• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan status obesitas berdasarkan body fat percentage dengan kejadian hiperurisemia pada populasi dewasa di dusun Tanjung, Kabupaten Kulon Progo - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan status obesitas berdasarkan body fat percentage dengan kejadian hiperurisemia pada populasi dewasa di dusun Tanjung, Kabupaten Kulon Progo - USD Repository"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN STATUS OBESITAS BERDASARKAN BODY FAT PERCENTAGE DENGAN KEJADIAN HIPERURISEMIA PADA POPULASI DEWASA DI DUSUN TANJUNG, KABUPATEN KULON

PROGO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Farmasi

Diajukan oleh : Oswin Surya Agung

NIM : 158114065

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

ii

HUBUNGAN STATUS OBESITAS BERDASARKAN BODY FAT PERCENTAGE TERHADAP KEJADIAN HIPERURISEMIA PADA POPULASI DEWASA DI DUSUN TANJUNG, KABUPATEN KULON

PROGO

HALAMAN SA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Farmasi

Diajukan oleh : Oswin Surya Agung

NIM : 158114065

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

(4)

iv

(5)

v

HALAMAN PESEMBAHAN

KARYA INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA:

ALLAH BAPA DI SURGA DAN BUNDA MARIA YANG SELALU MENDOAKANKU DIMANA

PUN DAN KAPAN PUN AKU BERADA.

KEDUA ORANG TUAKU YANG SELALU MEMBERIKAN DOA, NASIHAT, SEMANGAT DAN

YANG SELALU MEMBERIKAN YANG TERBAIK BAGI DIRIKU.

SAHABAT SERTA TEMAN-TEMAN ANGKATAN 2015 YANG MEMBERIKAN DUKUNGAN

DAN HIBURAN.

SERTA

(6)
(7)
(8)

viii PRAKATA

Puji dan Syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Hubungan Status Obesitas Berdasarkan Body Fat Percentage Dengan Kejadian Hiperurisemia pada Populasi Dewasa di Dusun Tanjung, Kabupaten Kulon Progo” dapat selesai dengan baik dan pada waktu yang tepat. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Farmasi (S. Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan merupakan bagian dari penelitian dr. Fenty, M. Kes., Sp. PK., Aris Widayati, M. Si., Ph. D., Apt., dan Yunita Linawati, M. Sc., Apt. yang

berjudul “Intervensi Edukasi Berbasis Pedagogi Reflektif pada Masyarakat

Pedesaan dengan Sindrom Metabolik sebagai Preventif Penyakit Kardiovaskular (Tahun II)” berdasarkan SK no: 017/Penel.LPPM USD/III/2018.

Proses penyusunan skripsi ini melibatkan banyak pihak, baik secara langsung atau pun secara tidak langsung. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Dr. Rita Suhadi, M. Si., Apt. selaku Dosen Pembibing Akademik.

3. dr. Fenty, M. Kes., Sp.PK. selaku dosen pembimbing skripsi “Hubungan Status Obesitas Berdasarkan Body Fat Percentage Dengan Kejadian Hiperurisemia pada Populasi Dewasa di Dusun Tanjung, Kabupaten Kulon Progo” yang telah membimbing tim penelitian dengan sangat sabar dan dapat meluangkan waktunya untuk penyusunan naskah skripsi penelitian ini.

4. Aris Widayati, M.Si., PhD., Apt. dan Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan dan masukan yang membangun terbentuknya naskah skripsi ini dari awal hingga akhir penelitian ini.

(9)

ix

6. Perangkat Dusun dan seluruh warga Dusun Tanjung yang telah bersedia membantu dan meluangkan waktunya untuk mendukung penelitian ini. 7. Bapak terhebat Nicasius Suseno, Ibu terbijaksana Agatha Rusmini yang

selalu menelefon melalui pulsa reguler setiap hari minimal 20 menit untuk mendengar suara anak satu-satunya Oswin Surya Agung.

8. Teman-teman FSM B 2015 serta Angkatan 2015 Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan banyak masukan dan semangat dalam menyelesaikan naskah ini.

9. Palembang dan Sumatera Selatan squad yang terdiri dari Lita, Sekar K., Glenys, Felix, Morita, Septiana, Ida, Epen, Felic, Menyeng yang selalu paham ketika kangen dengan Kota Pempek dan berusaha mencairkan suasana Jogja agar setara dengan Palembang.

10.Fakir Cinta yang beranggotakan Preiffer, Dio, Lita, Yuli, Tea, Nanda, Dea, Maudy, Ingrid, Sekar dan Helen yang selalu makan dan tertawa bersama saat berkumpul.

11.Kelompok penelitian payung “Kulon Progo Surprise”: Veve, Alicia, Valen, Cinta, Claudia, Dio, Tommy, Jo dan Kemara yang berjuang bersama dalam mengerjakan penelitian ini dengan semangat.

