• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN DALAM MENYELESAIKAN PEKERJAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN DALAM MENYELESAIKAN PEKERJAAN"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA

KARYAWAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN

DALAM MENYELESAIKAN PEKERJAAN

(Studi Kasus Pada Karyawan Bagian Operasional PT. Intan Pariwara Klaten)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan

untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh :

NICHO PARAS WISNU MURTI

NIM. 012214025

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhanaku ini kupersembahkan untuk :

Jesus Kristus, terima kasih atas segala anugerah yang Engkau berikan,

Bunda Maria, yang selalu memberikan perlindungan kepadaku,

Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang selalu memberikan kasih sayang tak

terhingga.

dan sudah menjadi orang tua terbaik,

Adikku tersayanag Adelia Paras Puspita yang selalu memebrikan dukungan dan

(5)

HALAMAN MOTTO

Dengan ilmu; kehidupan menjadi mudah, dengan seni; kehidupan menjadi indah,

dan dengan agama; kehidupan menjadi

terarah dan bermakna

(HR. Mukti Ali)

Janganlah hendaknya kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah segaoa

keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur

(Filipi 4 : 16)

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Bapa di Surga atas segala

limpahan anugerah, berkat, rahmat dan kasih-Nya yang begitu besar sehingga

pada akhirnya skrisi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam perjalanan menyelesaikan studi dan skripsi ini dari awal sampai

akhir tidak sedikit bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penlis

mengucapkan terima kasih yang dalam dan tulus kepada :

1. Bapak Drs. Th. Sutadi, MBA, selaku Dosen Pembimbing I yang dengan

penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis selama

menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs. A. Triwanggono, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang

dengan penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis selama

menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Alex Kahulantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G., M.Si., selaku Kepala Jurusan Manajemen

Faklutas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Bapak Antok, selaku HRD PT. Intan Pariwara Klaten yang telah memberi

ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

6. Seluruh karyawan PT. Intan Pariwara Klaten dan segenap pimpinan yang

bersedia membantu penulis saat melakukan penelitian.

7. Kedua orang tuaku tercinta, terima kasih atas sentuhan, belaian kasih

sayangnya, kesabaran dan pengorbanan serta penyertaannya selama ini

sehingga penulis dapat meraih cita-citanya.

8. Adikku tercinta Adelia Paras Puspita, terima kasih atas dukungan dan

(7)

9. Kakakku dan Adik-adikku tersayang (Blend, Handi, Dita, Rangga, Hana,

Mbak Sari, Mbak Kristin, Mas Tutut), kehadiran kalian sangat berarti

bagiku.

10. Segenap keluarga besar Supardi Wasito Dimulyo, terima kasih atas

dukungan, nasihat dan kesabarannya dalam menyertai penulis.

11. Spesial buat Elisabeth Srimulyani, terima kasih atas semua nasihat,

dukungan, doa dan penyertaannya serta atas semua kenangan yang indah

yang telah diberikan I always remember you .

12. Teman kostku Cepit Puren (Oki, Nouval, Dodik, Cumplong, Pengung,

Teddy, Agung, Anjung), terima kasih atas persahabatan yang kalian berikan,

canda tawa dan memori yang indah selama 3 tahun.

13. Teman kostku Pringwulung 313 (Andi, Agus, Ireks, Aji, Estin/Dimas,

Hengky, Romy, Iwan), terima kasih atas penyertaan, persahabatan dan canda

tawa.

14. Sahabat-sahabatku (Agung, Alex, Boni, Bolong, Aris, Sontong, Potet, Mas

Yoyok, Dita Effer, Lina Oki, Cicil, Otong, Budi), terima kasih atas bantuan

dan kebersamaan yang kita jalin selama ini.

15. Teman-teman Moretha (Tuwal, Margo, Tulabi, Jacopo, Panjoel, Joko,

Ketuane, Jolompos, Goling, Nyomex, Odong, Jojon Nomok, Pak Nung,

Trimex Bakule, Suprex, Sombo), terima kasih atas canda tawa dan

persahabatan yang kita jalin selama ini.

16. Mas Freddy dan keluarga, terima masih atas semua bantuan dan dukungan

yang telah diberikan.

17. Bapak-bapak Arisan Tahu Bacem, terima kasih atas semua nasihat,

dukungan dan canda tawa selama ini.

18. Rekan-rekan Badminton Alam Seluler (Pak Slamet, Bang Touwi, Mas

Sugix, Pak Suradi, Pak Edi, Eko, Heri Kowok, Mas Tarno), terima kasih

atas dukungan kalian.

19. Semua rekan penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Matur nuwun … Semoga Tuhan

(8)

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan

dan kesalahannya. Oleh karena itu dengan rendah hati penulis mohon saran dan

kritik yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata, semoga penelitian ini

dapat bermanfaat bagi semuanya.

Yogyakarta, Agustus 2007

(9)
(10)

ABSTRAK

Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan Ditinjau dari Kemampuan dalam Menyelesaikan Pekerjaan

(Studi Kasus Pada Karyawan Bagian Operasional PT. Intan Pariwara Klaten)

Nicho Paras Wisnu Murti Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi karyawan bagian operasional, mengetahui tingkat kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan dan pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan PT. Intan Pariwara. Penelitian dilakukan di PT. Intan Pariwara Klaten dengan mengambil responden adalah karyawan bagian operasional.

Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 orang dan hanya 94 kuesioner yang kembali dan dapat diolah penulis. Ada tiga teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data, yaitu analisis tingkat motivasi, analisis tingkat kemampuan kerja karyawan dan analisis regresi linier sederhana. Analisis pertama dilakukan untuk mengetahui tingkat motivasi karyawan bagian operasional, analisis kedua dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan kerja karyawan Bagian Operasional dan analisis ketiga dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh motivasi terhadap kinerja ditinjau dari kemampuan menyelesaikan pekerjaan.

(11)

ABSTRACT

The Influence of Motivation against the Employee’s Working Performance by the Performance to Finish Their Job

(Case Study on Employees of Operational Division PT. Intan Pariwara Klaten)

Nicho Paras Wisnu Murti Faculty of Economics Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

This research aimed to knowing the grade of employee’s motivation, the grade of employee’s working performance and the influence of motivation against the employee’s working performance by the performance to finish their job. This research took place in PT. Intan Pariwara Klaten and the respondent were the employees of operational division.

This research was conducted by distributing questionnaires to 100 respondents and only 94 questionnaires were received by the researcher. There were three analysis techniques that used to analyze the data, that is, analysis of motivation grade analysis; employee’s working performance grade and linear regression analysis. The first analysis were to know the grade of motivation, the second were to know the grade of employee’s working performance and the third were to know the influence of motivation against the employee’s working performance by the performance to finish their job.

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL --- i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING--- ii

HALAMAN PENGESAHAN --- iii

HALAMAN PERSEMBAHAN --- iv

HALAMAN MOTTO--- v

KATA PENGANTAR --- vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA --- ix

ABSTRAK--- x

ABSTRACT --- xi

DAFTAR ISI --- xii

DAFTAR TABEL --- xiv

DAFTAR GAMBAR--- xv

DAFTAR LAMPIRAN --- xvi

BAB I. PENDAHULUAN --- 1

A. Latar Belakang Masalah --- 1

B. Rumusan Masalah --- 3

C. Tujuan Penelitian --- 3

D. Batasan Masalah --- 4

E. Manfaat Penelitian --- 4

F. Sistematika Penulisan --- 5

BAB II. LANDASAN TEORI --- 6

A. Motivasi : Pengertian, Teori Motivasi dan Asumsi Dasar 6 B. Kinerja(Performance)Karyawan --- 17

C. Sebuah Model Motivasi yang Terintegrasi kepada Kinerja dan Kepuasan --- 24

(13)

BAB III. METODE PENELITIAN --- 26

A. Jenis Penelitian --- 26

B. Tempat dan Waktu Penelitian --- 26

C. Populasi dan Sampel Penelitian --- 26

D. Variabel Penelitian --- 27

E. Teknik Pengumpulan Data --- 29

F. Metode Pengujian Instrumen --- 31

G. Teknik Analisis Data --- 33

BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN --- 37

A. Sejarah Umum Perusshaan --- 37

B. Lokasi Perusahaan --- 38

C. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan --- 39

D. Struktur Organisasi --- 39

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN --- 43

A. Pengujian Instrumen --- 43

B. Teknik Analisis Data --- 46

C. Pembahasan --- 53

BAB VI. PENUTUP --- 59

A. Kesimpulan --- 59

B. Saran-saran --- 60

DAFTAR PUSTAKA --- 61

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Uji Validitas Variabel Kinerja --- 43

