Sri Nur Yuliyawati, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Adanya perubahan pola, persyaratan, dan persaingan tenaga kerja industri menyebabkan silabus mata kuliah Bahasa Indonesia harus dipacu untuk menyiapkan lulusan jurusan nonrekayasa politeknik yang memiliki kompetensi berbahasa yang sesuai dengan kebutuhan industri. Bahan ajar merupakan salah satu komponen penting yang dapat membantu mahasiswa mencapai kompetensi tersebut. Untuk itu, dilakukan penelitian “Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia yang Selaras dengan Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Dunia Industri bagi Jurusan Nonrekayasa Politeknik”. Penelitian ini bertujuan merumuskan bahan ajar yang selaras dengan kompetensi lulusan dan kompetensi dunia industri, menghasilkan buku ajar Bahasa Indonesia bagi jurusan nonrekayasa politeknik, dan menghasilkan deskripsi persepsi pengguna. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan langkah-langkah Research and Development (R&D) dengan tiga tahapan, yaitu analisis kebutuhan, pengembangan produk, dan diseminasi produk. Dari penelitian ini diperoleh tiga simpulan. (1) Rumusan bahan ajar yang selaras dengan kompetensi lulusan dan kompetensi dunia industri adalah bahan ajar yang dapat mencapai kompetensi berbahasa Indonesia untuk mengelola kesekretariatan kantor, informasi, dan pertemuan ; untuk berkomunikasi langsung, melalui telepon, dan saat presentasi; untuk membuat laporan dan simpulan SOP & instruksi kerja dengan kalimat efektif. (2) Buku ajar Bahasa Indonesia bagi jurusan nonrekayasa adalah buku yang di dalamnya memuat materi bahasa Indonesia untuk bertelepon, berpresentasi, berdiskusi, bernegosiasi dan materi bahasa Indonesia untuk membuat notula, surat resmi, proposal, laporan, serta pemahaman istilah asing. (3) Persepsi pengguna dan pakar terhadap semua unsur buku adalah sangat baik/tepat yang berarti, buku ajar penelitian ini dapat dijadikan model/contoh. Selain itu, buku ajar dipersepsi mudah diaplikasikan, dapat dijadikan pegangan mahasiswa dan dosen, serta menunjang perkuliahan “Komunikasi Bisnis”.
Sri Nur Yuliyawati, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Changes in the pattern, requirement, and labor competition make the Indonesian-Language course syllabus to be developed in such a way to prepare graduates of polytechnic nonengineering departments have the Indonesian-language competence in accordance with the needs of industries. This competence can be achieved by means of various components and the most important one is the teaching materials. Therefore this study was conducted to formulate the materials in line with the Indonesian-language competency needed by industries. This study aims to formulate instructional materials aligned with the competencies needed by industries, that is an Indonesian language textbook for polytechnic students nonengineering departments, and a description of the users’ perception. To achieve those aims, Research and Development (R & D) is applied. This research has three stages, namely needs analysis, product development, and dissemination. The result of this study is (1) the formulation of instructional materials aligned with the competencies required by industries. They are teaching materials that can achieve competency in the field of the Indonesian language. Indonesian language competence is used to manage the office, information, and meetings; to communicate directly, by telephone, and during the presentation; to make statements and SOP conclusions & working instructions using effective sentences. (2) The Indonesian language textbook for students of polytechnic non-engineering departments is a textbook containing materials for telephoning, making presentations and discussions, and negotiating. This Indonesian language textbook is also used to make the minutes, official letters, proposals, reports, and understand foreign language terms. (3) Users and ‘experts’ perception to all elements of this book is very good/precise, meaning the textbook produced by this study can be used as a model/ example. In addition, this textbook is perceived easily applied, can be used as the handbook for students and lecturers, and to support the "Business Communication" course.
1
Sri Nur Yuliyawati, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN
DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Memasuki AFTA 2016, para insinyur perlu mengantongi sertifikat untuk dapat melaksanakan tugas keinsinyurannya di wilayah Asia. Berapa banyak insinyur kita yang telah tersertifikasi saat ini?Tidak lebih dari 100 orang. Pada saat yang sama jumlah insinyur Singapura yang telah tersertifikasi mencapai ribuan. Dalam situasi seperti ini, para insinyur kita hanya akan menjadi operator atau asisten insinyur asing yang kelak beroperasi di Indonesia. (Gunawan, 2013)
Kutipan yang dikemukakan Guru Besar Matematika ITB pada harian
Kompas 5 Maret 2013 tersebut menekankan sertifikasi profesi tidak dapat
ditunda-tunda lagi. Untuk memenangkan persaingan tersebut diperlukan sumber
daya manusia (SDM) yang berkompeten agar dapat berperan secara aktif dalam
bidang industri. SDM yang berkompeten adalah individu yang memiliki
kemampuan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku sesuai dengan syarat
di industri. Sertifikasi terkait erat dengan berkompetensi. Jika seseorang tidak
berkompeten, dia tidak mungkin akan memperoleh sertifikasi di bidangnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) sertifikasi bermakna
penyertifikatan, yaitu proses, cara, perbuatan menyertifikatkan. Dalam bahasa
Inggris, sertifikasi atau certification diartikan keterangan, pengesahan, ijazah,
sertifikat, brevet, diploma, keterangan. Pada Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia, Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi, pasal 1, ayat 1 “sertifikasi kerja diartikan sebagai proses pemberian sertifikasi kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi
yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional Indonesia dan/atau internasional.”
Sertifikasi didefinisikan berbeda pada setiap lembaga. Ikatan ahli Geologi
Indonesia menetapkan pengertian sertifikasi adalah standardisasi secara
profesional bagi mereka yang kompeten di bidang pekerjaan masing-masing yang
Sri Nur Yuliyawati, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN
DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memenuhi persyaratan kualitas profesional yang sudah ditetapkan.
(http://sertifikasi.iagi. or.id/). International Institute for Environment Develpoment
(IIED) memaknai sertifikasi adalah prosedur pihak ketiga memberikan jaminan
tertulis bahwa suatu produk, proses atas jasa telah memenuhi standar tertentu,
berdasarkan audit yang dilaksanakan dengan prosedur yang disepakati. Dalam
konteks standar ISO 9001:2000, ISO 9001:2008 atau standar ISO 14001:2004, “certification” refers to the issuing of written assurance (the certificate) by an independent external body that it has audited a management system and verified
that it conforms to the requirements specified in the standard.
(https://thomashidayatk wordpress.com/ 2009/07/29/definisi-sertifikasi).
Berdasarkan pengertian-pengertian sertifikasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud sertifikasi/penyertifikatan adalah legalitas terhadap seseorang atau
lembaga yang memenuhi syarat-syarat tertentu sesuai standar sehingga kepadanya
diberikan bukti berupa sertifikat.
Terdapat berbagai keuntungan dengan adanya sertifikasi. Pertama,
sertifikasi akan bermanfaat bagi industri dalam melakukan proses penerimaan atau
pengangkatan tenaga. Kedua, perumusan standar kompetensi dalam sertifikasi
akan bermanfaat untuk mengembangkan SDM. Ketiga, dengan adanya perumusan
standar kompetensi kerja yang sesuai dengan kebutuhan pengguna yaitu
khususnya di dunia industri pada sertifikasi, lembaga pendidikan dipermudah
dalam pengembangan standar kompetensi lulusannya (http: //bsi. kemenperin.
go.id/Balai Sertifikasi Industri Kementrian Perindustrian, 2014).