12.Diana yang selalu selo ketika diajak jalan untuk menemani jalan-jalan sesuka hati. Edo dan Ervan yang rajin membangunkan saya di pagi hari. Mich JB, Tantowi dan Stefanus (The MOST Legend in X1 Bangau SHS). 13.Sahabat dari SMA yang keren abiz; Silvi (FE UAJY), Citra (FP Unsri), Alif

(Farmasi ITB), Olen (FK Unsri), Agatha (FK USAKTI), Stepani (FTB UAJY), Siska (Statistik UGM), Silvia Tri (FTI USAKTI) dan Nina (Unsri). Penulis menyadari bahwa naskah penelitan ini masih jauh dalam kesempurnaan dan masih memiliki banyak kekurangan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun naskah penelitian agar dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

HALAMAN PESEMBAHAN ...v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASIError! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vivii

PRAKATA ... viii

Desain dan Subjek Penelitian ...3

Perhitungan Sampel ...4

Pengumpulan Data ...4

Penilaian Body Fat Perentage ...5

Penilaian Hiperurisemia ...5

Analisis Statistika ...6

HASIL DAN PEMBAHASAN ...7

Karakteristik Subjek Penelitian ...7

Hasil Analisis Uji Komparatif Status Obesitas dengan Kejadian Hiperurisemia pada Pria ...10

Hasil Analisis Uji Komparatif Status Obesitas dengan Kejadian Hiperurisemia pada Wanita ...10

(11)

xi

DAFTAR TABEL

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik... 18

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian (Pemerintah Kabupaten Kulon Progo) ... 19

Lampiran 3. Ethical Clearance ... 20

Lampiran 4. Perhitungan Sampel Penelitian ... 21

Lampiran 5. Timbangan berat badan, alat pengukur tinggi badan dan POCT (Point of Care Test)... 22

Lampiran 6. Sertifikat Kalibrasi Alat Pengukur Tinggi Badan ... 23

Lampiran 7. Sertifikat kalibrasi timbangan berat badan ... 25

Lampiran 8. Informed Consent... 27

Lampiran 9. Pedoman wawancara ... 28

Lampiran 10. Pengukuran persen lemak dan asam urat ... 29

Lampiran 11. Sertifikat CE&BU ... 31

Lampiran 12. Uji Statistik ... 32

(14)

xiv ABSTRAK

Kejadian obesitas dan overweight tidak hanya menjadi permasalahan masyarakat di perkotaan tetapi juga di pedesaan dengan meningkatnya prevalensi obesitas dan overweight di pedesaan. Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui hubungan status obesitas dengan kejadian hiperurisemia. Tujuan dari peneitian ini adalah untuk membuktikan hubungan status obesitas dengan kejadian hiperurisemia di Dusun Tanjung, Kulon Progo. Hiperurisemia adalah kadar asam urat untuk pria lebih dari 7,0 mg/dL dan untuk perempuan lebih dari 6,0 mg/dL.Pengukuran status obesitas seseorang dapat dilakukan dengan antropometri. Metode antropometri yang digunakan dalam penelitian adalah Body Fat Percentage (BFP) dengan metode Bioimpadance Analysis (BIA).

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara non random sampling dengan teknik purposive sampling. Sampel yang dianalisis sebanyak 46 orang. Data Body Fat Percentage dengan instrumen bioimpedance analysis (BIA) diperoleh dari responden pria dan wanita dewasa dengan usia 18 – 65 tahun di Dusun Tanjung, Desa Banjaroyo, Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Point of Care Testing adalah cara untuk mendapatkan kadar asam urat responden penelitian. Data dianalisis menggunakan SPSS dengan taraf kepercayaan 95% dengan uji Fisher untuk melihat hubungan status obesitas dengan terjadinya hiperurisemia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna (p-value= 0,813 untuk pria dan p-value= 0,607 untuk wanita) antara status obesitas dengan kejadian hiperurisemia berdasarkan persen lemak tubuh di RW 26 dan 27 Dusun Tanjung, Desa Banjaroyo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta

(15)

xv ABSTRACT

The incidence of obesity and overweight is not only a problem for people in urban areas but also in rural areas with the increasing prevalence of obesity the Bioimpadance Analysis (BIA) method.

The research conducted was analytic observational research with cross sectional research design. Sampling was carried out in a non-random sampling manner with purposive sampling technique. 46 samples were analyzed. Body fat percentage data with bioimpedance analysis (BIA) instruments were obtained from male and female respondents aged 18-65 years in Tanjung Viilage, Banjaroyo Village, Kalibawang Subdistrict, Kulon Progo Regency, Special Region of Yogyakarta. Point Of Care Testing is the method to get the serum uric acid in respondent. Data were analyzed using SPSS with a 95% confidence level with Fisher's test to see the relationship of obesity status to the occurrence of hyperuricemia. The results showed that there were no significant differences (p-value= 0,813 for men and p-(p-value= 0,607 for women) between obesity status with the incidence of hyperuricemia based on percent Body Fat in RW 26 and 27 Tanjung Village, Banjaroyo Village, Kalibawang Subdistrict, Kulon Progo Regency, Special Region of Yogyakarta

(16)

1 PENDAHULUAN

Menurut World Health Organization (2016), obesitas dan overweight

terkategori ke dalam urutan lima besar dari penyebab faktor kematian terbesar yang ada di dunia yaitu sekitar 2,8 juta akibat terjadinya komplikasi obesitas. Data yang dikeluarkan WHO pada tahun 2016 adalah 1,9 miliar orang dewasa mempunyai berat badan berlebih dan 650 juta dari angka tersebut digolongkan mengalami obesitas atau kegemukan (WHO, 2016).