Tabel 5.2. Uji Validitas Variabel Motivasi --- 44

Tabel 5.3. Hasil uji Reliabilitas Instrumen --- 45

Tabel 5.4. Karakteristik Responden Berdasar Usia --- 46

Tabel 5.5. Karakteristik Responden Berdasar Jenis Kelamin --- 47

Tabel 5.6. Karakteristik Responden Berdasar Pendidikan Terakhir ---- 47

Tabel 5.7. Karakteristik Responden Berdasar Lama Bekerja --- 48

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Kerangka Pemikiran --- 29

Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. Intan Pariwara --- 40

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner --- 63

Lampiran 2. Data Perolehan Kuesioner --- 72

Lampiran 3. Hasil Pengolahan Data Kuesioner --- 77

Lampiran 4. Hasil Pengolahan Regresi dan Distribusi Frekuensi --- 82

Lampiran 5. Daftar Tabel --- 87

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dalam dunia usaha memungkinkan perusahaan untuk tidak

hanya mengembangkan pasar yang luas tetapi juga mencari karyawan yang

terbaik demi keberhasilan dan kemajuan perusahaan. Menggunakan dan

mempertahankan orang terbaik dan berkualitas tinggi dalam lingkungan yang

berkembang dan teknologi yang maju menandakan pengelolaan yang baik atas

diversitas karyawan dan kompleksitas kerja organisasi. Teknologi yang maju

memungkinkan cara kerja perusahaan yang dulunya tidak mungkin menjadi dapat

dikerjakan ditempat kerja. Inilah tantangan bagi para manager untuk dapat

meningkatkan mutu kerja serta kualitas karyawan.

Untuk mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis, banyak badan usaha

mengalami reorganisasi, restrukturisasi, dan merger demi mempertahankan

kelangsungan hidup perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya.

Keberhasilan pengelolaan bisnis dalam perusahaan juga tergantung pada Sumber

Daya Manusianya yang termotivasi dan mampu menunjukkan kinerjanya dengan

baik. Karena dengan adanya Sumber Daya Manusia yang mempunyai motivasi

akan membuat sumber daya tersebut berusaha untuk berkembang sehingga dengan

(18)

Motivasi adalah daya pendorong yang menyebabkan seseorang anggota

organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuannya (dalam bentuk

keahlian atau ketrampilan), tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan

berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan

kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi

yang telah ditentukan sebelumnya (Sondang P. Siagian, 1989). Dari definisi

tersebut terlihat bahwa dengan adanya motivasi maka akan timbul usaha untuk

menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Daya usaha tersebut biasa disebut

performance atau kinerja.

PT. Intan pariwara sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang

penerbitan dan percetakan memerlukan kinerja organisasi dan pelayanan yang

lebih baik dari waktu ke waktu mengingat sudah banyak berdiri percetakan dan

penerbitan yang menawarkan banyak kemudahan-kemudahan, fasilitas-fasilitas

dan kualitas cetakan yang mampu menarik konsumen. Salah satu faktor yang

mempengaruhi kinerja organisasi dan pelayanan adalah kinerja dari

anggota-anggota organisasi sebagai motor penggerak organisasi tersebut. Kinerja yang

baik individu masing-masing anggota organisasi akan dapat tercapai jika ada

motivasi untuk mendapatkannya. Bagi PT. Intan Pariwara motivasi dari para

karyawan penting sekali dan merupakan suatu proses berkesinambungan satu

sama lain tanpa henti pada satu titik. Motivasi bukan suatu pendorong yang

diperlukan sekali dalam satu proses atau sekali dalam satu langkah, tetapi

motivasi terus diperlukan oleh seorang karyawan dan harus selalu dibangun dalam

(19)

juga akan lebih memajukan perusahaan, karena dengan adanya motivasi yang

terus menerus berkembang dapat mendorong meningkatnya kinerja karyawan.

Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas peneliti

memutuskan untuk mengambil judul penelitian “Pengaruh Motivasi Terhadap

Kinerja Karyawan Ditinjau Dari Kemampuan Dalam Menyelesaikan Pekerjaan“

studi kasus pada Karyawan Bagian Operasional PT. Intan Pariwara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah, maka dapat dibuat perumusan

masalah, yaitu :

1. Seberapa besar tingkat motivasi karyawan bagian operasional PT. Intan

Pariwara?

2. Seberapa besar tingkat kemampuan karyawan dalam menyelesaikan

pekerjaannya?

3. Apakah motivasi mempengaruhi kinerja karyawan pada PT. Intan Pariwara?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin di capai pada penelitian ini adalah

1. Mengetahui tingkat motivasi karyawan bagian operasional

2. Mengetahui tingkat kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan.

(20)

D. Batasan Masalah

Agar pemecahan masalah yang akan dilakukan tidak menyimpang dari

ruang lingkup yang ditentukan, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai

berikut :

1. Penelitian dilaksanakan pada karyawan bagian operasional.

2. Penelitian hanya mengukur motivasi dan kinerja tidak mengukur aspek

manajemen lainnya.

3. Penelitian difokuskan pada karyawan dengan lama bekerja minimum 3 tahun.

4. Teori motivasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Maslow

dan Alderfer, sedangkan teori kinerja menggunakan Teori Dessler.

E. Manfaat Penelitian.

1. Bagi Perusahaan.

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan yang bisa digunakan

sebagai pertimbangan dalam masalah yang dihadapi.

2. Bagi Universitas Sanatha Dharma.

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian

lebih lanjut.

3. Bagi Peneliti.

Penelitian ini dapat digunakan menjadi sarana dalam penerapan dan

(21)

F. Sistematika Penulisan.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mencakup latar belakang, perumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini mengemukakan teoru-teori yang menjadi acuan dalam

melaksanakan penelitian dan perumusan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis penelitian, Tempat penelitian dan waktu

penelitian, subyek penelitian, variabel penelitian, sumber data,

populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, teknik

pengumpulan data, metode pengujian instrumen, analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi sejarah perusahaan secara umum, awal berdirinya

PT. Intan Pariwara

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang pengelolaan data, analisis data dan

jawaban dari masalah yang diajukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diambil dari penelitian

(22)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Motivasi : Pengertian, Teori Motivasi dan Asumsi Dasar

Menurut T. Hani Handoko (1984:248) motivasi diartikan sebagai keadaan

dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan

kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Menurut Sondang P. Siagian

(1989:138) motivasi adalah daya pendorong yang menyebabkan seseorang

anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuannya (dalam

bentuk keahlian atau ketrampilan), tenaga dan waktunya untuk menyelanggarakan

berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan

kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi

yang telah ditentukan sebelumnya.

Pandangan lain tentang motivasi, dikemukakan oleh Maslow

(Brower:1983:49) adalah tingkah laku manusia merupakan suatu gerakan yang

dimulai dengan dorongan. Keseluruhan dorongan yang ada dalam diri manusia

disebut sebagai motivasi yang terdiri dari : perasan, kekosongan (kebutuhan),

perasaan paksaan (nafsu atau hasrat), dan arah perasaan (naluri) tentang teori

motivasi alangkah baiknya apabila diuraikan tentang teori-teori motivasi yang

(23)

1. Teori Motivasi Berdasarkan Teori Kepuasan(Content Theories)

Teori motivasi berdasarkan kepuasan yaitu teori yang mengkonsentrasikan

pada individu dimana teori tersebut terutama menekankan pada karateristik setiap

orang. Teori kepuasan(content theories) memusatkan perhatian dalam diri orang

yang menguatkan (energize), mengarahkan (direct), mendukung (sustain), dan

menghentikan(stop) perilaku. Isi suatu teori motivasi membantu kita memahami

dinamika dunia di mana organisasi-organisasi beroperasi yang menunjukkan para

manager dan karyawan terlibat di dalam organisasi-organisasi setiap hari.

Ada sebuah kebiasaan untuk menyatakan bahwa sebuah teori motivasi

memiliki isi atau content dalam bentuk sebuah pandangan khusus tentang

manusia (Winardi, 2001:68). Kita mengenal berbagai macam teori tentang

motivasi. Masing-masing teori motivasi berupaya untuk menerangkan bagaimana

motivasi manusia dan bagaimana manusia dapat menggunakan motivasi itu.

Dengan alasan tersebut di atas maka di bawah ini akan diuraikan teori motivasi

berdasarkan kepuasan(content theories) secara mendalam.

a. Abraham H. Maslow

Teori Abraham maslow tentang motivasi manusia dapat diterapkan pada

hampir seluruh aspek kehidupan pribadi manusia serta kehidupan sosial

kemasyarakatan. Dengan kata lain “seluruh” pribadinyalah yang digerakkan oleh

motivasi, bukan hanya sebagian dari orangnya. Jika seseorang merasa lapar maka

yang lapar adalah seluruh dirinya: dialah yang menginginkan makanan bukan

(24)

dikenal dengan sebutan Teori Hirarki Kebutuhan Lima Tingkat.

Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi :

1) Kebutuhan Fisiologis(fisiological needs)

Yang paling mendasar, paling kuat, dan paling jelas antara semua

kebutuhan adalah kebutuhannya untuk memertahankan hidupnya secara fisik,

yaitu kebutuhannya akan makanan, minuman, tempat berteduh, seks, tidur,

dan oksigen. Pada diri manusia yang sangat merasa kekurangan atas

segala-galanya dalam kehidupannya dan besar sekali kemungkinan bahwa motivasi

yang lebih besar adalah kebutuhan fisiologis (Maslow, 1984:42).

Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, cinta, dan harga diri

pertama-tama akan memburu makanan terlebih dahulu. Ia akan mengabaikan

atau menekan dulu semua kebutuhan yang lain sampai kebutuhan

fisiologisnya itu terpuaskan. Maslow menyatakan bahwa bagi orang yang

berada dalam keadaan lapar berat dan membahayakan tak ada minat lain

kecuali pada makanan. Ia bermimpi tentang makanan, ia teringat akan

makanan, ia berpikir tentang makanan, emosinya hanya bergerak pada

makanan, ia hanya mempersiapkan makanan dan ia hanya menginginkan

makan demi memenuhi kebutuhan fisiologisnya

Bagi manusia yang selalu dan sangat lapar ia cenderung berpikir bahwa

kalau makanannya terjamin sepanjang hidupnya maka sempurnalah

kebahagiaan hidupnya dan ia tidak akan menghendaki yang lain-lain untuk

seterusnya. Orang semacam itu secara tegas dapat dikatakan bahwa dapat

(25)

2) Kebutuhan Akan Keselamatan

Apabila kebutuhan fisiologos relatif terpenuhi maka akan muncul

seperangkat kebutuhan yang kurang lebih dapat dikategorikan dalam

kebutuhan-kebutuhan akan keselamatan (Maslow, 1984:43) seperti kebutuhan

keamanan, ketergantungan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas

dan kekalutan, kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas norma,

kekuatan pada diri pelindung, dan lain sebagainya. Kebutuhan-kebutuhan

tersebut hampir merupakan pengatur perilaku eksklusif dan menyerap semua

kapasitas organisme bagi usaha untuk memuaskan kebutuhan akan

keselamatan dan layaklah apabila organisme itu digambarkan sebagai suatu

mekanisme pencari keselamatan.

Orang yang diterima oleh lingkungan dan merasa bahwa lingkungan

mengerti akan kebaikannya dan bersedia memaafkan kesalahannya akan

merasa bahwa ada backing dan dukungan dari orang lain serta akan merasa

aman dalam hidupnya. Rasa aman berhubungan adanya cinta kasih. Lawan

cinta kasih bukan benci melainkan rasa tidak aman dari rasa diasingkan

(Brouwer, 1983:49).

3) Kebutuhan Akan Rasa Memiliki dan Rasa Cinta

Setiap orang akan mendambakan hubungan penuh kasih syang dengan

orang lain pada umumnya, khususnya kebutuhan akan rasa memiliki tempat

ditengah kelompoknya. Kebutuhan ini timbul karena tuntutan hidup bersama

dalam masyarakat (Gilarso, 1994:21). Belum pernah ada orang akan

(26)

atau anak-anak. Ia harus berhubungan setiap waktu yang penuh rasa dengan

orang-orang umumnya, yakni akan suatu tempat dalam kelompok atau

keluarganya dan ia akan beriktiar lebih keras lagi untuk mencari tujuan itu.

Ia akan bermaksud mendapatkan tempat seperti itu lebih dari pada

lainnya di dunia ini dan mungkin dengan melupakan bahwa ketika ia lapar, ia

pernah mencemoohkan cinta sebagai sesuatu yang tidak nyata, atau tidak

perlu, atau tidak penting. Sekarang ia sangat merasakan perihnya rasa

kesepian itu, pengucilan sosial, penolakan, tiadanya keramahan, keadaan yang

tidak menentu karena tidak adanya kepastian dalam hubungan cinta kasih

dengan seseorang maupun sesamanya yang memiliki tempat dalam hatinya.

Maslow berpendapat bahwa tanpa cinta pertumbuhan dan perkembangan

orang akan terhambat.

4) Kebutuhan Akan Harga Diri(self esteem needs)

Semua orang dalam masyarakat mempunyai kebutuhan atau

menginginkan penilaian dari orang lain terhadap darinya sendiri secara mantap

mempunyai dasar logika yang kuat dan bermutu tinggi akan rasa hormat diri,

atau harga diri, dan penghargaan dari orang lain. Pemenuhan kebutuhan akan

harga diri membawa kepercayaan pada diri sendiri tentang kapabilitas dan

kelayakan akan kegunaan dan rasa diperlukan oleh dunia sekitarnya.

Seseorang yang memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri serta

lebih mampu melakukan pekerjaan maka ia akan lebih produktif. Sebaliknya

(27)

tidak berdaya yang selanjutnya dapat menimbulkan rasa putus asa yang

mendalam.

5) Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri(self actualization needs)

Bentuk khusus dari kebutuhan-kebutuhan ini tentu saja sangat

berbeda-beda bagi masing-masing orang. Pada orang yang satu kebutuhan ini dapat

berupa ibu yang baik, sabar, perhatian dan penuh kasih sayang bagi

anak-anaknya. Pada seorang guru dapat menjadi figur seorang guru yang ideal bagi

murid-muridnya. Dan pada orang lain lagi sebagai seorang seni rupa yang

membutuhkan aktualisasi diri terungkap pada waktu melukis atau menemukan

hal-hal yang baru pada perjalanan spiritualisme batinnya yang dituangkan

melalui goresan-goresan pena, kuas, pisau, atau berbagai alat yang dapat

dipergunakannya.

Pada tingkat ini perbedaan-perbedaan aktualisasi diri masing-masing

individu itu tampak paling besar. Kebutuhan ini menunjukkan pada keinginan

orang akan perwujudan diri. Yakni pada kecenderungannya untuk mewuudkan

diri sebagai apa yang ada dalam kemampuannya. Kecenderungannya ini dapat

diungkapkan sebagai keinginan untuk semakin lama menjadi istimewa dalam

dirinya sendiri dan menjadi apa menurut keinginan dan kemampuannya.

b. Clayton P. Alderfer

Menurut Alderfer kebutuhan manusia dikelompokkan menjadi tiga

(28)

Tiga Tingkat. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan diuraikan di bawah ini (Sujak,

1990:12).

1) Kebutuhan Eksistensi(exsistence needs)

Menurut teori ini yang didukung oleh kenyataan hidup sehari-hari

bahwa mempertahankan eksistensi seseorang merupakan kebutuhan yang

sangat mendasar. Kebutuhan eksitensi merupakan kebutuhan nyata bagi setiap

orang untuk mempertahankan dan melanjutkan eksistensinya secara terhormat.

Hal ini sesuai dengan harkat dan martabat manusia sebagai insan ciptaan

Tuhan yang memiliki kebebasan bertindak sesuai dengan eksitensi dirinya

sendiri.

2) Kebutuhan Berhubungan(relatedness needs)

Kebutuhan akanrelatedness tercermin pada sifat dasar manusia sebagai

insan sosial. Setiap orang ingin mengaitkan keberadaan dirinya dengan orang

lain dan dengan lingkungannya. Hal ini sangatlah penting karena tanpa

interaksi dengan orang lain dan dengan lingkungannya keberadaan seseorang

dapat dikatakan tidak mempunyai makna yang hakiki.

3) Kebutuhan Pertumbuhan atau Berkembang(growth needs)

Growth merupakan yang pada dasarnya tercermin pada keinginan

seseorang untuk tumbuh dan berkembang. Kebutuhan pertumbuhan atau

kebutuhan untuk berkembang dapat dipenuhi melalui pengembangan karier

dan pengembangan pekerjaan secara kreatif. Sebagai contoh seseorang

(29)

seseorang yang memungkinkan merih apa yang secara umum disebut sebagai

“kemajuan” dalam perjalanan hidup karier seseorang.

2. Teori Motivasi Berdasarkan Teori Proses(Process Theories)

Teori Motivasi Berdasarkan Proses adalah teori-teori motivasi yang

berkenaan dengan bagaimana perilaku dimulai dan dilaksanakan atau menjelaskan

aspek-aspek motivasi tersebut. Teori proses (process theories) menguraikan dan

menganalisis bagaimana perilaku itu dikuatkan, diarahkan, didukung, dan

dihentikan. Di bawah ini akan diuraikan teori-teori motivasi berdasarkan proses.

a. Lyman W. Porter dan Edward E. Lawer III

Teori motivasi model Porter dan Lawer adalah teori pengharapan dari

motivasi dengan versi orientasi masa mendatang. Dalam toeri ini lebih

menekankan antisipasi tanggapan-tanggapan atau hasil-hasil para karyawan

tergantung pada pengharapan di masa yang akan datang dan bukan pengalaman

biasa di masa lalu. Secara teoritis model pengharapan Porter dan Lawer disusun

sebagai berikut (Handoko, 1992:265):

a.1 Nilai pengharapan.

a.2 Probabilitas usaha pengharapan yang diterima.

a.3 Kemampuan dan sifat.

a.4 Suatu tingkat usaha tertentu.

a.5 Persepsi mengenai kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang

(30)

a.6 Tingkat prestasi yang dibutuhkan atau syarat untuk menerima penghargaan

instrinsik yang melekat pada penyelesaian tugas.

a.8 Penghargaan dari managemen bagi pencapaian prestasi yang diinginkan

seperti penghargaan instrinsik dan penghargaan ekstrinsik.

a.9 Persepsi individu mengenai penghargaan yang adil.

a.10 Tingkat kepuasan yang dialami oleh karyawan.

b. Edwin A. Locke

Locke menyatakan bahwa penetapan tujuan merupakan suatu proses dari

beberapa penggunaan praktis. Menurut pendapatnya bahwa “tujuan secara sadar”

dari seseorang dan maksudnya merupakan penetu utama dari perilaku.

