95.59%
Originality4.41%
Similarity81
SourcesWeb sources: 39 sources found
1. http://www.yai.ac.id/karyailmiah-upi-33-teknik-intervensi-dengan-cbt-bagi-pecandu-narkoba.html 1.83% 2. https://aimarusciencemania.wordpress.com/2013/07/23/jurnal-penelitian-problem-based-instruction… 0.37% 3. http://pagesped.cahuntsic.ca/sc_sociales/psy/introsite/lexique/definitionsf.htm 0.34% 4. http://www.readbag.com/lemlit-um-ac-id-wp-content-uploads-2009-12-forum-juni-2007 0.34% 5. http://www.ave.ee/download/Alcohol_and_Development_in_%20Youth.doc 0.28% 6. http://www.journal.uad.ac.id/index.php/EMPATHY/article/viewFile/3201/1805 0.24%
7. https://documents.mx/documents/09e02694pdf.html 0.24%
8. http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/article/download/7567/7327 0.24% 9. http://klinik-karir-psikologiup45.blogspot.com/2017/02/kecemasan-dan-kesiapan-menghadapi-dunia… 0.24% 10. https://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika/article/view/511 0.24% 11. https://id.123dok.com/document/oz13rlpq-pengaruh-kompensasi-dan-motivasi-terhadap-kepuasan… 0.22% 12. https://ncsacw.samhsa.gov/files/508/UnderstandingSAGuideDW.htm 0.22% 13. https://id.123dok.com/document/6zk0pg4y-implementasi-kebijakan-pajak-progresif-kendaraan-ber… 0.22% 14. http://docplayer.info/345743-Upaya-meningkatkan-prestasi-belajar-pai-sub-pokok-bahasan-baca-tu… 0.22% 15. http://psychology.iresearchnet.com/counseling-psychology/counseling-therapy/cognitive-behaviora… 0.22% 16. https://id.123dok.com/document/dzxek2vq-hubungan-pengetahuan-dan-motivasi-dengan-perilaku-k… 0.19% 17. https://emedicine.medscape.com/article/286759-treatment 0.19% 18. http://lib.mfu.ac.th/cgi-bin/virtua_rpt/dbi_pub_year_bibdetail.pl?pyear=2009 0.19% 19. http://img.medscape.com/pi/iphone/medscapeapp/html/A286759-business.html 0.19% 20. https://febrisendaljepit.wordpress.com/2012/08/05/penerapan-sistem-modul-untuk-meningkatkan-m… 0.19% 21. https://falahyu.files.wordpress.com/2015/02/efektivitas-pembelajaran-inkuiri-terhadap-hasil-belajar-… 0.19% 22. http://arifuddin-skripsi2010.blogspot.com/2011/11/efektivitas-pembelajaran-kontektual.html 0.17% 23. https://uittherapie.wordpress.com/author/lykauittherapie/page/2 0.17%
24. http://skripritha.blogspot.com 0.17%
25. https://uittherapie.wordpress.com/category/psycho-edu-eigen-ervaring 0.17% 26. https://lppmunigresblog.files.wordpress.com/2016/05/cahaya-kampus-jurnal-volume-13-no-2-2015-… 0.17%
27. https://uittherapie.wordpress.com/page/2 0.17%
13.40.0240 fiki.doc 0.22%
14.C2.0056 (JANSJE GRACE MAKISURAT)-9 NOV.docx 0.22%
EDWIN-5 JAN.docx 0.19%
TESIS NESSIA TERBARU FIX.docx 0.19%
repository permaafan ortu anak autis.pdf 0.19%
cecilia visakha gohtama 13.60.0049-8 DES.docx 0.19%
cecilia visakha gohtama 13.60.0049-4 DES.docx 0.19%
MOTIVASI MENJADI PENDAMPING PENDIDIKAN IMAN ANAK.docx.docx 0.17%
12.20.0082 boby herland.docx 0.17%
13.40.0187 Nanda Rizky Amelia.docx 0.17%
12.40.0091 Maria Putri.doc 0.17%
12.40.0097 B. Devi Artha Paramitha.docx 0.17%
9KARTIKA YULIANA 16.E3.0044.docx 0.17%
13.40.0117-Florentina Ratna Pradhita.doc 0.17%
ADYTIA-7 FEB.docx 0.17%
10.40.0225 Ika Julita.doc 0.17%
12.40.0156-AndiAyuAzhari.doc 0.17%
KARTIKA YULIANA 16.E3.0044.docx 0.17%
Raden Roro Vira Pusparani 16e30032.docx 0.17%
13.40.0180 ELISHEBA LITANI.docx 0.17%
anastasia saraswati 13.40.0192.doc 0.17%
12.40.0249 Dila Fairuz Sakina.doc 0.17%
12.40.0143 Andreas Lestanto W.docx 0.17%
MITHA-THESIS.doc 0.17%
13.40.0180 - ELISHEBA LITANI.docx 0.17%
13.40.0006- Talita Saron Bunga J.docx 0.17%
13.40.0077-YASMINTHA S.doc 0.17%
Tesis - Yoke Indira - 14e30061 - 4 DES.docx 0.17%
13.40.0038 Tito Yuniar.doc 0.17%
PINKY SAVITRI (12.40.0186).docx 0.17%
13.40.0066 - Renny A.N.docx 0.17%
09.40.0102 Octyviana Ariandra Zaman.docx 0.17%
13.40.0189 Brigitan Argasiam I.docx 0.17%
13.40.0081 Hana Azaria W.doc 0.17%
13.40.0187 Nanda Rizky Amelia (1).docx 0.17%
TERAPI DENGAN PENDEKATAN KONSEP KOGNITIF PERILAKU
UNTUK MENCEGAH RELAPSE PADA PENGGUNA NARKOBA
Indra Dwi Purnomo dan George Hardjanto
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Abstrak
Penelitian ini memberikan gambaran mengenai pengaruh Terapi dengan
Pendekatan Kons p Koe gnitif Peril ku unta uk Me egah nc Relapse pada Penyalah guna
Narkob . Tujua da n ari penelit n iia ni adalah untuk mengetahui ada daknya peti ng uh ar
terapi dengan pend ataek n konsep ko nit i p il ku untuk mencegag if er a h relapse pada
penyalah guna narkoba. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian iniadalah Ada
perbedaan frekuensi (ke nderce un n) relaps aga ntara kelompok kont ol dan ksperimen r e
setelah beri tera dengan pendekatadi pi n konsep Cognitive- Behavioral Therapy (CBT).