Obesitas pada tahun 2013 yang terjadi pada laki-laki dewasa di Indonesia adalah 19,7%, sedangkan untuk perempuan dewasa adalah 32,9% (Riskesdas, 2013). Kejadian obesitas di atas usia 15 tahun berdasarkan kriteria subjek Daerah Istimewa Yogyakarta, didapatkan bahwa pada laki-laki adalah sebesar 17% dan perempuan sebesar 37% (Depkes, 2014). Prevalensi obesitas di daerah perkotaan dan di daerah pedesaan sebesar 23,8% dan 16,3% di Kecamatan Singkil Kota Manado (Novitasary, dkk, 2013). Prevalensi obesitas di daerah Kulon Progo adalah sebesar 6,3 %, hasil penelitian pada tahun 2007 (Depkes RI, 2009). Prevalensi obesitas di Kecamatan Cangkringan, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Body Fat Percentage menurut penelitian dari Fenty et al

(2016)yaitu 12,7% untuk wanita dan 6,9% pada pria.

Obesitas merupakan faktor yang dapat menyebabkan hiperurisemia. Prevalensi hiperurisemia di negara berkembang adalah 24,4% yaitu pria sebesar 59% dan wanita 11% (Uaratanawong, et. al, 2011). Penelitian dari Smith dan March pada tahun 2015, menyatakan bahawa prevalensi hiperurisemia di Indonesia adalah sebesar 18%. Terdapat penelitian lapangan yang dilakukan pada penduduk Kota Denpasar, Bali dengan mendapatkan prevalensi hiperurisemia sebesar 18,2% (Wisesa dan Suastika, 2009). Penelitian yang dilakukan di Kabupaten Kulon Progo mengenai angka kesakitan dari artritis adalah 17.408 kasus, dimana masuk ke dalam sepuluh besar penyakit yang ada di Kulon Progo (Dinkes Kulon Progo, 2015).

(17)

2

aktivitas dari XOR (xanthine oxidoreductase) kemudian membentuk asam urat (Tsushima, et. al, 2013). Selain itu, asam urat ini juga ditimbulkan oleh leptin (hormon yang dilepas dari sel lemak dari jaringan adiposa), leptin pada awalnya meningkat, kemudian menyebabkan terjadinya kenaikan dari proses reabsorbsi asam urat pada sel ginjal yang menghasilkan kadar asam urat meningkat di darah (Celik, et. al, 2015).

Antropometri merupakan metode umum yang digunakan dalam penilaian status gizi dari seseorang (Duarte et al., 2014). Penilaian status gizi ini dapat dikaitkan dengan menggunakan Body Fat Percentage dengan menghitung jumlah dari lemak tubuh (Nurzakiah dkk, 2010). Pengukuran BFP ini digunakan dalam melihat kejadian obesitas secara general/ umum. Persentase lemak tubuh (Body Fat Percentage) adalah jumlah massa dari lemak dibagi dengan jumlah total dari massa tubuh. Lemak tubuh dikategorikan sebagai lemak tubuh yang essential dan lemak tubuh yang disimpan. Lemak tubuh essential digunakan dalam mempertahankan kehidupan juga dalam fungsi reproduksi. Jumlah persen lemak pada wanita lebih besar daripada pria, diakibatkan karena pada wanita telah disiapkan untuk proses melahirkan serta dalam fungsi hormonal lainnya. Jumlah persen lemak esensial pada wanita adalah 10-13% serta 2-5 % yang disimpan (Digate, 2017). Klasifikasi Body Fat Percentage menurut ACE (2010) adalah pada wanita dikategorikan obesitas jika nilai BFP ≥ 32% sedangkan untuk pria

adalah ≥ 25%.

Penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh Zhang et al (2013) secara cross sectional pada 2780 perempuan dan 1160 laki-laki suku Chinese berdasarkan

(18)

3 METODE PENELITIAN

Desain dan Subjek Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah warga RW 26 dan 27 Dusun Tanjung, Desa Banjaroyo, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan kriteria inklusi yaitu warga Dusun Tanjung 18-65 tahun pria dan wanita, dalam keadaan sehat serta bersedia menandatangani informed consent. Kriteria eksklusi yang digunakan adalah orang dewasa yang memiliki kecacatan (fisik dan mental), menstruasi, wanita hamil, dan tidak hadir pada saat pengambilan data serta pengkonsumsian obat rutin (asam urat). Responden penelitian yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi mengisi informed consent untuk mengikuti rangkaian penelitian ini. Sampel minimal yang dibutuhkan menurut rumus perhitungan yang diperoleh dari Dahlan (2013) adalah 34 responden. Didapatkan 59 sampel yang telah menandatangani informed consent dan hanya terdapat 46 sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

Gambar 1. Proses pengambilan responden 59 Sampel Penelitian

13 Sampel Penelitian Ekslusi: - 8 responden mengalami menstruasi

- 4 responden mengalami cacat fisik - 1 responden mengkonsumsi obat

rutin asam urat

(19)

4

Penelitian yang dilakukan telah mendapatkan izin dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dan izin dari Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dengan nomor 074/5723/Kesbangpol/2018 dan Ijin dari Pemerintah Kabupaten Kulonprogo dengan surat izin nomor 070.2/00514/V/2018. Penelitian ini telah mendapatkan izin dari Komisi Etik Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta dengan nomor 693/C.16/FK/2018 untuk memperoleh Ethical Clearance. Hal ini bertujuan agar penelitian ini memenuhi etika dalam penelitian dan untuk hasil penelitiannya nanti dapat digunakan untuk kepentingan publikasi. Penelitian ini juga telah mendapatkan izin di kantor Desa Banjaroyo serta izin dari kepala Dusun Tanjung.