Pengertiannya adalah satu dari karakteristik umum yang diamati dari maksud

perilaku akan kecenderungan terus bertahan sampai pada penyelesaiannya

(Gibson, 1996:253). Sekali seseorang memulai menilai sesuatu (seperti suatu

pekerjaan, sebuah proyek baru) ia terus mendesak sampai tujuannya tercapai.

Edwin A. Locke menggunakan pemikiran maksud dan tujuan yang

disadari untuk mengajukan dan memberikan dukungan riset bagi tesis yang

menyatakan semakin keras tujuan yang disadari akan menghasilkan tingkat

prestasi yang makin tinggi. Teori penetapan tujuan yang menganggap tujuan dan

keinginan yang disadari merupakan faktor penentu perilaku manusia dalam

melakukan pekerjaannya. Teori motivasi dari Edwin A. Locke lebih dikenal

(31)

c. B.F Skinner

Skinner mengemukakan pendapat lain terhadap motivasi yang

mempengaruhi dan mengubah perilaku kerja seseorang dengan sebutan Teori

Pembentukan Perilaku (operation conditioning). Pendekatan didasarkan atas

hukum sebab akibat(law of effect) yang menyatakan bahwa perilaku yang diikuti

dengan konsekuensi pemuasan cenderung diulang, sedangkan perilaku yang

diikuti dengan konsekuensi-konsekuensi hukuman cenderung tidak diulang. Ada

empat teknik yang dapat digunakan untuk mengubah perilaku seseorang yaitu

(Stoner, 1986:21) :

1) Penguatan Positif( Positive Reinforcement )

Penguatan postif merupakan peningkatan kekuatan respon dan dapat

menyebabkan pengulangan dari perilaku yang mendahului penguatan seperti:

penguatan primer (minum atau makan yang dapat memuaskan kebutuhan

biologis) dan penguatan sekunder (penghargaan, promosi, pujian, dan uang).

2) Penguatan Negatif(Negative Reinforcement)

Penguatan negatif merupakan peningkatan frekuensi penghapusan

tanggapan dari penguatan negatif segera setekah terjadinya tanggapan, contoh:

menghindari kritik dengan segera, melakukan pembenahan diri, menghindari

kesalahan, melakukan pekerjaan, menghindari kecelakaan ditempat kerja.

3) Hukuman(Punishment)

Hukuman adalah konsekuensi yang tidak menyenangkan dari tanggapan

(32)

frekuensi). Tujuan dari penerapan hukuman adalah untuk mengurangi perilaku

individu yang tidak diinginkan.

4) Pemadaman

Pemadaman adalah tidak adnya penguatan yang menyusul perilaku yang

tidak diinginkan. Perilaku yang diabaikan akhirnya menghilang atau “padam”.

Di tempat kera pemadaman biasanya digunakan untuk menghadapi karyawan

yang terlalu ingin tahu atau karyawan yang agak mengganggu.

d. J. Stacey Adams

Teori Adams lebih dikenal dengan sebutan Teori Keadilan Motivasi yaitu

teori yang mempelajari perbedaan karyawan sesudah karyawan membandingkan

rasio masukannya atau hasil dengan referensi karyawan lain. Teori motivasi ini

didasarkan pada asumsi bahwa individu yang bekerja dalam rangka memperoleh

tukaran imbalan dari organisasi dimotivasi oleh suatu keinginan diperlakukan adil

di tempat mereka bekerja.

Intisari dari keadilan adalah bahwa karyawan membandingkan usaha

mereka dan imbalan mereka dengan usaha dan imbalan yang diterima oleh orang

lain dalam situasi kerja yang serupa. Teori motivasi ini didasarkan pada asums

bahwa individu itu dimotivasi oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil

(33)

3. Asumsi Dasar yang Melandasi Teori Motivasi

Ketika kita mempelajari berbagai teori tentang motivasi dan

praktek-praketk memotivasi yang telah dilakukan oleh para manager perusahaan maka

perlu kita memahami sejumlah asumsi dasar yang melandasi teori-teori tersebut

(Winardi, 2001:67) :

a. Motivasi merupakan suatu hal yang baik di dalam diri setiap insan manusia.

b. Motivasi merupakan salah satu di antara berbagai macam faktor yang masuk

ke dalam kinerja seseorang.

c. Motivasi merupakan hal yang langka dan ia selalu memerlukan pergantian

secara periodik karena dapat “menguap” dengan berlangsungnya waktu.

d. Praktek-praktek motivasional selalu berkaitan dengan proses-proses yang

tidak pernah berakhir.

e. Motivasi merupakan suatu alat dengan apa para manager dapat mengatur

hubungan-hubungan pekerjaan di dalam organisasi-organisasi.

B. Kinerja (Performance) Karyawan

1. Pengertian Kinerja

Menurut Stephen P. Robbins (1996:218) dikatakan bahwa kinerja

karyawan adalah sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi,

yaitu kinerja = f (ability x Motivation). Terdapat adanya persetujuan pandangan

antara periset dan para manager praktek yang pada umumnya menerima pendapat

yang menyatakan bahwa kadua variabel tersebut memiliki nilai penting dalam hal

(34)

Jika ada yang tidak memadai, kinerja akan dipengaruhi secara negatif.

Disamping motivasi perlu juga dipertimbangkan (kecerdasan dan ketrampilan)

untuk menjelaskan dan menilai kinerja karyawan. Kita ketahui bahwa motivasi

adalah entusiasme dan persistensi dengan apa seseorang melaksanakan tugas

tertentu (Winardi, 2001:63). Kemampuan di lain pihak berhubungan dengan

kompetensi tugas seseorang. Perbedaan motivasi dan kemampuan sangat relevan

bagi banyak situasi.

Kinerja karyawan menurut Simamora (1995:500) adalah tingkat hasil kerja

karyawan dalam mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan yang diberikan.

Dengan kata lain kinerja adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas

maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Perlu kita

ketahui bahwa kinerja(performance) dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu (Simamora,

1995:500) :

a. Faktor individual yang terdiri dari: kemampuan dan keaahlian, latar belakang,

dan demografi.

b. Faktor Psikologis yang terdiri dari: persepsi, attitude, personality,

pembelajaran, dan motivasi.

c. Faktor Organisasional yang terdiri dari: sumber daya, kepemimpinan,

penghargaan, struktur, danjob design.

Kinerja individual seperti yang disebutkan di muka adalah hasil kera

karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang

(35)

individu, upaya kerja (work effort) dan dukungan organisasi. Dengan kata lain

kinerja individu adalah hasil :

a. Atribut individu yang menentukan kapasitas untuk mengerjakan sesuatu.

Atribut individu meliputi faktor individu (kemampuan dan keahlian, latar

belakang serta demografi) dan faktor psikologis meliputi persepsi, attitude,

personality, pembelajaran, dan motivasi.

b. Upaya kerja (work effort), yang membentuk keinginan untuk mencapai

sesuatu.

c. Dukungan organisasi, yang memberikan kesempatan untuk berbuat sesuatu,

Dukungan organisasi meliputi sumber daya, kepemimpinan, lingkungan kerja,

struktur organisasi, danjob design.

2. Penilaian Kinerja

Faktor kritis yang berkaitan dengan keberhasilan jangka panjang

organisasi adalah kemampuannya untuk mengukur seberapa baik

karyawan-karyawannya dalam berkarya dan menggunakan informasi tersebut guna

memastikan bahwa pelaksanaan memenuhi standar-standar sekarang dan

meningkat sepanjang waktu.

Dalam melakukan penilaian kinerja terdapat dua syarat yang perlu

diperhatikan. Syarat tersebut dapat dilihat di bawah ini (Gomes, 2000:136) :

a. Adanya obyektivitas dalam proses evaluasi.

b. Adanya kriteria kinerja yang dapat diukur secara obyektif, dalam

(36)

1) Relevansi yang menunjukan tingkat kesesuaian antara kriteria dengan

tujuan-tujuan kinerja.