Metode penelitian yang digunakan adalah the two group pre test-post treatment design.
Subjek penelitian adalah Mantan pecandu (resident) yang telah selesai menjalani proses
rehabilit si d n sa a aat ni i berada pada fase after care, tida mek ngalami Dual-Diagnosa,
belum pernah mendapatkan terapi yang berhu ungb an dengan relapse pr evention, dan
memiliki kemampuan Inte ktu l nole a rmal/ ta-ra rata. sntrumen dalaI m penelitian i ni
menggunakan Alcohol and Drug relapse Warning Scale yang telah diuji vali tas ddi an
realibilitasnya untuk digunakan Inddi onesia. Analisis d ta penelitian ana y g d unakan ig
adalah teknik analisis U Mann-Whi ey, dalatn m Tenik ini analisa data dilakukan guna
menguji perbedaa an ntara kelompok kont olr dan kpe erimen, berdasarkan data yan g
diperoleh pada Alkohol and Drug Relapse Warning scale saat pre-test dan post-test.
Proses Terapi dil ksanakan sebanyak 5 Taha dea p, ngan tal jto umlah pertemuan 8 kali,
sesuai dengan rancangan pertemuan disetiap tahapannya. Hasilterapi menunjukkan
Tidak Ada perbedaan secara signifika an ntara kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol.
PENDAHULUAN
Narkoba adalah bahan kimia
yang mengubah mood tau perilaku a
seseorang ketika dihisap, disuntikka n,
diminu , dihim rup, atau telan dalam di
bentuk pi l. Penyalahgun n naaa rkoba
did finise ikan sebagai pola maladaptif
penggunaan narkoba yang terja di
dalam periode 12 bu n yang la
mengarah kepada kemunduran
signifikan atau bukt bukti disi- tress yang
dikuti oleh satu atau lebih hal berikut
ini: (1) kegagalan dalam melakukan
tugas atau tanggung jawab, (2)
menggunakan zat dalam situasi fisik
yang berbahaya, (3)masalah- masalah
hukum, (4) masalah-masalah
interperso l (Krauss, 2010). na
Program rehabilitasi yan g
dipe untukr kan bagi pecandu narkoba
untuk menghentikan kecanduan
bukanlah masalah yang sulit, karena
banyak orang yang dapat berhenti
meng unakan narg koba untuk beberapa
lama. Hal yang sulit dilakuk n a adalah
mencegah agar jangan sampai relap . se
Ke rgate ntungan secara fisik terhadap
narkoba cenderung mudah diat si a
dengan memberikan obat-ob tana dengan
golongan sejenis sebagai pengganti zat
yang b sa ia dikonsumsi untuk
memi malini sir gejala putus zat, namun
hal yang tersulit adalah mengubah
perilaku pecandu yang be riero ntasi pada
perilaku mencari n rkoba. Hal itulah a
penyebab mantan pecandu yang telah
menyelesaikan rehabilitasi kembali
relapse menggunakan narkoba. Angka
kekambuhan dari pecandu yang pernah
dirawat pada berbagai pusat terapi dan
reha libi tasi s makin ting i yaite g u 60
sampai dengan 80%, (Martono d n a
Joewana, 2006b).
Penjelasan di atas senada
dengan hasil kutipan wawancara pada
salah s tu kons lor aa e diksi di Panti osial S
Pama di r Putra Sehat Mandiri
Yogyakarta, yaitu Bro E 52 tahun): (
“ Maskalaupecandu berhentitidak
saja dan tidak sulit tetapi
mempertahankan agar tetap bersih itu
yang palingsulit. Banyak yang sudah
keluar dari rehabilitasi kembali pake
lagi karena me ka sugesti, ketemu re
dengan teman- manyte a sesama pemakai,
dan kegiatan yang kurang. K lau a
memang mau benar-benar bersih harus
ada banyak kegiatan biar sibuk dan
jauhi lingkungan pemakai “.