Seperti yang tertulis pada kutipan yang mengawali latar belakang, dewasa
ini globalisasi ketenagakerjaan merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat
dihindarkan. Hal ini ditandai dengan telah diberlakukannya Asean Free Trade
Area (AFTA) pada awal Januari 2002 dan akan diikuti dengan penerapan Asean
Free Labour Area (AFLA). Adanya pemberlakuan ini menimbulkan perubahan
pola, persyaratan, dan persaingan tenaga kerja industri yang sangat tinggi.
Dalam rangka memenangkan persaingan global tersebut diperlukan sumber
daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan perilaku sesuai dengan yang distandarkan industri sehingga dapat
3
Sri Nur Yuliyawati, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN
DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang kompeten. Adanya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012
Tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia,
standar kompetensi industri berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia (Menakertrans), dan penyelenggaraan program
pendidikan yang berbasis kompetensi industri merupakan upaya pemerintah untuk
menghasilkan SDM yang kompeten. Hal ini mendukung berbagai peraturan
pemerintah tentang penerapan pendidikan berbasis kompetensi yang telah
diterbitkan sebelumnya, yaitu:
a. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 26 ayat
(4) satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga
pelatihan kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis
taklim serta satuan pendidikan yang sejenis, ayat (5) Kursus dan pelatihan
diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan,
keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri,
mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 juncto no. Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 juncto no. Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan;
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2008
mengamanatkan pelaksanaan uji kompetensi dan pemberian sertifikat
kompetensi dilaksanakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau
lembaga sertifikasi;
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40
Tahun 2009 Tentang Standar Penguji pada Kursus dan Pelatihan.
Tujuan berbagai peraturan pemerintah tersebut untuk menjamin lulusan agar
mampu melaksanakan tugas sesuai dengan pekerjaan di bidangnya. Pendidikan
dikatakan memberi kontribusi nyata dalam kehidupan manusia ketika output-nya
diterima di pasar. Pada suatu penelitian di empat perguruan tinggi Australia yang
Sri Nur Yuliyawati, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN
DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bahwa yang terpenting dari tujuan pendidikan di universitas (perguruan tinggi)
adalah keterserapan lulusannya di dunia kerja (Dunne, 1999).
Kompetensi lulusan merupakan modal utama untuk bersaing di tingkat
global karena persaingan yang terjadi adalah pada kemampuan sumber daya
manusia. Oleh karena itu, penerapan pendidikan berbasis kompetensi diharapkan
akan menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di tingkat global. Untuk
itu, kurikulum lembaga pendidikan harus dipacu untuk mampu menyiapkan
lulusannya memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Adanya perubahan pola, persyaratan, dan persaingan tenaga kerja industri
yang sangat tinggi menyebabkan kurikulum politeknik harus dipacu untuk mampu
menyiapkan lulusannya memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan
industri. Pada ayat 2, pasal 21, Undang-undang Pendidikan Tinggi Tahun 2012
tertulis “Program diploma sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyiapkan
mahasiswa menjadi praktisi yang terampil untuk memasuki dunia kerja sesuai
dengan bidang keahliannya.” Oleh karena itu, pada kurikulum lembaga
pendidikan harus terdapat standar kompetensi lulusan (SKL) yang berorientasi
pada kompetensi dunia industri.
“Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan” (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006); Dalam Undang-undang SNPT No. 12 tahun 2012, pasal 5,
ayat 1 tertulis “Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan”.
Pada ayat 2 undang-undang tersebut tertulis “Standar kompetensi lulusan yang
dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi
pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar penilaian pembelajaran,
standar dosen dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana
5
Sri Nur Yuliyawati, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN
DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengembangan program dan kurikulum serta sebagai acuan dalam
penyelenggaraan dan penilaian pendidikan.
Polban (Politeknik Negeri Bandung), tempat penelitian ini, sebagai lembaga
pendidikan telah menetapkan kompetensi lulusan (KL) untuk setiap program
studi. Berikut ini contoh KL Program Studi Akuntansi Manajemen Pemerintahan
D4 dan Program studi Administrasi Bisnis D3 yang tertera pada dokumen
kurikulum Polban.
a. Kompetensi Lulusan Program Studi Akuntansi Manajemen Pemerintahan D4
Kompetensi lulusan yang dicanangkan dalam pendidikan D4 AMP adalah
lulusan dapat mengaplikasikan akuntansi manajemen pemerintahan yang
sistematis, dinamis dan inovatif, dan dapat melaksanakan fungsi-fungsi
manajerial. Secara rinci kompetensi minimal lulusan program D4 AMP adalah
dapat:
a. mengelola anggaran,
b. menyajikan informasi keuangan sebagai bahan pengambil keputusan,
c. menyajikan laporan keuangan unit organisasi dan entitas,
d. menginterpretasikan hasil analisis keuangan,
e. menyajikan laporan kinerja unit organisasi dan entitas,
f. melakukan analisis dan interpretasi kinerja,
g. memproses akuntansi pertanggung jawaban (responsibility accounting),
h. melaksanakan pengendalian internal,
i. melakukan audit operasional,
j. memproses dan mengelola pajak,
k. melakukan fungsi-fungsi manajerial berdasarkan nilai-nilai dan etika
yang berlaku.
b. Kompetensi Lulusan Program Studi Administrasi Bisnis D3
Para lulusan Program Studi Administrasi Bisnis D3 diharapkan mampu
menangani pekerjaan klarikal kantor secara efektif dan efisien, dapat mengelola
sarana prasarana kantor, memproses data secara akurat, berkomunikasi secara
Sri Nur Yuliyawati, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN
DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengelola informasi untuk menunjang pekerjaan kantor, mengelola organisasi
pada level taktis operasional, serta memiliki semangat kewirausahaan.
Kompetensi lulusannya diharapkan:
a. memiliki kemampuan mengelola kegiatan kesekretariatan dan
administrasi kantor;
b. memiliki kemampuan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dengan
menggunakan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris;
c. memiliki kemampuan menggunakan komputer dan teknologi yang lain
untuk menunjang pekerjaannya;
d. memiliki kemampuan dalam bidang membina customer relation;
e. memiliki kepribadian yang tangguh, sikap mental yang positif, jujur,
bertanggung jawab dan disiplin;
f. memiliki kemampuan untuk berwirausaha.
Merujuk pada Undang-undang SNPT No. 12 Tahun 2012, pasal 5, ayat 2, seluruh
perkuliahan di Polban diharuskan berorientasi pada pencapaian KL yang telah
ditetapkan, tidak terkecuali perkuliahan Bahasa Indonesia.
Pada dasawarsa ini, hubungan pelayanan dan kepelayanan di perguruan
tinggi sangat menentukan. Pada dasarnya produk yang dihasilkan perguruan
tinggi adalah jasa kependidikan yang disajikan kepada para konsumennya, yaitu
mahasiswa. Menurut Tampubolon (2001) jasa kurikuler perguruan tinggi meliputi
antara lain: kurikulum, silabus umum, rancangan mutu perkuliahan, satuan materi
sajian, penyajian materi, evaluasi, praktikum, dan bimbingan.
Jika mahasiswa puas dengan pelayanan perguruan tingginya, mahasiswa
tersebut akan bertambah dan tentu saja keuntungan dalam berbagai bentuk akan
diperoleh. Sebaliknya, jika pelayanan mengecewakan, mahasiswa akan kecewa
sehingga akan diperoleh berbagai kerugian. Salah satu jasa pendidikan adalah
penyediaan materi sajian/bahan ajar. Apabila bahan ajar perkuliahan memenuhi
kebutuhan/memuaskan para mahasiswa, mereka akan tertarik dan rajin
menghadiri perkuliahan berikutnya. Sebaliknya, apabila satuan materi sajian
tidak memuaskan, mahasiswa akan merasa bosan sehingga akan malas untuk
7
Sri Nur Yuliyawati, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN
DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dikemukakan oleh Hidayat (1994) bahwa hasil pengajaran yang maksimum
harus memperhitungkan dua faktor penting, yaitu hakikat bahan pelajaran yang
akan diajarkan dan hakikat proses belajar. Pengembangan bahan ajar merupakan
hal yang sangat penting dan harus sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
dalam kurikulum sebagaimana tertulis pada Panduan Umum Pengembangan
Bahan Ajar berikut ini.