Perhitungan Sampel

Pengambilan sampel bukan secara acak (non random sampling) dengan teknik purposive sampling dilakukan pada penelitian ini. Pengambilan sampel didasarkan pada ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya, sebagian dari anggota populasi dijadikan sampel penelitian atas pertimbangan dari peneliti (Notoatmodjo, 2010). Rumus perhitungan sampel menurut literatur Dahlan (2014) untuk pengambilan sampel pada penelitian ini adalah:

𝑛1 = 𝑛2 = ( (𝑍𝛼 + 𝑍𝛽) karena ntotal= n1+n2= 32+32= 64 sampel; α adalah nilai standar alfa yang diperoleh

dari z tabel dengan taraf kepercayaan 95% ; β adalah nilai standar beta yang diperoleh dari z tabel dengan taraf kepercayaan 90% dan r adalah koefisien korelasi minimal yang dianggap valid (judgement).

Pengumpulan Data

(20)

5

lemak tubuh responden dan pengambilan sampel darah untuk menentukan kadar asam urat pada responden. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan khusus BIA untuk mengukur persen lemak tubuh yang hasilnya dinyatakan dalam persen. Alat tersebut telah melakukan uji validasi dan kalibrasi oleh Badan Meterologi Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan POCT (Point of Care Testing) sebagai alat untuk mengukur kadar asam urat darah dengan metode enzimatis. Analisis data statistik dilakukan di Clinical Epidemiology and Biostatistic Unit (CE&BU) Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang diolah dengan perangkat lunak IBM SPSS 22 dengan taraf kepercayaan 95%.

Penilaian Body Fat Percentage

Pengukuran Body Fat Percentage dilakukan dengan instrumen yang sudah tervalidasi dan dikalibrasi (bioelectrical impedance analysis) Karada Scan dengan Merk OMRON tipe HBF-212. Alat ini memiliki prinsip adanya aliran listrik yang rendah yang kemudian dapat menghasilkan reaktansi kapasitas tubuh atau nilai impedensi. Pengukuran ini didasari oleh pengukuran berat badan, tinggi badan, jenis kelamin serta usia responden (Lockwood, 2015). Cara yang dilakukan dalam melakukan pengukuran menggunakan timbangan bioelectrical impedance analysis adalah posisi badan tegak, tanpa menggunakan alas kaki, aksesoris dilepas, pakaian luar seperti jaket dilepas dan yang terpenting adalah badan menghadap ke arah depan (Gonzalez-Correa and Caicedo-Eraso, 2012).

Hasil yang diperoleh pada pengukuran BFP akan dikelompokkan berdasarkan literatur menurut ACE (2010), seseorang diklasifikasikan obesitas jika memiliki nilai Body Fat Percentage pada pria ≥ 25% dan pada wanita ≥ 32%.

Penilaian Hiperurisemia

(21)

6

peroksidase dengan menghasilkan zat warna yang setara dengan kadar asam urat darah (Bishop et al, 2010). Pengukuran kadar asam urat darah dengan menggunakan metode POCT, hasilnya tepat dan efisien. Metode ini menggunakan tusukan jari pada kapiler ujung jari tangan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan di tempelkan ke reagen strip, lalu hasilnya dapat diketahui secara langsung (real time) pada saat itu juga (Paraskos et al,2016).

Instrumen POCT (Point of Care Testing) merck Easy Touch GCU yang digunakan telah melalui proses realibilitas, didapatkan hasil presisi pengulangan

intraday (dilakukan pada satu hari yang sama) diperoleh nilai Coefficient of Variation (CV), realibiltas didapatkan nilai rata-rata = 5,171; SD = 0,229 dan CV = 4,426% untuk mengukur kadar asam urat darah responden penelitian. CV maksimal yang diperbolehkan dalam pengujian asam urat adalah sebesar 8% (Westgard, 2009).

Hiperurisemia merupakan suatu kondisi yang digambarkan dengan adanya kenaikan kadar serum asam urat di atas normal. Menurut kadar asam urat di dalam tubuh, disebut sebagai gangguan hiperurisemia jika jumlah asam urat ureum pada orang dewasa adalah ≥ 7,0 mg/dl untuk pria dan ≥ 6,0 mg/dl untuk wanita (Burtis, et al 2008).