Proses relapse adalah
kembalinya seseorang kepada
kecand n n rkob . R laps tua a a e idak berarti
program p mulihannya gagae l, sebab
relapse adalah bagian yang wajar da ri
proses pemulihan. Ma latt dan Go don r r
(1985), menj laskan e tiga jenis
peng laman yana g dihubungkan dengan
kekambuhan, nta a lain adanya downer a r
(merasa te tekan), r row (konflik
interpersonal), dan join the club
(tekanan dari orang lain untuk
melanjutkan kebiasaan mabuk,
merokok, d n seterusnya). a
Dalam wawancara personal
peneliti di Yogyakarta terhadap A
(35 tahun), salah seorang pecandu dan
penderita HIV yang hingga saat
di kukla annya komunikasi personal ini
masih sering kali relaps, diperoleh h sila
kutipan wawancara sebagai berikut:
“ …Sedikit yang berhasil bebas dari
narkoba dan tetap bertaha kan, mi s ja a
dari sekian puluh orang yan g
direha litasi kemaren cuma sedikit bi
yang berha l, yansi g lainnya balik kayak
dulu, salah sa nya saya matu s,,, bahkan
ada yang tambah parah dan mati
beberapa teman saya. Saya termasuk
sisa yang masih hidup dari
teman-teman seangkatan pemak i.a Bersih dari
obat setelah direhabilitasi gak otomatis
membuat kita b rsih selame anya rus te
lepas dari narkob begit saa u ja. ustru J
mas masaa- mempertahankan untuk
tetap bers dari ih obat di tengah-tengah
lingkungan yang bebas, gak kayak di
rehab dulu ini, yang paling sulit.
Adakalanya mem ng a jatuh balik la gi
harus tetap punya suatu harapan bahwa
na inynt a bisa lepas dari narkoba, kalo
gak bisa lepas ya ta,, mbah parah lalu
OD (over dosis) terus mati nyusul
teman-teman. Karena w ktu kia ta bolak-
balik pengen berhenti tapi bolak-balik
juga gak be arh sil bisa buat kita stress
sendiri dan malas untuk berusaha
lagi. Kalo ud h gita u, a ud hlah mau y a
kemana lagi balik lagi makek
merupaka ken mun kig nan yan udah gak g
terelak n. Aku ja,, mas beberaka a pa kali
relaps, tapi sampai sekarang terus punya
harapan untukbebas total, walaupun
kenyataannya ya seperti ,, ini mas,,
beberapa hari yang lalu saya ijin pamit
ke luar kota pakai lagi akhirnya “.
Berangkat dari permasalah
diat s,a maka dibutuhkan suatu
penanganan yang serius agar dapat
mencegah terjadinya relaps.Proses
Terapi menggunakan pendekatan
konsep kognitif perilaku menj di a poin
penting untuk menyediakan ketrampilan
yang dapat menolong seseorang untuk
mempertahankan p rilaku bebas zatnya e
(pencegahan k mbuh). a
Terapi pencegahan kekambuhan
(relapse prevention therapy) adalah
tritmen psikolog yanis g didasarkan pada
model ko nig tif perilaku dari
kekambuhan yang tujuannya adalah
untuk mengidentifik si dan mencegah a
terjadinya situasi b risiko tinggi untuk e
kambuh. D lam pa encegahan terhadap
kekambuhan ind vidu mempelajari i
kemampuan meng mbil kea putusan yang
memungkinkan mereka untuk
menganalisis situasi yang b risiko tinggi e
dan untuk menentukan ketrampilan
coping terbaik guna mencegah
kekambuhan. T knik koge nitif perilaku
digunakan untuk membantu kl ien
memodifikasi pikiran, harapan, d n a
perilaku me ka yang tere rkait deng n a
penggunaan n rkoba (Ka rauss & Susan,
2009).
CBT adalah pendekatan yang
terfokus dan jangka pendek untuk
mengenali situasi berisiko terhadap
relaps kemudian men hindari sig tuasi
tersebut, dan melakuk n a adaptasi
perilaku (cop ) yang e efektif
berkenaan dengan masalah dan
perilaku yang b rhube ungan dengan
penyalahgunaan zat (NIDA d lam a
Pandu n a Pelayanan Psikologi BNN.
2009).
Berdasarkan latar belakang di
atas, peneliti in in meng eliti efektifitas
dari Terapi dengan pendekatan
konsep kognitif perilaku (Cognitive-
Beha ioral Therap ) unv y tuk mencegah
terjadinya relaps pada penyalahguna
narkoba yang telah menyelesaikan masa
reha litabi si dan tengah berada pada
progr m after-care. a
Relaps Prevention (Penc gahan e
Kambuh)
Relapse Prevent oni (RP) adalah
program kendali diri yang didesain
untuk mengedukasi seseo ng yanra g
berusaha mengubah perilakunya dan
mengatasi problema relaps.RP adalah
suatu program psiko-edukasi yang
mengg bua ngkan prosedur latihan
ke atr mpilan perilaku d ngan teknik e
intervensi ko nitif. Prinsip g utamanya
adalah berdasarkan social leaming
theory. Sebagian ahli dalam bidang
keterga ungant n zat tel h mela akukan
se mju lah penelitian yang berka it
dengan perilaku relaps sejak tahun
1985 (Marlatt and Gordon) da n
menyimpulkan tujuan RP adalah
mendidik seseorang bagaimana
mencapai suatu lifest le yangy seimbang
dan mencegah pola kebiasaan yang
tidak sehat. Klien dibimb ng untuk i
mengenali high risk situat oni tau a
dengan kata lain situasi tertentuyang
dapat menjadi ancaman terhadap kendali
diri pasien dan dapat meningkatkan
risiko relaps. Ada beberapa situasi yang
te olorg ng high risk ; yaitu :
a. Status emosional yang negatif (35%
dari s mpel laps) a re
b. Konflik interperson l (16% dari a
c. Tekanan sos l (20% dari samp l), ia e
(Husin, Bachri, 2002).