Salah satu komponen rencana pembelajaran yang memegang peranan penting dari keseluruhan isi kurikulum adalah materi ajar. Guru harus mampu memilih dan menyiapkan materi ajar sesuai prinsip pengembangannya agar peserta didik dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Untuk memudahkan guru dalam menyajikan materi ajar dalam proses pembelajaran dan memudahkan peserta didik untuk mempelajarinya, guru perlu mengorganisasikan materi ajar yang telah dikembangkan ke dalam bahan ajar. (Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2006)
Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching
material) yang disusun secara sistematis, mencerminkan kompetensi yang akan
dikuasai mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran. Melalui bahan ajar yang
disiapkan secara baik memungkinkan mahasiswa dapat mempelajari suatu
kompetensi dasar secara runtut dan sistematis. Penyiapan dan penggunaan bahan
ajar secara baik dan tepat, pada akhirnya akan membuat mahasiswa dapat
menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.
Masalah penting yang sering dihadapi dosen dalam perkuliahan adalah
memilih dan menentukan materi yang tepat dalam rangka memfasilitasi
mahasiswa mencapai kompetensinya. Materi atau bahan ajar merupakan salah
satu komponen yang berperan sangat penting dalam membantu mahasiswa
mencapai kompetensi. Secara umum bahan ajar berisikan pengetahuan,
keterampilan, sikap atau nilai yang harus dipelajari mahasiswa. Bahan ajar perlu
dipilih dan ditentukan agar seoptimal mungkin membantu mahasiswa mencapai
kompetensinya. Manfaat bahan ajar bagi dosen dan mahasiswa adalah:
a. mengubah peran dosen dari pengajar menjadi fasilitator;
b. meningkatkan proses perkuliahan menjadi lebih efektif dan interaktif;
Sri Nur Yuliyawati, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN
DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. mahasiswa dapat belajar mandiri sesuai dengan yang dikehendaki dan
kemampuan.
Manfaat tersebut paralel dengan kutipan berikut ini.
Ketersediaan bahan ajar merupakan tanggung jawab pendidik yang berfungsi sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa; pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya; dan alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran (Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 2008).
Dikemukakan Widyartono (2010) dalam proses perkuliahan bahasa
Indonesia, bahan ajar sekaligus merupakan substansi kompetensi yang diajarkan
kepada mahasiswa, bahan ajar ini diperlukan sebagai pedoman beraktivitas. Hal
ini bertujuan pada pencapaian kemahiran berbahasa Indonesia agar mahasiswa
dapat mengemukakan gagasannya secara terbuka, jujur, dan menghargai
karya/pikiran orang lain.
Sesuai dengan aturan yang terdapat pada SK Direktur Jenderal Pendidikan
Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.
43/DIKTI/Kep/2006 pasal 6, ayat 1 tentang Status dan Beban Studi Kelompok
MPK, yaitu “MPK wajib dimasukkan ke dalam Kurikulum Inti setiap program studi”. Saat ini kurikulum Bahasa Indonesia yang digunakan di sebagian besar politeknik, di antaranya: Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Negeri
Manufaktur Bandung, Politeknik Negeri Bali, Politeknik Negeri Jakarta,
Politeknik Pos Indonesia Bandung adalah kurikulum Bahasa Indonesia sebagai
mata kuliah MPK (pengembangan kepribadian). Adapun kompetensi yang dituju
pada mata kuliah Bahasa Indonesia ini adalah kompetensi dasar seperti yang
tertulis pada pasal 3, ayat 2c dengan cakupan bahan ajar/materinya seperti yang
tertulis pada pasal 4, ayat 3 SK No. 43/DIKTI/Kep/2006 berikut ini.
9
Sri Nur Yuliyawati, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN
DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cinta tanah air, dan untuk berbagai keperluan dalam bidang ilmu, teknologi, dan seni serta profesi.
4) bahasa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, dan 5) fungsi dan peran bahasa Indonesia dalam pembangunan. b. Menulis:
1) makalah,
2) rangkuman/ringkasan buku atau bab, dan 3) resensi buku.
c. Membaca untuk menulis:
1) membaca tulisan/artikel ilmiah, 2) membaca tulisan popular, dan
3) mengakses informasi melalui internet. d. Berbicara untuk keperluan akademik:
1) presentasi, 2) seminar, dan 3) berpidato
Cakupan materi tersebut dikembangkan oleh dosen Bahasa Indonesia
Polban yang dikemas dalam buku berjudul Kiat Penulisan Laporan Ilmiah untuk
Program Diploma yang ber-ISBN 978-979-3541-18-1. Pokok bahasan pada buku
tersebut lebih terfokus kepada kompetensi aktivitas akademik baik lisan maupun
tulisan. Pokok bahasan “laporan ilmiah, proposal, pengutipan, konvensi naskah,
pemaragrafan, kalimat ilmiah, peristilahan, mekanik penulisan, resensi buku ilmiah” dipelajarkan untuk mencapai kompetensi aktivitas akademik berbahasa tulis/penulisan ilmiah. Pokok bahasan kalimat ilmiah, peristilahan, dan presentasi
ilmiah dipelajari untuk mencapai kompetensi aktivitas akademik berbahasa lisan.
Oleh sebagian dosen, buku tersebut dijadikan sumber ajar, sedangkan dosen
lainnya menggunakan buku yang berbeda. Buku-buku lain yang digunakan
sebagai sumber ajar adalah:
1. Bahasa Indonesia Ilmiah Tata Tulis Karya Tulis Ilmiah, Latihan.
terbitan Seksi Bhs. Indonesia, tahun 2002, Departemen Sosioteknologi
Sri Nur Yuliyawati, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN
DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi karangan Minto Rahayu, tahun
2007, penerbit Gramedia, Jakarta;
3. Belajar Mengemukakan Pendapat karangan Jos Daniel Parera, tahun
1988, penerbit Airlangga Jakarta;
4. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah, Terbitan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional tahun 2008, Jakarta;
5. Kalimat Efektif karangan Abdul Razak, tahun 2004, penerbit Gramedia
Jakarta.
Dari cakupan materi pada pasal 4, ayat 3 SK SK No. 43/DIKTI/Kep/2006,
dari pokok bahasan yang terdapat pada buku Kiat Penulisan Laporan Ilmiah
untuk Program Diploma, serta dari buku-buku lainnya yang digunakan
teridentifikasi masalah-masalah yang berhubungan dengan perkuliahan Bahasa
Indonesia. Pertama, belum terdapat penstandaran bahan ajar perkuliahan. Kedua,
karena belum ada penstandaran bahan ajar, penstandaran penilaian pun belum
ada. Ketiga, materi perkuliahan Bahasa Indonesia yang saat ini dipelajari
mahasiswa jurusan nonrekayasa politeknik kurang mendukung pencapaian SKL
dan kompetensi yang dibutuhkan dunia industri jika mengacu pada pasal 5 ayat 2
Undang-Undang PTN No 12 Tahun 2012 dan kompetensi yang dibutuhkan
pengguna jasa/industri. Keempat, kurang terlihatnya hubungan yang erat antara
materi perkuliahan dengan kompetensi lulusan menjadi salah satu penyebab mata
kuliah Bahasa Indonesia dianggap kurang penting oleh mahasiswa sehingga
kurang diminati.