Analisis Statistika

(22)

7 HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Subjek Penelitian

Tabel I. Karakteristik Responden Penelitian (n=46)

Variabel

1. BFP berdasarkan Klasifikasi ACE (2010) Pria: Obesitas jika BFP≥ 25%

Wanita: Obesitas jika BFP≥ 32%

(23)

8

Tabel I. Menunjukkan responden penelitian, Dusun Tanjung, Desa Banjaroyo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan prevalensi obesitas berdasarkan Body Fat Percentage sebesar 47,8% dari semua responden penelitian yang ada. Prevalensi obesitas berdasarkan Body Fat Percentage lebih banyak terjadi pada wanita (41,3%) dibandingkan dengan pria (6,5%). Pada penelitian yang telah dilakukan ini sesuai dengan penelitian Fenty dkk (2017) bahwa prevalensi kejadian obesitas berdasarkan pada nilai BFP wanita lebih banyak (12,7%) daripada pria (6,9%). Wanita memiliki jaringan adiposa yang lebih banyak daripada pria dan wanita juga mempunyai distribusi lemak di perifer ketika masa dewasa awal yang membuat wanita lebih berisiko mengalami obesitas lebih besar daripada pria (WHO, 2011).

Tabel I. didapatkan 3 orang (6,5%) mempunyai risiko mengalami kejadian hiperurisemia. Prevalensi yang mengalami kejadian hiperurisemia untuk wanita lebih besar (4,3%) daripada pria (2,2%). Prevalensi yang termasuk ke dalam tidak mengalami hiperurisemia terdapat 43 orang dimana terbagi menjadi 28 untuk responden wanita (60,9%) dan 15 responden pria (32,6%). Kadar asam urat yang tinggi pada umumnya banyak terdapat pada pria. Kadar asam urat pada perempuan tidak meningkat sampai setelah menopause karena hormon estrogen membantu meningkatkan eksresi asam urat melalui ginjal (Rini, 2015). Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Silva et al

(2015), dimana hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa orang yang mengalami obesitas akan mengalami peningkatan asam urat (p-value < 0,05). Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Zhang (2013), dimana hasil penelitian dengan Body Fat Percentage untuk membuktikan adanya peningkatan kadar asam urat, dan didapatkan hasil yang baik untuk memprediksi adanya peningkatan asam urat (p-value < 0,05).

(24)

9

17,4%. Usia juga berpengaruh dalam kadar hormon estrogen pada wanita, dimana pada wanita yang berusia ≥ 48 tahun memiliki kecenderungan mengalami menstruasi yang mulai tidak teratur (Potsangbam, et al, 2016). Penurunan kadar estrogen pada wanita yang telah mengalami menopause dapat dilihat dengan mulai hilangnya lemak pada jaringan subkutan dan terjadi peningkatan jumlah lemak perut (Lizcano, et al, 2014).

Sebanyak 76,2% (35 orang) dari 46 total responden penelitian warga Dusun Tanjung memiliki pekerjaan seperti petani, perangkat desa dan buruh, sedangkan yang tidak bekerja, rata-rata didominasi oleh wanita yang menjadi Ibu Rumah Tangga (IRT). Kejadian overweight dan obesitas pada penelitian ini lebih besar pada responden yang bekerja sebagai petani dibandingkan dengan perkerjaan lainnya. Penelitian ini memiliki hasil yang berbeda dengan yang dilakukan oleh Sundari (2015) yang menyatakan bahwa petani memiliki prevalensi status obesitas yang lebih kecil daripada pekerjaan lainnya, sehingga potensi untuk terjadi hiperurisemia menjadi besar.

Semua responden Dusun Tanjung menerima pendidikan (100%), baik pria maupun wanita. Status obesitas masyarakat Dusun Tanjung ini memang relatif besar. Pendidikan berpengaruh dengan terjadinya obesitas, dikarenakan seseorang akan berpikir untuk memilih makanan yang tepat bagi dirinya (dari kandungan gizi serta pengolahan makanannya (Sundari, 2015).

(25)

10

TABEL II. Hasil Analisis Uji Komparatif Status Obesitas dengan Kejadian Hiperurisemia pada Pria

Hasil uji Fisher status obesitas berdasarkan Body Fat Percentage dengan kejadian hiperurisemia pada pria terdapat pada Tabel II. menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status obesitas dengan kejadian hiperurisemia berdasarkan Body Fat Percentage (p= 0,813) karena proporsi status obesitas yang tidak mengalami hiperurisemia lebih besar dibandingkan status obesitas yang mengalami hiperurisemia, oleh karena itu, status obesitas tidak berpengaruh dengan kejadian hiperurisemia di Dusun Tanjung, Desa Banjaroyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian yang dilakukan tidak sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dimana status obesitas memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian hiperurisemia (Silva, et al, 2015 dan Zhang et al, 2013).

TABEL III. Hasil Analisis Uji Komparatif Status Obesitas dengan Kejadian Hiperurisemia pada Wanita

(26)

11

hiperurisemia berdasarkan Body Fat Percentage (p= 0,607) karena proporsi status obesitas yang tidak mengalami hiperurisemia lebih besar dibandingkan status obesitas yang mengalami hiperurisemia oleh karena itu, status obesitas tidak berpengaruh dengan kejadian hiperurisemia di Dusun Tanjung, Desa Banjaroyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian yang dilakukan tidak sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dimana terdapat hubungan yang bermakna antara status obesitas dengan kejadian hiperurisemia (Silva et al, 2015 dan Zhang et al, 2013).