2) Reliabilitas yang menunjukan tingkat di mana kriteria menghasilkan hasil

yang konsisten.

3) Diskriminasi digunakan untuk mengukur tingkat di mana suatu kriteria

kinerja bisa meperlihatkan perbedaan-perbedaan yang ada dalam kinerja

tersebut.

Penilaian kinerja adalah alat yang bermanfaat tidak hanya untuk

mengevaluasi kerja dari para karyawan tetapi juga untuk mengembangkan dan

memotivasi kalangan karyawan. Di pihak lain, penilaian kinerja uga dapat

menjadi sumber kerisauan dan frustasi bagi manager dan seputar sistem penilaian

kinerja. Pada intinya, penilaian kinerja dapat dianggap sebagai alat untuk

memverifikasi bahwa individu-individu memenuhi standar-standar kinerja yang

telah ditetapkan. Penilaian kinerja dapat pula menjadi cara untuk membantu

individu-individu mengelola kinerja mereka.

Penilaian kinerja merupakan upaya membandingkan kinerja aktual

karyawan dengan kinerja karyawan yang diharapkan darinya (Dessler, 1992:87).

Menurut Gibson et.al (1996:13), motivasi dan kemampuan berinteraksi

menentukan kinerja. Dalam penilaian kinerja karyawan tidak hanya menilai hasil

fisiologis, tetapi pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan yang menyangkut

berbagai bidang seperti: kemampuan kerja, kerajinan, disiplin, hubungan kerja,

(37)

Menurut Dessler (1992:514-516), ada beberapa faktor dalam penilaian

kinerja yang populer seperti di bawah ini:

a. Kualitas pekerjaan, di dalam kualitas pekerjaan meliputi: akurasi, ketelitian,

penampilan, dan penerimaan keluaran.

b. Kuantitas pekerjaan, di dalam kuantitas pekerjaan meliputi: volume keluaran

dan kontribusi.

c. Supervisi yang diperlukan, di dalam supervisi yang diperlukan meliputi:

membutuhkan saran, arahan, atau perbaikan.

d. Kehadiran, di dalam kehadiran meliputi: regularitas, dapat dipercayai atau

diandalkan, dan ketepatan waktu.

e. Konservasi, di dalam konservasi meliputi: pencegahan pemborosan,

kerusakan, pemeliharaan peralatan.

Di dalam organisasi modern, penilaian kinerja memberikan mekanisme

penting bagi managemen untuk digunakan dalam menjelaskan tujuan-tujuan dan

standar-standar kinerja dan memotivasi kinerja individu di waktu berikutnya.

Penilaian kinerja memberikan dasar untuk keputusan yang mempengaruhi

gaji,promosi, pemberhentian, pelatihan, dan kondisi kepegaiwaian lainnya. Di

semua organisasi-organisasi yang besar, evaluasi atau penilaian kinerja

kemungkinan besar merupakan prosedur sistematik di mana kinerja sesungguhnya

dari semua karyawan managerial, profesional, teknis, penjualan, dan klarelikal

dinilai secara formal.

Penilaian kinerja pada prinsipnya mencakup baik aspek kualitatif maupun

(38)

fungsi mendasar personalia; kadang-kadang disebut juga dengan telaah kinerja,

penilaian karyawan, evaluasi kinerja, evaluasi karyawan, atau penentuan peringkat

personalia. Semua istilah tersebut berkenan dengan proses yang sama. Penilaian

kinerja secara keseluruhan merupakan proses yang berbeda dari evaluasi

pekerjaan(job evaluation). Penilaian pekerjaan berkenaan dengan seberapa baik

seseorang melakukan pekerjaan yang ditugaskan atau diberikan.

3. Pengukuran Kinerja

Kinerja karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja karyawan selama

periode tertentu. Pemikiran tersebut dibandingkan dengan target atau sasaran yang

telah disepakati bersama. Tentunya dalam penilaian tetap mempertimbangkan

berbagai keadaan dan perkembangan yang mempengaruhi kinerja tersebut.

Menurut As’ad (1998:62), untuk mengukur job performance maka

masalah yang paling pokok adalah menetapkan kriterianya. Jika kriteria telah

ditetapkan, langkah berikutnya mengumpulkan informasi yang berhubungan

dengan hal tersebut dari seseorang selama satu periode tertentu. Dengan

membandingkan hasil ini terhadap standar yang dibuat untuk periode waktu yang

bersangkutan, akan didapat level of performance seseorang. Lebih lanjut As’ad

(1998:63) menyatakan bahwa usaha untuk menentukan ukuran tentang sukses

dalam suatu pekerjaan amatlah sulit, karena sering kali pekerjaan itu begitu

komplek sehingga sulit ada ukuranoutputyang pasti.

Hal seperti ini terutama terdapat pada jabatan-jabatan yang bersifat

(39)

bahwa yang umum dianggap sebagai kriteria antara lain ialah: kualitas, kuantitas,

waktu yang dipakai, jabatan yang dipegang, absensi, dan keselamatan dalam

menalankan tugas pekerjaan.

Menurut Simamora (1997:415-416), faktor kritis yang berkaitan dengan

keberhasilan jangka panjang organisasi adalah kemampuannya untuk mengukur

seberapa baik karyawan berkarya dan menggunakan informasi tersebut guna

memastikan bahwa pelaksanaan memenuhi standar sekarang dan meningkat

sepanjang waktu. Penilaian kinerja adalah alat yang berfaedah tidak hanya

mengevaluasi kerja karyawan, tetapi juga untuk mengembangkan dan memotivasi

kalangan karyawan. Dalam penilaian kinerja, kontribusi karyawan kepada

organisasi selama periode waktu tertentu menunjukan peningkatan. Umpan balik

kinera memungkinan karyawan mengetahui seberapa baik mereka bekerja jika

dibandingkan dengan standar organisasi.

Lebih lanjut Simamora (1997: 418–419), mengungkapkan ada 3 ( tiga )

dasar perilaku yang hendaknya dimasukkan dalam penilaian kinerja yaitu :

a. Memikat dan menahan sejumlah orang kedalam organisasi dalam jangka

waktu tertentu. Organisasi harus meminimalkan perputaran karyawan,

ketidakhadiran dan keterlambatan.

b. Penyelesaian tugas yang terandalkan dalam tolok ukur minimal kuantitas

kinerja dicapai.

c. Perilaku-perilaku inovatif dan spontan yaitu:

1) Kerjasama, tingkat terhadapnya individu meminta bantuan dari

(40)

2) Tindakan protektif, tingkat terhadapnya karyawan akan menghilangkan

ancaman terhadap organisasi.

3) Gagasan kontruktif, tingkat terhadapnya karyawan akan memberikan

sumbangan gagasan kontruktif dan kreatif untuk memperbaiki organisasi.

4) Pelatihan diri, tingkat terhadapnya karyawan akan terikat dalam program

pelatihan diri untuk membantu organisasi mengisi kebutuhannya akan

tenaga yang terlatih secara lebih baik.

5) Sikap-sikap yang menguntungkan, tingkat terhadapnya karyawan berjuang

mengembangkan tugas yang menguntungkan tentangorganisasi di antara

mereka sendiri, pelanggan, dan masyarakat umum.

Menurut Maier (As’ad, 1998:63) untuk memudahkan pengukuran

Performancemembagi pekerjaan menjadi 2 (dua) jenis yaitu:

a. Pekerjaan produksi secara kuantitatif orang bisa membuat suatu standar yang

objektif.

b. Pekerjaan yang non produktif, menentukan sukses tidaknya seseorang di

dalam tugas biasanya didapat melaluihuman judgements.

C. Sebuah Model Motivasi yang Terintegrasi kepada Kinerja dan Kepuasan

Masing-masing teori yang telah dibahas memiliki manfaat yang potensial

bagi manajer dalam pengembangan sumber daya manusianya. Pemikiran dewasa

ini menyatakan bahwa diperlukannya suatu pendekatan yang terkombinasi,

mengembangkan, menguji dan menyatukancontent theories danprocess theories

(41)

Pembahasan ini sebagian berlandaskan pandangan kreitner dan model teresbut

diawali dengan persamaan kinerja seperti dibawah ini (Winardi, 1001:114)

Persamaan tersebut mengarah perhatian kita kepada sifat-sifat individu,

upaya kerja, dan bantuan keorganisasian sebagai variabel yang mempengaruhi

kinerja.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan suatu anggapan atau kesimpulan sementara yang

harus dibuktikan lagi kebenarannya (Umar, 1999:73). Pada penelitian ini terdapat

tiga rumusan masalah mengenai tingkat motivasi karyawan, tingkat kinerja

karyawan dan pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan.

Untuk rumusan masalah tingkat motivasi karyawan, tingkat kinerja

karyawan tidak diperlukan hipotesis karena metode pengujian data menggunakan

analisis range dimana penentuan skala berdasarkan klasifikasi atau tabulasi.