Berdasarkan masalah-masalah yang terindentifikasi tersebut, agar
perkuliahan Bahasa Indonesia berkontribusi pada pencapaian KL dan kompetensi
dunia industri sehingga dapat memotivasi mahasiswa untuk mempelajarinya,
dilakukan penelitian dengan pembatasan masalah, yaitu ”pengembangan bahan
ajar Bahasa Indonesia yang selaras dengan kompetensi lulusan dan kompetensi
dunia industri bagi jurusan nonrekayasa politeknik”.
11
Sri Nur Yuliyawati, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN
DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Merujuk pada masalah-masalah yang teridentifikasi dan batasan masalah,
perumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut.
a. Bagaimanakah kompetensi berbahasa Indonesia lulusan nonrekayasa
politeknik yang selaras dengan kompetensi lulusan dan kompetensi dunia
industri?
b. Bagaimanakah pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia yang selaras
dengan kompetensi lulusan dan kompetensi dunia industri?
c. Bagaimanakah persepsi pengguna dan pakar terhadap buku ajar Bahasa
Indonesia yang selaras dengan kompetensi lulusan dan kompetensi dunia
industri pada saat diseminasi?
C.Tujuan Penelitian
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan pada latar belakang dan
perumusan masalah, penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar Bahasa
Indonesia yang tepat untuk jurusan nonrekayasa politeknik sehingga akan tercapai
standardisasi materi perkuliahan Bahasa Indonesia yang mendukung pencapaian
kompetensi lulusan nonrekayasa politeknik dan kompetensi dunia industri.
Dengan demikian, tujuan penelitian ini paralel dengan tujuan penelitian ketetapan
Dikti dalam aspek integrasi bangsa dan harmoni sosial. Secara terinci, tujuan
penelitian ini adalah menghasilkan:
a. rumusan bahan ajar yang selaras dengan kompetensi lulusan dan
kompetensi dunia industri,
b. buku ajar Bahasa Indonesia bagi jurusan nonrekayasa politeknik, dan
c. deskripsi persepsi pengguna dan pakar terhadap buku ajar Bahasa
Indonesia yang selaras dengan kompetensi lulusan dan kompetensi dunia
industri pada saat diseminasi.
D.Manfaat Penelitian
Setiap hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu
yang terkait dengan topik penelitian, bermanfaat untuk peningkatan dan
pengembangan lembaga tempat penelitian tersebut dilaksanakan, dan bermanfaat
Sri Nur Yuliyawati, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN
DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian. Begitu pula dengan penelitian ini, hasilnya diharapkan dapat
memberikan manfaat.
Hasil penelitian ini diharapkan berkontribusi bagi pengembangan ilmu
karena dapat dijadikan masukan dalam pengkajian perkuliahan Bahasa Indonesia
serta dapat dijadikan model pengembangan rumusan bahan ajar mata kuliah
Bahasa Indonesia yang selaras dengan kompetensi lulusan dan kompetensi dunia
industri untuk jenjang pendidikan tinggi lainnya dan tidak menutup kemungkinan
dapat dijadikan model pengembangan bahan ajar mata kuliah selain mata kuliah
Bahasa Indonesia. Selain itu, manfaat hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan
bagi dosen untuk membuat buku sebagaimana diamanatkan ayat 3, pasal 12,
Undang-undang Pendidikan Tinggi Tahun 2012 yaitu
Dosen secara perseorangan atau berkelompok wajib menulis buku ajar atau buku teks, yang diterbitkan oleh Perguruan Tinggi dan/atau publikasi ilmiah sebagai salah satu sumber belajar dan untuk pengembangan budaya akademik serta pembudayaan kegiatan baca tulis bagi sivitas akademika.
Selain itu, hasil penelitian berupa buku ajar bagi jurusan nonrekayasa
politeknik yang merupakan luaran penelitian ini diharapkan berkontribusi bagi
lembaga pendidikan politeknik karena bahan ajar Bahasa Indonesia ini berbasis
kompetensi lulusan dan kompetensi industri sehingga turut mendukung ayat 2,
pasal 21 Undang-undang Perguruan Tinggi Tahun 2012 bahwa “program diploma
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyiapkan mahasiswa menjadi praktisi
yang terampil untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan bidang
keahliannya”.
Luaran penelitian ini yang berupa buku ajar dapat dijadikan suatu sumber
belajar yang standar pada perkuliahan Bahasa Indonesia di jurusan nonrekayasa
politeknik mana pun walaupun diampu oleh dosen yang berbeda-beda sehingga
tercipta pengevaluasian yang standar. Hasil penelitian ini pun diharapkan
berkontribusi bagi dosen dan mahasiswa; dengan tersedianya buku ajar, perhatian
dosen dan mahasiswa akan terfokus pada hal yang sama pada saat perkuliahan.
Apabila dosen berhalangan, adanya buku ajar ini dapat dijadikan sarana oleh
13
Sri Nur Yuliyawati, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN
DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E.Asumsi Penelitian
Dalam penelitian Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia yang
Selaras dengan Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Dunia Industri bagi Jurusan
Nonrekayasa Politeknik yang menjadi asumsinya adalah sebagai berikut.
a. Bahan ajar perkuliahan Bahasa Indonesia bagi jurusan nonrekayasa politeknik
harus disusun atau dirumuskan selaras dengan kompetensi lulusan dan
kompetensi dunia industri.
b. Bahan ajar perkuliahan Bahasa Indonesia harus dikemas dalam bentuk buku
ajar untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami karya tulis ini, pembahasan
pada karya tulis ini terbagi dalam lima bab. Bab I; pada bab ini diuraikan hal yang
melatarbelakangi penentuan topik penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, asumsi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II; berisi
teori-teori kajian yang digunakan sebagai landasan dan rujukan pada pembahasan.
Pada bab ini diuraikan mengenai kompetensi dan standar kompetensi lulusan,
kompetensi berbahasa Indonesia, pendidikan berbasis kompetensi, perencanaan
dan pengembangan pembelajaran berbasis kompetensi, bahan ajar: (yang terdiri
atas anak subbab pengembangan bahan ajar, penentuan cakupan dan urutan bahan
ajar, perumusan bahan ajar dan bentuk bahan ajar, buku ajar, karakteristik dan
struktur buku ajar, penilaian buku ajar), rancangan hipotetik buku ajar, dan hasil
penelitian terdahulu yang relevan Bab III; pada bab ini diuraikan metode yang
digunakan pada penelitian. Pada bab ini diuraikan jenis metode, alur pikir
penelitian, lokasi, populasi, dan sampel penelitian, sumber dan teknik
pengumpulan data, definisi operasional, instrumen penelitian, dan teknik
pengolahan data.
Hasil temuan dan pembahasan dituliskan pada bab IV. Pada bab ini
diuraikan kompetensi berbahasa Indonesia yang mendukung pencapaian
kompetensi lulusan dan kompetensi dunia industri, materi bahasa Indonesia yang
diajarkan jurusan nonrekayasa Polban, pengembangan bahan ajar bahasa
Sri Nur Yuliyawati, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN
DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan pengguna terhadap buku ajar. Akhirnya, karya tulis ini ditutup dengan bab V
Sri Nur Yuliyawati, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode
Agar sesuai dengan tujuan yang dirumuskan, pada penelitian ini digunakan
metode Research and Development (R&D) atau „penelitian dan pengembangan‟.