TABEL IV. Hasil Analisis Uji Komparatif Status Obesitas dengan Kejadian Hiperurisemia

Hasil uji Fisher jenis kelamin dengan kejadian hiperurisemia ditunjukkan pada Tabel IV. Menunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian hiperurisemia pada populasi dewasa di Dusun Tanjung, Desa Banjaroyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta dimana pria memiliki risiko mengalami hiperurisemia 0,933 kali daripada wanita. Wanita lebih kecil mengalami risiko hiperurisemia karena terdapat hormon estrogen yang membantu mengontrol dari pelepasan asam urat darah (Nan, et al, 2006). Nilai

(27)

12

kecil. Hasil penelitian menunjukkan CI melewati angka 1 dan rentangnya tidak cukup besar. Sehingga hasil penelitian dapat dikatakan tidak bermakna.

Uji Fisher antara usia dengan kejadian hiperurisemia ditampilkan pada Tabel IV. Uji statistik yang dilakukan menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara usia dengan kejadian hiperurisemia pada warga di Dusun Tanjung, Desa Banjaroyo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara teori faktor usia berkontribusi terhadap peningkatan serum asam urat yang dapat menyebabkan terjadinya hiperurisemia. Wanita mulai mengalami kenaikan asam urat ketika memasuki usia 80-89 tahun dibandingkan pada usia 20-29 tahun, sedangkan pada pria mempertahankan kondisi asam urat pada usia 60-69 tahun dibandingkan dengan usia 20-29 tahun. Faktor kenaikan asam urat tersebut disebabkan adanya hypoxanthine guanine phosporibosyl transferase yang berkurang dan terjadi peningkatan aktivitas fosfosfosil-pirofosfat synthetase yang mempengaruhi metabolisme purin (Povoroznyuk, 2012).

Keterbatasan pada penelitian ini antara lain Body Fat Percentage (BFP) dengan metode BIA tidak dapat dilakukan jika responden penelitian tidak sepenuhnya dalam keadaan puasa karena akan mempengaruhi pada proses elektrokimia yang dilakukan oleh timbangan BIA (Healthline, 2018). Selain itu, dapat terjadi bias penelitian dalam penentuan responden yang mengalami hiperurisemia, dimana untuk responden yang sehat tidak secara signifikan menunjukkan adanya kenaikan asam urat, dibandingkan dengan orang yang telah mengalami asam urat (Mangge, et al, 2013) sedangkan syarat responden yang mengikuti penelitian ini adalah sehat, sehingga yang mengalami asam urat dieksklusi saat awal penelitian. Penelitian ini juga menunjukkan hanya terdapat 3 dari 46 responden yang mengalami hiperurisemia. Hal ini disebabkan karena pola makan dari responden tersebut yang jarang mengkonsumsi makanan tinggi purin seperti jeroan, kepiting, udang, bayam, durian, tape, alkohol (Fitriyah, 2011). Penelitian ini juga tidak melakukan presisi tambahan (interday) dari POCT dalam memperoleh kadar asam urat karena keterbatasan waktu.

(28)

13

lambda), namun pada saat digunakan uji korelatif, peneliti tidak mendapatkan data untuk dianalisis secara statistik, sehingga perhitungan sampel mengikuti uji komparatif (Fisher). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini minimal 34 orang yang didapatkan melalui perhitungan berikut: Rumus menurut perhitungan yang berasal dari literatur Dahlan (2013) untuk pengambilan sampel pada penelitian ini adalah:

𝑛1 = 𝑛2 = ((𝑍𝛼 𝑥 √2𝑃𝑄+𝑍𝛽𝑥 √𝑃1𝑄1+𝑃2𝑄2)(𝑃1−𝑃2) )2 =

((1,96 𝑥 √2𝑥0,41𝑥0,59+0,84𝑥 √0,64𝑥0,36+0,18𝑥0,82)(0,64−0,18) )2 = 16,7 ≈ 17 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Pada penelitian ini, untuk menentukan nilai P1 maka digunakan OR dari penelitian yang sudah ada, dimana menggunakan penelitian Ma and Leung, (2017). n1=n2= 17+17= 34 responden. Sampel yang didapatkan pada penelitian ini adalah 46 sampel yang terdiri dari 16 pria dan 30 wanita.

KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa status obesitas berdasarkan Body Fat Percentage tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian hiperurisemia pada masyarakat Dusun Tanjung, Desa Banjaroyo, Kecamatan Kalibawang, Kabupatan Kulon Progo, Yogyakarta.

SARAN

1. Informasi mengenai lifestyle responden ditambahkan pada panduan wawancara untuk mendapatkan pembahasan dalam memberikan informasi tambahan.

2. Responden penelitian sebaiknya berpuasa sebelum mengikuti penelitian untuk menghindari terjadinya bias penelitian.

(29)

14

DAFTAR PUSTAKA

American Council on Exercise, 2010. ACE Personal Trainer Manual: The Ultimate Resource for Fitness Professionals. Fourth Edition. United States of America.

Bishop, L.M., Fody, P.E., Schoeff, E.L., 2010. Clinical Chemistry Techniquies, Principles, Correlations.