Model penanganan relapse
prevent oni pencegahan kekambuhan
yang dikembangkan oleh Marlatt dan
Gordon melihat aspek-aspek
ke rgate ntungan yang sifatnya dipelajari
dan melihat kekambuhan sebagai
kegagalan k terampilan coping e kognitif
maupun perilaku. Terapi melibatkan
tindakan memb ntu oraa ng-orang untuk
meng langkahi n mba ivalensi mengenai
penghentian pemakaian obatnya dengan
menelaah keyakinan mereka tentang
aspek-aspek positif obat-obatan dan
menghadapkan me ka pare da berbagai
kons kue ensi negatif penggunaannya.
Situasi- tuasi si beresiko tinggi
diide ifikasi dan berbagai nt strategi
dikembangkan untuk menghadapi
situa yan besi g rpotensi problematik dan
menghadapi craving sebagai akibat dari
abstinensi (Durand dan Barlow, 2007).
Terapi dengan Pendekatan Konsep
Kognitif Perilaku (CBT) Definisi
Terapi kognitif-perilaku menggunakan
teori dan riset tentang proses-proses
kognitif. Terapi ko nitif-perilaku g
merupakan bagian dari paradigma
kognitif, namun pada kenyataannya
terapi kognitif-perilaku merupakan
gabungan paradigma kognitif da n
belajar (Davison dkk, 2006 . McLeod )
(2006) berpendapat bahwa secara
histor peis ndekatan kognitif-perilaku
merupakan al an ir terapi utama yang
paling muda, dan mun kin muncul g
dalam f se pala ing kreatif dengan ide dan
teknik yang terus ditambahkan ke
dalam a setiap ny tahun. Prinsip dasar
dalam pendekatan ko nig tif-perilaku
adalah perubahan dalam berpikir dapat
mengha lkasi n perubahan d lam a
perilak . u
Tujuan Terap Ki ognitif-P ilakuer
McLeod (2006) mengatakan
bahwa tujuan utama dari sebagian besar
karya kog tif-peni rilaku adalah untuk
menggantikan keyakinan yang
self-de atife ng deng n a keyakinan yang
diasosiasikan dengan penerimaan diri
(self-acceptance) dan pemecahan
masalah yang konstruktif. Senada
dengan McLeod, Nevid dkk (2005)
menyatakan bahwa terapi kog tif-ni
perilaku bertujuan untuk membantu
klien men identifik si dan mempeg a rbaiki
keyakinan-keyakinan maladaptif, jenis
pikiran otomatis, dan sikap se -lf
defeating yang menghasilkan atau
menambah mas lah mosion l. a e a
Berdasarkan penjelasan diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
dari terapi kognitif-perilaku adalah
untuk mengajak klien mengenali dan
mengubah distorsi kognitif, yang
mempengaruhi mood dan merusak
diri sendiri yang dititikberatkan pada
masa kini untuk diubah dari negatif
menjadi positif dengan tidak
mengabaikan m sa laa lu klien.
Terapi dengan Pendekatan Konsep
Kognitif Perilaku untuk Mencegah
Relapse pada Penyalahguna Narkoba
Relapse adalah kondisi dimana
individu gagal untuk mempertahankan
kondisi „sober‟/„sehat‟ setel h a ia
mengetahui dan mel kukan usaha-usaha a
pemulihan sebe mnya. lu Relapse
merupakan suatu proses yang progresif
yang melibatk n proses ea mosi dan
behavio l d ri individu dra a imana pada
akhirnya ia k mbali pae da kondisi sepe rti
sebelum ia menerima peraw tan a
pemulihan. Menurut Ma latt & Gordon r
(1985) relapse dapat terjadi pada
kecanduan terhadap alcohol, rokok,
heroin, dan zat-zat adiktif lain a dan ny
diperkirakan dapat mencapai 50% -
90% dari kasus kecandua Juga n.
menurut Marlatt & Gordon (1985) s ah al
satu faktor utama dan memainkan peran
penting pada p oses te jadinya relapse r r
adalah situasi- tuasi si berisiko tinggi dan
respon ind vidu tei rhadap situasi
berisiko ting i teg rsebut yan aka g n
menentuk n apakah seseoa rang akan
relapse atau tidak. Marlatt (1996)
tuasi-situa yang biasa dialami si oleh para
pencandu dan dapat memicu munculnya
relapse, yaitu : situasi emosi yang
negatif, situasiyang melibatkan orang
lain atau sekelompok orang yang
dapat menyebabkan konflik
interpersonal, konflik-konflik
intrapersona tekanan sosia situasi l, l,
emosi yang positif, kein inan untuk g
menguji kend li diri a dan kondisi
ketagihan /‟suges‟.
Pendekatan kognitif dan
perilaku mengajarkan seorang individu
untuk mengurangi kecemasan, anta a r
lain menggunakan pelatihan
relak si, sa as rtivitas, e ketrampilan
kontrol diri, selain itu mereka juga
diberikan beberapa p ogram r
kondisioning untuk mengubah pola
penggun n aa narkoba. Penangan secara
kognitif juga meng jarkan bagaiman a a
menghindari temp t yang ba eresiko
tinggi menimbulkan k mbali k in inan e e g
untuk menggunakan zat, mengetahui
efek buruk obat,dan mencari alternatif
lain selain menggunakan ob t (Kaplan, a
Sadock, dan Grebb, d lam Faa usiah dan
Widury. 2005).
Hipotesis
Ada perbed n aa frekuensi
(kecenderungan) relaps ntara a
ke mlo pok kontrol d n a eksperimen
setel h dibe i a r terapi dengan pendekatan
konsep Cognitive- Beha ioralv Therapy
(CBT).