“Metode penelitian dan pengembangan digunakan untuk mengembangkan dan
menguji produk tertentu” (Sugiyono, 2012). Menurut Sukmadinata (2005)
“penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada,
yang dapat dipertanggungjawabkan.” Dijelaskannya pula proses penelitian dan
pengembangan menunjukkan suatu siklus yang diawali dengan adanya kebutuhan,
ditentukannya spesifikasi produk, dan dibuatnya produk. Kemudian, produk
diujicobakan secara terbatas dan luas. Selama uji coba, dilakukan pengamatan dan
evaluasi sebagai dasar untuk penyempurnaan produk. Dengan demikian, Dalam
pelaksanaan Research and Development terdapat beberapa metode yang
digunakan, yaitu metode deskriptif, eksperimental, dan evaluatif. Metode
deskriptif digunakan untuk penelitian awal, metode eksperimen digunakan untuk
menguji keampuhan produk yang dihasilkan, dan metode evaluatif digunakan
untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu produk.
Dari sepuluh langkah Research and Development yang dikemukakan Borg
dan Gail (1989), Sukmadinata (2005) memodifikasinya menjadi tiga langkah,
yaitu penelitian pendahuluan (meliputi penelitian literatur, penelitian lapangan,
dan penyusunan draf awal produk), uji coba (sampel terbatas dan sampel yang
lebih luas), serta diseminasi dan sosialisasi produk. Metode R&D hasil modifikasi
Sukmadinata digunakan dalam penelitian ini.
B.Alur Pikir Penelitian
Penelitian ini diawali dengan kajian pustaka tentang KKNI, kompetensi
lulusan, kompetensi industri, dan pengembangan bahan ajar sebagai rujukan
Sri Nur Yuliyawati, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kompetensi lulusan berdasarkan dokumen KL nonrekayasa politeknik dan
kompetensi dunia industri berdasarkan wawancara dengan alumni nonrekayasa
serta pihak industri pengguna lulusan dan berdasarkan dokumen SK Menakertrans
Republik Indonesia sehingga diperoleh profil kompetensi berbahasa Indonesia
lulusan nonrekayasa politeknik. Instrumen kedua untuk mengembangkan bahan
ajar bahasa Indonesia dan mengujicobakannya baik secara terbatas maupun luas.
Instrumen ketiga untuk memperoleh persepsi pengguna dan pakar terhadap bahan
ajar hasil penelitian. Instrumen-instrumen tersebut berupa angket, pedoman
wawancara, pedoman analisis pustaka dan pedoman observasi pelaksanaan uji
coba. Pengujian validitas dan reliabilitas ketiga instrumen tersebut menggunakan
pendapat ahli (judgment experts). Digunakannya judgment experts pada pengujian
validitas dan reliabilitas instrument karena instrumen dibuat atau dikonstruksi
dengan berlandaskan teori-teori kompetensi berbahasa, teori-teori pendidikan
kompetensi, dan teori-teori bahan ajar.
Validasi instrumen ini dilakukan dengan merumuskan pernyataan dan
pertanyaan yang akan divalidasi pakar. Validasi yang dilakukan pakar adalah
dengan memberikan skor dan catatan pada setiap pertanyaan/pernyataan. Validasi
pertama dilakukan oleh Dr. Panca Pertiwi H, M.Pd. dengan cara langsung menilai
dan memberi masukan kepada peneliti. Validasi kedua dilakukan oleh Dr. Titin
Nurhayatin, M.Pd. dengan cara yang sama seperti Dr. Panca Pertiwi H. yaitu,
dengan cara menilai dan memberi masukan langsung kepada peneliti. Pelaksanaan
validasi baik oleh Dr. Panca Pertiwi H, M.Pd, maupun oleh Dr. Titin Nurhayatin,
M.Pd. bertempat di Kampus Universitas Pasundan Bandung, Jalan Taman Sari
Bandung.
Validasi berikutnya dilakukan oleh Dr. H. Endang Rochyadi, M.Pd. dengan
cara memberikan lebih dahulu naskah instrumen kepada beliau untuk dievaluasi
dan divalidasi. Setelah selesai divalidasi, peneliti bertemu dengan Dr. H. Endang
Rochyadi, M.Pd dan diberi masukan untuk perbaikan, pertemuan validasi ini
dilaksanakan di Kampus UPI, Jalan Setiabudi Bandung. Validasi yang terakhir
dilakukan oleh Prof. Dr. H. Wahyudi Siswanto, M.Pd dengan cara mengirimkan
naskah instrumen melalui email kemudian peneliti menerima kembali naskah
60
validasi ini selanjutnya dilakukan revisi instrumen dan ditetapkan untuk
digunakan. Instrumen yang telah divalidasi oleh para pakar inilah yang digunakan
pada penelitian ini.
Langkah selanjutnya, berdasarkan instrumen pertama dilakukan
pendeskripsian kompetensi lulusan jurusan nonrekayasa dengan cara menganalisis
dokumen kurikulum Program Studi Akuntansi, Akuntansi Manajemen
Pemerintahan, Keuangan Perbangkan, Keuangan Syariah, Administrasi Bisnis,
Manajemen Aset, Manajemen Pemasaran, dan Usaha Perjalanan Wisata Polban.
Pendeskripsian kompetensi industri dilakukan dengan mewawancarai alumni
jurusan nonrekayasa dan industri pengguna jasa alumni dan menganalisis SK
Menakertrans. Berdasarkan hal tersebut dirumuskanlah profil kompetensi
berbahasa Indonesia yang harus tecermin pada lulusan nonrekayasa politeknik.
Berdasarkan profil tersebut dan dengan instrumen kedua dikembangkanlah
bahan ajar bahasa Indonesia yang khas untuk jurusan nonrekayasa yang selaras
dengan standar kompetensi lulusan dan kompetensi dunia industri. Sebelum
diujicobakan secara terbatas, bahan ajar didiskusikan dengan dosen bahasa
Indonesia, sedangkan soal pretest serta postest divalidasi oleh Dr. Sugeng
Riyanto, M.Hum. dari Universitas Padjadjaran dan Drs. Opi Gandasasmita
Wijaya, M.Pd. dari Universitas Islam Nusantara Bandung. Soal pretes dan postes
tervalidasi ini digunakan pada uji coba terbatas dan luas.
Bahan ajar hasil pengembangan ini dikemas dalam bentuk diktat kemudian
diujicobakan secara terbatas selama satu semester di Program Studi Administrasi
Bisnis, Polban. Pada perkuliahan uji coba ini peneliti melakukan observasi. Setiap
pokok bahasan/materi yang telah diujicobakan dievaluasi. Evaluasi diperoleh dari
observasi perkuliahan, wawancara terhadap dosen pengampu, dan angket yang
diisi oleh mahasiswa. Dari hasil evaluasi dilakukan revisi dan validasi dosen
Bahasa Indonesia. Hasil revisi pertama ini diujicobakan kembali di politeknik Pos
Indonesia, Bandung. Berdasarkan uji coba tersebut, kembali dilakukan evaluasi,
revisi, dan validasi kedua kemudian bahan ajar tersebut dikemas dalam bentuk
buku ajar. Buku ajar tersebut diujicobakan secara luas di Program Studi
Akuntansi, Akuntansi Manajemen Pemerintahan, dan Manajemen Pemasaran
Sri Nur Yuliyawati, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk melihat apakah bahan ajar ini berpengaruh terhadap kompetensi
berbahasa mahasiswa, pada saat uji coba terbatas dan uji coba luas dilaksanakan
pre-experimental designs. Digunakannya pre-experimental designs dalam
penelitian ini karena banyak hal yang akan memengaruhi kompetensi berbahasa
mahasiswa dalam proses keberhasilan pembelajaran. Bentuk pre-experimental
designs yang digunakan adalah one-group pretest-posttest design yang
dikemukakan Sugiyono (2012). Pada penelitian ini, diberikannya pretes terhadap
mahasiswa sebelum mahasiswa diberi perlakuan, yaitu berkuliah dengan bahan
ajar penelitian serta diberikan postes setelah diberi perlakuan sehingga dapat
dilihat hasil penggunaan bahan ajar tersebut. Bentuk one-group pretest-posttest
design tersebut digambarkan sebagai berikut.