Burtis, C. A., Ashwood, E. R., and Bruns, D. E., 2008. Clinical Chemistry. Sixth Edition. Texas.

Carter, S., Caron, A., Richard, D., Picard, F., 2013. Role of Leptin Resistance in The Development of Obesity in Older Patients. Clinical Interventions in Aging, 2013 (8): 829–844.

Celik, N., Bideci, A., Emeksiz, H. C., Doger, E., Yuce, O., Camurdan, O., Cinaz, P., et. al., The Relationship of Metabolic Parameters with Serum Uric Acid and Percentage of Body Fat in Obese Adolescents. Turkish Journal of Pediatric Disease., 1-6.

Dahlan, M. S. 2009. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika. 1 (272). 157

Dahlan, M. S. 2013. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Dahlan, M.S., 2014. Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan.

Depkes RI, 2009. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 63. Depkes RI, 2014, Riset Kesehatan Dasar 2013, Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta, hal. 139 – 140.

Digate, M., 2017. What Are the Guidelines for Percentage of Body Fat Loss?, http://www.acefitness.org/acefit/healthy-living-article/60/112/what-are-the-guidelines-for-percentage-of-body-fat, diakses tanggal 14 September 2018.

Dinkes Kulon Progo, 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 (Data 2014). Kulon Progo, hal. 12.

Duarte, M. O., Ruelas, Y. F., Alcaraz, F. L., Equihua, M. D. T and Ramirez, C.A. S., et al., 2014. Correlation Between Percentage of Body Fat Measured by the Slaughter Equation and Bio Impedance Analysis Technique in Mexican Schoolchildren. Nutrición Hospitalaria, 29(I), 88 – 93.

Fenty., Widayati, A., and Hendra, P., 2016. Relationship of Body Fat Percentage and APO B/ APO A-1 Ratio as Cardiovascular Risk Marker in Rural Adults of Yogyakarta Indonesia. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 9 (2), 114-116.

Fitriyah, P. C., Juanita, F., dan Mudayan, A., 2011. Hubungan Obesitas dengan Kadar Asam Urat Darah di Dusun Pilanggadung Kecamatan Tikung Kabupaten Lamongan. SURYA, 9(2), 26-32.

(30)

15

Healthline, 2018. The 10 Best Ways to Measure Your Body Fat Percentage,

https://www.healthline.com/nutrition/ways-to-measure-body-fat#section1, diakses tanggal 26 September 2018.

Kryfti, M., Dimakou, K., Toumbis, M., Daniil, Z., Hatzoglou, C., et al., 2015. Effects of smoking cessation on serum leptin and adiponectin levels.

Tobacco Induced Diseases, 13 (30): 1-7.

Lizcano, F., and Guzman, G., 2014. Estrogen Deficiency and The Origin of Obesity during Menopause. BioMed Research International. 1-11.

Lockwood, W., 2015, Obesity: Methods of Assessment, RN.ORG®, LLC.

Ma, C. A and Leung, Y. Y., 2017. Exploring the Link Between Uric Acid and Osteoarthritis. Frontiers in Medicine. 4 (225), 1-10.

Mangge, et al., 2013. Uric Acid Best Predicts Metabolically Unhealthy Obesity Increased Cardiovascular Risk in Youth and Adults. Obesity Journal, 21(1), 71-77.

Nan, H., Qiao, Q., Dong, Y., Gao, W., Tang, B., Qian, R., et al., 2006. The Prevalence of Hyperuricemia in A Population of the Coastal City of Qingdao, China. The Journal of Rheumatology 2006. 33:37, 1346-1350. Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: P.T. Rineka

Cipta.

Novitasary, M. D., Mayulu, N., dan Kawengian, S. E. S., 2013. Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Obesitas pada Wanita Subur Peserta JAMKESMAS di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Manado.

Jurnal e-Biomedik (eBM)., 1 (2), 1040 – 1045.

Nurzakiah, Achadi, E., dan Sartika, R. A. D., 2010. Faktor Risiko Obesitas pada Orang Dewasa Urban dan Rural. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional.,5 (1), 29 – 34.

Paraskos, J., 2016. An Analytical Comparison Between Point Of Care Uric Acid Testing Meters. Journal of Taylor and Francis Group. (3), 373-382. Potsangbam, R., Laishram, D. S., Usham, R., and R., B. R. 2016. Age at

Menopause and Its Determinants. Annals of International Medical and Dental Research. 2 (6), 10-13.

Povoroznyuk, V.V., and Dubetska, G. S., 2012. Hyperuricemia and Age.

Gerontologija. 13(3): 149-153.

Rini, 2017. Hubungan Jenis Kelamin Dan Asupan Purin Dengan Kadar Asam Urat Pada Lansia Di Posyandu Peduli Insani Mendungan Desa Pabelan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Skripsi. 1-14.

Riskesdas, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 139 – 140.

Silva, H. A., Carraro, J. C. C., Bressan, J., Hermsdorff, H. H. M., 2015. Relation Between Uric Acid and Metabolic Syndrome in Subjects with Cardiometabolic Risk. Journal of Universidade Federal de Viçosa, Viçosa, MG, Brazil., 13(2), 202-208.