METODE PENELITIAN
a. Rancangan Penelitian
Desain Eksp rimen e yang
digunakan the two group pre test-post
treatment design. Disini sebuah
ke mlo pok di tes dua kali, yaitu awal di
dan di akhir treatmen.Design seleksi
subjek ladi kukan secara random untuk
masing- masing ke mlo pok, ba ik
ke mlo pok eks rimen maupun pe
ke mlo pok kontrol (Setyorini &
Wibhowo, 2008).
b. Partisi an p
Partisipan direncanakan
berjuml h 10 oraa ng Denga pe. n mbagian
5 orang sebagai kelompok dikenai
tritmen dan 5 orang sebagai kelompok
kontrol.
Penelitian ini meng ung akan
subjek penelitian dengan karakteristik
sebagai b rikut :e
1.Mantan pecandu (reside ) yang telah nt
se sa mele i njal ni pros s ra e ehabilitasi dan
saat ni i berada pada fase after care
2.Tidak mengalami Dual Diagnosa
-3.Belum pernah mendapatkan terapi
yang berhubungan dengan relapse
prevent oni
4. Memiliki kemampuan Intelektual
normal/rata-rata
c. Penguku an r
Penguku n ra pada penelitian ini
menggunakan Alcohol and Drug
Relapse Warning Scale
Sebelum mel kukan tritmen a
subjek diberikan pretest te lebih dahulu, r
lalu setel h dia berikan latihan subj k pe e
diberikan Postest. Pretest dan Postest
diberikan pada kedua kelompok yaitu
ke mlo pok Eksperimen d n Kont ol. a r
d. Alat d Maan teri
Adapun peralatan yang diperlukan
selama sesi terapi, antara lain :
Form Assessment awal
di ung akan untuk Intake Assessment
yang menguraikan data demografis,
sosial, psikolo is, g dan medis secara
umum, Tes Intelegensi SPM, untuk
mengetahui k mampe uan in lektu l te a
subjek Alkohol and Drug Relapse
Warning Scale untuk mengukur
gejala kekambuhan klien sebelum
mengggunakan narkoba
Socrate Stage of Change
s-Readiness and Treatm nt Earg rness e e
Scale (untuk memb ntu konsa elor
menilai tingkat motivasi ien kl
mengikuti terapi, dalam tes ini
perhitun n ga yang di ku n la ka
mengkategorisasikan im padate tiga
aspek recognition, abivalen , d n ce a
Form Identifying High-Risk
Si uat ont i (dengan mengetahui situa si
beresiko tinggi menolong subjek untuk
menangani dan menghindari hal-gal
yang membuat relapse)
Form Identifications of Core
Beliefs (menolong sub k untuk je
dapat mengenali dan
mempertimbangkan keyakinan salah
yang ada pada dirinya s hingga e
berpengaruh terhadap t ndi akan akhirnya
yaitu relapse) Form Improved
Reactions to Mandates and Injunctions
(menolong subjek men mukan cara baru e
untuk bereaksi terhadap mandates and
Injunctions yang benar)
Form Management of H
igh-Risk Si uatt ion (latihan ini membantu
subjek untuk mengumpulkan hal-hal
yang telah dipelajarinya dan
memberikan kesempatan yang baik
untuk meng ung akan apa yang tel h a
dipelajari)
Form Relapse Prevention
Strategy (untuk membantu subjek
menyusun berbagai strategi untuk
mempertahankan abstinence dari materi
yang telah didapat)
Alat perekam, al t t ia ul s, dan
peralatan p nunjang lainnya e
e. Prosedur
Melakuk n screening subj k a e
sesuai pedoman subjek penelitia n
dan dise tai dr engan me kukan tes la
inteleg nsi. e
Melakukan random assignme nt
untuk menentukan kelompok kontrol
da en ksperimen.
Melakuk n Pre-test pada a
ke mlo pok Kont ol da er n ksperimen,
dengan menggunakan Alkohol and Drug
Relapse Warning Scale dan Rapid Test
(urin)
Melakuk n Intake Asesa sment
untuk mengetahui kondisi klie n
secara umum dan dilanjutkan dengan
memberikan tes Socrates untuk
menge huta i motivasi klien m njal ni e a
terapi
diberikan penjelasan, dukun n,ga dan
semangat untuk mel kuk n perubahan a a
menggunakan terapi ko nitif p rilaku g e
agar subjek mendapat gambaran.
Kemud n ia p mbe uatan komitmen
bersama mengenai sesi terapi yang akan
dilaksanakan.
Proses Terapi menggunakan
CBT pada subjek ekperimen dan
ke mlo pok kontrol tidak dibe i per rlakuan
Melakuk n a Post treat- ment
pada kelo pok Km ontrol dan
e peks rime , d ng n men e a nggunakan
Alkohol and Drug Re pla se Warning
Scale dan Rapid Test (urin)
Tritmen dibe ikan se ma lir la ma se si,
setiap sesidilakukan dalam waktu 60
menit dengan aturan 30/30 30. /
Sesi terapi dap t d raa iu ikan sebagai
berikut :
1. Tahap 1: Asesmen dan diagnosa awal
2. Tahap 2: Mencari emosi negatif,
pikiran otomatis, keyakinan utama yang
berhubungan dengan gangguan
3. Tahap 3: Menyusun rencana
intervensi dengan membe ikan r
Kons kue ensi positif-negatif kepada
klien dan significant p rsonse
4. Tahap 4: Fokus terapi, in rvete nsi
tingkah laku lanjutan
5. Tahap 5: Penutup
f. Analisis
Untuk melihat vali tas dan di
reliabilitas suatu alat ukur te utama r
pada alat ukur Alcohol and Drug
Relapse Warning Scale dilakukan
adanya analisis item terlebih dahulu.