Keterangan: O1 = nilai pretes O2= nilai postes
Pengaruh bahan ajar terhadap kompetensi berbahasa mahasiswa O1 - O2
Tahap terakhir penelitian ini, dilakukan diseminasi kepada pengguna, yaitu
mahasiswa dan dosen peserta uji coba dan pakar untuk memperoleh persepsinya
dengan pengisian kuesioner dan wawancara. Secara visual alur pikir penelitian ini
62
Gambar 3.1 Alur Pikir Penelitian
Sri Nur Yuliyawati, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C.Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada dua politeknik, yaitu Politeknik Negeri
Bandung (Polban) dan Politeknik Pos Indonesia Bandung (Poltekpos) dengan
alasan Polban merupakan politeknik negeri yang pertama kali diresmikan
pemerintah sehingga selalu dijadikan rujukan politeknik-politeknik lain di
Indonesia (pernyataan Dr. Illah Sailah, direktur akademik DIKTI, mewakili
Dirjen DIKTI pada seminar di Expo Polban tahun 2009). Dengan demikian,
apabila luaran penelitian ini yang berupa buku ajar diimplementasikan di Polban,
diharapkan akan pula digunakan di politeknik lainnya. Alasan lainnya karena
Polban memiliki program studi jurusan nonrekayasa yang beragam, yaitu Program
Studi Akuntansi, Akuntansi Manajemen Pemerintahan, Keuangan Perbangkan,
Keuangan Syariah, Administrasi Bisnis, Manajemen Aset, Manajemen
Pemasaran, dan Usaha Perjalanan Wisata.
Ditentukannya Poltekpos untuk tempat uji coba penelitian ini adalah
Poltekpos sebagai politeknik swasta sehingga menjadi pembanding Polban yang
merupakan politeknik negeri. Selain itu, Poltekpos juga memiliki jurusan
nonrekayasa yang terdiri atas beberapa program studi, yaitu Program Studi
Akuntansi, Logistik Bisnis, dan Manajemen Informatika. Dengan
dilaksanakannya penelitian di dua politeknik tersebut, diperoleh deskripsi hasil uji
coba yang mewakili politeknik negeri dan politeknik swasta.
Langkah kesatu (analisis kebutuhan) penelitian ini dilaksanakan di Polban.
Langkah kedua, yaitu uji coba terbatas dilaksanakan di Polban dan di Poltekpos
dan uji coba luas dilaksanakan di Polban. Langkah ketiga penelitian, yaitu
diseminasi dilaksanakan di Polban untuk memperoleh persepsi pakar dan
pengguna buku ajar hasil penelitian.
Populasi penelitian ini adalah dosen dan mahasiswa jurusan nonrekayasa
kedua politeknik tersebut. Kriteria dosen dan mahasiswa yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini adalah dosen yang mengampu mata kuliah Bahasa Indonesia
dan mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis, Akuntansi, Akuntansi
manajemen Pemerintahan dan Manajemen Pemasaran Jurusan Nonrekayasa
64
Poltekpos yang mengikuti perkuliahan Bahasa Indonesia pada semester genap
tahun akademik 2013-2014 dan semester ganjil tahun 2014-2015.
D.Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Untuk mencapai tujuan penelitian, diperlukan data. Data adalah semua
keterangan yang diperoleh dari nara sumber atau dokumen. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2008), data diartikan 1) keterangan yang benar dan nyata; 2)
keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau
kesimpulan). Data diperoleh dari sumber data. Yang dimaksud sumber data dalam
penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2010). Karena
dalam penelitian harus mendapatkan data, menentukan sumber data dan teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting. Jika salah
menentukan sumber dan teknik pengumpulan data, ada kemungkinan data yang
diperoleh kurang sesuai dengan tujuan penelitian. Sumber data dapat berupa nara
sumber, dokumen, dan peninggalan historis. Teknik pengumpulan data terdiri atas
wawancara, penyebaran angket/angket , observasi, dan analisis pustaka.
1. Sumber Data
Data penelitian ini adalah rumusan kompetensi lulusan, kompetensi dunia
industri, aktivitas pembelajaran uji coba dalam kelas, dan persepsi pengguna buku
ajar dan pakar. Sumber data berupa nara sumber dan dokumen yang diuraikan
berikut ini.
a. Narasumber
Narasumber penelitian ini terdiri atas penanggung jawab penyusunan
kurikulum atau ketua program studi masing-masing jurusan nonrekayasa Polban,
dosen pengampu Bahasa Indonesia, alumni, pihak industri/pengguna jasa alumni,
ahli pembelajaran Bahasa Indonesia, dan dosen nonrekayasa yang tertulis pada
Sri Nur Yuliyawati, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1 Narasumber Penelitian
Nama Jabatan
penanggung jawab penyusunan kurikulum
1 Dra. Maya Setiawardani. M.Pd. Ka. Prog. Administrasi Bisnis Polban 2 Dr. Tri Setyowati. M.Si. Ka. Prog. Manajemen Aset Polban 3 Drs Edi Syah Yahya, M.Si. Ka Prog. Manajemen Pemasaran Polban 4 Drs. Santoso, M.Si Ka Prog Pariwisata Polban
5 Yeti Apriliawati, S.E., M.si. Ak. Ka Prog. Akuntansi Polban
6 Arry Irawan, S. Hum. M.si. Ak. Ka. Prog Keuangan Perbankkan Polban
Validator instrumen penelitian/
2 Dr. H. Endang Rochyadi, M.Pd. Dosen Universitas Pendidikan Indonesia 3 Dr. Titin Nurhayatin, M.Pd. Dosen Universitas Pasundan Bandung 4 Dr. Panca Pertiwi H, M.Pd. Dosen Universitas Pasundan Bandung 5 Dr. Sugeng Riyanto, M.Hum Dosen Universitas Padjadjaran Bandung 6 Drs. Opi Gandasasmita Wijaya,
M.Pd.