(31)

16

Smith, E., and March L., 2015. Global Prevalance of Hyperuricemia: A Systematic Review of Population-Based Epidemiological Studies., 67. Sundari, E., Masdar, H., Rosdiana, D., Angka Kejadian Obesitas Sentral Pada

Masyarakat Kota Pekanbaru. Jom FK. 2 (2): 1-16.

Tsushima, Y., Nishizawa, H., Tochino, Y., Nakatsuji, H., Sekimoto, R., and Nagao, H., et.al., 2013. Uric Acid Secretion from Adipose Tissue and Its Increase in Obesity. The Journal of Biological Chemistry., 1-13.

Uaratanawong, S., Suraamornkul, S., Angkeaw, S., Uaratanawong, R., 2011. Prevalence of Hyperuricemia in Bangkok Population. US National Library of Medicine National Instituets of Health.

Westgard, J., 2009. RCPA Allowable Limits of Performance for Biochemistry. https://www.westgard.com/rcpa-biochemistry.htm, diakses pada 4 Desember 2018.

Wisesa, I. B. N, dan Suastika, K., 2009. Hubungan antara Konsentrasi Asam Urat Serum dengan Resistensi Insulin pada Penduduk Suku Bali Asli di Dusun Teganan Pegringsingan Karangasem. Jurnal Penyakit Dalam., 10(2), 1-13.

World Health Organization (WHO)., 2011. Waist Circumference and Waist-Hip Ratio: Report of A WHO Expert Consultation. Who Library Cataloguing-in-Ppublication Data. 1-47.

World Health Organization (WHO)., 2016. Prevalence Obesity and Overweight. http;//www.who. Int/features/factfiles/obesity/en, diakses pada 12 September 2018.

Zhang, Z., Deng, J., He, L. P., Ling, W. H., Su, Y. X., and Chen, Y. M., et al., 2013. Comparison of Various Anthropometric and Body Fat Indices in Identifiying Cardiometabolic Distrubances in Chinese Men and Women.

(32)

17

(33)

18

(34)

19

(35)
(36)

21 Lampiran 4. Perhitungan sampel penelitian

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini minimal 34 orang yang didapatkan melalui perhitungan berikut :

Rumus menurut Dahlan (2013) untuk pengambilan sampel pada penelitian ini adalah:

𝑛1 = 𝑛2 = ((𝑍𝛼 𝑥 √2𝑃𝑄+𝑍𝛽𝑥 √𝑃1𝑄1+𝑃2𝑄2)(𝑃1−𝑃2) )2 =

((1,96 𝑥 √2𝑥0,41𝑥0,59+0,84𝑥 √0,64𝑥0,36+0,18𝑥0,82)(0,64−0,18) )2 = 16,7 ≈ 17

(37)

22

Lampiran 5. Timbangan berat badan, alat pengukur tinggi badan dan POCT (Point of Care Testing)

Timbangan BIA

Alat pengukur tinggi badan

(38)

23

(39)
(40)

25

(41)
(42)
(43)
(44)

29

(45)
(46)
(47)

32

% within Hiperurisemia 100.0% 100.0% 100.0%

(48)
(49)

34 Lampiran 13. Kalibrasi POCT Easy Touch ®

Ulangan Data

Kadar Asam Urat (mg/dL)

Rerata SD CV

1 4,9 5,171 0,229 4,426%

2 5,1

3 5,4

4 5,4

5 5,1

6 4,9

(50)

35

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi berjudul “Hubungan Status Obesitas berdasarkan Body Fat Percentage

Gambar

Tabel III. Hasil Analisis Uji Komparatif Status Obesitas dengan Kejadian
Gambar 1. Proses pengambilan responden .............................................................3
Gambar 1. Proses pengambilan responden
Tabel I. Karakteristik Responden Penelitian (n=46)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis data diketahui bahwa secara simultan tingkat bagi hasil mudharabah, financing to deposit ratio, dan suku bunga deposito berpengaruh terhadap

3) Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan meneliti kelengkapan persyaratan dan apabila telah lengkap selanjutnya menerbitkan Surat permohonan penghapusan BMN karena

Jika pekerja radiasi bekerja selama 15 menit perhari dalam 5 hari maka dalam 1 tahun pekerja radiasi akan menerima dosis sebesar 0,376 Sv dan masih di bawah batas ambang nilai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi Program Keluarga Harapan di Kelurahan Kranggan sudah dilaksanakan dengan baik, pelaksana kebijakan ada penyusunan anggota

FKDC sebagai mediator transaksi. FKDC sebagai mediator transaksi bertugas untuk mengelola hasil transaksi pembelian jasa lingkungan dari PT. KTI untuk selanjutnya disalurkan

Tahapan pengerjaan website dimulai dari perancangan struktur navigasi, perancangan database, langkah langkah pembuatan website, Register, Upload CMS (Content Management

Pengujian terhadap konstruksi mata jaring dinding dasar mendapatkan bahwa konstruksi mata jaring berbentuk persegi panjang dengan ukuran l dan w = 2,4 × 2,8 (cm) adalah

Pada hasil 5 why analysis diatas dapat dilihat bahwa faktor kecelakaan ibu jari kaki kanan retak akibat tertimpa tangga besi perancah dapat terjadi adalah karena tangga