Sedangkan untuk rumusan masalah pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan

diperlukan hipotesis untuk menunjukkan ada atau tidaknya pengaruh tersebut.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. H0 = Motivasi tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan pada

kemampuan menyelesaikan pekerjaan

2. H1 = Motivasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan pada

kemampuan menyelesaikan pekerjaan.

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu suatu penelitian

yang terperinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun waktu tertentu,

termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya, dengan cukup mendalam dan

menyeluruh (Husein Umar, 1997). Kesimpulan dalam penelitian hanya digunakan

untuk obyek penelitian yang bersangkutan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian dapat dilihat dibawah ini:

1. Tempat Penelitian dilakukan pada PT. Intan Pariwara.

2. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2007.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan bagian operasional

Kantor Pusat PT. Intan Pariwara sejumlah 1.515 orang karyawan. Sedangkan

sampel dalam penelitian ini adalah beberapa karyawan bagian operasional yang

mewakili divisi masing-masing di bawah bagian operasional.

Metode pengambilan sampel yang digunakanPurposive Sampling, dimana

pengambilan elemen-elemen yang dimasukkan dalam sampel dilakukan terhadap

(43)

bahwa sampel tersebut representatif atau mewakili populasi. Pengambilan sampel

menggunakan Purposive Sampling dikarenakan terdapat

pertimbangan-pertimbangan yang harus peneliti perhatikan, yaitu jumlah karyawan bagian

operasional pada masing-masing divisi tidak sama dan tempat bekerja karyawan

bagian operasional tidak sama. Tujuan digunakannyaPurposive Sampling adalah

agar banyaknya subyek penelitian dari karyawan bagian operasional adalah sama.

Untuk mengetahui jumlah sampel yang akan diambil, dapat ditentukan

dengan rumus :

α = Toleransi nilai prediksi rata-rata yang tidak menyimpang dari toleransi

(dipakai sebesar 10%)

Dengan rumus di atas, maka dapat diketahui misalnya apabila populasi 1.500

orang, maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebagai berikut :

orang

Pemilihan 94 orang sampel dilakukan secara konveniens dimana pihak perusahaan

yang akan membagikan kuesioner dengan kondisi dalam kuesioner tersebut ada

wakil-wakil darimasing-masing pekerja, kepala regu, supervisor, kepala divisi dan

(44)

D. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel masalah 1 : Motivasi Karyawan

a. Motivasi karyawan merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang

mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan

tertentu guna mencapai tujuan.

b. Aspek-aspek yang akan diteliti adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan

keselamatan, kebutuhan rasa memiliki dan rasa cinta, kebutuhan harga

diri, kebutuhan aktualisasi diri (Maslow, 1984:42), kebutuhan eksistensi,

kebutuhan berhubungan dan kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang

(Alderfer dalam Sujak, 1990:12).

c. Cara mengukur tingkat motivasi karyawan adalah dengan skala Likert

(1-3) dengan arti sebagai berikut :

- Nilai 1 berarti rendah

- Nilai 2 berarti sedang

- Nilai 3 berarti tinggi

Dalam mengukur tingkat motivasi karyawan dapat ditentukan dengan

syarat-syarat sebagai berikut :

- Jika kebutuhan dalam kehidupan pribadi dan sosial belum terpenuhi,

maka motivasi tinggi

- Jika kebutuhan dalam kehidupan pribadi dan sosial sudah terpenuhi,

(45)

2. Variabel masalah 2 : Kinerja Karyawan

a. Kinerja Karyawan merupakan hasil kerja karyawan selama periode

tertentu sesuai dengan pencapaian target atau sasaran.

b. Aspek-aspek yang akan diteliti meliputi akurasi, ketelitian, penampilan,

penerimaan keluaran, volume keluaran dan kontribusi (Dessler,

1992:514-516).

c. Cara mengukur tingkat kinerja karyawan adalah dengan skala likert (1-5)

dengan arti sebagai berikut :

- Nilai 1 berarti sangat rendah

- Nilai 2 berarti rendah

- Nilai 3 berarti sedang

- Nilai 4 berarti tinggi

- Nilai 5 berarti sangat tinggi

d. Pengukuran kinerja dilakukan oleh level-level yang membawahi

karyawan, seperti kepala regu, supervisor, kepala divisi dan manajer.

3. Variabel masalah 3 :

a. Variabel dependen (Y) : Kemampuan karyawan operasional dalam

menyelesaikan pekerjaan.

b. Variabel independen (X) : Motivasi

Gambar 3.1. Kerangka Pemikiran

(46)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kuesioner

Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan

kuesioner. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dengan menyusun

kuesioner yang sifatnya tertutup dan dibagikan kepada responden penelitian yang

sudah ditetapkan yaitu karyawan bagian operasional. Kuesioner yang disebarkan

terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan motivasi dan kinerja

ditinjau dari kemampuan karyawan menyelesaikan pekerjaan. Kuesioner pada

penelitian dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

Bagian I : berisi pertanyaan mengenai data diri responden yang meliputi jenis

kelamin, umur, pekerjaan, pendidikan, bidang pekerjaan dan lama

bekerja serta petunjuk dan cara pengisian kuesioner.

Bagian II : berisi pertanyaan mengenai variabel motivasi meliputi kebutuhan

fisiologis, kebutuhan keselamatan, kebutuhan rasa memiliki dan

rasa cinta, kebutuhan harga diri, kebutuhan aktualisasi diri

(Maslow, 1984:42), kebutuhan eksistensi, kebutuhan berhubungan

dan kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang (Alderfer dalam

Sujak, 1990:12).

Bagian III : berisi pertanyaan mengenai variabel kinerja ditinjau dari

kemampuan menyelesaikan pekerjaan meliputi akurasi, ketelitian,

penampilan, penerimaan keluaran, volume keluaran dan kontribusi

(47)

2. Pemanfaatan Data Sekunder

Dalam mengumpulkan data, peneliti juga memanfaatkan adanya

sumber-sumber data sekunder yaitu dengan mempelajari dokumen-dokumen,

laporan-laporan, keputusan-keputusan, aturan-aturan, dan sebagainya, yang berkaitan

dengan obyek penelitian.

F. Metode Pengujian Instrumen.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Adapun

instrumen pengumpulan data yang baik harus memenuhi 2 kriteria penting yaitu :

1. Uji Validitas

Merupakan suatu alat pengukur yang menunjukkan seberapa jauh suatu

alat ukur memiliki ketepatan dan kecermatan dalam melakukan fungsi ukurannya

dengan menggunakan korelasi Product Moment. Prosedur untuk melakukan uji

validitas instrumen terdiri atas langkah-langkah berikut ini (Hadi, 1991) :

a. Menghitung skor variabel dari skor butir, yang berarti jumlah dari skor butir

merupakan skor variabel.

b. Menghitung koefisien korelasi sederhana antara skor butir (X) dengan skor

variabel (Y). Perhitungan koefisien korelasi ini menggunakan rumus koefisien

(48)

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi sederhana antara skor butir (X) dengan skor butir

(Y)

N = jumlah responden uji coba

X = jumlah skor butir (X)

Y = jumlah skor variabel (Y)

X2 = jumlah skor butir (X) kuadrat

Y2 = jumlah skor variabel (Y) kuadrat

XY = jumlah perkalian skor butir (X) dan skor variabel (Y)

c. Mengugurkan butir-butir yang tidak valid

Untuk menguji gugur atau tidaknya suatu butir pertanyaan dilakukan dengan

cara membandingkan koefisien korelasi bagian total (rxy) dengan kofisien

korelasi kritis (rtabel). Jika bagian total (rxy) < koefisien kritis (rtabel) maka butir

pertanyaan yang diuji gugur dan sebaliknya. Besarnya koefisien korelasi kritis

dapat diperoleh dari Tabel Distribusi r dengan menggunakan derajat bebas

(N-2) dan derajat signifikan tertentu.

2. Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tepat tidaknya suatu alat ukur

yang digunakan dalam penelitian (Hadi, 1991). Uji ini dilakukan dengan

menggunakan teknik alpha Cronbach dikarenakan skor jawaban responden tidak

berkisar antara 0 dan 1. Penggunaan teknik tersebut karena dapat memberikan

(49)

Dengan demikian akan selalu ada kemungkinan bahwa reliabilitas yang

sebenarnya adalah lebih tinggi dari koefisien alpha Cronbach. Rumusan

perhitungan dengan menggunakan alpha Cronbach adalah sebagai berikut :

r11 = koefisien reliabilitas

k = jumlah pertanyaan

Σσb2 = variansi skor seluruh pertanyaan menurut skor jawaban responden

σt2 = variansi total menurut jumlah skor jawaban responden atas seluruh

pertanyaan.

apabila nilai r11 > r tabel, maka kuesioner sebagai alat pengukur sudah dapat

memenuhi syarat reliabilitas dan sebaliknya.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahapan

sebagai berikut :

1. Analisis Profil Responden

Analisis ini digunakan untuk mengetahui profil responden dalam penelitian

dengan mempresentasikan jawaban responden akan menunjukkan

karakteristik dari responden, yaitu berdasarkan jenis kelamin, umur,

(50)

2. Analisis Tingkat Motivasi dan Tingkat Kinerja Karyawan

Analisis ini digunakan untuk mengetahui nilai dari distribusi frekuensi

jawaban responden, nilaimean (rata-rata). Sedangkan formula yang digunakan

untuk menghitungarithmetic mean adalah sebagai berikut:

(

X X ... X

)

n X= 1+ 2+ + n

Dimana:

X = Rata-rata hitung

X = Hasil penjumlahan hasil kuesioner

Data-data yang diperoleh ditabulasikan dan diklasifikasikan, kemudian

dianalisis untuk mengetahui tinggi rendah prosentase tanggapan tiap

responden. Distribusi frekuensi dari tiap variabel berdasarkan atas kategori

sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan sangat tidak baik yang

diperoleh dari frekuensi skor rata-rata tiap responden dari sejumlah item

kuesioner, kemudian dicari frekuensi rata-rata berdasarkan interval. Rumus

jarak interval yaitu:

setelah mengetahui jarak interval maka katagori dapat ditentukan sebagai

berikut:

1 - 1,8 = sangat rendah

1,801 - 2,6 = rendah

(51)

3,401 - 4,2 = tinggi

4,201 - 5 = sangat tinggi

3. Analisis Regresi Linier Sederhana

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi linear sederhana

karena hanya satu variabel independen dan satu variabel dependen. persamaan

yang digunakan dalam regresi linier sederhana ini adalah sebagai berikut

(Setia Atmaja, 1997: 329):

Y = a + bX + e

dengan :

Y = Kinerja karyawan

X = Motivasi kerja keryawan

Untuk melakukan uji signifikansi regresi yang digunakan, maka

dilakukan uji t (t – test) dengan ketentuan db = n-1, dan bila alpha 5% untuk

populasi n, diperoleh uji t (t – test) sebagai berikut (Sugiyono, 2002:19) :

b hitung

S b t =

dengan :

thitung = Motivasi yang dihitung dan menunjukkan nilai standard deviasi

pada distribusi normal.

b = Koefisien regresi variabel X

(52)

Pengujian melalui uji t adalah membandingkan thitung (thit) dengan ttabel

(ttab) pada dearajat signifikan 95% (α = 0,05). Apabila hasil pengujian

menunjukkan :

1. thit > ttab atau apabila probabilitas kesalahan kurang dari 5% maka H0

ditolak dan H1 diterima. Artinya variabel independen dapat menerangkan

variabel dependen dan tidak ada pengaruh yang signifikan diantara kedua

variabel yang diuji.

2. thit ttab atau apabila probabilitas kesalahan lebih dari 5% maka H0

diterima dan H1 ditolak. Artinya variabel independen tidak dapat

menerangkan variabel dependen dan tidak ada pengaruh yang signifikan

diantara kedua variabel yang diuji.

Pengujian hipotesisnya adalah (Sugiyono, 2002) :

1. H0 diterima apabila b = 0, artinya variabel independen (X) tidak

mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Y).

2. H1 diterima apabila b ≠ 0, artinya variabel independen (X) mempunyai

(53)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Umum Perusahaan.

PT. Intan Pariwara adalah perusahaan penerbitan yang didirikan pada

tahun 1984. Sejak berdiri hingga sekarang PT. Intan Pariwara selalu berusaha ikut

berperan aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

PT. Intan Pariwara sebagai salah satu penerbit dan percetakan dengan

skala nasional sudah lebih dari 25 tahun mengabdi dalam bidang penerbitan dan

percetakan. Produk utama yang diproduksi oleh PT. Intan Pariwara adalah

buku-buku pelajaran, referensi, alat peraga dan alat tulis. Konsentrasi pasar yang dituju

oleh perusahaan adalah pada sekolah jenjang TK sampai SMA dengan sasaran

potensi adalah siswa, guru dan orang tua siswa. Dari awal berdiri sampai

sekarang, PT. Intan Pariwara telah memiliki 11 perusahaan yang tergabung dalam

Intan Pariwara Group, yaitu :

1. PT. Intan Pariwara (Klaten)

Penerbit buku pelajaran dari TK sampai SMA

2. PT. Sunda Kelapa Pustaka (Jakarta)

Penerbit buku sains

3. PT. Citra Aji Parama (Yogyakarta)

Penerbit buku pelajaran dan buku pelengkap (EYD, Pupi, Atlas dan Tabel

(54)

4. PT. Saka Mitra Kompetensi (Klaten)

Penerbit buku sekolah kejuruan

5. PT. Cempaka Putih (Klaten)

Penerbit buku ilmu sosial (PPKn, Sejarah, Ekonomi, Agama, dan lain-lain)

6. PT. Pakar Raya (Bandung)

Penerbit buku referensi terjemahan dari luar negeri

7. PT. Apsara Tiyasa Sambada (Klaten)

Produk alat tulis sekolah dan alat peraga

8. PT. Pustaka Insan Madani (Yogyakarta)

Penerbit buku-buku islami

9. PT. Literatur Media Sukses (Jakarta)

Penerbit buku pelajaran pendukung ujian nasional

10. PT. Macanan Jaya Cemerlang (Klaten)

Percetakan

11. PT. Intan Sejati (Klaten)

Percetakan

B. Lokasi Perusahan.

Penerbit dan kantor pusat PT. Intan Pariwara berdiri di atas tanah seluas

± 1,5 ha sedangkan percetakan berdiri di atas tanah seluas± 3,5 ha. Baik kantor

penerbit maupun percetakan terletak di Jalan Ki Hajar Dewantara, Kabupaten

(55)

C. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan.

Setiap Perusahaan pasti mempunyai visi, misi dan tujuan baik yang secara

detail atau secara sederhana, begitu pula PT. Intan Pariwara untuk melangsungkan

hidup perusahaannya.

Visi dari PT. Intan Pariwara adalah ikut mencerdaskan kehidupan bangsa

dengan menyediakan sarana pendidikan yang bermutu. Misi dari PT. Intan

Pariwara adalah menciptakan sarana ilmu pengetahuan dengan harga terjangkau.

Tujuan dari PT. Intan Pariwara adalah ikut berperan aktif dalam meningkatkan

kualitas pendidikan nasional.

Disamping visi, misi dan tujuan, sebuah perusahaan pasti mempunyai

sebuah slogan yang bertujuan untuk memberikan semangat kepada karyawannya.

Slogan pada PT. Intan Pariwara terkenal dengan sebutan Kredo. Kredo PT. Intan

Pariwara adalah mari bersama Intan Pariwara mencerdaskan bangsa.

D. Struktur Organisasi.

Organisasi merupakan suatu sistem perserikatan format dari dua orang

atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam usahanya

untuk mencapai tujuan, perusahaan mempunyai Struktur organisasi. Struktur

organisasi sangat penting diterapkan perusahaan guna mewakili tanggung jawab

seseorang atau sub unit untuk bagian tertentu dari beban organisasi. Struktur

organisasi tiap-tiap perusahaan satu dengan yang lainnya tidak sama, karena

kebutuhan tiap-tiap perusahaan adalah berbeda. Struktur organisasi yang baik

(56)

ada dalam suatu organisasi mengenai hubungan kerja serta wewanag dan

tanggung jawab, sehingga mempelancar komunikasi dalam perusahaan. Secara

umum struktur organisasi PT. Intan Pariwara sebagai berikut :

Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. Intan Pariwara PIMPINAN

GENERAL MANAGER

KA. BAG. PERSONALIA/UMUM KA. BAG.

ADM/KEUANGAN

KA. BAG. PRODUKSI

PENULIS

EDITOR

DESAIN LAYOUT STAF

QUALITY CONTROL

KA. BAG. PEMASARAN

(57)

Secara umum tugas dan jabatan dalam organisasi sebagai berikut :

1. General Manager

Memutuskan, membuat rencana, mengelola semua kegiatan dan mengevaluasi

laporan hasil kerja masing-masing bagian PT. Intan Pariwara

2. Administrasi keuangan.

a. Urusan di luar perusahaan

1) Menangani uang setoran ke bank.

2) Membayar pajak.

3) Menangani bon-bon pinjaman.

b. Urusan Administrasi lain.

1) Membayar gaji karyawan tiap bulan.

2) Pengawasan terhadap kerja karyawan .

3) Membukukan semua arsip dan membuat laporan keuangan.

3. Bagian Personalia

Mengatur karyawan, rekutmen karyawan dan peraturan-peraturan perusahan

serta kebersihan dan keamanan perusahaan

4. Bagian Pemasaran

Mendapatkan order untuk produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Intan

Pariwara, mencari peluang untuk penggunaan produk-produk perusahaan pada

sekolah-sekolah.