Dosen Universitas Islam Nusantara Bandung
Nama Jabatan
1 Dra. Hazma, M.Hum. Dosen Bahasa Indonesia Polban 2 Dra. Sri Murniati, M.Pd. Dosen Bahasa Indonesia Poltekpos
Indonesia Bandung
3 Dra. Yani Suryani S.S., M.Hum. Dosen Bahasa Indonesia ITB 4 Dra. Wastu Kurning, M.Hum. Dosen Bahasa Indonesia Polban 5 Drs. Suyamto, M.Hum Dosen Bahasa Indonesia Polban 6 Dr. A. Wawan Jatnika, M.Hum Tim Pengembang Instrumen Penilaian
Buku Ajar Bahasa Indonesia, Puskurbuk Industri Pengguna Jasa Alumni
1 Ratna Susilawati S, A.Md. Fungsional Umum, Direktorat Pakan Ternak, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia 2 Ir. Indra Komara Direktur CV Permata Hijau Lestari,
Bogor
3 Dra. Pipih Z. Saputra Ka. Administrasi dan Keuangan CV Permata Hijau Lestari, Bogor 4 Dra. Yati Nurhayati Kasub Unit Layanan Sirkulasi. UPT
Perpustakaan Universitas Trisakti 5 Hadi Taufik, S. Ak. Kepala Seksi Keuangan Bloomberg TV
66
Dari para narasumber tersebut, diperoleh hasil validasi instrumen, dokumen
kurikulum, data kompetensi lulusan dan kompetensi industri, dan tanggapan
terhadap buku ajar.
b. Pustaka
Selain narasumber, penelitian ini pun menggunakan pustaka sebagai sumber
datanya. Pustaka tersebut berupa dokumen kurikulum Program Studi Akuntansi,
Akuntansi Manajemen Pemerintahan, Keuangan Perbankan, Keuangan Syariah,
Manajemen Aset, Administrasi Bisnis, Usaha Perjalanan Wisata, Manajemen
Pemasaran Jurusan Nonrekayasa Polban, dokumen Keputusan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : KEP. 195/MEN/IV/2007
Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Jasa
Perusahaan Subsektor Jasa Perusahaan Lainnya Bidang Jasa Administrasi
Perkantoran, dan dokumen Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 2012 Tanggal 17 Januari 2012 tentang KKNI Tentang Tata Cara
Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.
Dari pustaka-pustaka tersebut diperoleh data berupa rumusan kompetensi
lulusan Jurusan Nonrekayasa Polban, rumusan kompetensi industri, dan rumusan
jenjang 5 dan 6 KKNI. Data-data ini diperlukan sebagai dasar untuk merumuskan
kompetensi berbahasa yang harus tecermin pada lulusan jurusan nonrekayasa
sebagai dasar merumuskan bahan ajar.
2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang relevan dengan rumusan masalah dan tujuan
penelitian, digunakan beberapa teknik pengumpulan data berikut ini.
a. Telaah Pustaka; teknik ini digunakan untuk memperoleh deskripsi kompetensi
melalui buku dan artikel dalam media massa cetak dan elektronik, SK Alumni
6 Rina Mulyana Admin Support PT Infomedia Nusantara
7 Indra Wahyudi Pelaksana Bisnis Mikro BRI Tower Bandung
8 Danil Hidayat Staff Call Center & Partnership PT
Sri Nur Yuliyawati, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menakertrans tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
dalam Sektor Administrasi Perkantoran, dokumen kurikulum program studi
jurusan nonrekayasa, dan dokumen hasil penelitian lain yang relevan untuk
mendukung penelitian ini.
b. Penyebaran angket; teknik ini digunakan untuk memperoleh data evaluasi
bahan ajar dan persepsi mahasiswa, dosen, dan pakar terhadap buku ajar.
Pengisian angket pengisian angket dilakukan mahasiswa dengan cara
membubuhkan tanda cawang pada opsi 1= tidak baik/tepat, 2= kurang
baik/tepat, 3= baik/tepat, 4= sangat baik/tepat, sedangkan pengisian angket
oleh dosen dan pakar dilakukan dengan cara membubuhkan skor pada opsi 1=
tidak tepat (skor 0 – 25), 2= kurang tepat (skor 26 – 50), 3= tepat
(skor 51 – 75), dan 4 = tepat sekali (skor 76 – 100) disertai menuliskan
komentar atau saran terhadap opsi pilihannya pada kolom yang telah
disediakan. Dengan demikian, angket yang diberikan kepada mahasiswa,
dosen, dan pakar berupa angket tertutup.
c. Wawancara; teknik ini digunakan untuk memperoleh data kompetensi jurusan
nonrekayasa dari perumus kurikulum, alumni dan pihak industri pengguna jasa
alumni jurusan nonrekayasa, dan persepsi mengenai bahan ajar hasil penelitian
dari dosen dan pakar. Karena peneliti tidak menentukan informasi yang
diharapkan, dilaksanakan wawancara tidak terstruktur dengan menggunakan
pedoman wawancara berupa pertanyaan berisi garis besar permasalahan.
Wawancara dilaksanakan yang secara langsung, melalui telepon genggam,
serta pos elektronik (e mail).
d. Observasi; teknik ini dilakukan terhadap proses pembelajaran di kelas untuk
melihat dan merekam aktivitas dosen dan mahasiswa dalam perkuliahan uji
coba terbatas. Observasi yang dilakukan adalah observasi partisipan serta
observasi nonpartisipan. Digunakannya kedua jenis observasi secara bergantian
dengan dosen lain karena untuk mengevaluasi materi/pokok bahasan dan untuk
68
E.Definisi Operasional
Agar terdapat kesamaan pandangan dalam memahami penelitian ini,
dirumuskan definisi operasional beberapa pokok pikiran yang mendasari
penelitian ini. Terdapat tiga hal yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu
pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia, kompetensi lulusan dan industri, dan
jurusan nonrekayasa politeknik.
a. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia
Dalam penelitian ini ”pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia”
didefinisikan sebagai proses atau cara membuat bahan ajar dalam bentuk buku
ajar bahasa Indonesia yang selaras dengan rumusan kompetensi berbahasa
Indonesia berdasarkan analisis standar kompetensi lulusan jurusan nonrekayasa
politeknik dan kompetensi dunia industri yang berhubungan dengan kompetensi
berbahasa Indonesia. Buku ajar yang dibuat adalah buku yang memiliki materi
pokok, keterbacaan, keamanan, dan grafika/pencetakan sesuai dengan standar
yang ditetapkan BSNP dan Puskurbuk.
b. Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Dunia Industri
Definisi operasional ”kompetensi lulusan” dalam penelitian ini adalah
rumusan kompetensi lulusan yang berhubungan dengan kompetensi berbahasa
Indonesia yang terdapat pada dokumen kurikulum setiap program studi, jurusan
nonrekayasa, Politeknik Negeri Bandung. Definisi operasional kompetensi dunia
industri adalah seperangkat kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak sebagai
perwujudan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berhubungan dengan
kompetensi berbahasa Indonesia yang dirumuskan dari hasil wawancara dengan
alumni jurusan nonrekayasa politeknik dan pihak industri serta hasil analisis SK
Menakertrans Nomor: KEP.195/MEN/IV/2007 Tentang Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Jasa Perusahaan Subsektor Jasa
Perusahaan Lainnya Bidang Jasa Administrasi Perkantoran.
c. Jurusan Nonrekayasa Politeknik
Istilah jurusan nonrekayasa merupakan istilah kontekstual yang lazim
Sri Nur Yuliyawati, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
nonketeknikan, antara lain: Program Studi Administrasi Bisnis, Manajemen Aset,
Manajemen Pemasaran, Akuntansi, dan Perbankan. Jika disepadankan dengan
istilah rumpun ilmu pada UU No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi,
pasal10, yang dimaksud dengan jurusan nonrekayasa adalah jurusan ilmu sosial.
Politeknik (dalam UU No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, pasal 16)
dinamakan pendidikan vokasi, yaitu pendidikan tinggi program diploma yang
menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai
program sarjana terapan. Jadi, jurusan nonrekayasa politeknik adalah kumpulan
program studi nonketeknikan pendidikan tinggi program diploma.