Teknik analisis item yang digunakan
utuk melakukan uji validitas adalah
Partial Least Square. Teknik relia litabi s
menggunakan reliabilitas alpha
cronbach. Berdasarkan h sil item valid a
dari p rhitun n e ga validitas dan
relia litabi s p da pre-test, item yang a
valid tersebut digunakan pula untuk
perhitung n post-test. a
Tenik analisa data untuk
menguji perbedaan anta a k lo pok r e m
kontrol dan kpe erimen pada Alkohol and
menggunakan teknik analisis U Mann
-Whitney, yaitu uji statistika non
parametrik yang digunakan untuk
membandingkan sampel indep nd n, e e
(Uyanto, 2009).
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Gambaran Umum Pelak naan sa
program terapi Kognitif Perilaku
Pelaksanaan program te pi ra
berlangsung sebanyak 8 s si, se etiap dua
kali dalam seminggu (hari Selasa dan
Jumat). Pelaksanaan program dilakukan
di ruang konsultasi Panti osial S Pamar di
Putra Sehat Mandiri Yogyakarta. D lam a
proses pela anks aan program seluruh
subjek tidak berkenan
didokumentasikan melalui foto dan
video, serta tidak memperkenankan
orang lain s lain e peneliti dan terapis
untuk masuk ke ruang konsultasi, oleh
sebab itu program dilaksanakan dengan
setting yang dikondisikan jauh dari
gangguan dan tertutup bagi staf P
SPP-Sehat Mandiri.Periodeprogram terapi
dimulai d ri taa nggal 24 Juni 2013
sampai dengan 3 Agustus 2013.
Hasil Analisis Kuantit if at
Dilakukan analisis U-Man
Whitney untuk membandingkan ada
tidaknya pengaruh program Tera pi
Kognitif perilaku yang diberikan kepada
ke mlo pok eksperimen dengan kelompok
kontrol yang tidak diberikan terapi.
Berdasarkan hasil anali s dasi ta yang
telah di kuk n menunjuk n la a ka hasil
sebagai b rikut :e
Pada Tabel dapat lihat da yang 1, di ta
diperoleh dalam penelitian ini adalah
skor Alcohol and Drug R lapse e
Warning Sc e, dengan paal rtisipan antara
ke mlo pok eksperimen d n ka e mlo pok
Tabel 1. Skor Alcohol and Drug Relapse Warning Scale
Kelompok Jumlah Initial
partisipan
Pre-Te Pst ost-Te Gst ain
Eksp imener 4
B 115 124 -9
C 77 90 -13
F 114 94 20
G 147 135 12
Kontrol 3
A 61 72 -11
D 100 103 -3
E 63 58 5
Ke msi pulan, berdasarkan hasil
dari penghitungan U-ManWhitney
terlihat b hwa a hipo siste ditolak
(U=5,000 ; p>0.05 ; Z= -,354), hal ini
berarti Tidak ada perbedaan yan g
signifikan antara perubahan kelompok
eksperimen setelah dibe ikan terapi r
dengan ke mlo pok kontrol yang tidak
diberi rate pi.
Berdasarkan hasil dari
perhitung n U-a Man Whitney terlihat
U=5,000 ; p 0,05. Hal > ini berarti tidak
ada perbedaan yang signifikan antara
perubahan k lo pok ee m ksperimen setelah
diberikan tera dengan kelompi pok
kontrol yang tidak diberi te pi.ra Dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
efek tera depi ngan p nde ekatan konsep
kognitif perilaku untuk mencegah
Dengan demikian hipotesis tidak
terbukti.
Penelitian ini juga
menggunakan Analisis statistik
Wilcoxon signed ranks, guna
mengetahui efektifitas dari suatu
terapi dengan cara membandingkan
skor subjek sebelum dan sesudah
diberikan te pi. Selainra itu dalam uji
stat sti ik Wilcoxon signed ranks, juga
membantu pe liti melani kukan analisis
terhadap sa satu mpel dan s suai de engan
jumlah subjek dalam penelitian ini
adalah 7 o ng, ra dimana te masuk d lam r a
kategori non parame ic.tr
Berdasarkan perhitungan
Wilcoxon pada k lo pok kontrol e m
diperoleh hasil Z score -,535 ; p>0,05.
Hal iniberarti tidak adaperbed n yan aa g
signifikan pada ke mlo pok kontrol ntara a
pre-test dan post-test.
Berdasarkan hasil analisis
statistik p da kelo pok ekspea m rimen,
diperoleh hasil perhitungan Z score
-,365 ; p>0,05. Hal tersebut berarti tidak
ada perbedaan yang signifikan pada
kelompok eksperimen, a ara nt
sebelum dan sesudah diberikan terapi
deng n pa endekatan konsep ko nitif g
perilaku.
B. Pembahasan
Dalam penelitian ini,
ke mlo pok kspee rimen terdiri dari 4
orang yang mengikuti program rapi te
hingga s le i. e sa K mpat ee subjek
melakukan peng ian pre- is post test
Alcohol and Drug Relapse Warning
Scale sesuai dengan prosedur.