5. Bagian Produksi.

Melakukan produksi sesuai yang direncanakan. Yang termasuk dalam bagian

(58)

a. Penulis

Membuat satu naskah sebagai bahan yang akan diterbitkan, baik sesuai

dengan permintaan atau ide-ide baru yang muncul.

b. Editor

Menyunting naskah dari penulis dengan penyesuaian naskah sesuai

kurikulum yang berlaku, memperbaiki tata bahasa, meningkatkan bobot

materi dan meng-up dateinformasi disesuaikan dengan perkembangan

terbaru.

c. Layout

Mengetik naskah, memasang ilustrasi untuk buku (gambar/foto),

menyediakanprint out dummybuku siap cetak dan memasukan dalam CD

file naskah siap cetak

d. Desain

Menyiapkan semua elemen artistik yang dibutuhkan dalam penyusunan

buku, yaitu cover buku dan ilustrasi untuk memperjelas materi.

e. Quality Control

(59)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Penyusun dalam melakukan penelitian menyiapkan 100 eksemplar

kuesioner yang diserahkan pada pihak perusahaan untuk disebarkan sesuai

dengan pada siapa kuesioner tersebut ditujukan. Kuesioner tersebut disebarkan

awal Juni 2007 dan dari 100 eksemplar yang disebarkan, hanya 94 eksemplar

yang kembali pada penyusun. Setelah dilakukan crosscheck terhadap

kelengkapan jawaban responden, maka penyusunan menentukan bahwa hasil

jawaban dari 94 responden adalah lengkap dan dapat dilakukan pengolahan

data dengan terlebih dahulu melakukan pengujian terhadap kevalidan

kuesioner tersrbut.

Uji validitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik analisis

korelasiproduct moment Pearson’s. Apabila nilai korelasi tiap butir dengan

total butir > nilai r tabel dengan derajat bebas (db) = 94 dan taraf signifikansi

α = 5 % yaitu 0,202 maka butir tersebut valid/sahih dan sebaliknya, apabila

nilai tiap butir dengan total butir < nilai r tabel dengan derajat bebas (db) = 94

dan taraf signifikansi α = 5 % yaitu 0,202 maka butir tersebut dinyatakan

gugur. Dari pengolahan data dengan mempergunakan programSPSS 12,0 for

(60)

Tabel 5.1. Uji Validitas Variabel Kinerja

No Nomor Pertanyaan Koefisien Korelasi R tabel Hasil

1. A1 0,394 0,202 Valid

2. A2 0,483 0,202 Valid

3. A3 0,664 0,202 Valid

4. A4 0,642 0,202 Valid

5. B1 0,667 0,202 Valid

6. B2 0,361 0,202 Valid

7. C1 0,218 0,202 Valid

8. C2 0,266 0,202 Valid

9. C3 0,250 0,202 Valid

10. C4 0,249 0,202 Valid

11. D1 0,680 0,202 Valid

12. D2 0,587 0,202 Valid

13. D3 0,614 0,202 Valid

14. D4 0,226 0,202 Valid

15. D5 0,523 0,202 Valid

16. D6 0,339 0,202 Valid

17. D7 0,284 0,202 Valid

18. D8 0,301 0,202 Valid

19. D9 0,561 0,202 Valid

20. D10 0,619 0,202 Valid

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 20 butir pertanyaan yang

dipakai untuk uji coba instrumen semua butir mempunyai koefisien korelasi di

atas 0,202 yang berarti bahwa semua butir sahih/valid. Jadi, jumlah butir/item

yang dipakai untuk penelitian ini adalah 20 buah.

Tabel 5.2. Uji Validitas Variabel Motivasi

No Nomor Pertanyaan Koefisien Korelasi R tabel Hasil

1. A1 0,384 0,202 Valid

2. A2 0,441 0,202 Valid

3. A3 0,343 0,202 Valid

4. A4 0,373 0,202 Valid

5. B1 0,309 0,202 Valid

6. B2 0,505 0,202 Valid

(61)

8. B4 0,386 0,202 Valid

9. B5 0,441 0,202 Valid

10. C1 0,343 0,202 Valid

11. C2 0,373 0,202 Valid

12. C3 0,240 0,202 Valid

13. C4 0,309 0,202 Valid

14. C5 0,386 0,202 Valid

15. D1 0,384 0,202 Valid

16. D2 0,441 0,202 Valid

17. D3 0,343 0,202 Valid

18. E1 0,373 0,202 Valid

19. E2 0,240 0,202 Valid

20. E3 0,309 0,202 Valid

21. E4 0,505 0,202 Valid

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 21 butir pertanyaan

yang dipakai untuk uji coba instrumen semua butir mempunyai koefisien

korelasi di atas 0,202 yang berarti bahwa semua butir sahih/valid. Jadi,

jumlah butir/item yang dipakai untuk penelitian ini adalah 21 buah.

2. Uji Reliabilitas.

Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen. Semakin

tinggi tingkat reliabilitas suatu instrumen maka semakin andal instrumen

tersebut. Pengujian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Sebelum

melakukan uji ini sama halnya dengan uji validitas, terlebih dahulu

ditentukan r tabel yang akan menjadi pembanding hasil pengolahan data.

Berdasarkan hasil uji validitas diketahui bahwa seluruh butir

(62)

Dengan demikian derajat bebas (db) tetap = 94, taraf signifikansi α = 5 %

maka r tabel adalah tetap sebesar 0,202.

Hasil analisis reliabilitas dengan taraf signifikasi 5 % untuk 94

responden adalah sebagai berikut:

Tabel 5.3. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

No. Variabel Koefisien Alpha R tabel Keterangan

1. Kinerja (Y) 0,806 0,202 Reliabel

2. Motivasi (X) 0,801 0,202 Reliabel

Berdasarkan hasil olah data, diperoleh koefisien hitungnya > r tabel,

dimana r tabel sebesar 0,202. Koefisien Alpha didapat dari hasil olah data

(terlampir). Oleh karena itu kuesioner untuk data dinyatakan reliabel dan

dapat dipergunakan untuk penelitian sebagai sumber untuk pengolahan data.

B. Teknik Analisis Data

1. Analisis Profil Responden

a) Deskripsi Responden Berdasar Usia

Deskripsi responden penelitian berdasarkan usia dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 5.4. Karakteristik Responden Berdasar Usia

Usia Jumlah Persentase

Kurang dari 20 tahun 20-30 tahun

31-40 tahun

Lebih dari 40 tahun 0

(63)

Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai karakterisitik responden

berdasarkan pada usia yaitu 51 orang atau 54,3 % usia 20-30 tahun, 34

orang atau 36,2% usia 31-40 tahun dan 9 orang atau 9,6 % usia lebih dari

40 tahun. Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas karyawan yang bekerja

di PT. Intan Pariwara berusia 20-30 tahun.

b) Deskripsi Responden Berdasar Jenis Kelamin

Deskripsi responden penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5.5. Karakteristik Responden Berdasar Jenis Kelamin

Jenis kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki Perempuan

46 48

48,9 % 51,1 %

Total 94 100 %

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel di atas dapat diketahui mengenai karakterisitik responden

berdasarkan pada jenis kelamin yaitu 41 orang atau 48,9 % laki-laki dan

48 orang atau 51,1% perempuan. Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas

karyawan yang bekerja di PT. Intan Pariwara adalah perempuan.

c) Deskripsi Responden Berdasar Pendidikan Terakhir

Deskripsi responden penelitian berdasarkan pendidikan terakhir

Gambar

Gambar 3.1. Kerangka Pemikiran -------------------------------------------
Gambar 3.1.  Kerangka Pemikiran
Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. Intan Pariwara
Tabel 5.2. Uji Validitas Variabel Motivasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

28 Dalam tulisan ini, permasalahan yang dibahas yaitu menentukan bentuk estimator (penduga) Bayes untuk distribusi Weibull dua parameter dengan sampel lengkap

Apabila posisi AFLN/KFLN bank ‘A’ hanya terdiri dari rekening mata uang asing, rekening giro pada bukan penduduk dan rekening giro milik bukan penduduk, maka field 'd'

Dalam perkuliahan ini dibahas : Rihlah ila Syathi al-Bahr, Fi al-Thariq, Hariq fi Mashna al-Darrajat, al-Qadhi al-'Adil, al-Thaqsu, Muraja'ah, 'Umar ibn Khathab, al- Thalib

PERBANDINGAI PDNGEI-OMPOKKAN PROPINSI DI. I\'DONESIA BTRDASAiI(AX

Aktifitas berikutnya adalah meninjau kata-kata yang baru saja Anda pelajari dengan menekan tombol audio disebelah kiri untuk mendengar pelafalan kata tersebut dan membaca

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana

Program PKBL ini (Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan) terdiri dari dua kegiatan yaitu program perkuatan usaha kecil melalui

[r]