F. Instrumen Penelitian
Pembuatan instrumen penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data yang
relevan dan menyamakan titik pandang antara penulis dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan penelitian ini. Instrumen-instrumen penelitian ini disusun
untuk
a. memaparkan kompetensi lulusan jurusan nonrekayasa yang relevan
dengan perkuliahan Bahasa Indonesia yang terdapat pada kurikulum
program studi jurusan nonrekayasa Polban, memaparkan kompetensi
dunia industri yang didukung kompetensi berbahasa Indonesia
berdasarkan wawancara dengan pihak industri dan alumni serta
kompetensi dunia industri pada SK Menakertrans tentang Penetapan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia sehingga dapat
dideskripsikan profil kompetensi berbahasa Indonesia yang mendukung
pencapaian kompetensi tersebut;
b. mengembangkan dan mengujicobakan bahan ajar Bahasa Indonesia yang
selarah dengan kompetensi lulusan dan kompetensi dunia industri dengan
luaran penelitian berupa buku ajar, dan
c. memperoleh persepsi mengenai buku ajar dari mahasiswa, dosen
pengampu Bahasa Indonesia, dan pakar.
Sugiyono (2012) menjelaskan “ Untuk menguji validitas konstruksi dapat digunakan expert judgment. Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang
70
dikonsultasikan dengan ahli.” Agar instrumen penelitian ini akurat sesuai dengan data yang diperlukan, dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen
menggunakan expert judgment. Digunakannya expert judgment dalam uji validitas
dan reliabilitas instrumen karena instrumen telah dibuat peneliti terlebih dahulu,
yaitu berupa hal-hal yang akan dievaluasi dengan merujuk kepada perumusan
masalah dan tujuan penelitian berdasarkan teori-teori.
Pada penelitian ini disusun tiga instrumen yang telah divalidasi oleh para
validator, yaitu Prof. Dr. H. Wahyudi Siswanto, M.Pd., Dr. H. Endang Rochyadi,
M.Pd., Dr. Titin Nurhayatin, M.Pd., dan Dr. Panca Pertiwi H, M.Pd.
1. Instrumen Analisis Kebutuhan
Instrumen kesatu − peneliti istilahkan “instrumen analisis kebutuhan” −
disusun untuk menjawab rumusan masalah kesatu, yaitu “Bagaimanakah
kompetensi berbahasa Indonesia lulusan nonrekayasa politeknik yang selaras
dengan kompetensi lulusan dan kompetensi dunia industri?
Parameter kompetensi berbahasa Indonesia untuk jurusan nonrekayasa ini
merujuk pendapat Halliday (dalam Cholis , 2008) bahwa terdapat tujuh fungsi
bahasa, yaitu: fungsi instrumental, regulasi, interaksional, representasional,
personal, heuristik, imajinatif. Selain itu, merujuk pula kepada pendapat Chaer
(1983) bahwa bahasa adalah alat interaksi sosial. Merujuk kepada kedua pendapat
tersebut maka pada dokumen kurikulum jurusan nonrekayasa dan pada dokumen
SK Menakertrans semestinya terdapat kompetensi lulusan yang didukung
kompetensi berbahasa Indonesia. Merujuk kepada kedua pendapat tersebut maka
lulusan jurusan nonrekayasa politeknik di industri memerlukan kompetensi
berbahasa Indonesia sehingga kompetensi ideal berbahasa Indonesia mahasiswa
nonrekayasa politeknik harus sesuai dengan kompetensi lulusan yang ditetapkan
dan kompetensi dunia industri.
Instrumen kesatu ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama bertujuan
pendeskripsian kompetensi berbahasa Indonesia yang mendukung pencapaian
kompetensi lulusan jurusan nonrekayasa politeknik dan kompetensi dunia
industri. Bagian pertama ini terdiri atas 10 pertanyaan, yang terdiri atas: 4
pertanyaan sebagai panduan peneliti mengembangkan kerangka teori untuk
Sri Nur Yuliyawati, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA YANG SELARAS DENGAN KOMPETENSI LULUSAN DAN KOMPETENSI DUNIA INDUSTRI BAGI JURUSAN NONREKAYASA POLITEKNIK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pertanyaan digunakan untuk mewawancarai alumni dan industri pengguna
lulusan, 4 pertanyaan ditujukan kepada dosen Bahasa Indonesia, perumus
kurikulum, alumni, dan industri.
Bagian kedua bertujuan untuk pendeskripsian bahan ajar Bahasa Indonesia
yang diajarkan di Jurusan nonrekayasa Polban sebagai salah satu landasan untuk
perumusan bahan ajar. Bagian kedua ini terdiri atas 15 pertanyaan sebagai
pedoman mewawancarai dosen pengampu Bahasa Indonesia dan diubah ke dalam
bentuk angket untuk memperoleh data dari mahasiswa.
2. Instrumen Pengembangan Bahan Ajar dan Uji Coba
Instrumen kedua ini terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama bertujuan untuk
pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia berbasis kompetensi lulusan dan
kompetensi dunia industri dengan luaran berupa buku ajar. Parameter bahan ajar
ini merujuk kepada pendapat Prastowo (2011); Iskandarwassid (2008); Munthe
(2014); Sukmadinata (2012); Sanjaya (2012), Puskurbuk (2013) bahwa pada
proses perumusan bahan/materi ajar perlu dipertimbangkan hal-hal berikut.
a. Bahan ajar harus mengandung pengetahuan/kognitif: fakta, konsep, prinsip,
dan prosedur.
b. Bahan ajar harus mengandung psikomotorik: keterampilan berbahasa yang
diperlukan untuk bekerja dan kehidupan.
c. Bahan ajar harus mengandung nilai afektif: sikap/nilai ilmiah, religius, dan
sosial.
d. Bahan ajar harus memiliki kompetensi inti maupun kompetensi dasar.
e. Bahan ajar harus memiliki keajegan dengan kompetensi dasar.
f. Bahan ajar memadai untuk pencapaian kompetensi dasar.
g. Bahan ajar menumbuhkan motivasi/minat mahasiswa.
h. Bahan ajar harus aktual.
i. Bahan ajar harus menarik.
j. Bahan ajar harus jelas.
k. Bahan ajar harus sistematis.
72
Instrumen ini terdiri atas 16 pertanyaan sebagai panduan peneliti untuk
merumuskan dan mengkaji ulang bahan ajar hasil pengembangan sebelum
diujicobakan.
Bagian kedua bertujuan untuk pengembangan dan pengujicobaan buku ajar.
Parameter luaran berupa buku ajar merujuk pada instrumen penulisan buku
pelajaran yang ditetapkan Puskurbuk, yaitu buku pelajaran harus memenuhi
parameter berikut ini.
Parameter Materi Buku Ajar
a. Pokok bahasan/subpokok bahasan sesuai dengan kompetensi inti.
b. Pokok bahasan/subpokok bahasan sesuai dengan kompetensi dasar.
c. Pokok bahasan/subpokok bahasan mudah dipahami
d. Pokok bahasan/subpokok bahasan menarik
e. Pokok bahasan/subpokok bahasan membangkitkan keaktifan belajar
mahasiswa
f. Pokok bahasan/subpokok bahasan meningkatkan daya nalar dan daya
cipta.
g. Terdapat relevansi antara pokok bahasan dan ilustrasinya.
Parameter Keterbacaan Buku ajar
a. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
b. Bahasa yang digunakan meningkatkan daya nalar dan daya cipta.
c. Struktur kalimat sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa mahasiswa.
d. Paragraf padu dan efektif.
e. Terdapat relevansi antara materi/pokok bahasan dan ilustrasinya.
Parameter Keamanan Buku ajar
a. Isi sesuai dengan budaya keanekaragaman dan keaktualan.
b. Tidak bertentangan dengan norma agama.
c. Tidak bertentangan dengan undang-undang yang berlaku.
d. Tidak bertentangan dengan martabat kemanusiaan dalam konteks global.
Parameter Grafika/Pencetakan Buku
a. Bahan kuat dan berkualitas
b. Menggunakan format standar.