Ke mlo pok kontrol berjumlah 6 o ng, ra
3 diantaranya tidak hadir dalamproses
post-test.
Melalui penelitian ini, ada
beberapa temuan yang ukup men c arik
untuk didiskusika Analisis dan. lam
penelitian ini meliputi empat bahasa n,
penggunaan dan ketergantungan pada
narkoba, pemaknaan secara keseluruhan
terhadap kondisi diri ataupun
lingkungan terdekat yang terkait dan
tindakan-tindakan apa sa ja yang
digunakan dalam menyelesaikan
masalah. Proses te pi dan hara sil da ri
Terapi menggunakan pendekatan
kog tif-perilani ku. H sil penelitian ini a
menampilkan bahasan analisis t p ia
partisipan d n aa ntar partisipan. D lam a
analisis, n ma partisa ipan diganti dengan
nama sama n ra unt k u menjaga
kerahasiaan semua partisipan.
Secara keseluruhan, hasil
penelitian ini mengatakan tidak ada
perbedaan yang si nifikan dari g terapi
dengan pendekatan konsep kognitif
perilaku untuk mencegah relapse. Bila
ditinjau per individu dalam ke mpok lo
eksperimen, ada perbedaan reaksi
terhadap terapi kognit peif rilaku. Dua
orang subjek mengalami penurunan
kecenderungan relapse yaitu subjek “F”
dan “G”. Sebaliknya subjek eksperimen
“B” dan “C” mengalami peningkatan
kecenderungan relapse. Hal ini mungkin
disebabk n a karena Subjek “B”
terkendalamasalah na turunnya ik
kondisi medis akibat te infr eksi
HIV-AIDS. Selain itu zat alkohol yang terus
di onsumsik selama proses terapi guna
membantu menolong tubuhnya agar
tetap terasa segar berdampak negatif
pada proses ko nitifnya. Keg mudian
kondisi semakin diperberat pada
pertemuan keempat subj k ke arena
hilangnya dukungan dari pacar yang
memutuskan untuk berpisah dengan
subjek. Pada pertengahan proses
treatment tepatnya pada pertemuan
ketiga subjek “C” mengalami
ke langahi n dukungan lingkungan
terdekatnya yaitu atasan dalam
bekerja, rekan seprofe nya, si serta
dilaya nyni a d lam bekerjaa , ha l
tersebut tentu saja berpeng ruh a
terhadap fokus subj k mengerjakan e
tugas-tugas, sehingga membuatnya
mengalami hambatan dalam berjuang
mencapai keberhasilan p oses tr erapi.
Tinjauan lain yang dapat
digunakan untuk memahami
pe ngkani tan kecenderungan relapse zat
adik ift pada k lompok ee ksperimen
adalah pendapat dari Micmillin dan
Rogers (1992) yang mengemukakan
bahwa kambuh merupakan kesalahan
pengambilan keputusan yang
dipengaruhi oleh emosi-emosi yang
kuat. Klien menunjukkan respon yang
berbeda terhadap tuntutan dari
gangguan penyakit dan disitulah terletak
perbedaan antara keberhasilan dan
kegagalan. Klien yang tidak k mbuh a
memperoleh dukungan dari ke arga lu
atau orang-orang di lingkungan
terdekatnya.
Keseluruhan subjek baik dari
ke mlo pok eks rimen pe maupun
kelompok kontrol, terutama yang
mengalami peningkatan kecenderungan
kekambuhan p nge gunaan zat adiktif
meng lamia sa atu tau lebih hal yang
menghambat proses kekambuhan sesuai
dengan pendapat Rogers dan McMillin
(1991 dan 1992) yaitu kurang atau
tidak memenuhi petunjuk yang
diberikan oleh petuga as tau terapis,
seperti keharusan untuk mengikuti
program terapi rawat jalan setelah keluar
dari p ogram rehabir litasi, keluarga
kurang mendukung rencana
kesembuhan kl n, ie men oba c
menggunakan zat dengan dalih dapat
mengendalikan, lingkungan resiko
tinggi, masalah psikiatris, mas lah a
medis yang muncul bersamaan, dan
melakuk n a kesalah n a pengambilan
keputusan yang dipengaruhi o h mosle e
Kelemahan-kelemahan yang
dihadapi oleh peneli dan ti merupakan
ke rba sate ta n penelitian adalah fakto
r-faktor yang tidak dapat dikontrol, yaitu :
a. Faktor psikolo is yang g meliputi
perist wai emosional yang muncul di
pertengahan proses terapi sebagai akibat
dari tekanan dari lingkungan
terdekatnya (ke arga, pacar, rekan lu
kerja, d n a kelompok sebayanya).
b. Kesul tani dalam mengontrol
peng un n terhadap zat adik ifg aa t te tentu r
selama proses terapi, sehingga zat-zat
adiktif yang dikonsumsi berpengaruh
terhadap tidak maksimalnya pengaruh
terapi yang telah diberikan, bahkan
terdapat beberapa subjek yang
meng lamia peningkatan kecenderungan
kekambuhan.
c. Tidak adanya karantina rhadap te
subj k,e se ngga hi sulit untuk mengontrol
pengaruh lingkungan dan
kemungkinan subjek k mbali e
mengkonsumsi n rkoba a
d. Jumlah pertemuan yang dipad kan at
sehingga mempersempit waktu subjek
dalam berlatih dan menerapkan
ke atr mpilan yang dipelajari karena harus
segera menyesuaik n a dengan cepat
materi proses terapi yang baru.
