka nilai variabel yang lain akan turun.

Sebaliknya bila terdapat tanda (+) pada nilai r akan menunjukan hubungan

yang searah, ini berarti apabila nilai variabel yang satu naik, maka variabel

yang lain akan naik pula..

4. Statistik uji f

Untuk menguji signifikasi dari korelasi linier berganda, digunakan statistik

(62)

f =

1 /

1

/ 2

2

  R n k

K R

dengan taraf dk nyata sebesar a = 5% derajat kebebasan pembilang adalah

k serta dk penyebut = (n-k-1), maka t table (a, k, n-k-1)

Keteranga:

K = banyaknya variabel bebas

N = banyaknya sampel

R = koefisien korelasi linier berganda.

Ho ditolak jika f hitung > f tabel

(63)

BAB IV

LATAR BELAKANG PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Bengkel resmi AHASS Akur Motor merupakan salah satu bengkel resmi

Honda, dari sekian banyak bengkel resmi Honda yang ada di kabupaten

Tanggamus, propinsi Lampung. Bengkel AHASS Akur Motor didirikan oleh

bapak Akur, sehingga beliau kemudian memberi nama bengkel tersebut

dengan nama Akur Motor. Beliau merintis usaha bengkel tersebut sejak tahun

1970-an yang pada mulanya hanya bengkel biasa, bapak Akur memang sejak

muda menyukai bidang otomotif, terutama tentang sepeda motor, setelah

menyelesaikan pendidikanya beliau kemudian mendirikan bengkel motor

biasa, lama kelaman sesudah beliau memiliki modal yang cukup untuk

mendirikan bengkel yang lebih besar, maka beliau kemudian mengajukan ijin

kepada PT. Astra Internasional Tbk Honda HSO wilayah Lampung, untuk

mendirikan bengkel resmi Honda (AHASS) di wilayah Tanggamus (yang

awal mulanya bergabung dengan Lampung Selatan). Pada tanggal 15 januari

1983 ijin tersebut turun dari PT. Astra kemudian bapak Akur mulai

mendirikan bangunan gedung serta fasilitas yang sesuai dengan standar

bengkel resmi Honda.

Lokasi yang beliau pilih untuk mendirikan bengkel tersebut adalah di

perempatan Pasar Pringsewu, dimana lokasi tersebut sangat strategis, sebab

berada di pusat keramaian, mudah dijangkau dan dilewati oleh para

pengendara motor. Sesudah surat ijin usah (HO) turun pada tanggal 6 Oktober

(64)

1983 bengkel resmi AHASS Akur Motor mulai beroperasi, di mana karyawan

yang bekerja pada awal beroperasinya adalah mereka yang dulu bekerja di

bengkel bapak Akur yaitu 4 orang mekanik saja.

B. Perkembangan Perusahaan

Dengan semakin bertambahnya konsumen yang menggunakan jasa

bengkel AHASS Akur Motor, maka bapak Akur berupaya melakukan

berbagai perbaikan pada bengkelnya antara lain perbaikan disegi

bangunannya, sumber daya manusia, peralataan, dan segi manajemenya,

perbaikan disegi bangunannya diantaranya dengan memisahkan tempat untuk

menservis kendaraan dengan ruang tunggu, menyediakan berbagai fasilitas

yang ada di ruang ditunggu antara lain menyediakan TV, koran dan majalah,

serta menyediakan minuman ringan yang dapat dibeli oleh para konsumen

yang menunggu kendaraan saat diservis. Gudang su

Gambar

Gambar II.1Model Kualitas Jasa.............................
Gambar II.1
tabel maka kuesioner sebagai alat ukur dapat dikatakan valid.
tabel Product Moment.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok Kerja Jasa Konsultansi ULP Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan akan melaksanakan Seleksi Sederhana dengan Prakualifikasi untuk paket pekerjaan jasa

[r]

Beberapa saran yang dapat diajukan peneliti untuk mengoptimalkan pemanfaatan model project based learning berbantuan media virtual yaitu: (1) kemampuan awal hendaknya

[r]

PENGEMBANGAN  SISTEM  INFORMASI AKREDITASI   UNTUK  MENDUKUNG PENGAWASAN  MUTU  INSTITUSI PENDIDIKAN  TENAGA KESEHATAN   PADA  DINAS  KESEHATAN 

Pengertian produk menurut Kotler dan Amstrong (1996) adalah : “A product as anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use or consumption and that might

Pada bab ini akan dijelaskan tahapan implementasi dengan menjelaskan proses-proses instalasi perangkat lunak penunjang voip, mulai dari instalasi asterisk server

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kualitas dari layanan VoIP antara yang menggunakan protokol H.323 dengan protokol Session Initiation Protocol