Menurut NN (2008), Tera kogB pi nitif
Perilaku untuk mencegah relapse
dilakukan hingga 20 se Dasi. lam
penelitian ini mengenai efektifitas terapi
kognitif perilaku yang dilakukan, waktu
pertemuan yang bisa diberikan hanya
terbatas hingga 8 si pertemuan. Waktu se
yang terbatas menyebabkan hasil terapi
dengan pendekatan konsep kognitif
perilaku menjadi kurang optimal dan
efektif.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasilpenelitian dan
pembahasan yang ladikukan oleh
bahwa dalam penelitian ini Terapi
dengan Pendekatan Konsep Kognitif
Perilaku ku ng efektif untuk mencera gah
relapse pada penyalah gu nana rkoba.
B. Saran
Bag Penelii ti Selanjutnya dan Terapis
a. Alok si w ktu pea a latihan yang bih le
lama dan penambahan ju lah m
pertemuan, s hi ggae n penyampaian
ma rte i bisa lebih efektif.
b. Jika ju lah m pertemuan tetap delapan
kali seperti pada penelitian ini,
sebaiknya kontrol terhadap faktor
eksternal subjek di int gkatkan.
c Pe. laksanaan karantina ubjek untuk s
meminimalisir faktor eksternal yang
memengaruhi jalannya terapi
d. Menyarankan melakukan Tera pi
dengan Pendekatan Konsep Kognitif
Perilaku pada resident yang berada pada
Tahap Re-Entry
DAFTA PUSTAKAR
Ad leke an, M ., & .L Lawal, .A. R (2006 . )
Drug use nd HIV infection in a
Nigeria: a review of recent
findings. African ournal of J
Drug & Alcohol Studies,
5(2),118 129.
-BNN. (2009). Panduan Pelayanan
Psikologi Di OSC-ORC-CBU.
Pusat Terapi dan Reha litabi si
Badan Narkot kai Nasional
Republik ndonesia: Jakarta I
BNN. (2008). Terapi Rehabilitasi
Komprehensif Bagi Pecandu
Narkoba Dilihat Dari Sisi
Psikososial. Pusat Terapi dan
Reha litabi si Badan Narkotika
Nasion l R publik Indon sia: a e e
Jakarta
Bishop, G. 1994). Integr( ating Mind
and Body Health Psychology.
Bennett, G. (1989). Treating Drug
Abuser. Routledge: Britis
Carrol, M. Ka leen th (1998). A
Cognitive Beha oral vi
Approach: Tre ing Cocaine at
Addiction
Colombo Plan Drugs Advisory
Programme. (200 5)
Treatm nt and R habi ate e lit ion
Programmes in Asia. Colombo
Plan
Computer-Assisted Delivery of
Cognitive- Behavioral Therapy
for Addiction: Randomized
kesehatan.Jakarta: Gramedia.
Davison, G.C.; Neale, M.; Kr g, J. in A.M.
(2006). Psikologi Abnormal.
Ed.9 Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Criminal Offenders. U.S.
Departme t of Hea h n lt and
Huma Sern vices
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://www.sioloon.com/t8577
tekanan-mental
Karoly. P. (1985). Measurement
Strategies In Health
Psychology. Simultaneously:
Canada
patients. Columbia University
Collge of Physici ns a and
Surgeons Vol: VI, 2001-2002
Kadd n, Ron ld. M. (tth). Cognitive-e a
Behavioral Therapy for
Subtance Dependence: Coping
Skills Trai ing. Depan rtme t n
Psychiat : Univ rsity ry e o f
Connecticut School of
Medecine Farmington
Susan Krauss. (2011).
Psikologi Abnormal :
Perspektif Klinis pada
Gangguan Psikologis. Jakarta :
Salemba Hum nika a
Latipun. 2002) Psikologi Eksperimen. (
Malang : UMM Press
Pecandu Narkoba Berbasis
Masyarak . at Jakarta: Balai
Clinical Guidelines for
Implementing Relapse
Preve ion nt Therapy.
Department of Psychology
:University of Washin tong
Monica S, Denise, Elizabeth, Isildinha,
Michael. (2010).
Cognitive-Beha ioral v Therapy to Promote
Smoking Cessation Among
African Am rican Sme oker: A
Journal of Consulting and
Clinical Psychology: Vol. 78,
No. 1, 24-33
Magill and Ray. (2009).
Cognitive-Beha ioral Treatm nt With v e
Adult Alcohol and Illocit Drug
Users: A Meta-Analysis of
Practice. Sim taneul sously:
canada
Oema joedi, A.K. (20r 03). Pendekatan
Cognitive Behaviour dalam
Psikoterapi. Ed.1.Jakarta:
Tidak Dipublikasikan
Reber, Arthur. S dan Reber, Emily. S.
(2010). Kamus Psikologi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
healing journey through
recovery and self renewal. New
York: John Wiley & Sons.
Setyorini, D dan Wibhowo, C. (2008).
Pengantar Psikologi
Eksperimen. Universitas
Katolik Soegijapranata :
Semarang
Soeliman, Holil. (2006). Kamus
Narkoba. BNN : Jakarta
Somar, Lambertus. (2001). Kambuh
Relapse: Sudut Pandang bagi
Emerging Eviden e Supporting c
Cognitive-Behavioral
Therapies for Adol cent es
Subtance Abuse. National
Institute of Health: 99 (Suppl
Department of Psychology
Francis group: New York
. (2007). Lead r’s Guid : e e
Cognitive Behavioral and
Relapse Preve ion Stra gies. nt te
United Nations of ice on Drug f